Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY.

U DENGAN
HIPERTENSI NY.U PADA LANSIA DI KP PANIMBAAN RT 005 / RW 005
DESA NAGRAKSARI KECAMATAN JAMPANGKULON KABUPATEN
SUKABUMI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga
Pada Program Studi Profesi Ners
Universitas muhammadiah sukabumi

Disusun Oleh:
RUDI SUGIARTO
2132325011

PROGRAM PROFESI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIAH SUKABUMI
TAHUN 2022
Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny. U Dengan Hipertensi Pada Ny. U
Pada Lansia Di KP Panimbaan Rt 005 / Rw 005 Desa Nagraksari Kecamatan
Jampangkulon Kabupaten Sukabumi

Tanggal Pengkajian : Sabtu, 16 April 2022


Pukul : 11.00 WIB

A. DATA UMUM
1. Nama Kepala Keluarga ( KK ) : Ny. U
2. Usia : 60 tahun
3. Pendidikan : SD
4. Pekerjaan : IRT
5. Alamat : Kp. Panimbaan Rt 005/005
6. Komposisi Keluarga :

No Nama JK Hubungan Umur Pendi Status Imunisasi Ket


dengan dikan BC POLIO DPT HEP CAMPA
KK G ATIT K
IS
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1. Ny. U L Anak 28 SMA            Lengkap
7. Genogram (minimal 3 generasi)

Interpretasi:
Dari data di atas di dapatkan bahwa Ny. U adalah anak ke 4 dari 4 bersaudara,
ibu dan ayah Ny. U sudah meninggal. Sedangkan Tn. M merupakan anak tunggal
dan sudah bercerai dan kini Ny. U tinggal bersama anaknya yaitu Tn. A.

Keterangan :

Laki – laki Perempuan Menikah cerai

Pisah Anak Kandung Anak Kembar

Anak angkat Aborsi Meninggal


Klien Tinggal Satu Rumah

8. Tipe keluarga :
Klien termasuk dalam tipe keluarga Single Parent karena klien hanya
tinggal bersama anaknya saja karena sudah bererai dengan suaminya.

9. Suku bangsa
Keluarga Ny. U merupakan suku sunda dan dalam sehari-harinya
menggunakan bahasa sunda, dan indonesia dalam berkomunikasi.
10. Agama
Agama yang dianut oleh keluarga Ny. U adalah agama Islam
11. Status Emosional Ekonomi Keluarga
Sumber keuangan Ny. U yaitu klien sambil berdagang dan kadang
keuangan dibantu oleh anaknya.
12. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Aktifitas rekreasi yang biasa dilakukan oleh keluarga Ny. U yaitu sering
bersosialisasi dengan tetangga dan keluarga.

B. RIWAYAT DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini :
Klien berada pada tahap perkembangan keluarga yaitu Tahap VIII : Keluarga
usia tua.
2. Tahap Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi :
Tidak ada tahapan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
3. Riwayat Keluarga Inti :
Ny.U : Saat ini Ny.U tidak mengeluh penyakit apapun terkait kondisinya
saat ini. Namun Ny.U memiliki riwayat penyakit hipertensi
Tn. A : Saat ini Tn. A tidak mengeluh penyakit apapun terkait kondisinya
saat ini.

C. LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
Keluarga Ny. U mempunyai rumah sendiri dengan tipe rumah yaitu
permanen, panjang ± 12 Meter, lebar ±7 Meter, ruangan terdiri dari warung,
teras, ruang tamu, ruang keluarga, dapur, dan 2 kamar tidur. Terdapat ventilasi
dan pencahayaan, lantai rumah semen, kamar mandi di dalam rumah dan
sumber air yang digunakan yaitu dari sumur.

Denah Rumah

± 7 meter

4
8

B T

6
S

2
7
± 12 Meter
1

Keterangan
1 : Teras
2 : Ruang Tamu
3 : Ruang Keluarga
4 : Dapur
5 : Warung
6 : Kamar Tidur
7 : Kamar Tidur
8 : Wc

Interpretasi : Keluarga Ny. U memiliki rumah panjang ± 12 meter dan lebar ±


7 meter memiliki ruangan terdiri dari warung, teras, ruang tamu, ruang
keluarga, dapur, dan 2 kamar tidur. Rumah Ny. U menghadap ke arah Utara.

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Karakteristik tetangga di sekitar yaitu ramah tamah dan jika ada waktu luang
menyempatkan berbincang-bincang satu sama lain di sekitar rumah, tidak ada
budaya setempat yang mempengaruhi mengenai kesehatan dan tidak adanya
aturan khusus di daerah setempat. Rumah keluarga Ny. U berada di wilayah
yang karakteristik tetangga peduli apabila dimintai bantuan. Lingkungan
disana termasuk cukup padat.
3. Mobilitas geografi keluarga
Ny. U setiap pagi selalu berangkat untuk bekerja ke lading dari jam 07.00 –
16.00, sedangkan anaknya berjualan.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi keluarga dengan masyarakat
Keluarga Ny. U berkumpul dengan anggota keluarga yang lain atau sanak
saudara hampir setiap hari karena jarak rumah dengan anggota keluarga yang
lain sangat dekat.
5. Sistem pendukung keluarga
Jika salah satu anggota keluarga sakit biasanya langsung dibawa ke fasilitas
kesehatan yaitu Rumah Sakit atau Puskesmas.
D. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi yang biasa digunakan klien adalah terbuka dan klien biasa
berkomunikasi menggunakan bahasa indonesia ataupun sunda
2. Struktur kekuatan keluarga
Bila ada suatu konflik biasanya diselesaikan dengan cara demokratis
3. Struktur Peran (formal dan informal)
a. Ny. U berperan sebagai kepala keluarga, dan ibu
b. Tn. A berperan sebagai anak
4. Nilai dan Norma budaya
Dalam keluarga Ny. U terbiasa menanamkan sikap saling menghormati dan
menyayangi antara anggota keluarga yang lainnya dan kepada tetangga. Tidak
ada hal yang menentang dengan kesehatan mengenai norma dan agama.

