SEPSIS
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Kritis
Disusun Oleh :
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul Asuhan
Keperawatan Kritis Pasien dengan Sepsis. Selain itu, kami turut mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang memberikan dukungan berupa saran dan
informasi yang kami butuhkan dalam menyusun makalah ini, terutama dosen
pengampu Keperawatan Kritis yang memberikan arahan terkait isi materi dalam
makalah ini. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran dari pembaca akan kami terima
sebagai bahan masukkan guna penyempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................4
A. Definisi Sepsis..................................................................................4
B. Etiologi Sepsis..................................................................................8
C. Manifestasi Klinis............................................................................9
D. Klasifikasi Sepsis.............................................................................11
E. Patofisiologi Sepsis..........................................................................12
F. Pathway dan Algoritma....................................................................15
G. Komplikasi Sepsis............................................................................16
H. Pemeriksaan Penunjang...................................................................17
I. Penatalaksanaan berdasarkan SSC....................................................19
J. Asuhan Keperawatan Kritis dan kasus..............................................25
BAB III PENUTUP...............................................................................41
A. Simpulan..........................................................................................41
B. Saran.................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUA
N
A. Latar Belakang
Sepsis merupakan suatu kondisi dimana terjadi kerusakan sistem imun
tubuh akibat infeksi. Sepsis dan syok septik adalah salah satu penyebab
utama mortalitas pada pasien dengan kondisi kritis (Mehta Y., Dkk, 2017).
Setiap tahun setidaknya 1,7 juta orang dewasa di Amerika mengalami
kejadian sepsis dan hampir 270.000 meninggal sebagai akibatnya. Jumlah
kasus sepsis per tahun telah meningkat di Amerika Serikat. Sepsis disebabkan
karena adanya respon sistemik terhadap infeksi di dalam tubuh yang dapat
berkembang menjadi sepsis berat dan syok septik (Mayr FB, Dkk., 2013).
Sepsis Berat adalah sepsis disertai dengan kondisi disfungsi organ, yang
disebabkan karena inflamasi sistemik dan respon prokoagulan terhadap
infeksi (Bernard GR, Dkk., 2001). Disfungsi organ didiagnosis apabila
peningkatan skor SOFA ≥ 2. Dan istilah sepsis berat sudah tidak digunakan
kembali. Implikasi dari definisi baru ini adalah pengenalan dari respon tubuh
yang berlebihan dalam patogenesis dari sepsis dan syok septik, dengan
peningkatan skor SOFA ≥ 2 untuk identifikasi keadaan sepsis dan
penggunaan quick SOFA (qSOFA) untuk mengidentifikasi pasien sepsis di
luar ICU (Mehta Y., Dkk, 2017).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
A. Definisi Sepsis
Perubahan skor SOFA memberikan nilai prediktif yang tinggi. Pada studi
prospektif 352 pasien ICU, peningkatan skor SOFA 48 jam pertama perawatan
memberikan mortalitas paling sedikit 50%, sementara penurunan skor SOFA
memberikan mortalitas hanya 27%. Tujuan utama skoring kegagalan fungsi organ
adalah untuk menggambarkan urutan komplikasi, bukan untuk memprediksi
mortalitas. Meskipun demikian, ada hubungan antara kegagalan fungsi organ dan
kematian.
Di Amerika Serikat, sepsis menghasilkan lebih dari satu juta rawat inap
setiap tahun. Jumlah dan tingkat rawat inap untuk sepsis telah dua kali
lipat dalam dekade terakhir. Ada banyak faktor populasi yang
berkontribusi terhadap peningkatan diagnosis sepsis yang terus-menerus:
(Patricia, GM., 2018)
• Usia ekstrem
• Malnutrisi
• Debilitasi umum
• Debilitasi kronis
• Penyakit kronis
• Neutropenia
• Splenektomi
• Prosedur operasi
• Luka traumatis atau panas
• Ventilasi mekanis
Sepsis, sepsis berat, dan syok septik dikaitkan dengan angka kematian
masing-masing 16%, 25%, dan 50%. Pengenalan dan pengobatan dini
memiliki dampak besar pada hasil pasien. Sekitar satu dari empat pasien
yang datang ke unit gawat darurat dengan sepsis akan berkembang
menjadi syok septik dalam waktu 72 jam. Untuk pasien yang menjadi
hipotensi di gawat darurat, setiap jam keterlambatan dalam pemberian
antibiotik meningkatkan angka kematian mereka sebesar 7%.
