Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

GAGAL JANTUNG
A. Definisi
Gagal jantung adalah sindrom klinis (sekumpulan tanda dan gejala), ditandai oleh sesak napas
dan fatik (saat istirahat atau saat aktivitas) yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi
jantung. Gagal jantung dapat disebabkan oleh gangguan yang mengakibatkan terjadinya
pengurangan pengisian ventrikel (disfungsi diastolik) atau kontraktilitas miokardial (fungsi
sistolik). (Sudoyo Aru, dkk 2009)
B. Etiologi
Beberapa istilah gagal jantung
1. Gagal jantung sistolik adalah ketidakmampuan kontraksi jantung memompa sehingga
curah jantung menurun menyebabkan kelemahan, fatik, kemampuan aktivitas fisik
menurun dan gejala hipoperfusi lainnya
2. Gagal jantung diastolik adalah gangguan reaksi dan gangguan pengisian ventrikel (Sudoyo
Aru, dkk 2009)
Klasifikasi menurut gejala dan intensitas gejala menurut Morton 2012
1. Gagal jantung akut
Timbulnya gejala secara mendadak, biasanya selama beberapa hari atau beberapa jam
2. Gagal jantung kronik
Perkembangan gejala selama beberapa bulan sampai beberapa tahun dan menggambarkan
keterbatasan kehidupan sehari-hari
Klasifikasi GJ menurut letaknya :
1. Gagal jantung kiri merupakan kegagalan ventrikel kiri untuk mengisi atau mengosongkan
dengan benar dan dapat lebih lanjut diklasifikasikan menjadi disfungsi sistolik dan
diastolik
2. Gagal jantung kanan merupakan kegagalan ventrikel kanan untuk memompa secara
adekuat. Penyebab gagal jantung kanan yang paliing sering terjadi adalah gagal jantung
kiri, tetapi gagal jantung kanan dapat terjadi dengan adanya ventrikel kiri benar-benar
normal dan tidak menyebabkan gagal jantung kiri. Gagal jantung dapat disebabkan oleh
penyakit paru dan hipertensi arteri pulmonary primer
Menurut derajat sekitarnya :
1. Derajat 1 : Tanpa keluhan, anda masih bisa melakukan aktivitas fisik sehari-hari tanpa
disertai kelelahan ataupun sesak napas
2. Derajat 2 : Ringan, aktivitas fisik sedang menyebabkan kelelahan atau sesak napas tetapi
jika aktivitas ini dihentikan maka keluhan pun hilang
3. Derajat 3 : Sedang, aktivitas fisik ringan menyebabkan kelelahan atau sesak napas, tetapi
keluhan akan hilang jika aktivitas dihentikan
4. Derajat 4 : Berat, tidak dapat melakukan aktivitas fisik sehari-hari bahkan pada saat
istirahat pun keluhan tetap ada dan semakin berat jika melakukan aktivitas walaupun
aktivitas ringan
C. Tanda dan Gejala
Kriteria major
- Paroksismal nocturnal dispnea
- Distensia vena leher
- Ronki paru
- Kardiomegali
- Edema paru akut
- Gallop S3
- Peninggian vena jugularis
- Refluks hepatojugular
Kriteria monor
- Edema ektremitas
- Batuk malam hari
- Dispnea d’effort
- Hepatomegali
- Efusi pleura
- Penurunan kapasitas vital
- Takikardia > 120x/menit (Sudoyo Aru, dkk 2009)
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Elektrokardiogram (EKG)
Hipertropi artial atau ventrikuler, penyimpangan aksis, iskemia, distritmia, takikardi,
fibrilasi atrial
2. Uji stress
Merupakan pemeriksaan non-ivasif yang bertujuan untuk menetukan kemungkinan iskemia
atau infark yang terjadi sebelumnya
3. Ekokardiografi
- Ekokardiografimodel M (berguna untuk mengevaluasi volume balik dan kelainan
regional, model M paling sering dipakai dan ditayangkan bersama EKG)
- Ekokardiografi dua dimensi (CT-Scan)
- Ekokardiografi doppler (memberikan pencitraan dan pendekatan transesofageal terhadap
jantung)
4. Kateterisasi jantung
Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu membedakan gagal jantung kanan
dan gagal jantung kiri dan stenosis katup atau insufisiensi
5. Radiografi dada
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, bayangan mencerminkan dilatasi atau hipertropi
bilik, atau perubahan dalam pembuluh darah abnormal
6. Elektrolit
Mungkin berubah karena perpindahan cairan atau penurunan fungsi ginjal, terapi diuretik
7. Oksimetri nadi
Saturasi oksigen mungkin rendah terutama jika gagal jantung kongestif akut menjadi
kronik
8. Analisa gas darah (AGD)
Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkalosis respiratori ringan atau hipoksemia dengan
peningkatan PCO2
9. Blood ureum nitrogen (BUN)
Peningkatan BUN menunjukkan penurunan fungsi ginjal, kenaikan baiik BUN dan
kreatinin merupakan indikasi gagal ginjal
10. Pemeriksaan tiroid
Peningkatan aktivitas tiroid menunjukkan hiperaktivitas tiroid sebagai pre pencetus gagal
jantung
E. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan gagal jantung dibagi atas :
1. Terapi non farmakologi
Terapi non farmakologi yaitu antara lain perubahan gaya hidup, monitoring dan kontrol
faktor risiko
2. Terapi farmakologi
Terapi yang dapat diberikan antara lain golongan diuretik, angiotensin converting enzyme
inhibitor, beta bloker, angiotensin reseptor blocker, glikosida jantung, vasodilator, agonis
beta, serta bipiridin
F. Pathwey

