OLEH :
M. ABDUL AZIZ
NIM. 032001D17050
Hari :
Tanggal :
Disetujui Oleh :
( ) ( )
Mengetahui
Kepala Ruangan
( )
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
1. Suatu keadaan patofisiologi di mana jantung gagal mempertahankan
sirkulasi adekuat untuk kebutuhan tubuh (Wood, 2010, dalam Gray,
2012).
2. Suatu sindrom di mana disfungsi jantung berhubungan dengan
penurunan toleransi latihan, insidensi aritmia yang tinggi, dan
penurunan harapan hidup (Cohn, 2011, dalam Gray, 2012).
3. Congestive Heart Failure (CHF) adalah ketidakmampuan jantung
untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan
jaringan akan oksigen dan nutrisi (Smeltzer & Bare, 2011).
C. Patofisiologi
Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan
kemampuan kontraktifitas jantung yang menyebabkan curah jantung
lebih rendah dari curah jantung normal CO = HR x SV dimana curah
jantung (CO = Cardiac Output) adalah fungsi frekuensi jantung (HR =
Heart Rate) volum sekuncup (SV = Stroke Volume).
Kontraktilitas
COP
Gagal jantung
GJ kanan
Tekanan Diastole
Forward Failure Backward Failure
Bendungan atrium kanan
LVED
Penurunan Suplai O2 Renal flow
Curah otak Bendungan vena sistemik
Tek. Vena pulmonalis Penimbunan as. Laktat
RAA
Suplai darah
jar. Syncope
Aldosteron Tek. kapiler paru
Lien Hepar
Metab. anaerob
ADH Edema Paru Beban Ventrikel
Kanan Splenomegali Hepatomegali
Asidosis metabolik Retensi Na + H2O Ronkhi basah
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
pengkajian merupakan langkah awal yang sangat menentukan
keberhasilan dari proses keperawatan tersebut. Pengkajian harus
dilakukan secara teliti sehingga didapatkan informasi yang tepat.
Adapun hal-hal yang dikaji dalam kasus ini antara lain:
1. Identitas klien
2. Riwayat kesehatan klien
a. Riwayat kesehatan masa lalu seperti penyakit yang pernah
diderita, riwayat pembedahan,penyakit keturunan, kelainan
pembekuan darah, riwayat alergi dan riwayat trauma.
b. Riwayat kesehatan sekarang: meliputi alasan masuk rumah
sakit.
3. Pemeriksaan fisik (Doenges, 2013)
a. Aktivitas atau istirahat
Gejala: lemah, letih, sulit bergerak, kram otot, tonus menurun,
gangguan tidur atau istirahat.
Tanda: takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau
dengan aktivitas letargi/ disorientasi,koma,penurunan kekuatan
otot.
b. Sirkulasi
Gejala: adanya riwayat hipertensi, MI akut, klaudikasi kebas dan
kesemutan padaekstremitas,ulkus pada kaki, penyembuhan yang
lama.
Tanda: takikardi, perubahan tekanan daerah postural, hipertensi,
nadi yang menurun atau tidak ada (disritmia), kulit panas,
kering, kemerahan dan bola mata cekung.
c. Integritas ego
Gejala: stres, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang
berhubungan dengan kondisiklien.
Tanda: ansietas dan peka rangsang.
d. Eliminasi
Gejala: perubahan pola berkemih (poliuria,nokturia, kesulitan
berkemih/ infeksi nyeri tekanabdomen, diare).
Tanda: urine encer, pucat, kuning, poliuria(dapat berkembang
oligouria/ anuria jika terjadihipovolemia berat), urine berkabut,
bau busuk/ infeksi, abdomen keras, adanya asites, bising usus
lemah dan menurun, hiperaktif/ diare).
e. Makanan atau cairan
Gejala: hilang nafsu makan, mual, muntah, tidak mengikuti diet,
peningkatan masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat
badan lebih dari periode beberapa hari atau minggu.
Tanda: kulit kering dan bersisik, turgor kulit jelek, kekakuan
dan distensi abdomen, muntah, pembesaran tiroid (peningkatan
kebutuhan metabolik dengan peningkatan glukosa darah)
halitosis atau bau manis, bau buah (nafas aseton).
f. Neurosensorik
Gejala: pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas atau kelemahan
pada otot, parestesia, gangguan penglihatan.
Tanda: disorientasi, mengantuk, letargi, stupor/ koma (tahap
lanjut), gangguan memori (baru,masa lalu), kacau mental, reflek
tendon dalam menurun, aktivitas kejang (tahap lanjut
dariketoasidosis).
g. Nyeri atau kenyamanan
Gejala: abdomen yang tegang atau nyeri.
