Melisa
( 5173144016 )
FAKULTAS TEKNIK
2019
RINGKASAN
Tanaman jagung merupakan salah satu makanan pokok di Indonesia yang cukup banyak
dikonsumsi sehingga menghasilkan limbah alami dalam jumlah yang cukup berlimpah. Menurut
data dari Badan Pusat Statistik (BPS) produksi jagung terus meningkat setiap tahun. Pada tahun
2010, produksi jagung nasional mencapai 18,3 juta ton dan pada tahun 2012 meningkat menjadi
19 juta ton.
Pada umumnya bunga merupakan suatu hiasan khususnya dikalangan wanita bunga
merupakan sesuatu yang wajib ada di suatu ruanan yang di tempati secara khusus baik ruang
tidur, ruang makan, dan ruang kerja, dengan adanya hiasan bunga dapat menambah nilai estetika
ruangan itu sendiri, bunga yang biasa dijadikan sebagai bunga hiasan adalah bunga jenis mawar
atau tulip. Namun kualitas yang jauh lebih tahan lama menjadi pertimbangan masyarakat untuk
membelinya, maka muncul la hide kreatif seorang wirausahawan dalam menciptakan suatu
produk hiasan bunga yang dibuat dari kulit jagung,
Untuk menambah daya tarik biasanya bunga juga disertai dengan vas yang tidak kalah
menariknya. Seperti vas yang terbuat dari batu, keramik, kaca atau plastic sekalipun, karena
melihat banyaknya peluang saya sadar untuk menciptakan inovasi baru dalam memanfaatkan
sampah organic yang terdapat disekitar lingkungan kost khususnya. Dengan kegiatan ini kami
dapat menumbuhkembangkan kreativitas. Tidak hanya untuk menunjang kreatifitas tetapi juga
dapat menunjang pendapatan. Disini kami akan menampung inspirasi dari teman-teman maupun
lingkungan sekitar.
Sebagian besar masyarakat sekitar menganggap kulit jagung adalah sampah yang tidak
terpakai akan tetapi seorang wirausahawan memiliki daya piker yang lebih kreatif untuk
menciptakan suatu inovasi karya yaitu salah satunya adalh suatu produk bunga hiasan yang
terbuat dari limbah kulit jagung, selain memiliki nilai estetika juga memiliki nilai jual yang
tinggi mengingat teksturnya yang kaku dan tahan lama (bertahun-tahun), maka dari itu muncul
lah sebuah ide membuat BULJA (BUNGA KULIT JAGUNG) yang terinspirasi dari beberapa
sumber seperti penelitian yang sudah di lakukan di desa Kebumen Jawa Barat, seorang gadis
berusia 19 tahun mampu menciptakan suatu karya yang kreatif dari limbah jagung kemudian
membuka lapangan pekerjaan bagi yang membutuhkan, dengan demikian beliau sudah banyak
membantu masyarakat lain.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahan-bahan yang dianggap limbah oleh tangan-tangan terampil dapat diubah menjadi
barang kerajinan yang bernilai seni dan mempunyai nilai ekonomi, seperti halnya pembuatan
kerajinan bunga kering. Bahan yang digunakan dalam pembuatan kerajinan bunga ini dapat kita
temukan di lingkungan sekitar kita, yang pada umumnya belum banyak dimanfaatkan dengan
sungguh, oleh sebagian besar penduduk pedesaan dimanfaatkan untuk kayu bakar. Melalui
kreativitas, kesungguhan dan ketekunan, bahan tersebut dapat digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan bunga tiruan. Di Daerah Istimewa Yogyakarta, bunga tiruan ini merupakan kerajinan
yang laku dijual hingga ke luar kota, bahkan sampai ke luar negeri, dengan kata lain merupakan
aset yang menggiurkan yang tidak boleh dipandang dengan sebelah mata.
Bahan dasar yang digunakan antaranya pohon kelapa, pohon pinus, jagung, pohon pisang,
eceng gondok, dan lain sebagainya, yang dapat dimanfaatkan pada bagian kelopak bunganya,
daunnya, batangnya, akarnya, bijinya, pelepahnya atau pun pada bagian kulit buahnya. Jagung
(Zea mays) pada bagian kulit buahnya disebut dengan kelobot yang sudah dikeringkan, sering
kita lihat atau lazim digunakan sebagai pembungkus rokok atau pun kemasan produk makanan.
