MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mandiri mata kuliah Fisika
Komputasi
Dosen I : Endah Kurnia Yuningsih, M.Pfis
Dosen II : Winda Setya, S.Si, M.Sc
Disusun oleh :
Sri Rohimah 1162070069
Dan harapan ksmi semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun,
GAMBAR 5 (A) PEGAS VEERTIKAL TAK TEREGANG (B) PEGAS TEREGANG (C) BENDA
BEROSILASI DISEKITAR TITIK KESETIMBANGAN. SUMBER: (TRIPLER, 1998, P.
438) ................................................................................................................ 11
GAMBAR 6 BANDUL SEDERHANA ........................................................................... 14
A. Pendahuluan
Fisika merupakan bagian dari IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) atau
sains, sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis
berupa penemuan, fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip serta prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan pengetahuan di dalam
kehidupan sehari-hari (Priando dkk, 2012) dalam (Trisianawati, Saputra, &
Munawaroh, 2016, p. 23).
Mata pelajaran yang terdapat di Sekolah Menengah Atas salah satunya
adalah fisika. Pembelajaran fisika dapat berhasil, salah satunya ditentukan
oleh kompetensi guru Fisika, sehingga perlu adanya identifikasi terhadap
pemahaman konsep Fisika terhadap calon guru yang akan menerapkan
pembelajaran di sekolah nantinya. Di Program Studi Pendidikan Fisika,
konsep dasar Fisika termuat pada mata kuliah Fisika Dasar.
Masih ditemukan beberapa mahasiswa yang tidak tahu konsep,
bahkan banyak juga yang mengalami miskonsepsi dalam pelaksanaan
pembelajaran di kelas. Miskonsepsi inilah yang akan menghalangi mahasiswa
dalam mencapai keberhasilan proses belajar lebih lanjut. Hal ini karena
miskonsepsi akan menghambat proses penerimaan pengetahuan baru (Hasan,
Bagayoko, & Kelley, 1999; Subayani, 2016). Miskonsepsi yang terjadi pada
mahasiswa dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya: (1) gagasan
informal yang datang dari kegiatan sehari-hari, budaya dan agama, kelompok
sebaya dan faktor lingkungan lainnya, (2) pandangan yang tidak sempurna
atau salah yang dikembangkan mahasiswa selama proses belajar, (3) konsep
yang tidak tepat, menyesatkan atau salah yang disampaikan oleh guru atau
dari buku (Kazambe, 2010) dalam jurnal (Mahen & Nuryantini, 2018, p. 2).
Salah satu materi pokok pada mata kuliah Fisika Dasar adalah gerak
harmonik sederhana. Konsep ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan
sehari hari, sehingga menjadikan konsep gerak harmonik sederhana menjadi
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut.
1. Apa itu gaya pemulih?
2. Bagaimana pengaruh beban massa pada pegas?
3. Bagaimana hubungan gerak harmonik sederhana dan melingkar?
4. Bagaimana energi pada gerak harmonic sederhana?
5. Bagaimana keadaan benda pada pegas vertical?
6. Apa itu gerak bandul?
C. Tujuan
1. Menganalisis gaya pemulih.
2. Mengidentifikasi pengaruh beban massa pada pegas.
3. Menganalisis hubungan gerak harmonik sederhana dan melingkar.
4. Menjelaskan energi pada gerak harmonic sederhana.
5. Menganalisis benda pada pegas vertical.
6. Menganalis persamaan bandul.
1. Pengertian
Gerak merupakan perubahan letak yang terus-menerus. Gerak dapat
diketahui jika mengetahui bagimana gerak setiap titik pada benda itu.
(Zemansky, 1982, p. 65). Sedangkan pengertian gerak harmonik sederhana itu
sendiri diartikan sebagai gerak yang disebabkan adanya gaya pemulih yang
sebanding dengan simpangan dan kesetimbangannya kecil (Tripler, 1998, p.
426). Gerak yang diakibatkan adanya gaya pemulih yang elastik dan tidak ada
gesekan sama sekali, disebut gerak harmonik sederhana (Zemansky, 1982, p.
