Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

PADA ANAK Y DENGAN GASTROENTRITIS


DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGUDI WALUYO
(KASUS DARING)

OLEH :
RISKA APRILIANA SARI
071211020

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2022
Tanggal Pengkajian : 3 maret 2022
I. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : An.Y
TTL : Semarang, 1 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Jawa
TB/BB : 8.6 kg
Alamat : Semarang
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. I
Jenis Kelamin : Laki- Laki
Umur : 26 tahun
Agama : islam
Suku : Jawa
Hub dengan Klien : Ayah kandung
Pekerjaan : swasta
Alamat : Semarang
Tanggal Masuk : 1 maret 2022
c. Diagnose Medis : gastroentritis
II. Riwayat Kesehatan
1. Keluahan utama :

Saat pengungkapan dilakukan pada tanggal 03-06-2010 ibu klien


mengatakan An. Y BAB ± 6 hari, dalam satu hari BAB ≥10 kali cair
dan muntah.
2. Riwayat kesehatan saat ini :

Ibu klien mengatakan sebelum dibawa kerumah sakit ±6 hari mencret


dan dalam satu hari An. Y mencret lebih dari 10 kali cair dan muntah.
Sudah diperiksakan kedokter spesialis anak tidak ada perubahan lalu
keluarga membawa anak kerumah sakit roemani tanggal 28-02-2022,
diperisa oleh dokter dan disarankan untuk rawat inap.
3. Riwayat kesehatan masa lalu
Ibu klien mengatakan An. Y sebelumnya belum pernah menderita
diare ataupun gastroenteritis dan baru kali ini An. Y dirawat dirumah
sakit.
Kecelakaan : pasien tidak pernah mengalami kecelakaan
sebelumnya
Pernah dirawat : - , penyakit : - waktu : -
Pernah operasi : tidak , jenis :- waktu :-
Alergi makanan : pasien tidak mempunyai alergi makanan dan obat-
obatan
a. Prenatal care
saat hamil ibu sering memeriksakan kehamilannya pada bidan
mendapat imunisasi TT 1x, vitamin dan penambahan darah.
b. Natal
An. Y lahir dengan BB 2900 gram, panjang badan 48 cm lahir
dengan normal dirumah bersalin dengan umur kehamilan 9
bulan.
c. Post natal
Tidak ada kelainan pada An. Y setelah kelahiran, anggota tubuh
lengkap, anus ada, genitalia ada.
Riwayat imunisasi
Jenis
Waktu pemberian Reaksi setelah pemberian
Imunisasi
BCG √
Hepatitis B √
Polio √
DPT √
Campak
4. Riwayat kesehatan keluarga
Kebiasaan hidup sehat : -
Penyakit menular : pasien tidak memiliki penyakit menular
Penyakit menurun : psien tidak memiliki penyakit menurun
5. Genogram

6. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan :


Pertumbuhan : berat badan saat ini : 8,6 kg

Gigi sudah tumbuh

Perkembangan : umur 3 bulan anak sudah bisa mengangkat kepala


memasukkan tangan kemulut. Umur 6 bulan anak sudah bisa
duduk dengan kepala tegak, anak 8 bulan mulai merangkak.umur
12 bulan pasien sudah bisa berdiri dan mulai berjalan sendiri.
7. Reaksi hospitalisasi
a. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak : iya
Perasaan orang tua saat ini : orang tua khawatir pada keadaan
anaknya
Orang tua selalu berkunjung ke RS : iya, orang tua pasien selalu
menunggu anaknya di RS
Yang tinggal dengan anak : orang tua pasien
b. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap : anak atakut bila
berpisah dengan orang tuanya.

A. Pola Kesehatan Fungsional


1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Keluarga klien mengatakan bahwa kesehatan sangatlah penting
khususnya An. Y karena masih balita.upaya keluarga untuk
mempertahankan kesehatannya yaitu dengan memberikan makanan
yang bergizi serta nutrisi tambahan bagi An. Y serta selalu menjaga
lingkungan tempat tinggalnya dan peralatan bermain anaknya.
2. Pola Nutrisi dan Metebolik
Sebelum sakit An. Y makan sesuai porsi yang diberikan oleh ibunya
3x/hari selalu habis dan terkadang lebih, jenisnya nasi yang
dihaluskan, kuah sayuran,lauk dan susu. Selama sakit An. Y
mengalami penurunan BB yang sebelumnya 10 kg menjadi 8,6 kg
nafsu makan An.Y juga menurun, pada saat makan disuapi ibunya
An. Y selalu muntah.

