1
2
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Tanaman jagung merupakan salah satu makanan pokok masyarakat
Indonesia yang dikonsumsi dalam jumlah yang cukup banyak sehingga
menghasilkan limbah alam yang melimpah. Secara umum hasil limbah kulit
jagung hanya digunakan untuk membuat pakan ternak dan tidak digunakan untuk
membuat produk lain sehingga kondisi limbah kulit jagung masih cukup
memprihatinkan (Wiza, Alfurqan and Amir, 2021). Biasanya setelah biji pada
tumbuhan jagung dimanfaatkan maka sisa tumbuhan jagung akan dibiarkan atau
dijadikan kompos untuk penanaman berikutnya. Kemudian untuk jagung yang
tidak menghasilkan buah akan terbuang begitu saja, sehingga tumbuhan jagung
tersebut menghasilkan lebih banyak limbah atau sampah daripada hasil panen
yang dibutuhkan. Kulit jagung adalah salah satu limbah dari jagung yang belum
dikembangkan secara efektif (Ginting, 2015).
Di antara limbah jagung yang akan dibuang, ternyata kulit jagung masih
memiliki potensi untuk dapat digunakan kembali menjadi produk yang
bermanfaat bagi manusia. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa
menenun kulit jagung dengan cara baru seperti dipilin menghasilkan bahan yang
kuat, ringan, namun fleksibel (Ginting, 2015). Dari hasil pemilinan kulit jagung,
dapat dikreasikan lagi menjadi produk-produk yang bermanfaat seperti tas
belanja, kipas, hiasan dinding, dan sebagainya. Hal ini dapat disesuaikan dengan
keterampilan dan minat masyarakat untuk membuat bahan baku dari kulit jagung
yang dipilin tersebut menjadi produk yang bermanfaat lainnya.
Menurut informasi Kementerian Pertanian, Sumatera Utara merupakan
salah satu daerah penghasil jagung. pada tahun 2017 menghasilkan 1.741.258 ton,
dan pada tahun 2018 menghasilkan 1.757.126 ton (Bastanta et al., 2022). Salah
satu kabupaten yang ada di Sumatera Utara dengan penghasil jagung terbesar
yaitu Kabupaten Karo. Tanah Karo adalah daerah penghasil jagung yang cukup
besar di Sumatera Utara, salah satunya adalah Desa Kutambaru Kecamatan
Munthe Kabupaten Karo. Hal ini jelas membuat bahwa limbah kulit jagung selalu
dihasilkan dari daerah tersebut. Sehingga alangkah baiknya jika pemanfaatan kulit
jagung tersebut dapat digunakan menjadi tas belanja.
Tas belanja memiliki peranan penting di era milenial ini, dimana semakin
tinggi pembangunan menciptakan limbah yang semakin banyak juga. Penggunaan
plastik menjadi hal yang lumrah dalam masyarakat, sebagai pemanfaatan dalam
kehidupan sehari-hari. Indonesia sudah sangat akrab dengan plastik, fakta
menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai penghasil
limbah plastik (Priliantini, Krisyanti and Situmeang, 2020). Banyak produk yang
3
BAB II
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
Desa Kutambaru Kecamatan Munte Kabupaten Karo merupakan
merupakan salah satu desa dengan mata pencaharian yaitu bertani. Desa ini berada
di bawah kaki Gunung Sibuaten. Beberapa hasil pertanian yang dapat dihasilkan
dari Desa Kutambaru yaitu tomat, kopi, cabai, jeruk, dan juga jagung. Hal ini
didukung dengan suhu normal yang dimiliki desa tersebut sehingga menjadikan
kemudahan untuk tanaman tumbuh dan berkembang di tanahnya. Salah satu hasil
tanaman dengan penghasilan terbanyak di desa tersebut yaitu jagung.
Dalam proses pembuatan produk ini kami akan memulainya dari lahan
penduduk yang memiliki jagung dan sudah siap panen. Nah biasanya setelah pada
saat proses panen selesai dilakukan maka sisa tumbuhan jagung akan tetap
ditempat untuk bisa di bersihkan atau dibakar nantinya untuk proses pembersihan
dan mendaur ulang tanah agar kemudian bisa ditanami Kembali. Kulit jagung
yang ditinggal di lahan tersebut lah yang menjadi produksi kami dalam
pembuatan produk ini. Produk ini berupa tas belanja organik kulit jagung yang
digunakan sebagai tas belanja ke pasar.
Kulit jagung yang dipanen ini akan dicuci bersih dan dijemur untuk
kemudian bisa dilakukan proses mengkepang kulit jagung dan menyatukan nya
dengan kepangan yang lain dan membentuk satu tas belanja. Produk ini tas
organik ini memang belum umum di pasaran. Namun produk ini akan menjadi
produk pertama dengan inovasi baru yang kami lakukan. Produk ini akan
menghasilkan berbagai jenis kerajinan seperti tas belanja, pouch bag, dan tatakan
gelas.
5
Kulit jagung yang sudah menua sebagai bahan dasar dalam pembuatan tas organik
kulit jagung
.
Kemudian kulit jagung yang dibersihkan akan dipilin seperti gambar diatas.
Gambar diatas merupakan hasil akhir dari kulit jagung yang di pilin kemudian di
anyam menjadi sebuah tas belanja organik kulit jagung.
II.1 Strategi Pemasaran
Dalam strategi pemasaran ada beberapa yang harus diperhatikan seperti,
produk, tempat, dan promosi.
a. Produk
6
Tas organik ini kuat dalam mengangkut barang karena berasal anyaman
pilin jagung yang kuat.
Penambahan bahan kain suede di lapisan bagian dalam tas yang memiliki
permukaan halus, tekstur yang lembut, tidak mudah kusut, kuat dan tahan
lama.
Memiliki beberapa jenis produk lainnya di samping tas belanja, seperti
pouch bag dan tatakan gelas.
b. Tempat
Penjualan tas organik ini dilakukan di berbagai lokasi seperti pusat
perbelanjaan, hingga supermarket tempat biasanya belanja.
Bekerja sama dengan pedang kios untuk membantu dalam menjual tas
oganik
Untuk pouch dan tatakan gelas, akan dipasarkan di sekitaran kampus dan
sekolah.
Bekerja sama dengan Unit Trading and Branding Universitas Prima
Indonesia dalam memasarkan produk.
c. Promosi
Promosi akan dilakukan secara online melalui media sosial kemudian
pameran yang dilakukan di area Kampus Universitas Prima Indonesia dan
supermarket-supermarket.
II.2 Perhitungan Ekonomi
1. Biaya untuk target 500 buah produk kulit jagung
Total Rp 3.330.000
3. Perhitungan omset
Tas belanja kulit jagung
= harga per biji x jumlah jual x 1 bulan
= Rp 30.000 x 150 buah x 1 bulan
= Rp 4.500.000
Total Keseluruhan
Rp 6.750.000 / bulan
= Rp 6.750.000 – 1.240.000
= Rp 5.510.000
Penghasilan bersih
= total omset – (biaya tetap + biaya variabel )
= Rp 6.750.000 – ( Rp 1.240.000 + Rp 3.330.000)
= Rp 6.750.000 – Rp 4.570.000
= Rp 2.180.000
BAB III
METODE PELAKSANAAN
III.1 Alat dan bahan
Alat :
1. Kulit jagung
2. Benang
3. Jarum
4. Kain furing suede
5. Gunting
6. Kuas
7. Pegangan tas
8. Lem tembak
Bahan :
1. Kulit jagung
2. Air
3. Pewarna
4. Pernis
III.2 Cara pembuatan
1. Potong bagian yang keras dekat dengan tangkai pada buah jagung
2. Pisahkan satu persatu bagian daun jagung, agar mudah mencucinya
3. Cuci daun jagung dalam satu wadah besar agar lebih mudah
4. Kemudian keringkan kulit jagung dengan menjemur tergantung
5. Rendam pada warna yang diinginkan (optional), dalam hal ini kami ingin
menggunakan pernis agar tidak menghilangkan terlalu jauh warna kulit
9
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
IV.1 Anggaran biaya
Besaran Dana
No Jenis Pengeluaran Sumber Dana (Rp)
Bahan habis pakai Belmawa Rp 3.000.000
(contoh: ATK, kertas,
bahan, dan lain lain) Perguruan Tinggi Rp 610.000
1
maksimum 60% dari
jumlah dana yang Instansi Lain (jika
diusulkan ada) -
Belmawa Rp 1.400.000
2 Sewa dan jasa (sewa/jasa
alat; jasa pembuatan Perguruan Tinggi Rp 100.000
10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, Serta Dosen Pendamping
13
14
15
16
Dosen Pendamping
17
18
19
SUB TOTAL Rp
1.500.000
3 Perjalanan lokal (maks. 30 %)
Kegiatan penyiapan bahan dan 12 hari 150.000 Rp
pembuatan produk 1.800.000
Kegiatan pemasaran 6 hari 150.000 Rp 900.000
Kegiatan lainnya sesuai 3 hari - Rp 300.000
program PKM
20
SUB TOTAL Rp
3.000.000
4 Lain-lain (maks. 15 %)
Adsense akun media sosial 8 hari - Rp 100.000
Protokol kesehatan (masker, 4 hari - Rp 100.000
sanitizer, dan lain lain)
ATK lainnya (pensil) 4 buah 5.000 Rp 20.000
Biaya Publikasi - - Rp 400.000
Memberli Materai 3 12.000 Rp 45.000
Dokumentasi - - Rp 200.000
Biaya sosialisasi - - Rp 200.000
Penyusunan Proposal - - Rp 200.000
SUB TOTAL Rp
1.085.000
GRAND TOTAL Rp
9.195.000
GRAND TOTAL ( Sembilan Juta Seratus Sembilan Puluh Lima Ribu Rupiah)