Anda di halaman 1dari 6

Perwujudan Ekonomi Kreatif Melalui Pengolahan Limbah Tanaman Pisang

(Musaparadisiaca) Menjadi Aneka Kerajinan Sebagai Peluang Usaha Bagi Masyarakat


Lumajang
Laily Fitria Wati
Pendidikan Ekonomi, PPs-Universitas Negeri Malang
Abstrak
Pelepah pisang belum banyak dimanfaatkan dan mempunyai nilai ekonomi tinggi,
padahal berpotensi untuk diolah menjadi aneka kerajinan yaitu kap lampu, pigura dan
tempat tisu yang mempunya nilai ekonomi. Pisang adalah salah satu kearifan local di
daerah lumajang, pemanfaatan yang dilakukan hanya sebatas pada buah pisang yang
dijadikan kripik, sale pisang. Sementara lembah pohon pisang yaitu pelepah pisang tidak
pernah dimanfaatkan. Berdasarkan fakta tersebut maka dilakukan pengolah pelepah
pisang menjadi kertas serat pelepah pisang kemudian dijadikan kap lampu, serta
kerajinan lainnya yaitu kotak tisu, tempat pesil, dll.
Kata Kunci : Ekonomi Kreatif, Pelepah Pisang, Kerajinan
Pendahuluan
Kabupaten Lumajang merupakan daerah agrobis diwilayah jawa timur, sehingga potensi
investasi perindustrian dan perdagangan dominan berbasis hasil olahan dari komoditi pertanian
dan perkayuan. Disamping itu Kabupaten Lumajang terkenal dengan produk unggulannya
'Pisang Agung dan Pisang Mas Kirana' yang sudah diakui oleh konsumen dan perdagangannya
sudah mencapai luar kota. Pisang Mas Kirana diminati konsumen karena, Rasanya manis dan
legit serta tahan lama.
Kecamatan senduro adalah salah satu sentra penghasil pisang di Lumajang yaitu pisang
Agung semeru dan pisang mas kirana, Senduro adalah daerah yang berada pada ketinggan 650
diatas permukaan laut (dpl). Pisang Mas Kirana di Senduro tersebar di lahan seluas 658,94
hektar. Dari lahan tersebut dapat menghasilkan 144.966 kuintal Pisang Mas Kirana. Jumlah
rumpun sebanyak 658.936,36 dan masing-masing rumpun menghasilkan 22 Kilogram.
Buah pisang hasil panenan di daerah ini di ekspor ke luar negeri dan di jual ke luar kota
juga dimanfaatkan untuk berbgai usaha makanan di wiliyah senduro, misalnya usaha kripik
pisang, sale pisang. Jika buah pisang telah di panen, maka terdapat limbah berupa sisa pelepah
pisang yang biasanya hanya dimanfaakan oleh penjual tempe, untuk dijadikan alas kemasan
tempe di desa senduro.

Dengan demikian limbah tanaman pisang berupa pelepah pisang yang ada di wilayah
senduro belum di manfaatkan secara optimal. Limbah pelepah pisang hanya dimanfaatkan untuk
alas kemasan tempe dan sisanya di buang dan dibiarkan menjadi sampah. Kondisi akan berbeda
jika penduduk sekitar mengetahui tentang pemanfaatan pelepah pisang menjadi aneka
kerajajinan seperti pigura, kotak tisu dan kap lampu sekaligus memberikan peluang usaha baru
bagi masyarakat.
Pembahasan
Lumajang salah satu wilayah yang memiliki kearifan local buah pisang, terutama di desa
senduro, pasrujambe dan gucialit, pemanfaatan pisang di kabupaten lumajang hanya di ambil
buahnya untuk di ekspor dan di distribusikan ke kota lain yang ada di Indonesiadi sampah dan a.
pemanfaatan pelepah pisang belum dilaksanakan. Dengan melihat fakta banyaknya limbah
pelepah pisang yang di buang menjadi sampah dan untuk alas kemasan lauk tempe.
Hampir seluruh bagian tanaman pisang memiliki nilai kemanfaatan. Tingginya permintaan
akan buah pisang dan olahan buah pisang menimbulkan masalah limbah, seperti kulit pisang,
bunga (jantung pisang), pelepah (batang) dan bonggol (akar). Akan tetapi limbah tersebut
masing-masing memiliki nilai guna.
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan maka limbah-limbah tersebut bisa diolah
kembali, sehingga menghasilkan produk-produk baru yang memiliki nilai ekonomis dan nilai
guna yang lebih tinggi. Pelepah pisang dapat di olah menjadi kertas yang dijadikan bahan untuk
pembuatan kap lampu, dijadikan aneka kerajinan tangan yang lain yaitu tepat tisu, kotak pensil,
tempat minuman mineral dalam kemasan gelas,dll.

