Anda di halaman 1dari 345

HASIL XONGRES I

GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA

Tsne: PsrgselenlelNells, 8e›$sn$ha›a$an!


(Bdl, 1:l•ll,

Sud Tena: “¥e regutkar Inan, Farapar dan kasit Persaudaraar,


sertakerdayagurakanPotersidalankenpersiapakar Xasa Deparyarg Beradad
dan ¥andiri henjelang B0FJs D9E0§fdfl”
KEPUTUSAN KONGRES XXXVII
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Nomor: 001/K-XXXVII/GMKI/XI/2020

Tentang:
PENGESAHAN KONGRES XXXVII GMKI

Kongres XXXVII Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia:

Menimbang : Bahwa pengesahan Kongres XXXVII GMKI adalah tuntutan


organisasi, untuk memenuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga (AD/ART) GMKI dalam usaha memenuhi keputusan yang
menyangkut kehidupan organisasi.

Mengingat : 1. Anggaran Rumah Tangga GMKI Pasal 1 tentang Usaha;


2. Anggaran Rumah Tangga GMKI Pasal 2 tentang Keanggotaan;
3. Anggaran Rumah Tangga GMKI Pasal 3 tentang Kongres;
4. Kuota Kongres yang ditetapkan PP GMKI Masa Bakti 2018-
2020.

Memperhatikan : Kehadiran 238 dari 302 utusan dan 97 Cabang dari 104 Cabang
GMKI di seluruh tanah air.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Kongres XXXVII Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia di


Manokwari sah untuk mengambil keputusan.

Ditetapkan di : Manokwari
Hari : Kamis
Tanggal : 26 November 2020
Jam : 16.26 WIT

MAJELIS KETUA

Melkianus Suni Jeplin G. Maitimu

Opinus Sogoneap

Cesardo Siringoringo Fendi Bia

1
KEPUTUSAN KONGRES XXXVII
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Nomor: 002/K-XXXVII/GMKI/XI/2020

Tentang:
TATA TERTIB KONGRES XXXVII GMKI

Kongres XXXVII Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia:

Menimbang : Kongres merupakan forum konstitusional yang tertinggi dalam


organisasi GMKI yang akan menetapkan kebijakan organisasi maka
perlu adanya aturan kongres untuk mengatur mekanisme Kongres
dan Tata Tertib seluruh persidangan pada Kongres sebagai pedoman.

Mengingat : 1. Anggaran Dasar GMKI Pasal 7 ayat 1a dan ayat 2a tentang Alat
Perlengkapan Organisasi.
2. Anggaran Rumah Tangga GMKI Pasal 3 tentang Kongres.

Memperhatikan : Aspirasi dan usul saran peserta Kongres GMKI XXXVII.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Tata Tertib Kongres XXXVII Gerakan Mahasiswa Kristen


Indonesia sebagaimana terlampir dalam surat keputusan ini.
2. Lampiran Keputusan ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari keputusan ini.
3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan
berakhirnya Kongres XXXVII GMKI.

Ditetapkan di : Manokwari
Hari : Kamis
Tanggal : 26 November 2020
Jam : 16.30 WIT

MAJELIS KETUA

Melkianus Suni Jeplin G. Maitimu

Opinus Sogoneap

Cesardo Siringoringo Fendi Bia


Lampiran SK Nomor: 002/K-XXXVII/GMKI/XI/2020

TATA TERTIB KONGRES XXXVII


GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA

I. PIMPINAN SIDANG
1. Kongres XXXVII GMKI, dipimpin oleh Majelis Ketua berdasarkan ART GMKI psl.
3 ayat 4 (Teknis Pemilihan Majelis Ketua terlampir).
2. Komisi, Panitia Kerja dan Panitia Khusus dipimpin oleh Pimpinan Komisi, Panitia
Kerja dan Panitia Khusus yang ditetapkan oleh Sidang Pleno Kongres.

II. PESERTA
1. Utusan Cabang adalah utusan yang telah mendapat mandat resmi dari BPC GMKI yang
telah dilantik dan/atau Caretaker sesuai dengan quota yang ditetapkan PP GMKI (ART
GMKI pasal 3 ayat 2 jo ART pasal 6)
2. Satu orang dari setiap utusan cabang menempati ruangan utama persidangan karena
situasi covid-19 yang terjadi, sementara utusan lainnya menempati ruangan lainnya
yang telah dipersiapkan dan virtual.
3. Pengurus Pusat GMKI dan Badan Pemeriksa Keuangan
4. Peninjau
a. Anggota GMKI yang telah mendapat mandat resmi dari BPC GMKI yang telah
dilantik sesuai dengan jumlah yang ditetapkan PP GMKI melalui virtual atau
ruangan lainnya yang disediakan.
b. Bakal Calon Cabang dan Calon Cabang GMKI.
5. Undangan
a. Senior Members/Friends GMKI
b. Lembaga-Lembaga kerja sama.
c. Undangan resmi PP GMKI dan utusan cabang yang melebihi kuota.

III. HAK BICARA DAN HAK SUARA


1. Selama persidangan berlangsung, utusan cabang, PP GMKI dan BPK PP
GMKI mempunyai Hak Bicara.
2. Peninjau dan Undangan mempunyai hak bicara apabila diizinkan oleh Majelis Ketua.
3. Setiap Cabang GMKI mempunyai 1 (satu) Hak Suara (AD GMKI psl 8.b.).

IV. TATA CARA BERBICARA


1. Dalam penyampaian pendapatnya, peserta mengedepankan etika dan
kesantunan berkomunikasi.
2. Penyampaian usul dan pendapat harus memperhatikan asas-asas efesiensi dalam rangka
efektivitas jalannya persidangan.

V. KEWAJIBAN PESERTA
1. Utusan Cabang, PP GMKI, BPK dan Peninjau diwajibkan mengikuti seluruh acara
yang telah ditetapkan.
2. Bila akan meninggalkan persidangan harus izin Majelis Ketua.
3. Peserta wajib menggunakan atribut dalam persidangan.
4. Peserta wajib menerapkan protokol kesehatan.
5. Peserta wajib menjaga efektivitas dan efisiensi dari persidangan
VI. SANKSI
1. Bagi peserta yang melanggar tata tertib atau membuat forum Kongres gaduh, maka
akan diberi peringatan oleh Majelis Ketua
2. Apabila setelah 3 (tiga) kali telah diberikan peringatan, maka Majelis Ketua
memiliki kewenangan untuk menertibkan peserta tersebut.

VII. PERSIDANGAN DAN KEPUTUSAN


1. Sidang Pleno SAH untuk mengambil keputusan apabila dihadiri oleh sekurang-
kurangnya setengah (1/2) di tambah satu (1) dari jumlah cabang yang hadir dan
setengah (1/2) di tambah satu (1) dari jumlah utusan yang hadir (ART GMKI psl. 3 dan
psl. 7).
2. Sidang-Sidang Komisi, Panitia Kerja dan Panitia Khusus SAH apabila dihadiri oleh
sekurang-kurangnya setengah (1/2) ditambah satu (1) dari jumlah anggota
persidangan tersebut.
3. Semua keputusan selama Kongres berlangsung, diambil berdasarkan musyawarah
untuk mufakat dengan hikmad kebijaksanaan dan jika diperlukan diambil keputusan
berdasarkan pemungutan suara terbanyak (AD GMKI psl 8.a.).

VIII. SIDANG-SIDANG
1. Sidang Pleno
Sidang Pleno bertugas untuk:
a. Mengesahkan Persidangan;
b. Membahas dan menetapkan Tata Tertib Persidangan;
c. Membahas dan menetapkan agenda persidangan;
d. Memilih dan menetapkan Majelis Ketua;
e. Mendengarkan pembacaan Laporan Umum PP GMKI Masa Bakti 2018-2020,dan
hasil audit BPK Masa Bakti 2018-2020, serta pandangan umum cabang terhadap
LPJ PP GMKI dan hasil audit BPK GMKI;
f. Menetapkan Komisi, panitia kerja, dan panitia khusus kongres serta membahas dan
menetapkan hasil-hasil komisi, panitia kerja dan panitia khusus menjadi keputusan
kongres;
g. Menetapkan Ketua dan Sekretaris Komisi, Panitia Kerja dan Panitia Khusus;
h. Memilih dan menetapkan PP GMKI Masa Bakti 2020-2022.
i. Memilih dan menetapkan formatur Kongres GMKI Ke-XXXVII;
j. Memilih badan Pemeriksa Keuangan (BPK) PP GMKI Masa Bakti 2020-2022;
k. Memilih dan menetapkan tempat Kongres XXXVIII Tahun 2022;
l. Menutup persidangan.

2. Sidang Komisi
a. Komisi Pembahasan Laporan Umum
Komisi Pembahasan Laporan Umum PP GMKI dan BPK PP GMKI Masa Bakti
2018-2020.
1) Komisi yang membahas Laporan Umum PP GMKI Masa Bakti 2018-2020;
2) Komisi yang membahas Laporan Keuangan PP GMKI dan BPK PP GMKI
Masa Bakti 2018-2020.
b. Komisi Kongres
1) Membahas dan merumuskan Garis-Garis Besar Program dan Kebijakan Umum
Organisasi Masa Bakti 2020-2022;
2) Membahas dan merumuskan Kebijakan Umum Keuangan dan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Organisasi Masa Bakti 2020-2022;
3) Membahas dan merumuskan Struktur dan Uraian Tugas PP GMKI Masa Bakti
2020-2022.
4) Komisi-komisi lain yang diperlukan.
c. Sidang Panitia Kerja
1) Panitia Kerja Kriteria dan Tata Cara Pemilihan
 Membahas dan merumuskan Kriteria dan Tata Cara Pemilihan PP
GMKI Masa Bakti 2020-2022.
 Membahas dan merumuskan Kriteria dan Tata Cara Pemilihan BPK
PP GMKI Masa Bakti 2020-2022.
 Membahas dan merumuskan Kriteria dan Tata Cara Pemilihan
Tempat Kongres XXXVIII GMKI.
 Membahas dan merumuskan kriteria dan tatacara pemilihan
Formatur Kongres GMKI ke XXXVII.
2) Panitia Kerja Pokok-Pokok Pikiran
Membahas dan merumuskan Pokok-Pokok Pikiran Kongres XXXVII GMKI.
3) Panitia Kerja Tema dan Sub Tema Kongres XXXVII GMKI
Membahas dan merumuskan Tema dan Sub Tema Kongres GMKI 2020-2022.
4) Panitia Kerja Lembaga-Lembaga Bentukan PP GMKI
Membahas dan merumuskan keberadaan BKS PGI-GMKI, Yayasan Bina Darma,
dan Perkumpulan Senior GMKI.

3. Panitia Khusus
Panitia Khusus dibentuk apabila diperlukan.

IX. LAIN-LAIN
Hal-hal yang belum diatur dalam Tata Tertib ini akan diatur kemudian oleh Majelis
Ketua setelah mendengar usul-usul dan disetujui oleh peserta Kongres.

MEKANISME PEMILIHAN MAJELIS KETUA

1. Majelis Ketua berjumlah 5 (lima) orang yang terdiri dari :


1.1. Utusan Cabang 3 (tiga) orang.
1.2. Unsur PP GMKI 2 (dua) orang.

2. Tata Cara Pemilihan Majelis Ketua dari utusan cabang:


2.1. Setiap Cabang mengajukan 3 (tiga) Cabang sebagai Majelis Ketua.
2.2. Cabang yang bersedia, mengajukan seorang sebagai calon Majelis Ketua.
2.3. Setiap orang yang dicalonkan diminta kesediaannya oleh Majelis Ketua
2.4. Tiga (3) Cabang yang mendapatkan suara terbanyak dinyatakan SAH
sebagai Majelis Ketua.
2.6. Bila terdapat suara terbanyak yang sama, maka pemilihan diulang bagi calon
tersebut.

3. Tata Cara Pemilihan Pimpinan Komisi, Panitia Kerja dan Panitia Khusus:
Dipilih oleh anggota-anggota Komisi, Panitia Kerja dan Panitia Khusus.
KEPUTUSAN KONGRES XXXVII
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Nomor: 003/K-XXXVII/GMKI/XI/2020

Tentang:
JADWAL ACARA KONGRES XXXVII GMKI

Kongres XXXVII Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia:

Menimbang : Bahwa perlu adanya Jadwal Acara Kongres XXXVII GMKI di


Manokwari sebagai pedoman untuk Kongres dalam melaksanakan
persidangan-persidangannya.

Mengingat : 1. Anggaran Rumah Tangga GMKI Pasal 3 ayat 5 tentang Tugas


Kongres
2. Keputusan Kongres XXXVII Nomor: 002/ K-XXXVII/ GMKI/
XI/ 2020 tentang Tata Tertib Kongres XXXVII GMKI

Memperhatikan : Aspirasi dan usul saran peserta Kongres XXXVII GMKI.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Jadwal Acara Persidangan Kongres XXXVII Gerakan


Mahasiswa Kristen Indonesia sebagaimana terlampir dalam surat
keputusan ini.
2. Lampiran keputusan ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Surat Keputusan ini.
3. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai
dengan berakhirnya Kongres XXXVII GMKI.

ManokwariDitetapkan
Kamis di :
Hari2020
26 November :
Tanggal : 16.31
Jam :

MAJELIS KETUA

Melkianus Suni Jeplin G. Maitimu

Opinus Sogoneap

Cesardo Siringoringo Fendi Bia


Lampiran SK Nomor: 003/K-XXXVII/GMKI/XI/2020

Jadwal Acara Kongres XXXVII


Gerakan Mahasiswa Kristen
Indonesia 21-28 November 2020
Waktu Acara
Sabtu, 21 November 2020
07.00-17.00 Registrasi
17.00-18.00 Makan malam
18.00-19.00 Ibadah
Acara Penyambutan Delegasi Kongres XXXVII dan Malam Budaya
1. Sambutan Ketua Panitia Kongres XXXVII GMKI
19.00-21.00
2. Sambutan Ketua Cabang Tuan Rumah Manokwari
3. Sambutan Pengurus Pusat GMKI
21.00-22.00 Pengarahan pelaksanaan Kongres oleh Panitia
Minggu, 22 November 2020
07.00-08.00 Makan Pagi
08.00-10.00 Ibadah Minggu Pagi
10.00-11.00 Persiapan Study Meeting
11.00-13.00 Materi Study Meeting I: Tema dan Subtema GMKI
13.00-14.00 Makan Siang
14.00-16.00 Materi Study Meeting II: Transformasi Organisasi Mahasiswa di Era Digital dan Pasca Pandemi
16.00-16.30 Break
16.30-18.30 Materi Study Meeting III: Masa Depan Pembangunan Indonesia pasca Pandemi
18.30-20.00 Mandi dan Makan Malam
20.00-21.00 Ibadah Malam
21.00- Istirahat
Senin, 23 November 2020
06.00-07.30 Makan Pagi
07.30-08.00 Ibadah Pagi
08.00-10.00 Materi Study Meeting IV: Masa Depan Pembangunan dan Otonomi Khusus Papua
10.00-10.30 Istirahat dan Snack
10.30-12.30 Komisi: Internal dan Ekstenal Organisasi
12.30-13.30 Istirahat dan Makan Siang
13.30-15.30 Komisi Lanjutan: Internal dan Eksternal Organisasi
15.30-16.00 Istirahat dan Snack
16.00-18.00 Bussiness Meeting Penutup: Rekomendasi ke Kongres GMKI
18.00-19.30 Mandi dan Makan Malam
19.30-20.00 Pengarahan Pelaksanaan Kongres oleh Panitia dan Pengurus Pusat
20.00-21.00 Ibadah Malam
21.00- Istirahat
Selasa, 24 November 2020
06.30-07.30 Mandi dan Makan Pagi
07.30-08.00 Persiapan Ibadah Pembukaan
Ibadah Pembukaan Kongres
1. Pembukaan
08.00-09.00
2. Prosesi
3. Ibadah
09.00-09.05 Tarian Penyambutan
09.05-09.10 Pembukaan dari MC
Upacara Nasional & Upacara Organisasi
1. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
09.10-09.25 2. Mengheningkan Cipta
3. Menyanyikan Lagu Mars GMKI
4. Pembacaan Pembukaan Anggaran Dasar GMKI
09.25-09.32 Laporan Ketua Umum Panitia Kongres
09.32-09.43 Pidato Ketua Umum GMKI
09.43-09.55 Pidato Pembukaan Presiden RI *
09.55-10.00 Simbolisasi Pembukaan (Foto Bersama)
10.00-10.03 Penutupan dari MC
10.03-11.00 Istirahat dan Persiapan Persidangan
11.00-12.00 Persiapan Persidangan
12.00-13.00 Makan Siang
13.00-22.00 Roll call dan Pengesahan Pembukaan Persidangan
22.00-22.30 Renungan Malam dan Istirahat
Rabu, 25 November 2020
07.00-08.00 Makan Pagi
08.00-08.30 Penelaahan Alkitab
08.30-13.00 Roll call dan Pengesahan Pembukaan Persidangan
13.00-14.00 Makan Siang
14.00-21.00 Roll call dan Pengesahan Pembukaan Persidangan
21.00-22.00 Makan Malam
22.00-24.00 Pembahasan Tata Tertib
Kamis, 26 November 2020
00.00-01.15 Pembahasan Tata Tertib
07.00-08.00 Makan Pagi
13.00-14.00 Makan Siang
14.00-14.30 Pembahasan Jadwal Acara
14.30-16.15 Pemilihan Majelis Ketua
16.15-22.00 Pembacaan LPJ PP GMKI dan Hasil audit BPK
Jumat, 27 November 2020
07.00-08.00 Makan Pagi dan Ibadah Pagi
08.00-12.00 Pembacaan LPJ PP GMKI dan Hasil audit BPK
12.00-13.00 Makan Siang
13.00-20.30 Pembacaan LPJ PP GMKI dan Hasil audit BPK
20.30-21.00 Makan Malam
21.00-24.00 Sidang Komisi LPJ PP GMKI
Sabtu, 28 November 2020
00.00-02.00 Pleno Hasil Komisi LPJ PP GMKI
07.00-08.00 Makan Pagi
08.00-12.00 Penyampaian Pandangan Umum Cabang terhadap LPJ PP GMKI
12.00-13.00 Makan Siang
13.00-22.55 Penyampaian Pandangan Umum Cabang terhadap LPJ PP GMKI
22.55-24.00 Makan Malam
Minggu, 29 November 2020
00.00-00.15 Pengantar, Pembagian Komisi dan Panitia Kerja
00.15-03.00 Sidang Komisi dan Panitia Kerja
07.00-08.00 Makan Pagi
16.00-18.00 Sidang Komisi dan Panitia Kerja (Lanjutan)
18.00-24.00 Pleno Sidang Komisi dan Panitia Kerja
Senin, 30 November 2020
00.00-05.00 Pleno Sidang Komisi dan Panitia Kerja
05.00-08.00 Persiapan Pemilihan
08.00-10.15 Pemilihan Ketua Umum PP GMKI Masa Bakti 2020-2022
10.15-11.10 Pemilihan Sekretaris Umum PP GMKI Masa Bakti 2020-2022
11.10-11.40 Pemilihan Formatur PP GMKI Masa Bakti 2020-2022
11.40-12.10 Pemilihan BPK PP GMKI Masa Bakti 2020-2022
12.10-13.00 Pemilihan Tuan Rumah Kongres ke XXXVIII GMKI
13.00-14.00 Penutupan Kongres
KEPUTUSAN KONGRES XXXVII
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Nomor: 004/K-XXXVII/GMKI/XI/2020

Tentang:
MAJELIS KETUA KONGRES XXXVII GMKI

Kongres XXXVII Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia:

Menimbang : Bahwa perlu adanya Majelis Ketua yang akan memimpin dan
mengarahkan persidangan-persidangan Kongres untuk mencapai
hasil yang berkualitas dan teratur.

Mengingat : Anggaran Rumah Tangga GMKI Pasal 3 Ayat 4 Tentang Pimpinan


Kongres

Memperhatikan : 1. Usul Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2018-2020 dan


persetujuan peserta pemilihan Majelis Ketua oleh Kongres.
2. Aspirasi peserta Kongres XXXVII GMKI

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Majelis Ketua Kongres XXXVII Gerakan Mahasiswa Kristen


Indonesia terdiri dari :
1. MELKIANUS SUNI
2. JEPLIN G. MAITIMU
3. FENDI BIA
4. CESARDO SIRINGORINGO
5. OPINUS SOGONEAP

Ditetapkan
MANOKWARI KAMISdi :
Hari 2020
26 NOVEMBER :
Tanggal : 16.32 WIT
Jam :

MAJELIS KETUA

Melkianus Suni Jeplin G. Maitimu

Opinus Sogoneap

Cesardo Siringoringo Fendi Bia


KEPUTUSAN KONGRES XXXVII
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Nomor: 005/K-XXXVII/GMKI/XI/2020

Tentang:
KETUA DAN SEKRETARIS KOMISI PEMBAHASAN LAPORAN UMUM DAN
LAPORAN KEUANGAN PP GMKI MASA BAKTI 2018-2020

Kongres XXXVII Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia:

Menimbang : Bahwa perlu adanya komisi-komisi yang akan membahas Laporan


Umum dan Laporan Keuangan PP GMKI Masa Bakti 2018-2020.

Mengingat : 1. Anggaran Rumah Tangga GMKI Pasal 3 ayat 5b tentang Tugas


Kongres.
2. Keputusan Kongres XXXVII GMKI No.: 002/ K-XXXVII/
GMKI/ XI/ 2020 tentang Tata Tertib Kongres XXXVII GMKI.
3. Keputusan Kongres XXXVII GMKI No.: 003/ K-XXXVII/
GMKI/ XI/ 2020 tentang Acara Kongres XXXVII GMKI.

Memperhatikan : Aspirasi dan usul saran peserta Kongres XXXVII GMKI.

Mendengar : 1. Aspirasi peserta Kongres XXXVII GMKI selama sidang komisi


Laporan Umum dan Laporan Keuangan PP GMKI Masa Bakti
2018-2020.
2. Kesediaan peserta Kongres XXXVII GMKI untuk menjadi
Ketua dan Sekretaris Komisi Laporan Umum dan Laporan
Keuangan PP GMKI Masa Bakti 2018-2020.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Ketua dan Sekretaris Komisi Laporan Umum dan Laporan


Keuangan PP GMKI Masa Bakti 2018-2020 sebagai berikut :
 Freedom Rombot Dan Sarina Y. Simamora , masing-
masing sebagai Ketua dan Sekretaris Komisi Laporan Umum
PP GMKI Masa Bakti 2018-2020.
 Sepri Anto Sitompul dan Meice , masing-masing sebagai
Ketua dan Sekretaris Komisi Laporan Keuangan PP GMKI
Masa Bakti 2018-2020.
2. Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat
keputusan ini akan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di MANOKWARI
Hari JUMAT
Tanggal 27 NOVEMBER 2020
Jam 20.32 WIT

MAJELIS KETUA

Melkianus Suni Jeplin G. Maitimu

Opinus Sogoneap

Cesardo Siringoringo Fendi Bia


KEPUTUSAN KONGRES XXXVII
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Nomor: 006/K-XXXVII/GMKI/XI/2020

Tentang:
LAPORAN UMUM DAN LAPORAN KEUANGAN PENGURUS PUSAT GMKI MASA
BAKTI 2018-2020

Kongres XXXVII Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia:

Menimbang : Bahwa perlu adanya pengangkatan Laporan Umum dan Laporan


Keuangan Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2018-2020 menjadi
dokumentasi bagi kehidupan organisasi dan atau bahan
pertimbangan dalam Kongres XXXVII GMKI.

Mengingat : Anggaran Rumah Tangga GMKI Pasal 3 tentang Tugas Kongres

Memperhatikan : Pemandangan umum setiap cabang, pembahasan dan penilaian


kualitatif serta usul saran peserta Kongres XXXVII GMKI.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Mengangkat seluruh Laporan Umum dan Laporan Keuangan


Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2018-2020 untuk dijadikan
materi evaluasi bagi kehidupan organisasi dan menjadi bahan
pertimbangan dalam Kongres XXXVII GMKI.
2. Mengucapkan terima kasih kepada Pengurus Pusat GMKI Masa
Bakti 2018-2020 atas tugas yang diemban oleh Kongres
XXXVI GMKI di Bogor.
3. Menyatakan Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2018-2020
“demisioner”.

Ditetapkan di MANOKWARI
Hari Sabtu
Tanggal 28 NOVEMBER 2020
Jam 22.55 WIT

MAJELIS KETUA

Melkianus Suni Jeplin G. Maitimu

Opinus Sogoneap

Cesardo Siringoringo Fendi Bia


BAB I
PENDAHULUA
N

1.1. Pengantar
Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia masa bakti 2018-2020 dilantik pada
tanggal 31 Oktober 2018 di Gereja HKBP Kernolong, Jakarta. Perjalanan organisasi berlanjut
dengan dilaksanakannya Pleno pengurus pusat GMKI untuk menentukan program kerja
kepengurusan selama dua tahun ke depan. Pergumulan organisasi untuk dapat menciptakan
kader yang akan menjadi pemimpin di dalam berbagai medan pelayanan.
Kepengurusan PP GMKI 2018-2020 berjalan dengan berbagai dinamika yang menarik
sebagai bagian dari proses pembentukan kader menjadi kader yang semakin mumpuni dalam
bidang kepemimpinan. Proses ini terus digumuli sebagai bagian dari penatalayanan organisasi
yang harus terus menerus dibangun agar dapat menciptakan pemimpin yang bertanggungjawab.
Satu tahun kepengurusan berlangsung dengan memulai membangun internal organisasi
dengan pembinaan terhadap organisasi dan pendidikan kader. Pelayanan yang sejatinya menjadi
bagian dari pusat perwujudan nilai-nilai kristiani kembali harus ditanamkan kepada seluruh
kader. Melalui hal tersebut maka kepengurusan mengambil bagian untuk pembinaan tersebut.
Satu tahun penatalayanan berjalan dengan terus mengisi ruang pembinaan terhadap isu-isu
nasional yang terus disuarakan GMKI. Menjadi bagian dari penatalayanan itu, segala
pelaksanaan organisasi bergerak dalam membina kader GMKI menjadi kader yang
bertanggungjawab. Menjaga semangat perjuangan agar terus menjadi perhatian kader GMKI.
Satu tahun kepengurusan GMKI berjalan sampai pada awal tahun 2020 saat dilanda
munculnya covid-19 yang tidak diperkirakan mengakibatkan hampir semua aktivitas organisasi
mengalami goncangan. Tidak hanya organisasi, negara bahkan dunia mengalami hal yang sama
sehingga aktivitas normal dihentikan sementara sampai pada keadaan membaik.
Keadaan ini memakan hampir satu tahun aktivitas organisasi ditengah pandemi. Tidak
hanya pengurus pusat, badan pengurus cabang maupun kader-kader mengalami kendala yang
sama sehingga aktivitas-aktivitas organisasi berjalan dengan tidak normal. Sampai pada
pembatalan dari program yang sementara sedang akan dilaksanakan. Hingga pada saat
berakhirnya kepengurusan pelayanan, masih ditengah pandemi, maka dilaksanakan Kongres
XXXVII GMKI untuk memilih pemimpin dan pengurus yang baru untuk melayani organisasi.
Laporan pertanggungjawaban ini menjadi catatan penanda bahwa Kongres XXXVII dalam
catatan perjalanan sejarah merupakan Kongres dalam keadaan tidak normal. Untuk itu, harapan-
harapan maksimal dari pelaksanaan kegiatan agar organisasi terus berjalan sebagaimana amanat
dari kongres terus diupayakan. Hingga tiba di Manokwari, Papua Barat untuk melakasanakan
Kongres XXXVII GMKI pada 24-28 November 2020.

1.2. Tema dan Sub – Tema Pelayanan


Tema adalah visi empirik organisasi yang bersifat konseptual, sedangkan sub tema
merupakan pengejawantahan tema dan lebih bersifat operasional strategis. Untuk mengingatkan
kembali, tema pelayanan selama masa bakti 2018-2020 adalah: “Pergunakanlah Waktu, dan
Tetap Berpengharapan! (bdk Pengkhotbah 3:1-15, Efesus 5:16), sementara sub-tema adalah:
“Meneguhkan Iman, Harapan, dan Kasih Persaudaraan serta mendayagunakan potensi
dalam mempersiapkan masa depan yang beradab dan mandiri menjelang bonus demografi”.
Tema dan sub-tema tersebut yang mendasari perjalanan organisasi selama dua tahun pelayanan
sejak akhir tahun 2018 hingga pada saat ini. Setelah melalui refleksi yang mendalam terhadap
gumulan medan layan organisasi selama dua tahun, maka kami merumuskan rancangan tema
baru yaitu : Lihatlah, Kristus Menjadikan Semuanya Baru (Bandingkan Wahyu 21:5), dan
rancangan sub-tema baru yaitu: Memperbaharui Persaudaraan, Meningkatkan Kepedulian,
dan Merengkuh yang Rapuh untuk Menciptakan Hidup Baru. Harapan kami tema dan sub-
tema tersebut dapat menjadi pijakan kita untuk melakukan evaluasi terhadap seluruh kehidupan
organisasi baik pada level Pengurus Pusat sampai pada tingkat komisariat.

Sebagai bentuk dari rasa syukur terhadap dinamika perjalanan organisasi, Pengurus Pusat
GMKI Masa Bakti 2018-2020 mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak, baik yang telah
mendukung kepengurusan atau yang menjadi mitra kritis selama ini sehingga perjalanan
organisasi dalam satu masa bakti ini bisa merasakan pengalaman iman yang beraneka-ragam.
Secara khusus kami sampaikan terima kasih kepada Badan Pengurus Cabang GMKI se-tanah air,
seluruh kader GMKI se-tanah air, mitra Gereja, mitra Kampus, mitra World Student Christian
Federation bersama SCM-SCM seluruh dunia, mitra Kelompok Cipayung, serta mitra aliansi,
komunitas, institusi, lembaga dan sebagainya yang tidak bisa kami sebutkan satu-persatu. Estafet
kepengurusan yang sebentar lagi akan diserahkan kepada generasi berikutnya, kiranya tidak
menjadi halangan untuk membangun kerjasama konstruktif di masa-masa yang akan datang.
Demikian yang kami sampaikan, semoga Tuhan menyertai setiap gerak perjalanan kita!

1.3. Sistematika Pelaporan


Untuk memudahkan kita semua dalam memahami alur dari laporan umum pertanggungjawaban
ini, maka kami uraikan dengan sistematika sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan
Bab 2 Gambaran Umum Perjalanan Organisasi
Bab 3 Laporan Umum Implementasi Program Kerja
Bab 4 Laporan Keuangan
Bab 5 Penutup
BAB II
GAMBARAN UMUM PERJALANAN ORGANISASI

2.1 Dinamika Umum Organisasi


Dua tahun perjalanan pelayanan organisasi diwarnai berbagai macam
dinamika organisasi yang bertujuan untuk mendewasakan kader-kader dalam
berpelayanan. Kepengurusan berjalan dengan dinamis ditengah beragamnya asal
cabang dari pengurus pusat yang kemudian bersama-sama melaksanakan pelayanan.
Berbagai pemikiran mewarnai perjalanan pelaksanaan kegiatan maupun pengambilan
keputusan. Mengingat hal itu menjadi bagian dari dinamika pelayanan yang
membangun kader terus berkarya dalam setiap kondisi apapun.
Tidak bisa dilupakan dalam aspek historis kehadiran GMKI di tengah-tengah
medan layannya yang senantiasa menjawab masalah pada masanya. Ciri Christelijke
Studenten Vereeniging pada mulanya merupakan sebuah kelompok studi umum
maupun studi alkitab yang berkembang dengan gagasan-gagasan ekumenisme dan
nasionalisme. Embrio ini kemudian terejawantahkan dengan kehadiran Perhimpunan
Mahasiswa Kristen Indonesia (PMKI) yang bersatu padu dengan elemen anak bangsa
lainnya, membela kemerdekaan Indonesia. Sampai pada saat penyatuan dua institusi
ini menjadi Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia yang menyatakan “Proklamasi
Negara 17 Agustus 1945 dan Proklamasi Yesus Kristus di atas Kayu Salib”.
Penyataan inilah yang kemudian terinternalisasi secara terus menerus dalam setiap
detak gerak organisasi sampai sekarang ini. Oleh karena itu GMKI tidak bisa
menghilangkan ciri progresifitasnya, karena Gerakan Yesus dan Gerakan
Nasionalisme adalah dua buah gerakan mengusahakan “pembebasan bagi orang-
orang tertindas”. Namun di satu sisi, GMKI tetap bertahan juga dengan ciri amatir-
nya yang mengerjakan tanggungjawabnya dengan banyak eksperimen trial and error.
Sebagaimana motto Ut Omnes Unum Sint, GMKI juga mencita-citakan
sebuah kesatuan yang akan bergerak bersama dalam mengusahakan kebaikan-
kebaikan bagi dunia. Oleh karena itu sifat kegerejaan GMKI juga tercermin dengan
penyataan diri sebagai ‘anak kandung gereja’. Hal ini kemudian menjelaskan tentang
ide ‘gereja tersamarkan’ atau in cognito. Sumber teologis GMKI walaupun
direfleksikan secara awam, tetap berasal dari dalam gereja yang dibawa keluar agar
dapat menerangi ruang-ruang tersembunyi. GMKI menjadi pionir untuk
mengimplementasikan teologi-teologi pembebasan mulai dari masa kolonial maupun
post-kolonial yang kita rasakan sekarang ini. Oleh karena itu, tepatlah kiranya jika
dalam pembukaan Anggaran Dasar GMKI disebutkan “...untuk mengikutsertakan
gereja dalam pergerakan oikumene dan perjuangan Bangsa...”.
Berdasarkan landasan nilai-nilai itu pelayanan dibangun hingga sampai pada
pelaksanaan mandat Kongres XXXVI GMKI yang telah selesai pada 2018 yang lalu
di Bogor. Perjalanan organisasi dalam berbagai dinamika disusun berdasarkan
kebudayaan organisasi mulai dari penyusunan agenda organisasi yang dilaksanakan
dalam sidang pleno I pengurus pusat gmki. Berbagai dinamika yang terjadi dalam
penatalayanan ini menjadi penanda baik bagi penumbuhan karakter pelayan.

15
Keadaan yang terjadi terutama dengan munculnya pandemi covid19 yang
mengakibatkan seluruh dunia terkena dampaknya termasuk di Indonesia. Hal tersebut
juga tidak dapat di hindari dari aktivitas organisasi yang tersendat dan berjalan harus
dalam keadaan tidak normal. Penatalayanan menemukan permasalahan yang baru
untuk menggunakan teknologi daring dalam menjaga penularan virus covid19 yang
sedang menyebarluas.
Berbagai dinamika baik penataan organisasi, penambahan cabang,
pelaksanaan implementasi pdspk, penggunaan media yang lebih massif maupun aksi
dan partisipasi organisasi terjadi selama satu masa bakti. Hal ini akan tercatat dalam
laporan program yang akan disampaikan sebagai bagian dari bab berikutnya.

2.1.1 Analisis Kondisi Umum Gereja


Gereja berada di tengah masyarakat majemuk yang sedang mengalami
perubahan yang cepat. Banyak hal menggembirakan yang telah dicapai di tengah
perubahan tersebut. Namun tak sedikit juga keprihatinan yang kita hadapi. Salah satu
keprihatinan utama adalah konflik yang semakin merebak di tengah masyarakat, yang
pada gilirannya merusak relasi antar manusia dan relasi manusia dengan alam. Ada
cukup banyak orang yang berjuang keras mengusahakan kepentingan dan
kenyamanan pribadi atau kelompoknya, dengan mengabaikan kepentingan orang lain
dan acap mengeksploitasi alam tanpa batas. Realitas ini sangat potensial merusak
damai sejahtera dalam masyarakat. Negara kadang tidak hadir ketika munculnya
konflik horizontal gereja dengan eksternal. Belum lagi dengan meningkatnya
radikalisme yang diikuti dengan gerakan politik identitas yang fundamental sehingga
sedikit banyak berdampak negatif terhadap gereja.
Terjadi perubahan signifikan terhadap penatalayanan peribadahan setelah
terjadinya pandemi covid19. Seluruh peribadahan ditiadakan dalam gereja. Gereja
dihentikan penggunaannya agar jemaat dapat menjaga jarak satu sama lain dalam
memutus rantai penyebaran virus covid-19. Ibadah mulai dilaksanakan secara daring
di kota-kota, sementara di berbagai daerah tidak dilaksanakan ibadah tetapi dengan
membagi jadwal acara ibadah.
Berbagai dinamika gereja mengadapi pandemi, akan tetapi tetap dalam rangka
memenuhi pelayanan terhadap jemaat. Untuk itu sampai saat ini kondisi gereja masih
terus berupaya mencari jalan keluar terhadap pemenuhan pelayanan yang sebaik
mungkin agar dapat dirasakan oleh jemaat. Berbagai upaya dilakukan ditengah-tengah
tantangan intoleransi yang juga masih muncul.
Gereja masih fokus terhadap penatalayanan baru dengan peribadahan online
atau pembatasan jumlah jemaat dalam gereja. Sehingga perlu didorong agar gereja
selalu mengambil bagian yang terbaik dalam pemenuhan pelayanan.

2.1.2 Analisis Kondisi Umum Perguruan Tinggi


Permasalahan Perguruan Tinggi di Indonesia yang masih belum menemukan
solusi diperparah dengan munculnya pandemi covid-19. Perguruan Tinggi di
Indonesia hingga saat ini masih tetap tertinggal dari perguruan tinggi di negara-negara
maju jika melihat rangking berbagai perguruan tinggi unggulan Indonesia dalam
percaturan dunia. Selain karena faktor regulasi yang membebani perguruan tinggi
dalam menyelenggarakan pendidikan tinggi sehingga membuat perguruan tinggi
membutuhkan banyak penyesuaian berbagai kondisi di lapangan. Perguruan tinggi di
Indonesia akhirnya terjebak dengan berbagai birokrasi yang membelit dirinya
sehingga menghambat berbagai pelaksanaan riset. Hasilnya perguruan tinggi
meningalkan etika ilmu dan etika profesi karena ter-kooptasi birokrasi, sehingga
perguruan tinggi akan laksana menara gading yang menjauhi realitas fungsi
kehadirannya dan kesejarahannya. Seperti yang terjad akhir-akhir ini di perguruan
tinggi dengan membubarkan berbagai diskusi, pembiayaan yang mahal, dan tidak
ramah terhadap berbagai persoalan masyarakat.
Pendidikan tinggi merespon kondisi covid-19 dengan segala keterbatasan yang
ada juga mengakibatkan proses belajar mengajar terganggu. Terganggunya aktivitas
pekerjaan mengakibatkan pula pada kemampuan pemenuhan biaya kuliah. Sementara
itu, perkuliahan yang sebelumnya diadakan tatap muka harus dilaksanakan secara
daring dengan tentunya penambahan kebutuhan akses internet yang baik dan kuota
yang harus di beli. Kondisi ini mengakibatkan tantangan baru terutama untuk
pelaksanaan perkuliahan secara daring. Pendidikan tinggi mengalami gejolak yang
sama dimasa pandemi termasuk pemenuhan kebutuhan mahasiswa.
Pendidikan tinggi dilaksanakan secara daring, menuntut penggunaan teknologi
yang baik. Pemenuhan penggunaan teknologi diadakan secara bertahap untuk
kebutuhan mahasiswa. Peningkatan biaya juga menjadi kendala bagi setiap
mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan daring. Tidak hanya itu aktivitas tri darma
perguruan tinggi hampir tidak lagi berjalan dengan baik.
Hal ini tentunya perlu mendapat perhatian penuh agar pendidikan menjadi
pendidikan tinggi yang ramah dari segi pembiayaan dan peningkatan penggunaan
teknologi dengan juga tidak boleh melupakan tri darma perguruan tinggi.

2.1.3 Analisis Kondisi Umum Masyarakat


Persoalan kemasyarakatan hari ini terfokus pada pembenturan-pembenturan
kepentingan antara masyarakat kota dan masyarakat pinggir, antara barat dan timur,
antara pesisir dan pedalaman. Peningkatan pembangunan infrastuktur di daerah
pinggiran dan pedalaman harus dilihat secara kritis, bukan hanya positifnya saja, tapi
juga dampak yang akan menggeser posisi dan kedudukan konservatif masyarakat.
Perubahan pola perilaku masyarakat adat yang biasanya makan umbi di Pegunungan
Tengah Papua, setelah dikirimkan bantuan beras, menjadi kurang untuk
membudidayakan tanaman umbi-umbian sebagai makanan pokok. Begitupula dengan
kebiasaan menangkap ikan yang berkelompok di Bitung yang membagi peran kapal
penangkap dan kapal pengumpul, akhirnya terbentur dengan kebijakan pemerintah
tentang larangan transfer ikan di laut. Pengelolaan maritim Indonesia harus juga
berbasis kearifan lokal masyarakat, karena pada dasarnya eksistensi dari ikatan-ikatan
adat dan kebiasaan-kebiaasan lokal yang positif adalah lebih tua dari produk-produk
kebijakan negara.
Hal ini memaksa masyarakat dan pemerintah untuk dapat melihat perubahan-
perubahan itu secara lebih mendalam dan spesifik dengan maksud untuk mengetahui
cara, proses, pola pikir, penyelesaian, dalam menangkap kondisi sosial yang terjadi.
Pendekatan penyelesaian persoalan agraria, masih bersifat institusional yang masih
perlu dikawal secara substantif. Apresiasi yang baik ketika ada upaya untuk
menyelesaikan masalah sertifikat tanah, namun perlu juga untuk memilah sertifikat
tanah siapa yang kemudian disahkan pemerintah. Karena banyak juga konflik antar
masyarakat dengan mafia tanah yang justru merugikan masyarakat yang berhak.
Seperti contoh kasus di Deli Serdang dan Kalimantan Tengah. Pengelolaan faktor-
faktor produksi, semisal tanah, memang sebaiknya tidak dibiarkan begitu saja atau
dikerjakan secara parsial. Dengan maraknya isu-isu pemberdayaan desa perlu untuk
melihat progresifitas pembangunan bangsa itu harus berbasis pedesaan. Pembangunan
desa yang pastinya memanfaatkan lahan yang luas untuk pertanian (agrikultur),
fasilitas pendidikan, kesehatan, dan lain-lain perlu didorong agar dapat dimanfaatkan
secara maksimal sebesar-besarnya untuk kepentingan masyarakat.
Kondisi-kondisi ini ketika ditarik ke belakang ternyata berhulu pada rekrutmen
pengambil kebijakan yang masih tidak sempurna. Partai politik gagal untuk
mempersiapkan pilihan-pilihan di eksekutif maupun legislatif. Lebih jauh daripada itu
partai politik gagal memberikan pendidikan politik bagi masyarakat. Selain berada
dalam lembaga politik, masyarakat juga perlu dididik untuk mengawasi
penyelenggaraan negara dengan terbiasa ber-jurnalisme. Masyarakat harus melek
informasi, baik mengkonsumsinya maupun memproduksi. Di jaman revolusi 4.0 ini
sudah barang tentu masyarakat harus memaksimalkan potensi-potensi yang ada untuk
bersama-sama membentuk sebuah masyarakat sejahtera, adil, makmur, gemah ripah
loh jinawi.
Kondisi covid-19 mengakibatkan banyak permasalahan sosial yaitu ketakutan
masyarakat akan penularan covid-19, terganggunya aktivitas ekonomi sampai
terjadinya resesi, perlunya ada kebiasaan baru dalam menghadapi covid-19.
Masyarakat harus bersama-sama melewati pandemi tersebut.

2.2 Aliansi Strategis Organisasi


2.2.1 Kemitraan dengan kelompok cipayung
Kelompok Cipayung lahir dari sebuah diskusi bertema “Indonesia yang Kita
Cita-Citakan”. Ada empat organisasi yang menyelenggarakan diskusi pada tanggal
19-22 Januari 1972 itu di Cipayung, Jawa Barat. Sejumlah tokoh diundang, antara
lain, Emil Salim yang membahas masalah pembangunan dan TB Simatupang yang
berbicara masalah politik. Pertemuan itu kemudian menghasilkan kesepakatan
terbentuknya “Kelompok Cipayung”. Kesepakatan tersebut ditanda-tangani oleh
pimpinan keempat organisasi itu, yakni Akbar Tanjung (HMI), Soerjadi (GMNI),
Chris Siner Key Timu (PMKRI) dan Binsar Sianipar (GMKI). Empat organisasi ini
ketika itu terkenal karena sebuah pernyataan keprihatinan yang dikeluarkan 10 Januari
1972. Di tahun itu juga Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) bergabung
dengan kelompok tersebut.
Soliditas Kelompok Cipayung dalam menjawab persoalan-persoalan bangsa
dan masyarakat semakin menguat tatkala tahun 1998 akhirnya Indonesia bebas dalam
belenggu Orde Baru. Dalam dunia reformasi, sampai saat ini ternyata masih banyak
agenda-agenda reformasi yang belum terselesaikan. Oleh karena itu hampir semua
agenda kritis, Kelompok Cipayung selalu hadir. Bahkan dalam isu-isu pluralitas,
kemajemukan, ataupun isu-isu lain Kelompok Cipayung memperluas diri dengan
menjadi Cipayung Plus. Kelompok besar ini terdiri dari anggota baru yaitu Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Kesatuan Mahasiswa Hindu Darma Indonesia
(KMHDI), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Himpunan
Keluarga Mahasiswa Buddhis Indonesia (HIKMAHBUDHI), dan terakhir yang juga
akhirnya sering ikut dalam diskusi yaitu Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi
(LMND).
Aktivitas ini masih terus dibangun sebagai bentuk dari komitmen kebangsaan
bersama saudara/saudari sebangsa dan setanah air. Pertemuan rutin masih terus
dibangun untuk meningkatkan kepedulian bersama. Tidak hanya itu, bersama-sama
dalam menentukan sikap terhadap isu yang terjadi masih terus dibangun.

2.2.2 Kemitraan dengan WSCF dan jaringan internasional


WSCF dibentuk pada suatu pertemuan mahasiswa dari 10 negara Amerika
Utara dan Eropa pada 1895 di Vadstena Castle, Swedia. Para tokoh pendirinya
termasuk John R. Mott (Amerika Serikat) dan Karl Fries (Swedia). WSCF adalah
organisasi mahasiswa internasional pertama. Bersama-sama dengan YMCA dan
YWCA organisasi ini adalah gerakan pemuda tertua yang masih bertahan. WSCF
resmi dikenal dalam bahasa Prancis sebagai FUACE — Fédération Universelle des
Associations Chrétiennes d'Étudiants dan dalam bahasa Spanyol sebagai FUMEC —
Federacion Universal de Movimientos Estudiantiles Cristianos.
WSCF mempunyai sejarah yang kompleks, dengan naik-turunnya rekrutmen
keanggotaan, pengaruh dan aktivitasnya yang penting karena gerakan ini telah
mengalami juga pasang naik dan turunnya gerakan ekumenis, gelombang gerakan
mahasiswa pada 1960-an, pergeseran kekuatan pada pertengahan abad ke-20 dari
liberal kepada kekristenan evangelical, tekanan untuk mempertahankan kesatuan di
seluruh spektrum kekristenan dan ketegangan antara fokus studi teologi dan fokusnya
pada aktivisme sosial. Para pemimpin WSCF pada masa lampau mencakup: John R.
Mott, Karl Fries, Risto Lehtonen, Philip Potter, Tissington Tatlow, dan Alan Brash.
Di Hindia Belanda sebelum 1926, terdapat organisasi mahasiswa kristen yang
digagas oleh pemuda-pemuda, antara lain Vereeniging Christen Studenten (Jakarta)
dan Jong Indie (Surabaya). Dr. John R. Mott pada tahun 1926, hadir di Hindia
Belanda yang kemudian menyebarkan gagasan oikoumene dan perjuangan bangsa-
bangsa tertindas. Tahun 1932 CSV-CSV yang telah ada di beberapa kota (Jakarta,
Bandung, Bogor, dan Surabaya), dalam Konperensi Pemuda Kristen ke-IV di
Kaliurang, Yogyakarta tahun 1932, CSV-CSV tersebut menyatakan menyatu dalam
wadah Christelijke Studenten Vereeniging op Java. Pada tahun 1933, WSCF
mempercayakan CSV op Java sebagai tuan rumah Asian SCM’s Conference, yang
dilaksanakan di Citeureup. Pada saat konperensi ini CSV Op Java diterima menjadi
Corresponding Member dari WSCF. Setelah menjadi GMKI pada tahun 50-an,
statusnya dinaikkan menjadi affiliated member (full member) sampai saat ini.
Sebagai anggota penuh WSCF, GMKI tergabung bersama Region Asia
Pasifik. Enam region lainnya adalah Amerika Utara, Amerika Latin dan Karibia,
Eropa, Afrika, dan Timur Tengah. GMKI senantiasa menanggapi isu-isu internasional
yang disuarakan WSCF seperti gender mainstreaming, kelaparan, human rights,
keadilan ekologis, dan perdamaian. Kegiatan rutin yang terus dilakukan SCM’s
Nasional antara lainUniversal Day Prayers of Student dan kegiatan Human Right
Justice and Peace.
Pada tahun 2020 akan diadakan Regional Committee Meeting yang tertunda
akibat covid-19. Tidak hanya itu, General Assembly yang tadinya diagendakan pada
Juli 2020 di Berlin, Jerman kemudian tertunda karena covid-19. Seharusnya juga
sudah saatnya dilakukan pergantian kepengurusan di WSCF.

2.2.3 Kemitraan dengan Persekutuan Gereja-gerja di Indonesia (PGI)


Setelah GMKI berdiri pada 9 Februari 1950, PGI kemudian dibentuk pada
bulan Mei tahun yang sama. Sebagai lembaga keumatan (parachurch) GMKI
senantiasa bersama-sama dengan PGI untuk menjawab tantangan bangsa hingga saat
ini.
Pada tanggal 6-13 November 1949 diadakan: ‘Konferensi Persiapan Dewan
Gereja-gereja di Indonesia.” Seperti diketahui sebelum Perang Dunia II telah
diupayakan mendirikan suatu Dewan yang membawahi pekerjaan Zending; namun
karena pecahnya PD II maksud tersebut diundur. Setelah Perang Dunia II berdirilah
tiga buah Dewan Daerah, yaitu: “Dewan Permusyawaratan Gereja-gereja di
Indonesia”, berpusat di Yogyakarta (Mei 1946) ; “Majelis Usaha bersama Gereja-
gereja di indonesia bagian Timur”, berpusat di Makasar (9 Maret 1947) dan “Majelis
Gereja-gereja bagian Sumatera” (awal tahun 1949), di Medan.
Ketiga dewan daerah ini didirikan dengan maksud membentuk satu Dewan
Gereja-gereja di Indonesia, yang melingkupi ketiga dewan tersebut. Pada tanggal 21-
28 Mei 1950 diadakan Konferensi Pembentukan Dewan Gereja-gereja di Indonesia
(DGI), bertempat di Sekolah Theologia Tinggi (sekarang Sekolah Tinggi Teologi
Jakarta). Salah satu agenda dalam konferensi tersebut adalah pembahasan tentang
Anggaran Dasar DGI. Pada tanggal 25 Mei 1950, Anggaran Dasar DGI disetujui oleh
peserta konferensi dan tanggal tersebut ditetapkan sebagai tanggal berdirinya Dewan
Gereja-gereja di Indonesia (DGI) dalam sebuah “Manifes Pembentoekan DGI”:
“Kami anggota-anggota Konferensi Pembentoekan Dewan Geredja-geredja di
Indonesia, mengoemoemkan dengan ini, bahwa sekarang Dewan geredja-geredja di
Indonesia telah diperdirikan, sebagai tempat permoesjawaratan dan oesaha bersama
dari Geredja-geredja di Indonesia, seperti termaktoeb dalam Anggaran Dasar
Dewan geredja-geredja di Indonesia, yang soedah edubirdieplagiarism ditetapkan
oleh Sidang pada tanggal 25 Mei 1950. Kami pertjaja, bahwa dewan Geredja-
geredja di Indonesia adalah karoenia Allah bagi kami di Indonesia sebagai soeatoe
tanda keesaan Kristen jang benar menoedjoe pada pembentoekan satoe Geredja di
Indonesia menoeroet amanat Jesoes Kristoes, Toehan dan Kepala Geredja, kepada
oematNja, oentoek kemoeliaan nama Toehan dalam doenia ini”.
Demikianlah DGI telah menjadi wadah berhimpun Gereja-gereja di Indonesia.
Anggotanya pun semakin bertambah dari waktu ke waktu. Dengan makin
berkembangnya jumlah anggota, maka makin menunjukkan semangat kebersamaan
untuk menyatu dalam gerakan oikoumene di Indonesia. Dalam wadah PGI, gereja-
gereja di Indonesia yang memiliki keragaman latar belakang teologis, denominasi,
suku, ras, tradisi budaya dan tradisi gerejawi, tidak lagi dilihat dalam kerangka
perbedaan yang memisahkan, melainkan diterima sebagai harta yang berharga dalam
memperkaya kehidupan gereja-gereja sebagai Tubuh Kristus. Seiring dengan
perkembangan dan semangat kebersamaan itu pulalah yang turut mendasari
perubahan nama “Dewan Gereja-gereja di Indonesia” menjadi “Persekutuan Gereja-
gereja di Indonesia” sebagaimana diputuskan pada Sidang Raya X di Ambon tahun
1984. Perubahan nama itu terjadi atas pertimbangan: “bahwa persekutuan lebih
bersifat gerejawi dibanding dengan perkataan dewan, sebab dewan lebih
mengesankan kepelbagaian dalam kebersamaan antara gereja-gereja anggota,
sedangkan persekutuan lebih menunjukkan keterikatan lahir-batin antara gereja-
gereja dalam proses menuju keesaan”. Kehadiran GMKI bersama-sama dengan PGI
tidak hanya di Salemba Raya 10, tapi juga di daerah-daerah. Ini merupakan penegasan
bahwa GMKI, adalah anak kandung gereja.
Pelaksanaan Sidang Raya di Sumba, telah menemukan Ketua Umum dan
MPH PGI yang baru. Untuk itu, keberadaan PGI dan GMKI masih terus bersama-
sama dalam menggelorakan semangat Oikoumenisme dan Nasionalisme.

2.3. Arah Strategis Kebijakan Umum Organisasi 2018-2020 adalah sebagaimana yang terurai
dalam poin-poin berikut ini:
Setelah melakukan pemetaan kecenderungan kondisi internal dan eksternal organisasi
dengan nuansa teologis tema dan sub tema, maka seluruh langgam kerja organisasi masa
bakti 2018-2020 diarahkan pada:
a. Optimalisasi peran dan fungsi alat perlengkapan dan aparatur organisasi dalam
rangka memperkuat posisi bargaining organisasi
b. Membangun dan mengembangkan kecerdasan spiritualitas anggota dan
implementasi PDSPK 2006 yang konprehensif
c. Aksi pelayanan yang berbasis isu dan masalah dalam matra layan Gereja, Perguruan
Tinggi Dan Masyarakat
d. Memperkuat komunikasi dan kerja sama internasional dengan berbagai stakeholders
sebagai upaya konsolidasi dan mendukung perdamian dunia
e. Membangun jurnalisme online dan menerapkan sistem digitalisasi layanan
organisasi.
f. Melatih, membina, dan mempersiapkan anggota dan kader perempuan yang mandiri
serta terlibat aktif mengadvokasi masalah-masalah perempuan.
g. Melakukan pendidikan dan pelatihan wirausaha dari hulu ke hilir guna
mempersiapakan anggota yang mandiri dalam bidang ekonomi.
BAB III
LAPORAN UMUM IMPLEMENTASI PROGRAM KERJA

I. BIDANG ORGANISASI
1. Pendahuluan
Syalom !
GMKI hari-hari ini seperti terjebak dalam bayang-bayang kebesaran masa lalu,
hingga lupa tantangan zaman hari ini dan ke depannya. Semangat Ekumenisme dan
Nasionalisme yang menjadi panduan gerakan seperti tenggelam dalam keterjebakan
tersebut.
Iman dan akal budi jadi sangat dilematis. Gerakan Ekumenisme adalah fundamen
penjelmaan iman Kristiani. Sedangkan Nasionalisme adalah gerakan intelektual yang
menjiwai jalan perjuangan bagi bangsa dan negara. Maksudnya, periode perjalanan
kemajuan zaman ikut mewarnai dinamika GMKI yang selalu bertutur dan bercerita
secara kontekstual.
Bahwa GMKI Tidak hanya sebuah organisasi, melainkan road map untuk terus
mencari, bahkan menemukan makna setiap jejak kemajuan. Sebab GMKI sudah menjadi
miniatur inspiratif yang bernarasi tentang identitas sekaligus historisitas dari suatu
entitas, lembaga atau institusi.
Bahwa kita tidak pernah menutup mata terhadap kepentingan tersembunyi dalam
setiap perjuangan GMKI. Ini terjadi, jika ada ideologi yang hendak ditonjolkan, yang
berekses pada penenggelaman perspektif, makna dan tujuan pendiriannya. Bahwa
organisasi pergerakan seperti GMKI tidak bebas nilai dan kepentingan. Namun, ancaman
ini dapat dinetralisasi dengan penegasan Visi-Misi, refleksi berjenjang, adaptasi terhadap
ide dan gagasan baru yang sesuai dengan gelagat zaman, penjelasan yang memadai,
termasuk sisi-sisi pro dan kontranya dalam menanggapi beberapa isu-isu kebangsaan
akhir-akhir ini. Dengan demikian, tata kelola Sumber Daya Manusia yang mumpuni dan
berdaya dirumuskan dalam pola pendidikan berjenjang yang terintegrasi dan sistematis
seperti dalam dokumen Renstra dan RJP GMKI menuju 2045.
Tahun 2020 adalah era baru new dekade dengan segala kompleksitasnya. Manusia
merupakan komunitas global yang terintegrasi. Dalam era teknologi digital ini, materi
yang bisa disentuh dan dicium, bukannya tidak penting, tetapi mungkin perlu dijajaki
kemungkinan merumuskan sistem pendidikan digital atau digital learning space. Model
pendekatan pendidikan dan pengkaderan seperti ini selain lebih ringkas, juga lebih ramah
menyapa generasi muda sekarang dan yang akan datang.
Perkembangan teknologi komunikasi dan internet mengubah tatanan dunia,
khususnya dalam hal memproduksi serta mendapatkan informasi. Teknologi digital
membuat produk budaya populer seperti film, musik, buku, dan informasi berita dapat
diakses dengan cara yang mudah. Internet melakoni peran sebagai kanal distribusi konten
atau loper digital menembus ruang dan waktu. Immediacy atau kesegeraan merupakan
sifat natural berkirim pesan atau konten dalam iklim digital. Perubahan yang dibawa oleh
teknologi digital sangat signifikan, sampai-sampai muncul istilah “disrupsi” untuk
menyebut perubahan yang berlangsung secara tak terbendung ini.
Dari konteks itu, menurut hemat saya ada dua faktor besar yang akan menjadi refleksi
bersama yakni internal dan eksternal. Pada asoek internal terkait dengan masalah
integritas kepemimpinan organisasi, komitmen intelektual dan manajemen organisasi.
Sedangkan pada sisi eksternal tantangan kita adalah kemajuan ekosistem digital,
globalisasi dan bagaimana sikap politik GMKI sebagai organisasi pendidikan kader.
GMKI sebagai komunitas intelektual yang menjadi wadah pendidikan generasi muda
khususnya kaum muda Kristen harus mampu menegaskan posisinya dalam memainkan
peran sebagai jembatan perubahan dengan membingkai tiga isu utama di atas. Bahwa era
kompetisi sekarang dan kedepan terletak pada siapa yang lihai beradaptasi dengan
perubahan. Bukan lagi soal siapa yang besar dan kecil. Artinya sistem pendidikan untuk
menciptakan Sumber Daya Manusia unggul harus dipersiapkan secara matang dan
terintegrasi.
Seperti Visi-Misi GMKI yang masuk dalam rumusan Rencana Strategis dan Rencana
Jangka Panjang menuju 2045, ‘’Kajian Menjangkau Masa Depan”. Artinya,
''Membangun Sumber Daya Manusia'' jadi simpul dan fokus menata organisasi minimal
dalam satu dekade kedepan. Visi-Misi ini bukan tanpa alasan, tapi esensi subtansial:
bahwa kemajuan apapun itu adalah milik organisasi dengan manusia berkualitas. Bahwa
sehat dan cerdas saja tidak cukup, harus berkarakter dan produktif. Yang cepat
beradaptasilah yang menentukan. Teknologi ikut menentukan siapa kita.
Manusia abad ke-21 berpartisipasi dalam realitas perubahan untuk menggunakan
karya-karya original berbasis talenta dan melalui penciptaan nilai. Artinya konteks
organisasi yang mengerti perubahan, lalu beradaptasi, dan ikut berkontribusi melalui
instrumen perubahan tersebut. Kata kunci menuju SDM Unggul adalah komitmen
berkolaborasi.

2. Keadaan Internal Organisasi pada bidang Organisasi


 Kita sedang mengalami gangguan pada integritas kepemimpinan dari dalam
 Kurangnya kerjasama yang solid antara PP sendiri, antara PP dan cabang serta lintas
cabang
 Berkurangnya dan melemahnya pola komunikasi antara rekan kerja di internal PP
 Melambatnya koordinasi dalam menjalankan suksesi kegiatan-kegiatan nasional ke
cabang-cabang
 Tidak ada keberanian untuk melakukan tranformasi ataupun rekayasa sistem dan
tata kelola organisasi dengan cara baru yang sesuai dengan perkembangan zaman
 Implementasi kinerja masih bersifat musiman belum menyentuh secara massif dan
terintegrasi

3. Rekomendasi dan Harapan selanjutnya pada bidang Organisasi


 Perubahan ekosistem digital menuntut keberanian untuk bertransformasi
 Keberanian untuk melakukan rekayasa pendidikan kader baik formal maupun non
formal
 Digitalisasi menuntut ketergantungan baru berupa data dan system tata kelola
digital sehingga perlu gebrakan yang kreatif dan inovatif
Berikut Laporan pelaksanaan Program terstruktur yang telah diputuskan di Sidang Pleno PP
GMKI :
Sekretaris Fungsi Organisasi
1. Nama Program: Penguatan Kapasitas
Organisasi Dasar Pemikiran:
GMKI mengalami pergeseran nilai-nilai oragnisasi dalam setiap dinamika organisasi dan
terancam mengalami degradasi kualitas GMKI sebagai Gerakan Pemikiran.
Tujuan:
Merefleksikan dinamika organisasi dan mendorong adanya penguatan konsolidasi
organisasi.
Jenis Kegiatan:
1. Studi Konstitusi dan Pelatihan Teknik Persidangan
 Waktu Pelaksanaan
Maret-April 2020
 Target/Partisipan
Pengurus Pusat/Badan Pengurus Cabang/Anggota
 Pengorganisasian
Sekretaris Umum cq. Sekretaris Fungsi Organisasi
 Indikator Ketercapaian
1. Meningkatnya dinamika organisasi dalam pelaksanaan agenda oraganisasi
2. Adanya satu kesatuan pemahaman yang dijadikan rujukan dalam implementasi
agenda-agenda organisasi
 Pelaksanaan: tidak terlaksana
 Evaluasi Pelaksanaan: Kurang maksimalnya pengorganisasian
 Rekomendasi: Perlu memaksimalkan pengorganisasian kegiatan dengan
mensinergikan peran-peran Pengurus Pusat maupun stakeholder terkait.

2. Nama Program: Penguatan Infrastruktur


Organisasi Dasar Pemikiran:
GMKI adalah organisasi mahasiswa yang memiliki daya saing tinggi, baik kehadiran
kelembagaannya maupun kualitas kadernya dalam menyampaikan kebenara, keadilan
dan keutuhan ciptaan.
Tujuan: Menghadirkan Syalom Allah di tengah-tengah dunia
Jenis Kegiatan:
1. Pembentukan Cabang
 Waktu Pelaksanaan: Desember 2018 – September 2020
 Target/ Partisipan
Mahasiswa/i di Kab/Kota Perguruan tinggi
 Pengorganisasian
Sekretaris Umum cq. Sekretaris Fungsi Organissi
 Indikator Ketercapaian
1. Memperkuat konsolidasi organisasi
2. Memperluas misi pelayanan
 Pelaksanaan: Terlaksana
 Evaluasi Pelaksanaan: Kurang maksimalnya sinergitas antara Pengurus Pusat
maupun dengan stakeholder yang terkait
 Rekomendasi: Lebih memaksimalkan sinergitas antar Pengurus Pusat maupun
antara Pengurus Pusat dengan stakeholder terkait

3. Nama Program: Forum Konsolidasi


Organisasi Dasar Pemikiran :
Mensinergikan kehadiran GMKI sebagai organisasi Mahasiswa dalam kehadian dan
perannya di Gereja, Perguruan Tinggi dan Masyarakat
Tujuan: Menghadirkan Syalom Allah di tengah-tengah dunia
Jenis Kegiatan:
1. Konsultasi Wilayah
2. Konsultasi Nasional
 Waktu Pelaksanaan: Oktober – November 2020
 Target/ Partisipan: Pengurus Pusat/Badan Pengurus Cabang/Anggota
 Pengorganisasian:
Sekretaris Umum cq. Sekretaris Fungsi Organissi
 Indikator Ketercapaian
1. Memperkuat konsolidasi organisasi
2. Merumuskan rekomendasi dan agenda isu
 Pelaksanaan: Terlaksana
 Evaluasi Pelaksanaan: Pelaksanaan Konsultasi Wilayah dan Konsultasi Nasional
yang dilaksanakan pada Bulan Oktober-November 2020 ini dinilai kurang
maksimal karena diperhadapkan dengan Pandemi Covid-19.
 Rekomendasi: -

Sekretaris Fungsi Penelitian dan Pengembangan


Berikut Laporan pelaksanaan Program terstruktur yang telah diputuskan di Sidang Pleno PP
GMKI :

4. Nama Program : Penguatan Aplikatif Renstra dan RJP 2045


GMKI Dasar Pemikiran :
Dalam rangka meningkatkan dan membentuk organisasi yang jangka panjang serta untuk
menjawab tantangan jaman di 100 tahun Indonesia Merdeka, maka dalam pengaplikasian
Renstra dan RJP 2045 GMKI ini perlu dilakukannya pembimbingan untuk mencapai
tujuan besar bersama secara merata.

Tujuan
1. Cabang-cabang GMKI se-Indonesia memiliki pemahaman tentang Renstra dan RJP
2045 GMKI;
2. Cabang-cabang GMKI dapat menerapkan tujuan GMKI berdasarkan Renstra dan RJP
2045 GMKI dalam setiap bidang dan program kerja.
Jenis Kegiatan :
1. Sosialisasi Renstra dan RJP 2045 GMKI
 Waktu Pelaksanaan
Selama periodesasi kepengurusan
 Target/ Partisipan
Badan Pengurus Cabang/Anggota
 Pengorganisasian
Sekretaris Umum cq. Sekretaris Fungsi Penelitian dan Pengembangan
 Indikator Ketercapaian
3. Adanya gambaran bagi setiap pengurus cabang se-tanah air terkait Renstra dan
RJP 2045 GMKI;
4. Terciptanya pemahaman terkait Renstra dan RJP 2045 GMKI.
 Pelaksanaan : terlaksana
Dalam menjalankan program ini, bidang penelitian dan pengembangan
berkoordinasi dengan bidang lainnya. Penyampaian sosialisasi dapat terlaksana
atas komunikasi yang baik dengan kerjasama antar bidang. Kegiatan sosialisasi
dilakukan pada momen acara skala wilayah yaitu konsultasi wilayah (konswil) dan
skala nasional yaitu selebrasi ekonomi kreatif di siantar dan denpasar serta
pertemuan perempuan GMKI di yogyakarta.
 Evaluasi Pelaksanaan
Renstra dan RJP 2045 GMKI yang disusun bersama-sama memiliki konsekuensi
akan adanya perbedaan fokus penyampaian antar pemateri. Sehingga perlu
dilakukan pemantapan dan persamaan persepsi diantara pembuat dan pemateri
yang akan mensosialisasikan Renstra dan RJP GMKI 2045.
 Rekomendasi :
Program seperti ini harus terus dilakukan sebagai bagian dari transfer pengetahuan
didalam GMKI maupun keluar organisasi untuk menjaga kesamaan pola pikir dan
menyatukan langkah gerak serta focus pengembangan organisasi menuju Indonesia
emas 2045. Partisipasi cabang penting dalam mengikuti kegiatan ini agar dapat
menjaga eksistensi dan ciri GMKI sebagai gerakan pemikiran.

2. Pembimbingan implementasi Renstra dan RJP 2045 GMKI


 Waktu Pelaksanaan
Selama periodesasi kepengurusan
 Target/ Partisipan
Badan Pengurus Cabang/Anggota
 Pengorganisasian
Sekretaris Umum cq. Sekretaris Fungsi Penelitian dan Pengembangan
 Indikator Ketercapaian
1. Membimbing implementasi Renstra dan RJP 2045 GMKI
2. Evaluasi terhadap implementasi Renstra dan RJP 2045 GMKI;
 Pelaksanaan : terlaksana namun tidak mencapai target
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memastikan gagasan Resntra dan RJP 2045
GMKI diturunkan ke dalam kebijakan cabang dan program kerja. Secara teknis
pengimplementasiannya bahwa gagasan besar rencana strategis menjadi bahan
dasar dalam perumusan GBPKUO tingkatan nasional dan GBPKUC untuk
tingkatan cabang. Ini membutuhkan peran serta secara bersama antar pengurus dari
pusat sampai cabang.
 Evaluasi Pelaksanaan
Kegiatan ini dapat berjalan efektif diperkirakan pada periode kedepan dikarekan
Renstra dan RJP 2045 GMKI di sahkan di Kongres ke 36 dan pada kepengurusan
saat ini masih berfokus pada sosialisasi agar seluruh stakeholder GMKI dapat
mengetahui hal ini karena masih banyak yang tidak tahu.
 Rekomendasi :
Kegiatan seperti ini merupakan cara dalam mengawal dan mengevaluasi
pelaksanaan Renstra dan RJP 2045 GMKI agar organisasi GMKI dapat eksis dan
berdampak pada medan layannya dan merubah pola gerakan dengan menyesuaikan
tantangan zaman dan kondisi kenyataan yang terjadi.

5. Nama Program : Penelitian dan Pengembangan Kader dan


Organisasi Dasar Pemikiran :
GMKI kedepan menjadi gerakan pemikiran yang fokus kepada kajian-kajian tanpa
menghilangkan nilai-nilai kedirian organisasi. GMKI perlu melakukan pengembangan
kader dalam melakukan penelitian dan pengembangan organisasi berdasarkan penelitian
sehingga mampu memberikan tawaran solusi terhadap permasalahan organisasi.

Tujuan
Menghasilkan riset dan penelitian mengenai bonus demografi dan/atau revolusi industri
4.0

Jenis Kegiatan
Melakukan Penelitian dan Pengumpulan Data
 Waktu Pelaksanaan
Selama periodesasi kepengurusan
 Target/ Partisipan
Stakeholder GMKI
 Pengorganisasian
Sekretaris Umum cq. Sekretaris Fungsi Penelitian dan Pengembangan
 Indikator Ketercapaian
Dihasilkannya buku panduan organisasi menghadapi bonus demografi dan/atau
revolusi industri 4.0
 Pelaksanaan : tidak terlaksana dengan maksimal
Perkembangan program ini sudah sampai pada pembuatan konsep dan mekanisme
penulisan dan sudah ada rancangan besar terkait bonus demografi dan revolusi
industri 4.0. Namun masih butuh penggalian lebih dalam secara komprehensif dan
melibatkan banyak pihak.
 Evaluasi Pelaksanaan
Program Penelitian dan Pengembangan kader dan organisasi perkembangannya
tidak signifikan dikarenakan kurangnya koordinasi antar jaringan dan stakeholder
organisasi. Pandemi Covid-19 semakin membuat koordinasi dan konsolidasi dalam
pelaksanaan program ini semakin tidak terlaksana.
 Rekomendasi :
Program ini baik untuk dilakukan kedepannya dengan melihat konsolidasi internal
organisasi yang kuat dan sebagai wadah menuangkan karya pemikiran bagi kader
GMKI dalam melihat tantangan jaman.
Non-Program
1. Kajian dan rekomendasi pelaksanaan Agenda Organisasi di tengah Pandemi.
2. Serial Diskusi
Bertujuan dalam rangka memahami dinamika bangsa saat ini dan sebagai
bahan untuk memperkaya pengetahuan dan kajian internal GMKI. Terlaksana
sebanyak dua (2) kali yaitu:
- Diskusi dengan tema “Pendidikan Konstitusi dan Demokrasi Indonesia
Pasca Pemilu 2019” di LAI pada Sabtu, 18 Mei 2019.
- Diskusi dengan tema “Reformasi Dunia Pendidikan Menuju Indonesia
Maju” di SC PP GMKI pada Kamis, 14 November 2019.
3. Webinar Nasional
- Diskusi dengan tema “Menafsirkan Kembali Demokrasi Pasca Covid-
19 dalam Konteks Penundaan Pilkada”, melalui aplikasi zoom
meeting pada Kamis, 16 April 2020.
- Diskusi dengan tema “Pengaruh Rich Interactive Application (RIA)
terhadap Tatanan Baru Pasca Pandemi”, melalui aplikasi zoom
meeting pada Jumat, 1 Mei 2020.
- Diskusi dengan tema “Tantangan dan Peluang Keberlanjutan
Organisasi di Masa Pandemi”, melalui aplikasi zoom meeting pada
Sabtu, 30 Mei 2020.
- Diskusi dengan tema “Gotong Royong sebagai Jalan Satu-Satunya
Menghadapi Pandemi”, melalui aplikasi zoom meeting pada Selasa, 2
Juni 2020.
- Diskusi dengan tema “Mengurai Permasalahan Kesehatan:
Keniscayaan SDM Unggul Menuju Indonesia Emas”, melalui aplikasi
zoom meeting pada Sabtu, 15 Agustus 2020.
Lampiran: (Dokemntasi/Flier/Berita)
-
4. Penutup
Visi membangun GMKI dengan tema besar transformasi di era digital adalah sebuah
keharusan. Langgam dasar demikian tergantung pada kemampuan adaptasi pada
tantangan dan peluang untuk mengalami perubahan. Dalam semangat mengaungkan
transformasi, GMKI bisa menjadi lorong waktu untuk memproyeksikan masa depan
yang lebih baik.
Bahwa cita-cita akan terciptanya GMKI yang hidup dengan zaman yang semakin
kompleks menuntut era baru kerjasama yang lebih intens. Sumber Daya Manusia harus
menjadi standing point untuk menegaskan komitmen dalam bertransformasi. Dengan
dunia yang diwarnai oleh kecanggihan teknologi, transformasi organisasi membuka
cakrawala baru bagi kita untuk melihat, menilai, merumuskan kembali, lalu
mengimplementasikan dengan pola pendekatan baru. Keberanian untuk melakukan
terobosan kreatif dan inovatif jadi syarat survival dalam menunaikan tugasa dan
tanggung jawab bagi GMKI dengan kualitas SDM yang relevan dan signifikan.
Dalam konteks itu, Yesaya 41:10 dengan sangat dalam menegaskan, ''Janganlah
takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku
akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan
tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.'' Melalui semangat Ekumenisme kita
pererat persaudaraan kristiani untuk bangkit dan bergerak, sedangkan melalui
semangat Nasionalisme bersama kita rajut komitmen untuk kolaborasi berkelanjutan.
Ut Omnes Unum Sint !!!
Ut Omnes Unum Sint !!!

Ketua Bidang Organisasi


Jefri Gultom

Sekretaris Fungsi Organisasi


Alhendri Fara

Sekretaris Fungsi Litbang


Almara Sitompul
II. BIDANG PENDIDIKAN KADER DAN KEROHANIAN

1. Pendahuluan
Shaloom…
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yesus sang kepala gerakan atas berkat
dan rahmatnya sehingga pelayanan selama dua tahun kepengurusan PP GMKI MB
2018-2020 telah tiba dipenghujung kepengurusan dan tidak kekurangan apapun.
Pelayanan ini berjalan dibawah tema Pergunakanlah waktu dan tetap
berpengharapan (bdk.Pengkhotbah 3:1-15 dan Efesus 5:16) dengan sub tema
Meneguhkan Iman, Harapan dan Kasih Persaudaraan Serta Mendayagunakan
Potensi dalam Mempersiapkan Masa Depan yang Beradab dan Mandiri Menjelang
Bonus Demografi

GMKI sebagai organisasi pelayanan dan kader tentunya harus mampu


menunjukkan eksistensinya di tiga medan layan dengan tidak meninggalkan sifat
dan budaya organisasi. Untuk itu dalam perjalanannya pendidikan kader melalui
Implementasi PDSPK GMKI 2006 harus terus didorong disemua cabang dan juga
tetap memperhatikan target anggota yang saat ini kampus kebanyakan diisi oleh
generasi Z (Kelahiran 1995-2010). GMKI yang lahir dari kelompok diskusi dan
Pendalaman Alkitab (PA) menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahnkan sebagai
spirit dalam memperjuangkan suara kenabian sehingga kader GMKI tetap dapat
diidentifikasi sesuai dengan eksistensinya sebagai mahasiswa (imilah),
kekristenan (menjadikan alkitab sebagai sumber kebenaran/Teologi) dan
keindonesian dimana Indonesia melaksanakan pelayanan. Maka dari itu
pendidikian kader dan kerohanian menjadi satu roh dalam mengusahaan
organisasi mewujudkan visi dan misinya.

Kaderisasi merupakan hal penting dan harus dilakukan oleh sebuah organisasi,
karena merupakan inti dari kelanjutan perjuangan organisasi yang akan datang.
Tanpa kaderisasi, rasanya sangat sulit dibayangkan sebuah organisasi GMKI dapat
bergerak dan melakukan tugas-tugas keorganisasiannya dengan baik dan dinamis.
Kaderisasi adalah sebuah keniscayaan mutlak membangun stuktur kerja yang
mandiri dan berkelanjutan. Kader suatu organisasi adalah kader yang telah dilatih
dan dipersiapkan dengan berbagai keterampilan dan disiplin ilmu, sehingga dia
memiliki kemampuan yang diatas rata-rata orang umum. Penguatan kapasitas
anggota, baik aspek spiritualitas, integritas, dan profesionalitas, serta kecakapan
organisasi dibutuhkan bagi upaya penguatan institusi. Dengan demikian,
implementasi PDSPK GMKI Tahun 2006 harus dilakukan oleh cabang-cabang
namun pengurus pusat sebaiknya menetapkan materi yang dibutuhkan semua
cabang menjadi materi wajib. Pendidikan kader sebaiknya kewenangannya
digunakan dengan pendekatan dekonsentrasi sebagai organisasi kesatuan dimana
ada hal yang harus dikontrol langsung oleh pengurus pusat yang ditugaskan
kapada cabang untuk dilaksanakan, tetapi tetap memberi perhatian kepada
kecenderungan lokal yang merupakan keunggulan komparatif organisasi yang
juga pendidikan kader bisa didesain dengan pendekatan pendidikan vokasi oleh
cabang.
Kerohanian menjadi basis dasar spiritual dalam upaya penataan dan
pengembangan organisasi sekaligus memberikan tuntutan atau pedoman arah
dalam perjuangan GMKI untuk ikut serta dalam proses pembangunan kehidupan
gereja, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Karena itu GMKI harus peka
terhadap isu terkini sekaligus menawarkan solusi bagi persoalan yang dihadapi.
Untuk itu spritualitas merupakan fondasi yang harus diperkuat supaya tidak ikut
dalam arus zaman.

Perjalanan dua tahun ini, sebagai pengurus pusat yang mengerjakan keputusan
kongres ke XXXVI tentunya punya pendekatan dalam mengimplementasikan
garis- garis besar program dan kebijakan umum organisasi dengan
memperhatikan potensi organisasi dengan mengelola dinamika yang harus
dipecahkan secara bersama sama.

2. Keadaan Internal Organisasi


 Kader GMKI saat ini didominasi oleh generasi Z (Kelahiran 1995-2010) yang
notabenenya melek teknologi, gampang bosan, multitasking, tidak suka berbelit-
belit.
 Kurangnya cabang yang memahami secara komprehensif sejarah dan esensi
kurikulum. Dari 103 cabang 45 cabang yang telah mengimplementasikan PDSPK
dari 90 cabang saat sidang Pleno I PPGMKI dan telah disertifikasi 5 cabang (data
telampir)
 Terjadinya degradasi kader yang dapat dilihat dari banyaknya Cabang yang
mengeluhkan output pengkaderan.
 Semakin menjauhnya GMKI dari hubungannya dengan Gereja, Perguruan
Tinggi, dengan Senior-senior di tingkatan Cabang.
 Kurangnya ciri kemahasiswaa,kekristenan, dan keindonesian dalam setiap kader
GMKI menyebabkan kader GMKI tidak mudah dikenali.

3. Rekomendasi dan Harapan selanjutnya pada bidang


 Implementasi program sebaiknya mengakomodir kebutuhan generasi Z yang
melek teknologi
 Perlunya menjadikan sejarah dan pemahaman kurikulum PDSPK sebagai materi
upgrading setiap pergantian kepengurusan BPC
 Memperbaiki juklak implementasi kurikulum PDSPK 2006 (revisi ataupun
diganti) dengan pembagian kewenangan kontrol materi antara PPGMKI dan BPC
 Merumuskan materi Formal yang diturunkan dari PP melalui pokja yang di
bentuk PP 2018-2020, yang nantinya di sertifikasi oleh Pengurus Pusat GMKI
 Mengarahkan Cabang membentuk Lembaga Pendidikan kader berbasis
komunitas dengan mengakomodir kearifan lokal cabang.
 Mengarahkan program yang sifatnya vocational di tingkatan Cabang, dalam
kurikulum yang di tangani pokja PDSPK
 Membentuk Lembaga tim fasilitator di masing-masing wilayah atau cabang
untuk implementasi PDSPK

Sekretaris Fungsi Pendidikan Kader


Berikut Laporan pelaksanaan Program terstruktur yang telah diputuskan di sidang Pleno PP
GMKI :
1. Sekolah Kepemimpinan Nasional dan Evaluasi PDSPK
2006 Dasar Pemikiran :
Untuk memberi wawasan kebangsaan dan penanaman nilai-nilai falsafa Kebangsaan
yakni Pancasila kepada anggota sehingga dapat menjadi pemimpin yang bertanggung
jawab terhadap persoalan Kebangsaan.
Dengan melihat kondisi Cabang yang secara kuantitas semakin besar, namun secara
kualitas semakin menurun/degradasi, karena itu perlu memberi pemahaman
pemahaman tentang PDSPK secara utuh (PDSPK 1981-1991,PDSPK 1992-
2002,PDSPK 2006) kepada Cabang karena proses perekrutan dan pengkaderan
terintegral di Cabang dan melakukan evaluasi proses kaderisasi di Cabang.
Tujuan :
 Menanamkan nilai-nilai Pancasila sebagai generasi Bangsa
 Memberi pemahaman tentang Kepemimpinan Kristen di aras Nasional
 Menghasilkan keputusan secara nasional untuk di bawa ke kongres
demi perbaikan sistem kaderisasi yang matang serta berkelanjutan
tanpa meninggalkan nilai-nilai sebagai ciri khas kader GMKI.
Jenis Kegiatan :
1. Seminar Kebangsaan dan Sekolah Kepemimpinan
2. workshop dan Evaluasi Implementasi PDSPK 2006
Waktu pelaksanaan : 3 – 7 Februari 2020
Target/partisipan : Cabang
Pengorganisasian : Pengurus Pusat 2018-2020/Sekretaris Fungsi Pendidikan Kader
Indikator Ketercapaian
1. Terbentuknya kesadaraan sebagai warga Negara yang bertanggung jawab
2. Terbentuknya kesadaraan bersama untuk memperbaiki sistem PDSPK
Pelaksanaan : terlaksana
Evaluasi Pelaksanaan :
Dari 62 peserta (55 Cabang) mengalami kesulitan dalam implementasi PDSPK 2006
karena kurang memahami dalam melakukan needassment dalam mencari materi
pengkaderan, sesuai kebutuhan Cabang.
Rekomendasi :
1. Perlu melakukan revisi juklak kurikulum PDSPK 2006 yang lebih kontekstual
2. merumuskan materi formal yang dibutuhkan semua cabang untuk dibagikan
kecabang-cabang agar sertifikasi yang di lakukan PP lebih bersesuaian.
3. Perlu elaborasi PDSPK GMKI agar tidak semakin tergerus dari esensi
Pengkaderan yang di lakukan di Cabang
4. .Perlu pematangan sistem Pengkaderan yang di ikat dalam regulasi (AD/ART),
sehingga sistem berjalan.

2. Standarisasi buku bacaan Kader (Oikumenis dan

Nasionalis) Dasar Pemikiran :


Sejarah perjalanan Sebuah Bangsa sama halnya dengan perjalanan sebuah organisasi,
sanagat perlu di ketahuai untuk mengetahui asal usul dan memberi ispirasi dalam
mengembangkan kemapuan berpikir karena mempelajari rentetan atau rangkaian
peristiwa melatih kita berpikir dan mengolah informasi menyulut imajinasi.
Mengetahui nilai-nilai persatuan ,toleransi dalam perbedaan,nasionalisme, dan nilai-
nilai lain perlu di tanamkan dalam diri Kader. Mengetahui dasar lahirnya Gerakan
Oikumenisme dan Nasionalisme GMKI secara fundamental sehingga tidak kehilangan
jati diri ditengah-tengah kemajuan peradaban dan globalisasi arus informasi, untuk
memepersiapkan diri sekarang menuju masa depan.
Tujuan :
 Memberikan pemahaman sejarah lahirnya GMKI
 Memberikan arti penting nilai Oikumenisme/kesatuan Gereja, tolong
menolong sebagai Tubuh Kristus, untuk menyatakan Kasih Kristus.
 Memberikan pemahaman dan kesadaran pentingnya nilai Nasionalisme
Kader,sehingga dapat menjadi warga yang bertanggung jawab atas
kebaikan Bangsanaya.
Jenis Kegiatan : Mengadakan buku bacaan standar yang dapat memberi pemahaman
Sejarah dan nilai-nilai Oikumenisme & Nasionalisme kepada seluruh Kader.
Waktu pelaksanaan : Awal periode sampai akhir periodesasi PP GMKI 2018-2020
Target/partisipan : Cabang
Pengorganisasian : Pengurus Pusat 2018-2020/Sekretaris Fungsi Pendidikan Kader
Indikator Ketercapaian :
Adanya buku referensi yang dapat menjawab nilai-nilai dasar
Gerakan Oikumenisme dan Nasionalisme kepada Kader.
Pelaksanaan : terlaksana
Evaluasi Pelaksanaan
Sukar mencari referensi bacaan yang orisinil dari pelaku sejarah, namun demikian
diluar dugaan referensi hingga akhir periode dapat di capai, berkat campur Tangan
Sang Kepala Gerakan.
Rekomendasi : Buku bacaan yang ada perlu di turunkan ke Cabang baik digital
maupun konvensional.
1.Cabang harus memiliki ruang perpustakaan di SC dan E.Perpus
2.Mengembalikan budaya literasi Cabang.
3. Digitalisasi materi (PDSPK 1981-1991, PDSPK 1991-1992) di turunkan ke
Cabang beserta PDSPK 2006

Dasar Pemikiran :
Untuk memberikan pemahaman yang utuh tentang PDSPK sehingga
kebingungan/kegamangan intepretasi yang tidak sama di hampir seluruh Cabang bisa
di atasi sehingga ada satu titik temu dalam rangkah memperbaiki sistem Kaderisasi
yang esensial sesuai dengan Visi misi GMKI Pasal 3. Rekomendasi PP GMKI
sebelumnya, yang belum di laksanakan terkait pendistribusian materi PDSPK 1981-
1991, PDSPK 1992-1992, PDSPK 2006.
Tujuan :
 Menjawab Kebutuhan Cabang yang sulit dalam mencari materi
Kaderisasi.
 Memberikan pemahaman yang utuh dan holistic kepada Cabang
mengenai PDSPK GMKI.
Jenis Kegiatan :
 Mendigitalisasi kurikulum PDSPK 1981-1991, PDSPK/MODUL
Materi 1992-2002.
 Mendistribusikan ke Cabang PDSPK 1981-1991, PDSPK 1992-2002,
PDSPK 2006
 Membuat web.Leerschool sebagai media informasi Pengkaderan
GMKI.
Waktu pelaksanaan : Awal periode sampai akhir periodesasi PP GMKI
2018-2020
Target/partisipan : Cabang
Pengorganisasian : Pengurus Pusat 2018-2020/Sekretaris Fungsi Pendidikan Kader
Indikator Ketercapaian : Materi sudah di kirimkan ke Cabang.
Pelaksanaan : terlaksana
Evaluasi Pelaksanaan :
Dalam pengadaan materi membutuhkan waktu yang lama karena sukarnya mencari
PDSPK Awal 1981-1991 dan PDSPK 1992-2002., yang masih di cetak manual.
Rekomendasi
1. YBD sebagai supporting sistem Pengkaderan fungsinya harus di bicarakan
kembali dengan agar dapat sejalan dengan PP GMKI.
2. Harus ada materi formal yang diturunkan PP sehingga dalam sertifikasi yang di
lakukan PP lebih bersesuaian.
3. Perlu elaborasi PDSPK GMKI agar tidak semakin tergerus dari esensi
Pengkaderan yang di lakukan di Cabang
4. Perlu pematangan sistem Pengkaderan yang di ikat dalam regulasi (AD/ART),
sehingga sistem berjalan.
4. Membentuk pokja/Tim akselerasi PDSPK

Dasar Pemikiran :
Untuk melakukan pengkaderan yang terukur dan terorganisir dengan berkembangnya
Cabang setiap periode maka untuk dapat mecari solusi kebuntuhan Kaderisasi dengan
PDSPK 2006, dan mengejewantahkan GBPKUO dan Pokok-pokok pemikiran Ketum
tentang ASKUO GMKI mengenai Akselerasi Pengkaderan, maka perlu dilakukan
akselerasi Pengkaderan PDSPK sebagai syarat formal menjadi Kader yang nantinya
menjadi syarat menjadi BPC/PP GMKI.
Untuk mengembalikan nilai-nilai Kekaderan yang esensial sesuai visi misi GMKI.
Tujuan :
 Membantu PP GMKI dalam proses pengkaderan sehingga berjalan
secara efektif dan berkesinambungan
 Menyusun pedoman pengorganisasian PDSPK
 Memastikan pendidikan kader GMKI pada jalur yang benar
 Memperbaiki sistem penerimaan anggota/Maper.
 Merevisi ataupun membuat PDSPK baru apabila di kehendaki Kongres
untuk menjawab masalah internal terkait profile Kader sesuai dengan
nilai-nilai GMKI dan peradaban yang dihadapi generasi hari ini, juga
perubahan yang kontekstual.
Jenis Kegiatan :
 Melakukan evaluasi menyeluruh terhadap persoalan pengkaderan
 Merumuskan solusi sesuai dengan kondisi real Cabang
 Melakukan pendampingan PDSPK sampai batas waktu yang belum di
tentukan, sampai di temukan pola yang lebih efektif dan dapat
dioperasionalkan.
Waktu pelaksanaan :
Bulan 7 tahun 2020 sampai batas waktu yang belum di tentukan yang
akan di putuskan bersama di
kongres XXXVII GMKI Monokwari Papua Barat.
Target/partisipan : Cabang
Pengorganisasian : Pengurus Pusat 2018-2020/Sekretaris Fungsi Pendidikan Kader
Indikator Ketercapaian : Hasil Evaluasi Pokja/Tim, akan dipresentasikan di Kongres
Pelaksanaan : terlaksana
Evaluasi Pelaksanaan :
Perlu ada Pemahaman yang baik ketika Maper terkait Organisasi, GMKI sebagai
Organisasi Pelayanan dan Kader, penanaman nilai-nilai Oikumenisme dan
Nasionalisme yang baik yang termaktub dalam Pembukaan AD/ART GMKI.
Materi Pengkaderan yang Formal harus sama ke seluruh Cabang di turunkan oleh PP
melalui Pokja/Tim Aselerasi PDSPK yang sifatnya top down. Dan mengarahkan PA
serta program Cabang yang sifatnya Vocatioanal/skill, merupakan program Cabang.
Melanjutkan sistem yg sudah baik dalam pembuatan Silabus/RPP, dan fleksibilitas
Cabang terkait persoalan Cabang/Wilayah sesuai Ansos dan pergumulan Cabang serta
Kearifan Lokal. Tahap selanjutnya adalah mendistribusikan Kader.
LAMPIRAN KEGIATAN
..

Sekretaris Fungsi Kerohanian

Berikut Laporan pelaksanaan Program terstruktur yang telah diputuskan di sidang Pleno PP
GMKI :
1. Penguatan Spritualitas Kader GMKI
Dasar Pemikiran:
Penerbitan buku panduan Penalaahan Alkitab (PA) yang kreatif, inovatif dan
berkelanjutan sehingga menjadi acuan pelaksanaan PA cabang-cabang GMKI dan
bermitra dengan Universitas Kristen dan Sinode Gereja, sekaligus membantu
ketersediaan Pendeta Mahasiswa.

Jenis Kegiatan:
a. Materi PA tematis yang kontekstual
 Tujuan
Menguatkan nilai spritualitas kader
 Waktu Pelaksanaan
Februari 2019 dan 2020
 Sasaran
Cabang
 Pengorganisasian
Sekretaris Umum cq. Sekretaris Fungsi Kerohanian
 Indikator Pencapaian
Terbitnya buku PA tematis dan konseptual pada bulan Februari
 Pelaksanaan
Terlaksana
 Evaluasi Pelaksanaan
Dalam periode ini e-book yang berjudul Spiritualitas telah disusun
bidang PKK bersama dengan para Teolog (senior members dan
Friends) yang menulis bahan PA untuk digunakan disetiap cabang.
Bahan PA ini ditulis dengan sebuah konsep yang sejalan dengan Tema
GMKI dengan melihat kalender dunia internasional dan nasional
sehingga isu-isu dunia global dan nasional menjadi refleksi disetiap
cabang. Topik-topik PA dalam buku spiritualitas tersebut di terjemahkan
dari tema dan sub tema GMKI. Bahan PA telah disebarkan ke cabang
dalam bentuk e-book.
 Rekomendasi
 Agar program ini dapat dilanjutkan dengan pemetaan topik-topik PA
yang kontekstual dan tematik.
 Agar periode berikutnya dapat mencetak dan mendistribusikan
Bahan PA tematik dan kontekstual.
b. Pendeta Mahasiswa
 Tujuan
Pembinaan spritualitas kader
 Waktu Pelaksanaan
Selama Periodesasi
 Sasaran
Cabang
 Pengorganisasian
Sekretaris Umum cq. Sekretaris Fungsi Kerohanian
 Indikator Pencapaian
Hadirnya pendeta mahasiswa disetiap cabang
 Pelaksanaan
Tidak terlaksana
 Evaluasi Pelaksanaan
Menempatkan program ini sebagai rancangan program bidang dirasakan
kurang maksimal dikarenakan pengadaan pendeta mahasiswa berada
dalam domain koordinasi dan kerjasama PP GMKI dengan lembaga
terkait. Kondisi BKS-PGI Pusat yang tidak baik, menghambat proses
koordinasi dan kerjasama.
 Rekomendasi
 Mendorong peran serta BKS-PGI pusat untuk berkoordinasi dengan
PP GMKI berserta beberapa synode gerejaterkait pengadaan pendeta
mahasiswa.
c. PA Rutin Pengurus
 Tujuan
Menguatkan nilai spritualitas fungsionaris PP GMKI
 Waktu Pelaksanaan
Selama periodesasi
 Sasaran
Fungsionaris PP GMKI
 Pengorganisasian
Sekretaris Umum cq. Sekretaris Fungsi Kerohanian
 Indikator Pencapaian
 Meningkatkan kadar spritualitas PP GMKI
 PA Mingguan PP GMKI sebanyak 48 kali selama masa bakti
 Pelaksanaan
Terlaksana
 Evaluasi Pelaksanaan
Program ini terlaksana dengan ketidakkonsistenan, kegiatatan PA
pengurus hanya terlaksana diawal-awal periode dengan melibatkan
setiap fungsionaris sebagai pemimpin ibadah. Ketidakkonsistenan
program ini diakibatkan fungsionari PP GMKI yang silih berganti ke
daerah untuk melaksanakan agenda-agenda organisasi.
 Rekomendasi
 Perlu perhatian khusus dan komitmen bersama untuk melaksanakan
program ini.
d. Pendeta Mahasiswa
 Tujuan
Pembinaan spritualitas kader
 Waktu Pelaksanaan
Selama Periodesasi
 Sasaran
Cabang
 Pengorganisasian
Sekretaris Umum cq. Sekretaris Fungsi Kerohanian
 Indikator Pencapaian
Hadirnya pendeta mahasiswa disetiap cabang
 Pelaksanaan
Tidak terlaksana
 Evaluasi Pelaksanaan
Menempatkan program ini sebagai rancangan program bidang dirasakan
kurang maksimal dikarenakan pengadaan pendeta mahasiswa berada
dalam domain koordinasi dan kerjasama PP GMKI dengan lembaga
terkait. Kondisi BKS-PGI Pusat yang tidak baik, menghambat proses
koordinasi dan kerjasama.
 Rekomendasi
 Mendorong peran serta BKS-PGI pusat untuk berkoordinasi dengan
PP GMKI berserta beberapa synode gerejaterkait pengadaan pendeta
mahasiswa.

2. Penguatan nilai-nilai kekristenan


kader Dasar Pemikiran:
Mendorong internalisasi nilai-nilai kekristenan melalui pelatihan dan diskusidiskusi.

Jenis Kegiatan:
a. Workshop Kepemimpinan Kristen
 Tujuan
Penguatan spritualitas kader
 Waktu Pelaksanaan
Selama Periodesasi
 Sasaran
Cabang
 Pengorganisasian
Sekretaris Umum cq. Sekretaris Fungsi Kerohanian
 Indikator Pencapaian
Terciptanya kader yang memiliki nilai-nilai spritualitas kekristenan yang
tinggi.
 Pelaksanaan
Tidak terlaksana
 Evaluasi Pelaksanaan
PP GMKI melalui bidang PKK telah melakukan penjejakan dengan
PGLII melalui lembaga bentukan PGLII untuk merancang pelatihan-
pelatihan guna peningkatan kualitas rohani kader-kader GMKI. Namun
hal ini tidak mampu difollow secara maksimal karena terputusnya
komunikasi dengan pengurus lembaga bentukan PGLII.
 Rekomendasi
Perlu dilakukan peracangan workshop atau pelatihan yang lebih matang
baik itu yang dilakukan secara mandiri maupun bekerjasama dengan
lembag-lembaga strategis lainnya.

b. Bincang GMKI
 Tujuan
Menambah wawasan berfikir tentang kekristenan
 Waktu Pelaksanaan
Selama Periodesasi
 Sasaran
Cabang
 Pengorganisasian
Sekretaris Umum cq. Sekretaris Fungsi Kerohanian
 Indikator Pencapaian
Adanya materi tentang nilai-nilai kekristenan dari tokoh-tokoh Kristen
setiap 1 (satu) bulan sekali
 Pelaksanaan
Terlaksana tapi tidak maksimal
 Evaluasi Pelaksanaan
Bidang PKK telah mendata tokoh-tokoh Kristen Indonesia dari berbagai
latar belakang dan profesi yang berbeda-beda dan sudah mengambil
video yang berisikan wawancara terhadap narasumber terkait nilai-nilai
kekristenan yang dipahami oleh narasumber. Namun video mentah
tersebut tidak bisa kita olah dan berdampak pada tidak ada video yang
dipublikasi oleh bidang PKK.
 Rekomendasi
Perlu dibentuk sebuah team khusus peliputan sehingga konten-konten
video tentang nilai-nilai kekristenan dapat terpublikasi dengan baik

Penutup
Demikianlah laporan ini kami disampaikan pada forum yang mulia ini. Kiranya catatan-
catatan dan rekomendasi kami, menjadi dokumen organisasi yang dapat digunakan untuk
memberi solusi pada masa bakti selanjutnya. Kiranya Tuhan Yesus Kristus sang kepala
gerakan menyertai kita semua. Ut Omnes Unum Sint.

