Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DI WISMA VI PANDU

PANTI PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA DEWANATA


KABUPATEN CILACAP

OLEH :
MOCHAMMAD CAKRANINGRAT AT I4B022003
YOLANDA SRI BHUNGA I4B022001
ALFIANA YULIANTI I4B022002
VIVIAN PRIMA LUCYANI I4B022004
LIVIANA INDRIYANI I4B022005
NANA LIA SAFITRI I4B022006
EVI NUR JANAH I4B022008
ZENITA RACHMAWATI I4B022009
NOVI VEBIANTI I4B022019
SRI INDAH YULI HARTATI I4B022014

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS
PURWOKERTO
2023
FORMAT PENGKAJIAN BRIEF COMPREHENSIVE ASSESSMENT

I. IDENTITAS
Nama Panti : Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dewanata Cilacap
Wisma : VI Pandu
Anggota
No Nama JK Usia Agama Status Pendidikan Pekerjaan Asal tempat
(Tahun) Perkawinan terakhir sebelumnya tinggal
1. Ny. Aminem P 70 Islam Cerai mati Tidak sekolah IRT Banjarnegara
2. Ny. Suripah P 70 Islam Cerai mati Tidak sekolah Buruh lepas Cilacap
3. Ny. Yatmi P 85 Islam Cerai mati Tidak sekolah Pedagang Cilacap

4. Ny. Tuminah P 68 Islam Cerai hidup Tidak sekolah Petani Cilacap

5. Ny. Yuli P 63 Islam Cerai mati SD / sederajat Karyawan Aceh


swasta
6. Ny. Satinah P 70 Islam Cerai mati Tidak Petani Cilacap
sekolah
7. Ny. Kamini P 79 Islam Cerai mati Tidak sekolah IRT Purbalingga

8. Ny. Sri P 75 Islam Tidak terkaji Tidak sekolah Karyawan Cilacap


Suketi swasta

II. PROFIL KELOMPOK


Lansia wisma 6 tinggal dalam satu lingkup rumah yang terdiri dari
5 kamar tidur, 2 kamar mandi, ruang tengah, ruang tamu, dan ruang
makan. Lingkungan tersebut cukup bersih, dan rapi. Kamar mandi pada
rumah tersebut telihat bersih. Di dinding rumah terdapat foto, jam
dinding, pamflet terkait kesehatan dan doa keagamaan. Setiap kamar
terdiri dari 2 tempat tidur untuk 2 lansia, dan 1 kamar yang diisi oleh
satu lansia. Kamar para lansia juga terlihat cukup bersih.
Setiap hari lansia makan 2x sehari pada saat sahur dan buka
puasa. Terdapat 7 lansia yang berpuasa. Makanan yang dikonsumsi oleh
lansia telah disediakan oleh panti. Lauk makan lansia bervariasi seperti
tahu, tempe, dan sayur, makan buahnya sehari sekali. Kegiatan lansia
setiap hari telah terjadwal, namun sesekali terdapat perubahan jadwal
apabila terdapat kunjungan dari luar. Pada hari Senin, ada bimbingan
rekreasi dan latihan paduan suara. Hari Selasa, terdapat kunjungan dari
TK dan latihan rebana. Hari Rabu, terdapat kegiatan ketrampilan untuk
membuat kerajinan. Kerajinan tersebut meliputi membuat keset dari
kain perca, membuat wayang, dan pajangan seperti bunga. Hari Kamis,
terdapat bimbingan terapi psikososial.
Setiap bulan dilaksanakan pelayanan pemeriksaan kesehatan dan
pengobatan oleh puskesmas kecamatan setempat. Pemeriksaan
kesehatan yang biasa dilakukan adalah pemeriksaan tekanan darah,
antropometri, cek gula darah, asam urat, kolesterol dan pemeriksaan
kesehatan sesuai dengan keluhan lansia masing-masing. Biasanya lansia
akan diberikan obat sesuai dengan keluhan yang dirasakan.

A. ASPEK FISIK
1. Kondisi umum
Mayoritas lansian dalam keadaan sehat dengan kesadaran
composmentis. Sebagian besar lansia mengeluhkan nyeri sendi dan
pusing.
P: Rasa sakit sendi akibat aktivitas yang berlebih
Q: rasa sakit tumpul seperti ditekan benda berat
R: rasa sakit menyebar pada daerah sekitar sendi, misal tulang
belakang, lutut, maupun pergelangan tangan
S: skala nyeri 4
T: rasa sakit muncul Ketika dingin maupun pagi hari
Penanganan yang diterima lansia untuk mengurangi nyerinya yaitu
dengan mengonsumsi obat dari dokter berupa dexamethasone,
diclofenac sodium, dan calcium lactate. Sementara pusing
dirasakan hilang timbul, pusing terasa ketika lansia kepikiran
sesuatu seperti keluarga maupun perselisihan antar teman di
wisma.
2. Keseimbangan
Tinetti Balance Assessment Tool
Nama Klien Total Score Tinetti Balance Keterangan
Ny. Kamini Assessment
25 Tool low
Ny. Turminah 23 moderate
Ny. Satinah 24 low
Ny. Yuli 17 high
Ny. Yatmi 19 moderate
Ny. Aminem 25 low
Ny. Suketi 18 high
Ny. Suripah 23 moderate

Berdasarkan hasil pengkajian Tinetti Balance Assessment


Tool didapatkan hasil bahwa 2 lansia memiliki risiko jatuh yang
tinggi, 3 lansia dengan risiko jatuh sedang dan 3 lansia lainnya
memiliki risiko jatuh yang rendah. Lansia mengeluhkan nyeri pada
sendi. Sebagian besar lansia berusia ≥ 75 tahun dan menggunakan
alat bantu jalan seperti tongkat dan kruk.
3. Status nutrisi
a. Screening risiko masalah nutrisi
Nama Klien Total Score Determine Your Keterangan
Nutritional

Ny. Kamini 8 risiko gizi tinggi


Ny. Turminah 4 risiko gizi sedang
Ny. Satinah 4 risiko gizi sedang
Ny. Yuli 9 risiko gizi tinggi
Ny. Yatmi 8 risiko gizi tinggi
Ny. Aminem 9 risiko gizi tinggi
Ny. Suketi 8 risiko gizi tinggi
Ny. Suripah 11 risiko gizi tinggi

