Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL KEWIRAUSAHAAN

(SEDOTAN BAMBU)

Oleh :

HARIATI
191052003035
PTK C

PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Saat ini isu lingkungan sedang menjadi pusat perhatiaan dari masyarakat. Hal

ini dikarenakan banyaknya hewan yang ditemukan mati dengan perut penuh dengan

sampah plastik, tubuh yang terlilit sampah, atau terdapat anggota tubuh yang

terjebak oleh sampah (Nationalgeographic.co.id, 2019). Jumlah sampah plastik di

dunia pada tahun 2015 mencapai angka 381 juta ton/tahunnya (Kompas.com,

2018). Jumlah sampah plastik yang disumbang Indonesia sendri pertahun mencapai

64 juta ton dan menurut penelitian Jenna R. Jambeck (2015), Indonesia merupakan

negara terbesar ke-2 penyumbang sampah plastik ke laut dengan jumlah 3,21 juta

ton/tahun (liputan6.com, 2018). Menurut data greeneration.org (2018), dari sampah

plastik yang dapat ditemukan di perairan seperti sungai, danau, laut, waduk, dan

rawa terdapat delapan jenis sampah plastik yang paling banyak ditemukan.

Sampah-sampah plastik tersebut yaitu botol plastik, tutup botol, bungkus makanan,

kantong plastik, minuman plastik, sedotan, jenis plastik lainnya, dan sterofom.

Sedotan menjadi sampah terbanyak yang berada di posisi 6 dengan jumlah temuan

sekitar 409.087. Sedotan plastik baru dapat terurai menjadi pecahan kecil atau

microplastik setelah 450 tahun lamanya. Indonesia merupakan salah satu negara

dengan penggunaan sedotan plastik sekali pakai tertinggi didunia (detik.com,

2018). Sedotan plastik itu banyak berasal dari cafe, minuman kemasan, restoran,

dan sumber lainnya. Menurut data yang dikumpulkan Divers Clean Action,

diperkirakan pemakaian sedotan plastik di Indonesia setiap harinya mencapai

93.244.847 sedotan (detik.com, 2018).


Di tengah masalah limbah plastik yang semakin pelik, kini muncul berbagai

kampanye bebas sedotan plastik yang semakin gencar di berbagai negara. Bahkan,

beberapa franchise besar pun ikut berpartisipasi untuk mengurangi limbah plastik.

Salah satunya mengganti penggunaan sedotan plastik dengan sedotan dari bambu,

stainless steel, atau akrilik yang lebih ramah lingkungan.

Contohnya Starbucks, franchise kopi ternama asal Amerika Serikat ini

berkomitmen untuk mengganti penggunaan sedotan plastik pada 2020 mendatang.

Secara bertahap, gerai kopi populer ini mantap menggunakan sedotan kertas

dan sippy cup, yakni sejenis gelas berlubang untuk minumannya.

Tak hanya Starbucks, hal serupa juga dilakukan oleh McDonald’s yang memiliki

lebih dari 30 ribu cabang di seluruh dunia. Dilansir Independent, mulai tahun 2019,

seluruh cabang McDonald’s di Inggris dan Irlandia akan menghilangkan

penggunaan sedotan serta wadah makanan yang tidak ramah lingkungan. Dan

secara bertahap peraturan tersebut akan diterapkan di seluruh cabangnya hingga

2050 mendatang.

Tak perlu jauh melihat ke luar negeri, di Indonesia pun kini mulai

bermunculan kafe dan tempat makan yang menerapkan sistem eco-friendly atau

ramah lingkungan. Tak hanya kafe besar dan populer, banyak kafe kecil yang

didirikan secara mandiri ikut andil untuk mengurangi penggunaan plastik, terutama

sedotan berbahan dasar plastik.