Jakarta, 11 november 2020


Ketua Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian
Johnson

Sekretaris Fungsi Kader


Mark Tallu Tombi

Sekretaris Fungsi Kerohanian


Adven Sagala
Lampiran
DAFTAR CABANG IMPLEMENTASI PDSPK 2006
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA

NO WILAYAH CABANG PELAKSANAAN SERTIFAKASI


1 1 Medan SUDAH PROSES
2 Pematang Siantar SUDAH PROSES
3 Padang Sidempuan
4 Tarutung
5 Gunung Sitoli
6 Sibolga SUDAH PROSES
7 Kabanjahe
8 Teluk Dalam
9 Kutacane
10 Sidikalang
11 Rantauparapat
12 Deliserdang
13 Sibolangit
14 2 Palembang
15 Bandar Lampung SUDAH PROSES
16 Bengkulu SUDAH PROSES
17 Jambi SUDAH PROSES
18 Pangkal pinang SUDAH
19 3 Jakarta
20 Bandung SUDAH PROSES
21 Bogor
22 Sumedang
23 Depok
24 Bekasi
25 Jakarta Barat
26 Serang
27 Karawang
28 4 Yogyakarta SUDAH PROSES
29 Surakarta
30 Semarang
31 Salatiga SUDAH PROSES
32 Purwokerto SUDAH PROSES
33 5 Surabaya SUDAH PROSES
34 Malang
35 Denpasar
36 Mataram
37 Badung
38 6 Palangkaraya
39 Banjarmasin
40 Banjarbaru
41 Samarinda SUDAH SUDAH
42 Balikpapan SUDAH PROSES
43 Tarakan SUDAH
44 7 Kupang SUDAH
45 Kalabahi
46 Waingapu
47 Ende
48 Tambolaka
49 Kefamenanu
50 Ba'a
51 Soe
52 8 Makassar SUDAH SUDAH
53 Toraja
54 Kendari SUDAH PROSES
55 Mamasa SUDAH
56 Mamuju
57 Palopo
58 Unaaha SUDAH
59 Polewali Mandar SUDAH
60 Kolaka SUDAH
61 9 Palu
62 Luwuk
63 Tentena
64 Poso
65 10 Manado SUDAH PROSES
66 Tondano SUDAH PROSES
67 Tomohon SUDAH PROSES
68 Bitung
69 Airmadidi SUDAH PROSES
70 Kotamobagu
71 Gorontalo
72 11 Ambon SUDAH
73 Masohi
74 Dobo
75 Tual
76 Saumlaki
77 Tiakur
78 12 Jayapura SUDAH
79 Sorong SUDAH
80 Manokwari SUDAH
81 Merauke SUDAH
82 Wamena SUDAH
83 Biak SUDAH
84 Serui SUDAH
85 Fakfak SUDAH
86 Sentani SUDAH
87 Nabire SUDAH
88 Sarmi SUDAH
89 Sorong Selatan
90 13 Pekanbaru SUDAH SUDAH
91 Padang SUDAH PROSES
92 Dumai SUDAH PROSES
93 Batam
94 Tanjung Pinang SUDAH SUDAH
95 14 Pontianak
96 Sintang
97 Bengkayang
98 15 Ternate SUDAH PROSES
99 Tobelo SUDAH SUDAH
100 Jailolo
101 Bacan SUDAH PROSES
102 Morotai
103 Sofifi
45 CABANG 5 CABANG
III. BIDANG AKSI DAN PELAYANAN

A. Pendahuluan
Syalom !
Puji syukur patutlah kita haturkan kepada Tuahan yang maha kuasa yang memberikan
makan bagi yang lapar, memberikan pakian bagi yang telanjang dan memberikan
penghiburan dan penp guatan bagi orang yang letih lesu dan berbeban berat, dimana
dengan segala rintangan dan keterbatasan kita masih tetap setia mengemban tugas dan
pelayanan di PP GMKI selama kepengurusan masa bakti 2018-2020. Banyak cerita yang
termatrai didalam memory ingatan baik cerita suka maupun duka, semua itu menjadi
sebuah potret dalam lembaran sejarah hidup kita masing-masing. Dua tahun
kepengurusan sangat berperan besar membentuk jati diri, karakter dan pilihan-pilihan
hidup di masa yang akan datang.

Momentum Kongres merupakan agenda rutin organisasi yang bertugas mengevaluasi


kinerja pengurus pusat, menyusun arah gerak organisasi dan memilih operator organisasi.

Saudaraku yang ku kasihi fungsionaris Pengurus Pusat GMKI masa bakti 2018-2020 dan
seluruh peserta Kongres ke 37 di Kota Injil. Ijinkanlah pada kesempatan ini kami bidang
aksi dan pelayanan melaporkan dan mempertanggungjawabkan segala kinerja selama dua
tahun kepengurusan. Sesuai mandat kongres ke 37 bidang Aksi dan pelayanan memiliki
dua sekretaris fungsi yaitu Sekfung masyarakat dan sekfung Gereja dan Perguruan
Tinggi. Sesuai keputusan pleno satu PP GMKI, bidang Aksi dan pelayanan telah
merencanakan berbagai program-program strategis baik itu diskusi dalam merespon isu-
isu nasional, advokasi konflik, dan gerakan-gerakan sosial. Semua program yang telah
disusun tentu harapannya akan berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Namun tidak
dapat dipungkiri bahwa banyak kendala-kendala baik secara internal maupun eksternal
yang kemudian menyebabkan program tidak berjalan dengan mulus. Satu tahun
kepengurusan berlalu, kemudian Sidang pleno dua PP GMKI yang dilaksanakan pada
bulan Desember yang juga kembali melakukan evaluasi kinerja bidang diharapkan dapat
meningkatkan kualitas program di bidang aksi dan pelayanan. Disidang pleno dua
program Sekretaris fungsi Gereja dan Perguruan Tinggi merencanakan program-program
yang bertujuan membentuk simpul-simpul disiplin ilmu kader dengan melakukan
pertemuan-pertemuan nasioal. Segala program tersebut telah direncanakan dengan cukup
matang untuk dapat direalisasikan, tetapi kenyataannya Wabah Covid 19 yang melanda
Indonesia pada awal tahun 2020 cukup membuat aktivitas organisasi lumpuh termasuk
program-program di bidang aksi dan pelyanan. Oleh karena itu dengan segala kekurangan
dan kelemahan bidang aksi dan pelayanan akan tetap bertangungjawab secara penuh
terhadap kinerja selama kepengurusan di dalam forum kongres ke 37 terlebih kepada
Yesus Kristus Sang empunya Gerakan ini. Semoga peserta Kongres ke 37 dapat menilai
dan mengevaluasi program kerja bidang aksi dan pelayanan secara objektif dan
senantiasa diberik hikmat dan kebijaksanaan.
B. Keadaan Internal Organisasi pada bidang Aksi dan Pelayanan
 Kurang terorganisiranya implementasi pelaksanaan program kerja.
 Masih terjebak pada isu-isu momentum
 Kawalan isu dari cabang maupun dari pengurus pusat belum dapat terangkai
dengan baik menjadi sebuah isu bersama.
 Masih terfokusnya pola aksi dan pelayanan turun jalan dan banyak
meninggalkan pola-pola pendampingan maupun pengabdian sesuai permasalahan
yang di hadapi masyarakat.
 Tingkat partisipasi cabang belum maksimal dalan merespon himbauan maupun
seruan dari Pengurus Pusat
 Adanya ketidak aktifan dari salah satu sekretaris fungsi dibidang aksi dan
pelayanan.
C. Rekomendasi dan Harapan selanjutnya pada bidang Aksi dan Pelayanan
 Selama kepengurusan baiknya memiliki fokus isu yang di kawal secara tuntas.
 Bangun kedekatan GMKI antara gereja dan perguruan tinggi berbasis program
berkelanjutan sehingga dapat lebih mengikat hubungan tersebut.
 Lakukan aksi dan pelayanan berbasis disiplin ilmu sehingga ruang pelayanan
GMKI beragam sekaligus membentuk profesionalitas kader .
 Menjadikan seni sebagai alat perjuangan dan media sosial sebagai alat
propaganda dalam mengawal isu-isu strategis.
 Lakukan pemetaan dan analisis dalam setiap program kerja dan sikap-sikap
eksternal organisasi.

Sekretaris Fungsi Aksi dan Pelayanan


Berikut Laporan pelaksanaan Program terstruktur yang telah diputuskan di Sidang Pleno PP
GMKI :

A. Nama Program : Diskusi Ekstra Tematis


1. Dasar Pemikiran :
GMKI harus lebih meningkatkan Cakralawa berfikirnya, ketajamannya berfikir dan
wacanannya dalam merespon serta memberi gagasan pembagaruannya dalam isue-
isue yang berkembang di situasi bangsa dan bernegara dalam ruanglingkup aspek
masyarakat.
2. Tujuan
1. Menambah wawasan berpikir
2. Ketajaman berdialektika
3. Mampu memberi responship sikap dari persoalan isu-isu Nasional
3. Jenis kegiatan
2. Focus Grup Discussion FGD, Dialog dan Seminar
3. Kuliah Umum dan Call For Paper
4. Waktu Pelaksanaan
1. FGD, Dialog dan Seminar
I. Seminar “Indonesia Darurat Pahlawan” Sabtu, 10 November 2018
II. Gereja Dalam Pusaran 2019 Dialog Awal Tahun Senin, 21 Januari 2020
III. “Politik Indonesia : Tantangan dan Peluang Pemuda” Jumat 25 Januari
2018
IV. “Membaca Arah Politik Hukum Pasca Pemilu” Sabtu 27 April 2019
V. Menjawab Integritas Sepuluh Capim KPK Rabu, 4 September 2019
VI. “RUU Kontroversi dan Residu Politik Papua” Sabtu 28 September 2019
VII. Huru Hara BPJS Kesehatan 28 Januari 2020
VIII. Webinar “Pancasila dan Kebebasan Berpendapat Demokrasi ala New
Normal” Sabtu 7 Juni 2020
IX. Kebebasan Berpendapat Dibungkam, Demokrasi rasa Otoritarian
Totalitarian? Rabu 17 Juni 2020
X. “Pasca Putusan 7 Tapol Papua, Menggugat Negara Hukum Rasisme”
Rabu 24 Juni 2020
XI. Kepuasan Publik Tehadap Kinerja Pemerintahan Jokowi Menurun
“Perlukah Reshuffle Kabinet” ?
5. Target/ Partisipan
Pengurus Pusat/Badan Pengurus Cabang/Anggota
6. Pengorganisasian
Sekretaris Umum cq. Sekretaris Fungsi
7. Indikator Ketercapaian
Terdapatnnya wawasan berfikir dari kawan kawan peserta diskusi taktis
sehingga menjadi cakrawala berfikir yang baru bagi civitas gmki dan juga
eksistensi pp gmki dalam mengkontrol isu.
8. Evaluasi Pelaksanaan
1. GMKI Sebagai Gerakan Pemikiran kirannya selalu responsif serta mengkontrol
isue melalui diskusi diskusi taktis dalam rangka memframing bagaimana
GMKI Bersikap menjawab persoalan persoalan nasional. Akan tetapi terkadang
dalam merespon isue GMKI tidak di imbangi data dan kajian yang mendalam.
Diskusi taktis pun harus di lengakpi dengan kajian mendalam sehingga peran
sentral akspel bisa dalam menarasikan isue memiliki data pembanding.
2. -
9. Rekomendasi :
1. Diperlukan Lembaga think thank khusus dalam membantu kinerja akspel
dalam rangka support penelitian dan kajian terkait isu - isu di masyarakat
sehingga personality PP GMKI Kedepan di lengkapi dengan kajian kompeten.
2. -

B. Nama Program: Ibadah dan Refleksi Hari Relawan GMKI


1. Dasar Pemikiran :
GMKI Setanah air perlu merefleksikan peristiwa gugurnya 7 pejuang
kemanusiaan GMKI yang terjadi pada tanggal 1 Februari 2014 Sehingga Spirit
Kemanusiaan 7 Pejuang tersebut mampu di rasakan setiap kader GMKI Se tanah
Air.
2. Tujuan

48
1. Untuk Medoakan dan Mengenang 7 Pejuang Aktivis GMKI yang mati pada
Misi Kemanusian.
2. Membangkitkan Semangat Kerelawanan Selurus Kader GMKI Se-Tanah Air
dalam yang gugur pada Misi Kemanusiaan Melalui Film Dokumenter
3. Dalam Rangaka pembangunan Tugu Relawan GMKI Kirannya harus ada cara
yang efisien dan kebersamaan dalam rangka menghipun dana pembangunan
tugu
3. Jenis Kegiatan
1. Ibadah dan Refleksi Hari Relawan GMKI
2. Pembuatan Film Dukumenter Relawan GMKI
3. Menghimpun dana Pembangunan Tugu Relawan
4. Waktu Pelaksanaan
Februari 2019
5. Target dan partisipasi
PP GMKI dan Civitas GMKI
6. Pengorganisasian
Sekertaris Umum Cq Sekertaris Fungsi Akspel Mayarakat
7. Indikator Ketercapaian
Pelaksanaan :
1. Ibadah dan Refleksi Hari Relawan : Terlaksana
2. Pembuatan Filem Dokumenter Relawan Terlaksana
3. Penghimpunan dana Tugu Relawan : Tidak Terlaksana
8. Evaluasi Pelaksanaan
1. Refleksi Hari Relawan dalam pelaksanaannya masih belum merata seharunnya
reflesi tersebut harus selalu direfleksikan bagi seluruh kader gmki setanah air
guna memberi makna bahwa kawan kawan sodara kita yang telah gugur dalam
misi kemanusiaan harus menjadi spirit kita dalam melakukan pengabdian
masyarakat di masadepan
2. Dalam teknis pembuatan video terdapat kendala seperti dana pembuatan video
dan juga narasumber. sehingga video terlambat untuk diputar di bulan februari
2020.
3. (Tidak terlaksana)
9. Rekomendasi :
1. Ibadah dan refleksi kirannya selalu di lakukan dan diprogramkan
2. Pembuatan video relawan telah selesai , dan bisa di nonton disetiap momentum
hari relawan dibulan februari.
3. (tidak terlaksana)

C. Nama Program: GMKI Mengawal Visi Misi Calon Presiden dan Wakil Presiden
1. Dasar Pemikiran
Mampu Memahami Visi dan Misi kedua Pasangan calon Presiden dan wakil
Presiden di berbagai tema debat seghinnga hasil diskusi bisa di terjemahkan untuk
mengawal kebijakan presiden terpilih kedepannya.
Mampu Memahami Visi dan Misi kedua Pasangan calon Presiden dan wakil
Presiden di berbagai tema debat seghinnga hasil diskusi bisa di terjemahkan untuk
mengawal kebijakan presiden terpilih kedepannya.
3. Jenis Kegiatan
After Debate Discussion
4. Waktu Pelaksanaan
Januari - Maret
5. Target dan partisipasi
OKP Cipayung , Civitas GMKI dan PP GMKI.
6. Pengorganisasian
Sekertaris Umum Cq. Sekertaris Fungsi Akspel Masyarakat
7. Indikator Ketercapaian
Menambah Wawasan mengenai visi dan misi calon presiden dan calon wakil
presiden untuk Lima tahun kedepan, terbentuknya sebuah Buku GMKI dari hasil 6
diskusi dengan isue yang di angkat di debate oleh KPU.
8. Pelaksanaan
After Debate Disscusion
9. Evaluasi Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan program ini seharusnya hasil hasil diskusi dijadikan dalam
Buku GMKI namun hasil diskusi-diskusi tersebut belum diterbitkan dalam bentuk
buku GMKI.

D. Nama Program: GMKI BACK TO DESA


1. Dasar Pikir
GMKI Dalam Aksi Partisipasinnya harus di I tuntut untuk hadir di tengah - tengah
masyarakat dalam mewujudkan Thridarma Perguruan Tinggi dalam segmen
pengabdian kemasyarakatan. Sehingga menjadikan GMKI harus hadir dalam
melakukan pembinaan terfocusnnya ke Masyarakat Pedesaan.
2. Tujuan
1. Adannya Seruan Kreatif bagi cabang cabang dalam rangka melakukan
pembinaan desa sehingga GMKI juga bisa hadir di tengah masyarakat Desa
melalui prangkat perangkat desa.
2. Mempersiapkan Pemimpin muda yang lahir dari GMKI Workshop Pelatihan
untuk di persiapkan & serta di menangkan sebagai pememimpin Kepada Desa.
3. Jenis Kegiatan
1. Lomba Desa Binaan
2. Kades Muda
4. Waktu Pelaksanaan
Januari-Juli 2020
5. Target dan partisipasi
1. Lembaga Pemerintah, Lembaga Legislatif, KNPI.
2. BPC GMKI, Yayasan Bina Dharma, Sekolah Kepemimpinan Politik Bangsa.
ii.
6. Pengorganisasian

50
Sekertaris Umum Cq. Sekertaris Fungsi Akspel Masyarakat
7. Indikator Ketercapaian
1. Hadirnnya GMKI Melalui Cabang cabang untuk melakukan Pengabdian
masyarakat melalui lomba Pembinaan Desa.
2. Pelatihan Kepemimpinan Kepala Desa Muda & Seruan Konsolidasi
Pemenangan Kepala Desa Muda bagi Badan Pengurus Cabang.
8. Pelaksanaan
Tidak terlaksana akibat covid-19
9. Evaluasi Pelaksanaan
Tidak terlaksana akibat covid-19

E. Nama Program : Lembaga Kajian Penelitian dan Penulisan Hukum


1. Dasar Pikir
GMKI Melalui bidang akspel masyarakat harus memiliki Lembaga ThinkTank
untuk menunagkan ide, gagasan serta kreatifitasnnya sebagai Intelektua muda &
memperkuat nalar & pemikiran kritis terhadap isue melalui kajian, penelitian dan
penulisan hukum yang berkembang di masyarakat.
2. Tujuan
LKPPH (lembaga kajian penelitian dan penulisan hukum Sebagai wadah dalam
suport sistem bagi akspel di bidang masyarakat dalam melakukan Penelitian ,
Kajian dan Penulisan di bidang hukum.
3. Jenis Kegiatan
Pembentukan Lembaga Kajian Penelitian dan Penulisan Hukum.
4. Waktu Pelaksanaan
Selama Kepengurusan 2018-2020
5. Target dan partisipasi
Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia Bidang Aksi dan Pelayanan.
6. Pengorganisasian
Sekertaris Umum Cq. Sekertaris Fungsi Akspel Masyarakat
7. Indikator Ketercapaian
Terbentuknya Lembaga Kajian Penelitian dan Penulisan Hukum.
8. Pelaksanaan
Tidak Terlaksana Akibat Pandemic Covid-19
9. Evaluasi Pelaksanaan
Tidak Terlaksana Akibat Pandemic Covid-19
10. Rekomendasi :
3. Kedepannya harus dilaksanakan Pembentukan Lembaga Kajian Penelitian
dan Penulisan Hukum.

F. Nama Program: Legal Evolution Expo


1. Dasar Pikir
Dalam sebuah tatanan masyarakat di perlukan hukum yang mengatur dan
relevan. Sehingga GMKI sebagai Gerakan Intelektual harus melakukan study
study ilmiah terhadap persoalan hukum di tatanan masyarakat tersebut. Melalui
metode crative dan ilmiah kirannya dapat merekomendasikan perubahan hukum
yang baik kedepannya.
2. Tujuan
 Menghasilkan wacana dalam segmentasi hukum di era digitalisasi, mengasa
nalar penulisan setiap Aktivis dalam pembaharuan dan Solusi Hukum serta
menyalurkan pekerjaan di bidang hukum bagi masyarakat
 Mengasah Nalar berfikir dan berdebat mengenai persoalan hukum yang terjadi
di dalam masyarakat dan serta Kepemahaan Konstitusi Negara Republik
Indonesia melalui metode lomba online.
3. Jenis Kegiatan
 SIMPOSIUM MASA DEPAN HUKUM, CALL FOR ESSAY dan JOBFAIR
LAW
 BATTLE OF BRAIN "DEBATE HUKUM ONLINE"
4. Waktu Pelaksanaan
4. 2020
5. 2020
5. Target dan partisipasi
6. Lembaga Pemerintah, Lembaga Legislatif, KNPI, Universitas.
7. Hukum Online, DPP Peradi, Kemenkumham, KSP dan LKPPH
6. Pengorganisasian
Sekertaris Umum Cq. Sekertaris Fungsi Akspel Masyarakat
7. Indikator Ketercapaian
8. Terlibatnya kader dalam melakukan penulisan ilmiah mengenai hukum dan
juga mampu merekomendasikan pemikiran masadepan hukum
9. Terlibatnnya Cabang cabang untuk mencari Solusi hukum dengan caya yang
kreatif.
8. Pelaksanaan
Tidak Terlaksana akibat Covid-19
9. Evaluasi Pelaksanaan
Tidak terlaksana akibat Covid-19
10. Rekomendasi : -

Sekretaris Fungsi Gereja dan Perguruan Tinggi


Berikut Laporan pelaksanaan Program terstruktur yang telah diputuskan di Sidang Pleno PP
GMKI :

A. Nama Program: Pertemuan Pemuda dan Mahasiswa Kristen Oikumene


1. Dasar Pikir
Medan layan GMKI yaitu Gereja, Perguruan tinggi dan masyarakat hari ini banyak
mengalami berbagai gejolak tantang yang hampir menenggelamkan nilai-nilai
perjuangan kekristenan. Doktrin klasik gereja yag sampe hari ini masih sibuk
dengan ritualisme, pada akhirnya banyak mengabaikan bahkan menutup mata
terhadap persoalan kemiskinan, kesehatan dan pendidikan jemaat gereja. Kader
GMKI tentu pasti juga warga gereja sehingga ini bisa menjadi sebuah ruang untuk
melakukan konsolidasi nasional bersama mahasiswa – mahasiswa Kristen
Indonesia
2. Tujuan
 Menanamkan nilai-nilai Oikoumenisme dan Nasionalisme di kalangan
Pemuda Kristen
 Memperkuat persekutuan dan pergerakan pemuda Kristen melalui upaya
mengidentifikasi potensi mahasiswa sesuai dengan displin ilmu dan tantangan
masing-masing, dan melakukan analisa sosial peta situasi dan kondisi pemuda
Kristen pada umumnya.
3. Jenis Kegiatan
Konferensi Nasional Mahasiswa Pertanian
4. Waktu Pelaksanaan
1 Aapril 2020
5. Target dan partisipasi
Kader GMKI mahasiswa pertanian
6. Pengorganisasian
Sekertaris Umum Cq. Sekertaris Fungsi Perguruan Tinggi dan Gereja
7. Indikator Ketercapaian
Terbentuknya nilai-nilai perjuangan Kekristenan, Oikoumenisme Nasionalisme
dan pada Pemuda
8. Pelaksanaan
Tidak Terlaksana akibat Covid-19
9. Evaluasi Pelaksanaan
-
10. Rekomendasi : -

B. Nama Program: Advokasi Isu dan Masalah Gereja dan Perguruan Tinggi
1. Dasar Pikir
Melihat kondisi gereja dan perguruan tinggi yang belakangan ini terjadi masalah
yang sangat kompleks diberbagai daerah. Seperti pelarangan beribadah, pelarangan
membangun gedung gereja pemalangan, tetapi juga mengidentifikasi Gereja yang
belum memiliki IMB, dan lain sebagainya, sehingga diperlukan advokasi untuk
memberikan kepastian bagi warga gereja Dan mahasiswa dalam setiap
aktivitasnya. Oleh karenanya GMKI selaku anak kandung Gereja hendaknya
merespons persoalan yang dihadapi oleh Gereja, dengan melakukan advokasi.
2. Tujuan
Sebagai upaya membangun komunikasi, pendekatan dengan pihak-pihak terkait
dalam mecari solusi penyelesaian persoalan Gereja.
3. Jenis Kegiatan
Advokasi Gereja
4. Waktu Pelaksanaan
Selama Periodesasi
5. Target dan partisipasi
Gereja-gereja yang sedang dalam masalah
6. Pengorganisasian
Sekertaris Umum Cq. Sekertaris Fungsi Gereja dan Perguruan Tinggi
7. Indikator Ketercapaian
Adanya penyelesaian persoalan gereja di tanah air
8. Pelaksanaan
Tidak Terlaksana
9. Evaluasi Pelaksanaan
-
10. Rekomendasi : -

Penutup
Demikian laporan pertanggungjawaban bidang Aksi dan Pelayanan selama kepengurusan PP
GMKI MB 2018-2020 kepada forum Kongres ke 37. Semoga dapat menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari gambaran perjalanan organisasi selama dua tahun kepengurusan, sekaligus
sebagai dokumentasi dan refrensi bagi kepengurusana PP GMKI berikutnya. Kami juga
dengan segala kerendahan hati mengucapkan terimakasi kepada berbagai pihak yang telah
berkintribusi selama kepengurysan ini. Apa yang telah kita muali baiklah kita
bertanggungjawab mengakhirinya, Tuhan sertai Gerakan kita agar benarlah kader GMKI
Tinggi Iman, Ilmu dan setia dalan Pengabdiannya...
Syalomm...
Ut Omnes Unum Sint !!!
Ketua Bidang Aksi dan Pelayanan
Ef Pranoto

Sekretaris Fungsi Masyarakat


Patricho Adoe

Sekretaris Fungsi Gereja dan Perguruan Tinggi


Mathius Yamboisembut
IV. BIDANG EKONOMI KREATIF

1. Pendahuluan
Syalom.
Pertama marilah kita panjatkan syukur kepada Sang Kepala Pergerakan karena atas
karuniaNya kami dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawab pada Bidang
Ekonomi Kreatif Masa Bakti 2018-2020.

Laporan pertanggungjawaban ini kami buat untuk menjelaskan program- program


yang telah kami laksanakan sesuai dengan hasil Pleno 1 PP GMKI Masa bakti 2018-
2020. Kami menyadari bahwa dalam melaksanakan program-program di bidang
ekonomi kreatif masih jauh dari pada kata sempurna. Namun semangat, kreatifitas,
bakat dan insting berwirausaha yang dimiliki kader GMKI setanah air menjadi bekal
utama bidang ekonomi kreatif sampai saat ini.
Pada kesempatan ini juga kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-sebasarnya
atas dukungan yang diberikan baik berupa moral, pemikirian, serta bantuan dana.

Akhir kata terimakasih atas kepercayaan yang diberikan kepada kami selaku
penanggungjawab pada bidang Ekonomi Kreatif Masa Bakti 2018-2020 kiranya
melalui bidang ataupun medan pelayanan lainnya Sang Kepala Pergerakan terus
memberkati kita semua agar dapat saling membesarkan, dapat berkaloborasi
dikemudian hari demi tercapainya kesejahteraan itu sendiri.

2. Keadaan Internal Organisasi pada bidang Ekonomi Kreatif


Berdasarkan Sidang Pleno I dan Pleno II yang telah diselenggarakan di bulan
november 2018 dan november 2019, Bidang Ekonomi Kreatif akan fokus pada
motivasi dan pelatihan wirausaha, yang mana outputnya yaitu dapat melahirkan
bussines plan serta menghasilkan produk baru. Berdasarkan penglihatan dilapangan,
sudah banyak unit usaha yang dikembangkan baik secara personal kader ataupun
cabang. Unit usaha yang dikembangkan tentunya berbagai macam mulai dari kuliner,
cinderamata, agrobisnis, percetakan, desain grafis, laundry, dan usaha kecil jual beli
lainnya. Bermacam- macam kendala yang dihadapi mulai dari pemasaran, modal,
pengalaman dalam berwirausaha, perencanaan yang kurang matang, hingga
ketidakcocokan minat usaha yang digeluti. Sehingga hal ini dapat memicu unit usaha
menjadi sifatnya temporary dan stagnancy. Disisi lain unit usaha yang dikembangkan
oleh personal kader maupun cabang perlu diapresiasi, baik peruntukan kemandirian
pribadi maupun kemandirian cabang.

3. Rekomendasi dan Harapan selanjutnya pada bidang Ekonomi Kreatif


 Di tengah kemajuan teknologi, saat ini ekonomi kreatif menjadi konsen
pemerintah agar para pemuda dan generasi penerus bangsa mampu berinovasi
dan kreatif dalam menciptakan ekosistem perekonomian, sehinga diangap
perlu untuk tetap dipertahankan bidang ekonomi kreatif dalam struktur
pengurus . Bidang Ekonomi Kreatif di periode mendatang harus dapat
menggali kreatifitas serta memotivasi jiwa kewirausahaan baik potensi kader
maupun potensi cabang.

 Inkubator Bisnis merupakan hal yang paling penting dalam upaya


pendampingan para pelaku usaha bisnis. Program ini di desain untuk dapat
mempercepat keberhasilan pengembangan bisnis. Dalam penyelenggaraan,
inkubator bisnis melakukan pendampingan terhadap peserta untuk dapat
mengelola usaha dengan benar, dan menjadikan usaha yang sustainable
sehingga memiliki dampak positif bagi masyarakat.

Sekretaris Fungsi Ekonomi Kreatif


Berikut Laporan pelaksanaan Program terstruktur yang telah diputuskan di Sidang Pleno PP
GMKI :

1. Nama Program : Pelatihan


Kewirausahaan Dasar Pemikiran :
Indonesia pada tahun 2020-2030 akan mengalami bonus demografi yang berbarengan
dengan ASEAN Community, memperhatikan ini pemerintah memberi fokus kepada
pemuda dan mahasiswa agar siap menghadapi momentum ini melalui peningktkan
jumlah wirausahawan muda di Indonesia. Menangkap hal ini GMKI selaku Gerakan
kemahasiswaan yang memiliki angota berbasis mahasiswa yang tersebar di 93 cabang
kota-kota perguruan tinggi harus lah menjadikan momentum bonus demografi menjadi
suatu peluang besar agar kedepan angota-angota GMKI mampu menciptakan
wirausahwan baru melalui penanaman nilai-nilai dan semangat berwirausaha untuk
menciptakan produk Ekonomi Kreatif.
Tujuan :
1. Memberikan pemahaman kepada anggota akan pentingnya berwirausaha
2. menciptakan wirausawan baru yang mampu menciptakan suatu produk Ekonomi
kreatif.
 Waktu Pelaksanaan
Selama Kepengurusan
 Target/ Partisipan
Badan Pengurus Cabang dan Anggota
 Pengorganisasian
Sekretaris Umum cq. Sekretaris Fungsi Ekonomi Kreatif
 Indikator Ketercapaian
1. Pelatihan terlaksana minimal sebanyak 5 kali.
2. Peserta mampu menciptakan Unit Usaha Ekonomi Kreatif
3. Peserta pelatihan mampu membuat Bisuness Plan/Company Profile
 Pelaksanaan : Terlaksana

 FGD (Focus Group Discussion) “Ekonomi Digital Kaum Milenial”


Pada : 16 Februari 2019
Tempat : SC PP GMKI
Coach : Sucipto Asan (Dosen Bisnis UPH)
Moses P Lukman (CEO Founder Darta Agribusiness)
Peserta: 25 Orang (Pengurus Pusat dan Canamg di wil III)

 Vocasional Berbasis E-Commerce


Pada : 09-11 Mei 2019
Tempat : Hotel Khapuas Dharma, Pontianak
Coach : Bukalapak.Com
Peserta: 30 0rang (Cabang-Cabang di Klimantan Wil 6,14)

 Seminar dan Pelatihan Kewirasusahaan “Pemuda Kreatif dan Mandiri”


Pada : 29-31 Agustus
Tempat : Aula Walikota dan Diklat GKPS, Pematang Siantar
Narasumber : Imam Gunawan (Asdep Kwu Kemenpora)
Addin Jauharudin (Aktifis/Pengusaha)
Feris Ardianto (Founder and Director PT. Sang Khadir Ardianto)
Hotmatua Silalahi (Pegiat UMKM)
Coach : Ignatius Hrtanto (Master Coach)
Rully Nuryanto (Kemen Kop dan UKM)
Ridha Haikal (Dinas Koperasi Sumut)
Peserta : 300 (Seminar) 33 0rang Pelatihan (Cabang-cabang dari pulau
sumatera)

 Selebrasi Nasiolnal Ekonomi Kreatif “Kekuatan Baru Indonesia”


Pada : 27-30 November 2019
Tempat : Univ. Wrmadewa dan Hotel Dewata Indah,
Denpasar Materi : Talk Creative Economy
(Sandiaga Uno) (Yus Sudibya)
Enterpreneurship Course
(Penggerak OK OCE Bali) (Ignatius Hartanto) (Dinas Koperasi Bali)
(Dinas Pariwisata Bali)
Mitra : OK OCE Indonesia
Peserta: 900 (Seminar) 37 Orang Pelatihan (Seluruh Indonesia)

 Evaluasi Pelaksanaan
Kegiatan ini ditujukan kepada kader-kader untuk meningkatkan jiwa entrepreneurship
serta mematangkan rencana-rencana pengembangan usaha para anggota, secara
keseluruhan kegiatan berjalan dengan baik serta peserta dirasakan mampu menyerap
ilmu dan semangat berwirausaha dari narasumber yang disediakan. Hanya saja follow
up terhadap rencana-rencana usaha dan pengembangan usaha yang seharusnya dapat
dimentoring oleh para narasumber tidak berjalan secara optimal. Kendalanya tidak
ada komunikasi lanjut antara peserta dan narasumber selaku coach ataupun mentor
dalam berwirausaha.
 Rekomendasi :
Diperlukannya upaya untuk pendampingan secara berkelanjutan bagi setiap
peserta pelatihan agar benar-benar mampu memulai usaha ekonomi kreatif.

2. Nama Program: Pemetaan Potensi Ekraf GMKI


 Dasar Pemikiran :
Melihat banyaknya anggota-angota di GMKI yang mungkin telah memulai usaha
Ekonomi Kreatif maka dipandang perlu untuk melakukan pendataan dan pemetaan
agar kemudian menjadi acuan Pengurus Pusat Bidang Ekonomi kreatif dalam
membantu berjalanya proses wirausaha anggota-angota Tersebut.
 Waktu Pelaksanaan :
Selama Kepengurusan
 Sasaran :
Badan Pengurus Cabang dan Anggota
 Pengorganisasian :
Sekretaris Umum cq. Sekretaris Fungsi Ekonomi Kreatif
 Indikator Ketercapaian
adanya Data Best Unit Usaha Ekonomi Keratif GMKI
 Pelaksanaan : Terlaksana
1. Pendataan I
Pendataan ditujukan melalui formulir yang di buat dalam Google Form serta melalui
surat resmi dengan lampiran isian formulir di sesi I yang diaksanakan di awal periode
pada sidang pleno I PP GMKI dengan pendataan sebagai berikut
1. Kopi Jalanan (Santo Panjaitan) –} Cabang Pekanbaru
2. Tenun Sotis -} Cabang Kefamenanu
3. Jawara Gorengan (Doa) -} Cabang Pontianak
2. Pendataan II
Proses Evaluasi pada sidan pleno II membuakan hasil terdatanya 17 unit usaha yang
terdata melalui G Form dengan pendataan sebagai berikut
1. Farmar Service (Mersi) –Yokyakarta
2. C'Giro Tour And Travel (Nia Debora Sitorus) –Medan
3. Rumah Kopi Wins (Alwin Rohandi) –Bandung
4. Berlian Catering (Berliana Limbong) –Medan
5. Sun' Travel (Hotasi Samosir) –Batam
6. Larakost Pulsa (Misel Julianta Putra) –Makasar
7. KAMIRA (Kami Energi Rakyat Indonesia) (Steleynes Sagay) –Manado
8. Dum Thai Tea Dago 109 (Asri Sidabutar) –Bandung
9. Cio Cio Laundry (Herbeth Taruli Marpaung) –Bogor
10. Oriflame (Natalia Veronica br Ginting) –Pekanbaru
11. Penjualan 9 bahan pokok (Melinda Tabem) –Tobelo
12. Solva Project (Marcel Filbert) –Bandung
13. Vesper.ltd (Andrew Dani) –Bandung
14. RohmaUlosta (Rohmawaty S Saragih) –Medan
15. Pakpakindo Mode (Sepriadi Berutu) –Pekanbaru
16. Kebun Edukasi Lahan Kering (Yohanis Puling Tang) –Kupang
17. UOUS Store (GMKI Batam)
 Evaluasi Pelaksanaan :
Melalui pendataaan ini tergambar adanya potensi cabang secara organisatoris
maupun potensi kader secara personal untuk melakukan bentuk-bentuk usaha kretaif.
Pendataan ini di anggap kurang optimal karena belum terpetakaanya secara utuh
potensi setiap kader yang memiliki niat untuk berwirausaha dan yang sudah memulai.
Dengan tujuan berdasarkan pendataan ini dapat di kembangkan menjadi program-
program baru.
Kedepan pemetaan seluruh potensi organisasi untuk ekonomi kreati kiranya lebih
di fokuskan agar tergambar potensi kader guna pengembangan potensi-potensi yang
ada serta mengupayakan membentuk potensi bagi kader yang memiliki niat berkreasi
secara produktif.
 Rekomendasi :
Data Base haru menjadi perhatian utama terkhusus sebagai kebutuhan awal untuk
memetakan rencana gerak dalam mengembangkan potensi kader maka proses
pendataan kedepan harus lebih di tingkatkan lagi.

3. Nama Program:
 Dasar Pemikiran : Ingkubator Ekonomi Kreatif
Menjadi hal yang sangat penting bagi Pengurus Pusat GMKI menagkap jiwa-jiwa
wirausaha yang telah ada di GMKI Baik by design GMKI ataupun tidak untuk
kemudian menjadi supporting system bagi unit-unit usaha Ekonomi Kreatif yang
telah ada tersebut menjadi jembatan kendala terhadap permasalahan-permasalahan
angota dalam menjalankan usaha tersebut terutama mereka-mereka yang baru saja
memulai atau belum terlalu memberi perhatian serius akan unit usaha yang ada
tersebut, Agar kemudian menjadi pelaku Unit Usaha Ekonomi Keratif yang mapan
dalam usahanya.
 Waktu Pelaksanaan
Selama Kepengurusan
 Sasaran
Badan Pengurus Cabang dan Anggota
 Pengorganisasian
Sekretaris Umum cq. Sekretaris Fungsi Ekonomi Kreatif
 Indikator Ketercapaian
Terciptanya Unit-unit Usaha Ekonomi kreatif angota yang berkembang dan
terorganisir dengan baik.
 Pelaksanaan : Tidak
Terlaksana Launcing Class
Inkubator Bisnis :
Direncanakan pada bulan Maret 2020 di Colve Garden Hotel Dago, Bandung.
Tujuan:
Class ini di upayakan menjadi ruang sharing dan mentoring para kader yang telah
mulai berwirausaha untuk mengembangkan usahanya, rencananya akan di isi oleh
pengusaha-pengusaha yang juga akan menjadi pelatih sekaligus mentor wirausaha
bagi kader.
Peserta:
Anggota yang telah memulai usaha (berdasarkan pengisian formulir pendataan)
 Evaluasi
Program ini tidak dapat dilaksanakan seiring dengan wabah pandemik COVID-19
mulai merambat ke Indonesia, sehingga menghambat kegiatan untuk dapat
dilaksanakan.
 Rekomendasi :
Proses ingkubator Ekonomi kreatif sangat di butuhkan untuk mendukung angota
yang telah mekakukan usaha atau kegiatan ekonomi kreatif agar dapat
mengembngkan usahanya lebih baik lagi. Sehingga incubator ini merupakan hal
yang sangat penting dilakukan dalam pengembangan usaha kader.

Penutup
Demikian kami sampikan hasil kerja kami selama satu periode sasi kiranya laporan ini dapat
menjadi pedoman bagi kita semua dalam mengugpayakan kemandirian dana melalui kegiatan
ekonomi kreatif.
Demikian laporan dari kami kitanya Tuhan Sang kepala Gerakan menyertai kita semua,
Amin.
Ut Omnes Unum Sint !!!

Ketua Bidang Ekonomi Kreatif


David H Sirait

Sekretaris Fungsi Ekonomi Kreatif


Hubert E N Marpaung
V. Bidang Media Komunikasi dan Informasi

1. Pendahuluan
Syalom !
Puji Syukur kepada Sang Kepala Gerakan karena atas perkenaan-Nya kita masih
dimampukan dalam mengemban tugas, tanggung jawab pelayanan dan
menghadirkan Shalom Allah. Dengan visi mewujudkan kesejahteraan, keadilan,
kebenaran, keutuhan ciptaan dan demokrasi di Indonesia berdasarkan kasih,
sesungguhnya merupakan sebuah panggilan untuk “Gerakan Mahasiswa Kristen
Indonesia” (GMKI) dalam eksistensinya.
Eksistensi ini lahir sebagai bentuk tanggungjawab GMKI yang terdorong oleh
kesadarannya terhadap lingkungannya serta panggilan Tuhan terhadapnya.
Perjalanan dua tahun kepengurusan PP GMKI Masa Bakti 2018-2020 tidak terasa
sudah kita lewati bersama. Dinamika yang terjadi dalam kepengurusan membuat kita
semakin sadar bahwa masih ada kelemahan dan kelebihan dalam mengemban
pelayanan dan tanggung jawab sebagai PP GMKI. Program Bidang Media, Komunikasi
dan Informasi yang telah disusun dalam Sidang Pleno I dan II adalah sesuai dengan
keputusan dalam Kongres XXXV di Bogor. Bidang Media, Komunikasi dan Informasi
selalu berusaha untuk melakukan pembenahan sistem manjamen informasi dan
komunikasi yang berbasis teknologi, sehingga GMKI dalam menyampaikan ide dan
gagasan dapat dirasakan oleh internal organisasi dan tiga medan layan GMKI yaitu
Gereja, Perguruan Tinggi dan Masyarakat.
Pengelolaan data dan informasi sebagai organisasi yang modern dan
berdasarkan kebutuhan serta sistem database keanggotaan digital berbasis server
dan online yang terpusat. Sehingga kita dapat memantapkan pola kordinasi dan
distribusi informasi serta dukumentasi organisasi yang mampu mengindentifikasi
potensi-potensi dan kekayaan SDM organisasi melalui media teknologi informasi
seperti website, facebook, instagram, twitter, youtube, email dan lainnya.

2. Keadaan Internal Organisasi pada Bidang Media Komunikasi dan Informasi


Peran teknologi dan riset saat ini semakin berkembang, keadaan ini membuat pola
gerakan harus segera beralih kepada konteks perkembangan jaman. Intervensi
teknologi dewasa ini semakin mengalami dinamika dan perubahan yang semakin
cepat sesuai dengan tuntutan zaman. Bahkan teknologi saat ini semakin massif dan
dengan cepat berubah sesuai dengan tuntutan zaman. Zaman yang mulai menyentuh
dunia virtual, konektivitas digital, media dan riset ilmiah dan penguasaan akan big
data. Istilah ini dikenal dengan nama internet of things. Revolusi digunakan untuk
menunjukkan perubahan yang sangat cepat dan fundamental yang bersifat
disruption. Begitu juga dengan teknologi dan informasi yang merupakan bagian dari
komputer dan informasi, semakin canggih dan dapat di akses dimana saja dan kapan
saja, semakin cepat dan mudah dalam update informasi. Perkembangan informasi
dan teknologi memiliki peran penting dalam era komunikasi modern saat ini. Namun
percepatan teknologi ini juga akan merusak nilai nilai dan norma masyarakat ketika
salah menggunakan bahkan beresiko menimbulkan konflik. Pengguna media sosial
cenderung ingin menyampaikan informasi, namun berita ataupun informasi yang
mereka terima belum tentu benar. Dalam mengkonfirmasi pun demikian, pengguna
media seringkali berorientasi afirmatif dan mengabaikan sisi objektif.
Belakangan hari ini semakin banyak penyebaran berita hoax melalui internet.
Hal ini menjadi sorotan publik dan diperbicangkan yang pada akhirnya justru
menimbulkan keresahan di masyarakat. Ironisnya, tidak sedikit masyarakat yang
kemudian percaya dengan ragam konten informasi yang belum diketahui validasi
dan fakta-faktanya, bahkan dengan mudah menyebarkan berita tersebut. Seiring
dengan kemajuan zaman tersebut, hendaklah GMKI dapat mengikuti dan menjawab
perkembangan zaman serta dapat berbagi informasi yang positif, intelektual,
kreativitas, inovatif dan tentu sebagai gerakan modern. Membangun karakter yang
jujur, bertanggung jawab, transparan yang dibungkus dalam sebuah keteladanan
dalam berbuat baik. Mampu meningkatkan Tech Savvy yang didukung oleh data dan
fakta untuk menghantarkan gerakan kita ini pada keutuhan ciptaan, berbangsa dan
bernegara. Sehingga dapat menggunakan keilmuannya dalam kehidupan masyarakat
dan berbagi sampai masa mendatang. Adapun harapan kedepannya adalah:
GMKI harus mampu mengembangkan dan membudayakan menulis yang berbasis
fakta yang objektif dengan menggunakan prinsip-prinsip dan etika pers dan ke-
jurnalisme-an dan penyampaian pendapat.
1. Tersentralnya informasi GMKI dalam satu website dengan sistem terhubung
antara pusat dengan cabang-cabang, serta dengan system keamanan website
database karena memiliki kelemahan yaitu sistem keamanannya yang belum
terjamin sehingga data base terjaga.
2. Perlunya diperbaruhi website kembali dengan mengandeng pembuat website
dari unsur profesional untuk membuat website GMKI. Saat ini alamat link
website GMKI yaitu www.gmki.or.id.
3. Perlunya satu media yang merupakan wadah setiap kader untuk mendorong
budaya menulis serta menyuarakan gerakan Oikoumene dan Nasionalis ditengah
maraknya media mainstream dan bahaya radikalisme.
4. Mengembangkan database organisasi berbasis online. Dalam hal ini untuk
mengetahui datadata dan jumlah keseluruhan anggota GMKI mulai dari cabang
sampai kepusat yang dapat diakses seluruh anggota dimana saja.
5. Perlu dilakukannya pembentukkan yang matang serta yang solid tim konten
Kreator dalam membuat video singkat yang focus isu nasionalisme dan
oikumenisme pada akun youtbe GMKI channel sehingga dalam proses kerja-
kerja orgnaisasi berjalan sesuai dengan konteks saat ini
Sekretaris Fungsi Bidang Media Komunikasi dan Informasi
Berikut Laporan pelaksanaan Program terstruktur yang telah diputuskan di Sidang
Pleno PP GMKI :

D. Nama Program : Pelatihan dan Pengembangan Jurnalisme

1. Dasar Pemikiran
Peran Jurnalisme sangat besar pengaruhnya dalam realitas kehidupan organisasi
GMKI, diantaranya adalah memberikan informasi sampai kepada gereja, perguruan
tinggi dan masyarakat. Pengetahuan terkait ke-jurnalisme-an bagi seorang kader
GMKI tidak bisa datang begitu saja tapi perlu dibangun melalui kebiasaan-kebiasaan
yang mampu merangsang kecerdasan seseorang kader, salah satunya adalah
jurnalisme dan pers itu sendiri, yang dalam hal ini bisa dibangun melalui pelatihan
jurnalistik. Dengan adanya pelatihan jurnalistik akan sangat membantu kader GMKI
dalam mengasah kreatifitas dan bakatnya, khususnya dalam bidang tulis menulis.
Dengan jurnalistik juga mampu membangun daya kritis nalar pelajar dan mahasiswa
dalam membaca realitas kehidupan.
2. Pengorganisasian
Sekretaris Umum cq. Sekretaris Fungsi Media Komunikasi PP GMKI
3. Jenis Kegiatan :
3.1 Pelatihan Jurnalistik Nasional di Sibolga 2020
3.1.1 Pelaksanaan
Terealisasi
3.1.2 Tujuan
 Peserta mendapatkan pengetahuan terkait materi managemen Media
Sosial, Pengelolaan Website, Desain Grafis, Menulis Berita Fetaure dan
Siaran Pers, Cyber Journalism dan Critical Thinking
 Mampu mengelola website organisasi dan akun official GMKI Cabang
dengan baik,serta bijak dalam menggunakannya bagi kepentingan
organisasi,masyarakat,kampus dan gereja.
 Kader GMKI mampu menyusun siaran pers kegiatan GMKI yang akan
dikirim ke Media Nasional dan lokal dengan menjalankan pemahaman
jurnalisme.
 Memahami konseptualisasi fotografi jurnalistik dan mampu memenuhi
kebutuhan penyampaian pesan / informasi melalui foto dan video
 Menguasai teknik-teknik dasar fotografi dan video,komposisi foto,dan
teknik peliputan sehingga betul-betul mampu menghasilkan karya foto
dan video jurnalistik
 Meningkatkan pengetahuan,keterampilan,dan sikap kader GMKI
menggunakan Software Corel DRAW dan adobe photoshop, dan
desainmultimedia(seperti penggunaan kamera digital, video, camera,
software multimedia dan lain-lain ) guna menunjang pelaksanan tugas
dan fungsi organisasi
 Mampu membedakan bagaimana berpikir kritis dalam jurnalisme
online serta mampu mengumpulkan data melalui internet,verifikasi
informasi,analisis informasi,dan penulisan yang berdasarkan informasi
yang diperkuat oleh data dan fakta.
 Peserta yang ikut dalam pelatihan mampu menjadi pendorong dan
pelopor budaya menulis serta mempraktekkan dalam kehidupan
organisasi GMKI.
3.1.3 Waktu Pelaksanaan
Sabtu, 1 – 2 Februari 2020, Kota Sibolga Sumatera Utara

3.2 Pelatihan Jurnalistik Nasional “GMKI Journalism” di Purwokerto


3.2.1 Pelaksanaan
Terealisasi
3.2.2 Tujuan
 Peserta mendapatkan pengetahuan terkait materi materi tentang
teknik Menulis Berita, Managemen Media Sosial, Dasar dasar jurnalistik
online, Desain Grafis, Teknik Foto Jurnalistik
 Mampu mengelola website organisasi dan akun official GMKI Cabang
dengan baik,serta bijak dalam menggunakannya bagi kepentingan
organisasi,masyarakat,kampus dan gereja.
 Kader GMKI mampu menyusun siaran pers kegiatan GMKI yang akan
dikirim ke Media Nasional dan lokal dengan menjalankan pemahaman
jurnalisme.
 Memahami konseptualisasi fotografi jurnalistik dan mampu memenuhi
kebutuhan penyampaian pesan / informasi melalui foto dan video
 Menguasai teknik-teknik dasar fotografi dan video,komposisi foto,dan
teknik peliputan sehingga betul-betul mampu menghasilkan karya foto
dan video jurnalistik
 Meningkatkan pengetahuan,keterampilan,dan sikap kader GMKI
menggunakan Software Corel Draw dan adobe photoshop, dan
desainmultimedia kamera digital, video,camera,software multimedia
dan lain-lain ) guna menunjang pelaksanan tugas dan fungsi organisasi
 Mampu membedakan bagaimana berpikir kritis dalam jurnalisme
online serta mampu mengumpulkan data melalui internet,verifikasi
informasi,analisis informasi,dan penulisan yang berdasarkan informasi
yang diperkuat oleh data dan fakta.
 Peserta yang ikut dalam pelatihan mampu menjadi pendorong dan
pelopor budaya menulis serta mempraktekkan dalam kehidupan
organisasi GMKI.
3.2.3 Waktu Pelaksanaan
24 – 26 Mei 2019, Baturaden Purwokerto
4. Gambaran dan Evaluasi Pelaksanaan
 Pada dua kegiatan pelatihan yang telah diadakan tersisa dua pelatihan yang telah
di plenokan pada sidang pleno II PP GMKI yang hingga saat ini belum terlaksana
dikarenakan Pandemi Covid 19.
 Kegiatan Pelatihan Jurnalistik di Purwokerto dibuka dengan Seminar Nasional
yang bertajuk Pemuda dalam Pusaran Transformasi Digital, yang pada saat itu
dihadiri oleh Wakil Bupati Banyumas dan Senior GMKI Firman Jaya Daeli. Perserta
pelatihan dan seminar yang berlangsung di Purwokerto dihadiri oleh 55 peserta
dengan keterwakilan 15 Cabang yang hadir.
 Pemateri pada pelatihan Jurnalistik yang berlangsung di Purwokerto di isi oleh
Jojo Raharjo sebagai Tenaga Ahli Staff Kantor Kepresidenan RI dengan materi
teknik menulis berita dan feature, Lilik Dharmawan sebagai Fotografer
Profesional dengan materi Teknik Fotografi, Woro Wahyuningtyas sebagai Paritas
Institute dengan materi Berpikir Kritis, Fetra Tumanggor sebagai Direktur
Tagar.Id dengan materi managemen media sosial, Mawa Kresna sebagai
Wartawan Profesional tirto.id dengan materi Etika Jurnalisme Online, Chelsia
Chan sebagai Dewan Pers dengan Materi etika Jurnalisme dan Yoshua Abib dengan
materi desain grafis.
 Kegiatan Pelatihan Jurnalistik di Sibolga dibuka dengan Seminar Nasional dengan
pembahasan Potensi Kelautan dan Realitas Kemiskinan Masyarakat Pesisir dan
yang pelatihan berlangsung di Sibolga dihadiri oleh 60 peserta dengan
keterwakilan 12 Cabang yang hadir.
 Pemateri pada pelatihan Jurnalistik yang berlangsung di Sibolga di isi oleh Jason
Gultom sebagai Wartawan Antara dengan materi kode etik jurnalistik, Fetra
Tumanggor sebagai Direktur Tagar.id dengan materi managemen website dan
media sosial, Truly Okto sebagai wartawan professional tribun medan, Adventus
sebagai perwakilan HKI mengisi materi critical thingking, Andi Siahaan sebagai
fotografi professional mengisi materi Teknik foto dan jurnalistik, dan Abib Sinurat
mengisi materi Desain Grafis.
 Dari kedua pelatihan nasional jurnalistik yang terselenggara ada beberapa
evaluasi seperti rencana tindak lanjut pelatihan yang belum maksimal di tingkat
cabang.
 Pada pelaksanaan dua pelatihan ini, terdapat kendala-kendala yang dihadapi
panitia yaitu dalam hal mendatangkan peserta. Hal ini diakibatkan kurangnya
koordinasi antara panitia dengan peserta dalam penentuan jadwal kegiatan.
Sehingga rangkaian kegiatan terlambat dari jadwal yang sudah disepakati.
5. Rekomendasi
 Perlu dilakukannya pelatihan secara menyeluruh dan mengena kepada semua
cabang agar kader GMKI mampu berdaya saing dalam aspek jurnalisme
 Perlu pemaksimalan program rencana tindak lanjut setelah mengikut pelatihan
guna melatih kader GMKI menggunakan media massa dengan kebebasan yang
kadang mengabaikan etika jurnalistik serta tidak melakukan check-recheck dan
cover both-sides, juga menambah bahan bakar meningkatnya sentimen antar
kelompok masyarakat.

E. Nama Program : Pengelolaan Media Sosial PP GMKI

1. Dasar Pemikiran
Teknologi informasi dan komunikasi dan pengeloaan media sosial dan pengelolaan
informasi menjadi instrumen penting bagi media-media sosial GMKI serta perlunya
pengoptimalan Penataan Organisasi melalui pemetaan dan pemberdayaan seluruh
potensi organisasi yang memanfaatkan teknologi dan komunikasi.
2. Pengorganisasian
Sekretaris Umum cq. Sekretaris Fungsi Media Komunikasi PP GMKI
3. Tujuan
 Meningkatkan hubungan antara Pengurus Pusat dengan Pengurus Cabang
melalui komunikasi interaktif dan partisipatif melalui media sosial.
 Meningkatkan brand awareness dan user engagement Pengurus Pusat GMKI
dalam satu wadah tertentu guna melakukan promosi atau sekedar untuk
berinteraksi dengan masyarakat luar.
 Mengoptimalkan program program Pengurus Pusat, terutama dalam menangkal
isu hoax
 Menjalin komunikasi yang efektif dan dapat mempublikasikan kreativitas cabang
cabang di GMKI.
 Meningkatkan sistem manajemen informasi dan komunikasi organisasi dalam
pemanfaatan teknologi informasi.
4. Jenis Kegiatan :
4.1. Pengelolaan Akun Resmi Instagram @PPGMKI
4.1.1 Pelaksanaan
Terealisasi
4.1.2 Waktu Pelaksanaan
Kondisional sepanjang periodisasi
4.1.3 Gambaran dan Evaluasi Kegiatan
 Terbitnya 228 Postingan dalam satu periodisasi, bertambahnya jumlah
like dan followers kurang lebih 4000 pengikut, dan masifnya
penyebaran konten IG dengan repost ke cabang-cabang
 Masifnya akun resmi cabang dalam menandai kegiatan-kegiatan cabang
melalui dan dengan akun ppgmki
 Pembaharuan informasi dan kreativitas postingan IG di Media Sosial
secara berkesinambungan

4.2. Pengelolaan Akun Resmi Twitter @ppgmki


4.2.1 Pelaksanaan
Terealisasi
4.2.2 Waktu Pelaksanaan
Kondisional Sepanjang periodisasi
4.2.3 Gambaran dan EvaluasI Kegiatan
 Terbitnya 153 Postingan dalam satu periodisasi, bertambahnya jumlah
like dan followers kurang lebih 1000 pengikut, dan masifnya
penyebaran konten twitter melalui retweet
 Masifnya kader GMKI yang aktif di twitter dalam menandai kegiatan-
kegiatan cabang melalui dan dengan akun ppgmki
 Pembaharuan informasi dan kreativitas postingan Twitter di Media
Sosial secara berkesinambungan

4.3. Pengelolaan Akun Resmi Fanspage Facebook GMKI


4.3.1 Pelaksanaan
Terealisasi
4.3.2 Waktu Pelaksanaan
Kondisional Sepanjang periodisasi
4.3.3 Gambaran dan evaluasi kegiatan
 Terbitnya 284 Postingan dalam satu periodisasi, bertambahnya jumlah
like dan followers kurang lebih 4000 like, dan masifnya penyebaran
konten facebook serta komentar di kolom postingan fanspage.
 Masifnya kader GMKI dan akun resmi cabang yang aktif di facebook
dalam menyebar kegiatan-kegiatan dan konten-konten Fanspage
facebokk GMKI
 Perlunya Pembaharuan informasi dan kreativitas postingan Fanspage
Facebook di Media Sosial facebook secara berkesinambungan dan rutin.

Gambar 1 : Insight Fanspage Facebook Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia


4.4. Pengelolaan website gmki.or.id
4.4.1. Pelaksanaan
Terealisasi
4.4.2. Waktu Pelaksanaan
Kondisional Sepanjang periodisasi
4.4.3. Gambaran dan evaluasi kegiatan
 Terbitnya 148 Postingan berupa Artikel, Opini, Berita dan Informasi
kegiatan dalam satu periodisasi,
 Masifnya kader GMKI dan akun resmi cabang yang aktif di facebook
dalam menyebar kegiatan-kegiatan dan konten-konten dari website
gmki.or.id
 Perlunya pembaharuan tampilan website yang bersifat informasi
umum dan infromasi internat melalui rubrik dalam website gmki.or.id
secara berkesinambungan dan rutin

5. Pembiayaan
-
6. Rekomendasi
 Perlunya pemaksimalam tim kerja pada media digital GMKI, serta membentuk tim
professional untuk melakukan SEO dan Pengelolaan Konten pada media resmi PP
GMKI..
 Perlunya anggaran bagi media komunikasi untuk mengembangkan web
managemen agar daya hosting web dan SEO media resmi PP GMKI menjadi
pencarian utama dalam media pencarian umum seperti google, facebook,
instagram dan lain sebagainya.
 Perlunya system keamanan website database karena memiliki kelemahan yaitu
sistem keamanannya yang belum terjamin sehingga data base terjaga.
 Perlunya diperbaruhi website kembali dengan mengandeng pembuat website dari
unsur profesional untuk membuat website GMKI. Saat ini alamat link website
GMKI yaitu www.gmki.or.id.

F. Nama Program : Youtube GMKI Channel

1. Dasar Pemikiran
Perlunya dibentukanya satu lembaga dalam PP GMKI yang bergerak di dunia Pers
dan jurnalistik guna menjawab gerakan-gerakan Oikoumene dan nasionalisme
ditengah maraknya media mainstream, serta terbentuknya lembaga Pers GMKI
dikarenakan menjawab rekomendasi Kongres Bogor pada saat itu bahwa perlu ada
wadah pers GMKI sebelumnya hanya bersifat kelompok kerja Pers.
2. Pengorganisasian
Sekretaris Umum cq. Sekretaris Fungsi Media Komunikasi PP GMKI

3. Pelaksanaan
Tidak terealisasi
4. Waktu Pelaksanaan
14 Desember 2019
5. Indikator Pencapaian
-
6. Tujuan
 Meningkatkan sistem manajemen informasi dan komunikasi organisasi GMKI
dalam pemanfaatan teknologi informasi dengan menggunakan video melalui akun
youtube GMKI Channel
 Mendorong struktur orgnaisasi mencipatakan citra postif sebagal organisasi
kemahasiswan di masyarakat dalam melaksanakan informasi dan komunikasi
dalam konteks kekikinian.

7. Pembiayaan
-
8. Evaluasi Pelaksanaan
Video yang terbit dan posting hanya berjumalh 10 video dalam satu periodisasi
sehingga perlu pembentukkan yang matang serta yang solid tim konten Kreator
dalam membuat video singkat yang focus isu nasionalisme dan oikumenisme pada
akun youtbe GMKI channel
9. Rekomendasi
Perlu dilakukannya pembentukkan yang matang serta yang solid tim konten Kreator
dalam membuat video singkat yang focus isu nasionalisme dan oikumenisme pada
akun youtbe GMKI channel sehingga dalam proses kerja-kerja orgnaisasi berjalan
sesuai dengan konteks saat ini

G. Nama Program : Pembentukan Lembaga Pers

1. Dasar Pemikiran
Perlunya dibentukanya satu lembaga dalam PP GMKI yang bergerak di dunia Pers
dan jurnalistik guna menjawab gerakan-gerakan Oikoumene dan nasionalisme
ditengah maraknya media mainstream, serta terbentuknya lembaga Pers GMKI
dikarenakan menjawab rekomendasi Kongres Bogor pada saat itu bahwa perlu ada
wadah pers GMKI sebelumnya hanya bersifat kelompok kerja Pers.
2. Pengorganisasian
Sekretaris Umum cq. Sekretaris Fungsi Media Komunikasi PP GMKI
3. Pelaksanaan
Terealisasi, namun belum maksimal
4. Waktu Pelaksanaan
14 Desember 2019
5. Tujuan
 Meningkatkan sistem manajemen informasi dan komunikasi organisasi GMKI
dalam pemanfaatan teknologi informasi dengan menggunakan pendekatan Pers.
 Mendorong struktur orgnaisasi mencipatakan citra postif sebagal organisasi
kemahasiswan di masyarakat dalam melaksanakan fungsi Pers.
 Mendorong struktur organisasi dalam membangun agitasi dan propaganda
tentang isu-isu yang sedang di kaji melalui lembaga pers.
6. Pembiayaan
Terlampir
7. Evaluasi Pelaksanaan
 Pembentukan Lembaga Pers telah dibentuk setelah melakukan proses pencarian
sumber daya anggota lembaga yang cukup panjang.
 Dinamkia Lembaga Pers GMKI mengalami stagnansi dimana tim sangat sulit
untuk berkumpul mengkonsolidasi yang berakibat kerjasama belum bisa
dilakukan.
8. Rekomendasi
 Perlu dilakukannya pembentukkan yang matang serta yang solid sehingga dalam
proses kerja-kerja lembaga pers berjalan sesuai dengan harapan.
 Perlu melakukan kualifikasi yang matang terhadap perekrutan pengurus lembaga
Pers

H. Non Program : Creative Milenial Talks

1. Dasar Pemikiran
Keberadaan generasi millenial sebagai bonus demografi penduduk Indonesia
menjadi peluang untuk meningkatkan produktivitas bangsa dalam memenangkan
persaingan global. Dasar kegiatan adalah bersifat non program dan menjadi salah
satu upaya solutif yang mulai tumbuh di kalangan kader GMKI untuk menjadikan
bangsa menjadi lebih produktif. Pemuda saat ini merupakan generasi milenial, yang
memiliki potensi besar dalam mengontrol berbagai perubahan dan informasi yang
ada melalui fungsinya sebagai agen perubahan (agent of change). Maka dari itu,
GMKI harus terus membumikan nilai-nilai kebangsaan, membumikan perdamaian
dan saling memahami. Hal ini akan memperkuat kemajemukan yang ada di bangsa
ini tanpa provokasi.

2. Pengorganisasian
Bidang Medkominfo, Kordinator Wilayah III Jakarta – Jawa barat

3. Pelaksanaan
Terealisasi, namun belum maksimal

4. Waktu Pelaksanaan
4-7 Oktober 2019
5. Indikator Pencapaian
 Terlaksananya dialog dengan mengunjungi cabang-cabang yang berada di wilayah
III lalu melakukan kegiatan diskusi.
 Terlaksananya aktivitas dialektis antara cabang dan bidang medkominfo beserta
kordinator wilayah III yang memiliki tujuan untuk belajar mengenai proses suatu
hal secara langsung.
6. Tujuan
 Meningkatkan daya produktif cabang di wilayah III dalam mengelola organisasi
terutama dalam konteks kemajuan teknologi
 Mendorong struktur orgnaisasi cabang agar memhami kendala dan dinamika
cabang dalam konteks era milenial
 Mendorong struktur organisasi dalam membangun pengelolaan media yang baik
dalam mengembangkan sebuah organisasi
7. Pembiayaan
-
8. Evaluasi Pelaksanaan
Creative Milenial Talks dengan konsep mengunjungi cabang-cabang adalah
mengumpulkan kendala-kendala dalam mengelola organisasi khusunya media dan
teknolgi, namun seriring waktu berjalan pertemuan tidak bisa dilaksanakan kembali
lagi karena pandemic covid yang membtasi ruang gerak.
9. Rekomendasi
Perlu diadakan secara sistematis dan terencana agar pola kegiatan yang sifatnya
menjemput bola seperti ini tetap efisien dalam melakukan tugas organisasi

I. Non Program : Klinik Jurnalistik

1. Dasar Pemikiran
GMKI harus mampu mengembangkan dan membudayakan menulis yang berbasis
fakta. Hal ini akan menunjukkan kemampuan anggota dalam menuangkan pola dan
pokok pikir.
2. Pengorganisasian
Bidang Fungsi Media Komunikasi PP GMKI
3. Pelaksanaan
Terealisasi, namun belum maksimal
4. Waktu Pelaksanaan
14 Desember 2019 di GMKI Karawang
5. Tujuan
 Mendorong struktur organisasi membangun budaya menulis di setiap kader GMKI
serta mencipakan kader GMKI yang mempu mencari data-data
 Peserta mampu mendesain sebuah konten media sosial yang bertujuan untuk
membranding organisasi cabang
 Perserta mampu mempraktekken dan mengetahui jurnalisme sehingga mampu
secara mandiri mengoptimalkan kerja-kerja media organisasi.

J. Non Program : Lomba Menulis Diesnatalis GMKI ke 69 “GMKI Milenial”

1. Dasar Pemikiran
Dalam rangka Diesnatalis GMKI ke 69 serta juga dalam rangka meningkatkan minat
menulis dan menyampaikan gagasan maka GMKI perlu menggali potensi-potensi
baru dari, serta diharpakna mampu menciptakan kader baru dari generasi muda
yang mampu memepertahankan nilai nilai kebangsaan dalam konteks nasionalisme
dan oikumenisme sehingga tidak punah seiring dengan pergantian zaman.
2. Pengorganisasian
Bidang Fungsi Media Komunikasi PP GMKI
3. Pelaksanaan
Terealisasi
4. Waktu Pelaksanaan
6 Februari 2019
5. Tujuan
 Meningkatkan minat untuk menulis, dari hasil evaluasi diri dari kegiatan yang
terselenggara
 Dapat meningkatkan pengetahuan dalam bidang jurusan masing-masing kader
sehingga dapat menciptakan ide-ide atau gagasan baru untuk mengatasi masalah
yang terjadi dengan upaya pencegahan, khususnya masalah kebangsaan dan
kekristenan.
6. Pembiayaan
-
7. Gambaran dan Evaluasi Pelaksanaan
 Lomba menulis yang bertemakan “GMKI Milenial’ ini dilaksanakan atas dasar
penyelanggaran dan perayaan Diesnatalis GMKI yang ke 69 di Jambi. Kegiatan
dilakukan agar melihat bagaimana pandangan kader GMKI terhadap suatu
masalah yang terjadi saat ini lalu kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan.
 Pemenang Lomba Juara 1 adalah Elyan Kowi dari GMKI Salatiga dengan judul
Kritis membangun komunikasi virtual ala Scharman, Juara 2 adalah Lintang Rutri
dari GMKI Purwokerto dengan judul Membangun integritas sebagai cermin
pribadi kristus dalam menghadapi tantangan era milenial, Juara 3 adalah Habibie
Hendra dari GMKI Jakarta Barat dengan judul Peran Gerakan Mahasiswa Kristen
Indonesia dalam Menghadapi intoleransi di Era Milenial.

3. Penutup
Demikianlah laporan ini kami sampaikan pada forum Sidang Pleno III PP GMKI Masa
Bakti 2018- 2020. Kiranya menjadi dasar dalam megeluarkan ide dan gagasan yang
akan dituang dalam Kongres XXXVII. Tuhan Yesus Kristus sang kepala gerakan
menyertai kita semua. Ut Omnes Unum Sint.
Ut Omnes Unum Sint !!!

Jakarta, 18 November 2020

Ketua Bidang Media Komunikasi dan Informasi


Benardo Sinambela

Sekretaris Fungsi Media Komunikasi dan Informasi


Yoshua Abib Sinurat
VI. BIDANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

I. Pendahuluan
Syalom !
Puji syukur dan terima kasih kita panjatkan kehadirat Tuhan kita, Yesus Kristus, Sang
Kepala Gerakan dan Sang Kepala Gereja Yang Esa, Am dan Oikumenis atas penyertaan dan
perlindunganNya kepada kita seluruh civitas Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI)
dalam menjalankan, menata dan mengelola roda organisasi kita ini. Dia yang telah memulai
terbentuknya gerakan ini, menyertai dan memimpin jalannya organisasi sehingga samapai
saat ini. Dengan senantiasa mengandalkan Tuhan Yesus Kristus, akhirnya berbagai rintangan,
hambatan kesulitan, tantangan serta pergumulan dalam pelayanan ini dapat kita lalui
bersama.
Dalam perjalanan Pengurusan 2 tahun PP GMKI, bidang Pemberdayaan Perempuan
sudah berusaha melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai hasil pleno 1. Program-program
bidang pemberdayaan hampir terealisasi semua sesuai hasil pleno 1. Akan tetapi tidak bisa
dipungkiri dalam melaksanakan program-program bidang Pemberdayaan Perempuan GMKI
masih banyak mengalami kendala baik dari internal maupun eksternal. Secara garis besar
program bidang Pemberdayaan Perempuan sudah disusun secara sitematis, namun dalam
pelaksanannya ada beberapa program yang belum dikerjakan maksimal terkhususnya dalam
penyusunan format pemberdayaan perempuan GMKI yang berbasis kearifan lokal. Bidang
Pemberdayaan Perempuan sudah berusaha menyusun format tersebut yang nantinya akan
dibagikan ke cabang-cabang setanah air untuk mendukung program perempuan di cabang-
cabang. Kendala yang di alami bidang Pemberdayaan Perempuan awalnya dimana tidak ada
kajian yang dalam dari tahun sebelumnya terkait pembentukan bidang ini menjadi satu
bidang, dimana sebelumnya sekfung perempuan masuk dalam bidang aksi dan pelayanan.
Dalam GBPKUO tidak dijelaskan secara sistematis dalam penjentawahan program tersebut.

II. Keadaan Internal Organisasi Pada Bidang Pemberdayaan Perempuan


Seiring berjalannya program bidang Pemberdayaan Perempuan, bidang Pemberdayaan
Perempuan melaksanakan diskusi dengan beberapa senior yang bergerak dalam
keperempuanan dan diskusi dengan mitra GMKI. Banyak masukan yang kami terima
sehingga memberikan kami wawasan terkait kendala-kendala dalam pelaksanaan program.
Oleh karena itu Bidang pemberdayaan perempuan berusaha menyusun format tersebut yang
sudah pernah di kirim ke cabang setanah air sebelum mengikuti pelatihan advokasi yang
dilaksanakan di Yogyakarta. Format yang dikirimkan dalam bentuk silabus menjadi langkah
awal, dan selanjutnya bidang pemberdayaan perempuan tetap melakukan kajian dan diskusi
untuk memantapkan dalam pembuatannya. Berpijak dari situ, maka kami juga memperoleh
pengetahuan dan pengalaman bahwa bidang ini sangat dibutuhkan.

III. Rekomendasi dan Harapan pada Bidang Pemberdayaan Perempuan


Bidang Pemberdayaan Perempuan nantinya akan lebih merampungkan lagi dalam
pembuatan format pembelajaran perempuan GMKI. Bidang Pemberdayaan Perempuan akan
menjadi bidang yang fokus dalam melatih kader-kader perempuan GMKI baik terkait isu
gender, kekerasan, publik speaking, Kepemimpinan perempuan (gereja, masyarakat,
perguruan tinggi) dan lain-lain yang bertujuan dapat menjawab tantangan dimasa yang akan
datang. Pelatihan-pelatihan yang didapatkan kader-kader perempuan GMKI dapat
dijawentahkan sebagai bentuk dari misi GMKI, yaitu mempersiapkan pempimpin penggerak
yang ahli dan bertanggung jawab.
Adapun program lain yang menjadi sorotan bidang pemberdayaan perempuan adalah
terbentuknya posko pengaduan kekerasan terhadap perempuan mulai dari cabang dan
tersentral di pusat, mengingat kasus kekeresan terhadap perempuan yang semakin meningkat.
Sebelumnya posko pengaduan kekerasan perempuan akan di launching di kegiatan konas
perempuan GMKI yang di adakan di Kupang, akan tetapi kegiatan tidak dapat dilakukan
karena pandemi covid 19. Semoga posko pengaduan kekerasan seksual dapat dijalankan oleh
kepengurusan yang baru untuk menjawab setiap kebutuhan saat ini.

IV. Sekretaris Fungsi Pemberdayaan Perempuan


Berikut Laporan Pelaksanaan Program terstruktur yang telah diputuskan di Sidang Pleno
Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2018-2020 :

1. Nama Program : Penguatan Kapasitas Perempuan


Dasar Pemikiran : Kader perempuan GMKI perlu untuk mendapatkan
pelatihan-pelatihan yang memberikan pengetahuan mengenai
ketidaksetaraan gender yang terjadi, dan tindakan yang dapat
dilakukan untuk dapat memperjuangkan keadilan dan
kesetaraan gender. Dengan program ini diharapkan kader
dapat secara kreatif memanfaatkan teknologi untuk
menyalurkan kemampuan dalam mengkampanyekan gagasan
dan solusi yang tepat serta komprehensif bagi perempuan
Tujuan : 1) Memperkuat kapasitas kader dalam melakukan
pendampingan isu gender
2) Menciptakan kader perempuan yang dapat
memanfaatkan media untuk menyuarakan aspirasinya.
Jenis Kegiatan :
1.1. Seminar Nasional & Pelatihan Advokasi Perempuan
 Waktu Pelaksanaan
29 Agustus – 31 Agustus 2019
 Target/ Partisipan
Badan Pengurus Cabang dan Anggota
 Pengorganisasian
Sekretaris Umum cq. Sekretaris Fungsi Pemberdayaan Perempuan
 Indikator Ketercapaian
1. Kader perempuan GMKI mampu mengidentifikasi isu kontekstual
2. Kader perempuan GMKI dapat mengampanyekan isu perempuan
menggunakan media elektronik dengan konten yang menarik dan berbobot
 Pelaksanaan : Terlaksana
Kegiatan Seminar Nasional dan Pelatihan Advokasi Perempuan diadakan di
Auditorium Koinonia Universitas Kristen Duta Wacana dan Wisma Camelia
Kaliurang, Yogyakarta. Tema yang diangkat adalah “Perempuan Cerdas,
Perempuan Berdaya”. Kegiatan dibuka oleh Gusti Kanjeng Ratu Hemas
(Permaisuri Yogyakarta, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik
Indonesia Periode 2009 – 2014 dan 2014-2019), dan pembicara : Prof. Dr. Sri
Adiningsih, MSc (Ketua Dewan Pertimbangan Presiden RI 2014-2019), Dr. Ir.
Arianti Ina Restuani Hunga, MSi. (Akademisi), Pdt. Krise Gosal (Wakil
Sekretaris Umum PGI). Kegiatan ini diikuti oleh 49 orang yang merupakan
perwakilan dari 26 cabang sebagai berikut:
- Ambon
- Balikpapan
- Bandung
- Bengkulu
- Jambi
- Jogjakarta
- Kendari
- Makassar
- Malang
- Palopo
- Pontianak
- Purwokerto
- Salatiga
- Serang
- Sibolga
- Sintang
- Surabaya
- Tanjungpinang
- Ternate
- Tobelo
- Tondano
- Manado
- Sumedang
- Jailolo
- Bogor
- Serang
Pelatihan Advokasi berjalan dengan penerimaan materi, dan diskusi kelompok
yang didampingi langsung oleh fasilitator di tiap kelompok. Fasilitator tersebut
merupakan aktivis-aktivis perempuan yang juga adalah Senior GMKI yaitu :
Nelsi Hasibuan, Ratnawati Lesawengan, Tiar Simorangkir, Helmy Christina.
Peserta dibagi kedalam kelompok yang akan mengidentifikasi bias atau
ketidakadilan gender dengan belajar langsung ke tempat-tempat sebagai berikut :
a. Perempuan dan Kebijakan – Solidaritas Perempuan dan Rifka Annisa
b. Kekerasan terhadap Perempuan – Mitra Wacana
c. Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak – Lembaga Pemasyarakatan
Perempuan Kelas IIB Yogyakarta
d. Perlindungan Gender – Pesantren Waria
Eksposure ke tempat-tempat diatas ditujukan untuk menganalisa kasus-kasus
ketidakadilan gender. Kemudian dilanjutkan dengan materi "Teknik Advokasi"
dan "Jurnalistik dan Metode Campaign". Setelah itu para peserta dibimbing oleh
Fasilitator untuk mencari jalan keluar (advokasi dan pengorganisasian) setiap
masalah yang ada disetiap kelompok.
 Evaluasi Pelaksanaan
Kegiatan berjalan dengan lancar. Peserta yang mendaftar melebihi kuota yang
ditentukan oleh Pengurus Pusat dan Panitia, hPeserta dapat berdiskusi langsung
dengan didampingi oleh mentor yang telah berpengalaman melakukan advokasi
isu-isu keperempuanan. Namun dikarenakan waktu yang terbatas, materi yang
dapat diberikan hanya terbatas pada materi materi advokasi dasar.
 Rekomendasi
Perlu dilakukan pelatihan secara berkelanjutan terhadap kader perempuan GMKI
dalam mengenali ketidakadilan gender dan tindakan yang dapat dilakukan
sebagai kader GMKI. Apabila dimungkinkan kader yang mengikuti pelatihan dari
dasar sampai ke pelatihan jenjang berikutnya adalah orang yang sama agar dapat
memiliki pengetahuan advokasi secara komprehensif.

1.2. Studi/ Diskusi Tematis


 Waktu Pelaksanaan
Selama periode kepengurusan (detail tercantum dalam kolom ‘Pelaksanaan’)
 Target/ Partisipan
Badan Pengurus Cabang dan Anggota
 Pengorganisasian
Sekretaris Umum cq. Sekretaris Fungsi Pemberdayaan Perempuan
 Indikator Ketercapaian
Kader perempuan GMKI memahami berbagai macam isu-isu mengenai gender
yang terjadi disekitarnya.
 Pelaksanaan : Terlaksana
Diskusi dilakukan dengan mengangkat tema dan isu mengenai keperempuanan,
berjalan selama masa kepengurusan. Diskusi mengundang pembicara-pembicara
dari Komisi Nasional Perempuan, LSM Perempuan, dan aktivis-aktivis
perempuan. Tema-tema yang sempat diangkat meliputi :
1. Rape Culture, Pemerkosaan yang Dilumrahkan, 11 Mei 2019. Diskusi ini
membahas mengenai bagaimana paradigma yang terbentuk di masyarakat
yang masih sering menyalahkan korban dalam suatu pelecehan maupun
kekerasan yang terjadi pada wanita.
2. Budaya Patriarki dalam Perpolitikan Indonesia, 5 April 2019. Diskusi ini salah
satunya membahas mengenai parlementer treshold dan apakah hal tersebut
merupakan salah satu hal yang efektif untuk mendorong partisipasi
perempuan kedalam dunia politik.
3. Time for Action on Ending Violence Against Woman, 8 Maret 2019. Diskusi
ini membahas mengenai kekerasan yang dialami oleh perempuan dan hal apa
yang dapat dilakukan untuk menghentikan kekerasan yang dialami perempuan-
perempuan tersebut.
 Evaluasi Pelaksanaan
Dari beberapa diskusi yang dilakukan masih terasa kurangnya minat dari kader-
kader khususnya kader perempuan untuk dapat terlibat dalam diskusi. Hal ini
dapat terlihat dari jumlah kehadiran peserta yang minim.
 Rekomendasi
Kedepannya agar dapat ditemukan metode yang dapat lebih menarik minat dari
kader perempuan untuk dapat mengikuti diskusi-diskusi dengan isu perempuan.

2. Nama Program : Kejar Target Undang Undang Responsif Gender


Dasar Pemikiran : Masih minimnya kebijakan yang responsif gender di
Indonesia. Hal tersebut dapat terlihat dari minimnya
perlindungan hukum yang diberikan kepada korban-korban
kekerasan seksual di Indonesia. Salah satu regulasi yang
perlu diperjuangkan secara maksimal yaitu Rancangan
Undang Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU P-
KS). RUU P-KS telah diusulkan dari tahun 2014, mulai
dibahas tahun 2016, namun tidak kunjung disahkan dengan
berbagai macam alasan. Maka dirasa perlu untuk
berpartisipasi dan aktif terlibat dalam memperjuangkan
disahkannya RUU P-KS tersebut dan juga Undang-Undang
lainnya yang melindungi, memenuhi, dan memulihkan hak-
hak korban kekerasan seksual serta memberikan
perlindungan kepada perempuan dan kelompok lainnya.
Tujuan : 1) GMKI dapat berpartisipasi dan berkontribusi secara
nyata dalam memperjuangkan lahirnya regulasi yang
memberikan perlindungan kepada korban kekerasan
seksual.
2) Kader GMKI terus melakukan pengkajian terhadap
regulasi regulasi disekitarnya dan menelaah dampak
regulasi tersebut kepada perempuan/ anak/ kelompok
masyarakat.
Jenis Kegiatan : Diskusi, Studi Kebijakan Pemerintah, Advokasi dan
Kemitraan dengan Lembaga/ Ormas
Perempuan Waktu Pelaksanaan : Selama periode kepengurusan
Target/ Partisipan : Pengurus Pusat, BPC, Anggota
Pengorganisasian : Sekretaris Umum cq. Sekretaris Fungsi Pemberdayaan
Perempuan
Indikator Ketercapaian : 1) RUU Penghapusan Kekerasan Seksual disahkan atau
dapat masuk kedalam Program Legislasi Nasional
(Prolegnas) Prioritas.
2) Terbangunnya kemitraan dengan lembaga/ Ormas yang
bergerak dibidang perempuan.
Pelaksanaan : Terlaksana
Selama 2 tahun ini bidang pemberdayaan perempuan
Pengurus Pusat menjalin kemitraan dengan Komnas
Perempuan dan bergabung kedalam gerakan masyarakat
sipil/ Aliansi Gerakan Perempuan Anti Kekerasan (GERAK
Perempuan) yang didalamnya merupakan gabungan dari
Komnas Perempuan, Organisasi Cipayung bidang
Perempuan, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) beberapa
Universitas, Lembaga Bantuan Hukum (LBH), LSM
Perempuan, dan organisasi masyarakat sipil lainnya. Melalui
GERAK Perempuan, dilakukan koordinasi dan kolaborasi
dalam berbagai diskusi formal maupun informal baik sebagai
penyelenggara, pembicara, maupun sebagai peserta.
Berbagai kegiatan yang dilakukan bersama-sama antara lain:
1) Focus Group Discussion : RUU Penghapusan
Kekerasan Seksual, 7 Desember 2018.
2) Konferensi Pers Pawai Akbar “Dengarkan Suara
Korban, Sahkan RUU Penghapusan Kekerasan
Seksual”, 6 Desember 2018. Konferensi Pers dilakukan
dengan mengundang beberapa media cetak dan media
elektronik. Inti dari konferensi pers ini adalah
mendorong disahkannya RUU P-KS dan memberikan
point-point tuntutan yang akan disampaikan dan
diperjuangkan pada Pawai Akbar tanggal 8 Desember
2018. Konferensi Pers ini diliput juga di Metro TV dan
Kompas TV.
3) Pawai Akbar Gerakan Masyarakat untuk Pengesahan
RUU Penghapusan Kekerasan Seksual, 8 Desember
2018. Dilakukan dengan long march yang dimulai dari
Parkiran Sarinah Thamrin, dengan titik orasi di Kantor
Kementerian Perempuan dan Perlindungan Anak, dan
terakhir panggung seni dan budaya sekaligus
penandatanganan Pakta bersama untuk menuntut
disahkannya RUU P-KS di Taman Aspirasi Monumen
Nasional (Monas).
4) Aksi Demonstrasi menuntut disahkannya RUU
Penghapusan Kekerasan Seksual, 17 September 2019.
GMKI sebagai Koordinator Lapangan yang
bertanggung jawab atas aksi gabungan dari GERAK
Perempuan di DPR RI untuk menuntut pengesahan
RUU P-KS.
5) Aksi Reformasi Dikorupsi, 29 September 2019.
Selama persiapan aksi, GMKI bersama GERAK
Perempuan melakukan konsolidasi bersama untuk
memasukkan kedalam tuntutan masa Reformasi
Dikorupsi mengenai pengesahan RUU- PKS. Aksi
dilakukan di DPR RI.
6) Aksi penyampaian aspirasi melalui pengiriman
Karangan Bunga untuk menuntut disahkannya RUU
Penghapusan Kekerasan Seksual ke Kantor DPR RI, 5
September 2019
7) Diskusi bersama mengkaji, Rancangan Undang
Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga, LBH
Jakarta.
Evaluasi Pelaksanaan : Perjuangan untuk menuntut dibentuknya suatu Undang
Undang bukanlah merupakan hal yang mudah dan dapat
dilakukan dalam waktu yang singkat. Diperlukan suatu
kolaborasi bersama dengan segala lapisan masyarakat untuk
mendorong pemerintah maupun DPR RI untuk segera
mengesahkan Undang Undang ini. Perjuangan yang selama 2
tahun ini dilakukan dalam berbagai lini dirasa sudah
dimaksimalkan menyesuaikan dengan kapasitas yang ada.
Namun memang bola pengambilan keputusan ini terletak di
DPR RI. RUU P-KS saat ini dikeluarkan dari Program
Legislasi Nasional (Prolegnas) Prioritas 2020 dengan alasan-
alasan yang tidak masuk diakal.
Rekomendasi : 1) Kedepannya kemitraan yang telah dibangun dengan
berbagai elemen diharapkan agar dapat terus
dilanjutkan dan terus berpartisipasi aktif didalam
memperjuangkan hak-hak perempuan
2) Mengawal proses pembahasan RUU P-KS dan
berpartisipasi aktif dalam mendorong disahkannya
RUU tersebut menjadi Undang Undang.
3) Terus melakukan pengkajian mengenai rancangan-
rancangan Undang Undang yang mempengaruhi
kehidupan kaum perempuan. Salah satu yang perlu
juga dilakukan pengkajian dan didorong untuk
pengesahannya adah Rancangan Undang Undang
Perlindungan Pekerja Rumah Tangga.

3. Nama Program : Pertemuan Perempuan GMKI


Dasar Pemikiran : Perlu adanya suatu momen pertemuan antara seluruh kader
perempuan GMKI dengan senior-senior perempuan GMKI
maupun aktivis perempuan untuk dapat saling berkonsultasi
dan memperluas pengetahuan kader perempuan GMKI
sekaligus memberikan apresiasi kepada senior senior
perempuan yang telah sukses dan berprestasi dalam
bidangnya.
Tujuan : 1) Mengidentifikasi kondisi dan permasalahan yang
terjadi terkait dengan perempuan di daerah masing-
masing dan dapat bertukaran pikiran dan pengalaman
antar peserta konsultasi nasional mengenai partisipasi
aktif yang dapat dilakukan untuk mengentaskan
permasalahan keperempuanan yang terjadi.
2) Wadah untuk transfer and sharing knowledge dari para
senior perempuan GMKI kepada kader-kader
perempuan GMKI sekaligus memberikan apresiasi
kepada senior perempuan GMKI yang terus
memperjuangkan hak-hak perempuan dimanapun
berada.
3) Membangun suatu komunitas perempuan GMKI baik
senior maupun anggota perempuan GMKI.
Jenis Kegiatan : Konsultasi Nasional
Perempuan Waktu Pelaksanaan : 11- 18 April
2020
Target/ Partisipan : Pengurus Pusat, BPC, Anggota
Pengorganisasian : Sekretaris Umum cq. Sekretaris Fungsi Pemberdayaan
Perempuan
Indikator Ketercapaian : 1) Terlaksananya Konsultasi Nasional Perempuan
2) Teridentifikasinya permasalahan perempuan yang
terjadi di daerah masing-masing yang menghasilkan
suatu resolusi bersama.
3) Terbangun komunitas perempuan GMKI.
Pelaksanaan : Tidak Terlaksana
Pelaksanaan Konsultasi Nasional Perempuan rencananya
akan diadakan di Kupang pada bulan April 2020. Kegiatan
dipersiapkan bekerjasama dengan GMKI Cabang Kupang
sebagai tuan rumah dan panitia pelaksana. Segala persiapan
mulai dari materi, maupun pembicara telah dipersiapkan oleh
Pengurus Pusat, panitia lokal juga telah melakukan
koordinasi dengan pemerintah setempat baik ditingkatan
Provinsi maupun kota Kupang, dan susunan acara telah
dipersiapkan dengan matang. Namun disayangkan beberapa
minggu sebelum pelaksanaan kegiatan, terbit larangan dari
Pemerintah untuk melaksanakan kegiatan yang berkaitan
dengan pengumpulan masa untuk pencegahan penyebaran
virus Covid-19. Maka berdasarkan pertimbangan tersebut
serta permohonan dari Panitia Konas Perempuan Nomor
0015/S/EXT/PAN.PN.KP/B/KPG/III/2020 perihal
Permohonan Penundaan Kegiatan, maka Kegiatan Konas
Perempuan ditunda pelaksanaannya.
Evaluasi Pelaksanaan : -
Rekomendasi : 1) Dapat dibuat Konsultasi Perempuan di tingkat
Nasional.
2) Keedepannya dapat dibentuk komunitas perempuan
GMKI yang inklusif sebagai wadah untuk saling
support antara kader perempuan GMKI dimanapun
berada.

4. Nama Program : Kampanye Anti Kekerasan Terhadap Perempuan


Dasar Pemikiran : Keinginan untuk perubahan yang diiringi dengan determinasi
dan keberanian untuk menyuarakan dan melakukan advokasi
terhadap isu-isu yang berkaitan dengan gender khususnya
dalam rangka mengakhiri kekerasan yang terjadi kepada
perempuan.
Tujuan : 1) Menggalang gerakan solidaritas berdasarkan kesadaran
bahwa kekerasan terhadap perempuan merupakan
pelanggaran Hak Asasi Manusia.
2) Mendorong kegiatan bersama untuk memperjuangkan
terciptanya perlindungan yang layak dan lebih baik
kepada korban kekerasan dan/atau para survivor.
3) Mengajak masyarakat untuk turut terlibat dengan
kapasitasnya masing-masing dalam upaya untuk
menghentikan segal bentuk kekerasan yang terjadi
kepada perempuan.
4) Membangun gerakan anti kekerasan terhadap
perempuan sebagai pengawal pemerintah agar dapat
menciptakan regulasi yang komprehensif dan dapat
menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap
perempuan.
Jenis Kegiatan : 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan
Waktu Pelaksanaan : 25 November – 10 Desember 2018, 25 November – 10
Desember 2019
Target/ Partisipan : Pengurus Pusat, BPC, Anggota
Pengorganisasian : Sekretaris Umum cq. Sekretaris Fungsi Pemberdayaan
Perempuan
Indikator Ketercapaian : 1) Terlaksananya kampanye anti kekerasan terhadap
perempuan yang dilakukan baik di pusat maupun di
cabang.
2) Kader GMKI dapat senantiasa menyuarakan aspirasi
dan pengawasan terhadap regulasi pemerintah terkait
perlindungan kepada perempuan.
Pelaksanaan : Terlaksana
Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan
dilaksanakan dengan mengirimkan seruan kepada cabang-
cabang GMKI setanah air untuk turut melakukan aksi
kampanye di cabangnya masing-masing. Diberikan juga
kebebasan kepada cabang-cabang dalam menentukan bentuk
dan format kampanye yang akan dilakukan. Tema kampanye
salah satunya adalah untuk mendorong pemerintah untuk
segera mengesahkan Rancangan Undang Undang
Penghapusan Kekerasan Seksual. Cabang-cabang yang
melaksanakan kampanye adalah : Padangsidempuan,
Bengkulu, Makassar, Palu, Medan, Tondano, Surabaya.
Kampanye ini juga dilakukan di Jakarta tanggal 8 Desember
2018 bersama wilayah 3 dengan Pawai Akbar di Taman
Aspirasi Monumen Nasional. Ditahun 2019 kampanye 16
Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dilakukan dengan
thema : “Kekerasan Seksual di Era Digital Melalui Media
Sosial (Spamming, Pelecehan Seksual, Verbal, Doxing,
Akun Palsu).
Evaluasi Pelaksanaan : Cabang yang melaksanakan kampanye menggunakan bentuk
kampanye yang beragam. Cabang Medan melakukan aksi
dalam bentuk demonstrasi yang dilakukan di Kota Medan,
Cabang Palu dan Makassar dengan diskusi publik, Cabang
Bengkulu dengan aksi teatrikal dan puisi. Wilayah 3 bersama
Pengurus Pusat menyampaikan aspirasi dengan Pawai Akbar
di Taman Aspirasi Jakarta. Namun yang menjadi
pertimbangan adalah masih minimnya partisipasi dari
cabang-cabang setanah air dalam melakukan kampanye 16
Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan. Beberapa cabang
yang tidak mengikuti seruan untuk melaksanakan kampanye
mengeluhkan mengenai kesulitan untuk mengajak kader-
kader perempuan terlibat dalam aksi-aksi di cabang.
Kesulitan lainnya adalah karena ada cabang yang tidak
memiliki bidang pemberdayaan perempuan.
Rekomendasi : Keterlibatan GMKI dalam mengkampanyekan anti kekerasan
terhadap perempuan perlu senantiasa dilakukan.

5. Nama Program : Optimalisasi Kelompok Kerja Perempuan


Dasar Pemikiran : Perlunya suatu kelompok yang secara optimal
mensosialisasikan dan melakukan pengkajian isu gender dan
berperan aktif dalam menjawab persoalan-persoalan yang
terjadi terkait gender.
Tujuan : 1) Mengoptimalkan kelompok kerja perempuan yang
telah ada agar bisa secara aktif melakukan pengkajian
terhadap isu-isu terkait perempuan.
2) Kelompok kerja perempuan dapat membantu program
dari bidang pemberdayaan perempuan Pengurus Pusat.
Jenis Kegiatan : Evaluasi dan Restrukturisasi Kelompok Kerja
Perempuan
Waktu Pelaksanaan : Apri 2019
Target/ Partisipan : Anggota Kelompok Kerja Perempuan
Pengorganisasian : Sekretaris Umum cq. Sekretaris Fungsi Pemberdayaan
Perempuan
Indikator Ketercapaian : Terbentuknya susunan Kelompok Kerja Perempuan yang
baru yang dapat secara aktif melakukan kerja dan menopamg
program bidang pemberdayaan perempuan.
Pelaksanaan : Terlaksana
Evaluasi Pelaksanaan : Susunan kepengurusan Kelompok Kerja Perempuan telah
diperbaharui dan dilantik oleh Pengurus Pusat. Kelompok
kerja dalam melakukan tugasnya membantu bidang
pemberdayaan perempuan dalam menyusun bahan untuk
diskusi terkait keperempuanan.
Rekomendasi : Kelompok Kerja Perempuan perlu senantiasa dimaksimalkan
kinerjanya agar dapat menghasilkan kajian-kajian sebagai
bahan diskusi yang dapat dibagikan kepada cabang-cabang

V. Penutup
Demikian Laporan Pertanggungjawaban bidang Pemberdayaan Perempuan ini dapat kami
sampaikan kiranya seluruh hasil evaluasi dan rekomendasi dapat menjadi masukan dalam
menentukan arah gerakan langkah organisasi secara nasional kedepannya demi terwujudnya
perdamaian, kesejahteraan, keadilan, kebenaran, keutuhan ciptaan, dan demokrasi di
Indonesia berlandaskan Kasih. Terima kasih, semoga Yesus Kristus Kepala gerakan
senantiasa menyertai pelayanan kita dimanapun kita ditempatkan.

Tinggi
Iman
Tinggi Ilmu
Tinggi Pengabdian.

“Ut omnes Unum Sint!”

Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan


Burju Silaban, S.P.

Sekretaris Fungsi Pemberdayaan Perempuan


Yowanda, S.H., M.Kn.
Lampiran: (Dokumentasi/Flyer/Berita)

Seminar Nasional & Pelatihan Advokasi Perempuan


Studi/ Diskusi Tematis
Konferensi Pers Pawai Akbar untuk Pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual

Pawai Akbar untuk Pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual

87
Persiapan Panitia untuk Konsultasi Nasional
Perempuan

Aksi Pengiriman Karangan Bunga untuk Sahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual ke DPR RI

88
Publikasi/ Flyer Kegiatan
VII. BIDANG HUBUNGAN INTERNASIONAL

1. Pendahuluan
Syalom !
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yesus Kristus Sang Kepala
Gerakan, karena oleh kasih dan karuniaNya lah kita dapat berkumpul bersama -
sama dalam forum Kongres saat ini. Forum Kongres ini tentunya sangat penting bagi
Organisasi yang kita cintai ini untuk mengevaluasi jalannya organisasi dan
menentukan kelancaran organisasi kita kedepan. Semoga apa yang kita hasilkan di
Forum Kongres ini dapat mendorong Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI)
semakin maju kedepannya dan dapat menjawab tantangan - tantangan masa kini.
GMKI sampai saat ini masih menjadi salah satu, jika bukan Student Christian
Movement (Gerakan Mahasiswa Kristen) terbesar dan teraktif yang menjadi anggota
WSCF (World Student Christian Federation). Eksistensi GMKI di kanca Internasional
tidak perlu dipertanyakan lagi dan selalu menjadi bargaining power yang besar bagi
organisasi ini. Namun konektivitas, informasi, dan komunikasi masih terasa menjadi
barrier (penghalang) GMKI menjadi pemain utama di kanca Internasional
terkhususnya dalam WSCF, organisasi internasional yang menjadi naungan GMKI.
Dasar – dasar pikiran inilah yang mendorong bidang hubungan internasional dalam
merumuskan pokok – pokok pikiran serta program – program yang kami
rencanakan sejak Pleno I Pengurus Pusat GMKI.
Harapan dan ikthiar bidang hubungan internasional adalah untuk mencapai
eksitensi GMKI sebagai pemain utama dan penentu di kanca Internasional. Dengan
kondisi organisasi kita yang sangat dinamis dan anggota kita tidak kalah secara
kuantitas dan kualitasnya, sudah waktunya GMKI memegang peranan penting di
level Internasional. Fokus awal yang kami rumuskan adalah untuk membangun
komunitas pemuda Kristen dunia dimana seluruh anggota dan kader dapat
berinteraksi, tidak kurang informasi, dan berjejaring agar kader kita dapat
membuka wawasannya terhadap isu – isu global serta berinteraksi bersama dengan
kader – kader dari SCM (Student Christian Movement) lainnya. Dunia tanpa batas
telah lama kita rasakan dengan hadirnya platform – platform media sosial kekinian.
GMKI harus menjadi pendorong terciptanya komunitas Pemuda Kristen tanpa batas
dimana seluruh pemuda Kristen dunia dapat bertemu, berbagi, dan berinteraksi
dengan nilai – nilai Kristen.
Tujuan kedua kami adalah untuk menyebarkan nilai – nilai fundamental GMKI
yaitu tinggi iman, tinggi ilmu, dan tinggi pengabdian dan nilai – nilai historis GMKI
ke level yang lebih luas lagi yaitu komunitas Internasional. Dengan adanya interaksi
yang bisa dirasakan oleh kader dengan dunia Internasional, maka menjadi agen
perubahan nilai – nilai individu sangat diperlukan demi eksintensi GMKI.
Apa yang menjadi tujuan dan semangat kami bukan berarti tanpa adanya
tantangan dan halangan. Bahkan bidang Hubungan Internasional menghadapi
sesuatu yang belum pernah dihadapi oleh kita semua yaitu dengan menyebarnya
virus COVID-19 di seluruh dunia. Dimana komunitas internasional harus menutup
diri dari banyak kegiatan, tujuan dan semangat yang sudah kami rencanakan dan
kami laksanakan.

