Anda di halaman 1dari 16

PENERAPAN MEDIA PEMEBELAJARAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN

FISIKA

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur mata kuliah Belajar dan Pembelajaran
Fisika

Dosen Pengampu :

Drs. Yudi Dirgantara,M.Pd.

M. Minan Chusni,S.Pd.si.,M.Pd.si.

Disusun oleh :

Mutiara Auliya S (1162070049)

Sri Rohimah (1162070069)

Zoel faris H (1162070081)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2017
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga
makalah ini bisa kami selesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada Rasulullah SAW yang telah membukakan cahaya pengetahuan dan
kebaikan kepada seluruh umat manusia di mukabumi.
Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Belajar
dan Pembelajaran Fisika yang berjudul “Penerapan Media Pembelajaran dan Evaluasi
Pembelajaran Fisika”. Dalam menyusun makalah ini tidak sendikit hambatan yang kami
hadapi, namun kami sadari bahwa kelencaran dalam menyusun makalah ini tidak lain karena
dukungan dari keluarga dan teman-teman. Sehingga segala sesuatu hambatan bisa teratasi, dan
dengan mengucapkan syukur alhamdulillah penyusunan makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Penyusun makalah ini tentu saja masih mempunyai kekurangan-kekurangan.Oleh
karena itu, saran dan masukan untuk makalah ini sangan kami harapkan sebagai upaya
memperbaiki kesalahan dalam penulisan makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat
memberikan banyak manfaat bagi semua pihak..Amin yaarabbal ‘alamin