E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Keluarga Ny. U menjalankan fungsi afektifnya yaitu dengan cara memberikan
kasih sayang, perasaan memiliki dan dimiliki dalam anggota keluarga. Bila
ada anggota keluarga lain yang membutuhkan anggota keluarga berusaha
membantu.
2. Fungsi Sosialisasi
Keluarga Ny. U bersosialisasi antara anggota keluarga yang satu dan yang
lainnya berjalan dengan baik. Sosialisi dengan tetangga pun berjalan dengan
baik.
3. Fungsi Reproduksi
Ny. U mempunyai 1 orang anak berjenis kelamin laki – laki.
4. Fungsi Ekonomi
Keadaan ekonomi Ny. U dirasakan cukup oleh keluarga untuk kebutuhan
sandang,pangan,papan. Untuk kebutuhan pangan biasanya menu tiap hari
bervariasi dan penghasilan yang dipakai untuk kebutuhan berasal dari
penghasilan Ny. U

G. STRES DAN KOPING KELUARGA


1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang serta kekuatan keluarga
a. Stresor Jangka Pendek
Ny. U mengatakan bahwa dia sering mengeluh sakit pudak belakang dan
pusing jika terlalu makan makanan yang asin.
b. Stresor Jangka Panjang
Ny. U merasa khawatir bila penyakitnya kambuh dan takut opname di
rumah sakit, karena membutuhkan biaya yang banyak
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Keluarga Ny. U selalu memberikan dorongan dan semangat pada anggota
keluarga yang memiliki masalah yang ada di keluarga serta membantu
memecahkan masalah yang ada.
3. Strategi koping yang digunakan
Untuk menghadapi stressor jangka pendek keluarga membawa Ny.U ke
fasilitas kesehatan dan selalu melihat kondisi Ny.U dan untuk menghadapi
stressor jangka panjang Ny. U memikirkan bagaimana agar seluruh
keluarganya sehat.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga menanggapi masalah yang terjadi di keluarganya sebagai cobaan
hidup dan beradaptasi sehingga tidak menggunakan strategi adaptasi
disfungsional.
H. PEMERIKSAAN FISIK ( Semua anggota keluarga head to toe )
No Pemeriksaan Ny. U Tn. A
1. Keadaan umum Composmentis Composmentis
2. Tanda – tanda vital :
- TD TD : 170/90 TD : 120/80
- Nadi N : 90x/menit N : 80x/menit
- Suhu S : 36 C S : 36 C

- RR RR : 18x/mnt RR : 18x/mnt

3. TB & BB TB : 150 cm TB : 160 cm


BB : 55 kg BB : 60 kg
4. Kepala
Bentuk kepala : Simetris Simetris
Keadaan rambut : Hitam Hitam
Keadaan kulit kepala Bersih Bersih
:
5. Mata :
Bentuk
Conjungtiva Tidak Anemis Tidak Anemis
Sclera Putih Putih
Fungsi penglihatan Tidak ada Tidak ada
kelain kelainan
6. Hidung :
Bentuk Simetris Simetris
Keadaan Bersih Bersih
Fungsi penciuman Tidak ada Tidak ada
kelainan kelainan
7. Mulut :
Bentuk
Keadaan Bersih Bersih
Fungsi menelan Tidak ada Tidak ada
kelainan kelainan
8. Telinga: Simetris Simetris
Bentuk Keadaan Bersih Bersih
Fungsi pendengaran Tidak ada Tidak ada
kelainan kelainan
9. Dada : Simetris Simetris
Bentuk Pergerakan Pergerakan
Pergerakan dada simetris dada simetris
Suara nafas Vesikuler Vesikuler
I. HARAPAN KELUARGA TERHADAP ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA
Keluarga Ny. U berharap kesehatan di keluarganya selalu sehat khususnya Ny.U
agar penyakitnya sembuh dan tidak kambuh dan bila berobat di puskesmas selalu
dilayani dengan baik.

J. FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN


1. Keluarga mampu mengenal masalah ‘
Keluarga Ny. U mengatakan bahwa Ny.U sering merasa pusing dan pegal
pundak, dan bila kambuh penyakitnya Ny. U membeli obat yang diresepkan
oleh dokter.
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan
Keluarga Ny. U mengatakan ketika sakit mereka selalu berobat ke dokter.
3. Melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit
Keluarga Ny. U mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui cara perawatan
Hipertensi.
4. Memodifikasi lingkungan
Keluarga Ny. U jarang membersihkan rumahnya, jendela berdebu dan pakaian
digantung di dinding rumah.
4. Memanfaatkan fasilitas kesehatan
Kelurga Ny. U sudah dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada yaitu
jika ada anggota keluarga yang sakit langsung dibawa ke fasilitas kesehatan
baik itu puskesmas maupun rumah sakit.
FORMAT ANALISA DATA

No Data Masalah Keperawatan


1. Data Subyektif : Ketidakefektifan
- Keluarga mengatakan tidak tahu cara perawatan hipertensi manajemen keluarga
- Keluarga mengatakan makanan Ny.U sama dengan
keluarga yang lain
- Pola tidur Ny.U kurang dari kebutuhan tubuh
- Keluarga kurang memahami cara mengenal masalah Ny.U
yang khawatir tensinya akan bertambah tinggi Ny.U
mengatakan nyeri kepala, nyeri dipunduk, dan kelelahan
Data Objektif :
- Klien tampak lemah
- TD : 170/90 mmhg
- Nadi : 90x/m
- S: 36 C ,
- RR : 18x/m

FORMAT SKALA PRIORITAS


Tabel 2.8 Skoring Diagnosa Keperawatan Menurut Bailon Dan
Maglaya (1978)

