Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KEPERAWEATAN KOMUNITAS

“COMMUNITI AS PARTNER MODEL”

OLEH:
RUDI SUGIARTO
NIM: 2132325011

UNIVERSITAS MUHAMMADIAH SUKABUMI


FAKULTAS KEPERAWATAN
2021
A. Definisi
Model community as partner (Anderson & McFarlane, 2011) didasarkan pada model
yang dikembangkan oleh Neuman dengan menggunakan pendekatan manusia secara utuh
dalam melihat masalah pasien. Model community of client dikembangkan oleh Anderson dan
McFlarlane untuk menggambarkan definisi keperawatan kesehatan masyarakat sebagai
perpaduan antara kesehatan masyarakat dan keperawatan. Model tersebut dinamakan model
“community as partner” untuk menekankan filosofi dasar dari perawatan kesehatan
masyarakat.
Empat konseptual yang merupakan pusat keperawatan dapat memberikan sebuah
kerangka kerja bagi model community as partner yang didefinisikan sebagai berikut:
1. Individu
Individu dalam model community as partner adalah sebuah populasi atau sebuah
agregat. Setiap orang dalam sebuah komunitas yang didefinisikan (populasi total) atau
agregat (lansia, dewasa, remaja, anak, perawat) mencerminkan individu.
2. Lingkungan
Lingkungan dapat diartikan sebagai komunitas seperti jaringan masyarakat dan
sekelilingnya. Hubungan antara masyarakat dalam komunitas dapat terjadi dimana
masyarakat tinggal, pekerjaan, suku bangsa dan ras, cara hidup, serta faktor lain yang
umumnya dimiliki masyarakat.
3. Kesehatan
Kesehatan dalam model ini dilihat sebagai sumber bagi kehidupan sehari-hari, bukan
tujuan hidup. Kesehatan merupakan sebuah konsep positif yang menekankan pada
sumber sosial dan personal sebagai kemampuan fisik.
4. Keperawatan
Keperawatan, berdasarkan definisi tiga konsep yang lain, merupakan upaya
pencegahan (prevention). Keperawatan terdiri dari pencegahan primer yang bertujuan
pada menurunkan kemungkinan yang berhadapan dengan stressor atau memperkuat
bentuk pertahanan, pencegahan sekunder yang dilakukan setelah sebuah stressor
memasuki garis pertahanan dan menyebabkan sebuah reaksi serta tujuannya adalah pada
deteksi dini dalam mencegah kerusakan lebih lanjut, dan pencegahan tersier yang

bertujuan untuk meningkatkan dan mengembalikan status kesehatan. Model tersebut


dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 2.1. Model Community as Partner (Anderson & McFarlane, 2011).

Model community as partner digambarkan dalam gambaran yang jelas untuk


membantu pengguna model dalam memahami bagian-bagiannya yang akan menjadi
pedoman dalam praktik di komunitas. Anderson dan McFarlane (2011) mengatakan bahwa
dengan menggunakan model community as partner terdapat dua komponen utama yaitu roda
pengkajian komunitas dan proses keperawatan.
Roda pengkajian komunitas dalam community as partner (Anderson & McFarlane,
2011) terdiri dari dua bagian utama yaitu inti dan delapan subsistem yang mengelilingi inti
yang merupakan bagian dari pengkajian keperawatan, sedangkan proses keperawatan terdiri
dari beberapa tahap mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi. Inti roda pengkajian adalah individu yang membentuk suatu komunitas. Inti
meliputi demografi, nilai, keyakinan, dan sejarah penduduk setempat. Sebagai anggota
masyarakat, penduduk setempat dipengaruhi oleh delapan subsistem komunitas, dan
sebaliknya. Delapan subsistem ini terdiri atas lingkungan, pendidikan, keamanan dan
transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi,
ekonomi, dan rekreasi.
Garis tebal yang mengelilingi komunitas menggambarkan garis pertahanan yang
normal atau tingkat kesehatan komunitas yang telah dicapai selama ini. Garis normal
pertahanan dapat berupa karakteristik seperti nilai imunitas yang tinggi, angka mortalitas
infant yang rendah, atau tingkat penghasilan yang sedang. Garis pertahann normal juga
meliputi pola koping yang digunakan, kemampuan memecahkan masalah yang
mencerminkan kesehatan komunitas. Fleksibilitas garis pertahanan digambarkan sebagai
sebuah garis putus- putus di sekitar komunitas dan garis pertahanan normal, merupakan
daerah (zona) penyangga (buffer) yang menggambarkan sebuah tingkat kesehatan yang
dinamis yang dihasilkan dari respon sementara terhadap stressor. Respon sementara tersebut
mungkin menjadi gerakan lingkungan melawan sebuah stressor lingkungan atau sebuah
stressor sosial. Kedelapan subsistem tersebut dibagi dalam garis terputus untuk
mengingatkan bahwa subsistem tersebut saling mempengaruhi (Anderson & McFarlane,
2011).