Bandung, 5 maret 2017

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual ke agamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang dilikinya, masyarakat,
bangsadan Negara. Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikandibutuhkan
komponen-komponen pendukung. Komponen-komponen tersebut meliputi kurikulum.
Proses pembelajran dan evaluasi pembelajaran (Taufik, 2008, p. 10)
Komponen dalam pembelajaran yang meliputi kurikulum, proses pembelajran
dan evaluasi pembelajran merupakan satu kesatuan yang tidak mungkin dipisahkan.
Kurikulum merupakan penjabaran tujuan pendidikan yang menjadi landasan
pendidikan. Proses pembelajaran merupakan Sesuatu yang terjadi pada diri setiap orang
sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang
dengan lingkungannnya (suharismin, 2008:2). Oleh karena itu, belajar dapat terjadi
kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar
adalah adanya perubahan tingkah laku pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau
sikapnya.Azhar arasyid (2008:3) mengatakan di dalam bukunya bahwasanya “dalam
suatu proses belajar mengajar ada dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar
dan media pengajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan pemilihan satu metode
mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai,
Meskipun ada beberapa aspek lain yang perlu diperhatikan dalam memilih media antara
lain tujuan pembelajaraan, jenis tugas, respon yang diharapkan siswa kuasai setelah
pembeljaraan berlangsung”. Menurut hamalik didalam azhar (2008:6) mengemukakan
bahwa “pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
mengembangkan keinginan dalam proses belajar mengajar dapat membangkitakan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan
belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa”.
Sedangkan evaluasi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
dan menilai tingkat pencapaian kuri kurikulum. Hal ini di pertegas oleh sukardi
(2008:2) bahwasanya “Evaluasi merupakan proses penilaian pertumbuhan siswa dalam
proses belajar mengajar. Pencapaianperkembangan siswa perlu diukur, baik posisi
siswa sebagai individu maupun posisinya di dalam kelompok”. Dengan kata lain,
proses pembelajaran termasuk penguasaan materi selalu berorentasi kepada tujuan
pembelajaran. Apakah tujuan pembelajaran tercapai atau tidak akan terjawab setelah di
adakannya evaluasi.
Kegiatan evaluasi mempunyai peranan penting dalam pendidikan, begitu pula
dengan proses belajar dengan menggunakan media pembelajaran. Tetapi kenyataan nya
banyak sekali guru yang mengabaikan keduanya tersebut akibatnya dalam proses
pembelajran siswa kurang minat kurang gairah cenderung kurang semangat dan kurang
memperhatikan guru dalam mengikuti proses pembelajaran. Bahkan guru pun sering
mengabaikan evaluasi, apabila guru tidak memiliki tentang bagaimana mengevaluasi
yang baik dan sesuai maka akan berakibat melemahnya moral guru. Salah satu
kenyataanya adalah melakukan kecurangan dengan memanipulasi nilai raport siswa
tujuan nya untuk mendapatkan predikat sekolah berkualitas baik.(tuty dewi rahayu,
2015: 6)
Oleh karena itu, guru diminta untuk lebih pro-aktif dalam penyampaian materi
pembelajran salah satunya dengan cara penggunaan media pembelajaran yang dapat
menarik perhatian siswa dan guru pun harus mengedepan kan evaluasi karena
komponen yang sangat penting untuk terciptanya pendidikan yang baik. Melihat
permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut dengan judul
“Peranan media pembelajran dan evaluasi pembelajran”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari pemaparan latar belakang di atas, penulisan dengan ini merumuskan
rumusan masalah yaitu:
1. Apa pengertian media pembelajaran?
2. Apa fungsi media dalam pembelajaran?
3. Apa saja macam-macam media pembelajaran?
4. Apa prinsip-prinsip pemilihan media?
5. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi media pembelajaran?
6. Bagaimana ketetapan pengunaan media?
7. Bagaimana kriteria media belajar dan pembelajaran yang baik?
8. Bagaimana langkah-langkah menggunakan media dalam mengajar?
9. Apa pengertian pengukuran, penilaian, dan evaluasi?
10. Apa saja tujuan evaluasi pendidikan?
11. Bagaimana penilaian autentik?
12. Bagaimana penilaian kelas?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan teori penyusun makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian media pembelajaran
2. Untuk mengetahui fungsi penggunaan media dalam pembelajaraan
3. Untuk mengetahui macam-macam media pembelajaraan
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran
5. Untuk mengetahui bagaimna faktor-faktor yang mempengaruhi media
pembelajaran
6. Untuk mengetahui bagaimana ketetapan penggunaan media
7. Untuk mengetahui kriteria media belajar dan pembelajaran yang baik
8. Untuk mengetahui langkah-langkah menggunakan media dalam mengajar
9. Untuk mengetahui pengukuran, penilaian, dan evaluasi
10. Untuk mengetahui tujuan evaluasi pendidikan
11. Untuk mengetahui penilaian autentik
12. Untuk mengetahui penilaian kelas
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah berarti tengah,
perantara, atau pengantar. Dengan kata lain media adalah perantara atau pengantar
pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan.
Gearlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara
garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun suatu kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan keterampilan atau sikap.
Atwi Suparman (1997) mendefinisikan, media merupakan alat yang digunakan
untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan.
Dalam aktivitas pembelajaran, media dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang
dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara
pendidik dengan peserta didik.
Sedangkan menurut kami media adalah suuatu alat untuk menyampaikan
informasi. Media ini bisa tulisan seperti koran dan surat, maupun lisan seperti berita di
radio atau televisi. (Arsyad & Rahman, 2007, p. 3)

B. Fungsi Media
Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkrit, baik
dalam konsep maupun faktanya. Media memiliki andil untuk menjelaskan hal-hal yang
abstrak dan menunjukkan hal-hal yang tersembunyi. Bahkan dalam hal-hal tertentu
media dapat mewakili kekurangan guru dalam mengkomunikasikan materi pelajaran.
Namun perlu diingat, bahwa peranan media tidak akan terlihat apabila
penggunaannya tidak sejalan dengan esensi tujuan pengajaran yang telah dirumuskan.
Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk
menggunakan media.
Dalam proses belajar mengajar, fungsi media menurut Nana Sudjana (1991)
yakni:
1. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi
tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk
mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
2. Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari
keseluruhan situasi mengajar, ini berarti bahwa media pengajaran
merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan guru.
3. Media dalam pengajaran, penggunaannya bersifat integral dengan tujuan
dan isi pelajaran.
4. Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata sebagai alat
hiburan yang digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya
lebih menarik perhatian siswa.
5. Penggunaan media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat
proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian
yang diberikan guru.
6. Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu
belajar mengajar. (Sutikno & Rosyidah, 2009, p. 20)
Ketika fungsi-fungsi media pengajaran itu diaplikasikan dalam proses belajar
mengajar, maka terlihat peranannya sebagai berikut:
1. Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu
bahan yang guru sampaikan.
2. Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan
dipecahkan oleh para siswa dalam proses pembelajaran. Paling tidak gur
dapat memperoleh media sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar
siswa.
3. Media sebagai sumber belajar bagi siswa. Media sebagai bahan konkret
berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari para siswa, baik media akan
banyak membantu tugas guru dalam kegiatan belajar mengajar. (Arsyad &
Rahman, 2007, p. 19)
Lebih detail fungsi penggunaan media dalam proses pembelajaran menurut
penulis, diantaranya:
1. Menarik perhatian siswa.
2. Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran.
3. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalitas (dalam bentuk kata-
kata tertulis atau lisan).
4. Mengatasi keterbatasan ruang.
5. Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif.
6. Waktu pembelajaran bisa dikondisikan.
7. Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar.
8. Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu/menimbulkan gairah
belajar.
9. Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam.
10. Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Dalam Pedoman Penatar Pekerti-AA yang diterbitkan oleh Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi – Departemen Pendidikan Nasional disebutkan ada delapan manfaat
media dalam penyelenggaraan belajar dan pembelajaran yaitu:
1. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan.
2. Proses instruksional lebih menarik.
3. Proses belajar lebih interaktif.
4. Jumlah waktu belajar-mengajar dapat dikurangi.
5. Kualitas belajar dapat ditingkatkan.
6. Proses belajar dapat terjadi kapan dan dimana saja.
7. Meningkatkan sikap positif siswa terhadap proses dan bahan belajar.
8. Peran pengajar dapat berubah ke arah positif dan produktif.
Di samping itu:
1. Media secara tidak langsung dapat dijadikan sebagai skenario yang mengarahkan
jalannya proses belajar dan pembelajaran sebagaimana direncanakan.
2. Bahan ajar dapat disiapkan sebelumnya sehingga dapat lebih disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran. (Sutikno & Rosyidah, 2009, p. 8)

C. Macam-Macam Media
D. Prinsip-prinsip Pemilihan Media

Dalam menggunakan media pengajaran, hendaknya guru memperhatikan sejumlah


prinsip-prinsip tertentu agar penggunaan media dapat mencapai hasil yang baik. Prinsip-
prinsip yang dimaksud dikemukakan Nana Sudjana (1991) sebagai berikut:
1. Menentukan jenis media dengan tepat. Artinya, sebaiknya guru memilih terlebih dahulu
media manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang diajarkan.
2. Menetapkan atau mempertimbangkan subyek dengan tepat. Artinya, perlu diperhitungkan
apakah penggunaan media itu sesuai dengan tingkat kematangan/kemampuan anak didik.
3. Menyajikan media dengan tepat artinya teknik dan metode penggunaan media dalam
pengajaran harus diseuaikan dengan tujuan, bahan, metode waktu dan sarana.
4. Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat.
Artinya, kapan dan dalam situasi mana pada waktu mengajar media digunakan. Tentu
tidak setiap saat menggunakan media pengajaran, tanpa kepentingan yang jelas.
Keempat prinsip yang diuraikan di atas, hendaknya diperhatikan oleh guru pada waktu
menggunakan media pengajaran. (Sutikno & Rosyidah, 2009, p. 14)

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Media Pembelajaran

Agar media pengajaran yang dipilih itu tepat dan sesuai prinsip-prinsip pemilihan,
perlu juga memperhatikan faktor-faktor lain, yakni:
a. Objektivitas. Metode dipilih bukan atas kesenangan atau kebutuhan guru,
melainkan keperluan sistem belajar. Karena itu perlu masukan dari siswa.
b. Program pengajaran. Program pengajaran yang akan disampaikan kepada anak
didik harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik menyangkut isi, struktur
maupun kedalamannya.
c. Sasaran program. Media yang akan digunakan harus dilihat kesesuaiannya dengan
tingkat perkembangan anak didik, baik dari segi bahasa, simbol-simbol yang
digunakan, cara dan kecepatan penyajian maupun waktu penggunaannya.
d. Situasi dan kondisi. Yakni situasi dan kondisi sekolah ataua tempat dan ruangan
yang akan dipergunakan, baik ukuran, perlengkapan maupun ventilasinya, situasi
serta kondisi anak didik yang akan mengikuti pelajarn baik jumlah, motivasi
kegairahannya.
e. Kualita teknik. Barangkali ada rekaman suara atau gambar-gambar dan alat-alat
lainnya yang perlu penyempurnaan sebelum digunakan. Misalnya suara atau
gambar yang kurang jelas, keadaannya telah rusak, ketidaksesuaian dengan alat
yang lainnya. (Sutikno & Rosyidah, 2009, p. 16)

F. Pengaruh-Pengaruh Media
G. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Jika guru akan menggunakan media pengajaran dengan cara memanfaatkan media
yang telah ada, maka dapat merujuk pada kriteria berikut:
1. Apakah topik yang akan dibahas dalam media tersebut dapat menarik minat anak didik
untuk belajar?
2. Apakah materi yang terkandung dalam media tersebut penting dan berguna bagi anak
didik?
3. Apakah media itu sebagai sumber pengajaran yang pokok, apakah isinya relevan
dengan kurikulum yang berlaku?
4. Apakah materi yang disajikan otentik dan aktual, ataukah informasi yang sudah lama
diketahui dan peristiwanya telah terjadi?
5. Apakah fakta dan konsepnya terjamin kecermatannya atau ada suatu hal yang
diragukan?
6. Apakah format penyajiannya berdasarkan tata urutan belajar yang logis ?
7. Apakah pandangannya objektif dan tidak mengandung unsur propaganda atau hasutan
terhadap anak didik?
8. Apakah narasi, gambar, efek, warna dan sebagainyamemenuhi syarat standar kualitas
tertentu?
9. Apakah bobot penggunaan bahasa, simbol-simbol dan ilustrasi sesuai dengan tingkat
kematangan berfikir anak didik?
10. Apakah sudah diuji kesahihannya (valliditas) ? (Ruswandi & , 2008, p. 28)
Nana Sudjana & Ahmad Rival (1991) mengemukakan rumusan pemilihan media
dengan kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. Ketetapan dengan tujuan pengajaran, artinya media pengajaran dipilih atas dasar/tujuan-
tujuan intruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan intruksional yang berisikan
unsur-unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, biasanya lebih mungkin
menggunakan media pengajaran.
2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta,
prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah
dipahami siswa.
1. Kemudahan memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah diperoleh,
setidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar. Media grafis umumnya mudah
dibuat oleh guru tanpa biaya yang mahal, disamping sederhana dan praktis
penggunaannya.
2. Keterampilan guru dalam menggunakan apapun jenis media yang diperlukan syarat
utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran. Nilai dan manfaat
yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak dari penggunaanya dalam
interaksi bagi siswa selama pengajaran berlangsung.
3. Sesuai dengang taraf berfikir siswa, memilih media untuk pendidikan dan pengajaran
harus sesuai dengan taraf berfikir siswa. Menyajikan grafik yang berisi data dan angka
atau proporsi dalam bentuk gambar atau poster. Demikian juga diagram yang
menjelaskan alur hubungan suatu konsep atau prinsip hanya bisa dilakukan bagi siswa
yang telah memiliki kadar berfikir yang tinggi.

11. Langkah-Langkah Mempergunakan Media dalam Mengajar

Ada enam langkah yang bisa ditempuh guru dalam mengajar yang
mempergunakan media, yakni:

1. Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media.


2. Persiapan guru dengan cara memilih dan menetapkan media mana yang akan
dimanfaatkan guna mencapai tujuan.
3. Persiapan kelas. Anak didik dan kelas dipersiapkan sebelum pelajaran dengan bermedia
dimulai. Guru harus dapat memotivasi mereka agar dapat menilai, menganalisis,
menghayati pelajaran dengan menggunakan media pengajaran.
4. Langkah penyajian pelajaran dan pemanfaatan media. Media diperankan guru untuk
membantu tugasnya menjelaskan bahan pelajaran.
5. Langkah kegiatan belajar siswa. Pemanfaatan media oleh siswa sendiri dengan
mempraktikkannya atau oleh guru langsung baik di kelas atau di luar kelas.
6. Langkah evaluasi pengajaran. Sampai sejauh mana tujuan pengajaran tercapai, sekaligus
dapat dinilai sejauh mana penggunaan media sebagai alat bantu dapat menunjang
keberhasilan proses belajar siswa.

Berkaitan dengan nilai media pengajaran, Nana Sudjana (1991) mengemukakan


beberapa nilai praktis, yakni:

1. Dengan media dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berfikir dan dapat
mengurangi verbalisme.
2. Dengan media dapat memperbesar minat dan perhatian siswa untuk belajar.
3. Dengan media dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil
belajar bertambah mantap.
4. Memberikan pengalaman yang nyata dan menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri
pada setiap siswa.
5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan.
6. Membantu tumbuhnya pemikiran dan berkembangnya kemampuan berbahasa.
7. Memberikan pengalaman yang tak mudah diperoleh dengan cara lain dan membantu
berkembangnya pengalaman belajar yang lebih sempurna.
8. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh
siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran yang baik.
9. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal kata-
kata, tetapi lebih dari sekedar ungkapan kata-kata.
10. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan
uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan dan lain-lain.

Sedangkan nilai-nilai praktis media pengajaran yang dikemukakan Sudirman N,


dkk. (1991), adalah:

1. Meletakkan dasar-dasar yang konkret dari konsep yang abstrak sehingga


dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme. Misalnya untuk
menjelaskan bagaimana sistem peredaran darah pada manusia, digunakan
film.
2. Menampilkan objek yang terlalu besar yang tidak memungkinkan untuk
dibawa ke dalam kelas, misalnya pasar, pabrik, bintang-bintang yang besar,
alat-alat perang. Objek-objek tersebut cukup ditanpilkan melalui foto, film
atau gambar.
3. Memperlambat gerakan yang terlalu cepat dan mempercepat gerakan yang
lambat. Gerakan yang terlalu cepat misalnya gerakan kapal terbang, mobil,
mekanisme kerja suatu mesin dan perubahan wujud suatu zat, atau
metamorfosa.
4. Karena informasi yang diperoleh siswa berasal dari satu sumber serta dalam
situasi dan kondisi yang sama, maka dimungkinkan keseragaman
pengamatan dan persepsi siswa.
5. Membangkitkan motivasi belajar siswa.
6. Dapat mengontrol dan mengatur waktu belajar siswa.
7. Memungkinkan siswa berinteraksi secara langsung dengan lingkungannya
(sumber belajar).
8. Bahan pelajaran dapat diulangi sesuai dengan kebutuhan dan atau disimpan
untuk digunakan pada saat yang lain.
9. Memungkinkan untuk menampilkan objek yang langka seperti peristiwa
gerhana matahari total atau bintang yang hidup di kutub.
10. Menampilkan objek yang sulit diamati oleh mata telanjang, misalnya
mempelajari tentang bakteri dengan menggunakan mikroskop.

Melihat keandalan yang melekat pada media, maka sekecil apapun media yang
digunakan tetap akan membantu guru dalam proses mengajar dan mengurangi
verbalisme belajar di kalangan anak didik.

12. Istilah dalam Kegiatan Evaluasi


13. Tujuan Evaluasi Pembelajaran
Jika ingin melakukan kegiatan evaluasi, guru harus mengetahui dan memahami
terlebih dahulu tentang tujuan dan fungsi dari evaluasi itu sendiri. Tujuan evaluasi ada
yang bersifat umum dan aada pula yang bersifat khusus. Tujuan umum evaluasi adalah
untuk melihat sejauh mana suatu program atau kegaiatan tertentu dapat mencapai tujuan
yang ditentukan, dan tujuan umum tersebut harus diperinci sehingga menjadi tujuan
khusus, agar dapat menuntun guru dalam mengembangkan instrument evaluasi lainnya.
Ada 2 cara yang dapat ditempuh guru untuk merumuskan tujuan evaluasi yang bersifat
khusus, pertama, melakukan perincian ruang lingkup evaluasi. Kedua, melakukan
perincian proses mental yang akan dievaluasi. Tujuan evaluasi pembelajaran adalah
untuk mengetahui keefektifan dan keefesienan sistem pembelajaran, baik yang
menyangkut tentang tujuan, materi, metode, media, sumber belajar, maupun sistem
penilaian itu sendiri. Sebagai bagian dari proses pembelajaran, proses evaluasi
pembelajaran harus dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip evaluasi, juga harus
mempehatiakn keesuaiannya dengan komponen-komponen kegiatan pembelajaran
lainya. Ketidak tetapan dalam kegiatan evaluasi, tidak hanya menyebabkan rendahya
keakuratan dalam menentukan kompetensi dan performance belajar siswa. (Daryanto,
2008, p. 11)
Berdasarkan tujuan yang akan dicapai, evaluasi pembelajaran dapat berupa:
1. Evaluasi formatif
Evaluasi formatif dapat dilakukan pada setiap tahapan program pembelajaran.
Kegiatan tersebut dapat dilakukan pada setiap akhir kompetensi dasar. Tujuan
evaluasi formatif bisa diarahkan untuk siswa dan guru.
Bagi siswa:
a. Merencanakan dan menetapkan langkah-langkah urutan belajar.
b. Pendalaman dan pemantapan penguasaan materi.
c. Mendiagnosis kesulitan belajar.
d. Sebagai sarana usaha remidi
Contoh :
Bagi guru:
a. Sarana umpan balik keberhasilan mengelola kegiatan mengajar.
b. Meramalkan sejauh mana evaluasi sumatif dapat diraih siswa.
c. Apakah siswa telah memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan yang
diperlukan untuk mengikuti program belajar selanjutnya.
d. Seberapa jauh perubahan tingkah laku siswa sesuai tujuan yang ditetapkan.
2. Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif dilakukan setelah berakhirnya serangkaian program
pembelajaran. Kegiatan tersebut dapat dilakukan pada akhir semester atau akhir
tahun ajaran yang bertujuan untuk:
1. Menetukan nilai setiap siswa.
2. Meramalkan kecakapan siswa untuk menyelesaikan suati program.
3. Sarana umpan balik bagi siswa.
4. Sarana untuk menilai metode, materi dan kondisi siswa yang berbeda-beda.
Contoh :
3. Evaluasi diagnostik
Untuk mengetahui status kecakapan siswa dalam proses pembelajaran, evaluasi
diagnostik perlu dilaukan. Dengan kegaiatn evaluasi diagnostik diharapkan akan
tercapai tujuan:
a. Menilai seberapa besar seorang siswa telah mencapai kompetensi yang telah
ditetapkan.
b. Mengelompokkan siswa pada aspek-aspek tertentu.
c. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kesulitan belajar.
Dalam penyelenggaraan proses pembelajaran evaluasi formatif dan sumatif
memiliki hubungan yang erat. Secara diagram dapat digambarkan sebagai berikut:

14. Penilaian Autentik

15. Penilaian Kelas

Anda mungkin juga menyukai