Anda di halaman 1dari 12

TUGAS 2 ELEMEN MESIN

"BESARAN TURUNAN"

DiSusun Oleh:

Renaldy Putra Pratama (2110017211011)

Yoris Prayoga (2110017211025)

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

JURUSAN TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS BUNG HATTA

2023
BESARAN TURUNAN

A. MASSA

Massa (dari bahasa Yunani μάζα) atau jisim[1] adalah suatu sifat fisika dari
suatu benda yang digunakan untuk menjelaskan berbagai perilaku objek yang
terpantau.

Dalam kegunaan sehari-hari, massa biasanya disinonimkan dengan berat (misalnya


untuk berat badan, alih-alih massa badan). Namun menurut pemahaman ilmiah
modern, berat suatu objek diakibatkan oleh interaksi massa dengan medan gravitasi.

Sebagai contoh, seseorang yang mengangkat benda berat di Bumi dapat mengasosiasi
berat benda tersebut dengan massanya. Asosiasi ini dapat diterima untuk benda-benda
yang berada di Bumi. Namun apabila benda tersebut berada di Bulan, maka berat
benda tersebut akan lebih kecil dan lebih mudah diangkat namun massanya tetaplah
sama.

Alat yang digunakan untuk mengukur massa biasanya adalah timbangan. Dalam
satuan SI, massa diukur dalam satuan kilogram, kg. Terdapat pula berbagai satuan-
satuan massa lainnya, misalnya:

gram: 1 g = 0,001 kg (1000 g = 1 kg)

ton: 1 ton = 1000 kg

MeV/c2 (Umumnya digunakan untuk mengamati massa partikel subatom.)

Dalam ilmu fisika, kita dapat secara konseptual membedakan paling tidak tujuh corak
massa ataupun tujuh fenomena fisika yang dapat dijelaskan menggunakan konsep
massa:[5]

Massa inersia merupakan ukuran resistansi suatu objek untuk mengubah keadaan
geraknya ketika suatu gaya diterapkan. Ia ditentukan dengan menerapkan gaya ke
sebuah objek dan mengukur percepatan yang dihasilkan oleh gaya tersebut. Objek
dengan massa inersia yang rendah akan berakselerasi lebih cepat daripada objek
dengan massa inersia yang besar. Dapat dikatakan, benda dengan massa yang lebih
besar memiliki inersia yang lebih besar.
Jumlah materi pada beberapa jenis sampel dapat ditentukan secara persis melalui
elektrodeposisi ataupun proses-proses lainnya. Massa persis suatu sampel ditentukan
dengan menghitung jumlah dan jenis atom-atom yang terdapat di dalamnya. Selain
itu, dihitung pula eneri yang terlibat dalam pengikatan atom-atom tersebut
(bertanggung jawab terhadap defisit massa ataupun massa yang hilang).

Massa gravitasional aktif merupakan ukuran kekuatan fluks gravitasional. Medan


gravitasi dapat diukur dengan mengizinkan suatu objek jatuh bebas dan mengukur
perpecapatan jatuh bebas benda tersebut. Sebagai contoh, suatu objek yang jatuh
bebas di Bulan akan menerima medan gravitasi yang sedikit, sehingga berakselerasi
lebih lambat daripada apabila benda tersebut jatuh bebas di bumi. Medan gravitasi
bulan lebih lemah karena Bulan memiliki massa gravitasional aktif yang lebih kecil.

Massa gravitasional pasif merupakan ukuran kekuatan interaksi suatu objek dengan
medan gravitasi. Massa gravitasional pasif ditentukan dengan membagi berat objek
dengan percepatan jatuh bebas objek itu sendiri. Dua objek dalam medan gravitasi
yang sama akan mengalami percepatan yang sama. Namun objek dengan massa
gravitasional pasif lebih kecil akan mengalami gaya yang lebih kecil (berat lebih
ringan daripada objek dengan massa gravitasiional pasif yang besar.