2. Keadaan Internal Organisasi pada bidang Hubungan Internasional


 Antusiasme Kader terhadap kegiatan bidang Hubungan Internasional bisa
dikatakan cukup tinggi. Dikarenakan kegiatan Internasional bisa membawa
suatu hal yang baru dan juga mempertemukan kader dari SCM Global. Namun
faktor geografis, komunikasi dan pendanaan sering menjadi hal utama dalam
melaksanakan kegiatan yang telah direncakan.
 Akses informasi yang minim dari WSCF juga menjadi salah satu halangan
namun GMKI secara utuh perlu mendapat dorongan untuk dapat mengambil
perannya masing – masing di komunitas pemuda Global. Hal ini bisa diciptakan
melalui teknologi informasi yang dapat mempererat kebersamaan kader
pemuda Global.

3. Rekomendasi dan Harapan selanjutnya pada bidang Hubungan Internasional


 Teknologi menjadi harapan kita untuk mewujudkan dunia tanpa batas bagi
kader pemuda Kristen Global. Pemberdayaan teknologi dan informasi sangat
diperlukan agar jangkauan informasi dan wawasan dapat dirasakan oleh
semua kader bukan hanya sampai kepada pengurus saja.
 Networking harus terus diperkuat dengan semua elemen di panggung global.
WSCF, NGO, Konsulat dan seluruh stakeholder menawarkan kolaborasi yang
nyata yang bisa dirasakan langsung oleh stakeholder.
 Nilai – nilai fundamental GMKI menjadi pegangan utama kader dalam bergaul,
berjejaring, dan berinteraksi dengan sesama pemuda Kristen Global. Oleh
karenanya kader yang mumpuni dapat menyebarkan nilai fundamental GMKI
ke panggung Internasional.
 Di tahun 2020 dunia dikejutkan dengan virus COVID-19 yang menyebar luas.
Virus ini sendiri telah menewaskan banyak orang dan menjadi ancaman
kepada umat manusia. Penanganan Virus ini sendiri dari setiap negara sangat
wajar dan bisa dikatakan ekstrem, namun hasil kebijakan penanganan Virus
COVID-19 dengan melakukan social distancing (menjaga jarak), karantina, dan
bahkan lockdown berdampak sangat besar kepada Bidang Hubungan
Internasional. Rencana dan Strategi Bidang Hubungan Internasional yang
bergantung pada Interaksi dengan komunitas global sangat tidak
memungkinkan untuk direalisasi. Dilema antara memilih melaksanakan
kegiatan menjadi pertimbangan besar di bidang Hubungan Internasional.
 Pandemi COVID-19 menjadi satu contoh keadaan atau menjadi precedence
yang belum pernah dihadapi oleh GMKI sebelumnya. Perlu adanya suatu solusi
yang inovatif untuk berjaga – jaga dengan keadaan seperti Pandemi COVID-19.
Sekretaris Fungsi Bidang Hubungan Internasional
Berikut Laporan pelaksanaan Program terstruktur yang telah diputuskan di Sidang
Pleno Pengurus Pusat GMKI :

1. Nama Program: Penguatan Jaringan Internasional


Dasar Pemikiran :
GMKI sebagai bagian dari WSCF (World Student Christian Federation) mempunyai
peranan penting untuk mendorong terjalinnya komunikasi dan harmonisasi dalam
tubuh WSCF terlebih jaringan komunikasi antara SCM di seluruh dunia. Dengan
adanya jaringan komunikasi yang cepat dapat mempererat hubungan kerjasama
serta memudahkan “Networking” dengan “Non-Government Organization” dari
negara – negara lain.
Tujuan:
Menghasilkan Platform Digital Sebagai Jaringan Komunikasi untuk Seluruh SCM di
seluruh Dunia.
Jenis Kegiatan
1. “OneBlueBoat” Initiative
 Waktu Pelaksanaan
Juni 2020
 Sasaran
WSCF/WSCF Regional Asia Pacific/Pengurus Pusat GMKI/Badan Pengurus
Cabang GMKI/Anggota
 Pengorganisasian
Sekretaris Umum & WSCF Asia Pacific cq. Sekretaris Fungsi Bidang Hubungan
Internasional.
 Indikator Ketercapaian
1. Terbentuknya Jaringan Komunikasi untuk seluruh SCM diseluruh Dunia.
 Pelaksanaan : Terlaksana
 Evaluasi Pelaksanaan
Platform Website cukup memberikan warna baru bagi Branding gerakan pemuda
Kristen global, namun User Interface daripada platform sendiri masih perlu di
optimasi untuk melebarkan jangkaun kepada pengguna/anggota. Fungsi daripada
Platform sendiri masih kurang seperti fungsi pendataan dan content media di
dalamnya. Perlu adanya koordinasi yang intensif antara Pengurus Pusat sebagai
penggagas dengan WSCF untuk menyediakan lebih banyak content yang
informatif dan mendunia agar tercapainya konektivitas dengan SCM (Student
Christian Movement) lainnya. Peran SCM lainnya juga perlu ditingkatan dari level
administrasi sampai kepada pengguna Platform. Tarik ulur mengenai fungsi yang
bisa dijalankan oleh platform sendiri masih terdapat banyak perdebatan sehingga
meempengaruhi fleksibilitas dan efficiency pengerjaan daripada Platform itu
sendiri.
 Rekomendasi :
1. Platform Website yang sudah ada perlu dikembangkan lagi untuk memenuhi
unsur konektivitas antara kader Internasional.
2. Platform Website yang sudah ada juga perlu dioptimalisasi sebagai alat
pendataan kader Internasional.
3. Platform Website bisa dikembangkan lebih lanjut ke dalam Aplikasi Mobile
untuk meningkatkan jangkauan pengguna/anggota.

2. Nama Program: Forum Identifikasi dan Pengkajian Isu Global


Dasar Pemikiran :
GMKI perlu menghasilkan kajian serta pandangan – pandangan mengenai gerak dan
perubahan dunia. Isu – isu dunia seperti Perang Dagang, Konflik Agraria (Pangan),
Refugees (Pengungsi), Stateless Individuals (Nihil Kewarganegaraan), Human Rights
(Hak Asasi Manusia), serta Keadilan dan Perdamaian Dunia. Begitu juga dengan Isu
Domestik yang dapat dipromosikan di panggung global seperti bonus demografi
yang sedang dan akan dihadapi. Konsolidasi internasional perlu dibicarakan mulai
dari tataran Regional sampai Internasional.
Tujuan:
Menciptakan Wadah bagi pemuda Kristen di seluruh Kawasan Regional Asia Pacific
untuk berkolaborasi dan menyampaikan pendapat serta kajian nya bagi isu
Regional Negara – negara kawasan Regional Asia Pacific
Jenis Kegiatan
1. WSCF Asia Pacific Regional Committee Meeting
 Waktu Pelaksanaan
Januari 2020
 Sasaran
WSCF/WSCF Regional Asia Pacific/Pengurus Pusat GMKI/Badan Pengurus
Cabang GMKI/Anggota
 Pengorganisasian
Sekretaris Umum & WSCF Asia Pacific cq. Sekretaris Fungsi Bidang Hubungan
Internasional.
 Indikator Ketercapaian
1. Mempertemukan pemuda Regional Asia Pacific, mempererat jaringan,
memperkaya skill diplomasi, menghadirkan tenaga ahli, dan menghasilkan
kajian dan rekomendasi atas Isu – isu Internasional terkhususnya di
Regional Asia Pacific untuk kemudian disampaikan dalam General
Assembly WSCF.
 Pelaksanaan : Tidak terlaksana
 Evaluasi Pelaksanaan
Perencanaan dan usaha yang telah dilakukan untuk menyelenggarakan RCM
WSCF AP 2020 telah dilakukan dengan baik, namun point utama dari kegiatan ini
adalah berkumpulnya delegasi SCM dari wilayah Asia Pacific untuk dapat bisa
membahas isu – isu utama yang terjadi di kawasan regional Asia Pacific tidak
dapat dipenuhi dengan adanya Pandemi COVID-19. Kegiatan internasional sperti
ini yang berencana untuk menghadirkan delegasi dari luar negeri sangat
bergantung pada konfirmasi kehadiran partisipan tersebut. Oleh karenanya bersama
dengan WSCF Asia Pacific dan himbaun WSCF Global yang menerbitkan
penundaan General Assembly mak kami memutuskan untuk menunda kegiatan ini.
 Rekomendasi :
1. Kegiatan jarak jauh harus di hitung sebagai salah satu solusi untuk kegiatan
seperti ini, tidak hanya tatap muka. Dengan kemajuan teknologi pertemuan
yang sangat penting seperti Regional Committee Meeting seharusnya dapat
tetap diselengarakan dengan tidak mengurangi substansi daripada
kegiatan.

2. Internasional Youth Assembly


 Waktu Pelaksanaan
Maret - April 2020
 Sasaran
WSCF/WSCF Regional Asia Pacific/Pengurus Pusat GMKI/Badan Pengurus
Cabang GMKI/Anggota
 Pengorganisasian
Sekretaris Umum & WSCF Asia Pacific cq. Sekretaris Fungsi Bidang Hubungan
Internasional.
 Indikator Ketercapaian
1. Mempertemukan pemuda Regional Asia Pacific, mempererat jaringan,
memperkaya skill diplomasi, menghadirkan tenaga ahli, dan menghasilkan
kajian dan rekomendasi atas Isu – isu Internasional.
 Pelaksanaan : Tidak terlaksana
 Evaluasi Pelaksanaan
Sebagai bagian dari satu rangkaian acara Paskah Nasional 2020 maka kegiatan
International Youth Assembly harus taat dengan keputusan Panitia Nasional yang
dimana secara bersamaan menunda rangkaian kegiatan Paskah Nasional 2020
dikarenakan Pandemi COVID-19.
 Rekomendasi :
1. Kegiatan jarak jauh harus di hitung sebagai salah satu solusi untuk kegiatan
seperti ini, tidak hanya tatap muka. Dengan kemajuan teknologi pertemuan
yang sangat penting seperti International Youth Assembly seharusnya
dapat tetap diselengarakan dengan tidak mengurangi substansi daripada
kegiatan.

3. Nama Program: Diskusi Memperingati hari – hari besar Internasional


Dasar Pemikiran :
Melihat dinamika perubahan global yang begitu pesat GMKI perlu hadir untuk
memberikan pandangan dan renungannya di banyak aspek kehidupan sebagai
masyarakat internasional, maka perlu adanya kegiatan di hari – hari besar
internasional dengan melihat urgensi daripada suatu isu internasional.
Tujuan:
Menghasilkan kajian, renungan, dan pandangan internal organisasi terhadap isu
internasional.
Jenis Kegiatan
1. Universal Day of Prayer for Students 2019/ Hari Doa Mahasiswa Sedunia
2019
 Waktu Pelaksanaan
April - Maret 2019
 Sasaran
Pengurus Pusat/Badan Pengurus Cabang/Anggota
 Pengorganisasian
Sekretaris Umum & WSCF Asia Pacific cq. Sekretaris Fungsi Bidang Hubungan
Internasional.
 Indikator Ketercapaian
Adanya kajian, renungan, dan pandangan organisasi terhadap isu
internasional.
 Pelaksanaan : Terlaksana
 Evaluasi Pelaksanaan
Kegiatan yang dilaksanakan setiap tahun ini memberi makna keeratan antara
setiap anggota maupun pengurus GMKI dengan WSCF sebagai naungan
organisasi di level internasional. Term of Reference, petunjuk, maupun arahan
dari WSCF sangat mendetail namun tetap memberikan kebebasan bagi
Pengurus Pusat dan juga Badan Pengurus untuk mengorganisasi kegiatan
UDPS ini dengan kemasan yang kreatif. Pelaksanaan serentak menjadi jiwa
daripada kegiatan ini dimana ajakan untuk melakukan kegiatan berdoa,
beribadah, ataupun penelaan alkitab secara serentak oleh seluruh anggota
WSCF menjadi Gerakan nyata kepedulian mahasiswa Kristen terhadap
pergumulan dunia, baangsa, dan organisasi kita. Kendala yang dihadapi dalam
melaksanakan kegiatan ini adalah meskipun dengan ToR dan penjelasan yang
mumpuni belum semua cabang dapat melaksanakannya ataupun
melaksanakannya secara serentak.
 Rekomendasi :
1. UDPS adalah kegiatan program yang hampir selalu dilaksanakan oleh WSCF
Global setiap tahunya. Perlu pemikiran kreatif dan kegiatan yang lebih
menarik agar bisa menginspirasi kader menjadi Pemuda Kristen yang
bertaraf Internasional.
Demikian Laporan ini kami sampaikan dalam Forum Kongres yang mulia ini.
Kiranya semua hasil evaluasi dan rekomendasi dapat menjadi masukan yang positif
demi majunya Gerakan yang kita cintai ini. Ijinkan kami menitipkan doa bagi negeri kita
bangsa Indonesia dan seluruh Dunia dalam situasi Pandemi COVID-19 yang masih
terjadi sampai sekarang ini. Tuhan Yesus Kristus sang Kepala Gerakan selalu menyertai
kita dan menjauhkan kita dari wabah sakit penyakit.
Ut Omnes Unum Sint !!!

Jakarta, 22 November 2020

Ketua Bidang Hubungan Internasional


Amos Lafu, SH., MH.

Sekretaris Fungsi Bidang Hubungan Internasional


Bryan Jonathan Wagey, SH.
Lampiran: (Dokumentasi/Flier/Berita)

98
99
SURAT MENYURAT DAN INVENTARIS ORGANISASI
A. Surat Menyurat
PP-GMKI masa bakti 2018-2020 telah menerbitkan 723 pucuk surat eksternal, dan
705 pucuk surat internal yang terdiri dari 220 pucuk Surat Keputusan, 81 pucuk Surat
Tugas dan 404 Surat Biasa. Surat Masuk Internal sebanyak 267 rangkap dan Surat
Masuk Eksternal 239 rangkap, semuanya terdokumentasi dengan baik, manual
maupun digital.

B. Inventaris Organisasi
Terhitung per tanggal 22 November 2020, inventaris Gerakan Mahasiswa Kristen
Indonesia
adalah sebagai berikut:

1. Tanah dan Bangunan

No Nama Cabang Alamat Sekretariat Status Kepemilikan


1 Medan Jln Iskandar Muda 107 – A Atas nama PGI,
Medan Sumatera Utara
2 Siantar Jl. Asahan Kompleks Griya An. Seorang Senior, dibeli
No.6 Pematang Siantar 21132- pasca Kongres 2004 dari
Sumatera Utara seseorang polisi. Sertifikat
ada pada seseorang polisi
tersebut. Biaya pembelian
pada tahun 2004 itu Rp.
35.000.000,00.
Dibentuklah tim untuk
menginventarisasi masalah
disana.
3 Jakarta Salemba Raya no 49, Jakarta Kepemilikan atas nama
Pusat PGI yang dipinjamkan
kepada GMKI cabang
Jakarta selama GMKI
cabang Jakarta
beraktifitas, diputuskan
dalam Sidang MPL PGI di
Merauke tahun 2014
4 Bandung Jalan Ir H Juanda (Dago) 109 Yayasan Kristen
Bandung Kesejahteraan Mahasiswa
Bandung (YKKMB)
5 Bogor 1. Jalan Guntur No 38 Bogor 1. Atas Nama PGI
Jawa Barat 2. Yayasan Karya Kasih
2. Dramaga, Kabupaten Bogor Dramaga
6 Yogyakarta Wisma Immanuel Samirono a.n. PGI dan dikelola oleh
No Nama Cabang Alamat Sekretariat Status Kepemilikan
Baru Yogyakarta BKS PGI-GMKI
7 Surabaya Jln. Tegal Sari No 62 Surabaya Atas Nama PGI
Jatim
8 Palangkaraya Gereja Sakatik BPC (Berada dalam
kompleks Gereja GKE
Sekatik tanpa pemisahan
sertifikat)
10 Makasar Jln Bawakaraeng No 33 Atas Nama PGI
Makasar Sul – Sel
11 Manado Jl. Kampus Timur No. 15 Kleak Atas Nama PGI
Lingkungan III Manado 95115
Sulawesi Utara
12 Ambon Jl. Dr. G.A. Siwabessy No. 26 Status pinjam pakai dari
Ambon Maluku Gereja Protestan Maluku
melalui MoU
13 Jayapura Jl. Kalibobo No. M38 Padang Yayasan Ut Omnes Unum
Bulan Abepura Jayapura - Sint
Papua
14 Palembang Dekat kampus Universitas Dititipkan atas nama 3
Sriwijaya (tiga) orang senior
15 Kupang Jl. Kartini no 2, Kelapa 5, Kota Sertifikat atas nama GMKI
Kupang untuk Hak Pakai, Status
Tanah Hibah yang dimiliki
PEMDA Kota Kupang.
16 Tanah Kebun Sirih Jl. Kebun Sirih No. 44 – Surat Kepemilikan a.n.
Menteng, Jakarta Pusat Panitia Persiapan
Mahasiswa Kristen
Indonesia yang diwariskan
dari WSCF namun
diduduki oleh PT. Garuda
Indonesia. Dilakukan
proses hukum supaya kita
ketahui kepastiannya.
Direkomendasikan untuk
membentuk Tim Pencari
Fakta.
2. Inventaris Barang

No. Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan


3 CPU Baik, 1
1 Komputer Pentium 4 3 Unit Monitor kurang
baik
2 Komputer Core I-5 2 unit Baik Tambah 2
3 Komputer Core I-3 1 Unit Baik
4 Laptop 1 Unit 1 baik,
5 Printer 3 Unit 2 Baik, 1 rusak Tambah 1
6 Stabilizer UPS NEXUS 1 Unit Baik
7 Televisi TABUNG 21” 1 Buah Baik
8 Televisi LCD 21” 1 Buah Baik
9 In focus & screen 1 set Baik
10 AC Fujitsu 5 unit 4 Baik, 1 Rusak
10
11 Meja Kerja 9 Baik, 1 Rusak Tambah 3
Buah
12 Meja Rapat 7 Buah 4 Baik, 3 Rusak
Tambah 1
13 Kursi Tamu 2 Set 1 Kurang Baik
set
90 63 baik, 18
14 Kursi Rapat Tambah 20
Buah rusak
15 Kipas Angin 2 Buah Baik
16 Dispenser 1 Buah Baik
17 Lemari 8 Buah 6 Baik, 2 Rusak Tambah 3
18 Lemari Box Surat 3 Buah Baik
19 Stempel Organisasi 2 Buah Baik
20 Kulkas 2 Buah 1 Baik, 1 Rusak
21 Rice Cooker 2 Buah Baik
22 Bendera Merah Putih 2 Buah Baik Tambah 1
23 Bendera Organisasi 2 Buah Baik Tambah 1
24 Panji Organisasi 2 Buah Baik Tambah 1
25 Lukisan/Foto Bingkai 8 Buah Baik
26 Peta Indonesia 2 Buah 1 Baik; 1 Rusak
27 Kompor Gas 3 Buah 2 Baik, 1 Rusak
28 Lemari Berkas Besi 1 Buah Baik
29 Rak Berkas 14 buah Baik
30 Lemari Berkas Kayu 1 buah Baik
31 Lemari Besi Pakaian 2 Buah Baik
32 Locker Besi 20 buah Baik
33 Kasur Tipis 10 buah Baik
34 Selimut 6 buah Baik
35 Peralatan Dapur Baik
Peralatan pada unit
36 usaha Catering Salemba Baik
10
37 Handicam 1 buah Rusak
38 Rak Sepatu 1 Buah Baik
39 Tangga 1 Buah Baik
40 Speaker 2 Buah Baik
41 Mic Wireless 2 Buah Baik
10
42 Galon Air Mineral Baik
Buah
43 Gitar 1 Buah Baik
44 Kamera Digital 2 Buah 1 Baik, 1 rusak Tambah 1
45 Tripod 2 Buah Baik
46 Ember 5 Buah Baik Tambah 2
47 Motor 1 unit Baik
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KOORDINATOR WILAYAH I
Sumatera Utara-NAD PENGURUS PUSAT GMKI
MASA BAKTI 2018 – 2020

I. Pendahuluan
Puji dan syukur patut kita haturkan ke hadirat Sang Kepala gerakan, karena berkat dan
rahmat Sang Empunya kehidupan maka kita bisa berkumpul bersama dalam agenda sidang
pleno III PP GMKI Mb.2018-2020 yang dilaksanakan di Jakarta. Maka akan perlu
dirumuskan nantinya sebuah rancangan atau pokok pikiran sebagai bentuk keberlanjutan
untuk Pengurus Pusat masa bakti selanjutnya.
Dalam kehidupan berorganisasi, tema dan subtema telah menjadi pemberi energi bagi
seluruh aktifitas organisasi, karena tema dan subtema menjadi basis teologis dan spiritual
dalam upaya-upaya penataan dan pengembangan organisasi sekaligus memberikan tuntunan
atau pedoman arah dalam perjuangan GMKI untuk ikut serta dalam proses membangun
kehidupan bergereja, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Demikianlah posisi tema dan
subtema ibarat pelita penuntun langkah organisasi memahami keadaan internal organisasi
sekaligus menghadapi konteks sekitar yang terus berubah. Itu berarti bahwa dengan tema dan
subtema, maka seluruh curahan pergumulan organisasi mesti digeluti dengan persepektif
yang tentunya tidak keluar dari semangat teologis dan spiritual tema dan subtema sebagai
kompas sekaligus cerminan identitas organisasi. Tentunya tema dan subtema yang
merupakan tuntunan perjalanan organisasi juga hadir dalam sebuah proses atau kajian dengan
beragam pendekatan. Karena itu mesti dijiwai oleh seluruh elemen organisasi semacam
weltanschauung/worldview organisasi selama periode berjalan sebagai wujud iman dalam
perayaan ibadah kehidupan.
Secara structural organisasi yang juga dikuatkan oleh keputusan Kongres terkait
bagan PP GMKI, PP GMKI terbgi atas dua fungsi besar yakni Pengrus Pusat harian dan
koordinator wilayah, dan secara fungsi, tanggung jawab serta garis koordinasi maupun garis
komando yang berbeda di masing fungsionaris nya, termasuk Koordinator Wil. I yang
memiliki territorial kerja di dua provinsi yakni provinsi Nangroe Aceh Darussalam dan
Sumatera Utara.

II. Gambaran Umum


Wilayah I GMKI terdiri dari dua provinsi dan memiliki sebelas (11) cabang yang
sampai hari ini masih aktif dan tetap melayani dalam tiga medan layan GMKI. Walaupun
hanya terdiri dari dua provinsi, cabang-cabang di Wilayah I memiliki keunikan dan kearifan
lokalnya masing-masing. Adapun cabang tersebut yang ada di Provinsi Nangroe Aceh
Darussalam yakni GMKI Cabang Kutacane. Di Provinsi Sumatera Utara yakni ada GMKI
Cabang Medan, GMKI Cabang Siantar-Simalungun, GMKI Cabang Kabanjahe, GMKI
Cabang Sidikalang, GMKI Cabang Tarutung, GMKI Cabang Sibolga, GMKI Cabang Padang
Sidempuan, GMKI Cabang Rantauparapat, GMKI Cabang Telukdalam dan GMKI Cabang
Gunung Sitoli dan cabang baru yaitu cabang sibolangit dan lubuk pakam ( belum konpercab)
dan calon Cabang GMKI Asahan
GMKI Wilayah I sangat produktif dalam menjalankan beberapa pelayanan dengan
baik meskipun dimasa pandemi. Dilihat dari wilayah teritorialnya, GMKI Wilayah I sangat
potensial menyalurkan energi positif bagi cabang lainnya. Terpisahkan pulau, GMKI Wilayah
I tidak terpecah belah dan sangat menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Terlihat dari
antusiasme para kader GMKI dalam membantu setiap bencana yang ada di Indonesia dengan
cekatan. Keaktifan dari GMKI Wilayah I pun bukan hanya sebuah isapan jempol semata.
Terlihat dari tingginya minat cabang di GMKI Wilayah I mengikuti setiap program yang
dilaksanakan oleh PP GMKI.
Kondisi GMKI Wilayah I sangat baik terdapat banyak dinamika di dalamnya dan
mengalami pasang surut. GMKI Wilayah I memiliki keadaan yang stabil dengan dua cabang
yang sedang mengalami penurunan yakni GMKI Cabang sidikalang. cabang ini sampai saat
ini belum banyak melakukan kegiatan maupun program dikarenakan beberapa hal yang
kurang efektif dan masih perlu penanganan yang berlanjut. Kemudian, GMKI Cabang
Rantauprapat memiliki permasalahan konflik internal. Pemahaman cabang-cabang di
Wilayah I GMKI masih terlihat ada ketimpangan. GMKI Cabang Medan sebagai cabang
yang sudah stabil sangat kuat pemahaman akan konstitusi (AD/ART) maka secara tidak
langsung, banyak cabang di Wilayah I saling menguatkan kapasitas pemahamannya dengan
saling bertukar pikiran. Setiap cabang masih aktif melakukan pembobotan pemahaman akan
konstitusi kepada setiap anggota GMKI.
Sebagai cabang yang saat itu sudah stabil, GMKI Cabang Medan sudah melaksanakan
PDSPK 2006 dan membentuk tim kerja PDSPK yakni Tri Panji.

III. Isu-isu Wilayah & Kondisi Cabang-cabang


A. Internal
Untuk melihat kondisi kekinian kegumulan dan dinamika yang tengah terjadi di
masing-masing cabang di wilayah I, maka Koordinator Wilayah I akan coba menjabarkan
kondisi masing-masing cabang tersebut sesuai realitas dan kondisi terakhir yang di terima
oleh Pengurus Pusat dalam Hal ini koordinator Wilayah I.

1. GMKI Cabang Medan (cabang aktif)


GMKI Cabang Medan hadir pada 1953, tiga tahun setelah berdiri GMKI. Setelah itu
pengkaderan berjalan denga baik hingga hari ini. Sebagai cabang yang paling tua dan stabil,
GMKI Medan dijadikan role model untuk cabang lainnya di Wilayah I baik dalam hal system
pengkaderan maupun dalam hal konstitusi. Ketua Cabang Hendra Leonardo Manurung
terpilih dari forum konpercab .Dimana konferensi cabang saat itu dilaksanakan di Kabanjahe.
GMKI Cabang Medan melaksanakan tugasnya mengajak, membina dan
mempersiapkan dengan membentuk Tri Panji GMKI Medan yang hendaknya bisa menjadi
training center yang mewadahi segala bentuk pelatihan untuk kader-kader GMKI. GMKI
Cabang Medan yang memiliki 22 Komisariat juga telah mengadakan Latihan Dasar
Kepemimpinan sekali dilakukan oleh cabang dan sisanya dilaksanakan oleh komisariat yang
menjadi perpanjangan tangan BPC. Akan tetapi, dalam hal pelaksanaan yang lebih signifikan
dan sinkron diperlukan perbaikan dalam hal pengimplementasian dan keefektifan serta
kreativitas dalam mengemas pelatihan.
GMKI Cabang Medan dengan 22 komisariat juga tanggap terhadap beberapa kasus
dan isu yang beredar pada saat itu. Baik tanggap akan bencana alam, yang mana saat itu
adalah bencana erupsi gunungapi Sinabung, banjir di Tebing Tinggi, gempa di Aceh Singkil,
dan gempa di Lombok. Selain itu dalam hal korupsi dan konflik agrarian, GMKI Medan
melakukan hal tersebut sesuai dengan isu yang ada.

2. GMKI Cabang Siantar Simalungun (cabang aktif)


Salah satu cabang yang juga sudah lama dan stabil. Cabang ini Sudha memiliki 5
komisariat yang baru saja dibentuk pada tahun 2015. GMKI Siantar SImalungun juga sudah
mengimplementasikan PDSPK 2006 dimana telah dilaksanakan Latihan Dasar
Kepemimpinan pada tahun 2019-2020.
Letak geografisnya yang mencakup kota SIantar dan Kabupaten SImalungun. Hidup
diantara keberagaman dan mampu berafiliasi dengan beberapa kelompok mahasiswa
menyebabkan GMKI Cabang Siantar-Simalungun bisa memberikan efek yang baik. GMKI
Cabang SIantar Simalungun juga aktif dalam memperjuangkan hak-hak kaum termajinalkan.
Kasus yang baru saja ikut ditangani adalah penggusuran pedagang di Pajak Horas.
Revitalisasi yang dilakukan pemerintah Kota SIantar mengakibatkan beberapa pedagang
tergusur dan tidak seperti biasa dapat meraih keuntungan untuk kebutuhan mereka sehari-
hari.

3. GMKI Cabang Tarutung (cabang aktif)


GMKI Cabang Tarutung yang berkembang di kota wisata rohani, menjadikan GMKI
sangat berpotensi melebarkan sayap mereka untuk mewujudkan syaloom Allah di kota
Tarutung. Sebagai cabang yang masih dalam lingkup kehutanan, konflik agrarian juga masih
menjadi topik yang hangat didiskusikan diantara kalangan saudara/I sekalian. GMKI Cabang
Tarutung juga cabang yang sangat tertarik dengan isu pemilihan kepala daerah yang selama
ini digaungkan mereka.
Cabang ini berupaya melakukan Latihan Dasar Kepemimpinan sebagai implementasi
PDSPK 2016. Yang mana untuk masalah pengimplementasiannya

4. GMKI Cabang Rantauprapat (cabang aktif)


GMKI Cabang Rantauprapat adalah cabang yang baru saja melakukan periodisasi.
Cabang ini terlambat dalam melaksanakan konferensi cabang karena beberapa hal yang
mengakibatkan kekurangan anggota untuk mencapai quorum. Perpindahan dari ketua cabang
May sigalingging kepada saudara ferdinan sitompul baru saja dilaksanakan pada tahun 2020
Cabang ini sudah mulai melaksanakan implementasi PDSPK pada tahun 2017.
Kehadiran GMKI di kota rantauprapat menjadikan mereka untuk lebih aktif lagi dalam
konflik-konflik agrarian yang terjadi dan juga kasus korupsi yang baru saja menjaring bupati
Labuhan Batu tersebut.
Namun terdpat konflik internal dalam tubuh kepngurusan yang mengakibatkan
kekompakan dari pengurus dan stakeholder cabang sedang bermasalah.

5. GMKI Cabang Sibolga (cabang aktif)


GMKI Cabang Sibolga merupakan cabang yang terdapat di pesisir pantai dan
penghubung dengan cabang yang berada di Pulau Nias. GMKI Cabang Sibolga sudah
melakukan tugas-tugas pelayanan dengan baik. Konsisten melaksanakan mapper dan
kegiatan aksi pelayanan di kota sobolga.
6. GMKI Cabang Padang Sidimpuan (cabang aktif)
GMKI Cabang Padang Sidimpuan adalah cabang yang aktif dan baru saja stabil.
GMKI Cabang Padang Sidimpuan sudah melaksanakan implementasi PDSPK 2006 dengan
melaksanakan Latihan Dasar Kepemimpinan pada tahun 2018 dan 2020.

7. GMKI Cabang Telukdalam (cabang aktif)


Cabang ini memiliki keaktifan dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh Koordinator
Wilayah I. Selain itu, cabang ini juga aktif ikut serta dalam kegiatan-kegiatan Bersama
organisasi yang lainnya. Cabang ini aktif juga dalam isu-isu pemilihan kepala daerah yang
ada di wilayah mereka. GMKI Cabang TElukdalam sudah melaksanakan implementasi
PDSPK 2006 dengan melaksanakan Latihan Dasar Kepemimpinan.

8. GMKI Cabang Gunung Sitoli (cabang aktif)


Cabang ini merupakan salah satu cabang yang letak geografisnya berada di Pulau
Nias. GMKI Cabang Gunung Sitoli sudah melakukan implementasi PDSPK 2006. Sejak
Tahun 2017 sampai 2020 cabang ini melakukan mapper dan Konferensi Cabang dan sedang
melakukan persiapan untuk melakukan Latihan Dasar Kepemimpinan sebagai bentuk
implementasi PDSPK 2006.

9. GMKI Cabang Sidikalang (cabang aktif)


Cabang ini merupakan cabang yang melakukan konferensi cabang pada tahun 2016.
Cabang ini merupakan cabang yang tidak lagi aktif melakukan program dikarenakan kondisi
kampus yang sudah bermasalah dan tutup. Maka tinggal satu kampus lagi yakni akademi
kebidanan yang kedengarannya juga akan ditutup dikarenakan peraturan pemerintahan yang
mana semua akbid milik swasta dikembalikan kepada Negara dan Pemkab Dairi tidak bisa
mengelolanya dengan baik. Akan tetapi cabang ini pernah melakuakn implementasi PDSPK
2006 pada tahun 2017.

10. GMKI Cabang Kabanjahe (cabang aktif)


Cabang ini merupakan cabang yang baru aktif kembali setelah sudah lama tidak aktif
setelah kejadian yang menimpa Gunung SInabung dan beberapa tahun yang lalu dimana
saudara/I kita meninggal karena telah melakukan tugas pelayanan mereka disana. Cabang ini
baru melakukan konferensi cabang pada tahun 2017 dan langsung melakukan kegiatan dan
sampai saat ini GMKI Cabang Kabanjahe masih melakukan kegiatan dan juga baru saja
membantu dalam hal pembangunan Tugu Relawan GMKI.

11. GMKI Cabang Kutacane (cabang aktif)


Cabang ini merupakan cabang yang vakum dikarenakan tidak ada kaderisasi yang
berjalan. Misi ‘mengajak’tidak lagi dilakukan para kader yang ada di cabang tersebut. Proses
masa perkenalan dan LDK tidak ada dan akhirnya sampai sekarang GMKI Cabang Kutacane
berhasil bangkit dan menjadi cabang yang sehat di wilayah 1 dengan aktif melakukan
kegiatan mapper.
12. GMKI Cabang Sibolangit (cabang aktif)
Cabang ini merupakan salah satu cabang yang letak geografisnya berada di Kab Deli
serdang GMKI Cabang sibolangit sudah melakukan implementasi mapper . Sejak Tahun
2017 sampai 2020 cabang ini melakukan mapper dan Konferensi Cabang dan sedang
melakukan persiapan untuk melakukan Latihan Dasar Kepemimpinan sebagai bentuk
implementasi PDSPK 2006.

13. GMKI Cabang Lubuk Pakam (cabang Belum Konpercab)


Cabang ini merupakan salah satu cabang yang letak geografisnya berada di Kab Deli
serdang GMKI Cabang Lubuk Pakam belum berhasil melakukan konpercab dikarenakan
anggota dan pengurus calon cabang tidak dapat berkordinasi dengan baik dengan PP GMKI.
Kemudian terbentuk dua cabang Caretaker yakni GMKI Cabang asahan.

I. Potensi Wilayah
1. Konsolidasi Organisasi
Konsolidasi organisasi akan selalu dilakukan seiring periode dan perjalanan
kepengurusan. Koordinator wilayah akan merancang kegiatan – kegiatan yang bertujuan
memperkuat tubuh organisasi cabang-cabang yang ada di wilayah sumatera utara dan NAD.
Adapun yang akan menjadi target atau fokus konsolidasi yakni membentuk cabang devenitf
GMKI kisaran. Konsolidasi yang lain adalah mendesak BPC-BPC untuk membentuk
komisariat-kamisariat di masing-masing perguruan tinggi.
a. Rencana Calon cabang
Balige Potensi perguruan
tunggi
-Institute teknologi DEL
-Akademi farmasi yayasan tenaga pembangunan arjuna laguboti
-Akademi keperawatan HKBP Balige
-Sekolah tinggi diakones balige
-Sekolah tiggi biblevrow laguboti
b. Rencana Calon cabang
Kisaran Potensi perguruan
tunggi
-Universitas Asahan
-STMIK/AMIK INTELCOM
-AKPER YAGMA
-AKBID
2. Menjalin kemitraan bersama Gereja, lembaga masyarakat dan lembaga pemerintahan
I. Rekomendasi
Terhadap Masalah Konsolidasi Organisasi pada tingkat Cabang.
1. ............
2. ............
3. ............
Terhadap Masalah Implementasi PDSPK 2006
1. Harus dilakukan pengimplementasian PDSPK lebih baik agar cabang mandiri dalam
mengembngkan potensi cabang
2. Adanya pendampingan PDSPK bagi Wilayah
3. TOT harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan Instruktur pelaksanaan PDSPK
Terhadap Masalah Aksi / Partisipatif
1. Pengembangan wacana di cabang cabang harus diperkuat
2. Kordinatif dalam pengambilan sikap organisasi harus
jelas 3. ............
Terhadap Masalah Pemberdayaan Perempuan
1. Penguatan wacana tentang Pemberdayaan peremuan
2. Memperbanyak kegiatan tentang Pemberdayaan
peremuan 3. ............
Terhadap Masalah Ekonomi Kreatif
1. Penguatan wacana tentang ekonomi kreatif
2. Memperbanyak kegiatan tentang ekonomi kreatif
3. Melakukan Pelatihan
4. ............
Terhadap Masalah Media dan Komunikasi
1. .....................
2. .....................
3. .....................
PEMAPARAN KONDISI CABANG
KONSOLIDASI WILAYAH 1 SUMUT –
NAD MEDAN, 27-29 OKT 2020

1. PEMATANG SIANTAR SIMALUNGUN


- Tingginya angka pengangguran, ekonomi rendah. Mayoritas bekerja sebagai petani.
Ekonomi dominan menengah kebawah.
- Politik tidak pro rakyat
- Pengawalan kasus PKL
- Pendampingan Konfik masyarakat adat
- Pendampingan pendidikan anak
Rekomendasi :
- Adanya standarisasi anggota (perbedaan anggota dan kader)
- Adanya kelembagaan korwil
- Keberadaan PKS PGI (mempertegas keberadaan BKS PGI)

2. TELUK DALAM
- Sedang maper dan beberapa kegiatan lainnya sedang berlangsung
- Konsolidasi internal berkembang cukup signifikan
- pada tahun pelayanan ini hanya pada bagaimana implementasi PSDPK GMKI
2006 dan tidak bisa di jalankan di cabang Telukdalam yang beberapa kali selalu
mengalami hambatan.
- implementasi PDSPK GMKI di cabang Telukdalam baik kesiapan financial
maupun hal-hal teknis lainnya yang akan mendukung proses berjalannya
implementasi PDSPK GMKI di cabang Telukdalam tidak pernah berhasil.
- semangat pemuda Kristen mengalami penurunan dan tantangan yang berat
- Sulit memahami PDSPK
- Kuantitas peserta maper rendah

3. PADANG SIDEMPUAN
- Sulit melaksanakan maper
- Minimnya pengkaderan
- Kurangnya adaptasi pengurus terhadap kondisi pandemi
- Kurangnya pemahaman terhadap problem solving
Rekomendasi :
- Upaya
- Perbaikan sistem maper
- Perbaikan sistem dan alur yang tepat untuk menjalankan program

4. TARUTUNG
- Kurangnya implementasi PDSPK
- Kurangnya pemahaman organisasi BPC
- Membutuhkan pendampingan PDSPK
- Sumber pendanaan organisasi
- Agenda mengawal kasus TPL
- Mendukung peningkatan KM menjadi UKM

5. MEDAN
- Implementasi pendidikan kader berubah ke metode daring
- Melaksanakan kunjungan kegereja-gereja
- Isu organisasi : 1) Gerakan oikumene gereja, tertuju pada penyatuan,
penyeragaman doktrin. 2) Badan otoritas pariwisata 3) Food Estate
- Isu startegis : Pendidikan di tengah pandemi.

6. SIBOLGA
- Isu strategis: Penyakit di masyarakat
- Perlindungan ibu dan anak
- Ilegal fishing

7. KUTA CANE
- Mayoritas non-kristen
- Minimnya sumber daya cabang
- Belum ada pendampingan PDSPK
- Mengalami intoleransi, permasalahan internal kampus

8. GUNUNG SITOLI
- 3 Komisariat, 2 Aktif, 1 nonaktif
- Kurangnya Pemahaman organisasi
- Implementasi PDSPK kurang maksimal
- Kurangnya pengembangan diri dan bakat
- Esensi GMKI kurang, mahasiswa kurang paham kehadiran GMKI
- Kampus kurang mendukung organisasi esternal
- Pembangunan yang kurang merata
- Ekspolitasi pulau kecil di Nias oleh orang asing, sehingga tidak dapat dinikmati
oleh masyarakat Nias asli.

9. RANTAU PRAPAT
- Sulitnya menjangkau dan mencari calon anggota baru untuk maper
- Anggota kurang aktif
- Anggota kurang minat mengikuti kegiatan PA (PKK), dan kegiatan
kerohanian lainnya
- Stigma mahasiswa terkait organisasi eksternal hanya terkait demonstrasi
- Intelorenasi kebebasan beragama, kegiatan ibadah dibatasi, maka perlu
pendampingan
- Adanya intimidasi di masyarakat umum

10. SIBOLANGIT
- Beberapa kali melaksanakan kegiatan daring (webinar)
- Anak-anak diwajibkan bekerja oleh orang tua, pendidikan bukan prioritas utama
bagi anak.
- Orang tua tidak melihat pengaruh jangka panjang pendidikan pada anak
- Terdapat tempat-tempat prostitusi di Sibolangit
PEMAPARAN KOMISI REKOMENDASI
KONSOLIDASI WILAYAH 1 SUMUT-
NAD
Medan, 27-29 Oktober 2020

A. KOMISI 1 REKOMENDASI
- Pelembagaan Korwil
 Kajian pelembagaan korwil secara struktural harus jelas
 Keberadaan korwil diperjelas kehadirannya
- Dewan Pimpinan Daerah
- Kejelasan Fungsi BKS-PGI
- Pembentukan wilayah XVI (Wilayah 1 dipecah menjadi 2 wilayah)
- Tuan rumah konswil ditentukan oleh cabang-cabang
- Perlunya Universitas Kristen di bentuk di Sumatera Utara
- Penghapusan bidang Penguatan Kapasitas Perempuan
 Ini tetap harus diperjuangkan, karna ada banyak permasalahan perempuan
yang harus diselesaikan oleh GMKI

B. KOMISI II ORGANISASI
- PO Pasal 7 Ayat 2
 Tanpa penjelasan, tidak detail, membingungkan.
- Muatan di konstitusi tidak diakomodir
- Semua cabang mengalami kendala dalam menjalankan program di masa
pandemi, dan PP tidak menunjukkan keberadaannya dalam kondisi ini. Tidak
menerbitkan juklak juknis pelaksanaan program di masa pandemi.
- PNPS GMKI

C. KOMISI III PDSPK


- PP melalui Korwil perlu mendampingi BPC untuk melakukan pembobotan
implementasi PDSKPK, memberi pemahaman yang holistik, bisa dengan memberi
modul PDSPK. BPC banyak yang masih kurang paham PDSPK 2006 secara
keseluruhan
- Minat anggota GMKI masih sangat minim untuk mengikuti berbagai program di
GMKI, tidak semua anggota akan aktif ketika sudah selesai mengikuti pelatihan
- PP membuat pola implementasi pendidikan kader lebih tertata rapi dan dengan
mudah dipahami dan diimplementasikan oleh semua cabang
- Belum adanya sistem penilaian baku PDSPK 2006
- PP bisa membuat e-learning untuk konten pendidikan kader
- Belum adanya panduan tema-subtema GMKI agar menjadi referensi bagi cabang
- Adanya perbaikan sertifikasi pada kaderisasi
- Adanya revitalisasi lembaga dampingan kader (KOINOS)

D. KOMISI IV MEDAN LAYAN


- Gereja :
 Perlunya ada wadah yang bersifat nasional untuk mendorong hubungan GMKI
dengan Gereja, untuk mendorong kerjasama GMKI dan gereja
 GMKI harus mendekatkan diri pada gereja
 Izin berdiri Gereja
- PT
 GMKI hadir untuk mendukung pendirian Universitas Kristen di Sumatera Utara
 PP GMKI ikut turun ambil bagian dalam sosialisasi ke kampus-kampos (rektorat)
 GMKI juga ambil peran pada pendampingan pada anak-anak dan remaja, agar
mereka tidak terjerumus pada kenalakan remaja seperti napza.
 Infrakstruktur pendidikan
- Masyarakat
 GMKI mendesak pemerintah untuk mengesahkan RUU PKS
 GMKI mendesak pemerintah untuk mengeluarkan Perpu guna menghapus UU
ITE
 GMKI fokus pada isu agraria
 Pencemaran danau Toba

II. Implementasi PDSPK (target)


Implementasi PDSPK untuk Wilayah 1 dari sebelas cabang berdasarkan informasi
dengan komunikasi bahwa baru cabang Medan dan siantar yang melakukan implementasi
PDSPK baru pada level 2 pada periode 2017-2019. Sedangkan dari tiga cabang belum di
implementasikan sama sekali. Oleh karena itu, ini menjadi pergumulan serius untuk
ditindaklanjuti dan mengimplementasikan PDSPK dalam periode kita saat ini.
Upaya –Upaya Mewujudkan Implementasi PDSPK Wil 1
a. Mendorong implementasi PDSPK pada tingkatan cabang untuk memperdalam
internalisasi nilai;
b. Melakukan pelatihan penguatan kapasitas pengurus cabang
c. Melanjutkan program kemitraan dengan Universitas Kristen dan Sinode Gereja yang sudah
dimulai, untuk mengeksekusi kelompok kerja (pokja) penggerak kader (Lembaga Koinos)
ditingkat wilayah cabang dalam rangka mendukung implementasi PDSPK,
d. Melakukan sinergisitas antara cabang.

III. Potensi Tiga Medan Layan (gereja, perguruan tinggi, dan masyarakat)
Gereja:
GMKI wilayah 1 merupakan daerah yang memiliki gereja lintas denominasi yang
cukup lengkap dibandingkan daerah /kota lain yang ada di Indonesia . GMKI kononnya
merupakan gereja incognito yang dalam pengertiannya gereja yang tidak kelihatan, bukan
gereja secara fisik dan memiliki jemaat. Pada sisi lain Gejera sebagai mitra GMKI dan harus
memiliki senerjisitas untuk memperkenalkan Kristus ditengah-tengah masyarakat sebagai
upaya untuk menghadirkan shalom Allah. GMKI menyiapkan kader-kadernya untuk mampu
memperbaharui masyarakat seperti yang diingkan Kristus. Peran GMKI sebagai gereja,
seperti Kristus yang terus berjalan untuk mengumpulkan para murid-muridnya dan
menyelamatkan berbagai bangsa. GMKI secara terus-menerus untuk melakukan transformasi
sehingga kita atau masyarakat mengenal sifat-sifat dari Kristus yang berdiri di atas
kebenaran, keadilan dan memperjuangkan kesejahtera bagi seluruh manusia di muka bumi.
Dengan demikian GMKI harus terus berkarya di dalam medan layanan gereja yang walapun
tidak menjadi bagian secara struktural dengan gereja. Dalam melakukan aktivitasnya
organisasi ini, maka tiga panggilan tugas gereja yakni berssaksi, bersekutu dan melayani
harus kita daratkan dalam tugas dan amanat kepercayaan yang telah diberikan kepada kita.
Melalui kader-kader GMKI lah gereja yang incognito akan terus bergerakan dan
memperbaharui masyarakat. Ingat bahwa karya kita adalah cermin diri kita. Apa yang kita
lakukan adalah wujud diri kita.

Perguruan Tinggi:
Perguruan tinggi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari GMKI, karena secara
organisatoris basis GMKI ada di perguruan tinggi atau dapat dikategorikan sebagai basis
masyarakat intelektual. Dalam misi GMKI tampak jelas bahwa sebagai kader GMKI kita
harus mampu menjadi alat kesaksian bagi masyarakat perguruan tinggi. Kader-kader GMKI
bukan saja hanya memiliki tinggi iman, tinggi pengabdian, tapi juga harus memiliki tinggi
ilmu. Perguruan tinggi yang sudah pasti akan menghasilkan sumber daya manusia unggul
sebagai hasil olah (produk) yang baik, bukan menghasilkan produk yang prematur.
GMKI secara organisatoris kira dapat menyiapkan generasi unggul untuk
berkompetisi dan berkontribusi bagi pembangunan bangsa dan negara bahkan juga di daerah
kita masing-masing. Persoalan utama ketertinggalan sumber daya manusia Provinsi Sumatera
Utara- NAD adalah pendidikan beserta infrastruktur pendukungnya yang minim disertai
regulasi dalam scenario pembangunan yang faktanya belum berpihak pada tanggungjawab
peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Oleh karena itu, perguruan tinggi merupak basis
GMKI atau sebagai dapur terakhir penyiapan sumber daya manusia bagi keberhasilan suatu
proses pembangunan memiliki tanggungjawab besar untuk menghasilkan generasi
pembangunan baru yang unggul. Generasi unggul yang akan berkontribusi bagi
pembangunan dan sekaligus mengakselerasi setiap proses dan tahapan pembangunan.
Kehadiran GMKI seyogianya untuk menciptakan pemimpin dalam kalangan mahasiswa yang
memiliki tanggungjawab kepada Yesus Kristus, sehingga nantinya output dari perguruan
tinggi bukan hanya seorang sarjana , namun juga seorang pemimpin yang membawa
perubahan untuk masa kini demi masa depan.

Masyarakat:
Orientasi pergerakan kita jelas untuk ada bersama masyarakat. Kehadiran GMKI
untuk melakukan pelayanan atau pengabdian dan yang pasti sangat bervariatif. Hal sangat
tidak bisa kita pungkiri bahwa banyak perubahan yang terjadi di masyarakat merupakan
akibat dari sebuah gerekan mahasiswa. Karena sikap kita jelas bahwa bersama masyarakat
kika kuat untuk melakukan perubahan di republik ini. Maka wajib hukumnya kader-kader
GMKI sebagai itelektual dalam masyarakat, sudah seharusnya menjadi penggerak perubahan
dalam masyarakat. Kita juga harus menjadi pelopor perubahan, tokoh intektual dalam
masyarakat dan pro pada rakyat. Potret bangsa nampaknya bahwa kondisi masyarakat saat ini
yang penuh dengan ketidakpastian bahkan masyarakat kita dijadikan bulan-bulanan atau
janji-janji atau sorga telinga oleh para pemerintah kita hanya utopia belaka, maka hal ini
manjadi tanggungjawab dan peran kita sebagai GMKI. Potret para pemimpin kita yang
berkarakter ‘sebagai seorang pencuri’ dan sangat tidak popilis untuk memperjuangkan dan
membela kepentingan rakyat, bahkan masi banyak lagi problem sosial yang dipertontonkan
kepada kita.

IV. Potensi Senior Member & sumber daya internal-eksternal


Potensi senior-senior GMKI di Sumatera Utara dan NAD yang pasti sangat banyak
dan terdistribusi dalam berbagai profesi dan atau pekerjaan mereka masing-masing. Cuma
terkadang potensi yang ada ini, kita tidak maksimalkan atau juga mata rantai terputus untuk
mengerakan seluruh potensi organsasi yang ada pada kita. Oleh karena itu, kran komunikasi
antara kita dengan senior harus di bangun dengan baik, bahkan perkumpulan senior menjadi
satu keharusan untuk didiskusikan.
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
KOORDINATOR WILAYAH II (PROVINSI SUMATERA SELATAN, JAMBI,
BANDAR LAMPUNG, BENGKULU, BANGKABELITUNG)
PENGURUS PUSAT GMKI MASA BAKTI 2018 - 2020

II. PENDAHULUAN
SHALOM,
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus Sang Kepala Gerakan
Yang selalu menyertai kita. Yang saya hormati Pimpinan Pusat GMKI beserta jajaran
dan Yang saya hormati pimpinan cabang GMKI se Wilayah II.
Saya Reinal Sibarani selaku Korwil II GMKI yang menaungi 5 cabang se Sumbagsel
yaitu Cabang Palembang, Jambi, Bandar Lampung, Bengkulu, dan Pangkal Pinang.
Dalam perjalanan Koordinator Wilayah II selama 2 tahun sebagai fungsi koordinasi
antara cabang dan Pengurus Pusat Harian serta melaksanakan kegiatan taktis di
wilayah II.
Dalam perjalanan tugas di wilayah II pada tahun 2018 yang awalnya hanya 4
cabang dan membentuk serta mendefenitifkan cabang pangkal pinang pada tahun
2018 di bulan November dan wilyah 2 manjadi 5 cabang di 5 provinsi.
menyampaikan laporan pertanggungjawaban ini dengan sistematika sebagai berikut :
 Pendahuluan.
 Laporan Konsolidasi Wilayah.
 Perkembangan Cabang
 Solusi Pemecahan Masalah.
 Penutup.

III. Laporan Konsolidasi Wilayah


Konsolidasi Wilayah merupakan koordinasi antar cabang se wilayah II berupa
perjalanan program, konferensi cabang dan Konsultasi wilayah. Dalam perjalanan
perjalanan program di setiap cabang berjalan dengan baik dan lancer walaupun ada
kendala di setiap internal cabang. Perjalanan konferensi cabang yang melahirkan
pemikiran baru dan pemimpin baru yang berjalan dengan dinamika yang baik dan
setiap pelaksanaan konferensi cabang selalu di hadiri cabang se wilayah II.
Konsultasi wilayah II dilaksanakan di Pangkal Pinang dengan mengusung thema
Peningkatan ekonomi dan UMKM, Infrastruktur, dan Pariwisata. Pelaksanaan
Konsultasi wilayah II di hadiri semua cabang di wilayah II dan hasil konsultasi
wilayah II ini merupakan acuan untuk pokok pikiran di cabang cabang se wilayah II

IV. Perkembangan Cabang-cabang


Perkembangan Cabang di wilayah II setiap tahun selalu ada perkembangan
yang di lihat dari perjalanan organisasi dan program badan pengurus cabang
setiap periodesasi. Kualitas anggota dapat kita nilai dari program Badan
Pengurus Cabang dari Masa Perkenalan, Masa Bimbingan, dan Implementasi
PDSPK. Implementasi PDSPK di wilayah dua berbeda cara yang d lakukan
dengan kebutuhan setiap cabang. Masa perkenalan anggota yang setiap tahunnya
bertambah dari berbagai Universitas yang menjadi asset dalam perjalanan roda
organisasi untuk melahirkan kader kader terbaik GMKI. Proses perjalanan
organisasi mempunyai banyak dinamika internal dalam pelaksanaan program dan
perjalan Badan Pengurus Cabang beserta Pergantian Antar Waktu.
 Dinamika Anggota
Dinamika anggota di setiap cabang sangatlah dinamis baik antar
Badan Pengurus Cabang, Anggota dan senior. Hubungan Badan Pengurus
Cabang dengan anggota sangatlah baik dengan keaktifan anggota dalam
mengikuti rangkaian kegiatan program dari badan pengurus cabang begitu
juga senior terlibat aktif dalam kegiatan Nasional maupun local. Dan peran
badan pengurus cabang dalam mengejawantahkan Pokok pikiran dan
GBPKUC di konfercab sangatlah baik dalam proses pelayanan GMKI di 3
medan layan beserta posisi tawar GMKI
 Dinamika Program
Dinamika program yaitu metode pemecahan masalah dengan cara
menguaraikan solusi menjadi sekumpulan langkah atau tahapan (stage)
sedemikian rupa sehingga solusi dari persoalan dapat dipandang dari
serangkaian keputusan yang saling berkaitan. Pada penyelesaian persoalan
terdapat sejumlah berhingga pilihan yang mungkin, solusi pada setiap tahap
dibangun dari tahap sebelumnya. Kita menggunakan persyaratan optimasi dan
kendala untuk membatasi sejumlah pilihan yang harus dipertimbangkan pada
suatu tahap. Dalam perjalanan program yang dilaksanakan banyak dinamika
dalam pelaksanaan yang akan di butuhkan di setiap cabang.

Bidang Organisasi
Bidang organisasi merupakan bidang yang mengejawantahkan
program masa perkenalan GMKI, Pengkajian Konstitusi, Pembinaan
Anggota, Pembinaan Komisaritat serta penataaan, Penelitian dan
Pengembangan Organisasi. Setiap tahunnya setiap cabang mengadakan Masa
Perkenalan sebagai bentuk misi organisasi GMKI. Bertambahnya jumlah
anggota GMKI melalui Masa perkenalan akan dilakukan pembinaan terhadap
anggota yang dinyatakan lulus. Keberadaan anggota dan senior juga dapat
disimpulkan melalui database untuk menjadi arsip dan mengetahui jumlah
kader dan senior.

Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian


Bidang Kaderisasi dan kerohanian adalah jantung dan nafas organisasi.
Hadirnya GMKI melalui dari persekutuan kecil mahasiswa Kristen. Bidang
kaderisasi di GMKI dengan dimulainya masa bimbingan sampai ke tahap pola
dasar sistem pendidikan kader. Implementasi PDSPK di wilayah II
dilaksanakan berdasarkan kebutuhan cabang, artinya sistem yang di lakukan
berbeda setiap cabang. Kekurang dalam implementasi PDSPK adalah
kurangnya binaan dari dari Pengurus Pusat kususnya Bidang PKK kepada
Badan Pengurus Cabang terutama kepada cabang baru. Walaupun di wilayah
II sudah melaksanakan implementasi PDSPK.
Bidang kerohanian di GMKI wilayah II berjalan dengan baik adanya
ibadah di setiap cabang, sel group/kelompok kecil, ibadah di komisarit.
Perkembangan ibadah GMKI lebih baik mempunyai pedoman dari bidang
kerohanian di Pusat supaya ada acuan di setiap cabang. Pembinaan rohani juga
dilaksanakan di setiap cabang sebagai pertumbuhan iman

Bidang Aksi dan Pelayanan


Dalam tiga medan layan GMKI yaitu Perguruan Tinggi, Gereja dan
Masyarakat. GMKI wilayah 2 tetap masih dalam garis lurus perjuangan untuk
menyuarakan hak hak kepada masyarakat. Dalam perguruan tinggi pastinya
GMKI mempunyai posisi tawar dalam posisi turut andil di internal kampus
baik itu dalam distribusi kader dan mengkaji kebijakan-kebijakan universitas.
Dalam pelayanan di masyarakat GMKI tetap eksis baik itu bina desa,
aksi sosial, aksi unjuk rasa, dan lain sebagainya. GMKI menjadi garda
terdepan untuk menindas ketidakadilan. GMKI tidak akan membiarkan
mereka yang tertindas terutama yang termaginalkan. Di tengah tengah
pandemic juga GMKI turut andil untuk bersama sama mencegah covid 19
bersama sama dengan pemerintah dan masyarakat.
Perjalanan pelayanan GMKI di Gereja sangatlah berkontribusi besar
dalam hubungan kerjasama dengan gereja. Terkususnya di GMKI jambi juga
turut menyuarakan untuk keadilan karena sikap pemerintah yang menutup dan
menyegell 3 gereja di Kota jambi. Apresiasi besar kepada GMKI jambi yang
sampai aksi turun ke jalan untuk menuntut sikap pemerintah. GMKI di
wilayah 2 juga berperan dalam kerjasama di setiap cabang masing masing.
Hubungan ini tetap bisa terjaga dan bisa menjadi motor penggerak untuk
keterlibatan pemuda gereja dalam dunia pergerakan Kristen.

Bidang Pemberdayaan Perempuan


Bidang pemberdayaan perempuan sangat berperan aktif di cabang
masing masing sebagai fungsi control terhadap isu isu perempuan/gender.
Banyak program yang dilaksanakan baik itu aksi, diskusi dan kajian kajian
terntang pemberdayaan perempuan dan juga melibatkan stakeholder yang
ada

V. Solusi Pemecahan Masalah


Terhadap Masalah Konsolidasi Organisasi pada tingkat Cabang.
4. Pelaksanaan masa perkenalan yang harus dilaksanakan sesuai juklas/jukils
MAPER
5. Penataan, penelitian da pengembagan organisasi harus ditingkat dalam bentuk
kajian ilmiah
6. Database berbasis online mempermudah perjalan organisasi dalam pendistribusian
kader maupun senior
7. Pembinaan terhadap komisariat sebagai langkah awal pengkaderan di tingkat
komisariat
Terhadap Masalah Implementasi PDSPK 2006
4. Pengkajian PDSPK yang lebih dan pemahaman kerjasama dengan yayasan
binadarma sebagai bentuk penyempurnaan kurikulum GMKI
5. Menyelaraskan sistem pengkaderan disetiap cabang
6. Pembinaan dalam menerjemahkan PDSPK terhadap Badan Pengurus Cabang
Terhadap Masalah Aksi / Partisipatif
4. Pengkajian terhadap isu nasional dan isu daerah
5. GMKI sebagai motor utama penggerak aksi di tataran kelompok cipayung
6. Memahami output dalam pelaksanaan aksi di perguruan tinggi, masyarakat, dan
gereja
Terhadap Masalah Pemberdayaan Perempuan
4. Pengkajian terhadap isu gender/perempuan di tingkat nasional dan daerah
5. Pembinaan di internal cabang dalam pastisipatif peranan perempuan dalam
organisasi
6. Ouput dari aksi dan rencana strategi dalam melanjutkan program yang
berkelanjutan

VI. Penutup
Demikianlah laporan dari saya sebagai coordinator wilayah II GMKI se
SUMBAGSEL. Segala perjalanan saya sebagai KORWIL yang berfungsi sebagai
koordinasi antara badan pengurus cabang kepada pengurus pusat harian. Untuk itu
saya menyampaikan permohonan maaf kepada rekan rekan Pngurus Cabang GMKI
se Wilayah II atas segala kekurangan saya dalam mengemban tugas sebagai
KORWIL II GMKI. Harapan kedepan kita bisa lagi bekerjasama dalam hal tugas
yang lain. Segala aktifitas dan kagiatan KORWIL II GMKI bisa d lanjutkan kepada
KORWIL erikutnya dengan sempurna. Sebagai Korwil yang hanya melaksanakan
kegiatan taktis terkususnya penyerapan isu isu nasional dan daerah. Tetapi kususnya
di wilayah II secara geografis tidaklah mudah menjangkau kegiatan di setiap daerah
yang menaungi 5 cabang kota di 5 provinsi. Harapannya di forum kongres yang
terhormat ini kita bisa mengkasi ulang tugas dari korwil serta memperkuat posisi
korwil di GMKI supaya bisa singkron terhadap BPC dan tidak hanya malaksanakan
kegiatan taktis saja. Sekian dan terimakasih untuk laporan Korwil II GMKI.
Tinggi
Iman,
Tinggi Ilmu,
Tinggi Pengabdian,,,

UT OMNES UNUM SINT


PENGURUS PUSAT
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Masa Bakti 2018 - 2020
REINAL SIBARANI
Koordinator Wilayah II (SUMBAGSEL)
KOORDINATOR WILAYAH III
(DKI JAKARTA, JAWABARAT, & BANTEN)

I. Pendahuluan
Puji dan syukur kepada Yesus Kristus Sang Kepala Gerakan, atas tuntunan dan
penyertaannya saya masih diberikan kesempatan untuk menyampaikan Laporan Pertanggung
Jawaban Kordinator Wilayah III (DKI Jakarta, Jawabarat dan Banten) Pengurus Pusat
Gerakan Mahasiswa Krsiten Indonesia masa bakti 2018-2020.
Secara sadar, saya juga menyampaikan terimakasih secara mendalam kepada segenap rekan-
rekan sepelayanan Pengurus Pusat Masa Bakti 2018-2020 karena telah secara kolektif
bersama-sama dalam menyelesaikan tanggung jawab pelayanan selama dua tahun
kepengurusan. Terlebih khusus kepada Korneles Galanjinjinay dan David Sitorus yang
diamanatkan sebagai Ketua dan Sekretaris Umum berdasarkan keputusan Kongres GMKI ke
XXXVI yang telah memberikan kepercayaan kepada saya untuk bersama-sama menjalankan
tugas dan tanggung jawab sebagai Koordinator Wilayah III (DKI Jakarta, Jawabarat dan
Banten) Pengurus Pusat GMKI Masa bakti 2018-2020.
Proses pelayanan menjadi salah satu aparatur organisasi di GMKI, harus dimaknai sebagai
perjalanan iman untuk memikul salib hingga batas akhir masa bakti kepengurusan. Tentunya
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab pelayanan bukanlan suatu hal yang mudah.
Mengingat Gerakan ini memiliki nilai yang menjadi landasan tingkah dan laku setiap
kadernya untuk berpegangan pada nilai spritualitas, integritas dan profesionlitas. Tantangan
dan dinamika menjadi suatu hal yang tidak bisa dihindari dalam setiap proses perjalanan
organisasi. Tantangan dan dinamika tersebut perlu disikapi menjadi proses pembelajaran dan
pendewasaan diri untuk lebih menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya.
Jika sampai hari ini, kita diberikan kesempatan untuk mampu tetap berdiri tegak dalam
menyampaikan Laporan pertanggungjawaban yang sudah kita lakukan selama 2 tahun
kepengurusan dalam forum Kongres GMKI ke XXXVII nantinya, menjadi bukti rasa
kecintaan, bersekutu dalam kasih untuk mengevaluasi dan memperbaiki pola gerakan yang
lebih dinamis, adaptif serta mampu menjawab setiap persoalan dan tantang jaman.
Oleh karenanya, saya menyadari bahwa selama 2 tahun kepengurusan masih banyak
kekurangan sehingga Laporan Pertanggung Jawaban ini saya menyampaikan permohonana
maaf yang sebesar-besarnya apabila selama proses kepengurusan masiih kurang maksimal.
II. Laporan Konsolidasi Wilayah
Secara teritorial Wilayah III GMKI merupakan wiilayah strategis meliputi DKI Jakarta, Jawa
Barat dan Banten. Dki Jakarta merupakan pusat pemerintahan yang menjadi sentrum
kepentingan politik, bisnis dan kebudayaan. DKI Jakarta merupakan provinsi dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi paling pesat karena terdiri dari berbagai sektor perekonomian baik
indsutri, keuangan, perdagangan dan jasa. Selain itu sistem transportasi yang terbilang cukup
maju menjadikan provinsi ini terbilang cukup rawan terhadap kemacetan. DKI Jakarta juga
terdapat berbagai kampus dan perguruan tinggi yang terbilang cikup baik. Sejauh ini jumlah
cabang di wilayah DKI Jakarta terdiri atas 2 cabang yakni Cabang Jakarta dan Cabang
Jakarta Barat. DKI Jakarta terdiri dari 5 kota administratif merupakan wilayah strategis dalam
menciptakan pertumbuhan cabang baru di Wilayah DKI Jakarta. Jawa Barat merupakan
provinsi padat penduduk yang terdiri dari 27 kota/ kabupaten. Sebagai kota padat penduduk
Jabar memiliki segudang persoalan sosial, agama dan ekonomi. Sebagai provinsi padat
penduduk, angka kemiskinan di Jabar masih terbilang tinggi dinilai dari angka pengangguran
yang cukup besar. Jawabarat dengan mayoritas memeluk agama Islam, memiliki gambaran
yang buruk sebagai Provinsi yang intoleran dan tidak ramah terhadap perbedaan. Setara
Institute mencatat sejak tahun 2014-2019 tercatat 162 angka kasus pelanggaran kebebasan
beragama atau berkeyakinan (KBB). Disamping itu, Jawabarat menjadi tujuan berbagai
pelajar untuk melanjutkan studi. Mengingat Jawabarat memiliki 465 perguruan tinggi yang
terdiri dari perguruan tinggi negeri maupun swasta. GMKI di wilayah Jawabarat terus
berkembang dan telah memiliki 6 cabang yang terdiri dari cabang Bogor, Cabang Bandung,
Cabang Depok, Cabang Sumedang, Cabang Karawang dan Cabang Bekasi. Banten sebagai
provinsi paling barat di pulau jawa, menjadi gerbang pintu masuk akses barang, sehingga tak
jarang Banten disebut sebagai daerah penyangga jantung perekonomian ibukota. Selain itu
beberapa wilayah di Banten juga di proyeksikan menjadi area industrialisasi. Banten yang
dulunya masuk dalam wilayah Jawabarat memiliki kultur dan kebudayaan yang hampir sama.
Sehingga persoalan sosial, ekonomi, budaya serta konteks kehidupan beragama juga hampir
serupa. Sejauh ini jumlah cabang yang terbentuk di Wilayah Banten memiliki satu cabang
yaitu GMKI Cabang Serang. Banten terdiri dari 8 kota/kabupaten merupakan wilayah
strategis dalam menciptakan pertumbuhan cabang baru di Wilayah Banten.
III. Kegiatan Koordinator Wilayah III GMKI DKI Jakarta, Jawa Barat dan
Banten
1. Penyaluran Bantuan Bencana Erupsi Gunung Krakatau Serang Banten
Bersama Ketua Bidang Aksi dan Pelayanan PP GMKI dalam menyalurkan bantuan
secara langsung kepada masyarakat yang terdampak dalam bencana tsunami akibat erupsi
gunung merapi anak krakatau. Bantuan yang terkumpul berasal dari hasil kolektif aksi
penggalangan dana yang didistribuskan ke Posko tanggap bencana yang didirkan GMKI
Cabang Serang pada Sabtu, 22 Desember 2018
2. West Java Youth Camp
West Java Youth Camp merupakan kegiatan yang diinisiasikan oleh kelompok Cipayung
Plus Jawabarat yang terdiri dari GMKI, GMNI, PMII, IMM PMKRI, HIKMA BUDHI,
KMHDI) dengan tujuan untuk mencetak mahasiswa yang berintelektual, berintegritas dan
inovasi terhadap pembangunan Nasional di Jawa barat. Kegiatan dilakukan di Cikole
Lembang 25-27 Januari 2019 dengan jumlah peserta mencapai 385 orang.
3. Natal Nasional Mahasiswa dan Pemuda Kristen
Natal Nasional merupakan agenda nasional Pengurus Pusat GMKI dibawah bidang
Pendidikan Kaderisasi dan Kerohanian. Adapun kegiatan ini dilaksanakan di Bandung.
Dalam hal ini Kordinator Wilayah III melakukan kordinasi dengan GMKI Cabang
Bandung dalam hal pembentukan kepanitian hingga terlaksananya acara seminar
kebangsaan dengan tema “Jawabarat Rumah Pancasila” yang dilanjutkan dengan agenda
Perayaan Natal Nasional Pemuda dan Mahasiswa Kristen yang diadakan pada tanggal 30
januari 2019 di Aula Universitas Kristen Maranatha.
4. Kordinasi Lembaga Pemantau Pemilu Jabar
Kordinasi lembaga Pemantauan Pemilu (PanTau Pemilu GMKI) dengan Bawaslu
Jawabarat sebagai mitra dalam melakukan proses Pemilu serentak 2019 agar terwujudnya
pemilu yang jujur, adil bebas dan rahasia di ruang lingkup wilayah Jawabarat.
5. Seminar/Diskusi

Kegiatan ini bertujuan untuk menyikapi isu yang sedang berkembang baik dalam ruang
lingkup daerah maupun nasional. Beberapa kegiatan seminar/diskusi yang pernah
dilakukan yaitu :
o Diskusi “Manipulator Agama dan Sekretarianisme Sebagai Tantangan
Kebangsaan Indonesia”. Sabtu, 9 November 2019.
o Diskusi “ Meilihat Konstruksi Wajah Perekonomian Indonesia Pasca Penerapan
New Normal di Masyarakat”.
o Diskusi “Aksi Protes Rasialisme Mahasiswa Papua Berujung Sidang Makar”.
Kamis 25 Juni 2020.
o Diskusi “ Rekonstruksi Problem Kebijakan Kampus Dimasa Pandemi”. Senin 6,
Juli 2020.
o Diskusi Bersama Cipayung Plus Banten “Merajut Kebhinekaan dalam Menjaga
Persatuan Nasional”. Rabu- Kamis, 20-21 Maret 2019.
6. Konsolidasi Internasilasi Organisasi
Dalam rangka penguatan internalisasi organisasi di Wilayah III.
o Pembekalan BPC Cabang Sumedang. Rabu, 19 Desember 2018 Oleh
Kordinator Wilayah III
o Pembekalan BPC GMKI Bandung. Kamis, 20 Desember 2018 oleh Bang
Marim Purba
o Pembekalan BPC GMKI Karawang, Kamis, 17 Desember 2019
o Roadshow Wilayah III dengan tema “Millenial Creative talks” 4-7 Oktober
2019 Oleh Bidang Medko PP GMKI.
o Silaturahmi dan Konsolidasi Organisasi GMKI Se-Wilayah III, Senin 15 Juni
2020
IV. Perkembangan Cabang Wilayah III
Berikut perkembangan cabang Wilayah III GMKI DKI Jakarta, Jawabarat dan Banten
1. GMKI Cabang Jakarta
Secara historis, GMKI Jakarta merupakan salah satu cabang mula-mula yang ikut dalam
merumsukan dan meletakkan dasar pembinaan Kristen di Indonesia sejak jaman CSV op
JAVA. Sehingga GMKI Jakarta termasuk dalam salah satu cabang tertua yang ada di
Indonesia. Proses dan dinamika yang begitu alot mewarnai konferensi Cabang GMKI
Jakarta ke-36 dan tidak menemukan kesepakatan sehingga Pengurus Pusat GMKI Masa
bakti 2018-2020 mengambil langkah-langkah organisasi dengan melakukan mekanisme
caretaker. Dengan proses diskusi dan konsolidasi yang panjang Konferensi Cabang ke 36
terlaksana sampai ke tahap prosesi serah terima jabatan dari Pengurus Caretaker kepada
Ketua dan Sekretaris cabang terpilih masa bakti 2020-2022. Ditengah-tengah pandemi
Covid-19 GMKI cabang Jakarta aktif dalam melakukan aksi sosial seperti mengawal isu-
isu yang sedang berkembang baik dalam skala lokal maupun isu nasional lainnya. GMKI
Cabang Jakarta telah memiliki dua komisariat sebagai perpanjangan tangan BPC yaitu
Komisariat UKI dan Komisariat Unkris. GMKI Jakarta juga aktif dalam melakukan
kegiatan diskusi dan Pendalaman alkitab sebagai proses kaderisasi informal dan
nonformal. Selain itu implementasi sistem pendidikan Formal juga telah dilakukan
mengacu pada sistem PDSPK 2006 dengan melakukan kegiatan pelatihan organisasi,
kaderisasi dan Aksi.
2. GMKI Cabang Jakarta Barat

GMKI Cabang Jakarta Barat berdiri tanggal 13 September 2012. Sebagai salah satu
cabang yang terbilang baru terbentuk Cabang Jakarta Barat masih perlunya sinergitas
antara kalender konstitusi berjalan dengan baik dengan dilaksanakannya konferensi
Cabang ke III dan VI dalam dua tahun terakhir. GMKI Cabang Jakarta barat sejauh ini
belum mempunyai sekretariat sebagai tempat berhimpunnya anggota dalam melakukan
kegiatan-kegiatan yang sifatnya internal. Kegiatan diskusi dan PA sudah dilakukan,
namun belum menjalankan sistem pendidikan kader yang mengacu pada PDSPK 2006.
Disamping itu GMKI Cabang Jakarta Barat cukup aktif melakukan kegiatan aksi bersama
kelompok Cipayung di wilayah Jakarta Barat,
3. GMKI Cabang Bandung
GMKI Cabang Bandung merupakan salah satuh cabang tertua di Wilayah Jabawarat dan
terbentuk sejak tahun 1950. Sebagai perpanjangan tangan BPC GMKI Cabang Bandung
telah memiliki 5 komisariat aktif dan 3 komisariat caretaker. Proses organisasi berjalan
dengan normal dengan melakukan program kerja cabang dan masa perkenalan baik
secara offline dan online pada masa pandemi Covid-19. Proses kaderisasi dilakukan
secara informal dan nonformal berjalan dengan lancar melalui kegiatan diskusi dan
Pendalaman Alkitab yang dilakukan secara berkala. Proses kaderisasi formal yaitu
implementasi PDSPK 2006 telah berjalan dengan melaksanakan latihan organisasi,
latihan kaderisasi level I, dan latihan kaderisasi level II.
Kalender konstitusi berjalan dengan baik dengan diadakannya konperensi cabang
GMKI Bandung XLIV. Adanya student center sebagai wadah kaderisasi sangat
membantu menjalankan kegiatan cabang. Selain itu cabang Bandung cukup aktif dalam
kegiatan aksi partisipasi masalah dan isu di kota Bandung .

4. GMKI Cabang Sumedang

GMKI Cabang Sumedang terbentuk tanggal 22 April 1991.GMKI Cabang Sumedang


mengalami pasang surut dikarenakan rendahnya partisipasi anggota dalam kegiatan-
kegiatan, Disamping itu Sumedang hanya menjadi daerah transit bagi kader-kader pasca
berproses di GMKI. Tahun 2016 GMKI Cabang Sumedang diambil alih oleh Pengurus
Pusat GMKI dan mulai menata kembali hingga 4 tahun pasca caretaker GMKI Cabang
Sumedang, roda-roda organisasi sudah mulai berjalan.
Kalender konstitusi berjalan dengan baik dengan diadakannya konperensi cabang GMKI
Sumedang XV dan XVI dalam dua tahun terakhir. Selain itu GMKI Cabang Sumedang
juga aktif dalam melakukan proses kaderisasi secara informal maupun nonformal dengan
melakukan diskusi kontekstual dan pendalam Alkitab. Selain itu Implementasi PDSPK
2006 sudah mulai diterapkan dengan melakukan kegiatan bedah konstitusi, latihan
persidangan dan latihan kaderisasi. GMKI Cabang Sumedang sudah memiliki sekretariat
hasil kolektif senior untuk mendorong kader GMKI Cabang Sumedang aktif dalam
melakukan penatalayanan ditiga medan layan.
5. GMKI Cabang Bogor
GMKI Cabang bogor merupakan salah satu cabang tertua di wilayah III GMKI. Ditengah
situasi pandemi aktifitas organisasi cabang cukup aktif dan berjalan dengan normal
dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat diskusi maupun pendalaman Alkitab
sebagai bentuk kaderisasi informan dan nonformal kepada anggota. Dalam rangka
penjaringan kader, GMKI Cabang Bogor sudah melakukan perekrutan anggota secara
online. Selain itu GMKI Cabang Bogor juga aktif dalam menyikapai persoalan lokal issue
maaupun issu dalam lingkup nasional.
6. GMKI Cabang Karawang
GMKI Cabang Karawang adalah cabang termuda di Wilayah III GMKI terbentuk pada
tahun 2017. Dalam Konperensi Cabang I GMKI Karawang, dinamika forum sangat aktif
hingga porses pelantikan fungsionaris berjalan dengan lancar. Diperiode kepengurusan
pertama cabang Karawang masih perlu penguatan dan konsolidasi internalsisasi
organisasi kepada anggota. GMKI Cabang Karawang belum memiliki komisariat sebagai
perpanjangan tangan BPC. Selain itu implementasi PDSPK 2006 belum berjalan. Namun
diskusi dan Pendalaman Alkitab rutin dilakukan. Dimasa pandemi GMKI Cabang
Karawang aktif menyuarakan isu lokal.
7. GMKI Cabang Depok
GMKI Cabang Depok sempat mengalami pasang surut hingga tahun 2015. Kalender
Konstitusi berjalan dengan normal. Pasca caretaker GMKI Cabang Depok sudah
melakukan konferensi cabang sebanyak tiga kali. Jumlah kader yang masih sangat minim
sehingga perlu proses perekrutan kader untuk mengambil peran peran dalam kegiatan
organisasi. GMKI Cabang Depok masih melakukan upaya-upaya adaptif untuk
memperkuat internalisasi dan konsolidasi organisasi. Beberapa progam sudah mulai
berjalan hingga perekrutan kader sudah dilakukan .
8. GMKI Cabang Bekasi
GMKI Cabang Bekasi melakukan Konperensi Cabang terakhir kali pada tahun 2016.
Aktifitas cabang lumpuh ketika Ketua dan Sekretaris dan beberapa fungsionaris cabang
sudah tidak aktif. Sementara itu jumlah anggota di GMKI Cabang Bekasi mengalami
degradasi. Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2018-2020 telah melakukan upaya-upaya
dengan membentuk Tim Caretaker GMKI Cabang Bekasi. Dengan terbentuknya tim
caretaker ini diharapkan mampu mendorong kembali hadirnya GMKI Cabang Bekasi di
Wilayah III.
9. GMKI Cabang Serang
GMKI Cabang Serang merupakan satu-satunya cabang yang ada di Wilayah Banten.
GMKI Cabang Serang disahkan pada Kongres GMKI XXXV di tarutung dan sudah
mengalami proses regenerasi kepengurusan sebanyak 4 kali. Kalender Organisasi
berjalan dengan baik dengan dilaksanakannnya Konperensi Cabang ke III, III dalam dua
tahun terakhir. GMKI cabang serang telah memiliki satu komisariat sebagai perpanjangan
tangan BPC yaitu Komisariat Untirta. Disituasi pandemi GMKI Cabang Serang
melakukan beberapa kegiatan internal organsisasi secara daring seperti Masa perkenalan,
Diskusi dan pendalaman Alkitab. Meskipun ada beberapa kegiatan tetap dilakukan secara
offline. Selain GMKI Cabang Serang beberapa kali menyuarakan dan mengawal isu
lokal.
IV. Rekomendasi
1. Memperkuat sumberdaya BPC maupun anggota GMKI se-Wilayah III
2. Melakukan pendampingan terhadap cabang cabang yang masih muda secara intens
serta berkordinasi dengan bidang-bidang terkait di Pengurus Pusat harian
3. Mengkosolidasikan setiap stakeholder untuk memberikan dukungan baik secara
gagasan, sumbangsih pemikiran maupun materil.
4. Melanjutkan kordinasi dan komunikasi dengan trimatra penatalayanan GMKI yang
terdiri dari Gerjea, Perguruan Tinggi dan Masyarakat
V. Penutup

Demikian laporan Kordinator Wilayah III ini kami sampaikan, agar dapat menjadi bahan
referensi dan evaluasi. Kiranya GMKI Wilayah III lebih baik kedepan dalam melakukan
pelayanan-pelayanan khususnya di Wilayagh III. Terimakasih kami ucapkan kepada
semua pihak yang berpartisipasi dalam penatalayanan GMKI di Wilayah III, terkhusus
rekan-rekan PP GMKI masa bakti 2018-2020, BPC dan seluruh civiats GMKI se-Wilayah
III. Serta para senior members/friend, pemimpin gereja, pemerintah daerah dan pihak-
pihak terkait yang telah membantu Kordinator Wilayah III PP GMKI. Kiranya Tuhan
memberkati dan menyertai kita semua dalam tugas dan penatalayanan kita masing-
masing.
Teriring Salam dan
Doa Ut Omnes Unum
Sint
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KOORDINATOR WILAYAH V
(PROVINSI JAWA TIMUR-BALI-NTB)
PENGURUS PUSAT GMKI
MASA BAKTI 2018 - 2020

I. PENDAHULUAN
Puji dan syukur pada Yesus Kristus Sang Kepala Gerakan yang telah menyertai
dan mengiringi gerak dan pelayanan kepada kita selama satu masa bakti di
Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia.
GMKI secara Nasional mengusung tema “Pergunakanlah waktu dan tetaplah
berpengharapan” (Pengkhotbah 3:1-15 dan efesus 5:16) dengan sub tema “
Meneguhkan iman, Harapan dan Kasih Persaudaraan serta
mendayahgunakan potensi dalam mempersiapkan masa depan yang mandiri
menjelang bonus demografi” yang secara implisit sesuai dengan kondisi yang
dialami ditengah kehidupan berbangsan dan bernegara.
Gmki Wilayah V (JATIM-BALI-NTB) memiliki letak georgrafis yang sangat luas
dan kultur yang sangat berbeda, akan tetapi untuk akses untuk berangkat ke setiap
Provinsi masih sangat mudah di akses dan dapat dilalui menggunakan mode
transportasi darat, laut, maupun udara dengan biaya yang terjangkau.
Secara struktural organisasi yang juga dikuatkan oleh keputusan Kongres terkait
bagan PP GMKI, PP GMKI terbgi atas dua fungsi besar yakni Pengrus Pusat
harian dan koordinator wilayah, dan secara fungsi, tanggung jawab serta garis
koordinasi maupun garis komando yang berbeda di masing fungsionaris nya,
GMKI Wilayah V yang terdiri dari 3 (tiga) provinsi dan 5 (lima) cabang yaitu di
Jawa Timur (Malang dan surabaya), Bali (Denpasar dan Badung) dan NTB
(mataram) dalam perjalanan organisasi tentunya memiliki banyak dinamika dan
persoalan yang terjadi di medan pelayanannya. Akan tetapi dengan koordinasi
yang baik dan terbuka serta transparan, semua dinamika yang terjadi dapat
diselesaikan dengan baik.

II. Laporan Konsolidasi Wilayah.


Konsolidasi Wilayah yang dibangun di wilayah V berjalan dengan baik kepada
semua cabang yang ada, koordinasi dan diskusi-diskusi terkait kebutuhan dan
persoalan cabang diwilayah V dilakukan dengan diskusi bersama maupun
komunikatif antara Koordinator Wilayah maupun cabang di wilayah V, sehingga
semua dinamika dan persolan dapat diselesaikan dengan baik.

III. Perkembangan Cabang-cabang.


Dinamika keanggotaan, dinamika program dan implementasi PDSPK di masing-
masing cabang sangat bervariasi. Ada cabang yang dinamika keanggotaan,
program, pemahaman Konstitusi GMKI maupun penerapan PDSPK sangat
dinami. Adapula cabang dengan dinamika yang tidak berkembang, bahkan
mengalami kemunduran.
1. GMKI Cabang Surabaya
a. Dinamika Anggota
GMKI Cabang Surabaya merupakan GMKI tertua diwilayah V, dengan
memiliki sumber daya yang sangat mempuni disegala sisi, dengan
memiliki 2 (dua) komisariat aktif dan 1 (satu) komisariat persiapan, GMKI
Cabang Surabaya cukup aktif dalam menanggapi isu isu kebangsaan dan
isu isu lokal yang ada di Surabaya.
b. Dinamika Program
Program kerja di setiap bidang masih terkendala dan kurang maksimal,
serta tanggungjawab dan kesadaran dari BPC sangatlah kurang sehingga
pengimplementaasian program kurang.
c. Dinamika PDSPK
PDSPK di cabang Surabaya berjalan dengan metode sekolah kader dan
dibantu oleh Badan Fasilitator Kaderisasi yang dibentuk oleh BPC.
2. GMKI Cabang Malang
a. Dinamika Anggota
GMKI cabang Malang memiliki 5 (lima) komisariat aktif sebagai
perpanjangan tangan yang membatu GMKI cabang Malang menjalakan
tugas dan tanggung jawabnya. Hal yang menjadi kendala GMKI cabang
Malang dalam menjalankan penatalayanannya adalah masalah konsolidasi
organisasi, dikarenakan belum adanya Student Center, sementara wilayah
pelayanan GMKI Cabang Malang cukup luas, dan lokasi antar perguruan
tinggi di Malang cukup jauh
b. Dainamika Program
Masih kurang optimal dalam pengimplementasian program kerja setiap
bidang, dan kurangnya sumberdaya untuk mendukung program kerja
seringkali menghambat implementasi program kerja
c. Dinamika PDSPK
GMKI Cabang Malanelakukan kaderisasi dengan pola kaderisasi non-
formal dengan metode diskusi kelompok yang dipusatkan di komisariat
sebagai pusat dari anggota berkumpul dan beraktifitas.
3. GMKI Cabang Denpasar
a. Dinamika Anggota
GMKI Cabang Denpasar memiliki 3 (tiga) Komisariat sebagai
perpanjangan tangan dari BPC, memiliki satu SC yang dikontrak
bertempat di jalan terompong no 16, Denpasar.
b. Dinamika Progrsm
Pengiplementasian program masih kurang dan kurangnya sumberdaya
c. Dinamika PDSPK
GMKI Denpasar masih belum dapat mengimplementasikan PDSPK karena
kurangnya fasilitator dan pemahaman tentang PDSPK
4. GMKI Cabang Badung
a. Dianamika Anggota
GMKI Cabang Badung hadir pada tahun 2014 dan sering mengalami
pasang surut dan belum memiliki komisariat.
b. Dinamika Program
Pengimplementasian program masih sangat terkendala karena kurangnya
pemahaman tentang struktural dan tugas.
c. Dinamika PDSPK
GMKI badung belum sama sekali melakukan pdspk.
5. GMKI Cabang Mataram
a. Dinamika Anggaota
Sebagai cabang yang baru diaktifkan kembali pada tahun 2018, GMKI
mataram masih berjalan dengan baik dan stabil, serta masih dalam proses
perekrutan anggota,
b. Dinamika Program
Pengimplementasian program masih berjalan dan masih dalam proses
pemahaman terhadap struktural dan nilai nilai GMKI
c. Dinasmika PDSPK
Belum melaksanakan PDSPK
IV. Solusi Pemecahan Masalah.
Untuk memecahkan masalah di atas, maka ada beberapa hal yang dapat dilakukan
1. Terus membangun komunikasi dan koodinasi yang intens dengan pengurus
cabang dan seluruh civitas GMKI se-wilayah V.
2. PP GMKI perlu melakukan pendampingan terhadap implementasi kurikulum
PDSPK terhaadap cabang cabang
3. Melakukaan pendataan senior/anggota luar biasa yang berada di cabang
cabang sewilayah v, untuk dijadikaas sebagai fasilitator dalam semua
kehidupan organisasi.
4. Melakukan pendampingan kepada cabang cabang yang kurang dalam
pemahaman berGMKI
5. Menciptakan laboratorium kader dengan skala Wilayah
V. Rekomendasi.
1. Melakukan koordinasi kepada semua stekholder yang berada di Wilayah
2. Melakukan Training of trainer PDSPK Tingkatan Wilayah
3. Melakukan pemahaman GMKI secara utuh terhadap Cabang-cabang
4. Melakukan pendataan anggota luar biasa, penyokong dan kehormatan
5. Melakukan komunikasi yanag intens terhadap PGIW di 3 provinsi
VI. Penutup.
Demikian Laporan Koordinator Wilayah V ini kami sampaikan, agar dapat
menjadi bahan referensi dan bahan evaluasi. Kiranya GMKI kedepan dapat lebih
baik lagi dalam melakukan pelayanan-pelayanannya khususnya di Wilayah V.

Tinggi
Iman,
Tinggi Ilmu,
Tinggi Pengabdian,,,
UT OMNES UNUM SINT
PENGURUS PUSAT
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Masa Bakti 2018 - 2020

Ridwan Tapatfeto.
Koordinator Wilayah V PP GMKI
(Jawa Timur-Bali-NTB)
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KOORDINATOR WILAYAH VI
(PROVINSI KALTIM, KALTENG, KALTARA, KALSEL)
PENGURUS PUSAT GMKI MASA BAKTI 2018 - 2020

I. PENDAHULUAN
Syalom…!!!
Salam Hormat,
Pertama-tama saya memanjatkan puji dan Syukur kehadirat Sang Kepala Gerakan
kita Yesus Kristus atas kasih dan karunia-Nya kepada saya sehingga Analisis Wilayah ini
dapat saya sampaikan kepada Teman-teman Pengurus Pusat didalam acara Pleno III.
Analisis Wilayah ini merupakan gambaran kondisi diwilayah khususnya di masa periode
kepengurusan koordinator wilayah Masa Bakti 2018-2020 yang akan saya sampaikan
terkait apa yang sudah dilaksakan serta yang belum bisa dilaksanakan sebagai koordinator
wilayah VI. yang meliputi Cabang Samarinda, Palangkaraya, Banjarmasin, Balikpapan,
Tarakan serta Calon Cabang Kapuas dan beberapa potensi Bakal Calon Cabang.
Dalam hal ini perlu sekali saya sampaikan perkembangan organisasi secara garis
besar yang sangat menguji kesabaran serta tantangan baru bagi kita semua di wilayah VI
maupun seluruh dunia ini terkait PANDEMI Covid-19. Tentu ini menjadi hambatan baru
bagi civiatas gerakan termasuk saya sebagai Koordinator Wilayah sehingga banyak
program yang ingin dicapai tertunda dalam beberapa bulan masa waktu selesainya
periode masa bakti, dalam masa yang sulit ini tentu ada beberapa yang harus dilakukan
tentunya mencoba beradaptasi dengan situasi sehingga ada beberapa alternatif yang akan
bisa dilaksanakan bahkan ada beberapa hal yang sulit dilaksana walaupun dengan cara
selalu taat kepada protokol kesehatan yang di atur oleh pemerintah.
Pada kesempatan berbahagia ini izinkan saya menyampaikan salam hangat dari
segenap hati saya yang terdalam bagi kawan-kawan semua, semga kita senantiasa serta
sehat selalu tetap bijaksana melalui proses-proses rapat Pleno III yang dlaksanakan
bersama Tuhan Yesus Sang Kepala Gerakan selalu mampukan kita semua dalam
Pelayanan.

II. Gambaran Umum Wilayah dan perkembangan Cabang


Wilayah VI yang sekarang ini berada pada 4 (empat) Pemerintahan Provinsi yaitu
Provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara dan Kalimantan
Selatan yang secara umum kehadiran GMKI di 4(empat) Wilayah ini memiliki
bargainning poisisition serta andil yang sangat penting dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan dimana GMKI senantiasa konsen menyumbangkan pemikiran-pemikiran
kontruktif bagi Pemerintah Daerah dalam rangka penyetaraan dan peningkatan kualitas
kehidupan masyarakat di tiga medan layanan
Namun demikian saya sebagai Koorwil VI sudah berupaya memaksimal proses
kerja-kerja kordinasi kepada cabang-cabang sehingga sampai saat ini seluruh cabang
sudah melaksanakan komferensi cabang dan bahkan sampai pelantikan. Walaupun
walaupun memang ada cabang banjarmasin yang baru-baru ini dilantik dengan cara
menjaga protokol kesehatan dalam bentuk secara langsung(ofline) beserta daring(online).
Dalam hal ini tentu tidak menghilangkan subtansi atau esensi dari pelantikan BPC yang
ada. Dan juga Calon Cabang Kapuas sampai saat ini tidak memiliki keamjuan dan juga
sangat sulit dijangkau sehingga putusnya komunikasi maka dari itu sangat diperlu di
tinjau kembali serta dilaksanakan penguatan serta konsolidasi ulang serta penguatan dan
analisa khusus persiapan Calon Cabang untuk di tindaklanjuti. adapun beberapa cabang
yang sudah di laporkan dan di buat analisis serta potensi untuk calon cabang dikirim
Pengurus Pusat Harian untuk di tetapkan dan di beri SK. Calon Cabang antara lain,
Kabupaten Kutai Kartanegara.Kalimantan Timur Sudah pernah menjadi komisariat dari
terdekat Samarinda. Beserta memiliki anggota yang sangat siap untuk di tindak lanjuti.
Kabupaten Pangkalanbun(Kalteng) sudah ada beberapa kali pembinaan dari cabang
terdekat Palangkaraya secara pendekatan senior dan secara keanggotaan juga sudah siap
jika ditindak lanjuti sebagai calon cabang. Serta pelaporan potensi bakal calon Tanjung
Selor(Kaltara) berada di pusat pemerintahan Provinsi Kalimantan Utara, Potensi Bakal
Calon Kabupaten Nunukan sudah pernah terbentuk menjadi komisariat cabang tarakan.
Potensi Bakal Calon Malinau, Potensi Bakal calon Kutai Timur juga sudah pernah
komisariat Samarinda dan juga sempat menjadi calon cabang pada masa lampau sampai
hari ini masih fakum namun sebelum ada beberapa mahasiswa Kristen disana sempat
menghubungi memiliki kerinduan untuk melakukan bimbingan lagi terkait GMKI.
adapun dianatara beberapa potensi bakal calon cabang ini perlu ada pendampingan dan
keaktifan badan Pengurus Cabang terdekat serta Pengurus Pusat, sehingga semua hal
terkait mempeluas gerakan bisa terlaksana.
Saya sadari dalam perjalanan program kerja koordinator wilayah pada masa periode
2018-2020 ini sangat mengalami kesulitan untuk koordinir serta menjangkau Calon
Cabang, bakal Calon serta Potensi dikarena seluruh dunia mengalami pademi covid-19
sehingga proses penijauan atau study kelayakan calon cabang, serta mengevaluasi
potensi-potensi pemekaran cabang memiliki kesulitan bagi saya koorwil sendiri.

III. Isu Wilayah


Kalimantan merupakan salah satu di Indonesia yang memiliki dataran wilayah sangat luas
dan memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah sehingga menjadi daya tarik bagi
siapapun untuk masuk kekalimantan baik secara individu dan kelompok maupun investasi
usaha/bisnis maupun luar negeri berlomba-lomba melakukan investasi usaha dengan cara
kotor mengabaikan hak masyarakat adat maupun loka bahkan pemerintah mempercepat
lajunya investasi dengan tidak memperhatikan sebaik-baiknya dampak dari investasi
terhadap masyarakat disekitar investasi sehingga terjadi komplik dan sehingga kelompok
rentan mengalami kriminalisasi/penangkapan secara paksa masyarakat adat maupun lokal
yang tidak bersedia menerima tanahnya di gusur oleh kepentingan usaha kotor
perkebunan sawit dan pertambangan serta di dukung oleh aparatur negara yang
disebabkan investasi berlindung dibalik oknum penegak hukum. Terkait dengan upaya
pembangunan nasional pemerintah menetapkan pulau Borneo Kalimantan Timur sebagai
lokasi Ibu Kota Negara dan Food Estate yang ada di Kalimantan Tengah. Dari kebijakan
nasional tersebut tentu memiliki efek buruk serta komplik jika tidak di jalankan secara
baik oleh pemerintah. Bisa mengakibatkan komlik horisontal dan vertikal dikarenakan
kesenjangan kehidupan masyarakat lokal dengan pendatang juga menjadi tantangan yang
di hadapi, rencana pemerintah tersebut tentu mejadi tantangan tersediri bagi medan
layanan di wiliyah VI. Melihat hal tersebut tentu tidak bisa kita hindari karena bareng
tentu GMKI harus memiliki sikap dan pikiran berlandaskan Tri medan layanan yang terus
digumuli yang sangat terkait dengan persoalan kedepan agar gmki tetap bersuara
menyampaikan suara kenabian salom ALLAH.

IV. Laporan Konsolidasi Wilayah


KOMISI I – DINAMIKA
INTERNAL
-ORGANISASI MAPER-

- Pasca saat maper bagaimana pola strateginya, agar saat selesai maper anggota tidak
menghilang.
- Kendala dalam saat maper anggota sulit untuk bertahan dan hanya ada pada saat maper
- Hanya beberapa anggota maper yang menulis karya ilmiah yang di tugaskan.
- Kesulitan dalam pola pengkaderan.
- Kesulitan anggota mengikuti kegiatan cabang.
- Pertimbangan calon anggota dalam tugas dari kuliah yang memberatkan untuk ikut
GMKI.
- Manajemen waktu yang kurang salah satu alasan maper untuk ber-GMKI
- Kurangnya bimbingan dari senior yang membuat kader acuh
- Banyak yang mengikuti, tapi sedikit untuk aktif dalam kegiatan maupun pengurus

Rekomendasi :
- Doktrinasi di maper yang harus di maksimalkan dengan pemateri dan narasumber yang
berkompeten
- Perlunya metode baru dalam pelaksanaan maper dan pasca maper di tambah dengan cara
mengadakan kegiatan yang terstruktur dari bidang-bidang.