Gambar 1 : Pelepah Pisang

Pelepah batang pisang merupakan suatu bahan yang kurang dimanfaatkan di Lumajang,
Padahal pelepah batang pisang mempunyai kandungan selulosa yang tinggi dan lignin yang
rendah. Dari komposisi yang demikian, kita dapat memanfaatkan pelepah batang pisang sebagai
bahan baku pembuatan kertas. Permasalahan yang muncul dalam proses pemanfaatan pelepah
batang pisang sebagai bahan baku kertas adalah :
1. Pelepah batang pisang banyak dimanfaatkan sebagai kerajinan tangan maupun mainan anakanak, tetapi hal tersebut belum berbicara banyak dalam mengurangi jumlah sampah pelepah
batang pisang. Oleh karena itu, harus ada alternatif khusus untuk mengurangi dan
memanfaatkan sampah pelepah batang pisang tersebut.
2. Dalam memanfaatkan pelepah batang pisang sebagai bahan baku pembuatan kertas perlu
adanya suatu metode khusus sehingga dihasilkan limbah ramah lingkungan.
Serat yang diperoleh dari pelepah pisang merupakan serat yang cukup kuat sehingga cocok
dijadikan bahan kain (texxtil). Serat ini juga cocok digunakan sebagai bahan baku pembuatan
kertas karena memiliki kekuatan dan daya simpan yang tinggi (Suyanti dkk, 2008 hal 30).
Pelepah pisang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kertas organik tekstur.
Karena pelepah pisang memenuhi syarat untuk dijadikan bahan baku kertas yaitu mempunyai
serat yang panjang, luas dengan kadar hemiselulosa tinggi, maka pelepah pisang yang memiliki
serat putih yang sangat kuat sangat tepat sebagai divertifikasi kertas organik tektur.
Proses pembuatan kertas dari bahan batang pisang pertama-tama yang harus dilakukan
adalah, batang pisang tadi dipotong kecil-kecil dengan ukuran berkisar 25 cm, lalu di jemur di
bawah terik matahari hingga kering. Setelah batang pisang tadi kering proses berikutnya adalah
dengan cara direbus sampai menjadi lunak, namun pada saat proses perebusan sebaiknya di
tambah dengan formalin atau kostik soda maksudnya adalah di samping untuk mempercepat
proses pelunakan juga untuk menghilangkan getah-getah yang masih menempel pada pelepah
pisang tadi. Pada proses berikutnya batang pisang yang sudah lunak tadi disaring dan
dibersihkan dari zat-zat kimia tadi baru kemudian di buat bubur (pulp) dengan cara di blender.
Jika ingin mendapat serat yang sangat halus, maka proses penghancurannya akan lebih lama
dibanding jika ingin mendapat serat yang kasar. Lalu proses selanjutnya adalah penjemuran.
Setelah batang pisang tadi dihaluskan, letakan di atas cetakan sablon, lalu dijemur hingga kering.
Kalau panasnya bagus, sehari juga cukup untuk proses penjemuran ini. Setelah kertas kering,
kemudian proses selanjutnya adalah pewarnaan, dalam proses ini kita dapat langsung

