Anda di halaman 1dari 14

1.

SUKSES MENJADI PEMIMPIN KRISTEN


A. PENGERTIAN
1. Definisi Umum
Sukses, adalah suatu harapan atau tujuan seseorang yang telah tercapai dengan
didampingi kerja keras, usaha, dan do’a selama dia selalu berpegang teguh pada
pendiriannya.

Pemimpin, adalah seseorang yang memiliki kecakapan atau kelebihan positif didalam
satu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama
melakukan aktivitas tertentu dalam suatu atau satu tujuan. Pemimpin dalam bahasa
inggris berarti “LEADER” yang bertugas untuk me-LEAD anggota-anggotanya.
Makna LEAD dideskripsikan sebagai berikut :
 Loyalty (Loyalitas), yang diartikan kesetiaan atau kepatuhan.
 Educate (Mendidik), yang diartikan member ajaran atau tuntunan mengenai
tingkah laku kesopanan dan kecerdasan pikiran.
 Advise (Menasehati), yang diartikan arahan, ajaran, pelajaran, anjuran, atau
petunjuk yang baik.
 Dicipline (Disiplin), yang diartikan tata tertib yang baik untuk menjadi teladan
yang berguna bagi setiap orang.

Kepemimpinan mempunyai kaitan yang erat dengan motivasi. Hal tersebut dapat
dilihat dari keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan, dan
juga pimpinan itu dalam menciptakan motivasi dalam diri setiap orang bawahan,
kolega, maupun atasan pimpinan itu sendiri.

Secara umum ada 2 gaya dalam Kepemimpinan yaitu :


1. Gaya dengan Orientasi Tugas (Task – Oriented), yaitu kepemimpinan yang
mengawasi bawahannya secara tertutup yang lebih memperhatikan pelaksanaan
pekerjaan daripada perkembangan karyawan untuk menjamin bahwa tugas yang
dilaksanakan sesuai yang diinginkannya.
2. Gaya dengan Orientasi Karyawan ( Employee – Oriented), yaitu kepemimpinan
yang menciptakan suasana perhabatan, mempercayai, dan menghormati dengan
memberikan kesempatan anggotanya untuk ikut berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan.

Page | 1
2. Definisi Rohani
Beberapa definisi kepemimpinan Kristiani menurut para ahli, yaitu :
- Robert Clinton : “Tugas utama pemimpin adalah mempengaruhi umat Allah
untuk melaksanakan rencana Allah.”
- George Barna : “Seorang pemimpin Kristen yaitu seorang yang dipanggil
oleh Allah untuk memimpin; dia memimpin dengan dan melalui karakter
seperti Kristus; dan menunjukkan kemampuan fungsional yang
memungkinkan kepemimpinan efektif terjadi.”
- Henry & Richard Blackaby : “Kepemimpinan rohani adalah menggerakkan
orang-orang berdasarkan agenda Allah.”

Dari definisi di atas terlihat bahwa kepemimpinan rohani memiliki persamaan


dengan kepemimpinan secara umum dalam hal mempengaruhi atau
menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu yang diinginkan.
Sedangkan perbedaannya adalah kepemimpinan rohani berdasarkan panggilan
dari Allah secara pribadi untuk melaksanakan rencana Allah, dengan berdasarkan
karakter Kristus. Jadi, Pemimpin Kristiani adalah pribadi yang dipanggil oleh
Allah untuk melaksanakan tugas-tugas-Nya sehingga seorang pemimpin Kristiani
mempunyai perpaduan antara sifat-sifat alamiah dan sifat-sifat spiritualitas
Kristen. Sifat-sifat alamiahnya akan mencapai tingkat efektivitas yang benar dan
tertinggi ketika dipakai untuk melayani dan memuliakan Allah. Sedangkan sifat-
sifat rohaninya berasal dari kuasa Roh Kudus yang mengalir melaluinya kepada
orang lain tanpa terhalang untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya
untuk menaati dan memuliakan Allah. Dari penjelasan di atas, jelas bahwa
kepemimpinan rohani berasal dari panggilan Allah secara pribadi bagi
kemuliaan-Nya saja sedangkan kepemimpinan secara umum berasal dan
bertujuan bagi kepentingan manusia dan atau organisasi dunia. Pemimpin
Kristen tidak akan menjebakkan dirinya pada roh sekularisasi (menuju ke arah
kehidupan yang tidak berdasarkan ajaran agama) dalam memimpin serta
Kepemimpinan Kristen ada bukan untuk menjadikan pemimpin sebagai penguasa
melainkan pemimpin yang melayani dengan penuh kasih, hati tulus, dan ikhlas.

