Anda di halaman 1dari 28

RELEVANSI

TEORI BEHAVIORISTIK
DENGAN
PSIKOLOGI
By : Marina Dwi Mayangsari, M.Psi
PENDIDIKAN
Konsep Behavioristik
Belajar : perubahan yang terjadi pada seseorang
karena pengalaman
Perubahan yg disebabkan pertumbuhan ≠ belajar
Pembelajaran : pengaruh yang relatif permanen
atas perilaku, pengetahuan dan keterampilan
berpikir yang diperoleh melalui pengalaman
Pandangan Behavioristik : perilaku harus
dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diamati
bukan proses mental.
Teori Behavioristik menjelaskan “belajar” adalah :
perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur, dan
dinilai secara konkret
Prinsip Teori Behavioristik :
1. Mementingkan faktor lingkungan
2. Menekankan faktor bagian
3. Menekankan pada tingkah laku yang nampak
dengan mempergunakan metode obyektif
4. Sifatnya mekanis
5. Mementingkan masa lalu (besar kecilnya respon (R)
belajar tergantung besar kecilnya faktor stimulus (S)
yg merangsang anak belajar)
Teori Clasical Conditioning
(Ivan Pavlov)
Ivan Petrovitch Pavlov (1849-1936) ahli fisiologi Rusia
Eksperimen dengan anjing, penelitian intensif kelenjar
ludah (1900-an)
Clasical conditioning : pembelajaran asosiatif dimana
stimulus netral diasosiasikan sebagai stimulus bermakna
memunculkan respon serupa
Dua tipe stimuli dan respons ala pavlov :
UCS : Unconditioned stimulus (stimulus bebas)
CS : Conditioned stimulus (stimulus tergantung)
UCR : Unconditioned respons (respon bebas)
CR : Conditioned respons (respon tergantung)
* SN : Stimulus netral
Prosedur pengkondisian Pavlov :
Sebelum Pengkondisian
UCS  UCR SN  No respons
Makanan Anjing berliur Bunyi Bel Anjing tidak berliur

Pengkondisian
SN + UCS  UCR
Bunyi bel Makanan Anjing berliur

Setelah Pengkondisian
CS  CR
Bunyi bel Anjing berliur
Pavlov’s Classical Experiment
Generalisasi : tendensi stimulus baru yang sama
dengan CS yang asli untuk menghasilkan respons
yang sama (bel diganti peluit : mirip = respon makin
kuat)

Diskriminasi : organisme merespon stimuli tertentu


tetapi tidak merespon stimuli lainnya (setelah bel
berbunyi anjing diberi makan, tapi setelah peluit
berbunyi anjing tidak diberi makan.

Pelenyapan (extinction) : pelemaham CS karena


tidak adanya US (bel dibunyikan tapi tidak diberi
makan = anjing tidak berliur lagi)
Teori Operant Conditioning
(B.F Skinner)
Brutus Frederic Skinner (1904-1990) : Psikolog AS,
arsitek utama pengkondisian operan
Tingkah laku : tindakan yg disengaja (operant),
dipengaruhi tindakan sebelumnya (antecedent) dan
melibatkan pengendalian konsekuensi.
antecenden  tingkah laku  konsekuensi
Konsekuen menyenangkan = memperkuat tingkah
laku, konsekuen tidak menyenangkan =
memperlemah tingkah laku
Eksperimen : Tikus yg dilaparkan (skinner box)
Ada dua macam respon :
1. Respondent (reflexive) response : respon yg
ditimbulkan oleh perangsang-perangsang tertentu
(elicting stimuli), menimbulkan respon relatif tetap.
Ex : makanan menimbulkan keluarnya liur
2 . Operant (instrumental) response : respon yg timbul
dan berkembangnya diikuti oleh perangsang tertentu
(reinforcing stimuli).
Ex : jika anak belajar diberi hadiah, akan giat
belajarnya.

