OLEH :
RISKA APRILIANA SARI
071211020
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit An. Y BAB secara norma dan tidak ada gangguan
dalam satu hari ±1 kali dengan konsistensi kuning kecoklatan
lembek, selama sakit An. Y BAB lebih dari 10 kali dalam sehari
dengan konsistensi cair. Untuk BAK an. Y tidak mengalami
masalah, dalam satu hari ± 2 kali bak.
4. Pengukuran Autopometri
Tinggi Badan: 78 cm
7. Abdomen
Kembung, tidak ada luka, bentuk simetris Bising usus > 30 x
/menit
8. Genital : tidak menggunakan kateter
9. Anal : ada kemerahan dan lecet.
10. Ekstremitas : Kuku bersih, turgor jelek, capilary refill time > 3
detik, untuk mobilitas dan keamanan (koordinasi otot, pergerakan
tubuh) di semul ekstremitas baik, terpasang infus RL di ekstremitas
atas dekstra
C. Data penunjang
1. Laboratorium 02-06-2020
jam : 10:11:55 am Pemeriksaan
hasil satuan normal
MCV : 88 FL 77.00-101.000
MCH : 28 pg 23.00-31.00
MCHC : 23.00-36.00
31 g/dl
Konsistensi : cair
Bakteri : (+)
Sudan III : (+)
3. Diet :bubur tempe, LLM (susu rendah laktosa)
4. Therapy
VitBc3x1/2tab
Paracetamol 3x100 mg
Kalmoxicilin 3.200 mg
RL : 12 tpm
Do:
- turgor jelek, Resiko hypovolemia
juga menurun
Do:
- pasien tampak rewel
- BB : 8.6
- PB : 78
- Lingkar Lengan
atas : 14
- Diet :bubur tempe,
LLM (susu rendah
laktosa)
5. Ds: Gastroenteritis Gangguan
integritas kulit
- Ibu klien mengatakan
Kehilangan cairan +
klien rewel selalu
menangis elektrolit
V. Rencana Keperawatan
No
SDKI SLKI SIKI
.
1. D.0020 Diare L.0058 Status Cairan I.03101 Manajemen diare
Setelah dilakukan Aktivitas- aktivitas :
intervensi keperawatan Observasi
selama 3x 24 jam maka -Idetifikasi riwayat
status cairan membaik pemberian makanan
dengan Kriteria Hasil : -Identifikasi gejala
- Pengontrolan invaginasi
pengeluaran feses -Identifikasi faktor
meningkat dari 2 ke 5 penyebab
- Konsistensi feses -Monitor turgor kulit secara
membaik dari 2 ke 5 teratur
- Frekuensi buang air -Monitor iritasi dan ulserasi
besar menurun dari 2 kulit di daerah perianal
k3 5 -Monitor jumlah
- kulit perianal pengeluaran diare
membaik dari 2 ke 5 Terapeutik
- Peristaltik membaik -Periksa tanda dan gejala
dari 2 ke 5 diare
- Turgor kulit -Anjurkan pasien dan
meningkat dari 2 ke 5 keluarga
- Intake membaik dari -untuk mencatat warna,
3 ke 5 volume, frekuensi, dan
- Frekwensi &tekanan konsistensi tinja
nadi membaik dari 3 -Anjurkan makan seikit dan
ke 5 sering secara bertahap
- Membran mukosa Edukasi
membaik dari 2 k3 5 -Ajarkan menghindari
- Suhu tubuh membaik makanan pembentuk gas,
dari 2 ke 5 pedas, dan mengandung
- Kekuatan tubuh laktosa
meningkat dari 2 ke 5 -Ajarkan penggunaan obat
anti diare
Kolaborasi
-Kolaborasi pemeriksaan
tinja dan pemberian obat
-Manajemen cairan
-Monitor status hidrasi
(frekuensi/kekuatan nadi,
akral,
-pengisian kapiler,
-kelembapan mukosa, turgor
kulit, tekanan darah)
-Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
-Catat intake dan output
cairan
-Berikan asupan cairan
sesuai kebutuhan
2. D.0130 L.14134Termoregulasi I.15506 Managemen
Hipertermia Setelah dilakukan Hipertermia
tindakan keperawatan Aktivitas- aktivitas :
selama 3X 24 jam Observasi
Hipertermi menurun - Identifikasi penyebab