PKK (PDSPK)
Permasalahan :
- Kurikulum yang berbeda-beda, sehingga menyebabkan tidak seimbangnya pemahaman
atau kapasitas antara cabang-cabang.
- Belum maksimalnya beberapa cabang dalam membentuk metode yang tepat dalam
pelaksanaan pdspk.
Rekomendasi :
- Kurikulum pdspk yang harus disamakan untuk semua cabang, adapun tambahan materi
itu tergantung kebutuhan cabang.
- Pengurus pusat melalui koordinator wilayah perlu membentuk badan bentukan, yang
bertugas untuk merencanakan, membimbing, dan mengawal pelaksanaan
impelementasi pdspk di setiap wilayah.
- BPC Perlu membentukan kelompok2 untuk mengkoordinir minat dan bakat anggota
yang telah mengikuti PDSPK
KOMISI III - EKSTERNAL

Isu Tantangan Peluang


A. Gereja a. Ekslusivisme Gereja a. Kehadiran GMKI sebagai
terhadap GMKI Anak Kandung Gereja
b. Terjadi sekat karena bisa menjadi alat untuk
adanya denominasi Gereja memperkuat 3 panggilan
c. Kurangnya pemahaman Gereja untuk GMKI
terkait pendidikan Politik di b. Memperluas medan
lingkup Gereja layanan (Pendeta
mahasiswa)
c. Memperkuat kemitraan
(PGIW, STT, GKE dll).
d. Memperluas pemahaman
tentang pendidikan politik
B. Perguruan a. Paham radikalisme a. Selalu mengawal isu-isu
Tinggi b. Ekslusivisme kebangsaan
PMK/KBMK di b. Membuka ruang
Universitas komunikasi
c. Permenristekdikti nomor 55 c. Mendorong legalitas
tahun 2018 melegalkan cipayung (belum memiliki
organisasi mahasiswa ekstra legalitas ) di kampus
kampus (OMEK) karena dianggap
menghalau paham
radikalisme
C. Masyarakat a. Pembinaan ideologi bangsa a. Sosial eksperimen
b. Desa binaan GMKI b. Peran aktif GMKI di mitra
c. Advokasi GMKI (Melalui masyarakat
LBH GMKI). c. Mengaktifkan kembali
advokasi GMKI
D. Keperempuanan a. Advokasi perempuan a. Mengaktifkan kembali
(melalui pokja perempuan) advokasi GMKI

KOMISI III – ISU-ISU STRATEGIS


Adapun isu-isu strategis yang akan direkomendasikan dari GMKI Wilayah VI yaitu :
1. Konflik Agraria yang ada di Kalimantan agar menjadi isu dan bahan pergumulan
GMKI setanah Air.
2. Food Estate (ketahanan Pangan).
3. Reklamasi lubang Tambang terkhususnya di wilayah Banjarmasin dan Samarinda.
4. Masyarakat perbatasan antar Negara di Tarakan.
5. Pendidikan yang tidak merata terkhusus nya dalam hal infrastruktur di wilayah-
wilayah kecil atau pedalaman kalimantan. Adapun kendala lain nya seperti kurangnya
sumber daya pengajar di setiap sekolah-sekolah.
6. Pemindahan Ibukota, berdasarkan hasil rapat terbatas yang dilaksanakan oleh kepala
Negara Republik Indonesia terkait pemindahan Ibu Kota Negara jatuh kepada
Provinsi Kalimantan Timur dan pemindahan ibukota juga harus berkaitan dengan
peningkatan sumber daya manusia.
7. RZWP3K, sebuah amanat dari undang-undang nomor 27 tahun 2007 (tentang
pengelolahan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil). RZWP3K ini telah dirancangkan
sejak tahun 2018 (RAPERDA). RZWP3K ini menjadi salah satu langkah awal
pemerintah untuk membuka ruang agar adanya pembangunan danalur transportasi laut
yang semakin meluas sehingga akan terjadinya sebuah plemik untuk nelayan atau
masyarakat Kalimantan Timur terkhususnya Balikpapan serta mengancam hutan
magrove.

Kondisi Cabang-Cabang
Jika dilihat dari kondisi cabang saat ini sudah sudah menyelesaikan proses seluruh
seluruh jadwal kalender organisasi/masa periode baik konferensi cabang dan pelantikan
adapun cabang-cabang yang sudah melaksanakan di peiode Pengurus Pusat 2018-2020
Korwil VI cabang Palangkaraya, Cabang Samarinda, Cabang Balikpapan, Cabang
Banjarmasin dan walaupun ada cabang yang sempat tertunda melaksanakan pelantikan.
Cabang yang baru saja melaksanakan konferensi cabang antara lain. Cabang Banjarmsin
.
Adapun beberapa cabang yang sempat mengajukan proses Pergantian Antar
Waktu(PAW) yaitu :
1. Banjarmasin(sebelum konfercab)
2. Cabang Palangkaraya
3. Cabang Samarinda

Analisis Cabang-Cabang
PERMASALAHAN PENYEBAB SOLUSI
1.Menurunny 1. BPC. Mengalami 1. BPC perlu aktif
a Aktivitas komplik melaksanakan diskusi
Cabang. berkepanjangan serta konsolidasi baik
2.Kurang Minat dalam Periode BPC dan anggota
Mahasiswa kepengurusan agar terjadinya
BerGMKI. sehinnga ada kesolidan cabang
3.Kurang beberapa BPC tentu akan
Pahamnya memilih tidak aktif. memperkuat semagat
Anggota 2. Kurang pemahaman dan patriotisme
terhadap dan terhadap gerakan
GMKI doktrin(diskusi/konso GMKI dan Pelayanan
4.Kurang lidasi Kaderisasi. 2. BPC perlu melakukan
Militannya 3. Kurang adanya konsolidasi lintas
Kader koordinasi lintas organisasi terkait
5.Agak sulit cabang. wawansan
melaksanakan 4. Tidak ada folowup dari kebangsaan
implementasi senior-senior. 3. Perlu setiap Cabang
Kaderisasi 5. Ada beberapa Perlu memfasilitasi
secara pandangan bahwa membentuk
seragam GMKI Adalah Perkumpulan Senior
Organisasi sering dicabang masing.
demo sehingga Agar lebih dekat
mahasiswa Kristen dengan senior serta
agak kurang adanya kepedulian
berminat. terhadap kondisi
6. Persaingan Organisasi cabang.
kader agak sulit, 4. Adanya Inventarisir
7. Alasan banyak Senior di wilayah
kesibukan masing- Cabang.
masing ga ada waktu 5. GMKI Khususnya di
untuk berorganisasi. cabang melakukan
8. Kurangnya publikasi keterlibatan dengan
tentang GMKI di sinode-sinode gereja,
media sosial dan bisa melakukan
media cetak kerjasama kegiatan
9. Awal mahasiswa kerohanian, agar tidak
tertarik namun just sebagai
banyak yang organisasi politik dan
meninggalkan GMKI. demo saja.
10. Banyak Cabang Bisa 6. Setiap cabang
melaksanakan Maper melaksanakan
Anggota tapi tidak Implementasi
bisa menjadikan PDSPK/LTC.di
Keder yang siap utus. tingkat cabang
11. Tidak adanya 7. Setiap cabang harus
keseragaman dasar merawat anggota
kaderisasi shingga serta membuat
berbeda-beda kegiatan yang tidak
pemahaman terkait kaku /selalu formal
gmki. bisa di rangkai
kemping, rekreasi.
sehingga ada
keakraban dengan
anggota.
8. Perlu adanya sebuah
doktrin yang militan
dari seluruh element
GMKI agar
mendokrak semangat
anggota bergmki,
9. perlu adanya
pendekatan GMKI
dicabang kepada
pimpinan universitas
atau perguruan tinggi
agar ada dispensasi
dari kampus kepada
Anggota yang aktif di
GMKI.
10. Perlu adanya
pembelajaran
Manajemen waktu
oleh BPC dan
anggota agar bisa
membagi waktu
antara kuliah,
kesibukan diluar.
11. Perlu adanya
pemahaman dan
doktrin yang dapat
membuat anggota
tetap bertahan di
GMKI, perlu ada
Metode pola
kaderisasi dasar di
tetapkan oleh
keputusan tertinggi
GMKI sehingga
keseragaman
Pemahaman GMKI
kedepa

Kondisi /ketidak aktifnya 1. ketika ada masalah di 1. Perlu adanya


Pengurus Cabang internal tidak ada pendewasaan
yang memfaslitasi organisasi melalui
2. Tidak Aktifnya BPC. beberapa senior
Atau Pimpinan menguatkan satu
Cabang di sebabkan sama lain
ada aktivitas akhir 2. Perlu ada
kampus serta sering evaluasi/analalisis
kembali tidak bisa serta tertif kriteria
dihubungi oleh BPC pribadi terhadap
lainnya komitmen terhadap
3. Kurang komunikasi BPC yang akan di
antara BPC. pilih atau diteteapkan
4. Ada beberapa sebagai BPC
pimpinan cabang 3. adanya penguatan
putus komunikasi konstitusi di level
dengan senior Badan Pengurus
diakibatkan komplik Cabang.
kepentingan kongres. 4. Melakukan pendekatan
5. Ada beberapa BPC. persuasif terhadap
Yang bekerja di luar anggota BPC.dan
daerah karena sudah senior yang tidak
lulus dari kampus.dan menerima
dipaksa orang tua kebijakan/Keputusan
untuk pulang organisasi
kampung sehingga 5. Jika ada kesulitan
mengalami,kebingung menghadapi
an(dilema) persoalan pribadi para
6. Ada beberapa BPC BPC. Harus ada
yang mengalami kejelasan dan BPC
komplik diakibatkan bisa menjalankan
dinamika dicabang mekanisme organisasi
dan tidak sejalan. sesuai aturan yang
7. Pimpinan Cabang berlaku sehingga
terpilih dikarenakan segera dilakukan
Krisis pengkaderan proses agar tidak
terjadi kekosongan
kepemimpinan atau
tugas roda organisasi
6. Membangun hubungan
emosional melalui
kegiatan bersama
dianatara BPC.
7. Hal yang harus
dilakukan adalah
bagaimana cabang
melakukan maper
sebanyak mungkin
anggota yang dilantik
menjadi anggota serta
penguatan masa
bimbingan(MABIMC
AB) dan dilanjut
dengan implementasi
PDSPK/LTC. Agar
memperkuat
pesaingan kualitas
kader di cabang.

I. Potensi Wilayah
1. Konsolidasi Organisasi (Potensi cabang-cabang
baru) Calon Cabang dan Potensi Bakal Calon Cabang
Cabang Samarinda
No Kabupaten/Kota Status Analisis/Keterangan
1 Kabupaten Kutai Kartanegara Penjajakan/ Bakal Sudah Pernah ada Komisariat
Calon Cabang dan ada senior dan perguruan
tinggi, UniversitasKutai
Kartanegara, Sekolah Tinggi
Thelogia Tenggarong,
Sekolah Tinggi Ekonomi,
Sekolatinggi Kesenian Kutai
Kartanegara. Akademi
Kebinan.- (sudah mengirim
data ke Pengurus Pusat
Harian agar di terbitnya
surat Calon Cabang.)
2 Kabupaten Kutai Barat Potensi Bakal Baru penjajakan dengan
Calon Cabang BPC. Cabang Samarinda, ada
beberapa senior mantan
Ketua Cabang Samarinda.
Dari jumlah penduduk
mayoritas Kristen(dayak).
Peruguruan Tinggi:
Universitas Sendawar,
Politeknik, Universitas
Terbuka

3 Kabupaten Kutai Timur Potensi Bakal Pernah menjadi calon


Calon Cabang Cabang pada tahun 2012-
2014 namun karena sulit
akses pengurus pusat dengan
komisariat di sangata.
Masih ada beberapa senior
memiliki kerinduan untuk
membantu GMKI disana

Cabang Tarakan
No Kabupaten/Kota Status Analisis/Keterangan
1 Kabupaten Tanjung Selor Bakal Calon Cabang Sudah memiliki Komisariat
dari Cabang Tarakan. Letak
wilayahnya sebagai ibukota
provinsi, ada beberapa senior
yang berdomisili di provinsi
tersebut, ada universitas
Kaltara, Sekolah Tinggi
Ekonomi, Ada Universitas
Terbuka.
2 Kabupaten Nunukan Bakal Calon Cabang Sudah memiliki Komisariat
dari Cabang Tarakan,
Lembaga Keumatan dan ada
beberapa Gereja yang
mendukung Gerakan,
Perguruan Tinggi: Politeknik,
Sekolah Tinggi
Thelogia(STT)
Juga sudah ada beberapa
senior yang bisa membantu
pengurus komisariat
Nunukan
3 Kabupaten Malinau Dalam tahap penjajakan oleh
BPC. Tarakan dan sangat
berpotensi dikarenakan ada
beberapa mahasiswa
meminta BPC.tarakan
melaksanakan Maper disana.
Malinau mayoritas beragama
Kristen, tentu lembaga
keumatan dan Gereja sangat
mendukung hadirnya GMKI,
Senior yang disana Bupati
menjabat saat ini. Perguruan
tinggi ada Politeknik, dan
Universitas Terbuka
Cabang Palangkaraya

No Kabupaten/Kota Status Analisis/Keterangan


1 Kapuas Sudah Calon Cabang Dalam waktu dekat belum
bisa di naikan menjadi
cabang devinitif dikarenakan
semangat anggota menurun
sehingga persiapan,
mempersiapkan administrasi
/dokumen dan serta
persiapan belum memadai.
Jadi perlu adanya
pendampingan serta
kosolidasi secara khusus baik
BPC, Senior serta pengurus
Pusat. – belum ada
penjajakan baru dikarenakan
sulitnya mengakses
mahasiswa disana.
2 Pangkalanbun Bakal Calon Cabang Sudah dilaksanakan maper
oleh BPC. Palangkaraya di
awal bulan november lalu –
(sudah dikirim data awal
untuk dijadikan calon
cabang)

Cabang Banjarmasin
No Kabupaten/Kota Status Analisis/Keterangan
1 Banjar Baru Cabang Cartaker Belum ada pendampingan
karena sulit menemukan
mahasiswa yang Kristen yang
mau berkomitmen
menghidupkan kembali
cabang banjar baru, juga
terhambat dikarenakan cabang
pendamping Banjarmasin juga
dalam keadaan menurun
dalam dunia pergerakan
sehingga kegiatan
pendampingan ke banjar baru
kurang aktif
2. Implementasi PDSPK (target)
- Yang sudah melaksanakan periode lalu hanya beberapa cabang.antara lain Cabang
Balikpapan, Cabang Tarakan, Samarinda, Balikpapan
3. Potensi Tiga Medan Layan (gereja, perguruan tinggi, dan
masyarakat) Gereja:
Banyaknya muncul sinode gereja-gereja sehingga banyak komplik antara gereja dan juga
umat lain, misalnya ada beberapa pembangunan gereja sempat di tolak disamarinda, namun
semua terselesaikan oleh tokoh lintas agama, beberapa tahun silam, secara eksternal Di
kalimantan mengalami kerawanan komplik Agama dan suku. Karena banyaknya paham
radikal masuk baik dimasyarakat maupun pemerintahan. Adapun juga organisasi masyarakat
dan kesukuan selalu menolak keberadaan kelompok radikal, namun dikomplikkan dengan
agama.
Perguruan Tinggi:
Dikampus-kampus banyaknya organisasi kemahasiswaan terkhusus kekeristenan yang sangat
berpotensi menolak keberadaan GMKI dikarenakan GMKI sangat berbeda sering demontrasi
dan sering mengkritik pemerintah, ada beberapa daerah UKM Kampus Misalnya Keluarga
Besar Mahasiswa Kristen(KBMK), Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) mereka menolak
GMKI untuk masuk dikampus. Menurunnya tingkat partisifasi mahasiswa disebabkan
kesibukan mengikutikegiatan kampus mengerjakan tugas oleh dosen sehingga tidak berminat
untuk berorganisasi.
Masyarakat:
GMKI dicabang-cabang masih belum berpengaruh dan mamfaat secara langsung
dimasyarakat. Masih banyak masyarakat awam tidak mengenal GMKI karena hampir semua
cabang dikalimantan tidak pernah membuat kegiatan yang berefek secara langsung
dimasyarakat bawah misalnya kegiatan dikampung-kampung sangat kurang dilakukan.
Kalimanatan terdapat wilayah yang sangat luas yang memiliki sumberdaya alam yang sangat
berlimpah sehingga menjadi daya tarik perantau dari pulau manapun untuk bekerja dan
berdomisili di walah ini, sehingga banyak sekali pendatang melakukan penguasaan tanah
penguasaan pemerintahan sehingga penduduk asli justru merasa tertindas dan tidak memiliki
apa-apa, kalah bersaing terdapat menjadi indikasi komplik,
Di tambah kalimantan ini mengalami darurat agraria dimana tanah masyarakat adat dirampas
oleh investor perkebunan dan usaha pertambangan serta dibecking oleh pemerintah dan
aparat sehingga efekntya masyarakat adat dikriminalisasi dipenjara akibat mempertahankan
tanah adat dan sumber kehidupannya. Ada beberapa tempat misalnya kalimantan timur saat
ini mengalami darurat lubang bekas tambang sampai saat ini sejak 2011 terhitung sudah 31
anak meninggal dilubang bekas tamabang, beberapa hal tersebut menjadi marak menjadi isu
derah yang sangat penting diperhatikan.
4. Potensi Senior Member & sumber daya internal-eksternal.
Secara Umum di kalimantan masih terdapat kurangnya kedekatan senior hanya sebatas
pertemuan ketika senior atau BPC memiliki kepentingan saja. Masih kurang intens antara
senior dan BPC maupun anggota, dikarenakan memang selama ini senior/member tidak
memiliki ruang atau wadah lembaga. Adapun seluruh cabang belum terbentuk forum
perkumpulan Senior. Secara sumberdaya BPC. Mau

II. Penutup
Demikian analisis singkat yang sangat sederhana ini saya sampaikan sebagai bahan informasi
dan masukan bagi kita dalam memasuki Sidang Pleno III Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti
2018-2020. pada akhirnya izinkan saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh
rekan-rekan Pengurus Pusat Harian yang selama ini mendukung kegiatan di Wilayah VI. Puji
Tuhan dengan segala keterbatasan sumberdaya saya sebagai coordinator wilayah bisa dan
mampu menyelesaikan tugas dan mandate yang di percayakan kepada saya selama 2 tahun.
Kiranya Tuhan Sang Kepala Gerakan menyertai jerih payah kita semua mengemban tugas
dan tanggungjawab ini.

Pergunakanlah Waktu dan Tetap Berpengharapan (Bdk. Penghotbah 3:1-15 dan


Efesus 5:16)
Tinggilah Iman,Tinggi Ilmu, Tinggilah Pengabdian Kita.
Ut Omnes Unum Sint. Syaloooom

PENGURUS PUSAT
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
MASA BAKTI 2018-2020

SAIDUANI
Koordinator Wilayah VI (KALTIM, KALTENG, KALSEL,KALTARA)
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
KOORDINATOR WILAYAH VII (PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR)
PENGURUS PUSAT GMKI MASA BAKTI 2018 – 2020

I. PENDAHULUAN
Kerjakanlah Tanggung Jawabmu dengan hatimu, dengan ketulusanmu dan biarkan
Tuhan yang mengatur setiap persoalan yang datang kepadamu. Tak terasa sedikit lagi
kita akan menyelesaikan masa kepengurusan kita di bwah terang thema:
“Pergunakanlah Waktu dan tetap berpengharapan”(Pengkhotbah 3:1-15 dan
Efesus 5:16)
Untuk itu ijinkan saya selaku Koordinator wilayah VII GMKI Masa Bakti 2018-2020
menyampaiakan laporan Koordinator WIlayah VII dengan keterbatasan saya namun,
saya percaya bahwa setiap apa yang saya lakukan adalah atas kehendak Sang Kepala
Gerakan kita.
II. LAPORAN KONSOLIDASI WILAYAH
Dalam wilayah VII GMKI yang berada di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang
pada masa bhakti ini mempunyai dinamika yang cukup baik sehingga lahirlah satu
cabang baru menjadi cabang definitif sehingga sudah memiliki 8 Cabang Definitif dan
terkonsolidasi dengan sangat baik dan Puji Tuhan pada wilayah VII ada penambahan
1 cabang baru pada wilayah VII GMKI yaitu cabang SoE dengan penantian yang
cukup panjang akhirnya cabang ini bias menjadi cabang definitif dinamika pada
wilayah VII berjalan dengan baik bahkan sudah 2 cabang yang pada masa bakti 2018-
2020 telah membentuk komisariat sebagai alat bantu pelayanan cabang
PERKEMBANGAN CABANG-CABANG
1. Cabang Kalabahi
 Dinamika Anggota
Cabang kalabahi sudah memiliki dinamika anggota yang sangat baik hal
ini di tandai dengan aktifnya para anggota dalam mendinamikai Gerakan
ini contohnya keterlibatan aktif anggota ketika cabang ini menjadi Tuan
rumah Konsultasi studi Wilayah VII tahun 2020 yang dengan penuh
antusias dan semangat mereka saling membantu untuk menyukseskan
kegiatan tersebut dan juga pada masa bakti 2018-2020 cabang kalabahi
sudah memiliki 4 Komisariat aktif yaitu Komisariat yusuf, Komisariat
Sinagoge, Komisariat Firdaus dan Komisariat Hukum. Dengan proses
Maper (Masa Perkenalan) terus berjalan meskipun di tengah wadah
Pandemi Covid-19.
 Dinamika Program
Bidang Internal
Bidang Internal meskipun dalam keadaan tertatih dan dengam keterbatasan
namun dengan tuntunan Sang Kepala Gerakan program pada bidang
Internal organisasi dapat di laksanakan dengan penuh sukacita dan semua
dapt berjalan dengan baik pada masing-masing bidang namun ada
beberapa bidang yang belum sempat di jalankan yaitu bidang Litbang dan
Kewirausahaan. Pendalaman Alkitab di lakukan satu Setiap minggu dan
juga diskusi-diskusi di Sekretariat Cabang tentang konstitusi dan
pendidikan kader.
Bidang Eksternal
Eksistensi GMKI di cabang Kalabahi sangat di perhitungkan hal ini di
tandai dengan aksi-aksi yang di lakukan oleh cabang kalabahi sendiri
dalam mendinamikai kebijakan-kebijakan pemerintah daerah dan juga aksi
bersama cipayung dalam menolak UU Omnibuslaw.
 Dinamika PDSPK
Pola Dasar Sistem Pendidikan Kader (PDSPK) berjalan dengan sistem
berkelanjutan dan pada Masa Bakti 2018-2020 dengan pertemuan yang di
lakukan sebanyak 3 kali pertemuan dan sebenarnya masih terus berjalan
namun karena selalu bertabrakan dengan jadwal kuliah sehingga PDSPK
tidak berjalan sesuai dengan target.
Penutup dan Rekomendasi
Perlu adanya pendampingan tentang nilai-nilai organisasi dan juga perlu
adanya Tim dalam mendampingi pelaksanaan PDSPK.
2. Cabang Baa
 Dinamika Anggota
Dinamika anggota di cabang Baa sedikit mengalami kendala hal ini di
karenakan dinamika kampus yang tidak mendukung (sedikit mahasiswa
yang mendaftar di kampus ini sehingga untuk mengajak mahasiswa
berorganisasi teman-teman BPC harus bekerja ekstra) tetapi meskipun
tertatih-tati namun dapat di maperkan beberapa anggota baru.
 Dinamika Program
Bidang Internal
Program bidang internal masih berjalan meskipun dengan banyak kendala
dikarenakan dinamika anggota yang kurang mendukung namun program
rutin tetap di laksanakan dan berjalan.
Bidang Eksternal
Pada bidang eksternal BPC GMKI Baa pada saat pandemi covid-19
bekerjasama dengan pemerintah daerah melakukan berbagai kegiatan
dalam mencegah penyebaran covid-19 dan juga memberikan usul saran
terkait kebijakan-kebijakan yang dia ambil oleh pemerintah daerah
setempat.
 Dinamika PDSPK
PDSPK di cabang ini belum di laksanakan seperti beberapa cabang lain
karena BPC juga belum memahami dengan baik tentang PDSPK dan juga
tidak adanya Mentor untuk menjelaskan dan membimbing pelaksanaan
PDSPK
Penutup dan Rekomendasi
Demikian laporan untuk cabang baa dan menjadi rekomendasi adalah
perlu pendampingan lebih intens dan juga harus adanya Tim TOT PDSPK
3. Cabang Waingapu
Dinamika Anggota
Anggota cabang Waingapu sendiri memiliki Semangat dan antusias untuk
belajar yang sangat tinggi dan partisipasi dalam mendinamikai gerakan ini
dan juga Pendalaman Alkitab (PA) sebagai napas hidup terus di lakukan
dalam satu kali seminggu, diskusi konstitusi dan juga pemahaman tentang
nilai-nilai organisasi yang terus di diskusikan di Sekretariat Cabang.
Cabang waingapu memiliki 3 komisariat yang tersebar di dua kampus
yaitu Unkris Wina dan STT Lewa (nama-nama Komisariat Njara Bara,
Kris wina dan Pendekar Firman)
 Dinamika Program
Bidang Internal
Bidang internal sendiri untuk cabang waingapu melakukan diskusi
konstitusi, pelatihan kader, dan penguatan kapasitas kader yang terus di
lakukan.
Bidang Eksternal
Cabang waingapu bekerja sama dengan Bawaslu dalam mengikuti
pelatihan tentang pemilu serta ikut terlibat menjadi panwaslu di kecamatan
juga melakukan aksi turun jalan dalam mendinamikai kebijakan-kebijakan
pemerintah di lingkup nasional maupun daerah dan juga cabang waingapu
menghimbau untuk tetap menjaga pilkada serentak dengan damai dan juga
keterlibatan cabang dalam Sidang Raya PGI pada tahun 2019.
 Dinamika PDSPK
PDSPK di cabang ini sempat berjalan namun dikarenakan dengan mentor
yang cukup jauh sehingga belum berjalan secara maksimal
Penutup dan Rekomendasi
Perlu adanya suatu juklak tentang PDSPK agar ada pemerataan di setiap
cabang sehingga tidak terkesan cabang-cabang yang sudah mampu dan
yang lainnya belum
4. Cabang Tambolaka
 Dinamika Anggota
Cabang Tambolaka sejauh ini sudah memiliki kurang lebih 250 anggota
dengan keaktifan dan partisipasi terhadap arak arakan cabang sangat baik
 Dinamika Program
Bidang Internal
Sejauh ini cabang tambolaka sudah lima kali mapper dari tahun 2017
dengan jumlah rata-rata anggota yang ikut 50 orang dan cabang selalu
aktif melakukan Pendalaman Alkitab (PA) setiap minggu, melakukan
diskusi-diskusi tentang pemahaman organisasi di Sekretariat Cabang dan
juga ikut berpartispasi dalam Konsultasi Studi Wilayah yang di laksanakan
di Kalabahi pada bulan September 2020.
Bidang Eksternal
Aksi-aksi yang di lakukan oleh Cabang dan juga bersama cipayung dalam
menyuarakan kekerasan terhadap perempuan dan juga kekerasan yang di
lakukan oleh apparat terhadap masyarakat
 Dinamika PDSPK
PDSPK di cabang tambolaka belum di jalankan karena terkendala pada
fasilitator
Penutup dan Rekomendasi
Perlu adanya fasilitator PDSPK di setiap cabang.
5. Cabang Ende
 Dinamika Anggota
Cabang Ende salah satu cabang yang berada di wilayah VII dengan
dinamika anggota yang sangat minim karena berada di daerah minoritas
dan tekanan-tekanan yang di terima sehingga banyak anggota yang merasa
lebih baik berada di luar organisasi.
 Dinamika Program
Bidang Internal
Tidak terlaksana
Bidang Eksternal
Tidak ada partisipasi
Penutup dan Rekomendasi
6. Cabang Kupang
 Dinamika Anggota
Cabang kupang merupakan cabang tertua yang berada di wilayah VII dan
sudah memiliki jumlah anggota biasa dan anggota luar biasa sudah ribuan.
 Dinamika Program
Bidang Internal
Cabang kupang melakukan mapper pada tahun kemarin mencapai 500
anggota yang di maperkan, Pendalaman Alkitab (PA), diskusi konstitusi
dan musyawarah komisariat setiap awal tahun, pelatihan kader terus di
laksanakan.
Bidang Eksternal
Cabang kupang melakukan pendampingan dan advokasi masalah tentang
tanah ulayat di Pubabu, Aksi-aksi bersama Cipayung tentang situasi
nasional maupun daerah.
 Dinamika PDSPK
PDSPK pada cabang selalu berjalan dengan system berjenjang
Penutup dan Rekomendasi
Perlu adanya suatu kerangka yang mengatur tentang PDSPK agar ada
pemerataan pelaksanaan pada setiap cabang
7. Cabang SoE
 Dinamika Anggota
Cabang SoE merupakan cabang baru dan untuk dinamika anggota sendiri
masih dalam proses pendampingan oleh BPC.
 Dinamika Program
Bidang Internal
Pada cabang SoE sudah melakukan Maper pada Stakas SoE dan akan
melanjutkan SP I pada saat selesai kongres. Pendalaman Alkitab selalu di
jalankan setiap minggu.
Bidang Eksternal
Belum berjalan
 Dinamika PDSPK
Belum Berjalan
8. Cabang
Kefamenanu
 Dinamika Anggota
Cabang kefamenanu memiliki persaingan antar anggota yang sangat baik
dan selalu berlomba-lomba untuk melakukan yang terbaik dan memiliki
antusias yang luar biasa.
 Dinamika Program
Bidang Internal
Pendalaman Alkitab sebagai napas hidup organisasi di laksanakan setiap
minggu, diskusi konstitusi setiap bulan di lakukan, pemahaman tentang
organsisasi yang terus di berikan kepada anggota baru maupun anggota
biasa.
Bidang Eksternal
Cabang kefamenanu selalu berdikusi dengan cipayung soal perkembangan
daerah maupun memberikan usul dan saran kepada pemerintah terkait
kebijakan pembangunan daerah dan nasional
 Dinamika PDSPK
Belum sempat terlaksana
III. Rekomendasi
1. Untuk Koordinator berikut di harapkan agar melakukan pendekatan dan
pendampingan pada kota perguruan tinggi yaitu Maumere, Lewa dan
atambua.
2. Untuk persoalan PDSPK di wilayah VII perlu adanya 1 Fasilitator yang
menangi 2 cabang untuk menuntun dan mengawal pelaksanaan PDSPK
pada cabang tersebut
3. Perlu adanya Suatu Juklak yang baku dari pengurus pusat tentang
pelaksanaan PDSPK sehingga ada pemerataan pelaksanaan di seluruh
cabang Setanah Air
IV. Penutup
Demikian Laporan dari Korwil VII kiranya Sang Empunya Gerakan ini selalu
menyertai kita dalam tugas dan pelayanan. Kita mengawali semua ini dengan penuh
sukacita untuk mari kita mengakhiri atau mari kita menuju pelabuhan terakhir dengan
sorak sorai.
KOORDINATOR WILAYAH VII
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
MASA BAKTI 2018-2020
MELKIANUS SUNI, S.Pt.
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
KOORDINATOR WILAYAH VIII
( Sulawesi Selatan, Sulawessi Barat dan Sulawesi Tenggara )
MASA BAKTI 2018 – 2020

V. PENDAHULUAN
Apapun yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap
hatimudeperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusi. Kerjakanlah
tanggung jawabmu dengan hatimu, dengan ketulusanmu dan
biarkan Tuhan yang mengatur setiap persoalan yang datang
kepadamu. Tak terasa waktu terus berjalan hingga mengantar kita
pada masa akhir untuk menyelesaikan masa kepengurusan dibawah
arak-arakn dengan tema “Pergunakanlah Waktu dan tetap berpengharapan”
(Pengkhotbah 3:1-15 dan Efesus 5:16). Untuk itu
ijinkan saya selaku Koordinator wilayah VIII GMKI Masa Bakti 2018-2020
menyampaikan laporan pertanggung jawaban dengan segalah
keterbatasan, namun kita tetap percaya bahwa setiap apa yang
telah kita lakukan adalah janggunga jawab nyata yang telah kita
kerjakan atas kehendak Yesus Kristus Sang Kepala Gerakan sebagai
tanggung jawab iman kita masing-masing dalam meyatakan syalom
Allah di tengah-tengah tiga medan layan GMKI.

VI. LAPORAN KONSOLIDASI WILAYAH


Wilayah VIII GMKI yang meliputi tiga Provinsi yaitu Provinsi Sulawe
Selatan, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tenggara pada masa bakti ini
tetap berjalan dalam dinamika yang cukup baik dengan hadirnya
dua persiapan calon cabang di Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan
dengan Maper pertama menerima anggota dengan jumlah 47 orang
dan juga persiapan calon cabang di Kabupaten Mamuju Tengah
Sulawesi Barat yang telah melaksanakan Maper pertama dengan
jumlah anggota 37 orang dan juga sala satu persiapan calon cabang
Majene di Kabupaten Majene yang dalam masa bakti ini telah
menerima SK Tim Study dan dalam proses konsolidasi untuk segera
penetapannya menjdi salah satu cabang defenitif di wilayah VIII.
Dalam perjalanan kepengurusan ini keberadaan cabang-cabang di
wilayah VIII berjalan tetap terkonsolidasi dengan baik, namun sala satu
cabang yang ada yaitu cabang Unaha dengan masa bakti
kepengurusan telah berakhir namun hingga saat ini belum
melaksanakan Konperensi Cabang kedua dengan persoalan
dinamika konsolidasi internal organisasi dalam hal ini misi untuk
mengajak atau penerimaan anggota baru tidak berjalan begitu
maksimal. Semoga momentum forum Kongres ke-37 di Tana Papua ini
akan menghadirkan solusi alternal terhadap keberlanjutan dan
keberadaan cabang ini kedepannya.
Hasil dari Konsultasi Wilayah VIII yang dilaksanakan pada 28 September
– 01 Oktober 2020 di Cabang Makassar sebagai ruang konsolidasi
organisasi dan konsultatif di tingkat wilayah menghasilkan berbagai
rekomendasi untuk keberadaan dan keberlanjutan organisasi
khusususnya di wilayaah VIII kiranya tetap ditindaklanjuti kedepannya
yang sala satu telah berjalan adalah GMKI bekerja sama dengan
Kopertis wilayah IX, gereja dan perguruan tinggi untuk mendorong
akan keberadaan dosen dan kualifikasi dosen disetiap kampus.

PERKEMBANGAN CABANG-CABANG
1. Makassar
Dinamika Anggota
Cabang Makassar memiliki dinamika keanggotaan yang baik,
hal ini ditandai dengan setiap pelaksanaan masa perkenalan tetap
menjadi minat mahasiswa kristen yang ada dan keaaktifan para
anggota dalam melibatkan diri dalam setiap kegiatan-kegiatan
cabang contohnya keterlibatan aktif anggota ketika cabang ini
menjadi tuan rumah Konsultasi Wilayah VIII tahun 2020 yang
dengan penuh antusias dan semangat saling membantu untuk
menyukseskan kegiatan tersebut. Pelaksanaan masa perkenalan
juga tetap berjalan meskipun di tengah wadah pandemi Covid-19.

Dinamika Program
Bidang Internal
Cabang Makassar memiliki dinamika keanggotaan sangat baik, hal
ini di tandai dengan setiap pelaksanaan masa perkenalan tetap
menjadi minat mahasiswa Kristen yang ada dan aktifnya para
anggota dalam melibatkan diri dalam setiap kegiatan-kegiatan
cabang contohnya keterlibatan aktif anggota ketika cabang ini
menjadi Tuan rumah Konsultasi studi Wilayah VIII tahun 2020 yang
dengan penuh antusias dan semangat mereka saling membantu
untuk menyukseskan kegiatan tersebut. Pelaksanaan Masa
Perkenalan tetap berjalan meskipun di tengah wadah Pandemi
Covid-19.
Keberadaan pengurus forum senior sebagai supporting cabang
dalam masa bakti ini telah terbentuk kepengurusan yang baru.

Bidang Eksternal
Eksistensi GMKI cabang Makassar tetap berjalan dengan baik
dalam hal ini dengan melakukan aksi-aksi cabang bersama
dengan kelompok-kelompok Cipayung Kota Makassar dalam
merespon kebijakan-kebijakan pemerintah daerah maupun tingkat
pusat. Pada awal pandemi Covid-19 mewaba, GMKI cabang
Makassar bergerak bersma kelompok Cipayung bekerjasama
dengan pemerintah Provinsi melakukan berbagai kegiatan dalam
mencegah penyebaran Covid-19 dan juga memberikan usul saran
terkait kebijakan-kebijakan yang dia ambil oleh pemerintah daerah
setempat. Menjalin hubungan kerja sama dengan organisasi intra
gerejawi juga tetap berjalan baik dengan melaksanakan ibadah
bersama.

Dinamika PDSPK
Pola Dasar Sistem Pendidikan Kader (PDSPK) tetap berjalan dengan
baik dan pada masa bakti 2018-2020 terlaksana dua kali.

Rekomendasi
Perlu adanya pendampingan secara proaktif mendampingi
pelaksanaan PDSPK dan sertifikat alumni implementasi PDSPK selalu
menjadi sala satu kendala karena lambatnya dihadirkan oleh
pengurus pusat.

1. Toraja
Dinamika Anggota
Cabang Toraja memiliki dinamika keanggotaan yang baik
dengan setiap pelaksanaan masa perkenalan sebagai tahap untuk
mengajak mahasiswa kristen menjadi bagian dari gerakan ini masih
tetap menjadi minat mahasiswa kristen yang ada di dua
kabupaten yaitu Tana Toraja dan Toraja Utara. Keaktifan para
anggota dalam melibatkan diri dalam setiap kegiatan-kegiatan
cabang juga tetap maksimal. Pelaksanaan masa perkenalan tetap
berjalan meskipun di tengah wadah pandemi Covid-19.

Dinamika Program
Bidang Internal
Dinamika realisasi program berjalan baik dengan melihat
persentase implementasi program dari setiap bidang yang ada
dan juga atas kesetian dari setiap pengurus mengawal setiap
program masing-masing bidang yang terkait berjalan dengan baik.
Pelaksanaan masa perkenalan tetap berjalan meskipun di tengah
wadah pandemi Covid-19. Pengurus forum senior pada masa bakti
ini telah terbentuk yang senantiasa diharapkan sebagai sala satu
supporting bagi badan pengurus cabang dalam melaksanakan
tugas pelayanan di tiga medan layan.

Bidang Eksternal
Pada bidang eksternal BPC GMKI Toraja pada saat pandemi Covid-
19 bekerjasama dengan pemerintah kabupaten melakukan
berbagai kegiatan dalam mencegah penyebaran Covid-19 dan
juga memberikan usul saran terkait kebijakan-kebijakan yang dia
ambil oleh pemerintah daerah setempat. Kegiatan-kegiatan bakti
social sebagai wujud panggilan pelayanan di medan layan tetap
berjalan.
Dinamika PDSPK
Implementasi PDSPK di cabang ini belum di laksanakan seperti
beberapa cabang lainnya karena BPC belum memahami dengan
baik tentang PDSPK dan juga tidak adanya Mentor untuk
menjelaskan dan membimbing pelaksanaan PDSPK.

Rekomendasi
Perlu adanya pendampingan lebih intens dan juga harus adanya
Tim ToT PDSPK.

2. Palopo
Dinamika Anggota
Cabang Palopo memiliki dinamika keanggotaan yang baik,
pelaksanaan masa perkenalan dalam periodesasi ini tetap berjalan
dengan baik dan menjadi minat mahasiswa Kristen yang ada dan
keaktifannya para anggota dalam melibatkan diri dalam setiap
kegiatan-kegiatan cabang. Pelaksanaan masa perkenalan tetap
berjalan meskipun di tengah wadah Pandemi Covid-19. Pengurus
forum senior pada masa bakti ini telah terbentuk sebagai sala satu
supporting keberadaan cabang.

Dinamika Program
Bidang Internal
Dinamika realisasi program berjalan baik dengan melihat
persentase implementasi program dari setiap bidang yang ada
dan juga kesetian dari setiap pengurus mengawal setiap program
masing-masing bidang yang terkait berjalan dengan baik.
Pelaksanaan masa perkenalan tetap menjadi minat mahasiswa
kristen yang ada dan aktifnya para anggota dalam melibatkan diri
dalam setiap kegiatan-kegiatan cabang. Keberadaan pengurus
forum senior sebagai supporting cabang dalam masa bakti ini telah
terbentuk kepengurusan.

Bidang Eksternal
Cabang Palopo pada bidang Eksistensi GMKI cabang Palopo tetap
berjalan dengan baik dalam hal ini ditandai dengan aksi-aksi yang
dilakukan oleh cabang bersama dengan kelompok-kelompok
Cipayung Kota Palopo dalam merespon kebijakan-kebijakan
pemerintah daerah maupun tingkat pusat. Pada saat pandemi
Covid-19 bekerjasama dengan pemerintah melakukan berbagai
kegiatan dalam mencegah penyebaran Covid-19 dan juga
memberikan usul saran terkait kebijakan-kebijakan yang diambil
oleh pemerintah daerah setempat. Saat bencana banjir bandang
di Masamba Luwu Utara pada bulan juli 2020, GMKI cabang Palopo
menjadi cabang pusat kordinasi di lapangan secara nasional yang
membentuk posko “GMKI Peduli Masamba” dengan melibatkan
beberapa cabang di wilayah VIII dan juga cabang lain yang
sempat terjun langsung ke lokasi banjir dalam arahan Pengurus
Pusat sebagai penanggung jawab organisasi secara nasional.

Dinamika PDSPK
Implementasi PDSPK berjalan dan format pelaksaan tetap dalam
tahap efaluasi untuk menjadi refleksi agar tetap menjawab
kebutuhan cabang.

Rekomendasi
Perlu adanya suatu juklak tentang PDSPK agar ada pemerataan di
setiap cabang sehingga tidak terkesan cabang-cabang yang
sudah mampu dan yang lainnya belum.
3. Kendari
Dinamika Anggota
Cabang Kendari memiliki dinamika keanggotaan baik hingga
sampai tahap membentuk komisariat sebagai perpanjangan
cabang untuk menjangkau semua anggota yang ada. Setiap
pelaksanaan masa perkenalan juga tetap menjadi minat
mahasiswa Kristen yang ada dan aktifnya para anggota dalam
melibatkan diri dalam setiap kegiatan-kegiatan cabang contohnya
keterlibatan aktif. Pelaksanaan masa perkenalan tetap berjalan
meskipun di tengah wadah Pandemi Covid-19.

Dinamika Program
Bidang Internal
Program bidang internal memiliki dinamika keanggotaan sangat
baik, hal ini di tandai dengan setiap pelaksanaan masa perkenalan
tetap menjadi minat mahasiswa Kristen yang ada dan aktifnya
para anggota dalam melibatkan diri dalam setiap kegiatan-
kegiatan cabang. Pelaksanaan Masa Perkenalan tetap berjalan
meskipun di tengah wadah Pandemi Covid-19.

Bidang Eksternal
Aksi-aksi yang dilakukan oleh Cabang dan juga bersama cipayung
dalam menyuarakan kekerasan terhadap perempuan dan juga
kekerasan yang di lakukan oleh apparat terhadap masyarakat.
Pada saat pandemi Covid-19 bekerjasama dengan pemerintah
melakukan berbagai kegiatan dalam mencegah penyebaran
Covid-19 dan juga memberikan usul saran terkait kebijakan-
kebijakan yang dia ambil oleh pemerintah daerah setempat.

Dinamika PDSPK
Implementasi PDSPK di cabang Kendari tetap berjalan yang dalam
pelaksanaannya melibatkan cabang terdekat yaitu cabang
Kolaka dan cabang Unaaha.
Rekomendasi
Perlu adanya fasilitator PDSPK di setiap cabang.

4. Kolaka
Dinamika Anggota
Cabang Kolaka salah satu cabang baru di wilayah VIII dengan
dinamika keanggotaan baik. Pelaksanaan masa perkenalan juga
tetap menjadi minat mahasiswa Kristen yang ada dan aktifnya
para anggota dalam melibatkan diri dalam setiap kegiatan-
kegiatan cabang contohnya keterlibatan aktif. Pelaksanaan masa
perkenalan tetap berjalan meskipun di tengah wadah Pandemi
Covid-19.

Dinamika Program
Bidang Internal
Program bidang internal memiliki dinamika keanggotaan sangat
baik. Lewat pelaksanaan masa perkenalan tetap menjadi minat
mahasiswa Kristen yang ada dan aktifnya para anggota dalam
melibatkan diri dalam setiap kegiatan-kegiatan cabang.
Pelaksanaan Masa Perkenalan tetap berjalan meskipun di tengah
wadah Pandemi Covid-19.

Bidang Eksternal
Pada bagian eksternal organisasi aksi-aksi social yang dilakukan
oleh Cabang dan juga bersama cipayung dalam merespon isu-isu
social tetap berjalan. Pada saat pandemi Covid-19 bekerjasama
dengan pemerintah melakukan berbagai kegiatan dalam
mencegah penyebaran Covid-19 dan juga memberikan usul saran
terkait kebijakan-kebijakan yang dia ambil oleh pemerintah daerah
setempat.
Rekomendasi
Sebagai sala satu cabang baru, pendampingan secara langsung
dari pengurus pusat adalah hal yang senantiasa tetap
diperhatikan.

5. Unaaha
Dinamika Anggota
Cabang Unaaha merupakan sala satu cabang baru defenitif
yang berada di wilayah VIII. Namun pada masa periodesasi
pertama hingga sampai saat ini belum bisa melaksanakan masa
perkenalan secara maksimal sehingga berdampak pada kelender
masa bakti kepengurusan badan pengurus cabang yang tidak
berjalan sesuai dengan kelender kepengurusan organisasi.

Dinamika Program
Bidang Internal
Program yang menyangkut bidang internal tidak berjalan dengan
baik. Konsolidasi organisasi untuk melibatkan potensi yang dimiliki
oleh cabang sangat perlu digalakkan untuk keberlanjutan cabang.
Konsolidasi dalam hal mengajak mahasiswa Kristen yang ada perlu
menjadi semangat bersama hingga sampai pada tataran senior
yang ada di cabang. Potensi keberadaan senior-senior yang ada
di perguruan tinggi dan gereja harus direspon sebagai sala satu
kekuatan untuk masa keberlanjutan cabang kedepannya.

Bidang Eksternal
Pada bidang eksternal tetap berjalan yang lebih dititkberatkan
lewat aksi-aksi sosial yang dilakukan oleh Cabang bersama
kelompok cipayung dan juga dengan organisasi lainnya.

Dinamika PDSPK
Tidak berjalan.

Rekomendasi
Sebagai sala satu cabang yang baru, perhatian dan
pendampingan secara aktif baik dari pengurus pusat, senior-senior
dan juga cabang terdekat perlu jadi focus bersma agar
keberadaan dan keberlanjutan cabang tetap aktif.

6. GMKI Cabang Mamuju


Dinamika Anggota
Cabang Mamuju pada masa ini memiliki dinamika keanggotaan
semakin membaik hingga sampai saat ini setela beberap
periodesasi sebelumnya mengalami pasang surut hingga sampai
pada kefakuman cabang. Pelaksanaan masa perkenalan juga
tetap menjadi sala satu fokus BPC untuk keberadaan dan
keberlanjutan pengurus periodesasi selanjutya. Pelaksanaan masa
perkenalan di tengah wadah pandemi Covid-19 belum sempat
terlaksana.

Dinamika Program
Bidang Internal
Program bidang internal memiliki dinamika yang baik sala satunya
dengan fokus dalam penataan internal organisasi setelah
mengalami kefakuman cukup lama. Kekuatan internal organisasi
tetap disambut dengan baik sebagai peluang organisasi dengan
melibatkan senior-senior yang ada. Potensi keberadaan senior
members dan friends tetap disambut positif termasuk dalam hal
inisiatif untuk mengupayakan memilki aset tana cabang untuk
pengadaan secretariat permanen.
Bidang Eksternal
Pada bidang eksternal tetap berjalan aktif baik lewat Aksi-aksi yang
di lakukan oleh cabang bersama cipayung baik dengan organisasi
lainnya dalam bentuk aksi-aksi sosial.

Dinamika PDSPK
Belum berjalan mengingat fasilitator yang ada di cabang belum
ada dan pemahaman akan implementasi PDSPK ini di internal BPC
belum memahami secara menyeluruh.

7. GMKI Cabang Mamasa


Dinamika Anggota
Cabang Mamasa dengan dinamika keanggotaan yang baik,
pelaksanaan masa perkenalan tetap terealisasi dengan baik dan
menjadi mendapat respon bagi mahasiswa Kristen yang ada dan
keaktifan para anggota dalam melibatkan diri dalam setiap
kegiatan-kegiatan cabang tetap berjalan baik.

Dinamika Program
Bidang Internal
Program bidang internal memiliki dinamika yang baik, hal ini di
tandai dengan setiap pelaksanaan masa perkenalan tetap
menjadi minat mahasiswa Kristen yang ada dan aktifnya para
anggota dalam melibatkan diri dalam setiap kegiatan-kegiatan
cabang. Pelaksanaan Masa Perkenalan tetap berjalan meskipun di
tengah wadah Pandemi Covid-19. Diskusi konstitusi setiap bulan di
lakukan, pemahaman tentang organsisasi yang terus di berikan
kepada anggota baru maupun anggota biasa.

Bidang Eksternal
Cabang Mamasa aktif berdikusi dengan cipayung soal
perkembangan daerah maupun memberikan usul dan saran
kepada pemerintah terkait kebijakan pembangunan daerah dan
nasional. Pada saat pandemi Covid-19 bekerjasama dengan
pemerintah melakukan berbagai kegiatan dalam mencegah
penyebaran Covid-19 dan juga memberikan usul saran terkait
kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah daerah
setempat.

Dinamika PDSPK
Implementasi PDSPK telah terlaksana satu kali dalam masa bakti kali
ini dengan pelaksanaan secara langsung.

8. GMKI Cabang Polewali Mandar


Dinamika Anggota
Cabang Polewali Mandar memiliki cukup baik dengan melihat
terlasananya masa perkenalan setiap tahun dan juga sebagai
cabang pelaksana sekaligus cabang pendamping dari persiapan
komisariat Majene menjadi calon cabang yang defenitif. Dinamika
keanggotaan walaupun sebagian besar anggota cabang
mahasiswa yang berasal dari kabupaten lain namun keakatifan
dalam melaksanakan agenda-agenda organisasi tetap berjalan
baik.

Dinamika Program
Bidang Internal
Dinamika program berjalan cukup baik dengan melihat persentase
implementasi program dari setiap bidang yang ada dan kesetian
dari setiap pengurus mengawal setiap program masing-masing
bidang yang terkait berjalan dengan baik. Pendalaman Alkitab
sebagai napas hidup organisasi tetap berjalan, diskusi konstitusi
setiap berjalan di student center, pemahaman tentang organsisasi
yang terus di berikan kepada anggota baru maupun anggota
biasa.
Bidang Eksternal
Cabang Polewali Mandar aktif berkordinasi dengan kelompok
cipayung soal perkembangan daerah maupun memberikan usul
dan saran kepada pemerintah terkait kebijakan pembangunan
daerah dan nasional. Demikian juga peran partisipsi anggota di
dunia kampus tetap berperan aktif.
Dinamika PDSPK
Implementasi PDSPK dalam masa bakti 2018-2020 telah terlaksana
dalam bentuk sistem online.
Rekomendasi
Dalam rangka mendorong semangat implementasi PDSPK, perluh
adanya pendampingan lebih intens dan juga adanya Tim ToT
PDSPK di tingkat cabang atau wilayah.

VII. Rekomendasi
1. Dalam hal konsolidasi organisasi dalam bentuk penyebarluasan
wilayah pelayanan agar tetap menjadi sala satu fokus Bidang
Organisasi. Pada masa bakti ini, persiapan calon cabang Majene
yang telah ada suda hampir empat tahun, pada masa bakti ini
baru sampai pada tahap pembentukan Tim Study yang telah di
SKkan dari Pengurus Pusat.
2. Persiapan Calon Cabang Pinrang sejak Maper pertama pada
bulan November 2019 saat ini begitu aktif beraktifitas dengan
jumlah anggota 47 orang agar kedepannya tetap menjadi fokus
pendapingan.
3. Persiapan calon cabang Mamuju Tengah setelah melaksanakan
Maper pertama pada Desember 2020 memiliki anggota sekitar 37
dengan pendampingan dari Cabang Mamuju begitu aktif
melaksanakan kegiatan orgnisasi agar tetap menjadi fokus
pendampingan kedepannya.
4. Dalam masa bakti 2018-2020, lewat Forum Konpercab GMKI Toraja
2020, Kabupaten Tana Toraja agar kedepannya ditindaklanjuti
untuk menghadirkan calon cabang yang saat ini telah diterima
kordinator wilayah surat permohonan pembentukan persiapan
calon cabang ari BPC GMKI Cabang Toraja.
5. Untuk Koordinator Wilayah berikutnya agar tetap aktif focus
mendampingi cabang dengan kunjungan langsung ke cabang-
cabang di wilayah dan melakukan pendekatan dan
pendampingan pada kota perguruan tinggi yang memiliki potensi
hadirnya cabang-cabang baru.
6. Persoalan Implementasi PDSPK di wilayah VIII, Pengurus Pusat Harian
berasma Kordinator Wilayah perlu memfasilitasi pelaksanaan PDSPK
terkhusus bagi cabang yang belum perna sama sekali
melaksanakan ismplementasi PDSPK.

VIII. Penutup
Demikian laporan wilayah ini disampaikan untuk menjadi bahan
refleksi dan referensi dalam memaknai gerak maju organisasi di
wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengga.
Terima kasih buat rekan-rekan pengurus pusat GMKI Masa Bakti 2018-
2020, BPC GMKI se-wilayah VIII, Para senior members/friend dan semua
yang telah terlibat membantu dalam dalam mengemban tanggung
jawab pelayanan ini saya mengucabkan terima kasih.

Kiranya Yesus Kristus Sang Kepala Gerakan ini senantiasa menyertai


kita semua dalam mengemban tugas panggilan pelayanan di medan
layan lainyya dimanapun kita ditempatkan.
Kita mengawali semua ini dengan penuh sukacita, untuk itu mari kita
mengakhirinya menuju Kongres ke-37 ini dengan sorak sorai demi
kemulian nama Tuhan Yesus Kristus yang adalah Sang Kepalah
Gerekan ini. Amin.
Ut Omnes Unum Sint!!!
KOORDINATOR WILAYAH VIII
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
MASA BAKTI 2018-2020

Pasa Maraya
LAPORAN PERTANGGUNG
JAWABAN KOORDINATOR GMKI
WILAYAH IX MASA BAKTI 2018-2020

Barang siapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara
besar Dan barang siapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga
didalam perkara-pekara besar
( Lukas 16;10 )

BAB I
PENDAHULUA
N

Puji sukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yesus Kristus Sang Kepala Gerakan oleh
karna rahmat dan penyertaannya sehingga kita dapat menjalankan tugas kita masing-masing,
dalam kurung waktu kurang lebih dua tahun, berlandaskan tekat dan kemauan dengan
semangat konsolidasi organisasi untuk memperkuat aksi pelayanan GMKI MB 2018-2020.
sehingga pada saat ini kita dapat berjumpa kembali di forum yang berbahagia ini dalam
rangka mempertanggung jawabkan semua yang telah di kerjakan selama dua tahun
kepengurusan, merancang dan melaksanakan pelayanan yang tentunya akan menjadi catatan
sejarah dalam gerakan dan hidup kita maing masing
Secara filosofis akar kehadiran organisasi ini adalah kesadaran untuk memberi
jawaban terhadap pergumulan masyarakat bangsa dan gereja yang semakin akseleratif dengan
berbagai perubahan yang kontemporer sebagai sifat dasar perubahan itu sendiri. Motivasi
pokok itu adalah ‘kesadaran terhadap lingkungannya dan panggilan Tuhannya.’ Motivasi
pokok tersebut, menampakkan tiga hal yang senantiasa harus diperhatikan sebagai ciri
GMKI, yakni sifat ke-Mahasiswaan-nya, sifat ke-Kristenan-nya, dan sifat ke-Indonesiaan-
nya. Ketiga sifat ini memberikan pemahaman bahwa dalam pencapaian Visi organisasi, yaitu
terwujudnya kedamaian, kesejahteraan, keadilan, kebenaran, keutuhan ciptaan, dan
demokrasi di Indonesia berdasarkan kasih, maka GMKI senantiasa harus menempatkan
dirinya sebagai bagian dari gerakan oikumenisme dan gerakan kebangsaan. Dengan
demikian, maka dalam perwujudan Misi organisasi, GMKI harus mengembangkan fungsi dan
perannya yang berbasis pada kemampuan kepemimpinan yang memiliki spiritualitas,
integritas, dan intelektualitas sebagai warga perguruan tinggi. Dalam fakta historis organisasi,
pelayanan dan perjuangan pergerakan GMKI senantiasa menampakkan posisinya sebagai
warga gereja dan warga bangsa, hal mana ingin menegaskan kehadiran GMKI dalam
perjuangannya di Indonesia yang secara aktif telah menempatkan posisi dan peran
kekristenan secara utuh sebagai bagian warga bangsa.
Didalam perjalanan mengemban tugas dan pelayana organisasi sebagai koordonator
GMKI Wilayah IX untuk mengejewantahkan Visi dan Misi organisasi, menjalankan
keputusan Kongres dan keputusan sidang Pleno I Pengurus Pusat GMKI Masa bakti 2018-
2020 tentunya mengalami banyak tantangan baik itu secara internal maupun external,
mewabahnya Virus Corona Covid-19 yang mengguncang dunia termasuk Indonesia telah
berdampak dan berpengaruh terhadap kerja dan aktivitas organisasi, namun oleh karna
Tuntunan dan penyetaan sang kepala gerakan semuanya dapat di selesaikan dengan baik
sehingga di penghujung masa bakti ini atas nama Koordinator GMKI Wilayah IX Masa Bakti
2018-2020 melaporkan pelayanan di tiga medan layan GMKI di wilayah Sulawesi Tengah
yakni PALU,POSO,TENTENA dan LUWUK.

BAB II
LAPORAN KONSOLIDASI WILAYAH

Sepanjang masa pelayanan 2018-2020 konsolidasi dan komonikasi organisasi ke


cabang-cabang di wilayah Sulawesi tengah di lakukan secara langsung dengan menghadiri
pertemuan Formal/Informal di tengkat Cabang/Wilayah maupun tidak langsung melalui alat
komunikasi dan media sosial, konsoldasi ini dilakukan untuk memperkuat posisi Organisasi
internal maupan Eksternal di wilayah kordinasi GMKI
Kehadiran GMKI secara menyeluruh di wilayah IX sangat memberikan dampak dan
manfaat yang sangat mendasar bagi tugas dan panggilan dalam medan layanan GMKI. Dalam
masa kepengurusan ini dapat di syukuri bahwa konsoldasi anggota dan organisasi serta
implementasi program sebagai capaiyan Visi dan Misi organisasi di wilayah IX mendapat
kepercayaan untuk melaksanakan kegiatan :
 Mengawal Kegiata Konfercab di Empat cabang GMKI Wilayah IX Yakni
Palu,Poso,Tentena dan Luwuk
 Melakukan Pendapingan Kegiatan Maper di dua cabang GMKI Wilayah IX yaitu
Tentena dan Poso
 Melakukan pendampingan dan mengawal GMKI Cabang Tentena dan poso dalam
menyuarakan aspiranya terhadap pemerintah daerah Kabupaten Poso atas kebijakan
yang menimbulkan aktivitas Perusahaan Yakni PT. POSO ENERGY yang melakukan
Eksploitasi Sungai Poso untuk kepentingan Perusahaan sehingga mengakibatkan
Dampak sosial terhadap masyarakat sekitaran danau poso.
 Mendorong Pelaksanaan PDSPK di tingkat cabang Yakni GMKI Cabang Tentena dan
ikut di bantu oleh Senior JHON LUSIKOOY Serta Pendampingan Pengurus Pusat
Melalui Sekfung pendidikan kader MARK TALLU yang saat ini suda masuk dalam
tahap perencanaan pelaksanaan.
 Melakukan pendampingan kepada GMKI Cabang poso yang dimana dalam
sejarahnya mulai dari tahan 2013-2020 GMKI Cabang poso Mengalami Degradasi
Kader sehingga dalam kurung waktu delapan Tahun GMKI Cabang Poso mengalami
dua kali Kerateker secara berturut-turut..
 Pelaksanaan konsultasi wilayah tahun 2020 di GMKI Cabang Poso pada tanggal 29
Oktober 2020 s/d 31 Oktober 2020.
Namun dengan demikian dalam mengejewantahkan Visi dan Misi organisasi
tentunya masi banyak kendala yang di hadapi dalam rangka melakukan konsolidasi
organisasi untuk mencapai tujuan yang mana telah di atur dan di putuskan melalui Sidan
Pleno I dan rapat harian PP GMKI, masi ada yang tidak dapat terealisasi yaitu:
 Pelaksanaan PDSPK Ditingkat Wilayah yang rencananya akan dilaksanakan
di GMKI Cabang Palu, namun Karna kurangnya dukungan dan kesiapan
Kader GMKI Cabang Palu Selaku tuan ruma Kegiatan dan juga Bahwa
Kegiatan PDSPK di agap Kurang Efektif Karna Modul PDSPK GMKI 2006
di anggap
tidak lagi sesuai dengan perkembangan hari ini. Maka kegiatan PDSPK tidak
dapat dilaksanakan.
 Pembentukan Cabang TOLI-TOLI Juga belum dapat terealisasi, Kendala Dana
dan Jarak yang Belum Memungkinkan untuk bisa melakukan knsolidasi
Organisasi.
 Sebagai mana telah Diputuskan dalam Rapat Harian PP GMKI Banwa Kegiata
Konsutasi Nasional akan di laksanakan di tentena namun terkendala dengan
adanya virus Korona (civid-19) yang membatasi kinerja Panitia dalam
mempersiapkan Konas dan pertimbangan lain makan Konas GMKI Tahun
2020 di tentena Ditiadakan.

BAB III
PERKEMBANGAN CABANG-CABANG

a.) Dinamika Anggota


Pada umumnya proses penerimaan anggota GMKI Melalui masa perkenalan yang
dilaksanakan oleh BPC di wilayah IX berjalan cukup baik. Namun secara kualitas minat
mahasiswa Kristen untuk ber-GMKI dirasakan semakin menurun hal ini perlu strategi baru
dari setiap cabang di wilayah IX dalam proses merekrut anggota. Selain itu pentingya kualitas
kader harus terus menjadi prioritas sebagai organisasi kader.
b.) Dinamika Program
Dinamika program yang sering di hadapi pada setiap cabang GMKI yang ada di
wilayah IX adalah sesuai dengan laporan perkembangan Cabang seaat konsultasi GMKI
wilayah IX dapat di simpulkan bahwa karangnya Pemahaman BPC Tentang Bagaimana Cara
Mengimlementasikan program dan mambagi waktu sehingga program-program BPC yang
telah di rancang dalam siding Pleno I banyak yang tidak terealisasi
c.) Implementasi PDSPK
Imlementasi PDSPK di wilayah IX belum dapat dilaksanakan, pemahaman akan
pentingnya pelaksanaan PDSPK yang dimana PDSPK adalah bagiang dari sebuah system
pengkaderan GMKI untuk mengajar,membina dan mempersiapkan pemimpin-pemimpin
masa depan.
BAB V
SOLUSI PEMECAHAN MASALAH

Dari semua masalah dan kegiatan yang belum dilaksanakan pada GMKI wilayah IX
bukanlah hal yang di sengaja melainkan karna keterbatasan potensi untuk mengelola dan
melaksanakan tanggung jawabnya, sehingga kedepanya dibutukan untuk melakan
peningkatan dan penguatan kapasitas kader melalui pendidikan kader (PDSPK)

BAB V
REKOMENDAS
I

Dari semua kendala yang didapatkan yang perlu di perbaiki penguru pusut
selajudnya adalah :
 Merubah kembali MODUL PDSPK 2006 GMKI Karna Modul tersebut tidak
lagi sesuai dengan perkembangan hiri ini.
 Membangun kembali system pengkaderan dengan inovisi baru berdasarkan situasi
saat ini tanpa menghilangkan nilai dasar perjuangan GMKI

BAB VII
PENUTU
P

Demikian laporan wilayah ini di sampaikan untuk menjadi referensi dalam memaknai
gerak maju organisasi terimaksih buat rekan-rekan pengurus pusat GMKI MB 2018-2020,
BPC GMKI se-wilayah IX, Para senior Menbers/friend dan semua semua yang telah
membantu saya mengucabkan terimakasih.
Saat ini juga saya secara pribadi memohon maaf kepada teman-teman sekalian
khususnya untuk seluruh Teman-teman GMKI wilayah IX atas kesalahan dan kekeliruan
serta tidak mampu mengikuti semua kegiatan di tingkat cabang sekali lagi saya mohon maaf.
Semoga Tuhan selalu memberkati kita untuk menegakan panji GMKI ditanah pengapdian
masing-masing, kiranya rasa persatuan kita tetap hidup dihati kita. Ut Omnes Unum Sint
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
KOORDINATOR WILAYAH X (PROVINSI SULAWESI UTARA &
GORONTALO) PENGURUS PUSAT GMKI MASA BAKTI 2018 - 2020

I. PENDAHULUAN
Harus disadari bersama bahwa kondisi Bangsa ini semakin terpuruk. Dimana ancaman
krisis Global sedang menghantui bahkan fakta dilapangan sangat nampak bahwa pemimpin
demi pemimpin di Bangsa ini belum mampu menunjukan bahwa bangsa ini akan mengalami
kemajuan khususnya dalam mencapai Visi Bangsa seperti yang tertuang dalam Pancasila Sila
Ke lima (Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia). Bagi GMKI hal tersebut diatas menjadi
perhatian khusus dimana memang sudah saatnya kita melakukan refomasi namun langka
awal yang harus dilakukan yaitu adanya kesamaan paradigma baik diaras elit kekuasaan, dan
terlebih masyarakat. Tuntutan reformasi tidak boleh tidak harus dilakukan sebagai tuntunan
global. Krisis ekonomi, korupsi yang merajalela, pelanggaran Hak Asasi Manusia serta
pelanggaran-pelanggaran Hukum yang sering terjadi di Indonesia yang tidak terbayangkan
sebelumnya telah membuat kepercayaan rakyat terhadap pemerintah baik dari segi politik,
ekonomi dan hukum semakin merosot. Dari perspektif ini kita dapat melihat beberapa hal
yaitu :
1. Pertama, pengaruh arah globalisasi yang kuat dalam ekonomi, sosial budaya, politik dan
ilmu teknologi. Ini cenderuang menguatkan kelompok-kelompok masyarakat pada
identitas primordialnya. Dan karena ini masyarakat mudah terjebak pada ekstremitas
identitas primodial sebagai usaha mencari ‘rasa aman’ terhadap tekanan dan tarikan dari
ekonomi, sosial politik dan global.
2. Kedua, birokrasi pemerintah tidak mampu melakukan pemerataan pembangunan sosial
dan ekonomi terkonsentrasi di Jawa. Gejala hidup materialistis dan konsumeristis yang
kadang berinterfensi dengan merosotnya moralitas dan etika. Semua itu merupakan isu-
isu yang hadir di tengah masyarakat kita. Disamping itu, perlu diantisipasi bangkitnya
kawasan lingkar pasifik.. Hal ini akan mewujukan suatu abad baru yaitu abad pasifik
(pacific century). Informasi menjadi komoditi tersendiri. Bahkan informasi juga menjadi
kekuatan dalam proses interaksi antara masyarakat maupun Negara.
3. Perubahan iklim global yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia. GMKI harus
meresponi hal tersebut dalam pergumulannya untuk mencapai keutuhan ciptaan
4. Belum terwujudnya nilai toleransi dalam kehidupan umat beragama menjadi perhatian
serius GMKI secara umum dan khususnya GMKI Wilayah X untuk memberikan tekanan-
tekanan yang positif terhadap Negara guna memberikan rasa aman terhadap pemeluk
agama dalam menjalankan keyakinannya secara bebas dan tanpa intervensi dari pihak
manapun
5. Nasionalisme tetap menjadi problema krusial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Masih sangat terlihat bahwa bangsa ini masih masih rawan terhadap peraturan-peraturan
kepentingan yang ideologis. Nasionalisme dan semangat proklamasi 17 Agustus 1945,
semakin memudar bahkan diambang kehancuran.
6. Modal besar kedirian gereja-gereja di Indonesia yakni oikumene semakin mengalami
degradasi dan kehilangan vitalitasnya. “Mimpi 1950” dari gereja-gereja di Indonesia dari
Gereja Kristen Yang Esa tidak pernah menjadi nyata, justru semakin utopia. Modal besar
ini telah treduksi oleh nilai-nilai baru yang “populer” yakni, materialisme, hedonisme,
dan individalisme, sehingga membuat gereja semakin tidak solider dan tidak
transformatif.
7. Adanya pandemi Covid-19 yang melanda secara global termasuk di Indonesia membuat
kondisi bangsa dan negara Indonesia mengalami pergeseran berbagai hal. GMKI harus
mampu mengimbangi serta berkontribusi setelah pasca melewati pandemi covid-19 ini.

2. PERMASALAHAN ORGANISASI
a. Permasalahan Internal Organisasi
Sejak dikeluarkannya PDSK 2006 sampai sekarang ini belum ada format yang jelas
tentang sistem pendidikan kader yang baik. Penerapan pendidikan setiap kader rata-rata
untuk setiap Cabang tergantung pada dinamika dan situasi Cabang. Namun dari materi
Sistem Pendidikan Kader secara Nasional untuk keberadaan anggota GMKI
menggambarkan adanya penurunan kualitas maupun kuantitas kader. Oleh karena itu
bahwa permasalahan pokok intern organisasi kita pada intinya adalah “rendahnya mutu
atau kualitas GMKI”. Hal ini terasa juga dalam tubuh cabang-cabang GMKI yang ada di
Wilayah X (Provinsi Sulawesi Utara dan Gorontalo). Persoalan ini bukan juga semata-
mata karena kesalahan pendidikan kader GMKI tetapi banyak faktor yang ikut
mempengaruhinya baik faktor internal maupun faktor eksternal organisasi.
Indikator permasalahannya adalah.
1. Merenggangnya aspek-asperk persekuatuan dikalangan anggota, sementara
disisi lain penghayatan anggota terhadap panca kegiatan GMKI semakin
menurun.
2. Kurangnya pemahaman konsitusi organisasi, motivasi, militansi, dan
memudarnya semangat juang dalam mengembangkan dinamika kritis,
menurunnya idealisme dan rasa pengabdian dari anggota.
3. Menurunnya sikap kritis anggota baik secara individu maupun kelompok
4. Menurunnya keterlibatan anggota dalam setiap kegiatan organisasi disatu pihak
dan dipihak lain menepisnya jumlah anggota yang mampu menangani kegiatan
organisasi secara baik dan bertanggung jawab.
5. Menurunnya daya kritis, inovatif dan kreatif atas kepincangan sosial dalam
kehidupan individu/kelompok
6. Sistem adminstrasi belum berjalan secara optimal baik ditingkat komisariat
maupun ditingkat cabang.
7. Rendahnya kemampuan anggota dalam mensosialisasikan dan
mengokomunisasikan nilai-nilai GMKI dan usahanya ditiga medan pelayanan.
8. Adanya kesenjangan antara ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
pangyahatan iman dari sebagian anggota.
9. Minimnya perangkat pendukung yang dimiliki organisasi guna menunjang
peran-peran organisasi baik dalam bentuk dana, data informasi dan jaringan
komunikasi.
10. Kurang terkoordinasinya senior members/friends.
b. Permasalahan Eksternal Organisasi
1. Perguruan Tinggi
- Kecenderuangan Pengembangan Perguruan Tinggi (PT) yang masih berorganisasi
pada “teaching university” sehingga dirasa kurang kuat menghadapi era industrialisasi
dan informasi. Oleh karena itu pengembangang PT menuju “reserch university”
khususnya dalam konteks kemandirian pengembangan ilmu teknologi sebagai
kebutuhan yang mendesak.
- Kecenderungan memudarnya fungsi PT sebagai pusat pembaharuan dan modernisasi
disamping pusat kebudayaan dan benteng demokrasi serta pemacu pembangunan.
- Adanya kecenderungan PT terpengaruh dengan suasana kehidupan politik yang
mengutamakan kekuasaan daripada idealisme dan hakekat dunia keilmuan.
- Adanya kecenderuangan bahwa sebagian besar mahasiswa terjerumus tenggelam
dalam sikap elitis, erosi idealisme, dicap skeptis dan acuh terhadap alam dan
lingkungan sosialnya.
- Kurangnya pendidikan politik bagi mahasiswa sehingga pemahaman mahasiswa
terhadap politik makin rendah. Mahasiswa dipaksa untuk secepatnya mungkin
menyelesaikan SKS, pada akhirnya menkerdilkan kekritisan, inovatif, dan kreativiatas
mahasiswa.
- Belum dimanfaatkannya potensi senior members/friends secara optimal di PT untuk
membantu para anggota berperan secara fungsional dalam setiap aktivitas
2. Gereja
- Masih belum menjemaatnya nilai-nilai oikumene diberbagai gereja. Kurangnya
pemahaman konsep oikumene oleh jemaat-jemaat (hanya terbatas)
- Pola pelayanan gereja yang kurang relevan dengan perkembangan kebutuhan
masyarakat.
- Gereja-geraja masih terjebak dalam realitas primordialnya sehingga terkotak-kotak
dan terperangkap dalam sikap ekslusifnya.
- Pola pelayanan gereja yang belum serta relevan terhadap panggilannya dalam
perkembangan dan pergumulan masyarakat, bangsa dan negara.
- Adanya masalah perselisihan dan perpecahan dalam internal kepemimpinan gereja
- Misiologi gereja belum ditetapkan dalam membangun kualitas manusia tetapi masih
berada dalam upaya mempertinggi kuantitas serta membangun kelompok sendiri
yang yang justru mempertajam perbedaan antar kelompok.
- Pendidikan teologi belum mempersiapkan calon pemimpin gereja yang siap
menghadapi tantangan masa depan, karena masih dilakukan dan dipahami secara
tradisional, monodisipliner dan dalam sekat-sekat sempit (primordial).
- Gereja kurang terlibat dalam memberikan kontribusi pemikiran terhadap pemecahan
masalah dalam kehidupan sosial kemasyarkatan
- Tehambatnya upaya penjemaatan dan perluasan jaringan keesaan gereja dan adalanya
kendala-kendala kesukuan, denominasi dan kekuasaan dalam gereja dan masyarakat.
- Belum menjemaatnya pemahaman gereja-gereja yang ada terhadap GMKI sebagai
lembaga pembina pemuda (lembaga keumatan)
- Paradigma sektariatan masih membudaya dan mempengaruhi pola pikir dan tingkah
laku warga gereja.
3. Masyarakat / Generasi Muda
- Usaha menghidupkan seluruh pranata sosial dalam masyarakat belum diimbangi
dengan kemauan dan keterbukaan yang substansial.
- Pembangunan yang belum merata dan menjangkau kebutuhan pokok masyarakat
secara komperhensif
- semakin kuatnya kesenjangan kehidupan sosial masyarakat kaya dan miskin
- Cenderung meningkatkan dampak negatif dari proses modernisasi yang menimbulkan
pergeseran nilai-nilai dalam masyarakat.
- Kurangnya kesempatan dan lapangan kerja sehingga menimbulkan kerawanan sosial
dan penyakit sosial
- Belum optimalnya organisasi kemasyarakatan khusunya OKP mengartikulasi
kepentingan anggota dan melaksanakan pendidikan kaderisasi/politik bagi
anggotanya.
- Semakin Meningkatnya ancaman terhadap nilai - nilai nasionalisme, dan menguatnya
nilai primodialisme
IX. Laporan Konsolidasi Wilayah
Dalam kepengurusan Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2018 – 2020, GMKI
Wilayah X ketambahan 2 Cabang yang baru yaitu GMKI Cabang Tahuna yang
merupakan Cabang yang terletak di Kepulauan paling utaranya Indonesia serta GMKI
Cabang Gorontalo sehingga melengkapi kehadiran GMKI di 34 Provinsi yang ada di
Indonesia. Ketambahan 2 cabang yang baru di Wilayah X membuat GMKI Wilayah
X memiliki 8 cabang yang terdiri dari Cabang Manado, Cabang Tondano, Cabang
Tomohon, Cabang Bitung, Cabang Airmadidi, Cabang Kotamobagu, Cabang Tahuna,
Cabang Gorontalo.
X. Perkembangan Cabang-cabang
Adanya kondisi pandemi Covid-19 yang melanda secara global termasuk
Indonesia sangat mempengaruhi berbagai aspek bangsa dan negara Indonesia.
Pandemi Covid-19 ini turut mempengaruhi semua aktifitas cabang-cabang yang ada di
Wilayah X. Berbagai agenda dan program yang telah disusun untuk tahun 2020 tidak
dapat dilaksanakan secara maksimal oleh karena kondisi Negara yang tidak
memungkinkan dan tidak mengijinkan untuk beraktifitas secara leluasa.
 Dinamika Anggota
 Kurangnya minat dan keinginan mahasiswa dalam mengikuti organisasi
kemahasiswaan
 Merenggangnya aspek-aspek persekutuan dikalangan anggota, sementara
disisi lain penghayatan anggota terhadap panca kegiatan GMKI semakin
menurun.
 Kurangnya pemahaman konsitusi organisasi, motivasi, militansi, dan
memudarnya semangat juang dalam mengembangkan dinamika kritis,
menurunnya idealisme dan rasa pengabdian dari anggota.
 Menurunnya sikap kritis anggota baik secara individu maupun kelompok
 Dalam masa pandemi covid-19, mahasiswa tidak lagi datang ke kampus dan
sebagian besar pulang kampung karena mengikuti perkuliahan daring dari
rumah sehingga menyulitkan cabang dalam pelaksanaan masa perkenalan
serta sulit dalam mensosialisasikan GMKI terhadap mahasiswa
 GMKI Cabang Manado dan GMKI Cabang Tomohon melakukan
pelaksanaan Masa perkenalan secara daring kepada mahasiswa calon
anggota GMKI.
 Dinamika Program
o Menurunnya keterlibatan anggota dalam setiap kegiatan organisasi disatu
pihak dan dipihak lain
o Kurang aktifnya anggota setelah mengikuti masa perkenalan
o Dalam masa pandemi Covid-19 membatasi pelaksanaan agenda dan program
dari setiap cabang. Selain itu sebagian besar anggota cabang telah pulang
kampung karena mengikuti perkuliahan dari rumah
 Bidang Organisasi
o Keterbatan koordinasi sesama BPC oleh karena kondisi pandemi covid-19
o Pelaksanaan konsolidasi anggota dan komisariat mulai dilakukan setelah new
normal mulai diberlakukan namun masih terkendala karena mahasiswa
belum di ijinkan untuk masuk didalam kampus.
 Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian
o Sebelum pandemi covid-19, pertengahan tahun 2019 Wilayah X
melaksanakan implementasi PDSPK 2006 secara bersama-sama cabang-
cabang yang ada di Wilayah X.
o Tahun 2020 pelaksanaan pendidikan kader tidak dapat dilaksanakan oleh
karena situasi pandemi covid-19
o Pelaksanaan PA dan ibadah cabang rutin dilakukan oleh setiap cabang.
Dalam masa pandemi, pelaksanaan PA dan ibadah cabang dilakukan secara
daring
 Bidang Aksi dan Pelayanan
o Cabang-cabang turut aktif terlibat dalam berbagai kajian-kajian serta turun
aksi terkait permasalahan daerah maupun isu-isu nasional
o Cabang-cabang turut berpartisipasi sebagai pemantau pemilu dalam agenda
pilkada maupun pemilu
o Adanya problem dibeberapa cabang karena menurunnya daya kritis
mahasiswa, inovatif dan kreatif atas kepincangan sosial dalam kehidupan
individu/kelompok
o Situasi pandemi covid-19 membatasi pelaksanaan bidang aksi dan pelayanan
di cabang
 Bidang informasi dan komunikasi
o Cabang-cabang di Wilayah X sudah menggunakan media komunikasi (grup
WA, FB, instagram, youtube) sebagai media komunikasi antar anggota di
cabang serta dengan senior members.
o Kemampuan menulis yang masih kurang sehingga press release dari setiap
kegiatan sulit untuk dilakukan
o Blow up di media terkait kegiatan-kegiatan cabang masih kurang
o Kemampuan campaign di media sosial masih kurang
 Bidang Ekonomi Kreatif
o Sebagian besar cabang-cabang di wilayah X belum memiliki bidang ekonomi
kreatif dalam struktur BPC sehingga program ekonomi kreatif belum
terfokus
o Belum adanya kegiatan / pelatihan tentang ekonomi kreatif di cabang-cabang
o Butuh ransangan ekonomi kreatif disetiap cabang – cabang
 Bidang Pemberdayaan Perempuan
o Pemberdayaan perempuan mulai dijalankan oleh cabang-cabang wilayah X.
o Kepengurusan minimal 30% dari perempuan mulai dilakukan oleh cabang-
cabang dan komisariat
o Adanya pelatihan-pelatihan / kegiatan yang dilakukan khusus perempuan

XI. Rekomendasi
Program Bidang Organisasi
Secara garis besar bidang organisasi akan diarkan untuk penataan mekanisme organisasi.
Dalam kerangka itu, maka program yang menjadi forkus yakni:
“Program pengembangan manajemen kualitas dan birokrasi yang bermanfaat, dimana
prasyaratan untuk mencapai itu adalah melakukan penertiban kelembagaan dan proses
intitusionalsasi yang rapi, sehingga penegasan pelaksanaan desentralisasi cabang,
akanmenjadi dasar dan motif dari penyesuaian peraturan organisasi dan dalam setiap
pengambilan keputusan organisasi.
Menyusun Struktur dan mekanisme kerja yang mengoptimalkan kerja Perangkat Organisasi,
serta menerapkan sistem promosi kader yang lebih terstruktur.

Program Bidang Pendididkan kader dan Kerohanian


Secara garis besar bidang pendidikan kader dan kerohanian akan diarahkan untuk tumbuhnya
spiritualitas kristiani, pengembangan kompetensi kader yang berbasis keilmuan dan minat
dalam upaya menjawab tantangan kekinian yang diwarnai dengan kemajuan ilmu
pengetahuandan teknologi. Pembuatan keompok-kelompok studi menjadi hal yang harus
dilakukan. Dalam kerangka itu, maka suatu program utama yang menjadi fokus adalah:
“Program pengembangan sistem pendidikan dan promosi kader, merupakan hal yang tidak
bisa ditawa dan harus dipertahankan dalam kontinuitas kehidupan organisasi ini adalah
gerkan kader sebagai basis organisasi. Rekonstruksi PDSPK menjadi titik krusial dalam
program pada bidang ini, tetapi program - program kaderisasi parus tetap dilaksanakan
dengan pendekatanyang sesuai kondisi cabang, dengan tetap mereferensikan proses
pendidikan kadernya pada nilai-nilai PDSPK.
Pengembangan kader juga diharapkan dilakukan dalam kelompok – kelompok studi/diskusi.
Mengoptimalkan pendidikan kader secara non formal.

Program Bidang Aksi dan Pelayanan


Secara garis besar, program bidang aksi dan pelayanan akan diarahkanpada satu program
utama, yaitu:
“Program pembentukan lembaga-lembaga aksi dan kelompok-kelompok pelayanan.
Ditingkat cabang/wilayah atau daerah-daerah. Bangunan lembaga asli dan kelomok kerja ini
haruslah spesifik dan terfokus. Dapat dikeloa sendiri atau dengna kemitraan bersama institusi
lain. Bentuknya adalah bisa forum, studi club atau aliansi, dan jika mnungkinkan bisa juga
dibuat permanen, tergantung nilai strategi dan kemampuan sumber daya. Sehingga secara
strategis, perjuangan untuk mewujudkan kebenaran, persatuan dan demokrasi akan lebih
efektif dan berkelanjutan.

Program Bidang Umum dan Komunikasi


Secara garis besar, program bidang umum dan komunikasi, akan diarahkan kepada proses
peningkatan sistem informasi. Dalam kerangka itu, maka program yang menjadi fokus yaitu:
“Program pengembangan sistem informasi dan komunikasi, sebagai upaya peningkatan
saluran informasi dan komunikasi organisasi. Sistem informasi dan komunikasi yang handal
menjadi bagian penting bagi proses tranformasi organisasi kearah profesionalitas dalam hal
penyampaian dan pengolahan informasi. Dengan demikian peningkatkan sarana dan
prasarana penunjang menjadi tujuan utama, dan dapat dikelolah secara efektif dan efisien.

Tinggi
Iman,
Tinggi Ilmu,
Tinggi Pengabdian,,,

UT OMNES UNUM SINT


PENGURUS PUSAT
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Masa Bakti 2018 - 2020

drg. Hizkia R. Sembel, M.Kes


Koordinator Wilayah X (Sulawesi Utara & Gorontalo)
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
KOORDINATOR WILAYAH XI (MALUKU)
PENGURUS PUSAT GMKI MASA BAKTI 2018 - 2020

XII. PENDAHULUAN
Puji dan syukur hendak dinaikan kepada Yesus Kristus Sang Kepala Gerakan,
karena atas tuntunan penyertaannya-lah sehingga Saya masih dapat diberi kesempatan
untuk menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban Koordinator Wilayah XI (Maluku)
Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2018 – 2020 pada saat ini.
Secara sadar maka menjadi patut bagi Saya untuk menyampaikan rasa terima kasih
yang dalam kepada rekan-rekan se-pelayanan Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2018–
2020 karena telah bersama-sama dalam semangat tali persaudaraan mengabdikan diri
dalam ladang Pelayanan yang punya Tuhan ini. Terlebih khusus juga kepada Saudaraku
Korneles Galanjinjinay dan David V.H Sitorus selaku Pimpinan Organisasi ini yang pada
tahun 2018 bertindak sebagai Ketua dan Sektretaris Tim Formatur Pengurus Pusat GMKI
Masa bakti 2018–2020 melalui Keputusan Kongres Ke – XXXVII, telah mempercayakan
Saya untuk mengabdikan diri sebagai Koordinator Wilayah XI (Maluku) Pengurus Pusat
GMKI Masa bakti 2018 – 2020.
Sesungguhnya proses pelayanan ini harus dimaknai sebagai suatu perjalanan iman
yang waktunya ditentukan oleh Konstitusi Organisasi yaitu selama 2 Tahun, sejak
dilangsungkannya proses serah terima jabatan dari Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti
2016–2018 kepada Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2018–2020, maka secara langsung
Salib tanggungjawab pelayanan telah diembankan kepada kita dan menjadi kewajiban
bagi kita untuk memikul Salib tersebut sampai dengan tapal batas masa bakti
kepengurusan.
Tentunya Bukanlah menjadi hal yang mudah bagi kita untuk menjalankan
tanggungjawab pelayanan ini, yang dimana kita dituntut untuk menjadi contoh teladan
dalam bersekutu (koinonia), melayani (diakonia) dan bersaksi (Merturia), tantangan dan
hambatan pelayanan selaku saja datang menerjang dan tidak dapat kita hindari, memilih
untuk berhadap-hadapan dengan tantangan dan hambatan dan menjadi jalan keluar itu
merupakan pilihan yang tidak dapat ditawar lagi, akan tetapi hal tersebut adalah proses
yang tanpa disadari kita telah memberikan pembelajaran yang dapat meningkatkan
ketahanan Iman kita, meningkatkan pengetahuan dan pengalaman kita untuk menjadi
pemimpin dan penggerak yang handal bagi Bangsa dan Negara ini.
Jika sampai dengan hari ini kita masih ada disini untuk mempertanggungjawabkan
pelayanan yang sudah kita lakukan selama 2 Tahun Pelayanan maka hal ini adalah bukti
bahwa Rasa Cinta, Persekutuan bersama dan Tanggungjawab masih tetap kita junjung
dan utamakan.
Disadari secara sungguh bahwa tidak ada manusia yang sempurna dalam
kehidupan ini, kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yesus Sang Kepala Gerakan, oleh
karenanya melalui Laporan Pertanggungjawaban ini juga Saya menyampaikan
Permohonan Maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam proses pelayanan ada banyak
hal yang dilakukan menyinggung dan tidak maksimal dihati Rekan-rekan sepelayanan
Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2018–2020, bagi Saya kita semua adalah Saudara
meski tidak serahim. Maka perkenankanlah Saya untuk menyampaikan laporan
pertanggungjawaban ini dengan sistematika sebagai berikut :
 Pendahuluan.
 Laporan Konsolidasi Wilayah.
 Perkembangan Cabang-cabang.
 Solusi Pemecahan Masalah.
 Rekomendasi.
 Penutup.

XIII. Laporan Konsolidasi Wilayah


Wilayah XI (Provinsi Maluku) GMKI memiliki 6 cabang yaitu Cabang Ambon,
Cabang Tual, Cabang Masohi, Cabang Saumlaki dan Cabang Dobo dan Cabang Tiakur.
Secara geografis Provinsi Maluku memiliki luasan lautan yang lebih besar dari
Daratan yang dimana ribuan gugusan pulau-pulau kecil yang dipisahkan oleh laut, hal ini
tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi Koordinator Wilayah XI GMKI dalam
melakukan tugas dan tanggungjawab pelayanannya, karena untuk menjangkau setiap
cabang yang berada di Wilayah XI harus melewati jalur transportasi udara dan juga laut
yang tentunya memiliki kebutuhan biaya transportasi yang cukup besar. Bahwa
sekalipun faktor geografis dan yang selalu menjadi tantangan, namun semangat
pelayanan tetaplah dapat dijalankan secara baik.
Patut menjadi Rasa Syukur bahwa dalam Kepengurusan PP GMKI Masa Bakti
2018 – 2020 ini, telah terbentuk 1 cabang Definitif yaitu GMKI CABANG TIAKUR
pada bulan Oktober 2019, hal ini menunjukan adanya progres konsolidasi organisasi
yang terjadi pada Wilayah XI GMKI.
Selama masa bakti 2018 – 2020 ini pula hanya salah satu kegiatan yang tidak dapat
dilaksanakan pada Wilayah XI GMKI yaitu Konsultasi Wilayah XI GMKI, di Kota
Tual/Langgur–Kab. Maluku Tenggara. Hal ini terkendala akibat Kondisi Pandemi
Covid-19 yang melanda seluruh daerah di Maluku yang membuat dibatasinya seluruh
akses transportasi antar daerah. Yang pada akhirnya Kemudian Panitia yang telah
dibentuk telah secara resmi menyatakan ketidaksiapannya sebagai Tuan Rumah untuk
pelaksanaan Konsultasi Wilayah XI GMKI.
Bahwa selain dari pada Pelaksanaan Kegiatan diatas, perlu juga disampaikan
pelaksanaan kegiatan internal organsiasi pada Wilayah XI yaitu :
1. Pelaksanaan Konferensi Cabang GMKI Saumlaki yang dilaksanakan pada
Tanggal 1 – 3 Desember 2018 di Desa Lermatang, Kabupaten Kepulauan
Tanimbar.
2. Pelaksanaan Konferensi Cabang GMKI Ambon yang dilaksanakan pada tanggal 4
– 8 Desember 2018 di Desa Hatu, Kecamatan Leihitu Barat, Kabupaten Maluku
Tengah. (dihadiri oleh Ketua Bidang Pendidikan Kader & Kerohanian PP GMKI)
3. Pelaksanaan Konferensi Cabang GMKI Masohi yang dilaksanakan pada tanggal
12-13 Desember 2018. (dihadiri oleh Ketua Bidang Pendidikan Kader &
Kerohanian PP GMKI)
4. Pelaksanaan Pelantikan BPC GMKI Ambon Masa Bakti 2018–2020, pada tanggal
19 Desember 2018 di Gereja Aula Kantor Walikota Ambon yang dilantik oleh
Sekretaris Umum GMKI.
5. Pelaksanaan Pelantikan BPC GMKI Saumlaki Masa Bakti 2018–2020, pada
tanggal 21 Desember 2018 di Gereja Ebenhaezer, Kota Saumlaki. Dilantik oleh
Koordinator Wilayah XI PP GMKI.
6. Pelaksanaan Pelantikan BPC GMKI Masohi Masa Bakti 2018–2020, pada tanggal
23 Desember 2018 di Gereja Namano Amahai, Kota Masohi. Dilantik oleh
Koordinator Wilayah XI PP GMKI.
7. Pelaksanaan Masa Perkenalan I GMKI Calon Cabang Tiakur pada tanggal 19-20
Juli 2019 di Desa Werwaru, Kabupaten Maluku Barat Daya
8. Pelaksanaan Konferensi Cabang GMKI Tual Tahun 2019, pada tanggal 2-4 Juli
2019, di Langgur.
9. Pelaksanaan Pelantikan BPC GMKI Tual Masa Bakti 2019–2021, pada tanggal 15
Oktober 2019, dilantik oleh Ketua Umum GMKI.
10. Pelaksanaan Maper dan Konferensi Cabang GMKI Tiakur di Gereja Wakarleli,
Kota Tiakur, Kabupaten Maluku Barat Daya pada tanggal 10-15 November 2019.
11. Pelaksanaan Pelantikan BPC GMKI Tikaur Masa Bakti 2019–2021, pada tanggal
19 Desember 2019 di Gereja Pusat – Kota Tiakur, dilantik oleh Bendahara Umum
GMKI.
12. Pelaksanaan Konferensi Cabang GMKI Dobo, pada tanggal 29 Oktober – 2
November 2020 di Kota Dobo. (dihadiri oleh Sefretaris Fungsional Penelitian dan
Pengembangan PP GMKI).

XIV. Perkembangan Cabang-cabang


1. GMKI Cabang Ambon
Cabang Ambon berkedudukan di ibu kota Provinsi Maluku yaitu Kota Ambon,
Cabang Ambon sampai saat ini memiliki 16 komisariat yang terbagi di kampus-
kampus yang berada di kota Ambon, antara lain Universitas Pattimura,
Universitas Kristen Indonesia Maluku, IAKN Ambon, Politeknik Negeri Ambon,
POLTEKES Negeri Ambon dan STIKES Pasapua Ambon.
 Dinamika Anggota
Konsolidasi Cabang secara internal mengalami berbagai dinamika,
Tantangan dalam berdinamika cukup dirasakan oleh seluruh aparatur
fungsionaris Baik Badan Pengurus Cabang GMKI Ambon maupun Pengurus
Komisariat Masa Bakti 2018-2020, terutama konsolidasi perekrutan calon
anggota dan optimalisasi kapasitas kader GMKI Cabang Ambon dari setiap
perguruan tinggi yang ada dalam wilayah administratif pelayanan.
Tantangan yang dihadapi meliputi :
1) Melalui semangat pelayanannya yang dibantukan oleh komisariat-
komisariat yang ada, maka oleh Badan Pengurus Cabang GMKI Ambon
Masa Bakti 2018-2020 dapat melaksanakan berbagai rangkaian
kegiatan/rangkaian Masa Perkenalan dengan rekapitulasi data
penerimaan anggota per Tahun 2019 berjumlah 751 orang dan di akhir
Oktober 2020 mencapai 314 orang anggota biasa GMKI Cabang
Ambon.
2) Melalui komunikasi media sosial yang intensif, dan koordinasi lintas
anggota luar biasa kemudian BPC GMKI Ambon mendorong
dibentuknya grup komunikasi masa dengan memanfaatkan media yang
ada dan pelaksanaan ibadah perkumpulan senior yang
diimplementasikan melalui aktifitas-aktifitas kerohanian di tingkat
komisariat.
3) Mandegnya aktifitas salah satu Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Menejement (STIEM RUTUNUSA) turut mempengaruhi jalannya
aktifitas Komisariat STIEM RUTUNUSA yang hingga kini belum dapat
melaksanakan Musyawarah Komisariat. Namun oleh Badan Pengurus
Cabang GMKI Ambon telah berupaya maksimal dengan menurunkan
karateker untuk membantu pelaksanaan aktifitas komisariat,
mengkonsolidasikan anggota-angoota biasa dan anggota luar biasa
(senioritas) yang berbasis di komisariat STIEM RUTUNUSA, serta
mengupayakan pendistribusian kader-kadernya untuk tetap aktif dalam
setiap kegiatan pelayanan Badan Pengurus Cabang maupun kegiatan-
kegiatan lintas komisariat.
4) Situasi akademik di kampus membuat ruang aktualisasi mahasiswa
sangat terbatas. Paradigma studi oriented membuat mahasiswa lebih
mementingkan nilai daripada ilmu, yang kemudian berdampak pada
lahirnya mahasiswa yang apatis dan pragmatis.
5) Rencana pembentukan komisariat Kedokteran sebagai bagian dari
mandat Konferensi Cabang GMKI Ambon Ke XXXI masih terus
diupayakan dan telah ada dalam proses-proses Penjajakan lebih lanjut,
dengan tantangan cukup berat dimana intensitas perkuliahan fakultas
kedokteran yang cukup tinggi sering kali berbenturan dengan aktifitas
organisatoris kemudian menyulitkan Badan Pengurus Cabang untuk
mengkonsolidasikan gerakan pembentukan komisariat dimaksud.
6) Tindakan konsulidasi untuk mendistribusikan kader GMKI Cabang
Ambon di setiap lembaga dewan perwakilan kemahasiswaan pada
lembaga perguruan tinggi secara aktif dilakukan oleh Badan Pengurus
Cabang yang dibantukan oleh 16 (enam belas), komisariat sehingga
bergening posisi untuk menduduki ruang pengambilan kebijakan dan
pelayanan di dunia perguruan tinggi dalam wilayah administrative
pelayanan GMKI Cabang Ambon memperoleh hasil yang sangat
baik dan memuaskan.
7) Pembangunan Student Centre GMKI Ambon yang progresif dimana
sejak dibongkar dan dibangun kembali sejak Tahun 2015 hingga
sekarang dan kemudian diresmikan 12 September 2020 yang langsung
dihadiri oleh Ketua Sinode GPM, Gubernur Maluku, Wakil Gubernur,
Ketua DPRD.
 Dinamika Program
Struktur BPC GMKI Ambon memiliki 6 bidang yaitu: bidang organisasi,
pendidikan kader, kerohanian dan diakonal, aksi pelayanan, pengkajian dan
penalaran, bidang kewirausahaan, bidang pemberdayaan perempuan,
komunikasi dan informasi. Dan hingga saat ini program-progam yang di
rumuskan dalam SP 1 BPC GMKI Ambon sudah sekitar 90 % Program Kerja
dapat direalisakan secara baik, hanya tersisa beberapa program kerja yang
belum terealisasi akan segera di direalisasi setelah Kongres GMKI Ke -
XXXVII di Manokwari pada tanggal 21-28 November 2020.

Bidang Organisasi
Secara Umum pada Bidang Organisasi BPC GMKI Ambon Masa Bakti
2018-2020 telah maksimal dalam melakukan Konsolidasi dan penataan
internal organisasi secara baik. Hal ini ditunjukan dengan proses
penerimaan anggota GMKI Cabang Ambon yang terus meningkat secara
signifikan termasuk memperkuat eksistensi GMKI dengan dibentuknya
Komisariat Baru yakni Komisariat Poltekes Negeri Ambon maupun
Komisariat Teknik Unpatti. Selain itu pula untuk membentuk pola
pemahaman kader terhadap mekanisme organisasi telah juga dilaksanakan
Sosialisasi AD/ART GMKI dan PO GMKI bagi seluruh kader di komisariat-
komisariat dalam berbagai bentuk misalnya pelatihan, diskusi dll yang
kemudian outputnya telah didistribusi ke seluruh komisariat dalam bentuk
buku saku.

Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian


Khusus untuk Bidang Pendidikan Kader di GMKI Cabang Ambon telah
membentuk Lembaga PDSPK GMKI Cabang Ambon, namun dalam
implementasinya masih belum dapat dilaksanakan, hal ini dikarenakan selain
kondisi Pandemi Covid-19 namun dalam Pembahasan internal masih terdapat
beberapa hal yang perlu menjadi Evaluasi pembaruan terhadap kurikulum
PDSPK agar lebih adaptif dan basic oriented bagi kebutuhan Kader GMKI.
Prospek PDSPK ini kemudian telah diterjemahkan secara sederhana dalam
bentuk Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) yang dilaksnakan oleh 3
komisariat di GMKI Cabang Ambon.
Terkait Kerohanian yang kemudian diterjemahkan dalam fungsi Bidang
Kerohanian dan Diakonal BPC GMKI Ambon 2018-2020 telah berupaya
secara baik dalam membangun spiritualitas dari semangat Tri Panji GMKI
yang terwujud dalam berabagi bentuk Ibadah Kreatid yang melibatkan
seluruh potensi.

Bidang Aksi dan Pelayanan


Bidang ini dalam tanggung jawabnya telah berhasil melaksanakan berbagai
tanggung jawab yang sangat menunjukan eksistensi berGMKI secara
maksimal. Terbukti dengan Terdistribusinya seluruh Kader yang menempati
posisi kepemimpinan pada panggilan organisasi intra kampus seperti Senat,
Dewan Perwakilan Mahasiwa Universitas, Dewan Perwakilan Mahasiwa
Fakultas yang menempatkan GMKI Cabang pada posisi bargaining yang
strategis. Selain itu aksi inisiatif GMKI Cabang Ambon dalam panggilan
pelayanan di Medan Gumul Masyarakat cukup mendapat Apresiasi karena
secara terang GMKI dalam aksinya terus mendorong apa yang menjadi
Kesejahteraan Masyarakat sekalipun dalam skala dan level yang kecil namun
produktif misalnya Demo Melegalkan Sopi, Pernyataan Sikap Kekrirtisan
terhadap Dedominasi Agama Lain dalam struktur pemerintahan, Kebijakan
Penanganan Pandemi Covid-19, UU Cipta Kerja, Kebijakan Gubernur
Maluku yang tidak Pro Rakyat, Menyalurkan Bantuan kepada Korban Banjir
deng Gempa Bumi, termasuk kegiatan Live in Jemaat yang berlokasi di Desa
Hukuanakota, Kabuopaten Seram Bagian Barat yang aman dalam kegiatan
tersebut GMKI Cabang Ambon melakukan beberapa kegiatan partisipatif
misalnya Kursus dan Pelatihan Bahasa Inggris, Kursus dan Pelatihan
Komputer, Sosialisasi penggunaan ADD, pengobatan gratis bagi masyarakat
miskin, termasuk melakukan Advokasi dalam bentuk Kerjasama dan Loby
untuk Pembangunan Infrastruktur Jalan ke Desa-Desa Terpencil di
Kabupaten Seram Bagian Barat.