3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit An. Y BAB secara norma dan tidak ada gangguan
dalam satu hari ±1 kali dengan konsistensi kuning kecoklatan
lembek, selama sakit An. Y BAB lebih dari 10 kali dalam sehari
dengan konsistensi cair. Untuk BAK an. Y tidak mengalami
masalah, dalam satu hari ± 2 kali bak.

4. Pola Aktivitas dan Latihan


Sebelum sakit klien melakukan aktivitasnya tanpa ada masalah yaitu
bermain-main dengan teman-temannya dan selama sakit klien
banyak tiduran didampingi oleh ibunya, ketika jenuh An. Y minta
untuk digendong untuk jalan-jalan keluar bangsal.
5. Pola Istirahat dan Tidur

Sebelum sakit An. Y tidur selalu nyenyak tidak ada gangguan,


selama sakit klien mengalami gangguan dalam tidurnya karena
rewel selalu menangis dan dalam satu hari mencret lebih dari 10
kali.

6. Pola Persepsi dan Kognitif

Klien tidak ada keluhan yang berkenaan dengan kemampuan sensasi


yaitu penglihatan, pendengaran, penghidu, pengecap maupun sensasi
perubahan. Klien juga tidak menggunakan alat bantu pendengaran
maupun alat bantu penglihatan.

7. Pola Hubungan dengan Orang Lain

Keluarga mengatakan An. Y tidak ada masalah dalam berhubungan


dengan teman sebayanya, pada saat pengkajian An. Y tidak merasa
takut dengan petugas perawat klien selalu tenang dan tidak
menangis.

8. Pola Reproduksi dan Seksual

An. Y berjenis kelamin perempuan dengan umur 1 tahun, tidak ada


gangguan diorgan reproduksinya.

9. Persepsi dan Konsep Diri

An. Y tidak mengalami ketakutan pada perawat ataupun petugas


kesehatan lainnya, Setiap dilakukan tindakan keperawatan pada An.
Y selalu tenang.

10. Pola Mekanisme Koping


An. Y ketika merasa takut hanya memandangi petugas perawat yang
merawatnya sambil memegangi tangan ibunya.
11. Pola Nilai Kepercayaan / keyakinannya
Keluarga An. Y beragama islam dan Alhamdullilah dalam keluarga
klien tidak ada keyakinan / kebudayaan yang bertentangan dengan
kesehatan maupun dalam pengobatan yang dijalani.
B. Pengkajian Fisik
1. Penampilan / keadaan umum : klien terlihat lemah
2. Tingkat kesadaran : composmeti

3. Tanda – tanda vital


Suhu : 385 oC
Respirasi rate : 36 x /menit
Nadi : 118 x/menit

4. Pengukuran Autopometri

Berat Badan: 8,6 kg

Tinggi Badan: 78 cm

Lingkar Lengan Atas : 14 cm


5. Kepala : Bentuk mesochepal,tidak ada benjolan
Rambut : Hitam, bersih
Mata : Cekung, konjungtiva anemis, ada sedikit secret.
Hidung : Tidak ada sekret, tidak memakai selang oksigen, tidak
ada epistakses
Telinga : Kemampuan mendengar normal, simetris tubuh, tidak
ada nyeri, tidak ada sekret / pembengkakan
Mulut : Selaput mukosa kering, kebersihan gigi bersih.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.
6. Dada dan Thoraks : pergerakan dada dan thorak sama, tidak
nampak penggunaan otot bantu pernafasan

7. Abdomen
Kembung, tidak ada luka, bentuk simetris Bising usus > 30 x
/menit
8. Genital : tidak menggunakan kateter
9. Anal : ada kemerahan dan lecet.
10. Ekstremitas : Kuku bersih, turgor jelek, capilary refill time > 3
detik, untuk mobilitas dan keamanan (koordinasi otot, pergerakan
tubuh) di semul ekstremitas baik, terpasang infus RL di ekstremitas
atas dekstra