Fokus Skinner pada respon yang kedua


Prosedur pembentukan tingkah laku :
1. Dilakukan identifikasi mengenai hal apa yg
merupakan reinforcer (hadiah) bagi tingkahlaku yg
akan dibentuk
2. Dilakukan analisis untuk mengidentifikasi
komponen kecil yg membentuk tingkah laku yg
dimaksud
3. Mengidentifikasi reinforcer (hadiah) untuk masing-
masing komponen itu
4. Melakukan pembentukan tingkah laku dengan
menggunakan urutan komponen yg telah disusun itu.
 Prinsip Teori Operan Conditioning :
1. Reinforcement (penguatan)
konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu
perilaku akan terjadi
Ada 2 penguatan :
a. Penguatan positif : frekuensi respon meningkat apabila
suatu stimulus yang menyenangkan diberikan sesudah
suatu perbuatan dilakukan
Ex: Anak diberi uang/pujian karena dapat nilai A
b. Penguatan negatif : frekuensi respon meningkat
apabila suatu stimulus yang merugikan/tidak
menyenangkan dihindari
Ex : Anak mengerjakan PR untuk menghindari omelan
orangtua
2. Punishment (hukuman)
konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya
suatu perilaku
Ada 2 jenis hukuman :
1. Presentation punishment : terjadi apabila stimulus
yg tidak menyenangkan ditunjukkan atau diberikan
Ex : guru memberi tugas tambahan karena
kesalahan yg dibuat murid
2. Removal punishment : terjadi apabila stimulus
tidak diberikan,menghilangkan sesuatu yg
menyenangkan atau diinginkan.
Ex : Anak tidak boleh nonton TV karena tidak
belajar
Teori Koneksionisme
(E.L Thorndike)
Edward Lee Thorndike (1874-1949) : Teori Connectionism
or Bond Psychology (pertautan, pertalian)
Tingkahlaku : hubungan / koneksi antara stimulus
(reaksi) dan respons (hasil, effect)
Eksperimen dengan kucing yg ditempatkan dalam puzzle
(problem) box, hasilnya :
- Trial and error (mencoba-coba dan mengalami
kegagalan)
- Law of effect : tingkah laku yg memuaskan akan
diingat dan dipelajari
Prinsip Belajar :
a. Konsekuensi : hadiah dan hukuman (penguat dan
hukuman)
b. Penguat : konsekuensi dari suatu tingkah laku yang
memperkuat atau menambah frekuensi tingkah laku
tersebut
- Penguat positif : pujian, barang, tepuk tangan,
senyuman, dsb
- Penguat negatif : dibebaskan dari membuat PR (PR
sesuatu yg tidak menyenangkan)
c. Hukuman : konsekuensi dari tingkah laku yg
memperlemah timbulnya tingkah laku tsb (Ex : tidak
mengerjakan PR  tidak nonton TV
Hukum belajar :
a. Law of readiness: persiapan untuk bertindak
Ex : anak melihat barang menarik dari jauh siap
untuk menghampirinya, memegang dan
memainkan
b. Law of exercise : hukum latihan, hubungan diperkuat
jika ada latihan yang mendapatkan hadiah
- law of use : hubungan/koneksi akan bertambah
kuat jika ada Latihan
- law of disuse : hubungan/koneksi akan bertambah
lemah jika latihan dihentikan
c. Law of effect : makin kuat atau makin lemahnya
hubungan sebagai akibat daripada hasil respons yg
dilakukan
- Sesuatu yg menimbulkan kepuasan/kesenangan akan
diulangi
- Sesuatu yg menimbulkan ketidakpuasan /
ketidaksenangan akan dikurangi atau dihentikan