Bidang Informasi dan Komunikasi


Untuk Bidang Informasi dan Komunikasi telah secara maksimal melakukan
berbagai kegiatan yang menunjang kapasitas Kader dalam memahami
perkembangan Teknologi yakni berupa Pelatihan desain blog dan Pelatihan
Jurnalistk

Bidang Ekonomi Kreatif


Untuk Bidang ini dirumuskan dalam Bidang Kewirausahaan BPC GMKI
Ambon yang dalam aksinya memang tidak maksimal namun terdapat
kegiatan efektif yang dilaksanakan yakni Produksi Sayur Organik yang
berhasil terdistribusi dan Terjual saat masa Pandemi Covid-19.

Bidang Pemberdayaan Perempuan


Bidang dalam Aksinya sangatlah menunjukan progress. Hal ini ditunjukan
dengan berabagi kegiatan diantaranya Diskusi-diskusi tematik mengenai
perempuan termasuk melakukan Advokasi pendampingan bagi Tahanan
Perempuan yang ada di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan dan
Anak Ambon.

 Dinamika PDSPK
Pelaksanaan PDSPK 2006 di tingkat Cabang Ambon sejauh ini telah
dilaksanakan kurang lebih 3 kali dalam 3 periodesasi BPC GMKI Ambon.
Pada periodesasi 2018-2020, lewat Lembaga Pengelola PDSPK sejauh ini
belum melakukan implementasi PDSPK 2006 akibat Pandemi Covid-19.
Secara umum yang menjadi kendala dalam pelaksanaan implementasi
PDSPK di Cabang Ambon sebagai berikut:
1) Kondisi organisasi dengan banyak kader sehingga lembaga kesulitan
dalam merekrut peserta PDSPK.
2) Masih minimnya kesadaran sebagian aparatur dan anggota
organisasi dalam mengimplementasikan PDSPK.
3) Keterbatasan biaya
4) Keterbatasan waktu peserta karena bertabrakan dengan aktifitas kuliah
yang padat.
5) Padatnya aktifitas organisasi ditingkat komisariat bahkan cabang karena
terlalu banyak program yang harus dijalankan.
6) Keterbatasan fasilitator karena tingkat kesibukan fasilitator dengan
pekerjaan yang menyebabkan terbatasnya waktu dalam implementasi
PDSPK.
7) Pandemi Covid-19
Kajian Evaluasi Fasilitator dalam Implementasi PDSPK 2006 dan
Fasilitas Penunjang untuk Implementasi.
- Fasilitator.
1) Fasilitator yang dipakai dalam implementasi PDSPK 2006 yakni Senior
member/friend’s GMKI sesuai dengan kualifikasi yang ditetapkan oleh
Lembaga Pengelola PDSPK 2006 GMKI Cabang Ambon.
2) Memahami dan mampu menerapkan kurikulum PDSPK pada masing-
masing level.
3) Menguasai materi yang dimaksudkan dalam PDSPK 2006.
4) Menguasai materi aktual yang dikembangkan sesuai dengan
keunggulan dan kebutuhan cabang.
5) Mampu mengembangkan media dan metode yang relevan dengan
materi dan tuntutan kurikulum maupun materi yang dikembangkan
sesuai dengan keunggulan dan kebutuhan cabang.
6) Memiliki komitmen terhadap pengembangan GMKI, namun Tingkat
kesibukan fasilitator dengan pekerjaan yang menyebabkan
terbatasnya waktu dalam implementasi PDSPK.
- Fasilitas Penunjang untuk Implementasi PDSPK 2006
1. Tidak adanya sarana-prasarana pelaksanaan kegiatan Pendidikan
Kader yang permanen.
2. Minimnya sumber daya.

Penutup dan Rekomendasi


1) Pola Dasar Sistem Pendidikan Kader GMKI 2006 adalah rumusan garis-
garis besar sistem Pendidikan Kader yang telah dilaksanakan oleh GMKI.
2) Pola Dasar Sistem Pendidikan Kader merupakan strategi Pendidikan Kader
GMKI yang disusun secara sistematis, terencana, dan integralistik agar
Pendidikan Kader GMKI dapat berjalan secara utuh, menyeluruh, dan
terpadu dalam menghasilkan pemimpin yang memiliki profil tertentu.
Dengan demikian, Pola Dasar Sistem Pendidikan Kader ini akan memberi
arah bagi pencapaian Tujuan Pendidikan Kader GMKI.
Sejauh ini pelaksanaan PDSPK di cabang Ambon masih sebatas pada
Implementasi Level I (satu). Dari hasil implementasi itu tentunya punya dampak
yang baik walaupun tidak untuk semua kader, tetapi sebagian besar kader
jebolan PDSPK kemudian menunjukan kontribusi mereka dengan mampu
menjadi pengurus komisariat maupun pengurus cabang dan organisasi internal
kampus seperti menduduki posisi-posis strategis di Senat Mahasiswa.
Mencermati proses implementasi PDSPK ditingkat Cabang dengan
memperhatikan tantangan internal dan eksternal Cabang Ambon serta
perkembangan IT saat ini maka terdapat beberapa rekomendasi pikir yang
disampaikan dan diharapkan dapat ditindaklanjuti ditingkat pusat melalui
Kongres GMKI Ke-XXXVII diantaranya:
1) Kami merasa bahwa poin penting yang mesti diperhatikan dalam
perumusan kurikulum PDSPK nantinya adalah bagaimana mengembalikan
pemaknaan yang sesungguhnya terhadap nilai-nilai dan prinsip-prinsip
organisasi yang telah mengalami kemunduran secara signifikan.
2) Perlu adanya pengembangan jiwa Enterpreuner Kader GMKI melalui
kurikulum PDSPK.
3) Kurikulum PDSPK sudah harus dikembangkan dengan kondisi kekinian
terkait pengembangan pola pikir kader berbasis IT dan kesiapan kader
GMKI dalam menjawab tantangan Revolusi Industry 5.0

2. GMKI Cabang Tual


Cabang Tual berkedudukan di dua daerah otonom yaitu Kota Tual
danKkabupaten Maluku Tenggara, cabang Tual memiliki 4 komisariat yaitu:
komisariat Administrasi, Komisariat STIS, dan komisariat Eklesia, Komisariat
Poltek, Komisariat Hukum yang terbagi pada perguruan-perguruan tinggi yang
ada di Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara. Hal ini terjadi karena
kedudukan dan ruang pelayanan GMKI Cabang Tual tidak hanya di kota Tual
melainkan juga di kabupaten Maluku Tenggara, sehingga menjadi tantangan
sendiri bagi pelayanan di cabang ini di karenakan demografi yang luas di antara
dua daerah adminisratif Pemerintahan.

 Dinamika Anggota
GMKI Cabang Tual Dewasa ini Telah Memiliki lima Komisariat definitif
yang terdapat di kampus/perguruan tinggi yang berada di Kota Tual dan
Kabupaten Maluku Tenggara yakni, Komisariat Administrasi Langgur yang
bertempat di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Langgur, Komisariat
Mutiara yang bertempat di Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Mutiara Tual,
Komisariat Eklesia Ekonomi yang bertempat di Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Umel Tual, Komisariat Politeknik Perikanan yang
Berkedudukan di Kampus Politeknik Perikanan Negri Tual dan
Komisariat Hukum yang bertempat di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Tual.
BPC GMKI Tual Masa Bakti 2019-2021 dalam proses penatalayanan masih
perlu melakukan konsolidasi yang intens dalam menanamkan nilai-nilai dan
prinsip-prinsip pergerakan pada tingkatan komisariat. Kurangnya
pemahaman yang baik terhadap management organisasi serta hal-hal
prinsipil seperti Konstitusi dan budaya organisasi ini juga menjadi gumulan
di masing- masing komisariat. Sehingga dalam setiap proses-proses
penatalayanan di tingkatan komisariat.
BPC GMKI Tual lebih Intens melakukan proses pendampingan secara rutin
yang dimana dapat menstimulan Pengurus Komisariat maupun anggota biasa
pada komisariat dapat mempunyai pemahaman yang merata mengenai
aturan maupun nilai-nilai berGMKI. BPC GMKI Tual Masa Bakti 2019-
2021 yang telah proaktif menjalan tugas kurang lebih 1 tahun 4 bulan ini,
telah menerima anggota biasa GMKI yang dilaksanakan lewat beberapa
masa perkenalan.
Terbentuknya Perkumpulan Senior GMKI Cabang Tual yang diketuai
sekaligus oleh Wakil Bupati Maluku Tenggara Ir.Petrus Beruatwarin juga
sangat membantu BPC GMKI Tual dalam hal penatalayanan organisasi,
selain sebabagi supporting system, kehadiran PS GMKI Cabang Tual juga
turut memberikan dukungan dan spirit bagi eksistensi GMKI di Cabang
Tual. Saat ini Perkumpulan Senior GMKI baik Kota maupun Kabupaten
sedang menunggu Pelantikan Pengurus Nasional PS GMKI untuk
selajutnya melaksanakan pelantikan PS GMKI.

 Dinamika Program
Bidang Organisasi
Secara umum konsolidasi organisasi di Cabang Tual mengalami progress dan
perkembangan yang cukup signifikan, baik dilihat dari sisi kualitas maupun
juga kuantitasnya. Sejak lahir di Akademi Perikanan Larvul Ngabal
(Sekarang Politeknik Perikanan Negeri Tual), GMKI menjadi organisasi
ekstra kampus pertama yang hadir di Tanah Kei. Dalam masa-masa awal
pembentukannya, GMKI Cabang Tual tentu saja banyak mengalami
persoalan dan dinamika organisasi yang menjangkiti seluruh potensi dan
anggotanya. Namun dengan semangat yang kuat serta komitmen melayani
yang tinggi, sampai saat ini GMKI Cabang Tual masih terus hadir untuk
menyuarakan suara-suara kenabian melalui 5 (lima) komisariat yang
menjadi basis pembinaannya di tiap-tiap kampus dan perguruan tinggi.
BPC GMKI Tual Masa Bakti 2019-2021 sebagai pemegang mandat
Konpercab VIII GMKI Tual terus mengupayakan lahirnya system kerja
organisasi yang lebih solid dengan memprioritaskan sisi internal organisasi,
sebelum akhirnya semua kekuatan diarahkan untuk mampu bergerak
keluar. Untuk terus mendorong laju perkembangan organisasi, maka
konsolidasi pada aras komisariat terus di maksimalkan untuk mendapat
hasil yang lebih optimal. Saat ini GMKI Cabang Tual telah memiliki 5
(lima) komisariat defenitif dengan struktur dan pengrusnya masing-masing,
yakni Komisariat Administrasi Langgur yang berkedudukan di STIA
Langgur, Komisariat Mutiara Tual yang berkedudukan di STIS Mutiara Tual,
Komisariat Eklesia Ekonomi yang berkedudukan di STIE Umel Tual,
Komisariat Politeknik Perikanan yang Berkedudukan di Kampus
Politeknik Perikanan Negri Tual dan Komisariat Hukum yang bertempat di
Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Tual.

Melalui lima komisariat ini, BPC GMKI Tual senantiasa bersinergi dalam
membangun hubungan kerja sama yang baik antar cabang dan komisariat.
Dalam semangat untuk mempertahankan eksistensi organisasi, maka BPC
GMKI Tual senantiasa melakukan fungsi koordinasi dengan Pengurus
Komisariat untuk mendorong dan melaksanakan bersama berbagai
program kerja yang ada di tiap-tiap komisariat. Ibadah-ibadah dan PA
masih menjadi aktifitas rutin yang dijalankan setiap minggu di tingkat
komisriat.
Selain kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk memperkuat konsolidasi
organisasi, bidang organisasi juga merasa perlu untuk meningkatkan
kapasitas dan peran sumber daya manusia sebagai aparatur organisasi.
Tantangan yang dihadapi oleh fungsionaris pengurus GMKI di cabang tual
baik tingkatan cabang maupun komisariat dianggap belum memiliki
kompetensi yang mumpuni serta jenjang pengkaderan yang masih minim,
sehingga hasil yang terbaik bagi kematangan seorang kader dalam
berorganisasi masih jauh diluar harapan. Menyadari akan hal ini maka
pelaksanaan studi struktur dan upgrading penanggung program yang
dilaksanakan setiap 3 bulan sekali seyogyanya dapat memberikan solusi
bagi persoalan yang dihadapi saat ini.

Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian


Dalam perputaran roda organisasi, kader merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari roda organisasi, yang didorong dengan kualitas dan
kuantitas kader sehingga organisasi dapat berjalan sesuai dengan visi
dan misi dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI). Pola Dasar
Sistem Pendidikan Kader (PDSPK) GMKI merupakan strategi pendidikan
kader GMKI yang disusun secara sistematis, terencana dan integralistik agar
mengarahkan pada pembentukan profil kader yang mampu menerapkan nilai
– nilai kekristenan dalam kehidupannya maupun dalam kehidupan
berorganisasi dengan memiliki spiritualitas, integritas dan profesionalitas
dalam ranah afektif, psikomotorik dan kognitif serta mampu menerapkan
kehidupan yang bertanggungjawab. Ini berarti PDSPK GMKI akan
menjadikan kader GMKI sebagai kader gerakan yang dapat menangkap dan
menanggapi persoalan – persoalan internal dan eksternal organisasi,
yakni Gereja, Perguruan Tinggi dan Masyarakat. Pada akhirnya, visi dan
misi organisasi GMKI dapat tercapai dengan senantiasa berpegang teguh
pada nilai dan prinsip yang dianut GMKI. Terhadap semua ini, maka fokus
bidang PKK pada tahun pelayanan ini hanya pada bagaimana implementasi
PSDPK GMKI 2006 bisa di jalankan di cabang tual yang beberapa kali
mengalami hambatan.
Setelah terbentuknya lembaga penggerak PDSPK GMKI cabang tual
sebagai mitra kerja bidang PKK, dilakukan beberapa pertemuan bersama
antara BPC dan lembaga penggerak PDSPK guna mengatur beberapa hal
yang berkaitan dengan persiapan dalam menjalankan implementasi PDSPK
GMKI di cabang tual baik kesiapan financial maupun hal-hal teknis lainnya
yang akan mendukung proses berjalannya implementasi PDSPK GMKI di
cabang tual. Untuk mendapatkan kualitas lulusan terbaik dari
implementasi PDSPK GMKI.
Selain implementasi PDSPK yang menjadi prioritas bidang PKK,
penelaan alkitab sebagai roh GMKI juga menjadi tugas rutin bidang PKK
untuk dijalankan setiap minggu di cabang tual serta ibadah cabang yang
rutin dilaksanakan di awal bulan guna menumbuhkembangkan spiritualitas
anggota GMKI setelah dewasa ini nilai-nilai spritualitas mulai tedegradasi
oleh konteks perubahan zaman yang membentuk sikap hedonisme,
kecongkakan, kemalasan dan hal yang bertentangan dengan Firman
Tuhan. Gerakan mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) sungguh
menyadari bahwa panggilan teologis GMKI yaitu bersaksi, bersekutu dan
melayani sebagai penampakan tugas gereja incognito dalam mewujudkan
ekumenisme di medan pelayanannya.

Bidang Aksi dan Pelayanan


Melalui bidang akspel, BPC GMKI Tual mencoba untuk kembali
membangun sinergitas antara gereja dengan GMKI setelah akhir-akhir ini
belum terlalu menunjukkan semangat akan kesadaran yang sama dalam
mewujudkan komitmen terhadap pelayanan bagi umatnya. Dalam konteks
inilah, BPC GMKI Tual akan terus membangun hubunga kerja sama yang
nyata dengan gereja-gereja dalam hal melakukan berbagai kegiatan social
yang diejawantahkan lewat program kerja bidang akspel. Akhir-akhir ini
semangat muda-mudi Kristen untuk aktif dan terlibat langsung dalam setiap
kegiatan-kegiatan gereja lewat organisasi-organisasi gereja dan kategorial
lainnya mengalami persoalan yang cukup berarti. Tentu saja tantangan
yang dihadapi oleh pihak gereja juga menjadi perhatian serius GMKI
dalam pergumulan untuk tetap ada guna mencari solusi bagi terciptanya
generasi muda Kristen yang memiliki nilai spiritualitas dan pengabdian bagi
kehidupan gereja.

Program bidang aksi dan pelayanan menjadi kunci bagaimana GMKI


mampu menunjukkan aksen nyata akan pengabdianya di tiga medan gumul
yakni gereja, perguruan tinggi dan masyarakat. GMKI Cabang Tual pun turut
berkontribusi dalam pembagian Bantuan saat Pandemi Covid-19 termasuk
melakukan berabagi Aksi partisipatid bersama seluruh OKP Cipayung
berkaitan Omnibus Law. Hal ini telah menujukan Bagaimana GMKI mampu
menunjukkan perhatian dan kontribusi nyata bagi daerah yang menjadi
wilayah pelayanannnya, sehingga kehadiran GMKI tidak lagi dipandang
sebagai kepentingan elite politik dan stigma negative lainnya yang muncul
akhir- akhir ini melainkan mampu memberikan gambaran besar akan
semangat kediriannya sebagai organisasi gereja yang hadir dan berjuang
bersama bagi kemajuan Negara dan Bangsa Indonesia.

Bidang Informasi dan Komunikasi


Dalam bidang Informasi dan Komunikasi BPC GMKI Tual telah
menetapkan program dan kegiatan yang dimana disesuaikan dengan konteks
dan kebutuhan cabang hari ini. Program-program pelatihan yang
dicanangkan ini juga merupakan bagian dari, mengembangankan kepekaan
dan mengasah kader agar peka terhadap terhadap fenomena sosial yang
terjadi serta dapat mempromosikan GMKI dikalangan masyarakat. Dewasa
ini, penggunaan-penggunaan media sosial sebagai tempat untuk
berkomunikasi sudah tidak sesuai dengan apa yang menjadi fungsinya.
Sehingga, Bidang ini dapat mengkampanyekan hal-hal positiv yang dapat
mengedukasi masyarakat dalam menggunkan media sosial secara bijak.
Program-program bidang inipun juga diharapkan dapat
menumbuhkembangkan semangat dan minat menulis kader-kader GMKI
Tual yang berkeinginan menjadi jurnalis.

Bidang Pemberdayaan Perempuan


Bidang dalam Aksinya sangatlah menunjukan progress. Hal ini ditunjukan
dengan berabagi kegiatan diantaranya Diskusi-diskusi tematik mengenai
perempuan termasuk melakukan Advokasi pendampingan bagi Tahanan
Perempuan yang ada di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan dan
Anak Ambon.

 Dinamika PDSPK
GMKI Cabang Tual hingga saat ini belum dapat melakukan implementasi
PDSPK 2006 dikarenaka terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan
yakni :
Kekurangan
- Kurangnya pemahaman yang mendalam terhadap PDSPK 2006 juga
mejadi kendala dalam proses implementasi.
- Dibutuhkan format pengkaderan yang berkelanjutan
- Fasilitator PDSPK 2006 yang kurang memadai.
- Kesibukan Senior-senior yang terakomodir di Lembaga penggerak.
- Dibutuhkan pemahaman yang memadai terhadap penyusunan
perangkat-perangkat pembelajaran.
Kelebihan
- Adanya Lembaga Penggerak PDSPK GMKI 2006
- Iklim organisasi yang cukup kondusif
- Adanya disiplin ilmu yang berbeda-beda
- Berada di dua wilayah pemerintahan yaitu Kota Tual dan Kabupaten
Maluku Tenggara
- Cukup besar keinginan mahasiswa untuk berGMKI
Tantangan
- Kurangnya disiplin dalam berorganisasi
- Teknologi yang berkembang begitu pesat
- Kampus/Perguruan Tinggi yang mulai menutup diri dengan organisasi di
luar kampus.
Peluang
- Terdapatnya beberapa senior yang merupakan dosen/akademisi
- Semangat entrepreneurship di kalangan anggota yang begitu baik

 Penutup dan Rekomendasi


- Adanya satu lembaga khusus di tingkatan Wilayah yang dapat
menjembatani dan membantu BPC dalam mengimplementasi PDSPK
2006.
- Adanya fasilitator yang siap membantu BPC dan Lembaga dalam
mengimplementasi PDSPK GMKI 2006

3. Cabang Masohi
Cabang Masohi berkedudukan di Ibukota Kabupaten Maluku Tengah, yakni
Masohi. GMKI Cabang Masohi memiliki 4 komisariat yaitu: komisariat STISIP
kebangsaan, STIKIP gotong royong, AKPER, dan komisariat STIA Said
Perintah.

Dinamika Anggota
Konsolidasi Cabang secara internal mengalami berbagai dinamika, Tantangan
dalam berdinamika cukup dirasakan oleh seluruh aparatur fungsionaris Baik
Badan Pengurus Cabang GMKI Masohi maupun Pengurus Komisariat Masa
Bakti 2018-2020, terutama konsolidasi perekrutan anggota dan optimalisasi
kapasitas kader GMKI Cabang Masohi dari setiap perguruan tinggi yang ada
dalam wilayah administratif pelayanan. Komisariat yang ada di GMKI Masohi
sampai saat ini ada 4 komisariat antara lain : Komisariat STISIP Kebangsaan,
Komisariat STIKIP Gotong Royong, Komisariat STIA Said Perintah dan
Komisariat Akper Masohi. BPC GMKI Masohi semntara berusaha untuk
membentuk satu komisariat baru yaitu Komisariat Politeknik Negeri Masohi.
Perjalanan pergerakan GMKI Masohi sampai saat ini juga tidak terlepas pisahkan
dari peranan senior-senior gmki. Mereka selalu membantu dalam hal materi
maupun saran dan kritikan, tetapi kemudian masih dirasakan bahwa peranan itu
belum sepenuhnya memberikan dampak yang luar biasa.
Dinamika Program
Tentang program kerja, selaku fungsionaris BPC GMKI Masohi masih tetap
berkomitmen melaksanakan tanggung jawab organiasi yaitu pelaksanaan program
kerja GMKI Masohi sampai akhir masa jabatan, bahkan sampai saat ini program
yang diputuskan melalui Pleno kemarin telah dilaksanakan 70% program yang
dilaksanakan dengan bantuan senior members/Friends sebagai panitia walapun
masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan.

Bidang Organisasi
Secara Umum pada Bidang Organisasi BPC GMKI Masohi Masa Bakti 2018-
2020 telah maksimal dalam melakukan Konsolidasi dan penataan internal
organisasi secara baik, Namun GMKI Cabang Masohi harus berduka setelah
telah dipanggi pulang kepada Bapa di Surga Ketua Bidang Organisasi BPC
GMKI Masohi Alm.Tesia Pattiasina yang akhirnya membuat beberapa hal
menjadi tidak dapat terlaksana termasuk pula karena Pandemi Covid-19. Namun
proses penerimaan anggota GMKI Cabang Masohi terus dilakukan termasuk
memperkuat eksistensi GMKI.

Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian


Setelah terbentuknya lembaga penggerak PDSPK GMKI Cabang Masohi
sebagai mitra kerja bidang PKK, dilakukan beberapa pertemuan bersama antara
BPC dan lembaga penggerak PDSPK guna mengatur beberapa hal yang berkaitan
dengan persiapan dalam menjalankan implementasi PDSPK GMKI di Cabang
Masohi baik kesiapan finansial maupun hal-hal teknis lainnya yang akan
mendukung proses berjalannya implementasi PDSPK GMKI di Cabang Tual.
Namun memang harus diakui bahwa pola kordinasi yang dilaksanakan belum
maksimal karena memang juga menghadapi Pandemi Covid-19 yang kemudian
sangat banyak mempengaruhi kordinasi antar organisasi.
Selain implementasi PDSPK yang menjadi prioritas bidang PKK, penelaan
alkitab sebagai roh GMKI juga menjadi tugas rutin bidang PKK untuk dijalankan
setiap minggu di Cabang Masohi serta ibadah cabang yang rutin dilaksanakan di
awal bulan guna menumbuhkembangkan spiritualitas anggota GMKI.

Bidang Aksi dan Pelayanan


Melalui bidang akspel, BPC GMKI Masohi telah berupaya untuk kembali
membangun sinergitas antara gereja dengan GMKI dalam mewujudkan
komitmen terhadap pelayanan bagi umatnya. Dalam konteks inilah, BPC
GMKI Masohi dalam hal melakukan berbagai kegiatan social sebagai program
kerja bidang akspel. Berbagai aksi social khususnya ketika saat Musibah Gempa
yang melanda sebagian besar wilayah Maluku Tengah, GMKI Cabang Masohi
kemudian telah melakukan advokasi dengan melakukan pendampingan sekaligus
mendistribusikan bantuan kepada korban gempa.
Bidang Informasi dan Komunikasi
Untuk Bidang Informasi dan Komunikasi telah secara maksimal melakukan
berbagai kegiatan yang menunjang kapasitas Kader dalam memahami
perkembangan Teknologi termasuk mengoptimalisasi penggunaan social media
secara baik oleh Para Kader

Bidang Ekonomi Kreatif


Untuk Bidang ini tidak dirumuskan dalam Bidang tugas BPC GMKI Masohi yang
dalam aksinya memang tidak maksimal namun terdapat kegiatan efektif yang
dilaksanakan yakni beberapa upaya penggalangan dana demi menunjang aktifitas
organisasi.

Bidang Pemberdayaan Perempuan


Bidang ini dalam Aksinya sangatlah menunjukan progress. Hal ini ditunjukan
dengan berbagai kegiatan diantaranya Diskusi-diskusi tematik mengenai
perempuan yang dikordinasi oleh BPC GMKI Masohi

 Dinamika PDSPK
Dalam pelaksanaanya di Cabang Masohi selaku penanggung jawab organisasi
merasa perlu dan harus melakukan program ini sebagai awal untuk membuka
jalan di cabang masohi tentang PDSPK ini karena dari pembentukan cabang
Masohi sampai saat ini, belum pernah dilaksanakan PDSPK di cabang ini.
Sesuai hasil pleno, PDSPK ini akan dilaksanakan, tetapi kemudian ada beberapa
kali penundaan karena memang dari segi sumber daya dan persiapan yang belum
maksimal. Hal ini apalagi menghadapi Pandemi Covid-19 yang sangat menutup
ruang gerak organisasi dalam waktu lama. GMKI Cabang Masohi juga hingga
saat ini belum dapat melakukan implementasi PDSPK 2006 dikarenaka terdapat
beberapa hal yang harus diperhatikan Kurangnya pemahaman yang mendalam
terhadap PDSPK 2006 juga mejadi kendala dalam proses implementasi,
Fasilitator PDSPK 2006 yang kurang memadai termasuk pemahaman yang
kurang memadai terhadap penyusunan perangkat-perangkat pembelajaran.

 Penutup dan Rekomendasi


- Adanya satu lembaga khusus di tingkatan Wilayah yang dapat
menjembatani dan membantu BPC dalam mengimplementasi PDSPK 2006.
- Adanya fasilitator yang siap membantu BPC dan Lembaga dalam
mengimplementasi PDSPK GMKI 2006

4. Cabang Saumlaki
GMKI Cabang Saumlaki berkedudukan di Ibukota Kabupaten Kepulauan
Tanimbar – Provinsi Maluku yakni Saumlaki, Anggota GMKI Cabang Saumlaki
tersebar pada 3 perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Kepulauan Tanimbar,
yaitu Kampus Yayasan Perguruan Tinggi Rumpun Lelemuku-Saumlaki, Kampus
Pogram Studi Kebidanan – Saumlaki, Kampus STTIMA-Saumlaki.
Dinamika Anggota
Konsolidasi Cabang secara internal mengalami berbagai dinamika, Tantangan
dalam berdinamika cukup dirasakan oleh seluruh aparatur fungsionaris Baik
Badan Pengurus Cabang GMKI Saumlaki terutama konsolidasi perekrutan
anggota dan optimalisasi kapasitas kader GMKI dari setiap perguruan tinggi
yang ada dalam wilayah administratif pelayanan. Tantangan yang
dihadapi meliputi :
1. Pola konsolidasi Anggota GMKI di Cabang Saumlaki belum tertata
dengan baik, kondisi ini mengakibatkan GMKI kehilangan arah dan jauh
dari tatanan pelayanan GMKI yang sesungguhnya. Berbagai ketimpangan
yang dialami oleh GMKI di Saumlaki saat ini, jujur harus dikatakan
bahwa kita harus kembali menata pelayanan yang berkaitan dengan
konsolidasi keanggotaan yang lebih diorientasikan kepada bagaimana
menanamkan nilai-nilai ber-GMKI dan membuat format sistem konsolidasi
anggota yang terukur.
2. Tantangan kurangnya partisipasi dan kesadaran dari mahasiswa untuk
berorganisasi di lingkungan kampus menjadi pergumulan serius oleh
GMKI, untuk itu diperlukan untuk membentuk sistem / jaringan GMKI
yang masif pada tingkatan senior (Dosen pada masing-masing kampus) dan
juga pimpinan mahasiswa di lingkungan organisasi kampus.

 Dinamika Program
Tentang program kerja, selaku fungsionaris BPC GMKI Saumlaki masih tetap
berkomitmen melaksanakan tanggung jawab organiasi yaitu pelaksanaan program
kerja GMKI Saumlaki sampai akhir masa jabatan, bahkan sampai saat ini
program yang diputuskan melalui Pleno kemarin telah dilaksanakan 60%
program yang dilaksanakan dengan bantuan senior members/Friends sebagai
panitia walapun masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan.

Bidang Organisasi
Secara Umum pada Bidang Organisasi BPC GMKI Saumlaki Masa Bakti 2018-
2020 telah maksimal dalam melakukan Konsolidasi dan penataan internal
organisasi secara baik, Namun beberapa hal menjadi tidak dapat terlaksana
termasuk pula karena Pandemi Covid-19. Namun proses penerimaan anggota
GMKI Cabang Saumlaki terus dilakukan termasuk memperkuat eksistensi
GMKI.

Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian


Cabang Saumlaki dalam eksistensinya masih belum secara maksimal dalam
menetapkan instrument PDSPK sebagai bentu Pola Sitem Pendidikan Kader.
Namun kemudian dalam periodesasinya GMKI Cabang Saumlaki masih tetap
dengan pola Latihan Dasar Kepemimpinan yang bersifat konvensional dalam
kepentingan menyiapkan Kader. Khusus berkaitan dengan Bidang Kerohanian,
GMKI Cabang Saumlaki masih tetap ada dalam penguatan spiritualitas yang
tercermin dalam berbagai bentuk ibadah bersama dengan seluruh kader dan
anggota termasuk para senior sebagai jalinan kebersamaan.

Bidang Aksi dan Pelayanan


Melalui bidang akspel, BPC GMKI Saumlaki telah berupaya untuk kembali
membangun sinergitas antara gereja, pemerintah dan masyarakat untuk
kepentingan GMKI dalam mewujudkan komitmen terhadap pelayanan bagi
umatnya. Dalam konteks inilah, BPC GMKI Saumlaki dalam hal melakukan
berbagai kegiatan social sebagai program kerja bidang akspel. Berbagai aksi
sosial telah dilakukan yang menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat di
desa-desa. Termasuk pula berbagai kegiatan aksi unjuk rasa, demonstrasi dan
diskusi partisipatif yang terbangun bersama OKP Cipayung.

Bidang Informasi dan Komunikasi


Untuk Bidang Informasi dan Komunikasi telah secara maksimal melakukan
berbagai kegiatan yang menunjang kapasitas Kader dalam memahami
perkembangan Teknologi termasuk mengoptimalisasi penggunaan social media
secara baik oleh Para Kader

Bidang Ekonomi Kreatif


Untuk Bidang ini tidak dirumuskan dalam Bidang tugas BPC GMKI Saumlaki
yang dalam aksinya memang tidak maksimal namun terdapat kegiatan efektif
yang dilaksanakan yakni beberapa upaya penggalangan dana demi menunjang
aktifitas organisasi.

Bidang Pemberdayaan Perempuan


Bidang ini dalam Aksinya belum menunjukan progress yang maksimal. namun
berbagai kegiatan diantaranya Diskusi-diskusi tematik dan pasrtisipatif mengenai
perempuan yang dikordinasi oleh BPC GMKI Saumlaki.

 Dinamika PDSPK
Semua cabang di Wilayah XI GMKI telah memiliki instrumen imlementasi
PDSPK 2006, namun sampai saat ini belum sempat terlaksana di karenakan
bebeapa faktor, sehingga BPC GMKI Saumlaki sementara merumuskan
pembentukan lembaga PDSPK guna mendorong rencana implementasi yang
efisien dan efektif.
Penutup dan Rekomendasi
- Adanya satu lembaga khusus di tingkatan Wilayah yang dapat
menjembatani dan membantu BPC dalam mengimplementasi PDSPK 2006.
- Adanya fasilitator yang siap membantu BPC dan Lembaga dalam
mengimplementasi PDSPK GMKI 2006
5. Cabang Dobo
GMKI Cabang Dobo GMKI Cabang Dobo berkedudukan di Ibukota Kabupaten
Kepulauan Aru yakni Dobo dan merupakan cabang baru yang dibentuk sejak
tahun 2018 namun semangat pelayanan tetap menjadi komitmen untuk
membawa organisasi ini dalam mewujudkan Visi dan Misi-nya. Komitmen
Pelayanan itu ditunjukan dengan BPC yang sangat menunjang dan progresif
dalam melaksanakan seluruh amanat organisasi termasuk menggumuli tiga
medan gumul GMKI.

Dinamika Anggota
GMKI Cabang Dobo dalam upaya konsolidasi organisasi yang telah dibentuk
sejak tahun 2018 telah melakukan Masa Perkenalan sebanyak 1 (satu) kali
sehingga jika dijumlahkan Jumlah Anggota Biasa GMKI saat ini di Dobo adalah
136 orang yang turut pula didukung dengan Jumalh Anggota Luar Biasa (senior)
yang juga dalam jumlah besar dan turut berpengaruh dalam kebijakan organisasi.
Untuk sementara GMKI Cabang Dobo belum membentuk Komisariat sehingga
rencana pembentukan Komisariat masih tahap penjajakan oleh BPC GMKI
DOBO

 Dinamika Program
Mengingat BPC GMKI Dobo baru saja melakukan Konfercab II yang hingga
saat ini menemui kendala penundaan akibat deadlock yang panjang, untuk itu
dapa disampaikan program kerja selama masa bakti 2018 – 2020 telah
dilaksanakan.
Bidang Organisasi
Secara Umum pada Bidang Organisasi BPC GMKI Dobo Masa Bakti 2018-2020
telah maksimal dalam melakukan Konsolidasi dan penataan internal organisasi
secara baik, Namun karena Pandemi Covid-19 terdapat beberapa kendala yang
dialami. Tetapi proses penerimaan anggota GMKI Cabang Dobo terus dilakukan
termasuk memperkuat eksistensi GMKI.
Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian
Cabang Dobo dalam eksistensinya masih belum secara maksimal dalam
menetapkan instrument PDSPK sebagai bentu Pola Sitem Pendidikan Kader.
Namun kemudian dalam periodesasinya GMKI Cabang Dobo masih tetap
dengan pola Latihan Dasar Kepemimpinan yang bersifat konvensional dalam
kepentingan menyiapkan Kader. Khusus berkaitan dengan Bidang Kerohanian,
GMKI Cabang Dobo masih tetap ada dalam penguatan spiritualitas yang
tercermin dalam berbagai bentuk ibadah, disukusi dan PA bersama dengan
seluruh kader dan anggota termasuk para senior sebagai jalinan kebersamaan.
Bidang Aksi dan Pelayanan
Melalui bidang akspel, BPC GMKI Dobo telah berupaya untuk kembali
membangun sinergitas antara gereja, pemerintah dan masyarakat untuk
kepentingan GMKI dalam mewujudkan komitmen terhadap pelayanan bagi
umatnya. Dalam konteks inilah, BPC GMKI Dobo dalam hal melakukan
berbagai kegiatan social sebagai program kerja bidang akspel. Berbagai aksi
sosial telah dilakukan yang menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat di
desa-desa. Termasuk pula berbagai kegiatan aksi unjuk rasa, demonstrasi dan
diskusi partisipatif yang terbangun bersama OKP Cipayung.
Bidang Informasi dan Komunikasi
Untuk Bidang Informasi dan Komunikasi telah secara maksimal melakukan
berbagai kegiatan yang menunjang kapasitas Kader dalam memahami
perkembangan Teknologi termasuk mengoptimalisasi penggunaan social media
secara baik oleh Para Kader
Bidang Ekonomi Kreatif
Untuk Bidang ini tidak dirumuskan dalam Bidang tugas BPC GMKI Dobo yang
dalam aksinya memang tidak maksimal namun terdapat kegiatan efektif yang
dilaksanakan yakni beberapa upaya penggalangan dana demi menunjang aktifitas
organisasi.
Bidang Pemberdayaan Perempuan
Bidang ini dalam Aksinya sangatlah menunjukan progress. Hal ini ditunjukan
dengan berbagai kegiatan diantaranya Diskusi-diskusi tematik mengenai
perempuan yang dikordinasi oleh BPC GMKI Dobo

 Dinamika PDSPK
Badan Pengurus Cabang Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia Dobo sampai
sekarang belum melakukan atau mengimplementasikan PDSPK 2006 pada
kadernya dikarenakan sebagian besar Badan Pengurus Cabang adalah Mahasiswa
yang baru mengikuti masa perkenalan pada tahun 2017 kemarin dengan
demikian untuk mengenali serta mengimplementasikan PDSPK 2006 belum
dilakukan karena kurangnya fasilitator serta kesiapan internal cabang belum
mapan secara struktural.

6. Cabang Tiakur
GMKI Cabang Tiakur merupakan cabang yang terbungsu dari keseluruhan
cabang se-Indonesia, khususnya dalam wilayah XI (Maluku) yang didefinitifkan
pada tanggal 5 Oktober 2019, kemudian diadakan Konferensi Cabang pertama
pada tanggal 10 November 2019 dan proses pelantikan BPC GMKI Tiakur Masa
Bakti 2019 – 2021 yaitu pada tanggal 19 Desember 2019, meskipun merupakan
Cabang yang bungsu namun semangat pelayanan tetap menjadi komitmen
untuk membawa organisasi ini dalam mewujudkan Visi dan Misi-nya. GMKI
Cabang Tiakur berkedudukan di Ibukota Kabupaten Maluku Barat Daya yakni
Kota Tiakur dengan Basis Keanggotaan pada 1 Perguruan Tinggi yakni
Program Studi diluar Kampus Utama (PSDKU) Universitas Pattimura.
Dinamika Anggota
GMKI Cabang Dobo telah melakukan dua kali masa perkenalan yang pertama
diadakan di Desa Werwaru yang saat itu masih berstatus Calon Cabang Juli
2019, kemudian Maper ke 2 yang dilaksanakan bersamaan dengan Pelaksanaan
Konfercab I Cabang Tiakur tanggal 10-15 November 2019 setelah didefinitfkan
3 Oktober 2019 dan semuanya resmi diterima oleh pengurus calon cabang dan
Cabang pendamping BPC GMKI Ambon.

Untuk sementara GMKI Cabang Tiakur belum membentuk Komisariat pada


perguruan maupun Akademi yang bernaung di Kabupaten Kabupaten Maluku
Barat Daya dan direncanakan akan tetap dilakukan mengingat jumlah anggota
yang telah mengikuti Maper dan minat dan animo berGMKI oleh Mahasiswa
PSDKU Tiakur sangat meningkat.
Dinamika Program
Mengingat BPC GMKI Dobo baru saja melakukan Sidang Pleno I, untuk itu
BPC GMKI Dobo baru sementara melakukan upaya-upaya untuk menjalankan
program kerja selama masa bakti 2019 – 2021. Namun secara umum dapat
digambarkan bahawa Progres GMKI Cabang Tiakur selama 1 Tahun awal
pelayanan pasca pelantikan Desember 2019 dan Sidang Pleno telah berjalan
baik dan maksimal sebagai cabang Baru. Terbukti dengan kegiatan Maper yang
dilakukan, Ibadah Spiritualitas, Diskusi dan berbagai Aksi Pelayanan yang telah
dilakukan menunjukan peningkatan yang sanagat baik
Dinamika PDSPK
Badan Pengurus Cabang Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia Tiakur sampai
sekarang belum melakukan atau mengimplementasikan PDSPK 2006 pada
kadernya dikarenakan sebagian besar Badan Pengurus Cabang adalah Mahasiswa
yang baru mengikuti masa perkenalan pada tahun 2019 kemarin dengan
demikian untuk mengenali serta mengimplementasikan PDSPK 2006 belum
dilakukan karena kurangnya fasilitator serta kesiapan internal cabang belum
mapan secara struktural, akan tetapi BPC GMKI Cab Tiakur Masa Bakti 2019–
2021, akan berupaya untuk melakukan implementasi PDSPK 2006 pada Tahun
2021.

XV. Solusi Pemecahan Masalah


Bahwa Berdasarkan dinamika - dinamika yang terurai di atas menyangkut dengan
kondisi masing-masing cabang yang ada pada Wilayah XI GMKI, maka dengan ini
dapat di tarik secara keseluruhan Cabang pada Wilayah XI GMKI beberapa indikator-
indikator masalah yang menjadi hambatan perjalanan pelayanan organisasi di tingkat
cabang, kemudian nantinya akan di dipecahkan melalui solusi-solusi pemecahan
masalah melalui point rekomendasi.

Terhadap Masalah Konsolidasi Organisasi pada tingkat Cabang.


1. Masih kurangnya kesadaran fungsionaris BPC dalam melaksanakan tugas dan
tangung jawab pelayanannya.
2. Perlu ditingkatkan pemahaman dalam menejermahkan aturan organsasi.
(AD/ART/PO) kepada BPC.
3. Proses Masa Perkenalan yang merupakan Kegiatan Kongkrit dari Aksentuasi Misi
Organsasi tidak mencapai titik ideal, disebabkan yakni BPC lebih fokus untuk
mengejar jumlah banyaknya Anggota ketimbang Kualitas Pemahaman Organsiasi
Calon Anggota Biasa GMKI, kemudian Masa Perkenalan lebih dimaknai hanya
sebatas realisasi program kerja Bidang Organsiasi semata, bukan beorientasi pada
titik pencapaian pemahaman calon Anggota GMKI.
4. Kegiatan Diskusi dan Pendalaman Alkitap sudah tidak lagi menjadi agenda rutin
bagi BPC Se-Wilayah Maluku.
Terhadap Masalah Implementasi PDSPK 2006
1. Minimnya pemahaman tentang PDSPK 2006, (Pemahaman tentang Kurikulum
PDSPK 2016, cara membuat need assesment, Silabus dan RPP), Kecuali Cabang
Ambon.
2. Kurangnya tenaga Fasilitator di Cabang Tual, Masohi, Saumlaki, Dobo dan
Tiakur.
3. Belum terbentuknya Lembaga PDSPK pada Cabang Tual, Masohi, Saumlaki,
Dobo dan Tiakur.
Terhadap Masalah Aksi / Partisipatif
1. BPC belum maksimal untuk menunjukan sikap peka dan reaktif dalam menyikapi
permasalahan yang terjadi pada tiga medan gumul (Gereja, Perguruan Tinggi dan
Masyarakat).
2. Lemahnya pola-pola advokasi dari BPC.
3. BPC tidak membangun jaringan dengan Media-media (Elektronik, Cetak dan
Online).
Terhadap Masalah Pemberdayaan Perempuan
1. BPC GMKI yang ada di wilayah XI (Maluku) belum sepenuhnya
menjewantahkan Kebijakan organisasi pada pembentukan Bidang Khusus pada
Struktur BPC terkait Pemberdayaan Perempuan yang berdampak pada pola
pengembangan masih belum maksimal menyangkut isu perempuan.
2. Masih terbatasnya Pemahaman terkait Isu-isu Perempuan
Terhadap Masalah Ekonomi Kreatif
1. BPC GMKI yang ada di wilayah XI (Maluku) belum sepenuhnya
menjewantahkan Kebijakan organisasi pada pembentukan Bidang Khusus pada
Struktur BPC terkait Ekonomi Kreatif yang berdampak pada pola pengembangan
masih belum maksimal terkait pola-pola Eknomi yang menunjang kapasitas Kader
2. Pengembangan Ekonmi Kreatif belum menjadi sorotan prioritas pada GMKI
Wilayah XI
Terhadap Masalah Media dan Komunikasi
1. Masih belum maksimalnya pengelolaan media komunikasi dan pola pembentukan
isu melalui media massa

XVI. Rekomendasi
Adapun beberapa rekomendasi yang dapat di sampaikan ialah :
Konsolidasi Organisasi
 Penguatan Nilai Organisasi kepada Badan Pengurus Cabang bukan hanya saja
menjadi tanggungjawab dari Pengurus Pusat GMKI, akan tetapi menjadi
tanggungjawab juga oleh Senior Member GMKI yang berdomisili pada Cabang
tersebut, untuk itu menjadi penting untuk dikonsolidasikan Senior Members
GMKI dalam kepentingan untuk memberikan pendampingan secara continue
kepada Badan Pengurus Cabang.
 Bahwa mesti menjadi suatu agenda yang wajib bagi BPC untuk melakukan
Kegiatan Penguatan Nilai beserta Aturan Organisasi setelah BPC GMKI di lantik.
 Menjadi perlu bagi Pengurus Pusat GMKI selanjutnya dengan BPC GMKI untuk
merumuskan format pelaksanaan Masa Perkenalan yang benar-benar dapat
membuat Calon Anggota GMKI memahami Nilai dasar organisasi.

Implementasi PDSPK 2006


 Membentuk Tim Super Visi PDSPK pada tingkatan Wilayah dengan tujuan untuk
dijadikan suatu Tim Konsultatif dan Koordinatif dalam memberikan pemahaman
kepada BPC tentang Kurikulum PDSPK 2006, membantu BPC
membuat Need Assesment, Silabus, RPP, dan Pola Evaluasi Implementasi
PDSPK 2006
 Implementasi PDSPK 2006 masih menjadi sebuah tantangan bagi cabang-cabang
di wilayah XI GMKI, sehingga Lembaga Penggerak pendididkan kader (Koinos)
di rasa perlu bekerja secara maksimal dan dapat langsung bersentuhan dengan
cabang-cabang.
 Mendorong BPC untuk membentuk Lembaga PDSPK 2006 pada setiap Cabang.
Aksi Partisipatif
 BPC harus membuat Pelatihan Advokasi dan Kebijakan Publik secara tekun.
 Harus Membiasakan Pola Diskusi yang lebih intensif kepada Kajian-kaijan pada
tiga medan gumul agar melatih Para Kader menjadi orang-orang yang ilmiah
serta konseptual dalam setiap Aksi Partisipatif di Lapangan.
 Melakukan konsolidasi kepada seluruh senior members dalam tanggung jawab
relasi untuk menjewantahakan kebijakan organisasi di tiga medan gumul
Terhadap Masalah Pemberdayaan Perempuan
 BPC harus menjewantahkan Kebijakan organisasi pada pembentukan Bidang
Khusus pada Struktur BPC terkait Pemberdayaan Perempuan yang berdampak
pada pola pengembangan menyangkut Pemahaman terkait isu-isu Perempuan
Terhadap Masalah Ekonomi Kreatif
 BPC GMKI harus menjewantahkan Kebijakan organisasi pada pembentukan
Bidang Khusus pada Struktur BPC terkait Ekonomi Kreatif yang berdampak pada
pola pengembangan Ekonomi yang menunjang kapasitas Kader
Terhadap Masalah Media dan Komunikasi
 Melakukan berbagai upaya pelatihan yang berfokus pada pengelolaan riset dan
Teknologi agar tetap adaptif dengan perkembangan Zaman
 Melakukan konsolidasi kepada seluruh senior members yang berprofesi sebagai
jurnalis.
 Membuat pelatihan Jurnalistik yang secara profesional, kemudian mendistribukan
Anggota-anggota ke Media-media.
XVII. Penutup
Demikian Laporan Pertanggungjawaban ini dibuat dan disampaikan dalam Sidang
Pleno III Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2018-2020, menyadari sungguh akan
kelemahan dan keterbatasan selama ini, maka ijinkanlah saya menyampaikan
permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang mungkin saja
ada hal-hal yang kurang menyenangkan yang pernah di buat dalam 2 tahun ini,
kemudian terimalah ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya
kepada :
1) Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2018-2020;
2) BPC GMKI Ambon Masa Bakti 2018 – 2020;
3) BPC GMKI Tual Masa Bakti 2017-2019, dan BPC GMKI Tual Masa Bakti 2019
– 2021;
4) BPC GMKI Masohi Masa Bakti 2016 - 2018, BPC GMKI Masohi Masa Bakti
2018 – 2020;
5) Carateker BPC GMKI Saumlaki, BPC GMKI Saumlaki Masa Bakti 2018-2020;
6) BPC GMKI Dobo Masa Bakti 2018 – 2020;
7) Pengurus Calon Cabang Tiakur, BPC GMKI Tiakur Masa Bakti 2019-2021;
8) Majelis Pekerja Harian Sinode Gereja Protestan Maluku;
9) Pimpinan Perguruan Tinggi dan seluruh civitas akademik yang ada di Maluku;
10) Seluruh Senior Members/Friend GMKI;
11) Kelompok Cipayung Plus Maluku dan seluruh elemen yang selama ini terus
bekerjsama dan membantu dalam moril maupun materil yang tidak dapat di
sebutkan satu per satu.
Saya tidak dapat membalas kebaikan satu per satu, namun hanya dapat memanjatkan
doa kepada Tuhan Yesus Kristus Sang Kepala Gerakan agar kiranya kita tetap di
tuntun dan di berkati dalam setiap aktifitas perjalanan kehidupan kita.
Mengakhiri laporan ini, Saya mengutip firman Tuhan dalam Alkitab yang terambil
dari 1 Korintus 15:58 “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah
teguh, jangan goyah, dan giatlah selalau dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu
tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.”

Tinggi
Iman,
Tinggi Ilmu,
Tinggi Pengabdian,,,

“UT OMNES UNUM SINT”

PENGURUS PUSAT
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
MASA BAKTI 2018 – 2020

VEMBRIANO LESNUSSA, S.H., M.H.


KOORDINATOR WILAYAH XI MALUKU
3. 2. 1. No. LAPORAN La
PERTANGG
UNGJAWA m
(3 – 7 Desember 2018) Menghadiri Konfercab (1 – 3 Desember 2018) Menghadiri Pelaksanaan Transportasi Kepulangan dari Jakarta – Ambon, Nama
GMKI Ambon, bersama Ketua Bidang Konfercab V GMKI Saumlaki Tahun 2018. selesai Acara Serah Terima Jabatan Pengurus Kegiatan
BAN pi
Pendidikan Kader dan Kerohanian PP GMKI Pusat GMKI Masa Bakti 2018 - 2020.
KEUANGA ra
N KORWIL
XI
n
Biaya Pribadi Korwil Biaya Pribadi Korwil. Senior Jonathan Kainama (Kode Booking Tiket Sumber Pendapatan
(MALUKU) Su
Senior Jafry Taihutu Pesawat Lion Air. Rute : Jakarta – Ambon).
PP GMKI ra
MASA t
BAKTI 2018
- 2020
N
Senior Janes Leatemia
o:
36
Careteker BPC Saumlaki 00
Rp.1.000.000,- Rp.1.590.000,- - Nominal 11
/K
-
W
Konsumsi/ . Rp. 200.000,-(Transportasi Mobil Bandara - Alokasi Pengeluaran
-
Transportasi Pattimura. Dana XI
Biaya Penginapan Ketua Bidang Pendidikan . Rp. 1.280.000,- Tiket Pesawat Wings Air /I
Kader dan Kerohanian PP GMKI (Ambon-Saumlaki) N
Biaya Tiket Ambon-Jakarta Ketua Bidang . Rp. 110.000,- (Biaya Penginapan 1 hari)
Pendidikan Kader dan Kerohanian PP GMKI
. Rp. 1.175.000,-
(Biaya Tiket Pesawat Wings Air Saumlaki-
Ambon tanggal 4 Des 2018)

Rp. 1.000.000,- Rp. 1.590.000,- - Nominal

Biaya kebutuhan lainnya ditanggung oleh Kebutuhan Akomodasi, Transportasi dan Tidak ada uang yang diberikan hanya Kode Keterangan
Panitia Konfercab GMKI Ambon. Konsumsi selama berada di Saumlaki Boking Tiket Pesawat Lion Air.
ditanggung oleh Carateker BPC GMKI
Saumlaki.

- - - Nota
19
3
7. 6. 5. 4.

(19-20 Juli 2019) (23 Desember 2018) (21 Desember 2018) (12-13 Desember 2018) Menghadiri Konfercab
Menghadiri Kegiatan Masa Perkenalan I GMKI Menghadiri Pelantikan BPC GMKI Masohi Menghadiri Pelantikan BPC GMKI Ambon VII GMKI Masohi bersama Ketua Bidang
Calon Cabang Tiakur 2018-2020. 2018-2020 bersama Sekretaris Umum PP GMKI Pendidikan Kader dan Kerohanian PP GMKI

. Biaya Pribadi Korwil Biaya Pribadi Korwil Senior Petrus Tipawael Biaya Pribadi Korwil
(Biaya Penginapan Sekum PP GMKI)
. Bupati Maluku Barat Daya, Benyamin Th
Noach (Kode Booking Tiket Pesawat Biaya Pribadi Korwil
Trigana Air, Rute : Tiakur- Ambon).

Rp.1.670.000,- Rp. 610.000,- Rp.750.000,- Rp.1.000.000,-

Biaya Tiket . Rp. 200.000,- Biaya Bensin Motor Ambon – - Transportasi menuju Pelabuhan dari Ambon -
Trigana Air Masohi PP Tulehu & Biaya Tiket Kapal Cepat Tulehu ke
(Ambon-Tiakur) . Rp. 210.000,- Biaya Penginapan 1 malam Masohi
. Rp. 200.000
Biaya Tiket pulang pergi Kapal Fery Ambon Biaya Makan & Transportasi
– Waipirit

Rp.1.670.000,- Rp. 610.000,- Rp. 1.000.000,-


Rp.750.000

Biaya Akomodasi, konsumsi dan lain-lain Kebutuhan lain ditanggung oleh BPC GMKI - Kebutuhan Akomodasi/Penginapan/Konsumsi
ditanggung Pengurus Calon Cabang Tiakur Masohi. dll ditanggung oleh BPC GMKI Masohi Masa
Bakti 2016 – 2018.

- - -
19
4
10. 9. 8. 8.

(19 – 21 Desember 2019) (10 – 15 November 2019) (15 Oktober 2019) (2-4 Agustus 2019)
Menghadiri Pelantikan BPC GMKI Tiakur Menghadiri Kegiatan Masa Perkenalan II dan Menghadiri Pelantikan BPC GMKI Tual 2019- Menghadiri Konfercab ke VIII GMKI Cabang
Konfercab GMKI Tiakur 2021. Tual

Panitia Konfercab GMKI Tiakur (Sumbangan Panitia Konfercab GMKI Tiakur (Sumbangan 1. BPC GMKI Tual 2017-2019 1. Senior Frets Mouw
Biaya Tiket PP Pesawat Ambon-Tiakur). Biaya Tiket Kapal Ambon-Tiakur). (Kode booking tiket Wings Air untuk Korwil, (Kode Booking Tiket Wings Air Pulang Pergi,
rute Ambon-Langgur) Ambon-Langgur, Langgur-Ambon)
Bupati Maluku Barat Daya, Benyamin Th 2. Senior Brian Ubra (Penginapan 2. Senior Brian Ubra
Noach (Kode Booking Tiket Trigana Air, Rute : selama berada di Tual) (Biaya Penginapan selama di Tual)
Tiakur- Ambon). 3. Senior Adhika Belnard (Kode booking tiket
Wings Air untuk Korwil, rute Langgur-
Ambon)

Kebutuhan lainnya seperti Akomodasi / Kebutuhan lainnya seperti Akomodasi / Biaya Tranportasi, Akomodasi dan Konsumsi Biaya Akomodasi dan Konsumsi lainnya
Transportasi / Konsumsi selama berada di Transportasi / Konsumsi selama berada di lainnya ditanggung BPC GMKI Tual ditanggung oleh Panitia Konferccab GMKI Tual
Tiakur ditanggung oleh Panitia Tiakur ditanggung oleh Panitia Konfercab
Konfercab/Senior GMKI Tiakur. GMKI Tiakur.

- - -
19
5
11.

JUMLAH Menghadiri Konfercab II GMKI Dobo (29 Oktober – 3 November 2020)

Tersisa: Rp. 0,-


Panitia Konfercab GMKI Tiakur (Sumbangan Biaya Tiket Pesawat Dobo-Ambon) Biaya Pribadi Korwil

Anggaran Pendapatan

maupun biaya pribadi.


Pengeluaran : Rp. 8.030.000,-
8.030.000,- Rp.1.410.000,-

Rekapitulasi Laporan Pertanggungjawaban


: Rp. 8.030.000,-

Atas perhatiannya disampaikan Terima Kasih.


Rp. 1.410.000,- Tiket Pesawat Wings Air (Ambon-Dobo)

PENGURUS PUSAT
8.030.000,- Rp.1.410.000,-

GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA


Kebutuhan lainnya seperti Akomodasi / Transportasi / Konsumsi selama berada di Tiakur ditanggung
oleh Panitia Konfercab/Senior GMKI Dobo.

Demikian Laporan Pertanggungjawaban ini dibuat, bahwa selama proses perjalanan


pelayanan organisasi biaya-biaya diatas bersumber dari sumbangan dan bantuan senior

196
MASA BAKTI 2018 - 2020

VEMBRIANO LESNUSSA
KOORDINATOR WILAYAH XI (MALUKU)

LAPORAN KORWIL XII


GERAKAN MAHASISWA KRISTEN
INDONESIA PAPUA-PAPUA BARAT
I. Pendahuluan
Kita naikan Puji Syukur kehaditarat Tuhan Yesus Kristus Sang Kepala Gerakan yang telah dan sedang menyertai
kita sebagaI Pengurus Pusat Harian dan setiap korwil masa bhakti 2018-2020 selama Implementasikan program
dengan upaya yang cukup membangkitan semangat belajar pergerakan ini.

Semoga gagasan-gagasan kesempatan yang kita kembangkan selama 2 (dua) tahun ini menjadi catatan sejarah dalam
gerakan untuk mencapai keinginan hidup sempurna setia kita-kita. Dengan semangat konsulidasi organisasi untuk
memperkuat aksi pelayanan GMKI masa bhakti 2018-2020 kita coba lebih menginternalisasi dengan tema: Tema :
“Pergunakanlah Waktu, dan Tetap Berpengharapan!”, (Peng. 3:1- 15, Efesus 5:16), Sub Tema : “Meneguhkan Iman,
dan Kasih Persaudaraan serta mendayagunakan potensi dalam Mempersiapkan masa depa yang beradap dan mandiri
menjelang bonus demografi”.
Ada banyak dinamika yang terjadi dan tidak mudah kita lalui namun semuannya dapat kita selesaikan dengan baik
sehingga menjelang akhir masa bhakti ini kami wilayah XII GMKI Tanah Papua dapat melaporkan proses pelayanan
pada tiga medan layan selama 2 tahun waktu berjalan yaitu pelayanan ke 12 (dua belas) cabang dan 1 (satu) calon
cabang.
Mekanisme Kerja Internal dilaporkan oleh saya sebagai Koordinator Wilayah XII PP GMKI Papua-Papua Barat
dengan sitstematika sebagai berikut :
Pendahuluan Konsolidasi Wilayah
Laporan Perkembangan Cabang-cabang Solusi
Pemecahan Masalah Rekomendai
Penutup

Penjelasan secara parsial sesuai sistematika penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan masing-masing cabang dan
perkembangan cabang GMKI Wilayah XII Papua-Papua Barat dimana berjumlah 12 cabang definitive dan 1 Calon
Cabang serta 1 Bakal Calon Cabang sebagai berikut :

II. Laporan Kosolidasi Wilayah

Secara fakta bahwasanya GMKI Wilayah XII berada pada 2 (dua) Provinsi yaitu Provinsi Papua dan Provinsi
Papua Barat yang merupakan daerah penyebaran cabang-cabang. Di

197
Provinsi Papua memiliki 28 kabupaten dan 1 kota dengan jumlah pemerintahan 29 kemudian provinsi
Papua Barat ada 12 kabupaten 1 kota berjumlah 13 pemerintahan. Gabungan kabupaten kota kedua
provinsi tersebut menjadi 40 kabupaten dan 2 kota sehingga total kabupaten kota 42 pemerintahan
maksudnya 40 Bupati dan 2 Walikota. Untuk mengetahui nama-nama kabupaten dan kota Provinsi Papua
dan Papua Barat bisa di lihat melalui media social seperti google atau telaht terdata dalam manajemen
birokrasi Mentri Dalam Negeri. Proses konsolidasi Wilayah XII GMKI Tanah Papua memang ada yang
berkembang kemudian ada juga yang tidak berjalan karena yang disoalkan adalah jaringan komnikasi,
transportasi, Bandara, dan Pelabuhan.
Tbl. 1. Tempat letak cabang GMKI Provinsi Papua
Secara Fariabel GMKI Wilayah XII di Propinsi Papua terdapat 8 Cabang dan ada 1 bakal calon cabang.

No Nama Cabang Nama Kabupaten/Kota Keterangan


1. Sentani Jayapura Kabupaten Jayapura Cabang Aktif
2. Jayapura Kota Jayapura Cabang Aktif
3. Wamena Kabupaten Wamena Cabang Aktif
4. Merauke Kabupaten Merauke Cabang Aktif
5. Nabire Kabupaten Nabire Cabang Aktif
6. Sarmi Kabupaten Sarmi Cabang Semi Aktif
7. Serui Kabupaten Yapen Waropen Cabang Aktif
8. Biak Kabupaten Biak Numfor Cabang Aktif
9. Friport Timika Kabupaten Timika Bakal Calon Cabang

Percakapan pimpinan masing-masing cabang dengan Pengurus Pusat melaui Korwil XII selalu berjalan
dengan baik dimana ketika sedang terlaksannya salah satu program cabang maka mereka berkoordinasi
terkait Mekanisme Kerja Internal (MKI) walaupun sering tidak sesuai progres gerakan namun tentu tidak
terlepas dari konstitusi organisasi GMKI.

Salah satu diantaranya bakal calon cabang GMKI Timika yang sudah dilaksanakan kajian ilmiah
berdasarkan fakta konstitusi gerakan sehingga selanjutnya telah dilaksankan mapper sekaligus pelantikan
komisariat oleh Ketua Cabang GMKI Jayapura Masa Bhakti 2018-2020 Vicktor Tibul dengan jumlah 34
peserta mapper. Upaya pembentukan GMKI Timika dari bakal calon cabang menjadi calon cabang serta
seterusnya akan menjadi cabang sudah sangatlah memenuhi persyaratan. Oleh karenya telah diputuskan
diforum konfercab XXII GMKI Jayapura untuk dijadikan sebagai Komisarat Timika dan Komisariat
GMKI timika masih berada dibawah GMKI
Cabang Jayapura dan harapan ribuan mahasiswa kristen wilayah XII agar ketika pelaksanan konges
XXXVII di manokwari nantinya akan diperjuangkan untuk ditetapkan sebagai Calon Cabang GMKI
Friport Timika kemudian selanjutnya dilaksanakan Konfercab I GMKI Friport Timika pada tahun 2021.
Tbl. 2. Tempat Letak Cabang GMKI Provinsi Papua Barat

No Nama Cabang Nama Kabupaten/Kota Keterangan


1. Manokwari Kabupaten Manokwari Cabang Aktif
2. Sorong Kota Sorong Cabang Aktif
3. Fakfak Kabupaten Fakfak Cabang Aktif
4. Sorong Selatan Kabupaten Sorong Selatan Cabang Aktif
5. Bintuni Kabupaten Bintuni Calon Cabang Aktif

Dari ke 4 cabang definitive dan 1 calon cabang yang tertera pada table 2 diatas seperti yang telah kita
ketahui bahwa GMKI Cabang Manokwari terpilih pada Kongres XXXVI Jakarta di Bogor sebagai Tuan
Rumah Kongres XXXVII GMKI dengan 64 Suara. Kemudian cabang lain sebagai penguatan kaspasitas
pendukung terlaksananya kegiatan akhir masa bhakti 2018-2020. Konsolidasi GMKI wilayah XII selama
masa bhakti 2018- 2020 ini tentu cukup efektif berjalan dengan baik walaupun terkadang tidak harmonis
kepengurusasn setiap cabang sesuai harapan secara hirarki organisasi dimana adanya kerja sama antara
pengurus cabang dengan pengurus cabang, pengurus cabang dengan pengurus komisariat, dan pengurus
cabang dengan Pengurus Pusat kemudian kerjasama dengan pemerintah sebagai pengayom wilayah
operasionalisasi program kerja GMKI.

III. Perkembangan Cabang Wilayah XII

Perkembangan kondisi cabang dan dinamika yang sedang terjadi di masing-masing cabang khusunya
wilayah XII, maka saya sebagai Koordinator menjelaskan kondisi masing-masing cabang sesuai realita dan
kondisi yang di amati oleh masa bhakti kepengurusan pusat tahun 2018-2020 oleh kami sebagai Korwil
perpanjangan tangan Ketua Umum dan Sekretaris Umum.

Situasi topografi pulau papua cenderung menjadi problematika tersendiri tentang keadaan ekonomi social
dan politik daerah maupun kebangsaan yang mana sering menjadi tantangan bagi konsolidasi wilyah XII
sesuai alur terutama transportasi. Letak cabang sebagai tempat realisasi kegiatan. Sering terjadi panutan
pemerintah terhadap komunitas gerakan ketika diimplmentasi program kerja cabang tetapi terkadang tidak
lama aktif saling berkeluarga dalam saling memperhatikan karena akibat dari sebagian para kader GMKI
mengkritisi para politoisi terutama pemerintahan birokrasi. Dan juga para kader menggunakan diplomasi
acak acakan dengan cara dengar sana lapor sini dengar sini lapor sana sehingga lahirlah ketidak tidak
memperhatikan akibat mempengaruhi setiap pengurus cabang akhirnya tidak saling menghargai dan
bekerja sama antara pengurus dana mitra kerja.

1. GMKI Cabang Jayapura


GMKI cabang Jayapura merupakan cabang yang pertama ada di propinsi papua dan terbesar di wilayah
XII dan GMKI cabang Jayapura juga sebagi cabang yang memiliki kader-kader yang begitu banyak
antusias dan semangat bila mana ketika melaksankan setiap kegiatan. Implementasi program biasanya
dilaksanakan dengan reputasi yang begitu rapih dan terstruktur. Dalam melaksanakan reorganisasi
biasanya memproduksi hasil pikiran yang menjadi dasar dan landasan lajurnya pergerakan.
Proses reorganisasi di tingkat komisariat setiap tahun dilaksankan melalui Musyawah Komisariat dan
reorganisasi ditingkat cabang dilaksanakan setiap 2 (dua) melalui Konferensi Cabang. Dan poses
reorganisasi ditingkat cabang masa bahkti 2018-2020 telah dilaksanakan pada tanggal 12-15 bulan
November 2020 sebeulum pelaksaan Kongres 2018-2020. Konferensi Cabang telah terlaksana dengan
baik walaupun ada dinamika. GMKI Jayapura Memiliki 13 Komisariat diman penerimaan anggota baru
biasa dari 300-400 orang. Angota – anggota ini tentu tesebar di setip komisariat dan tentu jumlah
anggota masing masing GMKI tidak sama. BPC GMKI Jayapura memiliki secretariat bersertifikat.

2. GMKI Cabang Sentani Jayapura.


GMKI Cabang Sentani merupakan cabang yang memiliki gerakan yang sedikit mengaungkan aroma
pelayaannya kepada pengurus dan diwilayah XII. Namun Secara mekanisme implementasi organisasi
memang pengurus cabang Masa Bhakti 2017- 2019 memiliki kondisi yang dinamis. Walaupun cabang
senatani mengalami pelambatan bahkan hampir mengalami kemunduran masa berjalan akhirnya telah
diusulkan nama-nama kader sebagai anggota luar biasa oleh anggota komisariat dan dan beberapa
senior sehingga ditugaskan Caretaker BPC GMKI Sentani Jayapura. Mandate Caretaker sudah
diberikan kepada Bung Yosep Majefat Sebagai Ketua dan Bung Tonni Marweri Sebagai Sekretaris.
Kepedulian para senior untuk membangkitkan semangat bergeraknya GMKI Sentani ke depan menjadi
pengharmonisan pengurus cartaker sehingga pada tanggal 18-19 November 2020. Hasil konsolidasi
GMKI Cabang sentani pada waktu penerimaan perkenalan anggota baru berjumlah 76 Orang dan
kemudian telah dibentuk 3 komisariat kemudian akan dilaksankan Musywarah Komisariat dan
Pelaksanaan Konfercab setelah Kongres di manokwari.

3. GMKI Cabang Sarmi


GMKI cabang Sarmi adalah salah satu cabang di Wilayah XII Papua yang benar- benar mengalami
kefakuman sejak beberapa tahun yang lalu hingga sekarang. Memang perlu diketahui bahwa
pembentukan GMKI disuatu Daerah tentu merupakan salah satu syarat dimana ada Kampus yang
menerima dan mengajar mahasiswa kristen yang berjumlah sesuai dengan konstitusi yaitu mahasiswa
kristen haruslah berjumlah 25 orang sehingga bisa di proses pembentukan cabang baru. Di kabupaten
Sarmi sementara dibangun salah satu kampus yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Politik Sarmi (STIPS). Dan
dengan adanyan didirikan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) ini maka akan diterima mahasiswa baru
semoga memenuhi syrat atau konstitusi GMKI Sarmi untuk kembangkan lebih baik.

4. Cabang Wamena
GMKI cabang wamena adalah salah satu cabang yang memiliki dinamika keanggotaan yang dinamis
dan berkembang pesat. Cabang wamena sudah memiliki 3 Komisariat hingga saat ini dan memiliki 343
orang. Pada masa bhakti yang sebelumnya, dinamika internal cabang yang cukup mengalamai beberpa
perbedaan pandangan dalam kondisi maupun internal organisasi namun kepengurusan masa kini tidak
menyurutkan Semngat berpelayanan cabang wamena. Pada tahun 2019 cabang wamena melakukan
Konferensi cabang Masa Bhakti 2019-2021, dengan quota peserta masing-masing komisariat yang
berjumlah 7 calon komisariat diantaranya :
1. Kampus STIH Yapis Wamena
2. Kampus STIKIP ABDI WACAN
3. POLTEKES WAMENA
4. Kampus STAK DIASPORA POTIKELEK
5. STKIP KRISTEN WAMENA
6. STKP AGAMULA PIKHE Wamena
7. Kampus STTR REFORMASI Wamena

Pada saat pelaksanaan Konfernsi Studi Lokal & Konferensi Cabang ke IV GMKI Wamena sering
dibahas dan diputuskan berbagai program yang dibahas terutama menyangkut metode implementasi
program tentu disesuaikan dengan Mekanisme Kerja Internal (MKI). Perguruan Tinggi Swasta (PTS)
yang menjadi dasar didirikan GMKI Cabang wamena sementara semuanya masih belum dibentuk
komisariat tetapi sudah dilakukan Mapper. Anggota GMKI Wamena dari masa bhakti sebelumnya
hingga sekarang berjumlah 230-300 orang. Percaturan permainan pola berfikir setiap angota pengurus
cabang GMKI Wamena menunjukan bahwa dinamikanya membangkitkan semangat berorganisasi
sering saling mengkritik sesama mitra kerja. GMKI Cabang Wamena juga merupakan Cabang termuda
di Wilayah XII.

5. GMKI Cabang Merauke


GMKI cabang merauke terletak di ujung pulau Papua perbatasan antara Propinsi Papua dan Negara
PNG. GMKI cabang Merauke Masa Bhakti 2018-2020 dalam menjalankan roda organisasi berjalan
dengan normal, selalu mewujudkan misi GMKI berjalan lancar melalui program masa perkenalan yang
rutin dilaksakan tipa tahunnya. GMKI cabang Merauke memiliki 2 komisariat sebagai perpanjangan
tangan dengan tujuan akan membantu Pengurus Cabang merealisasikan program kerja internal maupun
eksternal yang telah ditetapkan pada konfercab. Hal yang menjadi kendala GMKI merauke dalam
menjalankan penatalayanannya adalah tentu proses konsolidasi organisasi, dikarenakan belum ada
student center atau sekretariat permanen BPC GMKI merauke. Mitara kerja GMKI Merauke dengan
instansi berjalan dengan baik.

6. GMKI Cabang Biak


GMKI Cabang Biak merupakan salah cabang yang masih cukup muda dan diwilayah
XII. Sampai dengan saat ini GMKI cabang Biak sudah terbentuk 3 komisariat dan memiliki lebih dari
300 orang anggota biasa. Pada masa-masa kepengurusan sebelumnya, cabang berjalan tidak dinamis
dengan berbagai alasan. Dinamika keanggotaan dan partisipasi dalam kegiatan terkadang naik turun di
saat melakukan kerja sama. Namun karena perubahan pengurus cabang Biak yang telah direorganisasi
dalam kepengurusan caretaker sebelumnya sehingga telah berhasil melahirkan kepengurusan Masa
Bhakti 2020-2022 dan dengan upaya upaya yang dilakukan sedemikian mungkin untuk melaksanakan
setiap program cabangnya.

Pengolahan akal sehat kepengurusan masa bhakti 2020-2022 sekarang yang sudah mulai menunjukan
perubahan dinamika yang begitu cukup baik. Tingkat Partisipasi anggota mulai meningkat. Tapi tidak
dipungkiri bahwa pengurus cabang harus berupaya menemukan waktu yang tepat untuk ditentukan
pelaksaan kegiatan. Dan juga bukan soal minimnya anggota, melainkan prioritas terhadap pendidikan
sangatlah tinggi. Kelihatan sepertinya pada masa bhakti ini pula cabang biak akan menjadi tuan rumah
Konsultasi Studi Wilayah berikut. Dan untuk implementasi PDSPK masih
dilaksanakan dalam bentuk kewilayahan dimana telah dilaksanakan bersama PPH di Kota Sorong
waktu itu.

7. GMKI Cabang Nabire


GMKI Cabang Nabire Merupakan salah satu cabang GMKI yang memiliki dinamika timbul tenggelam.
GMKI cabang Nabire masa bhakti berjalan, melaksanakan aktivitas secara baik. Proses pelaksanaan
belum berjalan dengan baik namun proses persiapan reorganisasi mapper dan konfercab GMKI Nabire
sedang di gagas. Pengurus Pusat telah mengambil tindakan untuk menyelamatkan organisasi dengan
jalan mengeluarkan Surat Keputusan tentang Caretaker GMKI Nabire yang akan menghidupkan
kembali seperti sebelumnya atau mengembangkan cara berpikir yang mendidik dan memberantas rasa
lemas berpikir. GMKI Nabire ada 4 Perguruan Tinggi Swasta dan belum dibentuk Komisariat.

8. GMKI Cabang Serui


GMKI Cabang Serui termasuk cabang yang berada di Kabupaten Yapen Waropen Propinsi Papua.
Perkembangan dan pertumbuhan cabang serui cukup normal karena telah dipercayakan Caretaker oleh
Pengurus Pusat untuk melaksakan tugas dan tanggungjawab. Tantangan yang sedang menghambat
pergerakan rekan-rekan GMKI Serui adalah kerja sama antara sesama pengurus dan juga kerja sama
antar pemerintah demi mendapatkan perhatian pemerintah untuk kembangkan GMKI Serui. Pesebaran
anggota GMKI cabang Serui secara kuantitas memnag masih minim dibeberapa kampus dan di 2
Komisariat. Dan hal ini juga berdampak pada pesebaran senior senior GMKI yang ada di kabupaten
Yapen Waropen Serui Propinsi Papua. GMKI Serui sekarang masih aktif dalam ruang ruang organisasi
lain dana bermitra dengan pemetintah. GMKI serui Memiliki 3 Komisariat dan 1 calon komisariat.

9. Cabang Manokwari
GMKI Cabang Manokwari adalah cabang yang sudah lama ada dan cabang manokwari urutan ke 2
yang cukup memiliki banyak kampus. GMKI Manokwari Memiliki 6 Komisariat defnitif dan 400-an
orang anggota. GMKI Manokwari menciptakan sejarah sepanjang masa bahwa waktu itu maju sebagai
kandidat Tuan Rumah Kongres XXXVII Di Kongres XXXVI Jakarta di Bogor. Dan sekarang lagi lihat
berjalannya pelaksanaan kgiatan Nasional ini.

Dinamika anggota yang sangat tinggi dan variable, juga merupakan cabang yang terlatak di ibu kota
Propinsi Papua Barat yang membawah 12 Kabupaten dan 1 Kota. Dan GMKI Cabang Manokwari juga
sangat ditopang oleh kelompok-kelompok para elit politik dan elit birokrasi legislative walau generasi
papua yang tesusun dalam strukturnya tidak pernah mengkritisi elit borokrasi maupun politik.
10. GMKI Cabang Sorong
Penjelasan ini sedikit memberikan gambaran perkembangan tentang keberadaan kekinian. GMKI
cabang Sorong berada di ujung pulau papua sebagai pintu masuk keluarnya penduduk dari berbagai
daerah. Dan juga GMKI Cabang Sorong berada pada kota kemajemukan suku Indonesia. GMKI cabang
sorong secara aktif melaksanakan masa perkenalan dalam rangka penguatan kapasitas organisasi secara
internal dan eksternal teratur dan sering tidak teratur.
Saat ini proses pembabakan kepengurusan GMKI cabang sorong cukup indah berjalan lancar tetapi
sering tidak sama pola berpikir saat melaksanakan salah satu kegiatan. Out put kader GMKI Sorong
cukup banyak yang mengispirasi semangat mahasiswa kristen seperti cabang lain di wilayah XII ini.
Berbeda pola pikir dalam proses implementasi program tetapi mengutamakan kebersamaan demi
kelancaran gerakan tercinta ini.

Dinamika kekinian menyangkut reorganisasi periodisasi kepengurusan sedang mengalami staknan.


Pelaksanaan Konferensi Study Lokal dan Konferensi XVI GMKI Sorong yang dilaksanakan pada
tanggal 19-29 November 2020 tidak berhasil dituntaskan hanya karena tentang kerinduan pelayanan
kandidat oleh masing-masing pendukung ketua cabang. Akhirnya terjadi kericuhan yang cukup obrak
abrik forum konfercab yang dianggap indah untuk menceriakan proses belajar untuk mencairkan
kebekuan berpikir menuju akal sehat dalam melayani. Akibat dari perbedaan pandangan peserta
pendudkung masing-masing kandidat akhirnya diskors persidangan untuk waktu yang tidak dutentukan.
Dengan demikian diharapkan agar akan diproses kelanjutan penyelesaian dinamika sehingga
tertundanya konfercab tersebut sesuai konstitusi demi pengembangan kemajuan GMKI cabang Sorong
oleh Pengurus Pusat. GMKI cabang sorong memiliki 12 Komisariat dan 400-an orang anggota.

11. GMKI Sorong Selatan.


GMKI Sorong Selatan merupakan cabang yang baru dibentuk sehingga telah dilaksankan KSL dan
Konfercab. Dan telah berhasil memilih kepengurusan masa bhakti 2020-2022 selanjutnaya akan
dilantik dan dikukuhkan oleh Ketua Umum di manokwari saat berlangsunya pelaksanaan Kongres.
GMKI Sorong Selatan merupakan salah cabang yang belum memiliki komisariat namun ada 3 kampus
yang sementara dalam proses persiapan dilaksanakanya pembentukan komisariat sesuai statutanya.
GMKI Cabang Sorong Selatan memiliki anggota 100-150 orang anggota. Dinamika keanggotaan yang
cukup membangkitkan semangat melayani dan mencerdaskan pola pikir kebersamaaan demi
berlangsung penatalayanan 3 medan layan gumul di kabupaten sorong selatan.

12. GMKI Cabang Fakfak


GMKI Cabang Fakfak merupakan salah satu cabang yang mengejutkan dimana fakta membuktikan
bahwa mapper yang dilaksankan oleh pengurus masa bhakti 2017-2019
dimana saat itu telah menerima salah satu peserta mapper yang beragama muslim kemudian setelah
dilaksanakan KSL dan Konfercab selanjutnya dalam struktur dimasukan Arifan Tofir menjadi
Sekretaris Fungsi Bidang Aksi dan Pelayanan. GMKI Cabang Fakfak memiliki 3 Komisariat dan 150-
an Orang Anggota. GMKI Fakafak melaksanakan Konfercab ke V di fakfak dan kepengurusan masa
Bhakti 2020-2022 kemudian dilantik di Kota Sorong saat dilaksanakan Konswil XII pada tanggal 21-24
September 2020.

13. GMKI Calon Cabang Bintuni.


GMKI Calon Cabang Bintuni selama ini belum dilaksanakan kajian ilmiah untuk sebagai pemenuhan
presedur sehingga ada pelaksanaan mapper dan Konfercab I. Dengan demikian maka tentu
kemungkinan dilaksanakan oleh Korwil XII periodisasi berikutnya. GMKI Calon Cabang Bintuni
terletak di Provinsi Papua Barat. Meliki 3 Perguruan Tinggi Swasta dan memiliki mahasiswa kristen
100-an. Demi kelansungan perkembangan insan kehidupan mahasiswa kristen maka diharapkan tetap
dipertahankan Calon Cabang Bintuni.

IV. Pemecahan Masalah


Untuk memecahkan masalah diatas, maka ada beberapa hal yang dapat dilakukan :

1. Melakukan kunjungan ke cabang-cabang minimal saat pelaksanaan kegiatan cabang.


2. Melaksakan Rapat Pimpinan Cabang (Rapimcab) sekali pada masa bhakti berjalan ini.
3. Melakuksn komnikasi dan koordinasi yang intens dengan pengurus cabang GMKI
sewilayah XII.
4. Pendampingsn langsung dengan intes khusunya bagi cabang-cabang dengan dinamika
yang cukup lemah dan tidak aktif sebagai upaya topanan pergerakan rasional.

VII. Rekomendasi
1. Bagi Koordinstor yang akan datangg diharapkan agar dapat melaksanakan tugasnya
untuk kembangkan GMKI wilayah XII lebih baik lagi dari sekarang.
2. Pengurus Pusat yang sekarang agar tentukan nama komisarit timika menjadi calon
cabang GMKI Friport Timika dan Pengurus Pusat yang baru megawal
dilaksanakannya Konfercab I.
3. Diharapkan kepada PP berikut agar perhatiakn GMKI Cabang Sarmi dan jangan
dibekuakn karena sekarang belum ada kampus dan Kabupaten Sarmi pun belum
dibekukan atau dibuabarkan.

VII. Pentup
Demikian Laporan Korwil XII PP GMKI Tanah Papua Masa Bhakti 2018-2020 sebagai bahan acuan dalam
memaknai pergerakan agar terus berkembang ceria. Terima kasih kepada kawan-kawan PP GMKI masa
Bhakti 2018-2020, BPC dan Anggota GMKI sewilayah XII, para senior members/friends, Pimpinan
Gereja, Pemerintah daerah dan pihak-pihak yang selama ini perhatikan pergerakan dan membantu
terlaksananya tugas- tugas koordinasi.
Terlepas beberapa kelebihan dan kekurangan, biarlah itu semua manjadi persembahan bagi kemulian
nama Tuhan Yesus Kristus Kepala Gerakan dan bagi kemajuan GMKI dihari-hari yang akan datang.

Teriring salam dan Doa tulus, Ut Omnes Unum sint.

PENGURUS PUSAT
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA MASA
BHAKTI 2018-2020

DOMINGGUS ATENG JITMAU


Korwil XII Tanah Papua
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
KOORDINATOR WILAYAH Xlll (PROVINSI Kepri,Riau dan Sumbar)
PENGURUS PUSAT GMKI
MASA BAKTI 2018 - 2020

I. PENDAHULUAN
Segala Puji dan syukur patutlah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus
Sang Kepala gerakan, karena kebaikkan dan kasih karunianya kita masih diberikan
kesehatan dan kesempatan untuk melakukan tugas dan tanggungjawab menjelang
akhir pelayanan dimasa bakti 2018-2020.dipercaya menjalankan tugas dan
tanggungjawab pelayanan Adalah sebuah kebanggaan tersendiri dapat menjadi
bagian dari Pengurus Pusat GMKI. oleh karena itu, dalam pelayanan yang dikerjakan
terdapat kewajiban yang sudah sepatutnya dilakukan dengan sukacita dan hati yang
gembira. Perjalanan kepengurusan saat ini telah melakukan berbagai hal untuk
kebaikan organisasi yang tentunya disertai dengan catatan-catatan kritis reflektif
terhadap dinamika kepelayanan yang belum dapat dikerjakan dengan maksimal. Maka
nantinya perlu dirumuskan pokok-pokok pikiran sebagai bentuk gambaran kondisi
saat ini untuk keberlanjutan kepengurusan Pengurus Pusat GMKI di masa bakti yang
akan datang.
Koordintaor Wilayah sebagai bagian intergral dari Pengurus Pusat GMKI
dalam Keputusan Kongres memiliki tugas dan fungsi melakukan koordinasi dan
mengkomunikasikan program kerja pengurus pusat dengan cabang-cabang yang ada
di wilayah. . Pola dan karekter cabang yang ada di wilayah Xlll memiliki kekompakan
yang unik dan menarik mewakili keragaman sebagai salah satu ciri khas yang ada di
Kepri, Riau dan sumbar.

Wilayah Xlll memiliki 5 (lima) cabang aktif yang terdiri GMKI Cabang
Tanjung pinang-Bintan, GMKI Cabang Batam, GMKI Cabang Dumai, GMKI Cabang
pekanbaru dan GMKI Cabang Padang . Dengan demikian, ijinkanlah kami
menyampaikan laporan pertanggungjawaban ini dengan sistematika sebagai berikut :
 Pendahuluan.
 Laporan Konsolidasi Wilayah.
 Perkembangan Cabang-cabang.
 Solusi Pemecahan Masalah.
 Rekomendasi.
 Penutup.

II. Laporan Konsolidasi Wilayah


Gerakam Mahasiswa Kristen Indonesia Wilayah Xlll mengalami
perkembangan dari aspek keaktifkan dan bertambah jumlah komisariat-komisariat
yang mengakar dikampus-kampus dan mengakar digereja-gereja yang ada Diwilayah
Xlll.
Secara geografis, provinsi kepri merupakan provinsi kepulauan yang terdiri 94
persen dan 6persen daratan sedangkan riau dan sumbar ada daratan. Hal ini
mengakibatkan antar cabang sulit dijangkau dan membutuhkann cost yang cukup
tinggi dengan transportasi laut dan udara tetapi tetap dimaksimalkan dalam
menjalankan tanggujawab pelayanan sebagai kordinator wilayah XIIl .permasalahan
disetiap cabang yang ada relatif beragam antara yang satu dengan yang lain yang
dipengaruhi oleh karakteristik daerah masing-masing sehingga mengakibatkan
heterogenitas dalam berpikir dan beritndak meserspons dinamika yang terjadi di
medan layan. Olehnya itu, pemetaan terhadap karakteristik cabang masing-masing
menjadi hal yang perlu untuk terus dilakukan dalam tugas dan tanggungjawab sebagai
Koordinator Wilayah Xlll yang difasilitasi dalam berbagai macam bentuk kegiatan
seperti kunjungan dan pendampingan cabang serta Konsultasi Wialayah sebagai
forum konsultatif untuk membicarakan berbagai hal yang berkaiatan dengan
kepentingan organisasi.

III. Perkembangan Cabang-cabang

1. GMKI Cabang Tanjungpinang -Bintan


Dalam tulisan yang bertajuk “Bunda Melayu"GMKI Tanjungpinang
Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), sudah pasti memiliki program
kerja yang memiliki progres ke depan yang terarah demi sebuah kemajuan
organisasi yang lebih baik. maka perluasan pelayanan harus dilakukan maka
pada pertengahan tahun 2020 wilayah menambah pelayan kekabupaten bintan
yang bermaksud menjangkauan pelayanan di 3 medan layan,Gerakan Mahasiswa
Kristen Indonesia (GMKI) bukanlah suatu entitas yang terasing dari dunia
nyata.Organisasi ini hadir, berpijak, serta terikat pada suatu konteks dan lokus
tertentu. Eksistensi GMKI tidak bisa dilepaspisahkan dari keberadaan medan
gumul dan layanannya, gereja, perguruan tinggi dan masyarakat. Dinamika dan
perubahan yang terjadi pada tri-matra layanannya merupakan pergumulan yang
perlu diseriusi oleh GMKI secara berlanjut agar eksitensi diri dan geraknya selalu
relevan dengan kebutuhan zaman. Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia
(GMKI) merupakan salah satu wadah atau organisasi mahasiswa Kristen yang
merupakan bentuk sekolah latihan dari semangat kaum intelektual Kristiani untuk
mencapai suatu tujuan bersama sebagaimana telah termaktub dalam Angaran
Dasar (AD) & (ART).
Esensi kehadiran GMKI Cabang Tanjungpinang-Bintan adalah untuk
memjawab seluruh pergumulan serta tantangan pelayanan kehidupan berbangsa
dan bernegara khususnya kepri. Hadir dari persoalan, tantangan, perggumulan
daerah yang sangat dinamis.
GMKI di Kota Tanjungpinang-Bintan i merupakan manifestasi dari perjalanan
organisasi secara umum karena memilki ciri dan karakter yang sama dan menjadi
semangat yang dirawat hingga hari ini sehingga dapat menjadi terang ditengah
suku melayu dengan sebutan " bunda melayu". GMKI Cabang Tanjung pinang
bintan saat ini berusia 7 tahun bulan desember tahun ini akan genap berusia 8
tahun. walaupun merupakan cabang termuda diwilayah 13 GMKI tanjungpinang-
terus melakukan kemajuan yang sangat bagus dan siknifikan dibuktikan ada 2
Komisariat dalam 1 tahun periodenisasi Saat ini GMKI Cabang Tanjungpinang
bintan yang telah memiliki 3 Komisariat antara lain Komisariat Umrah dompak,
Komisariat umrah senggarang dan Komisariat maranata. Dinamika organisasi
yang berlangsung disetiap perioderisasi mendorong GMKI Cabang
Tanjungpinang-bintan tumbuh dan berkembang dalam kematangan berorganisasi
hingga saat ini yang sedang ditengah Pandemik COVID-19, GMKI Cabang
Tanjungpinang bintan tetap mengikuti aras dan perkembangan zaman..
Heterogenitas kehidupan Bersama dan Kompleksitas permasalahan ditengah
medan layan menuntut GMKI untuk tidak kaku dalam merespons masalah
tantangan dan perkembangan zaman,Oleh karena itu dibutuhkan kreativitas dan
inovasi untuk memainkan peran yang strategis di tengah-tengah Tanjungpinang
bintan yang Majemuk

 Dinamika Anggota
GMKI Cabang Tanjungpinangbintan saat ini telah memiliki anggota
aktif yang masih berada di lingkup kampus antara lain Komisariat dompak
Kurang Lebih 67orang, kemudian Komisariat Umrah senggarang kurang lebih
73 orang dan Komisariat maranata kurang lebih 47 orang.

 Dinamika Program
Badan Pengurus Cabang GMKI Tanjungpinang-bintan dan Seluruh
Pengurus Komisariat yang ada di Lingkup GMKI Tanjungpinang bintan terus
berupaya melakukan terobosan-terobosan baru dalam melakukan Konsolidasi
Organisasi mulai dengan perekrutan Anggota baru dengan metode maper di
komisariat masing-masing dan dikukuhkan oleh Badan Pengurus Cabang,
melakukan pelatihan design grafis,rumah pintar untuk mengajarkan anak-
anak yang kurang mampu secara ekonomi dan hal-hal yang berkaitan dengan
Teknologi Informasi di era 4.0, diskusi mingguan dan dua mingguan
Keperempuanan serta dialog-dialog dan kelas filsafat dan logika serta intens
dengan PA didalam Persekutuan Mingguan,
Implementasi program yang relevan dengan kondisi saat ini dengan
menitikberatkan pada kebutuhan Cabang yang diserap melalui aspirasi
Anggota kemudian di terjemahkan Bersama dengan Visi-misi Ketua Cabang
yang mengacu pada kreaifitas dan inovasi dan di terjemahkan dalam Sidang
Pleno I dan Sidang Pleno II sehingga di laksanakan sesuai kebutuhan
kaderisasi keanggotaan yang ada di Komisariat dan di Cabang. Walapun
dalam kondisi pendemi dan disibukkan kuliah during dengan banyak tugas
kampus pelaksanaan Program di setiap Bidang di Cabang maupun
Departemen di Komisariat dan Pengurus Komisariat tetap berupaya
semaksimal mungkin dalam pelaksanaan Program-programnya.
 Dinamika PDSPK
Pola Dasar Sistem Pendidikan Kader di GMKI Tanjungpinang-bintan pada
awal masa bakti 2019-2020 telah di laksanakan Implementasi 1 kali PDSPK
2006 Level I secara berkelanjutan dengan melibatkan Akademisi dari
Ekternal dan senior GMKI Sebagai narasumber. Adapun kendala-kendala
dalam pelaksanaan PDSPK Level I yaitu Waktu Perkuliahan sehingga harus
dilaksanakan dalam waktu 2-3 hari diwaktu malam, akan tetapi BPC tetap
berupaya dan berusahan semaksimal mungkin. Sedangkan untuk Level II
akan di rencakan pelaksanaanya waktu mendatang mengingat Pandemik
COVID-19.
Penutup dan Rekomendasi
Melihat dinamika di Tiga medan layan GMKI, kami merekomendasikan agar GMKI
pada tingkat pusat agar :
1. Mendorong pemerintah pusat mempercepat pengesahan UU kepuluan sehingga
ada bagi pemaksimalan potensi maritim kepada seluruh masyarakat secara umum
di Indonesia dan terkhususnya di Kepri.
2. mencermati dinamika pembelajaran dengan metode DARING dan LURING
menindak lanjuti Surat Edaran Sekjen Kemendikbud Nomor 15 Tahun 2020
Tentang Pedoman Penyelenggaraan BDR dalam masa Darurat Penyebaran
COVID-19 yang diberlakukan di Sekolah-sekolah maupun kampus yang berada
di Kepri, agar di dilakukan Kembali seperti normal dengan memperhatikan
protocol Kesehatan.
3. Meminta kepada Pemerintah Pusat dan Daerah segera memperhatikan
ketimpangan pembangunan dan infrastruktur di pulau terluar dan perbatasan.

2. GMKI Cabang Batam


Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), sudah pasti memiliki
program kerja yang memiliki progres ke depan yang terarah demi sebuah
kemajuan organisasi yang lebih baik. Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia
(GMKI) bukanlah suatu entitas yang terasing dari dunia nyata. Organisasi ini
hadir, berpijak, serta terikat pada suatu konteks dan lokus tertentu. Eksistensi
GMKI tidak bisa dilepaspisahkan dari keberadaan medan gumul dan layanannya,
gereja, perguruan tinggi dan masyarakat. Dinamika dan perubahan yang terjadi
pada tri-matra layanannya merupakan pergumulan yang perlu diseriusi oleh
GMKI secara kontinu agar eksitensi diri dan geraknya selalu relevan dengan
kebutuhan zaman. Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) merupakan
salah satu wadah atau organisasi mahasiswa Kristen yang merupakan bentuk
sekolah latihan dari semangat kaum intelektual Kristiani untuk mencapai suatu
tujuan bersama sebagaimana telah termaktub dalam Angaran Dasar (AD) &
(ART).
Esensi kehadiran GMKI Cabang Batam adalah untuk memjawab
seluruh pergumulan serta tantangan pelayanan kehidupan berbangsa dan
bernegara . Hadir dari persoalan, tantangan, perggumulan daerah yang sangat
dilematis masalah daerah tentang buruh dan masalah ekonomi.
Dalam peñatalayanan GMKI di tiga medan gumul, sangat disadari
bahwa masih banyak yang tidak dapat berjalan maksimal, hal ini disebabkan oleh
kurang mampuhnya sebagian fungsionaris organisasi dalam menerjemahkan
makna dari pelayanan itu sendiri. Pelayanan diartikan hanya sebatas pada
tingkatan berdoa, yang berdampak pada terabaikannya Tri Matra GMKI.
 Dinamika Anggota
Dalam Merekrut Anggota Baru yang dilakukan melalui MAPER,
GMKI Batam Masa Bakti 2019-2021 telah melaksanakan beberapa kali
MAPER yang menghasilkan kurang lebih 90 (Puluh) orang anggota. Dan
dalam perkembangannya, hanya sebagian dari anggota yang selalu
berpartisipasi pada kegiatan-kegiatan cabang. Kemudian GMKI Batam
mendata kembali jumlah senior Member/Friends kurang lebih 100 orang
Senior. Dengan demikian GMKI Batam terus berupaya melakukan
konsolidasi internal untuk merekrut kembali anggota yang kurang aktif

 Dinamika Program
Program kerja yang telah ditetapkan pada Pleno I merujuk pada
keputusan Konpercab dan Keputusan Kongres XXXVI Bogor, namun dalam
implementasinya, ada beberapa program yang tidak dapat dijalankan karena
para BPC kota batam sebagian besar kuliah dan bekerja sehingga
terbengkaleh oleh kesibukan kerja dan waktu.

 Dinamika PDSPK
Untuk penerapan kurikulum PDSPK tahun 2006, masih sulit dilakukan
disebabkan oleh karakter/budaya lokal, waktu yang disibukkan dunia kerja
serta kurangnya referensi dari materi-materi PDSPK.
Penutup dan Rekomendasi
Gereja, adanya peningkatan kerjasama yang lebih lagi antara Dedominasi
gereja yang ada dengan GMKI yang lebih bersifat simbiosis mutualisme antara
GMKI batam dan gereja harus tetap dijaga terutama menghadapi dan menjawab
pergumulan penatalayanan yang ada. Perguruan tinggi, sekiranya GMKI dan
perguruan tinggi yang ada khususnya pulua batam dapat selalu bekerjasama untuk
memberikan solusi-solusi dalam kehidupan kemahasiswaan. Masyarakat, kiranya
pergerakan GMKI dan mayarakat terus terbangun dan terjalin baik dengan bersama
aliansi kemasyarakatan buruh dan pelaku penggerak ekonomi UMKM yang ada
dipulau batam.

3. GMKI Cabang Pekanbaru


Mengukir Kreativitas dan pelayanan GMKI merupakan perjuangan bagi BPC,
Perjuangan ini merupakanTanggungjawab besar yang harus kami jalankan
bahkan menyelesaikannya sehingga pelayanan ini menghasilkan ukiran yang
indah. hakekat keberadaan GMKI adalah sebagai garam dan terang yang
mempunyai pergumulan di tiga medan pelayanan,tujuan serta kehadiran di
tengah-tengah masyarakat berbangsa dan bernegara.GMKI Cabang Bacan telah
memiliki usia yang 54 Tahun lamanya dengan berbagai dinamika kedaerahan
yang berdampak pada perguruan tingi hingga para basis dan kantong Nasrani
sering bergejolak pada mahasiswa baru sehingga sejauh ini pembentukan
Komisariat belum maksimal terbentuk diseluruh kampus kampus sebab tidak
bertambahnya komisariat(statnan) GMKi periodesisasi 2019-2021.sebagai
gambaran konsolidasi GMKI cabang pekanbaru sendiri untuk mendorong setiap
kader harus menjadi peran penting didalam kampus untuk berada pada posisi
BEM serta kepanitian Orentasi, agar mampu dan memiliki kapasitas untuk
mengsosialisasikan kampus sehingga dapat mengrekrut Mahasiswa baru yang
beragama Kristen sehingga muda GMKI Cabang pekanbaru Membentuk
Komisariat diseluruh kampus dipekanbaru.

 Dinamika Anggota
GMKI Cabang pekannaru semasa pelayanan ditahun 2019 hingga 2020
Berjalan dengan baik secara dinamika keanggotaan, yang serta
melaksanakan tugas—tugas pokok dan PA dilakukan walaupun kurang
maksimal. Satu tahun berjalan maper dilaksanakan. Walapun BPC sebagain
yang harus meninggalkan cabang dengan persoalan wabah covid-19,
Bahkan yang lain ya juga harus berkerja diluar kota atau tempat pelayaan
cabang itu sendiri, Namun ada program yg dijalankan walaupun kurang
maksimal.

 Dinamika Program
Setahun pelayanan GMKI Cabang Pekanbaru, merupakan suatu anuhgerah
yang patut syukuri, walapun kami tertati-tatih dalam berjuang soal
menjalankan program demi dan untuk gerakan ini lebih baik walapun
berbagai dinamika BPC yang melahirkan program-program lewat sidang
Pleno. namum semua hal tersebut tidak dapat dijalankan 100% dikarenakan
dengan persolan anggaran serta pendemi disebabkan virus covid-19, dan
ada PAW BPC namun semangat pelayanan tetap dilakukan.

 Dinamika PDSPK
Setahun berjalan PDSPK adalah bagian dari pergumulan untuk dilakukan di
cabang pekanbaru, dengar berbagai diskusi bahkan usul dan saran menjadi
catatan-catatan penting, sehingga kami PDSPK, ditahun 2021 akan
dilaksanakan. guna dan untuk bertanggungjawab penuh dalam
melaksanakan kordinasi-kordinasi yang berhubungan dengan PDSPK itu
sendiri,.Dengan berbagai Halangan dan dinamika cabang pekanbaru akan
berusaha untuk melaksanakan pada tahun 2021, berjalannya tahun kita
diperhadapkan dengan virus covid-19 yang menjadi tantangang global yang
tak dapat dipungkiri bahkan dihindari dari kenyataan itu sendiri yang
mewabah. Sehingga ini menjadi catatan penting bagi GMKI cabang
pekanbaru untuk konsisten melakukan PDSPK.

Penutup dan Rekomendasi


Dalam Mengoptimalkan pelayanan, GMKI sebagai sebuah sekolah latihan
dengan segenap potensi organisai yang ada didalamnya sudah supatutnya berda
pada sebuah sistem guna Mengubah langkah-langkah yang taktis agar dapat
menerobos dan mendorong pembaharuan dalam kehidupan di tiga medan layan. Ini
menjadi alternatif solusi yang tepat untuk menguatkan posisi orgniasasi sebagai
sosial kontrol yang nyata. Dengan demikian, kami Merekomendasikan kepada
Pengurus Pusat GMKI, agar membangun peluang kerja sama atau mencari mitra
Kerja dalam hal lembaga-lembaga pelatihan khusus sesuai skill serta disiplin Ilmu
para Kader sebagai bekal pasca dari berGMKI untuk menciptakan lapangan
Peekerjaan Serta dapat mengambil bagaian pada jabatan-jabatan strategis baik
POLITIK, EKONOMI, Bahkan BIROKRASI

4. GMKI Dumai
Dumai adalah Kota madya dan merupakan kota indusri yang cukup unik dalam
pelayanannya karena BPC dan anggota sebagian besar kuliah sambil kerja
sehingga dibutuhkan perhatian yang estra. Karena tuntutan kerja maka dumai
kurang maksimal dalam menjalankan program. walapun demikian semangat
berpelayan tetap ada dan hidup.
 Dinamika Anggota
GMKI Cabang Dumai saat ini memliki jumlah anggota kurang lebih sebanyak
82 orang yang terdiri 2 komisariat yaitu komisarit batren dan komisariat kota .
oleh karena itu, konsolidasi internal menjadi suatu keharusan bagi BPC dan
anggota agar dapat bertahan ditengah industri dan persaingan dengan OKP
lain. Apalag GMKIi dumai hanya memiliki beberapa kampus saja dengan
berbagai macam OKP yang tumbuh dan berkembang didalamnya.

 Dinamika Program
Program kerja yang telah ditetapkan pada Pleno I merujuk pada
keputusan Konpercab dan Keputusan Kongres XXXVI Bogor, namun dalam
implementasinya, ada beberapa program yang tidak dapat dijalankan karena
para BPC kota dumai sebagian besar kuliah dan bekerja sehingga
terbengkaleh oleh kesibukan kerja dan waktu. tapi, semangat pelayan hidup
dibuktikan melaksanakan PDSPK pada awal bulan november walaupun
dilakukan secara during tetapi tetap terlaksana.

Penutup dan Rekomendasi


Dengan melihat potensi yang ada, diharapkan di GMKI Cabang Dumai dapat
bertahan ditengah-tengah dinamika di itengah tuntutan dunia kerja Oleh karena
itu,GMKI Dumau membutuhkan pendampingan serara rutin baik oleh Koordinator
Wilayah dan pengurus harian. Selain itu, mengingat posisi geografisnya yang
strategis, kolaborasi dan elaborasi dengan stakehoulders yang ada merupakan satu
dari sekian cara untuk bertahan karena kita sungguh percaya bahwa sekali GMKI
Hadir mengisi ruang publik, tidak akan pernah mati.

5. GMKI Cabang Padang


Kota Padang berada provindi sumbar yang berkembang dengan cukup
pesat tetapi tidak bersamaan dengan perkembangan keterbukaan toleransi dalam
kebebasan dan keberagaman dibuktikan beberapa kejadian selama 2020 ada
beberapa persekusi dan pembubaran natal ini cukup memprihattikan dan butuh
dorongan dan terobasan di kota padang tentang toleransi.

 Dinamika Anggota
Saat ini jumlah anggota GMKI yang aktif adalah sebanyak kurang
lebih 61 anggota dan minimnya melakukan kegiatan -kegiatan cabang,
diantaranya Pendalaman Alkitab, Diskusi Internal, Dialog Publik, dan
Pemahaman Konstitusi.
Program kerja yang telah ditetapkan pada Pleno I merujuk pada
keputusan Konpercab dan Keputusan Kongres XXXVI Bogor, namun dalam
implementasinya, ada beberapa program yang tidak dapat dijalankan karena
kurang sumber daya manusia dan kader-kader GMKI.
Penutup dan Rekomendasi
GMKI Cabang Padang yang memiliki tantangan keragaman dan toleransi Oleh
karena itu, Konsolidasi Orgnasisa secara internal menjadi perhatian utama dalam
mengambangkan cabang kedepannya. Selain itu, Gereja dan Senior Members
sebagai sumber daya perlu untuk dimaksimalkan agar dapat menopang jalannya
aktivitas organisasi.

Terhadap Masalah Konsolidasi Organisasi pada tingkat Cabang


Covid-19 yang mewabah di Indoensia turut mempengaruhi pola konsolidasi
organisasi diseluruh cabang yang ada di wilayah Xlll yang juga membutuhkan
pendekatan yang berbeda agar dapat memaksimalkan konsolidasi organisasi. Selain
itu, partisioasi anggota masih mejadi masalah klasik yang senantiasa digumuli.
Olehnya itu, ada beberapa solusi alternatif yang diperlukan

Terhadap Masalah konsolidasivinternal dan Media dan Komunikasi


1. mendorong berdirinya komisariat -komisariat
2. Memaksimalkan bidang informasi dan komunikasi dengan memanfaatkan publikasi
media sosial yang lebih masif.
3. Cabang-cabang melakukan inisiasi pembentukan lembaga media cabang yang
dikelola dalam bentuk blog sebagai wadah publikasi tulisan-tulisan anggota.
IV. Penutup
Demikian laporan Koodinator Wialyah Xlll ini dibuat, agar dapat menjadi
bahan evaluasi tetapi juga refensi bagi proses pengelolaan organisasi kedepannya.
Dengan harapan GMKI Wilayah Xlll dengan potensi lima cabang yang ada dapat
dimaksimalkan untuk menjawab tantangan dan persoalan yang ada di wilayah Xlll
baik secara internal maupun eksternal agar dapat berkontribusi bagi gereja, perguruan
tinggi dan masyarakat. terima kasih kepada rekan-rekan Pengurus Pusat GMKI masa
bakti 2018-2020 atas atas kebersamaan dalam tanggung jawab pelayanan Kiranya
Tuhan Yesus Kepala Gerakan memberkati kita semua.

Tinggi
Iman,
Tinggi Ilmu,
Tinggi Pengabdian,,,

UT OMNES UNUM SINT


PENGURUS PUSAT
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Masa Bakti 2018 - 2020

Rimbun Purba
Koordinator Wilayah Xlll (Kepri, Riau dan Sumbar)
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
KORDINATOR WILAYAH XIV (KALIMANTAN BARAT)
PENGURUS PUSAT GMKI MASA BAKTI 2018-2020

I. Pendahuluan
GMKI wilayah XIV memiliki 3 cabang, yaitu Cabang Pontianak, Cabang Sintang dan
Cabang Bengkayang. Dalam proses pelaksanaan tugas dan pelayanan organisasi, GMKI
Wilayah XIV memiliki tantangan dan dinamika yang cukup beragam, mulai dari letak
geografis yang saling bejauhan antara satu cabang ke cabang lain, maupun dinamika anggota
di setiap cabang yang berbeda-beda. Oleh karena itu, melaui laporan ini, saya selaku
kordinatir wilayah mencoba untuk merangkum hal-hal yang menjadi catatan dalam
penatalayanan di GMKI Wilayah XIV.

II. LAPORAN KONSOLIDASI WILAYAH


GMKI wilayah XIV (Kalimantan Barat) memiliki 3 (Tiga) Cabang, yaitu Cabang Pontianak,
Cabang Sintang dan Cabang Bengkayang. Kondisi pada saat serah terima dengan kordinator
wilayah demisioner tahun 2018 yang lalu, hanya ada 2 (dua) cabang yang definitive, yaitu
Cabang Pontianak dan Cabang Sintang, sedangkan cabang Bengkayang sedang dalam masa
caretaker.
Setelah pelantikan pengurus pusat GMKI masa bakti 2018-2020 dan telah menyelesaikan
siding pleno I, Kordinator Wilayah (Korwil) XIV langsung bergerak untuk melaksanakan
Konsolidasi Wilayah, dengan cara mendatangi setiap Cabang dan berdiskusi bersama
Pengurus, Anggota dan Senior-senior yang ada di setiap Cabang. Adapun rincian korsolidasi
yang dilakukan oleh korwil XIV adalah sebagai Berikut :
a. Cabang Pontianak
Cabang Pontianak merupakan cabang yang berada di Ibu kota Provinsi Kalimantan Barat,
sehingga cabang Pontianak memiliki tanggungjawab yang lebih besar, karena merupakan
Pintu masuk dan sering menjadi tempat transit untuk masuk ke cabang-cabang yang ada
diwilayah XIV serta menjadi representative GMKI di Provinsi. Oleh karena itu, Korwil
XIV mengkonsolidasikan :
1. Mengaktifkan Peran Perkumpulan senior untuk menopang kinerja Badan
Pengurus Cabang.
2. Mendorong Pembentukan Komisariat di Setiap Kampus-kampus Besar, supaya
GMKI semakin dikenal oleh setiap mahasiswa yang ada di Pontianak.
3. Mendukung Cabang Pontianak untuk Menjadi tuan rumah dalam kegiatan
Nasional.
b. Cabang Sintang
Cabang Sintang merupakan Cabang kedua yang lahir di Provinsi Kalimantan Barat,
setelah Cabang Pontianak. Situasi Cabang Sintang pada masa awal Kordinator Wilayah
menjabat, merupakan cabang yang masih dalam tahap penyesuaian setelah mengalami
kevakuman selama 4 (empat) tahun, yaitu sejak 2015. Adapun hal-hal yang
dikonsolidasikan adalah :
1. Mendorong proses rekrutmen anggota dan sosialiasi ke setiap kampus.
2. mendorong agar Badan Pengurus Cabang mengkonsolidasikan kembali senior-
senior yang ada di Cabang Sintang.
3. Bimbingan kepada Badan Pengurus Cabang terkait administrasi.
4. mendorong agar cabang lebih banyak mengadakan diskusi terkait pemahaman
konstitusi.
c. Cabang Bengkayang
GMKI Bengkayang sedang dalam masa caretaker pada masa paska pelantikan Pengurus
Pusat pada tahun 2018 yang lalu. Sehingga Kordinator Wilayah XIV lebih berfokus pada
konsolidasi untuk membuat GMKI Bengkayang menjadi definitive kembali, seperti :
1. Berkomunikasi dengan senior-senior yang ada Bengkayang.
2. Mengadakan pertemuan dengan mahasiswa Kristen yang ada di Bengkayang dan
Bersama dengan pengurus Caretaker, mendorong pelaksanaan masa perkenalan
(MAPER).
Hasil dari konsolidasi tersebut berbuah manis, GMKI Bengkayang sudah melaksanakan
konperensi Cabang dan Sekarang sudah defintif.
Selain daripada konsolidasi ke cabang-cabang, Kordinator wilayah XIV juga melaksanakan
konsolidasi kepada Kabupaten/Kota di Wilayah XIV (Kalimantan Barat) yang berpotensi
untuk menjadi cabang GMKI. Adapun, konsolidasi adalah sebagai berikut :
a. Kota Singkawang
Kota Singkawang merupakan kota yang sangat berpotensi untuk menjadi Cabang GMKI
berikutnya, hal ini bisa dilihat dari hal-hal berikut ini :
1. Memiliki 7 Perguruan Tinggi Umum ( STKIP Singkawang, STIE MULIA
SINGKAWANG, STIH M.TSAJAFOEDIN Singkawang, AKBID WBI Singkawang,
AKADEMI GIZI Singkawang, AKADEMI KOMUNITAS Singkawang, dan UNIVERSITAS
TERBUKA Singkawang).
2. Sudah menjadi kota Jajakan Sejak tahun 1997, dan pada 2005 sudah ada 25 orang
mahasiswa Singkawang yang mengikuti masa perkenalan di GMKI Cabang Pontianak.
3. Sudah ada Sinode Gereja yang siap mengeluarkan rekomendasi untuk GMKI.
b. Kabupaten Landak
Kabupaten Landak juga merupakan Kota yang Sangat berpotensi bagi hadirnya GMKI.
Apapun hal-hal yang mendukung pemebentukan GMKI di Kabupaten Landak adalah :
1. Memiliki 2 (Dua) Perguruan Tinggi ( STKIP Pamane Talino dan STT Arastamar )
2. Sudah menjadi Kota Jajakan pada tahun 2007 dan pernah diadakan Masa Perkenalan
(MAPER) di STT Arastamar pada tahun 2012 yang lalu.
3. Sudah ada Sinode Gereja yang bersedia mengeluarkan rekomendasi untuk GMKI.
c. Kabupaten Melawi
Selain Kota Singkawang dan Kabupaten Landak, Kabupaten Melawi juga merupakan
kabupaten yang potensial untuk hadirnya GMKI, hal ini bisa dilihat dari :
1. Memiliki 2 (dua) Perguruan Tinggi (STKIP Melawi dan Universitas Terbuka Melawi)
2. Sudah menjadi kota Jajakan sejak tahun 2016 dan pada tahun 2019, telah ada mahasiswa
Kristen dari Kampus STKIP Melawi yang mengikuti masa perkenalan di GMKI Sintang.
III. LAPORAN PERKEMBANGAN CABANG
1. Cabang Sintang
a. Keadaan Cabang Sintang :
1) GMKI berpartisipasi dalam aksi bela peladang, memiliki aliansi yang
disebut “ASAP”
2) Mengadakan ibadah bersama, Minggu gembira
3) Bidang PKP : Melakukan nonton bareng dan diskusi
4) Bidang Kominfo : Sosial Media belum berjalan dengan baik
5) Sekfung Kerohanian : Sudah melaksanakan retreat
6) Sekfung Pengkaderan : Sudah melakukan diskusi bersama narasumber
7) Sekfung Kewirausahaan : Sudah melakukan bazar
8) Hubungan GMKI dengan gereja, yayasan dan masyarakat Baik
b. Kendala Cabang Sintang :
1) Belum memiliki Student Centre permanent
2) Keaktifan anggota dan BPC dibawah 50 %
3) Pencapaian program dibawah 50 %. Faktor penyebabnya : Kurang
memahami tupoksi
4) Internal : Kurangnya keterbukaan antar anggota, dan masih tingginya
sikap keegoisan
5) Eksternal :
 Belum bisa merekrut semua kampus di Kabupaten Sintang karena
keterbatasan jaringan BPC untuk melakukan komunikasi
 Belum bisa membuat komisariat karena adanya anggota cipayung
yang mendominasi kan hal ini
2. Cabang Pontianak
a. Keadaan Cabang Pontianak :
1) Bidang organisasi : Perekrutan Anggota dalam Kurun 1 tahun terakhir
terlaksana sebanyak 3 (tiga) kali.
2) Bidang PKK : Kesulitan dalam pengimplementasian PDSPK, karena
keterbatasn pengetahun dalam penyusunan Silabus dan RPP, serta
kurangnya fasilitator yang sudah pernah mengikuti implementasi
PDSPK.
3) Bidang Aksi dan Pelayanan : GMKI Pontianak sikut serta dalam
mengawal isu-isu tentang terjadi di 3 medan layan, baik aksi yang
merupakan ninstruki dari pengurus pusat (Nasional) maupun isu-isu
daerah /wilayah (regional) serta melakukan penggalangan dana bagi
korban musibah bencana alam di daerah Kalimantan Barat.
4) Bidang Pemberdayaan Perempuan : GMKI Pontianak mengadakan
peringatan Hari Perempuan Internasional dengan mengadakan dialog
dengan tema “ Perempuan Cerdas, perempuan berdaya” dan
pembagian bunga kepada perempuan-perempuan di Gereja dan lampu
merah.
5) Bidang Media dan Komunikasi : Pemanfaatan media di GMKI cabang
Pontianak masih menggunakan media sosial, belum sampai pada
penggunaan blog/website.
b. Kendala Cabang Pontianak
1) Masih banyak kampus Besar di Pontianak yang Belum memiliki
Komisariat
2) GMKI cabang Pontianak belum memiliki Student Centre Permanen.

3. Cabang Bengkayang
a. Kondisi Cabang Bengkayang
1) Sempat vakum selama 6 tahun, 2 tahun nya sempat ada BPC tetapi
tidak ada kegiatan dan laporan
2) Tekah terlaksana perekrutan anggota (Maper)
3) Dan telah terlaksana Konpercab ke-VII dilaksanakan pada : Tanggal 4-
11-2020
b. Kendala Cabang Bengkayang
1) Belum ada Student Centre Permanen
2) Kevakuman GMKI selama 6 tahun terakhir membuat dinamika dan
kerja-kerja organisasi tidak maksimal, sehingga BPC yang ada sekarang
perlu bimbingan dan pendampingan agar bisa maksimal dalam
menjalankan tugas dan tanggungjawab pelayanan di GMKI Bengkayang.

IV. REKOMENDASI KORDINATOR WILAYAH


A. Internal :
1. Membuat Struktur dalam membantu tugas Koordinator Wilayah / Jajaran
pengurus Korwil
2. Bidang Akspel : Melakukan studi Banding dalam teknik advokasi dan
nengadakan
3. Bidang PKK : Pengimplementasian PDSPK serta melakukan pembinaan
dan pelatihan penyusunan silabus dan RPP
4. Bidang Keperempuanan : Pembentukan advokasi perempuan
5. Bidang MedKominfo : Pengoptimalan rilis media baik melalui website
GMKI maupun media-media berita lainnya.
6. Mempercepat realisasi pembentukan cabang-cabang baru di
Kota/Kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat, seperti : Kota Singkawang,
Kabupaten Landak, Kabupaten Melawi, Kabupaten Kapuas Hulu dan
Kabupaten Ketapang.

B. Eksternal :
1. Mendorng pengesahan UU Perlindungan Perempuan
2. Melestarikan kawasan Konservasi (Mempercepat penetapan SK / Status
Kawasan hutan)
3. Menyuarakan Pemerataan pembangunan insfrastruktur di Kalimantan
Barat, supaya akses menuju daerah-daerah pedalaman bisa terbuka.
4. Pembangunan akses internet sampai ke desa, hal ini untuk menunjang
keterbukaan informasi dan komunikasi serta mempermudah proses belajar
mengajar di masa pandemi .
V. Penutup 5. Mendorong pembuatan kurikulum pembelajaran daring (Pembelajaran
dimasa pandemi.
Demikian laporan kordinatir ini dibuat agar dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi
GMKI yang ada diwilayah XIV. Saya selaku kordinator wilayah menyadari dalam pembuatan
laporan ini masih belum bisa maksimal, dan masih banyak kekurangan, sehingga saya
menerima dengan terbuka setiap kritikan dan masukan bagi penyempurnaan laporan ini.
Tinggilah Iman Kita, Tinggilah Ilmu Kita, Tinggilah Pengabdian Kita. Ut Omnes Unum
Sint !!!.
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
KOORDINATOR WILAYAH XV (PROVINSI MALUKU UTARA)
PENGURUS PUSAT GMKI MASA BAKTI 2018 - 2020

I. PENDAHULUAN
Puji dan syukur patutlah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus Sang
Kepala gerakan, karena kasih dan karuniaNYA kita masih diberikan kesempatan
untuk melakukan tugas dan tanggungjawab menjelang akhir pelayanan dimasa bakti
2018-2020. Tugas dan tanggungjawab pelayanan menggantikan Koordniator Wialyah
XV sebelumnya yaitu Bung Yareth Coling, Sip yang telah menjadi abdi negara
sebagai Anggota KPUD Kabupaten Halmahera Selatan kami terima pada Juli 2019
lalu. Adalah sebuah kebanggaan terseindiri dapat menjadi bagian dari Pengurus Pusat
GMKI. oleh karena itu, dalam pelayanan yang dikerjakan terdapat kewajiban yang
sudah sepatutnya dilakukan dengan hati yang gembira. Perjalanan kepengurusan saat
ini telah melakukan berbagai hal untuk kebaikan organisasi yang tentunya disertai
dengan catatan-catatan kritis reflektif terhadap dinamika kepelayanan yang belum
dapat dikerjakan dengan maksimal. Maka nantinya perlu dirumuskan pokok-pokok
pikiran sebagai bentuk gambaran kondisi saat ini untuk keberlanjutan kepengurusan
Pengurus Pusat GMKI di masa bakti yang akan datang.
Koordintaor Wilayah sebagai bagaian intergral dari Pengurus Pusat GMKI
dalam Keputusan Kongres memiliki tugas dan fungsi melakukan koordinasi dan
mengkomunikasikan program kerja pengurus pusat dengan cabang-cabang yang ada
di wilayah. Maluku Utara adalah provinsi terakhir dalam pemetaan wilayah pelayanan
di GMKI dengan kode XV. Pola sebaran cabang yang ada di wilayah XV memiliki
kenampakan yang unik dan menarik mewakili keragaman sebagai salah satu ciri khas
yang ada di Maluku Utara.

Wilayah XV Maluku Utara memiliki dari 6 (enam) cabang aktif yang terdiri
GMKI Cabang Ternate, GMKI Cabang Tobelo, GMKI Cabang Jailolo, GMKI
Cabang Bacan, GMKI Cabang Sofifi dan GMKI Cabang Morotai. Sofifi dan Morotai
merupakan cabang yang baru saja didefenitifkan pada tahun 2020. Dengan demikian,
ijinkanlah kami menyampaikan laporan pertanggungjawaban ini dengan sistematika
sebagai berikut :
 Pendahuluan.
 Laporan Konsolidasi Wilayah.
 Perkembangan Cabang-cabang.
 Solusi Pemecahan Masalah.
 Rekomendasi.
 Penutup.

II. Laporan Konsolidasi Wilayah


Gerakadn Mahasiswa Kristen Indonesia Wilayah XV sejak dibentuk pada
2004 mengalami perkembangan dari aspek jumlah cabang. Diawali dengan 3 cabang
yakni Ternate, Tobelo dan Jailolo (Cabang baru) GMKI Wilayah XV mulai bergerak
memberi makna bagi perkembangan medan layan di Provinsi Maluku Utara. Dengan
kehadiran perguruan tinggi di Kabupaten Halmahera Selatan, pada tahun 2010 GMKI
Cabang Bacan dibentuk. Sepuluh tahun berselang sejak pembentukan cabang bacan,
Wialyah XV kembali membentuk cabang baru di kota perguruan tinggi yang ada di
maluku utara yakni di ibu kota Provinsi Maluku Utara dan Kabupaten Pulau Morotai.
kehadrian GMKI cabang Sofifi dan GMKI Cabang Morotai ini merupakan
pergumulan yang telah lama digumuli oleh seluruh civitas gerakan yang ada di
maluku utara.
Secara geografis, provinsi maluku utara merupakan provinsi kepulauan yang
juga turut membentuk peta persebaran cabang yang membentang dari utara-selatan-
Barat-tengah membentuk simpul pergerakan organisasi yang kuat dan terikat. Hal ini
didukung dengan aksesibilitas antar cabang yang mudah dijangkau dengan
transportasi laut dan darat sehingga pelayanan dapat dilakukan dengan maksimal.
Meski demikian, tantangan dan permasalahan disetiap cabang yang ada relatif
beragam antara yang satu dengan yang lain yang dipengaruhi oleh karakteristik
daerah masing-masing sehingga mengakibatkan heterogenitas dalam berpikir dan
beritndak meserspons dinamika yang terjadi di medan layan. Olehnya itu, pemetaan
terhadap karakteristik cabang masing-masing menjadi hal yang urgen untuk terus
dilakukan dalam tugas dan tanggungjawab sebagai Koordinator Wilayah XV yang
difasilitasi dalam berbagai macam bentuk kegiatan seperti kunjungan dan
pendampingan cabang serta Konsultasi Wialayah sebagai forum konsultatif untuk
membicarakan berbagai hal yang berkaiatan dengan kepentingan organisasi.

III. Perkembangan Cabang-cabang

3. GMKI Cabang Ternate


Dalam tulisan yang bertajuk “SELAYANG PANDANG
TERBENTUKNYA GMKI CABANG TERNATE” Yang ditulis oleh Senior
Peter Matahelumual yang merupakan Ketua Cabang GMKI Ternate yang pertama
tahun 1982-1984. Bahwa dalam tulisannya, kehadiran GMKI pada kota – kota
perguruan tinggi di provinsi Maluku Utara saat ini, tidak terlepas dari peran awal
Sdr. Drs. Jopie L. Patty , salah seorang fungsionaris PP GMKI yang menjabat
sebagai Sekretaris Regional VII (sekarang Koordinator Wilayah), Maluku dan
Irian Jaya. Pada tahun 1980, Drs. Jopie. L. Patty mampir di Kota Ternate, dalam
rangka perjalanan untuk mengikuti Sidang Raya Pemuda PGI, Prasidang Raya IX
PGI di Tomohon Sulawesi Utara. Dalam kesempatan itu Drs. Jopie L. Patty
(Bung Jopie) bertemu dengan Peter Matahelumual di kantor Klasis GPM Ternate.
Sebagai teman yang sudah lama tidak berjumpa mereka membicarakan tentang
kondisi Kepemudaan Kristen di kota Ambon, kebetulan saat itu Peter
Matahelelumual sendiri menjabat sebagai Ketua Angkatan Muda GPM Daerah
Ternate 1980 - 1985, sementara Bung Jopie sendiri adalah seorang tokoh/aktivis
Pemuda Kristen Maluku yang saat itu menjabat sebagai Sekretaris Regional VII
Pengurus Pusat GMKI. Disela-selah perbincangam Mereka, Bung Jopie
mengusulkan, bagaimana kalau di Ternate di bentuk GMKI. Usul itu sambut baik
karena di Ternate saat itu telah ada Akademi Theologia GMIH, dan Universitas
Khairun, yang baru saja bangun dari tidur panjangnya selama kurang lebih 10
tahun.
Seusai Sidang Raya IX PGI Tomohon, pada bulan Agustus 1980,
Pengurus Pusat GMKI , menerbitkan Surat Keputusan Pembentukan Tim
Koordinasi Pembentukan GMKI Cabang Ternate dengan komposisi sebagai
berikut :
- Pembina / Penasihat Tim : Pdt. S. Kutjame, M.Min, (Direktur / Pimpinan
Akademi Theologia GMIH Ternate )
- Ketua : Peter Matahelumual
- Sekretaris : Fliep Siahaya
- Bendahara : Nancy Kailola
- Anggota : Fredik Dodower
- Anggota : Herland Hadi
Surat Keputusan mana ditanda tangani oleh, Alex F. Litaay, Ketua Bidang
Pembinaan Anggota Pengurus Pusat GMKI (1980-1982), dan Togi Simatupang,
Sekretaris Umum Pengurus Pusat GMKI (1980 – 1982). Keputusan yang mana
memberikan kewenangan kepada tim selama 1 tahun untuk merekrut sekurang-
kurangnya 25 orang mahasiswa Kristen untuk membentuk GMKI Cabang
Ternate. Sementara Cabang pembina yang ditunjuk dua cabang terdekat, yakni
GMKI Cabang Ambon dan GMKI Cabang Manado. Mencari 25 orang
mahasiswa kristen di kota Ternate pada saat itu, tidaklah semudah membalik
telapak tangan. Jumlah mahasiswa Akademi Theologia GMIH saat itu tidak
mencukupi 25 orang, sementara di Unversitas Khairun sendiri, mahasiswa
Kristen yang terbanyak adalah PNS, sehingga mereka tidak bersedia menjadi
anggota GMKI. Hal ini adalah wajar, mengingat konstelasi politik pada saat itu,
dimana semua PNS di instruksikan hanya boleh bergabung dan setia kepada
Golkar dan organisasi pendukungnya. Walapun GMKI adalah organisasi kader
yang tidak berafiliasi pada suatu organisasi sosial politik, tetapi keberadaan dan
kegiatan tim selalu dicurigai. Setelah bekerja sesuai waktu yang diberikan
akhirnya tim hanya berhasil merekrut kurang lebih 35 orang mahasiswa Kristen
yang bersedia menjadi calon anggota GMKI.
Setelah tim melaporkan hasil kerja kepada Pengurus Pusat cq.
Sekretaris Regional VII, maka ditetapkan bahwa Calon Cabang GMKI Ternate
telah layak untuk ditetapkan sebagai Cabang definitif. Oleh karena itu dalam
suatu kunjungan tugas dinasnya di kabupaten Maluku Utara, Sekretaris Regional
VII Drs. Jopie L. Patty telah melakukan rapat bersama semua calon anggota
GMKI Ternate, serta membentuk pengurus calon Cabang GMKI Ternate.
Mengingat kondisi pada saat itu, maka struktur kepengurusan Calon Cabang
GMKI Ternate dibuat dengan sangat sederhana, disesuaikan dengan sikon.
Adapun komposisi personalia calon cabang GMKI Ternate antara lain :
Ketua : Peter Matahelumual
Wakil Ketua : Edward
Mailoa
Sekretaris : Fliep Siahaya Bendahara : Nancy Kailola
Dengan beberapa seksi-seksi yang dibentuk sesuai kebutuhan.
Selanjutnya dalam Kongres XVIII GMKI di Medan, GMKI Cabang Ternate,
bersama dengan GMKI Cabang Kendari dan GMKI Cabang Manokwari di lantik
dan ditetapkan sebagai Cabang GMKI yang definitif dan selayang pandang
sejarah GMKI Cabang Ternate, yang merupakan cikal bakal kehadiran semua
cabang GMKI di kota perguruan tinggi se Propinsi Maluku Utara saat ini.
GMKI di Kota Ternate saat imi merupakan manifestasi dari perjalanan organisasi
secara umum karena memilki ciri dan karakter yang sama dan menjadi semangat
yang dirawat hingga hari ini. GMKI Cabang Ternate saat ini berusia 38 tahun
sejak berdiri pada 7 September 1982, merupakan cabang tertua di Maluku Utara.
Saat ini GMKI Cabang Ternate yang telah memiliki 5 Komisariat antara lain
Komisariat Unkhair I, Komisariat Unkhair II, Komisariat Kota, Komisariat
STKIP, dan Komisariat UMMU. Dinamika organisasi yang berlangsung disetiap
perioderisasi mendorong GMKI Cabang Ternate tumbuh dan berkembang dalam
kematangan berorganisasi hingga saat ini yang sedang ditengah Pandemik
COVID-19, GMKI Cabang Ternate tetap mengikuti aras dan perkembangan
zaman.. Heterogenitas kehidupan Bersama dan Kompleksitas permasalahan
ditengah medan layan menuntut GMKI untuk tidak kaku dalam merespons
masalah dan tantangan. Oleh karena itu dibutuhkan kreativitas dan inovasi untuk
memainkan peran yang strategis di tengah-tengah Kota Ternate yang Majemuk

 Dinamika Anggota
GMKI Cabang Ternate saat ini telah memiliki anggota aktiv yang
masih berada di lingkup kampus antara lain Komisariat Unkhair II Kurang
Lebih 65 orang, kemudian untuk Komisariat Unkhair I 50 orang, Komisariat
UMMU 98 orang dan Komisariat STKIP data tahun 2019 38 anggota aktiv
dan Komisariat Kota 26 orang.

 Dinamika Program
Badan Pengurus Cabang GMKI Ternate dan Seluruh Pengurus
Komisariat yang ada di Lingkup GMKI Ternate terus berupaya melakukan
terobosan-terobosan baru dalam melakukan Konsolidasi Organisasi mulai
dengan perekrutan Anggota baru dengan metode maper di komisariat
masing-masing dan dikukuhkan oleh Badan Pengurus Cabang, melakukan
pelatihan Jurnalistik dan hal-hal yang berkaitan dengan Teknologi Informasi
di era 4.0, diskusi mingguan dan dua mingguan Keperempuanan serta dialog-
dialog dan kelas filsafat dan logika serta intens dengan PA didalam
Persekutuan Mingguan,
Implementasi program yang relevan dengan kondisi saat ini dengan
menitikberatkan pada kebutuhan Cabang yang diserap melalui aspirasi
Anggota kemudian di terjemahkan Bersama dengan Visi-misi Ketua Cabang
yang mengacu pada kreaifitas dan inovasi dan di terjemahkan dalam Sidang
Pleno I dan Sidang Pleno II sehingga di laksanakan sesuai kebutuhan
kaderisasi keanggotaan yang ada di Komisariat dan di Cabang. Walaupun
belum efektif dalam pelaksanaan Program di setiap Bidang di Cabang
maupun Departemen di Komkisariat dengan kendala yang bertabrakan
dengan aktifitas Akademik di kampus maupun kondisi Pandemik COVID-19
serta Kurang Aktifnya BPC dan Pengurus Komisaruiat, namun BPC dan
Pengurus Komisariat tetap berupaya semaksimal mungkin dalam
pelaksanaan Program.

 Dinamika PDSPK
Pola Dasar Sistem Pendidikan Kader di GMKI Ternate pada awal masa bakti
2019-2021 telah di laksanakan Implementasi PDSPK 2006 Level I yang
dimulai dari 27 Februari 2020 secara berkelanjutan dengan melibatkan
Akademisi dari Ekternal dan senior GMKI Sebagai narasumber. Adapun
kendala-kendala dalam pelaksanaan PDSPK Level I yaitu Waktu Perkuliahan
sehingga harus dilaksanakan dalam waktu 3-4 hari diwaktu malam, akan
tetapi BPC tetap berupaya dan berusahan semaksimal mungkin. Sedangkan
untuk Level II akan di rencakan pelaksanaanya waktu mendatang mengingat
Pandemik COVID-19.
Penutup dan Rekomendasi
Melihat dinamika di Tiga medan layan GMKI, kami merekomendasikan agar GMKI
pada tingkat pusat agar :
1. Mendorong pemerintah pusat mempercepat pengesahan UU PKS sehingga ada
efek jera bagi pelaku dan juga kepada seluruh masyarakat secara umum di
Indonesia dan terkhususnya di Maluku Utara – Kota Ternate.
2. mencermati dinamika pembelajaran dengan metode DARING dan LURING
menindak lanjuti Surat Edaran Sekjen Kemendikbud Nomor 15 Tahun 2020
Tentang Pedoman Penyelenggaraan BDR dalam masa Darurat Penyebaran
COVID-19 yang diberlakukan di Sekolah-sekolah maupun kampus yang berada
di Kota Ternate, agar di dilakukan Kembali seperti normal dengan
memperhatikan protocol Kesehatan.
3. Meminta kepada Pemerintah Pusat dan Daerah segera memperhatikan
ketimpangan pembangunan dan infrastruktur di pulau terluar di kota ternate

4. GMKI Cabang Tobelo


Lagam gerak GMKI Cabang Tobelo di tiga medan layan mengalami peningkatan
yang signifikan dari waktu ke waktu. Hal ini dapat dilihat dari rangkaian aktivitas
Organisasi yang begitu masif, tidak hanya secara internal tetapi juga secara
eksternal. Progresivitas secara internal dapat dilihat dengan adanya pembentukan
komisariat baru di Universitas Hein Namotemo yang disertai dengan penguatan
kapasitas bagi pengurus komisariat. Selain itu, lembaga bentukan metal GMKI
yang dibentuk untuk menjadi wadah ekspresi gagasan kader berjalan dengan
sangat baik. Secara eksternal, pengabdian GMKI Cabang Tobelo ke masyarakat
diimplementasikan dengan adanya desa binaan di salah satu kecamatan yang ada
di Kao meggerakan aksi partisipasi dilakukan dengan berbagai macam bentuk.
 Dinamika Anggota
Analisa Dinamika kaeanggotaan dapat dilihat dari bagaimana rekrutmen
anggota dilakukan serta pertumbuhan dan perkembangan komisariat di
loingkup GMKI Cabang Tobelo. Dalam dua tahun terakhir, Gmki Cabang
Tobelo merupakan cabang dengan rekrutmen anggota terbanyak yakni 253
anggota baru. saat ini, anggota GMMI Cabang Tobelo tersebar di 7
komisariat yakni Komisariat FKIP Uniera, Komisariat teologi Uniera,
Komisariat Mansi Uniera, Komisariat Fiater Uniera, Komisariat Tata Negara
Uniera, Komisariat Unihena, dan Komisariat akbid serta sedang dilakukan
penjajakan unutk pembentukan dua komisariat baru juga.

 Dinamika Program
Pandemi Covid-19 yang terjadi di hampir seluruh wilayah Indoensia turut
serta mempengaruhi pergerakan dalam satu tahun terakhir. Program kerja
yang dilaksanakan di tahun pertama pelayanan berjalan dengan baik baik dari
aspek konsolidasi organisasi, pendidikan kader dan aksi partisipasi. Namun
di tahun kedua pelayanan, terjadi perubahan bahkan beberapa bulan awal
covid-19 cabang tobelo tidak banyak melakukan aktivitas.

 Dinamika PDSPK
Implementasi Pola Dasar Sistem Pendidikan Kader di GMKI Cabang Tobelo
ddilaksanakan di tahun pertama kepengurusan. Proses pelaksanaan
implementasi PDSPK di cabang tobelo dapat dikatakan sangat berhasil
karena dimulai dengan assesment kebutuhan, kerangka pelatihan yang jelas
dan terukur, narasumber yang mempuni karena semuanya dari kalangan
akademisi, serta sistem adminidstrasi yang baik sampai dengan penerbitan
sertifikasi dari PP GMKI. di tahun kedua tidak dilaksanaksan karena kondisi
covid-19 yang berdampak pada seluruh aktivitas organisasi.
Penutup dan Rekomendasi
Sebagai penutup, ada beberapa hal yang sekiranya dapat dijadikan pokok pikiran
yang nantinya dibahas di forum-forum stratgis GMKI, diantaranya :
1. Dinamika perkembangan organisasi mengalami perubahan yang setidaknya
harus sejalan dengan perkembangan zaman, apalagi ditengah pandemi covid-19
yang membuat pembaharuan terjadi dimana-mana. oleh karena itu, pola dan
pendekatan yang digunakan juga harus benar-benar menjawab kebutuhan
perkembangan zaman.
2. Persoalan pertambangan yang berdampak terhadap lingkungan hidup menjadi
tantangan yang terjadi di halmahera Utara harusnya mendapat perhatian tidak
secara regional tetapoi juga nasional. Oleh karena itu, advokasi kelembagaan
penting untuk di dorong dan digerakan secara bersama.
5. GMKI Cabang Jailolo
Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), sudah pasti memiliki
program kerja yang memiliki progres ke depan yang terarah demi sebuah
kemajuan organisasi yang lebih baik. Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia
(GMKI) bukanlah suatu entitas yang terasing dari dunia. Organisasi ini hadir,
berpijak, serta terikat pada suatu konteks dan lokus tertentu. Eksistensi GMKI
tidak bisa dilepaspisahkan dari keberadaan medan gumul dan layanannya, gereja,
perguruan tinggi dan masyarakat. Dinamika dan perubahan yang terjadi pada tri-
matra layanannya merupakan pergumulan yang perlu diseriusi oleh GMKI secara
kontinu agar eksitensi diri dan geraknya selalu relevan dengan kebutuhan zaman.
Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) merupakan salah satu wadah atau
organisasi mahasiswa Kristen yang merupakan bentuk sekolah latihan dari
semangat kaum intelektual Kristiani untuk mencapai suatu tujuan bersama
sebagaimana telah termaktub dalam Angaran Dasar (AD) & (ART).
Esensi kehadiran GMKI Cabang jailolo adalah untuk memjawab
seluruh pergumulan serta tantangan pelayanan kehidupan berbangsa dan
bernegara ketika itu (28 0ktober 2002 hadirnya GMKI Jailolo). Hadir dari
persoalan, tantangan, perggumulan daerah yang sangat dilematis saat penghujung
konflik horizontal Maluku Utara dan pemindahan daerah otonom dari kabupaten
Maluku utara menjadi Kabupaten Halmahera Barat. Sebuah paksaan
penyelamatan yang menjadi semangat para senior – senior GMKI menghantarkan
kehadiran GMKI Cabang Jailolo, waktu yang bersamaan pula konfercab GMKI
Cabang Ternate yang dilakukan di jailolo. Desa Gamyial kecamatan Sahu Timur
tepatnya di Gedung Gereja GMIH Gamyial hadirlah kepengurusan GMKI
Cabang Jailolo.
Dalam peñatalayanan GMKI di tiga medan gumul, sangat disadari
bahwa masih banyak yang tidak dapat berjalan maksimal, hal ini disebabkan oleh
kurang mampuhnya sebagian fungsionaris organisasi dalam menerjemahkan
makna dari pelayanan itu sendiri. Pelayanan diartikan hanya sebatas pada
tingkatan berdoa, yang berdampak pada terabaikannya Tri Matra GMKI.
 Dinamika Anggota
Dalam Merekrut Anggota Baru yang dilakukan melalui MAPER,
GMKI Jailolo Masa Bakti 2019-2021 telah melaksanakan beberapa kali
MAPER yang menghasilkan kurang lebih 80 (Puluh) orang anggota. Dan
dalam perkembangannya, hanya sebagian dari anggota yang selalu
berpartisipasi pada kegiatan-kegiatan cabang. Kemudian GMKI Jailolo
mendata kembali jumlah senior Member/Friends kurang lebih 100 orang
Senior. Dengan demikian GMKI Jailolo terus berupaya melakukan
konsolidasi internal untuk merekrut kembali anggota yang kurang aktif

 Dinamika Program
Program kerja yang telah ditetapkan pada Pleno I merujuk pada
keputusan Konpercab VIII di Tuguaer Kec. Ibu Selatan dan Keputusan
Kongres XXXVI Batu Tulis Bogor, namun dalam implementasinya, ada
beberapa program yang tidak dapat dijalankan. Hal ini disebabkan oleh
karena setelah pelantikan BPC, ada sebagian BPC yang tidak aktif serta ada
yang mengundurkan diri dan sudah berhenti kuliah. Setelah Pleno I BPC
GMKI Jailolo telah menjalin kerjasama dengan Pemerintah Daerah
Halmahera Barat, salah satu bentuk kerjasama yaitu dengan Dinas P3A, Kab.
Halmahera Barat dalam rangka Penanganan Khasus Kekerasan Perempuan
dan Anak, Kominfo, Polres Halmahera Barat tentang Etika dalam
Menunakan Media Sosial di Era Industri 4.0, Dispora, Kesbangpol, FKUB,
FKPPI tentang Merawat Kebinekaan Disamping itu, GMKI juga bekerjasama
dengan berbagai lembaga kepemudaan, baik lembaga yang berskala nasional
seperti KNPI, GAMKI, Komunitas maupun organisasi paguyuban lain yang
ada di Halmahera Barat. Hal ini diwujudkan dengan pelaksanaan Bakti Sosial
di Desa Taraudu Kec. Sahu pada bulan Februari. Disisi lain GMKI Jailolo
juga menjalin kerjasama dengan beberapa lembaga keumatan seperti GMIH,
GKPMI dalam hal pembinaan iman umat.

 Dinamika PDSPK
Untuk penerapan kurikulum PDSPK tahun 2006, masih sulit dilakukan
disebabkan oleh karakter/budaya lokal masyarakat serta kurangnya referensi
dari materi-materi tersebut.
Penutup dan Rekomendasi
Gereja, adanya peningkatan kerjasama yang lebih lagi antara Dedominasi
gereja yang ada dengan GMKI yang lebih bersifat simbiosis mutualisme antara
GMKI Jailolo dan gereja harus tetap dijaga terutama menghadapi dan menjawab
pergumulan penatalayanan yang ada. Perguruan tinggi, sekiranya GMKI dan
perguruan tinggi yang ada khususnya d Halmahera Barat dapat selalu bekerjasama
untuk memberikan solusi-solusi dalam kehidupan kemahasiswaan. Masyarakat,
kiranya pergerakan GMKI dan mayarakat terus terbangun dan terjalin baik dengan
bersama aliansi kemasyarakatan yang ada d Halmahera Barat.
6. GMKI Cabang
Bacan
Mengukir Kreativitas dan pelayanan GMKI merupakan perjuangan bagi BPC,
Perjuangan ini merupakanTanggungjawab besar yang harus kami jalankan
bahkan menyelesaikannya sehingga pelayanan ini menghasilkan ukiran yang
indah. hakekat keberadaan GMKI adalah sebagai garam dan terang yang
mempunyai pergumulan di tiga medan pelayanan,tujuan serta kehadiran di
tengah-tengah masyarakat berbangsa dan bernegara.GMKI Cabang Bacan telah
memiliki usia yang 11 Tahun lamanya dengan berbagai dinamika kedaerahan
yang berdampak pada perguruan tingi hingga para basis dan kantong Nasrani
sering bergejolak pada mahasiswa baru sehingga sejauh ini pembentukan
Komisariat belum maksimal terbentuk di dua kampus sebab minimnya Aggota
GMKI, sebagai gambaran konsolidasi GMKI cabang bacan sendiri untuk
mendorong setiap kader harus menjadi peran penting d idalam kampus untuk
berada pada posisi BEM serta kepanitian Orentasi, agar mampu dan memiliki
kapasitas untuk mengsosialisasikan kampus sehingga dapat mengrekrut
Mahasiswa baru yang beragama Kristen sehingga muda GMKI Cabang bacan
Membentuk Komisariat didua kampus
 Dinamika Anggota
GMKI Cabang Bacan,semasa pelayanan ditahun 2019 hingga 2020 Berjalan
dengan baik secara dinamika keanggotaan, yang bertanggungjawab serta
melaksanakan tugas—tugas pokok. Satu tahun berjalan ini cukup kami
memiliki kader yang melitan dan progresif dalam mengawal kepentingan-
kepentingan masyarakat bahkan umat itu sendiri. Walapun sebagain yang
harus meninggalkan cabang dengan persoalan wabah covid-19, Bahkan yang
lain ya juga harus berkerja diluar kota atau tempat pelayaan cabang itu
sendiri, Namun kami BPC Tetap eksis dan bertanggungjawab penuh untuk
membentuk krakter para anggota yang lainya.
 Dinamika Program
Setahun lebih pelayanan GMKI Cabang Bacan, merupakan suatu anuhgerah
yang kami syukuri, walapun kami tertati-tatih dalam berjuang soal
menjalankan program demi dan untuk gerakan ini lebih baik walapun
berbagai dinamika BPC yang melahirkan program-program lewat siding
Pleno. namum semua hal tersebut tidak dapat dijalankan 100% dikarenakan
dengan persolan anggaran serta keterlibatan anggota serta kontribusi pikir
oleh senior, sanggat minum untuk menopang program-program cabang
Namun kami tetap percaya bahwa apapun itu adalah membentuk dari proses,
walapun bebeberapa sebagian program juga yang sempat tertunda walapun
sudah final, disebabkan virus covid-19, namun semangat pelayanan tetap
menjadi garis terdepan.

 Dinamika PDSPK
Setahun berjalan PDSPK adalah bagian dari pergumulan kami untuk
dilakukan di cabang bacan, dengar berbagai diskusi bahkan usul dan saran
menjadi catatan-catatan penting, sehingga kami membentuk Panitia PDSPK,
ditahun 2019 guna dan untuk bertanggungjawab penuh dalam melaksanakan
kordinasi-kordinasi yang berhubungan dengan PDSPK itu sendiri, Dengan
berbagai Halangan dan dinamika cabang kami memutuskan untuk
dilaksanakan pada tahun 2020, berjalannya tahun kita diperhadapkan dengan
virus covid-19 yang menjadi tantangang global yang tak dapat dipungkiri
bahkan dihindari dari kenyataan itu sendiri yang mewabah. Sehingga ini
menjadi catatan penting bagi kami GMKI cabang bacan untuk belum lagi
melakukan PDSPK.
Penutup dan Rekomendasi
Dalam Mengoptimalkan pelayanan, GMKI sebagai sebuah sekolah latihan
dengan segenap potensi organisai yang ada didalamnya sudah supatutnya berda
pada sebuah sistem guna Mengubah langkah-langkah yang taktis agar dapat
menerobos dan mendorong pembaharuan dalam kehidupan di tiga medan layan. Ini
menjadi alternatif solusi yang tepat untuk menguatkan posisi orgniasasi sebagai
sosial kontrol yang nyata. Dengan demikian, kami Merekomendasikan kepada
Pengurus Pusat GMKI, agar membangun peluang kerja sama atau mencari mitra
Kerja dalam hal lembaga-lembaga pelatihan khusus sesuai skill serta disiplin Ilmu
para Kader sebagai bekal pasca dari berGMKI untuk menciptakan lapangan
Peekerjaan Serta dapat mengambil bagaian pada jabatan-jabatan strategis baik
POLITIK, EKONOMI, Bahkan BIROKRASI
7. GMKI Cabang Sofifi
Sofifi adalah ibu Kota Provinsi Maluku Utara yang secara administratif dan
geografis merupakan bagian dari salah satu kecamatan yang ada di wilayah Kota
Tidore Kepulauan. Selain itu, Sofifi merupakan daerah yang stategis di wilayah
Maluku Utara, karena menjadi pusat mobilitas antar kabupaten di Maluku Utara.
Dengan dua kondisi ini, Sofifi menjadi daerah yang unik dan startegis di masa
depan. Dengan demikian, kehadiran GMKI di Sofifi menjadi kerinduan seluruh
keluarga besar civitas GMKI di Wilayah XV. Dalam suatu perjalanan panjang
dari tahun 2012 – 2020, pada bulan September GMKI Cabang Sofifi dinyatakan
defenitif oleh Pengurus Pusat GMKI. Sukacita bersama ini disambut dengan
konsolidasi sleuruh potensi organisasi baik anggota maupun senior members
Konferensi cabang I dilaksanakan pada 23-24 September 2020 dan pelantikan
BPC GMKI Sofifi Masa Bakti 2020-2022 pada 10 November 2020.
 Dinamika Anggota
GMKI Cabang Sofifi saat ini memliki jumlah anggota sebanyak 78 orang yang
teridiri dari 60 anggota biasa dan 18 anggota luar biasa. Terdapat 27 anggota
biasa yang saat ini mengikuti kegiatan GMKI. oleh karena itu, konsolidasi
internal menjadi suatu keharusan bagi BPC dan anggota agar dapat bertahan
ditengah persaingan dengan OKP lain. Apalagi sofifi hanya memiliki satu
kampus dengan berbagai macam OKP yang tumbuh dan berkembang
didalamnya.

 Dinamika Program
Pembentukan cabang sofifi dilakukan dengan cara membentuk
Komisariat dibawah naungan cabang Ternate. Sejak dibentuk pada 2013,
Komisariat ini aktif melakukan berbagai macam aktivitas organisasi baik
secara internal maupun secara eksternal seperti ; Ibadah dan Pendalaman
Alkitab, Masa perkenalan, Latihan Dasar kepemimpinan dan lain sebaginya.
Selain itu kegiatan yang dilakukan secara eksternal adalah bakti sosial, dialog
publik, pelayanan bersama gereja dan lain sebagainya.
Setelah ditetapkan menjadi cabang Defenitif, Konperensi Cabang I
menetapkan Struktur BPC berjumlah 9 orang yang diharapkan kedepannya
dapat menjawab dinamika dan pergumulan di medan layan melalui
Konsolidasi Organisasi yang masih dan terukur dengan menggandeng gereja
sebagai mitra utama untuk merekrut anggota dan melibatkan seluruh
komponen pemuda gereja dalam aktivtas organisasi, melaksanakan
implementasi PDSPK dan Latihan Dasar Kepemimpinan yang komperhensif
agar dapat mempersiapkan aksi partisipasi mempuni dalam pengabdian pada
gereja, masyarakat dan negara.
Penutup dan Rekomendasi
Dengan melihat potensi yang ada, diharapkan di GMKI Cabang Sofifi dapat
bertahan ditengah-tengah dinamika di ibu kota provinsi. Oleh karena itu,Sebagai
cabang yang baru dibentuk, GMKI Sofifi membutuhkan pendampingan serara rutin
baik oleh Koordinator Wilayah dan cabang-cabang yang berdekatan. Selain itu,
mengingat posisi geografisnya yang strategis, kolaborasi dan elaborasi dengan
stakehoulders yang ada merupakan satu dari sekian cara untuk bertahan karena kita
sungguh percaya bahwa sekali GMKI Hadir mengisi ruang publik, tidak akan pernah
mati.
8. GMKI Cabang Morotai
Kabupaten Pulau Morotai yang berada di ujung Utara Provinsi Maluku
Utara merupakan Kabupaten baru yang berkembang dengan pesat. hal ini dapat
dilihat dengan geliat pembangunan infrastrukutr diberbagai macam sector yang
ada, salah satunya Perguruan Tinggi. Kabupaten Pulau Morotai memiliki satu
Perguruan Tinggi yaitu Universitas Pasifik. Dalam perkembangannya,
Universitas ini disuport penuh oleh pemerintah daerah dengan menggratiskan
biaya kuliah. Kebijakan ini mendapat respon positif dari masyarakat dan
mendorong putra-putri daerah untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan
tinggi. Universitas Pasifik juga tercatat sebagai Universitas dengan jumlah
Mahasiswwa Kristen terbanyak yang ada di Maluku Utara. peluang ini langsung
diafirmasi oleh GMKI cabang Tobelo dengan membentuk Komisariat pada tahun
2017 dan mulai melakuakn pelayanan kepada Mahasiswa Kristen yang ada di
UniPas. Proses ini kemudian diteruskan dengan melaksanakan penjajakan
pembentukan cabang hingga terlaksananya Konferensi Cabang I pada 25-27
September 2020.

 Dinamika Anggota
Saat ini jumlah anggota GMKI yang dimaperkan adalah sebanyak 67
anggota dan telah banyak melakukan kegiatan sebagai syarat pembentukan
cabang, diantaranya Pendalaman Alkitab, Diskusi Internal, Dialog Publik,
Pemahaman Konstitusi serta berbagai pendampingan untuk penguatan
pemahaman berorganisasi oleh GMKI Cabang Tobelo dan Koordinator
Wilayah. Selain itu, Senior Members juga terlibat aktif untuk memberikan
penguatan dan pemahaman nilai dan prinsip GMKI bagi Anggota. Sebagai
cabang baru dengan potensi 300an mahasiswa kristen yang melakukan studi
di Universitas Pasifik GMKI Cabang Morotai dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik di waktu yang akan datang.
Penutup dan Rekomendasi
GMKI Cabang Morotai yang yang baru saja didefenitifkan memiliki tantangan yang
beragam. Oleh karena itu, Konsolidasi Orgnasisa secara internal menjadi perhatian
utama dalam mengambangkan cabang kedepannya. Selain itu, Gereja dan Senior
Members sebagai sumber daya perlu untuk dimaksimalkan agar dapat menopang
jalanny aktivitas organisasi.
IV. Solusi Pemecahan Masalah
Dengan melihat realitas perkembangan cabang-cabang yang ada di wilayah XV, maka
dapat dipetakan beberapa alternatif solusi yang kiranya dapat di menjawab berbagai
persoalan yang ada sebagai berikut :

Terhadap Masalah Konsolidasi Organisasi pada tingkat Cabang


Covid-19 yang mewabah di Indoensia turut mempengaruhi pola konsolidasi
organisasi diseluruh cabang yang ada di wilayah XV yang juga membutuhkan
pendekatan yang berbeda agar dapat memaksimalkan konsolidasi organisasi. Selain
itu, partisioasi anggota masih mejadi masalah klasik yang senantiasa digumuli.
Olehnya itu, ada beberapa solusi alternatif yang telah diterapkan;
5. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai basis konsolidasi
organisasi
6. Penguatan kapasitas pengelolaan komisariat bagi pengurus dan upaya
pemebetukan komisariat bagi cabang-cabang yang belum memiliki komisariat.
7. Dilakukan pendampingan kepada cabang-cabang yang baru dibentuk.
Terhadap Masalah Implementasi PDSPK 2006
Implementasi PDSPK merupakan roh berGMKI. Dengan tingkat pemahaman yang
beragam terhadap pola dan pendekatan implementasi serta kondisi kekinian yang
dipengaruhi covid 19, maka upaya yang dilakukan adalah mendorong cabang untuk
melakukan implementasi PDSPK. Terdapat 2 cabang yang telah melaksanakan
implementasi PDSPK yakni cabang Ternate dan cabang Tobelo.
Terhadap Masalah Aksi / Partisipatif
GMKI Wilayah XV aktif dalam mengawal isu-isu strategis baik isu nasional maupun
isu daerah melalui berbagai aksi partisipasi. Oleh karena itu, pola dan pendekatan
yang di lakukan bergantung pada apa isu yang ada. Oleh karena itu ada beberapa hal
yang telah dilakukan oleh cabang-cabang yang ada diwilayah XV :
1. Membentuk aliansi bersama CIpayung Plus untuk mengawal isu-isu bersama.
2. Advokasi masalah sosial dan lingkungan bersama masyarakat.
Terhadap Masalah Pemberdayaan Perempuan
Permasalahan pemberdayaan perempuan di tingkat cabang telah dijembatani dengan
adanya struktur bidang pemberdayaan perempuan di tingkat cabang, kecuaali cabang
sofifi dan morotai yang baru saja terbentuk. Bidang pemberdayaan perempuan
menfasilitasi diskusi dan advokasi perempuans secara khusus dan mendorong
perempuan GMKI untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan.
Terhadap Masalah Ekonomi Kreatif
Bidang Ekonomi kreatif memang masih belum menjadi konsen secara keseluruhan di
wilayah XV, karena baru cabang jailolo yang memasukan bidang ekonomi kreatif
dalam struktur. Namun sejauh ini, masalah-masalah ekonomi kratif tetap menjadi
konsen di setiap cabang yang dikelolah di forum-forum diskusi dan penjejakan kerja
sama dengan berbagai stakehoukders baik itu pemerintah maupun swasta unutk
mendorong kemandirian cabang.
Terhadap Masalah Media dan Komunikasi
4. Memaksimalkan bidang informasi dan komunikasi dengan memanfaatkan
publikasi media sosial yang lebih masif.
5. Cabang-cabang melakukan inisiasi pembentukan lembaga media cabang yang
dikelola dalam bentuk blog sebagai wadah publikasi tulisan-tulisan anggota.

V. Rekomendasi
Adapun beberapa rekomendasi yang dapat di sampaikan ialah :
Konsolidasi Organisasi :
 Pembaharuan pola dan pendekatan konsolidasi organiasi dengan mamanfaatkan
teknologi dan informasi yang sudah ada
 Pendampingan secara berkala bagi cabang-cabang yang baru terbentuk untuk
percepatan konsolidasi orgnasisai dan pemahaman kerangka pendidikan kader
bagi Badan Pengurus Cabang sehingga dapat diselaraskan dengan cabang-cabang
yang sudah ada.
 Digitalisasi data base anggota GMKI se wilayah XV
Implementasi PDSPK 2006
 Implementasi PDSPK tingkat Wilayah XV yang melibatkan seluruh cabang yang
ada.
Aksi Partisipatif
 Advokasi masalah-masasalah pertambangan dan masalah lingkungan yang ada di
wilayah dengan melibatkan semua cabang yang ada sehingga dapat didorong
menjadi isu regional maupun nasional.
Pemberdayaan Perempuan
 Pembentukan Forum Perempuan GMKI di tingkat wilayah
Ekonomi Kreatif
 Penjajakan kerja sama dengan stakehoulder orgnasisasi untuk membentuk
UMKM GMKI di cabang-cabang untuk mendorong kemandirian organsiasi.

VI. Penutup
Demikian laporan Koodinator Wialyah XV ini dibuat, agar dapat menjadi
bahan evaluasi tetapi juga refensi bagi proses pengelolaan organisasi kedepannya.
Dengan harapan GMKI Wilayah XV dengan potensi enam cabang yang ada dapat
dimaksimalkan untuk menjawab tantangan dan persoalan yang ada di wilayah XV
baik secara internal maupun eksternal agar dapat berkontribusi bagi gereja, perguruan
tinggi dan masyarakat. terima kasih kepada rekan-rekan Pengurus Pusat GMKI masa
bakti 2018-2020 atas setiap semanhgat dan dorongan sehingga di tahun 2020 ini
GMKI Wialyah XV memiliki 2 cabang baru. Kiranya Tuhan Yesus Kepala Gerakan
memberkati kita semua.
Tinggi
Iman,
Tinggi Ilmu,
Tinggi Pengabdian,,,

UT OMNES UNUM SINT


PENGURUS PUSAT
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Masa Bakti 2018 - 2020

Jeplin George maitimu


Koordinator Wilayah XV Maluku Utara
BAB V
LAPORAN UMUM KEUANGAN
PENGURUS PUSAT GMKI MASA BAKTI 2018-2020

I. PENDAHULUAN
SYALOM!
Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) merupakan salah satu organisasi
kemahasiswaan non profit yang sampai saat ini tetap mempertahankan eksistensinya yang
diwujudkan melalui pengelolaan internal dan juga panggilan pelayanan terhadap tiga medan
gumul yaitu gereja, perguruaan tinggi dan masyarakat. Untuk mewujudkan visi dan misi
organisasi pada dasarnya dibutuhkan fondasi keuangan yang kuat dan mandiri, sumber
pendanaan dan pembiayaan dalam organisasi seperti GMKI melalui pengelolaan sumber
sumber pendapatan yang tidak bertentangan dengan tujuan organisasi.
Dalam upaya merealisasikan dan mengimplementasikan perencanaan program yang
menjadi acuan PP GMKI masa bakti 2018 - 2020 melakukan langkah-langkah pengoptimalan
sumber-sumber pembiayaan meskipun capaiannya belum dapat dihimpun secara maksimal
dan memadai untuk memenuhi seluruh kebutuhan finansial konsolidasi organisasi. Sesuai
dengan landasan konstitusi dan keputusan yang tertuang dalam hasil Pleno I PP GMKI
sumber - sumber dana yang digunakan untuk pembiayaan bersumber dari iuran, donasi senior
member/friends, bantuan pemerintah dan usaha-usaha keuangan.

A. PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA


Penyusunan dan penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Pengurus Pusat Gerakan
Mahasiswa Kristen Indonesia adalah merupakan kelanjutan dari tugas Kongres GMKI,
seperti yang tertuang dalam Anggaran Rumah Tangga GMKI pasal 5 ayat 5C tentang
Kebijakan Umum dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi serta kelanjutan dari
tugas Kongres GMKI XXXV di Tarutung tahun 2016 dan Keputusan Sidang Pleno I PP-
GMKI masa bakti 2018-2020 di Kinasih, Depok.
Pelaksanaan Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Pengurus Pusat GMKI Masa
Bakti 2018 - 2020 berpedoman pada:
1. Kebijakan Umum Keuangan dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi yang
telah disepakati dalam kongres XXXIV di Pontianak.
2. Indikator Ekonomi seperti indeks harga, tingkat inflasi, tingkat biaya hidup, dan
lain- lainnya.

B. PELAKSANAAN APBO
Pelaksanaan realisasi APBO dilakukan sesuai dengan perencanaan hasil sidang Pleno
I PP GMKI tetapi juga realistis terhadap ketidakpastian situasi ekonomi atau tantangan dan
kendala yang ditemukan dalam konsolidasi keuangan organisasi.

C. KEBIJAKAN UMUM KEUANGAN


Dana sangat potensial bagi organisasi sangat dibutuhkan guna menopang kerja-kerja
organasi baik pembiayaan program maupun non program tetapi dalam evaluasi konsolidasi
keuangan terdapat pos sumber pendanaan yang belum dapat dilakukan secara maksimal.
Guna memenuhi pembiayaan organisasi GMKI senantiasa dapat menyesuaikan dengan
ketentuan-ketentuan secara profesional dalam menangkap peluang pendanaan yang stretegis.
Langkah yang dapat ditempuh salah satunya melalui pembentukan tim/lembaga keuangan di
bawah koordinasi Bendahara Umum PP GMKI yang dikoordinasikan dan dikelola secara
profesionalitas. Dalam penggalangan dana di cabangpun, PP GMKI perlu mengadakan
konfirmasi dan koordinasi dengan BPC setempat. PP GMKI dapat membuat program-
program yang diharapkan dapat dilakukan kerjasama dengan jaringan pelayanan pihak
eksternal organisasi untuk dapat mendukung keuangan organisasi.

D. KEBIJAKAN ADMINISTRASI KEUANGAN


Dana yang berada dalam organisasi GMKI dapat dialokasikan dengan melakukan
pengkajian secara kompleks kebutuhan, pengalokasian dan prioritas dalam organisasi GMKI.
Kemudian dalam rangka pengalokasian dana yang ada dalam organisasi GMKI untuk
kelangsungan program kerja, administrasi keuangan yang menjadi kebijakan pengurus pusat
GMKI masa bakti 2018-2020 dimulai dari penghimpunan, pencatatan, pengelolaan,
pendistribusian dan penyimpanan bukti-bukti sebagai keterangan dana, Rancangan Anggaran
Pendapatan Belanja Organisasi (RAPBO).
Sistem penataan keuangan Pengurus Pusat (PP) GMKI dimaksudkan sebagai sarana
alat kontrol internal (internal control) dalam rangka usaha menciptakan Mekanisme Kerja
Administrasi Keuangan secara tertib dan teratur. Dalam pelaksanaannya mekanisme kerja
administrasi keuangan GMKI masih perlu dilakukan secara tertib dan profesional.

1. Arus Uang Masuk PP GMKI


1.1 Pengaturan uang PP GMKI berupa iuran cabang, bantuan rutin, bantuan program,
sumbangan-sumbangan, usaha keuangan dan lain-lain seluruhnya harus melalui
Bendahara Umum. Iuran Cabang dan donatur senior merupakan salah satu
sumber arus uang masuk yang belum dapat berjalan dengan maksimal guna
menopang kerja kerja organisasi.
Seluruh penerimaan uang harus disetor melalui rekening PP GMKI di bank,
kecuali karena pertimbangan efektifitas dan efisiensi dapat disetor pada kas PP
GMKI untuk menambah Cash in Hand
1.2 Pada saat penerimaan uang/surat-surat berharga (cek dan giro), PP GMKI
membuat tanda terima yang ditandatangani oleh ketua umum/sekretaris umum
dan bendahara umum/wakil bendahara umum PP GMKI. Dibuat 2 (dua)
rangkap, masing-masing 1 (satu) untuk pemberi uang/pengirim dan 1 (satu)
untuk bendahara umum PP GMKI sebagai bukti kas disertai tanda bukti transfer
1.3 Dalam hal penerimaan uang/surat berharga diterima oleh fungsionaris PP GMKI
yang lain atau diberi mandat harus melaporkan kepada Tim Kerja Keuangan
(TKK) beserta lampiran berupa tanda terima yang diberikan kepada bendahara
umum/wakil bendahara umum PP GMKI. Dibutuhkannya peningkatan fungsi
kontrol dan tertib koordinasi terkait penerimaan uang melalui fungsionaris PP
GMKI.
1.4 PP GMKI berkoordinasi dengan Perkumpulan Senior untuk menggalang dana di
wilayah masing – masing.
2. Arus Uang Keluar Pengurus Pusat GMKI
2.1. Biaya Rutin
Pengeluaran rutin yang bersifat tetap dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang
ada.
2.2. Biaya Program
Seluruh pengeluaran untuk kebutuhan program dilaksanakan sesuai
dengan prosedur sebagai berikut:
2.2.1 Pelaksanaan program mengajukan Project Proposal lengkap beserta
anggarannya kepada penanggungjawab program (sekretaris umum), untuk
selanjutnya diajukan kepada rapat harian PP GMKI untuk dibahas dan
disahkan dengan waktu paling efektif yang disepakati bersama untuk
pengajuan project proposal.
2.2.2 Setelah disetujui/disahkan oleh rapat harian, maka TKK menetapkan
pentahapan pengalokasian keuangan untuk dilaksanakan oleh bendahara
umum/wakil bendahara umum.
2.2.3 Setiap pengalokasian keuangan dibuatkan tanda terima/bukti pengiriman
dengan legalisasi persetujuan penanggungjawab program (sekretaris
umum) atau Bendahara umum. Tanda terima/butki transaski dapat
ditingkatkan lagi sesuai dengan peruntukan arus kas keluar.
2.2.4 Setelah pelaksanaan program, pertanggungjawaban keuangan untuk
program diselesaikan paling lambat 1 (satu) bulan oleh pelaksana program.
Bidang dapat lagi memainkan fungsi kontrol terkait laporan keuangan
yang disusun oleh panitia pelaksana guna kelengkapan tertib admnistrasi.
2.3. Biaya Non Program
Realisasi Anggaran untuk Biaya non program dilakukan
berdasarkan kebutuhan sebagaimana terlampir.

II. SUMBER – SUMBER PENDANAAN


Penggalangan dana merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dilakukan
untuk dapat mencukupi segala kebutuhan/belanja organisasi. Dalam melakukan
penggalangan dana maka sangat perlu diperhatikan sumber daya dan stakeholder yang
dimiliki oleh organisasi, dengan harapan dana yang diperoleh juga akan dimanfaatkan
untuk masa depan organisasi dimasa yang akan datang.
Usaha-usaha penggalangan dana yang akan dilakukan untuk mencukupi belanja
organisasi adalah:
1. Iuran Cabang
Iuran cabang merupakan salah satu wujud tanggungjawab terhadap organisasi
sesuai dengan pasal 9 AD GMKI dan pasal 9 ART GMKI. Pengurus pusat GMKI
mengharuskan Badan Pengurus Cabang untuk membayar iuran cabang kepada
pengurus pusat dalam hal ini yang dikelola langsung oleh wakil bendahara umum.
Adapun penarikan iuran tersebut dilakukan dengan metode sekurang-kurangnya
empat bulan sekali cabang menyetor iuran cabang dan jumlah iuran yang disetor
kepada PP GMKI adalah Rp 10.000 per bulan. Sumber pendanaan ini belum
terkonsolidasi dengan efektif di seluruh cabang se-Indonesia.
2. Sumbangan/ Bantuan Dana
Pengurus pusat GMKI berkewajiban mencari sumber dana yang bersifat rutin
tetapi tidak mengikat, diantaranya pendanaan yang tetap berasal dari senior
members/friends GMKI secara pribadi atau organisasi lembaga untuk memenuhi
kebutuhan pembiayaan organisasi.
3. Bantuan Program/ Kerjasama Program
Dalam rangka pelaksanaan program pengurus pusat GMKI dimungkinkan untuk
mencari sumber – sumber pendanaan berupa bantuan progam atau kerjasama
program. Dalam hal ini yang memungkinkan bagi pengurus pusat GMKI
memungkinkan mengajukan sumber pedanaan program atau kerjasama program
adalah sebagai berikut:
a) Gereja
Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia adalah salah satu organisasi yang
berbasiskan kekristenan yang melingkupi seluruh mahasiswa Kristen di
seluruh Indonesia. Oleh sebab itu pengurus pusat diharapkan dapat menjalin
kerjasam dengan setiap Sinode Gereja yang ada di Indonesia.
b) Pemerintah
Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia organisasi ekstra kampus yang sejak
berdirinya sampai saat ini tetap eksis dalam pengkaderan mahasiswa untuk
mempersiapkan diri menjadi pemimpin – pemimpin masa depan di tengah –
tengah bangsa dan negara ini. Oleh karena itu pengrus pusat GMKI dapat
bekerjasama dengan kementrian atau departemen pemerintah untuk
kerjasama program maupun progeam pengurus pusat.
c) Pihak Swasta
Kerjasama dengan pihak swasta merupakan bentuk penggalian dana yang
sangat potensial untuk mencukupi kebutuhan dana kegiatan-kegiatan
berskala nasional dan wilayah. Bantuan dana yang sangat mungkin
dilakukan adalah dengan menjadi sponsor kegiatan. Untuk itu upaya-upaya
membangun jaringan dengan perusahaan-perusahaan, NGO-NGO lokal,
perguruan tinggi dan lembaga-lembaga gerejawi yang potensial menjadi
sponsor sangat perlu dilakukan. Disamping itu, penyesuaian project
proposal pendaanan diharapkan juga dapat menjawab kebutuhan pihak
swasta atau perusahaan yang dituju.
d) Bantuan Luar Negeri
GMKI sebagai salah satu organisasi pelayanan yang bergerak di tiga medan
layanan dan berada satu dalam WSCF. Maka pengurus pusat dapat
mengupayakan bantuan luar negeri baik dari WSCF sendiri maupun
lembaga NGO – NGO luar negeri maupun gereja – gereja yang ada di luar
negeri.
e) Usaha Keuangan
Pengurus pusat GMKI perlu mengembangkan usaha – usaha keuangan
dalam rangka penggalangan dana.
1. Penggalangan dana abadi
Artinya adalah ada dana tetap yang tidak akan diganggu gugat oleh
pengurus atau anggota kecuali sudah sangat terdesak.
Caranya: dibentuk sebuah tim dari anggota biasa dan anggota luar
biasa untuk menghimpun/menggalang dana yang akan disimpan oleh
tim tersebut dan disimpan dalam suatu badan usaha/perbankan untuk
dibuat menjadi tabungan/deposito dan pengurus GMKI akan
mengambil bunga dari tabungan tersebut untuk dana operasional
organisasi.
2. Pembentukan usaha swadaya
PP GMKI diharapkan dapat membentuk badan usaha gemeinschaft
pada bidang konsumsi. Badan usaha ini bertujuan untuk menjaga
perputaran uang dan membantu menunjang pelaksanaan kegiatan.
Adapun badan usaha yang sudah berjalan sampai saat ini adalah
Catering Salemba 10. Pada usaha catering ini dilakukan dengan dua
cara, antara lain: dengan menggunakan jasa vendor apabila pesanan
tidak bisa dikerjakan oleh PP GMKI dan yang kedua dengan
memasaknya sendiri apabila pesanan masih bisa dikerjakan oleh PP
GMKI dan terkendala pada manajemen operasional serta pemasaran.
Perlu dibentuknya Tim Usaha PP GMKI yang bertujuan agar seluruh
usaha PP GMKI dapat fokus dikelola secara mandiri dan professional.
Adapun langkah strategis yang dapat dilakukan antara lain dengan cara
menjaring SDM pengelola, menyusun SOP tugas pengelola serta
menyiapkan kebutuhan teknis dan manajemen usaha PP GMKI.
3. Kreatif kebendaharaan
a) NSP Mars GMKI
Prosesnya adalah pengajuan kepada provider operator untuk
menjadikan mars GMKI sebagai nada sambung pribadi. Dalam
periode PP GMKI MB 2018-2020, royalti PP GMKI
dimaksimalkan menjadi salah satu sumber pendanaan.
b) Penjualan merchandise GMKI
c) Bekerja sama dengan supplier papan bunga mengakomodasi
kebutuhan papan bunga kawasan Jakarta dengan basis senior
ataupun kalangan lainnya yang membutuhkan jasa penyediaan
papan bunga dengan mekanise keuntungan 30% dari setiap
pemesanan. Kegiatan kreatif keberandahaan berjalan dengan baik
pada saat momenutm dan beberapa kebutuhan senior member yang
dapat dipenuhi.
d) Lain – lain
Semua sumbangan dan pendapatan lain yang tidak termasuk di atas
dapat diterima sejauh tidakmengikat dan bertentangan dengan
tujuan dan usaha organisasi.
e) Kerjasama PikKripik – ZeeUs – GMKI (GMKI Mandiri)
Salah satu bentuk fundraising dalam bentuk usaha mandiri untuk
menumbuhkan rasa entrepreneurship untuk anggota GMKI.
Kerjasama ini masih berjalan namun masih banyak hal yang perlu
dievaluasi. Adapun langkah strategis yang dapat dilakukan agar
kerjasama ini dapat terus berlanjut, antara lain: pengenalan produk
PikKripik ke cabang-cabang pada agenda nasional, membuat
cabang percontohan (rencana wilayah III), melakukan system poin
setiap penjualan produk per cabang untuk meningkatkan semangat
anggota dalam berwirausaha yang terkendala akibat covid 19.
f) Crowdfunding Platform
Bertujuan untuk mengefisiensi pengumpulan dana dengan
menggunakan platform online. Adapun rencana platform yang
akan digunakan adalah “Cling”. Langkah yang sudah dapat
dilakukan adalah SOP dan MOU dengan PT Aplikasi Kemurahan
Hati Indonesia tetapi dalam konsolidasi pengunaannya masih
rendah.

III. RAPAT TIM KEUANGAN


BPK PP-GMKI masa bakti 2018-2020 yang terpilih di Kongres XXXVI antara lain
Daniel Rajagukguk asal cabang Surabaya, Grasela Manik asal cabang Rantauprapat dan
Sekedar Waruwu asal cabang Teluk Dalam. Audit BPK seyogyanya dilaksanakan sebanyak 3
kali, pada saat 6 bulan pertama setelah dilantik, sebelum Pleno 2 dan sebelum Pleno 3. Tetapi
dikarenakan pandemi Covid19, audit BPK hanya dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum
pleno 2 dan pleno 3 PP GMKI.
240
REKAPITULASI PENDAPATAN

KMA URAIAN DIANGGARKAN REALISASI


1.1 Saldo Awal Rp 139,000,000 Rp 139,940,141
1.2 Pendapatan Tetap Rp 6,576,320,000 Rp 695,443,010
1.3 Pendapatan Lain-Lain - Rp 558,919,711
1.4 Pendapatan Bidang Rp 1,093,180,000 Rp 142,398,269
1.5 Urusan Kas & Perhitungan - Rp 61,897,809
TOTAL Rp 7,808,500,000 Rp 1,598,598,940

REKAPITULASI BELANJA
KMA URAIAN DIANGGARKAN REALISASI
2.1 Hutang - -
2.2 Belanja Tetap Rp 22,000,000 Rp 297,590,724
2.3 Belanja Barang Rp 17,000,000 Rp 136,318,500
2.4 Belanja Pemeliharaan Rp 18,500,000 Rp 34,462,108
2.5 Belanja Perjalanan Dinas/Rapat Rp 110,000,000 Rp 259,790,437
2.6 Belanja Bidang Rp 6,986,000,000 Rp 485,009,457
2.7 Belanja Lain-Lain Rp 655,000,000 Rp 333,336,196
TOTAL Rp 7,808,500,000 Rp 1,546,507,422

SALDO KAS
Realisasi Pendapatan Rp 1,598,598,940
Realisasi Pengeluaran Rp 1,546,507,422
Sisa Saldo Rp 52,091,518
Summary Penyerapan Anggaran Per Bidang

Nomor Bidang Nominal


2.6.1 Bidang Organisasi Rp 170,013,969
2.6.2 Bidang PKK Rp 71,069,000
2.6.3 Bidang Akspel Rp27,563,000
2.6.4 Bidang Medkoinfo Rp 76,143,232
2.6.5 Bidang HI -
2.6.6 Bidang Ekraf Rp 83,565,544
2.6.7 Bidang PP Rp 56,654,712
Lampiran Pembayaran Iuran Cabang per 21 November 2020

No. Nama Cabang Jumlah Tanggal Bayar


1. Toraja Rp 240.000 13-12-2019
2. Tanjung Pinang Rp 240.000 02-03-2020
3. Salatiga Rp 240.000 03-09-2020
4. Bengkulu Rp 240.000 06-11-2020
5. Medan Rp 240.000 09-11-2020
6. Bandung Rp 120.000 12-11-2020
7. Pematangsiantar Rp 240.000 16-11-2020
8. Padang Rp 240.000 20-11-2020
9. Bitung Rp 240.000 21-11-2020
Total Rp 2.040.000

244
IV. REKOMENDASI
Berdasarkan evaluasi pengelolaan keuangan GMKI yang merupakan fondasi penting dalam
menunjang aktifitas organisasi, berikut rekomendasi yang dapat dipertimbangkan guna
pengelolaan kemandirian keuangan GMKI secara profesional di masa mendatang yaitu
pembentukan Tim Usaha PP GMKI yang bertujuan agar dapat membantu PP GMKI dalam hal
ini Bendahara Umum dan Wakil Bendarahra Umum untuk mengelola dan mengatur perputaran
uang usaha usaha PP GMKI. Adapun langkah strategis yang dapat dilakukan antara lain dengan
cara menjaring sumber daya manusia pengelola, menyusun SOP tugas pengelola serta
menyiapkan kebutuhan teknis dan manajemen usaha PP GMKI secara mandiri dan profesional.

V. PENUTUP
Demikian Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Pengurus Pusat GMKI MB 2018-2020
yang dapat kami sampaikan pada forum tertinggi dalam sejarah perjalanan ber-GMKI masing-
masing kita yang hadir pada saat ini. GMKI senantiasa dapat beradaptasi dengan pola-pola
pencarian sumber-sumber pembiayaan keuangan organisasi serta meningkatkan mekanisme
pengelolaan secara profesional yang tidak bertentangan dengan visi misi GMKI. Teriring salam
dan doa kami, Tuhan Yesus Kepala Gerakan memberkati kita semua. UOUS!

Salam Kasih,
Bendahara Umum
Fransina Natalia Mahudin

Wakil Bendahara Umum


Andrella Hutabarat
KEPUTUSAN KONGRES XXXVII
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Nomor: 007/K-XXXVII/GMKI/XI/2020

Tentang:
PIMPINAN KOMISI, PANITIA KERJA, DAN PANITIA KHUSUS KONGRES XXXVII
GMKI

Kongres XXXVII Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia:

Menimbang : Bahwa perlu pembentukan Komisi, Panitia Kerja, dan Panitia


Khusus Kongres yang bertugas untuk membahas dan merumuskan
tugas-tugas Kongres sebagai hasil yang akan dibawakan dalam
sidang pleno Kongres XXXVII GMKI.

Mengingat : 1. Anggaran Rumah Tangga GMKI Pasal 3 ayat 5b tentang Tugas


Kongres.
2. Keputusan Kongres XXXVII GMKI No.: 002/ K-XXXVII/
GMKI/ XI/ 2020 tentang Tata Tertib Kongres XXXVII GMKI.
3. Keputusan Kongres XXXVII GMKI No.: 003/ K-XXXVII/
GMKI/ XI/ 2020 tentang Jadwal Acara Kongres XXXVII
GMKI.

Memperhatikan : 1. Aspirasi peserta Kongres XXXVII GMKI dalam sidang


Komisi, Panitia Kerja, dan Panitia Khusus.
2. Kesediaan peserta Kongres XXXVII GMKI untuk menjadi
pimpinan Komisi, Panitia Kerja, dan Panitia Khusus.

Mendengar : Pengantar memasuki sidang Komisi, Panitia Kerja, Panitia Khusus


yang disampaikan oleh Majelis Ketua Kongres XXXVII GMKI.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Komisi A: Membahas dan merumuskan Garis-Garis Besar


Program dan Kebijakan Umum Organisasi Masa Bakti 2020-
2022, dengan pimpinan komisi:
 Ketua : Paulus Banjarnahor
 Sekretaris : Riyanti Liling
2. Komisi B: Membahas dan merumuskan Kebijakan Umum
Keuangan dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi
Masa Bakti 2020-2022 dengan pimpinan komisi :
 Ketua : Nona Yustin
 Sekretaris : Maice Merrante
3. Komisi C: Membahas dan merumuskan Struktur dan Uraian
Tugas PP GMKI Masa Bakti 2020-2022, dengan pimpinan
komisi :
 Ketua : Calvin
 Sekretaris : Puspa Yanti
4. Panitia Kerja 1: Membahas dan merumuskan Kriteria dan Tata
Cara Pemilihan Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2020-2022,
Badan Pemeriksa Keuangan Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti
2020-2022, Formatur Kongres GMKI XXXVII, dan Tempat
Kongres XXXVIII GMKI, dengan pimpinan panitia kerja :
 Ketua : Eky Amos
 Sekretaris : Barken Rahajaan
5. Panitia Kerja 2: Membahas dan merumuskan Pokok-pokok
Pikiran Kongres XXXVII GMKI, dengan pimpinan panitia Kerja
:
 Ketua : Teguh L. Takapeta
 Sekretaris : Wulan Ningsih
6. Panitia Kerja 3: Membahas dan merumuskan penjelasan Thema
dan Sub-Tema Kongres XXXVII GMKI, dengan pimpinan
panitia kerja :
 Ketua : Efram Molibu
 Sekretaris : Intan Permata
7. Panitia Khusus 1: Membahas dan mengkaji Lembaga-Lembaga
Bentukan PP-GMKI, dengan pimpinan panitia khusus :
 Ketua : Dedy
 Sekretaris : Yosi
8. Panitia Khusus 2: Membahas dan mengkaji isu-isu di Tanah
Papua, dengan pimpinan panitia khusus :
 Ketua : Martha E. Titihalawa
 Sekretaris : Ravael Victor
9. Panitia Khusus 3: Membahas dan mengkaji Kekerasan
Seksualitas terhadap kaum perempuan, dengan pimpinan panitia
khusus :
 Ketua : Julneni Rante
 Sekretaris : Izah Sihombing
Ditetapkan di MANOKWARI
Hari Minggu
Tanggal 29 NOVEMBER 2020
Jam 01.10 WIT

MAJELIS KETUA

Melkianus Suni Jeplin G. Maitimu

Opinus Sogoneap

Cesardo Siringoringo Fendi Bia


KEPUTUSAN KONGRES XXXVII
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Nomor: 008/K-XXXVII/GMKI/XI/2020

Tentang:
TEMA DAN SUB TEMA KONGRES XXXVII GMKI

Kongres XXXVII Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia:

Menimbang : Bahwa Tema dan Sub Tema adalah dasar teologis yang
mengarahkan perjalanan gerakan untuk dua tahun mendatang, karena
itu perlu adanya pemahaman yang mendasar terhadap Tema dan Sub
Tema.

Mengingat : 1. Anggaran Dasar GMKI Pasal 2 tentang Asas


2. Anggaran Dasar GMKI Pasal 3 tentang Tujuan
3. Anggaran Dasar GMKI Pasal 4 tentang Usaha jo Anggaran
Rumah Tangga GMKI Pasal 1 tentang Usaha.

Memperhatikan : Aspirasi peserta Kongres XXXVII GMKI terhadap penjelasan Tema


dan Sub Tema yang disampaikan oleh Panitia Kerja Tema dan
Subtema
Mendengar : Hasil kerja Panitia Kerja Tema dan Sub Tema Kongres XXXVII
GMKI yang dibentuk untuk membahas Tema dan Sub Tema
Kongres XXXVII GMKI.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Tema dan Sub Tema Kongres XXXVII GMKI beserta


penjelasannya sebagaimana terlampir dalam surat keputusan ini.
2. Lampiran keputusan ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari surat keputusan ini.
3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan, maka akan diperbaiki
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di MANOKWARI
Hari Minggu
Tanggal 29 NOVEMBER 2020
Jam 21.07 WIT

MAJELIS KETUA

Melkianus Suni Jeplin G. Maitimu

Opinus Sogoneap

Cesardo Siringoringo Fendi Bia


Lampiran SK Nomor: 008/K-XXXVII/GMKI/XI/2020

KAJIAN TEMA DAN SUB TEMA GMKI 2020-2022

OLEH TIM PERUMUS TEMA DAN SUB TEMA GMKI

Tema Lihatlah, Kristus Menjadikan Semuanya Baru (Bandingkan Wahyu


21: 1-5)
Sub Tema Memperbaharui Persaudaraan, Meningkatkan Kepedulian, dan
Merengkuh Mereka yang Rapuh dalam upaya untuk Menciptakan
Bumi (Indonesia) yang Baru.

A. PENDAHULUAN

Setiap dua tahun sekali, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), melalui forum
Kongres Nasional, menggumuli dan memutuskan tema dan sub temanya. Tentu tema dan sub tema
ini bukan hanya menjadi “elemen” pelengkap belaka, melainkan menjadi suatu dasar teologis-
filosofis bagi pergerakan GMKI selama dua tahun. Di atas terang tema dan sub tema inilah seluruh
aktivitas organisasi selama dua tahun berdiri. Oleh karena itu, tema dan sub tema dapat dipandang
sebagai instrument (periodik) yang digunakan oleh GMKI untuk mencapai tujuannya yang lebih
besar sebagaimana terdapat dalam visi dan misi organisasi. Dalam kerangka berpikir demikian,
maka pada tahun ini (2020) GMKI kembali diharuskan untuk merefleksikan perjalanannya selama
dua tahun (2018-2020) serta menysusun suatu tema dan sub tema yang baru sebagai dasar
perjalanan selama dua tahun kedepan (2020-2022). Setelah mempertimbangkan dan mengkaji
banyak realitas pada internal dan eksternal GMKI selama dua tahun belakangan ini, kami selaku
Tim Perumus Tema sub tema mengusulkan tema dan sub tema GMKI 2020-2022 sebagaimana
disebutkan di atas.

B. PANDEMI COVID 19: SEBUAH TITIK BERANGKAT

Sejak akhir tahun 2019 Virus Corona muncul untuk pertama kalinya di Kota Wuhan, Cina.
Penyebarannya yang sangat cepat membuat virus ini tidak hanya berkembang di Cina, melainkan
juga ke seluruh dunia. Sebagai contoh, Singapura mengonfirmasi kasus Covid yang pertama pada
tanggal 23 Januari 2020, Malaysia pada 25 Januari 2020, dan Taiwan pada 28 Januari 2020. 1 Di
Indonesia sendiri, kasus Covid pertama kali diketahui pada 2 Maret 2020 yang melibatkan seorang
ibu dan anak.2 Sejak kemunculannya di Wuhan pada akhir tahun 2019, pandemi ini telah menjadi
“sebuah badai” besar yang harus dihadapi oleh dunia. Banyak cara yang telah digunakan untuk
menghadapi pandemi ini, terdapat negara-negara yang berhasil “mengalahkan” covid, namun
terdapat juga negara-negara yang masih “berperang” melawan virus ini.
Penting untuk dicatat bahwa Covid tidak hanya berdampak pada bidang kesehatan, melainkan
terhadap keseluruhan aspek kehidupan suatu negara, mulai dari ihwal-ihwal politik, ekonomi,
hukum, sosial, kebudayaan, teknologi, hingga ekologi. Dampak ini dapat termanifestasi dalam hal-
hal yang positif, namun juga dalam hal-hal yang negatif.
Dampak yang sama juga dirasakan di Indonesia dan secara lebih khusus di GMKI. Di Indonesia
misalnya, Covid telah menyebabkan terjadinya kemunduran perkembangan sector ekonomi,

1 https://news.detik.com/internasional/d-4871289/singapura-nyatakan-terima-kasus-pertama-virus-
corona ?tag_from= news_mostpop. https://dunia.tempo.co/read/1299515/ malaysia-laporkan-kasus-
pertama-viruscorona/full&view=ok. Diakses 6 November 2020.
2 https://nasional.kompas.com/read/2020/03/03/06314981/fakta-lengkap-kasus-pertama-virus-corona-

diindonesia? page=all. Diakses 6 November 2020.


bahkan hingga menyebabkan resesi ekonomi.345 Di samping itu, Covid juga telah menyebabkan
terjadinya “kekisruhan politik”. Sejumlah undang-undang yang dianggap vital, justru dikerjakan
pada masa pandemi covid dan diduga kuat dikerjakan tanpa melibatkan partisipasi masyarakat. 6
Dari sisi teknologi, Pandemi Covid telah “mempercepat” perubahan social menuju dunia digital.
Oleh karena Covid, hal-hal yang sebelumnya dipandangan tidak mungkin atau tidak layak
dilakukan secara virtual (kuliah online, kebaktian online, rapat online), malah kini dilakukan
secara virtual.
Dalam internal GMKI sendiri, percepatan perubahan ke dunia virtual juga berdampak besar.
Rapat-rapat yang selama ini tidak pernah dilakukan atau bahkan dipandang tabu apabila
dilakukan secara virtual, malah kini dilakukan secara virtual.
Sebagai contoh, pada Sidang Pleno III BPC GMKI Kupang MB. 2018-2020, Badan Pengurus
Cabang yang ada membuka ruang bagi pihak-pihak yang ingin berpartisipasi secara virtual. Hal
yang sama juga terjadi pada BPC GMKI Salatiga ketika melaksanakan Sidang Pleno II. Selain itu,
salah satu dampak besar yang dialami oleh GMKI karena Covid adalah tidak berputarnya roda
organisasi secara baik, entah itu pada tingkatan Pusat ataupun Cabang. Suka ataupun tidak,
namun kita harus mengakui bahwa Covid telah memperlambat laju organisasi.
Berangkat dari realitas inilah (bahwa Covid telah mengubah wajah dunia, termasuk GMKI),
maka kami Tim Perumus Tema dan Sub Tema GMKI merasa bahwa adalah tepat apabila Pandemi
Covid dan dampaknya dijadikan sebagai titik awal untuk melihat tema dan sub tema yang akan
kita sepakati bersama pada forum Kongres ini. Tentu sebagian orang mungkin akan berpendapat
atau berspekulasi bahwa pandemi ini dapat berakhir dalam beberapa waktu ke depan. Tentu saja
ini adalah pemikiran yang tidak dapat disalahkan. Pandemi bisa saja berakhir dalam beberapa
waktu ke depan, akan tetapi dampak dari pandemi akan tetap tinggal bersama kita dalam jangkah
waktu yang sangat lama. Dengan demikian, sekali lagi kami Tim Perumus Tema dan Sub Tema
merasa bahwa realitas Pandemi ini dapat dapat dijadikan titik berangkat dalam memboboti Tema
dan Sub Tema yang dimaksud.

C. PANDEMI DAN TIGA MEDAN LAYAN


a. Pandemi dan Gereja
Sebagaimana halnya kehidupan pada sektor pemerintahan, kehidupan gerejagereja di
Indonesia juga turut mengalami perubahan akibat meluasnya pandemic Covid. Menurut kami,
terdapat beberapa hal penting yang harus dicatat berkaitan dengan perubahan kehidupan gereja-
gereja di Indonesia pada saat pandemic dan pasca pandemic.
Pertama, bangkitnya fenomena gereja virtual. Salah satu perubahan dalam kehidupan gereja-
gereja pada saat pandemic ini adalah bangkitnya fenomena Gereja Virtual. Sebagaimana yang kita
ketahui, pada masa-masa sebelum Covid meluas percakapan mengenai “gereja virtual” belumlah
terlalu mendapat perhatian di kalangan gereja-gereja di Indonesia. Bahkan sebagian orang Kristen
tetap berpandangan bahwa “gereja virtual” adalah sesuatu yang tidak Alkitabiah. Akan tetapi,
dengan meluasnya covid, maka kebanyakan gereja-gereja di Indonesia – suka ataupun tidak –
secara perlahan mulai menerima fenomena “gereja virtual” sebagai suatu keniscayaan berkaitan
dengan perkembangan zaman. Tentu pelaksanaan kebaktian secara virtual memiliki banyak
tantangan. Walau demikian, tingkat penerimaannya dikalangan gereja-gereja di Indonesia
semakin banyak.7

3 https://money.kompas.com/read/2020/11/05/111828826/indonesia-resmi-resesi-ekonomi-kuartal-iii-
20
4 -minus-349-persen?page=all#:~:text=Whats%20New,Indonesia%20Resmi%20Resesi%2C%20Ekonomi %
5 Kuartal%20III,2020%20Minus%203%2C49%20Persen&text=JAKARTA%2C%20KOMPAS.com%20%2D%

20Badan,year%20on%20year%2Fyoy).&text=Dibandingkan%20kuartal%20II%2D2020%2C%20realisasi%
20pertumbuhan%20ekonomi%20tersebut%20membaik.
6 https://nasional.kompas.com/read/2020/04/13/20153521/ruu-yang-dibahas-di-tengah-pandemi-
covid19-diprediksi-akan-digugat-ke-mk.https://www.cnbcindonesia.com/news/20200407080400-
4150174/deretan-ruu-ini-siap-diketok-dpr-di-tengah-covid-19. Diakses 6 November 2020.
7 Susanto Dwiraharjo, Konstruksi Teologis Gereja Digital: Sebuah Refleksi Biblis Ibadah Online di Masa

Pandemi Covid-19, Vol.4 No. 1. Mei 2020. h. 15-16.