C. Data penunjang

1. Laboratorium 02-06-2020
jam : 10:11:55 am Pemeriksaan
hasil satuan normal

Hemoglobin : 12,3 gr/dl 11.00-1300

Hematokrit : 36,8 % 36.0-44.0

Leukosit : 8.400 ribu /mmk 6.00-18.00

Trombosit : 438.000 ribu /mmk 150.000-400.000

Erytrosit : 3,86 juta/mmk 3.60-5.00

MCV : 88 FL 77.00-101.000

MCH : 28 pg 23.00-31.00

MCHC : 23.00-36.00
31 g/dl

2. Pemeriksaaan feses Warna : kuning

Konsistensi : cair
Bakteri : (+)
Sudan III : (+)
3. Diet :bubur tempe, LLM (susu rendah laktosa)

4. Therapy
VitBc3x1/2tab
Paracetamol 3x100 mg
Kalmoxicilin 3.200 mg
RL : 12 tpm

III. Analisa Data


Kemungkinan Masalah
No. Analisa Data
penyebab Keperawatan
1. Ds: Factor malabsorbsi, Diare
- Ibu pasien mengatakan factor makanan, factor
BAB ± 6 hari psikolog, factor infeksi
- BAB ≥ 10 kali cair
- Muntah Penyerapan sari- sari
Do : makanan dalam saluran
- Feses lembek pencernaan tidak
- Peristaltic usus : adekuat
30x/menit
- kembung Diare

- Bising usus hiperaktif


- Leukosit : 8400
ribu/mmk
2. Ds: Agen pirogenik Hipertermia
- Ibu pasien mengatakan
pasien rewel Suhu tubuh naik
- Badan hangat
Hipertermia
Do:
- T : 38.5oC
- Bakteri : (+)
- Sudan III : (+)
- RR : 36x/menit
- Nadi : 118x/menit
- Paracetamol 3x100 mg
- Kalmoxicilin 3.200 mg
3. Ds: Diare hypovolemia
- Ibu pasien mengatakan
anak Y BAB ± 6 hari Terjadi rangsangan
- BAB ≥ 10 kali cair sehingga usus
- Ibu pasien mengatakan mengeluarkan isinya
BB turun dari 10kg
menjadi 8.6kg Kehilangan cairan dan

- Muntah elektrolit berlebih

Do:
- turgor jelek, Resiko hypovolemia

- capilary refill time > 3


detik
- RR : 36x/menit
- Nadi : 118x/menit
- Suhu : 38.5oC
- Dehidrasi berat 14%
- Balance cairan – 1350
- Selaput mukosa kering
- Mata cekung, anemis
- Ubun- ubun cekung
4. Ds: Diare nausea
- pada saat makan
disuapi ibunya An. Y Inflamasi saluran
selalu muntah. pencernaan
- Terjadi penurunan
berat badan dari Mual- muntah
10kg menjadi 8.6kg
- nafsu makan An.Y Nausea

juga menurun
Do:
- pasien tampak rewel
- BB : 8.6
- PB : 78
- Lingkar Lengan
atas : 14
- Diet :bubur tempe,
LLM (susu rendah
laktosa)
5. Ds: Gastroenteritis Gangguan
integritas kulit
- Ibu klien mengatakan
Kehilangan cairan +
klien rewel selalu
menangis elektrolit

- dalam satu hari mencret


lebih dari 10 kali. Kulit diperianal lama
kontak dengan cairan
Do:
dan Bakteri
- anal : anal kemerahan
dan lecet
Iritasi anus
- turgor kulit jelek

- bakteri + Gangguan integritas


kulit
- sudan III +

IV. Diagnosa Keperawatan


1. D.0020 Diare berhubungan dengan inflamasi gastrointestinal
2. D.0130 hipertermia berhubungan dengan proses penyakit
3. D.0023 Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
4. D.0076 nausea berhubungan dengan iritasi lambung
5. D.0129 gangguan integritas kulit berhubungan dengan terlalu lama
kontak dengan cairan dan bakteri

