Anda di halaman 1dari 25

STATISTIK NON-PARAMETRIK

KASUS DUA SAMPEL INDEPENDEN


(Bagian II)

A. Tes U Mann-Whitney (Mann-Whitney U Test)


1. Pendahuluan
Tes U Mann-Whitney diperkenalkan oleh H.B. Mann dan D.R. Whitney pada
tahun 1947 (Djarwanto, 2011: 38). Tes U Mann-Whitney dapat dipakai untuk
menguji perbedaan rata-rata dua kelompok independen, jika datanya berskala
ordinal (Siegel, 1997: 145). Hipotesis nihil yang akan diuji adalah bahwa dua
sampel independen diambil dari populasi-populasi yang mempunyai mean
yang sama. Tes ini dapat menggunakan pengujian dua arah ataupun satu arah
dua ekor ataupun satu ekor). Tes U Mann-Whitney digunakan sebagai
alternatif lain tes t parametrik bila asumsi yang dipersyaratkan oleh tes t tidak
terpenuhi (Djarwanto, 2011: 39). Hal senada juga diungkapkan oleh Siegel
(1997: 145) bahwa tes ini merupakan alternatif lain untuk tes t parametrik yang
paling berguna apabila peneliti ingin menghindari asumsi-asumsi yang
dipersyaratkan pada penggunaan tes t, atau manakala pengukuran dalam
penelitiannya berskala ordinal.

2. Tes U Mann-Whitney Sampel Kecil


Sampel dikatakan berukuran kecil apabila sampel yang diambil dari suatu
populasi jumlahnya maksimum 20 (n ≤ 20 ¿ (Syofian Siregar, 2013: 390).
Sebelum melakukan uji satatistik langkah pertama yang harus dilakukan adalah
menentukan tipe hipotesis yang akan digunakan.
Prosedur uji statistiknya (Syofian Siregar, 2013: 390) adalah sebagai berikut:
a. Membuat hipotesis dalam uraian kalimat
H 0 : tidak ada perbedaan nilai rata-rata sampel A dengan sampel B
H 1 : ada perbedaan nilai rata-rata sampel A dengan sampel B
b. Membuat hipotesis dalam bentuk model statistik
H 0 :μ A=μ B
H 0 :μ A ≠ μ B
c. Menentukan taraf signifikasi.

1
d. Kaidah pengujian

Terima H 0 jika U hitung ≥U tabel ( α ,n . n ) 1 2


2

Tolak H 0 jika U hitung <U tabel ( α ,n .n )1 2


2

e. Menghitung U hitung dan U tabel


 Tahap menghitung nilai U hitung sebagai berikut:
1) Buat tabel penolong

Sumber Sampel Sampel I Rank Sampel II Rank


Data Gabungan ( x ¿¿ 1) ¿ ( R¿¿ 1)¿ ( x 2) ( R¿¿ 2)¿
(x1 , x2 ¿
1 ... ... ... ... ...
2 ... ... ... ... ...
3 ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ...
n ... ... ... ... ...
∑ R1 ∑ R2

2) Menggabungkan kedua sampel untuk diberi peringkat dengan cara


mengurutkan mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar, bila
terjadi nilai yang sama maka urutan nilai yang sama dijumlahkan
kemudian dibagi dengan jumlah nilai yang sama. Misalnya urutan
ke 2, 3 dan 4 sama besar yaitu 60, maka urutan ke 2, 3, 4 menjadi
(2+3+4) dibagi dengan 3 = 3.
3) Menjumlahkan urutan masing-masing sampel R1 dan R 2
4) Menghitung nilai U hitung
Nilai U hitung yang di pilih adalah nilai U hitung yang terkecil antara
U 1 dan U 2dengan rumus:
n1 (n 1+1)
U 1=n1 n 2+ −R1 dan
2
n2 ( n2 +1 )
U 2=n1 n 2+ −R 2
2
Keterangan :
U 1 = jumlah peringkat sampel ke 1

2
U 2 = jumlah peringkat sampel ke 2
n1 = sampel ke 1
n2 = sampel ke 2
R1 = jumlah rangking pada sampel ke 1
R2 = jumlah rangking pada sampel ke 2
 Menentukan nilai U tabel
Nilai U tabel dapat dicari menggunakan tabel Mann-Whitney (Siegel,
Tabel K), jika dua sisi U tabel=(α /2).(n .n ) dan satu sisi U tabel=(α )(n . n )
1 2 1 2

f. Membandingkan antara U hitung dan U tabel


Tujuan membandingkan nilai U hitung dan U tabel adalah untuk mengetahui
hipotesis mana yang diterima.
g. Membuat kesimpulan
Menerima atau menolak H 0

Contoh Soal
PT ABC yang bergerak dalam bidang industri jasa diduga menerapkan
diskriminasi penggajian atas jender. Sebanyak 13 sampel dari karyawan
dengan gaji (dalam jutaan rupiah) ditunjukan pada data sebagai berikut.
Pria : 2,9 2,6 2,2 2,4 2,7 2,3 2,8 2,7 2,5
Wanita : 2,5 2,9 2,3 2,4
Ujilah dengan menggunakan tes U Mann-Whitney, apakah ada perbedaan rata-
rata gaji pria dan wanita dengan taraf kesalahan α = 5%