Proses keperawatan model CAP


Model konseptual adalah sintesis seperangkat konsep dan pernyataan yang
mengintegrasikan konsep – konsep tersebut menjadi suatu kesatuan. Model keperawatan dapat
didefinisikan sebagai kerangka piker, sebagai satu cara melihat keperawatan, atau satu gambaran
tentang lingkup keperawatan.
Model ini sebagai panduan proses keperawatan dalam pengkajian komunitas; analisa dan
diagnosa; perencanaan; implementasi komunitas yang terdiri dari tiga tingkatan pencegahan;
primer, sekunder, dan tersier, dan program evaluasi (Hitchcock, Schubert, Thomas, 1999). Fokus
pada model ini komunitas sebagai partner dan penggunaan proses keperawatan sebagai
pendekatan. Neuman memandang klien sebagai sistem terbuka dimana klien dan lingkungannya
berada dalam interaksi yang dinamis. Menurut Neuman, untuk melindungi klien dari berbagai
stressor yang dapat mengganggu keseimbangan, klien memiliki tiga garis pertahanan, yaitu
fleksible line of defense, normal line of defense, dan resistance defense
Agregat klien dalam model community as partner ini meliputi intrasistem dan
ekstrasistim. Intrasistem terkait adalah sekelompok orang-orang yang memiliki satu atau lebih
karakteristik (Stanhope & Lancaster, 2004). Agregat ekstrasistem meliputi delapan subsistem
yaitu komunikasi, transportasi dan keselamatan, ekonomi, pendidikan, politik dan pemerintahan,
layanan kesehatan dan sosial, lingkungan fisik dan rekreasi (Helvie, 1998; Anderson &
McFarlane, 2000; Ervin, 2002; Hitchcock, Schubert, Thomas, 1999; Stanhope & Lancaster,
2004; Allender & Spradley, 2005).
Delapan subsistem dipisahkan dengan garis putus-putus artinya sistem satu dengan yang
lainnya saling mempengaruhi. Di dalam komunitas ada lines of resistance, merupakan
mekanisme internal untuk bertahan dari stressor. Rasa kebersamaan dalam komunitas untuk
bertanggung jawab terhadap kesehatan contoh dari line of resistance Anderson dan McFarlane
(2000) mengatakan bahwa dengan menggunakan model community as partner terdapat dua
komponen utama yaitu roda pengkajian komunitas dan proses keperawatan. Roda pengkajian
komunitas terdiri dari dua bagian utama yaitu inti dan delapan subsistem yang mengelilingi inti
yang merupakan bagian dari pengkajian keperawatan, sedangkan proses keperawatan terdiri dari
beberapa tahap mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
1. Pengkajian

Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap
masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh
masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada
fisiologis, psikologis dan sosial ekonomi maupun spiritual dapat ditentukan.
Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses tindakan untuk mengenal
komunitas. Mengidentifikasi faktor positif dan negatif yang berbenturan dengan masalah
kesehatan dari masyarakat hingga sumber daya yang dimiliki komunitas dengan tujuan
merancang strategi promosi kesehatan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat lima kegiatan, yaitu :
pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan
masyarakat dan prioritas masalah.
a. Pengumpulan Data

Tujuan :
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah
kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukam tindakan yang harus diambil untuk
mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan
spiritual serta factor lingkungan yang mempengaruhinya.
Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :
1) Data inti
a) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
b) Data demografi
c) Vital statistic
d) Status kesehatan komunitas
2) Data lingkungan fisik
a) Pemukiman
b) Sanitasi
c) Fasilitas
d) Batas-batas wilayah
e) Kondisi geografis
3) Pelayanan Kesehatan Dan Sosial
a) Pelayanan kesehatan
b) Fasilitas sosial (pasar, took, swalayan)
4) Ekonomi
a) Jenis pekerjaan
b) Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan
c) Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan
d) Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga, dan lanjut usia
5) Keamanan dan transportasi
a) Keamanan
b) Transportasi
6) Politik dan pemerintahan
a) System pengorganisasian
b) Struktur organisasi
c) Kelompok organisasi dalam komunitas
d) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
7) System komunikasi
a) Sarana umum komunikasi
b) Jenis alat komunikasi dan digunakan dalam komunitas
c) Cara penyebaran informasi
8) Pendidikan
a) Tingkat pendidikan komunitas
b) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan non formal)
c) Jenis bahasa yanhg digunakan
9) Rekreasi
a) Kebiasaan rekreasi
b) Fasilitas tempat rekreasi
Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari
1) Data Subjektif

Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh individu, keluarga,
kelompok dan komunitas, yang diungkapkan secara langsung melalui lisan.
2) Data Objektif

Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan pengukuran.

Sumber Data
1) Data primer

Data yang dikumpulakn oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau perawat kesehatan
masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan komunitas berdasarkan hasil pemeriksaan atau
pengkajian.
2) Data sekunder

Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya : kelurahan, catatan riwayat
kesejatan pasien atai medical record. (Wahit, 2005)

Cara Pengumpulan Data


1) Wawancara atatu anamnesa
2) Pengamatan
3) Pemeriksaan Fisik

b. Pengolahan Data
1) Klasifikasi data atau kategorisasi data
2) Perhitungan prosentase cakupan dengan menggunakan telly
3) Tabulasi data
4) Interpretasi data

(Anderson and Mc Farlane 1988. Community as Client)


c. Analisis Data

Tujuan analisis data :


1) Menetapkan kebutuhan komuniti
2) Menetapkan kekuatan
3) Mengidentifikasi pola respon komuniti
4) Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan
5) Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan

d. Prioritas masalah
Prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu
mempertimbangkan berbagai factor sebagai criteria:
1) Perhatian masyarakat
2) Prevalensi kejadian
3) Berat ringannya masalah
4) Kemungkinan masalah untuk diatasi
5) Tersedianya sumber daya masyarakat
6) Aspek politis.

Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hirarki kebutuhan menurut


Abraham H. Mashlow yaitu:
1) Keadaan yan mengancam kehidupan
2) Keadaan yang mengancam kesehatan
3) Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang actual
maupun potensial. Masalah actual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian,
sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. (American
Nurses Of Association (ANA). Dengna demikian diagnosis keperawatan adalah suatu
pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan pasien yang
dapat diatasi dengan tindakan keperawatan.

Contoh Diagnosa Keperawatan


Resiko terjadinya diare di RW. 02 Ds. Genuk Semarang suhubungan dengan :
a. Sumber air tidak memenuhi syarat
b. Kebersihan perorangan kurang
c. Lingkungan yang buruk di manefestasikan oleh : banyaknya sampah yang berserakan,
penggunaan sungai sebagai tempat mencuci, mandi dan pembuangan kotoran.

Tingginya kejadian karies gigi SMP 29 Semarang sehubungan dengan :


a. Kurangnya pemeriksaan gigi
b. Kurangnya fluor pada air minum di manefestasikan: 62% caries dengan inspeksi pada
murid-murid SMP 29.

Kurangnya gizi pada balita di desa Karang Awen sehubungan dengan :


a. Banyak kepala keluarga kehilangan pekerjaan
b. Kurangnya jumlah kader
c. Kurangnya jumlah posyandu
d. Kurangnya jumlah pengetahuan masyarakat tentang gizi.

Resiko terjadinya penyakit dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) di desa Karang Awen
sehubungan dengan :
Terjadinya penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat (Diare, ISPA, DBD) di desa Karang
Awen sehubungan dengan :
3. Perencanaan
a. Tahapan pengembangan masyarakat:
b. Persiapan, penentuan prioritas daerah
c. Pengorganisasian, pembentukan pokjakes.
d. Tahap diklat
e. Tahap kepemimpinan
f. Koordinasi intersektoral
g. Akhir, supervisi atau kunjungan bertahap.

4. Pelaksanaan/Implementasi
a. Tanggung jawab melaksanakan kegiatan:
b. Bantuan mengatasi masalah kurang
c. Nutrisi, mempertahankan kondisi
d. seimbang, meningkatkan kesehatan
e. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat
f. untuk mencegah kurang gizi
g. Advokat komunitas.

5. Evaluasi atau penilaian


Dilakukan dengan konsep evaluasi struktur, proses, hasil.
Fokus:
a. Relevansi antara kenyataan dengan target
b. Perkembangan/ kemajuan proses, kesesuaian dg perencanaan, peran pelaksana,
fasilitas dan jumlah peserta
c. Efisiensi biaya, bagaimana mencari sumber dana
d. Efisiensi kerja, apakah tujuan tercapai, apakah masyarakat puas.
e. Dampak, apakah terjadi perubahan status kesehatan lama.

Proses Evaluasi
a. Menilai respon verbal dan nonverbal
b. Mencatat adanya kasus baru yg dirujuk ke RS

Anda mungkin juga menyukai