V. Rencana Keperawatan
No
SDKI SLKI SIKI
.
1. D.0020 Diare L.0058 Status Cairan I.03101 Manajemen diare
Setelah dilakukan Aktivitas- aktivitas :
intervensi keperawatan Observasi
selama 3x 24 jam maka -Idetifikasi riwayat
status cairan membaik pemberian makanan
dengan Kriteria Hasil : -Identifikasi gejala
- Pengontrolan invaginasi
pengeluaran feses -Identifikasi faktor
meningkat dari 2 ke 5 penyebab
- Konsistensi feses -Monitor turgor kulit secara
membaik dari 2 ke 5 teratur
- Frekuensi buang air -Monitor iritasi dan ulserasi
besar menurun dari 2 kulit di daerah perianal
k3 5 -Monitor jumlah
- kulit perianal pengeluaran diare
membaik dari 2 ke 5 Terapeutik
- Peristaltik membaik -Periksa tanda dan gejala
dari 2 ke 5 diare
- Turgor kulit -Anjurkan pasien dan
meningkat dari 2 ke 5 keluarga
- Intake membaik dari -untuk mencatat warna,
3 ke 5 volume, frekuensi, dan
- Frekwensi &tekanan konsistensi tinja
nadi membaik dari 3 -Anjurkan makan seikit dan
ke 5 sering secara bertahap
- Membran mukosa Edukasi
membaik dari 2 k3 5 -Ajarkan menghindari
- Suhu tubuh membaik makanan pembentuk gas,
dari 2 ke 5 pedas, dan mengandung
- Kekuatan tubuh laktosa
meningkat dari 2 ke 5 -Ajarkan penggunaan obat
anti diare
Kolaborasi
-Kolaborasi pemeriksaan
tinja dan pemberian obat
-Manajemen cairan
-Monitor status hidrasi
(frekuensi/kekuatan nadi,
akral,
-pengisian kapiler,
-kelembapan mukosa, turgor
kulit, tekanan darah)
-Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
-Catat intake dan output
cairan
-Berikan asupan cairan
sesuai kebutuhan
2. D.0130 L.14134Termoregulasi I.15506 Managemen
Hipertermia Setelah dilakukan Hipertermia
tindakan keperawatan Aktivitas- aktivitas :
selama 3X 24 jam Observasi
Hipertermi menurun - Identifikasi penyebab
dengan kriteria hasil : hipertemi
- Suhu Tubuh - Monitor suhu tubuh
membaik dari 2 ke Terpiutik
5 - Sediakan lingkungan
- Suhu kulit yang dingin
membaik dari 2 ke - Beriakan kompres
5 hangat
- Tekanan darah - Berikan cairan oral
dipertahankan dar Edukasi
5 ke 5 - Anjurkan tirah baring
- Menggigil menuru kolaborasi
dari 4 ke 5 - Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena jika perlu
3. D.0023 L.03028 Status Cairan I.03116 Management
Hipovolemia Setelah dilakukan hipovolemia
tindakan keperawatan Aktivitas- aktivitas :
selama 3x 24 jam Observasi:
diharapkan status - Periksa tanda dan gejala
cairan pasien membaik hypovolemia
dengan kriteria hasil: - Monitor intake dan
- Kekuatan nadi output cairan
meningkat dari 2 ke 5
Terapiutik
- Turgor kulit
- Hitung kebutuhan cairan
meningkat dari 2 ke 5
- Dyspnea menurun dari Kolaborasi

2 ke 5 - Kolaborasi pemberian

- Suara napas tambahan IV isotonis

menurun dari 2 ke 5 - Kolaborasi pemberian

- Frekuensi nadi
membaik dari 2 ke5 IV hipotonis
- Kadar HB membaik
dari 2 ke 5
- Intake cairan membaik
dari 3 ke 5
4. D.0076 L.12111 tingkat I.03119 Management
Nausea Nausea Nutrisi
Setelah dilakukan Aktivitas- aktivitas :
intervensi keperawatan Observasi
selama 3x 24 jam, -Identifikasi nutrisi
maka nausea -Identifikasi makanan yang
membaik dengan disukai
kriteria hasil : -Identifikasi kebutuhan
- Keluhan mual kalori dan jenis nutrisi
menurun dari 2 ke 5 -Monitor asupa makanan
- Berat badan -Monitor BB
membaik dari 2 ke 5 -Monitor hasil LAB
- Nafsu makan
Terapiutik
membaik dari 2 ke 5
-Lakukan oral hygiene
-Frekuensi makan
sebelum makan
membaik dari 2 ke 5
-Sajikan makanan yang
menarik
-Berikan makanan tinggi
serat, kalori dan protein
Edukasi
-Anjurkan posisi duduk jika
mampu
-Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
-Kolaborasi dengan ahli gizi