Tanda: wajah meringis, sangat hati-hati.
h. Pernafasan
Gejala: merasa kekurangan oksigen, batuk dengan atau tanpa
sputum purulen (tergantung adanyainfeksi atau tidak).
Tanda: lapar udara, batuk dengan atau tanpa sputum purulen
(infeksi).
i. Keamanan
Gejala: kulit kering, gatal, ulkus kulit.
Tanda: demam, diforesis kulit rusak, lesi atau ulserasi,
menurunnya kekuatan umum atau rentang gerak, parestesia atau
parolisis otot termasuk otot-otot pernafasan (jika kadar kalium
menurundengan cukup tajam).
j. Seksualitas
Gejala: Rabas vagina (cenderung infeksi) masalah impoten pada
pria, kesulitan orgasme padawanita .
B. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan ; Perubahan
kontraktilitas miokardial/perubahan inotropik, Perubahan frekuensi,
irama dan konduksi listrik, Perubahan struktural. ditandai dengan ;
frekuensi jantung ; Takikardia, bunyi jantung ; S3 (gallop) adalah
diagnostik, S4 dapat terjadi, S1 dan S2 mungkin melemah,
perubahan tekanan darah :hipotensi (gagal memompa), tekanan
Nadi ; mungkin sempit (tidak teraba), dan Punggung kuku ; pucat
atau sianotik dengan pengisian kapiler lambat.
2. Pola nafas inefektif berhubungan dengan menurunnya
pengembangan paru akibat splenomegaly dan hepatomegaly di
tandai dengan takipnea, napas dangkal, penggunaan otot asesori
pernpasan, hepar ; pembesaran/dapat teraba dan lien : pembesaran /
dapat teraba.
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan : menurunnya laju
filtrasi glomerulus (menurunnya curah jantung)/meningkatnya
produksi ADH dan retensi natrium/air. ditandai dengan nokturia,
penambhan berat badan signifikan, pembengkakan pada ekstremitas
bawah, pakaian/sepatu terasa sesak, diet tinggi garam/makanan
yang telah diproses, penggunaan diuretic, penambahan berat badan
cepat dan distensi abdomen (asites) serta edema (umum, dependen,
tekanan dn pitting).
4. Intoleran aktivitas berhubungan dengan : Ketidak seimbangan antar
suplai okigen. Kelemahan umum, Tirah baring lama/immobilisasi.
Ditandai dengan keletihan/kelemahan, kelelahan selama aktivitas
Perawatan diri, Keletihan/kelelahan terus menerus sepanjang hari,
insomnia, nyeri dada dengan aktivitas, dispnea pada saat istirahat,
perubahan tanda vital, dan adanya disrirmia, Dispnea, dan pucat,
berkeringat.
5. Resiko tinggi gangguan pertukaran gas berhubungan dengan :
perubahan membran kapiler-alveolus ditandai dengan Dispnea saat
aktivitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa bantal, batuk
dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat penyakit kronis,
penggunaan bantuan pernapasan dan bunyi napas ; krekels, ronkhi.
C. Intervensi Keperawatan
D.Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
1. Penurunan curah setelah di lakukan 1.Auskultasi nadi 1.Biasanya terjadi
jantung tindakan keperawatan apical ; kaji takikardi (meskipun
berhubungan selama 3 x 24 jam frekuensi, iram pada saat istirahat)
dengan ; curah jantung klien jantung untuk
Perubahan normal 2.Catat bunyi jantung mengkompensasi
kontraktilitas Kriteria hasil : 3.Palpasi nadi perifer penurunan
miokardial/perubah a.Menunjukkan tanda 4. Pantau TD kontraktilitas
an inotropik, vital dalam batas yang 5.Kaji kulit terhadap ventrikel.
Perubahan dapat diterima pucat dan sianosis 2.S1 dan S2
frekuensi, irama (disritmia terkontrol mungkin lemah
dan konduksi atau hilang) dan bebas Kolaborasi : karena menurunnya
listrik, Perubahan gejala gagal jantung. 1.Berikan oksigen kerja pompa. Irama
struktural. ditandai b.Melaporkan tambahan dengan Gallop umum (S3
dengan ; frekuensi penurunan epiode kanula nasal/masker dan S4) dihasilkan
jantung ; dispnea, angina. dan obat sesuai sebagai aliran darah
Takikardia, bunyi c.Ikut serta dalam indikasi keserambi yang
jantung ; S3 aktivitas yang (kolaborasi). disteni. Murmur
(gallop) adalah mengurangi beban dapat menunjukkan
diagnostik, S4 kerja jantung. Inkompetensi/stenos
dapat terjadi, S1 is katup.
dan S2 mungkin 3.Penurunan curah
melemah, jantung dapat
perubahan tekanan menunjukkan
darah :hipotensi menurunnya nadi
(gagal memompa), radial, popliteal,
tekanan Nadi ; dorsalis, pedis dan
mungkin sempit posttibial. Nadi
(tidak teraba), dan mungkin cepat
Punggung kuku ; hilang atau tidak
pucat atau sianotik teratur untuk
dengan pengisian dipalpasi dan pulse
kapiler lambat. alternan
4. Pada GJK dini,
sedang atau kronis
tekanan darah dapat
meningkat. Pada
HCF lanjut tubuh
tidak mampu lagi
mengkompensasi
danhipotensi tidak
dapat normal lagi.