Energi juga bermassa menurut prinsip kesetaraan massa-energi. Kesetaraan ini dapat
terlihat pada proses fusi nuklir dan lensa gravitasi. Pada fusi nuklir, sejumlah massa
diubah menjadi energi. Pada fenomena pelensaan gravitasi pula, foton yang
merupakan energi memperlihatkan perilaku yang mirip dengan massa gravitasional
pasif.

Pelengkungan ruang waktu adalah manifestasi relativistik akan keberadaan massa.


Pelengkungan ini sangatlah lemah dan sulit diukur. Oleh karena itu, fenomena ini
barulah ditemukan setelah teori relativitas umum Einstein memprediksinya. Jam atom
dengan presisi yang sangat tinggi ditemukan berjalan lebih lambat di bumi
dibandingkan dengan jam atom yang berjalan di ruang angkasa. Perbedaan waktu ini
dinamakan dilasi waktu gravitasional.

Massa kuantum merupakan perbedaan antara frekuensi kuantum suatu objek dengan
bilangan gelombangnya: {\displaystyle m^{2}=\omega ^{2}-k^{2}}{\displaystyle
m^{2}=\omega ^{2}-k^{2}}. Massa kuantum sebuah elektron dapat ditentukan
menggunakan berbagai macam spektroskopi dan utamanya berkaitan erat dengan
tetapan Rydberg, jari-jari Bohr, dan jari-jari elektron klasik. Massa kuantum benda
yang lebih besar dapat diukur secara langsung menggunakan timbangan watt.

B. GAYA

Gaya dalam ilmu fisika adalah interaksi apa pun yang dapat menyebabkan
sebuah benda bermassa mengalami perubahan gerak, baik dalam bentuk arah, maupun
konstruksi geometris.[1] Dengan kata lain, sebuah gaya dapat menyebabkan sebuah
objek dengan massa tertentu mengalami perubahan kecepatan. Perubahan kecepatan
dapat terjadi dari kondisi benda diam menjadi bergerak, kondisi benda yang
mengalami pertambahan kecepatan (berakselerasi), maupun mengalamai perlambatan
kecepatan.

Satuan SI yang digunakan untuk mengukur gaya adalah newton (simbol N), yang
mana sama dengan gaya yang dibutuhkan untuk menggerakkan benda bermassa 1
kilogram dengan percepatan 1 meter per sekon kuadrat atau kg·m·s−2.[9] Satuan CGS
lebih awal adalah dyne, gaya yang dibutuhkan untuk menggerakkan benda bermassa 1
gram dengan percepatan 1 cm per sekon kuadrat (g·cm·s−2). Satu newton sama
dengan 100.000 dyne.

Empat Gaya Fundamental adalah gaya nuklir kuat, gaya nuklir lemah, gaya
elektromagnetik, dan gaya gravitasi. Gaya nuklir kuat dan gaya nuklir lemah hanya
dapat beraksi pada jarak yang sangat pendek dan bertanggung jawab untuk
"mengikat" nukleon tertentu dan menyusun nukleus. Gaya elektromagnetik dapat
beraksi antara muatan listrik. Sedangkan gaya gravitasi berinteraksi antara dua objek
yang memiliki massa.

Hukum kedua Newton menyatakan bahwa gaya resultan yang bekerja pada suatu
benda sama dengan laju pada saat momentumnya berubah terhadap waktu. Jika massa
objek konstan, hukum ini menyatakan bahwa percepatan objek berbanding lurus
dengan gaya yang bekerja pada objek dan arahnya juga searah dengan gaya tersebut,
dinyatakan dengan persamaan berikut:

F= m.a
C. GAYA GESEK

Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah
kecenderungan benda bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda
bersentuhan. Benda-benda yang dimaksud di sini tidak harus berbentuk padat,
melainkan dapat pula berbentuk cair, ataupun gas. Gaya gesek antara dua buah benda
padat misalnya adalah gaya gesek statis dan kinetis, sedangkan gaya antara benda
padat dan cairan serta gas adalah gaya Stokes.

a. Gaya gesek statis

Gaya gesek statis adalah gesekan antara dua benda padat yang tidak bergerak relatif
satu sama lainnya. Seperti contoh, gesekan statis dapat mencegah benda meluncur ke
bawah pada bidang miring. Koefisien gesek statis umumnya dinotasikan dengan μs,
dan pada umumnya lebih besar dari koefisien gesek kinetis.

b. Gaya gesek kinetis

Gaya gesek kinetis (atau dinamis) terjadi ketika dua benda bergerak relatif satu sama
lainnya dan saling bergesekan. Koefisien gesek kinetis umumnya dinotasikan dengan
μk dan pada umumnya selalu lebih kecil dari gaya gesek statis untuk material yang
sama.