5. D.0129 L.14125 integritas kulit I.11353 Perawatan


gangguan dan jaringan integritas kulit
integritas Setelah dilakukan Tindakan:
kulit tindakan keperawatan Observasi
selama 3X 24 jam - identifikasi penyebab
tingkat integritas kulit gangguan integritas
dan jaringan membaik kulit
dengan kriteria hasil :
Terapeutik
- Elastisitas
- Bersihkan perineal
meningkat dari 3
dengan air hangat,
ke 5
terutama selama
- Hidrasi meningkat
periode diare
dari 3 ke 5
- Gunakan produk
- Perfusi jaringan
berbahan minyak pada
meningkat dari 3
kulit kering
ke 5
- Kerusakan jaringan Edukasi

menurun dari 3 ke - Anjurkan menggunakan

5 pelembab

- Kerusakan lapisan - Anjurkan minum air

kulit menurun dari yang cukup

3 ke 5 - Anjurkan

- Pigmentasi abnoral meningkatkan asupan

menurun dari 3 ke nutrisi

5
- Suhu kulit
membaik dari 3 ke
5
VI. Evaluasi
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan hasil bahwa diagnose
keperawatan yang muncul yaitu :
1. Diare berhubungan dengan inflamasi gastrointestinal dimana pasien
dengan gastroenteritis mengalami ketidakadekuatan dalam penyerapan
sari- sari makanan yang akan menyebabkan gangguan sekresi dan
menyebabkan diare. Diagnosa ini perawat tegakkan karena
berdasarkan dasa subjektif dan objektif didapatkan data Ibu pasien
mengatakan BAB ± 6 hari, BAB ≥ 10 kali cair, Muntah, Feses
lembek , Peristaltic usus : 30x/menit, Kembung, Bising usus hiperaktif
hal ini sudah sesuai dengan SDKI sehingga untuk mengatasi masalah
tersebut intervensi yang dilakukan perawat salah satunya adalah
pemberian oralit dimana menurut Puji Indriyani, dkk (2017) dalam
jurnalnya menyatakan bahwa oralit berpengaruh dalam membantu
anak mencegah terjadinya dehidrasi. Selain pemberian oralit yang
dilakukan perawat adalah managemen diare dimana dengan intevensi
tersebut yang sesuai dengan SIKI diharapkan status cairan anak dapat
membaik dan diare dapat membaik.
2. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (infeksi ) dimana
Suhu inti tubuh manusia yang biasanya terjadi karena infeksi, kondisi
dimana otak mematok suhu di atas setting normal yaitu di atas 38C.
Namun demikian, panas yang sesungguhnya adalah bila suhu >38.5C.
Hipertermia juga dapat didefinisikan sebagai suhu tubuh yang terlalu
panas atau tinggi. Umumnya, manusia akan mengeluarkan keringat
untuk menurunkan suhu tubuh. Namun, pada keadaan tertentu, suhu
dapat meningkat dengan cepat hingga pengeluaran keringat tidak
memberikan pengaruh yang cukup. Diagnose ini perawat tegakkan
karena berdasarkan hasil pengkajian terdapat data subjektif dan
objektif yang sesuai dengan SDKI dimana ibu pasien mengatakan bayi
rewel , Badan hangat , T : 38.5oC, Bakteri : (+), Sudan III :
(+), RR : 36x/menit, Nadi : 118x/menit, Paracetamol 3x100 mg,
Kalmoxicilin 3.200 mg. Dengan demikian intervensi yang dilakukan
oleh perawat untuk mengatasi Hipertermia pasien yaitu
mengidentifikasi penyebab hipertemi, memonitor suhu tubuh,
menyediakan lingkungan yang dingin Memberiakan kompres hangat
karena menurut Kurnia Dewi Anisa (2019) memberikan kompres
hangat pada daerah pembuluh darah besar merupakan upaya
memberikan rangsangan pada area preoptik hipotalamus agar
menurunkan suhu tubuh, memberikan cairan oral, menganjurkan tirah
