Anda di halaman 1dari 30

Statika Benda Tegar

Disusun Oleh :

Dwi Mohammad Zulfikar (221090350010)


Pengertian Benda Tegar
Benda tegar adalah suatu benda yang bentuknya tidak berubah saat diberi
gaya dari luar. Benda dianggap sebagai suatu titik materi yang ukurannya bisa
diabaikan. Hal itu berlaku jika benda dimasukkan dalam sistem partikel. Itulah
mengapa, semua gaya yang bekerja pada benda tersebut hanya dianggap bekerja pada
titik materi yang menyebabkan terjadinya gerak translasi (∑F = 0)
Keseimbangan benda tegar adalah kondisi di mana momentum suatu benda
bernilai nol. Artinya, jika awalnya suatu benda diam, benda tersebut akan cenderung
untuk diam.
Jika ditinjau dari sistem partikel, syarat keseimbangan yang berlaku pada
benda hanya syarat keseimbangan translasi. Hal itu berbeda dengan syarat
keseimbangan benda tegar.
Kesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan benda tegar adalah kondisi di mana sebuah benda tetap
dalam posisi diam atau bergerak dengan kecepatan konstan tanpa mengalami rotasi
atau translasi. Dalam fisika, “tegar” mengacu pada sifat suatu benda untuk tetap dalam
keadaan tertentu ketika dikenai gaya. Kesetimbangan benda tegar berhubungan dengan
hukum Newton dan momen inersia.
Kesetimbangan Benda Tegar
Ada dua jenis kesetimbangan benda tegar:

 Kesetimbangan Statis
Kesetimbangan statis terjadi ketika benda berada dalam keadaan diam dan
tidak bergerak. Ini berarti bahwa jumlah gaya pada benda dalam arah horizontal dan
vertikal adalah nol. Artinya, hasil dari gaya-gaya yang bekerja pada benda adalah
nol, sehingga benda tetap dalam posisi diam tanpa bergerak.

 Kesetimbangan Dinamis
Kesetimbangan dinamis terjadi ketika benda bergerak dengan kecepatan
konstan tanpa mengalami percepatan. Dalam kondisi ini, gaya-gaya pada benda
mungkin tidak nol, tetapi jumlah dari gaya-gaya tersebut menyebabkan benda
bergerak dengan kecepatan konstan dalam garis lurus, atau dalam gerakan
melingkar konstan tanpa mengalami rotasi tambahan.
Syarat Keseimbangan Benda Tegar

Syarat keseimbangan yang berlaku pada benda tegar adalah syarat


keseimbangan translasi dan rotasi. Adapun syarat yang harus dipenuhi adalah
sebagai berikut.
Syarat Benda Dikatakan Mengalami Translasi atau Rotasi

Benda yang berada dalam keseimbangan stabil bisa mengalami gerak


menggeser (translasi) atau mengguling (rotasi) saat diberi gaya dari luar. Apa
sih syarat benda dikatakan mengalami translasi atau rotasi?
Syarat-syarat Benda Tegar
1. Hukum II Newton menyatakan bahwa jika resultan gaya yang bekerja pada
sebuah benda (benda dianggap sebagai partikel) tidak sama dengan nol maka benda
akan bergerak dengan percepatan konstan di mana arah gerakan benda sama dengan
arah resultan gaya. Jika resultan gaya bernilai nol maka benda diam atau benda
bergerak dengan kecepatan konstan.
Ketika sebuah benda diam atau bergerak dengan kecepatan konstan, benda tidak
mempunyai percepatan (a). Karena percepatan (a) = 0 maka persamaan di atas
berubah menjadi :
Persamaan ini dapat diuraikan ke dalam komponennya pada sumbu x, sumbu y dan
sumbu z.
Syarat-syarat Benda Tegar
Jika gaya-gaya bekerja pada arah horisontal saja maka digunakan
persamaan 1. Jika gaya-gaya bekerja pada arah vertikal saja maka digunakan
persamaan 2. Jika gaya-gaya bekerja pada suatu bidang (dua dimensi) maka
digunakan persamaan 1 dan 2. Jika gaya-gaya bekerja pada suatu ruang (tiga
dimensi) maka digunakan persamaan 1, 2 dan 3.
Gaya merupakan besaran vektor, gaya mempunyai besar dan arah.
Dengan mengacu pada koordinat kartesius (sumbu x, y dan z) dan sesuai dengan
ketetapan, jika gaya searah dengan sumbu x negatif (ke kiri) atau gaya searah
sumbu y negatif (ke bawah) maka gaya bertanda negatif. Sebaliknya jika gaya
searah dengan sumbu x positif (ke kanan) atau gaya searah sumbu y positif (ke atas)
maka gaya bernilai positif.
Syarat-syarat Benda Tegar