Arteriosklerosis Penyakit jantung


Gangguan aliran ADH Faktor sistemik
darah ke otot jantung koroner (hipoksia, anemia) (stenosis katup AV,
stenosis katup
temponade
Beban volume Pasokan oksigen ke pericardium,
Disfungsi miokardium
berlebihan jantung perikarditis konstruktif

Beban tekanan Beban sistolik


Kontraktilitas Beban sistol
berlebihan berlebihan

Hambatan Peningkatan Hipertensi Preload


pengosongan kebutuhan sistemik
ventrikel metabolisme pulmonal

COP Beban jantung Atrofi serabut Gagal jantung


otot

Kelainan otot kontraktilitas Disfungsi


jantung miokard
miokarditis
Peradangan Serabut otot
dan penyakit jantung rusak
miokardium

Gagal pompa Gagal pompa


Back failure LVED naik
ventrikel kiri ventrikel kanan

Forward failur Renal flow RAA Penyempitan lumen


ventrikel kanan
Suplai darah
Metabolisme Suplai O2 otak Aldosteron
Sinkop Hipertropi
Tekanan vena ventrikel
jaringan
anaerob ADH
pulmonalis kanan

Asidosis Penurunan Retansi


Tekanan kapiler
metabolik curah jantung Na+H2O
paru

Kelebihan
ATP
volume cairan

Gangguan Edema Beban


Fatigue
pertukaran gas paru ventrikel

Intoleransi Iritasi
Gangguan Ronki
aktivitas mukosa
integritas kulit basah
paru

Tidak dapat Bendungan Bendungan Tekanan


mengakomodasi vena atrium diastol
semua darah yang sistemik kanan
secara normal
kembali dari sirkulasi
vena linen hepar