Kedua, meningkatnya kesadaran terhadap pentingnya pembangunan ekonomi jemaat. Salah
satu perubahan yang dialami oleh gereja-gereja di Indonesia pada saat pandemic ini adalah
meningkatnya kesadaran bahwa peningkatan ekonomi jemaat merupakan hal yang sangat
penting. Di sejumlah Gereja seperti GPIB, GPM, dan GMIT, peningkatan ekonomi jemaat menjadi
salah satu agenda utama selama masa pandemic ini. 8 Tentu saja ini tidak berarti bahwa sebelum
pandemic gereja-gereja di Indonesia sama sekali tidak memberikan perhatian terhadap
peningkatan ekonomi jemaat. Bagaimanapun juga harus diakui bahwa kesadaran akan pelayanan
gereja yang bersifat holistic sudah ada sejak dahulu. Akan tetapi, peristiwa pandemi ini menjadi
semacam titik baru bagi gereja-gereja di Indonesia. Kepekaan dan kepedulian gereja-gereja di
Indonesia sekali lagi diuji melalui pandemic ini.
Ketiga, pentingnya memperkuat teologi Gereja mengenai Bencana. Sebagaimana kita ketahui,
pandemic Covid telah menimbulkan banyak sekali pertanyaan yang belum terjawab: Apa
penyebab Covid? Mengapa terjadi Covid? Kapan Covid akan berakhir? Bilamana Covid berakhir,
dll. Pertanyaan-pertanyaan yang sama juga diajukan oleh orang-orang Kristen. Sebagian orang-
orang Kristen beranggapan bahwa pandemic ini merupakan hukuman ilahi atas dosa-dosa dan
kesalahan manusia. Sebagian lagi beranggapan bahwa pandemic ini sama sekali tidak memiliki
hubungan dengan hukuman ilahi. Berangkat dari realitas bahwa umat memerlukan suatu
kepastian teologis inilah, maka gereja harus secara serius mempercakapkan teologinya tentang
bencana. Gereja harus terus-menerus (secara kreatif dan konstruktif) bertanya dan mencari jawab
atas bencana yang terjadi. Dalam upanya mencari kebenaran ini, gereja tidak boleh jatuh pada
jawaban-jawaban yang “dangkal” tanpa melalui proses berteologi yang mendalam. 9 Apakah benar
pandemic Covid ini berasal dari Allah? Apakah benar pandemic Covid ini adalah cara Allah
menghukum manusia? Jika ya, maka sejahat apakah Allah? Bukankah anak berumur lima tahun
yang meninggal karena Covid belum pernah melakukan kesalahan yang terlampau besar yang
setimpal dengan hukuman mati? Jika pandemic adalah hukuman Allah, lantas mengapa Allah
menghukum anak kecil yang tak bersalah tersebut? Apakah benar Covid ini tidak memiliki
hubungan sama sekali dengan Allah? Bukankah Alkitab mengajarkan bahwa Allah itu Mahakuasa;
bahwa Ia yang menggerakan bintang-bintang? Dimanakah kekuasaan Allah berhadapan dengan
pandemic Covid? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini harus terus digumuli oleh gereja.

b. Pandemi dan Perguruan Tinggi

Dalam artikelnya, “Pendidikan Perguruan Tinggi Era 4.0 Dalam Pandemi Covid-19 (Refleksi
Sosiologis)”, Bisyri Abdul Karim secara jelas memperlihatkan bagiamana pandemi memberikan
dampak yang sangat kompleks terhadap keberlanjutan kehidupan Perguruan Tinggi di Indonesia.
Karim menyebutkan bahwa pada satu sisi pandemic Covid telah mendorong terjadinya
percepatan kerja-kerja Perguruan Tinggi ke dalam dunia virtual sebagaimana persiapan Indonesia
untuk memasuki dunia revolusi 4.0. Covid telah membuka ruang-ruang belajar baru yang selama
ini dipandang “belum waktunya”.10 Akan tetapi, pada saat yang bersamaan peralihan kerja-kerja
perguruan tinggi ke dalam dunia virtual secara cepat juga membawa dampak yang sangat buruk.9
Karim menyebutkan bahwa peralihan ke dalam duni virtual yang sangat cepat ini
menyebabkan semacam “shock” di kalangan civitas perguruan tinggi. Pasalnya, masih terdapat
mahasiswa yang belum terbiasa dengan “dunia virtual”. Di samping itu, terbatasnya sarana dan
pra-sarana komunikasi (jaringan telepon dan akses internet) juga menjadi tantangan yang tidak
bisa diabaikan. Menurut Karim, ketika perubahan digital yang sangat cepat ini bertemu dengan
ketidaksiapan manusia dan sarana pra-sarana, maka terdapat pihak-pihak yang pada akhirnya
menjadi korban. Karim menyebut hal ini sebagai TRAGEDI AKADEMIK. 11

8 https://kompas.id/baca/nusantara/2020/04/20/gereja-protestan-maluku-dampingi-warga-terdampak/.

https://kupang.tribunnews.com/2020/11/10/covid-19-ancam-ekonomi-warga-gmit-klasis-ttu-
gandengppmt-beri-pelatihan. Diakses 6 November 2020.
9 https://sinodegmit.or.id/teologi-bencana-yang-emansipatif/
10 Bisyri Abdul Karim, Pendidikan Perguruan Tinggi Era 4.0 Dalam Pandemi Covid-19 (Refleksi Sosiologis),

Education and Learning Journal. Vol. 1, No. 2, Juli 2020, h. 110. 9 Ibid. h. 108.
11 Ibid. 108-109.
Tragedi akademik yang dimaksud oleh Karim adalah suatu kondisi ketika
mahasiswi/a menjadi korban karena harus menyesuaikan diri dengan proses belajar
daring/online yang tentu asing bagi mereka. Meninggalnya dua mahasiswa di Sulawesi
Selatan karena kecelakan pada saat hendak mencari sinyal internet merupakan bukti nyata
dari tragedi akademik yang dimaksud.12 Selanjutnya, sejumlah penelitian lain juga
menunjukkan bahwa perubahan kehidupan perguruan tinggi ke dalam dunia virtual yang
sangat cepat ini juga sangat berdampak pada kualitas pembelajaran yang disampaikan dan
yang diserap oleh Mahasiswa. Sebagai contoh, dalam artikel mereka, “Persepsi Mahasiswa
Terhadap Kuliah Daring dimasa Pandemi Corona Virus Disease (COVID-19)”, Aswasulasikin
dkk., menunjukkan bahwa 53 persen mahasiswa di lokus penelitian mereka berpandangan
bahwa kuliah dengan sistem online sangatlah tidak efektif.13
Berangkat dari kenyataan di atas, maka GMKI perlu memberikan perhatian yang
besar terhadap perubahan wajah pendidikan tinggi di Indonesia berkaitan pandemic Covid
ini. GMKI haruslah memperingatkan para pengambil kebijakan bahwa percepatan
virtuasasi/digitaliasi dunia pendidikan tinggi hanya dapat berjalan baik apabila ditunjang
dengan berbagai sara dan prasarana yang baik. Apabila hal ini tidak diperhatikan, maka
tentu kelompok-kelompok yang paling rentanlah yang akan menjadi korban dari kebijakan
ini.

c. Pandemi dan Masyarakat


Sudah menjadi rahasia umum bahwa kehadiran Covid telah mengubah wajah atau potret
masyarakat di Indonesia. Dalam artikelnya, “COVID- 19 dan Potensi Konflik Sosial”, Putu
Agung Nara Indra Prima Satya menunjukkan dengan jelas bagaimana Covid memiliki
dampak yang besar terhadap realitas sosial di Indonesia. Dampak ini tidak hanya melulu
berkaitan dengan hal-hal yang negatif, tetapi juga berkaitan dengan hal-hal yang positif. 14
Secara negatif, kehadiran Covid telah melebarkan jarak sosial di antara
individuindividu yang ada. Penolakan, penghinaan, pengucilan dilakukan sebagian besar
masyarakat kepada kelompok masyarakat yang terpapar atau bersentuhan dengan
pedenrita Covid. Bahkan para petugas kesehatan pun tidak lepas dari stigma buruk ini. 15 Di
samping itu, konflik politik juga terus terjadi dan diakibatkan oleh pandemic ini. Kita ingat
betul bahwa sejumlah rancangan undang-undang yang vital malah dikerjakan oleh DPR
selama masa pandemi ini dengan dugaan kuat bahwa rancangan tersebut hampir tidak
melibatkan partisipasi publik. Tentu saja hal ini dengan serentak menimbulkan kekisruhan
politik di Indonesia.16 Belum lagi selama pandemic ini ekonomi Indonesia terus mengalami
penurunan, bahkan hingga mengalami resesi ekonomi.17 Tidak berhenti di situ, Covid juga
berdampak terhadap naiknya anggka kekerasan dalam rumah tangga, khususnya terhadap
perempuan dan anak.18
Secara positif, pandemic ini juga meningkatkan solidaritas masyarakat terhadap sesama. Di
berbagai media cetak dan online kita melihat bagaimana semangat tolonmenolong juga

12 Ibid.
https://news.detik.com/berita/d-4970244/mahasiswi-unismuh-makassar-meninggal-saat-
cariinternet- untuk- kuliah-online. Diakses 6 November 2020.
13 Aswasulasikin, Yul Alfian Hadi, Dina Fadilah. Persepsi Mahasiswa Terhadap Kuliah Daring dimasa Pandemi

Corona Virus Disease (COVID-19). Salam Jurnal Sosial dan Budaya syar-i. Vol. 7. No. 8. h. 7.

14 Putu Agung Nara Indra Prima Satya, Covid 19 dan Potensi Konflik Sosial. Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional. 2020.
15 Ibid,h. 5-6.
16 https://nasional.kompas.com/read/2020/04/13/20153521/ruu-yang-dibahas-di-tengah-pandemi-covid-19-diprediksi-
akandigugat-ke-mk. https://www.cnbcindonesia.com/news/20200407080400-4-150174/deretan-ruu-ini-siap-diketok-dpr-di-
tengahcovid-19. Diakses 6 November 2020.
17 https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20201102135238-532-564902/jokowi-pastikan-indonesia-resesi-ekonomi. Diakses

6 November 2020.
18 Theresia
Vania Radhitya, Nunung Nurwati, Maulana Irfan. Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Kekerasan
dalam Rumah Tangga. Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik. Vol. 2. No. 2. 2020. h. 116-118.
meningkat di tengah-tengah kondisi pandemic ini. Pembagian masker gratis, hand sanitizer
gratis, dan berbagai hal lainnya merupakan manifestasi dari menguantnya solidaritas di
kalangan masyarakat yang sama-sama menjadi korban pandemic. Di samping itu, pandemic
covid juga telah mendorong masyarakat untuk secara mandiri memproduksi pangan
mereka sendiri. Di sana-sini kita melihat bagaimana fenomena “kemandirian pangan” mulai
dilakukan oleh masyarakat dan hal ini merupakan suatu perkembangan yang baik. Jikalau
selama ini rakyat sangat bergantung pada pola/sistem ekonomi pasar yang sangat kental
terdahap dominasi para pemilik modal, maka pada masa pandemic ini, kita melihat dengan
jelas bagaimana rakyat berupaya untuk “makan dan minum” dari kebun mereka sendiri.
Pada akhirnya, kita melihat bahwa pandemic tidak hanya berdampak (entah secara
positif atau negatif) terhadap sector kesehatan, melainkan juga seluruh sector kehidupan
suatu bangsa, baik itu politik, ekonomi, kebudayaan, hukum, teknologi, dll.

D. Covid Dan Pemulihan Alam: Sebuah Anugerah


Menarik untuk diperhatikan bahwa ketika umat manusia menderita akibat
pandemic covid, alam justru mengalami hal yang sebaliknya. Pandemi covid sedikit
tidaknya telah memberikan ruang dan waktu yang cukup bagi alam untuk memulihkan
dirinya sendiri. Sebagaimana yang kita ketahui, salah satu cara yang dihadapi oleh
berbagai negara-negara di dunia untuk menangangi penyebaran Covid adalah dengan
melakukan lockdown dan pembatasan aktivitas manusia berskala besar. Berkurangnya
aktivitas manusia ternyata membawa dampak yang sangat baik bagi alam. Menurut data
mongabay.com, alam mulai memulihkan dirnya sendiri ketika negara-negara mulai
menerapkan kebijakan lockdown. Di Tiongkok misalnya, langit yang cerah akhirnya
kembali dapat terlihat setelah pabrik-pabrik ditutup dan polusi udara berkurang.
Kemudian di Venesia, Italia, air sungai menjadi bersih lantaran aktivitas manusia semakin
berkurang, Hal yang sama pula terjadi di Indonesia, khususnya di Jakarta. Menurut
laporan Badan Meteorologi dan Geofisika DKI Jakarta sebagaimana dikuti dalam CNBC
Indonesia, tingkat polusi udara di Jakarta menunrun drastit akibat diberlakukannya
kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).19
Bukti-bukti sederhana ini memperlihatkan kepada kita suatu ironi yang luar biasa,
yakni kita, manusia merupakan elemen perusak alam semesta. Itulah sebabnya ketika
manusia membatasi aktivasnya, alam dapat dengan leluasa memulihkan dirinya sendiri.
Tentu ini menjadi tamparan keras bagi manusia. Apakah sebaiknya manusia punah saja
supaya mahluk-mahluk yang lain dapat hidup dalam harmoni? Tentu saja tidak. Tetapi
jikalau manusia masih ingin mendiami bumi, maka bagaimanakah seharusnya manusia
bersikap terhadap ciptaan yang lain? Pertanyaan-pertanyaan ini harus direfleksikan dan
dicari jawabannya.
Pandemi telah mengajarkan kepada manusia bahwa kita hanyalah bagian kecil dari
suatu sistem alam semesta yang jauh lebih besar. Mencoba menguasai alam adalah
tindakan yang sia-sia dan berujung pada kebinasaan. Oleh karena itu, sudah seharusnya
manusia hidup dalam harmonisasi dengan alam. Menghormati dan menghargai alam
sebagai sesama ciptaan Allah adalah hal yang harus dilakukan manusia. Pandemi
mengajarkan kita hal tersebut.
Dengan demikian, kehidupan manusia pasca pandemic haruslah mengalami
perubahan radikal. Orientasi manusia bukanlah lagi pada dirinya sendiri, melainkan pada
keberlanjutan dan keberlangsungan alam semesta. Apa hebatnya memiliki gedung-
gedung pencakar langir di Jakarta jikalau hutan-hutan di Kalimantan dan Papua harus
menghilang? Apa hebatnya memiliki bangunanbangunan megah di Surabaya jika tanah-
tanah adat di Maluku dan Nusa Tenggara Timur menghilang? Apa gunanya mencapai
langit jikalau bumi tak lagi bisa didiami?

19 https://www.mongabay.co.id/2020/03/21/ketika-bumi-istirahat-gegara-corona-langit-biru-terlihat-
ditiongkok-dan-beningnya-air-terpancar-di-venesia/.
https://www.cnbcindonesia.com/news/202005011902 41-4-155748/hikmah-corona-polusi-udara-dki-
jakarta-turun-signifikan. Diakses 6 November 2020.
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini tentu saja: TIDAK ADA.

DARI KONTEKS KE TEKS: PANDEMI KE WAHYU

Pada bagian sebelumnya telah kami perlihatkan bahwa Pandemi telah mengajarkan
kepada kita manusia banyak hal. Pandemi telah mengajarkan kita tentang bagaimana
seharusnya bersolidaritas dengan saudari/a kita yang rentan, Pandemic telah mengajarkan kita
betapa pentingnya memiliki kemandirian pangan,
Dan pada akhirnya pandemic mengajarkan kepada kita bahwa sejatinya kita manusia
hanyalah bagian kecil dari suatu alam semesta yang sangat besar, bahwa betapa pentingnya
menjalani kehidupan selaras alam. Pandemi mengajarkan kita bahwa kita bukanlah mahluk
superior di planet ini,
Pertanyaan yang sekrang muncul adalah: Bagaimanakah hubungan antara konteks dan
teks dalam penysunan tema dan sub tema ini? Seperti apakah hubungan antara pandemic dan
Wahyu? Mengapa harus memilih kita Wahyu? Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan
tersebut baiklah kita terlebih dahulu melihat gambaran umum kitab wahyu secara sepintas.

a. Pengantar Umum Kitab Wahyu


Sejak dahulu kitab Wahyu selalu menarik untuk dikaji dan diteliti. Bukan hanya karena
kitab ini menjadi penutup dari keseluruhan kitab-kitab dalam Alkitab, melainkan juga
karena kitab ini menceritakan tentang hal yang dipandang akan terjadi di masa depan. Pada
kesempatan ini juga, kami Tim Perumus Tema dan Sub Tema GMKI 2020-2022 juga merasa
tertarik untuk mengkaji serta menarik pokokpokok penting dari kita ini untuk kemudian
diramu menjadi Tema dan Sub Tema GMKI. Untuk itu, maka pertama-tama kami akan
memulai dengan suatu deskripsi singkat mengenai Kitab Wahyu yang meliputi beberapa
hal penting, yakni penulis kitab wahyu, waktu penulisan, tempat penulisan, dan penerima
mula-mula kitab wahyu (konteks penulisan).

Penulis Kitab Wahyu


Kitab Wahyu ditulis oleh seorang bernama Yohanes (Why 1). Menurut David van Daelan,
untuk waktu yang cukup lama para teolog Kristen percaya saja bahwa penulis Kitab Wahyu
adalah orang yang sama dengan penulis surat-surat Yohanes, yaitu Rasul Yohanes sendiri.
Kendati pun demikian, dalam penelitian-penelitian selanjutnya ditemukan bahwa sangat
sulit menghubungkan penulis Kitab Wahyu dengan Rasul Yohanes. 20 Sejalan dengan
pemikiran Van Daelan, William Barclay pun menyebutkan bahwa data-data yang ditemukan
dalam kitab Wahyu sendiri sangat tidak memadai untuk mendukung argumentasi bahwa
Yohanes, murid Yesuslah yang menulis kitab ini.21
Satu hal yang pasti bahwa penulis kitab Wahyu adalah seorang bernama Yohanes.
Kemungkinan besar ia adalah seorang Yahudi Kristen yang hidup pada akhir abad pertama.
Di samping itu, sang penulis tampaknya memiliki hubungan yang cukup dekat dengan
ketujuh jemaat yang ia sebutkan dalam suratnya ini. Itulah sebabnya kepada mereka ia
menyebutkan “Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu”.
Waktu dan Tempat
Menurut pendapat para penulis Gereja Kuno (Irenaeus, Hippolitus, dan Hieronimus),
sebagaimana yang dikutip oleh J. J. de Heer, Kitab Yohanes diperkiran ditulis pada akhir
abad pertama, tepatnya pada masa akhir pemerintahan Kaisar Domitianus. Domitianus
sendiri menjadi kasiar Romawi sejak tahun 81-96 M. Dengan demikian, maka dapat

20 DavidH. Van Daelan. Pedoman ke dalam Kitab Wahyu. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2004. h. 8-9.
21 WilliamBarclay. Wahyu Kepada Yohanes Pasal 1-5. Jakarta: BPK Gunung Mulia (Terj. A. A. Yewangoe). 2006.
h. 17-20.
diprediksikan bahwa Kitab Yohanes ditulis sekitar tahun 90-96 M. Mengenai tempat
penulisan, kita mendapat informasi yang sangat jelas dalam Wahyu 1: 9 “Aku, Yohanes,
saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan
menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena firman Allah dan
kesaksian yang diberikan oleh Yesus.”
Konteks
Konteks Penerima. Surat Wayu Yohanes sejatinya dialamatkan kepada ketujuh jemaat di
Asia Kecil,. Penting untuk dicatat bahwa dari segi kuantitas, orang-orang Kristen yang
tersebar di tujuh kota ini adalah kaum minoritas dan dalam banyak hal mereka selalu
mendapatkan perlawanan dari para penganut kepercayaan lain. Di samping mendapat
perlawanan dari masyarakat pada umumnya, orang-orang Kristen yang ada di tujuh jemaat
ini juga ditentang oleh wakil-wakil pemerintah Roma sebab mereka menolak untuk turut
serta dalam praktik pemujaan terhadap kaisar (sesuatu yang lumrah pada waktu itu). 22
Penolakan orang-orang Kristen terhadap berbagai praktik-praktik yang menyimpang
ini membawa mereka ke dalam penderitaan. Baik itu rakyat biasa maupun pemerintah
Romawi seringkali melakukan tindak kekerasan dan menyiksa orang Kristen apabila
mereka tetap berpegang teguh pada iman mereka. Penderitaan menjadi salah satu
persoalan yang terdapat dalam kitab Wahyu. Kendatipun demikian, penderitaan ini justru
semakin menguatkan iman dan pengharapan orangorang Kristen.22
Dalam konteks seperti inilah Kitab Wahyu ditulis. Kitab Wahyu bertujuan untuk
memberikan penguatan dan penghiburan terhadap orang-orang Kristen yang berada di
Asia Kecil. Penulis Kitab Wahyu ingin menunjukkan bahwa meski orang-orang Kristen
disiksa dan dikekang, namun pada akhirnya merekalah yang akan menang. Sekuat apapun
kekaisaran Romawi mencoba menghancurkan persekutuan orangorang kudus, namun pada
akhirnya Kerajaan Allahlah yang akan memenangkan pertempuran. Atas keyakinan
terhadap kemenangan Kerajaan Allah inilah, maka orang-orang Kristen diajak untuk tetap
berpegang teguh pada iman dan pengharapan mereka.23

b. Kajian Khusus: Wahyu 21: 1-5


Wahyu 21:1-5 merupakan suatu cerita kemenangan Kerajaan Allah atas kerajaankerajaan
dunia. Pada Wahyu 21:1-5, para pembaca diperlihat dengan jelas bagaimana Allah
mengakhiri pekerjaannya dengan memperbaharui bumi dan langit sehingga keduanya
menjadi sama sekali baru.
Wahyu 21:1-2
Menarik untuk dicatat bahwa pada ayat yang pertama ini terdapat dua kali kata “baru” yang
diperlihatkan sebagai lawan dari dua kata “lama”. Kata Yunani yang digunakan untuk
merujuk pada kata "baru" sebagaimana yang terdapat dalam ayat 1, 2, dan 5, berasal dari
kata Kainos. Kata Kainos mengindikasikan suatu pembaharuan atas bentuk atau model
yang lama. Dengan menggunakan kata Kainos, penulis ingin memperlihatkan adanya
keberlanjutan dan ketidakberlanjutan pada bumi dan langit yang baru. Sisi langit dan bumi
baru yang dimaksudkan dalam Wahyu bukanlah sesuatu yang tiba-tiba muncul begitu saja
(ketidakberlanjutan), melainkan sesuatu yang sudah pernah ada, hanya saja mengalami
pembaharuan secara radikal
(keberlanjutan). Menarik untuk dicatat bahwa kata Kainos yang terdapat dalam kitab
Wahyu, memiliki akar kata yang sama dengan konsep “manusia baru” sebagaimana yang
disampaikan oleh Paulus. Dengan demikian, jelaslah bahwa Langit dan Bumi baru dalam
kitab Wahyu bukanlah suatu langit dan bumi yang sama sekali tidak dikenali oleh manusia.
Sebaliknya, langit dan bumi yang baru tersebut adalah benarbenar tempat hidup manusia

22 J.
J. de Heer. Wahyu Yohanes. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2008. h. 2-4
22 Ibid.h. 6-7.
23 Van Daelan, Pedoman, h. 11.

255
sebelumnya, hanya saja mengalami perubahan yang sangat radikal. 24 Dalam tafsirannya
terhada teks ini, Ranko Stefanovic menulis demikian:
Kainos denotes something new in form or quality rather than new in time (the
former). The latter is expressed in Greek with neos (cf. Matt. 9:17; 1 Cor. 5:7; Col.
3:10), though the two words sometimes appear to be synonymous. By using the word
kainos rather than neos in Revelation 21: 1, John is probably stressing that the new
creation is a recreation "of existing elements" rather than "a creation ex nihilo" (cf. 2
Pet. 3: 10)25

Mengenai hilangnya laut dari bumi yang baru ini, para penafsir bersepakat bahwa hal ini
tidak dapat dipahami secara harfiah, melainkan haruslah terlebih dahulu memahami
perspektif orang Yahudi mengenai laut dan peran laut itu sendiri dalam kitab Wahyu.
Dalam perspektif Yahudi, laut sering kali digambarkan sebagai suatu wilayah yang jahat
dan penuh dengan ketidakpastian. Kita ingat persis bahwa dalam kejadian pasal 1, laut
digambarkan sebagai suatu situasi yang kacau balau. Secara khusus, dalam kitab Wahyu,
laut digambarkan sebagai tempat asal sang Naga yang melawan Kerajaan Allah. Dengan
demikian, hilangnya laut merupakan pernyataan tegas terhadap menghilangnya kejahatan
dari bumi yang baru.26
Wahyu 21:3-4
Ayat tiga dan empat secara jelas memperlihatkan suasana dan kondisi dari bumi yang baru.
Ayat tiga dan empat secara jelas memperlihatkan suasana dan kondisi dari bumi yang baru.
Di Bumi yang baru ini Allah akan berdiam di tengah-tengah manusia dan karena itu segala
yang jahat dan najis tidak akan ada lagi. Ayat tiga dan empat memperlihatkan suatu situasi
dimana keadilan, kesejahteraan, dan keutuhan ciptaan termanifestasi dalam perilaku hidup
sehari-hari.
Penting untuk dicatat bahwa kata “umat” yang digunakan dalam ayat 3 berasal dari
kata laoi yang memiliki makna jamak. Menurut sejumlah ahli, penulis sengaja menggunakan
kata ini untuk memperlihatkan universalitas akan dunia yang baru ini. Dunia yang baru
tidak hanya menjadi milik sejumlah kelompok saja, melainkan menjadi milik dari seluruh
bangsa di muka bumi.27
Wahyu 21: 5
Ayat ini menjadi penegasan terhadap kemahakuasaan Allah. Tidak peduli seberapa manusia
telah menodai dan merusak bumi yang lama, Allah selalu berkuasa untuk
memperbaharuinya. Akan tetapi, hal ini juga tidak berarti bahwa manusia dapat secara
bebas terus merusak segala sesuatu yang sudah diperbaharui Allah. Sebaliknya, mereka
yang merusak tidak akan pernah diizinkan untuk hidup dalam bumi yang baru.

E. MENJEMBATANI KONTEKS DAN TEKS: PANDEMI, WAHYU, DAN TEMA-SUB TEMA


GMKI

Pada bagian sebelumnya kita telah melihat bagaimana konteks kehidupan GMKI saat ini.
Selanjutnya, kita juga telah melihat analisis teologis terhadap teks Wahyu yang menjadi dasar
dari penyusunan tema dan sub tema. Pada bagian akhir ini, kita akan berupaya untuk
menjembatani teks dan konteks sehingga pada akhirnya melahirkan tema dan sub tema
GMKI 2020-2022.
Kitab Wahyu menjadi salah satu kitab yang cukup unik, karena memiliki titik fokusnya
ada pada kemahakuasaan Allah yang begitu dinantikan oleh orang banyak di zaman itu.
Mengapa demikian, karena orang-orang di masa itu seakan-akan mulai frustasi akan kondisi
kehidupan yang semakin hari semakin berat. Surat yang ditulis oleh Yohanes kepada para

24 Ranko Stefanovic, Revelation of Jesus Christ: Commentary on the Book of Revelation. Berrien Springs:
Andrew University Press. 2002. h. 574.
25 Ibid.
26 J. J. de Heer. Tafsiran, h. 306.

256
27 Ibid., h. 308.

257
pengikut serta untuk beberapa jemaat di Asia Kecil 28 agar tetap menjaga kehidupan beriman
mereka di masa-masa yang penuh dengan tantangan itu. Kemudian dalam kitab Wahyu pasal
21 ini sendiri menceritakan tentang sebuah konsep kehidupan orang-orang yang mengaku
percaya kepada Kristus perlu untuk menyatakan dirinya bagi orang-orang disekitarnya.
Sehingga ungkapan ; Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru! Menjadi sebuah
uangkapan kekuatan yang sedang ingin ditunjukan bagi orang-orang percaya, dan segala
yang baru itu perlu semakin dibentuk dengan aturan-aturan yang juga baru. 29 Gambaran
akan bumi baru yang disampaikan disini ingin membawa pembaca agar hidup dalam
kehidupan yang telah mengalami pertobatan, tidak lagi hidup dalam dunia masa lalu, serta
siap melanjutkan ke kehidupan di hari esok. 29 Keunikan lain yang dimiliki Kitab Wahyu ada
pada tujuan dari kitab ini, jika kita melihat kitab-kitab maupun Injil memiliki keterkaitan
dengan Perjanjian Lama namun yang terjadi dalam kitab Wahyu ini penulis seakan-akan
memiliki pemikiran pembacanya untuk melihat bahwa masa depan itu ada, janji tentang
kehidupan yang surgawi itu ada, oleh karena itu jangan pernah merasa putus asa untuk
bertahan hidup dalam kemuliaan dan kuasa Allah. 31
Dalam Wahyu 21:5 disebutkan bahwa Kristus memperlihatkan kepada Yohanes bahwa
ia telah menjadikan langit dan bumi yang baru, Langit dan bumi yang penuh dengan
kesejahteraan bagi seluruh ciptaan. Menurut kami, kehidupan di pasca pandemi ini, jika
berangkat dari Teks dalam kitab Wahyu, haruslah dimaknai sebagai kehidupan di bumi yang
baru. Slogan “yang baru” haruslah diresapi dalam setiap aspek kehidupan manusia termasuk
seluruh anggota GMKI. Berefleksi dari realitas ini, kami ingin mengajak seluruh anggota GMKI
untuk melihat bahwa, kondisi pandemi telah mengajarkan kita bahwa alam memiliki
ritmenya sendiri. Sebagai manusia, kita hanyalah bagian kecil dari ekosistem dunia – bahkan
alam semesta – yang sangat luas ini. Oleh karena itu, Covid telah membuat seluruh teknologi
dan kecerdasan manusia yang telah dipelajarinya selama ribuan tahun “menjadi sia-sia”.
Apalagi selama masa lockdown alam telah menunjukkan kepada kita sebagai manusia, bahwa
ia (alam) mampu menyembuhkan dan memulihkan dirinya sendiri. COVID-19 telah
menunjukkan kepada kita, tentang pentingnya hidup dalam harmonisasi dengan alam.
Pandemi ini mengajarkan bahwa kita manusia sejatinya memiliki hubungan yang egaliter
dengan alam.
Perlu kita sadari bahwa di Bumi yang baru sungai tidak lagi dikotori, hewan tidak lagi
dieskploitasi, hutan tidak lagi ditebang secara sembarangan. Di Bumi yang baru Ilmu
(produk-produk perguruan tinggi) seharusnya tidak lagi bersifat antroposentrik, melainkan
untuk kebaikan seluruh alam ciptaan. Di bumi yang baru manusia seharusnya belajar untuk
melihat dirinya sendiri sebagai bagian yang terhubung dengan alam semesta. Di Bumi yang
baru, sejatinya seluruh produk politik, ekonomi, hokum, kebudayaa, dan teknologi
seharusnya membawa kesejahteraan kepada seluruh alam ciptaan.
Berangkat dari konteks dalam kitab Wahyu dan realitas kehidupan masa kini, kami
kemudian melihat dengan medan pelayanan yang akan dihidupi oleh GMKI selama dua tahun
kedepan ini, Pertanyaan besar kita bersama adalah; apakah GMKI masih akan mengharapkan
sebuah situasi yang sama seperti yang pernah dialami sebelum pandemi Covid melanda, atau
kita akan bergerak maju kedepan dengan membawa sebuah harapan baru bahwa hari baru
ini menjadi anugerah Allah yang sedang dititipkan kepada GMKI. Dalam buku Menakar Covid-
19 secara Teologis, dijelaskan tentang sebuah kehidupan New Normal yang tengah kita jalani,
ini bukan hanya sekedar sebuah teori tetapi seharusnya itu mampu merasuki ke dalam cara
pandang kita,30 sehingga sebagai anggota GMKI, kita kemudian tidak sekedar melihat
pandemi sebagai sebuah musibah titik (.) tetapi kemudian dari kondisi ini muncul strategi
apa yang hendak kita rancang agar GMKI dapat tetap hidup dan eksis dalam 3 medan layan.
Satu poin penting yang juga perlu kita pikirkan sebagai kader-kader GMKI, selain
menyadari konsep bumi baru sebagai anugerah Allah yang perlu kita jawab dengan respon
yaikni memberikan dampak positif bagi sesama. Tantangan yang mungkin akan kita alami
28 Jhon Drane. Memahami Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2005. h. 502-503
29 Alkitab Edisi Studi. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
29 Diane Bergant. Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius. 2004. h. 513.
31 Alkitab Edisi Studi. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
30 Andreas A. Yewangoe. Menakar Covid-19 Secara Teologis. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2020. h. 4-6
adalah ketika Pandemi ini melanda dunia, kehidupan manusia kemudian berubah dari dunia
Offline menuju dunia online atau digital. Seluruh roda kehidupan manusia kemudian secara
serentak beralih dari dunia nyata menuju dunia maya. Pertanyaan bagi kita adalah
bagaimana kita mampu merespon perubahan zaman yang terjadi ini. Kondisi Pandemi Covid-
19 secara perlahan-lahan membuat kita mengalami krisis sosial (Bencana Sosial). yang di
maksud dengan bencana sosial adalah 31 sikap individualisme yang semakin mempengaruhi
kehidupan manusia, mungkinkan itu pun akan mempengaruhi kehidupan kader-kader GMKI
di masa yang akan datang ? karena itu kegelisahan ini semoga mampu menjadi kegelisihan
dan keresahan yang memunculkan ide yang mendorong kader-kader GMKI yang “dipaksa”
hidup dalam dunia virtual tetapi semangat sosialnya terus hidup, relasi antar anggota tetap
terjalin erat tidak hanya dalam dunia maya tetapi juga dalam dunia nyata, harapannya ini
dapat dijawab dalam masa pelayanan yang akan di lalui bersama di tahun yang akan datang.
Oleh sebab itulah Tema dan Sub Tema yang di usulkan untuk perjalanan GMKI selama dua
tahun kedepan adalah sebagaimana telah disebutkan pada bagian awal.. Harapannya Tema
dan Sub Tema ini mampu menjadi spirit atau nafas bagi perjalanan GMKI untuk masa
kedepan, yaitu menjawab perkembangan zaman akan adanya dunia nyata dan dunia maya
dan GMKI perlu hidup disana tetapi juga relasi sosial itu dapat tetap dipertahankan.

F. PENUTUP

Demikianlah rancangan Tema dan Sub Tema ini kami buat. Tentu saja kami menyadari
bahwa rancangan ini masih membutuhkan penyempurnaan dari para peserta kongres
sekalian. Kami berharap agar forum kongres dapat memberikan kritik dan saran yang
kreatif dan konstruktif kepada rancangan tema dan sub tema ini. Semoga kita menjadi agen-
agen yang selalu berusaha menghadirkan langit dan bumi yang baru dalam kehidupan kita.
Ut Omnes Unum Sint.
Tim Perumus Tema dan Sub Tema GMKI 2020-2022

1. Fransisco de Kristo Anugerah Jacob


2. Mike Makahenggan
3. Broery Doro Pater Tjaja
4. Pdt. Hariman A. Pattianakotta
5. Pdt. Brando Vallentino Kondoj

6. Pdt. Ester Helena Tulunng

31 Zakaria J. Ngelow, dkk., Teologi Bencana. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2019. h. XV.
DAFTAR PUSTAKA

Buku dan Jurnal


Alkitab Edisi Studi. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.

Aswasulasikin, Yul Alfian Hadi, Dina Fadilah. Persepsi Mahasiswa Terhadap Kuliah Daring dimasa
Pandemi Corona Virus Disease (COVID-19). Salam Jurnal Sosial dan Budaya syar-i. Vol. 7. No. 8.

Barclay, William. Wahyu Kepada Yohanes Pasal 1-5. Jakarta: BPK Gunung Mulia (Terj. A. A. Yewangoe). 2006.

Bergant, Diane. Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius. 2004.

De Heer, J. J. Wahyu Yohanes. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2008.

Drane, Jhon. Memahami Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2005.

Dwiraharjo, Susanto. Konstruksi Teologis Gereja Digital: Sebuah Refleksi Biblis Ibadah Online di Masa Pandemi
Covid-19, Vol.4 No. 1. Mei 2020.

H. Van Daelan, David. Pedoman ke dalam Kitab Wahyu. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2004.

Karim, Bisyri Abdul. Pendidikan Perguruan Tinggi Era 4.0 Dalam Pandemi Covid-19 (Refleksi Sosiologis),
Education and Learning Journal. Vol. 1, No. 2, Juli 2020.

Radhitya, Theresia Vania. Nunung Nurwati, Maulana Irfan. Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap
Kekerasan dalam Rumah Tangga. Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik. Vol.
2. No. 2. 2020.

Satya, Putu Agung Nara Indra Prima. Covid 19 dan Potensi Konflik Sosial. Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional.
2020.

Stefanovic, Ranko. Revelation of Jesus Christ: Commentary on the Book of Revelation. Berrien Springs: Andrew
University Press. 2002.

Yewangoe, Andreas A. Menakar Covid-19 Secara Teologis. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2020.

Zakaria J. Ngelow, dkk., Teologi Bencana. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2019.

Website
https://news.detik.com/internasional/d-4871289/singapura-nyatakan-terima-kasuspertama-virus-
corona?tag_from=news_mostpop. Diakses 6 November 2020.

https://dunia.tempo.co/read/1299515/malaysia-laporkan-kasus-pertama-viruscorona/full&view=ok. Diakses 6
November 2020.

https://nasional.kompas.com/read/2020/03/03/06314981/fakta-lengkap-kasuspertama-virus-corona-di-indonesia?
page=all. Diakses 6 November 2020.

https://money.kompas.com/read/2020/11/05/111828826/indonesia-resmi-resesiekonomi-kuartal-iii-2020-minus-
349ersen?page=all#:~:text=Whats%20New,Indonesia%20Resmi%20Resesi%2C%
20Ekonomi%20Kuartal%20III,2020%20Minus%203%2C49%20Persen&text=JAKA
RTA%2C%20KOMPAS.com%20%2D%20Badan,year%20on%20year%2Fyoy).&text
=Dibandingkan%20kuartal%20II%2D2020%2C%20realisasi%20pertumbuhan%2
0ekonomi%20tersebut%20membaik.

https://nasional.kompas.com/read/2020/04/13/20153521/ruu-yang-dibahas-di-tengahpandemi-covid-19-diprediksi-
akan-digugat-ke-mk
https://www.cnbcindonesia.com/news/20200407080400-4-150174/deretan-ruu-inisiap-diketok-dpr-di-tengah-covid-
19. Diakses 6 November 2020.

https://kompas.id/baca/nusantara/2020/04/20/gereja-protestan-maluku-dampingiwarga-terdampak/.

https://kupang.tribunnews.com/2020/11/10/covid-19-ancam-ekonomi-warga-gmitklasis-ttu-gandeng-ppmt-beri-
pelatihan. Diakses 6 November 2020.

https://sinodegmit.or.id/teologi-bencana-yang-emansipatif/

https://news.detik.com/berita/d-4970244/mahasiswi-unismuh-makassar-meninggalsaat-cari-internet- untuk- kuliah-


online. Diakses 6 November 2020.

https://nasional.kompas.com/read/2020/04/13/20153521/ruu-yang-dibahas-di-tengahpandemi-covid-19-diprediksi-
akan-digugat-ke-mk.

https://www.cnbcindonesia.com/news/20200407080400-4-150174/deretan-ruu-inisiap-diketok-dpr-di-tengah-covid-
19. Diakses 6 November 2020.

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20201102135238-532-564902/jokowipastikan-indonesia-resesi-ekonomi.
Diakses 6 November 2020. https://www.mongabay.co.id/2020/03/21/ketika-bumi-istirahat-gegara-corona-
langitbiru-terlihat-di-tiongkok-dan-beningnya-air-terpancar-di-venesia/.

https://www.cnbcindonesia.com/news/20200501190241-4-155748/hikmah-coronapolusi-udara-dki-jakarta-turun-
signifikan. Diakses 6 November 2020.
KEPUTUSAN KONGRES XXXVII
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Nomor: 009/K-XXXVII/GMKI/XI/2020

Tentang:
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM DAN KEBIJAKAN UMUM ORGANISASI MASA
BAKTI 2020-2022

Kongres XXXVII Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia:

Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka misi dan eksistensi organisasi serta


menempatkan kompleksitas permasalahan yang dihadapi dalam
upaya organisasi pada posisi yang strategis, maka perlu disusun
Garis-Garis Besar Program dan Kebijakan Umum Organisasi.
2. Garis-Garis Besar Program dan Kebijakan Umum Organisasi
merupakan arah dan dasar bagi pelaksanaan program organisasi
Masa Bakti 2020-2022.

Mengingat : 1. Anggaran Dasar GMKI Pasal 2 tentang Asas.


2. Anggaran Dasar GMKI Pasal 3 tentang Usaha.
3. Anggaran Rumah Tangga GMKI Pasal 3 ayat 5c tentang Tugas
Kongres.

Memperhatikan : 1. Pokok-pokok pikiran dan rekomendasi Pengurus Pusat GMKI


Masa Bakti 2018-2020 pada Kongres XXXVII GMKI.
2. Laporan Umum Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2018-2020,
Pemandangan Umum cabang-cabang, pembahasan dan penilaian
kualitatif serta rekomendasi komisi terhadap laporan tersebut.

Mendengar : Hasil kerja komisi Garis-Garis Besar Program dan Kebijakan Umum
Organisasi Masa bakti 2020-2022 dan segala penyempurnaannya yang
dibentuk untuk membahas hal tersebut.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Garis-Garis Besar Program dan Kebijakan Umum Organisasi Masa


Bakti 2020-2022 sebagaimana terlampir dalam surat keputusan ini.
2. Lampiran keputusan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari surat keputusan ini.
3. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan didalamnya maka akan
diperbaiki sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : MANOKWARI
Hari : Minggu
Tanggal : 29 NOVEMBER 2020
Jam : 22.13 WIT

MAJELIS KETUA

Melkianus Suni Jeplin G. Maitimu

Opinus Sogoneap

Cesardo Siringoringo Fendi Bia


Lampiran SK Nomor: 009/K-XXXVII/GMKI/XI/2020

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM DAN KEBIJAKAN UMUM ORGANISASI


GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
MASA BAKTI 2020-2022

BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
GMKI sesuai sifatnya adalah organisasi yang dinamis. Gerak merupakan suatu kelengkapan dari
sifat kediriannya berdasarkan penjelasan Anggaran Dasar. Sekalipun sebagai organisasi yang
dinamis, GMKI sepanjang 70 tahun kehadirannya bukanlah suatu organisasi yang asal bergerak
dan menerima begitu saja dampak dari perubahan serta perkembangan zaman. Selain dituntun
oleh visi dan misinya sesuai Anggaran Dasar, organisasi ini bergerak berdasarkan tema-sub tema
dan keputusan-keputusan terkait arah geraknya dari setiap kongres ke kongres. Gambaran ini
hendak menegaskan bahwa dalam setiap rentetan waktu, GMKI selalu berusaha merefleksikan
(impresi) keberadaan konteks dimana ia hadir tetapi juga ia selalu berusaha menjawab (ekspresi)
konteks pergumulan dirinya dalam rangka pengembangan organisasi dan peningkatan kualitas
kadernya secara menyeluruh, bertahap, dan berkelanjutan dengan spirit yang dilandasi oleh
motivasi pokoknya, yaitu kesadaran terhadap lingkungannya dan panggilan Tuhannya.
Garis-garis Besar Program dan Kebijakan Umum Organisasi yang sering disingkat GBPKUO
merupakan salah satu keputusan dan hasil pemikiran yang fundamental dalam setiap perhelatan
Kongres GMKI. GBPKUO mestinya merupakan suatu refleksi yang muncul berdasarkan
pengamatan atas konteks atau fenomena lingkungan, tetapi lebih dari pada itu juga GBPKUO
dirumuskan dan diputuskan dengan harapan bisa menjawab konteks dan pergumulan lingkungan
yang ditemui oleh gerakan ini. Sebagai bentuk penyederhanaan, rancangan GBPKUO ini terdiri
atas tiga bagian utama. Pertama, analisis kondisi eksternal dan internal organisasi. Kedua,
rumusan garis-garis besar program. Ketiga, rumusan kebijakan umum organisasi.
Pada prinsipnya, garis besar program (GBP) memuat arah pemikiran dan focus implementasi
program yang didasarkan pada kondisi obyektif dan pemetaan kecenderungan organisasi.
Kebijakan Umum Organisasi (KUO), secara sistematis akan mendiskripsikan hal-hal yang
berkaitan dengan pendekatan pengelolaan program dan fokus orientasi program. Dengan
demikian, GBPKUO merupakan hasil pergumulan organisasi dua tahun sebelumnya sekaligus
menjadi panduan bagi organisasi dalam merumuskan pelayanan dua tahun ke depan. Dengan
demikian aspek penting yang perlu dan senantiasa harus diperhatikan adalah kontinuitas
organisasi, baik berupa arah pergerakan organisasi, pemikiran, ataupun aspek perencanaan dan
pengelolaan organisasi baik struktur maupun program.
Berpedoman pada AD/ART GMKI dan Tema dan Subtema periodik, maka GBPKUO
dirumuskan secara adaptif terhadap perubahan dan berkesinambungan untuk menjaga kesesuaian
arah dan gerak dinamika organisasi. Dengan demikian GBPKUO memiliki fungsi sebagai acuan
dan pedoman bagi seluruh perangkat organisasi pada semua aras dalam merencanakan,
melaksanakan, mengendalikan dan mengevaluasi semua kinerja organisasi yang terwujud dalam
program-program organisasi
B. Maksud
1. Memberikan arahan konseptual untuk mengoperasionalkan Visi dan Misi GMKI dalam
upaya menjawab realitas empirik gumulan organisasi;
2. Menjadi landasan orientasi bagi seluruh perangkat organisasi dalam merencanakan,
mengorganisasikan, serta mengoperasionalkan seluruh aktivitas dan sumber daya
organisasi;
3. Menjadi instrumen dan pedoman organisasi untuk melakukan pengendalian dan evaluasi
terhadap capaian-capaian organisasi.

C. Tujuan
1. Menjadi kerangka umum analisis organisasi untuk memahami dan menerjemahkan visi
dan misi GMKI dalam dinamika praksisnya;
2. Sebagai pedoman strategis bagi organisasi dalam merencanakan, melaksanakan dan
mengendalikan seluruh aktivitas organisasi yang berkaitan dengan penetapan posisi
strategis organisasi, pengorganisasian wacana dan pemikiran strategis, penjabaran
program, pembuatan struktur, dan keseluruhan perilaku serta praksis organisasi.
3. Menciptakan efisiensi dan efektivitas program demi menghindari pemborosan
sumberdaya organisasi, rutinitas, dan duplikasi program yang tidak sesuai dengan
kebutuhan dan pergumulan konteks.
BAB II
LANDASAN IDIL DAN KONSTITUSIONAL

A. Visi dan misi organisasi


Visi dan Misi organisasi dirumuskan dalam Pasal 3 AD, sebagai berikut: Visi Organisasi ini
adalah terwujudnya perdamaian, kesejahteraan, keadilan, kebenaran, keutuhan ciptaan, dan
demokrasi di Indonesia berdasarkan kasih. Misi organisasi ini adalah:
1. Mengajak mahasiswa dan warga perguruan tinggi lainnya kepada pengenalan akan Yesus
Kristus selaku Tuhan dan Penebus, dan memperdalam iman dalam kehidupan dan
pekerjaan sehari-hari.
2. Membina kesadaran selaku warga Gereja yang Esa di tengah-tengah mahasiswa dan
perguruan tinggi dalam kesaksian memperbaharui masyarakat, manusia dan gereja.
3. Mempersiapkan pemimpin dan penggerak yang ahli dan bertanggung jawab dengan
menjalankan panggilan di tengah-tengah masyarakat, negara, gereja, perguruan tinggi
dan mahasiswa, dan menjadi sarana bagi terwujudnya kesejahteraan, perdamaian,
keadilan, kebenaran, dan cinta kasih di tengah-tengah manusia dan alam semesta.

B. Usaha organisasi
Usaha-usaha organisasi yang menunjukkan bentuk-bentuk kegiatan dan Program Umum
GMKI sebagaimana tertera dalam Pasal 1 ART GMKI sebagai berikut:
1. Mempertumbuhkan dan memperdalam kehidupan beriman dengan doa, penelaahan
Alkitab, ibadat, pembinaan persekutuan dan tanggung jawab bagi perkembagan dan
keesaan Gereja yang am.
2. Membina kemajuan studi dan riset untuk mengikuti dan menguasai ilmu pengetahuan,
mewujudkan panggilan perguruan tinggi mahasiswa dalam mempersiapkan sarjana dan
pemimpin yang ahli dan bertanggung jawab bagi pembangunan dan pembaharuan untuk
mencapai kesejahteraan materiil dan spiritual.
3. Membina pemimpin dan penggerak yang bekerja secara bertanggung jawab terhadap
Allah dan manusia di dalam masyarakat, gereja, perguruan tinggi dan mahasiswa bagi
terwujudnya perdamain, keadilan, kesejahteraan, kebenaran dan cinta kasih di tengah
tengah manusia dan alam semesta.

C. Nilai-nilai dasar dan prinsip-prinsip pergerakan


Menilik peran dan kontribusi GMKI sepanjang sejarah adalah manifestasi terhadap motivasi
pokok kehadiran organisasi. Secara filosofis akar kehadiran organisasi ini adalah kesadaran
untuk memberi jawaban terhadap pergumulan masyarakat bangsa dan gereja yang semakin
akseleratif dengan berbagai perubahan yang kontemporer sebagai sifat dasar perubahan itu
sendiri. Motivasi pokok itu adalah “kesadaran terhadap lingkungannya dan panggilan
Tuhannya.” Motivasi pokok tersebut menampakkan tiga hal yang senantiasa harus diperhatikan
sebagai ciri GMKI, yakni sifat ke-Mahasiswaan-nya, sifat ke-Kristenan-nya, dan sifat
keIndonesiaan-nya.
Ketiga sifat ini memberikan pemahaman bahwa dalam pencapaian Visi organisasi, yaitu
terwujudnya kedamaian, kesejahteraan, keadilan, kebenaran, keutuhan ciptaan, dan demokrasi di
Indonesia berdasarkan kasih, maka GMKI senantiasa harus menempatkan dirinya sebagai bagian
dari gerakan oikumenisme dan gerakan kebangsaan. Dengan demikian, dalam perwujudan Misi
organisasinya, GMKI harus mengembangkan fungsi dan perannya yang berbasis pada
kemampuan kepemimpinan yang memiliki spiritualitas, integritas, dan intelektualitas sebagai
warga perguruan tinggi. Dalam fakta historis organisasi, pelayanan dan perjuangan pergerakan
GMKI senantiasa menampakkan posisinya sebagai warga gereja dan warga bangsa, hal mana
ingin menegaskan kehadiran GMKI dalam perjuangannya di Indonesia yang secara aktif telah
menempatkan posisi dan peran Kekristenan secara utuh sebagai bagian warga bangsa.
D. Landasan Konstitusional
1. AD GMKI Pasal 3 Tentang Visi dan Misi
2. AD GMKI Pasal 4 Tentang Usaha
3. AD GMKI Pasal 7 (2) Tentang Kongres
4. AD GMKI Pasal 7 (3) Tentang Pengurus Pusat
5. ART GMKI Pasal 2 Tentang Usaha
6. ART GMKI Pasal 3 Tentang Kongres
7. ART GMKI Pasal 4 Tentang Pengurus Pusat
8. AD GMKI Pasal 2 Tentang Asas

E. Arahan Tema dan Subtema

Tema Kongres XXXVII GMKI adalah “Lihatlah, Kristus Menjadikan Semuanya Baru
(Bandingkan Wahyu 21:5)”, dan sub-tema yaitu: “Memperbaharui Persaudaraan,
Meningkatkan Kepedulian, dan Merengkuh yang Rapuh untuk Menciptakan Hidup
Baru.” Tema dan subtema tersebut merupakan landasan dalam merumuskan GBPKUO ini.
BAB III
ANALISA KONDISI ORGANISASI

A. Keadaan Tri-Matra Pelayanan GMKI


GMKI bukanlah suatu entitas yang terasing dari dunia. Organisasi ini hadir, berpijak, serta
terikat pada suatu konteks dan lokus tertentu. Karena GMKI bukanlah bagian yang terasing dari
dunia, maka GMKI juga dipengaruhi oleh perubahan dan perkembangan zaman, bahkan sedikit
banyak ikut mempengaruhi terjadinya perubahan dan perkembangan dunia itu sendiri.

Eksistensi GMKI yang telah mencapai 70 tahun sampai hari ini membuktikan bahwa dirinya
mampu menyesuaikan diri bahkan menjawab perubahan dan perkembangan zaman yang terus
bergerak cepat. Eksistensi GMKI tidak bisa dilepaskan dari keberadaan medan gumul dan
layanannya, yaitu Gereja, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat.Dinamika dan perubahan yang
terjadi pada Tri-Matra layanannya merupakan pergumulan yang perlu diseriusi oleh GMKI
secara kontinu agar eksistensi diri dan geraknya selalu relevan dengan kebutuhan zaman dan
konteks.

1. Matra Gereja
a. Nilai-nilai oikoumenisme masih tetap menjadi permasalahan bagi warga gereja
dikarenakan berganti dengan ekslusifitas kelompok-kelompok gereja.
b. Gereja kurang terlibat dalam memberikan kontribusi pemikiran terhadap pemecahan
masalah dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.
c. Semangat persekutuan dan persaudaraan diantara sesama warga gereja semakin tergerus
karena ketidakpedulian terhadap saudaranya yang lain.
d. Gereja masih berorientasi pembangunan fisik yang justru hanya menjadi faktor
pendorong dari ketiga tugas gereja, yaitu diakonia, marturia dan koinonia.
e. Pandangan bahwa politik tabu bagi gereja sehingga aktivitas GMKI di bidang politik
membuat GMKI cenderung “dijauhi”.
f. Keberadaan GMKI sebagai anak kandung gereja semestinya menjadi wacana yang
harus tetap terpelihara. Namun nyatanya, hingga kini masih terdapat gereja yang sulit
mengakui keberadaan GMKI sebagai anak kandungnya, padahal dalam tugas dan
panggilan pelayanan GMKI dan gereja memiliki kesamaan misi yakni bersaksi,
bersekutu, dan melayani.
g. Masalah pendirian rumah ibadah masih banyak terjadi karena kurangnya pendampingan
dan keterbukaan gereja dalam mempersiapkan syarat-syarat pendirian rumah ibadah
bagi gereja-gereja yang akan mendirikan rumah ibadah, termasuk warga gereja yang
tidak bergaul dengan lingkungan sekitar.
h. Pemuda gereja juga mampu melakukan penataan peran dan kegiatan-kegiatannya
dengan baik dalam kerangka pengembangan spiritualitas warganya (pemuda dan
mahasiswa), sehingga minat pemuda gereja dan mahasiswa untuk beraktivitas di GMKI
semakin minim.
i. Pandemi covid-19 yang mewabah diseluruh dunia, mengharuskan gereja membentuk
pola pelayanan ibadah yang baru dengan metode daring agar tantangan pelayanan terus
dapat berjalan.
j. Pandemi covid-19 yang melanda seluruh masyarakat Indonesia, membutuhkan peran
penting dari gereja untuk memberikan penguatan spiritual terhadap semua kelompok
masyarakat.

2. Matra Perguruan Tinggi


a. Orientasi perguruan tinggi menyesuaikan kepada kebutuhan pasar. Kualitas lulusan sulit
untuk dipertanggungjawabkan. Kampus seolah menjadi pabrik sarjana yang akan
dijadikan buruh murah.
b. Paradigma study oriented menjadikan mahasiswa lebih mementingkan nilai daripada
ilmu, yang kemudian berdampak pada lahirnya mahasiswa yang apatis dan pragmatis.
c. Kecenderuangan pengembangan perguruan tinggi yang masih berorganisasi pada
teaching university, padahal pengembangan perguruan tinggi menuju research university
khususnya dalam konteks kemandirian pengembangan ilmu teknologi merupakan
kebutuhan yang mendesak.
d. Kurikulum perguruan tinggi yang dirancang belum mampu mendorong lulusan memiliki
kreatifitas dan jiwa mandiri serta semangat untuk terus belajar. Sehingga wawasan
kewirausahaan, kesadaran hukum, kepekaan sosial dan pengembangan ilmu pengetahuan
merupakan barang langka dikalangan lulusan perguruan tinggi.
e. Perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi belum optimal (minim riset), pendidikan
mengalami stagnasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
f. Dalam kerangka pengembangan spiritualitas, terdapat sejumlah organisasi mahasiswa
kristen yang memiliki jejaring dan sumberdaya yang kuat, serta menawarkan kegiatan
yang lebih menarik. Insitusi-institusi ini merupakan kekuatan substitutif bagi GMKI di
bidang pengembangan spiritualitas mahasiswa Kristen.
g. Sikap individualistis dan apatis dari mahasiswa saat ini menyebabkan berkurangnya
gairah berkumpul dan berorganisasi. Generasi milenial lebih senang mengaktualisasikan
diri diruang-ruang maya seperti media sosial.
h. Pandemi covid-19 yang melanda seluruh masyarakat mengakibatkan terganggunya
pendapatan, akan tetapi biaya perkuliahan yang terus harus berlanjut serta kebutuhan
pelaksanaan kuliah daring harus mendapat perhatian agar tidak ada mahasiswa yang
tidak dapat melanjutkan perkuliahan akibat ketidakadaan biaya pendidikan.

3. Matra Masyarakat
a. Lemahnya aparat penegak hukum (Negara) dalam menyikapi dan
menyelesaikan/menegakkan supremasi hukum. Beberapa kasus penegakan supremasi
hukum telah menjadi bumerang bagi kredibilitas lembaga-lembaga penegakan hukum.
b. Munculnya ancaman ketahanan nasional atas pengaruh radikalisme agama, serta
ancaman perseteruhan Geopolitik Indonesia dalam membangun persahabatan;
c. Struktur sosial kemasyarakatan yang menempatkan agama pada dimensi moral dan etika
direduksi oleh regulasi pemerintah yang menutup mata terhadap realitas kemajemukan.
d. Hadirnya sejumlah aturan yang secara substansial telah menempatkan agama (minoritas?)
sebagai subordinasi Negara untuk mengintervensi kebebasaan dan kemerdekaan
beragama yang pada akhirnya mereduksi substansi semangat dan hakekat
agama/keyakinan itu sendiri.
e. Hilangnya keteladanan dalam bersikap dan bertindak oleh elit-elit kekuasaan baik
eksekutif, legislatif maupun yudikatif menyebabkan lunturnya nilai-nilai demokrasi di
Indonesia;
f. Fenomena regionalisme ditengah globalisasi yang menjadi ancaman sekaligus tantangan
dalam menata kehidupan berbangsa yang sejahtera, bersatu, dan berdaulat. Hal ini dapat
dilihat dari kesiapan Indonesia menghadapi ASEAN Community.
g. Kehidupan yang sejahtera dan kelimpahan materi hanya dinikmati oleh sekelompok kecil
manusia, yang kemudian berakibat pada kesenjangan sosial yang semakin lebar. Disisi
lain, kesenjangan pembangunan akhirnya menghasilkan disparitas distribusi hasil
pembangunan yang luas. Ada daerah-daerah tertentu yang sangat diperhatikan namun
yang lain terabaikan.
h. Merebaknya konflik agraria juga menjadi salah satu bentuk ketidakadilan yang dibiarkan
oleh pemerintah dalam penggunaan lahan. Penggunaan lahan diberikan secara bebas
kepada pengusaha pemilik modal, bahkan sampai mengganggu tanah-tanah adat/ulayat
milik masyakarat lokal.
i. Kedaulatan energi juga masih menjadi perhatian. Disamping eksplorasi kekayaan alam
yang masih didominasi oleh asing, pemerintah juga belum mampu mengembangkan
sumber-sumber energi baru dan terbarukan.
j. Perubahan politik, teknologi, sosial, ekonomi saat ini baik dalam tingkat nasional
maupun global sangat sulit untuk diprediksi
k. Pandemi covid-19 yang menyerang seluruh masyarakat mengakibatkan terganggunya
aktivitas ekonomi sampai terjadinya resesi ekonomi yang harus segera ditemukan
solusinya.
l. Krisis kesehatan dan ekonomi ini berdampak kepada kekhawatiran masyarakat sehingga
dibutuhkan segera solusi untuk mengatasi pandemi covid-19 sehingga bisa diatasi
perlahan-lahan kebutuhan ekonomi.

B. Keadaan Internal Organisasi


1. Format dan Mekanisme Operasional Internal Organisasi
a. Kepemimpinan yang kuat secara kristiani dibutuhkan untuk memimpin
organisasi, karena setiap pergerakan harus memiliki ide yang diturunkan secara
sadar serta bernilai kristiani untuk menuntun arah pergerakan pelayanan.
b. Persekutuan sebagai wujud ideal organisasi tidak mampu dioperasionalisasikan
pada tataran praksis sehingga aparatur organisasi menjadi bersikap individualis,
apatis, tidak harmonis dalam membangun kerja-kerja struktur;
c. Implementasi aturan dan mekanisme kerja organisasi seringkali membawa
aparatur organisasi terjebak pada praktek yang hirarkis dan birokratis;
d. Rendahnya internalisasi nilai-nilai organisasi dalam sikap dan perilaku kader
sehari-hari yang berdampak pada semakin menjauhnya organisasi dari
identitasnya sebagai organisasi kader, gerakan pemikiran, dan anak kandung
gereja;
e. Perubahan yang kian cepat dan semakin modern menyebabkan organisasi ini
mengalami kesulitan untuk mengambil langkah-langkah adaptif yang disebabkan
oleh terbatasnya sumber daya organisasi, lemahnya kinerja perangkat organisasi,
iklim organisasi yang cenderung kaku dan lamban dengan perubahan
lingkungannya;
f. Minimnya database dan peta sosiologis organisasi yang seharusnya menjadi input
utama untuk mendesain kemandirian kerja struktur, pengelolaan sumber daya
organisasi, dan kemandirian dana organisasi;
g. Bentuk struktur, strategi, dan sistem organisasi yang ada kini belum mampu
beradaptasi dengan perubahan. Penataan dan penyelenggaraan sistem administrasi
dan manajemen organisasi belum mengoptimalkan pemanfaatan teknologi.
h. Rendahnya kemampuan mengelola teknologi informasi dan komunikasi bagi
keuntungan organisasi juga merupakan kelemahan organisasi.
i. Sarana dan prasarana juga merupakan kelemahan utama yang menjadi kendala
pelaksanaan tugas-tugas organisasi.
j. Lemahnya pengawasan aparatur yang terlibat politik praktis diluar organisasi.
k. Kekagetan menghadapi pandemi covid-19 berdampak pada memburuknya
aktivitas organisasi.
l. Lemahnya koordinasi akibat kemampuan mengelola informasi dan komunikasi
yang rendah.

2. Penatalayanan Program Organisasi


a. Rumusan program-program kerja belum mampu menjawab student need dan
student interest;
b. Perencanaan dan pengelolaan program belum mampu mengoptimalkan peran
seluruh potensi strategis organisasi. Dengan demikian, dibutuhkan database
organisasi untuk merencanakkkan keterlibatan potensi organisasi dalam setiap
program-program organisasi.
c. Dalam setiap kegiatan organisasi seringkali output kegiatan tidak terukur secara
obyektif. Ini dikarenakan perencanaan program, perumusan visi dan sasaran
implementasi program sangat abstrak dan sulit diukur.Selain itu aspek monitoring
dan pengendalian program tidak dilakukan secara baik, serta belum
dikembangkan perangkat evaluasi yang memadai dan relevan.
d. Menguatnya stigmatisasi GMKI sebagai organisasi politik sangat melemahkan
posisi kemitraan GMKI terhadap gereja, lembaga perguruan tinggi, dan
organisasi kemasyarakatan lainnya.
e. Rendahnya tingkat partisipasi cabang dalam mengikuti kegiatan organisasi baik
nasional maupun lokal.
f. Belum optimalnya sistem kaderisasi membuat minimnya tenaga penggerak yang
kompeten dalam melaksanakan tugas-tugas organisasi.
g. Secara menyeluruh pengurus GMKI memiliki ketrampilan dan kompetensi yang
cenderung menurun di dalam melahirkan gagasan baru, serta dalam mendesain
dan mengelola aktivitas organisasi; sehingga faktor ini lebih dilihat sebagai
kelemahan yang dimiliki organisasi.
h. Rendahnya implementasi bidang keilmuan yang dimiliki kader dalam
penatalayanan di masyarakat.
3. Penatalayanan Sumber-Sumber Keuangan
a. Sistem pengelolaan keuangan yang transparan dan terjaga akuntabilitasnya harus
menjadi acuan pengelolaan keuangan organisasi.
b. Sistem pengelolaan keuangan dengan pendekatan budgeting by program atau
based on program belum dapat diterapkan untuk menjaga kesesuaian penggunaan
dana organisasi dengan kebutuhan belanja organisasi.
c. Belum dimilikinya usaha mandiri organisasi yang mampu menghidupi kebutuhan
organisasi secara berkelanjutan;
d. Kapasitas pengelola keuangan organisasi belum mampu membangun transparansi
dan akuntabilitas pengelolaan sumberdaya keuangan organisasi pada semua aras
organisasi.
e. Sistem keuangan yang belum terintegrasi untuk menguatkan organisasi secara
keseluruhan serta saling membantu antara cabang yang satu dengan yang lain,
agar dapat saling menopang kebutuhan organisasi
f. Masih terdapat cabang yang belum memiliki rekening (tabung) organisasi, tetapi
menggunakan rekening pribadi
g. Relasi kemitraan dengan pihak-pihak tertentu baik dalam maupun luar negeri
dalam rangka mencari sumber pendanaan belum dioptimalkan;
h. Peran BPK baik di tingkat PP dan BPC dalam rangka kontrol terhadap
pengelolaan keuangan belum berjalan sebagaimana fungsinya.
i. Belum optimalnya pelaksanaan iuran anggota dalam menopang keuangan
organisasi

4. Penatalayanan Komunikasi dan Hubungan Kerja


a. Aliansi strategis antar OKP dalam Kelompok Cipayung, FKPI, dan aliansi yang
lain belum mampu menguatkan posisi pemuda dan mahasiswa dalam peran
pembangunan bangsa di segala aspek
b. Belum terbangunnya jaringan kerjasama dengan Perguruan Tinggi Kristen yang
potensial dalam rangka upaya menghadirkan lembaga-lembaga pengembangan
sumberdaya manusia seperti Yayasan Bina Darma di berbagai daerah yang
potensial.
c. Tugas dan fungsi kehadiran lembaga-lembaga (BKS PGI–GMKI, Yayasan Bina
Darma dan Perkumpulan Senior) dirasa belum optimal dalam membantu tugas-
tugas organisasi pada semua bidang.
d. Hubungan Gereja dengan GMKI diharapkan semakin menguat dengan hadirnya
pendeta-pendeta mahasiswa yang membina kader GMKI.
e. Belum terbangunnya pengelolaan media komunikasi dan informasi organisasi
secara professional untuk membantu distribusi informasi, distribusi pikiran-
pikiran dan sikap organisasi kepada public secara optimal.
f. Adanya kultur konflik baik terselubung (laten) maupun terbuka (manifes) yang
lebih banyak merugikan organisasi.
g. Hubungan GMKI dengan lembaga keumatan aras Nasional belum terjalin dengan
baik, sehingga berpengaruh terhadap pelayanan di medan layan geraja.
BAB IV
GARIS BESAR PROGRAM TAHUN 2020-2022

A. Tujuan Program Tahun 2020-2022


Analisis terhadap kondisi obyektif organisasi, pemetaan masalah eksternal dan internal
organisasi yang dilandasi semangat teologis Tema dan Subtema, sehingga segala bentuk
langgam kerja organisasi didesain dan diarahkan untuk mencapai tujuan program tahun 2020-
2022, yaitu: “Memperbaharui Persaudaraan, Meningkatkan Kepedulian, dan Merengkuh yang Rapuh untuk
Menciptakan Hidup Baru!”

B. Sasaran Program Tahun 2020-2022


Sasaran program yang hendak dicapai pada tahun 2020-2022 didasarkan pada Persekutuan yang
partisipatif digunakan sebagai pendekatan yang diharapkan mampu memberikan ruang agar
seluruh bangunan program organisasi yang didesain untuk 2 (dua) tahun mendatang dapat
mendorong optimalisasi peran dan fungsi seluruh potensi organisasi untuk peka terhadap
pergumulan organisasi baik kedalam maupun keluar dalam mewujudkan keadilan sosial. Dengan
demikian sasaran yang ingin dicapai dalam 2 (dua) tahun mendatang adalah sebagai berikut:
1. Pembentukan budaya kerja organisasi yang tertib, rasional, terinstitusionalisasi,
bertanggungjawab serta taat asas dalam semangat gemeinschaft
2. Meningkatkan mutu kader untuk siap berpartisipasi dalam dinamika sosial melalui
pendekatan implementasi pendidikan kader dan pengembangan proyek sel strategis (sel
minat-bakat, sel diskusi tematis dan interdisipliner, sel penelitian, dan lain-lain).
3. Pembinaan anggota akan diarahkan dan berbasis pada pembentukan spiritualitas dan
integritas, serta peningkatan profesionalitas anggota berbasis keilmuan dengan
memperhatikan potensi lokal
4. Mendorong partisipasi organisasi dalam membangun budaya toleransi dan solidaritas
untuk menjaga dan memelihara ibu bumi sebagai rumah bersama.
5. Pemanfaatan teknologi dan informasi dalam menunjang strategi aksi partisipasi, serta
membangun budaya penelitian dan pengembangan keorganisasian.
6. Dalam rangka mendorong kemandirian dana organisasi harus dilakukan peningkatan dan
pengembangan manajemen sumberdaya strategis organisasi baik dalam hal pengelolaan
keuangan dan penguatan infrastruktur organisasi.
7. Mendorong kegiatan penelitian yang berbasis data dan informasi yang valid sehingga
dapat berguna dalam menjawab kebutuhan masyarakat dan pengembangan teknologi
sederhana yang mempermudah pekerjaan masyarakat Indonesia.
8. Pembinaan kader dalam melakukan ekonomi kreatif sebagai alternatif peningkatan
kesejahteraan masyarakat dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.

C. Strategi
Strategi dasar organisasi untuk Masa Bakti 2020-2022 dalam rangka mengoptimalkan program-
program organisasi adalah:
1. Melakukan pembenahan dan penertiban mekanisme kerja organisasi agar organisasi
berjalan secara tertib, sehingga mampu menjadi jawaban atas setiap permasalahan yang
ada.
2. Melakukan pembenahan dan penertiban kalender organisasi agar dapat menata dengan
baik setiap pelaksanaan program kerja Pengurus Pusat GMKI.
3. Melakukan pemetaan potensi – potensi organisasi baik minat dan bakat kader serta posisi
senior-senior yang akan menjadi pendorong bagi pengembangan kader-kader GMKI.
4. Penguatan kapasitas anggota, baik aspek spiritualitas, integritas, dan profesionalitas, serta
kecakapan organisasi dibutuhkan bagi upaya penguatan institusi. Dengan demikian,
implementasi PDSPK GMKI Tahun 2006 harus dilakukan oleh cabang-cabang dengan
tetap memberi perhatian kepada kecenderungan lokal yang merupakan keunggulan
komparatif organisasi.
5. Dibutuhkan pembentukan materi dasar bersama sebagai bahan acuan pembelajaran untuk
mengetahui nilai-nilai dasar organisasi yang mengacu pada pendidikan kader GMKI.
6. Menguatkan posisi tawar organisasi, secara organisatoris-struktural maupun fungsional
dengan membangun kerjasama secara proaktif dan mengoptimalkan peran
jaringan/lembaga mitra, media massa, serta pemanfaatan teknologi dalam pengembangan
media komunikasi organisasi.
7. Mendorong aksi partisipasi dengan pemanfaatan teknologi informasi serta menjadi pabrik
penghasil narasi-narasi perjuangan dalam menjalankan aksi dan partisipasi.
8. Menggunakan pendekatan seni dan budaya untuk mengekspresikan gagasan dan
menanamkan nilai-nilai organisasi.
9. Memaksimalkan potensi organisasi dengan menciptakan unit-unit usaha yang berbasis
pada kearifan lokal.
10. Optimalisasi peran lembaga-lembaga bentukan (BKS PGI-GMKI, Yayasan Bina Darma,
Perkumpulan Senior, Koinos, Cepsa, dan lain-lain).
11. Membangun kemitraaan dan sinergisitas dengan lembaga-lembaga strategis baik swasta
maupun pemerintah dan secara khusus dengan lembaga-lembaga pelayanan Kristen
lainnya (GAMKI, PIKI, PARKINDO, GSKI, dll) dalam rangka mencapai tujuan
program.

D. Garis-Garis Besar Program Tahun 2018-2020


1. Bidang Organisasi
a. Mengefektifkan pola komunikasi dan koordinasi serta distribusi informasi antara
pengurus pusat dengan cabang-cabang menggunakan teknologi informasi.
b. Penataan kembali pola kerja organisasi mulai dari penerimaan anggota,
penanaman nilai-nilai organisasi, hingga melakukan pendampingan secara
berkala, dengan harapan tumbuhnya pemahaman organisasi secara utuh dan
mendorong kualitas dan kuantitas cabang setanah air.
c. Melakukan pemetaan potensi – potensi organisasi yaitu minat, bakat dan
keilmuan kader-kader GMKI.
d. Melakukan program pendampingan secara berkala, dengan harapan tumbuhnya
pemahaman organisasi secara utuh dan mendorong kualitas dan kuantitas cabang
setanah air.
e. Membangun hubungan kerja yang kolaboratif di internal organisasi dan
mengupayakan terciptanya kondisi organisasi yang kondusif.
f. Mendorong reaktivitas dan revitalisasi fungsi dan keberadaan komisariat di
cabang setanah air sebagai ujung tombak GMKI dalam melakukan penerimaan
anggota dan penyebaran nilai-nilai organisasi.
g. Menghimpun aspirasi dan materi yang bermanfaat bagi pengembangan organisasi
serta peningkatan kualitas seluruh anggota melalui riset yang terukur, reliabel,
dan valid.
h. Memperbarui serta melengkapi aturan kerja internal yaitu setiap juklak, juknis,
serta peraturan lainnya yang akan menjadi panduan pelaksana bagi penataan
organisasi.

2. Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian


a. Peningkatan kapasitas kader agar mampu berkolaborasi dan adaptif melalui
percepatan implementasi PDSPK 2006
b. Menyusun materi-materi dasar yang menjadi materi wajib bagi kader yang
bergabung di GMKI.
c. Mendesain sebuah kerangka PA tematik yang diturunkan dari tema dan subtema
guna membentuk spiritual kader yang sesuai dengan nilai GMKI, yakni
oikoumenis dan nasionalis
d. Mengembalikan dan mengoptimalkan fungsi Yayasan Bina Darma (YBD)
sebagai pusat kajian dan pendukung Pendidikan dan Pelatihan bagi kader dan
warga gereja
e. Mendorong stategi pendidikan kader yang non-formal (kreatif dan mengalir
sesuai perkembangan zaman), pelatihan bahasa asing, pelatihan teknologi dan
media sosial yang positif.
f. Mendorong lahirnya pelatihan-pelatihan atau kerja sama pendidikan vokasi agar
mampu meningkatkan kapasitas kader dalam menghadapi revolusi industri 4.0.

3. Bidang Aksi dan Pelayanan


a. Mengkoordinasi dan menata jaringan aksi pelayanan secara nasional, baik secara
internal antara PP GMKI dengan BPC-BPC GMKI maupun dengan lembaga-
lembaga dan jaringan kerja strategis;
b. Perlu dibentuk forum aksi dan kelompok-kelompok pelayanan di tingkat pusat
hingga cabang/wilayah;
c. Mendorong aksi partisipasi berbasis komunitas, desa maupun kawasan sebagai
laboratorium aksi pelayanan dan kaderisasi GMKI yang dilaksanakan secara
konsisten dan berkelanjutan;
d. Mendorong partisipasi aktif GMKI dalam hubungannya dengan Gereja;
e. Mendorong pemberdayaan jemaat khususnya pemuda gereja;
f. Mereduksi paham-paham radikal, diskriminatif dan tindakan intoleran di dalam
kampus.
g. Menggunakan media informasi dan teknologi sebagai perangkat aksi dalam
memberikan aspirasi yang lebih mampu memberikan tekanan publik guna
tercapainya perjuangan terkait isu-isu di tiga medan layan.
h. Aktif melakukan kegiatan kritik melalui kebudayaan sebagai wujud perlawanan
dengan nilai-nilai organisasi serta nilai-nilai kemanusiaan guna mewujudkan
keadilan dan kesejahteraan ditengah-tengah masyarakat.
i. Mengadvokasi perguruan tinggi dalam pendidikan agama.

4. Bidang Hubungan Internasional


a. Peningkatan kapasitas organisasi (pengurus pusat, wilayah, dan cabang) terkait
hubungan internasional, baik dari penguatan kemampuan berbahasa inggris,
penguatan kemampuan lobbying dan advokasi kepada pemangku kepentingan di
luar negeri, dan penguatan kemampuan menciptakan dan merawat hubungan
mitra luar negeri
b. Penguatan manajemen data kemitraan hubungan internasional
c. Peningkatan komunikasi dan jalinan kerjasama GMKI dengan mitra luar negeri
(WSCF, Student Christian Movement, kedutaan besar, dan organisasi
internasional lainnya baik bersifat gerejawi, perguruan tinggi, lingkungan,
maupun masyarakat)
d. Penguatan kelembagaan GMKI di luar negeri melalui pembentukan unit
pelayanan GMKI di luar negeri
e. Aktif melihat isu luarnegeri yang berdampak bagi Bangsa Indonesia.

5. Bidang Media Komunikasi dan Informasi


a. GMKI harus mampu mengembangkan dan membudayakan menulis yang
berbasis fakta. Hal ini akan menunjukkan kemampuan anggota dalam
menuangkan pola dan pokok pikir.
b. Tersentralnya informasi GMKI dalam satu website dengan sistem terhubung
antara pusat dengan cabang-cabang.
c. Meningkatkan koordinasi dan pendayagunaan informasi secara optimal serta
meningkatkan sumber daya manusia.
d. Berkembangnya era globalisasi mempunyai dampak terhadap perubahan perilaku
pribadi maupun sosial masyarakat. Untuk itu diperlukan kejelian dalam memilah-
milah proses agar perubahan tidak menimbulkan dampak yang negatif.
e. Perlunya satu media yang merupakan wadah setiap kader untuk mendorong
budaya menulis serta menyuarakan gerakan Oikoumene dan Nasionalis ditengah
maraknya media mainstream dan bahaya radikalisme.
f. Mengembangkan database organisasi berbasis online. Dalam hal ini untuk
mengetahui data-data dan jumlah keseluruhan anggota GMKI mulai dari cabang
sampai kepusat yang dapat diakses seluruh anggota dimana saja.
g. Pemuda saat ini merupakan generasi milenial, yang memiliki potensi besar dalam
mengontrol berbagai perubahan dan informasi yang ada melalui fungsinya
sebagai agen perubahan (agent of change). Maka dari itu, GMKI harus terus
membumikan nilai-nilai kebangsaan, membumikan perdamaian dan saling
memahami. Hal ini akan memperkuat kemajemukan yang ada di bangsa ini tanpa
provokasi.
h. Percepatan penggunaan teknologi pasca dampak pandemi covid-19
mengakibatkan perlunya pembenahan perlengkapan organisasi dibidang IT
termasuk penyediaan berbagai kebutuhan di era digital.
6. Bidang Pemberdayaan Perempuan
a. Melakukan pelatihan advokasi bagi kader-kader perempuan di seluruh Indonesia.
b. Meningkatkan kampanye dan advokasi pencegahan kekerasan terhadap
perempuan dan anak.
c. Mengembangkan potensi perempuan dalam pengembangan social masyarakat
d. Mendorong peran aktif perempuan sebagai aktor pembangunan dan pengambil
kebijakan.

7. Bidang Ekonomi kreatif


a. Mendorong daya cipta kader untuk mewujudkan kemandirian melalui ekonomi
kreatif yang bertumpu pada potensi lokal
b. Menciptakan platform bisnis berbasis teknologi tanpa mengesampingkan nilai
ke-GMKI-an guna menyambut Bonus Demografi
c. Aktif mengadakan pelatihan dan pendampingan guna melahirkan kader-kader
GMKI maupun masyarakat umum yang dapat meningkatkan pelaku usaha
ekonomi kreatif.
d. Mengupayakan pendampingan dan penyertaan modal lewat kerja sama lembaga
pemerintahan maupun swasta dalam melahirkan pelaku usaha ekonomi kreatif
bagi kader-kader GMKI.

8. Bidang Penelitian dan Pengembangan


a. Mewadahi dan memfasilitasi kegiatan penalaran/penelitian pengembangan, dan
bertanggung jawab atas kegiatan keilmiahan.
b. Menginisiasi kegiatan pembelajaran dan memberikan edukasi kepada anggota
mengenai riset, penalaran, dan kajian ilmiah
c. Melakukan kolaborasi dengan Lembaga riset dan keilmuan sebagai sarana
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan anggota.

9. Bidang Agraria dan Kemaritiman


a. GMKI harus mendorong agar terlibat aktif dalam penyelesaian konflik agraria
dan kemaritiman.
b. Membentuk Lembaga pusat studi agrarian sebagai simpul intelektual GMKI yang
didalamnya di isi oleh anggota dan senior.
c. Menjalin Kerjasama dengan Lembaga/organisasi yang memiliki focus isu di
bidang agrarian dan maritim.
d. Melakukan pertemuan tahunan untuk membahas konflik serta potensi agrarian
dan maritim di setiap cabang
e. Mendorong terciptanya kesejahteraan petani dan nelayan sebagai bentuk
pengabdian terhadap masyarakat.

BAB V
KEBIJAKAN UMUM ORGANISASI TAHUN 2020-2022

Kebjakan Umum Organisasi dimaksudkan untuk mempertegas pendekatan strategik yang harus
dilakukan dalam kurun waktu dua tahun ke depan, sebagai berikut:
1. Dalam perencanaan program menggunakan instrumen need assesment dan analisis
instruksional.
2. Setiap kegiatan dan program diupayakan terlaksana sesuai dengan konsep Planning
Programming Budgeting System (PPBS) dengan maksud agar semua kebutuhan sumber
daya strategis organisasi dapat diperhitungkan sejak awal serta didayagunakan secara
optimal dan terukur untuk pencapaian output organisasi;
3. Untuk menghindari inefisiensi dan inefektifitas pelaksanaan dan pengelolaan program,
maka perlu diterapkan prinsip manajemen program berdasarkan pendekatan analisis
persoalan yang dihadapi, potensi organisasi, teknologi informasi dan solusi;
4. Dalam mengefektifkan pendekatan desentralisasi prakarsa, maka Pengurus Pusat hanya
akan melaksanakan hal-hal yang bersifat strategis. Artinya, Pengurus Pusat tidak
melaksanakan program yang bersifat teknis kaderisasi. Cabang-cabang GMKI akan
menjadi pusat dari implementasi program kaderisasi dengan mengacu pada PDSPK
GMKI Tahun 2006. Apabila ada program kaderisasi sebagai hasil kerjasama atau
ditawarkan oleh lembaga mitra Pengurus Pusat, akan diserahkan pengelolaannya
termasuk sharing pembiayaan kegiatan kepada cabang;
5. Diharapkan dalam tahun pelayanan 2020-2022, proses kaderisasi di GMKI dapat
diimplementasikan untuk memenuhi kebutuhan pembinaan anggota sesuai dengan
standar kompetensi kader yang dimaksud dalam PDSPK GMKI Tahun 2006.
6. Prinsip efektifitas, efisiensi, kontinuitas, fleksibilitas, dan adaptif serta tingkat kebutuhan
setiap program dalam rangka mencapai sasaran organisasi dijadikan ukuran dalam
penetapan skala prioritas implementasi program.
7. Mendorong fungsi cabang selaku pelaksana kebijakan dan program yang langsung
bersentuhan dengan anggota. Fungsi PP GMKI sebagai perencana, penggerak,
pengkoordinasi, dan pengevaluasi akan dioptimalkan untuk membangun koordinasi
secara nasional.
8. Dalam prinsip desentralisasi prakarsa, maka cabang diharapkan kreatif dan mandiri
dalam mengelola dan menyelesaikan persoalan internal organisasi pada tingkat cabang.

BAB VI
POLA IMPLEMENTASI GBPKUO

Dalam upaya untuk melakukan mengimplementasikan GBPKUO, perlu ditetapkan beberapa


prinsip yang mengacu pada kemampuan pengelolaan yang melibatkan seluruh sumberdaya
organisasi baik pusat maupun cabang-cabang secara terencana dan terpadu, yakni:
1. PP GMKI berkewajiban menerjemahkan GBPKUO pada Arah Strategi dan Kebijakan
Umum Organisas (ASKUO) melalui Ketua Umum yang selanjutnya oleh Sidang Pleno
PP GMKI ditindaklanjuti dalam program kerja yang lebih teknis operasional.
2. Cabang GMKI yang telah melalui kalender organisasi (Konpercab) dan Sidang Pleno
BPC harus menerjemahkan kebijakan GBPKUO dan ASKUO serta keputusan PP GMKI
ke dalam bentuk program kebijakan cabang.
3. Pelaksanaan setiap program bidang dan kegiatan dilaksanakan dengan tetap
menggunakan prinsip keterpaduan, harmonisasi, saling menopang, dan melengkapi.
4. Cabang-cabang GMKI melakukan pengarustamaan komisariat dan komunitas sebagai
ujung tombak dalam pelaksanaan program, aktivitas pengkaderan, dan pelayanan dengan
melakukan pendekatan bottom-up (melibatkan dan memberdayakan potensi dan minat
anggota).
5. Kesesuaian dan keselarasan GBPKUO dengan struktur organisasi dilakukan dalam
perspektif menciptakan struktur yang mengabdi pada kebijakan bidang sebagai fungsi
utama organisasi, sinkronisasi dengan fungsi administrasi dan kerumahtanggaan. Di
samping itu, pada kebijakan keuangan organisasi yang berkaitan dengan pengaturan dan
penetapan sumber dana, alokasi keuangan, serta sistem pelaporan dan
pertanggungjawaban keuangan sesuai prinsip akuntansi.
6. Proses kontrol, pengendalian dan evaluasi dilakukan dengan pendekatan output/hasil
yang merujuk pada sistem dan indikator pengendalian dan evaluasi yang ditetapkan
dalam Sidang Pleno, sehingga dapat berfungsi sejak awal kepengurusan pada aras local
maupun nasional.
BAB VII
PENUTU
P

Keberhasilan dari perencanaan dan implementasi GBPKUO sangat tergantung pada konsistensi
dan komitmen kuat seluruh perangkat dan aparatur organisasi untuk menjalankannya, sebab
GBPKUO GMKI disusun berdasarakan tantangan dan gumulan pelayanan GMKI dalam kurun
waktu dua tahun sebelumnya untuk menerawang dua tahun yang akan datang pada Masa Bakti
2020-2022 dan menjadi panduan gerak untuk menjaga dan mengarahkan langgam kerja
organisasi. Secara strategis GBPKUO akan digunakan untuk mengarahkan seluruh kinerja
organisasi baik pada tingkat Pengurus Pusat maupun cabang-cabang GMKI agar seirama dalam
mengelola organisasi dengan mendayagunakan seluruh sumber daya organisasi yang dimiliki
oleh organisasi.
Kiranya rumusan ini dapat menjadi semangat, memotivasi dan memberikan panduan bagi
optimalisasi kinerja organisasi untuk kemandirian organisasi dimasa mendatang. Forum Kongres
ini diharapkan memberikan pemikiran strategis dan pembobotan agar rancangan ini mendapat
penyempurnaan sebagai alat perencanaan dan pengendalian organisasi untuk dua tahun
mendatang. “Ut Omnes Unum Sint“
KEPUTUSAN KONGRES XXXVII
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Nomor : 010/K-XXXVII/GMKI/XI/2020

Tentang:

KEBIJAKAN UMUM KEUANGAN - ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA


ORGANISASI MASA BAKTI 2020-2022

Kongres XXXVII Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia:

Menimbang : Bahwa keuangan merupakan suatu faktor penunjang utama dalam


pelaksanaan program. Oleh karena itu perlu adanya pengelolaan
keuangan berimbang yang diatur dalam suatu kebijakan yang
mengarah pada suatu sistem kontrol yang baik.

Mengingat : 1. Anggaran Dasar GMKI Pasal 9 tentang Perbendaharaan.


2. Anggaran Rumah Tangga GMKI Pasal 3 ayat 5c tentang Tugas
Kongres.
3. Anggaran Rumah Tangga GMKI Pasal 13 dan 2 tentang iuran,
donasi dan pendapatan lainnya.

Memperhatikan : Laporan Umum dan Laporan Keuangan Pengurus Pusat GMKI Masa
Bakti 2018-2020.

Mendengar : 1. Hasil kerja komisi yang merumuskan Kebijakan Umum


Keuangan dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi
Masa Bakti 2020-2022 .
2. Tanggapan dan usul saran peserta Kongres XXXVII GMKI.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Kebijakan Umum Keuangan - Anggaran Pendapatan dan Belanja


Organisasi sebagaimana terlampir dalam surat keputusan ini.
2. Lampiran keputusan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari surat keputusan ini.
3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan didalamnya maka akan
diperbaiki sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : MANOKWARI
Hari : Minggu
Tanggal : 29 NOVEMBER 2020
Jam : 23.07 WIT

MAJELIS KETUA

Melkianus Suni Jeplin G. Maitimu

Opinus Sogoneap

Cesardo Siringoringo Fendi Bia


Lampiran SK Nomor: 010/K-XXXVII/GMKI/XI/2020

KEBIJAKAN UMUM KEUANGAN DAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA


ORGANISASI GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
MASA BAKTI 2020-2022

I. PENDAHULUAN
Keuangan organisasi merupakan salah satu hal yang terpenting dalam menjalankan sebuah
organisasi dengan tujuan program-program yang telah disusun dapat terlaksana berdasarkan
pada kebijakan administrasi keuangan, kebijakan pendapatan dan pengeluaran organisasi.
Namun realita yang dimiliki organisasi sampai dengan saat ini bahwa perkembangan keuangan
atau pendanaan dalam perjalanannya masih belum optimal terpenuhi dalam mendukung
pengimplementasian program-program. Dan juga masih kurangnya upaya-upaya yang strategis
dan taktis yang dilakukan dalam penggalangan dana. Untuk itu organisasi perlu menyusun
kebijakan keuangan, guna mengoptimalkan implementasi program dari sisi pembiayaan.
Kebijakan keuangan dibagi ke dalam 4 (empat) tahapan, yaitu planning (perencanaan),
organizing (perorganisasian), actuating (pelaksanaan), dan controlling (pengawasan).

II. KEBIJAKAN ADMINISTRASI KEUANGAN


2.1 Kebijakan Penggalangan Dana
Penganggaran keuangan organisasi GMKI harus berorientasi kepada program yang
direncanakan, yang disusun berdasarkan perhitungan standar dan realistis. Potensi sumber-
sumber keuangan, antara lain: iuran cabang, sumbangan/bantuan dana, bantuan/kerjasama
program, usaha keuangan, dan lain-lain.
Salah satu sumber dana yang sangat potensial bagi organisasi, tetapi belum digarap secara
baik dan maksimal adalah penggalangan dana dari luar negeri yang tidak mengikat organisasi.
Dalam hal penggalangan dana/bantuan luar negeri maupun sumber dana strategis dalam negeri,
maka disamping melakukan berbagai cara yang lebih profesional, perlu untuk membentuk tim
kerja keuangan di bawah koordinasi Bendahara Umum.
Selain itu, dalam penggalangan dana di cabang, PP GMKI perlu mengadakan konfirmasi dan
kooordinasi dengan BPC setempat. Perlu juga diperhatikan terkait partisipasi cabang dalam
keuangan PP-GMKI yang diejawantahkan dalam iuran cabang.
Bantuan kerjasama program/ non-program, bisa diakses melalui instansi pemerintah, swasta,
dan berbagai pihak. Khususnya dengan instansi pemerintah, terkait dengan mekanisme
penganggaran pemerintah yang bersifat money follow the programs, maka perlu
mengorientasikan permintaan bantuan dana pada program-program yang akan dilaksanakan.
Kerjasama dengan swasta, harus dilakukan secara professional dengan memperhatikan manfaat
kepada masing-masing pihak (sponsorship).
PP GMKI perlu juga memanfaatkan Perkumpulan Senior GMKI diberbagai tingkatan
sebagai supporting system untuk menggalang bantuan rutin tetap dari para senior
members/friends guna menunjang kebutuhan rumah tangga PP GMKI. Selain itu perlu juga
melakukan penjajakan bersama supporting system lainnya, antara lain BKS PGI-GMKI dan
Yayasan Bina Darma bagi kemungkinan adanya sumber dana abadi dan pendanaan tetap
(passive income).
2.2 Kebijakan Pengalokasian Dana
2.2.1 Pengalokasian dana dilakukan berdasarkan APBO yang ada, dengan tetap memperhatikan
prioritas program.
2.2.2 Penggunaan dana senantiasa mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan
program, disamping program-program yang diprioritaskan untuk dilaksanakan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
2.2.3 Mekanisme penahapan keuangan dilakukan berdasarkan aturan yang disusun Panitia
APBO, yang disahkan pada SP I.

2.3. Kebijakan Penatausahaan Keuangan


Dalam perjalanan Gerakan ini, telah menghasilkan ketentuan/pedoman baru yang berkaitan
dengan pertanggungjawaban organisasi dan akuntabilitas. Hal ini dapat kita lihat melalui hasil-
hasil kongres, yakni:
2.3.1 Kongres XXVI GMKI Palu Tahun 1998, menghasilkan Norma dan Tata Cara Pemeriksaan
Keuangan PP-GMKI, yaitu mengatur cara kerja BPK.
2.3.2 Kongres XXVIII GMKI Tondano Tahun 2002, menghasilkan Pola Administrasi dan Pola
Pelaporan Keuangan PP-GMKI (SK Kongres XXVIII GMKI Nomor: 019/K-
XXVIII/XI/2002, yakni merupakan Pedoman dalam Sistem Keuangan dan Pelaporan
Keuangan.

Melihat benang merah tersebut maka dapat kita ketahui bahwa pada dasarnya GMKI telah
memiliki ketentuan/pedoman yang dapat dipakai sebagai sarana yang profesional bagi kita dalam
pertanggungjawaban/akuntabilitas saat ini dan ke depan. Meskipun terdapat beberapa catatan hal
tersebut, dimana terdapat beberapa hal yang kurang tepat ketika dikaitkan dengan realita
organisasi ini seperti pola administrasi dan pelaporan keuangan yang lebih cenderung kearah
profit company reporting.

Selanjutnya menyangkut strategi ke depan menyangkut pendanaan organisasi adalah perlu


dipikirkan:
1. Pemahaman dasar bahwa PP GMKI adalah BPH dan para Koordinator Wilayah (Korwil)
sebagai satu kesatuan yang utuh, sehingga seluruh PP GMKI bertanggungjawab
melaksanakan kongres yang salah satu wujudnya pelaksanaan program-program dan
mengupayakan sedapat mungkin pendanaannya berdasarkan koordinasi yang dilakukan
secara proaktif oleh Korwil dan Tim Kerja Keuangan (TKK).

Berkaitan dengan hal di atas, maka perlu TKK melalui Ketua Umum dan Sekretaris Umum
melimpahkan wewenang kepada Korwil-korwil agar dimampukan untuk melakukan
pencarian dana dan berkoordinasi dengan cabang-cabang dalam rangka pelaksanaan dan
informasi lainnya yang dianggap perlu. Hal ini perlu dalam proses dan cara pencarian dana
untuk organisasi sekaligus mengarah ke profesionalisme dalam organisasi ini.
Mekanisme penggalangan dan laporan hasil penggunaan dana oleh koordinator wilayah:
a. PP menyampaikan surat resmi kepada cabang-cabang berkaitan dengan kegiatan yang
dilakukan oleh korwil.
b. Korwil mengusulkan rencana anggaran kegiatan kepada PP dengan tembusan ke
wilayah cabang yang bersangkutan.
c. Korwil menyampaikan laporan hasil penggunaan dana kepada PP dan diketahui oleh BPC.
2. Dalam penyusunan program-program hendaknya bisa menggambarkan program tersebut
secara komprehensif dan terstruktur yakni secara jelas menggambarkan dasar pemikiran,
tujuan, indikator, metode, impact, aktivitas, waktu pelaksanaan, dan informasi lainnya yang
dianggap perlu. Hal ini perlu dalam proses dan cara pencarian dana untuk organisasi
sekaligus mengarah ke profesionalisme dalam organisasi ini.

1. Sumber pendanaan
a. Konsolidasi sekaligus optimalisasi hubungan dengan WSCF dan lembaga-lembaga
internasional lainnya menyangkut bantuan dana.
b. Mengharuskan Cabang-cabang untuk membayar iuran cabang.
c. PP GMKI meminta kesediaan Perkumpulan Senior mengkoordinir penggalangan dana untuk
pembiayaan organisasi sesuai dengan wilayah masing-masing.

2. Laporan Keuangan
Membuat dan mengirimkan laporan keuangan kepada stakeholders GMKI minimal sekali 6
(enam) bulan setelah diaudit oleh BPK (pengiriman dan pelaporan minimal kepada PP atau
pihak lainnya yang langsung berhubungan serta yang dianggap perlu oleh TKK).

Tim Kerja Keuangan


Hal-hal teknis dan alokasi pendanaan organisasi yang diusulkan akan digumuli dan
ditentukan lebih jauh oleh TKK dan selanjutnya menjadi pedoman. TKK akan mengupayakan
dan mengarahkan pemenuhan kebutuhan pendanaan organisasi tersebut.

Badan Pemeriksa Keuangan


Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, BPK GMKI berdasarkan norma dan tata cara
pemeriksaan sehingga kita mengharapkan BPK adalah merupakan mitra pengurus dalam
memikirkan hal-hal strategis dalam mencari solusi kendala-kendala keuangan, dengan tidak
menghilangkan independensi BPK berkaitan dengan proses pemeriksaan keuangan pengurus.

Lain-lain
Berdasarkan realita yang terjadi dan ada kecenderungan yang cukup signifikan terhadap
konsistensi surat keputusan terhadap badan-badan bentukan seperti panitia/tim kerja atau lainnya
menyangkut proses pertanggungjawaban atas tugas-tugasnya. Untuk itu, maka perlu dilakukan
pengkajian yang lebih baik menyangkut esensi badan bentukan tersebut dan memastikan proses
pertanggungjawaban tersebut. Dan sebaiknya melalui Sidang Pleno I perlu diatur tahapan-
tahapan dan sanksi atas pertanggungjawaban yang tidak dilakukan.

III. RENCANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA PP GMKI MASA BAKTI


2020-2022
Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja PP GMKI harus berorientasi
kepada program yang direncanakan sehingga perlu dipertimbangkan kemungkinan penyusunan
di dalam Sidang Pleno I PP GMKI. Penyusunan RAPB PP GMKI tersebut sebaiknya
berdasarkan perhitungan standar dan realistis.
3.1. Potensi Sumber-Sumber Keuangan
Untuk menunjang program organisasi, PP GMKI perlu memperhatikan sumber-sumber
keuangan sebagai berikut:

1.1.1 Iuran Cabang


Iuran cabang merupakan salah satu wujud tanggungjawab terhadap organisasi sesuai
dengan pasal 9 AD GMKI dan pasal 9 ART GMKI. Pengurus pusat GMKI mengharuskan
Badan Pengurus Cabang untuk membayar iuran cabang kepada pengurus pusat dalam hal ini
yang di kelola langsung oleh wakil bendahara umum.
Adapun penarikan iuran tersebut dilakukan dengan metode sebagai berikut:
a) Iuran cabang dibayarkan satu kali dalam sebulan
b) Jumlah iuran yang disetor kepada PP GMKI adalah Rp 10.000 per bulan (sesuai yang
ditetapkan di Kongres)
c) Wakil Bendahara Umum bertugas untuk mengkoordinir penerimaan iuran cabang.
Selain itu, untuk menggerakkan peran cabang-cabang setanah air untuk pengadaan
Student Center di seluruh cabang GMKI melalui pengadaan Iuran Cabang Khusus (pertahun)
untuk pengadaan student center dengan aturan dan mekanisme yang tersinergi dengan BKS PGI
GMKI.

1.1.2 Sumbangan/Bantuan Dana


PP GMKI berkewajiban mencari sumber dana yang bersifat rutin tetapi tidak mengikat,
diantaranya pendanaan yang tetap berasal dari senior members/friends secara pribadi atau
organisasi/lembaga untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan program.

1.1.3 Bantuan Program/Non Program


Dalam rangka pelaksanaan program/non program, PP GMKI dimungkinkan untuk
mencari sumber-sumber pendanaan berupa bantuan program atau non program, baik dari donatur
luar negeri, dalam negeri atau melalui instansi pemerintahan, pihak swasta dan pihak lain.

1.1.4 Usaha Keuangan


a) Usaha-usaha penggalangan dana sebaiknya dikoordinasikan dengan senior
members/friends dan pihak lain yang dipandang cukup potensial untuk membantu.
b) Memaksimalkan lembaga fundraising guna modal usaha organisasi dan penunjang
kebutuhan rumah tangga PP GMKI.
c) Dalam usaha penggalangan dana organisasi, Pengurus GMKI dapat melakukan
kerjasama dengan instansi/lembaga pemerintah/swasta sepanjang tidak bertentangan
dengan AD/ART GMKI.
d) Dalam menjajaki dan melaksanakan usaha keuangan lainnya, Pengurus GMKI harus
tetap antisipatif kepada pihak-pihak yang memanfaatkan bantuan dana ini sebagai
alat untuk menyebarkan ide atau programnya yang bertentangan dengan tujuan
organisasi.
e) Penggalangan dana dari kalangan/lembaga gerejawi baik yang ada di Indonesia
maupun di luar negeri sebaiknya diprioritaskan.
f) PP GMKI perlu mengembangkan usaha-usaha swadaya dalam rangka penggalangan
dana yang dirumuskan dan ditetapkan oleh SP I.
g) PP GMKI perlu mengadakan Usaha Dana Abadi yang bersifat berkelanjutan selama
masa kepengurusan dengan Target Minimal 500juta selama masa kepengurusan.

1.1.5 Lain-lain
Semua sumbangan dan pendapatan lain yang tidak termasuk di atas dapat diterima sejauh
tidak mengikat dan tidak bertentangan dengan tujuan dan usaha organisasi.

1.2. Alokasi Pengeluaran Dana


1.2.1. Pengeluaran program adalah pengeluaran yang dikeluarkan untuk pelaksanaan suatu
program sesuai dengan hasil SP I.
1.2.2. Pengeluaran rutin adalah pengeluaran yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan kerumahtanggaan Pengurus GMKI.
1.2.3. Pengeluaran nonprogram adalah pengeluaran yang digunakan untuk kegiatan-kegiatan di
luar dari pengeluaran program dan pengeluaran rutin.

1.3. Tim RAPB PP GMKI


1.3.1. Tim RAPB PP GMKI terdiri dari TKK yang bertugas mengambil kebijakan
pengalokasian keuangan program dari organisasi.
1.3.2. Tim RAPB PP GMKI harus dapat menyelesaikan tugasnya paling lambat 3 (tiga) bulan
setelah SP I.

IV. KEBIJAKAN KEUANGAN CABANG


Kebijakan keuangan di tingkat cabang, ditetapkan dan dirumuskan dalam Konpercab tetapi
tidak bertentangan dengan AD/ART GMKI.

V. PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN KEUANGAN


5.1. Pelaksanaan kontrol internal keuangan Pengurus GMKI dilakukan sesuai dengan uraian
tugas Pengurus GMKI.
5.2. Pelaksanaan kontrol eksternal keuangan Pengurus GMKI dilaksanakan oleh BPK GMKI
yang merupakan badan otonom. Pemeriksaan tersebut dilakukan sesuai dengan norma dan
tata cara pemeriksaan keuangan Pengurus GMKI.
5.3. Oleh karena BPK GMKI dibentuk saat dilaksanakannya kalender organisasi, maka BPK
harus melaporkan dan mempertanggungjawabkan hasil kerjanya kepada kongres/
konpercab. Selain tugas pemeriksaan, badan ini juga harus memberikan saran kepada
pengurus GMKI mengenai kebijakan pengelolaan keuangan dari sistem administrasi
keuangan.
5.4. Jika diperlukan, Bendahara Pengurus GMKI menjadi ex-officio pada pelaksanaan program.

