Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS KELOLAAN

ASUHAN KEPERAWATAN TN. I DENGAN POST OPERASI CELULITIS


CRURIS
DI RUANG EDELWEIS RSUD Dr. R GOETENG TAROENADIBRATA
PURBALINGGA

STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


PROGRAM PROFESI NERS
SEMESTER 1

Disusun Oleh:

EVI NUR JANAH

I4B022008

KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN PROFESI NERS

PURWOKERTO

2022
ASUHAN KEPERAWATAN TN. I DENGAN POST OPERASI CELULITIS
CRURIS
DI RUANG EDELWEIS RSUD dr. GOETENG TAROENADIBRATA
PURBALINGGA

A. PENGKAJIAN
Tanggal : Senin, 26 September 2022
Jam : 14.00
1. Identitas Klien
Nama : Tn. I
Umur : 45 tahun
Tanggal Lahir : 1 Oktober 1977
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Karangnangka 001/003, Bukateja
Agama : Islam
Suku : Jawa
No. RM : 00823957
Diagnosa Medis : Celulitis cruris
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. I
Umur : 24 tahun
Alamat : Karangnangka 001/003, Bukateja
Status Hubungan : Anak
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Nyeri pada tungkai kiri bawah dengan skala 7 dan bengkak. Pasien
mengatakan bahwa nyeri bertambah saat berjalan dan pasien langsung
menuju rumah sakit, nyeri tajam seperti ditusuk-tusuk dan hilang timbul
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Tn.I masuk di IGD RS dr. R. Goeteng Taroenadibrata pada Sabtu 24
September 2022 pukul 23.00 dengan keluhan nyeri di tungkai kiri bawah

1
sejak hari jumat yang lalu dan bengkak. Tn.I sudah menjalani operasi hari
ini pada pukul 13.00. Selain itu, Tn.I mengatakan nyeri pada tungkai kiri
bawah dengan skala 3. Tn.M mengatakan kakinya sudah mulai bisa
digerakan.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit terdahulu.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyatakan tidak ada riwayat penyakit keluarga.
e. Genogram

Keterangan:

: Laki – laki

: Perempuan

: Pasien

: Menikah

: Garis keturunan

: Tinggal serumah

Kesimpulan: Klien tinggal bersama anak laki-laki, dan istrinya.

4. Pola Kesehatan Fungsional


a. Persepsi kesehatan dan pola manajemen kesehatan
a. Sebelum sakit
Tn. I tidak pernah memeriksakan kesehatannya dan baru memeriksa
ketika kondisinya sudah memburuk. Keluarga dan pasien mengatakan
apabila merasa tidak enak badan maka mengonsumsi obat warung.

2
Apabila kondisinya semakin parah, maka klien akan menuju ke rumah
sakit terdekat.
b. Saat pengkajian
Pasien mengetahui tentang kondisi kesehatannya dan penyebab
penyakit yang sedang dideritanya. Pasien sudah pernah dirawat di
rumah sakit dikarenakan pernah mengalami kecelakaan lalu lintas pada
2 tahun lalu.
b. Pola nutrisi metabolic
a. Sebelum sakit
Pasien mengatakan nafsu makan dan minum tidak ada penurunan
selama satu minggu sebelum masuk ke rumah sakit. Sebelum sakit, Tn.
I makan 3 kali sehari dan banyak minum. Pasien banyak mengonsumsi
air putih hamper 2 liter perhari dan jarang minum kopi ataupun teh.
b. Saat pengkajian
Saat di rumah sakit, pasien selalu menghabiskan porsi makanannya
dan banyak minum air putih. Pasien tidak memiliki alergi makanan.
c. Pola eliminasi
a. Sebelum sakit
Pasien mengatakan bahwa BAK dan BAB lancar. Tn. I BAB 3
kali/hari dengan konsistensi lunak, sedangkan untuk BAK pasien
mengatakan 9 kali/hari dengan jumlah kurang lebih sebanyak 700 ml
dan berwarna kuning muda.
b. Saat pengkajian
Pasien mengatakan BAK 9 kali/hari, Tn. I sudah terpasang kateter
urin.
d. Pola aktivitas dan latihan
a. Sebelum sakit
Kegiatan pasien sehari-hari adalah berada di rumah dan sering
melakukan olahraga bola voli pada sore hari.
b. Saat pengkajian
Pasien hanya berada di tempat tidur. Berdasarkan pengkajian
menggunakan Barthel Index didapatkan hasil bahwa Tn. M mengalami

3
ketergantungan berat karena adanya hambatan dalam mobilisasi yang
diakibatkan terpasangnya kateter urin dan infus.
Aktivitas Skor
Makan 10
Mandi 0
Kerapian atau penampilan 10
Berpakaian 10
Buang Air Besar 5
Buang Air Kecil 5
Penggunaan kamar mandi/Toilet 0
Berpindah tempat 0
Mobilitas 0
Menaiki atau menuruni tangga 0
Jumlah 40

Keterangan:
0-20 = Ketergantungan penuh
21-61= Ketergantungan berat
62-90= Ketergantungan moderat
91-99= Ketergantungan ringan
100 = Mandiri

e. Pola istirahat tidur


a. Sebelum sakit
Pasien mengatakan bahwa ia tidak mengalami kesulitan tidur.
b. Saat pengkajian
Pasien mengatakan nyeri berkurang ketika pemberian analgetik
sehingga pasien dapat tidur dengan nyenyak.
f. Pola persepsi kognitif
a. Sebelum sakit
Pasien mengatakan tidak memiliki masalah dalam berpikir dan
berkomunikasi

4
b. Saat pengkajian
Pasien kooperatif ketika ditanya mengenai penyakitnya dan dapat
berkomunikasi dengan baik. Pasien menyatakan saat nyeri datang, ia
hanya membiarkannya saja dan belum mengetahui cara non
farmakologi untuk mengurangi nyeri.
g. Pola konsep diri-persepsi diri
a. Sebelum sakit
Pasien merasa sangat bersyukur kepada Allah karena masih diberi
hidup hingga saat ini pasien ingin selalu sehat supaya tidak merepotkan
istri dan keluarganya.
b. Saat pengkajian
Pasien mengatakan menerima kondisi sakit yang dialami saat ini.
Pasien optimis untuk sembuh. Untuk kedepannya pasien akan menjaga
kesehatannya dan menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan
sakitnya kambuh.
h. Pola peran hubungan
a. Sebelum sakit
Tn.I tinggal bersama anak, dan istrinya. Klien mengatakan pernah
mengikuti kegiatan di masyarakat.
b. Saat pengkajian
Klien mengatakan bahwa kehadiran keluarga sangat penting dalam
membantu proses pemulihan kesehatan klien dan selama di RS, klien
selalu ditemani oleh anaknya. Keluarga besar klien juga bergantian
datang untuk menjenguk klien.
i. Pola seksualitas reproduksi
a. Sebelum sakit
Pasien berusia 45 tahun, dan masih aktif dalam kegiatan seksual.
b. Saat pengkajian
Pasien mengatakan ketika tidak nyeri maka masih melakukan
kegiatan seksual. Namun, ketika nyeri maka tidak melakukan kegiatan
seksual.
j. Pola toleransi-stres koping