dengan kriteria hasil : hipertemi
- Suhu Tubuh - Monitor suhu tubuh
membaik dari 2 ke Terpiutik
5 - Sediakan lingkungan
- Suhu kulit yang dingin
membaik dari 2 ke - Beriakan kompres
5 hangat
- Tekanan darah - Berikan cairan oral
dipertahankan dar Edukasi
5 ke 5 - Anjurkan tirah baring
- Menggigil menuru kolaborasi
dari 4 ke 5 - Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena jika perlu
3. D.0023 L.03028 Status Cairan I.03116 Management
Hipovolemia Setelah dilakukan hipovolemia
tindakan keperawatan Aktivitas- aktivitas :
selama 3x 24 jam Observasi:
diharapkan status - Periksa tanda dan gejala
cairan pasien membaik hypovolemia
dengan kriteria hasil: - Monitor intake dan
- Kekuatan nadi output cairan
meningkat dari 2 ke 5
Terapiutik
- Turgor kulit
- Hitung kebutuhan cairan
meningkat dari 2 ke 5
- Dyspnea menurun dari Kolaborasi
2 ke 5 - Kolaborasi pemberian
- Frekuensi nadi
membaik dari 2 ke5 IV hipotonis
- Kadar HB membaik
dari 2 ke 5
- Intake cairan membaik
dari 3 ke 5
4. D.0076 L.12111 tingkat I.03119 Management
Nausea Nausea Nutrisi
Setelah dilakukan Aktivitas- aktivitas :
intervensi keperawatan Observasi
selama 3x 24 jam, -Identifikasi nutrisi
maka nausea -Identifikasi makanan yang
membaik dengan disukai
kriteria hasil : -Identifikasi kebutuhan
- Keluhan mual kalori dan jenis nutrisi
menurun dari 2 ke 5 -Monitor asupa makanan
- Berat badan -Monitor BB
membaik dari 2 ke 5 -Monitor hasil LAB
- Nafsu makan
Terapiutik
membaik dari 2 ke 5
-Lakukan oral hygiene
-Frekuensi makan
sebelum makan
membaik dari 2 ke 5
-Sajikan makanan yang
menarik
-Berikan makanan tinggi
serat, kalori dan protein
Edukasi
-Anjurkan posisi duduk jika
mampu
-Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
-Kolaborasi dengan ahli gizi
5 pelembab
3 ke 5 - Anjurkan
5
- Suhu kulit
membaik dari 3 ke
5
VI. Evaluasi
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan hasil bahwa diagnose
keperawatan yang muncul yaitu :
1. Diare berhubungan dengan inflamasi gastrointestinal dimana pasien
dengan gastroenteritis mengalami ketidakadekuatan dalam penyerapan
sari- sari makanan yang akan menyebabkan gangguan sekresi dan
menyebabkan diare. Diagnosa ini perawat tegakkan karena
berdasarkan dasa subjektif dan objektif didapatkan data Ibu pasien
mengatakan BAB ± 6 hari, BAB ≥ 10 kali cair, Muntah, Feses
lembek , Peristaltic usus : 30x/menit, Kembung, Bising usus hiperaktif
hal ini sudah sesuai dengan SDKI sehingga untuk mengatasi masalah
tersebut intervensi yang dilakukan perawat salah satunya adalah
pemberian oralit dimana menurut Puji Indriyani, dkk (2017) dalam
jurnalnya menyatakan bahwa oralit berpengaruh dalam membantu
anak mencegah terjadinya dehidrasi. Selain pemberian oralit yang
dilakukan perawat adalah managemen diare dimana dengan intevensi
tersebut yang sesuai dengan SIKI diharapkan status cairan anak dapat
membaik dan diare dapat membaik.
2. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (infeksi ) dimana
Suhu inti tubuh manusia yang biasanya terjadi karena infeksi, kondisi
dimana otak mematok suhu di atas setting normal yaitu di atas 38C.
Namun demikian, panas yang sesungguhnya adalah bila suhu >38.5C.