Berdasarkan hasil pengkajian nutrisi pada lansia di wisma


Pandu, didapatkan hasil bahwa 2 lansia memiliki risiko gizi
sedang dan 6 lansia memiliki risiko gizi tinggi. Mayoritas lansia
makan terjadwal sesuai dengan jadwal panti yaitu 3x sehari dan
mengkonsumsi sayur setiap hari. Beberapa lansia memiliki
masalah gigi seperti gigi berlubang dan tidak memiliki gigi, hal
tersebut menyulitkan lansia mengunyah makanan tertentu. Lansia
mengatakan susah mengonsumsi beberapa jenis sayur, karena
masalah gigi tersebut.
4. Eliminasi
Sebagian besar lansia memiliki pola BAB yang baik, namun
terdapat beberapa lansia yang 2 – 3 hari baru BAB. Konsistensi
BAB lunak dengan warna kuning, namun ada pula yang agak
keras. Mayoritas lansia BAK 5-9 kali setiap hari secara mandiri di
toilet. Mayoritas lansia juga terbangun di malam hari untuk BAK.
Kualitas urin berwarna kuning jernih dan cukup banyak saat siang
hari.
5. Istirahat-tidur
Sebagian besar lansia di wisma pandu dapat tidur dengan
nyenyak mulai pukul 21.00 wib – 03.00 wib. Para lansia juga
mengatakan pada siang hari terkadang mereka tidur jika memang
ingin. Sebagian lansia ada yang memilih lebih banyak tidur
daripada berinteraksi, karena merasa tidak cocok pada
pembicaraan rekan sesama wisma nya.
6. Fungsi persepsi-sensori
Nama Klien Total Score Whispered Voice Test Keterangan
Teki 15 cm Teki 15 cm Teka 60cm Teka 60cm
(Biasa) (Bisik) (Biasa) (Bisik)
Ny. Kamini lulus lulus lulus lulus lulus
Ny. Turminah lulus lulus lulus lulus lulus
Ny. Satinah lulus lulus lulus lulus lulus
Ny. Yuli lulus gagal lulus gagal lulus
Ny. Yatmi lulus lulus lulus lulus lulus
Ny. Aminem lulus gagal lulus gagal lulus
Ny. Suketi lulus gagal gagal gagal gagal
Ny. Suripah lulus lulus lulus lulus lulus
Keterangan:
 Teki: Telinga Kiri
 Teka: Telinga Kanan
 Lulus: >50% keberhasilan pada 3 set angka yang dilakukan secara
berturut- turut
 Gagal: kegagalan mendengar suara bisikan pada jarak 2 feet

Berdasarkan hasil pengkajian, didapatkan hasil bahwa


terdapat 1 lansia yang mengalami penurunan fungsi pendengaran
pada telinga kanan. 7 lansia memiliki pendengaran yang baik
pada kedua telinga. Namun, terdapat 2 lansia yang mengalami
penurunan pendengaran pada telinga kanan dan kirinya. Beberapa
lansia memiliki pengelihatan yang buram.
7. Perubahan fisik
Perubahan fisik lansia di wisma pandu mayoritas lansia
memiliki uban rambut. Terdapat penurunan fungsi pendengaran,
penglihatan, dan ingatan. Beberapa lansia mengalami kerusakan
gigi sehingga tidak dapat mengunyah makanan yang keras.
Sebagian besar lansia memiliki kulit kering dan gangguan pada
sendi. Gangguan pada sendi menyebabkan nyeri kadang muncul.
8. Pemeriksaan fisik lainnya
Pemeriksaan Ny. Kamini Ny. Turminah Ny. Satinah Ny. Yuli Ny. Yatmi Ny. Aminem Ny. Suketi Ny. Suripah

Kepala Rambut bersih, Rambut bersih Rambut bersih Rambut Rambut beruban rambut mulai rambut mulai rambut beruban
tampak beruban, tampak beruban tampak beruban beruban bersih, tampak bersih, beruban tampak beruban tampak dan bersih,
tidak ada mengeluh tidak ada nyeri mengeluh sakit dan rapi bersih dan rapi bersih dan rapi sering mengeluh
benjolan sering sakit tekan dan kepala tidak sakit kepala
maupun nyeri kepala mengeluh sakit ada nyeri tekan (vertigo)
tekan kepala

Mat Sklera tidak Sklera tidak Sklera tidak Sklera tidak Sklera tidak Sklera tidak Sklera tidak Sklera tidak
a ikterik, ikterik, ikterik, ikterik, ikterik, ikterik, ikterik, ikterik,
konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva
tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis,
penglihatan penglihatan pengelihatan penglihatan penglihatan penglihatan penglihatan baik penglihatan baik
baik berkurang dan buram dan rabun berkurang baik baik
buram pada kedua mata pada kedua
mata

Mulut dan Hidung Hidung bersih, Hidung bersih, Hidung bersih, Hidung bersih, Hidung bersih, Hidung bersih, Hidung bersih, Hidung bersih,
tidak ada polip, tidak ada polip, tidak ada polip, tidak ada tidak ada polip, tidak ada polip, tidak ada polip, tidak ada polip,
tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi, polip, tidak tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi,
mukosa mukosa mukosa lembab, ada lesi, mukosa mukosa mukosa mukosa
lembab, bibir lembab, bibir gigi tampak mukosa lembab, bibir lembab, bibir lembab, bibir lembab, bibir
tidak pucat, tidak pucat, berlubang lembab, bibir tidak pucat, tidak pucat, tidak pucat, gigi tidak pucat,
kebersihan gigi berlubang kebersihan tampak gigi tampak tampak gigi ompong
mulut baik, pada sebelah mulut baik, gigi berlubang dan berlubang berlubang pada pada bagian
terdapat gigi kanan rapi tanggal sebagian bagian kiri depan atas dan
yang ompong belakang, belakang bawah
Telinga bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak telinga tampak bersih, tidak
tampak adanya tampak adanya tampak adanya ada benjolan tampak adanya tampak benjolan kotor, tidak ada tampak adanya
polip, tidak ada polip, tidak ada polip, tidak ada maupun nyeri polip, tidak ada maupun nyeri nyeri tekan, polip, tidak ada
nyeri tekan, nyeri tekan, nyeri tekan, tekan, nyeri tekan, tekan, pendengaran nyeri tekan,
pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran kurang pendengaran
baik baik baik kurang baik kurang baik
Leher pasien mengeluh tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
leher gatal-gatal, benjolan benjolan maupun benjolan benjolan benjolan benjolan benjolan
tidak ada maupun nyeri nyeri tekan maupun nyeri maupun nyeri maupun nyeri maupun nyeri maupun nyeri
benjolan tekan tekan tekan tekan tekan tekan
maupun nyeri
tekan
Dada Simetris, nyeri Simetris, nyeri Simetris, nyeri Simetris, nyeri Simetris, nyeri Simetris, nyeri Simetris, nyeri Simetris, nyeri
(-), luka (-), (-), luka (-), (-), luka (-), (-), luka (-), (-), luka (-), (-), luka (-), (-), luka (-), (-), luka (-),
krepitasi (-) krepitasi (-) krepitasi (-) krepitasi (-) krepitasi (-) krepitasi (-) krepitasi (-) krepitasi (-)