D. KERJA/USAHA

Usaha atau kerja (dilambangkan dengan W dari Bahasa Inggris Work) adalah
energi yang disalurkan gaya ke sebuah benda sehingga benda tersebut bergerak.Usaha
didefinisikan sebagai integral garis (pembaca yang tidak akrab dengan kalkulus
peubah banyak lihat "rumus mudah" di bawah):

W=Fxs

Usaha adalah besaran skalar dan merupakan perkalian titik (dot product) antara gaya
dengan perpindahan, tetapi dia dapat positif atau negatif. Tidak semua gaya
melakukan kerja. Contohnya, gaya sentripetal dalam gerakan berputar seragam tidak
menyalurkan energi; kecepatan objek yang bergerak tetap konstan. Kenyataan ini
diyakinkan oleh formula: bila vektor dari gaya dan perpindahan tegak lurus, yakni
perkalian titik mereka sama dengan nol.

Untuk benda bergerak, besarnya kerja/waktu (daya) bisa dihitung. Maka, besarnya
kerja yang dilakukan gaya (diukur dalam joule/sekon atau watt) adalah perkalian
skalar dari gaya (vektor) dengan kecepatan (vektor). Perkalian skalar dari gaya dan
kecepatan ini adalah daya sesaat. Seperti kecepatan yang diintegrasikan terhadap
waktu untuk mendapatkan jarak total, menurut teorema dasar kalkulus, total kerja
sepanjang lintasan adalah integral waktu dari daya sesaat sepanjang lintasan yang
dilewati.

• Gerak rotasi pada benda tegar

Perhitungan usaha dapat dilakukan pada sebuah gaya (F) yang bekerja pada jarak (R)
pada sumbu putar suatu benda. Pada benda tegar, sebuah momen gaya melakukan
rotasi pada sudut tertentu (R) dengan nilai usaha (W) yang dapat dirumuskan melalui
gerak linier yaitu: W = F. Rθ. Perhitungan F.R merupakan perhitungan momen gaya,
sehingga perumusan nilai usaha dapat diubah menjadi: W= τ θ. Nilai usaha dalam
gerak rotasi benda tegar dinyatakan dalam satuan Joule. Momen gaya dinyatakan
dengan satuan kg.m, sedangkan sudut yang dibentuk dinyatakan dalam satuan rad.

E. DAYA

Daya merupakan jumlah usaha yang dilakukan tiap satu satuan waktu. Satuan
yang digunakan untuk menyatakan daya yaitu Joule per detik atau Watt. Penamaan ini
untuk menghormati James Watt, penemu mesin uap abad ke-18 Masehi. Daya adalah
besaran skalar. Dalam fisika, daya adalah kecepatan dalam melakukan kerja. Daya
sama dengan jumlah energi yang diperlukan per satuan waktu.

Dimensi dari daya adalah energi dibagi waktu. Satuan SI daya adalah watt (W), yaitu
satu joule per detik. Satuan daya lainnya adalah erg per detik (erg/s), daya kuda (hp),
daya kuda metrik (Pferdestärke (PS) atau cheval vapeur (CV)), dan foot-pounds per
menit. Satu daya kuda sama dengan 33.000 foot-pounds per menit, atau daya yang
dibutuhkan untuk mengangkat beban 550 pound sejauh 1 kaki dalam 1 detik, sama
dengan 746 watt. Satuan daya lainnya adalah dBm, pengukuran logaritmik relatif
dengan acuan 1 milliwatt; kalori makanan per jam (disebut kilokalori per jam); Btu
per jam (Btu/h); dan ton refrigerasi (12.000 Btu/jam).

