Anda di halaman 1dari 39

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA

MENGGUNAKAN GOOGLE CLASSROOM DALAM


MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA
KELAS IX SMP NURUL HUDA KAPONGAN

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :

ROMY FEBIYANTO
NIM. 2017020397

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


STKIP PGRI SITUBONDO
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN KOMPREHENSIP
Yang bertandatangan dibawah ini, Pembimbing Komprehensip dari Mahasiswa :
Nama : Romy Febiyanto

NIM : 2017020397

Prodi : Teknologi Informasi

Semester : VII (Tujuh)

JudulPenelitian :Efektifitas pembelajaran berbasis multimedia


menggunakan google classroom dalam meningkatkan minat
belajar siswa kelas IX SMP NURUL HUDA kapongan.

Dengan ini menyatakan bahwa laporan ini layak untuk diujikan.

Situbondo, Maret 2021

Pembimbing

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Firman Jaya, S.Pt, M.Kom Tri Astindari, S.Pd M.Pd


NIDN. 0726098203 NIDN. 0717077001

i
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................................i
DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Variabel dan Definisi Operasional.............................................................3
1.4 Tujuan Penelitian.........................................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian.......................................................................................3
1.6 Asumsi Dan Batasan Penelitian..................................................................4
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL.......................5
2.1 Kajian Pustaka.............................................................................................5
2.2 Kerangka Konseptual..................................................................................7
2.3 Hipotesis Penelitian......................................................................................8
BAB III METODE PENELITIAN..........................................................................9
3.1 Rancangan Penelitian..................................................................................9
3.2 Teknik Penentuan Lokasi Penelitian.........................................................9
3.3 Teknik Penentuan Responden Penelitian................................................10
3.4 Teknik Pengumpulan Data.......................................................................10
3.4.1 Wawancara............................................................................................10
3.4.2 Test........................................................................................................11
3.4.3 Angket...................................................................................................11
3.4.4 Dokumentasi.........................................................................................12
3.4.5 Prosedur Penilaian.................................................................................12
3.5 Analisis Data...............................................................................................13
3.6 Definisi Oprasional Variabel.....................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada masa pandemi ini kebijakan pemerintah dalam upaya untuk memutus
rantai penyebaran covid 19 melalui pebelajaran daring (Fatkhul A, 2020). Namun
dalam penerapannya memiliki beberapa kendala efektivitas salah satunya minat
siswa yang rendah dalam mengikuti proses pembelajaran. Hakikat pembelajaran
merupakan tingkat kesuksesan atau keberhasilan dalam meningkatkan
pemahaman siswa (Hamalik, 2015). Semakin baik suatu pembelajaran maka akan
semakin baik pembelajaran yang dilaksanakan sehingga pembelajaran yang
dilaksanakan dinilai berhasil (Munir, 2015). Kualitas pembelajaran tidak selalu
berdasar pada kemampuan guru dalam melakukan pengajaran, dan kemampuan
siswa (Bahri, 2002). Kualitas pembelajaran juga dapat dipengaruhi oleh pemilihan
media yang tepat dan tinggi rendahnya minat siswa (Sagala, S. 2009). Media
pembelajaran yang sesuai dapat meningkatkan minat belajar siswa. Oleh karena
itu, seorang guru harus pandai memilih media pembelajaran yang dapat
meningkatkan minat belajar siswa (Slameto, 2013). Media pembelajaran berbasis
multimedia menggunakan Google Classroom merupakan salah satu model
pembelajaran inovatif yang memberi kondisi belajar aktif kepada siswa. Dengan
melalui pembelajaran berbasis multimedia menggunakan Google Classroom
seorang siswa dapat mempelajari pengetahuan baru yang belum pernah ia
dapatkan dalam kehidupannya (Sumantri, 2015). Kemampuan yang dimiliki oleh
setiap siswa baik itu pengetahuan maupun kemampuan sosial dapat dikembangkan
melalui pembelajaran yang baik, guna mendapatkan tujuan dalam proses kegiatan
pembelajaran yakni perubahan sikap yang lebih baik, serta tercapainya tujuan
pembelajaran (Aditya, 2018).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan bulan January s/d February
2021 serta wawancara dengan guru mata pelajaran teknik informatika, di SMP
Nurul Huda Kapongan pelajaran teknik informatika belum berjalan secara
maksimal karena proses pembelajaran masih menggunakan aplikasi Whatsapp
sebagai media melalui pembelajaran luring. Proses pembelajaran pada mata

1
pelajaran teknik informatika tersebut masih termasuk ke dalam pembelajaran
konvensional, karena guru masih menggunakan metode ceramah dalam dalam
bentuk video kemudian dikirim via grup tanpa adanya interaksi langsung,
sehingga murid merasa kesulitan karena sumber informasi hanya berasal dari guru
tidak adanya diskusi secara langsung yang mempengaruhi keaktifan siswa dalam
mengikuti pembelajaran.
Google classroom merupakan sebuah aplikasi yang dibuat dengan ruang
kelas di dunia maya pada saat ini. Selain itu, Google Classroom bisa menjadi
distribusi dalam tugas, berdisuksi atau berkomentar dalam kelas maya bahkan bisa
menilai tugas-tugas dan berdiskusi pada saat siswa aktif dalam melakukan
pembelajaran daring. Dengan demikian aplikasi ini dapat membantu
memudahkanguru dan peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran daring
dengan lebih mendalam (Alonso et al, 2005). Hal ini disebabkan karena baik bagi
siswa maupun guru dapat mengakses materi sehingga siswa bisa lebih aktif dalam
belajar daring dirumah atau dimanapun tanpa terikat batas waktu atau jam
pelajaran. Penggunaan Google Classroom ini diharapkan dapat meningkatkan
keaktifan siswa dalam belajar program dasar. Jika di kelas siswa pasif, maka di
kelas maya siswa bisa lebih aktif berdiskusi tanpa terganggu dengan sorot mata
guru dan teman-temannya dari segi siswa yang tidak bertanya saat belajar tatap
muka sehingga bisa berdiskusi atau bertanya dalam kegiatan belajar online di
rumah tanpa ada beban dari temannya (Anshari et al, 2017). Sehingga guru bisa
mengetahui siswa yang aktif dalam belajar online melalui dari diskusi,
mengerjakan tugas siswa dan semacamnya.
Dengan demikian pembelajaran multimedia menggunakan Google
Classroom sangat penting untuk diterapkan akan tetapi melihat perkembangan
teknologi yang luas, pendidik/guru juga harus bisa untuk memanfaatkannya agar
dapat menarik peserta didik mengikuti proses pembelajaran dan mempelajari mata
pelajaran tersebut. Sehingga diperlukan penelitian yang berjudul “Efektifitas
Pembelajaran Berbasis Multimedia Menggunakan Google Classroom Dalam
Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas IX SMP Nurul Huda Kapongan”.