menggunakan kertas yang sudah kering tersebut atau dapat juga kita tambahkan warna. Untuk
pewarnaannya, kita dapat menggunakan bahan dari alam seperti gambir, kunyit, atau daun
pandan. Untuk pewarna buatan, kita dapat menggunakan sepuhan atau perwarna pakaian. Proses
pewarnaannya pun ada dua macam, yang pertama dengan proses pencelupan dan yang kedua
adalah dengan proses pentotolan menggunkan spons. Kalau kita mau satu warna tinggal dicelup
saja. Tapi kalau kita ingin variasi warna kita tinggal gabungkan, ambil warna pertama dengan
spons, lalu totolkan di atas kertas. Tunggu sebentar lalu totolkan warna kedua.
Pemanfaatan pelepah pisang sebagai BaPa (Banana paper) untuk divertifikasi kertas organik
tekstur dapat diwujudkan dalam berbagai produk. Sebagai contoh, pembuatan kertas motif batik
dapat dilakukan setelah proses pengeringan. Caranya seperti membatik biasa, yaitu
menggunakan canting dan malam. Tapi jangan terlalu panas karena malamnya mempuyai sifat
minyak. Nanti motif batik yang digambar bisa melebar ke mana-mana atau mendapatkan hasil
yang kurang bagus.
Kertas organik tekstur ini dapat dimanfaatkan untuk membuat kap lampu agar sinar lampu
lebih redup dan memiliki variasi. Pembuatan kap lampu dilakukan dengan membuat kerangka
kap lampu yang terbuat dari kawat kemudian menempelkaan kertas bertekstur dari pelepah
pisang sesuai dengan berntuk kerangka yang sudah dirangkai.
Selain di buat menjadi kap lampu, pelepah pisang yang langsung dikeringkan maupun yang
dibuat kertas bertekstur terlebih dahulu bisa di manfaatkan untuk kerajinan yang lain yaitu
tempat pensil, kotak tisu, tempat air mineral yang berbentuk gelas, dan lain-lain.

Gambar 1. Aneka Kerajinan dari Serat Pelepah Pisang

Ekonomi kreatif sebagai the creation of value as a result of idea. Dalam sebuah
wawancara bersama Donna Ghelfi dari World Intellectual Property Organization (WIPO),
ekonomi kreatif sebagai "kegiatan ekonomi dalam masyarakat yang menghabiskan sebagian
besar waktunya untuk menghasilkan ide, tidak hanya melakukan hal-hal yang rutin dan berulang.
Karena bagi masyarakat ini, menghasilkan ide merupakan hal yang harus dilakukan untuk
kemajuan (John Howkins : Wikipedia). hal ini sejalan dengan penganekaragaman pengolahan
pelepah pisang menjadi kertas serat pelepah pisang, kap lampu, kotak pensil, tempat tisu dan
pigura yang merupakan hasil kerajinan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi.

Penutup
Simpulan
Kearifan local daerah lumajang adalah pisang, lumajang banyak memproduksi buah
pisang yang di ekspor ke luar negeri dan dluar kota. Pemanfaatan tanaman pisang di lumajang
hanya sebatas pada buah yang langsung di jual dan pengolahan untuk makanan, pelepah pisang,
jantung pisang dan akar pisang tidak dimanfaatkan padahal limbah tanaman pisang limbah
tanaman pisang salah satunya adalah pelepah pisang yang bisa dimanfaatkan untuk aneka
kerajinan yaitu kertas serat pelepah pisang, kap lampu,bingkai foto, tempat pensil, tempat tisu,
tempat minuman air mineral kemasan gelas,dan lain-lain. Penganekaragaman olahan limbah
pelepah pisang menjadi beberapa kerajinan adalah salah satu wujud ekonomi kreatif yang perlu
dikembangkan untuk menambah nilai guna barang dan menambah pendapatan masyarakat
Lumajang.
Daftar Rujukan
Yunifath. 2012. Kertas Dari Batang Pohon Pisang, Metode Emil Heuser (Online),
(Https://Chemichemo.Wordpress.Com/2012/07/03/Kertas-Dari-Batang-PohonPisang-Metode-Emil-Heuser-2/), Diakses 15 Desember 2015.
_______. 2015. Ekonomi Kreatif (Online), (Https://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Ekonomi_Kreatif), Di
Akses 15 Desember 2015.
Suharyani, dkk. 2013. Limbah Pelepah Pisang Raja Susu Sebagai Alternatif Bahan Dinding
Kedap Suara. (13) : (1).

Kusumaningtyas, Ratna Dewi, dkk. Pengolahan Limbah Tanaman Pisang Menjadi Dendeng
Dan Abon Jantung Pisang Sebagai Peluang Wirausaha Baru Bagi Masyarakat
Pedesaaan.

Anda mungkin juga menyukai