Pembesaran splenomegali hepatomegali Nyeri akut


vena di
abdomen
Peningkatan
pembuluh
portal

Pola napas
tidak efektif
G. Pengkajian
Pengkajian Primer
1. Airway
- Batuk dengan atau tanpa sputum
- Penggunaan bantuan otot pernafasan
- Oksigen
2. Breating
- Dispnoe saat aktifitas
- Tidur sambil duduk atau beberapa bantal
3.   Circulation
- Riwayat HT, MCI akut, GJK sebelumnya, penyakit katub jantung, anemia, syok
dll.
- Tekanan darah, nadi, frekwensi jantung, irama jantung, nadi afical, bunyi jantung
S3, gallop, nadi ferifer berkurang, perubahan dalam denyut nadi jugularis, warna
kulit, kebiruan punggung, kuku pucat dan syanosis, hepar ada pembesaran, bunyi
nafas krekels atau ronchi, odema.
Pengkajian Skunder
1. Aktivitas/istirahat
Keletihan, insomnia, nyeri dada dengan aktifitas, gelisah, dispnoe saat istirahat atau
aktifitas, perubahan status mental,tanda vital berubah saat beraktifitas.
2.  Integritas ego
Ansietas, strees, marah, takut dan mudah tersinggung.
3. Eliminasi
Gejala penurunan jumlah urine. Urine berwarna pekat, berkemih pada malam hari,
diare/konstifasi
4. Makanan/cairan
Kehilangan nafsu makan, mual, muntah, penambahan BB signifikan, pembengkan
ekstremitas bawah, diit tinggi garaam penggunaan diyretic distensi abdomen, odema
umum.
5. Hygine
Keletihan selama aktifitas perawatan diri, penampilan kurang
6. Neurosensori
Klemahan, pusing, letargi,perubahan prilaku dan mudah tersinggung
7. Nyeri/kenyamanan
Nyeri dada akut /kronik, nyeri abdomen, sakit pada otot, gelisah
8. Interaksi sosial
Penurunan aktifitas yang biasa dilakukan.
H. Diagnosa
1. Resiko tinggi penurunan curah jantung yang berhubungan dengan penurunan
kontraktilitas ventrikel kiri, perubahan frekuensi, irama, konduksi elektrikal yang
ditandai dengan klien mengeluh “mudah lelah, nyeri dada kiri dan uluhati, sesak
nafas, sering terbangun pada malam hari saat tidur”, tekanan darah bisa meningkat
(hipertensi/ hipotensi), nadi lemah, terdengar suara gallop ventrikel dan gallop atrium
(S3 clan S4), keringat dingin, ronchi +/+, sianosis nyeri dada, edema tungkai +/+,
EKG: ST depresi V2 dan V4, rasio R/S V1, V6 urine sedikit ±300 – 500 cc perhari,
nafas cepat.
2. Resiko tinggi gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan perembesan cairan,
kongesti paru akibat sekunderdari perubahan membran kapiler alveoli dan retensi
cairan interstitial yang ditandai dengan klien mengeluh “nafasnya sesak dan sering
terbangun pada malam hari karena sesak nafas dan batuk-batuk serta dispnea saat
beraktivitas”, ujung jari dan kuku tampak kebiruan, ronchi(+/+), nafas cepat tampak
tarikan dinding dada, Ht: 34,6, Albumin: 2,6.
3. Resiko tinggi terhadap kelebihan volume cairan yang berhubungan dengan kelebihan
cairansistemis, perembesan cairan interstial di sistemis akibat sekunder dari penurunan
curah jantung, gagal jantung kanan yang ditandai dengan klien menyatakan “bila
berjalan terasa berat, sesak nafas, lebih enak tidur dengan posisi setengah duduk,
kencing sedikit”, tungkai tampak bengkak/ edema, jumlah kencing sedikit 300-500 cc/
hari, tempak bendungan vena jugularis, ronchi (+) respirasi nafas cepat, terdengar
bunyi jantung S3 dan nadi lemah, Ht: 34,6, Albumin: 2,6.
4. Resiko tinggi gangguan perfusi jaringan yang berhubungan dengan menurunnya curah
jantungyang ditandai dengan klien mengeluh “tangan dan kaki lemas, sulit untuk
menelan, nyeri perut”, klien tampak berbaring di tempat tidur, oliguri, tampak edema,
perubahan suhu kulit.
5. Nyeri yang berhubungan dengan nekrosis sel yang ditandai dengan klien mnegeluh
“nyeri dada kiri pada saat beraktivitas”, klien tampak meringis kesakitan, wajah
tampak tegang dan gelisah, tangan mengepal.
6. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
oksigen ke jaringan dengan kebutuhan dengan akibat sekunder dari penurunan curah
jantung yang ditandai dengan klien mengeluh “tenaganya lemah, cepat lelah, sesak
nafas, nafsu makan menurun”, klien tampak berbaring di tempat tidur, tampak
kebiruan/ sianosis pada ujung jari dan kuku, tungkai tampak edema, keringat dingin,
lemah.
7. Cemas yang berhubungan dengan rasa takut akan kematian, penurunan status
kesehatan, situasi kritis, ancaman, atau perubahan kesehatan yang ditandai dengan
klien menyatakan “klien takut dengan keadaannya, klien bertanya tentang kondisi dan
pengobatan”, klien tampak cemas.
8. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, program pengobatan yang berhubungan
dengan kurangnya pemahaman, kesalahan persepsi tentang hubungan fungsi jantung,
penyakit, kegagalan yang ditandai dengan adanya pertanyaan, pernyataan masalah,
kesalahan persepsi, terulangnya episode GJK yang dapat dicegah yang ditandai
dengan klien mengatakan “klien bingung dengan keadaan penyakitnya, klien bertanya
tentang kondisi dan pengobatan”.

