Anda di halaman 1dari 9

KLIPING KERAJINAN SERAT

MAPEL PRAKARYA
SEMESTER GASAL TAHUN 2018/2019

Disusun oleh :
1. Naisyila Putri
2. Saniati Alfitayati
3. Ayu Aulia Nazwa
4. Shintia Racmadani Safitri
Kelas : 7

SMP NEGERI 1 KALIGONDANG

1.   Kerajinan tas  dari Serat Alam


Kini potensi Kulon Progo mulai dilirik banyak wisatawan. Tak hanya dikenal dengan memiliki
aneka objek wisata alam yang menarik, kini trend fashion asal Kulon Progo pun semakin banyak
dinikmati masyarakat luas. Salah satunya adalah produk kerajinan dari serat alam yang berasal
dari desa Salamrejo yang berada di kecamatan Sentolo. Selain masuk di portal berita dan surat
kabar, produk kerajinan dari Kulon Progo pun sudah lalu lalang menghiasi berita di televisi
nasional.
Memang, bagi sebagian penikmat dunia fashion, tentu tidak akan asing lagi dengan beragam
produk yang dihasilkan oleh serat alami seperti eceng gondok, pogon gebang atau yang dikenal
dengan nama agel, rotan hingga daun pandan mampu disulap menjadi berbagai produk fashion
seperti dompet, cluth tas ataupun aneka pernik seperti topi kalung dan yang lainnya.
Keterampilan warga dalam membuat serat alam memang sudah berjalan turun-temurun sejak
puluhan tahun yang lalu.

2.   Pembuatan Sofa Dari Eceng Gondok


Pembuatan rangka sofa minimalis dari bahan eceng gondok memang hanya bisa dilakukan oleh
tukang yang sudah benar -benar ahli dan biasa dalam pembuatan sofa eceng gondok. Perkiraan
bukan hanya menghitung ketebalan alas, tapi juga harus pintar dalam memperkirakan jarak tiap
anyaman, dimana tempat ketemu anyaman, dan hal lain yang tidak bisa dibuat dengan cara
pembuatan seperti kursi biasa. Model membulat adalah salah satu hal yang sulit bagi tukang
sofa.
Selain tehnik yang cukup, bahan kayu baik juga dibutuhkan untuk bahan sofa minimalis yang
kuat, biasanya kami menggunakan bahan dari mahoni oven dan suren dengan kualitas baik,
sebelum aplikasi finishing kami juga memberikan microcide sebagai obat anti rayap dan bubuk
kayu agar kayu sofa tetap awet.

3.   Kerajinan Bahan Serat Alam Eceng Gondok


 
Eceng gondok adalah tumbuhan air yang hidup mengapung di atas permukaan air. Kecepatan
tumbuh tanaman eceng gondong yang cepat sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai gulma
yang merusak lingkungan perairan. Di Indonesia sendiri eceng gondong merupakan tanaman
yang mudah untuk dijumpai. Memang bagi orang awam tanaman ini di anggap sebagai tanaman
pengganggu tetapi bagi orang-orang kreatif yang tinggal di Kulon Progo, Ambarawa eceng
gondok menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan.
Tanaman ini bisa di olah menjadi kerajinan karena seratnya yang kuat dan mudah untuk
dibentuk. Untuk menggunakan eceng gondok sebagai bahan kerajinan terlebih dahulu harus
menjemur tanaman ini sampai kering baru di ambil seratnya untuk dibuat berbagai kerajinan.

4.   Kerajinan Bahan Alam dari Sabut Kelapa


 
Pohon kelapa memang bisa dibilang sebagai pohon yang serba guna. Karena hampir semua
bagian dari pohon ini bisa di manfaatkan oleh manusia. Dari akar sampai daun kelapa bisa
digunakan untuk keperluan manusia. Salah satu bagian dari kelapa yang jarang dimanfaatkan
oleh orang awam adalah sabut atau serabut kelapa (bagian kulit dari buah kelapa).
Dari kulit buah kelapa inilah bisa diperoleh bahan serat alam yang bisa diolah menjadi produk
kerajinan. Salah satu produk yang bisa dibuat dari bahan sabut kelapa adalah keset, sapu,
coconet dan aneka kerajinan lain.