Paru-paru tidak ada lesi, kulit tampak tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi,
perkusi sonor, kotor, perkusi perkusi sonor, perkusi sonor, perkusi sonor, perkusi sonor, perkusi sonor, perkusi sonor,
auskultasi sonor, auskultasi auskultasi auskultasi auskultasi ronki auskultasi auskultasi
vesikuler, tidak auskultasi vesikuler, tidak vesikuler, tidak vesikuler, tidak pada bawah vesikuler, tidak vesikuler, tidak
ada vesikuler, tidak ada ada ada kanan, tidak ada ada ada
pembengkakan, ada pembengkakan, pembengkakan, pembengkakan, pembengkakan, pembengkakan, pembengkakan,
RR: 20x/menit pembengkakan, RR: 16x/menit RR: 20x/menit RR: 20x/menit RR: 22x/menit RR: 20x/menit RR: 16x/menit
RR: 20x/menit
Jantung Perkusi pekak, Perkusi pekak, Perkusi pekak, Perkusi pekak, Perkusi pekak, Perkusi pekak, Perkusi pekak, Perkusi pekak,
terdengar terdengar terdengar terdengar terdengar terdengar terdengar terdengar
suara S1>S2 suara S1>S2 suara S1>S2 suara S1>S2 suara S1>S2 suara S1>S2 suara S1>S2 suara S1>S2
Lub dup, tidak Lub dup, tidak Lub dup, tidak Lub dup, tidak Lub dup, tidak Lub dup, tidak Lub dup, tidak Lub dup, tidak
ada suara ada suara ada suara ada suara ada suara ada suara ada suara ada suara
jantung jantung jantung jantung jantung jantung jantung jantung
tambahan tambahan tambahan tambahan tambahan tambahan tambahan tambahan
Abdomen Lesi (-), Lesi (-), Lesi (-), Lesi (-), Lesi (-), Lesi (-), Lesi (-), Lesi (-),
peristaltik usus peristaltik usus peristaltik usus peristaltik usus peristaltik usus peristaltik usus peristaltik usus peristaltik usus
9x/menit, 10x/menit, 8x/menit, 6x/menit, 8x/menit, 8x/menit, 7x/menit, 6x/menit,
perkusi timpani perkusi timpani perkusi timpani perkusi timpani perkusi timpani perkusi timpani perkusi timpani perkusi timpani
Reproduksi tidak terkaji tidak terkaji tidak terkaji tidak terkaji tidak terkaji tidak terkaji tidak terkaji tidak terkaji
Eliminasi BAB 2 hari BAB 2 hari BAB 3 hari BAB 1 hari BAB 3 hari BAB 1 hari BAB 1 hari BAB 3 hari
sekali, sekali, sekali, sekali, sekali, sekali, sekali, sekali,
konsistensi konsistensi konsistensi konsistensi konsistensi konsistensi konsistensi konsistensi
lunak, lunak, lunak, lunak, lunak, lunak, lunak, lunak,
terkadang keras terkadang keras terkadang keras terkadang keras terkadang keras terkadang keras terkadang keras terkadang keras

BAK 7x BAK 9x BAK 8x BAK 10x BAK 9x BAK 12x BAK 8x BAK 8x
sehari, warna sehari, warna sehari, warna sehari, warna sehari, warna sehari, warna sehari, warna sehari, warna
urine jernih urine jernih urine jernih, urine jernih, urine jernih, urine jernih urine jernih, urine jernih,

Integumen Kulit kering, Kulit kering, Kulit kering, Kulit kering, Kulit kering, Kulit kering, Kulit kering, Kulit kering,
turgor kulit >2 turgor kulit >2 turgor kulit >2 turgor kulit >2 turgor kulit >2 turgor kulit >2 turgor kulit >2 turgor kulit >2
detik, lesi (-), detik, lesi (-), detik, lesi (-), detik, lesi (-), detik, lesi (-), detik, lesi (-), detik, lesi (-), detik, lesi (-),

Ekstremitas atas Lesi (-), edema Lesi (-), edema Lesi (-), edema x Lesi (-), x Lesi (-), Lesi (-), edema Lesi (-), edema Lesi (-), edema
(-) tangan kiri (-) tangan kiri (-) tangan kiri edema edema (-) tangan kiri (-) tangan kiri (-) tangan kiri
sering sering sering (-) tangan kiri (-) tangan kiri sering sering sering
kesemutan dan kesemutan dan kesemutan dan sering sering kesemutan dan kesemutan dan kesemutan dan
kebas, CRT <3 kebas, CRT <3 kebas, CRT <3 kesemutan dan kesemutan dan kebas, CRT <3 kebas, CRT <3 kebas, CRT <3
detik detik detik kebas, CRT <3 kebas, CRT <3 detik detik detik
detik detik
Ekstremitas bawah Lesi (-), edema Lesi (-), edema Lesi (-), edema Lesi (-), edema Lesi (-), edema Lesi (-), edema Lesi (-), edema Lesi (-), edema
(-) tangan kiri (-) tangan kiri (-) tangan kiri (-) tangan kiri (-) tangan kiri (-) tangan kiri (-) tangan kiri (-) tangan kiri
sering sering sering sering sering sering sering sering
kesemutan dan kesemutan dan kesemutan dan kesemutan dan kesemutan dan kesemutan dan kesemutan dan kesemutan dan
kebas, CRT <3 kebas, CRT <3 kebas, CRT <3 kebas, CRT <3 kebas, CRT <3 kebas, CRT <3 kebas, CRT <3 kebas, CRT <3
detik, tangan detik detik detik, riwayat detik, kaki tidak detik detik detik
gatal-gatal fraktur 2016 sanggup berdiri
beberapa bulan lama
terakhir
Punggung punggung terasa tidak ada tidak ada tidak ada lordosis punggung tidak ada tidak ada
gatal kadang- keluhan keluhan keluhan pegal-pegal keluhan keluhan
kadang

TTV BB: 38 kg BB: 43 kg BB: 42 kg BB: 66 kg BB: 50 kg BB: 52 kg BB: 66 kg BB: 37 kg


