KEPEMIMPINAN KRISTEN
DOSEN
DR. YOHANES PARAPAT S.E
F.A.Nigro(1965)
Inti kepemimpinan adalah mempengaruhi kegiatan orang-orang lain.
Reed (1976)
Kepimpinan adalah cara mempengaruhi tingkah laku manusia supaya perjuangan itu
dapat dilaksanakan mengikut kehendak pemimpin.
C.V. Cleeton & C.W. Mason “Executive Ability its Discovery and Development"
Kepemimpinan menunjukkan kemampuan mempengaruhi orang-orang dalam mencapai
hasil-hasil melalui himbauan emosional dan bukannya melalui penggunaan
kekerasan/wewenang.
Ada satu kata yang selalu muncul dalam definisi kepemimpinan yang disampaikan oleh
para pakar diatas yaitu pengaruh. Dengan demikian secara sederhana dapat
disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah mengenai pengaruh seseorang terhadap
kelompok atau pengikut untuk melakukan apa yang diharapkan. Harapan tersebut
umumnya dinyatakan dalam bentuk tujuan yang ingin dicapai. Unsur lain yang dapat
ditemukan dalam definisi-definisi diatas diantaranya: pemimpin, proses, kelompok /
pengikut serta tujuan / visi.
Michael Hart dalam bukunya yang terkenal yaitu 100 tokoh paling berpengaruh di dunia
menjelaskan pengertian yang sama ketika ia menetapkan “kriteria” mengenai apa yang
dimaksud sebagai pengaruh. Meskipun dengan latar belakang profesi yang berbeda
seperti, pemimpin bangsa, pemimpin agama, ilmuwan dan juga para filsuf, tokoh-tokoh
yang masuk dalam buku Michael Hart memiliki satu persamaan yaitu pengaruh mereka
kepada para pengikutnya, baik pengikut langsung maupun orang-orang yang tidak
pernah berhubungan langsung namun terpengaruh oleh kepemimpinan para tokoh
tersebut. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan pengaruh sebagai
daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak,
kepercayaan, atau perbuatan seseorang. Sebagai Contoh: Besar
sekali pengaruh orang tua terhadap watak anaknya. Definisi ini juga yang akan
digunakan dalam pembahasan mengenai kepemimpinan Kristen selanjutnya.
Definisi Pemimpin
Adapaun definisi pemimpin diantaranya disampaikan oleh Kartini Kartono dan Fairchild
sebagaimana dapat dilihat dibawah:
pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan atau tanpa pengangkatan
resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya, untuk melakukan usaha
bersama mengarah pada pencapaian sasaran-sasaran tertentu (Kartini Kartono)
seorang yang memimpin dengan bantuan kualitas-kualitas persuasifnya, dan
akseptansi/penerimaan secara sukarela oleh para pengikutnya (Henry Pratt
Fairchild)
Secara umum persyaratan minimal / kondisi sebuah kepemimpinan adalah sebagai
berikut:
Pertama, Kekuasaan. Seorang pemimpin idealnya telah memiliki kekuatan,
otoritas, dan legalitas untuk mempengaruhi dan menggerakkan mereka yang
dipimpinnya
Kedua, Kewibawaan. Pemimpin harus memiliki kelebihan, keunggulan,
keutamaan agar ia mampu mengatur orang lain untuk melakukan perbuatan-
perbuatan yang tertentu.
Ketiga, Kemampuan. Pemimpin harus memiliki daya, kekuatan, keunggulan,
kecakapan teknis dan sosial yang melampaui bawahannya. Tidak seorangpun
yang memiliki seluruh pengetahuan ataupun kecakapan. Namun demikian dalam
bidang tertentu secara spesifik, seorang pemimpin diharapkan memiliki
kualifikasi yang diatas dari orang-orang yang dipimpinnya
Kata proses umumnya dimaknai sebagai sesuatu yang sedang dan tetap berlangsung
selama aktivitas utama masih berjalan. Untuk konteks kepemimpinan, proses
merupakan aktifitas yang kompleks namun dapat diamati perkembangannya. Tujuan
atau visi memiliki indikator yang utama yaitu haruslah terukur. Disamping itu tujuan atau
visi tentu harus reaslistis meskipun tidak mudah untuk dicapai.
Gaya Kepemimpinan
Gaya kepimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu pola tingkah laku yang dirancang
untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai
tujuan tertentu. Sangatlah penting untuk memperhatikan adanya perhatian yang
balance (seimbang) antara tujuan individu yang ada dalam organisasi dengan tujuan
organisasi itu sendiri. Seimbang tidak harus berarti memiliki besaran porsi yang sama
melainkan memperhatikan secara wajar kepentingan individu sesuai aturan, norma
serta kondisi yang ada.
Gatto menjelaskan empat macam gaya kepemimpinan yaitu:
Gaya Direktif (berpusat pada pemimpin dan hanya sedikit kebebasan untuk
berkreasi)
Gaya Konsultatif (lebih banyak berkonsultasi, bimbingan, motivasi dan nasehat)
Gaya Partisipatif (cenderung percaya kemampuan pengikut untuk
menyelesaikan bagiannya)
Gaya Delegasi (mendorong pengikut mengambil insiatif, sedikit interaksi dan
kontrol)
Selanjutnya Hersey & Blanchard menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan bukanlah
sesuatu yang statis, monoton serta kaku melainkan perlu mempehratikan situasi dan
kondisi yang ada. Bila dalam rentang waktu kemudian terjadi perubahan situasi atau
kondisi (kemampuan para bawahan, meningkatnya sumberdaya lainnya, tuntutan
organisasi dll), maka gaya kepemimpinan perlu disesuaikan.
Berikut gaya kepemimpinan berdasarkan pendekatan situasional menurut Hersey &
Blanchard
Gaya memberitahukan (telling style). Kondisi: tugas tinggi dan hubungan rendah
Gaya menjual (selling style). Kondisi: tugas tinggi dan hubungan tinggi
Gaya partisipatif (participating style): tugas rendah dan hubungan tinggi
Gaya pendelegasian (delegating style): tugas rendah dan hubungan rendah
Oleh karenanya, ketika membahas kepemimpinan kristen maka tentu saja bukan
bentuk organisasi keagaaman kristen yang dijadikan pokok pembahasan, melaikan
esensi dan prinsip-prinsip yang sesuai dengan pengajaran yang terdapat dalam Alkitab.
Disamping itu kepemimpinan Kristen memusatkan pada organism dan bukan
organisasi.
1
George Barna. Leaders on Leadership: Pandangan Para Pemimpin Tentang Kepemimpinan, 2nd ed. Terj.
Fabiola Hendrati (Malang: Gandum Mas, 2009),35
2
George Barna, A Fish Out of Water: 9 Strategi Untuk Memaksimalkan Potensi Kepemimpinan yang Tuhan
Berikan Kepada Anda, 2nd ed. Terj. Sri Wandaningsih (Jakarta: Immanuel, 2006), xii
Secara lebih rinci berikut perbedaan antara organisasi yang berada dibawah
kepemimpinan Kristen dengan kepimpinan umum.
Pertama, dari segi naturnya. Organisasi Kristen seperti misalnya gereja pada
hakekatnya adalah sebuah organisme dan bukan organisasi. Ada tiga pihak yang
hadir disana: Kristus, warga jemaat, dan pemimpin. Karena hakekatnya sebagai
organisme maka setiap anggota harus memiliki relasi pribadi dengan Kristus
sebagai kepala, dan sewajarnya setiap anggota memiliki persekutuan satu
dengan lainnya
Dikatakan “pada hakekatnya” karena dalam bentuk formal dan juga secara
administrasi, sebuah organisasi Kristen juga sama dengan organisasi lain yang
memiliki badan hokum, susunan pengurus, anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga serta sarana dan prasarana pendukung lainnya. Namun dalam hal esensi
sebuah organisasi Kristen memiliki perbedaan dengan organisasi umum
sebagaiman dijelaskan diatas.
Definisi Moral
Moral dapat di artikan suatu pengetahuan atau wawasan yang masih ada hubungannya
dengan budi pekerti manusia beradab. Dengan kata lain Moral adalah sebuah ajaran
yang baik serta buruknya perilaku seseorang. Sedangkan kata Moralisasi sendiri adalah
suatu uraian berupa pandangan dan ajaran mengenai perbuatan dan kelakuan yang
baik. Kemudian untuk Demoralisasi memiliki arti kerusakan moral.
Moral berasal dari kata “mores” dari bahasa latinnya, kemudian jika di artikan menjadi
“aturan kesusilaan” atau dengan kata lain merupakan suatu istilah yang umumnya di
gunakan dalam menentukan dari sebuah batas-batas terhadap sifat peran lain,
kehendak, pendapat serta batasan dari perbuatan yang mana secara layak di katakana
benar, salah, buruk ataupun baik.
Perbedaan antara Moral dan Etika.
Etika dan Moral memiliki arti yang mirip (cenderung sama) akan tetapi pengunaanya di
dalam kehidupan sehari-hari sedikit berbeda. Moral digunakan untuk perilaku/perbuatan
yang sedang di nilai. Sedangkan Etika di lakukan dengan menggunakan sistem nilai
yang ada. Jadi penggunaan kata Etika-Moral diartikan sebagai nilai atau standar
perilaku seseorang berdasarkan sebuah sistem yang disepakati untuk digunakan.
Dalam konteks kekristenan, Etika-Moral dijelaskan sebagai berikut:
Dasar perilaku etika-moral kepemimpinan Kristen adalah pribadi Yesus Kristus,
termasuk: kehidupan, karya, ajaran dan perilaku-Nya, di mana seluruh kerangka
kepemimpinan Kristen dibangun di atas dasar ini (I Yohanes 2:6)
Orientasi dan pendekatan etika-moral kepemimpinan Kristen bersifat partisipatif
yang berlaku dalam penerapan pada segala bidang hidup (Lukas 4:18-19)
Dinamika etika-moral kepemimpinan Kristen terwujud oleh adanya transformasi
hidup yang dibuktikan dengan pertobatan/pembaharuan/pemulihan hidup dan
semangat kerja (individu/korporasi). Roma 12:1-2, 8, 9-21)
Wujud etika-moral kepemimpinan Kristen haruslah nyata dalam tindakan dan
perkataan yang bertanggung jawab dan dapat menjadi raw model (Ibr 13:7-8,
17).
Definisi Regenerasi
Definisi Regenerasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
“Pembaruan semangat dan tata susila; penggantian sesuatu yang telah lama dan
pembentukan sesuatu yang baru; penggantian generasi tua kepada generasi muda;
atau peremajaan”.3
Definisi Suksesi
Definisi Suksesi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah penggantian
karena pewarisan atau proses penggantian kepemimpinan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku”.4 Sedangkan menurut Gary Yukl Suksesi adalah
penggantian dalam kepemimpinan5
Jadi suksesi disini diartikan sebagai bagian dari sebuah proyek panjang yang disebut
regenerasi. Regenerasi sendiri dimaknai lebih luas sebab mencakup dari mulai
persiapan awal yang dilakukan oleh seseorang dalam mempersiapkan penggantinya di
3
Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Arti Kata,” Di bawah “Settings” (http://artikata.com/arti-352318-
regenerasi.html, 16 April 2017)
4
Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Arti Kata,” Di bawah “Settings” http://artikata.com/arti-352318-
suksesi.html (Diakses 2 Februari 2012)
5
Gary Yukl, Kepemimpinan dalam Organisasi, 415
kemudian hari. Sedankan suksesi lebih kecil lingkupnya yaitu seputar proses
penggantian sebuah kepemimpinan.
Tujuan Suksesi
Tujuan Suksesi dalam konteks kepemimpinan adalah untuk memastikan bahwa
“sebuah organisasi dapat memenuhi tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek”6
Dari dua pengertian di atas jelas bahwa tujuan dilakukannya suksesi adalah untuk
mencapai tujuan organisasi. Dalam organisasi sebuah organisasi kristen, tujuan jangka
panjang dan jangka pendek biasanya dijabarkan dalam bentuk target-target, misi dan
juga visi.
Itu sebabnya ketika berbicara tentang pengembangan karakter pemimpin agar bisa
menjadi teladan, maka bukan berarti menciptakan keseragaman, melainkan
pengembangan yang mengikuti model dan teladan dari Allah di dalam pribadi Yesus
Kristus. Setiap pemimpin Kristen memiliki keunikan khusus sebagai pribadi di mata
Tuhan. Oleh karenanya setiap pemimpin perlu mengembangkan karakter sesuai
dengan apa yang Tuhan sudah beri dalam kehidupan setiap orang.
Berikut beberapa ringkasan penting terkait karakter
Karakter adalah kumpulan sifat. Kebiasaan yang terus menerus dilakukan
membentuk sifat. Perilaku yang terus menerus dilakukan membentuk kebiasaan
Karakter itu bersifat unik. Artinya setiap orang memiliki karakter yang berbeda
baik dalam jenis maupun tingkatannya
Karakter membentuk pribadi seseorang (Ketika Allah menjawab “Aku adalah
Aku”, sebagaimana dicatat dalam Kel 3:14, Allah tidak sedang berbicara tentang
nama tetapi tentang karakter-Nya)
- Pendirian yang teguh. Pemimpin harus memiliki landasan rohani yang kokoh,
tidak berkompromi dalam mengambil keputusan karena mendengar pendapat
orang atau membaca buku saja. Pemimpin juga harus tegas, artinya konsekwen
dengan apa yang sudah digariskan. Tegas berarti berani mengoreksi anak buah
yang salah, namun dengan kasih (Ams. 28:23).
- Disiplin termasuk dalam hal kerohanian. Sifat ini sangat penting karena tanpa
disiplin maka karuniakarunia yang lain, betapa pun besarnya, tidak akan
berkembang dengan sepenuhnya. Seorang pemimpin dapat memimpin orang
lain, karena ia telah mengalahkan dirinya sendiri. Seorang pemimpin adalah
orang yang pertama-tama telah menyerahkan dengan sukarela dan belajar untuk
mentaati disiplin yang berasal dari luar dirinya, tetapi yang kemudian
menaklukkan dirinya sendiri pada disiplin yang lebih keras dari dalam. Mereka
yang memberontak terhadap penguasa dan meremehkan disiplin pribadi, jarang
yang cakap menjadi pemimpin pada tingkat atas. Orang yang berkaliber
pemimpin akan bekerja sementara orang lain membuangbuang waktu, belajar
pada waktu orang lain tidur, dan berdoa pada waktu orang lain bermain.
- Kerendahan hati. Menurut ukuran Allah, kerendahan hati mendapat tempat yang
sangat tinggi. Tidak menonjolkan diri, tidak mengiklankan diri, adalah definisi
yang diberikan Kristus untuk kepemimpinan. Seorang pemimpin rohani akan
memilih pelayanan yang penuh pengorbanan yang tidak digembar-gemborkan,
bukan tugas yang megah dan pujian yang berlebihan dari orang-orang yang
tidak rohani. Rendah hati beda dengan rendah diri/minder, tapi terbuka untuk
menerima kritik dan memperbaiki kekurangan diri. Contoh: Paulus merendahkan
hati agar tujuan Injil tercapai ( I Kor 9:22-23).
- Rajin dan Pekerja Keras. Tak ada hal besar yang bisa dicapai bila pemimpin
malas dan tidak mau bekerja keras. Kerajinan, kerja keras disertai keuletan,
itulah yang membuat kepemimpinan seseorang menjadi efektif. Pemimpin
dituntut bekerja lebih daripada orang yang dipimpinnya. Terutama bekerja
dengan pikiran, strategi, pengertian dan kasih. Keberhasilan tidak diraih dalam
sekejap. Mereka bekerja keras di malam yang gelap ketika orang lain tertidur
lelap. Untuk itu dibutuhkan disiplin diri yang teguh. Seorang pemimpin dapat
memimpin orang lain karena ia telah mengalahkan dirinya sendiri.
- Perhatian yang tulus. Pemimpin harus peduli kepada pengikutnya, seperti ibu
yang mengasuh dan merawat anaknya, dan seperti bapa yang menasehati dan
menguatkan hati anaknya (I Tes. 2:7-8, 11). Orang tidak peduli berapa banyak
yang anda tahu, sampai orang tahu berapa banyak anda peduli. Seorang
pemimpin sejati sanggup memperkaya kehidupan orang yang dipimpinnya. Ia
senang melihat mereka maju dan tidak menganggapnya sebagai saingan. Ini
terjadi karena ia memiliki “hati Bapa”.
Referensi:
- Kepemimpinan yang dinamis oleh Yakob Tomatala
- Kepemimpinan Kristen yang mengubahkan oleh Jerry Wofford
- 100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia oleh Michael Hart
- Suksesi Kepemimpinan Kristen oleh Yohanes Parapat
- Kepemimpinan dalam Organisasi oleh Gary Yukl
- Myers Briggs, “Suksesi Kepemimpinan Mengidentifikasi potensi Anda, Hicow, di
bawah “Setting,” http://id.hicow.com/kepemimpinan/pusat-penilaian/myers-
briggs-type-indicator-1754028.html (diakses 15 Februari 2012)