2
2

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimana efektifitas penggunaan metode pembelajaran multimedia
menggunakan Google Classroom dalam meningkatkan minat belajar siswa ?.

1.3 Variabel dan Definisi Operasional


Pada penelitin media pembelajaran berbasis google classroom ini memiliki
dua terdiri dari dua variabel, yaitu.
1. Variabel Bebas. Pelajaran berbasis multimedia suatu fungsi menginformasikan
pesan dan memiliki interaktivitas kepada penggunanya.
2. Variabel Terikat. Minat belajar binat belajar adalah suatu keterkaitan terhadap
suatu pelajaran yang mendorong individu untuk mempelajari dan menekuni
pelajaran tersebut.
3. Keefektifan. Keefektifan media pembelajaran google classroom dalam
interaksi belajar mengajar merupakan segala daya upaya yang dilakukan oleh
guru agar siswa dapat belajar dengan baik.
4. Reabilitas. Uji reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan
menggunakan objek yang sama akan menghasilkan data yang sama ( Sugiyono,
2012). Realianilitas kuesioner dalam penelitian digunakan metode split half
item tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelimpok item ganjil dan
kelompok item genap.
5. Validitas. Validitas media pembelajaran dikategorikan valid apabila respon
validator ahli sekurang-kurangnya pada kategori baik.

1.4 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian tersebut, untuk mengetahui :
1. Untuk mengetahui efektifitas pembelajaran multimedia menggunakan
Google Classroom.
3

1.5 Manfaat Penelitian


1. Bagi siswa dengan penggunaan media pembelajaran multimedia
menggunakan google classroom dalam meningkatkan minat belajar siswa
dapat memberikan dampak positif bagi siswa.
2. Bagi guru sebagai masukan bagi guru mengenai manfaat penggunaan media
pembelajaran multimedia google classroom dalam meningkatkan minat
belajar siswa.
3. Bagi peneliti menambah wawasan serta ilmu pengetahuan mengenal tentang
media pembelajaran berbasis multimedia menggunakan google classroom.

1.6 Asumsi Dan Batasan Penelitian


1. Asumsi. Asumsi dalam penelitian untuk melihat minat belajar siswa dengan
menggunakan aplikasi google classroom
2. Batasan Penelitian. Batasan penelitian adalah cara belajar siswa terhadap
minat belajar siswa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL

2.1. Kajian Pustaka


2.1.1. Pengaruh Pembelajaran Multimedia
Pengaruh pembelajaran terhadap hasil belajar secara umum menunjukan
sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan.
Hal tersebut sesuai dengan pengertian efetivitas menurut Moore D.Kenneth
Dalam Sumantri (2015) efektivitas suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh
target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai, atau makin besar presentase
target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya. Efektivitas juga dapat diartikan,
kata efektif mempunyai arti efek, pengaruh, akibat atau dapat membawa hasil.
Jadi efektivitas adalah keaktifan, daya guna, adanya kesesuaian dalam suatu
kegiatan orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju (Slameto,
2013).
Minat belajar siswa menurut (Carr,2013) secara etimologi berarti interest
yang memiliki arti kesukaan, ketertarikan dan kecenderungan hati terhadap proses
pembelajaran. Sehingga dalam proses pembelajaran siswa harus memiliki minat
karena hal tersebut mampu mendorong siswa dalam memperhatikan proses
pembelajaran dan mampu meningkatkan keterlibatan yang ditandai dengan
perhatian siswa dan partisipasinya selama kegiatan prose pmebelajaran
berlangsung (Hakim et al, 2016). Menurut Ahmadi (2009: 148) hakikat minat
seseorang memiliki tiga indikator yakni kognisi, konasi, dan emosi dalam kondisi
tertentu tertuju pada unsur perasaan yang baik. Menurut Slameto (2003:180)
minat merupakan kondisi dimana siswa cenderung untuk tetap memperhatikan,
dan mengenang kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan
menurut Djaali (2008: 121) mengartikan minat sebagai perasaan siswa yang
menunjukkan rasa ketertarikan pada suatu hal yang terdapat di dalam aktifitas
tanpa adanya keterpaksaan. Sedangkan menurut Crow&crow (dalam Djaali, 2008:
121) berpendapat bahwa minat berhubungan dengan kesadaran siswa untuk
mampu menghadapi dan berurusan dengan sesuatu bisa benda, manusia, dan
kegiatan, atau pengalaman merangsang minat oleh rangsangan kegiatan itu sendiri

5
Sehingga dikutip dari beberapa ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
minat merupakan sebuah kesadaran terhadap rasa ketertarikan, keinginan,
perhatian seseorang tanpa adanya paksaan berupa dorongan.
2.1.2 Pembelajaran
Menurut Sagala (2009) pembelajaran adalah membelajarkan siswa
menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu
utama keberhasilan pendidikan. Menurut Hamalik (2015) pembelajaran adalah
suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai
tujuan pembelajaran.

2.1.3 Multimedia
Multimedia adalah suatu tampilan yang diracang oleh desainer agar
tampilannya memenuhi fungsi menginformasikan pesan dan memiliki
interaktivitas kepada penggunanya (Ausubel et al, 1967). Adapun interaktivitas
multimedia menurut Badriyah. (2015) meliputi (1) pengguna dilibatkan untuk
berinteraksi dengan program aplikasi; dan (2) aplikasi informasi bertujuan agar
pengguna bisa mendapatkan pilihan informasi yang diinginkan tanpa harus
melahap semuanya.
Untuk memahami secara baik dan benar mengenai apa yang dimaksud
dengan Multimedia, Menurut Munir (2015) pengertian Multimedia :
a. Secara umum, Multimedia terdiri dari dua kata "multi" artinya banyak, dan
"media" sesuatu yang dipakai untuk menyampaikan atau membawakan
sesuatu.
b. Multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan
menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video dengan alat bantu
(tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat melakukan navigasi,
berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi.
c. Di bidang pendidikan, multimedia memainkan peran penting, seperti untuk
menghasilkan program pelatihan komputer berbasis.

