Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13 tahun
2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk masyarakat.
Tenaga kerja adalah manusia yang berkerja di lingkungan suatu organisasi yang mempunyai
potensi baik dalam wujud potensi nyata fisik maupun psikis sebagai penggerak utama dalam
mewujudkan eksistensi dan tujuan organisasi.
Perencanaan (planning) adalah proses untuk memutuskan tujuan-tujuan yang akan dicapai
selama periode mendatang dan aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan agar dapat mencapai
tujuan tersebut. Menurut andrew Sikula dalam bukunya Meldona mendefinisikan bahwa
“Human resources of manpower planning has been defined as the process of determining
man power reqruitments and the means for meeting those reqruitments in order to carry out
the integrateds plans of the organization.”(Perencanaan tenaga kerja adalah proses
menentukan kebutuhan tenaga kerja, dan cara memenuhi kebutuhan tersebut dalam rangka
menjalankan rencana terintegrasi yang sudah disusun oleh suatu organisasi).
Dapat disimpulakn bahwa perencanaan tenaga kerja adalah suatu proses untuk membuat
rencana kebutuhan tenaga kerja dimulai dari perekrutan, pengembangan, pengendalian dalam
rangka untuk mencapai cita-cita perusahaan dengan cara saling berintegrasi dengan baik.
2. MERENCANAKAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA
Merencanakan kebutuhan jumlah tenaga kerja merupakan kegiatan penyusunan
program recruitment tenaga kerja, penyeleksian dan penempatannya. Adapun intisari
perencanaan kebutuhan tenaga kerja adalah meneliti dan memperoleh sejumlah tenaga kerja
yang dibutuhkan baik dari segi kuantitatif maupun kualitatif
pgUntuk penarikan kebutuhan jumlah tenaga kerja ada beberapa langkah perhitungan yaitu
sebagai berikut:
1. Analisis bahan kerja dan analisis angkatan kerja
Untuk menjamin dan menetapkan sejumlah tenaga kerja, dapat digunakan analsis bahan
kerja(work load analysis) dan analisis angkatan kerja (work force analysis)
2. Job analysis dan job description
Untuk menjamin dan mentapkan jumlah tenaga kerja yang berkualitas, dapat dilakukan
perbandingan terhadap standar personalia. Pelaksanaannya dapat disusun dengan analisis
jabatan (job analysis), yang menghasilkan deskripsi jabatan (job description) dan
spesifikasi jabatan (job specification).
3. Operasional
Langkah selanjutnya adalah bersifat operasional. Setelah seorang wirausahawan
mengetahui jumlah tenaga kerja dan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan maka tugas
berikutnya adalah sebagai berikut:
Menarik para pelamar, menarik para pelamar pekerjaan sebanyak-banyaknya dari
berbagai sumber tenaga kerja
Seleksi, disini para pelamar pekerjaan melalui proses seleksi sesuai dengan
kualifikasi jabatan yang kosong.
Orientasi
Langkah berikutnya adalah tahap orientasi. Setelah itu para pelamar pekerjaan diterima
sebagai pegawai baru kemudian dikenalkan kepada lingkungan kerja perusahaan, sejarah
perusahaan, proses produksinya, hak dan kewajiban, kondisi kerja dan sebagainya