5. Meningkatkan
sediaan oksigen
untuk kebutuhan
miokard untuk
melawan efek
hipoksia/iskemia
Kolaborasi:
1. Banyak obat
dapat digunakan
untuk meningkatkan
volume sekuncup,
memperbaiki
kontraktilitas dan
menurunkan
kongesti.
2. Pola nafas inefektif Setelah dilakukan 1.Observasi 1.Frekuensi nafas
berhubungan tindakan keperawatan pernafasan biasanya meningkat
dengan selama 1 x 24 jam (frekuensi, irama dan dan kedalaman
menurunnya maka klien dapat kedalaman). nafas berfariasi
pengembangan bernafas dengan 2.Auskultasi bunyi tergantung ekspansi
paru akibat efektif. paru. paru.
splenomegaly dan Kriteria hasil : 3.Beri posisi yang 2.Bunyi nafas
hepatomegaly di a.Menunjukakan pola nyaman. menurun apabila
tandai dengan nafas yang efektif terdapat obstruksi
takipnea, napas dengan frekuensi dan Kolaborasi : atau saat ekspansi
dangkal, kedalaman dalam Berikan oksigen paru menurun.
penggunaan otot rentan normal. tambahan. 4.Posisikan klien
asesori pernpasan, b.RR : 16 – 22 /menit dengan posisi yang
hepar ; nayaman akan
pembesaran/dapat memungkinkan
teraba dan lien : ekpansi paru dan
pembesaran / dapat mempermudah
teraba. pernafasan.
Kolaborasi:
Maksimalkan
pernapasan dan
menurunkan kerja
nafas.
3. Kelebihan volume Setelah di lakukan 1.Pantau pengeluaran 1.Pengeluaran urine
cairan tindakan keperawatan urine, catat jumlah mungkin sedikit dan
berhubungan selama 3 x 24 jam dan warna saat pekat karena
dengan : volume cairan klien dimana diuresis penurunan perfusi
menurunnya laju stabil. terjadi. ginjal. Posisi
filtrasi glomerulus Kriteria hasil : 2.Pantau/hitung terlentang
(menurunnya curah a.Mendemonstrasikan keseimbangan membantu diuresis
jantung)/meningkat volume cairan stabil pemaukan dan sehingga
nya produksi ADH dengan keseimbangan pengeluaran selama pengeluaran urine
dan retensi masukandanpengeluar 24 jam. dapat ditingkatkan
natrium/air. an, bunyi nafas 3.Pertahakan duduk selama tirah baring.
ditandai dengan bersih/jelas, tanda vital atau tirah baring 2.Terapi diuretic
nokturia, dalam rentang yang dengan posisi dapat disebabkan
penambhan berat dapat diterima, berat semifowler selama oleh kehilangan
badan signifikan, badan stabil dan tidak fase akut. cairan
pembengkakan ada edema. 4.Pantau TD dan tiba-tiba/berlebihan
pada ekstremitas b.Menyatakan CVP (bila ada). (hipovolemia)
bawah, pemahaman tentang 5.Kaji bisisng usus. meskipun
pakaian/sepatu pembatasan cairan Catat keluhan edema/asites masih
terasa sesak, diet individual. anoreksia, mual, ada.
tinggi distensi abdomen dan 3. Posisi tersebut
garam/makanan konstipasi. meningkatkan
yang telah filtrasi ginjal dan
diproses, menurunkan
penggunaan produksi ADH
diuretic, sehinga
penambahan berat meningkatkan
badan cepat dan dieresis.
distensi abdomen 4.Hipertensi dan
(asites) serta peningkatan CVP
edema (umum, menunjukkan
dependen, tekanan kelebihan cairan dan
dn pitting). dapat menunjukkan
terjadinya
peningkatan
kongesti paru, gagal
jantung
5. Kongesti visceral
(terjadi pada GJK
lanjut) dapat
mengganggu fungsi
gaster/intestinal
Gray, Huon H., Dawkins, K. D., Simpson, I., Morgan, J. (2012). Lecture Notes
Kardiologi. Jakarta : Erlangga
Noer, Sjaifoellah.(2010). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga.
Jakarta: FKUI