268)
2. Gaya Pemulih
Suatu benda berubah bentuk, gaya yang menyebabkannya adalah
proporsional dengan besar perubahan, asalkan batas proporsional elastisitas
tidak melampaui. Perubahannya seperti pertambahan panjang, seperti tali
karet, atau pegas ulur, atau penyusutan panjang, atau melengkungnya pegas
daun. Istilah gaya disini diartikan secara luas dapat diartikan gaya, gaya putar
(torque), tekanan atau apa saja yang dapat menyebabkan perubahan bentuk.
Jika gaya yang dimaksud ialah dorongan atau tarikan dalam mana perubahan
bentuk yang terjadi hanya berupa perpindahan titik tangkap gaya, maka gaya
dan perpindahan dihubungkan berdasarkan hukum Hooke,
F = kx
Fx = -kx (1)
Tanda minus pada hukum Hooke timbul karena gaya pegas ini
berlawanan arah dengan simpangannya. Jika kita memilih x positif untuk
simpangan ke kanan, maka gaya bernilai negatif (ke kiri) dan sebaliknya.
Dengan menggabungkan persamaan (1) dengan hukum Newton , maka
didapatkan.
𝑑2 𝑥 𝑘
Fx = -kx = ma = m = − (𝑚)x (2)
𝑑𝑡 2
Waktu bagi benda untuk melakukan satu osilasi penuh disebut dengan
periode T atau ialah waktu yang diperlukan untuk satu kali gertaran penuh.
Frekuensi (f ) ialah jumlah getaran per satuan waktu. Jelas bahwa frekuensi
merupakan kebalikan dari periode
1
f=𝑇 (3)
Satuan frekuensi adalah kebalikan (s-1), yang disebut Hertz (Hz). Sebagai
contoh, jika waktu untuk melakukan satu osilasi penuh adalah 0,25 s, maka
frekuensinya 4 Hz.
𝜔(𝑡 + 𝑇) + 𝛿 = 2𝜋 + 𝜔𝑡 + 𝛿
atau
𝜔𝑇 = 2𝜋
sehingga
2𝜋
T= \ (5)
𝜔
1 𝜔
f = 𝑇 = 2𝜋 (6)
2𝜋𝑡
x = A cos (2𝜋𝑓 + ) = A cos ( + 𝛿) (7)
𝑇
3𝜋
x = A cos (𝜔𝑡 + ) = A sin 𝜔𝑡
2
Maka,
x0 = A cos 𝛿 (8)
𝑑𝑥 𝑑2 𝑥 𝜋
v= = -A𝜔 sin 𝑑𝑡 2 = 𝜔2 A cos (𝜔𝑡 + 𝛿) = (𝜔𝑡 + 𝛿 + ) (9)
𝑑𝑡 2
𝑑𝑣 𝑑2 𝑥
a = 𝑑𝑡 = 𝑑𝑡 2 = −𝜔2 A cos (𝜔𝑡 + 𝛿) (11)
atau
a = -−𝜔2 x (12)
𝑘
𝜔2 = 𝑚 (13)
𝜔 1 𝑘
f = 2𝜋=2𝜋 √𝑚 (14)
1 𝑚
T = 𝑓 = 2𝜋 √ 𝑘 (15) Peiode dan frekuensi pegas pada sebuah pegas
Bila k besar, seperti dalam kasus pegas kaku (keras), maka frekueensi
juga besar. Dengan cara yang sama, jika massa besar, maka frekuensi kecil.
𝜃 = 𝜔𝑡 + 𝛿
Gambar 4 Sebuah partikel bergerak dengan kelajuan konstan v pada. Sumber lingkaran
berjari-jari A. Sumber: (Tripler, 1998, p. 434)
Pada suatu garis lurus, proyeksi sebuah partikel yang bergerak dengan gerak
melingkar merupakan gerak harmonik sederhana
1
U = 2 kx2 (16)
1
K =2 𝑚v2 (17)
1 1
ETotal = U + K = 2 kx2 + 2 𝑚v2 (18)
1
ETotal = 2 𝑘𝐴2 (Energi total dalam gerak
harmonic sederhana)
Persamaan ini memberikan sifat umum penting yang dimiliki gerak harmonic
sederhana:
Energi total dalam gerak harmonik sederhana berbanding lurus dengan kuadrat
amplitudo
𝑑2 𝑦
m 𝑑𝑡 2 = -ky + mg (19)
Gambar 5 (a) Pegas vertikal tak teregang (b) pegas teregang (c) benda berosilasi
disekitar titik kesetimbangan. Sumber: (Tripler, 1998, p. 438)
Persamaan ini sama dengan persamaan (2) dengan adanya suku konstan
mg. Kita menangangi suku tambahan ini dengan berubah ke variable baru y’ =
y- y0 dengan y0 adalah sebesar regangan pegas ketika benda berada dalam
kesetimbangan. Ketika benda berada dalam kesetimbangan pada y = y0.