Contoh 1 Keterangan gambar :

F = gaya tarik, fg = gaya gesek, N = gaya normal, w = gaya


berat, m = massa, g = percepatan gravitasi

Benda sedang diam karena jumlah semua gaya yang bekerja


pada benda sama dengan nol.
Tinjau setiap gaya yang bekerja pada benda.
Gaya yang bekerja pada arah horisontal (sumbu x) :
Syarat-syarat Benda Tegar
Gaya tarik (F) dan gaya gesek (fg) mempunyai besar yang sama tetapi arahnya
berlawanan. Arah gaya tarik ke kanan atau searah sumbu x positif (gaya bertanda positif),
sebaliknya arah gaya gesek ke kiri atau searah sumbu x negatif (bertanda negatif). Karena
besar kedua gaya sama (diwakili oleh panjang panah yang sama) dan arah kedua gaya
berlawanan maka jumlah kedua gaya ini sama dengan nol. Gaya yang bekerja pada arah
vertikal (sumbu y) :

Pada komponen vertikal (sumbu y) terdapat gaya berat (w) dan gaya normal (N).
Arah gaya berat tegak lurus menuju pusat bumi atau searah sumbu y negatif (gaya bertanda
negatif), sedangkan gaya normal searah sumbu y positif (gaya bertanda positif). Besar kedua
gaya ini sama tetapi arahnya berlawanan maka kedua gaya saling melenyapkan.
Benda pada contoh di atas sedang diam karena resultan gaya yang bekerja pada benda, baik
pada sumbu horisontal maupun sumbu vertikal sama dengan nol.
Syarat-syarat Benda Tegar

Contoh 2. Gaya berat dan gaya normal yang bekerja pada benda ini tidak
digambarkan karena kedua gaya ini saling menghilangkan.
Jika pada kedua ujung benda dikerjakan gaya F seperti
ditunjukan pada gambar. Besar kedua gaya sama tetapi
berlawanan arah. Apakah benda akan tetap diam ?
Untuk membantumu memahami hal ini, letakan sebuah buku
di atas meja. Pada mulanya buku diam karena resultan gaya
pada buku bernilai nol.
Syarat-syarat Benda Tegar

Selanjutnya, kerjakan gaya pada kedua sisi buku, seperti dperlihatkan


pada gambar. Jika pada ujung buku dikerjakan gaya yang besar dan arahnya seperti
diperlihatkan pada gambar maka hal ini sama saja dengan buku diputar dan tentu
saja buku akan berputar atau berotasi. Buku berotasi karena ada momen gaya yang
ditimbulkan oleh gaya F. Sumbu rotasi terletak di tengah-tengah buku. Jika tidak
ada gaya gesek yang bekerja pada benda maka resultan momen gaya adalah jumlah
momen gaya yang dihasilkan oleh kedua gaya F. Arah rotasi benda searah dengan
putara jarum jam sehingga kedua momen gaya bernilai negatif.
Syarat-syarat Benda Tegar
2. kesetimbangan benda tegar
Berdasarkan contoh 2 di atas dapat disimpulkan bahwa jika resultan
momen gaya pada sebuah benda tidak bernilai nol (benda dianggap sebagai benda
tegar) maka benda akan berotasi.

Agar benda tidak berotasi (benda tidak bergerak) maka resultan momen
gaya harus bernilai nol. Ketika sebuah benda tidak berotasi maka benda tidak
mempunyai percepatan sudut. Karena percepatan sudut sama dengan nol maka
persamaan di atas berubah menjadi :
Rumus Kesetimbangan Benda Tegar
Dalam fisika, untuk menganalisis kesetimbangan benda tegar, digunakan dua konsep
dasar: momen gaya (torsi) dan momen inersia. Momem gaya adalah hasil perkalian antara gaya yang
bekerja pada benda dengan lengan gaya (jarak dari sumbu rotasi ke titik aplikasi gaya). Momen
inersia adalah besaran yang menunjukkan sejauh mana benda menghendaki untuk tetap dalam
keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan angular yang konstan.
Rumus-rumus utama yang terlibat dalam analisis kesetimbangan benda tegar adalah sebagai berikut:
 Momen Gaya (τ):
Momen gaya dihitung dengan mengalikan besar gaya (F) dengan lengan gaya (d) yang diukur tegak
lurus terhadap garis aksi gaya dari sumbu rotasi.
τ=F*d
 Momen Inersia (I):
Momen inersia mengukur sejauh mana benda cenderung untuk tetap dalam keadaan diam atau
bergerak dengan kecepatan angular konstan. Nilai momen inersia bergantung pada distribusi massa
benda dan sumbu rotasi.
Untuk benda tegar sederhana seperti lingkaran atau silinder yang berputar mengelilingi sumbu
tengahnya, momen inersia dihitung dengan rumus berikut:
I = (1/2) * m * r^2
(m adalah massa benda dan r adalah jari-jari dari lingkaran atau silinder)
Penerapan Kesetimbangan Benda Tegar
Penerapan kesetimbangan benda tegar banyak terjadi dalam berbagai situasi dalam kehidupan
sehari-hari dan dalam berbagai industri. Beberapa contoh penerapannya antara lain:

 Bangunan dan Konstruksi:


Kesetimbangan benda tegar sangat penting dalam perancangan bangunan dan struktur.
Ketika merancang bangunan seperti jembatan, gedung, atau menara, insinyur harus
memastikan bahwa struktur tersebut dalam kesetimbangan agar dapat menahan beban
yang diberikan kepadanya. Analisis kesetimbangan benda tegar membantu
mengidentifikasi titik-titik di mana beban didistribusikan secara merata dan aman.
 Kendaraan dan Transportasi:
Kesetimbangan benda tegar juga relevan dalam desain kendaraan. Ketika merancang
kendaraan seperti mobil, pesawat, atau kapal, penting untuk memastikan
kesetimbangannya agar kendaraan dapat beroperasi secara stabil dan aman. Analisis
kesetimbangan juga membantu dalam mendistribusikan muatan secara tepat di dalam
kendaraan.
Penerapan Kesetimbangan Benda Tegar
 Fisika dalam Kehidupan Sehari-hari:
Dalam kehidupan sehari-hari, kesetimbangan benda tegar berlaku pada objek-objek yang
diam seperti meja, kursi, atau rak. Objek-objek ini tetap dalam kesetimbangan statis karena
gaya-gaya yang bekerja pada benda seimbang.
 Pada Ayunan:
Ayunan seperti gantungan dan jungkat-jungkit menggunakan prinsip kesetimbangan benda
tegar untuk memastikan ayunan bergerak secara aman dan stabil.
 Penerapan dalam Mekanika Mesin:
Dalam industri dan mekanika mesin, kesetimbangan benda tegar digunakan untuk
merancang dan mengatur distribusi massa pada berbagai komponen mesin seperti poros,
engsel, dan benda-benda yang berputar agar mesin dapat berfungsi secara efisien dan
aman.
 Perangkat Elektronik:
Pada perangkat elektronik seperti ponsel cerdas dan laptop, kesetimbangan benda tegar
digunakan dalam desain mekanik dan posisi baterai untuk menjaga keseimbangan dan
mencegah perangkat dari goyang atau bergerak dengan tidak stabil.
Pengertian Momen Gaya
Momen gaya merupakan besaran yang dipengaruhi oleh gaya dan
lengan. Besaran yang dapat menyebabkan benda berotasi itulah yang dinamakan
momen gaya atau torsi. Benda dapat melakukan gerak rotasi karena adanya
momen gaya. Momen gaya timbul akibat gaya yang bekerja pada benda tidak tepat
pada pusat massa.
Gambar dibawah menggambarkan seseorang sedang mengencangkan sebuah baut
pada tempatnya.
Agar orang tersebut dapat dengan mudah
mengencangkan baut tersebut dapat melakukan dua cara
yaitu :
 Memberi gaya yang besar
 Memberi lengan gaya yang panjang. Atau dengan
kata lain, orang tersebut harus memberi momen
gaya yang besar.
Contoh Soal Momen Gaya
1. Sebuah batang AB mempunyai panjang 10 meter dengan porosnya
berada di titik B dan diberikan gaya 20 N dengan sudut membentuk siku-
siku. Besar torsi yang dialami batang AB adalah…

Pembahasan :
Dikarenakan membentuk sudut siku-siku, maka α = 90°. Dengan begitu,
maka besar torsinya yaitu :
τ = F x I . Sin α
τ = 20 x 10 . Sin 90°
τ = 20 x 10 . 1
τ = 200 Nm
Contoh Soal Momen Gaya
2. Sebuah benda dengan panjang lengan 25 cm. Gaya yang diberikan di
ujung lengan sebesar 20 N. Sudut yang dibentuk antara gaya dengan
lengan gaya adalah 1500 berapa momen gaya pada benda tersebut...

