Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN LENGKAP

PERCOBAAN 1
PESAWAT ATWOOD

OLEH : KELOMPOK I

SITI AISYAH AL-HUMAERAH A24120015


MEGAWATI L. BINANGKARI A24120029
WINDA A24120019
HARIANI A24118093

ASISTEN LABORATORIUM : USWATUN HASANAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO

LAPORAN LENGKAP PERCOBAAN 1 : PESAWAT ATWOOD


LEMBAR KOREKSI
PESAWAT ATWOOD

KELOMPOK : I ( SATU )
ASISTEN LAB : USWATUN HASANAH

No Hari/Tanggal Keterangan Paraf

LAPORAN LENGKAP PERCOBAAN 1 : PESAWAT ATWOOD


PESAWAT ATWOOD

I. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mempelajari hubungan antara gaya total, massa, dan percepatan
yang dinyatakan pada Hukum II newton.

II. DASAR TEORI


Pesawat atwood merupakan alat eksperimen yang digunakan untuk
mengamati hukum mekanika pada gerak yang dipercepat secara beraturan.
Sederhananya pesawat atwood tersusun atas dua benda yang terhubung dengan seutas
kawat atau tali.
Mekanika kalsik atau mekanika Newton adalah teori tentang gerak yang
didasarkan pada konsep massa dan gaya dan hukum-hukum yang menghubungkan
konsep- konsep fisis ini dengan besaran kinematika - perpindahan, kecepatan, dan
percapatan. Semua gejala dalam mekanika klasik dapat digambarkan dengan
menggunakan hanya tiga hukum sederhana yang dinamakan hukum newtom tentang
gerak. Hukum Newton menghubungkan percepatan sebuah benda dengan massanya
dan gaya-gaya yang bekerja padanya.
Hukum pertama newton menyatakan bahwa semua benda dalam keadaan
diam atau bergerak dengan kecepatan konstan akan tetap diam atau akan terus
bergarak dengan kecepatan konstan kecuali ada gaya eksternal yang bekerja pada
benda itu. Kecenderungannya ini digambarkan dengan mengatakan bahwa benda
mempunyai kelembaman.
Sebelum galileo, pada umumnya dipikirkan bahwa gaya, seerti dorongan atau
tarikan, diperlukan untuk mempertahankan benda agar terus bergerak dengan
kecepatan konstan. Dalam pengalamn sehari-hari, jika sebuah buku didorong diatas
sebuah meja kemudian dibiarkan, buku akan meluncur untuk beberapa saat kemudian
berhenti.
Galileo dan kemudian newton mengakui bahwa dalam keadaan semacam itu
buku itu tidak bebas dari gaya eksternal karena ada gaya gesekan. Jika kita
memperhalus permukaan meja, buku muncul lebih jauh, dan berkurangnya kecepatan
dalam suatu waktu tertentu lebih kecil. Jika kita topang buku itu dengan bantalan
udara yang tipis (hal ini mungkin pada meja udara), buku akan meluncur untuk waktu
dan jarak yang jauh dengan hampir tanpa perubahan nyata dalam kecepatannya.
Galileo mempelajari gerakan dengan melakukan eksperimen dimana ia
menggelindingkan bola naik dan turun bidang-bidang miring, la menemukan,
misalnya, bahwa jika sebuah bola digelindingkan menuruni bidang miring,
kelajuannya bertambah dengan jumlah yang sama dalam selang waktu yang sama.
Gambar 1 menunjukkan sebuah bola menggelinding menuruni sebuah bidang miring
dan naik bidang lain. Bola menggelinding naik bidang miring kedua sampai hampir
ketinggian yang sama ketika ia mulai, tanpa peduli kemiringan masing-masing
bidang miring Karena kemiringan bidang miring kedua dikurangi, bola
menggelinding semakin jauh Galileo menerangkan bahwa, jika ia dapat
mengeliminasi pengaruh gesekan, sebuah bola yang menggelinding pada bidang
horizontal akan menggelinding selamanya tanpa perubahan kelajuan.