5.   Kerajinan Bahan Alam dari Pelepah Pisang


Sebagian besar orang menganggap pelepah pisang merupakan sebuah sampah kering yang tidak
memiliki fungsi sama sekali. Bahkan kadang pelepah pisang dibakar dan karena di anggap
sebagai sampah yang mengotori kebun. Namun kini di tangan orang-orang kreatif pelepah
pisang bisa dibuat menjadi berbagai kerajinan yang bernilai ekonomi tinggi.
Banyak sekali sekarang ini kerajinan yang dibuat dari pelepah pisang seperti tempat tisu,
lukisan, sandal, lukisan dan tempat pensil. Hal ini memberikan kita inspirasi jika kita sedikit
lebih kreatif dan tekun bahkan sampah bisa diubah menjadi sebuah berkah.

6.   Keset dari sabut kelapa


Sabut Kelapa. Pohon kelapa merupakan pohon yang semua bagian dari pohonnya mempunyai
nilai guna. Dari akar sampai daun pohon kelapa dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
Salah satu dari bagian pohon kelapa yang dapat dimanfaatkan adalah sabut atau serabut kelapa
(kulit buah kelapa). Dari sabut kelapa dapat diperoleh serat dan serbuk sabut kelapa yang dapat
diolah menjadi berbagai produk.

7.   Kain batik dari serat rami


Serat alam adalah serat yang terdapat atau tersedia di alam. Serat alam bisa didapat dari berbagai
jenis tumbuhan, contohnya daun Nanas yang menghasilkan serat daun nanas, batok kelapa,
Eceng Gondok, Agave (Sisal), pohon Rami, daun Pandan, Serabut Kelapa dan batang pohon
Pisang. Serat alam sangat berlimpah di Indonesia. Sebagian besar merupakan limbah. Seperti
daun nanas, ampas sagu dan batang pohon pisang yang sudah tidak dipakai lagi. Oleh karena itu,
perlu adanya kreatifitas dan inovasi untuk mengolah serat alam yang melimpah ini menjadi
barang yang berguna dan bernilai ekonomis sehingga dapat membantu dan meningkatkan
ekonomi masyarakat.Hingga saat ini sudah ada beberapa daerah yang telah memanfaatkan
limbah serat alam tersebut untuk diolah dan dijadikan kerajinan tangan yang berguna dan
bernilai ekonomis, bhakan ada yang telah menjadi ciri khas atau buah tangan khas suatu daerah.
Hal ini perlu dicontoh dan diterapkan di seluruh penjuru wilayah Indonesia yang memiliki
potensi serat alam yang berlimpah. Contoh kerajinan tangan dari serat alam di Indonesia.

8.   Tas dari daun pandan


Ilustrasi (Foto Istimewa)
Kulon Progo (Antara Jogja) - Perajin serat alam Desa Tanjungharjo, Kabupaten Kulon Progo,
Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan inovasi dan meningkatkan kualitas produksi sehingga
menembus pasar ekspor baik Asia, Amerika, maupun Eropa.
Ketua Paguyuban Perajin Bina Karya Lestari Desa Tanjungharjo Tukimin di Kulon Progo,
Minggu, mengatakan industri kerajunan serat alam dikelola secara turun temurun memproduksi
tampar, sekarang memproduksi berbagai macam kerajinan.
"Semula produksinya hanya tali rami, msebelum ada tali rafia. Namun karena nilai ekonominya
rendah, kemudian sejak 1996 masyarakat mencoba memproduksinya menjadi kerajinan dan
ternyata justru diminati hingga pasar luar negeri," kata Tukimin.
Ia mengatakan dari tali rami, perajin coba produksi kerajinan, ternyata ada nilai dolarnya. Pada
1998 hingga 2000 pas krisis, kuntungan tinggi.

Anda mungkin juga menyukai