Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

DENGAN DIAGNOSA MEDIS MIOMA UTERI

Disusun untuk memenuhi tugas stase Keperawatan Maternitas

Disusun oleh :

KELOMPOK 3

1. Fitriyani Widia J.0105.23.008


2. D. Siti Latifah J.0105.23.005
3. Deis Rimayanti J.0105.23.010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS TAHAP PROFESI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR CIMAHI

2023
TINJAUAN KASUS

1. PENGKAJIAN
A. Identitas

Nama : Ny. R

Umur : 39 Tahun

Jenis kelamin : Wanita

Suku/bangsa : Indonesia

Status perkawinan : Cerai

Pendidikan : Tidak sekolah

Pekerjaan : Petani

Alamat : Kr tengah

Tanggal masuk : 19 januari 2020

Tanggal pengkajian : 20 januari 2020 jam 10.00 wib

No RM : 997654

Diagnosa keperawatan : Mioma uteri

Penanggung jawab

Nama : Tn. S

Umur : 25 tahun

Hub. dengan pasien : Anak

Suku/bangsa : Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan : Smp

Pekerjaan : Wiraswasta

B. Riwayat keperawatan
1. Keluhan utama
Pasien menyatakan nyeri pada perut bagian bawah
2. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien datang dari IGD dengan keluhan nyeri perut bagian bawah, sakit saat BAK, gejala
itu ada sejak kurang lebih dari 3 hari yang lalu. Kemudian keluarga membawa ke RSUD
Ungaran untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut
3. Riwayat kesehatan yang lalu
Pasien menyatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita sakit dengan pasien dan
tidak mempunyai penyakit lain seperti HT dan DM
4. Riwayat produksi Pasien menyatakan pada saat menstruasi merasa sakit haid 7 hari siklus
haid 28 hari
5. Riwayat obstetric

Umur Jenis Penyaki Jenis


No Tahun Riwayat BB PJ
kehamilan penolong t kelamin
9 bulan 5 Dukun
1 25 - - Normal 3kg 40cm
hari desa
6. Riwayat keluarga berencana
Pasien menyatakan mengikuti KB spiral sejak 9 tahun yang lalu
C. Pengkajian Pola Fungsional
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
- Sebelum : pasien menyatakan selalu menjaga kesehatan dan menganggap kesehatan
adalah hal yang utama
- Selama : pasien menyatakan kesehatan adalah hal yang paling berharga
2. Pola nutrisi dan metabolic
- Sebelum : pasien menyatakan makan 3x sehari dengan komposisi nasi, sayur, dan
lunak serta minum air putih
- Selama : pasien menyatakan tidak mengalami masalah dengan pola nafsu makan dan
selalu menghabiskan porsi makanan yang disediakan oleh rumah sakit
3. Pola eliminasi
- Sebelum : pasien menyatakan BAB 1 kali dengan karakteristik lunak, kuning, bau
khas dan BAK 4-5x sehari, kuning, bau khas
- Selama : pasien menyatakan BAB 1 kali dengan karakteristik lunak, kuning, bau khas
dan BAK merasa sakit saat mengeluarkan urine kemudian dipasang DC volume rata-
rata 800cc perhari
4. Pola aktivitas dan latihan
- Sebelum : pasien menyatakan beraktitfitas seperti bekerja dan lain-lain tanpa bantuan
orang lain
- Selama : pasien menyatakan setelah di rawat dari RS semua kegiatan dibantu oleh
keluarga
5. Pola persepsi dan kognitif
- Sebelum : pasien menyatkan tidak ada gangguan dengan indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, dan peraba
- Selama : pasien menyatakan tidak ada gangguan dengan indra penglihatan,
penciuman dan peraba
6. Pola istirahat dan tidur
- Sebelum : pasien menyatakan tidur 8-9 jam perhari dengan nyenyak
- Selama : pasien menyatakan pasien tidur 6-7 jam perhari dan sering terbangun pada
malam hari
7. Pola persepsi diri dan kognitif
- Body image : klien tidak malu dengan keadaannya yang sekarang
- Identitas : klien sebagai tulang punggung
- Peran : klien berperan sebagai ibu rumah tangga dan mengalami perubahan karena
sakit yang dialami
- Ideal diri : klien berharap agar cepat sembuh dan kembali beraktifitasseperti sedia
kala
- Harga diri : klien tidak merasa rendah diri ataupun minder dengan kedaannya yang
sekarang
8. Pola hubungan sosial
- Sebelum : pasien menyatakan tidak ada masalah dengan orang lain dan mampu
beradaptasi dengan lingkungan
- Selama : pasien masih mampu berinteraksi dengan perawat dokter maupun keluarga
dan orang lain
9. Pola seksual dan reproduksi
Pasien menyatakan tidak bisa melakukan hubungan seksual karena sudah bercerai dengan
suaminya
10. Pola mekanisme koping
Pasien adalah orang yang tegar dalam mengatasi masalahnya dengan dirundingkan
bersama anggota keluarganya
11. Pola nilai dan kepercayaan
Klien menganut agama islam dan klien selalu menjalankan ibadah sholat dan berdoa
dirumah tapi selama sakit klien hanya bisa berdoa saja
D. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan : compos mentis
2. TD : 110/70 mmhg
3. N : 88x/ menit
4. RR : 20 xmenit
5. S : 36 C
6. BB : 44 kg
7. TB : 156 cm
8. Lila : 24 cm
9. Kepala : masosepal
10. Mata : konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik
11. Hidung : bersih, tidak terdapat sosius dan polip
12. Telinga : tidak ada peradangan, tidak ada nyeri tekan dan tidak menggunakan alat
bantu dengar dan tidak ada mastoiditis
13. Mulut : mukosa lembab, mulut bersih dan gigi caries
14. Leher : tidak ada pembesaran tiroid dan limfa
15. Dada : simetris
- Paru-paru
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, vocal premitus sama
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler
- Jantung : simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : pekak
Auskultasi : reguler
16. Abdomen : simetris datar
- Palpasi : perut odema, terdapat nyeri tekan
- Auskultasi : suara bising usus 18x/menit (5-24 x/menit)
- Perkusi : tympani
- P : nyeri saat bergerak
- Q : seperti ditusuk jarum
- R : perut bagian bawah sampai vagina
- S : skala 6
- T : kurang lebih 10 menit
17. Genetalia : bersih, tidak ada luka terpasang DC
18. Ekstermitas : tidak ada odema, terpasang selang infus NaCL pada tangan kanan
19. CRT : <3 detik
20. Turgor : normal
21. Kulit : bersih, tidak ada sianosis

E. Data penunjang
1. Pemeriksaan USG : terdapat daging seperti gumpalan darah
2. Program terapi
- NaCL : 12 tpm
- WB
F. Laboratorium

Pemeriksaan Hasil Normal Satuan


Hb 3,7 11,5-16,0 g/dl
Leukosit 4,4 4,0-11 10^3/ul
Trombosit 383 150-440 10^3/ul
Hematokrit 13,4 35,0-49,0 %
Eritrosit 2,18 3,8-5,2 10^6/ul
Granula 69,9 50-70 %
Limfosit 29,7 20-40 %
Monosit 5,4 2-8 %
MCV 61,6 82-91 FI
MCH 16,9 27-31 Pg
MCHC 27,6 32-56 g/dl
RDW 21,5 11,6-19,8 %
GOL B - -
GDS 100 70-140 g/dl
Hbs Ag - - -

G. Analisa Data

Data penunjang Etiologi Masalah keperawatan


DS Mioma Uteri Nyeri akut
Klien mengeluh nyeri perut 
bagian bawah dan nyeri saat Pembesaran uterus

bergerak,nyeri seperti ditusuk
Gangguan sirkulasi &
jarum, sakit saat BAK, sakit
penekanan syaraf
saat menstruasi,