5
a. Sebelum sakit
Pasien tidak pernah mengalami stress. Ketika menghadapi masalah
pasien mendiskusikannya bersama istri dan anak-anaknya.
b. Saat pengkajian
Pasien mengatakan saat ini tidak memiliki masalah yang membuat
stres. Pasien menyampaikan keluhan sakitnya kepada keluarga dan
tenaga kesehatan.
k. Pola nilai-keyakinan
a. Sebelum sakit
Pasien beragama islam. Setiap harinya menjalankan ibadah sholat 5
waktu di Masjid.
b. Saat pengkajian
Pasien tidak mendirikan sholat dan hanya berdoa saja karena sedang
dalam keadaan sakit. Pasien menyatakan ingin segera sembuh dari sakit
yang dirasakan dan pulang ke rumah.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan dan keluhan umum pasien
a) Kesan umum: Kurang rileks dan mengeluh nyeri dan bengkak di
tungkai kiri bawah
b) Status nutrisi: Makan minum cukup
c) Kesadaran: Compos Mentis, GCS E:4, M: 6, V:5 = 15
b. TTV
TD 139/82 mmHg, suhu 36,1°C, nadi 80 x/menit, saturasi oksigen 96%,
dan RR 20 x/menit
c. Kepala
Inspeksi: Bentuk kepala simetris, rambut berwarna hitam dan tidak
rontok serta tidak terdapat lesi
d. Mata
1) Inspeksi: Reflek pupil isokor, reflek cahaya positif, konjungtiva
anemis, sklera tidak ikterik, dan fungsi penglihatan masih jelas.
2) Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan.
e. Hidung

6
1) Inspeksi: Tidak ada sumbatan, bentuk simetris, dan tidak terdapat
pernafasan cuping hidung.
2) Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan
f. Telinga
Inspeksi: Bentuk daun telinga normal, simetris, tidak terdapat
peradangan, tidak terdapat serum atau kotoran, dan fungsi pendengaran
sedikit berkurang.
g. Mulut
Inspeksi: Warna bibir tidak pucat, gigi tidak lengkap, tidak terdapat
stomatitis, dan tidak terdapat perdarahan gusi.
h. Leher
1) Inspeksi: Tidak terdapat benjolan dan kekakuan dan warna kulit
sama dengan kulit sekitar
2) Palpasi: Tidak terdapat pembesaran tiroid dan tidak terdapat nyeri
tekan
i. Thorax
1) Inspeksi: Bentuk simetris, tidak terdapat lesi, frekuensi nafas 20
x/menit, dan gerakan dada simetris
2) Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan dan krepitasi serta taktil premitus
teraba dan sama antara kanan kiri
3) Perkusi: Sonor seluruh lapang paru
4) Auskultasi: Suara dasar vesikuler dan irama napas teratur, tidak ada
wheezing maupun ronkhi
j. Jantung
1) Inspeksi: Tidak ada lesi, warna kulit rata, dan iktus kordis tidak
terlihat
2) Palpasi: Point maximal impuls teraba dan tidak terdapat nyeri tekan
3) Perkusi: Pekak (dullness)
4) Auskultasi: Reguler, terdengar bunyi S1 dan S2
k. Abdomen
1) Inspeksi: Warna kulit normal dan tidak terdapat lesi
2) Auskultasi: Bising usus 12 x/menit

7
3) Palpasi: Terdapat nyeri tekan di perut kanan bawah, dan terdapat
benjolan
4) Perkusi: Hipertimpani
l. Ekstermitas
1) Inspeksi: Terdapat luka diperban, dan terpasang infus Ringer Laktat
20 tpm pada tangan sebelah kiri.
2) Palpasi: Saat palpasi terdapat pitting edema derajat 1 pada tungkai
kiri bawah, tidak terdapat sianosis pada kuku, dan kapiler refil < 3
detik.
3) Kekuatan otot:
5 5
5 2
Keterangan:
0 = tidak ada kontraksi
1 = hanya kontraksi
2 = hanya bergeser
3 = hanya bisa mengangkat namun tidak mampu menahan gravitasi
4 = mampu melawan gravitasi tetapi tidak mampu menahan beban
5 = mampu menahan beban
m. Genitalia
1) Inspeksi: Terpasang kateter urine
2) Palpasi: Tidak adanya nyeri
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil Laboratorium (26 September 2022)
Nilai Satuan Nilai Normal
Hemoglobin 13,0 (L) g/dL 13.2 – 17.3
Leukosit 24,3 (H) 10^3 /uL 3.80 - 10.6
Hematokrit 36 (L) % 40 – 52
Eritrosit 5,0 (L) 10^6/uL 4.4 – 5.9
Trombosit 224 10^3/uL 150 – 440
MCH 26 pg 26-34 – 100
MCH 28 g/dL 32 – 36