C. Manifestasi Klinis
2. Denyut jantung > 90 / mnt (atau > 2 SD di atas normal untuk usia)
3. Takipnea
9. Jumlah sel putih > 12 x 109 sel / liter atau jatuh dalam SBP > 40 mmHg
pada orang dewasa
10. Saturasi oksigen hemoglobin campuran vena > 70%
11. Indeks jantung (Cardiac Index) > 3,5 liter /mnt /m2
16. Ileus
Perubahan Kardiovaskuler
Pada syok septik, depresi miokard terbukti dalam penurunan fraksi ejeksi
ventrikel, pelebaran ventrikel, dan perataan kurva Frank-Starling setelah
resusitasi cairan. Sitokin yang dilepaskan sebagai bagian dari kaskade
inflamasi — TN-α, IL-1β, dan IL-6 — berkontribusi terhadap depresi
miokard ini. NO juga berkontribusi terhadap disfungsi dengan merusak
kemampuan sel untuk memanfaatkan oksigen yang tersedia untuk
produksi ATP. Akibatnya, jantung menunjukkan penurunan fungsional
kontraktilitas dan kinerja ventrikel. Parameter hemodinamik, termasuk
ScvO2 / SvO2 dan ukuran asidosis metabolik, harus diikuti dari waktu ke
waktu untuk mengenali hipoperfusi jaringan awal yang disebabkan oleh
gagal jantung progresif.
Perubahan Pulmoner
Perubahan Hematologi
2. Trombosis mikrovaskular
Kultur: darah, dahak, urin, luka bedah atau non-bedah, sinus, dan kateter
invasif; hasil positif tidak diperlukan untuk diagnosis. Protein reaktif C
plasma > 2 SD di atas batas interval referensi. Prokalsitonin plasma > 2 SD di
atas batas interval referensi. Jumlah sel putih > 12 x 109 sel / liter atau jatuh
dalam SBP > 40 mmHg pada orang dewasa. Hipoksemia arteri (PaO2 / FlO2
< 40 kPa). Oliguria akut (keluaran urin < 0,5 ml / kg / jam). Kreatinin
meningkat > 44,2 μmol / liter. Jumlah trombosit <100 x 10 pangkat 9 / liter.
Bilirubin plasma> 70 mmol /liter
Gas darah arteri: asidosis metabolik dengan hipoksemia ringan (PaO2 kurang
dari 80 mm Hg) dan kemungkinan alkalosis respiratorik kompensatori
(PaCO2 kurang dari 35 mm Hg).
Defisit basa: kadar yang tinggi mengindikasikan perfusi yang tidak adekuat
dan metabolisme anaerob.
EtCO2: penurunan EtCO2 adalah indikator awal perfusi jaringan regional dan
global yang tidak memadai.
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. Y
Umur : 50 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Kh. Dewantara RT.02/RW.04, Tangerang
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia
Tanggal Masuk RS : 11-11-2019
Tanggal Pengkajian : 12-11-2019
No. Rekam Medis 8980
Diagnosa Medis : sepsis, suspect syok sepsis dengan diagnosis banding
syok hipovolemik
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Nn. Z
Umur : 25 tahun
Hub. Dengan Pasien : Anak kandung
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama : Ny. Y mengeluh nyeri pinggang kiri,
sesak dan lemas
b. Riwayat Penyakit sekarang :
Riwayat Saat Masuk RS : Pasien tercatat kompos mentis, tekanan
darah 60/40 (MAP 47) mmHg, laju pernapasan 28 kali per menit, nadi takikardia 120 kali
per menit lemah reguler, suhu tubuh aksila 38,4 ºC, dengan saturasi oksigen 90-91%.
Riwayat Kesehatan Sekarang
(Pengembangan dari Keluhan Utama) : Tekanan darah mencapai 100/60 (MAP
70) mmHg dengan pemberian dopamine dosis 5 mcg/kgBB/menit. Pasien menolak dirujuk
ke Rumah Sakit Umum Daerah untuk dirawat di Intensive Care Unit (ICU) karena
27
kendala biaya, pasien dipindahkan ke ruang perawatan biasa dan diobservasi setiap 30
menit.
c. Keluhan Penyakit Dahulu : Pasien mengatakan tidak ada keluhan
penyakit dahulu
d. Riwayat Penyakit Keluarga : Pasien dan keluarga mengatakan
keluarga tidak memiliki riwayat penyakit
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : sakit berat
b. Tanda-Tanda Vital
1. Tekanan Darah
Sistolik : 60 – 100 mmHg
Diastolik : 40 – 60 mmHg
MAP : 47 - 70 mmHg
Heart Rate : 100 - 120 x/menit
Respirasi : 26 - 28 x/menit
2. Suhu : 37,9 - 38,4 C
Hasil
No. Indikator Skala Pengukuran Skore
Penilaian
Gelisah 2
Kesesuaian dengan
3. Dapat Mentoleransi 0
Ventilasi Mekanik
Batuk, Tapi Dapat
1
Mentoleransi
Fighting ventilator 2
4. Ketegangan Otot Rileks 0
Total Skore
4. Data Penunjang
a. Data Laboratorium (Hematologi, Analisis Gas Darah Arteri, dll)
Tanggal dan Jam Pemeriksaan
No
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Interpretasi
.