Pembahasan :
Diketahui: r = 25 cm = 0,25 m
F = 20N
Ө = 1500
Penyelesaian:
τ = r F sin Ө
τ = (0,25)(20)(1500)
τ = 2,5 Nm
Pengertian Momen Kopel
Momen kopel adalah pasangan gaya yang besarnya sama, tetapi berlawanan arah.
Kopel yang bekerja pada suatu benda akan menyebabkan terbentuknya momen
kopel. Secara matematis, momen kopel dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan :

M = momen kopel (Nm);


F = gaya (N); dan
d = panjang lengan gaya (m).
Pengertian Momen Kopel
Momen kopel adalah pasangan gaya yang besarnya sama, tetapi berlawanan arah.
Kopel yang bekerja pada suatu benda akan menyebabkan terbentuknya momen
kopel. Secara matematis, momen kopel dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:

M = momen kopel (Nm);


F = gaya (N); dan
d = panjang lengan gaya (m).
Contoh Soal Momen Kopel
SOAL NO. 1
Perhatikan gambar di bawah ini!
Sebuah batang homogen memiliki panjang 4 m. Tiap ujung batang
dikenakan gaya F = 30 N. Maka besar momen kopel gaya pada
batang adalah …

Diketahui:
F = 30 N
d=4m
Ditanyakan: M = …?
Jawaban:
M=F.d
M = 30 N . 4 m = 120
Momen Kopel
Momen Suatu Kopel
F = F’ F → MA (+)
d = d1 – d2 F’ → MA (-)

Momen yang terjadi : M = Fd1 – Fd2


= F (d1 – d2) M = Fd

• Jumlah M disebut momen dari kopel. M tidak tergantung pada pemilihan A sehingga :
momen M suatu kopel adalah tetap besarnya sama dengan Fd dimana F besar gaya dan d
adalah jarak antara ke dua garis aksinya.
Momen Kopel
Penjumlahan Kopel

Momen yang terjadi jika P + S = R

M = (P + S) p = Pp + Sp = R.p

Dua kopel dapat diganti dengan kopel tunggal yang momennya sama dengan
jumlah aljabar dari kedua momen semula.

Kedua gaya pada garis aksi yang sama dapat langsung dijumlahkan untuk mencari
momen.
Momen Kopel
Teorema Varignon
Momen sebuah gaya terhadap setiap sumbu, sama dengan jumlah momen
komponen gaya (Fx, Fy), terhadap sumbu yang bersangkutan.

 Momen dihitung dengan cara mengalikan gaya jarak terhadap satu


pusat momen.
 Gaya harus tegak lurus terhadap sumbu momen.
 Jika tidak tegak lurus, maka harus dicari komponen gaya tegak lurus,
baik Fx maupun Fy
Teorema Varignon
Contoh :

1. Sebuah gaya F : 800 N bekerja di braket seperti pada gambar. Tentukan momen terhadap B.
Jawab :
(i) Gaya F = 800 N dengan sudut 60º, gaya tersebut
tidak tegak lurus terhadap batang. Maka seperti pada
Teorema Varignon, bahwa harus dicari komponen gaya
Fx dan Fy.
• Fx = F cos 60º = 800 cos 60º = 400 N
• Fy = F sin 60º = 800 sin 60º = 693 N
Teorema Varignon
(ii) Gunakan prinsip garis gaya untuk menghitung momen di B akibat gaya Fx & Fy

a) MBx = Fx . AC
= 400 . 0,160 = 64 N.m (searah jarum jam)

b) MBy = Fy . BC
= 693 . 0,200 = 138,6 N.m (searah jarum jam)

•Maka jumlah momen B dengan menggunakan Teorema


varignon :

MB = MBx + MBy
= 64 + 138,6
= 202,6 Nm (searah jarum jam)
Teorema Varignon
Contoh :

2. Sebuah gaya 300 N bekerja pada ujung tuas yang panjangnya 3 m. Tentukan momen gaya
tersebut terhadap O.
Jawab:
• Gaya 300 N dengan sudut 20º terhadap sumbu tuas.
Maka harus diuraikan ke arah vertikal dan horisontal
terhadap sumbu.
• P terhadap O tidak menimbulkan momen karena
segaris dengan sumbu (tidak mempunyai jarak)
• Momen ke O, hanya disebabkan gaya Q yang tegak
terhadap sumbu tuas.

Q = 300 N . sin 20º = 100,26 N


MO = Q . 3 = 100,26 . 3 = 300,8 N.m
Daftar Pustaka
 http://fisikazone.com/momen-gaya-dan-momen-kopel/
 https://
www.academia.edu/27703653/Momen_Kopel_Penjelasan_dan_Rumus
 https://www.quipper.com/id/blog/mapel/fisika/keseimbangan-benda-teg
ar-fisika-kelas-11
/
 https://materikimia.com/contoh-soal-momen-kopel-beserta-penjelasann
ya
/#
 https://
metro.aspirasiku.id/pendidikan/8429653911/jadi-pinter-15-contoh-soal-
perhitungan-momen-kopel-materi-fisika-kelas-11-jangan-lewatkan-kes
empatan-ini?page=2
 https://fatek.umsu.ac.id/2023/07/27/apa-itu-kesetimbangan-benda-
THANKS!
Do you have any questions?

dwimuhammad170@gmail.com
+62 899 8855 8098
Dwi Mohammad Zulfikar

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon and infographics
& images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai