Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

HUKUM NEWTON TENTANG GERAK

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Materi dan Pembelajaran Fisika 1


Yang dibimbing oleh Bapak Reyza Arief Taqwa

Disusun oleh :

Kelompok 3
Lita Nirmala 160321605017
Monika Ardiana D A 160321605067
Novaliza Nailunada 160321605045
Sahal Fawaiz 160321605027
Offering B

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
SEPTEMBER 2018
PETA KONSEP

Hukum. I Newton

Dinamika Partikel Didasarkan Hukum II Newton


pada

Hukum III Newton


mempelajari

Gerak dan aspek


penyebabnya
Gaya Berat

Berkaitan dengan
Gaya Normal

Gaya
Jenisnya jenisnya Gaya gesekan

Gaya tegangan tali

Gaya sentripetal
Kompetensi dasar
1.1 Menganalisis hukum – hukum newton
1.2 Menganalisis besaran-besaran fisis pada gaya yang bekerja pada sebuah benda
1.3 Menganalisis arah gaya yang bekerja pada sebuah benda

Materi
 Hukum Newton
 Gaya

MATERI

A. Hukum Newton

1. Hukum I Newton
Resultan gaya-gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan 0, maka suatu benda
yang diam akan tetap diam atau benda yang bergerak dengan kecepatan konstan akan tetap
bergerak dengan kecepatan konstan . Secara matematis dituliskan
ƩF = 0
Hukum I Newton ini juga menggambarkan sifat benda yang selalu mempertahankan
keadaan diam atau keadaan bergeraknya yang dinamakan inersia atau kelembaman. Oleh
karena itu, Hukum I Newton dikenal juga dengan sebutan Hukum Kelembaman. Jika
sebuah benda tidak berinteraksi dengan benda lainnya, maka dapat diidentifikasi suatu
kerangka acuan dimana benda itu memiliki percepatan nol. Kerangka acuan sepeti itu disebut
kerangka acuan inersia.

2. Hukum II Newton
Hukum II Newton berkaitan dengan gerak suatu benda ketika resultan gaya yang bekerja
pada benda sama dengan nol ( ∑F = 0). Pada keadaan seperti ini, kecepatan benda adalah
tetap atau benda mengalami gerak lurus beraturan. Kita katakan bahwa benda tidak
mengalami percepatan atau percepatannya nol.
Ketika kita mendorong sebuah balok es melewati permukaan licin horizontal, bagaimana
gaya yang dilakukan, apakah gaya yang dilakukan atau resultan gayanya sama dengan nol?
Pasti balok es itu meluncur tanpa ada hambatan sama sekali. Pada keadaan ini ternyata
kecepatan benda selalu berubah. Kita katakan bahwa benda mengalami percepatan. Jelas
bahwa ada kaitan antara resultan gaya dorong es dengan percepatan yang ditimbulkannya.
Kaitan antara percepatan dan resultan gaya yang diselidiki oleh Newton, sehingga ia berhasil
mencetuskan hukum keduanya tentang gerak, yang dikenal sebagai hukum II Newton.
Hukum II Newton ini membicarakan hubungan antara gaya yang bekerja pada sebuah
benda dengan percepatan yang ditimbulkan oleh gaya tersebut. Dibawah ini ditunjukkan
beberapa percobaan untuk mengamati hubungan antara massa benda m, gaya F yang bekerja
pada benda itu, serta percepatan a yang dapat ditimbulkan.

a. Pengaruh gaya pada percepatan untuk massa konstan sebagai berikut:


Jika gaya ditambah maka percepatannya akan bertambah. Sehingga dapat kita simpulkan besar
gaya sebanding dengan percepatan ( F ~ a)
b. Pengaruh massa pada percepatan untuk gaya konstan sebagai berikut:

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa jika gaya yang diberikan tetap maka percepatan akan
turun jika massa ditambah. Sehingga didapat kesimpulan bahwa besar percepatan berbanding
terbalik dengan massa (a ~ 1/m)
Berdasarkan keadaan tersebut, Newton mengemukakan hukum II tentang gerak sebagai
berikut:
“Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya
dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total
yang bekerja padanya”.
Dengan demikian, kita dapat menghubungkan massa, percepatan, dan gaya melalui
rumusan matematika dari hukum II Newton :

∑F = ma
dengan:
a = percepatan (m/s2)
m = massa benda (kg)
ΣF = resultan gaya (N)

Satuan gaya menurut SI adalah newton (N). Dengan demikian, satu newton adalah gaya
yang diperlukan untuk memberikan percepatan sebesar 1 m/s2 kepada massa 1 kg. Dari definisi
tersebut, berarti 1 N = 1 kg.m/s2. Dalam satuan cgs, satuan massa adalah gram (g). Satuan gaya
adalah dyne, yang didefinisikan sebagai besar gaya yang diperlukan untuk memberi percepatan
sebesar 1 cm/s2 kepada massa 1 g. Dengan demikian, 1 dyne = 1 g.cm/s2. Hal ini berarti 1 dyne =
10-5 N.

3. Hukum Newton III


Hukum Newton III berbunyi “Jika dua benda berinteraksi, gaya F12 yang dikerjakan oleh
benda 1 pada benda 2 besarnya sama dan berlawanan arah dengan gaya F21 yang dikerjakan oleh
benda 2 pada benda 1.
F12 = -F21
Gaya selalu muncul berpasangan atau dengan kata lain, tidak ada suatu gaya tunggal yang
dapat terbentu. Gaya yang diberikan oleh benda 1 pada benda 2 dapat disebut gaya aksi, dan
gaya dari benda 2 pada benda 1 disebut gaya reaksi. Gaya aksi sama besarnya dengan gaya
reaksi dan berlawanan arah. Pada semua kasus, gaya aksi dan reaksi bekerja pada dua
benda yang berbeda, dan jenis gayanya harus sama.

Gambar 1. Peristiwa Hukum Newton III Gambar 2. Peristiwa Hukum Newton II


Seseorang mendorong Lemari Laptop di atas meja
B. Gaya

1. Gaya Berat
Berat W benda adalah magnitudo gaya neto yang diperlukan untuk mencegah benda
mengalami gerak jatuh bebas, yang diukur oleh seseorang di atas permukaan bumi. Sedangkan
massa adalah ukuran banyaknya materi yang dikandung oleh suatu benda. atau massa adalah
ukuran kelembaman (kemampuan mempertahankan keadaan gerak) suatu benda. Makin banyak
materi yang dikandung suatu benda, makin besar massanya. Banyak materi dalam 2 kg gula
sama dengan 2 kali banyak materi dalam 1 kg gula. Ketika sebongkah batu bermassa 1 kg
dibawa oleh astronout dari bumi ke bulan atau ke planet Mars, banyaknya materi yang
terkandung dalam batu tersebut tidak berubah. Oleh karena itu massa benda adalah tetap di
lokasi atau di mana saja di alam semesta ini.
Berat (diberi lambang w dari kata “weight”) adalah gaya gravitasi bumi yang bekerja pada
suatu benda.Benda akan mengalami gerak jatuh bebas dengan percepatan ke bawah sama dengan
percepatan gravitasi. Jika sebuah benda yang mempunyai percepatan 𝑎⃗ = nol relatif terhadap
permukaan bumi sebagai kerangka inersia. Dua gaya bekerja pada benda, yaitu ⃗⃗⃗⃗ 𝐹𝑔 yang
mengarah ke bawah dan gaya W yang menyeimbangkan ke atas. Dengan menggunakan hukum II
Newton pada benda jatuh bebas di sumbu y, diperoleh hubungan antara berat dan massa.
Ʃ𝐹𝑛𝑒𝑡,𝑦 = 𝑚𝑎𝑦
Pada situasi di atas, persamaannya menjadi
𝑤 − 𝐹𝑔 = 𝑚(0)
atau 𝑊 = 𝐹𝑔 (berat, dengan permukaan tanah sebagai kerangka inersia)
Berat W suatu benda adalah sama dengan magnitudo gaya gravitasi 𝐹𝑔 pada benda
Sehingga rumus berat
𝑤 = 𝑚𝑔
Yang menghubungkan berat benda dengan massanya.