B. Karakteristik Pemimpin Kristen


1) Alkitab
1.1 Karakteristik pemimpin dalam Perjanjian Lama
Keluaran 3 mengungkapkan panggilan Allah bagi Musa untuk menjadi
seorang pemimpin, khususnya pada ayat 10 yang mengungkapkan: “Jadi
sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa
umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir.” Allah memanggil Musa untuk
memimpin orang Israel keluar dari perbudakan Mesir. Panggilan dan
penjabaran tugas kepemimpinan yang jelas bagi Musa. Sebelum
memanggil Musa sebagai seorang pemimpin, Allah telah mempersiapkan

Page | 2
Musa jauh sebelumnya. Dalam rencana-Nya Allah menyelamatkan Musa
dari perintah Firaun untuk membunuh seluruh bayi laki-laki orang Ibrani,
bahkan Musa diangkat sebagai anak oleh puteri Firaun (Kel. 2:9-10).
Ketika Musa sudah menerima mandat untuk membebaskan bangsa Israel,
kuasa Tuhan mulai menyertai Musa, ditandai dengan adanya mujizat-
mujizat yang diadakan oleh Tuhan melalui Musa, baik ketika masa
pembebasan Israel dengan tulah-tulah, maupun ketika masa perjalanan
bangsa Israel ke Kanaan. Kesimpulan, Kepemimpinan menurut Perjanjian
Lama bersumberkan pada panggilan Illahi. Allah memanggil seseorang
untuk menjadi seorang pemimpin. Allah yang memanggil itu, Allah yang
menyertai dan memperlengkapi pemimpin yang dipilih dan dipanggil-Nya
itu, Percaya, dan Takut akan Allah.

1.2 Karakteristik pemimpin dalam Perjanjian Baru


“Berangsiap ingin menjadi terkemuka diantara kamu hendaklah ia
menjadi hamba untuk semuanya. Karena Anak Manusia juga datang
bukan untuk dilayani…” (Markus 10:44-45)

1. Kepemimpinan sebagai Gembala (Matius 2:6)


Gembala atau poimenei (bahasa yunani) diartikan bahwa seorang
pemimpin adalah seorang gembala yang bertindak bukan sebagai
penguasa tetapi gembala yang lemah lembut serta bertanggung jawab
terrhadapa domba atau bawahannya.
2. Kepemimpinan sebagai Pelayan (Lukas 22:26)
Pemimpin dihubungkan dengan kata diakonus (bahasa Yunani) yang
artinya pemimpin bukanlah penguasa melainkan pelayan atau hamba
yang didasari dengan kerendahan hati untuk melayani.

3. Kepemimpinan sebagai Teladan (Titus 2:7)


Karakteristik kepemimpinan ini sering kali diharapkan untuk
memelihara sikap dan kepribadiannya agar menjadi teladan sehingga
walau kita muda kita tidak diremehkan. Kepemimpinan seseorang
tidak terletak pada ucapan-ucapannya, melainkan pada sikap dan
tindakannya.

2) Kehidupan Sehari-hari
a. Pendoa
Melalui keteladanan Tuhan Yesus, sebelum Ia membuat keputusan
penting Ia berdoa terlebih dahulu, “Pagi-pagi benar, waktu hari masih
gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan
berdoa di sana (Mrk. 1: 35). Seorang pemimpin harus tetap berguru atau
bergaul pada Yesus, karena modal utama pemimpin dalam mewujudkan
tanggung jawabnya melalui visi dan misinya adalah kekuatan doa.

Page | 3
Kesatuan kepemimpinan dengan Allah menjadi semangat dan sumber
kebijaksanaan dalam mengembani tugasnya.

b. Karakter dan Integritas


“Semua pemimpin yang berjuang untuk menghasilkan hal-hal baik harus
dapat mengeluarkan yang terbaik dari dalam dirinya dan orang lain.
Kepemimpinan sejati dimulai dari dalam diri, yakni melalui hati yang
mau melayani, lalu keluar untuk melayani orang lain.” (Ken Blanchard).