Daya pada sistem mekanik adalah kombinasi gaya dan perpindahan. Daya merupakan
perkalian antara gaya pada objek dengan kecepatan objek, atau perkalian torsi pada
shaft dengan kecepatan sudut shaft.

F. ENERGI

Dalam fisika, energi atau tenaga adalah properti fisika dari suatu objek, dapat
berpindah melalui interaksi fundamental, yang dapat diubah bentuknya namun tak
dapat diciptakan maupun dimusnahkan. Joule adalah satuan SI untuk energi, diambil
dari jumlah yang diberikan pada suatu objek (melalui kerja mekanik) dengan
memindahkannya sejauh 1 meter dengan gaya 1 newton.

Energi dinyatakan dalam satu joule (J).[5] Penggunaan satuan ini dinamakan untuk
menghormati jasa dari James Prescott Joule atas percobaannya dalam persamaan
mekanik panas. Dalam istilah yang lebih mendasar 1 joule sama dengan 1 newton-
meter dan, dalam istilah satuan pokok SI, 1 J sama dengan 1 kg m2 s−2.

Transformasi energi atau konversi energi merupakan proses pengubahan energi dari
satu bentuk energi ke suatu bentuk energi yang lain atau berbeda.[18] Prinsip
transformasi energi dimanfaatkan oleh manusia menjadi suatu sistem yang mampu
menghasilkan usaha.[19] Setiap proses transformasi energi pasti mengalami kerugian.
[20] Setiap kerugian dalam transformasi energi dipengaruhi oleh lingkungan. Ini
disebabkan oleh sifat alami energi yang cenderung dapat terseba ke mana-manar.[21]
Kegiatan konversi energi yang terencana wajib memiliki beberapa prinsip umum.
Validitas dari prinsipnya harus berupa bukti empiris sehingga dapat digunakan oleh
pemakai akhir energi. Prinsip utama dalam transformasi energi adalah penghematan
energi, pengurangan rugi energi dan peningkatan efisiensi energi yang dikelola
melalui manajemen energi. Transformasi energi dilakukan dengan memperhatikan
manajemen energi tanpa mempertimbangkan kondisi keragaman teknologi dari
pemakai energi di bagian akhir siklus energi.[22] Proses transformasi energi dapat
dilakukan dengan menggunakan mesin konversi energi. Pengubahan energinya dapat
dalam energi mekanis, energi listrik, energi kimia, energi nuklir dan energi termal.
G. ENERGI POTENSIAL

Energi potensial adalah energi yang mempengaruhi benda karena posisi


(ketinggian) benda tersebut yang mana kecenderungan tersebut menuju tak terhingga
dengan arah dari gaya yang ditimbulkan dari energi potensial tersebut. Satuan SI
untuk mengukur usaha dan energi adalah Joule (simbol J). Energi potensial juga bisa
dimiliki oleh benda dalam keadaan tertekan seperti panah yang akan dilepaskan dari
busurnya.

Contoh sederhana energi ini adalah jika seseorang membawa suatu batu ke atas bukit
dan meletakkannya di sana, batu tersebut akan mendapat energi potensial gravitasi.
Jika kita meregangkan suatu pegas, kita dapat mengatakan bahwa pegas tersebut
membesar & memanjang berarti pegas tersebut mendapatkan energi potensial elastik.

Energi potensial elastis adalah energi potensial dari sebuah benda elastis (contohnya
adalah busur panah) yang mengalami perubahan bentuk karena adanya tekanan atau
kompresi. Akibatnya adalah akan ditimbulkannya gaya yang akan berusaha untuk
mengembalikan bentuk benda tersebut ke bentuk awalnya. Jika tekanan/renggangan
ini dilepas, maka energi ini akan berpindah menjadi energi kinetik.

H. MOMEN PUNTIR

Dalam bidang mekanika zat padat, puntiran adalah pilinan terhadap suatu
objek akibat torsi yang terjadi. Puntiran dinyatakan dalam Pascal (Pa), satuan SI untuk
newton per meter persegi, sedangkan torsi dinyatakan dalam newton meter (N·m) atau
gaya kaki-pound (ft·lbf). Pada bagian yang tegak lurus dengan sumbu torsi, tegangan
geser resultan pada bagian ini tegak lurus dengan jari-jari.

Pada penampang lintang non-lingkaran, puntiran disertai dengan distorsi yang disebut
lengkungan dan penampang lintangnya tidak tetap datar.

M = momen bengkok (Nmm) d = diameter (mm) Momen puntir atau torsi adalah
momen kopel yang arahnya tegak lurus dengan sumbu komponen/poros, dan
akibatnya penampang akan mendapatkan tegangan geser yang arahnya sejajar dengan
penampang komponen/poros tersebut.
I. MOMEN INERSIA

Momen inersia (Satuan SI: kg m2) adalah ukuran kelembaman suatu benda
untuk berotasi terhadap porosnya. Secara matematis momen inersia adalah hasil kali
massa partikel dengan kuadrat jarak terhadap sumbu putarnya. Besaran ini adalah
analog rotasi daripada massa. Momen inersia berperan dalam dinamika rotasi seperti
massa dalam dinamika dasar, dan menentukan hubungan antara momentum sudut dan
kecepatan sudut, momen gaya dan percepatan sudut, dan beberapa besaran lain.
Meskipun pembahasan skalar terhadap momen inersia, pembahasan menggunakan
pendekatan tensor memungkinkan analisis sistem yang lebih rumit seperti gerakan
giroskopik.

Lambang (I) dan kadang-kadang juga (J) biasanya digunakan untuk merujuk kepada
momen inersia.

Konsep ini diperkenalkan oleh Euler dalam bukunya a Theoria motus corporum
solidorum seu rigidorum pada tahun 1730.[1] Dalam buku tersebut, dia mengupas
momen inersia dan banyak konsep terkait.

Berdasarkan analisis dimensi saja, momen inersia sebuah objek bukan titik haruslah
mengambil bentuk:

I = k. M. R²

di mana:

M adalah massa

R adalah jari-jari objek dari pusat massa (dalam beberapa kasus, panjang objek yang
digunakan)

k adalah konstanta tidak berdimensi yang dinamakan "konstanta inersia", yang


berbeda-beda tergantung pada objek terkait.

Konstanta inersia digunakan untuk memperhitungkan perbedaan letak massa dari


pusat rotasi. Contoh:

k = 1, cincin tipis atau silinder tipis di sekeliling pusat

k = 2/5, bola pejal di sekitar pusat


k = 1/2, silinder atau piringan pejal di sekitar pusat.

J. TEKANAN

Tekanan (simbol: p atau P) adalah satuan fisika untuk menyatakan gaya (F)
per satuan luas (A).

p = F/A

keterangan:

P = Tekanan dengan satuan pascal (Pressure)

F = Gaya dengan satuan newton (Force)

A = Luas permukaan dengan satuan m2 (Area)

Satuan tekanan sering digunakan untuk mengukur kekuatan dari suatu cairan atau gas.

Satuan tekanan dapat dihubungkan dengan satuan volume (isi) dan suhu. Semakin
tinggi tekanan di dalam suatu tempat dengan isi yang sama, maka suhu akan semakin
tinggi. Hal ini dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa suhu di pegunungan lebih
rendah daripada di dataran rendah, karena di dataran rendah tekanan lebih tinggi.

K. TEGANGAN

Dalam mekanika, tegangan adalah besaran fisika yang menjelaskan tentang


gaya yang timbul di dalam partikel benda yang disebabkan oleh gaya pada partikel
benda lainnya. Keberadaan tegangan secara mekanika membuat benda dapat
mengalami perubahan bentuk atau deformasi.[1] Seperti contoh, batang padat vertikal
yang menyokong beban, setiap partikel dari batang mendorong partikel lainnya yang
berada di atas dan dibawahnya. Gaya makroskopik yang terukur sebenarnya
merupakan rata-rata dari sejumlah besar tumbukan dan gaya antarmolekul di dalam
batang tersebut.

