Disusun Oleh :
Kesetimbangan Statis
Kesetimbangan statis terjadi ketika benda berada dalam keadaan diam dan
tidak bergerak. Ini berarti bahwa jumlah gaya pada benda dalam arah horizontal dan
vertikal adalah nol. Artinya, hasil dari gaya-gaya yang bekerja pada benda adalah
nol, sehingga benda tetap dalam posisi diam tanpa bergerak.
Kesetimbangan Dinamis
Kesetimbangan dinamis terjadi ketika benda bergerak dengan kecepatan
konstan tanpa mengalami percepatan. Dalam kondisi ini, gaya-gaya pada benda
mungkin tidak nol, tetapi jumlah dari gaya-gaya tersebut menyebabkan benda
bergerak dengan kecepatan konstan dalam garis lurus, atau dalam gerakan
melingkar konstan tanpa mengalami rotasi tambahan.
Syarat Keseimbangan Benda Tegar
Pada komponen vertikal (sumbu y) terdapat gaya berat (w) dan gaya normal (N).
Arah gaya berat tegak lurus menuju pusat bumi atau searah sumbu y negatif (gaya bertanda
negatif), sedangkan gaya normal searah sumbu y positif (gaya bertanda positif). Besar kedua
gaya ini sama tetapi arahnya berlawanan maka kedua gaya saling melenyapkan.
Benda pada contoh di atas sedang diam karena resultan gaya yang bekerja pada benda, baik
pada sumbu horisontal maupun sumbu vertikal sama dengan nol.
Syarat-syarat Benda Tegar
Contoh 2. Gaya berat dan gaya normal yang bekerja pada benda ini tidak
digambarkan karena kedua gaya ini saling menghilangkan.
Jika pada kedua ujung benda dikerjakan gaya F seperti
ditunjukan pada gambar. Besar kedua gaya sama tetapi
berlawanan arah. Apakah benda akan tetap diam ?
Untuk membantumu memahami hal ini, letakan sebuah buku
di atas meja. Pada mulanya buku diam karena resultan gaya
pada buku bernilai nol.
Syarat-syarat Benda Tegar
Agar benda tidak berotasi (benda tidak bergerak) maka resultan momen
gaya harus bernilai nol. Ketika sebuah benda tidak berotasi maka benda tidak
mempunyai percepatan sudut. Karena percepatan sudut sama dengan nol maka
persamaan di atas berubah menjadi :
Rumus Kesetimbangan Benda Tegar
Dalam fisika, untuk menganalisis kesetimbangan benda tegar, digunakan dua konsep
dasar: momen gaya (torsi) dan momen inersia. Momem gaya adalah hasil perkalian antara gaya yang
bekerja pada benda dengan lengan gaya (jarak dari sumbu rotasi ke titik aplikasi gaya). Momen
inersia adalah besaran yang menunjukkan sejauh mana benda menghendaki untuk tetap dalam
keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan angular yang konstan.
Rumus-rumus utama yang terlibat dalam analisis kesetimbangan benda tegar adalah sebagai berikut:
Momen Gaya (τ):
Momen gaya dihitung dengan mengalikan besar gaya (F) dengan lengan gaya (d) yang diukur tegak
lurus terhadap garis aksi gaya dari sumbu rotasi.
τ=F*d
Momen Inersia (I):
Momen inersia mengukur sejauh mana benda cenderung untuk tetap dalam keadaan diam atau
bergerak dengan kecepatan angular konstan. Nilai momen inersia bergantung pada distribusi massa
benda dan sumbu rotasi.