Tidak disediakannya sedotan plastik dibeberapa tempat dan kesadaran untuk

tidak menggunakan sedotan plastik membuat orang mencari alternatif sedotan dari

bahan lain. Hingga banyak yang beralih ke sedotan bambu dan stenless steel. Untuk

mengatasi permasalahan tersebut maka timbullah pemikiran untuk membuat


sedotan bambu yang bisa berkali pakai dan bisa terurai, dan bambu merupakan

sumber daya alam yang cukup melimpah dan bisa di perbarui kembali. Sehingga,

dapat mengurangi pencemaran lingkungan oleh limbah plastik. Produk ini bisa

didapatkan bagi siapapun yang berminat. Karena produk ini nantinya dijual secara

online melalui media social yaitu facebook dan Instagram serta di berbagai online

shopping. Dengan demikian pembeli bisa dengan mudah memiliki sedotan bambu

ini.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana melakukan usaha kewirausahaan dengan produk Sedotan Bambu ?

2. Bagaimana cara menghasilkan keuntungan dengan produk Sedotan Bambu ?

C. Tujuan

1. Mendirikan usaha dan mendapatkan keuntungan dari produk Sedotan Bambu

2. Melakukan pemasaran produk sedotan bambu dalam jumlah banyak

D. Manfaat

Manfaat dari penjualan produk sedotan bambu adalah saya dapat belajar

mengenai kewirausahaan untuk bekal masuk ke dunia pasar pada nantinya.Selain

itu, saya belajar mengenai pembuatan produk sekaligus tentang pemasaran

produk,dan saya pun bisa memperoleh keuntungan dari penjualan hasil produksi

ini.
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Ide Produk

Di era modern sekarang ini, plastik banyak dipilih untuk bahan baku

pembuatan bungkus makanan hingga alat makan berupa piring, sendok, dan

sedotan. Selain harganya yang murah, plastik juga dianggap lebih praktis,

mengingat beratnya yang sangat ringan dan tak mudah rusak. Di antara banyaknya

benda berbahan plastik, sedotan menjadi salah satu yang paling sering kita temui

sehari-hari, baik di cafe, restoran, bahkan warung kaki lima. Namun, di balik

manfaatnya, ternyata sedotan merupakan salah satu penyumbang sampah plastik

terbesar di dunia. Banyaknya sampah sedotan di Indonesia dan lamanya waktu untuk

mengurai sampah sedotan membuat banyak gerakan yang dibuat untuk menggurangi

penggunaan sedotan plastik dan perusahaan seperti Starbucks, McD, tempat-tempat di Bali,

dan lain sebagainya yang mulai tidak menyediakan sedotan plastik. Tidak disediakannya

sedotan plastik dibeberapa tempat dan kesadaran untuk tidak menggunakan sedotan plastik

membuat orang mencari alternatif sedotan dari bahan lain. Hingga kini banyak yang beralih

ke sedotan bambu dan stenless steel.

B. Peluang Pasar

Berdasarkan fakta-fakta tersebut, saya pun berinisiatif untuk membuat

sebuah gagasan mengenai sedotan bambu yang dibanding sedotan plastik yang

butuh 500 tahun untuk terurai, sedotan bambu hanya butuh beberapa hari dan

Bambu merupakan sumber daya alam yang cukup melimpah dan bisa diperbarui

kembali, Sedotan dari bambu ini juga terbilang lebih awet dibanding dengan

sedotan plastik. Sehingga sedotan bambu lebih ramah lingkungan dibandingkan

sedotan plastik dan sedotan bambu dapat di pakai berkali-kali Dengan perawatan
yang benar, sedotan bambu dapat digunakan sampai usia 2 tahun. saya pun

mengangkat bambu sebagai sedotan yang akan saya buat dan akan saya edarkan

kepada masyarakat. Saya berinisiatif membuat sedotan bambu karena prihatin

dengan limbah sedotan plastik yang bahkan sudah mencemari lingkungan disekitar

kita, walaupun saat ini masih ada beberapa sedotan yang dibuat dengan bahan

steanless steal dan stravvble. Namun, saya yakin bahwa sedotan bambu akan dapat

menjadi pusat perhatian karena bahannya yang mudah di dapat dan juga lebih

murah dibandingkan steanless steal dan stravvble.

Karena kesadaran masyarakat akan dampak buruk terhadap lingkungan dari

sedotan plastik belakangan ini, maka saya yakin gagasan untuk membuat sedotan

bambu berpotensi menghasilkan pendapatan yang cukup baik untuk saya. Peluang

sedotan bambu di pasaran sangat besar karena beberapa waktu belakangan ini

gerakan say no to plastic lagi marak dilakukan untuk mengurangi penggunaan

plastik.