Menimbang berarti mengukur beratnya. Salah satu cara untuk melakukannya adalah
dengan menempatkan benda di salah satu wadah neraca lengan dan menempatkan benda acuan
(yang massanya telah diketahui)diperoleh keseimbangan (sehingga gaya gravitasi pada kedua sisi
sama). Massa benda di kedua wadah kemudian sama, dan kita tahu massa benda tersebut. Jika
kita tahu nilai g di lokasi penimbangan, kita juga dapat mengetahui berat benda.
Berat benda harus diukur ketika benda tidak mengalami percepatan vertikal relatif
terhadap permukaan bumi. Kita dapat mengukur berat dengan timbangan di ruangan kamar atau
di atas kereta api yang melaju cepat. Akan tetapi, jika anda melakukan hal yang sama di dalam
sebuah lift yang bergerak naik, pembacaan akan berbeda dengan berat anda sebenarnya karena
adanya faktor percepatan. Pengukuran seperti ini disebut berat semu.

2. Gaya Normal
Jika kita meletakkan sebuah balok di atas meja ternyata balok langsung diam. Kita tahu
bahwa balok memiliki gaya berat w. Apabila balok hanya memiliki gaya berat saja maka balok
akan jatuh. Tidak jatuhnya balok dikarenakan adanya gaya yang lain yang mengimbangi gaya
berat tersebut. Gaya lain ini diperoleh balok dari permukaan meja yang arahnya keatas ( tegak
lurus dengan bidang kontak). Gaya inilah yang disebut gaya normal.
Gaya normal ini didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada bidang sentuh antara dua
permukaan yang bersentuhan, yang arahnya selalu tegak lurus pada bidang sentuh. Adanya gaya
normal disebabkan balok memberikan gaya sentuh (gaya kontak) pada meja. Untuk bidang
kontak yang mendatar, gaya kontak (K) sama dengan gaya berat (w) dan gaya kontak ini
diimbangi oleh gaya normal yang besarnya saama tetapi arahnya berlawanan.
Jika bidang kontak miring, maka arah gaya normal juga miring ke atas tegak lurus bidang
kontak. Jika bidang kontak vertikal maka arah gaya normalnya mendatar atau horizontal.

3. Gaya Gesek
Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah kecenderungan benda
bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda bersentuhan.Besar gaya yang dialami oleh
sebuah benda bergantung pada bergantung pada gaya normal serta tingkat kekasaran
permukaan benda dan bidang yang bersinggungan (koefisien gesekan). Gaya gesekan ini sendiri
di bagi menjadi 2 yaitu :
a. Gaya Gesek Statis (fs)
Ketika kalian mendorong sebuah benda yang terletak di atas lantai tetapi benda tersebut
masih diam, tentunya ada gaya lain yang melawan gaya dorong kalian berikan. Gaya tersebut
adalah gaya gesek antara permukaan bawah benda dengan lantai. Gaya gesek ini bekerja pada
benda yang diam, sehingga disebut gaya gesek statis (fs). Gaya gesek statis adalah gaya gesek
yang bekerja pada benda yang diam. Tingkat kekasaran ini dinyatakan dengan koefisien gesekan.
Untuk benda diam, koefisien gesekan disebut koefisien gesek statis, disimbolkan μs. Selain
tingkat kekasaran permukaan benda, besarnya gaya gesek juga dipengaruhi oleh besar gaya
normal (N) yang diberikan bidang pada benda. Secara matematis, rumus gaya gesek statis adalah
sebagai berikut.

fs = μ s N

Keterangan:

fs maks = Gaya gesek statis maksimum (N)

μs = Koefisien gaya gesek statis

N = Gaya normal (N)

b. Gaya Gesek Kinetis (fk)


Ketika kalian menendang bola di atas tanah, bola akan menggelinding dengan
kecepatan tertentu. Tetapi, semakin lama kecepatan bola semakin berkurang dan akhirnya
berhenti. Bola dapat bergerak diakibatkan gaya dari tendangan. Namun, saat sedang
bergerak, ada gaya yang menghambat gerak bola dan mengurangi kecepatannya. Gaya
yang menyebabkan kecepatan bola semakin berkurang disebut gaya gesek kinetis. Jadi,
gaya gesek kinetis adalah gaya gesek yang bekerja pada benda yang bergerak.
Koefisien gesekan pada benda yang bergerak disebut koefisien gesekan kinetis yang
disimbolkan dengan μk. Secara matematis, rumus gaya gesek kinetis adalah sebagai
berikut.
fk = μk N

Keterangan:

fk = Gaya gesek kinetis (N)

μk = Koefisien gesekan kinetic

N = Gaya normal (N)

4. Gaya Tegangan Tali


Gaya sering dilakukan dengan menggunakan kawat atau tali yang digunakan untuk
menarik objek. Misalnya pada gambar a di bawah menunjukkan gaya yang sedang bekerja di
ujung kanan tali yang terikat pada balok, setiap partikel pada tali akan berlaku gaya yang sama.
Sehingga balok akan dikenai gaya seperti yang ditunjukkan pada gambar b. Dalam kondisi
tersebut, kita dapat mengatakan bahwa gaya yang diterapkan pada balok karena ketegangan tali,
berarti bahwa gaya tegang tali dan gaya yang bekerja pada balok memiliki besar yang sama.
Namun, kata “ketegangan” biasanya digunakan untuk mengartikan kecenderungan tali untuk
ditarik terpisah. Untuk itu, perhatikan ujung kiri tali yang mengerjakan gaya ke balok. Sesuai
dengan hukum ketiga Newton, kotak menerapkan gaya reaksi ke tali. Gaya reaksi memiliki
besaran yang sama tetapi berlawanan arah. Dengan kata lain sebuah gaya bekerja pada ujung kiri
tali. Dengan demikian, gaya yang besarnya sama bekerja pada ujung-ujung tali yang berlawanan,
seperti pada gambar c.

Dalam diskusi sebelumnya, kita telah menggunakan konsep “tali tak


bermassa”(m=10 kg)tanpa disebutkan. Kenyataannya, tali tak bermassa itu tidak ada, tetapi
berguna sebagai idealisasi ketika menerapkna hukum kedua Newton. Menurut hukum kedua,
gaya total diperlukan untuk mempercepat objek yang memiliki massa. Sebaliknya, tidak ada
gaya total yang diperlukan untuk mempercepat tali tanpa massa. Jadi, ketika sebuah gaya
diterapkan pada satu ujung tali tanpa massa, tidak satu pun dari gaya itu yang diperlukan untuk
mempercepat tali. Jika tali memiliki massa, bagaimanapun gaya diperlukan untuk mempercepat
tali. Sehingga gaya yang bekerja pada balok akan berkurang, karena beberpa gaya harus
digunakan untuk mempercepat tali. Ketegangan pada tali juga akan berbeda pada setiap lokasi
yang berbeda sepanjang tali. Dalam bab ini kita akan menganggap bahwa tali yang
menghubungkan satu objek dengan objek lainnya tak bermassa dan tak dapat meregang, kecuali
dinyatakan sebaliknya. Kemampuan tali tak bermassa untuk mentransmisikan tegangan yang
tidak berkurang dari satu ujung ke ujung lainnya tidak berpengaruh ketika tali melewati benda-
benda seperti katrol. Katrol seperti itu mempunyai massa yang dapat diabaikan dibandingkan
dengan massa benda dan gesekan yang dapat diabaikan pada poros yang menghambat rotasinya.
5. Gaya Sentripetal
Benda bergerak melingkar disebabkan adanya gaya tarik yang arahnya selalu ke pusat lingkaran
(gaya sentripetal(Fs)).

m Percepatan Sentripetal
Fs 𝑣2
𝑎𝑠 = = 𝜔2 𝑅
𝑅
R Dengan v = laju linier
R = jari-jari putarannya
ω = keceptan sudut

Jika kita menggunakan Hukum Newton II sepanjang arah radialnya, kita mendapati bahwa gaya
netto yang menghasilkan percepatan sentripetalnya dapat dihitung sebagi berikut.
𝒗𝟐
∑𝑭 = 𝒎𝒂𝒔 = 𝒎
𝒓
Gaya yang menyebabkan percepatan sentripetal bekerja ke arah pusat lintasan melingkar dan
menyebabkan berubahnya arah vektor kecepatan. Jika gaya tersebut hilang, maka benda tersebut
tidak akan lagi bergerak dalam lintasan melingkarnya; maka benda tersebut akan bergerak
sepanjang suatu lintasan berupa garis lurus yang menyinggung lintasan melingkarnya.

Kasus-kasus Gaya Sentripetal


 Tali Berputar Vertikal

B
Di titik tertinggi (B) 𝐹𝑠 = 𝑇 + 𝑊
Di titik terendah (A) 𝐹𝑠 = 𝑇 − 𝑊
 Di titik C 𝐹𝑠 = 𝑇 − 𝑊 cos 𝜃

T = tegangan tali
ϴ W = berat benda

C
A

 Tali Berputar Horizontal

𝐹𝑠 = 𝑇 = 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑙𝑖

 Pada Kasus Tikungan


Agar tidak terjadi selip/tergelincir maka gerak berbelok lingkaran bisa menggunakan
pendekatan gerak melingkar.

1. Tikungan Datar

𝑣 = √𝜇𝑠 𝑔 𝑟

Dengan
v = kecepatan maksimum kendaraan agar tidak tergelincir
𝜇𝑠 = koefisien gesekan statis antara roda dengan jalan
g = percepatan gravitasi bumi
r = jari-jari putaran jalan

2. Tikungan Miring dan Licin


𝑣 = √𝑔 𝑟 tan 𝜃

Dengan
v = kecepatan maksimum kendaraan agar tidak tergelincir
g = percepatan gravitasi bumi
r = jari-jari putaran jalan
ϴ = sudut kemiringan

3. Tikungan Miring dan Kasar

(𝜇𝑠 + tan 𝜃) 𝑔 𝑟
𝑣= √
(1 − 𝜇𝑠 )

Dengan
v = kecepatan maksimum kendaraan agar tidak tergelincir
𝜇𝑠 = koefisien gesekan statis antara roda dengan jalan
g = percepatan gravitasi bumi
r = jari-jari putaran jalan
ϴ = sudut kemiringan

(1) Mengidentifikasi semua hal yang berkait (tandai F=fakta, K=konsep, dan
P=prosedur)
Fakta :
 Buku yang diletakan di atas meja tidak akan jatuh karena adanya gaya normal meja.
 Massa jeruk dimana pun akan selalu sama.
 Gaya yang bekerja pada benda tidak hanya satu gaya saja .
 Saat di dalam mobil cenderung tersentak kebelakang saat kendaraan mulai melaju.
 Penumpang terdorong kedepan saat mobil rem mendadak.
 Memberikan bedak pada papan karambol agar biji karambol berjalan dengan lancar.
 Rem sepeda dengan roda sepeda menyebabkan laju sepeda semakin pelan dan akhirnya
berhenti.
 Komputer di atas meja yang diam terhadap meja termasuk peristiwa gaya aksi-reaksi.
 Andy memukul tembok termasuk peristiwa gaya aksi-reaksi.
 Mobil yang bergerak sepanjang suatu jalan yang berkelok.
 Mobil yang melewati sebuah jalan berkelok yang landai di sebuah jalan raya.

Konsep:
 Gaya normal selalu berlawanan arah dengan gaya berat.
 Gaya normal selalu tegak lurus dengan bidang.
 Gaya gesek merupakan gaya yang bekerja pada dua permukaan benda yang bersentuhan.
 Gaya gesek statis bekerja pada benda yang diam.
 Gaya gesek kinetis bekerja pada benda bergerak
 Gaya yang diberikan oleh benda 1 pada benda 2 dapat disebut gaya aksi, dan gaya dari
benda 2 pada benda 1 disebut gaya reaksi.
 Benda bergerak melingkar disebabkan adanya gaya tarik yang arahnya selalu ke pusat
lingkaran (gaya sentripetal(Fs)).
 Gaya berat selalu menuju pusat bumi

Prinsip :
 Jika gaya ditambah maka percepatannya akan bertambah sehingga besar gaya sebanding
dengan percepatan.
 Jika gaya yang diberikan tetap maka percepatan akan turun jika massa ditambah . sehingga
besar percepatan berbanding terbalik dengan massa.
 Gaya normal dan gaya berat bukanlah pasangan aksi – reaksi karena keduanya bekerja
pada benda yang sama.
 Suatu benda yang sama akan memiliki berat yang berbeda jika pengaruh besar percepatan
gravitasinya berbeda

Prosedur
 Besarnya gaya berat tergantung pada keadaan percepatan gravitisi di tempat itu, makin
jauh dari pusat bumi, gaya berat makin kecil
 Menentukan jumlah gaya harus menggunakan gaya yang sejajar dengan bidang gerak

(2) Memilih hanya konsep-konsep esensial di antaranya


Gerak proyektil/parabola menyebabkan benda mengalami gerak dengan kecepatan konstan
dalam arah horizontal dan bergerak jatuh bebas dalam arah vertikal.
Percepatan sentripetal menyebabkan benda selalu mengarah menuju pusat lingkaran.
𝑣2
as =
𝑅
Gaya sentripetal menyebabkan arah gerak benda dari semula lurus menjadi melingkar.
𝑚𝑣 2
Fs =
𝑅

(3) Mendeskripsikan pembelajaran efektif tentang konsep-konsep esensial tersebut


Konsep-konsep prasyarat
GLB
GLBB
Vektor
Kecepatan Linier
Kecepatan Sudut

SOAL DAN PEMBAHASAN

 HUKUM NEWTON

1. Seseorang menarik koper bermassa 15 kg dengan seutas tali sedemikian rupa sehingga
koper bergerak dengan kelajuan konstan, tali membentuk sudut Ө terhadap bidang
horizontal. Jika gaya yang dikerjakan oleh orang tersebut adalah 30 N dan gaya gesek
antara koper dengan bidang horizontal adalah 24 N, berapa nilai Ө?
Penyelesaian :

N
F

Ө
f
g
W
Diketahui bahwa koper bergerak dengan kelajuan konstan.
Sehingga, percepatan = 0 → ƩF = 0
F . cos Ө = fg
30 . cos Ө = 24
24 8
cos Ө = 30 = 10 → Ө = 37°
2. Balok A bermassa 4 kg diletakkan di atas balok B yang bermassa 6 kg. Kemudian balok
B ditarik dengan gaya F di atas lantai mendatar licin sehingga gabungan balok itu
mengalami percepatan 1,8 m/s2. Jika tiba-tiba balok A terjatuh maka berapakah
percepatan yang dialami oleh balok B saja?
Penyelesaian:
Diketahui:
mA = 4 kg
mB = 6 kg
a1 = 1,8 m/s2
Ditanyakan: a2 = …?
Jawab:
Keadaan balok pertama (tergantung) dan kedua (A jatuh) dapat di gambarkan seperti pada
gambar di bawah ini.

Pada kedua kejadian berlaku hukum II Newton sebagai berikut.


F = ma
F = (mA + mB)a1
F = (4 + 6)1,8
F = 18 N
Gaya F juga bekerja pada keadaan kedua sehingga diperoleh:
F = mBa2
18 = 6a2
berarti a2 = 3 m/s2
3. Sebuah balok dengan massa 20 kg diletakkan pada bidang miring kasar, ditarik dengan
gaya sebesar F dan percepatannya 3 m/s2.

Jika koefisien gesekan ɥ = 1/3 dan g = 10 m/s2, besar gaya F tersebut adalah...(sin 53 =
0,8)A. 260 N
B. 220 N
C. 160 N
D. 80 N
E. 60 N

Penyelesaian:
Dari hukum II Newton:
F - w sin 53 - fg = m . a
F - 20 kg . 10 m/s2 . 0,8 - 1/3 . w cos 53 = 20 kg . 3 m/s2
F - 160 N - 1/3 . 20 kg . 10 m/s2 . 0,6 = 60 N
F - 160 N - 40 N = 60 N
F - 200 N = 60 N
F = 260 N
Jawaban: A
4. Manakah yang merupakan gaya reaksi terhadap gaya gravitasi yang bekerja pada tubuh
Anda saat Anda duduk di kursi? (a) Gaya normal dari kursi (b) Gaya ke arah bawah yang
Anda kerjakan pada kursi (c) Bukan kedua gaya itu.
Penyelesaian :
(c) Gaya reaksi terhadap berat Anda adalah gaya gravitasi dari Bumi akibat diri Anda.
Arah gaya ini adalah ke atas.
5. Sebuah balok bermassa 5 kg. jika g = 10 m/s2 maka tentukan gaya normal yang bekerja
pada balok jika diam di atas bidang miring yang membentuk sudut 300 terhadap
horisontal.
Penyelesaian:
Perhatikan gambar di atas. gaya-gaya pada balok dapat dilihat pada gambar tersebut. Balok
dalam keadaan diam pada arah tegak lurus bidang berarti berlaku persamaan berikut.
ΣFY = 0
N – w cos α = 0
N – w cos 30o = 0
N – 50 × ½ √3 = 0
N = 25 √3 N
Jadi, gaya normal yang bekerja pada balok tersebut adalah 25 √3 N.

 GAYA

1. Soal UN Fisika SMA/MA U-ZC-2013/2014 No.5


Seseorang dengan massa 60 kg berada dalam lift yang sedang bergerak ke bawah dengan
percepatan 3 m.s-2. Jika percepatan gravitasi bumi 10 m.s-2, maka besar gaya normal yang
dikerjakan lantai lift terhadap orang tersebut adalah….
A. 180 N
B. 200 N N
C. 340 N
D. 420 N
E. 600 N

Pembahasan

Diketahui :
Massa (m) = 60 kg a
Percepatan orang dan lift (a) = 3 m/s2
Percepatan gravitasi (g) = 10 m/s2
Gaya berat (w) = m g = (60)(10) = 600 Newton w
Ditanya : gaya normal (N)
Jawab :
Terdapat dua gaya yang bekerja pada orang di dalam lift yakni gaya berat (w) dan gaya normal
yang dikerjakan lantai lift pada orang (N). Terdapat tiga besaran vektor yakni gaya berat, gaya
normal dan percepatan lift, di mana gaya berat berarah ke bawah, gaya normal berarah ke atas,
percepatan lift berarah ke bawah. Besaran vektor yang berarah ke bawah dipilih bertanda positif
dan besaran vektor berarah ke atas dipilih bertanda negatif.
∑F = m a
w – N = (60)(3)
600 – N = 180
N = 600 – 180
N = 420 Newton
Jawaban yang benar adalah D.

2. Sebuah benda beratnya 1 kg diikat dengan tali yang panjangnya 0,5 m, lalu diputar
dengan lintasan vertikal sehingga memiliki kecepatan sudut tetap. Saat benda berada pada
posisi terendah, tali mengalami tegangan sebesar 50 N. Besar kecepatan sudutnya adalah
.....
A. ½ √2 𝑟𝑎𝑑/𝑠
B. 2√5 𝑟𝑎𝑑/𝑠
C. 4√5 𝑟𝑎𝑑/𝑠
D. 3√2 𝑟𝑎𝑑/𝑠
E. 2 𝑟𝑎𝑑/𝑠
Jawab
 Diket
m = 1 kg
𝑙 = 0,5 𝑚
T = 50 N

 Ditanya
ω?

 Jawab
𝑓𝑠 = 𝑚 𝑎𝑠
𝑣2
𝑇 − 𝑚𝑔 = 𝑚
𝑟
𝑣2
50 𝑁 − 1 𝑘𝑔 . 10 𝑚⁄𝑠 2 = 1 𝑘𝑔 .
0,5 𝑚
𝑣2
50 𝑁 − 10 𝑁 = 𝑘𝑔⁄𝑚
0,5
𝑣2
40 𝑁 = 𝑘𝑔⁄𝑚
0,5
𝑣 2 = 20 𝑚2 ⁄𝑠 2
𝑣 = 2√5 𝑚⁄𝑠
𝑣
𝜔=
𝑟
2√5 𝑚⁄𝑠
𝜔=
0,5 𝑚
𝜔 = 4√5 𝑟𝑎𝑑⁄𝑠
3. Perhatikan gambar berikut, benda 5 kg mula-mula dalam kondisi tidak bergerak!

Jika sudut yang terbentuk antara gaya F = 25 N dengan garis mendatar adalah 37o,
koefisien gesek kinetis permukaan lantai adalah 0,1 dan percepatan gravitasi bumi 10
m/s2 tentukan nilai:
a) Gaya normal
b) Gaya gesek
(sin 37o = 0,6 dan cos 37o = 0,8)
Penyelesaian :

a) Gaya normal
Σ Fy = 0
N + F sin θ − W = 0
N = W − F sin θ = (5)(10) − (25)(0,6) = 35 N

b) Gaya gesek
Jika dalam soal hanya diketahui koefisien gesek kinetis, maka dipastikan benda bisa
bergerak, sehingga fges = fk :
fges = μk N
fges = (0,1)(35) = 3,5 N

4. Seorang astronot ketika ditimbang di Bumi beratnya adalah 588 N. Berapakah berat
astronot tersebut jika ditimbang di Bulan yang memiliki percepatan gravitasi 1/6 kali
gravitasi bumi?
Jawab
wbumi = 588 N
gbulan = (1/6) × gbumi
ditanya: wbulan
Perlu diketahui bahwa massa benda dimanapun selalu sama, jadi
mbm = mbl
wbm/gbm = wbl/gbl
wbl = (wbm × gbl)/gbm
wbl = (558 × 1/6 × gbm)/gbm
wbl = 98 N
jadi, berat astronot di bulan adalah 98 N.

5. Pada gambar di bawah besar tegangan tali T1 adalah . . .

a. 100 √3 N
b. 180 √3 N
c. 210 N
d. 300 √3 N
e. 400 N

Pembahasan
Langkah 1 (gambarkan semua gaya yang bekerja sistem tersebut)

T2x dan T2y merupakan uraian gaya T2. Ini sama seperti menguraikan vektor. Untuk sistem
tersebut tidak ada gaya gesekan dan gaya normal karena benda menggantung.
Langkah 2 (terapkan hukum 1 Newton)
Ʃ𝐹𝑦 = 0
𝑇2𝑦 + (−𝑤) = 0 atau 𝑇2𝑦 − 𝑤 = 0
𝑇2𝑦 = 𝑤 = 300 𝑁
𝑇2𝑦 = 𝑇2 sin 30°
𝑇2𝑦 300 𝑁
𝑇2 = = = 600 𝑁
sin 30° 1⁄
2
Terapkan Hukum I Newton untuk gaya yang arahnya mendatar.
Ʃ𝐹𝑥 = 0
𝑇2𝑥 + (−𝑇1 ) = 0 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑇2𝑥 − 𝑇1 = 0
T2 positif karena arah ke kanan dan T1 negatif karena ke kiri
1
𝑇1 = 𝑇2𝑥 = 𝑇2 cos 30° = 600 𝑁. 2 √3 = 300√3 N
Sumber Rujukan

David Halliday, Robert Resnick, Jearl Walker. 2010. Fisika Dasar Jilid 1 edisi 7(terjemahan).
Jakarta:Penerbit Erlangga.

John D.Cutnell, Kenneth W. Jhonson.2012. Physics. 9 edition. New York : John Wiley and Sons

Kanginan, Marthen. 2013. Fisika 1 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta:Penerbit Erlangga.

Serway, Raymond A dan Jewett, John W. Physics for Scientist and Engineers with Modern
Physics. Jakarta: Salemba Teknika.

Anda mungkin juga menyukai