Penyelesaian
a. Judul penelitian
Perbedaan sistem penggajian berdasarkan gender di PT ABC pada tahun
2011.
b. Variabel penelitiannya
Sistem penggajian, sebagai variabel dependent (terikat)
Jenis kelamin, sebagai variabel independent (bebas)
c. Rumusan masalah

3
Apakah ada perbedaan rata-rata gaji yang signifikan antara pekerja wanita
dengan pria?
d. Sampel
Sampel yang diambil berkatagori probability sampling, karena setiap
pekerja mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel.
Jumlah sampel untuk pria 9 orang sedangkan untuk wanita 4 orang.
e. Merumuskan hipotesis dalam bentuk kalimat
H 0 : tidak ada perbedaan rata-rata gaji wanita dengan rata-rata gaji pria
H a : ada perbedaan rata-rata gaji pria dengan rata-rata wanita
f. Membuat hipotesis dalam model statistik
H 0 :μ 1=μ2
H a : μ1 ≠ μ2
g. Menentukan taraf nyata (signifikansi) α
Pada kasus ini taraf nyata (signifikasi) α = 5%
h. Kaidah pengujian
Jika U hitung ≥U tabel (α /2 ) maka H 0diterima
Jika U hitung <U tabel ( α /2) maka H 0 ditolak
i. Menghitung U hitung dan U tabel
Tahapan menghitung U hitung sebagai berikut:
1) Buat tabel penolong

Menggabungkan kedua sampel untuk diberi peringkat dengan cara


mengurutkan mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar, bila
terjadi nilai yang sama maka urutan nilai-nilai yang sama
dijumlahkan, kemudian dibagi dengan jumlah nilai yang sama.
Misalnya urutan nilai ke 2 dan 3 sama besar yaitu 2 dan 3 maka
urutan ke 2 dan 3 menjadi (2+3)/2= 2,5.

Sumber Sampel Rank Sampel Rank Sampel Rank


Data Gabungan ( R¿¿ )¿ ( x ¿¿ 1)¿ ( R¿¿ 1)¿ II ( x 2) ( R¿¿ 2)¿
(x1 , x2 ¿
1 2.2 1 2.9 12.5 2.5 6.5
2 2.3 2.5 2.6 8 2.9 12.5
3 2.3 2.5 2.2 1 2.3 2.5

4
4 2.4 4.5 2.4 4.5 2.4 4.5
5 2.4 4.5 2.7 9.5
6 2.5 6.5 2.3 2.5
7 2.5 6.5 2.8 11
8 2.6 8 2.7 9.5
9 2.7 9.5 2.5 .9.5
10 2.7 9.5
11 2.8 11
12 2.9 12.5
13 2.9 12.5
Jumlah 65 Jumlah 26

2) Menghitung nilai U hitung


 Nilai U 1 dicari dengan rumus:
n1 (n 1+1)
U 1=n1 n 2+ −R1
2
9(9+1)
¿ ( 9) ( 4 ) + −65
2
¿ 16
 Nilai U 2 dicari dengan rumus:
n2 ( n2 +1 )
U 2=n1 n 2+ −R 2
2
4 (4+ 1)
¿ ( 9) ( 4 ) + −26
2
¿20
Dari nilai U 1 dan U 2 yang menjadi nilai U hitung adalah nilai U hitung yang
terkecil, yaitu U hitung=16
3) Menentukan nilai U tabel
Karena uji dua sisi maka nilai α/2 = 0.05/2 =0.025, kemudian dicari
nilai U tabel pada tabel Mann Whitney U α , n , n (Siegel Tabel K), dimana
1 2

α =0.025 ; n1 =9 ; n2=4 sehingga nilai U tabel =U 0.025,9,4 =2


j. Membandingkan antara U hitung dan U tabel
U hitung =16 ,U tabel =2
ternyata U hitung=16 >U tabel =2maka H 0 diterima
k. Membuat kesimpulan

5
Karena nilai U hitung lebih besar dari U tabel maka kesimpulannya adalah
tidak ada perbedaan antara rata-rata gaji pria dengan rata-rata gaji wanita.

3. Tes U Mann-Whitney Sampel Besar


Sampel dapat dikatakan berukuran besar apabila sampel yang diambil dari
suatu populasi lebih besar dari 20 (n > 20) (Syofian Siregar, 2013: 394).
Prosedur perhitungan sampel besar untuk Tes U Mann-Whitney secara garis
besar hampir sama dengan sampel kecil, hanya saja uji statistik pada sampel
besar menggunakan uji Z.
Rumus:
n1 n2
U−
U −μU 2
Z hitung = =
σU n1 n2 N 3−N
√( N ( N −1 ) )( 12
∑T )
Untuk mencari nilai z hitung terlebih dahulu menghitung nilai-nilai berikut:
a. Nilai U
Nilai U hitung yang dipilih adalah nilai U hitung yang terkecil diantara
U 1 dan U 2
n1 (n 1+1) n ( n +1 )
Rumus: U 1=n1 n 2+ −R1 dan U 2=n1 n 2+ 2 2 −R 2
2 2
b. Nilai μU
n1 n2
Rumus: μU =
2
c. Nilai σ U
n1 n 2(n1+ n2 +1)
Rumus: σ U =
12