8
MCV 72 (L) fL 80-100
Diff count
Eosinofil 0 (L) % 1-3
Neutrofil segmen 90 (H) % 50-70
Limfosit 4 (L) % 25-40
Monosit 6 % 2-8
Basofil 0 % 0–1
Netrofil# 21,7 103/mm3
Limfosit# 1,6 103/mm3
Netrofil limfosit rasio 21,3 Rasio RNT
Golongan darah B
Mass pembekuan darah /CT 4,00 menit 3-5
Mass pendarahan/BT 3,00 menit 2-5
KIMIA KLINIK
Gula darah sewaktu 127,6 mg/dL 100-150
Ureum 27,2 mg/dL 10-50
Creatinin 1,29 (H) mg/dL 0,4-0,9
Asam urat 5,70 mg/dL < 6,5
b. Hasil pemeriksaan Radiologi
- Thorax : Tidak tampak efusi pleura
- Ekstremitas bawah : Tidak tampak fraktur dan dislokasi
7. Terapi Pengobatan
Senin, 19 September 2022 dan Selasa, 20 September 2022
Nama Obat Dosis Sediaan Pemberian Kegunaan
Cefriaxone 2x1 1 gram IV Untuk antibiotik

Ketolorac 2x1 Ampul 3O Injeksi Obat anti inflamsi


mg IM/IV non steroid
(NSAID) untuk
analgesik skala
sedang hingga
berat
Infus ringer 20 tpm 500 ml IV Untuk memenuhi
laktat kebutuhan glukosa
dalam dan menjaga
keseimbangan
cairan dan
elektrolit

9
Pantoprazole 1x1 40 mg IV Untuk meredakan
sodium gejala
meningkatnya
asam lambung

B. ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH Kode

DO : Agen Nyeri akut D.0077


pencedera
- Pasien tampak meringis
fisiologis
- Pasien terlihat gelisah
dan kurang nyaman
DS :

- Pasien menyatakan sakit


pada tungkai kiri bawah
- Pasien menyatakan
terdapat bengkak pada
tungkai kiri bawah
- P : saat ditekan dan
beraktivitas Q : seperti
ditusuk jarum R : di
tungkai kiri bawah S :
skala 7 T : intermitten

DS: Perubahan Gangguan D.0192


sirkulasi integritas
- Pasien mengatakan
kulit/jaringan
bengkak pada tungkai
kiri bawah
DO:

- Pasien tampak
memegangi kakinya yang
bengkak

10
C. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
2. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan perubahan sirkulasi

11
D. INTERVENSI

Kode Diagnosa SLKI SIKI Rasional


Diagnosa Keperawatan

D.0077 Nyeri akut Setelah dilakukan perawatan selama Manajemen Nyeri (I.08238) Observasi
berhubungan dengan 3x24 jam diharapkan nyeri berkurang Observasi
dengan kriteria hasil: - Identifikasi lokasi,
- Untuk mengetahui lokasi,
agen pencedera karakteristik, durasi, frekuensi,
karakteristik, durasi,
fisiologis Status Kenyamanan (L.08064) kualitas, intensitas nyeri, dan skala
frekuensi, kualitas,
yang dialami pasien
Kriteria Skala ekspektasi intensitas nyeri
- Identifikasi skala
- Untuk mengetahui faktor yang
Keluhan tidak 4 memengaruhi nyeri bertambah atau
nyeri
nyaman menjadi ringan
- Identifikasi respon
Gelisah 4 nyeri non verbal
- Untuk mengetahui keberhasilan terapi
komplementer sebelum dan sesudah
Merintih 4
- Identifikasi faktor
diberikan kepada pasien
yang memperberat
Terapeutik
dan memperingan
nyeri - Untuk mengetahui ekfektifitas terapi
Keterangan:
1. Meningkat
- Identifikasi nonfarmakologi (guided imagery,
2. Cukup meningkat pengaruh nyeri nafas dalam atau dengan terapi
3. Sedang terhadap kualitas kompres hangat) yang diberikan
4. Cukup menurun hidup kepada pasien untuk mengurangi
5. Menurun Terapeutik nyeri yang dirasakan pasien
- Agar pasien nyaman dan terhindar
- Berikan teknik non
dari kebisingan sehingga pasien dapat
farmakologis untuk
beristirahat dengan baik
mengurangi rasa
Edukasi
nyeri
- Pertimbangkan jenis - Agar pasien mengetahui penyebab,
dan sumber nyeri kapan nyeri itu timbul, dan pemicu
dalam pemilihan nyeri
strategi meredakan - Agar pasien mengetahui strategi
nyeri meredakan rasa nyeri