Persamaan (19) menjadi .
0 = -ky0 + mg
atau
𝑑𝑦′ 𝑑𝑦
=
𝑑𝑡 𝑑𝑡
dan
𝑑2 𝑦′ 𝑑2 𝑦
= 𝑑𝑡 2
𝑑𝑡 2
𝑑2 𝑦′ 𝑑2 𝑦
dengan mensubstitusikan = untuk dan y’ + y0 untuk y dalam
𝑑𝑡 2 𝑑𝑡 2
𝑑2 𝑦′
𝑚 = -k (y’ + y0) + mg
𝑑𝑡 2
= -ky’ +k y0 + mg
𝑑2 𝑦′
𝑚 = -ky’ (21)
𝑑𝑡 2
y’ = A cos (𝜔𝑡 + 𝛿)
1 1
UP = 2k(y+y0)-2 ky02
1 1 1 1
= 2ky2+ ky0y’+ 2 ky02 - 2 ky02= 2ky’2+ ky0y’
Akan tetapi, ky0 = mg. Jadi energi potensial pegas relatif terhadap Up = 0
pada y’ = 0 adalah
1
UP = 2ky2+ mgy’ (Up = 0 pada y’ = 0)
U = UP + Ug
1
= (2ky’2+ mgy’) – mgy’
Atau
1
U = 2ky2 (U = 0 pada y’ = 0) (22)
s=L𝜙 (23)
𝑑2 𝑠
ƩF1 = -mg sin 𝜙 = 𝑚 𝑑𝑡 2
atau
𝑑2 𝑠 𝑠
= -g sin 𝜙 = -g sin 𝐿 (24)
𝑑𝑡 2
Jika s jauh lebih kecil daripada s/L adalah kecil, dan dapat mendekati sin
𝜙dengan sudut 𝜙. Dengan menggunakan sin (s/L) ≈ s/L dalam persamaan
(23) akan diperoleh:
𝑑2 𝑠
= -𝜔2s (25.b)
𝑑𝑡 2
dengan
𝑔
𝜔2 = -𝐿 (26)
2𝜋 𝐿
T= = 2𝜋√𝑔 (27)
𝜔
Menurut persamaan (27) makin panjang tali, makin besar periode, yang
konsisten dengan pengamatan eksperimen. Perhatikan bahwa periode tidak
bergantung pada massa. Hal ini berlaku karena gaya pemulih berbanding
lurus dengan masaa. Karena itu, percepatan a = F/m karena itu tak
bergantung tak bergantung pada massa. Perhatikan bahwa frekuensi dan
periode tidak bergantung pada amplitude osilasi, segi umum gerak harmonic
sederhana.
𝑑2 𝐿𝜙 𝑔
= - 𝐿 𝜙 = - 𝜔2 𝜙 (28)
𝑑𝑡 2
Jika kedua pegas dilepas bersamaan, sistem pegas yang sampai di posisi
setimbang lebih dulu adalah...
a. A
b. B
c. A dan B bersamaan
d. Tidak ada informasi yang mendukung
Jawaban yang tepat pada soal diatas adalah C.
5. Dua orang anak dengan massa berbeda, masing-masing bermain ayunan
dengan panjang tali sama. Aanak A memiliki massa 30 kg dan anak B
memiliki massa 20 kg. Jika kedua anak menyimpangkan ayunan dengan
simpangan awal yang sama dan setiap melintasi titik asal mereka
berhitung satu, dua, tiga, dan seterusnya. Anak yang paling cepat sampai
pada hitungan sepuluh adalah…
a. Anak A
b. Anak B
c. Kedua anak sampai di hitungan ke-10 pada waktu yang sama
d. Tidak cukup informasi untuk menjawab
Jawaban yang benar adalah C.
ESSAY
𝜃 = 𝜔𝑡
𝜋 2𝜋
= ( 𝑇 )t
6
𝜋 𝑇
t = 6 x 2𝜋
1
= 12 T
= 20 𝜋 s
1 1
Frekuensi = 𝑇 = 20 𝜋 = 0,05 𝜋-1 Hz
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan, dapat disimpulkan bahwa gaya pemulih
merupakan gaya dengan mana benda elastis itu menarik kembali suatu benda
yang melekat padanya. Pengaruh beban massa pada pegas yaitu jika benda
disimpangkan dari kesetimbangannya, gerak harmonik sederhana akan terjadi
seandainya ada gaya pemulih yang sebanding dengan simpangan dan
kesetimbangannya kecil. Hubungan gerak harmonik sederhana dan melingkar
yaitu frekuensi dan periode gerak melingkar sama dengan frekuensi dan
periode gerak harmonik sederhana yang diproyeksikan. Hubungan keduanya
dapat dilihat dari suatu meja yang dapat berputar dan sebuah benda yang
bayangan pasak (tangkai) dan benda diproyeksikan pada layar. Jika periode
meja yang berputarr diatur sehingga sama dengan periode benda yang
berosilasi, dan amplitudo sistem pegas sama dengan jari-jari meja putar,
bayangan kedua benda akan bergerak bersama.
B. Saran
Sebaiknya dalam pembelajaran, guru diharapkan mencoba berbagai
metode agar peserta didik dapat belajar fisika secara menyenangkan dan
dapat diterima dengan mudah sehingga tidak menimbulkan miskonsepsi bagi
peserta didik. Diharapkan pula bagi calon guru dan guru fisika untuk tetap
berinovasi mengembangkan suatu pembelajaran yang menuju lebih baik.
Agustina, D., Syuhendri, & Kistiono. (2016). Pengembangan Bahan Ajar Text Perubahan
Konseptual Berbasis Model Perubahan Konseptua Pada Materri Gerak
Harmonik. Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika.
Eka, T., Fajar, S. D., & Ummi, M. (2016). Penerapan Model Inkuiri Terbimbing Padda
Materi Gerak Harmonik Sederhana di Kelas XI IPA MAN Sanggau Ledo. Jurnal
Ilmu Pendidikan Fisika, 23-14.
Ghozali, Y. A., SutopoArif, & Hidayat. (2017). Peningkatan Proses Hasil Belajar Program
Retasi Pada Materi Gerak Harmonik Sederhana. Jurnal Proseding Nasional
Seminar III.
Hidayati, F. N., & Akhsan, H. S. (2016). IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA KELAS X PADA
MATERI. JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA, 1.
Mahen, E. C., & Nuryantini, A. Y. (2018). Profil Pemahaman Konsep Calon Guru Fisika
pada Materi Gerak Harmonik Sederhana menggunakan Tekhnik CRI yang
Dimodifikasi. UNNES.
Nurul, H. F., Hamdi, A., & Syuhendri. (2016). Identifikasi Miskonsepsi siswa kelas X pada
materi elastisitas dan hukum Hooke di SMA Negeri 1 Indralaya. Jurnal Inovasi
dan Pembelajaran Fisika.
Sugara, Y. D., & Sutopo, E. L. (2016). Kesulitan Siswa dalam Belajar Gerak Harmonik
Sederhana. Pros.Semnas Pendidikan IPA Pascasarjana UM.
Susilo, A., Yunianto, M., & Variani, V. I. (2012). Simulasi Gerak Harmonik Sederhana dan
Osilasi. Indonesian Journal of Applied Physics.
Trisianawati, E., Saputra, D. F., & Munawaroh, U. (2016). PENERAPAN MODEL INKUIRI
TERBIMBING PADA MATERI GERAK HARMONIK SEDERHANA DI KELAS XI IPA
MAN. Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika.
Yuanita. (2010, Desember 16). Fisika. Retrieved Maret 01, 2018, from Gerak Harmonik
Sederhana: http://yuanitaxiipa4.blogspot.co.id/2010/12/gerak-harmoni-
sederhana.html