NIM : 021.02.1141
Peningkatan kekuatan MK: Penurunan curah jantung Penurunan kekuatan kontraksi ventrikel kanan
kontraksi ventrikel kiri
Peningkatan RA preload
Gagal pompa ventrikel kanan
1
Penurunan aliran balik sistemik,
penurunnan venous return
Tekanan distole
Belakang
Depan Kematian sel hepar,
fibrosis, sirosis
Penurunan perfusi Katup inkompeten
organ sistemik
Peningkatan
tekanan vena aorta Lien splenomegali
Peningkatan
Penurunan TD MK: Intolerasi afterload
sistemik aktivitas
Akumulasi cairan di Mendesak
PeningkatanvvLA sirkulasi diafragma
Peningkatan ADH afterload
vv
OLEH:
I. Identitas
1. Identitas klien
Nama : Tn “M”
Suku : sasak
Umur : 44 tahun
Pendidikan : Sarjana
Jemis kelamin : laki-laki
Pekerjaan : PNS
Alamat : pagesangan timur
Lama bekerja :-
Tanggal masuk RS : 19/03/2022
Status perkawinan : Menikah
Tanggal pengkajian : 21/03/2022
Agama : Islam
Gol Darah :-
Diagnosa Medis : ADHF (Acute Decompecated Heart Failure)
Sumber Informasi : pasien dan keluarga
x x x x
? ? ? ? ?
39 44
? ?
Keterangan :
: laki-laki ? : usia tidak diketahui
: perempuan
: klien : garis keturunan
X : meninggal
7. Diagnosa medik pada saat MRS, pemeriksaan penunjang dan tindakan yang telah
dilakukan:
a. Diagnosa medis : ADHF, Hipertensi, Diabetes Melitus, Edema paru,
Dislipidemia.
III. Lingkungan Tempat Tinggal
1. Kondisi tempat tinggal
2. Jumlah kamar : tiga
3. Jumlah penghuni : empat orang, terdiri dari ibu, bapak, anak laki-laki, anak
perempuan.
4. Ventilasi rumah : klien mengatakan ventilasi rumah terbuka setiap hari
5. Kebersihan rumah : klien mengatakan rumah di sapu dan di bersihkan setiap hari
IV. Pengkajian saat ini (mulai hari pertama saudara merawat klien)
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
(Pengetahuan tentang penyakit/perawatan)
Klien dan keluarga mengatakan mengetahui tentang penyakit yang diderita. Klien
dan keluarga mengatakan langsung ke pelayanan kesehatan jika ada gejala penykait.
2. Pola nutrisi/metabolic
a. Pola makan di rumah : (sebelum sakit dan saat sakit)
1) Intake makanan: (porsi makan, jenis, frekuensi)
Klien makan nasi sayur dann lauk dirumah 2- 3 x dalam sehai, klien
mengatakan tidak terbiasa sarapan pagi, hanya makan sekali-kali
2) Intake cairan: (jumlah cairan yang masuk, jenis)
Klien mengatakan sebelum sakit dan dibawah ke RS, klien minum air putih
dalam sehari bisa sampai 6-7 gelas.
b. Program diit RS : (sebelum sakit dan saat sakit)
1) Intake makanan: (porsi makan, jenis, frekuensi)
Pasien makan di RS 3x sehari dan hanya menghabiskan ½ porsi dari yang
diberikan
2) Intake cairan: (jumlah cairan yang masuk, jenis)
saat sakit dan di RS, klien minum air putih 2-3 gelas dalam
sehari, selain itu klien juga dipasangkan infus NS 10 tpm
3. Pola eliminasi
a. Buang air besar (frekuensi, konsistensi, warna, bau)
Selama berada di ruang PJT klien belum pernah BAB
b. Buang air kecil (frekuensi, jumlah cairan keluar, warna, bau)
Pasien mengatakan kencing 4-5 kali/hari pasien menggunakan pispot untuk
kencing
4. Pola aktifitas dan latihan:
Kemampuan perawatan 0 1 2 3 4
diri
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi/ROM √
0: mandiri, 1: alat Bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total
Oksigenasi: klien terpasang oksigen nasal kanul 3 lpm
5. Pola tidur dan istirahat
(lama tidur, gangguan tidur, perasan saat bangun tidur)
Klien mengatakan tidur selama ± 8 jam, klin mengatakan dapat tertidur dengan
nyaman)
6. Pola persepsual
(penglihatan, pendengaran, pengecap, sensasi)
Klien mengatakan masih bisa melihat dengan jelas. Mendengar secara, baik, pasien
tidak memiliki gangguan perasa. Klien masih bisa merasakan suhu udara dingin atau
panas.