Dengan adanya inovasi ini maka saya harap produk yang akan saya buat dapat

diterima oleh masyarakat, serta dapat bermanfaat bagi mereka.

C. Strategi Pemasaran

Penjualan produk sedotan bambu ini akan kami buat melalui sebuah jejaring

sosial, dan dilakukan secara online melalui facebook dan instagram. Dengan

menggunakan jejaring sosial maka kemungkinan besar seluruh masyarakat

Indonesia akan mengetahui bentuk dan manfaat dari produk tersebut. Penjualan

melalui online shop kami harapkan dapat memberikan keuntungan yang besar.

Keuntungan yang kami dapat tidak hanya dari penjualan produk saja namun juga

melalui ongkos kirim bagi yang berminat namun berasal dari luar daerah Makassar

dan sekitarnya.
BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. Persiapan
1. Lokasi Produksi
Pada produksi sedotan bambu ini dilakukan di rumah. Produksi ini ditangani
sendiri langsung.
2. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan ini yakni :
 Bambu
 Pisau
 Amplas
 Sikat Sedotan
 Gergaji

B. Proses Pembuatan Hiasan Dinding Ramah Lingkungan


Cara pembuatan Hiasan Dinding ini yakni sebagai berikut:
1. pertama adalah memilih ukuran bambu yang sesuai dengan diameter sedotan
yang akan dibuat
2. Keringkan bambu dibawah sinar matahari, Proses ini untuk menghilangkan
kadar air yang terkandung didalamnya.
3. Kemudian potong bambu sesuai dengan ukuran yang di tentukan.
4. Setelah itu, bersihkan bambu menggunakan sikat sedotan.
5. Setelah itu, seluruh permukaan harus melewati tahap penghalusan yakni
digosok menggunakan amplas.
6. selanjutnya cuci bambu dengan air bersih dan rendam bambu tersebut selama
24 jam
7. Kemudian rendam lagi menggunakan air panas unruk menghilangkan bakteri
pada bambu.
8. keringkan kembali, dan sedotan bambu siap di pasarkan.

C. Pemasaran
Penjualan produk sedotan bambu ini akan kami buat melalui sebuah jejaring

sosial, dan dilakukan secara online melalui facebook dan instagram. Dengan
menggunakan jejaring sosial maka kemungkinan besar seluruh masyarakat

Indonesia akan mengetahui bentuk dan manfaat dari produk tersebut. Penjualan

melalui online shop kami harapkan dapat memberikan keuntungan yang besar.

Keuntungan yang kami dapat tidak hanya dari penjualan produk saja namun juga

melalui ongkos kirim bagi yang berminat namun berasal dari luar daerah Makassar

dan sekitarnya.

D. Pelaporan
Setelah dilakukan pemasaran, dapat dilaporkan semua hasil pelaksanaan
Kewirausahaan ini sudah terlaksana.
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A. Anggaran Biaya
Ringkasan anggaran biaya dari produksi sedotan bambu ramah lingkungan
ini sebagai berikut :

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

1. 2 Bambu Tamiang 2m Rp. 10.000,-


Gergaji -
Pisau -
Amplas Rp. 10.000,-
Sikat sedotan Rp. 5.000,-

2. Biaya lainnya
Rp. 20.000,-

Jumlah Rp. 45.000,-

 Hasil Sedotan 1x Produksi : 20 buah


 Harga Jual : Rp. 5000,- /buah
 20 x Rp. 5000,- = Rp. 100.000,-
 Laba : Rp. 100.000,-
Rp. 45.000,- _
Rp. 55.000,-
Jadi, jika dalam 1 bulan terdapat 24x produksi maka keuntungan yang di dapat :
Rp. 2.400.000,-

B. Jadwal Kegiatan
Kegiatan selama tahap produksi sampai pemasaran adalah sebagai
berikut :

No Uraian Kegiatan Waktu

TAHAP
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5
PRODUKSI

Pembelian Alat
1.
dan Bahan

2. Pembuatan Produk

3. Pemasaran

Anda mungkin juga menyukai