I. Rencana Keperawatan
Curah jantung menurun berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokardial.
Tujuan : curah jantung mencukupi untuk kebutuhan individu.
Kriteria hasil : Menunjukkan tanda vital dalam batas normal (disritmiaterkontrol atau
hilang). Bebas gejala gagal jantung (haluan urine adekuat). Melepaskan
penurunan episode dispnea angina.
Intervensi :Auskultasi nadi apikal,kaji frekwensi irama jantung.
Rasional :Biasanya terjadi disritmia(meskipun pada saat istirahat) untuk
mengonservasi penurunan kontraksilitas ventrikel.
Intervensi :Palpasi nadi perifer.
Rasional :Penurunan curah jantung dapat menunjukkan menurunnya nadi
radial,nadi mungkin cepat hilang atau tidak dipalpasi.
Intervensi :Pantau tekanan darah
Rasional :Pada gagl jantung kongestif dini,sedang dan kronis tekanan darah dapat
meningkat.
Intervensi :Kaji kulit terhadap pucat dan sianosis.
Rasional : Pucat menunjukkan menurunnya perkusi sekunder terhadap tidak
adekuat curah jantung
Intervensi : Kaji perubahan pada sensori, contoh: letargi, bingung, disorientasi,dan
cemas
Rasional : Dapat menunjuk tidak adekkuatny perkusi serebral sekunder terhadap
penurunan curah jantung.
Intervensi : Berikan oksingen sesuai indikasi
Rasional : Meningkatkan sediaan untuk kebutuhan miokard untuk melawan efek
hipoksia iskemia
Intervensi : Berikan obat sesuai indikasi seperti : Diuretik, contoh purosemid ;
mempengaruhi reabsorbsi natrium dan air . Vasodilator contoh :
hidalanin : untuk meningkatkan curah jantung dan meningkatkan kekuatan
kontraksi miokard
Rasional : Meningkatkan sediaan oksingen untuk kebutuhan miokard untuk
melawan efek hipoksia / iskemia
Intervensi : Pantau EKG dan foto dada
Rasional : Depresi segmen SI dan datarnya gelombang I dapat terjadi karena
peningkatan kebutuhan oksingen miokard dan foto dapat menunjukkan
pembesaran jantung serta perubahan kongesti pulmonal
Intoeransi aktivitas berhubungan denngan ketidak seimbangan antara suplai oksingen dan
kelemahan umum .
Tujuan : Tingkat aktivitas optimum
Kriteria hasil : berpartisipasi pada aktivitas yang di inginkan, memenuhi kebutuhan
perawatan diri sendiri, mencapai peningkatan intoleransi aktivitas
Intervensi : Periksa tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas
Rasional : Karena aktivitas yang dilakukan dapat mempengaruhi kerja
Intervensi : Catat respon kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat takirkadia,
disritmia, dispnea, berkeringat pucat.
Rasional : Penurunan / ketidak mampuan miokardium untuk meningkatkan volume
sekuncup selama aktivitas dapat menyebabkan peningkatan segera dan
frekuensi jantung dan kebutuhan oksingen
Intervensi : Evaluasi peningkatan aktivitas
Rasional : Dapat menunjukkan peningkatan dokunpensasi jantung daripada
kelemahan aktivitas
Intervensi : Berikan bantuan dalam aktivitas perawatan diri sesuai indikasi, selingi
periode aktivitas dengan periode istrahat
Rasional : Penurunan kebutuhan perawatan dari pasien tanpa mempengaruhi stress
Intervensi : Berikan aktivitas secara bertahap sesuai toleransi
Rasional : Untuk menghindari kerja jantung dan kebutuhan dengan cara berlebihan

Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya laju filtrasi glomerulus


( menurunnya curah jantung ) meningkatnnya produksi ADH dan retensi natrium / air.
Tujuan : penurunan kelebihan volume cairan
Kriteria hasil :volume cairan stabil dengan keseimbanngan masukan dan pengeluaran
tanda vital dalam rentang yang dapat di terima, berat badan stabil dan
tidak ada edama
Intervensi : Pantau / hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran 24 jam
Rasional : Teraoi diuretic dapat disebabkan oleh kehilangan cairan tiba – tiba /
berlebihan meskipun edema
Intervensi : Auskultasi bunyi nafas, catat penurunan dan atau bunyi tambahan, cata
adanya dispnea, batuk ostopnea
Intervensi : Timbang berat badan tiap hari
Rasional :Kelebihan volume cairan sering menimbulkan kongesti paru dapat
menunjukkan gagal jantung kiri akut, gejala pernapasan pada gagal
jantung kanan ( dispnea batuk, ostopnea )
Intervensi:Timbang berat badan tiap hari
Rasional:Membantu terjadinya penambahan / penurunan berat badan akibat teraphy
Intervensi :Kolaborasi
Rasional :Pemberian obat secara indikasi