TB: 150 cm TB: 148 cm TB:150 ck TB:156 cm TB:150 cm TB: 145 cm TB: 130 cm TB: 160 cm
TD:150/86 TD: 195/117 TD: 132/91 TD: 168/100 TD: 130/86 TD: 170/81 TD: 134/75 TD: 124/51
mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg
N: 72 x/menit N: 96 x/menit N: 82 x/menit N: 83 x/menit N: 63 x/menit N: 68 x/menit N: 92 x/menit N: 73 x/menit
B. ASPEK FUNGSIONAL
1. Kemampuan melakukan aktivitas
Kemampuan melakukan activities of daily living (ADL-IADL)
Nama Klien Total Score Index of Independents in Acitivies
Daily Living
Ny. Aminem 6
Ny. Suripah 6
Ny. Yatmi 6
Ny. Tuminah 6
Ny. Yuli 6
Ny. Satinah 6
Ny. Kamini 6
Ny. Sri Suketi 6
Keterangan :
Full Function :6
Moderate Impairment :3–5
Severe Functional Impairment : ≤ 2

Berdasarkan hasil pengkajian mengenai kemampuan


melakukan aktivitas, didapatkan hasil bahwa mayoritas lansia
(8 lansia) mampu melakukan kegiatan secara mandiri seperti
mandi, berpakaian, toileting, berpindah, kontrol BAB dan
BAK, serta makan. Namun terdapat 2 lansia yang memerlukan
alat bantu jalan seperti walker atau tongkat.
Nama Klien Total Score Instrumental Acitivies of Daily Living Scale

Ny. Aminem 6
Ny. Suripah 6
Ny. Yatmi 6
Ny. Tuminah 6
Ny. Yuli 5
Ny. Satinah 5
Ny. Kamini 6
Ny. Sri Suketi 5
Keterangan :
0 : Low Function, Dependent
8 : High Function, Independent (untuk wanita)
5 : High Function, Independent (untuk laki-laki)
Berdasarkan hasil pengkajian, didapatkan hasil bahwa 8 lansia
dapat melakukan aktivitas harian seperti menggunakan telfon,
berbelanja, menyiapkan makan, bersih-bersih, mencuci baju,
mobilitas, mengonsumsi obat dan mengatur keungan.
Nama Klien Tinetti Balance Assessment Tool
Ny. Aminem 9
Ny. Suripah 8
Ny. Yatmi 8
Ny. Tuminah 9
Ny. Yuli 5
Ny. Satinah 9
Ny. Kamini 9
Ny. Sri Suketi 7
Keterangan :
Risiko jatuh tinggi : <18
Risiko jatuh moderate : 19 – 23
Risiko jatuh rendah : >24

Berdasarkan hasil pengkajian, didapatkan hasil bahwa 8 lansia


mengalami risiko jatuh tinggi. 2 lansia memerlukan alat bantu jalan
seperti walker dan tongkat. Mayoritas lansia memiliki hipertensi.
Nama Klien Mini mental state examination (MMSE)
Ny. Aminem 30
Ny. Suripah 15
Ny. Yatmi 30
Ny. Tuminah 16
Ny. Yuli 26
Ny. Satinah 19
Ny. Kamini 21
Ny. Sri Suketi 21
Keterangan :
Normal cognitive function : 27 – 30
Mild cognitive impairment : 21 – 26
Moderate cognitive impairment : 11 – 20
Severe cognitive impairment : 0 – 10

Berdasarkan hasil pengkajian, didapatkan hasil bahwa 2 lansia


berada pada normal cognitive function, 3 lansia berada pada mild
cognitive impairment, dan 3 lansia berada pada moderate cognitive
impairment. Mayoritas lansia tidak bersekolah, dan hanya 1 lansia
yang bersekolah sampai SD.
Nama Klien Determine Your Nutritional Health
Ny. Aminem 9
Ny. Suripah 11
Ny. Yatmi 8
Ny. Tuminah 4
Ny. Yuli 9
Ny. Satinah 4
Ny. Kamini 8
Ny. Sri Suketi 8
Keterangan :
0-2 : Bagus
3-5 : Anda berada pada risiko gizi sedang
6 atau lebih : Anda berada pada risiko gizi tinggi

Berdasarkan hasil pengkajian, didapatkan hasil bahwa 2 lansia


berada pada nutrisi risiko gizi sedang dan 6 lansia berada pada nutrisi
risiko tinggi. Mayoritas lansia mengalami hipertensi sehingga
memerlukan perubahan nutrisi diet rendah garam.
Nama Klien Whispered Voice Test
Ny. Aminem Lulus
Ny. Suripah Lulus
Ny. Yatmi Lulus
Ny. Tuminah Lulus
Ny. Yuli Lulus
Ny. Satinah Lulus
Ny. Kamini Lulus
Ny. Sri Suketi Gagal
Berdasarkan hasil pengkajian, didapatkan hasil bahwa 1 dari 8
lansia gagal dalam test fungsi pendengaran. Lansia gagal dalam
mendengarkan jarak 15 cm secara bisik – bisik dan 60 cm suara biasa
dan bisik – bisik.
Nama Klien Geriatric Depression Scale
Ny. Aminem 2
Ny. Suripah 4
Ny. Yatmi 4
Ny. Tuminah 2
Ny. Yuli 10
Ny. Satinah 0
Ny. Kamini 1
Ny. Sri Suketi 7

Keterangan :
0–5 : Normal
>5 : Menunjukkan depresi
Berdasarkan hasil pengkajian, didapatkan hasil bahwa 2 dari 8
lansia menunjukkan depresi. Depresi yang ditunjukkan berupa
sikap menarik diri dari lingkungan, tidak puas terhadap diri
sendiri, dan merasa dirinya tidak berguna.

C. ASPEK SOSIAL-LINGKUNGAN
1. Interaksi/hubungan dengan orang lain
Lansia di Wisma 6 PPSLU Panti Dewanata berinteraksi
cukup baik antar satu dengan yang lain dan saling membantu,
mereka terlihat akrab meskipun ada beberapa yang kurang suka
pada masing-masing sifat mereka. Lansia biasanya mengobrol atau
berbincang-bincang di ruang tengah dan teras depan. Lansia
mengatakan lebih senang berkegiatan di taman, bersih-bersih, dan
di tempat tidur atau kamar masing-masing. Lansia mengatakan
setiap makan mereka tinggal mengambil makanan di dapur yang
sudah disiapkan sesuai porsi masing-masing lansia yang ada di
wisma 6. Lansia mengatakan di bulan puasa ini mereka
menjalankan ibadah puasanya tapi ada juga yang tidak puasa
namun dari lansia yang lain mereka tetap menghargainya. Interaksi
lansia antar beda wisma cukup baik melakukan kegiatan bersama
seperti mengobrol, mendengarkan musik dan bernyanyi bersama-
sama. Interaksi dengan petugas panti juga sangat dekat, bukan
hanya dengan petugas namun juga dengan mahasiswa praktek.
2. Partisipasi dalam kegiatan di panti
Lansia di Wisma 6 PPSLU Panti Dewanata mengatakan
sering mengikuti kegiatan panti seperti bimbingan kreatif dan
spiritual, latihan rebana, kegiatan keterampilan seperti membuat
keset, rangkaian bunga dll, bimbingan terapi psikososial, dan sholat
berjamaah. Beberapa lansia yang beragama islam rajin melakukan
kegiatan ibadah dan rajin ke masjid.
3. Support system
Lansia di Wisma 6 PPSLU Panti Dewanata mengatakan
bahwa support system yang mereka miliki adalah teman teman
lansia di panti dewanata dan pegawai panti. Selain itu, mereka juga
merasa mahasiswa yang praktik di panti ini menjadi support system
dan hiburan tersendiri untuk mereka, karena mereka merasa bisa
mengobrol dan berinteraksi dengan mahasiswa praktekan yang
datang, namun juga merasa sedih ketika mahasiswa tersebut telah
kembali ketempatnya masing-masing. Terdapat satu lansia yang
bahkan menunjukkan foto kenang kenangan dalam memberikan
semangat pada kehidupan lansia sehari harinya.
4. Kenyamanan, keamanan/keamanan lingkungan tempat tinggal
Lansia di Wisma 6 PPSLU Panti Dewanata mengatakan
bahwa mereka lama kelamaan merasa nyaman tinggal di wisma ini,
meskipun memang tidak dipungkiri terkadang mereka merasa rindu
dengan keluarganya juga. Lingkungan panti dirasa aman dan
nyaman oleh para lansia, karena terdapat security yang berjaga di
pos satpam. Mereka juga merasa nyaman karena terdapat banyak
pepohonan dan juga ada taman di lingkungan panti.

D. ASPEK PSIKOLOGI-MENTAL
1. Mood (suasana hati)
Mayoritas lansia yang berada di Wisma 6 PPSLU Panti
Dewanata merasa kesepian, karena mereka tinggal jauh dari
keluarga. Namun ada beberapa dari lansia merasa senang selama
tinggal di wisma setelah bergabung dengan teman-teman lansia
yang lain. Selain itu, antara lansia satu dengan lansia yang lain di
Wisma 6 PPSLU Panti Dewanata ini jarang berinteraksi, lebih
dominan beraktivitas dengan pekerjaannya masing-masing.
Beberapa lansia yang merasa kesepian akan melakukan kegiatan
atau hobi yang mereka sukai masing-masing seperti berkebun di
taman, bernyanyi, membaca buku dan lain-lain.
2. Fungsi kognitif
a. Mini mental state examination (MMSE)
Nama Klien Mini mental state examination (MMSE)
Ny. Aminem 30
Ny. Suripah 15
Ny. Yatmi 30
Ny. Tuminah 16
Ny. Yuli 26
Ny. Satinah 19
Ny. Kamini 21
Ny. Sri Suketi 21
Keterangan:
Normal Cognitive Function : 27 – 30
Mild Cognitive Impairment : 21 – 26
Moderate Cognitive Impairment : 11 – 20
Severe Cognitive Impairment : 0 – 10
Berdasarkan hasil pengkajian mengenai fungsi kognitif lansia
di Wisma 6 PPSLU Panti Dewanata, didapatkan hasil bahwa 5
lansia memiliki fungsi kognitif yang normal, 2 lansia memiliki
fungsi kognitif ringan dan 1 lansia memiliki fungsi kognitif sedang.
b. Clock drawing test
Nama Klien Total Score Clock Drawing Test
Ny. Kamini 1
Ny. Turminah 1
Ny. Satinah 1
Ny. Yuli 1
Ny. Yatmi 2
Ny. Aminem 2
Ny. Sri Suketi 2
Ny. Suripah 1
Keterangan:
1-2 : normal
≥ 3 : defisit kognitif
Berdasarkan hasil pengkajian mengenai fungsi kognitif lansia
di Wisma 6 PPSLU Panti Dewanata, didapatkan hasil bahwa 8
lansia masih memiliki fungsi kognitif yang normal yaitu dapat
menggambar jam dengan benar, berurutan menggambar angka-
angkanya dan menunjukan jarum jam dengan benar.
3. Mekanisme koping-stres
Mekanisme koping lansia di Wisma 6 PPSLU Panti
Dewanata cukup baik. 8 lansia memiliki mekanisme koping yang
adaptif dengan berkegiatan seperti hobi yang disukai yaitu
bertaman, bernyanyi, menari, berbincang-bincang, menonton tv,
melakukan aktivitas kebersihan, suka jalan-jalan untuk main atau
sekedar mengobrol dengan lansia di wisma yang lain. Namun ada 1
lansia yang masih memiliki mekanisme koping maladaftif yaitu
dengan banyak melamun atau kurang dalam melakukan aktivitas,
dikarenakan juga kondisi kesehatan pada kedua kaki dalam
keadaan lemah sehingga menghambat akan sedikit kegiatan
maupun aktivitas.
Nama Klien Mekanisme koping-stress
Ny. Kamini Lansia akan melakukan kegiatan seperti berbincangbincang
Ny. Turminah Lansia akan melakukan kegiatan seperti menonton tv,
menonton berita
Ny. Satinah Lansia akan melakukan kegiatan seperti berbincang
bincang, merapikan taman
Ny. Yuli Lansia akan melakukan kegiatan seperti berbincangbincang
serta bernyanyi
Ny. Yatmi Lansia akan melakukan kegiatan seperti berbincang
bincang, membersihkan lingkungan sekitar wisma
Ny. Aminem Lansia akan melakukan kegiatan jalan-jalan di sekitar
panti, berbincang bincang, dan berkebun di taman
Ny. Sri Suketi Lansia akan melakukan kegiatan seperti bernyanyi, menari,
jalan-jalan di sekitar panti
Ny. Suripah Lansia akan melakukan kegiatan seperti menonton tv,
berkeliling di sekitar panti dan duduk-duduk di taman

4. Penilaian terhadap diri


Nama Klien Total Score Geriatric Depression Scale
(Short Form)
Ny. Kamini 1
Ny. Turminah 2
Ny. Satinah 0
Ny. Yuli 10
Ny. Yatmi 4
Ny. Aminem 2
Ny. Sri Suketi 7
Ny. Suripah 4
Keterangan:
Skor 0 - 5 = Normal
Skor > 5 = Depresi
Berdasarkan hasil pengkajian Geriatric Depression Scale
mengenai penilaian terhadap diri lansia, didapatkan hasil bahwa 6
lansia yang ada di Wisma 6 PPSLU Panti Dewanata tidak
mengalami depresi, namun 2 lansia lainnya memiliki skor yang
termasuk dalam depresi. 2 lansia tersebut mengatakan kurang
bersemangat untuk memulai hari, kurang merasa bahagia, dan
merasa tidak berdaya. Lansia mengatakan telah lama tidak
melakukan hobi atau aktivitas yang disukainya. Terdapat lansia
yang mengatakan tidak memiliki harapan, dan terdapat lansia yang
memiliki harapan untuk tetap sehat.

E. ASPEK SPIRITUAL
1. Aktivitas Keagamaan
Lansia di Wisma VI seluruhnya beragama islam, untuk kegiatan
ibadah dilaksanakan setiap hari ada yang beribadah di mushola maupun di
kamar masing-masing. Terdapat kegiatan yang dilaksanakan para lansia
seperti pengajian dan bimbingan ibadah. Selain itu, ada juga kegiatan
rebana dan sholawat Bersama yang diagendakan oleh panti yaitu satu
minggu sekali. Saat bulan ramadahan, lansia di Wisma VI yang
menjalankan ibadah puasa sebanyak 6 lansia dan 2 lansia tidak
menjalankan ibadah puasa.
2. Nilai Keyakinan
Dari hasil pengkajian pada lansia di wisma VI didapatkan hasil bahwa
seluruh lansia beragama islam. Kegiatan ibadah dilakukan secara rutin
menurut keyakinan dan kepercayaan lansia masing-masing. Hampir
seluruh lansia mengatakan hidup dan matinya sudah menjadi takdir yang
di tetapkan oleh Tuhan YME. Sehingga lansia mengatakan kita harus siap
kapanpun jika kita dipanggil oleh Tuhan YME dengan mempersiapkan
amal ibadah untuk kehidupan di akhirat nanti, lansia juga mengatakan
bahwa selagi masih hidup di dunia, kita harus menjalankan ibadah yang
kitab isa dan melakukan hal baik untuk orang lain dan menjalani hidup
dengan bersyukur. Lansia mengatakan bahwa selagi kita diberi Kesehatan
dan masih bisa beribadah, ibadah sehari-hari harus tetap dijalankan.
3. Rencana dan Harapan Klien Untuk Masa Depan
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan hasil bahwa Sebagian besar
lansia di wisma VI berharap terus diberikan Kesehatan, umur Panjang dan
ingin dapat dijenguk oleh keluarganya, sanak saudara, dan mendapat
kasih saying dan dukungan dari keluarga yang masih ada. Beberapa lansia
juga mengatakan bahwa memaklumi apabila keluarganya tidak
mengunjungi karena kepentingan masing-masing dan factor ekonomi dari
keluarganya.
F. PENGOBATAN DAN RIWAYAT PENYAKIT
1. Perilaku Kesehatan
Lansia wisma VI Sebagian besar mengalami masalah Kesehatan
antara lain nyeri sendi, berjalan bungkuk, hipertensi, DM, sesak nafas,
dan pusing. Terdapat dua lansia yang menggunakan alat bantu jalan
berupa walker atau tongkat untuk beraktivitas baik ke kamar mandi
maupun kegiatan lainnya. Untuk konsumsi makanan bagi lansia sudah di
sediakan dan di siapkan oleh pihak PPSLU Dewanata, dan untuk
menunya setiap hari berbeda seperti sayur, nasi, protein (seperti telur,
susu, ikan, dan ayam), dan buah-buahan. Untuk kegiatan fisik yang
dilaksanakan seperti bersih-bersih wisma, kamar masing-masing, dan ada
juga kerja bakti untuk membersihkan lingkungan PPSLU Dewanata yang
sudah di jadwalkan.
2. Perilaku pengobatan atau manajemen penyakit
Untuk kegiatan pemeriksaan/pengobatan Kesehatan lansia rutin
dilaksanakan oleh PPSLU Dewanata setiap satu bulan sekali yaitu pada
minggu ke 4 dengan mendatangkan petugas Kesehatan dari Puskesmas.
Pengobatan para lansia akan diberikan obat dari pihak petugas Kesehatan
Puskesmas setempat. Obat-obatan yang umum di berikan kepada lansia
antara lain dexamethasone, diclofenate sodium, kalsium laktat,
amplodipin, dan vitamin.
3. Komorbid dan pengobatan
Pengobatan bagi lansia yang memiliki gangguan pada sendi, biasanya
mereka akan mengurangi kegiatannya dan mengonsumsi obat-obatan
yang sudah diberikan oleh pihak Puskesmas.
G. ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1. DS:
- Lansia mengatakan sering nyeri sendi
- P: Rasa sakit sendi akibat aktivitas yang berlebih
- Q: rasa sakit tumpul seperti ditekan benda berat
- R: rasa sakit menyebar pada daerah sekitar sendi, misal tulang belakang,
lutut, maupun pergelangan tangan Kerusakan sistem saraf Nyeri Kronis
- S: skala nyeri 4
- T: rasa sakit muncul Ketika dingin maupun pagi hari
DO:
- Lansia tidak mampu menuntaskan aktivitas
- Menunjukan ekspresi meringis saat aktivitas berlebih
2. DS :
- Lansia mengatakan terkadang susah untuk mengingat keadaan lalu
- Lansia mengatakan tidak mampu mengingat informasi yang factual
DO : Proses Penuaan Gangguan memori
- Beberapa lansia tampak kebingunan saat menjawab pertanyaan saat
wawancara
- Lansia tidak mampu mengingat perilaku tertentu yang pernah dilakukan
3. DS :
- Lansia mengeluhkan nyeri pada ektremitas bawah
DO :
Usia ≥ 65 tahun Risiko Jatuh
- Terdapat dua lansia yang menggunakan alat bantu jalan
- Pada pengkajian tinnetei test terdapat 2 lansia dalam kategori high dan 3
lansia dalam kategori moderate

H. Rencana Asuhan Keperawatan


No. Diagnosa Tujuan Intervensi
1. Nyeri kronis b.d. Kerusakan sistem Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 SIKI : Terapi Relaksasi Otot Progresif
saraf x 7 jam diharapkan tingkat nyeri menurun (I.05187)
dengan kriteria hasil sebagai berikut : Observasi :
SLKI : Tingkat nyeri (L.08066) 1. Identifikasi tempat yang tenang
Indikator : Awal Tujuan dan nyaman
Keluhan nyeri 3 4 2. Monitor secara berkala untuk
Meringis 3 4 memastikan otot rileks
Keterangan : 3. Monitor adanya indicator tidak
1 : Meningkat rileks (seperti nafas berat)
2 : Cukup meningkat Terapeutik :
3 : Sedang 4. Atur lingkungan agar tidak ada
4 : Cukup menurun gangguan saat terapi
5 : Menurun 5. Berikan posisi bersandar pada
Indikator : Awal Tujuan kursi atau posisi lain yang nyaman
Tekanan 3 4 6. Hentikan sesi relaksasi secara
darah bertahap
Keterangan : 7. Beri waktu mengungkapkan
1 : Memburuk perasaan saat terapi
2 : Cukup memburuk Edukasi :
3 : Sedang 8. Anjurkan memakai pakaian yang
4 : Cukup membaik nyaman dan tidak sempit
5 : Membaik 9. Anjurkan melakukan relaksasi
otot rahang
10. Anjurkan menegangkan otot
selama 5-10 detik, kemudian
anjurkan untuk merilekskan otot
20-30 detik, masing-masing 8-16
kali
11. Anjurkan menegangkan otot kaki
selama tidak lebih dari 5 detik
untuk menghindari kram
12. Anjurkan fokus pada sensasi otot
yang menegang
13. Anjurkan fokus pada sensasi otot
yang rileks
14. Anjurkan bernafas dalam dan
perlahan
15. Anjurkan berlatih secara mandiri
2. Gangguan memori b.d. proses Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 SIKI : Orientasi Realita (I.09297)
penuaan x 7 jam diharapkan orientasi kognitif membaik Observasi :
dengan kriteria hasil sebagai berikut : 1. Monitor perubahan orientasi
SLKI : Orientasi Kognitif (L.09081) 2. Monitor perubahan kognitif dan
Indikator : Awal Tujuan perilaku
Identifikasi 3 4 Terapeutik:
tempat saat ini 3. Perkenalkan nama saat memulai
Identifikasi 4 5 interaksi
hari 4. Orientasikan orang, tempat, dan
Identifikasi 3 4 waktu
bulan 5. Hadirkan realita (mis. beri
Identifikasi 3 4 penjelasan alternatif, hindari
tahun perdebatan)
Keterangan : 6. Sediakan lingkungan dan rutinitas
1 : Menurun secara konsisten
2 : Cukup Menurun 7. Atur stimulus sensorik dan
3 : Sedang lingkungan (mis. kunjungan,
4 : Cukup meningkat pemandangan, suara,
5 : Meningkat pencahayaan, bau, dan sentuhan)
8. Gunakan simbol dalam
mengorientasikan lingkungan
(mis. tanda, gambar, warna)
9. Libatkan dalam terapi
kelompokorientasi
10. Berikan waktu istirahat dan tidur
yang cukup, sesuai kebutuhan
11. Fasilitasi akses informasi (mis.
televisi, surat kabar, radio), jika
perlu
Edukasi:
12. Anjurkan perawatan diri secara
mandiri
13. Anjurkan penggunaan alat bantu
(mis. kacamata, alat bantu dengar,
gigi palsu)
14. Ajarkan keluarga dalam
perawatan orientasi realita
3. Risiko jatuh b.d. usia > 65 tahun Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 SIKI : Dukungan Ambulasi (I.06171)
x 7 jam diharapkan ambulasi membaik dengan Observasi :
kriteria hasil sebagai berikut : 1. Identifikasi adanya nyeri atau
SLKI : Ambulasi (L.05038) keluhan fisik lainnya
Indikator : Awal Tujuan 2. Identifikasi toleransi fisik
Menopang 3 4 melakukan ambulasi
berat badan 3. Monitor frekuensi jantung dan
Berjalan 3 4 tekanan darah sebelum memulai
dengan ambulasi
Langkah yang 4. Monitor kondisi umum selama
efektif melakukan ambulasi
Keterangan : Terapeutik :
1 : Menurun 5. Fasilitasi aktivitas ambulasi
2 : Cukup Menurun dengan alat bantu (mis.tongkat,
3 : Sedang kruk)
4 : Cukup meningkat 6. Fasilitasi melakukan mobilisasi
5 : Meningkat fisik, jika perlu
Indikator : Awal Tujuan 7. Libatkan keluarga untuk
Nyeri saat 3 4 membantu pasien dalam
berjalan meningkatkan ambulasi
Keterangan : Edukasi :
1 : Meningkat 8. Jelaskan tujuan dan prosedur
2 : Cukup meningkat ambulasi
3 : Sedang 9. Anjurkan melakukan ambulasi
4 : Cukup menurun dini
5 : Menurun 10. Ajarkan ambulasi sederhana yang
harus dilakukan (mis. berjalan
dari tempat tidur ke kursi roda,
berjalan dari tempat tidur ke
kamar mandi, berjalan sesuai
toleransi)
I. Implementasi Keperawatan
Hari/ Diagnosis Implementasi Evaluasi
Tanggal
Selasa, 04 Nyeri kronis b.d. 1. Mengidentifikasi tempat yang tenang dan S: Semua lansia mengatakan merasa lebih nyaman
April 2023 nyaman
Kerusakan sistem saraf dan rileks
2. Memonitor secara berkala untuk memastikan
otot rileks O: Semua lansia tampak tenang dan bahagia
3. Memonitor adanya indikator tidak rileks
A: Nyeri kronis teratasi sebagian
(seperti nafas berat)
4. Mengatur lingkungan agar tidak ada gangguan Indikator : Awal Tujuan Akhir
saat terapi Keluhan 3 4
5. Menganjurkan memakai pakaian yang nyaman nyeri
dan tidak sempit Meringis 3 4
Gangguan memori b.d. 1. Memonitor perubahan orientasi Indikator : Awal Tujuan Akhir
2. Memonitor perubahan kognitif dan perilaku Tekanan 3 4
proses penuaan
3. Memperkenalkan nama saat memulai interaksi darah
4. mengorientasikan orang, tempat, dan waktu P: Pertahankan kondisi yang sudah baik
5. Menghadirkan realita (mis. beri penjelasan
alternatif, hindari perdebatan)
6. Menyediakan lingkungan dan rutinitas secara S: Semua lansia mengatakan merasa bahagia ketika
konsisten
Risiko jatuh b.d. usia > 65 1. Menidentifikasi adanya nyeri atau keluhan dikunjungi
fisik lainnya O: Semua lansia tampak tersenyum dan tenang
tahun
2. Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan
ambulasi A: Gangguan memori teratasi sebagian
3. Memonitor frekuensi jantung dan tekanan Indikator : Awal Tujuan Akhir
darah sebelum memulai ambulasi Identifikasi 3 4
tempat saat
ini
Identifikasi 4 5
hari
Identifikasi 3 4
bulan
Identifikasi 3 4
tahun
P: Pertahankan kondisi yang sudah baik