LAPORAN LENGKAP PERCOBAAN 1 : PESAWAT ATWOOD


Sebuah kerangka acuan di mana hukum newton berlaku dinamakan kerangka
acuan inersial. Tiap kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan konstan relatif
terhadap suatu kerangka acuan inersial adalah juga kerangka acuan inersial. Suatu
kerangka acuan yang terikat pada permukaan bumi sebenarnya bukan kerangka acuan
inersial karena percepatan kecil permukaan bumi (relatif terhadap pusat bumi) yang
disebabkan rotasi bumi, dan karena percepatan sentripetal yang kecil dari bumi itu
sendiri sehubungan dengan peredarannya mengelilingi matahari. Namun, percepatan-
percepatan ini berorde 0.01 atau kurang, sehingga dalam pendekatan yang baik,
kerangka acuan yang terikat pada permukaan bumi adalah kerangka acuan inersial.
Gaya tarikan bumi pada benda berubah dengan lokasi. Secara khusus, di titik-
titik di atas permukaan bumi, gaya karena gravitasi berubah secara terbalik dengan
kuadrat jarak benda dari pusat bumi. Jadi, sebuah benda memiliki berat sedikit lebih
kecil pada ketinggian yang sangat tinggi dibandingkan pada ketinggian laut. Medan
gravitasi juga sedikit berubah dengan kutubnya. Jadi, berat tidak seperti massa, bukan
sifat instrinsik benda; artinya berat bukan sifat benda itu sendiri.
Walaupun berat sebuah benda berbeda dari tempat ke tempat karena
perubahan dalam 9 , perbedaan ini terlampau kkeciluntuk dapat dicatat dalam
kebanyakan terapan praktis. Jadi, dalam pengalaman kita sehari-hari, berat sebuah
benda tampak sebagai karakteristik benda yang konstan seperti massanya.
Di dekat permukaan bulan, tarikan gravitasi bumi pada sebuah benda jauh
lebih kecil dibandingkan tarikan bulan. Gaya yang dikerjakan bulan pada benda
biasanya dinamakan berat benda ketika benda dekat ke bulan. Catat sekali lagi bahwa
massa benda adalah sama baik bila benda ada di bumi, di bulan, atau entah di mana
pun di ruang. Massa adalah sifat benda itu sendiri, sedangkan berat bergantung pada
hakikat dan jarak benda-benda lain yang mengerjakan gaya-gaya gravitasional pada
benda itu. Sebuah contoh akan membantu menjelaskan perbedaan antara massa dan
berat. Andaikan anda membawa sebuah bola berat misalnya bola gelinding ke bulan.
Karena berat benda di bulan hanya sekitar seperenam beratnya di bumi,
mengamngkat bola itu jauh lebih mudah di bulan. Akan tetapi, melempar bola itu
dengan kecepatan horizontal tertentu membutuhkan gaya yang sama di bulan maupun
di bumi. Artinya, gaya yang sama untuk menghasilkan percepatan bola yang sama di
ruang bebas, jauh dari medan gravitasional apa pun.
Karena pada tiap lokasi tertentu, berat sebuah benda sebanding dengan
massanya, kita dengan mudah dapat membandingkan massa sebuah benda dengan
massa benda lain dengan membandingkan beratnya, sepanjang kita menetapkan
beratnya di lokasi yang sama. Perasaan kita tentang berat kita biasanya datang dari
gaya-gaya lain yang mengimabanginya. Sebagai contoh, ketika duduk di kursi, kita
merasakan gaya yang dikerjakan oleh kursi yang mengimbangi berat kita dan dengan
demikian mencegah kita jatuh ke lantai. Jika kira berdiri di atas timbangan pegas,
kaki kita merasakan gaya yang dikerjakan pada kita oleh timbangan. Timabangan
dikalibrasi untuk menunjukkan gaya yang harus diberikan (lewat penekanan
pegasnya) untuk mengimbangi berat kita. Gaya yang mengimbangi berat kita
dinamakan berat semu kita. Apa yang diberikan oleh timbangan pegas adalah berat
semu. Jika tidak ada gaya yang mengimbangi berat Anda, seperti pada jatuh bebas,
berat semu anda adalah nol Kondisi ini dinamakan kondisi tanpa bobot, dialami
astronot ketika mengelilingi satelit. Perhatikan sebuah satelit dalam orbit.
Gaya elektromagnetik mencakup gaya-gaya listrik dan gaya magnetik.
Sebuah contoh yang terkenal tentang gaya listrik adalah tarikan antara potongan-
potongan kertas kecil dan sisir yang telah diberi muatan listrik dengan digosokkan
pada rambut. Walaupun gaya magnetik yang terkenal antara sebuah magnet dan
benda-benda besi tampaknya sangat berbeda dengan gaya listrik, gaya magnetik

LAPORAN LENGKAP PERCOBAAN 1 : PESAWAT ATWOOD


muncul bila muatan listirik dalam keadaan bergerak. Gaya elktromagnetik antara
partikel elementer yang bermuatan sangat lebih besar daripada gaya gravitasi di
antara partikel elementer sehingga gaya gravitasinya dapat hampir selalu diabaikan.
Sebagai contoh, gaya tolak elektrostatik antara dua proton berorde ^O36 kali tarikan
gravitasi antara dua proton Gaya nuklir kuat terjadi antara partikel-partkel elementer
yang dinamakan hadron, yang di dalamnya termasuk proton dan neutron, unsur pokok
inti atom. Gaya ini bertanggung jawab dengan mengikat inti menjadi satu. Sebagi
contoh, kedua proton dalam atom helium terikat lewat gaya nuklir yang kuat, yang
lebih dari mengimbangi tolakan elektrostatika proton. Namun, gaya nuklir kuat
mempunyai jangkauan yang sanagt pendek. Gaya ini berkurang dengan cepat
bersamaan dengan pemisahan partikel-partikel, dan dapat diabaikan jika partikel-
partikel berpisah sejauh beberapa diameter nuklir. Gaya nuklir lemah yang juga
mempunyai jangkauan pendek terjadi antara elektron dan proton atau neutron. Gaya
ini bertanggung jawab untuk sejenis peluruhan radioaktif tertentu yang dinamakan
peluruhan beta.
Gaya-gaya fundamental bekerja di antara partikel-partikel yang terpisah
dalam ruang. Konsep ini dihubungkan dengan aksi pada suatu jarak. Newton
menganggap, aksi pada suatu jarak sebagai suatu cacat dalam teori gravitasinya,
tetapi ia menolak memberikan hipotesis lain. Memang, pada 1692, ia menuliskan hal
berikut ini:
Tidaklah dapat dibayangkan bahwa benda mati, bahan kasar, tanpa
perantaraan sesuatu yang lain, yang bukan materi, bekerja pada, dan mempengaruhi
benda lain tanpa saling kontak, seperti yang terjadi bila gravitasi , dalam pengertian
Epiriqus, adalah penting dan inheren di dalamnya. Ini adalah salah satu sebab
mengapa saya menginginkan anda tidak menganggap swadaya gravitasi berasal dari
saya. Bahwa gravitasi haruslah swadaya, inheren, dan penting bagi bahan , agar satu
benda dapat bekerja pada benda lain pada suatu jarak lewat ruang hampa, tanpa
perantaraan apapun yang lain, oleh dan lewat aksi mereka dan gaya dapat diteruskan
dari satu ke yang lainnya, untuk saya suatu kemustahilan yang demikian besarnya
sehingga saya percaya tidak ada orang yang mempunyai kemampuan berfikir yang
baik dalam masalah filosofis dapat jatuh ke dalamnya.
Sekarang kita lakukan persoalan aksi pada suatu jarak memperkenalkan
konsep medan. Sebagai contoh, kita dapat menganggap tarikan bumi oleh matahari
dalam dua langkah. Matahari menciptakan suatu kondisi diam ruang yang kita
namakan medan gravitasi. Medan ini menghasilkan gaya pada bumi, jadi medan ini
adalah perantara. Dengan cara yang sama, bumi mengahsilkan medan gravitasi yang
mengerjakan sebuah gaya pada matahari. Jika bergerak ke posisi baru, medan bumi
berubah. Perubahan ini tidak dirambatkan langsung lewat ruang, tetapi dengan
kelajuan c=3xl08m/s , yang juga adalah kelajuan cahaya. Jika kita dapat mengabaikan
waktu yang dibutuhkan untuk perambatan medan ini, kita dapat mengabaikan
perantara ini dan memperlakukan gaya-gaya gravitasi seakan-akan mereka
dikerjakan oleh matahari dan bumi langsung satu terhadap yang lain. Sebagai contoh,
swelama 8 menityang dibutuhkan untuk perambatan medan gravitasi itu dari bumi ke
matahari, bumi bergerak hanya melewati sebagian kecil dari total orbitnya
mengelilingi matahari.