7. Pola persepsi diri
Klien mengatakan bahwa tidak terlalu cemas karena kondisi ini. Klien mengatakan
hanya bisa berserah diri kepada Allah dan mengganggap kalau ini adalah bagian dari
ujian dari Allah SWT.
8. Pola seksualitas dan reproduksi
(fertilitas, libido, menstuasi, kontrasepsi, dll.)
Klien memiliki dua orang anak, laki-laki dan perempuan
9. Pola peran hubungan
klien dan keluarga mengakatan komunikasi dan hubungannya dengan keluarga
maupun tetangganya baik-baik saja.
10. Pola managemen koping-stess
(perubahan terbesar dalam hidup pada akhir-akhir ini):
Klien mengatakan saat sakit klien menjadi tidak bisa melakukan aktivitas fisik seperti
sebelum sakit.
11. Sistem nilai dan keyakinan
Klien mengakatakan bahwa penyakitnya ini adalah ujian atau cobaan dari Allah SWT.
V. Pemeriksaan fisik
SISTEM PERNAFASAN
Inspeksi :
1. Bentuk Dada : simetris
2. Pola Nafas : ireguler
Frekwensi Nafas : 27 x/menit
Pernafasan cuping hidung : ( ) ya (√ ) tidak
Batuk : ( √) ya ( ) tidak Sputum (√) ya ( ) tidak
Sianosis : tidak ada
3. Gerakan Pernafasan : intercostal
4. Alat bantu nafas : menggunakan oksigen nasal kanul 3 lpm
Auskultasi :
Bunyi Nafas
a. Normal : normal
b. Abnormal : Lokasi :
SISTEM CARDIOVASCULAR
Inspeksi :
Iktus :
(√ ) Tak tampak
( ) Tampak, letak :
Pulsasi Jantung :
(√ ) Tak tampak
( ) Tampak, letak :
Palpasi :
Iktus :
( √) Tak teraba
( ) Teraba, letak :
Pulsasi Jantung :
(√ ) Tak teraba
( ) Teraba, letak :
Kekuatan Otot : 5 5
5 5
Tulang Belakang
( ) Lordosis ( ) Scoliosis ( ) Kiposis ( )lain-lain,
SISTEM INTEGUMEN
Warna kulit : Akral :
() Ikterik ( √) Hangat
( ) Siasonik ( ) Panas
( √) Pucat ( ) Dingin Kering
( ) Kemerahan ( )Dingin Basah
( ) Pigmentasi
Turgor : ( ) Elastik ( √) Tidak elastik
Gatal : ( √) tidak ( ) ya, Lokasi
Eritema : (√ ) tidak ( ) ya, Lokai
Luka : (√ ) tidak ( ) ya, Lokasi
Stadium luka :
Ukuran luka :
Warna dasar luka :
Tanda-tanda infeksi : klien tidak memiliki luka
Hasil thorax
ANALISA DATA
No Data (sign/symton) Etiologi Masalah Paraf
Peningkatan produksi
sputum
DIAGNOSA KEPERAWATAN
(NANDA atau SDKI)
1. nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologi
2. bersihan jalan nafas tidak efektif b.d spasme jalan nafas
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
PERENCANAAN INTERVENSI KEPERAWATAN
2 Setelah dilakukan Tindakan keperawatan 1. Monitor pola nafas(frekuensi, kedalaman, 1. Mengumpulkan dan alvin
usaha napas)
selama 3x24 jam diharapkan pola nafas menganalisa data
2. Monitor bunyi nafas tambahan
menjadi efektif dengan kriteria hasil 3. Monitor sputum pernafasan dan suhu tubuh
4. Pertahan kan kepatenan jalan nafas dengan
a. Frekuensi nafas membaik untuk menentukan dan
head-tilt dan chin-lift
b. Kedalaman nafas membaik 5. Posisikan semi fowler mencegah komplikasi.