S: Salah satu lansia mengatakan bahwa ada temannya


yang sedang dirujuk ke rumah sakit
O: Hanya terdapat 5 dari 8 lansia yang berada di
wisma
A:Risiko jatuh teratasi sebagian
Indikator : Awal Tujuan Akhir
Menopang 3 4
berat
badan
Berjalan 3 4
dengan
Langkah
yang
efektif
Indikator : Awal Tujuan Akhir
Nyeri saat 3 4
berjalan
P: Pertahankan kondisi yang sudah baik
Rabu, 05 Nyeri kronis b.d. 1. Memonitor secara berkala untuk memastikan S: Semua lansia mengatakan pusing dan nyeri sendi
April 2023 otot rileks
Kerusakan sistem saraf berkurang
2. Memberikan posisi bersandar pada kursi atau
posisi lain yang nyaman O: 3 dari 5 lansia mengalami penurunan tekanan
3. Menghentikan sesi relaksasi secara bertahap
darah
4. Memberi waktu mengungkapkan perasaan saat
terapi A: Nyeri kronis teratasi sebagian
Indikator : Awal Tujuan Akhir
Gangguan memori b.d. 1. Memperkenalkan nama saat memulai interaksi Keluhan 3 4
proses penuaan 2. Mengorientasikan orang, tempat, dan waktu nyeri
3. Mengatur stimulus sensorik dan lingkungan Meringis 3 4
(mis. kunjungan, pemandangan, suara, Indikator : Awal Tujuan Akhir
pencahayaan, bau, dan sentuhan) Tekanan 3 4
4. Mengunakan simbol dalam mengorientasikan darah
lingkungan (mis. tanda, gambar, warna) P: Pertahankan kondisi yang sudah baik
5. Meliibatkan dalam terapi kelompok orientasi
6. Memberikan waktu istirahat dan tidur yang
cukup, sesuai kebutuhan S: Semua lansia mengatakan senang dengan
Risiko jatuh b.d. usia > 65 1. Memonitor kondisi umum selama melakukan
ambulasi kehadiran mahasiswa yang praktek
tahun
2. Memfasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat O: Semua lansia tampak tersenyum
bantu (mis.tongkat, kruk)
3. Memfasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika A: Gangguan memori teratasi sebagian
perlu Indikator : Awal Tujuan Akhir
4. Melibatkan keluarga untuk membantu pasien Identifikasi 3 4
dalam meningkatkan ambulasi tempat saat
ini
Identifikasi 4 5
hari
Identifikasi 3 4
bulan
Identifikasi 3 4
tahun
P: Pertahankan kondisi yang sudah baik

S: Semua lansia mengatakan selalu membantu


temannya yang membutuhkan bantuan
O: Hubungan antar lansia tampak erat dan hangat
A:Risiko jatuh teratasi sebagian
Indikator : Awal Tujuan Akhir
Menopang 3 4
berat
badan
Berjalan 3 4
dengan
Langkah
yang
efektif
Indikator : Awal Tujuan Akhir
Nyeri saat 3 4
berjalan
P: Pertahankan kondisi yang sudah baik
Kamis, 06 Nyeri kronis b.d. 1. Menganjurkan melakukan relaksasi otot rahang S: Semua lansia mengatakan tidur lebih nyenyak dan
April 2023 2. Menganjurkan menegangkan otot selama 5-10
Kerusakan sistem saraf nyeri sendi berkurang
detik, kemudian anjurkan untuk merilekskan
otot 20-30 detik, masing-masing 8-16 kali O: 4 dari 5 lansia mengalami penurunan tekanan
3. Menganjurkan menegangkan otot kaki selama
darah
tidak lebih dari 5 detik untuk menghindari
kram A: Nyeri kronis teratasi sebagian
4. Menganjurkan fokus pada sensasi otot yang
Indikator : Awal Tujuan Akhir
menegang
5. Menganjurkan fokus pada sensasi otot yang Keluhan 3 4
rileks nyeri
6. Menganjurkan bernafas dalam dan perlahan Meringis 3 4
7. Menganjurkan berlatih secara mandiri Indikator : Awal Tujuan Akhir
8. Memonitor secara berkala untuk memastikan Tekanan 3 4
otot rileks darah
Gangguan memori b.d. 1. Memonitor perubahan orientasi P: Pertahankan kondisi yang sudah baik
2. Memonitor perubahan kognitif dan perilaku
proses penuaan
3. Mengajarkan keluarga dalam perawatan
orientasi realita S: Semua lansia mengatakan terimakasih karena
4. Memfasilitasi akses informasi (mis. televisi, sudah mengajarkan terapi yang bermanfaat
surat kabar, radio), jika perlu
5. Menganjurkan perawatan diri secara mandiri
6. Menganjurkan penggunaan alat bantu (mis. O: Semua lansia tampak bahagia
kacamata, alat bantu dengar, gigi palsu)
A: Gangguan memori teratasi sebagian
Risiko jatuh b.d. usia > 65 1. Menganjarkan ambulasi sederhana yang harus
dilakukan (mis. berjalan dari tempat tidur ke Indikator : Awal Tujuan Akhir
tahun
kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar Identifikasi 3 4
mandi, berjalan sesuai toleransi) tempat saat
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur ambulasi ini
3. Mengajurkan melakukan ambulasi dini Identifikasi 4 5
hari
Identifikasi 3 4
bulan
Identifikasi 3 4
tahun
P: Pertahankan kondisi yang sudah baik

S: Semua lansia saling bekerjasama untuk menemani


dan menjaga temannya yang sakit
O: Semua lansia tampak bahagia ketika saling
membantu
A:Risiko jatuh teratasi sebagian
Indikator : Awal Tujuan Akhir
Menopang 3 4
berat
badan
Berjalan 3 4
dengan
Langkah
yang
efektif
Indikator : Awal Tujuan Akhir
Nyeri saat 3 4
berjalan
P: Pertahankan kondisi yang sudah baik

Anda mungkin juga menyukai