Sebenarnya bisa kita gunakan sebagai hiasan yang lebih bernilai seni , yaitu sebagai bahan dasar
pembuatan aneka bunga tiruan. Pada pembuatan bunga dari limbah kebun dan bunga kering, kita
dapat membuat dalam 2 warna, yaitu warna alami dan warna buatan. Wisatawan Nusantara lebih
menyukai bahan yang diberi pewarna buatan., namun wisatawan mancanegara lebih menyukai
warna-warna alami. Mewarnai bahan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu pengawetan, pemutihan,
dan pewarnaan. Jika bunga itu untuk dijual, proses pembuatannya harus melalui tahapantahapan
ini, hal ini bertujuan agar barang tersebut dapat bertahan lebih lama.
a. Rumusan Masalah
1. Memanfaatkan limbah kulit jagung dengan baik
2. Adanya paradigm “butuh modal awal besar” untuk memulai suatu bisnis atau wirausaha.
3. Dalam memulai wirausaha “mengelola limbah kulit jagung menjadi bunga hias “ yang
bisa menjadi kendala.
4. Adanya solusi ketika hasil penjualan bunga hias melebihi permintaan pasar.
b. Tujuan Program
1. Adanya uluran tangan kreatif yang peduli terhadap limbah jagung yang dapat diolah
menjadi berbagai bahan kerajinan salah satunya bunga hias meja ataupun ruangan,
bahkan pelaminan pengantin.
2. Memulai sebuah wirausaha dengan modal awal yang relative terjangkau.
3. Memulai wirausaha mengelola kulit jagung menjadi bunga sekaligus meluruskan
paradigm kebanyakan orang yang selama ini jarang sekali berpikir kreatif mengenai
limbah kulit jagung sehingga terabaikan dan menjadi sampah yang tercemar.
4. Menjadikan bisnis produk olahan kulit jagung sebagai alternative lanjutan dan atau saat
hasil pemasaran produk bunga hias melebihi permintaan pasar.
d. Kegunaan Program
Perwujudan dari konsep wirausaha ini nantinya dapat memberikan dampak yang positif
diberbagai bidang bila mampu dijalankan dengan baik dan dikembangkan secara continu ,yaitu :
1. Potensi social
a. Berkembangnya jiwa kewirausahaan dikalangan mahasiswa
b. Menyerap tenaga kerja (membantu mengurangi junlah pengangguran) didaerah sekitar
tempat usaha.
2. Potensi ekonomi
a. Bisa dijadikan alternative sebagai usaha sampingan untuk penghasilan tambahan yang
berpotensi berkembang menjadi sumber penghasilan utama.
b. Jika sudah menyerap tenaga kerja. Maka otomatis dari segi ekonomi akan meningkatkan
taraf hidup tenaga-tenaga kerja tersebut menjadi lebih baik.
3. Potensi kebutuhan
Bunga hiasan yang terbuat dari kulit jagung dapat menjadi pertimbangan yang baik bagi
masyarakat sekitar mengingat ketahanan yang dimiliki oleh kulit jagung itu sendiri, ruangan
yang ditempati khusus seperti ruang kerja atau ruang tamu tentunya memerlukan hiasan agar
ruangan tidak terlihat sunti dan kaku, dengan adanya bunga hiasa yang berada ditas meja
maupun disudut ruangan akan menambah nilai estetika pada ruangan dan membuat ruangan
semakin nyaman untuk ditempati.
BAB II
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
A. Latar Belakang
Bahan-bahan yang dianggap limbah oleh tangan-tangan terampil dapat diubah menjadi
barang kerajinan yang bernilai seni dan mempunyai nilai ekonomi, seperti halnya pembuatan
kerajinan bunga kering. Bahan yang digunakan dalam pembuatan kerajinan bunga ini dapat
kita temukan di lingkungan sekitar kita, yang pada umumnya belum banyak dimanfaatkan
dengan sungguh, oleh sebagian besar penduduk pedesaan dimanfaatkan untuk kayu bakar.