III. ALAT DAN BAHAN


1. Photogate (dengan sistem katrol)
2. 1 set beban dan penggantungnya

LAPORAN LENGKAP PERCOBAAN 1 : PESAWAT ATWOOD


3. Universal Table Clamp
4. Batang statif 60 cm
5. Multi Clamp
6. Tali
7. 850 Universal Interface
8. Software PASCO Capstone

IV. PROSEDUR KERJA


1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada percobaan ini
2. Merangkai alat seperti gambar di bawah ini

1. Menghubungkan ujung kabel photogate ke input 850 Universal Interface


yang terhubung ke software CAPSTONE.
2. Menambahkan beban 55 gram pada gantungan pertama sebagai m1 dan 50 gram
pada gantungan kedua sebagai m2
3. Meletakkan m1 di titik tertinggi
4. Melepaskan m1 bersamaan dengan menekan tombol RECORD pada aplikasi
capstone dan menekan tombol STOP ketika m1 menyentuh lantai
5. Menyimpan data dengan nama “60vs55”
6. Menambahkan beban 5 gram pada gantungan pertama dan mengulangi langkah
4-5 dan menyimpan data dengan nama “65vs55”
7. Mengulangi langkah 7 dan menyimpan data dengan nama “70vs55”
LAPORAN LENGKAP PERCOBAAN 1 : PESAWAT ATWOOD
8. Memasukkan data pada hasil pengamatan

LAPORAN LENGKAP PERCOBAAN 1 : PESAWAT ATWOOD


V. HASIL PENGAMATAN

1. Tabel hasil pengamatan

Total Theory
m1 m2 massa m1- a Exp.a
(g) (g) (g) m2 (g) (m/s2) (m/s2)

60 55 115 5 0,43 0,32

65 55 120 10 0,82 0,70

70 55 125 15 1,18 1,08

2. Grafik yang dihasilkan


• 55 Vs 60

• 55 Vs 65

LAPORAN LENGKAP PERCOBAAN 1 : PESAWAT ATWOOD


• 55 Vs 70

LAPORAN LENGKAP PERCOBAAN 1 : PESAWAT ATWOOD


VI. ANALISA DATA
Total massa (g)

➢ Perlakuan pertama 60 g vs 55 g
• 𝑚1 + 𝑚2 (g) = 60 + 55
= 115 g

• 𝑚1 - 𝑚2 (g) = 60 - 55
=5g

➢ Perlakuan kedua 65 g vs 55 g
• 𝑚1 + 𝑚2 (g) = 65 + 55
= 120 g

• 𝑚1 - 𝑚2 (g) = 65 - 55
= 10 g

➢ Perlakuan tiga 70 g vs 55 g
• 𝑚1 + 𝑚2 (g) = 70 + 55
= 125 g

• 𝑚1 - 𝑚2 (g) = 70 - 55
= 15 g

Theory a (m/𝒔𝟐 )
𝑔(𝑚1 − 𝑚2 )
𝑎=
𝑚1 + 𝑚2

➢ Perlakuan pertama 60 g vs 55 g
𝑔 ( 60−55 )
𝑎=
( 60+55 )