6. Berikan oksigen
2. Mengetahui dan
memastikan kepatenan jalan
nafas dan pertukaran gas
yang adekuat.
3. Peningkatan respirasi dan
penurunan status oksigen
pasien menandakan adanya
gangguan pada system
pernafasan pasien.
4. Posisi pasien misalnya semi
fowler memudahkan proses
respirasi dan meningkatkan
kenyamanan pasien
5. Kelainan bunyi napas dapat
mengindetifikasikan adanya
bersihan jalan napas,
terutama ronkhi
menunjukkan adanya
penumpukan sekret
dilapangan paru.
6. Pengeluaran sekret
membantu melancarkan
jalan napas.
3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Kaji faktor yang menimbulkan keletihan 1. Menyediakan informasi alvin
selama 3x 24 jam diharapakan toleransi 2. Tingkatkan kemandirian dalam aktivitas tentang indikasi tingkat
aktivitas dengan kriteia hasil: perawatan diri yang dapat ditoleransi: bantu keletihan
jika keletihan terjadi 2. Meningkatkan aktivitas
- Keluhan lelah menurun 3. Anjurkan aktivitas alternatif sambil istirahat ringan/sedang dan
- Frekuensi nafas membaik 4. Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas. memperbaiki harga diri
- Perasaan lemah menurun Catat laporan dispneu, peningkatan 3. Mendorong latihan dan
- Saturasi oksigen membaik kelemahan/kelelahan, dan perubahan tanda aktivitas dalam batas-batas
vital selama dan setelah aktivitas yang dapat ditoleransi dan
5. Berikan lingkungan yang tenang, batasi istirahat yang adekuat
pengunjung selama fase akut sesuai indikasi. 4. Menetapkan kemampuan/
6. Tingkatkan tirah baring, ciptakan lingkungan kebutuhan pasien dan
yang tenang. memudahkan pilihan
7. Bantu pasien memilih posissi nyaman untuk intervensi
istirahat/ tidur 5. Menurunkan stress dan
8. Bantu aktivitas perawatan diri yang rangsangan berlebihan,
diperlukan. meningkatkan istirahat
6. Menurunkan kebutuhan
metabolik, menyediakan
energi yang dibutuhkan
untuk proses penyembuhan
7. Meningkatkan rasa nyaman,
relaksasi, dan istirahat
8. Meminnimalkan kelelahan
dan membantu
keseimbangan energi
IMPLEMENTASI HARI KE II
NDX Hari/tgl/jam Implementasi Evaluasi Paraf
1. Selasa 1. Observasi TTV S: alvin
22/03/2022 2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri - Pasien mengeluh nyeri pada
3. Anjurkan melakukan relaksasi nafas dalam bagian dada
4. Kolaborasi pemberian analgetic ( drip cefotaxime) P (Provocatif) : tekanan atrium kanan
meningkat
Q (Quality) : nyeri tumpul
R (Region) : dada
S (Servety) : Skala nyeri 3 (0-10)
skala nyeri sedang
T (Time ) : nyeri timbul saat sesak
O:
- Tampak gelisah berkurang
- Tampak meringis berkurang
- Pasien tampak tenang
- TTV
TD : 120/70 mmHg
N : 71 x/menit
S : 37,4oC
RR : 20 x/menit
A: Nyeri akut teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
1) Menganjurkan teknik relaksasi
nafas dalam
2) Berkolaborasi pemberian analgetik
2 Rabu, S: alvin
- klien mengatakan sudah tidak sesak
23/03/2022
O:
- Nampak klien sudah tidak sesak
- Nampak klien sudah tidak terpasang O2
- Nampak klien sudah tidak pucat
- Ttv : 127/77 mmHg Nadi: 80
o 20x/m SP02 98
o Suhu 37oc