Melalui kreativitas, kesungguhan dan ketekunan, bahan tersebut dapat digunakan sebagai
bahan dasar pembuatan bunga tiruan. Di Daerah Istimewa Yogyakarta, bunga tiruan ini
merupakan kerajinan yang laku dijual hingga ke luar kota, bahkan sampai ke luar negeri,
dengan kata lain merupakan aset yang menggiurkan yang tidak boleh dipandang dengan
sebelah mata.
Jagung (Zea mays) pada bagian kulit buahnya disebut dengan kelobot yang sudah
dikeringkan, sering kita lihat atau lazim digunakan sebagai pembungkus rokok atau pun
kemasan produk makanan. Sebenarnya bisa kita gunakan sebagai hiasan yang lebih bernilai
seni , yaitu sebagai bahan dasar pembuatan aneka bunga tiruan. Pada pembuatan bunga dari
limbah kebun dan bunga kering, kita dapat membuat dalam 2 warna, yaitu warna alami dan
warna buatan. Wisatawan Nusantara lebih menyukai bahan yang diberi pewarna buatan.,
namun wisatawan mancanegara lebih menyukai warna-warna alami. Mewarnai bahan
dilakukan melalui tiga tahap, yaitu pengawetan, pemutihan, dan pewarnaan. Jika bunga itu
untuk dijual, proses pembuatannya harus melalui tahapantahapan ini, hal ini bertujuan agar
barang tersebut dapat bertahan lebih lama.
B. Analisa Produk
Produk bunga hias yang dihasilkan berupa :
1. Jenis bunga mawar, bunga tulip, bunga sepatu dan bunga elbra.
2. Produk turunan bunga dari kulit jagung seperti Hand Bouquet, Bunga hiasan Meja, dan
Bunga hiasan pelaminan.
C. Peluang Pemasaran
Permintaan pasar terhadap hasil pengolahan bunga dari kulit jamur dari pengrajin dengan
harga yang cukup tinggi dibandingkan dengan bunga hiasan lainnya. Hal ini diperkuat
dengan beberapa alasan sebagai berikut :
1. Masyarakat semakin sadar pentingnya menghias ruangan yang dipergunakan baik secara
khusus maupun tidak.
2. Ketahanan yang dimiliki oleh kulit jagung ternyata lebih lama dibanding dengan bahan
plastic atau kaca.
3. Harga yang terjangkau namun dengan produk berkualitas membuat masyarakat terpikat
untuk memilikinya.
Target Pasar
Pada tahun-tahun awal, pemasaran produk difokuskan pada pasar tradisional dan kebutuhan
rumah tangga.
Bisnis pemanfaatan sampah organic ini menjadi inovasi terbaru dalam menunjang perekonomian
dan kreativitas mahasiswa, kesadaran anak kost dalam mengolah sampah organic . dengan ide
“BULJA” (BUNGA KULIT JAGUNG) mampu mengubah pola piker mahasiswa untuk
memanfaatkan limbah sampah organic disekitar lingkungan kost salah satunya limbah kulit
jagung, semoga dengan usaha ini mampu mengembangkan perekonomian yang semakin tinggi
dan lebih mencintai produk dalam negeri.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Mulai
Tahap Lanjut Penambahan tahap pembuatan (produksi) bunga dari kulit jagung
untuk meningkatkan kapasitas usaha secara continue.
a. Tahap Awal
Tahap ini merupakan langkah awal menuju terbentuknya industri padat karya yang kuat
dan kokoh.
Menerapkan standart produksi yang tepat untuk mengoptimalkan hasil pengolahan
limbah kulit jagung menjadi bunga hias.