Hipertermia juga dapat didefinisikan sebagai suhu tubuh yang terlalu
panas atau tinggi. Umumnya, manusia akan mengeluarkan keringat
untuk menurunkan suhu tubuh. Namun, pada keadaan tertentu, suhu
dapat meningkat dengan cepat hingga pengeluaran keringat tidak
memberikan pengaruh yang cukup. Diagnose ini perawat tegakkan
karena berdasarkan hasil pengkajian terdapat data subjektif dan
objektif yang sesuai dengan SDKI dimana ibu pasien mengatakan bayi
rewel , Badan hangat , T : 38.5oC, Bakteri : (+), Sudan III :
(+), RR : 36x/menit, Nadi : 118x/menit, Paracetamol 3x100 mg,
Kalmoxicilin 3.200 mg. Dengan demikian intervensi yang dilakukan
oleh perawat untuk mengatasi Hipertermia pasien yaitu
mengidentifikasi penyebab hipertemi, memonitor suhu tubuh,
menyediakan lingkungan yang dingin Memberiakan kompres hangat
karena menurut Kurnia Dewi Anisa (2019) memberikan kompres
hangat pada daerah pembuluh darah besar merupakan upaya
memberikan rangsangan pada area preoptik hipotalamus agar
menurunkan suhu tubuh, memberikan cairan oral, menganjurkan tirah
baring dan kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena jika
perlu. hal ini sudah sesuai dengan SIKI dimana diharapkan suhu tubuh
pasien berada pada rentang yang normal.
3. Hypovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif dimana
pada anak dengan gastroenteritis akan mengalami diare dan muntah
dimana anak akan sering BAB dengan intensitas cair dan akan
kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan yang menyebabkan
anak dehidrasi yang menyebabkan hypovolemia. Berdasarkan hasil
pengkajian didapatkan hasil bahwa Ibu pasien mengatakan anak Y
BAB ± 6 hari, BAB ≥ 10 kali cair, Ibu pasien mengatakan BB turun
dari 10kg menjadi 8.6kg, Muntah, turgor jelek, capilary refill time > 3
detik, RR : 36x/menit, Nadi : 118x/menit, Suhu : 38.5oC, pasien
mengalami dehidrasi berat yaitu terjadi penurunan berat badan
sebanyak 14%, hal tersebut sudah sesuai dengan SDKI sehingga
intervensi yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah tersebut
salah satunya adalah pertahankan catatan intake dan output cairan
dimana menurut ilham Muhammad dkk (2020) menyatakan bahwa
mencatat input dan output cairan pada pasien gastroenteritis dengan
masalah hypovolemia berpengaruh dalam mengatasi hypovolemia. Hal
ini sudah sesuai dengan SIKI dimana intervensi yang lain yang bisa
dilakukan adalah manajemen hypovolemia dimana diharapkan status
cairan pasien dapat membaik.
4. Nausea berhubungan dengan iritasi gastrointestinal dimana pasien
dengan gastroenteritis mengalami ketidakadekuatan dalam
mengabsorbsi makanan/ nutrisi yang dapat menyebabkan iritasi
lambung sehingga anak akan mengalami mual dan muntah hal ini
sesuai dengan SDKI dimana dalam pengkajian didapatkan data objektif
dan sumbjektif sebagai berikut pada saat makan disuapi ibunya An. Y
selalu muntah, Terjadi penurunan berat badan dari 10kg menjadi 8.6kg,
nafsu makan An.Y juga menurun, pasien tampak rewel, BB : 8.6, PB :
78, Lingkar Lengan atas : 14, Diet :bubur tempe, LLM (susu rendah
laktosa) dengan demikian untuk mengatasi masalah tersebut maka
intervensi yang dilakukan perawat adalah managemen nutrisi dimana
salah satunya adalah makan sedikit tapi sering dimana menurut
Alvenia (2016) hal ersebut sangat berpengaruh dalam upaya
meningkatkan nutrisi. Hal ini juga sesuai dengan SIKI sehingga
diharapkan nutrisi pasien dapat membaik.
5. D.0129 Gangguan integritas kulit berhubungan dengan lamanya
terpapar cairan dan bakteri, dimana pada pasien dengan Gastroenteritis
pasien akan sering keluar cairan aktif dan lembab pada area anal yang
akan menyebabkan anal menjadi kemerahan dan lecet sehingga terjadi
gangguan integritas kulit/ jaringan.sesuai dengan SDKI didapatkan
Data Hasil pengkajian Ibu klien mengatakan An. Y BAB ± 6 hari,
dalam satu hari BAB ≥10 kali cair dan muntah. Serta Data Objektif :
An. Y Anal: ada kemerahan dan lecet, terdapat bakteri +. Diagnosa
yang dapat diambil Gangguan integritas kulit berhubungan dengan
lamanya terpapar cairan dan bakteri. Intervensi keperawatan yang
dapat dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan Gangguan
integritas kulit salah satunya dengan Perawatan integritas kulit yaitu
mengidentifikasi dan merawat kulit untuk menjaga keutuhan,
kelembaban dan mencegah perkembangan mikroorganisme.