Anda di halaman 1dari 2

Real Lab dan Virtual Lab

Real laboratorium dan virtual merupakan dua kegiatan yang berbeda . Baik real dan virtual
laboratorium keduanya dapat menciptakan lingkungan belajar yang berbeda. Setiap jenis laboratorium
berkontribusi secara berbeda untuk setiap aspek lingkungan belajar. Studi terbaru menunjukkan bahwa
setiap jenis kegiatan laboratorium memiliki kelemahan dan kekuatan masing-masing, namun pelajaran
harus menggabungkan kegiatan laboratorium virtual dan real dalam rangka memaksimalkan kesempatan
untuk menciptakan lingkungan belajar konstruktif. Baik real laboratory dan virtual laboratory memiliki
tujuan yang sama, yaitu agar peserta didik memahami konsep sulit, namun memiliki karakteristik yang
berbeda.
Real Laboratorium
Istilah real laboratory digunakan untuk laboratorium sebenarnya atau laboratorium nyata, yaitu
suatu laboratorium yang semua alat dan bahan yang digunakan untuk keperluan kegiatan praktikum
adalah benar-benar nyata (Kresnanto, 2013:28). Sedangkan menurut Wahyuni (2014:12) pembelajaran
real-lab adalah pembelajaran dengan kegiatan praktikum yang dilakukan di laboratorium dengan
menggunakan alat dan bahan secara konkrit sehingga peserta didik dapat mengamati fenomena secara
langsung. Hasil penelitian Gorghiu, dkk (2009) menyatakan bahwa pembelajaran menggunakan
laboratorium tradisional lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan virtual
laboratory. Laboratorium real adalah laboratorium tempat khusus yang dilengkapi dengan peralatan atau
bahan-bahan nyata untuk kepentingan pelaksanaan eksperimen baik fisika, kimia, atau biologi. Real Lab
merupakan media pembelajaran dengan pengamatan langsung yang dilengkapi dengan alat-alat dan
bahan-bahan yang nyata untuk melakukan percobaan sehingga siswa benar-benar dihadapkan dengan
benda-benda yang nyata. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa virtual lab dan real lab akan sama-
sama baik sesuai dengan pengelolaan dan kebutuhan dari setiap sekolah yang menggunakannya secara
kondisional,
Pembelajaran real laboratory berimplikasi pada pemberian kegiatan belajar yang mirip dengan
kondisi yang sesungguhnya, pemberian contoh-contoh nyata, penggunaan metode dan media.
Pembelajaran real laboratory dan tugas mandiri dibutuhkan untuk mendorong siswa agar semangat
belajar dan mempunyai pengalaman tertentu. Aktivitas belajar dengan real laboratory sambil bekerja dan
mengalami secara langsung juga memungkinkan siswa banyak belajar proses (learning by process), bukan
hanya belajar produk (learning by product). Belajar produk pada umumnya hanya menekankan segi
kognitif, sedangkan belajar proses dapat memungkinkan tercapainya tujuan belajar dari segi kognitif,
afektif maupun psikomotorik melalui rangkaian aktivitas kegiatannya
Virtual laboratorium
Istilah virtual laboratory merupakan suatu program aplikasi (software) yang dirancang khusus
untuk kegiatan percobaan dan dioperasikan dengan komputer. Software ini berisi animasi peralatan,
bahan dan proses yang terjadi menyerupai kejadian sesungguhnya, serta didesain interaktif untuk kegiatan
percobaan. Sedangkan menurut Wahyuni (2014:12-13) pembelajaran virtual-lab merupakan pembelajaran
yang kegiatan praktikumnya dilakukan di laboratorium virtual yang mensimulasikan atau menirukan
lingkungan dan proses real-lab sehingga peserta didik mengamati fenomena melalui program aplikasi
(software) yang dirancang khusus berupa video kegiatan praktikum dengan menggunakan bantuan
komputer atau laptop. Hasil penelitian Tuysuz (2010:37) menyatakan bahwa aplikasi virtual laboratory
memiliki dampak positif pada prestasi belajar. Laboratorium virtual lebih kuat dalam meningkatkan
relevansi suara yang kritis dan relevansi pribadi.
Karakteristik virtual laboratory merupakan solusi berbagai permasalahan pada real laboratory,
ditinjau dari waktu, keselamatan peserta didik, serta percobaan sungguhan terlalu mahal, tidak aman, dan
tidak tersedia Harms (2000) mendefinisikan lab virtual sebagai simulasi komputer yang memungkinkan
fungsi eksperimen di laboratorium dilakukan dengan komputer. Lab Virtual memungkinkan murid untuk
melakukan eksperimen dan berulang-ulang, dan memberikan kesempatan untuk mengamati bagaimana
perubahan parameter dan efek dihasilkan. Fitur yang sangat penting dari laboratorium virtual bagi peserta
didik adalah menyediakan pengalaman belajar dari kegagalan tanpa menyebabkan kegagalan apapun.
Sedangkan Noor & Wasfy (2008) mendefinisikan laboratorium virtual sebagai model, simulasi, dan
teknologi informasi untuk menciptakan lingkungan pembelajaran interaktif yang cocok untuk peneliti dan
pelajar. Menurut Ciepiela et al. (2010) kata kunci dari laboratorium virtual adalah percobaan. Hal utama
yang perlu dipertimbangkan dalam belajar dengan laboratorium virtual mencakup pendekatan, strategi,
teknik, dan fasilitas pendukung. Laboratorium virtual adalah suatu simulasi atau percobaan yang
dilakukan di komputer untuk menyajikan fenomena alam yang memiliki peranan penting di dalam proses
pembelajaran sains. Laboratorium ini berupa software yang tentu saja dijalankan oleh sebuah computer
Walaupun demikian virtual laboratory tidak dapat digunakan untuk melatih ketelitian mencatat dan tidak
dapat mengembangkan kejujuran dantanggung jawab selama melakukan percobaan. Laboratorium virtual
biasa digunakan pada sekolah-sekolah yang belum memiliki laboratorium.
Laboratorium virtual memiliki banyak keuntungan antara lain (1) penggunaaan laboratorium
virtual dapat menghemat biaya pengadaan percobaan, (2) penggunaan laboratorium virtual dapat
memperbaiki pemahaman siswa artinya melalui laboratorium virtual siswa dapat memanipulasi
variabel dan mengumpulkan data dengan cepat dan berulang sehingga semakin sering berlatih siswa
akan semakin paham dengan materi ajar, dan (3) memberikan respon positif serta menarik minat dan
ketertarikan siswa terhadap kegiatan pembelajaran
Referensi :

 Widodo, A., Maria, R. A. & Fitriani, A. (2017). Constructivist Learning Environment During
Virtual and Real Laboratory Activities. Biosaintifika : Journal Biology & Biology Education,
9(1), 11-18
 Sulistiowati, N, dkk. (2013). Perbedaan Penggunaan Laboratorium Real Dan Laboratorium
Virtual Pada Keterampilan Proses Dan Hasil Belajar Siswa Materi Titrasi Asam Basa.
Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. 2(2) : 191-197
 Murni, S, dkk. (2018). Perbedaan Prestasi Belajar Pada Pembelajaran Fisika Dengan
Menggunakan Laboratorium Real Dan Virtual Dari Sikap Ilmiah Siswa. UPT Mataram
University Press: Jurnal pengabdian magister pendidikan IPA.
 Rizki Aulia, P, dkk. (2019). Perbedaan Efektivitas Pembelajaran Antara Yang Menggunakan
Media Real Lab Dan Virtual Lab Melalui Model Problem Based Learning Pada Materi Asam
Basa Di SMA Kelas XI. Pros. Semnas. Peningkatan Mutu Pendidikan.1(1) : 469-474
 Rohmah, M, dkk. (2019). Pengaruh Real Laboratory Dan Virtual Laboratory Terhadap
Pemahaman Konsep Peserta Didik Dengan Kemampuan Awal Berbeda Pada Materi
Kesetimbangan Kimia. Jurnal teladan. 4(1) : 84-92
 Gunawan, dkk. (2017). Virtual Laboratory To Improve Students’ Problem-Solving Skills On
Electricity Conceps. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 6(2) : 257-264
 Wahyuni, T. S. (2014). Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Menggunakan Real-Lab dan
VirtualLab terhadap Pemahaman Representasi Kimia dan Motivasi Siswa pada Materi Kelarutan
dan Hasil Kali Kelarutan. Tesis tidak diterbitkan. Malang : Program Studi Pendidikan Kimia,
Program Pascasarjana, Universitas Negeri Malang.
 Susilawati, S. Ristanto, N. Khoiri. Pembelajaran Real Laboratory Dan Tugas Mandiri Fisika Pada
Siswa Smk Sesuai Dengan Keterampilan Abad 21 Real Laboratory Learning And Self
Assignment Of Physics On Vocational Students As 21st Century Skills. Jurnal Pendidikan Fisika
Indonesia. 11 (1) : 73-83

Anda mungkin juga menyukai