Abnormal
2. PH 5,5 - 7,35-7,45
Asidosis
150.000 - Abnormal
3. Trombosit 76.000 /mcL
400.000/mcL Trombositopenia
0,6-1,2 mg/dL
Abnormal
(pria)
4. Kreatinin 3,80 mg/dL Terjadi gangguan pada
0,5-1,1 mg/dL
ginjal
(wanita)
Abnormal, gangguan
5. Ureum 89,2 mg/dL 7-20 mg/dL
fungsi ginjal
Abnormal, resiko
Elektrolit : 3,6 - 5,0
hipokalemia lebih lanjut
mmol/L
Kalium 3,47 Abnormal, resiko
9. Mmol/L 135-145
Natrium 131,36 hiponatremia lebih
mmol/L
lanjut
Klorida 96,14 94-111 mmol/L
Normal
b.Pemeriksaan risiko jatuh dengan Morse scale (sesuai Usia)
TOTAL SKOR 30
c. Pemeriksaan CT-scan, tanggal ( tidak dilakukan)
d. Pemeriksaan Foto Thorax, tanggal (tidak dilakukan)
e. APACHE II SCORE (1x24 jam)
Nilai APACHE II :
Temperature 38,4 C 0
Arterial pH 5,5 +4
GCS 15 0
5. Penatalaksaan Medis
a. Ventilator
Mode : - (pasien tidak terpasang ventilator)
Tringer :-
Pressure Control : -
FiO2 :-
PEEP :-
RR :-
I : E Rasio :-
b. Obat-Obatan
Nama Obat Dosis Cara Pemberian Indikasi Side Effects
6. Analisa Data
Masalah
No. Tanggal Data Etiologi
Keperawatan
DS : Ny. Y mengeluh
sesak dan lemas
DO :
1. Suhu tubuh 38,4 C
2. Nadi 120 x/menit
3. Tekanan darah :
sistolik 60-100 mmHg Kondsi terkait : Risiko Syok
1. 12-11-2019 dan Diastolik 40-60 (manifestasi klinis (NANDA 2018-
mmHg dari) sepsis 2020, Hal : 405)
4. RR 26-28 x/menit
5. Leukosit 13.700
sel/L
6. Trombosit
76000/mcL
7. Kreatinin 3,80 mg/dL
8. MAP rentang 47-70
mmHg
9. Ph 5,5
DS : Ny. Y mengeluh
nyeri pinggang kiri,
terlihat lemas, sesak,
dan mual
DO :
1. Ureum 89,2 mg/dL
2. Kreatinin 3,80 mg/dL Kondisi yang
3. pada pemerikaan berkaitan : Risiko
abdomen didapatkan - Disfungsi ginjal ketidakseimbanga
2. 12-11-2019 nyeri ketok CVA kiri, - Gangguan n elektrolit
akral dingin, mekanisme (NANDA 2018-
4. RR 26-28 x/menit pengaturan 2020, Hal : 179)
5. Trombosit
76000/mcL
6. Skor SOFA 7 dan
qSOFA 2
7. Kalium 3,47 mmol/L
8. Natrium 131,36
mmol/L
B. Diagnosis Keperawatan
1. Risiko syok berhubungan dengan sepsis
2. Risiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan disfungsi ginjal,
gangguan mekanisme pengaturan.
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
Tanggal Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
D. Implementasi Keperawatan
Diagnosa Hari/Tangg
Jam Implementasi Evaluasi
Keperawatan al
P : Intervensi
dilanjutkan poin 1,2,3
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Penderita sepsis dapat menunjukkan berbagai tanda dan gejala pada waktu yang berbeda.
Tanda dan gejala sebagai peringatan yang termasuk seperti demam atau suhu rendah dan
menggigil, perubahan status mental, kesulitan bernapas / pernapasan cepat, peningkatan
denyut jantung, denyut nadi lemah / tekanan darah rendah, produksi urin rendah, kulit
sianotik atau berbintik-bintik, ekstremitas dingin, dan nyeri tubuh yang ekstrem atau
ketidaknyamanan (WHO, 2018). Adapun komplikasi dari sepsis berat ataupun syok
sepsis seperti Disfungsi organ pernapasan, Trombosis mikrovaskular, Kerusakan atau
kematian jaringan, bahkan sampai menyebabkan Brain Injury(Sara R., 2018).
B. Saran
Sepsis dan Syok sepsis dapat mengancam nyawa seseorang,jika tidak diobati, biasanya
berakibat fatal. Jika diobati, hasilnya tergantung kepada penyebabnya, jarak antara
timbulnya sepsis sampai dilakukannya pengobatan serta jenis pengobatan yang diberikan.