Kesimpulan :
Belajar adalah : pembentukan hubungan/koneksi antara
stimulus dan respons dan penyelesaian masalah yg
dilakukan dgn cara trial dan error.
Aplikasi praktik pendidikan : guru tahu apa yg hendak
diajarkan, respons apa yg diharapkan, dan kapan harus
memberikan hadiah atau penguat
Teori Conditioning Reflect
(J.B Watson)
John B Watson (1878-1958): dasar teori belajarnya dari
temuan Pavlov
Eksperimen dengan tikus dan kelinci tentang
perasaan takut
Prinsip sama seperti Pavlov : anak yang semula tidak
takut kepada tikus, diberi suara keras, kemudian
menjadi takut
Belajar : proses perubahan yg terjadi karena syarat-
syarat (conditions), serta adanya latihan/kebiasaan yg
kemudian menimbulkan respons
Dasar-dasar pendapat Watson :
1. Obyek Psikologi
obyeknya harus tingkah laku yang positif dan dapat
diobservasi
2. Metode
menolak metode instropeksi karna tidak ilmiah, metode
pokok adalah observasi
3. Teori terpenting
a. Teori Sarbon (Stimulus and respons bond theory)
tingkah laku yg komplek merupakan rangkaian unit
perangsang dan reaksi disebut refleks.
- perangsang/stimulus : situasi obyektif yg
wujudnya bermacam-macam, ex : rumah terbakar
- response : reaksi obyektif dari individu terhadap
situasi sebagai perangsang, ex : memukul bola
b. Pengamatan dan kesan
Tak dapat dibantah hewan memiliki response
penglihatan, respon pendengaran, dsb, jadi data
objektif disisni adalah stimulus respons
c. Perasaan, tingkah laku afektif
ada tiga pola tingkah laku emosional : takut, marah,
dan cinta
d. Teori tentang berpikir
berpikir haruslah semacam tingkahlaku sensomotoris,
berbicara dalam hati adalah tingkah laku berpikir.
e. Pengaruh lingkungan (pendidikan,belajar,pengalaman)
kebiasaan terbentuk dalam perkembangan, karena
latihan dan belajar
Prosedur Mengembangkan Tingkah Laku
SHAPPING
Shapping : mengajari perilaku baru dgn memperkuat
perilaku yang mirip dgn perilaku sasaran
Digunakan jika penguatan (reinforcement) positif tidak
berhasil, penting bagi guru karena banyak murid perlu
penguatan mencapai tujuan belajar
Proses :
Murid tidak pernah selesai 50% mengerjakan tugas
matematika. Tentukan perilaku sasaran : selesai 100%.
Pertama-tama memberi penguat jika selesai 60%,
penguat akan diberikan bila selsai 70%, lalu 80%, lalu
90%, dan akhirnya diberi imbalan setelah selesai 100%
MODELLING
Modelling atau imitasi : proses belajar dengan cara
menyaksikan tingkah laku orang lain (model)
Digunakan ketika prosedur operant conditioning kurang
efisien bahkan berbahaya (ex : belajar driving)
Mengajar modeling guru mendemonstrasikan
bagaimana melakukan sesuatu keterampilan, siswa
mengobservasi tingkah laku dan meniru guru / model
Proses :
Guru menggunakan model untuk mengembangkan
minat membaca siswa. Duduk di depan kelas sambil
membaca, kadang tertawa, senyum, cemberut, sehingga
siswa tertarik melihatnya. Guru mereinforced
(memperkuat) minat siswa dengan mendemonstrasikan
kesenangan membaca di muka kelas.
Prosedur Menghilangkan Tingkah Laku
REINFORCING COMPETING BEHAVIOR
Menggunakan penguatan differensial : guru
memperkuat perilaku yg lebih tepat/yg tidak
sesuai dgn apa yg dilakukan anak.
Ex : Dikelas siswa suka berkeliaran, maka guru
memuji siswa yang duduk tenang. Dalam waktu
singkat social reinforcement utk tingkah laku
tepat mengurangi tingkahlaku yg tidak diinginkan
EXTINCTION
Proses dimana suatu operant yg sudah terbentuk tidak
mendapat reinforcement lagi
Ex : Siswa suka mengacungkan tangan utk menjawab
namun tdk pernah mendapat perhatian guru, karena
jengkel akhirnya ia tdk pernah mengacung lagi.
SATIATION
Prosedur yg mendorong seseorang utk melakukan
sesuatu terus menerus sampai lelah. Tingkah laku yg
diulang harus tepat
Ex : guru mengajar diganggu anak yg selalu
bersenandung di kelas, maka guru meminta siswa
bersenandung di depan kelas sampai lelah.
CHANGING THE STIMULUS ENVIRONTMENT
Beberapa tingkahlaku dapat dikontrol dengan mengubah
kondisi lingkungan stimulus yg dapat mempengaruhi
tingkah laku.
Ex : Siswa terganggu oleh suara gaduh diluar kelas, maka
pintu dan jendela dapat ditutup sehingga siswa dapat
belajar dengan tenang
PUNISHMENT
Hukuman tidak menghilangkan tingkah laku tetapi
mencegah / menekan timbulnya tingkah laku yg tidak
diinginkan dalam waktu singkat dan harus diikuti
reinforcement
Ex : Siswa yg selalu bertengkar dengan temnnya
diperintahkan utk berdiri dipojok kelas sebagai hukuman,
namun kemudian diperkuat ketika menunjukkan kerjasama
yg baik dgn temannya
Aplikasi Teori Behavioristik Dalam
Pembelajaran
Teaching strategies berdasarkan prinsip Behavioristik
1. Dalam mengajar guru memberikan stimulus yang
sebanyak-banyaknya agar siswa melakukan respon
positif.
2. Guru mampu memilah stimulus yang tepat agar bisa
menyentuh perhatian siswa
3. Bahan pelajaran disusun secara hierarki dari yang
sederhana sampai yang kompleks
4. Tujuan pembelajaran berorientasi pada pencapaian
indikator dan harus dapat diukur
5. Guru sering memberikan pengulangan dan
latihan dalam pembelajaran supaya perilaku
yang diinginkan menjadi kebiasaan
6. Hasil yang diperoleh dalam pembelajaran
adalah terbentuknya perilaku yang diinginkan
7. Munculnya perilaku yang diinginkan mendapat
penguatan positif, sedangkan perilaku yang
tidak dinginkan mendapat penguatan negatif
8. Evaluasi atau penilaian hasil belajar didasari
atas perilaku yang tampak
Teaching strategies berdasarkan prinsip Operant
Conditioning :
1. Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa,
jika salah dibetulkan, jika benar diberi penguat
2. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar
3. Materi pelajaran digunakan sistem modul
4. Dalam proses pembelajaran tidak digunakan hukuman
5. Dalam pembelajaran, lebih dipentingkan aktifitas
sendiri
6. Tingkahlaku yang diinginkan pendidik akan diberi
hadiah (reward)
7. Dalam pembelajaran digunakan shapping
Teaching strategies modifikasi perilaku untuk
seluruh kelas :
1. Mengidentifikasi tingkah laku yang ditargetkan beserta
reinforcernya
2. Menciptakan landasan bagi tingkah laku yang
ditargetkan
3. Menentukan reinforcer beserta kriterianya
4. Menentukan hukuman beserta kriterianya
5. Mengobservasi tingkah laku selama pelaksanaan
program dan membandingkannya dengan landasan
6. Apabila modifikasi perilaku berhasil, kurangi frekuensi
pemberian reinforcement

Anda mungkin juga menyukai