Menambahkan tenaga kerja bila penjualan sudah mencapai target bahkan melebihi target.
tahap industry kecil awal ini merupakan jembatan menuju berdirinya industry kecil yang kokoh.
b. Tahap Lanjut
Tahap ini merupakan pengembangan dari tahap awal, setelah kebutuhan dana
mencukupi, dan seluruh kekurangan telah dapat diatasi, maka dimulailah tahap lanjut yang
ditargetkan untuk memiliki perijinan dan pembentukan badan usaha. Industry inni diharapkan
mampu menyerap banyak tenaga kerja, mulai dari pekerja kasar dibagian produksi hingga
professional dibidang pemasaran, dan administrasi. Secara umum, tahap lanjut adalah perluasan
dari industry kecil, mulai dari system, kapasitas produksi hingga ekspansi distribusinya.
Proses Produksi
Secara garis besar proses pembuatan bunga dari kulit jagung dibagi menjadi 6 tahapan utama,
yaitu :
1. Tahap pemilihan
2. Tahap pengeringan
3. Tahap pengawetan
Bahan yang diperlukan : (1) Air 5 liter dan (2) Benzoat . sendok teh
Cara mengerjakan :
1. Masukkan air ke dalam panci lalu panaskan di atas tungku atau kompor hingga
mendidih.
2. Selanjutnya, masukkan benzoat ke dalam air yang telah mendidih lalu diaduk.
3. Ambil bahan yang akan diawetkan, masukkan ke dalam panci. Setelah kira-kira 3
menit, angkat bahan-bahan tersebut menggunakan serok lalu tiriskan.
4. Tahap pewarnaan
Bahan yang diperlukan : (1)Air 5 liter dan (2) Bahan pewarna kertas direx atau
naptol . sendok teh
Cara mengerjakan :
1. Masukkan air ke dalam panci hingga mendidih
2. Ambil pewarna, masukkan ke dalam ember kecil. Beri segelas air dingin, aduk hingga rata.
3. Masukkan pewarna ke dalam air mendidih dan aduk terus.
4. Masukkan bahan yang akan diwarnai. Tunggu selama 5 menit, lalu angkat menggunakan
serok’
5. Masukkan bahan ke dalam ember berisi air dingin menggunakan serok. Bila sudah
dingin, angkat dan jemur di tempat yang panas. Bila sudah benar-benar kering, masukkan
bahan-bahan ke dalam wadah. Kelompokkan bahan menurut jenis dan warnanya. Apabila
menginginkan warna putih, bahan cukup diolah hingga proses pemutihan.
6. Tahap pembuatan
Alat Penjemur : (1) Nyiru, bila bahan yang akan dijemur sedikit; (2) Zak Kantong Pupuk,
digunakan sebagai tempat menjemur bahan setelah proses pewarnaan selesai dilakukan; (3)
Kepang, digunakan apabila bahan yang akan dijemur dalam jumlah banyak; (4) Bakul atau
Keranjang Bambu, berfungsi sebagai tempat meletakkan bahan-bahan yang sudah diberi
warna, bila sedikit cukup dengan kantong plastic
7. Tahap merangkai
A. JADWAL KEGIATAN
Untuk proses pelaksanaan kegiatan tahap awal, kami akan memulai dengan gambaran
sebagai berikut :
Kegiatan Hari Ke
1 2 3 4 5 6 7
Persiapan bahan dan alat
Proses pemilihan
Proses pengeringan
Proses pewarnaan
Proses pembentukan
Proses merangkai
pemasaran
Evaluasi awal dan penyusunan laporan
B. ANGGARAN BIAYA
Bila mengacu pada besar modal yang dikeluarkan, maka untuk awal mula dengan modal
terbatas bisa dimulai dengan inkubasi, pemilihan sampai merangkai langsung. Hal ini
dikarenakan pada proses pewarnaan diperlukan modal awal yang relative besar.
Ketentuan kapasitas awal usaha 300 kuntum bunga, 1200 daun, dan 150 batang, serta masa
pembuatan 1 Tahun. Perkiraan biaya awalnya sebagai berikut (1 periode pembuatan awal/1
tahun) :
Laba 1 periode pembuatan awal = (Rp 10.000 x 400 kuntum) – (Rp 919.500)
= Rp 3,081.000/ satu tahun
Asumsi harga jual diatas didapat dari harga rata-rata penjualan ke pengepul dan langsung ke
konsumen.
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Peralatan penunjang
3. Perjalanan