12
Edukasi Kolaborasi
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
- Pemberian obat dapat membantu
mengurangi nyeri pasien karena
nyeri
menurunkan produksi asaml lambung
- Ajarkan strategi
untuk meredakan
nyeri
Kolaborasi

- Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika perlu
D.0192 Gangguan integritas Setelah dilakukan intervensi Perawatan Luka (I.14564) Observasi
kulit/jaringan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan terjadi peningkatan Observasi - Untuk mengetahui jenis luka kering
berhubungan dengan integritas kuliat dengan kriteria hasil: atau basah
- Monitor
perubahan sirkulasi - Untuk mengetahui adanya
Integritas kulit dan jaringan karakteristik luka
kemerahan, perdarahan, nyeri,
(L.14125) - Monitor tanda-tanda
bengkak
infeksi
Kriteria Skala ekspektasi Terapeutik
Terapeutik
Perdarahan 4 - Untuk membuka balutan sehingga
- Lepaskan balutan
luka bisa dibersihkan
Kemerahan 4 dan plester secara
- Untuk mencegah perkembangan
perlahan
Hematoma 4 mikroorganisme
- Bersihkan dengan
- Agar luka tampak bersih
cairan NaCl atau
pembersih non - Untuk menutup luka dan mencegah
Keterangan : infeksi
toksik sesuai
1: Meningkat kebutuhan - Menghindari penyebaran
- Bersihkan jaringan mikroorganisme dari luar
2: Cukup meningkat
nekrotik - Jika balutan sudah terlihat basah
3: Sedang - Pasang balutan maka segera diganti
sesuai jenis luka Edukasi
4: Cukup menurun
- Pertahankan teknik - Agar pasien memahami apa saja yang

13
5: Menurun steril saat menjadi tanda infeksi
melakukan - Untuk mempercepat proses
perawatan luka penyembuhan luka
- Ganti balutan sesuai Kolaborasi
jumlah eksudat dan
drainase - Agar luka tidak infeksi dan luka cepat
Edukasi sembuh
- Untuk mencegah infeksi
- Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
- Anjurkan
mengkonsumsi
makanan tinggi
kalori dan protein
Kolaborasi

- Kolaborasi prosedur
debridement
- Kolaborasi
pemberian
antibiotik jika perlu

14
D. IMPLEMENTASI
No. Hari/ Jam Dx Implementasi Respon TTD
tanggal
1. Senin, 26 15.00 Nyeri akut berhubungan - Memastikan lokasi dengan menanyakan DS: Evi
September dengan agen pencedera kepada pasien, nyeri terjadi pada saat - Pasien mengatakan
2022 fisiologis ditekan dan beraktivitas, seperti ditusuk nyeri pada tungkai
jarum dan berada dibagian tungkai kiri kiri bawah dengan
bawah, nyeri dengan skala 7 skala 7
16.00 - Mengajarkan relaksasi napas dalam dan DO :
meminta pasien untuk mengikuti arahan
- Pasien tampak
yang diberikan
meringis kesakitan
- Menganjurkan pasien untuk bed rest selama
DS :
24 jam
- Memberikan analgetik untuk meredakan - Pasien merasa
17.00
nyeri lebih nyaman
namun belum bisa
tidur
DO :