Untuk benda tegar sederhana seperti lingkaran atau silinder yang berputar mengelilingi sumbu
tengahnya, momen inersia dihitung dengan rumus berikut:
I = (1/2) * m * r^2
(m adalah massa benda dan r adalah jari-jari dari lingkaran atau silinder)
Penerapan Kesetimbangan Benda Tegar
Penerapan kesetimbangan benda tegar banyak terjadi dalam berbagai situasi dalam kehidupan
sehari-hari dan dalam berbagai industri. Beberapa contoh penerapannya antara lain:
Pembahasan :
Dikarenakan membentuk sudut siku-siku, maka α = 90°. Dengan begitu,
maka besar torsinya yaitu :
τ = F x I . Sin α
τ = 20 x 10 . Sin 90°
τ = 20 x 10 . 1
τ = 200 Nm
Contoh Soal Momen Gaya
2. Sebuah benda dengan panjang lengan 25 cm. Gaya yang diberikan di
ujung lengan sebesar 20 N. Sudut yang dibentuk antara gaya dengan
lengan gaya adalah 1500 berapa momen gaya pada benda tersebut...
Pembahasan :
Diketahui: r = 25 cm = 0,25 m
F = 20N
Ө = 1500
Penyelesaian:
τ = r F sin Ө
τ = (0,25)(20)(1500)
τ = 2,5 Nm
Pengertian Momen Kopel
Momen kopel adalah pasangan gaya yang besarnya sama, tetapi berlawanan arah.
Kopel yang bekerja pada suatu benda akan menyebabkan terbentuknya momen
kopel. Secara matematis, momen kopel dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan :
Keterangan:
Diketahui:
F = 30 N
d=4m
Ditanyakan: M = …?
Jawaban:
M=F.d
M = 30 N . 4 m = 120
Momen Kopel
Momen Suatu Kopel
F = F’ F → MA (+)
d = d1 – d2 F’ → MA (-)
• Jumlah M disebut momen dari kopel. M tidak tergantung pada pemilihan A sehingga :
momen M suatu kopel adalah tetap besarnya sama dengan Fd dimana F besar gaya dan d
adalah jarak antara ke dua garis aksinya.
Momen Kopel
Penjumlahan Kopel
M = (P + S) p = Pp + Sp = R.p
Dua kopel dapat diganti dengan kopel tunggal yang momennya sama dengan
jumlah aljabar dari kedua momen semula.
Kedua gaya pada garis aksi yang sama dapat langsung dijumlahkan untuk mencari
momen.
Momen Kopel
Teorema Varignon
Momen sebuah gaya terhadap setiap sumbu, sama dengan jumlah momen
komponen gaya (Fx, Fy), terhadap sumbu yang bersangkutan.
1. Sebuah gaya F : 800 N bekerja di braket seperti pada gambar. Tentukan momen terhadap B.
Jawab :
(i) Gaya F = 800 N dengan sudut 60º, gaya tersebut
tidak tegak lurus terhadap batang. Maka seperti pada
Teorema Varignon, bahwa harus dicari komponen gaya
Fx dan Fy.
• Fx = F cos 60º = 800 cos 60º = 400 N
• Fy = F sin 60º = 800 sin 60º = 693 N
Teorema Varignon
(ii) Gunakan prinsip garis gaya untuk menghitung momen di B akibat gaya Fx & Fy
a) MBx = Fx . AC
= 400 . 0,160 = 64 N.m (searah jarum jam)
b) MBy = Fy . BC
= 693 . 0,200 = 138,6 N.m (searah jarum jam)
MB = MBx + MBy
= 64 + 138,6
= 202,6 Nm (searah jarum jam)
Teorema Varignon
Contoh :
2. Sebuah gaya 300 N bekerja pada ujung tuas yang panjangnya 3 m. Tentukan momen gaya
tersebut terhadap O.
Jawab:
• Gaya 300 N dengan sudut 20º terhadap sumbu tuas.
Maka harus diuraikan ke arah vertikal dan horisontal
terhadap sumbu.
• P terhadap O tidak menimbulkan momen karena
segaris dengan sumbu (tidak mempunyai jarak)
• Momen ke O, hanya disebabkan gaya Q yang tegak
terhadap sumbu tuas.
dwimuhammad170@gmail.com
+62 899 8855 8098
Dwi Mohammad Zulfikar