LAPORAN LENGKAP PERCOBAAN 1 : PESAWAT ATWOOD


9,8 ( 5 )
𝑎=
( 115 )
49
𝑎=
115
𝑎 = 0,43 m/s

➢ Perlakuan kedua 65 g vs 55 g
𝑔 ( 65−55 )
𝑎=
( 65+55 )
9,8 ( 10 )
𝑎=
( 120 )
98
𝑎=
120
𝑎 = 0,82 m/s

➢ Perlakuan tiga 70 g vs 55 g
𝑔 ( 70−55 )
𝑎=
( 70+55 )
9,8 ( 15 )
𝑎=
( 125 )
147
𝑎=
125
𝑎 = 1,18 m/s

Exp. a (m/𝒔𝟐 )
𝑑𝑣
𝑎=
𝑑𝑡
➢ Perlakuan pertama 60 g vs 55 g
dv = 𝑣2 - 𝑣1
= 0,24 – 0,16
= 0,58 m/s
𝑎t = 𝑡2 - 𝑡1
= 2,30 – 0,54
= 1,80 s
𝑑𝑣
𝑎=
𝑑𝑡
0,58
=
1,80

LAPORAN LENGKAP PERCOBAAN 1 : PESAWAT ATWOOD


= 0,32 m/𝑠 2

➢ Perlakuan kedua 65 g vs 55 g
dv = 𝑣2 - 𝑣1
= 0,02 – 0,17
= 0,85 m/s
𝑎t = 𝑡2 - 𝑡1
= 1,17 – 0,49
= 1,22 s
𝑑𝑣
𝑎=
𝑑𝑡
0,85
=
1,22

= 0,70 m/𝑠 2

➢ Perlakuan tiga 70 g vs 55 g
dv = 𝑣2 - 𝑣1
= 1,28 – 0,28
= 1,05 m/s
𝑎t = 𝑡2 - 𝑡1
= 1,25 – 0,50
= 1,02 s
𝑑𝑣
𝑎=
𝑑𝑡
1,05
=
1,02