Kepemimpinan Kristen merupakan kepemimpinan yang berpusatkan pada


Kristus, karena tidak ada seorang manusiapun di muka bumi ini yang akan
mampu menjadi pemimpin Kristen yang handal bila ia tidak lebih dulu
berjumpa secara pribadi dengan Kristus. Pemimpin Kristen menerima
kehidupan Kristus dengan iman dan menerapkannya dalam komitmen,
disiplin, dan perbuatan. Integritas berbicara tentang “apa yang dikatakan
sama dengan perbuatan”. Seorang pemimpin Kristen yang sukses adalah
seorang yang kehidupannya transparan dimana luar dalam sama, tidak
hanya menjadi teladan dalam perkataan dan kepemimpinan, tetapi juga
melakukan dengan tepat semua yang dikatakannya.

c. Rendah Hati dan Pelayan


“…. Karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan
mendapat ketenangan” (Matius 11:29b)

Yesus memberikan nasehat kepada umatNya agar seorang pemimpin tetap


rendah hati seperti Dia, supaya jiwa mendapat ketenangan. Yesus Kristus, Anak
Allah itu telah datang ke dunia dengan kerendahan hati, agar kita yang
sebenarnya sudah tidak layak di hadapan Tuhan, tetap dilayakkan olehNya,
sehingga kita dapat menghampiri dan berjalan dengan Allah Yang Maha Agung.
Disinilah perlu seorang pemimpin berhikmah dalam mempengaruhi jemaat untuk
tidak membedakan, jemaat yang miskin, jemaat yang bodoh, maupun jemaat
yang rendah kedudukannya.Yesus Kristus dalam masa pelayananNya
sebagai manusia, selalu bersikap lemah lembut terhadap semua orang
tanpa memandang rupa atau harta yang dimiliki.

Beberapa contoh teladan Yesus yang kita tahui, yaitu :


- Yesus tetap mengasihi yudas meskipun Dia sudah tahu bahwa yudas
akan menghianatiNya (Mat 26:50).
- Yesus tetap mengasihi petrus sebelum petrus menyangkalNya maupun
sesudah petrus menyangkalNya (Lukas 22:31).
“karena Anak Manusia datang bukan dilayani melainkan melayani”
Hamba atau pelayan adalah orang yang mau melayani dengan “turun”
langsung melihat realitas/kenyataan hidup. Hati yang melayani dalam
memimpin tampak juga dalam sikapnya yang mau mendengar kritik dari

Page | 4
orang lain dan mau memperbaharui diri. Dia tidak akan menempatkan diri
sebagai superior (orang atasan) tetapi sebagai socius (teman/sahabat) yang
solider (mempunyai perasaan yang senasib).

d. Tegas dan Konsistensi


“Yesus mampu menguasai keadaan dan tidak dikuasai oleh keadaan.”
Pemimpin yang tegas atau konsisten tidak boleh plin plan dalam
mengambil suatu keputusan, dan keputusan tersebut harus mengarah pada
bonum commune (keuntungan bersama) bukan semata-mata untuk
mencapai bonum private (keuntungan pribadi). Karakter pemimpin
Kristen yang konsisten atau tegas berbicara tentang ketahanan, ketekunan
dan fokus yang tidak pernah berkurang atau pudar dalam meraih tujuan
kepemimpinan serta menyadari tanggung jawabnya dan bukan tipe
pemimpin yang NATO (No Action Talk Only).

e. Visioner dan Inisiator


Seorang pemimpin Kristen idealnya adalah pribadi yang visioner yang
berarti memiliki cita-cita tinggi atau berwawasan luas untuk kedepannya
dengan kemampuan daya kepekaan dalam membaca dan merespons tanda-
tanda yang benar atau tidak secara bijaksana serta mampu melihat yang
lebih baik demi kepentingan atau kelancaran organisasinya. Tanpa
kepekaan seorang pemimpin tidak mampu bertindak sebagai inisiator atau
tidak bertumbuhnya suatu ide, karena pemimpin tidak semata-mata
berfungsi sebagai to lead (memimpin) tetapi sekaligus to manage
(mengatur/mengurus) dalam arti ia bersedia mendelegasikan
kepemimpinan kepada bawahannya.

f. Seorang yang Peramah bukan Pemarah


Ramah merupakan sifat yang lemah lembut dan baik hati, halus budi
pekerti dan bahasa, manis tutur kata dan sifat. Sedangkan, marah
merupakan sifat jengkel, muak, dan tidak senang jika diberi
nasihat.Seseorang yang mudah terpancing emosi hanya karena
permasalahan kecil bisa merusak segala perencanaan yang telah disepakati
sehingga menimbulkan dampak buruk terhadap kepemimpinannya. Tujuan
yang berhasil tercapai secara bersama dan didampingi dengan hati yang
lembut saat menghadapi masalah merupakan suatu teladan yang luar biasa
bagi kepemimpinannya.

Page | 5
g. Seorang Pendamai
“ berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan
disebut anak-anak Allah”. (Matius 5:9)

Ini menjadi bagian hidup seorang pemimpin dengan sepenuh hati yang
berlandaskan kasih dengan kuasa Tuhan, kekuatan dan kebaikan untuk
suatu tujuan untuk memuliakan nama Allah. Nyatanya, berdamai dengan
diri sendiri lebih sulit dibandingkan berdamai dengan orang lain,
sedangkan jiwa kepemimpinan Kristen harus mampu membawa
kedamaian bagi diri sendirinya terlebih dahulu dengan selalu mengucap
syukur atas segala hal sehingga seorang pemimpin bisa membuktikan
untuk sanggup pembawa damai dalam suatu perselisihan yang terjadi.

C. Siapakah yang dipakai Allah untuk menjadi Pemimpin?


Potensi kepemimpinan adalah harta yang tak ternilai seperti emas. Masing-masing
manusia memiliki emas yang terpendam di dalam hidupnya, tetapi dirinya harus
menggali untuk mendapatkannya. Dari apa yang telah diuraikan sudah jelas yang
Allah pakai menjadi pemimpin adalah diberkati untuk menjadi berkat diperkenankan
di hati Allah. Berikut adalah beberapa Pemimpin Kristen yang dikenankan oleh
Kristus, diantaranya :
1. Allah memakai orang yang memberikan segala kemuliaan kepadaNya.
Allah tidak menginginkan seorang pemimpin memegahkan dirinya dihadapan
manusia atau Allah. Orang yang mengenal dekat dengan Yesus tidak beranggapan
kalau seorang pemimpin manusiawi adalah orang-orang yang penting karena
hanya Yesus yang mutlak sebagai pemimpin Kristen yang sejati.

2. Allah memakai orang yang mau menghasilkan buah bagiNya.


“…karena apa yang kamu tabur, itulah yang akan kamu tuai. Barangsiapa
menabur dalam kedagingan, ia akan menuai kebinasaan tetapi barangsiapa
menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dengan Roh itu.
(Galatia 6:7-8).”

Kita harus mengizinkan Allah untuk ikut masuk atau berurusan dengan kehidupan
kepemimpinan kita. Dan didalam Dia, kita akan selalu merasakan sakit sehingga
timbul ketidaknyamanan, tetapi kita harus tetap percaya bahwa dibalik semua itu
Allah mau membentuk kita menjadi sempurna dalam hal memimpin.

3. Allah memakai orang-orang yang mengambil pilihan-pilihan yang bijak.


“… kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk.
Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup. (Ulangan 30:19b)”

Page | 6
Bijak dalam memimpin harus bijak juga dalam bertanggung jawab, jangan pilih-
pilih, melakukan segala sesuatu hal dengan natural, dan dapat menentukan apa
yang benar dan tidak benar.

4. Allah memakai orang-orang yang mau menyelesaikan apa yang telah mereka
mulai. Seorang pemimpin Kristen yang sukses tidak akan membiarkan
permasalahan yang terjadi begitu saja. Dia harus memegang teguh atau komitmen
dalam pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan. Dan jika ada resiko yang
dihadapkan seorang pemimpin harus mampu menyelesaikan dalam Tuhan
meskipun tidak sesuai dengan harapan tetap yakin bahwa rencana Tuhan begitu
luar biasa.

5. Allah memakai orang-orang yang menjadi teladan yang baik bagi orang lain.
“ maka aku tidak akan mendapatkan malu, apabila aku mengamat-amati segala
perintahMu. (Mazmur 119:6)”

Pemimpin yang Allah kehendaki adalah pemimpin yang memiliki pengaruh


kepada orang lain. Semua orang dapat menjadi teladan bagi semua orang melalui
karunia Allah yang Dia berikan kepada kita. Dan teladan yang benar adalah
dimana seorang pemimpin mampu menyelesaikan tugas-tugas tersebut dengan
penuh tanggung jawabnya kepada Allah.

D. Tugas Pemimpin Kristen


Tugas-tugas yang dihadapkan terhadap kita berasal dari Allah melalui ketetapan
didalam FirmanNya. Dan sebagai pemimpin Kristen harus mampu mempertanggung
jawabkan setiap tugas yang ada. Berikut terlihatlah tugas sebagai pemimpin Kristen,
diantaranya :
1. Menjaga hubungan yang baik bagi pribadi dengan Allah.
Allah meminta dua hal penting dari setiap pemimpin Kristen bagi setiap orang
yang percaya dimana rindu dalam kemantapan memimpin ;
a. Dipenuhi dengan Roh Kudus
“ … hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.
(Galatia 5:16)”
b. Bertumbuh dalam pengetahuan tentang Firman Tuhan dengan mempelajarinya
dan menerapkannya.
“ bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau
akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.
(1 Timotius 2:16b)”

Page | 7
2. Berdoa dan Belajar
a. Berdoa.
Pemimpin Kristen harus mempunyai hubungan kepada Allah melalui do’a,
dengan demikian memungkinkan untuk tetap dipimpin oleh Roh Kudus.
“ tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang
dikehendaki Allah didalam Kristus Yesus bagi kamu. (1 Tesalonika 5:17-18)”
b. Belajar.
Pemimpin harus bertumbuh di dalam Firman Tuhan, karena Firman Tuhan
akan membuatnya tetap murni dan menjadi semakin dewasa.
“ segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar,
untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk
mendidik orang dalam kebenaran. (2 Timotius 2:16) “

3. Memuliakan Tuhan Yesus dalam pelayanan.


Pemimpin Kristen haruslah menjadi contoh bagi jemaat dalam tujuan
pelayanannya. Bagi seorang pemimpin Kristen hanya memiliki satu tujuan atau
“goal” yaitu memuliakan Tuhan Yesus Kristus. Seorang pemimpin Kristen harus
menjaga kemurnian tujuan pelayanannya dan menjadi contoh dalam hal
memberikan dirinya bagi kemulian Allah.
“ gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa,
tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau
keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. (1 Petrus 5:2) “

E. Sumber Kekuatan Seorang Pemimpin Kristen


“Orang yang dapat menempatkan dirinya pada situasi orang lain, yang dapat
memahami jalan pikiran orang lain, orang tersebut tidak pernah perlu kuatir tentang
nasib hari depannya”, -Owen D. Young-.
Seorang pemimpin bagaikan sebuah mesin yang mempunyai ketergantungan pada
sumber tenaga. Ketika sebuah mesin kehabisan sumber tenaganya (misalnya bensin),
dapat dipastikan mesin itu akan berhenti beroperasi. Oleh karena itu, seorang
pemimpin harus sadar akan ketergantungannya pada sumber kekuatannya, yaitu Allah
sendiri. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pemimpin akan hubungannya
dengan Allah yaitu :
1. Persekutuan
Allah adalah pusat kekuatan dalam memimpin dan perseketuan dengan Allah itu
sendiri yang menghidupkan kekuatan sehingga efektif dalam kepemimpinannya.
“ segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan
kepadaku. (Filipi 4:13) “

Page | 8
2. Firman Allah
Allah berbicara melalui Firman-Nya sehingga pemimpin harus masuk ke dalam
Firman-Nya dan Firman-Nya harus masuk ke dalam dirinya. Masuk ke dalam
Firman-Nya melalui membacanya, mempelajarinya, mendengarkan khotbah dan
menerapkannya.
3. Doa
Allah berbicara melalui Firman-Nya dan pemimpin berbicara kepada Allah
melalui doa dan doa pemimpin seharusnya dikonsentrasikan pada pertumbuhan
rohani jemaatnya dan berdoa bagi kematangan rohani jemaat dan agar Allah
memakai mereka untuk bekerja di ladang-Nya.
4. Ketaatan
Tidak ada persekutuan tanpa ketaatan kepada atasan dan Yesus lebih dari atasan
pemimpin. Di pihak lain, kehidupan Yesus di dunia yang penuh ketaatan kepada
Allah adalah motivasi terbesar bagi para pengikut-Nya. Semua pemimpin rohani
pasti berharap dapat menyelesaikan tugas yang diberikan Allah kepadanya dengan
sebaik-baiknya. Dengan kata lain setiap pemimpin ingin menyelesaikan
pelayanannya dengan tuntas di hadapan Allah yang memberinya tugas tersebut.
“ Barangsiapa memegang perintahKu dan melakukannya, dialah yang mengasihi
Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh BapaKu dan Akupun
akan mengasihi dia dan akan menyatakan diriKu kepadanya. (Yohanes 14:21) ”

Page | 9
2. ETOS KERJA KRISTIANI
A. PENGERTIAN
Etos berasal dari bahasa Yunani (Ethos) yang berarti sikap, kepribadian, watak,
karakter, serta keyakinan atas sesuatu secara individu ataupun kelompok, sedangkan
Kerja dalam pengertian luas adalah bentuk usaha yang dilakukan manusia baik dalam
hal materi intelektual dan fisik maupun hal-hal yang berkaitan dengan keduniaan
maupun keakhiratan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Etos Kerja adalah semangat kerja yang
menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok.
Menurut Jansen H. Sinamo, Etos Kerja adalah seperangkat perilaku positif, yang
berakar pada kesadaran yang terang, keyakinan yang mantap dan komitmen teguh
pada sekumpulan prinsip, paradigma (teori ilmu pengetahuan) dan wawasan kerja
yang komprehensif (luas dan lengkap).

Dalam perikop Kolose 3:22-25, umat Kristen diingatkan untuk menyatakan hidup
baru dengan Etos Kerja yang baik. Etos kerja orang-orang Kristen dinyatakan
dengan :
1. Disiplin dan integritas, yaitu bekerja dengan setia bukan hanya di hadapan
atasannya untuk mencari muka tetapi dengan tulus hati karena takut akan Tuhan
(Kolose 3:22).
2. Kreatif dan innovatif, yaitu melakukan pekerjaan dengan segenap hati seperti
untuk Tuhan dan bukan untuk manusia (Kolose 3:23).
3. Proaktif dan produktif, karena ada upah dari Tuhan selain upah dari manusia
(Kolose 3:24).
4. Hati yang takut akan Tuhan, sehingga tidak melakukan apa yang salah di
hadapan-Nya (Kolose 3:25).

Dalam bekerja atau orang Kristiani harus memegang teguh suatu prinsip: “Apapun
juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan
dan bukan untuk manusia” (Kolose 3:23).

Kesimpulan, Etos Kerja Kristiani adalah dasar kepribadian atau karakter individu
maupun kelompok dalam bekerja yang penuh semangat dengan tujuan utamanya
yaitu untuk memuliakan nama Allah.

Page | 10
B. CIRI-CIRI ETOS KERJA
Seseorang yang memiliki Etos Kerja akan terlihat melalui sikap atau tingkah
lakunya, diantaranya :
1. Loyalitas terhadap waktu. Hakikat dari etos kerja adalah cara seseorang
memahami betapa berharganya waktu. Dia sadar waktu akan terus merayap dari
detik ke detik dan sadar bahwa sedetik yang lalu tidak akan kembali kepadanya.
2. Hati Ikhlas. Berbudaya dalam bekerja adalah keikhlasan, karena ikhlas
merupakan bentuk kasih saying dan pelayanan yang didasarkan pada sikap yang
bersih.
3. Jujur. Kejujuran bukanlah suatu keterpaksaan melainkan sebuah panggilan dari
dalam yang terus menerus mengetuk dan membisikkan nilai moral yang baik.
4. Komitmen. Keyakinan yang mengikat seluruh hati nuraninya yang
menggerakkan perilaku menuju arah yang diyakininya.
5. Berpendirian Teguh. Kemampuan untuk bersikap pantang menyerah dan mampu
mempertahankan prinsip apapun resiko yang akan dihadapinya.

C. APLIKASI ETOS KERJA KRISTIANI


Ada 4 prinsip dalam pengaplikasian etos kerja Kristen, yaitu :
1. Bekerja Keras.
“…. Tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan
tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang
berkekurangan. (Efesus 4:28b) “
2. Kualitas Maksimal
Hidup seseorang dikatakan berkualitas apabila mempunyai kedekatan hubungan
pribadi yang mendalam dengan Tuhan Allahnya, memiliki kedewasaan dan
kematangan dalam menjalani kehidupannya, serta mampu mengetahui kebenaran
dan melakukan kebenaran dalam hidupnya. Apabila mempunyai hubungan
dengan Tuhan Allahnya mereka akan selalu mengucap syukur dalam segala hal,
dalam susah dan senang mereka tidak melupakan Tuhanny, dalam kegagalan
mereka tidak undur diri dari hadapan Tuhan, melainkan mencari letak penyebab
kegagalannya itu dan berupaya memperbaikinya. Mereka selalu menyakini
bahwa Allah akan turut bekerja dalam setiap tindakan yang mereka lakukan.
3. Hemat
- Hemat dalam hal uang. Kita harus bisa mengendalikan keuangan
dengan baik, sehingga pengeluaran tidak besar dari pemasukkan, harus
sepadan supaya tidak berutang (Roma 13:8b).
- Hemat dalam hal waktu. Uang bisa dicari melainkan waktu tidak dapat
kembali. Pergunakanlah waktu yang ada karena hari-hari ini adalah
jahat, sebab itu janganlah bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu
mengerti kehendak Tuhan (Efesus 5:16-17).
- Hemat dengan kesempatan. Tuhan tidak pandang bulu (Roma 2:11)
dalam hal memberi kesempatan, pergunakanlah dengan sebaik-
baiknya agar menjadi berkat bagi yang dikehendaki-Nya.

Page | 11
- Hemat dengan hidup ini. Hidup hanya sekali, kalau sudah terlewati
umur tidak akan bisa kembali, kemarin tidak bisa kembali hari ini,
dengan keputusan yang keliru, hidup ini bisa habis. Andalkan Iman
dan Tuhan, agar tetap damai dengan hidup ini.
4. Menjadi berkat. Diberkati untuk menjadi Berkat. Selagi masih ada kesempatan,
marilah kita menyebarkan kebaikan kepada semua orang terutama kepada kawan-
kawan kita yang seiman (Galatia 6:10).

D. FUNGSI DAN TUJUAN ETOS KERJA


Fungsi dan tujuan etos kerja adalah sebagai alat penggerak untuk sikap atau
perbuatan dalam menjalani kegiatan secara individu ataupun kelompok, fungsi
dan tujuan etos kerja Kristen, diantaranya :
1. Sebagai Pendorong timbulnya perbuatan.
Etos kerja yang benar akan mendorong seseorang menjadi lebih baik dalam
melakukan pekerjaan, tanggung jawab, atau perbuatannya. Dengan demikian
sifat tanggap akan muncul dan tugas yang dihadapkanpun terselesaikan.
2. Sebagai Penggairah dalam aktivitas.
Gairah semangat dalam bekerja ataupun beraktivitas akan timbul jika kita
melaksanakan etos kerja dengan benar.
3. Sebagai Penggerak
Besar kecilnya motivasi akan berpengaruh dan menentukan cepat lambatnya
dalam suatu perbuatan.

F. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETOS KERJA


Faktor yang mempengaruhi etos kerja diantaranya :
1. Agama.
Pada dasarnya agama merupakan system nilai yang akan menentukan pola hidup
pemeluknya. Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang benar didalam diri
seseorang tentu diwarnai oleh ajaran agama yang dipeluk jika seseorang tersebut
sungguh-sungguh menjalaninya.
2. Budaya.
Sikap mental, tekad, disiplin, dan semangat kerja masyarakat disebut juga sebagai
etos budaya. Kualitas etos kerja juga ditentukan oleh system orientasi nilai budaya
masyarakat yang dimilikinya.
3. Social Politik.
Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya
struktur politik yang mendorong masyarakat untuk bekerja keras dan dapat
menikmati hasil kerja keras dengan penuh. Etos kerja harus dimulai dengan
kesadaran akan pentingnya arti tanggung jawab kepada masa depan bangsa dan
negara. Dorongan untuk mengatasi kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan
hanya mungkin timbul jika masyarakat secara keseluruhan memiliki orientasi
kehidupan yang terpacu ke masa depan yang lebih baik.

Page | 12
4. Kondisi Lingkungan/Geografis.
Etos kerja dapat muncul dikarenakan faktor kondisi geografis. Lingkungan alam
yang mendukung mempengaruhi manusia yang berada di dalamnya melakukan
usaha untuk dapat mengelola dan mengambil manfaat, dan bahkan dapat
mengundang pendatang untuk turut mencari penghidupan di lingkungan tersebut.
5. Pendidikan.
Etos kerja tidak dapat dipisahkan dengan kualitas sumber daya manusia.
Peningkatan sumber daya manusia akan membuat seseorang mempunyai etos
kerja keras. Meningkatnya kualitas penduduk dapat tercapai apabila ada
pendidikan yang merata dan bermutu disertai dengan peningkatan dan perluasan
pendidikan, keahlian, dan keterampilan sehingga semakin meningkat pula
aktivitas dan produktivitas masyarakat sebagai pelaku ekonomi.
6. Struktur Ekonomi.
Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya
struktur ekonomi, yang mampu memberikan insentif bagi anggota masyarakat
untuk bekerja keras dan menikmati hasil kerja keras mereka dengan penuh.
7. Motivasi Intrinsik Individu.
Individu yang akan memiliki etos kerja yang tinggi adalah individu yang
bermotivasi tinggi. Etos kerja merupakan suatu pandangan dan sikap yang
didasari oleh nilai-nilai yang diyakini seseorang. Keyakinan inilah yang menjadi
suatu motivasi kerja. Maka etos kerja juga dipengaruhi oleh motivasi seseorang
yang bukan bersumber dari luar diri, tetapi yang tertanam dalam diri sendiri, yang
sering disebut dengan motivasi intrinsik.

G. ETOS KERJA PROFESIONAL


Menurut Jansen H. Sinamo terdapat 8 Etos Kerja Profesional yang dapat kita terapkan
dalam kehidupan, yaitu :
1. Kerja adalah Rahmat
“ Aku harus bekerja dengan tulus dan penuh syukur ”
Rahmat adalah kasih karunia, kebaikan yang kita terima tanpa syarat dari sang
pemberi. Rahmat juga disebut sebagai pertolongan Allah yang tidak diminta tetapi
diberikan untuk manusia secara cuma-cuma. Sebagai manusia sang penerima
rahmat harus beretos dengan baik dan menjadi rahmat bagi sesama, maka
kebaikan dan rahmat akan selalu bersama kita.
2. Kerja adalah Amanah
“ Aku harus bekerja dengan penuh tanggung jawab “
Amanah adalah titipan berharga yang dipercayakan kepada kita. Amanah penuh
kemuliaan, maka jangan dipandang sebagai beban.

Page | 13
3. Kerja adalah Panggilan.
“ Aku harus bekerja tuntas dengan penuh integritas “
Sadarlah bahwa pekerjaanmu adalah panggilan; sebab itu bekerjalah sampai
tuntas penuh integritas. Integrutas berarti bekerja memenuhi tuntutan tugas
dengan segenap hati, pikiran, dan tenaga secara menyeluruh.
4. Kerja adalah Aktualisasi
“ Setiap waktu aku bekerja keras dengan penuh semangat ”
Aktualisasi adalah mengubah potensi menjadi realita. Ketika kita sedang
sungguh-sungguh bekerja untuk mewujudkan sesuatu yang diinginkan bisa
dipahami bahwa kita sedang dalam proses menumbuhkan sesuatu yang
diinginkan.
5. Kerja adalah Ibadah
Niatkanlah pekerjaanmu sebagai ibadah; karena itu bekerjalah dengan serius
penuh dengan kecintaan. Ibadah dalam hal ini adalah sikap hidup yang pasrah diri
secara total dan penuh cinta kepada Allah. Agar menghasilkan sesuatu yang
unggul sepanjang masa maka diperlukan etos bekerja serius dengan dedikasi total
dan pengabdian sepenuh hati didalam Tuhan. Karya yang diciptakan dengan hati
ikhlas akan terus berbekas di kelak kemudian hari.
6. Kerja adalah Seni
“ Aku bekerja cerdas dengan penuh daya kreativitas “
Pandanglah pekerjaanmu sebagai seni; karena itu bekerjalah dengan cerdas penuh
kreativitas. Seni adalah ekspresi ataupun aplikasi kreatif dari imajinasi. Fungsi
imajinasi adalah memberi bentuk definitif (sudah pasti) terhadap sebuah ide.
Dengan memandang bekerja adalah bagian dari seni maka seseorang tidak akan
merasa jenuh dengan bidang yang dijalaninya.
7. Kerja adalah Kehormatan
Pahamilah bahwa pekerjaanmu adalah mahkotamu, karena itu
bekerjalah dengan unggul penuh kekuatan.
8. Kerja adalah Pelayanan
Sajikanlah pekerjaanmu sebagai pelayanan; karena itu
bekerjalah dengan paripurna penuh kerendahan hati.
“ Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang rendah
hati dengan keselamatan. (Mazmur 149:4) “

Page | 14

Anda mungkin juga menyukai