No Kriteria Skor Bobot Pembenaran Nilai


1 Sifat masalah Rasa takut 3/3 x 1 = 1
Skala :Wellnes 3 menyebabkan
Actual 3 1 peningkatan
Resiko 2 TD yang dapat
Potensial 1 memperburuk
keadaan
2 Kemungkinan masalah Pemberian ½x2=1
dapat diubah penjelasan
Skala : Mudah 2 yang tepat
Sebagian 1 2 dapat
Tidak dapat 0 membantu
menurunkan
rasa takut
3 Potensial masalah untuk Penjelasan 2/3 x 1 = 0.6
dicegah 3 1 dapat
Skala : Tinggi 2 membantu
Cukup 1 mengurangi
Rendah rasa takut
4 Menonjolnya masalah Keluarga ½ x 1 = 0.5
Skala : menyadari
Masalah berat, harus 2 dengan
segera ditangani 1 mematuhi diet
Ada masalah, tetapi tidak 1 yang
perlu ditangani dianjurkan
Masalah tidak dirasakan 0 dapat
mengurangi
rasa khawatir
Ny.U
Jumlah 3.1
Sumber : Abi Muhlisin 2012

Skor Yang Diperoleh


× Bobot
Skor Tertinggi

DIAGNOSA KEPERAWATAN Berdasarkan Skala Prioritas:


1. Ketidakefektifan Manajemen Keluarga (00080)
Perencanaan Keperawatan Keluarga :

Diagnosis Keperawatan NOC NIC


No Data Kode Diagnosis Kode Kriteria Hasil Kode Intervensi
1. 00080 Domain : 1 TUK 1 : Keluarga mampu mengenal
Data Subyektif : Kelas : 2 Setelah dilakukan intervensi masalah
Keluarga mengatakan Diagnosis : keluarga mampu mengenal Level 1 : Domain 3
tidak tahu cara Ketidakefektifa masalah dengan kriteria hasil : 5510 Level 2 : Kelas S
perawatan hipertensi n Manajemen Level 1 : Domain IV Level 3 : Intervention :
Keluarga mengatakan Kesehatan 1837 Level 2 : Kelas S Pendidikan Kesehatan
makanan Ny.U sama Keluarga Level 3 : Outcomes: 1. Tentukan pengetahuan
dengan keluarga yang Pengetahuan :Manajemen kesehatan dan gaya hidup
lain Hipertensi sehat saat ini pada keluarga
Pola tidur Ny.U kurang 2. Jelaskan tujuan penkes
dari kebutuhan tubuh Pengetahuan dan pemahaman pada keluarga
Keluarga kurang keluarga meningkat dari skala 2 3. Libatkan keluarga dalam
memahami cara (pengetahuan terbatas) menjadi 4 perencanaan dan tencana
mengenal masalah (pengetahuan baik), tentang : implementasi
Ny.U yang khawatir 4. Rencanakan tindak lanjut
tensinya akan 183701  Kisaran normal untuk darah jangka panjang untuk
bertambah tinggi Ny.U sistolik memperkuat prilaku
mengatakan nyeri 183702  Kisaran normal untuk darah kesehatan
kepala, nyeri diastolik
dipunduk, dan 183703  Target tekanan darah
kelelahan 183705  Komplikasi potensial
hipertensi
Data Objektif : 183706  Pilihan pengobatan yang
Klien tampak lemah tersedia
TD : 170/90 mmhg , 183711  Efek samping obat
Nadi : 90x/m 183712  Efek lanjut obat
S : 36 C , RR : 18x/m 183713  Pentingnya mematuhi
pengobatan
183716  Manfaat pemantauan sendiri
secra terus menerus
TUK 2 : Keluarga mampu
Setelah dilakukan intervensi memutuskan
keluarga mampu memutuskan tindakan
tindakan keperawatan dengan keperawatan
kriteria hasil : 1400 Level 1 : Domain 1
Level 2 : Kelas E
1605 Level 1 : Domain IV Level 3 : Intervention :
Level 2: Kelas Q Manajemen Nyeri
Level 3: Outcome : Kontrol 1. Melakukan pengkajian
Nyeri nyeri komperhensif
(Lokasi,karekteristik,durasi
Keluarga mampu memutuskan , frekuensi, faktor
tindakan untuk pencetus)
berpartisipasi latihan dari skala 2 2. Gali pengetahuan pasien
(jarang melakukan) menjadi 4 mengenai nyeri
(sering melakukan) : 3. Berikan informasi seperti
penyebab nyeri, dan berapa
160502  Mengenali kapan nyeri terjadi lama nyeri akan dirasakan
 Menggambarkan faktor 4. Pilih dan
160501 penyebab implementasikan tindakan
 Menggunakan tindakan yang beragam
160504 pengurangan nyeri tanpa (farmakologis dan
analgesik nonfarmakologis)
 Mengenali apa yang terkait 5. Ajarkan prinsip
160509 dengan gejala nyeri manajemen nyeri
6. berikan informasi akurat
untuk meningkatkan
pengetahuan hipertensi
7. libatkan keluarga dalam
modalitas penurunan nyeri