Kemungkinan terjadinya kematian pada syok sepsis karena serangan jantung atau syok
septik pada penderita usia lanjut sangat tinggi. Mencegah sepsis lebih mudah daripada
mencoba mengobatinya. Pengobatan yang tepat terhadap penyebabnya bisa mengurangi
resiko terjadinya syok sepsis.
DAFTAR PUSTAKA
Angus DC, van der Poll T. 2013. Severe sepsis and septic shock. N Engl J Med
369: 840-851.
Bernard GR, Vincent JL, Laterre PF, LaRosa S, Dhainaut JP, Rodriguez AL, et al.
2001. Efficacy and safety of recombinant human activated protein c for severe
sepsis. N Eng J Med ; 344 (10): 699- 709.
Dellinger RP, Levy MM, Rhodes A, Annane D, Gerlach H, et al. 2013. Surviving
Sepsis Campaign: international guidelines for management of severe sepsis
and septic shock, 2012. Intensive Care Med 39: 165-228.
EB Medicine. 2018. Clinical Pathway for Initial Management of Patients With
Sepsis
Gyang et al. 2015. A Nurse-Driven Screening Tool for the Early Identification of
Sepsis in an Intermediate Care Unit Setting. J Hosp Med. ; 10(2): 97–103.
doi:10.1002/jhm.2291
Gyawali, Bishal et al. 2019. Sepsis: The evolution in definition, pathophysiology,
and management. SAGE Open Medicine Volume 7: 1– 13 DOI:
10.1177/205031211983504
I Made Prema P. 2018. Laporan Kasus : Pendekatan Sepsis dengan Skor SOFA.
NTT, Indonesia. CDK-267/ vol. 45 no. 8
Lever, Andrew et al. 2007. Sepsis: definition, epidemiology, and diagnosis.
Cambridge : BMJ ; 335:879-83 doi:10.1136/bmj.39346.495880.AE
Mayr FB, Yende S, Angus DC. 2013. Epidemiology of severe sepsis. Virulence ;
5(1): 4-11
Mehta Y, Kochar G. 2017. Sepsis and septic shock. Journal of Cardiac Critical
Care TSS ; 1(1): 3-5.
Nguyen BH, Rivers EP, Abrahamian FM, Moran GJ, Abraham E, Trzeciak S, et
al. 2006. Severe sepsis and septic shock: review of the literature and
emergeny department management guidelines. Annals of Emergency
Medicine ; 48(1): 28-50.
NHS : St Helens and Knowsley Teaching Hospitals. 2013. Adult Sepsis
Management Pathway
Patricia et al. 2018. Eleventh Edition : Critical Care Nursing, A Holistic
Approach. Wolters Kluwer
Pirozzi N, Rejali N, Brennan M, Vohra A, McGinley T, et al. 2016. Sepsis:
Epidemiology, Pathophysiology, Classification, Biomarkers and Management.
J Emerg Med Trauma Surg Care 3: 014.
Ryding, Sara. (2018, September 14). Sepsis Complications and Prevention. News-
Medical. Retrieved on November 20, 2019 from
https://www.news-medical.net/health/Sepsis-Complications-and-Prevention.a
spx.
v
Antenatal: Intranatal: Infeksi yang terjadi sesudah
Bakteri dari ibu masuk ke tubuh Bakteri pada vagina dan serviks kelahiran (nosokomial): alat-
bayi melalui sirkulasi darah naik mencapai korion dan alat medis, tenaga kesehatan,
janin amnion luka umbilikus
Infeksi
SEPSIS Leukosit
Pelepasan endotoksin
↓ Ekstraksi O2 ke jaringan
Disfungsi mikrosirkulasi
Kegagalan kontrol aliran darah lokal Respiration Rate Prostaglandin memengaruhi pusat termoregulasi di hipot
Penurunan Curah Jantung
Vasodilatasi kapiler
Adhesi neutrofil dengan endotel
Hipertermi
Hipoperfusi jaringan
Kerusakan endotel pembuluh darah
Hipoperfusi perifer
Risiko Syok
Clinical Pathway for Initial Management of Patients With Sepsis
Consider IV fluid bolus; assess renal function and cause of oliguria and address
Fluid responsive? (IVC < 50%, straight- leg raise negative, hypotension resolves after initial fluid bolus) (Class III)
YES
YES
Abbreviations: DKA, diabetic ketoacidosis; ICU, intensive care unit; IV, intravenous; IVC, inferior vena cava; MAP, mean arterial pressure; POCUS,
point- of-care ultrasound. Consider appropriateness for non-ICU setting; admit to monitored bed (Class III)
For class of evidence definitions, see page 10.