DO
Nekrosis
- Skala nyeri 6
- Hasil USG : terdapat 

daging seperti gumpalan Inflamasi



darah
Nyeri akut
DS Mioma Uteri Perfusi perifer tidak efektif
Klien mengeluh nyeri perut 
bagian bawah dan nyeri saat Perdarahan / pembesaran

bergerak uteri

DO
Kadar Hb dalam darah
- Edema perut bagian
menurun
bawah

- Hb↓ 3,7 g/dl
Penurunan suplai O2
- Ht↓ 13,4 % 
- Eritrosit↓ 2,18 10^6/ul Perfusi perifer tidak efektif
- MCV↓ 61,6 FI
- MCH↓ 16,9 Pg
- MCHC↓ 27,6 g/dl
- RDW↑ 21,5 %
- Hasil USG : terdapat
daging seperti gumpalan
darah
DS Mioma Uteri Gangguan eliminasi urin
Klien mengeluh sakit saat 
BAK pembesaran uteri

DO
Penekanan
- Terpasang DC

- Output urine 800 cc/hari Kandung kemih/ ureter/
- Hasil USG : terdapat uretra
daging seperti gumpalan 
darah Poliuri/ retensi urin

Gangguan eliminasi urin
DS Mioma Uteri Intoleran aktivitas
Klien mengatakan selam 
dirawat aktivitas klien di Perdarahan / pembesaran

bantu keluarga uteri


DO 

- Terpasang DC Kadar Hb dalam darah


menurun
- Hasil USG : terdapat

daging seperti gumpalan
Penurunan suplai O2
darah

- Edema perut bagian Kelemahan
bawah 
- Hb↓ 3,7 g/dl Intoleran aktivitas
- Ht↓ 13,4 %
- Eritrosit↓ 2,18 10^6/ul
- MCV↓ 61,6 FI
- MCH↓ 16,9 Pg
- MCHC↓ 27,6 g/dl
- RDW↑ 21,5 %

H. Diagnosis keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (mioma uteri) d.d DS/DO
2. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin d.d DS/DO
3. Gangguan eliminasi urin b.d penekanan kandung kemih d.d DS/DO
4. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen d.d DS/DO
I. Intervensi keperawatan

N
Diagnosis keperawatan Luaran keperawatan Intervensi keperawatan Rasional
o
1 Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan intervensi 1. Manajemen nyeri 1. Manajemen nyeri
pencedera fisiologis keperawatan selama 3x 24 Observasi Observasi
(mioma uteri) d.d jam, maka Tingkat nyeri 1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, 1) mengidentifikasi dimana letak lokasi nyeri,
DS/DO menurun dengan kriteria hasil: frekuensi, kualitas, intensitas nyeri bagaimana karakteristik nyeri tersebut,
- Meringis menurun berapa lama durasi dari nyeri itu sendiri,
- Sikap protektif menurun frekuensi, kualitas, serta intensitas dari teri
- Gelisah menurun tersebut
- Pola tidur membaik 2) Identifikasi skala nyeri 2) mengidentifikasi berapa skala nyeri (1-10)
- Pola nafas membaik 3) Identifikasi respons nyeri nonverbal 3) melakukan respons nyeri secara nonverbal
- Nafsu makan membaik (visual)
4) Identifikasi factor yang memperberat dan 4) mengidentifikasi apa saja factor yang
memperingan nyeri memperberat nyeri tersebut
5) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang 5) mengidentifikasi tentang pengetahuan
nyeri mengenai nyeri kepada pasien
6) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon 6) mengidentifikasi apakah factor budaya dapat
nyeri memperngaruhi adanya respon nyeri
7) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup 7) untuk menentukan toleransi aktifitas yang
8) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang dilakukan
sudah diberikan 8) mendampingi keberhasilan terapi
9) Monitor efek samping penggunaan analgetik komplementer yang telah diberikan
9) dengan berikannya terapi untuk mengurangi
rasa nyeri, serta pendamping penggunaan
Terapeutik teknik farmakologi
1) Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi Terapeutik
rasa nyeri (mis, TENS, hypnosis, akupresur, terapi 5) agar mempercepat proses pemulihan
music, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
teknik imaginasi terbimbing, kompres hangat atau
dingin, terapi bermain)
2) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri(
mis, suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
3) Fasilitasi istirahat dan tidur 6) mengontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri pasien
4) pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri 7) meningkatkan kenyamanan klien untuk
beristirahat
Edukasi 8) jika tidak seimbangnya pemilihan strategi
1) jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri untuk meredakan nyeri, maka rasa nyeri itu
akan kembali
Edukasi
1) perawat menjelaskan apa saja penyebab dari
2) jelaskan strategi meredakan nyeri terjadinya nyeri tersebut, periodenya serta
pemicu nyeri itu sendiri
2) perawat menjelaskan stratergi untuk
3) anjurkan memonitor nyeri secara mandiri meredakan nyeri mau itu secara farmakologi
atau non farmakologi
4) anjurkan menggunakan analgetik secara tepat 3) Menganjurkan merasakan nyeri secara
mandiri dengan skala nyeri (1-10)
5) ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi 4) Meberikan analgetik yang tepat agar rasa
rasa nyeri nyeri dapat berangsur berkurang
5) Ajarkan kepada pasien atau keluarga pasien
Kolaborasi teknik nonfarmakologis untuk membantu
1) kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
2. Kompres Panas 1) Analgetik adalah obat anti nyeri
Observasi
1) Identifikasi kontraindikasi kompres panas 2. Kompres Panas
2) Identifikasi kondisi kulit yang akan dilakukan Observasi
kompres panas
1) Untuk mencegah komplikasi
3) Periksa suhu kompres 2) Melihat adanya kemerahan pada area yang
dikompres, atau lesi pada area yanga akn
4) Monitor iritasi kulit atau kerusakan jaringan dikompres
selama 5 menit pertama 3) Jika suhu terlalu tinggi bisa menyebabkan
cedera pada area yang akan dikompres
Terapeutik 4) Hentikan jika ada iritasi atau kerusakan pada
1) Pilih metode kompres yang nyaman dan mudah jaringan
didapat Terapeutik
2) Pilih lokasi kompres 1) Lebih efektik dan ekonomis
3) Balut alat kompres panas dengan kain pelindung
4) Lakukan kompres panas pada daerah yang cedera 2) Lokasi nyeri yang akan dikompres
Edukasi 3) Mencegah cedera
1) Jelaskan prosedur penggunaan kompres panas
4) Untuk mengurangi nyeri/peradangan
2) Anjurkan tidak menyusaikan pengaturan suhu
secara mandiri tanpa pemberitahuan sebelumnya Edukasi
Ajarkan cara menghindari kerusakan jaringan akibar 1) Agar klien mengetahui manfaat kompres
panas panas dan dapat melakukan secara mandiri
2) Agar menghindari cedera lanjutan

Agar klien dapat mengidentifikasi sebelum terjadi


kerusakan jaringan
2 Perfusi perifer tidak Setelah dilakukan 1. Perawatan sirkulasi
efektif b.d penurunan tindakankeperawatan selama 2 a. Observasi
konsentrasi hemoglobin x 24 jam maka perfusi perifer 1) Periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi perifer, 1) Untuk mengetahui ada atau tidaknya nilai
d.d DS/DO meningkat dengan kriteria edema, pengisian kapiler, warna, suhu, suatu abnormal pada sirkulasi perifer
hasil : anklebrachial index) 2) Untuk memastikan ada atau tidaknya factor
- Edema menurun 2) Identifikasi factor resiko gangguan sirkulasi dari resiko gangguan sirkulasi
( mis. Diabetes, perokok, orang tua, hipertensi, 3) Untuk mengetahui perubahan tingkat panas,
- Hasil lab membaik dan kadar kolestrol tinggi) kemerahan, nyeri dan edema
3) Monitor panas, kemerahan, nyeri atau bengkak
dan ekstremitas

b. Terapeutik
1) Hindari pemasangan infus atau pengambilan 1)
darah di area keterbatasan perfusi 2)
2) Hindari pengukuran tekanan darah pada 3) Untuk mencegah adanya nyeri tambah
ekstremitas dengan keterbatasan perfusi 4) Untuk mencegah agar tidak terjadinya
3) Hindari penekanan dan pemasangan tourniquet penyakit baru akibat infeksi dan menambah
pada area yang cidera waktu sakit
4) Lakukan pencegahan infeksi 5) Untuk menjaga personal hygiene pasien dan
5) Lakukan perawatan kaki dan kuku mencegah terkumpulnya bakteri dan kuman
6) Lakukan hidrasi 6) Untuk mencegah tubuh kekurangan mineral
dan ion
c. Edukasi
1) Anjurkan berhenti merokok
2) Anjurkan berolahraga rutin 1) Untuk mencegah adanya resiko yang lebih
3) Anjurkan mengecek air mandi atau menghindari berat
kulit terbakar 2) Untuk mempercepat proses kesembuhan
4) Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan dalam pengobatan
darah, antikougulan, dan penurunan kolestrol,
jika perlu
5) Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah
secara teratur
6) Anjurkan menghindari penggunaan obat penyekat
beta
7) Anjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat
(mis. Melembabkana kulit kering pada kaki)
8) Anjurkan program rehabilitas vascular
9) Ajarkan program diet untuk memperbaiki
sirkulasi (mis. Rendah lemak jenuh, minyak ikan
omega 3)
10) Informasikantanda dan gejala darurat yang
harus dilaporkan (mis. Rasa sakit yang tidak
hilang saat istirahat, luka taidaak sembuh,
hilangnya rasa)
3 Gangguan eliminasi urin
b.d penekanan kandung Setalah dilakukan tindakan Manajemen eliminasi urin
kemih d.d DS/DO keperawatan selama 3x2 jam, Observasi
maka eliminasi urin membaik, 1. Identifikasi tanda dan gejala retensi dan
dengan kriteria hasil : inkontinensia urin
- Sensasi berkemih 2. Indentifiksi faktor yang menyebabkan retensi
meningkat atau inkontinensia urine
- Desakan berkemih 3. Monitor eliminasi urine
menurun Terapeutik
- Distensi kandung kemih 1. Catat waktu-waktu dan haluaran berkemih
menurun 2. Batasi asupan cairan
- Berkemih tidak tuntas 3. Ambil sampel urin tengah
menurun Edukasi
- Volume residu urun 1. Ajarkan tanda dan gejala ISK
menurun 2. Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran
- Nokturia menurun urin
- Mengompol menurun 3. Ajarkan mengambil spesimen urin midstream
4. Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu
- Dysuria menurun
yang tepat untuk berkemih
- Anuria menurun
5. Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot
- Frekuensi BAK membaik
panggul/berkemih
- Karakteristik urin 6. Anjurkan minum yang cukup
membaik 7. Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat supositoria uretra. Jika
perlu
4 Intoleransi aktiviyas b.d Seetelah dilakukan tindakan Manajemen Energi
ketidakseimbangan keperawatan selama 2x 24 jam Observasi Observasi
suplai dan kebutuhan maka toleransi aktivitas
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang 1. Untuk menghindari terjadinya keadaan
oksigen d.d DS/DO meningkat dengan kriteria
hasil: mengakibatkan kelelahan yang semakin parah
- Lelah menurun 2. Monitor kelelahan fisik dan emosional 2. Untuk management fisik dan emosional
- Hasil lab membaik
3. Monitor pola dan jam tidur 3. Untuk mengetahui apakah istirahat
4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama terpenuhi
melakukan aktivitas 4. Untuk memberikan tindakan keperawatan
yang dapat mengurangi ketidaknyamanan
Terapeutik Terapeutik
1. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah 1. Untuk menghindari kondisi yang semakin
stimulus (mis. cahaya, suara, kunjungan) parah
2. Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/aktif 2. Untuk membantu menstabilkan dalam
3. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan melakukan aktivitas
4. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak 3. Untuk mengurangi rasa ketidaknyamanan
dapat berpindah atau berjalan 4. Untuk memudahkan pasien melakukan
aktivitas

Edukasi Edukasi
1. Anjurkan tirah baring 1. Untuk menghindari terjadinya kondisi
2. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap yang lebih parah pada pasien
3. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda 2. Untuk menghindari terjadinya kondisi
dan gejala kelelahan tidak berkurang yang lebih parah pada pasien
4. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi 3. Untuk dapat menentukan tindakan
kelelahan keperawatan yang selanjutnya akan
dilakukan
4. untuk mengatasi situasi kelelahan pasien
Kolaborasi
Kolaborasi 1. Untuk meningkatkan nutrisi pasien
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan

Anda mungkin juga menyukai