- Pasien tampak
19.00
gelisah
DS :

- Pasien memehami
apa yang diajarkan

15
DO :
- Pasien tampak
mempraktikkan
nafas dalam untuk
mengurangi nyeri
Gangguan integritas - Memantau adanya kemerahan, perdarahan DS :
20.00 kulit/jaringan berhubungan setelah operasi
- Klien mengatakan
dengan perubahan sirkulasi - Menganjurkan klien untuk makan yang
kurang
tinggi protein seperti telur, daging ayam
bagian dada, udang, tunda dan susu kedelai mengkonsumsi

- Mengajarkan klien untuk makan yang tinggi makanan yang

kalori seperti nasi, kacang-kacangan, daging tinggi protein dan


merah, alpukat kalori
- Kontrak waktu dengan klien bahwa kagiatan DO : -
20.30 selanjutnya yaitu ganti balutan pada besok
DS :
siang pukul 14.00

- Klien mengatakan
sudah bisa
menggeser kakinya
DO :

- Luka tampak
kering dan tidak
terlihat
kemerahan,

16
perdarahan dan
masih bengkak
2 Selasa, 27 14.00 Nyeri akut berhubungan - Mengajarkan terapi imajinasi terbimbing DS : Evi
September dengan agen cidera atau quided imagery dan meminta pasien - Pasien mengatakan
2022 fisiologis untuk mengikuti arahan yang diberikan nyeri pada tungkai
- Mengatur posisi semi fowler kiri bawah dengan

- Menganjurkan pasien untuk duduk skala 3

- Menganjurkan pasien untuk merubah posisi - Pasien merasa


15.00 lebih nyaman
miring kanan atau kiri setiap 2 jam
namun belum bisa
tidur
DO :
- Pasien tampak
mempraktikkan
16.30
terapi imajinasi
terbimbing untuk
mengurangi nyeri
dan cemas
Gangguan integritas - Melakukan perawatan luka dengan teknik DS :
kulit/jaringan berhubungan steril
18.30 - Pasien menyatakan
dengan perubahan sirkulasi - Membuka balutan
- Membersihkan luka dengan kasa steril yang lebih nyaman dan

dibasahi NaCl menggunakan pinset tenang

- Mengeringkan luka dengan kasa steril DO :


menggunakan pinset

17
20.30 - Menutup luka dengan kasa steril dan - Luka perban
rekatkan dengan plester tampak bersih
dan kering

E. EVALUASI
Waktu Diagnosa keperawatan Evaluasi
Nyeri akut berhubungan dengan agen S: Pasien mengeluh nyeri berkurang dengan skala 3
Selasa, 27 pencedera fisiologis O: Pasien tampak lebih rileks ,tidak meringis kesakitan
September 2022 A: Masalah nyeri teratasi
20.00 Status kenyamanan
Kriteria Skala ekspektasi Hasil

Keluhan tidak 4 5
nyaman

Gelisah 4 5

Merintih 4 5

P: Pasien sudah boleh pulang, pertahankan kondisi yang sudah baik


Gangguan integritas kulit/jaringan S: Pasien mengatakan bengkak pada tungkai berkurang
berhubungan dengan perubahan sirkulasi
O: Luka perban dan tidak ada rembesan pada luka

18
A: Masalah integritas kulit dan jaringan teratasi sebagian

Integritas kulit dan jaringan

Kriteria Skala ekspektasi Hasil

Perdarahan 4 5

Kemerahan 4 5

Hematoma 4 5

P: Lanjutkan intervensi ganti balutan secara mandiri di rumah ketika terjadi rembesan
pada luka

19
20
DAFTAR PUSTAKA

PPNI. 2016, Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1, DPP PPNI, Jakarta

PPNI. 2018, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1, DPP PPNI, Jakarta

PPNI. 2018, Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1, DPP PPNI, Jakarta

21

Anda mungkin juga menyukai