5
Dari beberapa definisi yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa
Multimedia merupakan suatu metode pembelajaran yang dapat memudahkan guru
dalam menyampaikan maupun menyajikan suatu materi

2.1.4. Google Classroom


Google classroom adalah platform pembelajaran campuran yang
dikembangkan oleh google untuk sekolah yang bertujuan menyederhanakan
pembuatan, pendistribusian dan penetapan tugas dengan cara tanpa kertas (Couse
et al, 2010). Google classroom ini memberikan beberapa manfaat seperti: kelas

5
6

dapat disiapkan dengan mudah, pengajar dapat menyiapkan kelas dan


mengundang siswa serta asisten pengajar Kemudian di dalam aliran kelas, mereka
dapat berbagi informasi seperti tugas, pengumuman dan pertanyaan. Menurut
Annie (2015). Google classroom atau ruang kelas google merupakan suatu sarana
media pembelajaran campuran untuk ruang lingkup pendidikan yang dapat
memudahkan pengajar dalam membuat, membagikan dan menggolongkan setiap
penugasan tanpa kertas (paperless). Software tersebut telah diperkenalkan sebagai
ke istimewaan dari Google Apps for Education yang rilis pada tanggal 12 Agustus
2014 (Corbyn, 2019).

2.1.5 Minat Belajar Siswa


Suatu ketertarikan terhadap suatu pembelajaran yang kemudian
mendorong individu untuk mempelajari dan menekuni pelajaran tersebut.
Pengertian minat menurut Slameto dalam Suhendar (2011) adalah “suatu rasa
lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh.” Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan
antara diri sendiri dengan suatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan
tersebut, semakin besar minat. Sedangkan menurut Hurlock dalam Suhendar
(2011, hlm. 19) ”Minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk
melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih.” Dan menurut Dewa
Ketut Sukardi dalam Suhendar (2011, hlm. 20) “Minat merupakan suatu
kesukaan, gambaran atau kesenangan akan sesuatu.” Dari kisi –kisi instrumen
penelitian tersebut dijabarkan ke dalam pernyataan pernyataan yang siap
digunakan sebagai alat pengumpul data atau instrumen penelitian (Zakaria, E., &
Salleh, F. 2012).

2.1.6 Objek Penelitian


Pada dasarnya siswa sebagai onjek penelitian sebutan untuk anak yang
sedang menempuh pendidikan sekolah. Siswa sendiri terbagi menjadi tiga
tingkatan Siswa SD, Siswa SMP, dan Siswa SMK / SMA. Berbeda dengan
Mahasiswa yang menempuh pendidikan di bangku kuliah, yang jenjang
pendidikannya lebih tinggi dari jenjang pendidikan siswa (Annie, 2015).
7

2.2 Kerangka Konseptual


Kerangka konsep dari penelitian ini adalah efektifnya penggunaan metode
pembelajaran berbasis Multimedia menggunakan google classroom dalam
meningkatkan minat belajar siswa. Berdasarkan pada analisis diatas, maka
kerangka konseptual penelitian ini di tunjukkan pada Gambar 2.2 yaitu sebagai
berikut.

Pembelajaran Berbasis
Multimedia
Minat Belajar

Google Classroom

Gambar 2.2 Bagan hubungan antar variabel

2.3 Hipotesis Penelitian


Dari uraian diatas, maka hipotesis dari penelitian ini adala dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa yang menggunakan media pembelajaran google
classroom berpengaruh terhadap hasil belajar siswa .
2. Terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran google classroom
tentang materi TI terhadap peningkatan minat belajar siswa pada mata
pelajaran TI di SMP Nurul Huda Kapongan..
Rumusan dari hipotesis penelitian mengenai pengaruh pembelajaran
berbasis google class room adalah sebagai berikut :
1. Penggunaan Google Classroom berpengaruh terhadap minat belajar siswa di
kelas IX SMP NURUL HUDA Kapongan.
2. Penggunaan Google Classroom tidak berpengaruh terhadap minat belajar
siswa di kelas IX SMP NURUL HUDA Kapongan.Variable dalam penelitian
ini :
1. Variabel Bebas (X) : Pelajaran berbasis multimedia
2. Variabel Terikat (Y) : Minat Belajar Siswa Kelas IX
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experiment
(eksperimen semu) dengan pendekatan kuantitatif. Dalam metode quasi
experiment, peneliti berusaha menentukan apakah suatu treatment mempengaruhi
hasil sebuah penelitian. Pengaruh ini dinilai dengan cara menerapkan treatment
tertentu pada satu kelompok (kelompok treatment) dan tidak menerapkannya pada
kelompok yang lain (kelompok kontrol), lalu menentukan bagaimana dua
kelompok tersebut menentukan hasil akhir (John W. Creswell, 2014: 19).
Penelitian efektivitas pembelajaran berbasis google class room di lakukan
di SMP Nurul Huda Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo yang terletak di
JL. Al - Habibi No. 02 RT. 001 RW. 001 Peleyan Kapongan Situbondo. Waktu
Penelitian efektivitas pembelajaran berbasis google class room akan dilaksanakan
pada bulan maret 2021. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP
Nurul Huda Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo. Uji skala terbatas
sebanyak 30 siswa untuk kelas kelas eksperimen dan 28 siswa untuk kelas kontrol
pada siswa kelas IX A dan kelas IX B.
Sedangkan dalam penelitian ini, metode quasi experiment menggunakan
bentuk desain nonequivalent control group design, di mana kelompok eksperimen
(A) dan kelompok kontrol (B) diseleksi tanpa prosedur penempatan acak (without
random assignment). Pada dua kelompok tersebut, sama-sama dilakukan pretest
dan posttest. Hanya kelompok eksperimen (A) saja yang di-treatment (John W.
Creswell, 2014: 242).

2.2 Teknik Penentuan Lokasi Penelitian.


Penelitian ini menggunakan purposive sampling area dikarenakan SMP
Nurul Huda memiliki akses izin yang mudah dan belum ada penelitian
sebelumnya.

9
10

2.3 Teknik Penentuan Responden Penelitian.


Secara keseluruhan jumlah populasi responden penelitian ini
berjumlah 30 siswa. Penentuan kelas eksperimen didasari oleh penelitian
ini belum ada yang meneliti sebelumnya, dan melalui uji normalitas
homogenitas menggunakan spss dengan nilai Sig yang diperoleh yakni
0,9 dan 0,8. Dengan asumsi bahwa jika nilai sig > 0,05 maka dapat
dikatakan sebaran data berdistribusi normal, sehingga populasi sampel
layak dilakukan penelitian.

2.4 Teknik Pengumpulan Data


Dalam proses pembelajaran perlu adanya alat evaluasi yang akan
digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa, terutama minat
belajar. Instrument penelitian adalah alat untuk memperoleh data, yang
pada hakekatnya adalah alat ukur untuk mengukur variable penelitian.
Keberhasilan penelitian banyak ditemukan oleh instrument yang
digunakan, sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan
penelitian (masalah) dan menguji hipotesis diperoleh melalui instrument
penelitian. Menurut Arikunto (2009, hlm. 101) menyatakan bahwa.
“Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.”
Bertolak dari tujuan dan jenis data yang diperlukan dalam penelitian
ini, maka instrument yang digunakan adalah berupa soal test dan
pengukuran motivasi belajar dengan menggunakan skala likert skala atau
angket. Dibawah ini akan dijelaskan tentang pengertian Test dan angket.

2.4.1 Wawancara
Wawancara menggunakan angket merupakan sebuah pernyataan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
mengenai laporan pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Pada setiap
penelitian yang menggunakan angket memerlukan skala pengukuran.
Skala pengukuran merupakan acuan untuk menentukan panjang
10

pendeknya interval yang ada dalam pengukuran akan menghasilkan data


kuantitatif. Dalam pengukuran ini menggunakan skala likert.
11

Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, penndapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang.
Data diolah dengan menggunakan skala likert dengan jawaban atas
pertanyaan yaitu skala nilai 1-5. Nilai yang dimaksud adalah skor jawaban
responden.

3.4.2 Test
Dalam penelitian ini, tes diberikan pada saat pretest dan posttest pada
kelas eksperimen. Tes awal (pretest) yang diambil adalah untuk mengetahui
kemampuan dasar mahasiswa dalam pembelajaran media Google class room, nilai
pretest ini diambil dari hasil belajar atau prestasi siswa pada ujian , sedangkan tes
akhir (posttest) untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran setelah
mereka diberi perlakuan (treatment).

3.4.3 Angket
Dalam melakukan penelitian ini, penulis akan menggunakan angket
minat belajar sebagai alat ukur dalam melakukan penelitian ini. Kuesioner
atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan
data yang paling efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan
diukur dan tahu pasti apa yang akan diharapkan dari responden.Angket
yang diberikan kepada responden adalah merupakan instrumen penelitian,
yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Oleh karena
itu instrumen angket tersebut harus dapat digunakan untuk mendapatkan
data yang valid dan reliabel tentang variabel yang diukur. Supaya
diperoleh data penelitian yang valid dan reliabel, maka sebelum instrumen
angket tersebut diberikan pada responden, maka perlu diuji validitas dan
reliabilitasnya terlebih dulu.
Varibel yang diukur dalam penelitian ini adalah minat belajar, maka
instrumen yang digunakan adalah tes minat belajar yang dikembangkan
11

oleh peneliti sendiri. Untuk menyusun angket maka kita harus perlu
mengacu pada
12

definisi konseptual dan definisi oprasional. Karena aspek yang


dinilai dalam penelitian ini adalah minat.

3.4.4 Dokumentasi
Dokumentasi menurut Sugiyono (2015: 329) adalah suatu cara yang
digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku,
arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta
keterangan yang dapat mendukung penelitian. Dokumentasi digunakan
untuk mengumpulkan data kemudian ditelaah. Dokumentasi yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi silabus, RPP dan profil sekolah.

3.4.5 Prosedur Penilaian


Alat yang digunakan adalah berupa test soal dan angket pengukuran
hasil belajar dengan menggunakan skala linkert. Dalam penelitian ini, tes
diberikan pada saat pretest dan posttest pada kelas eksperimen. Tes awal
(pretest) yang diambil adalah untuk mengetahui kemampuan dasar siswa
dalam pembelajaran menggunakan media Google class room, sedangkan
tes akhir (posttest) untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
pembelajaran setelah mereka diberi perlakuan (treatment) dengan rumus
sebagai berikut.
Data kuantitatif hasil penilaian kevalidan dianalisis menggunakan
teknik analisis data persentase dengan rumus sebagai berikut :
V = TSE x 100
TSM
Keterangan:
V = Persentase tingkat penilaian
TSE = Total skor empirik
TSM = Total skor maksimum (Akbar, 2013)
Sedangkan untuk angket minat belajar menggunakan skala likert,
menurut Sugiyono (2013, hlm. 134) bahwa: “Variable yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut
dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-iteminstrumen yang
12

dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.” Lebih lanjut mengenai skala


likert, Riduwan (2007, hlm. 87)
13

menjelaskan bahwa “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, dengan


rumus.
N = Jumlah total yang diperoleh X 100
Jumlah nilai maksimal

Angket wawancara merupakan pendapat, dan presepsi seseorang atau sekelompok


tentang kejadian atau gejala sosial.” Penskoran untuk alternatif jawab likert ialah
dalam dalam bentuk chek list (√). Pilihan jawaban setiap item memiliki gradasi
dari sangat positif sampai sangat negatif, dengan alternatif jawaban sebagai
berikut.
Tabel 3.2 Pola Skor Opsi Alternatif Respons Media Summated Ratings (Likert)
Alternatif Jawaban Pemberian Skor
Positif Negatif
Sangat Setuju (SS) 5 1
Sesuai (S) 4 2
Ragu-Ragu (RR) 3 3
Tidak Setuju (TS) 2 4
Sangat Tidak Setuju 1 5
(STS)

3.5 Analisis Data


Kegiatan analisis ini merupakan kegiatan untuk mengidentifikasi
keterampilan utama yang diperlukan dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Pada tahap ini dilakukan kegiatan pemilihan tugas yang disesuaikan dengan media
google classroom yang akhirnya dapat meningkatkan minat belajar pada siswa
dengan menggunakan satu kelas yang dipilih secara sengaja kemudian diberikan
perlakukan berupa pre-test (tes awal) Y1 yang dilanjutkan dengan pemberian
perlakuan (treatment) X, dan pada akhir pembelajaran sampel diberikan post-test
14

perlakuan (treatment) X, dan pada akhir pembelajaran sampel diberikan post-test


(tes akhir) Y2. Uji coba kelompok besar produk dilakukan pada beberapa kelas di
SMP Nurull Huda Kapongan yaitu kelas IX . Desain eksperimen tersebut
adalah sebagai berikut.
Gambar 3.5 Bentuk Pretest-Posttest Control Group Design

Kelompok Eksperimen = X1 Y1 X2
Kelompok Kontrol = X1 X2

Keterangan :
Kelompok 1: kelompok eksperimen
X1 : tes awal penguasaan materi
X2 : tes akhir penguasaan materi
Y1 : perlakuan dengan menerapkan media google class room

3.5.1 Uji Normalitas


Sebelum melakukan uji analisis regresi linier sederhana terlabih
dahulu dilakukan uji normalitas untuk mengetahui data berdistribusi
normal atau tidak sehingga bisa diputuskan bisa atau tidaknya dilakukan
analisis. Uji normalitas dilakukan pada jumlah data dibawah 100
responden. Adapun hipotesis pada uji normalitas kali ini adalah.
H1 diterima : Data berdistribusi normal jika nila sig > 0,05.
H0 diterima : Data tidak berdistribusi normal jika nilai sig <0,05.

3.5.2 Analisis data menggunakan uji Regresi Linier Sederhana


Setelah data dipastikan berdistribusi normal, sellanjutnya untuk mengetahui
apakah terdapat pengaruh pembelajaran menggunakan media google classroom
Uji liniearitas berfungsi untuk mengetahui bentuk hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat. Pada perhitungan uji normalitas ini, peneliti
menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 16. Bentuk umum persamaan regresi
linier sederhana adalah Y = a + BX. Kriteria dalam pengujian regresi linier
sederhana jika Sig < ɑ = 0,05, maka terdapat pengaruh antara variabel. Secara
15

umum persamaan regresi sederhana dapat dirumuskan ke dalam bentuk


persamaan seperti berikut ini: Persamaan umum regresi linier sederhana:
Y = a + BX
Sumber: Ridwan (2013)
Keterangan:
Y = Nilai prediksi/variabel respon
a = Konstanta yaitu nilai Y jika X = 0
b = Koefisien regresi
X = Nilai varabel independen
Pengambilan keputusan dalam uji regresi linear sederhana dapat mengacu
pada dua hal, yaitu: a) Jika nilai sig < 0.05, artinya variabel X berpengaruh
terhadap variabel Y. b) Jika nilai sig > 0.05, maka artinya variabel X tidak
berpengaruh terhadap variabel Y.

3.5.3 Uji Reabilitas


Reliabilitas menurut Arikunto (2013, hlm.104) reliabilitas adalah
ketetapan suatu tes dapat diteskan pada objek yang sama untuk
mengetahui ketetapan ini pada dasarnya melihat kesejajaran hasil. Proses
uji validitas dibantu dengan menggunakan software Anates versi 4.0.9 dan
miscorosoft excel. Untuk mengukur reliabilitas menurut Arikunto (2013,
hlm.122) digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:
r11 : Reliabilitas instrument
n : Banyaknya butir soal
∑at2 : jumlah varians skor tiap-tiap item
at2 : varians soal

Klasifikasi reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut:


16

Tabel Klasifikasi Reliabilitas


Rentang Keterangan
0,81-1,00 Sangat tinggi
0.61-0,80 Tinggi
0,41-0,60 Cukup
0,21-0,40 Rendah
0,00-0,20 Sangat rendah
Sumber : Arikunto (2013, hlm.89)

3.5.4 Uji Validitas


Validitas Butir Soal Uji validitas menurut Arikunto (2011, hlm.65)
menyatakan bahwa uji validitas adalah pengukuran sebuah instrumen, sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang telah diinginkan
secara mantap dan sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa
yang hendak diukur. Uji validitas digunakan untuk mengkur valid tidaknya suatu
soal dengan 30 butir soal pilihan ganda yang akan digunakan. Pengujian validitas
ini dilakukan dengan meminta pertimbangan dosen ahli langkah selanjutnya
dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Setelah itu soal pilihan ganda dapat
diuji cobakan kepada siswa yang telah mendapatkan materi pembelajarannya.
Dalam perhitungan hasil uji coba peneliti menggunakan program Anates versi
4.0.9 , miscorosoft excel dan tabel r product moment. Rumus yang digunakan
untuk mengukur validitas menurut Sundayana (2016, hlm.59) adalah sebagai
berikut:

Keterangan:
Rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
∑XY : Jumlah perkalian x dengan y
N : Jumlah peserta tes
X : Nilai suatu butir soal
Y : Nilai soal
17

Penelitian menggunakan uji 2 sisi dengan taraf signifikansi 0,05 dengan


kriteria pengambilan keputusan yaitu jika r hitung > r tabel berarti valid (uji 2 sisi
dengan sig 0,05) tetapi jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan sig 0,05) berarti
tidak valid.
Tabel 3.2 Klasifikasi Validitas
Rentang Keterangan
0,81-1,00 Sangat tinggi
0.61-0,80 Tinggi
0,41-0,60 Cukup
0,21-0,40 Rendah
0,00-0,20 Sangat rendah

3.6 Definisi Operasional Variabel


Media pembelajaran dapat dikatakan layak jika memenuhi syarat-syarat
antara lain kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. Definisi operasional bertujuan
agar tidak terjadi kesalah pahaman dan menghindari timbulnya perbedaan
persepsi dalam penelitian ini. Adapun definisi operasional adalah sebagai berikut.
a. Media pembelajaran berbasis google classroom secara oprasional
didefinisikan sebagai media ajar untuk mata pelajaran teknologi informasi
komputer (TIK) kelas IX SMP NURUL HUDA kapongan materi
komputer dasar pada semester ganjil yang di dalam pengembangannya
dalam bagian isi menyajikan materi, secara umum materi yang dapat
meningkatkan minat belajar siswa.
b. Validitas media google classroom secara oprasional didefinisikan sebagai
skor rata-rata dari validator ahli yang meliputi kelengkapan komponen
intrumen, kesesuaian instrumen ajar dengan kurikulum yang berlaku,
kesesuaian instrument pembelajaran dengan komponen hasil belajar serta
minat belajar siswa yang sekurangkurangnya pada kategori valid.
c. Kepraktisan media google classroom secara oprasional didefinisikan
sebagai skor keterlaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan RPP,
meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup oleh observer
dan skor angket respon siswa terhadap proses pembelajaran
18

d. attention (perhatian terhadap pembelajaran), relevance (kesesuaian antara


materi pembelajaran yang disajikan dengan pengalaman belajar siswa),
dan satisfaction (kepuasan setelah pembelajaran) yang sekurang-
kurangnya pada kategori praktis.
e. Keefektifan media google classroom secara oprasional didefinisikan
sebagai perbandingan selisih skor pretest dan posttest hasil belajar siswa
dan skor setiap komponen indikator minat belajar siswa.
f. Reabilitas pertanyaan pada angket secara operasional sejauh mana hasil
pengukuran dengan menggunakan objek yang sama akan menghasilkan
data yang sama ealianilitas kuesioner dalam penelitian digunakan metode
split half item tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelimpok item
ganjil dan kelompok item genap. Kemudian masing-masing kelompok
skor tiap itemnya dijumlahkan sehinga menghasilkan skor total. Apabila
korelasi 0,7 maka dikatakan item tersebut memberikan tingkat reliabel
yang cukup, sebaliknya apabila nilai korelasi dibawah 0,7 maka dikatakan
item tersebut kurang reliabel.
DAFTAR PUSTAKA