Tegangan di dalam suatu benda bisa terjadi oleh berbagai mekanisme, seperti reaksi
terhadap gaya eksternal (misal gravitasi) yang diaplikasikan ke bahan curah, juga
reaksi terhadap gaya yang diaplikasikan ke permukaannya seperti gaya kontak,
tekanan eksternal, dan gesekan. Setiap deformasi dari benda padat menghasilkan
tegangan elastis, mirip dengan reaksi gaya pada pegas yang selalu kembali ke bentuk
semula. Pada cairan dan gas, tegangan elastis hanya terjadi ketika deformasi
mengubah volume. Namun deformasi akan selalu berubah seiring dengan waktu,
termasuk cairan (misal pelumas yang viskositasnya berubah sehingga harus diganti
secara periodik).

L. REGANGAN/DEFORMASI

Deformasi dalam mekanika kontinuum adalah transformasi sebuah benda dari


kondisi semula ke kondisi terkini.[1] Makna dari "kondisi" dapat diartikan sebagai
serangkaian posisi dari semua partikel yang ada di dalam benda tersebut.

Sebuah deformasi dapat disebabkan oleh gaya eksternal,[2] gaya internal (seperti
gravitasi atau gaya elektromagnetik) atau perubahan temperatur di dalam benda
(pemuaian).

Regangan adalah bagian dari deformasi, yang dideskripsikan sebagai perubahan


relatif dari partikel-partikel di dalam benda yang bukan merupakan benda kaku.
Definisi lain dari regangan bisa berbeda-beda tergantung pada bidang apa istilah
tersebut digunakan atau dari dan ke titik mana regangan terjadi.

Dalam benda kontinu, bidang yang terdeformasi dihasilkan dari tegangan yang
diaplikasikan akibat adanya gaya atau pemuaian di dalam benda. Hubungan antara
tegangan dan regangan diekspresikan sebagai persamaan konstitutif, seperti hukum
Hooke mengenai elastisitas linear. Benda yang terdeformasi dapat kembali ke kondisi
semula setelah gaya yang diaplikasikan dilepas, dan itu disebut sebagai deformasi
elastis. Namun ada juga deformasi tidak dapat dikembalikan meski gaya telah dilepas,
yang disebut dengan deformasi plastis, yang terjadi ketika benda telah melewati batas
elastis atau yield dan merupakan hasil dari slip atau mekanisme dislokasi pada tingkat
atom. Tipe lainnya dari deformasi yang tidak dapat kembali yaitu deformasi viscous
atau deformasi viskoelastisitas.

M. TRIGONOMETRI
Trigonometri (dari bahasa Yunani trigonon = "tiga sudut" dan metron =
"mengukur")[1] adalah sebuah cabang matematika yang mempelajari hubungan yang
meliputi panjang dan sudut segitiga. Bidang ini muncul di masa Helenistik pada abad
ke-3 SM dari penggunaan geometri untuk mempelajari astronomi.

Jika salah satu satu sudut 90 derajat dan sudut lainnya diketahui, dengan demikian
sudut ketiga dapat ditemukan, karena tiga sudut segitiga bila dijumlahkan menjadi
180 derajat. Karena itu dua sudut (yang kurang dari 90 derajat) bila dijumlahkan
menjadi 90 derajat: ini sudut komplementer.

Ada banyak aplikasi trigonometri. Terutama adalah teknik triangulasi yang digunakan
dalam astronomi untuk menghitung jarak ke bintang-bintang terdekat, dalam geografi
untuk menghitung antara titik tertentu, dan dalam sistem navigasi satelit.

•Dasar Rumus Trigonometri

Sin = b/c. Maksudnya, sisi depan di bagian sisi miring.

Cos = a/c. Maksudnya, sisi samping sisi miring.

Tan = b/a. Maksudnya, sisi depan dibagian sisi samping.

N. TABEL KONVERSI SATUAN

Anda mungkin juga menyukai