Contoh Soal
Dosen statistik Fakultas Ekonomi Universitas Sumber Ilmu ingin mengetahui
apakah ada perbedaan nilai ujian mata kuliah statistik antara kelas pagi dan
malam. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 15 orang untuk kelas
pagi dan 10 orang kelas malam. Ujilah dengan menggunakan Tes U Mann-

6
Whitney apakah ada perbedaan nilai ujian mata kuliah statistik antara kelas
malam dan kelas pagi dengan taraf signifikasi α=5%. Data-data yang dapat
terkumpul adalah sebagai berikut:

Tabel hasil pengamatan:

Responde Kelas Pagi Responde Kelas Malam


n n
1 75 1 85
2 85 2 65
3 60 3 65
4 80 4 63
5 58 5 30
6 92 6 55
7 80 7 90
8 70 8 85
9 65 9 80
10 75 10 60
11 60
12 85
13 80
14 70
15 55

Ujilah dengan menggunakan tes U Mann-Whitney apakah ada perbedaan


rata-rata nilai statistik antara kelas malam dan kelas pagi dengan taraf
signifikansi α =5%.
Penyelesaian
a. Judul penelitian
Analisis perbandingan nilai statistik antara kelas malam dan pagi di
Universitas Sumber Ilmu
b. Variabel penelitian
1. Kelas, sebagai variabel independen
2. Nilai Statistika, sebagai variabel dependen
c. Rumusan masalah
Apakah ada perbedaan nilai statistik antara kelas malam dan kelas pagi di
Universitas Sumber Ilmu?

7
d. Sampel
Sampel yang diambil berkatagori probability sampling, karena setiap
maha siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel.
Jumlah sampel untuk kelas malam 15 orang dan untuk kelas pagi 10
orang.
e. Membuat hipotesis dalam uraian kalimat
H 0 : Tidak ada perbedaan nilai rata-rata ujian statistik yang signifikan
antara kelas pagi dan kelas malam
H 1 : Ada perbedaan nilai rata-rata ujian statistik yang signifikan antara
kelas pagi dan kelas malam
f. Membuat hipotesis model statistik
H 0 :μ 1=μ2
H 0 :μ 1 ≠ μ2
g. Menentukan taraf signifikasinya
Pada kasus ini taraf signifikansi α =5%
h. Kaidah pengujian
H 0 diterima jika −Z tabel ≤ Z hitung ≤ Z tabel maka
H 0 ditolak jika Z hitung > Z tabel atau Z hitung ← Z tabel
i. Menghitung Z hitung dan Z tabel
 Tahap menghitung nilai Z hitung
1) Membuat tabel penolong

Sumber Sampel Rank Sampel Rank Sampel Rank


data gabungan (R) I ( X 1 ¿ ( R¿¿ 1)¿II ( X 2 ¿ ¿ ¿
(X 1 , X2 ¿
1 30 1 75 14.5 85 21.5
2 55 2.5 85 21.5 65 10
3 55 2.5 60 6 65 10
4 58 4 80 17 63 8
5 60 6 58 4 30 1
6 60 6 92 25 55 2.5
7 60 6 80 19 90 24
8 63 8 70 12.5 85 21.5
9 65 10 65 10 80 17
10 65 10 75 14.5 60 6
11 65 10 60 6

8
12 70 12.5 85 21.5
13 70 12.5 80 17
14 75 14.5 70 12.5
15 75 14.5 55 2.5
16 80 17
17 80 17
18 80 17
19 82 19
20 85 21.5
21 85 21.5
22 85 21.5
23 85 21.5
24 90 24
25 92 25
Jumlah 203.5 Jumlah 121.5

2) Menghitung nilai U hitung


Kreteria nilai U hitung yang dipilih adalah nilai U yang terkecil
n1 ( n1 +1 )
 U 1=n1 n 2 −R 1
2
15 ( 15+1 )
U 1= (15 )( 10 ) −203.5=67
2
n2 (n2 +1)
 U 2=n1 n 2 −R2
2
10 ( 10+1 )
U 1= (15 )( 10 ) −121.5=83.5
2
Dari nilai U 1 dan U 2 yang dipilih adalah nilai U yang terkecil
yaitu U= 67
 Nilai μU
n1 n2 (15)(10)
μU = = =75
2 2
 Nilai simpangan U
n1 n 2(n1+ n2 +1) (15)(10)(15+10+1)
σU = =
12 12
¿ 325 sehingga nilai Z hitung
U −μU 67−75
Z hitung = = =−0,4437
√σ U √ 325

9
3) Menentukan nilai Ztabel
Nilai α =5% maka nilai Ztabel dapat dicari dengan menggunakan
tabel distribusi normal dengan cara
0,05
Ztabel =1− =1−0,025=0,975
2
Nilai 0.975 pada tabel distribusi normal = 1,96

j. Membandingkan antara Z hitung dan Z tabel


Z hitung =−0,4437 , Z tabel =1,96
Ho diterima jika - Ztabel ≤ Zhitung ≤ Ztabel
Karena -1,96 ≤ −0,4437 ≤ 1,96, sehingga Ho diterima.
k. Membuat kesimpulan
Tidak ada perbedaan rata-rata nilai ujian mata kuliah statistik yang
signifikan antara kelas pagi dan kelas malam.

B. Tes Dua Sampel Kolmogorov-Smirnov


1. Pendahuluan
Tes Dua Sampel Kolmogorov-Smirnov adalah suatu tes untuk menguji
perbedaan rata-rata dua sampel yang telah ditarik dari populasi yang saling
independen, jika datanya berskala ordinal (Siegel, 1997: 159). Hal senada juga
dikemukakan oleh Djarwanto (2011: 50), dalam tes Kolmogorov-Smirnov
yang diperbandingkan adalah distribusi frekuensi kumulatif hasil pengamatan
dengan distribusi frekuensi kumulatif yang diharapkan. Siegel (1997: 160)
menegaskan bahwa jika distribusi kumulatif dari kedua sampel tersebut
perbedaannya cukup besar maka adalah fakta untuk menolak H 0.

2. Tes Dua Sampel Kolmogorov-Smirnov Sampel Kecil


Sampel dikatakan berukuran kecil pada uji Kolmogorov-Smirnov jika sampel
yang diambil dari sebuah populasi maksimum 40 (n1 + n2 ≤ 40) (Syofian
Siregar, 2013: 423). Sampel yang berukuran 40 dikatakan sampel kecil pada uji
Kolmogorov-Smirnov karena nilai Dtabel (tabel Kolmogorov-Smirnov) yang
paling besar hanya 40 sampel.

10
Prosedur uji statistik sampel kecil:
a) Merumuskan hipotesis
Ho: Tidak ada perbedaan antara rata-rata sampel A dan sampel B
Ha: Ada perbedaan antara rata-rata sampel A dan sampel B
b) Merumuskan hipotesis secara matematis:
Ho : µA = µB
Ha : µA ≠ µB
c) Menentukan taraf signifikansi (α)
d) Kriteria penolakan H0
Ho ditolak jika Dhitung > Dtabel(ni,n2)
Ho diterima jika Dhitung ≤ Dtabel(n1,n2)
e) Menentukan Dhitung dan Dtabel
 Menentukan Dhitung
Data disusun dalam bentuk tabel distribusi kumulatif dengan interval
kelas-kelas tertentu.

Sampel A (n1)
Interval Kelas Frekuensi F.Kumulatif
a-b n1a fk1a
c-d n2a fk2a
...-... ... ...
k-l
Jumlah nna fkna

Sampel B (n2)
Interval Kelas Frekuens F.Kumulatif keterangan:
i nna : frekuensi
a-b n1b fk1b
c-d n2b fk2b di sampel A
...-... ... ... fkna :
k-l
Jumlah nnb fknb frekuensi
komulatif
sampel A
nnb : frekuensi di sampel B
fknb : frekuensi komulatif sampel B

11
Tabel di atas, disusun kembali ke dalam bentuk tabel baru yang
berisikan hasil bagi antara frekuensi dengan frekuensi kumulatif dari
setiap kelompok sampel yang dinyatakan dalam bentuk proporsional.

Sampel Deskripsi
a-b c-d e-f dst...
Sn1(A) nna/ fkna nna/ fkna nna/ fkna nna/ fkna
Sn2(B) nnb/ fknb nnb/ fknb nnb/ fknb nnb/ fknb
│ Sn1(A) - Sn2(B) │ ... ... ... ...
Nilai Dhitung ditentukan berdasarkan nilai maksimum dari selisih
antara│Sn1(A) - Sn2(B)│ bersifat mutlak, artinya semua nilai selisih
dianggap positif.
 Menentukan nilai Dtabel
Nilai Dtabel dapat dicari dengan menggunakan tabel Kolmogorov-
Smirnov (Siegel, table E). Nilai Dtabel tergantung pada taraf signifikansi
(α)
f) Membandingkan Dhitung dan Dtabel
g) Membuat kesimpulan

Contoh soal
Dilakukan penelitian di PT ABC untuk membandingkan produktivitas operator
mesin bubut lulusan SMK teknik mesin dan SMA IPA. Pengamatan dilakukan
terhadap 15 orang baik untuk lulusan SMK teknik mesin maupun lulusan SMA
IPA. Tingkat produktivitas diukur berdasarkan tingkat kesalahan kerja selama
enam bulan. Hasil pengamatan ditunjukkan oleh tabel berikut.
Operator ke... Lulusan SMK Mesin Lulusan SMA IPA
1 2 3
2 1 5
3 3 2
4 1 8
5 3 1
6 5 4
7 3 5
8 4 2
9 5 6
10 2 7

12
11 3 5
12 9 9
13 4 6
14 3 3
15 7 2

Buktikanlah hipotesis yang menyatakan ada perbedaan tingkat produktivitas


kerja operator mesin bubut lulusan SMK mesin dan SMA IPA, pada taraf
signifikansi sebesar 5%.
Penyelesaian
a. Judul penelitian
Perbandingan produktivitas tenaga kerja operator mesin bubut lulusan SMK
Mesin dan SMA IPA di PT ABC
b. Variabel penelitian
1) Jenis pendidikan, sebagai variabel independen
2) Produktifitas kerja, sebagai variabel dependen
c. Rumusan masalah
Apakah ada perbedaan produktifitas kerja yang signifikan antara operator
mesin bubut lulusan SMK dan SMA
d. Sampel
Sampel yang diambil nonprobability sampling (tidak setiap individu yang
terdapat dalam populasi dapat dijadikan sampel), jenisnya purposive
sampling (metode penetapan responden untuk dijadikan sampel berdasarkan
kriteria-kriteria tertentu). Pada penelitian ini responden yang dapat dijadikan
sampel adalah orang yang telah bekerja minimal dua tahun. Jumlah sampel
ditetapkan untuk setiap jenis pendidikan sebanyak 15 orang.
e. Merumuskan hipotesis
H 0 : tidak ada perbedaan produktivitas kerja yang signifikan antara operator
mesin bubut lulusan SMK dan SMA di PT ABC.
H a : Ada perbedaan produktivitas kerja yang signifikan antara operator
mesin bubut lulusan SMK dan SMA di PT ABC.
f. Merumuskan hipotesis secara matematis
H 0 :μ A=μ B

13
H 0 :μ A ≠ μ B
g. Menentukan taraf signifikansi, α = 0,05
h. Kriteria penolakan H0
Ho ditolak jika Dhitung > Dtabel(ni,n2)
Ho diterima jika Dhitung ≤ Dtabel(n1,n2)
i. Menentukan Dhitung dan Dtabel
 Tahapan menentukan Dhitung dan Dtabel
1) Data disusun dalam bentuk tabel distribusi frekuensi komulatif
dengan interval kelas-kelas tertentu.

Lulusan SMK Mesin


Interval Kelas Frekuensi F.Kumulatif
1-2 Lulusan SMU4 IPA 4
Interval
3-4 Frekuensi
7 F.Kumulatif
11
Kelas
5-6 2 13
1-2
7-8 41 4
14
3-4
9-10 31 7
15
5-6
Jumlah 5
15 12
7-8 2 14
9-10 1 15
Jumlah 15

2) Dari tabel di atas, disusun kembali dalam bentuk tabel baru yang
berisikan hasil bagi antara frekuensi dengan frekuensi kumulatif dari
setiap kelompok sampel yang dinyatakan dalam bentuk proporsional.
Sampel Deskripsi
1-2% 3-4% 5-6% 7-8% 9-10%
Sn1 4/15 11/15 13/15 14/15 15/15
Sn2 4/15 7/15 12/15 14/15 15/15
│ Sn1(A) - Sn2(B) │ 0 4/15 1/15 0/15 0

3) Menentukan nilai Dhitung


Nilai Dhitung ditentukan berdasarkan nilai maksimum dari selisih
antara│ Sn1(A) - Sn2(B) │yaitu sebesar 4/15, sehingga Dhitung = 4.

14
4) Menentukan nilai Dtabel
Nilai Dtabel dapat dicari dengan menggunakan tabel Kolmogorov-
Smirnov (Siegel, table E).
N = 15, α = 0,05
Dtabel = D(0,05; 15) = 7
j. Membandingkan Dhitung dan Dtabel
Dhitung = 4 dan Dtabel = 7
Karena Dhitung = 4 < Dtabel = 7, sehingga H0 diterima.
k. Kesimpulan
Karena H0 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
produktivitas kerja yang signifikan antara operator mesin bubut lulusan
SMK dan SMA di PT ABC.

3. Tes Dua Sampel Kolmogorov-Smirnov Sampel Besar


Sampel dikatakan besar pada uji Kolmogorov-Smirnov apabila sampel yang
diambil adalah n1 n2 > 40, dalam hal ini n1 dan n2 tidak harus sama besar
(Syofian Siregar, 2013: 427). Prosedur perhitungan untuk uji Kolmogorov-
Smirnov pada sampel besar secara garis besar hampir sama dengan sampel
kecil, perbedaannya adalah pada penentuan Dtabel. Sampel kecil menentukan
Dtabel dengan tabel Kolmogorov-Smirnov, sedangkan untuk sampel besar Dtabel
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
n1+ n2 n1 + n2
Dtabel (0,005) = 1,36
√ n1 n2
n1+ n2
Dtabel (0,01) = 1,63
√ n1 n2
n1 + n2
Dtabel (0,10) = 1,22
√ n1 n2
n1+ n2
Dtabel (0,05) = 1,48
√ n1 n2
n1+ n2
Dtabel (0,0005) = 1,73
√ n1 n2
Dtabel (0,0001) = 1,95
√ n1 n2
dimana:
n1= sampel pertama, n2 = sampel kedua, dan α = taraf signifikansi

Contoh soal

15
Seorang mahasiswa pada tahun 2010 dalam penelitiannya ingin
membandingkan tingkat kedisiplinan PNS di instansi pemerintah. Pengamatan
dilakukan terhadap Instansi A sebanyak 268 orang, sedangkan Instansi B
sebanyak 275 orang. Kriteria penilaian tidak masuk kerja (TK) selama setahun
dalam hitungan (kali) sebagai berikut.
TK < 2 : Sangat baik
TK = 3 : Baik
TK = 4 : Sedang
TK = 5 : Jelek
TK > 5 : Sangat jelek
Hasil pengamatan disajikan pada tabel di bawah ini.
Kedisiplinan Instansi A (orang) Instansi B (orang)
Sangat baik 90 85
Baik 58 51
Sedang 51 69
Jelek 35 30
Sangat Jelek 34 40
Jumlah 268 275

Ujilah apakah ada perbedaan yang signifikan dari tingkat kedisiplinan karyawan
antara Instansi A dan Instansi B jika taraf signifikansinya sebesar 5%.
Penyelesaian:
a. Judul penelitian
Analisis perbandingan tingkat kedisiplinan antara Instansi A dan Instansi B
di Jakarta pada tahun 2010.
b. Variabel penelitian
Variabel bebas : Instansi A dan Instansi B
Variabel terikat : Kedisiplinan
c. Rumusan masalah
Apakah ada perbedaan yang signifikan tingkat kedisiplinan karyawan antara
Instansi A dan Instansi B?
d. Sampel

16
Probability Sampling, setiap karyawan mempunyai kesempatan yang sama
untuk dijadikan sampel. Sampel Instansi A sebanyak 268 orang dan sampel
Instansi B sebanyak 275 orang.

e. Hipotesis
Ho : Tidak ada perbedaan tingkat kedisiplinan yang signifikan antara
Instansi A dan Instansi B
Ha : Ada perbedaan yang tingkat kedisiplinan signifikan antara Instansi A
dan Instansi B
f. Hipotesis dalam model statistik
Ho : µA = µB
Ha : µA ≠ µB
g. Menentukan taraf signifikansi
α = 0,05
h. Kriteria penolakan H0
Ho ditolak jika Dhitung > Dtabel(ni,n2)
Ho diterima jika Dhitung ≤ Dtabel(n1,n2)
i. Menentukan Dhitung dan Dtabel
Data disusun dalam bentuk tabel distribusi kumulatif dengan interval kelas-
kelas tertentu.
1) Data disusun dalam bentuk tabel distribusi kumulatif dengan interval
kelas-kelas tertentu.

Instansi A
Deskripsi Frekuensi Frekuensi
Penilaian Kumulatif
Sangat baik 90 90
Baik 58 148
Sedang 51 199
Jelek 35 234
Sangat Jelek 34 268
Jumlah 268
Instansi B
Deskripsi Frekuensi Frekuensi
Penilaian Kumulatif
Sangat baik 85 85
Baik 51 136
Sedang 69 17 205
Jelek 30 235
Sangat Jelek 40 275
Jumlah 275
2) Dari tabel di atas, disusun kembali ke dalam bentuk tabel baru yang
berisi hasil bagi antara frekuensi dengan frekuensi kumulatif dari setiap
kelompok sampel yang dinyatakan dalam bentuk proporsional.
Misalnya:
Sangat baik (Instansi A) = 90  Proporsi Sn1 = 90/268 = 0,336
Sangat baik (Instansi B) = 85  Proporsi Sn1 = 85/275 = 0,309

Sampel Tingkat Kedisiplinan


S.Baik Baik Sedang Jelek S.Jelek
Sn1 90 58 51 35 34
Sn2 85 51 69 30 40
Nilai Kumulatif Sn1 90 148 199 234 268
Nilai Kumulatif Sn2 85 136 205 235 275
Proporsi Kumulatif Sn1 0,336 0,216 0,190 0,131 0,127
Proporsi Kumulatif Sn2 0,309 0,185 0,251 0,109 0,145
│ Sn1(A) - Sn2(B) │ 0,027 0,031 0,061 0,022 0,02

3) Menentukan nilai Dhitung


Nilai Dhitung diperoleh dari selisih antara │ Sn 1(A) - Sn2(B) │,
berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai Dhitung sebesar 0,061.
4) Menentukan nilai Dtabel
Dtabel dicari dengan menggunakan rumus yang telah disebutkan didepan,
karena dalam penelitian ini α = 0,05 sehingga rumus yang digunakan
adalah:
n1+ n2
Dtabel(0,05) = 1,36
√ n1 n2
, dengan n1 = 268 dan n2 = 275 diperoleh

268+275
Dtabel (0,05) = 1,36
√ (268)(275)
= 1,36.√ 0,00736 = 1,36 (0,0858) = 0,1167.

18
j. Membandingkan Dhitung dan Dtabel
Dhitung = 0,061 dan Dtabel(0,05) = 0,1167
Karena Dhitung = 0,061 < Dtabel(0,05) = 0,1167, maka Ho diterima

k. Membuat kesimpulan
Karena Ho diterima, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
tingkat kedisiplinan yang signifikan antara Instansi A dan Instansi B.

C. Tes Jumlah Jenjang Wilcoxon (Wilcoxon’s Rank Sum Test)


1. Pendahuluan
Walpole (1995:438) mengemukakan bahwa Tes Jumlah Jenjang Wilcoxon
digunakan untuk membandingkan nilai tengah dua populasi tidak normal yang
kontinyu, bila dua sampel independen diambil dari kedua populasi itu.
Selanjutnya, Djarwanto (2011:30) mengemukakan bahwa Tes Jumlah Jenjang
Wilcoxon dipergunakan untuk membandingkan dua sampel yang anggotanya
tidak berpasangan dan berasal dari populasi yang tidak diketahui distribusinya.
Hipotesis nihil yang akan diuji menyatakan bahwa mean dari dua populasi
sama. Kedua populasi yang diselidiki tidak diketahui distribusinya dan tidak
perlu sama jenis distribusinya (Djarwanto, 2011:31). Sampel pertama
dinyatakan dengan n1, sedangkan sampel kedua dinyatakan dengan n2.
Langkah-langkah pengujian Tes Jumlah Jenjang Wilcoxon menurut Djarwanto
(2011:31) adalah sebagai berikut.
1. Gabungkan kedua sampel dan beri jenjang pada tiap-tiap anggotanya
mulai dari pengamatan terkecil ke nilai pengamatan terbesar. Apabila ada
dua atau lebih nilai pengamatan yang sama, maka jenjang yang diberikan
pada tiap-tiap anggota sampel adalah jenjang rata-rata. Apabila sampelnya
berukuran tidak sama (n1 ≠ n2), pemberian jenjang dilakukan dua kali,
yaitu jenjang dari pengamatan terkecil ke yang terbesar (jenjang I) dan dari
pengamatan terbesar ke yang terkecil (jenjang II).
2. Hitung jumlah jenjang masing-masing bagi sampel pertama dan sampel
kedua, kemudian notasikan dengan R1 dan R2

19
3. Ambillah jumlah yang lebih kecil antara R1 dan R2, kemudian notasikan
dengan R
4. Bandingkan nilai R yang diperoleh dengan R dari tabel. Tabel Nilai R
untuk Uji Jumlah Jenjang Wilcoxon dari buku Djarwanto (2011:101)
Kriteria pengambilan keputusannya adalah:
Ho diterima apabila R ≥ Rα
Ho ditolak apabila R < Rα
Apabila n1 atau n2 atau kedua-duanya lebih besar dari 20, pengujian hipotesis
dilakukan dengan memperhitungkan nilai Z dengan rumus:
n' ( n1 +n2 +1 ) −2 R '
Z=
√ n n ( n +n +1 ) /3
1 2 1 2

Keterangan:
R’ = Jumlah jenjang yang lebih kecil antara R1, R2, R’1 dan R’2
n’ = besar sampel dengan jumlah jenjang R’ tersebut
Kriteria pengambilan keputusannya adalah:
Ho diterima apabila Z ≤ Zα/2
Ho ditolak apabila Z > Zα/2

2. Tes Jumlah Jenjang Wilcoxon untuk jumlah sampel yang sama (n1=n2)
Contoh soal
Suatu metode penanaman padi model baru hendak dicobakan. Untuk
mengetahui apakah cara baru tersebut memberikan hasil panen yang berbeda
dengan cara lama, maka kemudian dilakukanlah penelitian. Cara lama
dicobakan pada 10 orang petani dan cara baru dicobakan pada 10 orang petani
lainnya, masing-masing dipilih secara random dari berbagai tempat yang kira-
kira memiliki luas tanah dan kesuburan yang sama. Hasil penelitian dan
jenjangnya ditunjukkan sebagai berikut:
Cara Lama Cara Lama
No Hasil Panen No Hasil Panen
1 16 1 16
2 12 2 15
3 18 3 19
4 19 4 23

20
5 14 5 25
6 13 6 21
7 18 7 26
8 19 8 20
9 15 9 18
10 10 10 19

Penyelesaian
a. Membuat hipotesis dalam uraian kalimat
H 0 : Tidak ada perbedaan hasil panen padi antara cara lama dengan cara
baru
H a : Ada perbedaan hasil panen padi antara cara lama dengan cara baru
b. Membuat hipotesis model statistik
H 0 :μ 1=μ2
H a : μ1 ≠ μ2
c. Menentukan taraf signifikasinya
Pada kasus ini taraf signifikansi α =5%
d. Kaidah pengujian
Ho diterima apabila R ≥ Rα
Ho ditolak apabila R < Rα
e. Menghitung Rhitung dan R tabel
Cara Lama Cara Baru
No Hasil Panen Jenjang No Hasil Panen Jenjang
1 16 7,5 1 16 7,5
2 12 2 2 15 5,5
3 18 10 3 19 13,5
4 19 13,5 4 23 18
5 14 4 5 25 19
6 13 3 6 21 17
7 18 10 7 26 20
8 19 13,5 8 20 16
9 15 5,5 9 18 10
10 10 1 10 19 13,5
Jumlah R1= 70 Jumlah R2= 140

Dari tabel di atas, jumlah jenjang yang lebih kecil adalah R = R1 = 70.
Untuk n1 dan n2 = 10 dari tabel nilai R diperoleh R0,05 = 78
f. Membandingkan Rhitung dan R tabel
Ho ditolak apabila R < Rα

21
Karena 70 < 78, maka Ho ditolak.
g. Membuat kesimpulan
Kesimpulannya: Ada perbedaan hasil panen padi antara cara lama dengan
cara baru.

3. Tes Jumlah Jenjang Wilcoxon untuk jumlah sampel yang tidak sama
(n1 ≠ n2)
Contoh soal
Contoh kasus yang digunakan sama dengan kasus di atas, hanya saja cara
penanaman model lama dicobakan pada 10 orang petani dan cara penanaman
model baru dicobakan pada 15 orang petani lain. Hasil penelitian dan
jenjangnya ditunjukkan sebagai berikut:
Cara Lama Cara Lama
No Hasil Panen No Hasil Panen
1 16 1 16
2 12 2 15
3 18 3 19
4 19 4 23
5 14 5 25
6 13 6 21
7 18 7 26
8 19 8 20
9 15 9 18
10 10 10 19
11 22
12 17
13 15
14 21
15 16

Penyelesaian
a. Membuat hipotesis dalam uraian kalimat
H 0 : Tidak ada perbedaan hasil panen padi antara cara lama dengan cara
baru
H 1 : Ada perbedaan hasil panen padi antara cara lama dengan cara baru
b. Membuat hipotesis model statistik
H 0 :μ 1=μ2

22
H 0 :μ 1 ≠ μ2
c. Menentukan taraf signifikasinya
Pada kasus ini taraf signifikansi α =5%
d. Kaidah pengujian
Ho diterima apabila R ≥ Rα
Ho ditolak apabila R < Rα
e. Menghitung Rhitung dan R tabel
Cara Lama Cara Baru
No Hasil Jenjang I Jenjang II No Hasil Jenjang I Jenjang II
Pane Panen
n
1 16 9 17 1 16 9 17
2 12 2 24 2 15 6 20
3 18 13 13 3 19 16,5 9,5
4 19 16,5 9,5 4 23 23 3
5 14 4 22 5 25 24 2
6 13 3 23 6 21 20,5 5,5
7 18 13 13 7 26 25 1
8 19 16,5 9,5 8 20 19 7
9 15 6 20 9 18 13 13
10 10 1 25 10 19 16,5 9,5
aaaaaaaa aaaaaaaa 11 22 22 4
R1= 84 R1’= 176 12 17 11 15
13 15 6 20
14 21 20,5 5,5
15 16 9 17
aaaaaaaa aaaaaaaa
R2= 241 R2’= 149

Dari tabel di atas, jumlah jenjang yang lebih kecil adalah R = R1 = 84.
Untuk n1=10 dan n2 = 15 dari tabel nilai R diperoleh R0,05 = 94.
h. Membandingkan Rhitung dan R tabel
Ho ditolak apabila R < Rα
Karena 84 < 94, maka Ho ditolak.
i. Membuat kesimpulan
Kesimpulannya: Ada perbedaan hasil panen padi antara cara lama dengan
cara baru.

23
4. Tes Jumlah Jenjang Wilcoxon untuk jumlah sampel yang besar (n > 20)
Contoh soal
Dalam makalah ini, contoh tes jumlah jenjang Wilcoxon untuk jumlah sampel
yang besar menggunakan contoh seperti pada kasus di atas dengan beberapa
perubahan jumlah sampel dan jenjangnya. Rangkuman data yang diperoleh
adalah sebagai berikut:
n1= 20 R1= 114 R1’= 206
n2= 25 R2= 271 R2’= 179
dengan demikian n’= 20 dan R’= 114
Penyelesaian
a. Membuat hipotesis dalam uraian kalimat
H 0 : Tidak ada perbedaan hasil panen padi antara cara lama dengan cara
baru
H 1 : Ada perbedaan hasil panen padi antara cara lama dengan cara baru
b. Membuat hipotesis model statistik
H 0 :μ 1=μ2
H 0 :μ 1 ≠ μ2
c. Menentukan taraf signifikasinya
Pada kasus ini taraf signifikansi α =5%
d. Kaidah pengujian
Ho diterima apabila Z ≤ Zα/2
Ho ditolak apabila Z > Zα/2
f. Menghitung Z hitung dan Z tabel
n' ( n1+ n2 +1 )−2 R'
Z= n1 n 2 ( n 1+ n2+ 1 )
√ 3
20 (20+ 25+1 )−2(114 )
Z= (10)(25) ( 10+25+ 1 )
√ 3
692 692
Z= = 87,559
= 0,09
√ 7666,67

24
Menentukan Ztabel dengan menggunakan tabel distribusi normal sebagai
berikut:
Ztabel dengan α = 5% untuk uji dua sisi = 1- (0,05 /2) = 1 - 0,025 = 0,975
sehingga diperoleh 0,975 pada tabel distribusi normal = 1,96.
g. Membandingkan Rhitung dan R tabel
Ho ditolak apabila Z > Zα/2
Karena 0,09 < 1,96, maka Ho diterima.
h. Membuat kesimpulan
Kesimpulannya: Tidak ada perbedaan hasil panen padi antara cara lama
dengan cara baru.

DAFTAR PUSTAKA

Djarwanto. (2011). Statistik nonparametrik (edisi keempat). Yogyakarta: BPFE-


Yogyakarta.

Siegel, Sidney. (1997). Statistik nonparametrik untuk ilmu-ilmu sosial. Jakarta:


Gramedia.

Syofian Siregar. (2013). Metode penelitian kuantitatif dilengkapi perbandingan


perhitungan manual & SPSS. Jakarta: Kencana Perdana Media Group.

Walpole, Ronald E. (1997). Pengantar statistika edisi ke-3. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama.

25

Anda mungkin juga menyukai