= 1,03 m/𝑠 2

LAPORAN LENGKAP PERCOBAAN 1 : PESAWAT ATWOOD


VII. PEMBAHASAN

Pesawat Atwood adalah alat yang digunakan untuk


menjelaskan hubungan antara tegangan, energi potensial, dan energi kinetik dengan
menggunakan 2 pemberat (massa berbeda) dihubungkan dengan tali pada sebuah
katrol. Berdasarkan percobaan ini benda yang lebih berat massanya diletakkan lebih
tinggi posisinya dibandingkan benda yang massanya lebih ringan. Jadi benda yang
lebih berat massanya akan turun karena adanya pengaruh gaya gravitasi yang
menarik benda yang lebih ringan massanya karena ada tali dan katrol.
Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu Untuk mempelajari
hubungan antara gaya total, massa, dan percepatan seperti yang dinyatakan pada
Hukum II Newton. Dimana hukum II Newton ini berbunyi “percepatan yang
dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus
dengan resultan gaya dan berbanding terbalik dengan massa”.
Berdasarkan grafik yang diperoleh pada percobaan ini menyatakan bahwa
semakin besar perubahan kecepatan maka semakin besar pula percepatannya dan
semakin besar perubahan waktunya, maka semakin kecil percepatannya. Hal ini
berarti berbanding lurus dengan perubahan kecepatan dan berbanding terbalik
dengan perubahan waktu.
Dari hasil pengamatan terdapat tiga pelakuan. Pada perlakuan
pertama diperoleh nilai m1 = 60 g, dan m2 = 55 g, total massa yang di peroleh adalah
105 g, selisih massa m1-m2 = 5 g, pada theory = 0,43 m/s2, exp.a = 0,32 m/s2. Pada
perlakuan kedua diperoleh nilai m1 = 65 g, dan m2 = 55 g, dengan nilai total massa
yang di peroleh 120 g, selisih massa m1 – m2 = 10 g, pada theory = 0,82 m/s2, exp.a
= 0,70 m/s2. Pada perlakuan ketiga diperoleh nilai m1 = 70 g, dan m2 = 55 g, dengan
total massa yang di peroleh = 125 g, selisi massa m1 – m2 = 15 g, pada theory = 1,18
m/s2, exp.a = 1,08 m/s2. Berdasarkan perhitungan pada analisa data terdapat tiga
perlakuan yaitu pada perlakuan pertama (60 g vs 55 g) total massa yang di peroleh
sebesar 105 g, , theory = 0,43 m/s2 , dan exp.a = 0,32 m/s2. Pada perlakuan kedua
di peroleh nilai total massa 120 g, teori yang di peroleh sebesar 0,82 m/s2, dan exp.a
sebesar 0,70 m/s2. Pada perlakuan ketiga di peroleh nilai total massa sebesar 125 g,
theory yang di peroleh sebesar 1,18 m/s2 , dan exp.a sebesar 0,32 m/s2. Dari hasil
LAPORAN LENGKAP PERCOBAAN 1 : PESAWAT ATWOOD
analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa data dari hasil pengamatan sesuai dengan
hasil dari analisa data yang di lakukan, karena hasil dari pengamatan sesuai dengan
hasil dari analisa data yang diperoleh.

LAPORAN LENGKAP PERCOBAAN 1 : PESAWAT ATWOOD


VIII. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang kami peroleh dari percobaan ini adalah sebagai
berikut:
1. Pesawat atwood merupakan alat yang dapat membantu dalam membuktikan hukum-
hukum Newton ataupun gejala-gejala lainnya. Melalui pesawat atwood ini kita
dapat mengetahui nilai kecepatan, percepatan, gaya gesek gravitasi, dan momen
inersia dari suatu benda.
2. Bunyi hukum II newton :
“percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda
berbanding lurus dengan resultan gaya dan berbanding terbalik dengan massa”
Persamaan-persamaan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain:
𝑔 (𝑚1 −𝑚2 )
𝑎= (𝑚1 +𝑚2 )
𝑑𝑣
𝑎= 𝑑𝑡
3. Berdasarkan teori Hukum II Newton diperoleh besar percepatan (a) yaitu :
a. Untuk perlakuan 60 g vs 55 g sebesar 0,43 𝑚/𝑠 2
b. Untuk perlakuan 65 g vs 55 g sebesar 0,82 𝑚/𝑠 2
c. Untuk perlakuan 70 g vs 505 g sebesar 1,18 𝑚/𝑠 2
4. Berdasarkan grafik v-t diperoleh nilai perubahan kecepatan per perubahan waktu,
dimana percepatan itu sendiri adalah perubahan kecepatan setiap perubahan waktu.
𝑑𝑣
Percepatan dirumuskan = . dapat dilihat pada grafik dan hasil perhitungan
𝑑𝑡

bahwa semakin besar perubahan kecepatan maka semakin besar pula percepatannya
dan semakin besar perubahan waktunya, maka semakin kecil percepatannya. Hal ini
berarti berbanding lurus dengan perubahan kecepatan dan berbanding terbalik
dengan perubahan waktu.

LAPORAN LENGKAP PERCOBAAN 1 : PESAWAT ATWOOD


DAFTAR PUSTAKA

Andriani, P. (2018). SCRIBD. Diambil kembali dari Scrib.id:


https://www.scribd.com/document/422736208/pembahasan -termo-
docx pada tanggal 10 November 2021

Tim Penyusun Modul Mekanika (2021). Penuntun Praktikum


Mekanika. Palu: Universitas Tadulako.

LAPORAN LENGKAP PERCOBAAN 1 : PESAWAT ATWOOD

Anda mungkin juga menyukai