Anda di halaman 1dari 7

1

WOC CKD.

Zat toksik Obstruksi saluran kemih


Vaskular Infeksi

Arterio skerosis Tertimbun ginjal


Reaksi antigen antibodi
Batu besar dan kasar
Retensi urin
Suplay darah ginjal turun

Menekan syaraf perifer


GFR turun

Nyeri pinggang
CKD

Anemia

Sekresi protein terganggu


Sekresi eritropoitis turun

retinopati
Produksi Hb turun

DX:resiko jatuh stroke


Suplai nutrisi dalam
darah turun
Encselopati

hipertensi DX:Gangguan perfusi


Peningkatan
tikjaringan serebral
2

Gangguan keseimbangan Urokrom tertimbun Perpospatemia Tekanan kapiler naik Suplai nutrisi dalam darah
asam basa dikulit turun

Volume interstisial naik


pruritis
Gangguan nutrisi
DX:Ganggua Produksi asam lambung Perubahan warna kulit
n perukaran naik Edema (kelebihan volume
gas Oksihemoglobin turun
DX:Kerusakan integritas kulit Pre load naik
Neusea, vomitus Iritasi lambung
Suplai O2 kasar turun
Beban jantung naik

DX:Resiko infeksi Resiko pendarahan Hipertrovi ventrikel kiri DX:Intoleransi aktivitas

Gasritis Hematemesei melena


Payah jantung kiri DX:Ketidakefektifan
perfusi jaringan perifer
Mual muntah
Anemia
COP turun Bendungan atrium kiri naik
DX: Defisit nutrisi
Keletihan Tekanan vena pulmonalis
Kapiler paru naik

Aliran darah ginjal turun Suplai 02 jaringan turun Suplai 02 ke otak turun

Sulit bernafas
DX:Gngguan perfusi
jaringan serebral
Status
psikologi DX:Ansietas
3

Aliran darah ginjal turun Suplai 02 jaringan turun Suplai 02 ke otak turun Kapiler paru naik

Metabolisme anaerob
RAA turun Syncope (kehilangan Edema paru
kesadaran)
Asam laktat naik
Retensi Na dan H2O DX:Pola nafas tidak efektif

Fatique nyeri sendi


DX:Resiko jatuh

DX: Nyeri
DX: HIPERVOLEMIA akut

Sumber : Nurarif dan Hardhi (2015)


DEFINISI:Gagal ginjal kronis (GGK) disebut juga sebagai Chronic Kidney

Disease (CKD). Perbedaan kata kronis disini dibanding dengan akut adalah

kronologis waktu dan tingkat fisiologis filtrasi. Bahwa gagal ginjal kronis

merupakan kondisi penyakit pada ginjal yang persisten (keberlangsungan ≥

3bulan) dengan kerusakan ginjal dan kerusakan Glomerular Filtration Rae

(GFR) dengan angka GFR ≤ 60 ml/menit/1.73 m2 (Prabowo dan Pranata, 2014).

ETIOLOGI:Chronic Kidney Disease (CKD) sering kali menjadi komplikasi dari

penyakit lainnya, sehingga merupakan penyakit sekunder (secondary illness). Penyebab

yang sering adalah diabetes melitus dan hipertensi. Selain itu, ada beberapa penyebab

lainnya dari ginjal kronis (Haryono, 2013).

 Penyakit peradangan glomerulus, biasa disebut glomerulonephritis atau peradangan

ginjal bilateral akibat infeksi streptococcus.

 Penyakit vaskuler (hipertensi, stenosis arteri renalis dan nefrosklerosis)

Merupakan penyakit primer dan menyebabkan kerusakan pada ginjal.

 Gangguan jaringan penyambung Penyakit kongenital dan herediter. Penyakit ginjal

polistik yang di tandai dengan kista multiple, bilateral yang mengadakan akspansi dan

lambat laun menganggu dan menghancurkan parenkim ginjal normal akibat

penekanan.

 Penyakit metabolik seperti diabetes melitus, gout dan hiperparatiroidisme)

 Nefropati obstruktif atau saluran kemih


KLASIFIKASI:National Kidney Foundation (NKF) mendefinisikan dampak

dari kerusakan ginjal adalah sebagian kondisi mikroalbuminuria/over

proteinuria, abnormalitas sedimentasi, dan abnormalitas gambaran ginjal.

Oleh karena itu, perlu diketahui klasifikasi dari derajat gagal ginjal kronis

untuk mengetahui tingkat prognosanya (Prabowo dan Pranata, 2014).

Klasifikasi gagal ginjal kronik berdasarkan derajat (stage) LFG (laju filtrasi

glomerulus) dimana nilai normalnya adalah 125 ml/min/1,73m2 dengan rumus

Kockroft-Gault sebagai berikut (Haryono, 2014) .

Derajat Deskripsi LFG (mL / menit /1,73m2)


1. Normal ≥90
2. Penurunan ringan 60-89
3. Penurunan sedang 30-59
4. Penurunan berat 15-29
5. Gagal ginjal <15

Tanda dan gejala:


 nyeri dada,
 kulit kering dan gatal,
 sering merasa lelah,
 perubahan frekuensi buang air kecil,
 sakit kepala,
 tidak nafsu makan,
 Kram otot.
 mual dan muntah,
 pembengkakan pada lengan dan kaki sesak nafas.
 mati rasa pada bagian tangan dan kaki,
 gangguan tidur,
 sulit berkonsentrasi, dan
 berat badan menurun.
Pemeriksaan penunjang:
1. Pemeriksaan lab.darah;hematologi Hb, Ht, Eritrosit, Lekosit, Trombosit - RFT ( renal
fungsi test ) ureum dan kreatinin - LFT (liver fungsi test )
2. Urine; urine rutin,urin khusus : benda keton, analisa kristal batu
3. pemeriksaan kardiovaskuler - ECG - ECO
4. Radidiagnostik :USG abdominal ,CT scan abdominal - BNO/IVP, FPA,Renogram -
RPG ( retio pielografi )

Penatalaksanaan medis:Penatalaksanaan pada pasien dengan CKD dibagi tiga yaitu :


a) Konservatif - Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin - Observasi balance cairan -
Observasi adanya odema - Batasi cairan yang masuk
b) Dialysis - peritoneal dialysis biasanya dilakukan pada kasus – kasus emergency.
Sedangkan dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat akut adalah CAPD
( Continues Ambulatori Peritonial Dialysis ) 7 - Hemodialisis Yaitu dialisis yang dilakukan
melalui tindakan infasif di vena dengan menggunakan mesin. Pada awalnya hemodiliasis
dilakukan melalui daerah femoralis namun untuk mempermudah maka dilakukan : - AV
fistule : menggabungkan vena dan arteri - Double lumen : langsung pada daerah jantung
( vaskularisasi ke jantung )
c) Operasi : Pengambilan batu - transplantasi ginjal

Anda mungkin juga menyukai