VI. MEKANISME PENGGUNAAN KEUANGAN PP GMKI


Adapun semua penggunaan keuangan PP GMKI harus disesuaikan dengan APBO PP
GMKI, sedangkan mekanisme penggunaannya dibahas dan ditetapkan dalam SP I Pengurus
GMKI.
VII. LAIN-LAIN
7.1 Seluruh biaya BPK PP GMKI 2020-2022 dalam rangka melaksanakan tugasnya sampai
Kongres ke-38 GMKI ditanggung oleh Pengurus Pusat ditetapkan dalam Pleno I PP
GMKI
7.2 Biaya panitia RAPB PP GMKI dalam rangka pelaksanaan tugasnya ditanggung oleh PP
GMKI.
7.3 Serah terima BPK PP satu kesatuan dengan serah terima PP GMKI.
Untuk LPJ

DRAFT LAPORAN REALISASI


ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA ORGANISASI
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA

I. PENDAPATAN

K.M.A URAIAN DIANGGARKAN REALISASI KET.


(Rp.) (Rp.)
1.1 Saldo Awal
1.1.1 Kas
1.1.2 Piutang
Jumlah M.A.1.1
1.2 Pendapatan Tetap
1.2.1 Iuran Cabang
1.2.2 Donatur Tetap
1.2.3 Donatur Temporer
1.2.4 Bantuan Instansi Pemerintah
1.2.5 Bantuan Swasta
1.2.6 Bantuan Luar Negeri
1.2.7 Usaha Dana Abadi
Jumlah M.A.1.2
1.3 Pendapatan Lain-Lain
1.3.1 Usaha-Usaha Keuangan
Lain-Lain
Jumlah M.A.1.3
1.4 Pendapatan Bidang
1.4.1 Bidang Organisasi
1.4.2 Bidang PKK
1.4.3 Bidang Akspel
1.4.4 Bidang Medkoinfo
1.4.5 Bidang HI
1.4.6 Bidang Ekraf
1.4.7 Bidang PP
1.4.8 Bidang Litbang
1.4.9 Bidang Agraria dan Maritim
Jumlah M.A.1.4
1.5 Urusan Kas dan Perhitungan
1.5.1 Dies Natalis GMKI Nasional
1.5.2 Lain-Lain
Jumlah M.A.1.5
Total Pendapatan
II. BELANJA

K.M.A URAIAN DIANGGARKAN REALISASI KET.


(Rp.) (Rp.)
2.1 Hutang
2.1.1 Hutang
Jumlah M.A.2.1
2.2 Belanja Tetap
2.2.1 Biaya Kesekretariatan
2.2.2 Belanja Listrik
2.2.3 Belanja Kebendaharaan
Jumlah M.A.2.2
2.3 Belanja Barang
2.3.1 Belanja ATK
2.3.2 Belanja Inventaris
Jumlah M.A.2.3
2.4 Belanja Pemeliharaan
2.4.1 Pemeliharaan Inventaris
2.4.2 Pemeliharaan Sekretariat
Jumlah M.A.2.4
2.5 Belanja Perjalanan Dinas/Rapat
2.5.1 Perjalanan Dinas
2.5.2 Rapat-Rapat
Jumlah M.A.2.5
2.6 Belanja Program Bidang
2.6.1 Bidang Organisasi
2.6.2 Bidang PKK
2.6.3 Bidang Akspel
2.6.4 Bidang Medkoinfo
2.6.5 Bidang HI
2.6.6 Bidang Ekraf
2.6.7 Bidang PP
2.6.8 Bidang Litbang
2.6.9 Bidang Agraria dan Maritim
Jumlah M.A.2.6
2.7 Belanja Lain-Lain
2.7.1 Kegiatan Bidang Insidentil
2.7.2 Lain-Lain
Jumlah M.A.2.7
Total Belanja
III. REKAPITULASI

A. PENDAPATAN

K.M.A URAIAN DIANGGARKAN REALISASI KET.


(Rp.) (Rp.)
1.1 Saldo Awal
1.2 Pendapatan Tetap
1.3 Pendapatan Bidang
1.4 Pendapatan Lain-Lain
1.5 Urusan Kas dan Perhitungan
TOTAL

B. BELANJA

K.M.A URAIAN DIANGGARKAN REALISASI KET.


(Rp.) (Rp.)
2.1 Hutang
2.2 Belanja Tetap
2.3 Belanja Barang
2.4 Belanja Pemeliharaan
2.5 Belanja Perjalanan Dinas/Rapat
2.6 Belanja Bidang
2.7 Belanja Lain-Lain
TOTAL

SALDO KAS
A. Realisasi Pendapatan Rp.
B. Realisasi Belanja Rp.
Saldo Rp.
LAPORAN KAS KEUANGAN
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
(SELAMA PERIODE BERJALAN)

NO. TANGGAL TRANSAKSI PENERIMAAN PENGELUARAN SALDO KET.

DRAFT LAPORAN REALISASI IURAN


GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA

NO. NAMA PENERIMAAN KET.


CABANG JANUARI FEBRUARI MARET APRIL
KEPUTUSAN KONGRES XXXVII
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Nomor: 011/K-XXXVII/GMKI/XI/2020

Tentang:
STRUKTUR DAN URAIAN TUGAS PENGURUS PUSAT GMKI
MASA BAKTI 2020-2022

Kongres XXXVII Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia:

Menimbang : Bahwa Pengurus Pusat GMKI berorientasi pada program yang


menitikberatkan pada Aksi dan Pelayanan dalam rangka
konsolidasi organisasi yang merupakan suatu sarana penunjang
terlaksananya program. Karena itu struktur hendaknya menjamin
fleksibilitas ruang gerak yang tidak terjerat birokrasi yang ada.
Mengingat : 1. Anggaran Dasar GMKI Pasal 7 ayat 1 tentang Alat
Perlengkapan Organisasi.
2. Anggaran Rumah Tangga Pasal 4 tentang Ketua Umum dan
Sekretaris Umum.
3. Anggaran Rumah Tangga GMKI Pasal 7 ayat 3 tentang
Pengurus Pusat.
Memperhatikan : 1. Keputusan Kongres XXXVII GMKI No.: 009/ K-XXXVII/
GMKI/ XI/ 2020 tentang Garis-Garis Besar Program dan
Kebijakan Umum Organisasi.
2. Keputusan Kongres XXXVII GMKI No.: 010/ K-XXXVII/
GMKI/ XI/ 2020 tentang Kebijakan Umum Keuangan –
Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi.
Mendengar : 1. Hasil Kerja komisi Struktur dan Uraian Tugas Pengurus Pusat
GMKI Masa Bakti 2020-2022.
2. Usul saran, tanggapan dan pembahasan peserta Kongres
XXXVII GMKI.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Struktur dan Uraian Tugas Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti
2020-2022 sebagaimana terlampir dalam surat keputusan ini.
2. Lampiran keputusan ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari surat keputusan ini.
3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan didalamnya maka akan
diperbaiki sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : MANOKWARI
Hari : Senin
Tanggal : 30 NOVEMBER 2020
Jam : 01.14 WIT

MAJELIS KETUA

Melkianus Suni Jeplin G. Maitimu

Opinus Sogoneap

Cesardo Siringoringo Fendi Bia


Lampiran SK Nomor: 011/K-XXXVII/GMKI/XI/2020

STRUKTUR DAN URAIAN TUGASPENGURUS PUSAT


GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
MASA BAKTI 2020 – 2022

I. Pendahuluan
Struktur organisasi adalah alat perjuangan yang mencerminkan usaha dan tujuan sebagai
langkah organisasi untuk mencapai tujuannya secara berkala dan berkesinambungan bagi
GMKI. Struktur di pandang sebagai alat pelayanan dan potensi orgabnisasi di tiga medan
pelayanannya.
Berlandaskan pengalaman berstruktur kepengurusan PP GMKI masa bakti 2018-2020,
maka perlunya dikaji secara lebih mendalam berdasarkan konteks pergumulan kekinian
dan keakanan, ditata dan dilakukan penyesuaian untuk dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan pelayanan masa bakti 2020-2022. Pemetaan dan penyesuaian struktur PP GMKI
didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut :
1. Bahwa struktur dan uraian tugas PP GMKI masa bakti 2020-2022 sebagai
pengejawantaan keputusan kongres dan formatur perlu memperhatikan proses
rekruitmen kader secara selektif, objektif memiliki militansi (Loyalitas dan dedikasi)
dalam struktur PP GMKI, menjawab kebutuhan medan layan.
2. Penataan dan penyesuaian struktur PP GMKI masa bakti 2020-2022 haruslah
didasarkan pada keragaman potensi yang di miliki oleh anggota dan kondisi rill medan
layan GMKI baik dalam prespektif kekinian dan keakanan khusus nya untuk
memperjuangkan kebenaran, keadilan dan kesejahteraan dalam mewujudkan
kemerdekaan Indonesia secara bermartabat.
3. Dengan kompleksitas masalah tersebut maka penataan dan penyesuaian struktur PP
GMKI haruslah dipahami dari dimensi “Fungsionalisasi Peran” setiap aparat organisasi
disamping sebagai “Pelayan” yang sedang mempersiapkan diri sebagai pemimpin yang
memiliki nilai profesionalitas.
4. Syaratnya pergumulan dari masing-masing fungsionaris yang berimplikasi pada
keaktifan dan militansi berpelayanan membuat perlunya ditata suatu :
a. Uraian tugas yang lebih jelas dan memungkinkan setiap pribadi yang diminta untuk
mengabdi dalam struktur dapat mempersiapkan diri secara baik dalam mengelola
setiap persoalan atau gumulan yang akan atau sedang dihadapi.
b. Mekanisme demokratis PAW bagi fungsionaris PP yang tidak aktif dan yang
karena kesibukan dan pilihan masa depan ataupun kondisi tertentu yang
menyulitkan pribadi pengurus tidak dapat melanjutkan tugas pelayanan dapat
membuat surat pengunduran diri.
5. Penyusunan struktur hendaknya mempertimbangkan aspek yang berkaitan dengan
kebutuhan pelayanan, efisiensi dan efektifitas, fleksibilitas, keragaman potensi,
pengembangan potensi yang ada dan proses kaderisasi di PP GMKI.

II. Kerangka Struktur


Penyusunan struktur PP GMKI masa bhakti 2020-2022 harus mempertimbangkan
beberapa aspek utama yang menjadi asas-asas penting yang akan digunakan dalam
pengelolaan organisasi yakni: kebutuhan pelayanan, efisiensi dan efektifitas, fleksibilitas
dan desentralisasi, pengembangan potensi kader, serta jejaring (networking).
Berdasarkan pada aspek-aspek tersebut, maka struktur Pengurus Pusat berjumlah 41orang
terdiri dari yang terdiri 26 orang Pengurus Harian dan 15orang Koordinator Wilayah. Ada
sedikit perubahan struktur dikarenakan penyesuaian dengan kondisi yang terjadi di internal
daneksternalorganisasi. PP yang berjumlah 41 orang terdistribusi sebagai berikut:
1. Satu orang Ketua Umum
2. Sembilan orang Ketua Bidang yang terdiri dari:
Ketua Bidang Organisasi;
Ketua Bidang Pendidikan Kader dan Kerohaniaan;
Ketua Bidang Aksi dan Pelayanan;
KetuaBidang Pemberdayaan Perempuan;
Ketua Bidang Hubungan Internasional;
Ketua Bidang Ekonomi Kreatif
KetuaBidang Media Komunikasi dan Informasi
Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan
Ketua Bidang Agraria dan Maritim
3. Satu orang Sekretaris Umum;
4. Satu orang Wakil Sekretaris Umum;
5. Satu orang Bendahara Umum;
6. Satu orang Wakil Bendahara Umum;
7. Sekretaris – SekretarisFungsiBidang :
a. Bidang Organisasi:
Satu Sekretaris Fungsi Organisasi;
b. Bidang Pendidikan Kader dan Kerohaniaan:
Satu Sekretaris Fungsi Pendidikan Kader
Satu Sekretaris Fungsi Pendidikan Kerohanian
c. Bidang Aksi dan Pelayanan:
Satu Sekretaris Fungsi Gereja
Satu Sekretaris Fungsi Perguruan Tinggi
Satu Sekretaris Fungsi Masyarakat
d. Bidang Pemberdayaan Perempuan:
Satu Sekretaris Fungsi Pemberdayaan Perempuan;
e. Bidang Hubungan Internasional:
Satu Sekretaris Fungsi Hubungan Internasional;
f. Bidang Ekonomi Kreatif
Satu Sekretaris Fungsi Ekonomi Kreatif;
g. Bidang Media Komunikasi dan Informasi
Satu Sekretaris Fungsi Media Komunikasi dan Informasi
h. Bidang Penelitian dan pengembangan
Satu Sekretaris Fungsi Penelitian dan pengembangan
i. Bidang AgrariadanMaritim
Satu Sekretaris Fungsi Agraria dan Maritim
8. Lima Belas Koordinator Wilayah
a. Koordinator Wilayah I (Nanggroe Aceh Darussalam – Sumatera Utara)
b. Koordinator Wilayah II (Lampung – Sumatera Selatan – Jambi – Bengkulu)
c. Koordinator Wilayah III ( DKI Jakarta – Jawa Barat- Banten)
d. Koordinator Wilayah IV (Jawa Tengah – D.I. Yogyakarta)
e. Koordinator Wilayah V (Jawa Timur - Bali – NTB)
f. Koordinator Wilayah VI (Kalimantan Tengah – Kalimantan Selatan – Kalimantan
Timur-Kalimantan Utara)
g. Koordinator Wilayah VII ( Nusa Tenggara Timur)
h. Koordinator Wilayah VIII (Sulawesi Selatan- Sulawesi Tenggara – Sulawesi Barat)
i. Koordinator Wilayah IX (Sulawesi Tengah)
j. Koordinator Wilayah X (Gorontalo-Sulawesi Utara)
k. Koordinator Wilayah XI (Maluku)
l. Koordinator Wilayah XII (Papua-Papua Barat)
m. Koordinator Wilayah XIII (Sumatera Barat-Riau-Kepulauan Riau)
n. Koordinator Wilayah XIV (Kalimantan Barat)
o. Koordinator XV (Maluku Utara)

III. Pokok Tugas Pengurus Pusat


1. Pengurus Pusat dalam tugasnya untuk mengelola organisasi dipimpin oleh Ketua
Umum dan Sekretaris Umum selaku penanggungjawab keluar dan ke dalam.
2. Pengurus Pusat dalam melaksanakan tugasnya: mengarahkan, mendorong,
mengkoordinasi serta memberikan pokok-pokok pikiran bagi pengembangan organisasi
secara nasional dan bagi pemecahan masalah yang dihadapi oleh gereja, perguruan
tinggi, dan masyarakat, dilaksanakan oleh Ketua Umum bersama dengan empat Ketua
Bidang.
3. Pengurus Pusat dalam tugasnya: mengarahkan dan menggali sumber-sumber keuangan,
dilaksanakan oleh Ketua Umum, Sekretaris Umum dan Bendahara Umum. Untuk
pengalokasian keuangan dilaksanakan oleh Bendahara Umum, dibantu Wakil
Bendahara Umum, atas sepengetahuan Ketua Umum dan Sekretaris Umum.
4. Pengurus Pusat dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengarah, pendorong dan
pengkoordinasi program secara nasional juga bertugas mengumpulkan informasi serta
melakukan evaluasi pelaksanaan program. Untuk ini, dilakukan oleh Sekretaris Umum
bersama Wakil Sekretaris Umum.

IV. Uraian Tugas


Ketua Umum dan Sekretaris Umum
1. Bersama-sama bertanggungjawab atas kebijakan organisasi kedalam dan keluar secara
hukum menurut konstitusi organisasi
2. Dalam tugas pengambilan Keputusan organisasi harus selalu didasarkan pada AD/ART
dan Keputusan Kongres, serta Mekanisme Kerja Internal Pengurus Pusat GMKI secara
terlampir.
Ketua Umum
 Ketua Umum sebagai salah satu pucuk pimpinan atau penanggungjawab organisasi
memiliki fungsi untuk mengarahkan dan mengawasi keserasian hubungan kerja
Pengurus Pusat GMKI dalam mengejawantahkan Garis-Garis Besar Program dan
Kebijakan Umum Organisasi.
 Ketua Umum harus mengfokuskan kerja-kerjanya pada tanggungjawab eksternal
organisasi dengan mempersiapkan secara konsepsional strategi organisasi dalam
mengefektifkan penampakan positioning GMKI, dan mengefektifkan kapasitas
jejaring organisasi secara nasional dan internasional.
 Ketua Umum bersama-sama dengan Sekretaris Umum dan Bendahara Umum
mengusahakan sumber-sumber keuangan secara berkelanjutan serta menentukan
pengalokasian keuangan PengurusPusat GMKI.

Ketua Bidang Organisasi


 Mempersiapkan dan melaksanakan rekomendasi pemikiran dalam rangka penyusunan
dan pengarahan kebijakan dan prioritas program yang berhubungan dengan masalah-
masalah bidang organisasi.
 Menggantikan tugas Ketua Umum dan tugas Ketua Bidang lainnya, apabila yang
bersangkutan berhalangan dan/atau berdasarkan mandat yang diterima.
 Bersama-sama Ketua Umum dan Sekretaris Umum memimpin persidangan Pengurus
Pusat GMKI.
 Mengikuti setiap persidangan di PengurusPusat GMKI.

Ketua Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian


 Mempersiapkan dan melaksanakan rekomendasi pemikiran dalam rangka penyusunan
dan pengarahan kebijakan dan prioritas program yang berhubungan dengan masalah-
masalah bidang Pendidikan Kader, Kerohanian.
 Menggantikan tugas Ketua Umum dan tugas Ketua Bidang lainnya, apabila yang
bersangkutan berhalangan dan/atau berdasarkan mandat yang diterima.
 Bersama-sama Ketua Umum dan Sekretaris Umum memimpin persidangan Pengurus
Pusat GMKI.
 Mengikuti setiap persidangan di Pengurus Pusat GMKI.

Ketua Bidang Aksi dan Pelayanan


 Mempersiapkan dan melaksanakan rekomendasi pemikiran dalam rangka penyusunan
dan pengarahan kebijakan dan prioritas program yang berhubungan dengan masalah-
masalah bidang Aksi, Pelayanan, dan Komunikasi Informasi.
 Menggantikan tugas Ketua Umum dan tugas Ketua Bidang lainnya, apabila yang
bersangkutan berhalangan dan/atau berdasarkan mandat yang diterima.
 Bersama-sama Ketua Umum dan Sekretaris Umum memimpin persidangan Pengurus
Pusat GMKI.
 Mengikuti setiap persidangan di PengurusPusat GMKI.
Ketua Bidang PemberdayaanPerempuan
 Mempersiapkan dan melaksanakan rekomendasi pemikiran dalam rangka penyusunan
dan pengarahan kebijakan dan prioritas program yang berhubungan dengan masalah-
masalah bidang perempuan.
 Menggantikan tugas Ketua Umum dan tugas Ketua Bidang lainnya, apabila yang
bersangkutan berhalangan dan/atau berdasarkan mandat yang diterima.
 Bersama-sama Ketua Umum dan SekretarisUmum memimpin persidangan Pengurus
Pusat GMKI.
 Mengikuti setiap persidangan di PengurusPusat GMKI.

Ketua Bidang Hubungan Internasional


 Mempersiapkan dan melaksanakan rekomendasi pemikiran dalam rangka penyusunan
dan pengarahan kebijakan dan prioritas program yang berhubungan dengan masalah-
masalah bidang internasional.
 Menggantikan tugas Ketua Umum dan tugas Ketua Bidang lainnya, apabila yang
bersangkutan berhalangan dan/atau berdasarkan mandat yang diterima.
 Bersama-sama Ketua Umum dan Sekretaris Umum memimpin persidangan Pengurus
Pusat GMKI.
 Mengikuti setiap persidangan di PengurusPusat GMKI.

Ketua Bidang Ekonomi Kreatif


 Mempersiapkan dan melaksanakan rekomendasi pemikiran dalam rangka penyusunan
dan pengarahan kebijakan dan prioritas program yang berhubungan dengan masalah-
masalah bidang ekonomi kreatif.
 Menggantikan tugas Ketua Umum dan tugas Ketua Bidang lainnya, apabila yang
bersangkutan berhalangan dan/atau berdasarkan mandat yang diterima.
 Bersama-sama Ketua Umum dan Sekretaris Umum memimpin persidangan Pengurus
Pusat GMKI.
 Mengikuti setiap persidangan di PengurusPusat GMKI.

Ketua Bidang Media Komunikasi dan Informasi


 Mempersiapkan dan melaksanakan rekomendasi pemikiran dalam rangka penyusunan
dan pengarahan kebijakan dan prioritas program yang berhubungan dengan masalah-
masalah bidang media komunikasi dan informasi.
 Menggantikan tugas Ketua Umum dan tugas Ketua Bidang lainnya, apabila yang
bersangkutan berhalangan dan/atau berdasarkan mandat yang diterima.
 Bersama-sama Ketua Umum dan Sekretaris Umum memimpin persidangan Pengurus
Pusat GMKI.
 Mengikuti setiap persidangan di Pengurus Pusat GMKI.

Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan


 Mempersiapkan dan melaksanakan rekomendasi pemikiran dalam rangka penyusunan
dan pengarahan kebijakan dan prioritas program yang berhubungan dengan masalah-
masalah bidang Penelitian dan Pengembangan.
 Menggantikan tugas Ketua Umum dan tugas Ketua Bidang lainnya, apabila yang
bersangkutan berhalangan dan/atau berdasarkan mandat yang diterima.
 Bersama-sama Ketua Umum dan Sekretaris Umum memimpin persidangan Pengurus
Pusat GMKI.
 Mengikuti setiap persidangan di PengurusPusat GMKI.

Ketua Bidang Agraria dan Maritim


 Mempersiapkan dan melaksanakan rekomendasi pemikiran dalam rangka penyusunan
dan pengarahan kebijakan dan prioritas program yang berhubungan dengan masalah-
masalah bidang Agraria dan Maritim.
 Menggantikan tugas Ketua Umum dan tugas Ketua Bidang lainnya, apabila yang
bersangkutan berhalangan dan/atau berdasarkan mandat yang diterima.
 Bersama-sama Ketua Umum dan Sekretaris Umum memimpin persidangan Pengurus
Pusat GMKI.
 Mengikuti setiap persidangan di Pengurus Pusat GMKI.

Sekretaris Umum
 SekretarisUmum sebagai salah satu pucuk pimpinan organisasi memiliki fungsi untuk
mengarahkan dan mengawasi keserasian hubungan kerja PP GMKI dalam
mengejawantahkan Garis-Garis Besar Program dan Kebijakan Umum Organisasi.
 Sekretaris Umum harus lebih memfokuskan dan mengutamakan kerja-kerjanya pada
tanggungjawab internal organisasi yakni mengarahkan dan mengawasi keserasian
hubungan kerja PP GMKI, serta mengarahkan, mengkoordinasi, dan mengevaluasi
pelaksanaan program secara keseluruhan.
 Sekretaris Umum bersama-sama dengan Ketua Umum dan Bendahara Umum
mengusahakan sumber-sumber keuangan secara berkelanjutan serta menentukan
pengalokasian keuangan PP GMKI.
 Mengikuti setiap persidangan Pengurus Pusat GMKI sebagai sekretaris persidangan.

Wakil Sekretaris Umum


 Menggantikan tugas Sekretaris Umum apabila yang bersangkutan berhalangan dan/atau
atas dasar mandat yang diberikan.
 Membantu Sekretaris Umum dalam mengarahkan dan mengawasi keserasian hubungan
kerja PengurusPusat GMKI, serta bersama Sekretaris Umum bertanggungjawab dalam
mengarahkan, mengkoordinasi, dan mengevaluasi pelaksanaan program secara
keseluruhan.
 Mempersiapkan agenda PengurusPusat GMKI dan menyusun notulensi persidangan.
 Bertanggungjawab dalam pengelolaan kesekretariatan dan kerumahtanggaan kantor PP
GMKI.
 Mengikuti setiap persidangan PengurusPusat GMKI.

Bendahara Umum
 Mempersiapkan dan melaksanakan rekomendasi pemikiran dalam penyusunan
kebijakan dan prioritas program keuangan.
 Menyampaikan posisi keuangan kepada persidangan PengurusPusat GMKI sekurang-
kurangnya satu kali dalam satu bulan.
 Bersama-sama dengan Ketua Umum dan Sekretaris Umum mengusahakan sumber-
sumber keuangan, dan mengalokasikan keuangan PengurusPusat GMKI atas
persetujuan Ketua Umum dan Sekretaris Umum.
 Mengikuti setiap persidangan PP GMKI.

Wakil Bendahara Umum


 Menggantikan Bendahara Umum apabila yang bersangkutan berhalangan dan/atau
berdasarkan mandat yang diberikan.
 Membantu Bendahara umum dalam melaksanakan tugas, mengusahakan sumber-
sumber keuangan.
 Bertugas mengatur dan mempertanggungjawabkan pemakaian anggaran rutin
PengurusPusat GMKI.
 Bertanggungjawab menata sistem pencatatan keuangan harian PengurusPusat GMKI.
 Bertanggungjawab menata sistem pencatatan inventarisasi Pengurus Pusat GMKI
sebagai kekayaan fisik.
 Mengikuti setiap persidangan Pengurus Pusat GMKI.

Sekretaris Fungsi Organisasi


 Bersama-sama dengan Sekretaris Umum mengkoordinir dan menata struktur organisasi
pada tugas-tugas fungsional di cabang-cabang.
 Merencanakan, mempersiapkan, dan melaksanakan program penataan organisasi,
pembinaan dan pengembangan organisasi secara nasional dan sesuai dengan tugas-
tugas fungsionalisasi di cabang-cabang.
 Melakukan evaluasi penataan struktur dan organisasi fungsionalisasi kepengurusan,
penataan organisasi, pembinaan dan pengembangan cabang secara nasional.
 Menandatangani surat internal dalam lingkup bidangnya atas nama Sekretaris Umum.
 Mengikuti setiap persidangan PengurusPusat GMKI.

Sekretaris Fungsi Pendidikan Kader


 Bersama-sama dengan Sekretaris Umum mengkoordinir dan menata sistem pendidikan
kader pada tugas-tugas fungsional di cabang-cabang.
 Merencanakan, mempersiapkan, dan melaksanakan program pendidikan kadersecara
nasional dan sesuai dengan tugas-tugas fungsionalisasi di cabang-cabang.
 Melakukan evaluasi tentang pendidikan kader organisasi yang dilakukan secara
nasional.
 Menandatangani surat internal dalam lingkup bidangnya atas nama Sekretaris Umum.
 Mengikuti setiap persidangan PengurusPusat GMKI.

Sekretaris Fungsi Pendidikan Kerohanian


 Bersama-sama dengan Sekretaris Umum mengkoordinir dan menata sistem pendidikan
kerohaniaan pada tugas-tugas fungsional di cabang-cabang.
 Merencanakan, mempersiapkan, dan melaksanakan program pendidikan kerohanian
secara nasional dan sesuai dengan tugas-tugas fungsionalisasi di cabang-cabang.
 Melakukan evaluasi tentang pendidikan kerohanian organisasi yang dilakukan secara
nasional.
 Menandatangani surat internal dalam lingkup bidangnya atas nama Sekretaris Umum.
 Mengikuti setiap persidangan PengurusPusat GMKI.

Sekretaris Fungsi Gereja


 Bersama-sama dengan Sekretaris Umum mengkoordinir dan menata aksi dan
pelayanan organisasi dalam lingkup gereja pada tugas-tugas fungsional di cabang-
cabang.
 Merencanakan, mempersiapkan, dan melaksanakan program bidang pelayanan gereja.
 Melakukan evaluasi tentang pelayanan pada gereja yang dilakukan secara nasional.
 Menandatangani surat internal dalam lingkup bidangnya atas nama Sekretaris Umum.
 Mengikuti setiap persidangan Pengurus Pusat GMKI.

Sekretaris Fungsi Perguruan Tinggi


 Bersama-sama dengan Sekretaris Umum mengkoordinir dan menata aksi dan
pelayanan organisasi dalam lingkup perguruan tinggi pada tugas-tugas fungsional di
cabang-cabang.
 Merencanakan, mempersiapkan, dan melaksanakan program bidang pelayanan
Perguruan Tinggi.
 Melakukan evaluasi tentang pelayanan pada perguruan tinggi yang dilakukan secara
nasional.
 Menandatangani surat internal dalamlingkup bidangnya atas nama Sekretaris Umum.
 Mengikuti setiap persidangan Pengurus Pusat GMKI.

Sekretaris Fungsi Masyarakat


 Bersama-sama dengan Sekretaris Umum mengkoordinir dan menata aksi dan
pelayanan organisasi dalam lingkup masyarakat pada tugas-tugas fungsional di cabang-
cabang.
 Merencanakan, mempersiapkan, dan melaksanakan program bidang pelayanan,
masyarakat
 Melakukan evaluasi tentang pelayanan pada masyarakat yang dilakukan secara
nasional.
 Menandatangani surat internal dalam lingkup bidangnya atas nama Sekretaris Umum.
 Mengikuti setiap persidangan PengurusPusat GMKI.

Sekretaris Fungsi PemberdayaanPerempuan


 Bersama-sama dengan Sekretaris Umum mengkoordinir dan menata pemberdayaan
perempuan pada tugas-tugas fungsional di cabang-cabang.
 Merencanakan, mempersiapkan, dan melaksanakan program bidang Pemberdayaan
Perempuan.
 Melakukan evaluasi tentang Pemberdayaan Perempuan, baik anggota GMKI maupun
masyarakat luas.
 Menandatangani surat internal dalam lingkup bidangnya atas nama Sekretaris Umum.
 Mengikuti setiap persidangan PengurusPusat GMKI.
Sekretaris Fungsi HubunganInternasional
 Bersama-sama dengan Sekretaris Umum mengkordinir dan menata bidang
internasional.
 Merencanakan, mempersiapkan, dan melaksanakan program hubungan internasional
 Melakukan evaluasi tentang komunikasi hubungan internasional.
 Menandatangani surat internal dalam lingkup bidangnya atas nama Sekretaris Umum.
 Mengikuti setiap persidangan PengurusPusat GMKI.

Sekretaris Fungsi Ekonomi Kreatif


 Bersama-sama dengan Sekretaris Umum mengkoordinir dan menata pendidikan
ekonomi kreatif pada tugas-tugas fungsional di cabang-cabang.
 Merencanakan, mempersiapkan, dan melaksanakan program pendidikan kewirausahaan
secara nasional dan sesuai dengan tugas-tugas fungsionalisasi di cabang-cabang.
 Mendorong dan Mengembangkan setiap bentuk usaha kreatif di cabang-cabang
 Menandatangani surat internal dalam lingkup bidangnya atas nama Sekretaris Umum.
 Mengikuti setiap persidangan PengurusPusat GMKI.

Sekretaris Fungsi Media Komunikasi &Informasi


 Bersama-sama dengan Sekretaris Umum mengkordinir dan menata sistem media,
komunikasi, dan informasi pada tugas-tugas fungsional di cabang-cabang.
 Merencanakan, mempersiapkan, dan melaksanakan program media komunikasi dan
informasi.
 Melakukan evaluasi tentang media komunikasi, dan informasi yang dilakukan secara
nasional.
 Menandatangani surat internal dalam lingkup bidangnya atas nama Sekretaris Umum.
 Mengikuti setiap persidangan Pengurus Pusat GMKI.

Sekretaris Fungsi Penelitian dan Pengembangan


 Bersama-sama dengan Sekretaris Umum mengkordinir dan menata bidang penelitian
dan pengembangan pada tugas-tugas fungsional di cabang-cabang.
 Merencanakan, mempersiapkan, dan melaksanakan program Penelitian dan
Pengembangan.
 Melakukan evaluasi tentang Penelitian dan Pengembanganorganisasi.
 Menandatangani surat internal dalam lingkup bidangnya atas nama Sekretaris Umum.
 Mengikuti setiap persidangan PengurusPusat GMKI.

Sekretaris Fungsi Agraria dan Maritim


 Bersama-sama dengan Sekretaris Umum mengkordinir dan menata bidang agraria dan
maritimpada tugas-tugas fungsional di cabang-cabang.
 Merencanakan, mempersiapkan, dan melaksanakan program agraria dan maritim
 Melakukan evaluasi tentang agraria dan maritim.
 Menandatangani surat internal dalam lingkup bidangnya atas nama Sekretaris Umum.
 Mengikuti setiap persidangan PengurusPusat GMKI.
Koordinator Wilayah
 Mengarahkan dan mengkoordinasikan pengejawantahan Garis-Garis Besar Program
dan Kebijakan Umum Organisasi, dan kebijakan-kebijakan PengurusPusat GMKI di
wilayah masing-masing.
 Mengusahakan pembinaan dan pembentukancalon cabang di wilayah masing-masing di
bawah koordinasi Sekretaris Umum;
 Dapat mewakili organisasi dalam menyikapi isu-isu medan layanan di tingkat propinsi
dan regional di wilayah kerjanya, dengan tetap berkoordinasi dengan potensi organisasi
dengan cabang-cabang, dengan persetujuan dan atau mandat dari Sekretaris Umum.
 Menjalankan tanggungjawab Pengurus Pusat GMKI dalam menangani dan
menyelesaikan seluruh permasalahan yang terjadi di wilayah kerja masing-masing.
 Mengikuti setiap sidang pleno PengurusPusat GMKI dan pertemuan-pertemuan
organisasi di wilayah masing-masing.
 Menghadiri dan mengikuti Konperensi Cabang dan pelantikan di tingkat wilayah
masing-masing;
 Melakukan pendampingan cabang-cabang dalam implementasi PDSPK GMKI Tahun
2006

V. Persidangan-Persidangan Pengurus Pusat GMKI


1. Sidang Pleno PengurusPusat GMKI
a. Berlangsung sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali dalam satu periode, atau berdasarkan
atas kepentingan dan kebutuhan organisasi.
b. Dihadiri oleh seluruh fungsionaris Pengurus Pusat GMKI.
2. Rapat Pengurus Harian
a. Berlangsung sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan, atau
berdasarkan atas kepentingan dan kebutuhan organisasi.
b. Dihadiri oleh pengurus harian PengurusPusat GMKI.
3. Rapat Staf Ketua
a. Berlangsung atas panggilan Ketua Umum, atau atas usul Ketua Bidang, sesuai
dengan kepentingan dan kebutuhan organisasi.
b. Bersifat sinkronisasi berbagai pandangan terhadap rekomendasi bidang-bidang.
4. Rapat Kesekretariatan Umum
a. Berlangsung atas panggilan Sekretaris Umum, dan berlangsung sesuai kepentingan
dan kebutuhan organisasi.
b. Bersifat teknis organisasi dan tidak mempunyai wewenang untuk mengambil
keputusan.
c. Dihadiri oleh Sekretaris Umum, wakil sekretaris, dan sekretaris fungsional bidang.
5. Rapat Tim Kerja Keuangan
a. Rapat ini berlangsung atas panggilan Sekretaris Umum dalam rangka koordinasi
dan pengambilan kebijakan pengusahaan dana dan pengalokasian keuangan
program organisasi.
b. Dihadiri oleh Ketua Umum, Sekretaris Umum, dan Bendahara Umum
PengurusPusat GMKI
KEPUTUSAN KONGRES XXXVII
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Nomor: 012/K-XXXVII/GMKI/XI/2020
Tentang :
POKOK – POKOK PIKIRAN KONGRES XXXVII GERAKAN MAHASISWA
KRISTEN INDONESIA

Kongres XXXVII Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia :

Menimbang : 1. Bahwa pembangunan dan pembaharuan adalah dua paradigma


dasar untuk mewujudkan cita-cita luhur bangsa dan proses
kesinambungan yang saling koreksi dan melengkapi.
2. Bahwa secara sadar dan komitmen yang sungguh-sungguh
terhadap pembanguanan terus menerus dilakukan pembaharuan
terhadap proses dan praktek pembangunan tersebut, maka GMKI
sebagai gerakan kader dan intelektual mengungkapkan pokok-
pokok pikirannya.
Mengingat : 1. Pembukaan Anggaran Dasar.
2. Anggaran Dasar GMKI pasal 2 tentang Asas.
3. Anggaran Dasar GMKI pasal 3 tentang Tujuan.
4. Anggaran Dasar GMKI pasal 4 tentang Usaha
5. Anggaran Rumah Tangga GMKI pasal 1 tentang Usaha.
Memperhatikan : 1. Pokok-pokok pikiran Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2018-
2020.
2. Ceramah-ceramah dan pokok-pokok pembahasan dalam studi
Kongres XXXVII GMKI.
3. Laporan Umum Pengurus Pusat Masa Bakti 2018-2020,
pandangan umum cabang-cabang, pembahasan, penilaian
kualitatif serta rekomendasi komisi terhadap laporan tersebut.

Mendengar : 1. Hasil Kerja Panitia Kerja Pokok-pokok Pikiran Kongres


XXXVII GMKI.
2. Tanggapan dan usul saran peserta Kongres XXXVII GMKI.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Pokok-pokok Pikiran Kongres XXXVII GMKI sebagaimana


terlampir dalam surat keputusan ini.
2. Lampiran keputusan ini merupakan bagian yang tak dapat
terpisahkan dari surat keputusan ini.
3. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal penetapannya, dengan
ketentuan bila dikemudian hari terdapat kekeliruan didalamnya,
maka akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : MANOKWARI
Hari : Minggu
Tanggal : 29 NOVEMBER 2020
Jam : 23.07 WIT

MAJELIS KETUA

Melkianus Suni Jeplin G. Maitimu

Opinus Sogoneap

Cesardo Siringoringo Fendi Bia


Lampiran SK Nomor: 012/K-XXXVII/GMKI/XI/2020

Pokok Pokok Pikiran


Internal :
1. Membentuk tim kerja pendidikan kader di tingkat wilayah yang bertugas
untuk memfasilitasi implementasi PDSPK
2. Membentuk Badan Usaha Milik GMKI sebagai langkah strategis organisasi dalam
mencapai kemandirian ekonomi
3. Melakukan evaluasi dan penertiban terhadap kalender kepengurusan cabang-cabang se
Tanah Air
4. Pengoptimalan digitalisasi dokumen dan atau arsip organisasi secara keseluruhan
5. Pembentukan posko pengaduan pelecahan seksual yang dialami oleh perempuan
6. Membangun hubungan antara GMKI, Gereja, dan PT melalui program-program
berkelanjutan
7. PP berperan atau turut terlibat dalam penyelesaian status pengelolaan Universitas
Gunung Gunung Lauser di Kutacane yang menyebabkan minimnya mahasiswa
kristen yang mengakibatkan proses pengkaderan terkendala atau terhenti.
8. PP segera membentuk dan melakukan pemekaran wilayah-wilayah dan cabang cabang
yang telah memenuhi kriteria untuk dijadikan cabang dan wilayah
9. Pembuatan aplikasi virtual meeting yang terintegrasi di setiap cabang
10. Pembentukan posko pengaduan pelanggaran HAM
11. Pembentukan tim pers GMKI
12. Pemantapan Juklak Juknis GMKI
13. Adanya Media belajar (e-learning) yang dapat diakses oleh semua anggota GMKI

Eksternal :
1. Mendorong komitmen pemerintah dalam melaksanakan reforma agraria (perpes 86
tahun 2018) sebagai salah satu upaya mengatasi masalah ketimpangan penguasan tanah
2. Mendorong pemerintah pusat melalui kementerian LHK, pertanian dan pertahanan untuk
memperhatikan aspek lingkungan hidup, hutan adat dan kearifan lokal dalam rencana
pembangunan food estate di :
- Kab. Kapuas & Pulau Pisau, Kalimantan Tengah
- Kab. Saumlaki
- Danau Toba, Sumatera Utara
- Di Seluruh Indonesia
3. Partisipasi aktif dalam mendorong pengesahan RUU penghapusan kekerasan seksual
di DPR RI
4. Pengawalan Perpu dan atau Perpres terkait UU cipta kerja
5. Pemulihan ekonomi nasional dalam masa pandemi covid-19 dengan mendorong
penguatan sektor UMKM
6. Mendorong pemerintah dalam melakukan pembangunan berkelanjutan
(SDGs) berdasarkan HAM dan kesetaraan sebagai komitmen internasional
7. Mendesak pembangunan jaringan listrik dan internet secara merata di seluruh
wilayah Indonsia
8. Melawan pembungkaman terhadap proses demokrasi dan penyampaian aspirasi yang
terjadi di tanah air, termasuk tindakan represif yang dilakukan oleh aparay
kepolisian
9. Mendesak pemerintah dalam mengawal ruang demokrasi dengan tidak menjadikan
UU ITE sebagai alat intimidasi kritik keras terhadap pemerintah
10. Mengawal kebangsaan
- Izin pendirian rumah ibadah
- Potensi konflik pasca pilkada 9 Desember
- Toleransi antar agama
11. Pendampingan buruh perempuan perkebunan kelapa sawit di seluruh Indonesia
12. Mendorong pemerintah untuk menjaga pelestarian laut Indonesia dengan menolak segala
bentuk penangkapan ikan dengan menggunakan pukat harimau atau ilegal fishing
lainnya
13. Mendorong pemerintah untuk melakukan pendampingan danau toba sebagai aset dunia
14. Mengajak masyarakat untuk menjaga keutuhan lingkungan
15. GMKI memberikan pendampingan kepada masyarakat desa terkait SDA/tempat wisata
agar dapat dikembangkan secara berkelanjutan, baik pemuda, pemudi, desa, dan di
kelola oleh bumdes
16. Mendorong pemerintah untuk membuat undang-undang pengelolaan sampah di lokasi
pariwisata
17. Memberikan pelajaran yang kontekstual baik di desa atau kota di tengah pandemi covid
19, agar pembiayaan diterjemahkan secara realistis yang terbatas infrastruktur dan
fasilitas
18. GMKI mendukung bekerjasama dengan gereja, perguruan tinggi, dan kementerian
terkait untuk mendorong keberadaan pendidikan agama kristen di semua kampus secara
khusus kampus yang memiliki mahasiswa kristen
19. GMKI mendukung penuh dalam peningkatan status perguruan tinggi dan negeri (PTN)
yang di bawah naungan kementerian agama yaitu :
- Sekolah Tinggi Agama Kristen (STAKN) menjadi Institut Agama Kristen (IAKN)
- Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) menjadi Universitas Kristen Negeri
(UKN) guna peningkatan sumber daya manusia (sdm) dalam roda perekonomian
di setiap daerah
20. GMKI mendorong komitmen inpex sesuai dengan yang tertuang di POD dan arahan
pemerintah melalui kementerian ESDM.
KEPUTUSAN KONGRES XXXVII
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Nomor: 013/K-XXXVII/GMKI/XI/2020

Tentang:
LEMBAGA –LEMBAGA BENTUKAN PP-GMKI

Kongres XXXVII Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia:

Menimbang : 1. Bahwa dalam melaksanakan tugas pelayanannya Pengurus Pusat


GMKI membentuk lembaga-lembaga yang bertujuan membantu
tugas panggilan di tiga medan pelayanannya.
2. Bahwa adanya permasalahan-permasalahan yang terjadi di
lembaga-lembaga bentukan GMKI.

Mengingat : 1. Anggaran Dasar GMKI pasal 3 tentang Tujuan.


2. Anggaran Dasar GMKI pasal 4 tentang usaha.
3. Anggaran Rumah Tangga pasal 1 tentang Usaha.

Memperhatikan : 1. Permasalahan yang terjadi pada lembaga-lembaga bentukan PP


GMKI.
2. Hasil kerja Panitia Khusus Lembaga-lembaga Bentukan PP-
GMKI
3. Aspirasi peserta kongres XXXVII GMKI

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Hasil kerja dan rekomendasi panitia khusus kongres XXXVII


GMKI sebagaimana terlampir dalam surat keputusan ini.
2. Lampiran keputusan ini merupakan bagian yang tak dapat
terpisahkan dari surat keputusan ini.
3. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal penetapannya, dengan
ketentuan bila dikemudian hari terdapat kekeliruan didalamnya,
maka akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : MANOKWARI
Hari : Minggu
Tanggal : 29 NOVEMBER 2020
Jam : 23.07 WIT

MAJELIS KETUA

Melkianus Suni Jeplin G. Maitimu

Opinus Sogoneap

Cesardo Siringoringo Fendi Bia


311
Lampiran SK Nomor: 013/K-XXXVII/GMKI/XI/2020

LEMBAGA BENTUKAN GMKI DAN PENGURUS PUSAT GMKI

Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia melalui Pengurus Pusat GMKI telah membentuk
beberapa badan bentukan, baik yang didirikan oleh GMKI sendiri ataupun dengan bermitra
dengan lembaga-lembaga strategis lainnya. Keberadaan dari lembaga-lembaga bentukan
GMKI adalah dalam rangka membantu GMKI dalam melaksanakan aktfitas organisasi
dengan acuan perwuiudan visi organisasi.
Keberadaan dari lembaga bentukan ini telah memberikan sumbangsih bagi organisasi dalam
kerja-kerja organisasi dalam skala nasional. Posisi dari lembaga-lembaga bentukan ini
diarahkan dalam rangka membantu tugas tugas organisasi dalam melakukan penatalayanan
GMKI untuk wilayah kerja yang tidak mampu disentuh oleh GMKI secara nasional.
Memberi bobotan dan peran bagi lembaga-lembaga ini adalah sebuah keharusan dalam
rangka melakukan aktifitas pengembangan organisasi, baik dalam basis penelitian, arah
strategi kebijakan dan membantu dalam tataran taktis dan strategis. Ada beberapa lembaga
bentukan GMKI yang ada, yaitu :

A. BKS PGI-GMKI
Keberadaan BKS PGI-GMKI lahir ketika ditahun 60an GMKI menerima bantuan dana untuk
pengadaan Student Center dari gereja-gereja di luar negeri. Lembaga ini lahir atas kerjasama
PGI dengan GMKI, dengan masa kerja setiap lima tahun. BKS PGI-GMKI memiliki tiga
fungsi :
 Pengadaan dan Perawatan Student Center
 Pengadaan Pendeta Mahasiswa
 Beasiswa bagi Mahasiswa Kristen
Saat ini, keberadaan dari BKS PGI-GMKI mengalami kendala dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya, karena keterbatasan sumber dana yang diperlukan dalam mencapai tiga tugas
dari BKS PGI GMK[. Secara nasional, BKS PGI-GMKI telah memiliki struktur. Dibeberapa
cabang, telah terbentuk BKS Lokal : Jakarta, Medan, Manado, Ambon, Surabaya,
Yogyakarta, Makassar dan Jayapura. BKS PGI-GMKI baik secara nasional tidak berjalan.
BKS PGI-GMKI mesti di restrukturisasi dari pusat dan melihat efektivitas di cabang-cabang,
sehingga apa yang diharapkan dari fungsi dari BKS PGI GMKI dapat terlaksana.
Rekomendasi.
 Mengoptimalkan kinerja BKS PGI-GMKI pusat dengan perlu dilakukan
restrukturisasi pengurus pusat BKS PGI-GMKI dan pengurus di cabang-cabang
untuk mengoptimalkan kinerja BKS PGI-GMKI

B. Yayasan Bina Darma


Yayasan Bina Darma adalah yayasan yang dibentuk oleh Pengurus Pusat GMKI bersama
dengan Universitas Kristen Satya Wacana pada tahun 1986 dengan tujuan untuk membantu
GMKI dalam melaksanakan Pendidikan Kader GMKI dan juga untuk mengembangkan
sumber daya manusia pemuda-pemuda gereja. Ketua Umum, Sekretaris Umum dan Rektor
UKSW menjadi pembina dalam yayasan ini, dan menunjuk Pengawas dan Pengurus dalam
melaksanakan program kerja dan aktititas dalam melakukan kerja-kerja yayasan. Keberadaan
Yayasan Bina Darma mesti selalu diberdayakan dalam peran membantu GMKI, terutama
dalam melaksanakan Pendidikan Kader GMKI. Yayasan Bina Darma terletak di kota
Salatiga, yang setiap 5 (lima) tahun melakukan pergantian pengurus dan setiap tahun
melakukan rapat tahunan. Saat ini berjalan pengurus dan pengawas Yayasan Bina Darma
tahun 2016-2021. Peran dari Yayasan Bina Darma memang mesti betul-betul dimaksimalkan
terutama dalam melaksanakan Pendidikan Kader. Hasil Workshop PDSPK 2006 yang
dilaksanakan pada bulan April 2016 di Salatiga mesti ditindak lanjuti dalan pelaksanaan
program yang lebih nyata dalam program-program GMKI dalam dua tahun ke depan.

Rekomendasi.

 Sebagai Pusat Pendidikan GMKI YBD harus tetap konsisten mendampingi


pelaksanaan Evaluasi PDSPK 2006.
 Melaksanakan pelatihan-pelatihan yang dibutuhkan oleh kader-kader GMKI
berdasarkan arahan dari Pengurus Pusat GMKI.
 Restrukturisasi Pengurus YBD

C. Perkumpulan Senior GMKI


Keberadaan Perkumpulan Senior GMKI merupakan percakapan panjang dari organisasi.
Sejak tahun 70an, forum-forum senior GMKI sudah menjadi pembicaraan oleh organisasi ini.
Menjadi support system (membantu) GMKI menjadi pijakan dasar dari lahimya Perkumpulan
Senior ini dan juga dalam rangka membangun jejaring yang lebih kuat diantara senior-senior
GMKI. Kongres Makassar tahun 2010 mendeklarasikan lahirnya wadah berhimpun dari
senior-senior GMKI. Sebagai organisasi yang masih muda, keberadaanya dalam proses
penataan peran dan fungsi masih terus berjalan. Pertemuan Raya Senior GMKI terakhir
dilaksanakan tahun 2015 di Ancol dan mengukuhkan Pengurus Nasional PS GMKI 2015-
2020. Keberadaan PS GMKI mesti berada pada cita-cita awalnya, yaitu membantu GMKI.
Oleh karena itu, hubungan kerja antara PS GMKI dengan GMKI mesti diatur oleh Pengurus
Pusat GMKI dan Pengurus Nasional Perkumpulan Senior GMKI, mengingat dalam
pengalaman di satu-dua cabang, aktifitas dari PS GMKI tidak sebagaimana cita-citanya.

Rekomendasi.

II.Memperjelas MoU dan hubungan kerjasama antara PS GMKI dan GMKI


III. Mempertegas bahwa keberadaan PS GMKI tidak untuk menggantikan forum-forum
senior yang telah ada di tingkatan cabang.
IV. Pengurus Pusat mengupayakan hubungan yang harmonis antara Perkumpulan Senior
dengan Forum-forum senior yang ada ditingkatan cabang dengan tujuan untuk
memaksimalkan support sistem bagi Pengurus Pusat dan cabang-cabang GMKI.
V. Perkumpulan Senior dihapuskan karena telah terpisah dari organisasi GMKI (PNPS sudah
berbadan hukum)
LEMBAGA BENTUKAN PP GMKI

A. KOINOS
KOINOS merupakan lembaga yang dibentuk oleh Pengurus Pusat dalam rangka
mempercepat implementasi pendidikan kader GMKI. Keberadaan KOINOS adalah
membantu cabang-cabang dalam melaksanakan Iplmentasi PDSPK. KOINOS bekerja
bersama-sama Pengurus Pusat dalam melakukan pendampingan pendidikan kader. Pola kerja
yang dibangun adalah dengan melakukan fungsi konsultatif dan melakukan pendampingan ke
cabang-cabang yang akan melaksanakan pendidikan kader. Kendala yang dialami dari
KOINOS juga masih mengenai pembiayaan dalam melakukan proses pendampingan,
terutama ketika harus turun ke cabang. Keberadaan dari KOINOS mesti dimanfaatkan dengan
baik oleh cabang-cabang yang ingin melaksanakan implementasi pendidikan kader. Inisiatif
dari cabang untuk membangun komunikasi dan berkonsultasi dengan lembaga ini, akan
sangat penting dalam memanfaatkan keberadaan dari KOINOS dalam membantu cabang
dalam menimplementasikan pendidikan kader. Lembaga-lembaga sejenis mesti didorong
untuk dibentuk sampai pada tingkatan wilayah dan cabang. Keberadaan lembaga penggerak
pendidikan kader sampai pada tingkatan cabang, akan membantu cabang dalam
melaksanakan implementasi pendidikan Kader. Keberadaan dari KOINOS masih sangat
dibutuhkan oleh GMKI secara nasional, dalam implementasi pendidikan kader

Rekomendasi.
a. Melakukan pendampingan dengan membentuk tim asistensi implementasi PDSPK GMKI
di tingkat wilayah dengan berkoordinasi dengan coordinator wilayah di masing-masing
wilayah
b. PP GMKI menjadi supporting system bagi KOINOS dalam menjalankan tugas dan fungsi
c. Membentuk tim asistensi
d. Restrukturisasi

B. Centre for People Studies and Advocation (CePSA)


CePSA merupakan lembaga bentukan Pengurus Pusat GMKI dan bekerja berdasarkan
periodisasi pada Pengurus Pusat. CePSA dibentuk sebagai upaya membantu kerja-kerja
organisasi ditingkatan nasional, terutama dalam melakukan kajian dan advokasi.
Keberadaannya yang baru berusia 2 (dua) tahun, mesti terus dirawat dan kembangkan. Dalam
hal strategis organisasi kedepannya, CePSA mesti lebih dimanfaatkan dalam peran-peran
yang tersinergi dengan Pengurus Pusat GMKI, karena keberadaannya dalam rangka
menguatkan peran strategis nasional melalui aktifitas perencanaan kerja dibidang aksi dan
pelayanan. Diharpakan bahwa CePSA bisa dikembangkan juga sampai ke cabang-cabang.
Sampai saat ini telah dilakukan pergantian kepengurusan CEPSA akan tetapi tetap tidak
efektif keberjalanannya.
Rekomendasi: Mengaktifkan kepengurusan lembaga CEPSA ini sebagai lembaga riset yang
membantu PP GMKI dalam mengambil sikap dalam setiap konsisi sosial, politik, ekonomi,
sosial, budaya.
C. Lembaga Pemantau Poros Maritim

LPPM merupakan lembaga bentukan PP GMKI melihat potensi Indonesia yang berpeluang
besar menjadi Negara Poros Maritim di dunia. Untuk itu sebagai lembaga yang berfungsi
melakukan kajian dan advokasi mengenai isu-isu maritim maka dibentuk Lembaga Pemantau
Poros Maritim. Diperlukan pengefektifan pengurus di tingkatan pusat agar efektif melakukan
riset dan advokasi. Dengan harapan kedepannya pembentukan struktur lembaga-lembaga
sampai tingkat cabang dimana cabang-cabang tersebut berhubungan dengan hal-hal maritim.

D. Pokja Pers GMKI


Pokja Pers GMKI dibentuk agar dapat menjadi sarana media pemberitaan, pelatihan dan
mengelola setiap media PP GMKI. Sampai saat ini telah dibentuk kepengurusan Pokja Pers
yang telah berhasil mebuat majalah GMKI. Dibutuhkan pengefektifan Pokja Pers GMKI
untuk dapat mengelola media GMKI dan pemberitaan GMKI.

E. Pokja Perempuan
Mensosialisasikan peran dan fungsi pokja perempuan serta melakukan pelatihan di tingkat
cabang-cabang.

F. Tanah Kebun Sirih, Tanah Salemba, dan Tanah GMKI Semarang


a. Mengumpulkan dokumen-dokumen otentik terkait tanah kebun sirih no.60
b. Jika dalam temuannya, tanah kebun sirih no. 60 merupakan hak kepemilikan GMKI,
maka PP GMKI akan membentuk tim advokasi untuk melakukan langkah-langkah
strategis

G. Pengaktifan Kembali GSKI

Meminta seluruh stage holder dalam hal ini GMKI, GAMKI, dan PIKI untuk segera
mengkonsolidasikan kader-kader di daerah masing-masing

H. Lembaga Bantuan Hukum GMKI


Telah dibentuk Lembaga Bantuan Hukum GMKI yang berfungsi melakukan advokasi dan
pendampingan dalam hal litigasi atau dalam persidangan. Untuk saat ini Lembaga Bantuan
Hukum GMKI telah memiliki Badan Hukum yang belum efektif pelaksanaannya.
Rekomendasi: Mencari kader-kader hukum yang dapat bekerja paruh waktu di sekretariat PP
GMKI menerima pendampingan terhadap masyarakat yang butuh pendampingan hukum.

I. Pemantau Pemilu GMKI


Sebagai bagian dari keaktifan GMKI dalam mengawal proses berdemokrasi di Indonesia
pengurus pusat GMKI membentuk Pemantau Pemilu GMKI yang telah terakreditasi oleh
BAWASLU RI. Sampai saat ini telah terbentuk pengurus di tingkatan nasional dan beberapa
daerah. Pemantau Pemilu GMKI juga telah melakukan pengawasan pada Pilkada tahun 2020.
Diharapkan dibentuk lembaga Pemantau Pemilu GMKI diseluruh cabang di Indonesia agar
dapat mengawal proses demokrasi di Indonesia dengan baik.
J. Unit Pelayanan GMKI di Luar Negeri
a. Mengimplementasikan visi dan misi GMKI di seluruh dunia
b. Pengembangan networking dan share knowladge
KEPUTUSAN KONGRES XXXVII
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Nomor: 014/K-XXXVII/GMKI/XI/2020

Tentang:
ISU-ISU DI TANAH PAPUA

Kongres XXXVII Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia:

Menimbang : 1. Bahwa dalam melaksanakan tugas dan pelayanannya Pengurus


Pusat GMKI membentuk panitia khusus yang membahas tentang
isu-isu di tanah papua yang bertujuan membantu tugas panggilan
di tiga medan pelayanannya
2. Bahwa adanya permasalahan-permasalahan yang terjadi di tanah
Papua

Mengingat : 1. Anggaran Dasar GMKI pasal 3 tentang Tujuan.


2. Anggaran Dasar GMKI pasal 4 tentang Usaha.
3. Anggaran Rumah Tangga GMKI pasal 1 tentang Usaha.

Memperhatikan : 1. Permasalahan atau isu-isu yang terjadi di tanah Papua


2. Hasil kerja panitia khusus tentang isu-isu di tanah Papua
3. Aspirasi Peserta kongres XXXVII GMKI

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Hasil kerja dan rekomendasi panitia khusus kongres XXXVII


GMKI sebagaimana terlampir dalam surat keputusan ini
2. Lampiran keputusan ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari surat keputusan ini
3. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal di tetapkan dengan
ketentuan bila dikemudian hari terdapat kekeliruan
didalamnya maka akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : MANOKWARI
Hari : Senin
Tanggal : 30 NOVEMBER 2020
Jam : 00.37 WIT

MAJELIS KETUA

Melkianus Suni Jeplin G. Maitimu

Opinus Sogoneap

Cesardo Siringoringo Fendi Bia


Lampiran SK Nomor: 014/K-XXXVII/GMKI/XI/2020

PANITIA KHUSUS (PANSUS) PAPUA KONGRES KE - XXXVII GMKI MANOKWARI GERAKAN


MAHASISWA KRISTEN INDONESIA WILAYAH XII PAPUA & PAPUA BARAT

POKOK – POKOK PIKIRAN

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Kepala Gerakan atas kehendak dan penyertaanNya , sehingga
Kongres XXXVIII GMKI dapat terlaksana di Kota Manokwari Provinsi Papua Barat di Tanah Papua. Atas
kehendak-Nya juga Presiden Republik Bapak Haji. Ir. Joko Widodo berkenaan telah memberi sambutan dan
membuka secara resmi Kongres ke-XXXVIII di Kota Manokwari. Pelaksanaan Kongres Ke-XXXVII GMKI di
Kota Manokwari dalam masa pandemic covid-2019 merupakan anugerah dan kasih karunia Allah yang besar
bagian tanah
Papua terlebih lagi dilaksanakan di Kota Injil Manokari sebagai pusat awal peradabaan orang Papua, oleh
karena itu dalam kesempatan pelaksanaan Kongres GMKI Ke-XXXVII di Manokwari tanah Papua, maka
melalui Panitia khusus tentang Papua, merumuskan pemikiran – pemikiran dan sejumlah rekomendasi kepada
Pemerintah Pusat lebih khusus kepada Bapak Presiden Republik Indonesia terdiri dari beberapa hal yang
menjadi penting yaitu:
1. Daerah Otonomi Baru (DOB)
2. Otonomis Khusus
3. Lingkungan Hidup
4. Hak Asasi Manusia (HAM)
5. Peran Partispasi Orang Asli Papua Dalam Negara Kesatuan Repbulik Indonesia

1. DAERAH OTONOMI BARU (DOB)


Terkait dengan pemekaran daerah otonomo baru (DOB) di Tanah Papua baik pada tingkat Provinsi maupun
Kabupaten/Kota yang saat ini menjadi wacana pemerintah pusat maupun berbagai aspirasi dari Papua telah
berdampak terjadi terbentuknya persepsi dan pandangan yang kontra produktif berakibat terjadinya konflik
social dan politik di di tengah masyarakat di Papua. Hal ini terjadi karena persoalan – persoalan penting
yang mendasar harusnya menjadi pertimbangan penting dalam sebuah kebijakan pemekaran daerah otonomi
baru seperti diantaranya populasi penduduk, ekosistem hak-hak dasar orang asli Papua, kemandirian fiskal
daerah dan social budaya orang asli Papua. Oleh karena itu, GMKI meminta dan merekomendasikan
agar kebijakan pemekaran daerah otonomi baru (DOB) baik tingkat Provinsi maupun
Kabupaten/Kota sebaiknya tidak dilakukan hanya dengan mempertimbangkan politik semata, tetapi
perlu juga harus mempertimbangkan keseluruhan aspek terutama ekosistem sampai dengan
perlindungan orang asli Papua sehingga tidak termaginalkan di atas tanahnya sendiri.

1. OTONOMI KHUSUS BAGI PAPUA DAN PAPUA BARAT


Pemberian otonomi khusus bagi Provinsi Papua dan Papua Barat telah berlangsung ± 19 tahun
di tanah Papua. Dalam Perlaksanaanya belum terlaksana secara konsekuen sesuai dengan amanat
Undang-Undang No 21 Tahun 2001 yang telah mengalami perubahan dengan UU 35 Tahun 2018.
Hal-hal yang dipandang masih menjadi persoalan terhadap Konsistensi Pelaksanaan Otonomi
Khusus diantaranya meliputi sebagai berikut:
1. Pemberian kewenangan kepada Pemeritah Provinsi Papua Dan Papua Barat dalam mengatur
penyelenggaraan Pemerintahan dalam kerangka Otonomi Khusus;
2. Mekanisme dan manajemen pengelolaan penggunaan dan pengawasan Dana Otonomi Khusus
belum efektif dan tepat sasaran;
3. Regulasi turunan dalam bentuk perdasus dan Perdasi belum dapat ditindaklanjuti oleh karena
Masih adanya Perbedaan pandangan antara Pemerintah dan Pemerintah Provinsi;
4. Berbagai produk regulasi Perdasi dan Perdasus yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi
terhambat pelaksanaannya karena tidak mendapat persetujuan oleh Pemerintah dengan alasan
yang tidak dipahami;
5. Banyak regulasi yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat berbenturan pelaksanaannya dengan
Undang – Undang Otsus, oleh karena itu demi kepentingan untuk perbaikan Pelaksanaan
Otonomi Khusus di Provinsi Papua, Oleh Karena itu GMKI meminta kepada Pemerintah Pusat
untuk Konsisten dan bersungguh-sungguh untuk memberikan dukungan bagi terlaksananya
Pelaksanaan Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat sehingga GMKI
merekomendasi beberapa hal yang menjadi penting yaitu sebagai berikut :
1) Segera Memberikan Kewenangan Kepada Pemerintah Provinsi Papua Dan Papua Barat
Dalam Rangka Pelaksanaan Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua Dan Papua Barat;
2) Segera Membentuk Badan Otorita Pengelolaan Dan Pengawasan Dana Otonomi Khusus;
3) Meminta Kepada Pemerintah Pusat Untuk Menyatukan Pandangan Dan Mendampingi
Pemerintah Provinsi Agar Perdasus Dan Perdasi Mendapatkan Legitimasi Dan Dapat
Diberlakukan.

2. PERSOLAN LINGKUNGAN HIDUP


Isu persoalan pelestarian lingkungan telah menjadi isu global dan mendapat perhatian serius
dari dunia internasional termasuk di Indonesia, namun sangat disayangkan dalam pelaksanaan
pembangunan maupun kebijakan pengembangan investasi di Provinsi Papua dan Papua Barat seakan
isu ini telah terabaikan. Hal ini ditandai dengan masih adanya praktek illegal login, illegal fishing,
perampasan hak ulayat adat, pembakaran hutan, penambangan liar, dan penguasaan atas konvesi lahan
yang berlebihan. Sehingga sangat memprihatinkan dan ironi semua ini terjadi karena diduga adanya
Back Up oleh oknum aparat keamanan maupun praktek – praktek penyalahgunaan kewenangan oleh
pemerintah. Oleh karena itu, GMKI meminta dengan tegas kepada pemerintah pusat untuk
menindak secara tegas untuk oknum – oknum aparat keamanan maupun pemerintah yang Back
Up praktek – praktek penyalahgunaan kewenangan.

3. HAK ASASI MANUSIA (HAM)


Hak Asasi Manusia merupakan bagian yang menjadi dasar bagi kehidupan manusia yang diberikan
oleh Tuhan kepada setiap manusia. Dengan memperhatikan kondisi hak – hak asas manusi di Papua
selama ini dapat dikatakan sangat memprihatinkan. Praktek – praktek pelanggaran hak asasi manusia
terutama pada pembukaman hak menyampaian pendapat dan perampasan hak hidup yang dilakukan
oleh aparat keamanan dengan dalil – dalil politik maupun keamanan dan hukum yang telah berlangsung
sejak Papua berintegrasi hingga saat ini. Oleh karena itu, GMKI meminta agar pemerintah secara
bermatabat dapat menyelesaikan kasus – kasus pelanggaran hak asasi manusia yang telah
terjadi di Tanah Papua dan dengan bebesar hati menyampaikan permohonan maaf kepada para
korban pelanggaran hak asasi manusia. GMKI juga meminta agar pemerintah membuka dialog
dalam kerangka rekonsiliasi untuk penyelesaian persoalan – persoalan kemanusiaan serta
meminta Presiden RI menarik seluruh pasukan organic yang ada di Tanah Papua terkhusus
Pania dan Intan Jaya,serta kasus Pdt Zenambani segera diusut secara tuntas,dan membuka
seluasnya Hak mengemukakan pendapat dimuka umum.

4. PERAN PARTISIPASI ORANG ASLI PAPUA DI DALAM NKRI


Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) memberikan penghargaan kepada pemerintah
terlebih khusus kepada Presiden Republik Indonesia yang telah memberikan kepercayaan kepada orang
asli Papua dalam jabatan menteri dan pejabat tinggi Negara maupun pejabat tinggi militer dan
kepolisian dalam Negara Kesatuan Repbulik Indonesia, dengan telah mengakat salah satu Perwira
Tinggi Militer TNI Angkatan Darat Orang Asli Papua sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Darat.
Bentuk perhatian pemerintah untuk memberikan peran partisipasi orang asli Papua dalam
kepemimpinan pemerintahan dan militer seperti yang telah dilakukan selama ini harus terus
dikembangkan dengan melakukan pembinaan dan rekrutmen putra – putri Orang Asli Papua dalam
jabatan – jabatan strategis di tingkat pusat baik militer dan sipil.
5. POLITIK
Sehubungan dengan telah ditolaknya uji materi tentang Partai Politik Lokal dalam rangka Otonomi
Khusus oleh Mahkama Konstitusi (MK) Republik Indonesia dan pada kenyataan bahwa dalam proses
rekrutmen anggota calon anggota DPRD untuk menjadi Dewan Perwakilan Rakyat telah berakibat
telah memarginalkan orang asli Papua dalam keanggotaan DPRD, maka GMKI meminta agar
Presiden Republik Indonesia menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – Undang
yang menetapkan:
1) Pimpinan partai politik nasional di Provinsi Papua dan Papua Barat baik tingkat Kabupaten/Kota
harus orang asli Papua.
2) Calon Anggota Partai Politik harus 80% Orang Asli Papua
3) Calon Anggota DPD RI dan DPR RI yang mewakili daerah pemilihan Orang Asli Papua.
4) Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati harus Orang Asli Papua

POINT – POINT REKOMENDASI TAMBAHAN

Persoalan Papua saat ini mengalami masalah yang kompeksitas yang terjadi saat ini, sehingga memerlukan
perhatian semua pihak untuk bersinergitas dalam penanganan kondisi Papua saat ini. Oleh karena itu melalui
forum Kongres XXXVII GMKI di Manokwari melalui Pansus papua telah mendiskusikan persoalan – persoalan
yang terjadi di Papua untuk menjadi bagian rekomendasi turunan tambahan yang akan dilaksanakan oleh
Pengurus Pusat GMKI Masa Bhakti 2020 – 2022, sejak pelaksanaan otonomi khusus Papua yaitu sebagai
berikut:
1. GMKI segera membetuk lembaga kajian yang berkaitan dengan persoalan Papua;
2. GMKI perlu menyuarakan pelanggaran HAM Papua di WSCF;
3. GMKI mendorong Pembangunan Infrastruktur Sekolah – Sekolah melalui Bea Siswa bagi siswa orang
asli Papua yang berprestasi;
4. GMKI mendorong perubahan Kurikulum pendidikan Bahasa Daerah bagi sekolah – sekolah di Papua;
5. GMKI segera membentuk Lembaga Bantuan Hukum (LBH) untuk menjaring aspirasi GMKI Se- Tanah
Air;
6. GMKI mendorong kesetaraan kehidupan toleransi orang Kristen dalam memimpin doa pada setiap
pelaksanaan HUT 17 Agustus 1945;
7. GMKI mendorong memprakarsai pembentukan sebuah lembaga kajian evaluasi Otonomi Khusus;
8. GMKI mendorong pelaksanaan kebijakan Evaluasi Otonomi Khusus bagi Papua;
9. GMKI segera mendorong penyidikan pembangunan yang berkeadilan;
10. GMKI mendorong pembentukan Media Khusus Papua diadakan oleh Pengurus Pusat GMKI
11. Pengurus Pusat GMKI mendorong kebijakan Beasiswa bagi Anggota GMKI Se- Tanah Air secara khusus
Papua;
12. GMKI meminta kepada pemerintah segera menarik pasukan organic dan non organic dari Tanah Papua;
13. GMKI segera mendorong pemerintah pusat menyelesaikan persoalan pelanggaran HAM di Tanah Papua;
14. GMKI mendesak Pemerintah pusat menolak pembangunan tambang di gunung Wabu Intan Jaya;
15. GMKI segera mendesak Pemerintah Pusat membuka akses Media Jurnlis Asing di Tanah Papua;
16. GMKI segera mendorong Pemerintah Pusat segera melakukan dialog bersama yang dinisiatif oleh pihak
ketiga PBB;
17. GMKI meminta pemerintah pusat kembalikan hak penentuan nasib orang Papua
KEPUTUSAN KONGRES XXXVII
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Nomor: 015/K-XXXVII/GMKI/XI/2020

Tentang:
KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP KAUM PEREMPUAN

Kongres XXXVII Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia:

Menimbang : 1. Bahwa dalam melaksanakan tugas dan pelayanannya Pengurus


Pusat GMKI membentuk panitia khusus yang membahas tentang
kekerasan seksual terhadap kaum perempuan
2. Bahwa adanya permasalahan-permasalahan yang terjadi di
internal GMKI

Mengingat : 1. Anggaran Dasar GMKI pasal 3 tentang Tujuan.


2. Anggaran Dasar GMKI pasal 4 tentang Usaha.
3. Anggaran Rumah Tangga GMKI pasal 1 tentang Usaha.

Memperhatikan : 1. Permasalahan atau isu-isu yang terjadi di Internal GMKI


2. Hasil kerja panitia khusus tentang kekerasan seksual terhadap
perempuan
3. Aspirasi Peserta kongres XXXVII GMKI

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Hasil kerja dan rekomendasi panitia khusus kongres XXXVII


GMKI sebagaimana terlampir dalam surat keputusan ini
2. Lampiran keputusan ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari surat keputusan ini
3. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal di tetapkan dengan
ketentuan bila dikemudian hari terdapat kekeliruan didalamnya
maka akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : MANOKWARI
Hari : Senin
Tanggal : 30 NOVEMBER 2020
Jam : 01.05 WIT

MAJELIS KETUA

Melkianus Suni Jeplin G. Maitimu

Opinus Sogoneap

Cesardo Siringoringo Fendi Bia


Lampiran SK Nomor: 015/K-XXXVII/GMKI/XI/2020

Senin, 30 November 2020


REKOMENDASI TINDAKAN ORGANISASI TERHADAP PELAKU DAN KORBAN
PELECEHAN SEKSUAL.

1. GMKI tidak boleh berkompromi dengan dosa


2. GMKI harus meminta maaf kepada korban dan bertanggungjawab dalam
pendampingan dan pemulihan korban
3. Mencabut status keanggotaan Thomas Naderu di forum tertinggi organisasi di
Kongres XXXVII di Manokwari
4. Mendesak GMKI untuk Menyusun SOP (Standar Operasional) penanganan kekerasan
berbasis gender di sidang pleno I Pengurus pusat 2020-2022.
5. Kader GMKI wajib menghargai privasi korban dengan tidak menyebarkan informasi
tampa seijin korban
6. Kader GMKI dilarang menyebar luaskan hoax dan narasi yang menyudutkan korban.

Demikian hasil pansus III kekerasan Seksual, Semoga Yesus Kristus sang kepala Gerakan
menyertai kita.
KEPUTUSAN KONGRES XXXVII
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Nomor: 016/K-XXXVII/GMKI/XI/2020
Tentang:
PENCABUTAN HAK ANGGOTA

Kongres XXXVII Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia:

Menimbang : 1. Bahwa dalam menjaga nilai-nilai Kristiani yang telah hidup


dalam Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia sebagai bagian dari
landasan dasar dalam Alkitab
2. Bahwa Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia adalah organisasi
yang tidak tinggal diam terhadap pelaku tindakan pelecehan
seksual
3. Bahwa adanya tindakan pelecehan seksual yang dilakukan pada
saat pelaksanaan kongres XXXVII GMKI di Manokwari.

Mengingat : 1. Anggaran Dasar GMKI pasal 6 ayat 4 tentang keanggotaan.


2. Anggaran Dasar GMKI pasal 7 tentang Kongres.
3. Anggaran Rumah Tangga GMKI pasal 2 tentang Keanggotaan.
4. Anggaran rumah tangga GMKI pasal 11 tentang tingkat
keputusan organisasi
5. Keputusan kongres XXXVII GMKI Nomor : 016/K-
XXXVII/GMKI/XI/2020

Memperhatikan : 1. Hasil kerja panitia khusus kongres XXXVII tentang kekerasan


seksual terhadap kaum perempuan
2. Aspirasi Peserta kongres XXXVII GMKI

MEMUTUSKAN
Menetapkan : 1. Mencabut hak keanggotaan saudara Thomas Nederubun
2. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal di tetapkan dengan
ketentuan bila dikemudian hari terdapat kekeliruan didalamnya
maka akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : MANOKWARI
Hari : Senin
Tanggal : 30 NOVEMBER 2020
Jam : 01.09 WIT

MAJELIS KETUA

Melkianus Suni Jeplin G. Maitimu

Opinus Sogoneap

Cesardo Siringoringo Fendi Bia


KEPUTUSAN KONGRES XXXVII
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Nomor: 017/K-XXXVII/GMKI/XI/2020

Tentang:
Kriteria dan Tata Cara Pemilihan Pengurus Pusat, Tim Formatur, Badan Pemeriksa
Keuangan GMKI Masa Bakti 2020-2022 dan Tempat Kongres XXXVIII GMKI

Kongres XXXVII Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia:

Menimbang : 1. Bahwa sebagai badan eksekutif pengambil keputusan organisasi


setelah Kongres, Pengurus Pusat memiliki dedikasi dan loyalitas
dalam mengemban amanat Kongres sesuai dengan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GMKI. Untuk itu perlu
adanya kriteria Pengurus Pusat sebagai upaya tuntutan organisasi.
2. Bahwa untuk maksud tersebut perlu ditetapkan Kriteria dan Tata
Cara Pemilihan Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2020-2022.
Mengingat : 1. Anggaran Dasar GMKI Pasal 6 tentang Keanggotaan
2. Anggaran Rumah Tangga GMKI Pasal 3 ayat 5c tentang Tugas
Kongres.
3. Anggaran Rumah Tangga GMKI Pasal 4 tentang Pengurus Pusat.
Memperhatikan : 1. Pembahasan Laporan Umum Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti
2018-2020.
2. Keputusan Kongres XXXVII GMKI No.: 009/ K-XXXVII/
GMKI/ XI/ 2020 tentang Garis-Garis Besar Program dan
Kebijakan Umum Organisasi Masa Bakti 2020-2022.
3. Keputusan Kongres XXXVII GMKI No.: 011/ K-XXXVII/
GMKI/ XI/ 2020 tentang Struktur dan Uraian Tugas Pengurus
Pusat GMKI Masa Bakti 2020-2022.
Mendengar : 1. Hasil kerja Panitia Kerja Kriteria dan Tata Cara Pemilihan
Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2020-2022.
2. Usul saran, tanggapan dan pembahasan dalam sidang pleno
Kongres XXXVII GMKI.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Kriteria dan Tata Cara Pemilihan Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti
2020-2022 sebagaimana terlampir dalam surat keputusan ini.
2. Lampiran keputusan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari surat keputusan ini.
3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan maka akan diperbaiki
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : MANOKWARI
Hari : Senin
Tanggal : 30 NOVEMBER 2020
Jam : 04.50 WIT

MAJELIS KETUA

Melkianus Suni Jeplin G. Maitimu

Opinus Sogoneap

Cesardo Siringoringo Fendi Bia


Lampiran SK Nomor: 017/K-XXXVII/GMKI/XI/2020

KRITERIA DAN TATA CARA PEMILIHAN


PP GMKI, TIM FORMATUR, BPK GMKI MASA BAKTI 2020-2022
DAN TUAN RUMAH KONGRES XXXVIII GMKI

I. Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti

I.1. Kriteria Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2020 – 2022

I.1.a. Kriteria Umum


1. Warga Negara Indonesia dan beragama Kristen (Anggaran Rumah Tangga GMKI
Pasal 4 ayat 2).
2. Memiliki status keanggotaan yang jelas sesuai dengan Anggaran Dasar GMKI Pasal
6 ayat 3 (a) dan (b) serta adanya pengakuan dari cabang asal atau cabang lainnya.
3. Memiliki status keanggotaan Jemaat yang jelas dari suatu Gereja.
4. Pernah menjabat sebagai Badan Pengurus Cabang GMKI.
5. Bersedia berdomisili di Jakarta, kecuali Pengurus Pusat yang berada di Wilayah.
6. Seluruh fungsionaris tidak boleh terlibat dalam Partai Politik (Anggota Partai
Politik, Anggota Organisasi Sayap Partai Politik, Tim Sukses Pemilu, serta DPD dan
independen lainnya).
7. Adanya Surat Rekomendasi dari cabang asal dan atau cabang lainnya.
8. Untuk Penentuan Pengurus Pusat yang ada di Wilayah dalam hal ini Kordinator
Wilayah (Korwil) menjadi kewenangan formatur Masa Bakti 2020-2022, dengan
memperhatikan Rekomendasi dari cabang-cabang di wilayah tersebut.

I.1.b. Kriteria Khusus Ketua Umum dan Sekretaris Umum


1. Tidak merangkap jabatan pada organisasi lain kecuali tugas fungsional Pelayanan
Gereja dan tugas fungsional dalam forum-forum jaringan strategis yang di bentuk
PP GMKI bersama mitra-mitra strategis;
2. Apabila pada saat pencalonan diketahui bahwa bakal calon yang bersangkutan
merangkap jabatan yang sama pada organisasi lain maka bakal calon tersebut
diberi kesempatan untuk mengajukan pengunduran dirinya dari organisasi lain
tersebut secara tertulis di depan forum Kongres XXXVII GMKI;
3. Ketua Umum dan Sekretaris Umum adalah mereka yang pernah menjadi Pengurus
Pusat GMKI atau pernah dan sedang menjabat PJ Cabang.
I.1.c. Kriteria Khusus Bendahara Umum
1. Tidak merangkap jabatan yang sama pada organisasi lain kecuali tugas fungsional
Pelayanan Gereja dan tugas fungsional dalam forum-forum jaringan strategis yang
di bentuk PP GMKI bersama mitra-mitra strategis.
2. Diprioritaskan memiliki latar belakang ilmu ekonomi (akuntansi) atau mempunyai
pengalaman dan kecakapan dalam mengelola keuangan organisasi
(perbendaharaan).

I.2. Tata Cara Pemilihan Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2020 –
2022 I. 2.a. Tata Cara Umum Pemilihan
1. Pengurus Pusat GMKI dipilih oleh Forum Kongres dengan gabungan sistem
pemilihan langsung dan formatur (Anggaran Rumah Tangga GMKI Pasal 4 ayat
3 a).
2. Ketua Umum dan Sekretaris Umum dipilih langsung oleh Forum Kongres.
3. Untuk memilih fungsionaris yang akan melengkapi struktur Pengurus Pusat
GMKI Masa Bakti 2020–2022, Ketua Umum dan Sekretaris Umum terpilih akan
dibantu oleh tim Formatur.
4. Ketua Umum dan Sekretaris Umum terpilih sekaligus bertindak sebagai Ketua
dan Sekretaris Formatur.

I.2.b. Tata Cara Khusus Pemilihan Ketua Umum dan Sekretaris Umum Pengurus
Pusat GMKI Masa Bakti 2020–2022
1. Pemilihan bersifat langsung, umum, bebas, dan rahasia.
2. Tata cara pencalonan:
a) Pencalonan Ketua Umum, Sekretaris Umum dilakukan secara terpisah
b) Bakal calon Ketua Umum dan Sekretaris Umum mendaftarkan diri kepada
forum kongres melalui majelis ketua.
c) Setiap Cabang mendukung bakal calon yang telah ditetapkan oleh Majelis
Ketua dengan menuliskan namanya pada kertas suara yang telah
disediakan oleh Panitia.
d) Setiap bakal calon yang telah didukung oleh sekurang-kurangnya 10
Cabang yang mempunyai hak pilih yang menghadiri Kongres XXXVII
GMKI diminta kesediaannya secara sungguh-sungguh untuk menjadi
calon Ketua Umum dan Sekretaris Umum.
e) Bakal calon yang menyatakan kesediaannya diteliti berdasarkan kriteria
yang ditetapkan.
f) Bakal Calon yang memenuhi kriteria dinyatakan sah sebagai calon untuk
dipilih.

3. Tata cara pemilihan:


a) Pemilihan Ketua Umum dan Sekretaris Umum dilakukan secara terpisah.
b) Setiap Cabang langsung memilih dengan menuliskan nama satu orang pada
kertas suara yang telah disediakan oleh Majelis Ketua.
c) Kertas suara dimasukkan pada kotak suara yang telah dinyatakan kosong
oleh Forum Kongres.
d) Kertas suara yang terkumpul dihitung di depan Forum Kongres berdasarkan
jumlah Cabang yang hadir dan disaksikan oleh Majelis Ketua dan Dua orang
peserta yang ditunjuk oleh Majelis Ketua.
e) Apabila Calon Ketua Umum yang sudah dicalonkan sebagai Ketua Umum,
tidak diperbolehkan untuk dicalonkan sebagai Sekretaris Umum;
f) Calon yang mendapatkan suara terbanyak dinyatakan terpilih sebagai Ketua
Umum dan Sekretaris Umum PP GMKI Masa bakti 2020–2022.
g) Jika terdapat suara terbanyak yang sama jumlahnya maka pemilihan akan
diulang, khusus untuk memilih calon yang memperoleh jumlah suara yang
sama tersebut.
h) Jika terdapat calon tunggal maka Majelis Ketua menyatakan kepada Forum
Kongres bahwa calon terpilih secara aklamasi.

II. Tim Formatur


II. 1.Tata Cara Pemilihan Formatur PP GMKI Masa Bakti 2020–2022
1. Formatur yang dipilih oleh forum kongres adalah setiap cabang definitive
peserta kongres XXXVII.
2. Setiap Cabang mencalonkan 1 (satu) Cabang sebagai bakal calon Formatur
dengan menulis nama Cabang yang dipilihnya pada kertas suara yang telah
disediakan oleh Majelis Ketua.
3. Setiap bakal calon diminta kesediannya dan setelah bersedia dinyatakan sah
sebagai calon formatur.
4. Setiap Cabang memilih 1 (satu) Cabang calon Formatur dengan menulis nama
Cabang yang dipilihnya pada kertas suara yang telah disediakan oleh Majelis
Ketua.
5. Cabang yang memperoleh suara terbanyak dinyatakan terpilih sebagai Formatur
Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2020-2022.
6. Jika terdapat suara terbanyak yang sama jumlahnya, maka pemilihan diulangi
khususnya memilih calon yang suaranya sama tersebut. Jika jumlah suara tetap
sama sampai 3 (Tiga) kali pemilihan ulang, maka dilakukan undian.

II. 2. Tata Kerja Formatur


1. Formatur bekerja secara bebas dan keputusannya adalah final.
2. Formatur menyelesaikan tugasnya paling lambat 14 hari ( 2 minggu)
3. Dalam menentukan fungsionaris Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2020 –
2022 harus berdasarkan kriteria umum yang telah ditetapkan Kongres dengan
prinsip objektifitas dan pertimbangan-pertimbangan yang rasional.

III. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) PP GMKI Masa Bakti 2020-2022


III. 1. Kriteria
1. Anggota GMKI yang memiliki status keanggotaan yang jelas sesuai dengan AD
GMKI Pasal 6 ayat 2 (a) dan (b).
2. Memiliki latar belakang pendidikan ekonomi, diutamakan akuntansi.
3. Memiliki pengetahuan, penghayatan dan loyalitas yang tinggi terhadap GMKI.

III. 2. Tata Cara Pemilihan


1. Pemilihan bersifat bebas, langsung dan rahasia.
2. Setiap cabang mencalonkan 3 (tiga) cabang sebagai bakal calon BPK PP GMKI
Masa Bakti 2020-2022 dengan menuliskannya pada kertas suara yang telah
disediakan oleh Majelis Ketua.
3. Cabang yang dicalonkan diminta kesediaannya. Cabang-cabang yang bersedia
dinyatakan sah sebagai calon anggota BPK PP GMKI.
4. Setiap cabang memilih 1 (satu) cabang dari cabang-cabang yang dicalonkan
dengan menuliskannya pada kertas suara yang disediakan oleh Majelis Ketua.
5. Tiga cabang yang mendapat suara terbanyak dinyatakan terpilih sebagai BPK
PP GMKI Masa Bakti 2020-2022.
6. Apabila dalam menentukan 3 (tiga) cabang dengan jumlah suara terbanyak
terdapat 2 (dua) cabang atau lebih cabang dengan suara yang sama, maka
pemilihan diulangi khusus untuk memilih calon yang suaranya sama tersebut.
Jika jumlah suara tetap sama sampai 3 (tiga) kali pemilihan ulang, maka
dilakukan undian.
7. Segera setelah terpilih, cabang-cabang tersebut memasukkan nama wakilnya
kepada formateur dengan memperhatikan kriteria yang telah ditetapkan dalam
kongres.

IV. Tuan Rumah Kongres XXXVIII


IV. 1. Kriteria
Bersedia mempresentasikan kesiapan dalam bentuk sarana dan prasarana, serta
dukungan Gereja, Pemda, dan Potensi Masyarakat lainnya dalam bentuk surat
rekomendasi. Minimal salah salah satu surat rekomendasi dari unsur dukungan.

IV. 2. Tata Cara Penetapan Tempat Kongres XXXVIII GMKI


1. Setiap cabang mencalonkan 1 (satu) cabang sebagai bakal calon tempat kongres
XXXVIII GMKI, dengan menuliskan pada kertas yang telah disediakan oleh majelis
ketua.
2. Untuk menjadi calon tuan rumah kongres, setiap bakal calon diminta kesediannya
oleh majelis ketua.
3. Lima Cabang yang memiliki suara terbanyak secara otomatis menjadi calon.
4. Calon yang bersedia, diminta mempresentasikan gambaran umum kesiapan sarana
dan prasarana; dan alasan mendasar yang melatarbelakangi keinginan untuk menjadi
tempat pelaksanaan kongres.
5. Apabila calon tuan rumah kongres yang bersedia hanya 1, maka langsung ditetapkan
oleh majelis ketua dengan meminta pertimbangan forum kongres menjadi Tuan
Rumah.
6. Setiap cabang memilih satu calon tuan rumah kongres sebagai tempat kongres dengan
menuliskan pada kertas yang telah disediakan oleh majelis ketua.
7. Cabang yang mendapatkan suara terbanyak dinyatakan sah sebagai tuan rumah
Kongres XXXVIII GMKI.
8. Apabila terdapat dua cabang atau lebih dengan jumlah suara yang sama, maka
pemilihan diulangi, khusus memilih calon-calon yang suaranya sama tersebut. Jika
jumlah suara tetap sama sampai 3 kali pemilihan ulang, maka dilakukan dengan cara
undian.
Catatan :
- Setiap 2 (dua) bulan setelah pelantikan, panitia wajib memberikan laporan
perkembangan aktifitas kerja panitia kepada pengurus pusat.
- Pengurus pusat berhak memindahkan tuan rumah Kongres XXXVIII GMKI jika
panitia tidak menyampaikan laporan perkembangan aktifitas.
KEPUTUSAN KONGRES XXXVII
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Nomor: 018/K-XXXVII/GMKI/XI/2020

Tentang:
KETUA UMUM PENGURUS PUSAT GERAKAN MAHASISWA KRISTEN
INDONESIA MASA BAKTI 2020-2022

Kongres XXXVII Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia:

Menimbang : 1. Bahwa sebagai badan tertinggi didalam organisasi kongres wajib


mengangkat seorang ketua umum yang akan mengarahkan
organisasi berdasarkan Garis-garis Besar dan Kebijakan Umum
Organisasi.
2. Bahwa kongres yang mengatur tentang mekanisme
pengangkatan.

Mengingat : 1. Anggaran Dasar GMKI pasal 4 tentang usaha.


2. Anggaran Dasar GMKI pasal 7 ayat 3 tentang Pengurus Pusat.
3. Anggaran Rumah Tangga GMKI pasal 3 ayat 5c tentang tugas
kongres.
4. Anggaran Rumah Tangga GMKI Pasal 4 tentang Pengurus
Pusat.

Memperhatikan : 1. Keputusan kongres XXXVII GMKI No.: 011/ K-XXXVII/


GMKI/ XI/ 2020 tentang Struktur dan Uraian Tugas Pengurus
Pusat GMKI Masa Bakti 2020-2022.
2. Keputusan kongres XXXVII GMKI No.: 013/ K-XXXVII/
GMKI/ XI/ 2020 tentang Kriteria dan Tata Cara Pemilihan
Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2020-2022.
3. Kesediaan Calon untuk menjadi Ketua Umum Pengurus Pusat
GMKI Masa Bakti 2020-2022.
4. Aspirasi Peserta kongres XXXVII GMKI melalui pemungutan
suara.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Saudara JEFRI GULTOM sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat


GMKI Masa Bakti 2020-2022.

332
Ditetapkan di : MANOKWARI
Hari : Senin
Tanggal : 30 NOVEMBER 2020
Jam : 10.14 WIT

MAJELIS KETUA

Melkianus Suni Jeplin G. Maitimu

Opinus Sogoneap

Cesardo Siringoringo Fendi Bia


KEPUTUSAN KONGRES XXXVII
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Nomor: 019/K-XXXVII/GMKI/XI/2020

Tentang:
SEKRETARIS UMUM PENGURUS PUSAT GERAKAN MAHASISWA KRISTEN
INDONESIA MASA BAKTI 2020-2022

Kongres XXXVII Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia:

Menimbang : 1. Bahwa sebagai badan tertinggi didalam organisasi kongres wajib


mengangkat seorang sekretaris umum yang akan mengarahkan
organisasi berdasarkan Garis-garis Besar dan Kebijakan Umum
Organisasi.
2. Bahwa kongres yang mengatur tentang mekanisme pengangkatan.
Mengingat : 1. Anggaran Dasar GMKI pasal 4 tentang usaha.
2. Anggaran Dasar GMKI pasal 7 ayat 3 tentang Pengurus Pusat.
3. Anggaran Rumah Tangga GMKI pasal 3 ayat 5c tentang tugas
kongres.
4. Anggaran Rumah Tangga GMKI Pasal 4 tentang Pengurus Pusat.
Memperhatikan : 1. Keputusan kongres XXXVII GMKI No.: 011/ K-XXXVII/
GMKI/ XI/ 2020 tentang Struktur dan Uraian Tugas Pengurus
Pusat GMKI Masa Bakti 2020-2022.
2. Keputusan kongres XXXVII GMKI No.: 013/ K-XXXI/ GMKI/
XI/ 2020 tentang Kriteria dan Tata Cara Pemilihan Pengurus
Pusat GMKI Masa Bakti 2020-2022.
3. Kesediaan calon untuk menjadi Sekretaris Umum Pengurus Pusat
GMKI Masa Bakti 2020-2022.
4. Aspirasi Peserta kongres XXXVII GMKI melalui pemungutan
suara.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Saudara Michael Anggi sebagai Sekretaris Umum Pengurus Pusat


GMKI Masa Bakti 2020-2022.

Ditetapkan di : MANOKWARI
Hari : Senin
Tanggal : 30 NOVEMBER 2020
Jam : 11.02 WIT

MAJELIS KETUA

Melkianus Suni Jeplin G. Maitimu

Opinus Sogoneap

Cesardo Siringoringo Fendi Bia


KEPUTUSAN KONGRES XXXVII
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Nomor: 020/K-XXXVII/GMKI/XI/2020

Tentang:
FORMATUR PENGURUS PUSAT
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
MASA BAKTI 2020-2022

Kongres XXXVII Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia:

Menimbang : 1. Bahwa sebagai badan tertinggi di dalam organisasi, kongres


wajib mengangkat formatur yang akan membantu Ketua Umum
Terpilih dan Sekretaris Umum Terpilih untuk melengkapi
kepengurusan PP GMKI Masa Bakti 2020-2022.
2. Bahwa kongres yang mengatur tentang mekanisme
pengangkatan.

Mengingat : 1. Anggaran Dasar GMKI pasal 4 tentang usaha.


2. Anggaran Dasar GMKI pasal 7 ayat 3 tentang Pengurus Pusat.
3. Anggaran Rumah Tangga GMKI pasal 3 ayat 5c tentang tugas
kongres.
4. Anggaran Rumah Tangga GMKI Pasal 4 tentang Pengurus
Pusat.

Memperhatikan : 1. Keputusan kongres XXXVII GMKI No.: 011/ K-XXXVII/


GMKI/ XI/ 2020 tentang Struktur dan Uraian Tugas Pengurus
Pusat GMKI Masa Bakti 2020-2022.
2. Keputusan kongres XXXVII GMKI No.: 013/K-XXXVII/
GMKI/ XI/ 2020 tentang Kriteria dan Tata Cara Pemilihan
Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2020-2022.
3. Kesediaan Cabang untuk menjadi Formatur Pengurus Pusat
GMKI Masa Bakti 2020-2022.
4. Aspirasi Peserta kongres XXXVII GMKI melalui pemungutan
suara.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Formatur Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2020-2022 adalah


sebagai berikut:
1. Saudara Jefri Gultom sebagai Ketua merangkap anggota.
2. Saudara Michael Anggi sebagai Sekretaris merangkap
anggota.
3. GMKI Cabang Salatiga, sebagai anggota.
4. GMKI Cabang Manado, sebagai anggota.
5. GMKI Cabang Palopo, sebagai anggota.
Ditetapkan di : MANOKWARI
Hari : Senin
Tanggal : 30 NOVEMBER 2020
Jam : 11.40 WIT

MAJELIS KETUA

Melkianus Suni Jeplin G. Maitimu

Opinus Sogoneap

Cesardo Siringoringo Fendi Bia


KEPUTUSAN KONGRES XXXVII
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Nomor: 021/K-XXXVII/GMKI/XI/2020

Tentang:
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PENGURUS PUSAT
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
MASA BAKTI 2020-2022

Kongres XXXVII Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia:

Menimbang : Bahwa Badan Pemeriksa Keuangan Pengurus Pusat GMKI Masa


Bakti 2020-2022, perlu diangkat dalam satu surat keputusan.
Mengingat : Anggaran Rumah Tangga GMKI Pasal 9 ayat 3 tentang Badan
Pemeriksa Keuangan Pengurus Pusat GMKI.
Memperhatikan : 1. Keputusan kongres XXXVII GMKI No.: 011/ K-XXXVII/
GMKI/ XI/ 2020 tentang Struktur dan Uraian Tugas Pengurus
Pusat GMKI Masa Bakti 2020-2022.
2. Keputusan kongres XXXVII GMKI No.: 013/ K-XXXVII/
GMKI/ XI/ 2020 tentang Kriteria dan Tata Cara Pemilihan
Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2020-2022.
3. Kesediaan Cabang untuk menjadi Badan Pemeriksa Keuangan
Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2020-2022.
4. Aspirasi Peserta kongres XXXVII GMKI melalui pemungutan
suara.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : 1. Badan Pemeriksa Keuangan Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti
2020-2022 adalah sebagai berikut:
1.1.GMKI Cabang Medan, atas nama Olipia Siburian
1.2.GMKI Cabang Bandar Lampung, atas nama Bram monang
nugroho
1.3.GMKI Cabang Fak-Fak, atas nama Brento Muskita
2. Personalia Badan Pemeriksa Keuangan Pengurus Pusat GMKI
Masa Bakti 2020-2022 langsung bertanggung jawab kepada
Kongres XXXVIII GMKI tahun 2022.
3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : MANOKWARI
Hari : Senin
Tanggal : 30 NOVEMBER 2020
Jam : 12.10 WIT

MAJELIS KETUA

Melkianus Suni Jeplin G. Maitimu

Opinus Sogoneap

Cesardo Siringoringo Fendi Bia


KEPUTUSAN KONGRES XXXVII
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Nomor: 022/K-XXXVII/GMKI/XI/2020

Tentang:
TEMPAT KONGRES XXXVIII
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
TAHUN 2022

Kongres XXXVII Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia:

Menimbang : Bahwa Kongres adalah badan tertinggi dalam organisasi yang


berlangsung sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 2 (dua) tahun.

Mengingat : 1. Anggaran Dasar GMKI pasal 7 tentang Kongres.


2. Anggaran Rumah Tangga GMKI pasal 3 tentang Kongres.
3. Anggaran Rumah Tangga GMKI Pasal 4 ayat 4b tentang
Persiapan Kongres.

Memperhatikan : 1. Keputusan kongres XXXVII GMKI No.: 013/ K-XXXVII/


GMKI/ XI/ 2020 tentang Kriteria dan Tata Cara Pemilihan
Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2020-2022.
2. Kesediaan Cabang untuk menjadi Tuan Rumah Kongres
XXXVIII GMKI tahun 2022.
3. Aspirasi Peserta kongres XXXVII GMKI melalui pemungutan
suara.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Tuan Rumah Kongres XXXVIII GMKI tahun 2022 adalah


GMKI Cabang Toraja
2. Keputusan ini berlaku sejak tanggal penetapannya.

Ditetapkan di : MANOKWARI
Hari : Senin
Tanggal : 30 NOVEMBER 2020
Jam : 12.47 WIT

MAJELIS KETUA

Melkianus Suni Jeplin G. Maitimu

Opinus Sogoneap

Cesardo Siringoringo Fendi Bia


KEPUTUSAN KONGRES XXXVII
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Nomor: 023/K-XXXVII/GMKI/XI/2020

Tentang:
PENUTUPAN PERSIDANGAN KONGRES XXXVII
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA

Kongres XXXVII Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia:

Menimbang : Bahwa Kongres XXXVII GMKI telah melaksanakan tugasnya sejak


tanggal di Manokwari, untuk itu perlu diangkat dalam
satu surat keputusan.

Mengingat : 1. Anggaran Dasar GMKI pasal 7 tentang Kongres.


2. Anggaran Rumah Tangga GMKI pasal 3 tentang Kongres.
3. Anggaran Rumah Tangga GMKI Pasal 4 ayat 4b tentang
Persiapan Kongres.

Memperhatikan : 1. Keputusan kongres XXXVII GMKI No. 001/ K-XXXVII/


GMKI/ XI/ 2020 tentang Pengesahan Kongres XXXVII GMKI.
2. Keputusan kongres XXXVII GMKI No. 002/ K-XXXVII/
GMKI/ XI/ 2020 tentang Tata Tertib Kongres XXXVII GMKI.
3. Keputusan kongres XXXVII GMKI No. 003/ K-XXXVII/
GMKI/ XI/ 2020 tentang Jadwal Acara Kongres XXXVII
GMKI.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Menutup Persidangan Kongres XXXVII Gerakan Mahasiswa


Kristen Indonesia tahun 2020 di Manokwari.

Ditetapkan di : MANOKWARI
Hari : Senin
Tanggal : 30 NOVEMBER 2020
Jam : 13.00 WIT

MAJELIS KETUA

Melkianus Suni Jeplin G. Maitimu

Opinus Sogoneap

Cesardo Siringoringo Fendi Bia


340

Anda mungkin juga menyukai