TUK 3 : Keluarga mampu


Setelah dilakukan intervensi melakukan perawatan
keluarga mampu melakukan Level 1 : Domain 2
perawatan dengan kriteria hasil : 2300 Level 2 : Kelas H
Level 3 : Intervention :
3107 Level 1 : Domain IV Pemberian Obat
Level 2: Kelas FF 1. Pertahankan prosedur
Level 3 : Outcomes : aturan pemberian obat
Manajemen Diri : Hipertensi dengan keakuratan dan
keamanan
Keluarga mampu melakukan 2. Ikuti prosedur lima benar
perawatan untuk obat
berpartisipasi latihan dari skala 2 3. Verifikasi resep obat-
(jarang menunjukan) menjadi 4 obatan sebelum pemberian
(sering menunjukan) obat
4. Informasikan klien
310701  Memantau tekanan darah mengenai jenis obat, alsan
310704  Mempertahankan target pemberian obat, hasil yang
tekanan darah diharapkan dan efek
310705  Menggunakan obat – obatan lanjutan yang akan terjadi
sesuai resep sebelum pemberian obat
310708  Memantau efek samping obat
 Menggunakan buku untuk
310725 memantau tekanan darah dari
waktu ke waktu
TUK 4 : Keluarga mampu
Setelah dilakukan intervensi memodifikasi lingkungan
keluarga mampu memodifikasi Level 1 : Domain 5
lingkungan dengan kriteria hasil : 7180 Level 2 : Kelas X
Level 1 : Domain V Level 3 : Intervention:
2009 Level 2 : Kelas U Bantuan Pemeliharaan
Level 3 : Outcome : Status Rumah
Kenyamanan : Lingkungan 1. Tentukan kebutuhan
pemeliharaan pasien
Keluarga mampu memodifikasi 2. Libatkan keluarga dalam
lingkungan dari skala 2 memutuskan pemeliharaan
(kemampuan sedikit) rumah
menjadi 4 3. Sediakan informasi
(kemampuan tinggi) : mengenai bagaimana
200903 membuat rumah yang aman
 Lingkungan yang kondusif dan bersih
200905 untuk tidur
200906  Ketertiban lingkungan
200907  Kebersihan lingkungan
 Tidak ada yang berserakan
dilantai
200915  Lingkungan yang damai
200916  Kontrol terhadap suara ribut
TUK 5 : Keluarga mampu
Setelah dilakukan intervensi memanfaatkan fasilitas
keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan
fasilitas pelayanana kesehatan Level 1 : Domain 4
dengan kriteria hasil : Level 2 : Kelas V
Level 3 : Intervention :
0802 Level 1: Domain II Monitor tanda tanda vital
Level 2 : Kelas I 1. Anjurkan keluarga untuk
Level 3 : Outcome: Tanda-tanda melakukan cek rutin
vital tekanan darah, nadi, suhu
dan status pernafasan
Keluarga mampu memanfaatkan
pelayanan kesehatan sehingga
terpantaunya tanda-tanda vital dari
skala 2 (jauh dari batas normal)
menjadi 4 (mendekati batas
normal).

080201  Suhu tubuh (36,7oC – 37,5 oC)


080204  Tingkat pernafasan (16 – 24 x/
menit)
080203  Denyut nadi radial (60 – 100 x/
menit)
080205  Tekanan darah sistolik (<130
mmHg)
 Tekanan darah diastolik (<85
080206 mmHg)
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Diagnosa Hari/Tanggal/
No Implementasi Paraf Evaluasi (SOAP)
keperawatan Waktu
1 Ketidakefektifan Sabtu, 23 April TUK 1 : Rudi Subjektif :
Manajemen 2022 Keluarga mampu mengenal masalah sugiarto Keluarga dapat menjelaskan dan
Kesehatan hipertensi menyebutkan pengertian hipertensi,
Keluarga Media menggunakan leaflet dan komplikasi dan cara perawatannya
persentasi (skala 4 = pengetahuan baik)
1. Memberikan penjelasan kepada Objekif :
keluarga apa itu hipertensi, 1. Keluarga antusias dan
bagaimana cara perawatannya, dan memperhatikan dalam
komplikasi dari hipertensi menerima penjelasan
2. Memberikan penjelasan tujuan 2. Keluarga aktif bertanya
penkes pada keluarga 3. Keluarga dapat menjelaskan
3. Memberi kesempatan pada keluarga dan menjawab pertanyaan
untuk bertanya dalam perencanaan evaluasi
dan rencana implementasi 4. Keluarga dan perawat
2. Merancanakan tindak lanjut jangka menjaga kontak mata saat
panjang untuk memperkuat prilaku kegiatan berlangsung
kesehatan 5. Keluarga tetap mengikuti
kegiatan hingga selesai
Analisis :
TUK 1 tercapai dengan indikator
keluarga mampu mengenal masalah
Perencanaan :
Lanjutkan intervensi TUK 2 :
keluarga mampu memutuskan
tindakan
Sabtu, 23 April TUK 2 : Rudi Subjektif :
2022 Keluarga mampu memutuskan tindakan sugiarto Keluarga dapat menjelaskan dan
keperawatan menyebutkan kembali penyebab
1. Melakukan pengkajian nyeri nyeri dan lama nyeri yang
komperhensif dirasakan
(Lokasi,karekteristik,durasi, frekuensi, Objektif :
faktor pencetus) 1. Keluarga dapat melakukan
2. Menggali pengetahuan pasien manajemen nyeri
mengenai nyeri 2. Keluarga dan perawat menjaga
3. Memberikan informasi seperti kontak mata saat kegiatan
penyebab nyeri, dan berapa lama nyeri berlangsung
akan dirasakan
4. Memberikan kesempatan kepda
keluarga untuk memilih dan
mengimplementasikan tindakan yang Analisis :
beragam (farmakologis dan TUK 2 tercapai dengan indikator
nonfarmakologis) keluarga mampu memilih alternatif
5. Mengajarkan prinsip manajemen tindakan untuk pengobatan
nyeri Hipertensi (skala 4)
6. Memberikan informasi akurat untuk Perencanaan :
meningkatkan pengetahuan hipertensi Lanjutkan intervensi TUK 3:
7. Melibatkan keluarga dalam keluarga mampu melakukan
modalitas penurunan nyeri perawatan
Minggu, 24 TUK 3 : Rudi Subjektif :
April 2022 Keluarga mampu melakukan perawatan sugiarto 1. Keluarga mengatakan bahwa
1. Mempertahankan prosedur aturan Ny. U selalu meminum
pemberian obat dengan keakuratan dan obatnya dengan teratur
keamanan 2. Keluarga dapat menjelaskan
2. MengiIkuti prosedur lima benar obat kembali tentang obat
3. Memverifikasi resep obat-obatan hipertensi yang sudah
sebelum pemberian obat dijelaskan oleh perawat
4. Menginformasikan klien mengenai Objektif :
jenis obat, alsan pemberian obat, hasil 1. Keluarga mengerti mengenai
yang diharapkan dan efek lanjutan yang jenis obat, dan efek obat
akan terjadi sebelum pemberian obat Analisis :
TUK 3 tercapai dengan indikator
keluarga sudah melakukan
pengobatan hipertensi (skala 4)
Perencanaan :
Lanjutkan intervensi TUK 4:
keluarga mampu memodifikasi
lingkungan
Minggu, 24 TUK 4 : Rudi Subjektif :
April 2022 Keluarga mampu memodifikasi sugiarto 1. Keluarga mengatakan akan
lingkungan memperhatikan kebersihan
1.Menentukan kebutuhan lingkungan rumah, agar ruamh
pemeliharaan pasien selalu terlihat bersih dan
2. Meliibatkan keluarga dalam nyaman (skala 4)
memutuskan pemeliharaan rumah 2. Keluarga mengatakan akan
3. Menyediakan informasi mengenai berusaha mendampingi Ny. U
bagaimana membuat rumah yang (skala 4)
aman dan bersih Objektif :
1. Keluarga terlihat antusias
dalam membantu perawatan
anggota keluarga yang sakit
Analisis :
TUK 4 sudah tercapai
memodifikasi lingkungan
disesuaikan dengan kondisi rumah
sehat
Perencanaan :
Lanjutkan intervensi TUK 5:
keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan
Minggu, 24 TUK 5 : Rudi Subjektif :
April 2022 Keluarga mampu memanfaatkan sugiarto 2. Keluarga mengatakan akhir-
pelayanan kesehatan akhir ini memang jarang control
3. Menganjurkan keluarga untuk Objektif :
melakukan cek rutin tekanan darah, 1. TD: 160/90 mmHg
nadi, suhu dan status pernafasan 2. N: 88 x/menit
3. S : 36.5 C
4. RR : 18x/mnt
Analisis :
TUK 5 tercapai sebagain, keluarga
mengatakan akan melakukan
kontrol rutin ke pelayanan
kesehatan
Perencanaan :
Lanjutkan intervensi untuk masalah
pemeliharaan kesehatan keluarga,
TUK 1: keluarga mampu mengenal
masalah
LAMPIRAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIAH

Pokok Bahasan : Hipertensi / Tekanan Darah Tinggi


Sasaran : Ny. U dan keluarga Ny. U
Target : Keluarga Ny. U
Hari/tanggal : Minggu, 24 April 2022
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Ny. U di Panimbaan RT 005/005 Desa Nagraksari
Penyuluh : Rudi sugiarto

1. Latar Belakang
Hipertensi adalah kondisi peningkatan persisten tekanan darah pada
pembuluh darah vascular, tekanan yang semakin tinggi pada pembuluh darah
menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah.
2. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 30 menit, diharapkan Keluarga Ny. U
mampu memahami dan mengerti tentang Hipertensi.
3. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit tentang Hipertensi,
diharapkan Keluarga Ny. U dapat:
1. Menjelaskan pengertian
2. Menyebutkan penyebab
3. Menyebutkan tanda dan gejala
4. Menyebutkan faktor resiko
5. Menyebutkan upaya pencegahan
6. Menyebutkan diet hipertensi
4. Strategi Pelaksanaan:
a. Metode : Ceramah, Diskusi dan Tanya Jawab
b. Media : Lembar Balik dan leaflet
c. Alat : Lembar Balik dan leaflet
d. Sumber : Dari Internet dan buku
5. Garis besar materi (penjelasan terlampir)
a. Pengertian Hipertensi
b. Penyebab Hipertensi
c. Tanda dan gejala Hipertensi
d. Faktor resiko Hipertensi
e. Upaya pencegahan Hipertensi
f. Diet hipertensi Hipertensi
6. Kegiatan Penyuluhan
No Tahapan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan keluarga waktu
Ny.U
1 Pendahuluan
1. Salam 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
2. Perkenalan diri 2. Memperkenalkan diri 2. Menyimak perkenalan
3. Tujuan diri
Penyuluhan 3. Menjelaskan tujuan 3. Menyimak tujuan 3 menit
4. Kontrak waktu penyuluhan penyuluhan
dan Strategi 4. Menjelaskan waktu 4. Menyimak waktu
penyuluhan penyuluhan dan strategi penyuluhan dan
penyuluhan strategi penyuluhan
2 Pelaksanaan
1. Pengertian 1. Menjelaskan Pengertian 1. Menyimak penjelasan
Hipertensi Hipertensi 20 menit

2. Penyebab Hipertensi 2. Menjelaskan Penyebab 2. Menyimak penjelasan


Hipertensi
3. Tanda dan gejala 3. Menjelaskan Tanda dan 3. Menyimak penjelasan
Hipertensi gejala Hipertensi
4. Faktor resiko 4. Menjelaskan Faktor 4. Menyimak penjelasan
Hipertensi resiko Hipertensi
5. Upaya pencegahan 5. Menjelaskan Upaya 5. Menyimak penjelasan
Hipertensi pencegahan Hipertensi
6. Diet hipertensi 6. Menjelaskan Diet 6. Menyimak penjelasan
Hipertensi hipertensi Hipertensi

3 Penutup
1. Tanya jawab 1. Memberikan kesempatan 1. Mengajukan
2. Evaluasi peserta penyuluhan pertanyaan
3. Salam untuk mengajukan
7 menit
pertanyaan.
2. Memberikan pertanyaan. 2. Menjawab pertanyaan
3. Mengucapkan salam 3. Menjawab salam

7. Pengorganisasian
a. Moderator : Rudi sugiarto
b. Notulis : Rudi sugiarto
c. Pemateri : Rudi sugiarto
d. Fasilitator : Rudi sugiarto
8. Evaluasi
Prosedur : Evaluasi dilakukan setelah penyuluhan
Waktu : 10 menit
Bentuk soal : 3 soal
Jenis soal : Lisan
Butir soal :
1. Jelaskan Pengertian Hipertensi
2. Sebutkan Penyebab Hipertensi
3. Sebutkan makanan yang diperbolehkan
Kriteria evaluasi :
1. Keluarga mampu menjelaskan pengertian Hipertensi
2. Keluarga mampu menyebutkan penyebab Hipertensi
3. Keluarga mampu menyebutkan makanan yang
diperbolehkan
9. Lampiran Materi
1. Pengertian Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan


darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih
dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima
menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah
yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat
menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit
jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi
secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai. Banyak pasien
hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya terus
meningkat. Oleh karena itu, partisipasi semua pihak, baik dokter dari
berbagai bidang peminatan hipertensi, pemerintah, swasta maupun
masyarakat diperlukan agar hipertensi dapat dikendalikan (infodatin,
2018).
Menurut WHO (World Health Organization), batas normal adalah
120-140 mmHg sistolik dan 80-90 mmHg diastolik. Jadi seseorang
disebut mengidap hipertensi jika tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg
dan tekanan darah diastolik ≥ 95 mmHg dan tekanan darah perbatasan
bila tekanan darah sistolik antara 140 mmHg- 160 mmHg dan tekanan
darah diastolik antara 90 mmHg-95 mmHg.

Tekanan darah seseorang bisa lebih atau kurang dari batasan nilai
normal jika melebihi nilai normal, orang tersebut menderita hipertensi.
Sebaliknya, jika di bawah nilai normal, maka orang tersebut menderita
tekanan darah rendah.
Tabel 2.1. Klasifikasi Hipertensi menurut Joint National
Committee 7
Kategori Tekanan Darah Tekanan Darah
Sistolik Diastolik
Normal <120 mmHg <80 mmHg
Pre hipertensi 120-139 mmHg 80-89 mmHg
Stadium 1 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Stadium 2 >160 mmHg >100 mmHg
Sumber : (Sudarmoko, 2015)
2. Jenis Hipertensi
Menurut Fauzi (2017) menyatakan bahwa hipertensi digolongkan
menjadi 2 (dua) yaitu:
a. Hipertensi primer atau esensial
Merupakan hipertensi yang belum diketahui penyebabnya. Dari
sejumlah penderita secara umum, 90% penderita hipertensi
termasuk golongan ini.
b. Hipertensi sekunder atau non esensial
Merupakan hipertensi yang sudah diketahui penyebabnya. Total
jumlah penderita hipertensi, 10% dari golongan hipertensi sekunder.
Penyebab hipertensi sekunder yaitu gangguan pada endokrin
(adrenal, tiroid, hipofisis dan paratiroid), penyakit ginjal, kelainan
hormonal, obat oral kontrasepsi.
3. Etiologi
Menurut (Huda Nurarif. A, 2015) Berdasarkan penyebabnya
hipertensi dibagi mejadi 2 golongan:
a. Hipertensi Primer (Esensial)
Disebut juga hipertensi idiopolik karena tidak diketahui
penyebabnya. Faktor yang mempengaruhinya yaitu : genetik,
lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis sistem renin. Angiotensin
dan peningkatan Na + Ca intraseluler. Faktor – faktor yang
meningkatkan resiko : obesitas, merokok, alkohol dan polisitemia.
b. Hipertensi Sekunder
Penyebab yaitu: penggunaan estrogen, penyakit, sindrom cushing
dan hippertensi yang berhubungan dengan kehamilan.

4. Etiologi Hipertensi Pada Lansia


Menurut Sutanto (2016), penyebab hipertensi pada orang dengan
lanjut usia adalah terjadi perubahan-perubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta
b. Katup jantung menebak dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun, kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena
kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

5. Faktor Risiko Terjadinya Hipertensi


Beberapa karakteristik, kondisi dan kebiasaan seseorang dapat
meningkatkan risiko terjadinya hipertensi. Beberapa faktor utama
terjadinya hipertensi adalah sebagai berikut:
a. Faktor yang bisa dikontrol
1) Obesitas
Orang yang mengalami kegemukan atau obesitas memang
sangat berisiko terkena hipertensi. Lebih dari 50% kasus
hipertensi baik pada wanita maupun pria selalu berhubungan
dengan problem kegemukan (Sudarmoko, 2015). Seseorang
yang mengalami obesitas atau kegemukan memiliki risiko lebih
besar untuk mengalami prehipertensi atau hipertensi. Indikator
yang bisa digunakan untuk menentukan ada tidaknya obesitas
pada seseorang adalah melalui pengukuran IMT atau lingkar
perut. Meskipun demikian, kedua indikator tersebut bukanlah
indikator terbaik untuk menentukan terjadinya hipertensi, tetapi
menjadi salah satu faktor risiko yang dapat mempercepat
terjadi hipertensi (Prasetyaningrum, 2015)
2) Konsumsi minuman alkohol dan kebiasaan buruk
Kebiasaan merokok menyebabkan 1 dari 5 kasus kematian di
Amerika setiap tahun. Merokok merupakan penyebab kematian
dan kesakitan yang paling bisa dicegah. Pasalnya, zat kimia
yang dihasilkan dari pembakaran tembakau berbahaya bagi sel
darah dan organ tubuh lainnya, seperti jantung, pembuluh
darah, mata, organ reproduksi, paru-paru, bahkan organ
pencernaan. Selain itu, konsumsi minuman beralkohol juga
dapat meningkatkan tekanan darah. Penelitian menunjukan
bahwa risiko hipertensi meningkat dua kali lipat jika
mengonsumsi minuman beralkohol lebih dari tiga gelas sehari
(Prasetyaningrum, 2015).
3) Kurangnya aktivitas fisik
Aktivitas fisik merupakan kegiatan otot anggota tubuh yang
membutuhkan energi atau pergerakan yang bermanfaat untuk
meningkatkan kesehatan. Contohnya berkebun, berenang,
bersepeda, yoga ataupun yang lainnya. Aktivitas fisik sangat
bermanfaat bagi kesehatan tubuh, khususnya paru-paru.
Aktivitas fisik juga menyehatkan pembuluh darah dan
mencegah hipertensi. Usaha pencegahan hipertensi akan
optimal jika aktif beraktifitas fisik dibarengi dengan
menjalankan diet sehat dan berhenti merokok
(Prasetyaningrum, 2015)
4) Asupan garam berlebih
Di dalam populasi yang luas didapatkan kecenderungan
prevalensi hipertensi meningkat dengan bertambahnya asupan
garam, apabila asupan garam kurang dari 3 gram perhari,
prevalensi hipertensi beberapa persen saja, sedangkan bila
asupan garam antara 5-15 gram per hari prevalensi akan
meningkat menjadi 5-15%. Pada manusia yang diberikan garam
berlebihan dalam waktu yang pendek akan didapatkan
peningkatan tekanan perifer dan tekanan darah. Sedangkan
pengurangan garam ketingkat 60-90 mmol/hari akan
menurunkan tekanan darah pada kebanyakan manusia.
Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi melalui
peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah
tanpa diikuti peningkatan ekskresi garam, di samping pengaruh
faktor-faktor lain (Prasetyaningrum, 2015)
5) Stres
Stres akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan
curah jantung sehingga akan merangsang aktivitas saraf
simpatik. Adapun stress ini dapat berhubungan dengan
pekerjaan, kelas sosial, ekonomi dan karakteristik personal
(Prasetyaningrum, 2015)
b. Faktor yang tidak bisa dikontrol atau diubah
1) Keturunan
Berbagai penelitian menyebutkan bahwa orang yang
mempunyai riwayat atau silsilah keluarga yang menderita
hipertensi ada kecenderungan untuk terkena hipertensi juga.
2) Jenis kelamin
Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi tekanan darah. Mayoritas penderita hipertensi
berjenis kelamin perempuan dimana Sebelum menopouse,
perempuan relative terlindungi dari penyakit kardiovaskuler
dengan cara meningkatkan kadar HDL dan menurunkan kadar
LDL dalam Esterogen adalah antioksida yang melindungi LDL
yang teroksidasi lebih mudah memasuki plak
aterosklerosis(Aryan, 2016)
3) Usia
Kejadian hipertensi cenderung meningkat seiring dengan
pertambahan usia. Sebanyak 65% orang Amerika berusia 60
tahun atau lebih mengalami hipertensi. Jenis hipertensi yang
banyak dijumpai pada kelompok lansia adalah isolated
hypertension. Meskipun demikian, hipertensi tidak selalu hadir
seiring proses penuaan (Prasetyaningrum, 2015)
Berbagai penelitian didapatkan fakta bahwa semakin tinggi
usia seseorang maka semakin tinggi pula tekanan darahnya. Pada
umumnya hipertensi pada pria terjadi di atas usia 31 tahun,
sedangkan pada wanita terjadi setelah usia 45 tahun atau setelah
menopause (Sudarmoko, 2015)
6. Maniseftasi Klinis
Penyakit hipertensi ini seringnya datang secara diam-diam dan tidak
menunjukan adanya gejala-gejala tertentu yang bisa dilihat dari luar
sehingga disebut sebagai silent disease. Pada sebagian besar kasus
hipertensi, penderita tidak mengetahui atau menyadari bahwa dirinya
telah menderita hipertensi ketika tekanan darahnya berada di atas batas
normal. Penderita baru menyadari ketika hipertensi yang dideritanya telah
menyebabkan berbagai penyakit komplikasi mulai dari penyakit jantung,
stroke hingga gagal ginjal.
Ketika tekanan darah naik dengan sangat cepat sehingga tekanan
sistolnya lebih besar dari 140 mmHg, biasanya baru muncul tanda-tanda
tertentu bisa dilihat dari luar. Misalnya adalah sakit kepala atau pusing,
muka merah, serasa mau pingsan, tinnitus (terdengar suara mendenging di
telinga). Keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal,
dan penglihatan menjadi kabur (Sudarmoko, 2015)
7. Cara Mencegah Hipertensi
Menurut Fajarina (2018) upaya ideal untuk mencegah dan
menangkal risiko tekanan darah tinggi pertamanya adalah dengan
penanggulangan secara non medikamentosa atau tanpa obat. Caranya
adalah dengan menghindari faktor-faktor pemicu timbulnya penyakit
tersebut (kecuali faktor yang tidak bisa diubah atau dikontrol). Salah satu
pencegahan adalah dengan cara memeriksakan tekanan darah secara
teratur agar bila sewaktu-waktu ada kenaikan darah yang cukup tinggi,
maka bisa diketahui secara dini.
Pemeriksaan tekanan darah secara teratur memang sangat
diperlukan terutama penyakit hipertensi disebut juga the silent disease,
tidak terdapat tanda-tanda yang dapat dilihat dari luar. Satu-satunya cara
untuk mendeteksi adalah dengan memeriksakannya secara mendalam.
Kesempatan denyut jantung dan timbulnya rasa ketegangan yang
berlebihan tidak cukup untuk memastikan bila seseorang menderita
hipertensi .
Selain dengan cek tekanan darah secara teratur, perawatan pada
penderita hipertensi dapat dilakukan dengan menjalankan diet yang
dirancang secara khusus sesuai dengan tingkat kebutuhan dan kondisi
penderita. Diet ini bertujuan untuk mengatur menu harian penderita
hipertensi agar naiknya gejolak tekanan darah bisa diminimalisir atau tetap
dalam batas normal. Pengaturan menu didasarkan dengan mengurangi
konsumsi lemak melalui diet rendah kalori terutama bagi yang menderita
obesitas dan diet rendah garam.
Upaya untuk mendukung keberhasilan diet, penderita hipertensi
disarankan untuk melakukan aktivitas fisik secara rutin. Olahraga aerobik
seperti bersepeda, jogging, berenang dan yoga yang dilakukan secara
teratur bisa membantu memperlancar peredaran darah sehingga dapat
menurunkan tekanan darah. Olahraga juga dapat digunakan untuk
mengurangi risiko obesitas dan mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.
Ketika berolahraga, tubuh yang berkeringat akan mengeluarkan garam sisa
metabolisme lewat pori-pori.
8. Cara Pengobatan Hipertensi
Hipertensi dapat dikontrol hingga mencapai nilai normal dan stabil.
Sebagian besar penderita hipertensi membutuhkan proses pengobatan
dalam jangka waktu lama. Tatalaksana pengobatan hipertensi yang baik
dapat membantu proses pencegahan atau penundaan terjadinya masalah
kesehatan akibat hipertensi.
Prinsip penatalaksanaan pengobatan hipertensi adalah menjadikan
tekanan darah seseorang mencapai nilai kurang dari 140/90 mmHg.
Perlakuan pertama yang dilakukan adalah memodifikasi gaya hidup
seseorang menjadi gaya hidup sehat, seperti menurunkan bobot badan,
memperbanyak konsumsi sayuran dan buah, mengurangi konsumsi
minuman beralkohol, dan manajemen stres. Apabila perubahan gaya hidup
sehat tidak berhasil maka bisa dibantu dengan obat anti hipertensi.
Diantaranya yaitu :
a. Diuretik : dapat menurunkan tekanan darah dengan mengeluarkan
kelebihan air dan garam dalam tubuh melalui ginjal.
b. Beta blockers : dapat memba ntu organ jantung memperlambat
detaknya sehingga darah yang dipompa jantung lebih sedikit
dibandingkan pembuluh darah sehingga tekanan darah menurun.
c. ACE Inhibitor : mencegah tubuh membentuk hormon angiostenin
II yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah.
d. Kalsium Channel Bloker : bertugas mengatur kalsium agar masuk
ke dalam sel otot jantung dan pembuluh darah sehingga pembuluh
darah menjadi rileks dan tekanan darah menurun.
e. Inhibitor sistem saraf : bertugas meningkatkan impuls saraf dari
otak untuk bersantai dan memperlebar pembuluh darah sehingga
tekanan darah dapat turun.
f. Vasodilatator : berfungsi untuk mengendurkan otot-otot dinding
pembuluh darah sehingga tekanan darah menurun.
9. Komplikasi Hipertensi
Menurut Fauzi (2017) hipertensi dapat menyebabkan kematian
dengan berbagai komplikasinya seperti :
a. Stroke
Hipertensi adalah faktor utama terjadinya stroke, karena tekanan
darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah di
otak yang sudah lemah menjadi pecah, sehingga terjadi
perdarahan otak yang dapat menyebabkan kematian. Stroke dapat
terjadi akibat sumbatan dari gumpalan darah yang macet di
pembuluh darah yang sudah menyempit. Penderita hipertensi
beresiko 12 kali lebih besar untuk menderita stroke.
b. Infark Miokard
Infark miokard ini terjadi karena arteri koroner tidak dapat
menyuplai darah oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan
miokardium.
c. Payah jantung (Congestive heart failure)
Payah jantung adalah kondisi dimana jantung dan otak tidak
mampu lagi memompa darah yang dibutuhkan tubuh. Kondisi ini
terjadi karena kerusakan otot jantung atau sistem listrik jantung.
Gangguan dari dinding pembuluh darah yang menyebabkan
elastisitasnya berkurang akan memacu jantung bekerja lebih keras
karena beban jantung bertambah lebih berat.
d. Gagal Ginjal
Penderita hipertensi beresiko besar mengalami gagal ginjal.
Hipertensi dapat menyempitkan dan menyebarkan aliran darah
menuju ginjal, yang berfungsi sebagai penyaring kotoran tubuh.
Dengan adanya gangguan tersebut, ginjal menyaring lebih sedikit
cairan dan membuangnya kembali kedarah.
e. Kerusakan penglihatan
Hipertensi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah di mata,
sehingga mengakibatkan penglihatan menjadi kabur atau
kebutaan.
APA ITU HIPERTENSI DEFINISI HIPERTENSI??? Penatalaksanaan
Hipertensi
HIPERTENSI adalah suatu kondisi
dimana tekanan darah arteri 1. Kurangi asupan garam batasi
meningkat secara persistem (jangka
garam 5 gram (1 sendok the/
waktu lama) lebih dari 140/ 90
hari)
APA mmHg
SAJA pada kondisi
SIH istirahat.
PENYEBAB 2. Konsumsi buah-buahan dan
sayuran 5 porsi )400-500 gram)
Penyebab DARI HIPERTENSI buah-buahan dan sayur-sayuran/
ITU ? hari
1. Riwayat Keluarga 3. Batasi makanan berlemak )daging
2. Konsumsi garam berlemak)
3. Konsumsi rook dan alcohol 4. Hindari kebiasaan merokok dan
4. Obesitas konsumsi alcohol
5. Stress 5. Turunkan Berat Badan
6. Kurang Olahraga 6. Kelola Stress
7. Olahraga secara teratur

Rudi sugiarto
2132325011
Profesi Ners UMMI
Jenis Hipertensi

1. Hipertensi Primer TERIMAKASIH 😊


2. Hipertensi Sekunder

Anda mungkin juga menyukai