Resiko tinggi kerusakan pertukaran gas berhubunngan dengan perubahan membrane


kapiler alveoli.
Tujuan : kerusakan pertukaran gas tidak terjadi
Kriteria hasil : ventilasi dan oksigenisasi adekuat
Intervensi : Auskultasi bunyi nafas, catat krekels mengi
Rasional : Membersihkan jalan napas dan memudahkan aliran oksingen
Intervensi : Pertahankan duduk di kursi tirah baring dengan kepala di tempat tidur di
tinggikan 20 – 30 derajat, posisi semi flower, sokong tangan dengan bantal
Rasional : Meningkatkan ekspansi paru maksimal
Intervensi : Pantau AGDA
Rasional : Hipoksemia dapat menjadi berat selama adema paru
Intervensi : Berikan oksingen sesuai dengan oksingen
Rasional : Meningkatkan konsentrasi oksingen alveolus

Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring lama /
edema
Tujuan : mempertahankan integritas kulit
Kriteria hasil : kerusakan integritas kulit tidak terjadi
Intervensi :Lihat kulit, catat adanyaedema ana sirkulasi yang terganggu / pigmentasi
Rasional : Kulit beresiko karena gangguan sirkulasi perifer, imobilitas fisik dan
gangguan status nutrisi
Intervensi : Pijat area kemerahan atau memutih
Rasional :Meningkatkan aliran darah meminimalkan hipoksia jaringan
Intervensi : Ubah posisi sering di tempat tidur / krsi bantu latihan rentang gerak
Rasional :Memperbaiki sirkulasi / menurunkan satu area yang menggangu aliran
darah
Intervensi :Memberikan perawatan kulit
Rasional :Mencegah terjadinya kerusakan kulit

Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar ) mengenai kondisi, program pengobatan


berhubungan dengan pemahaman / informasi.
Tujuan : Proses / prognosis penyskit serta regimen teraupetik di mengerti
Kriteria hasil : Peningkatan pengetahuan pasien mengenai penyakit, mengatakan tanda
dan gejala yang memerlukan intervensi cepat, klien mampu
mengindentifikasi factor resiko dan beberapa, tekhnik untuk menangani
melakukanperubahan pola hidup yang memperberat keadaan pasien
Intervensi : Diskusikan mengenai fungsi jantung normal, proses penyakit dan
Pengobatan.
Rasional :Pengetahuan proses penyakit dan harapan memudahkan ketaatan PADA
program pengobatan
Intervensi : Kuatkan rasional pengobatan
Rasional : Pemahaman program obat dan pembatasan dapat meninngkatkan kerja
sama untuk mengontrol gejala.
Intervensi : Diskusikan pentingnya istrahat diantara aktivitas.
Rasional : Aktivitas fisik berlebihan dapat berlanjut menjadi melemahkan jantung.
Intervensi : Diskusikan pentingnya pembatasan natrium. Dorong untuk membaca
label makanan.
Rasional : Pemasukan diet natrium diatas 3 gr / hari akan menghasilkan efek
diuretic, makanan kaleng, daginMg, produksi harian, juga dapat
mengandung kadar natrium tinggi.
Intervensi : Diskusikan obat, tujuan, efek samping. Berikan intruksi secara verbal
dan tertulis.
Rasional : Pemahaman kebutuhan teraupetik dan pentinng nya upaya laporan efek
samping obat dapat mempercepat kompllikasi akibat obat. Intruksi
pengobatan di tulis agar dapat menyebarkan ingatan pasien.
Intervensi : Jelaskan dan diskusikan peran dalam mengontrol factor resiko
(merokok)dan factor fancetus (diet tinggi garam ).
Rasional : Menambah pengetahuan pasien dan jadi dorongan untuk mengubah
perilaku yang tidak sehat yang dapat memperberat keadaan nya
Intervensi : Diskusikan tanda dan gejala yang memerlukan perhatian medik, contoh
peningkatan berat badan edema, nafas pendek, peningkatan kelelahan,
batuk hemoptitis dan demam.
Rasional : Pemantauan sendiri meninngkatkan tanggung jawab pasien dalam
pemeliharaan kesehatan dan alat mencengah komplikasi.
Intervensi : Tekankan pentingnya melaporkan tanda dan gejala
Rasional : Pengenalan diri terjadi komplikasi dan untuk pengambilan / pemberian
intervasi yang cepat dan tepat dalam menangani masalah yang timbul.

J. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai