Anda di halaman 1dari 31

DINAMIKA PARTIKEL

MASSA, GAYA &


HUKUM NEWTON
FISIKA TEKNIK
(171WF00505)
MASSA
MASSA
Massa dapat diartikan sebagai ukuran jumlah partikel yang terkandung
dalam suatu zat atau benda. Massa juga merupakan salah satu besaran
pokok yang menunjukkan ukuran kelembaman (inersia) suatu benda. Massa
menjadi milik intrinsik suatu benda, sehingga di manapun benda berada, nilai
massa akan tetap sama.Jika didasarkan pada pengaruh benda terhadap
arah gerak, maka massa digolongkan dalam besaran skalar (hanya memiliki
nilai). Dalam satuan SI, satuan massa adalah kilogram (kg).
MASSA v BERAT
Istilah massa dan berat merupakan dua istilah yang berbeda. Jika massa
adalah jumlah zat dari suatu benda, pengertian berat adalah ukuran dari
jumlah gaya yang bekerja pada massa karena percepatan akibat gravitasi.
Berat biasanya dilambangkan dengan W. Berat adalah massa dikalikan
dengan percepatan gravitasi (g). Sebagai contoh misalnya sebuah benda di
bawa ke Bulan. Maka benda tersebut akan mempunyai berat seperenam dari
beratnya di bumi, karena gaya gravitasi di bulan lebih lemah, tetapi massa
benda tersebut akan tetap sama. Benda tersebut akan tetap memiliki jumlah
zat yang sama dan inersia yang sama.
GAYA
GAYA
Jika kita mendorong atau menarik sebuah benda , maka dapat dikatakan
bahwa kita melakukan gaya kepada benda tersebut. Tetapi gaya juga dapat
dilakukan oleh benda- benda mati. Seperti pegas yang regang akan
melakukan gaya kepada benda-benda yang dikaitkan ke ujung-ujungnya, atau
sebuah lokomotif akan melakukan gaya kepada deretan gerbong-gerbong
yang sedang ditariknya.
GAYA
Sebuah gaya memiliki arah dan besar, sehingga gaya merupakan vektor yang
mengikuti aturan-aturan penjumlahan vektor. Gaya dapat dinyatakan dengan
sebuah garis yang bertanda panah di ujungnya sebagai arah dari gaya
tersebut sedangkan panjang garis menyatakan besar gaya tersebut. Dalam
satuan SI, satuan gaya adalah Newton (N) atau kg.m/s2.
GAYA BERAT
Gaya berat adalah konsep gaya gravitasi yang bekerja pada benda bermassa
yang dalam rumus dilambangkan w, singkatan dari weight. Besar rumus
mencari gaya berat dari benda yang bermassa m dituliskan sebagai:

𝑊 = 𝑚𝑔
Dimana
W = Gaya Berat
m = Massa Benda
g = Percepatan gravitasi (9,81 m/s2)
GAYA GRAFITASI
Benda-benda yang dijatuhkan di dekat permukaan bumi akan jatuh dengan
percepatan yang sama yaitu sebesar percepatan gravitasi (g = 9,8 m/s2 = 9,8
N/kg dalam satuan SI), jika hambatan udara dapat diabaikan. Gaya yang
menyebabkan percepatan ini disebut dengan gaya gravitasi (FG). Maka
dapat dikatakan bahwa gaya gravitasi merupakan gaya yang dilakukan oleh
bumi terhadap setiap benda yang berada di dekatnya.
GAYA GRAVITASI
Hukum gravitasi menyatakan bahwa gaya antara dua partikel yang
mempunyai massa m1 dan m2 dan terpisah oleh jarak r adalah suatu gaya
tarik menarik sepanjang garis yang menghubungkan kedua partikel tersebut
dan mempunyai besar :

Dimana :
FG = Gaya tarik-menarik antara kedua benda (N)
G = Tetapan gravitasi (6,673 x 10-11 Nm2.Kg-2)
m1, m2 = Massa benda 1 (Kg)
r = jarak antara kedua benda (m)
GAYA GRAVITASI
Jika m1 diasumsikan sebagai massa bumi (M) dan m2 sebagai massa benda m yang
berada disekitar bumi dan memiliki jarak r dari titik pusat bumi, maka gaya tarik oleh
bumi pada benda tersebut adalah :

Gaya berat (W) tidak lain adalah gaya gravitasi yang bekerja antara bumi dengan benda..
Arah gaya berat selalu ke bawah menuju pusat bumi (Gambar 2). Gaya berat pada
sebuah benda besarnya :

Sehingga percepatan gravitasi g dapat dituliskan sebagai :


GAYA NORMAL
Gaya normal (N atau FN) merupakan gaya yang timbul jika dua buah benda saling
bersentuhan. Arah gaya normal selalu tegak lurus terhadap permukaan yang
bersentuhan (bidang singgung) dengan benda tersebut. Besar kecilnya gaya normal
tergantung pada besar kecilnya gaya tekanan terhadap permukaan kontak (bidang
singgung).

Jadi jika tangan kita menekan permukaan sebuah


meja dengan gaya tekan yang besar, maka gaya
normal yang ditimbulkan akan besar. Sedangkan
jika kita menekan dengan lembut, maka gaya
normal yang ditimbulkan juga akan kecil.
GAYA GESEK
Gaya gesek adalah konsep gaya yang berarah melawan
gerak benda atau arah kecenderungan benda bergerak.
Gaya gesek muncul apabila dua buah benda bersentuhan.
Benda-benda yang dimaksud di sini tidak harus berbentuk
padat, melainkan dapat pula berbentuk cair, ataupun gas.
Gaya gesek antara dua buah benda padat misalnya adalah
m.g
gaya gesek statis dan kinetis, sedangkan gaya antara
benda padat dan cairan serta gas adalah gaya Stokes.
GAYA GESEK STATIS
Gaya gesek statis adalah gaya gesek antara dua benda yang tidak saling bergerak. Besar
gaya gesek antara dua permukaan yang bersentuhan adalah berkisar dari 0 dan memiliki
nilai maksimum sebesar:

dengan μs adalah koefisien gesek statis. Setiap ada gaya luar (Feks) yang lebih kecil dari
besar gaya gesek statis maksimum akan dilawan dengan gaya yang besarnya sama
namun berlawanan arah. Jika ada gaya yang lebih besar dari gaya gesek statis
maksimum maka sifat gaya tersebut dapat menyebabkan benda bergerak.
GAYA GESEK KINETIS
Gaya gesek kinetis (fk) adalah gaya gesek antara dua benda yang bersentuhan yang
saling bergerak. Besar gaya gesek kinetis biasanya lebih kecil dari gaya gesek statis.

Untuk permukaan yang kering dan tidak diberi pelumas, diperoleh bahwa gaya gesek
kinetik tidak bergantung pada luas permukaan kontak atau pada kecepatan relatif antara
kedua permukaan yang saling bersinggungan, tetapi sebanding dengan besarnya gaya
normal diantara kedua benda yang saling bergesekan
GAYA GESEK
Pada Gambar 4.a tampak sebuah balok terletak diam di atas
pemukaan horizontal dalam keadaan setimbang di bawah
pengaruh berat W dan gaya P ke atas yang dilakukan
permukaan terhadapnya. Jika seutas tali diikatkan pada
salah satu sisi balok (seperti pada Gambar 4.b), lalu diberi
gaya pada tali itu tetapi tidak terlalu besar sehingga balok
masih tetap diam. Gaya P yang dilakukan oleh permukaan
terhadap balok miring ke kiri. Karena gaya P, T dan W harus
konkuren, maka komponen gaya P yang sejajar dengan
permukaan disebut dengan gaya gesek statis (fs) dan
komponen yang tegak lurus terhadap permukaan disebut
gaya normal (N) yang dilakukan permukaan kepada balok
(Gambar 4.b). Berdasarkan syarat kesetimbangan, maka fs
sama dengan T dan N sama dengan W. Jika T diperbesar
terus, maka balok akan mulai bergerak pada suatu nilai T
tertentu dan dengan kata lain fs berada pada nilai
maksimum (Gambar 4.c). Jika T diperbesar lagi sehingga
balok tidak lagi setimbang, tetapi sudah bergerak. Maka gaya
gesek mulai berkurang (Gambar 4.b).
KOEFISIEN GAYA GESEK
Konstanta 𝜇s dan 𝜇k adalah besaran tanpa
satuan. Biasanya 𝜇 s > 𝜇 k untuk dua
permukaan tertentu. Nilai kedua koefisien
itu bergantung pada sifat kedua permukaan
gesek. Semakin kasar suatu permukaan,
maka nilai koefisiennya juga semakin besar
dan nilainya akan kecil jika permukaannya
licin. Biasanya nilainya lebih kecil dari 1,
meskipun mungkin lebih besar dari satu.
GAYA SENTRIPETAL
Gaya sentripetal adalah rumus gaya yang bekerja pada objek yang
bergerak melingkar. Besar gaya sentripetal sebanding dengan kuadrat
kecepatan objek (v) dan berbanding terbalik dengan jari-jari lintasan (r).
Sifat gaya sentripetal selalu mengarah ke pusat lingkaran.

Dimana
m = Massa Benda (kg)
v = Kecepatan linier (m/s)
r = Jari-jari lintasan (m)
HUKUM
NEWTON
PENGERTIAN
Hukum newton mempunyai hubungan dengan gaya yang bekerja di suatu atau
sebuah benda dan gerak dari benda tersebut sendiri. Hukum ini dirumuskan
atau dikemukakan pertama kali oleh Sir Isaac Newton, seorang fisikawan
serta matematikawan yang berasal dari Inggris.

Newton menjelaskan gaya dan gerak melalui Hukum Newton 1, 2 dan 3.


Hukum newton 1 menjelaskan keadaan benda jika resultan gaya yang bekerja
sama dengan nol. Hukum newton 2 menjelaskan pengaruh gaya terhadap
gerak benda. Hukum newton 3 menjelaskan tentang gaya aksi-reaksi.
HUKUM NEWTON I
Hukum 1 Newton juga disebut sebagai hukum tentang kelambaman / inersia. Menurut
aplikasi hukum newton apabila resultan gaya yang bekerja pada suatu benda adalah nol,
maka benda akan tetap diam atau bergerak lurus beraturan.
Menurut hukum 1 Newton, suatu benda akan mempertahankan keadaannya jika tidak
diberi gaya. Keadaan yang dimaksud contoh hukum newton 1 adalah keadaan tetap diam
atau keadaan tetap bergerak lurus dengan kecepatan tetap.
Maka hukum pertama Newton dapat dinyatakan dalam persamaan :
Artinya total gaya-gaya yang diproyeksikan pada setiap sumbu koordinat akan sama
dengan nol.
HUKUM NEWTON I
Contoh:
1. Misalnya untuk mendorong sebuah benda melintasi meja dengan kecepatan tetap,
dibutuhkan gaya dorong hanya untuk mengimbangi gaya gesek yang terjadi. Jika
benda tersebut bergerak dengan kecepatan konstan, maka gaya dorong akan sama
besarnya dengan gaya gesek.
2. Ketika kita duduk di dalam mobil yang diam kemudian digas tiba-tiba maka tubuh
kita akan terlempar ke belakang. Hal ini menunjukkan bahwa tubuh kita
mempertahankan kondisi diamnya. Sebaliknya saat mobil yang awalnya diam
kemudian direm tiba-tiba maka badan kita terlempar ke depan.
HUKUM NEWTON II
Hukum Newton 2 menjelaskan pengaruh gaya terhadap gerak benda.
Menurut hukum 2 Newton apabila resultan gaya (∑F) yang bekerja pada
benda tidak sama dengan nol, maka pada benda akan timbul percepatan (a)
yang besarnya sebanding dengan besar resultan gaya dan berbanding
terbalik dengan massa benda (m).
HUKUM NEWTON II
Resultan gaya adalah penjumlahan gaya yang sejajar yang dialami suatu
benda. Jika gaya-gaya yang bekerja tidak sejajar maka penjumlahan gaya
harus mengikuti aturan penjumlahan vektor.
Percepatan merupakan perubahan kecepatan tiap satuan waktu atau
𝑑𝑣
turunan pertama dari fungsi kecepatan terhadap waktu, 𝑎 = , sehingga
𝑑𝑡

persamaan (2) dapat dinyatakan sebagai berikut.

Dari persamaan (3) kita dapat mendefinisikan gaya sebagai perubahan


momentum linear benda persatuan waktu.
HUKUM NEWTON III
Hukum Newton 3 menjelaskan tentang gaya aksi dan reaksi. Jika suatu
benda memberi gaya aksi kepada benda lain, maka benda lain itu akan
memberi gaya reaksi yang sama besar namun berlawanan arah.
𝐹𝑎𝑘𝑠𝑖 = 𝐹𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖
Tiga hal berkaitan dengan gaya aksi-reaksi menurut hukum 3 Newton yang
harus diperhatikan adalah sebagai berikut.
• Aksi-reaksi bekerja pada dua buah benda berbeda.
• Aksi-reaksi tidak saling meniadakan satu sama lain.
• Aksi-reaksi dapat menyebabkan salah satu atau kedua benda diam atau bergerak.
CONTOH SOAL
1. Sebuah benda mempunyai massa 10 kg, berapa berat benda tersebut di Bumi?
Jawab:
Diketahui:
M = 10 kg 𝑊 = 10 × 9,81
G Bumi = 9,81 m/s2 𝑊 = 98,1 N
CONTOH SOAL
2. Gaya sebesar 24 N dengan arah ke kanan bekerja ke objek yang berada di atas lantai
kasar. Jika objek tersebut dalam keadaan tidak bergerak. Hitung besar gaya gesek
antara objek dengan lantai!
Penyelesaian:
Gaya gesek selalu berlawanan dengan arah gerak atau arah kecenderungan gerak
benda, sehingga dapat digambarkan sebagai berikut.
CONTOH SOAL
3. Sebuah objek di atas lantai memiliki massa sebesar 60 kg. Objek itu dikenai gaya
horizontal sebesar 300 Newton. Bila permukaan lantai memiliki μ sebesar 0,2 hitunglah
percepatannya!

Jawab:
CONTOH SOAL
4. Ada 1 buah balok dengan berat 20 kg.kemudian balok tersebut dalam kondisi diam
berdiri diatas permukaan lantai datar. Kemudian Koefisien gesekan statisnya ialah 0,4
dan juga koefisien dari pada gaya gesekan kinetis ialah 0,3.
Balok tersebut ditarik dengan gaya sebesar 60 N dan membentuk sudut terhadap arah
mendatar. Gaya gesek yang bekerja pada balok adalah
JAWAB
Sebab F < 𝑓𝑠 Jadi benda masih
dalam keadaan diam. Oleh karena
itu gaya gesek yang bekerja adalah
gaya gesek statis sebesar = 68 N.
TUGAS
1. Dengan Benda yang sama dengan contoh soal 1, berapa
berat benda tersebut di Bulan, Matahari dan Mars ?

2.Gaya sebesar 60 N dengan arah ke kanan bekerja ke objek


bermassa 3 kg yang berada di atas lantai kasar. Gaya gesek
antara objek dengan lantai sebesar 15 N. Hitung percepatan
benda!

3. Jika koefisien gesek kinetis antara kotak A dengan meja


adalah 0,2 N maka percepatan sistem tersebut …. (g = 10 )

Anda mungkin juga menyukai