baring dan kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena jika
perlu. hal ini sudah sesuai dengan SIKI dimana diharapkan suhu tubuh
pasien berada pada rentang yang normal.
3. Hypovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif dimana
pada anak dengan gastroenteritis akan mengalami diare dan muntah
dimana anak akan sering BAB dengan intensitas cair dan akan
kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan yang menyebabkan
anak dehidrasi yang menyebabkan hypovolemia. Berdasarkan hasil
pengkajian didapatkan hasil bahwa Ibu pasien mengatakan anak Y
BAB ± 6 hari, BAB ≥ 10 kali cair, Ibu pasien mengatakan BB turun
dari 10kg menjadi 8.6kg, Muntah, turgor jelek, capilary refill time > 3
detik, RR : 36x/menit, Nadi : 118x/menit, Suhu : 38.5oC, pasien
mengalami dehidrasi berat yaitu terjadi penurunan berat badan
sebanyak 14%, hal tersebut sudah sesuai dengan SDKI sehingga
intervensi yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah tersebut
salah satunya adalah pertahankan catatan intake dan output cairan
dimana menurut ilham Muhammad dkk (2020) menyatakan bahwa
mencatat input dan output cairan pada pasien gastroenteritis dengan
masalah hypovolemia berpengaruh dalam mengatasi hypovolemia. Hal
ini sudah sesuai dengan SIKI dimana intervensi yang lain yang bisa
dilakukan adalah manajemen hypovolemia dimana diharapkan status
cairan pasien dapat membaik.
4. Nausea berhubungan dengan iritasi gastrointestinal dimana pasien
dengan gastroenteritis mengalami ketidakadekuatan dalam
mengabsorbsi makanan/ nutrisi yang dapat menyebabkan iritasi
lambung sehingga anak akan mengalami mual dan muntah hal ini
sesuai dengan SDKI dimana dalam pengkajian didapatkan data objektif
dan sumbjektif sebagai berikut pada saat makan disuapi ibunya An. Y
selalu muntah, Terjadi penurunan berat badan dari 10kg menjadi 8.6kg,
nafsu makan An.Y juga menurun, pasien tampak rewel, BB : 8.6, PB :
78, Lingkar Lengan atas : 14, Diet :bubur tempe, LLM (susu rendah
laktosa) dengan demikian untuk mengatasi masalah tersebut maka
intervensi yang dilakukan perawat adalah managemen nutrisi dimana
salah satunya adalah makan sedikit tapi sering dimana menurut
Alvenia (2016) hal ersebut sangat berpengaruh dalam upaya
meningkatkan nutrisi. Hal ini juga sesuai dengan SIKI sehingga
diharapkan nutrisi pasien dapat membaik.
5. D.0129 Gangguan integritas kulit berhubungan dengan lamanya
terpapar cairan dan bakteri, dimana pada pasien dengan Gastroenteritis
pasien akan sering keluar cairan aktif dan lembab pada area anal yang
akan menyebabkan anal menjadi kemerahan dan lecet sehingga terjadi
gangguan integritas kulit/ jaringan.sesuai dengan SDKI didapatkan
Data Hasil pengkajian Ibu klien mengatakan An. Y BAB ± 6 hari,
dalam satu hari BAB ≥10 kali cair dan muntah. Serta Data Objektif :
An. Y Anal: ada kemerahan dan lecet, terdapat bakteri +. Diagnosa
yang dapat diambil Gangguan integritas kulit berhubungan dengan
lamanya terpapar cairan dan bakteri. Intervensi keperawatan yang
dapat dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan Gangguan
integritas kulit salah satunya dengan Perawatan integritas kulit yaitu
mengidentifikasi dan merawat kulit untuk menjaga keutuhan,
kelembaban dan mencegah perkembangan mikroorganisme.

Anda mungkin juga menyukai