Aditya, M. Y. (2018). Penerapan Google Classroom pada Pembelajaran Bahasa


Inggris di Lembaga Kursus Bahas Inggris (E-Home dan Fun Learning)
Kecamatan Bangkalan Kabupaten Bangkalan. Elpeduaem, 4(4), 15–18.
Annie, B. (2015). Introduction To Google Classroom: An Easy-To-Use Guide To
Taking Your Classroom. Digital Createspace Independent Publishing
Platform, 2(1), 144–153.
Alonso, F., López, G., Manrique, D., & Viñes, J. M. (2005). An Instructional
Model for Web Based E-Learning Education with a Blended Learning
Process Approach. British Journal of Educational Technology, 36(2), 217–
235.
Anshari, M., Almunawar, M. N., Shahrill, M., Wicaksono, D. K., & Huda, M.
(2017). Smartphones usage in the classrooms: Learning aid or
interference?. Education and Information Technologies, 22(6), 3063-3079.
Ausubel, D. P. (1967). A cognitive structure theory of school learning.
Instruction: Some contemporary viewpoints. San Francisco: Chandler.
Bahri, D. S. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta
Badriyah. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka setia.
Bloom, B. S. (1973). Recent developments in mastery learning. Educational
Psychologist, 10(2), 53-57.
Couse, L. J., & Chen, D. W. (2010). A tablet computer for young children?
Exploring its viability for early childhood education. Journal of research on
technology in education, 43(1), 75-96.
Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Gunawan, F. I. (2017). Pengembangan Kelas Virtual Dengan Google Classroom
Dalam Keterampilan Pemecahan Masalah (Problem Solving) Topik Vektor
Pada Siswa SmkFauzan,
Fatkhul Arifin, The Effectiveness of Google Classroom Media 284 Al Ibtida:
Jurnal Pendidikan Guru MI, Vol. 6 No.2, October 2020 Untuk Mendukung
Pembelajaran. Prosiding Seminar Nasional Etnomatnesia, 340–348

19
20

Hakim, A. B. (2016). Efektifitas Penggunaan E-Learning Moodle, Google Classroom dan Edmodo. I-
STATEMENT, 2(1). 1-6
Hamalik, O. (2015). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hanum, N. S. (2013). Keefetifan e-learning sebagai media pembelajaran (studi evaluasi model
pembelajaran e-learning SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto). Jurnal Pendidikan Vokasi,
3(1), 90–102.
Hardiyana, A. (2015). Implementasi Google Classroom sebagai Alternatif dalam Meningkatkan Mutu
Pembelajaran di Sekolah. Karya Tulis Ilmiah, Cirebon: SMA Negeri, 1. Heinich, R. (1984). The
proper study of instructional technology. ECTJ, 32(2), 67-88.
Huurun’ien, K. I., Efendi, A., & Tamrin, A. G. (2017). Efektivitas penggunaan E-Learning Berbasis
Schoology DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP
PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM KOMPUTER KELAS
X MULTIMEDIA SMK NEGERI 6 SURAKARTA PADA TAHUN PELAJARAN 2015/2016.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Kejuruan (JIPTEK), 10(2), 36–46.
Islamiyah, M., & Widayanti, L. (2016). Efektifitas Pemanfaatan E-Learning Berbasis Website
Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa STMIK Asia Malang Pada Mata Kuliah Fisika Dasar.
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Asia, 10(1), 41–46.
Sagala, S. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sumantri, M. S. (2015). Strategi Pembelajaran: Teori dan Praktik di Tingkat Pendidikan Dasar.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Munir. (2015). Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: (Alfabeta).
Nadziroh, F. (2017). Analisa Efektifitas Sistem Pembelajaran. Jurnal Ilmu Komputer dan Desain
Komunikasi Visual, 2(1), 1–14.
Zakaria, E., & Salleh, F. (2012). Teachers’ Creativity in Posing Statistical Problems from.
21

MATRIK PENELITIAN
21

INSTRUMEN PENELITIAN

Data Responden Uji Coba Instrumen


No Nama Kelas
1
2
22

Kisi-Kisi Angket

1. Kisi-Kisi Angket Minat Belajar


Pernyataan Jumlah
Indikator Keterangan
Positif Negatif item
Perasaan Pendapat siswa tentang
Senang pembelajaran
Kesan siswa terhadap guru
3,4,5, 1,2,6, 6
Perasaan siswa selama
mengikuti pembelajaran

Perhatian Perhatian saat mengikuti


pembelajaran
8,10,11,
Perhatian siswa saat 7,9,14,15 9
12,13,
Diskusi pelajaran

Ketertarikan Rasa ingin tahu siswa saat


mengikuti pembelajaran
16,18,19, 17,20,,21
7
22 ,
Penerimaan siswa saat
diberi tugas/PR oleh guru.
Keterlibatan Kesadaran tentang belajar
siswa di rurmah
Kegiatan siswa setelah dan 24,25,26 23,27 5
sebelum masuk sekolah

Jumlah keseluruhan 27
23

2. Kisi-Kisi Angket Persepsi Siswa tentang Kinerja Guru


Pernyataan Jumlah
Indikator Sub Indikator
Positif Negatif item
Gaya Kemampuan memotivasi
mengajar siswa
Kemampuan bertanya
Kemampuan penggunaan
sumber belajar 4,5,8,9,
1,2,3,6,7 10
Kemampuan penggunaan 10
media belajar
Kemampuan pengelolaan
kelas
Kemampuan Komunikasi Verbal
13,14,16, 11,12,15,
berinteraksi Komunikasi Non Verbal 12
17,20,21 18,19,22
dengan siswa
Karakteristik Guru bersikap adil kepada
Pribadi siswa
Guru bisa menjadi contoh
Guru harus demokratis dan
bersifat terbuka
Selalu memberi nasehat 24,27,28, 23,25,26,
12
dan bimbingan kepada 29,33,34 30,31,32
siswa
Memperlakukan siswa
dengan kasih sayang dan
menghindari dari tindak
kekerasan.
Jumlah Keseluruhan 34
24

Angket Penelitian

A. Angket Minat Belajar

Nama :
Kelas :
No. Absen :

Petunjuk Pengisian Angket:


1. Bacalah dengan teliti dan seksama!
2. Tulislah nama lengkap, kelas, nomor absen kalian pada lembar jawab!
3. Kerjakan semua soal pada lembar jawab yang telah disediakan
dengan memberikan tanda (√) sesuai dengan pendapat kalian!
4. Jangan memberikan coretan pada soal!
5. Untuk menjawab soal pada pernyataan pilihlah empat alternatif di bawah ini
dengan menggunakan tanda ceklist (√).
a. Selalu (SL) c. Kadang-Kadang (KD)
b. Sering (SR) d. Tidak Pernah (TP)
6. Untuk menjawab soal pada pernyataan pilihlah empat alternatif di bawah ini
dengan menggunakan tanda ceklist (√).

Selamat Mengerjakan 
Pilihan Jawaban
No Pernyataan
SL S KD TP
1. sulit bagi saya karena terlalu banyak rumus
dan berhitung.
2. Guru kurang menyenangkan dalam mengajar, sehingga
saya menjadi malas belajar .
3. Saya belajar karena mengetahui kegunaannya dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Saya mengikuti pembelajaran dengan perasaan
senang.
25

5. Saya bersemangat belajar karena guru mengajar dengan


menyenangkan.
6. Saya kurang senang ketika pembelajaran sudah dimulai.

7. Ketika guru sedang menjelaskan materi saya tidak


mencatat.
8. Saya memperhatikan guru saat sedang menjelaskan
materi.
9. Saya kurang aktif ketika diskusi kelompok.
10. Saya berdiskusi dengan teman kelompok terkait materi.
11. Saya tidak ramai sendiri ketika guru mengajar.
12. Ketika diskusi kelompok saya berbicara dengan teman
diluar materi pelajaran.
13. Saya berbicara dengan teman ketika guru sedang
menjelaskan materi.
14. Tugas yang diberikan guru membuat saya semakin
tertarik
15. Saya merasa putus asa ketika mengerjakan soal
.
16. Saya senang mencoba mengerjakan soal .
17. Apabila mengalami kesulitan dalam memahami materi,
saya bertanya.
18. Saya menunda dalam mengerjakan tugas/PR yang
diberikan guru.
19. Saya kurang tertarik dengan karena selalu diberi
tugas/PR.
20. Saya mengerjakan tugas/PR yang diberikan guru.
21. Saya mengikuti bimbingan/les dengan rutin.

22. Saya sudah belajar pada malam hari sebelum pelajaran


esok hari.
23. Tanpa ada yang menyuruh, saya belajar sendiri di rumah.

24. Lebih menyenangkan bermain daripada mengikuti


bimbingan/les .
26

B. Angket Persepsi Siswa tentang Kinerja Guru

Nama :
Kelas :
No. Absen :

Petunjuk Pengisian Angket:


1. Bacalah dengan teliti dan seksama!
2. Tulislah nama lengkap, kelas, nomor absen kalian pada lembar jawab!
3. Kerjakan semua soal pada lembar jawab yang telah disediakan
dengan memberikan tanda (√) sesuai dengan pendapat kalian!
4. Jangan memberikan coretan pada soal!
5. Untuk menjawab soal pada pernyataan pilihlah empat alternatif di bawah
ini dengan menggunakan tanda ceklist (√).
a. Selalu (SL) c. Kadang-Kadang (KD)
b. Sering (SR) d. Tidak Pernah (TP)
6. Untuk menjawab soal pada pernyataan pilihlah empat alternatif di bawah ini
dengan menggunakan tanda ceklist (√).

Selamat Mengerjakan 
Pilihan Jawaban
No. Pernyataan
SL S KD TP
1. Guru membaca buku pada saat menerangkan materi.
2. Selama pembelajaran hanya mencatat dan
mendengarkan saja.
3. Siswa yang ramai tidak ditegur.
4. Setiap pelajaran berlangsung, guru tidak pernah
memberikan kesempatan bertanya kepada siswa.
5. Guru membiarkan siswa yang malas belajar matematika.
6. Sebelum pembelajaran dimulai, semua siswa tenang.
7. Guru menyemangati siswa untuk terbiasa belajar.
27

8. Saya mengalami kesulitan dalam proses belajar


mengajar, karena guru tidak jelas menerangkan materi.
9. Saya tidak mengerjakan tugas karena informasi tidak
jelas.
10. Tulisan guru di papan tulis sangat jelas.
11. Bahasa yang digunakan guru mudah dipahami.
12. Guru mengabaikan keluh kesah dan pertanyaan dari
siswa.
13. Guru mendengarkan pertanyaan dari siswanya.
14. Informasi tentang tugas/PR sangat jelas.
15. Tulisan guru kurang jelas.
16. Selama siswa bertanya, guru tidak memperhatikan.
17. Guru terlihat ceria dan tersenyum ketika mengajar.
18. Guru memperhatikan ketika ada siswa yang bertanya.
19. Selama mengajar guru sering menunjukkan muka
marah.
20. Dalam melaksanakan penilaian guru selalu pilih kasih.
21. Siswa diperbolehkan mengemukakan pendapat.
22. Tutur kata dan tindakan guru terhadap saya kurang
santun.
23. Nada keras digunakan guru saat menasehati siswa.
24. Saya perlu meniru sikap guru karena tutur kata dan
tindakannya sangat santun.
25. Penilaian yang dilakukan guru sudah sesuai dengan
hasil yang dilakukan siswa.
26. Siswa tidak boleh mengemukakan pendapat.
27. Dalam mengajar guru kurang dapat mengendalikan
amarah.
28. Selama mengajar guru menggunakan nada yang keras.
29. Guru membuat siswa nyaman ketika sedang belajar,
sehingga memudahkan dalam memahami materi.
30. Sikap saya menjadi lebih baik karena guru menasehati
dengan bahasa yang santun.
28

Angket Try Out (Uji Coba)

A. Angket Minat Belajar

Nama :
Kelas :
No. Absen :

Petunjuk Pengisian Angket:


1. Bacalah dengan teliti dan seksama!
2. Tulislah nama lengkap, kelas, nomor absen kalian pada lembar jawab!
3. Kerjakan semua soal pada lembar jawab yang telah disediakan
dengan memberikan tanda (√) sesuai dengan pendapat kalian!
4. Jangan memberikan coretan pada soal!
5. Untuk menjawab soal pada pernyataan pilihlah empat alternatif di bawah ini
dengan menggunakan tanda ceklist (√).
a. Selalu (SL) c. Kadang-Kadang (KD)
b. Sering (SR) d. Tidak Pernah (TP)
6. Untuk menjawab soal pada pernyataan pilihlah empat alternatif di bawah ini
dengan menggunakan tanda ceklist (√).

Selamat Mengerjakan 
Pilihan Jawaban
No Pernyataan SL S J TP
1. sulit bagi saya karena terlalu banyak rumus
dan berhitung.
2. Guru kurang menyenangkan dalam mengajar, sehingga
saya menjadi malas belajar.
3. Saya belajar karena mengetahui kegunaannya dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Saya mengikuti pembelajaran dengan perasaan
senang.
5. Saya bersemangat belajar karena guru
29

mengajar dengan menyenangkan.


6. Saya kurang senang ketika pembelajaran
sudah dimulai.
7. Ketika guru sedang menjelaskan materi saya tidak
mencatat.
8. Saya memperhatikan guru saat sedang menjelaskan
materi.
9. Saya kurang aktif ketika diskusi kelompok.
10. Saya berdiskusi dengan teman kelompok terkait materi.
11. Saya mancatat saat guru menjelaskan materi.
12. Saya tidak ramai sendiri ketika guru mengajar.
13. Saya senang mengungkapkan pendapat ketika
berdiskusi.
14. Ketika diskusi kelompok saya berbicara dengan teman
diluar materi pelajaran.
15. Saya berbicara dengan teman ketika guru sedang
menjelaskan materi.
16. Tugas yang diberikan guru membuat saya semakin
tertarik dengan pelajran.
17.. Saya merasa putus asa ketika mengerjakan soal
.
18. Saya senang mencoba mengerjakan soal.
19. Apabila mengalami kesulitan dalam memahami materi,
saya bertanya.
20. Saya menunda dalam mengerjakan tugas/PR yang
diberikan guru.
21. Saya kurang tertarik dengan pelajaran karena selalu
diberi tugas/PR.
22. Saya mengerjakan tugas/PR yang diberikan guru.
23. Saya hanya belajar ketika sedang menghadapi ujian.

24. Saya mengikuti bimbingan/les dengan rutin.

25. Saya sudah belajar pada malam hari


sebelum pelajaran esok hari.
26. Tanpa ada yang menyuruh, saya belajar
sendiri di rumah.
27. Lebih menyenangkan bermain dari pada mengikuti
bimbingan/les .
30

B. Angket Persepsi Siswa tentang Kinerja Guru

Nama :
Kelas :
No. Absen :

Petunjuk Pengisian Angket:


1. Bacalah dengan teliti dan seksama!
2. Tulislah nama lengkap, kelas, nomor absen kalian pada lembar jawab!
3. Kerjakan semua soal pada lembar jawab yang telah disediakan
dengan memberikan tanda (√) sesuai dengan pendapat kalian!
4. Jangan memberikan coretan pada soal!
5. Untuk menjawab soal pada pernyataan pilihlah empat alternatif di bawah ini
dengan menggunakan tanda ceklist (√).
a. Selalu (SL) c. Kadang-Kadang (KD)
b. Sering (SR) d. Tidak Pernah (TP)
6. Untuk menjawab soal pada pernyataan pilihlah empat alternatif di bawah
ini dengan menggunakan tanda ceklist (√).

Selamat Mengerjakan 
Pilihan Jawaban
No. Pernyataan
SL S KD TP
1. Guru membaca buku pada saat menerangkan materi.
2. Selama pembelajaran hanya mencatat dan
mendengarkan saja.
3. Siswa yang ramai tidak ditegur.
4. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa sebelum
dan setelah selesai menerangkan materi.
5. Benda-benda sekitar digunakan sebagai contoh dalam
menjelaskan materi.
6. Setiap pelajaran berlangsung, guru tidak pernah
memberikan kesempatan bertanya kepada siswa.
7. Guru membiarkan siswa yang malas belajar .
31

8. Sebelum pembelajaran dimulai, semua siswa tenang.


9. Gambar atau video ditampilkan sebagai contoh dalam
Menjelaskan materi.
10. Guru menyemangati siswa untuk terbiasa belajar.
11. Saya mengalami kesulitan dalam proses belajar
mengajar, karena guru tidak jelas menerangkan materi.
12. Saya tidak mengerjakan tugas karena informasi tidak
jelas.
13. Tulisan guru di papan tulis sangat jelas.
14. Bahasa yang digunakan guru mudah dipahami.
15. Guru mengabaikan keluh kesah dan pertanyaan dari
siswa.
16. Guru mendengarkan pertanyaan dari siswanya.
17. Informasi tentang tugas/PR sangat jelas.
18. Tulisan guru kurang jelas.
19. Selama siswa bertanya, guru tidak memperhatikan.
20. Guru terlihat ceria dan tersenyum ketika mengajar.
21. Guru memperhatikan ketika ada siswa yang bertanya.
22. Selama mengajar guru sering menunjukkan muka
marah.
23. Dalam melaksanakan penilaian guru selalu pilih kasih.
24. Siswa diperbolehkan mengemukakan pendapat.
25. Tutur kata dan tindakan guru terhadap saya kurang
santun.
26. Nada keras digunakan guru saat menasehati siswa.
27. Saya perlu meniru sikap guru karena tutur kata dan
tindakannya sangat santun.
28. Penilaian yang dilakukan guru sudah sesuai dengan
hasil yang dilakukan siswa.
29. Ketika saya menjawab dengan tepat, guru memuji saya.
30. Siswa tidak boleh mengemukakan pendapat.
31. Dalam mengajar guru kurang dapat mengendalikan
amarah.
32. Selama mengajar guru menggunakan nada yang keras.
33. Guru membuat siswa nyaman ketika sedang belajar,
sehingga memudahkan dalam memahami materi.
34. Sikap saya menjadi lebih baik karena guru menasehati
dengan bahasa yang santun.

Anda mungkin juga menyukai