Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM (I)

Fisika Dasar

“Resultan Dan Kesetimbangan Gaya-Gaya”

Disusun oleh:

Nama : Brigitta Dwiyanti Sara

NIM : 19101103027

Jurusan : Matematika

Kelompok : II (Dua)

Tanggal :

Acc :

Asisten Dosen

LABORATORIUM FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2019
II. Tujuan

2.1 Mahasiswa dapat menerapkan konsep vektor dalam menghitung resultangaya.


2.2 Mahasiswa dapat membandingkan penentuan resultan gaya menurut teori dan pengukuran langsung.
III. Alat

3.1 Papan Statik

3.2 Roda gaya

3.3 Beban dan Hanger set

3.4 Pegas berskala

3.5 Katrol Besar dan kecil

3.6 Benang

IV. Teori Dasar

4.1. Pengertian Kesetimbangan

Benda-benda dalam pengalaman kita paling tidak memiliki satu gaya yang bekerja pada mereka
[gravitasi],dan jika benda-benda tersebut dalam keadaan diam maka pasti ada gaya lain yang juga
bekerja sehingga gaya total menjadi nol.Sebuah benda yang diam diatas meja misalkan,mempunyai
gaya yang bekerja padanya,gaya gravitasi kebawah dan gaya normal yang diberikan meja keatas
benda tersebut.Karena gaya total nol,gaya keatas yang diberikan oleh meja harus sama besarnya
dengan gaya gravitasi yang bekerja kebawah.Benda seperti itu dikatakan dalam keadaan setimbang
[equilibrium:bahasa latin untuk “gaya-gaya yang sama’’ atau ‘’kesetimbangan’’] di bawah
pengaruh gaya ini (Anonym .2001).

4.2. Syarat-syarat Kesetimbangan

Menurut Anonym .2001, Agar sebuah benda diam,jumlah gaya yang bekerja padanya harus
berjumlah nol.Karena gaya merupakan vektor,komponen-komponen gaya total masing-masing
harus nol.Dengan demikian,syarat kesetimbangan adalah :

⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗𝒚 = 0 ,
𝑭𝑿 = 0 ,𝑭 ⃗⃗⃗⃗
𝑭𝒛 = 0 (1.0)

Menurut Anonym .2001, Agar sebuah benda tetep diam,maka torsi total yang bekerja padanya
[dihitung dari sumbu mana saja]harus nol.Sehingga syarat kesetimbangan adalah:

∑𝝉 = 𝟎 (1.1)
Dengan demikian terdapat 2 kondisi yang dibutuhkan oleh suatu benda untuk mencapai
kesetimbangan.Kondisi pertama adalah pernyataan dari kesetimbangan translasionel:yang
menyatahkan bahwa percepatan linier dari pusat massa benda haruslah nol ketika diamati dari
rangka acuan inersia.Kondisi yang kedua adalah pernyataan tentang kesetimbangan rotasional dan
menyatahkan bahwa percepatan sudut terhadap semua sumbu haruslah nol.Dalam kasus khusus
kesetimbangan statik merupakan keadaan benda-benda dalam keadaan diam relatif terhadap
pengamat dan oleh karena itu tidak memiliki percepatan linear percepatan sudut [yakni 𝑉𝑃𝑀 =
0 𝑑𝑎𝑛 𝜔 = 0 (Anonym .2001)

Rumus kesetimbangan benda sangat penting untuk dipelajari karena banyak sekali
kegunaannya,antara lain dibidang teknik,bidang olaraga dan terkadang juga dalam bidang
medis.Kesetimbangan pada sebuah partikel dapat dianggap sebagai suatu kesetimbangan pada
suatu titik.Partikel dianggap sebagai satu benda yang dapat diabaikan massanya atau dianggap
bekerja pada titik tersebut (Halliday.1995).

Partikel adalah benda yang ukurannya dapat diabaikan sehingga dapat digambarkan sebagai
suatu titik materi.Akibatnya,jika gaya yang bekerja pada partikel,titik tangkap gaya berada berada
tepat pada partikel-partikel tersebut.Oleh karena itu,partikel hanya mengalami gerak translasi dan
tidak mengalami gerak rotaso (Halliday.1995).

Suatu partikel dikatakan dalam keadaan setimbang apabila resultan gaya yang bekerja pada
partikel sama dengan nol.

∑𝑭 = 𝟎 (1.2)

Apabila partikel pada bidang xy,maka syarat kesetimbangan adalah resultan gaya pada komponen
sumbu x dan sumbu y sama dengan nol.

∑ 𝑭𝒙 = 𝟎 𝒅𝒂𝒏 ∑ 𝑭𝒚 = 𝟎 (1.3)

Berdasarkan hokum 1 Newton,jika resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol,maka
percepatan benda menjadi nol.Artinya bahwa partikel dalam keadaan diam atau bergerak dengan
kecepatan tetap.Apabila partikel dalam keadaan diam disebut mengalami kesetimbangan
statik,sedangkan jika bergerak dengan kecepatan tetap disebut keseimbangan dinamis (Sudarjo,
1986).

Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk akibat pengaruh gaya
atau momen gaya.Sebenarnya benda tegar hanyalah suatu model idealisasi.Karena pada dasarnya
benda akan mengalami perubahan bentuk apabila dipengaruhi oleh suatu gaya atau momen
gaya.Namun,karena perubahannya sangat kecil,pengaruhnya terhadap kesetimbangan statis dapat
diabaikan (Sudarjo, 1986).
Jika ada gaya yang bekerja pada benda maka titik tangkap gaya tidak selalu berada di pusat
massa benda.Benda yang mengalami kesetimbangan rotasi resultan momen gaya sama dengan
nol,kecepatan suhu konstan,percepatan sudutnya sama dengan nol (Sudarjo, 1986).

Syarat kesetimbangan statik benda tegar yang terletak pada suatu bidang datar adalah
resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol dan resultan momen gaya sama dengan
nol:

∑𝑭 = 𝟎 (1.4)

∑𝛕 = 𝟎 (1.5)

Resultan momen gaya sama dengan nol.Ini berarti bahwa terhadap pengaruh momen gaya pada
syarat kesetimbangan benda tegar (Sudarjo, 1986).

Menurut Tippler.A.Paul. 1998, Sebuah benda dalam keadaan kesetimbangan statik jika tidak
mengalami percepatan translasi atau rotasi karena jumlah seluruh gaya-gaya dan seluruh momen
yang bekerja adalah nol.Namun,jika benda digeser sedikit,maka terdapat 3 kemungkinan sebagai
berikut:

a. Benda kembali keposisi asalnya [Kesetimbangan stabil]


b. Benda bergerak semakin jauh dari posisi asalnya [Kesetimbangan tak stabil]
c. Benda tetap pada posisi barunya [Kesetimbangan netral]

4.3. Macam-macam kesetimbangan:

4.3.1 Kesetimbangan Stabil

Kesetimbangan stabil adalah kesetimbangan benda yang mantap.Pada kesetimbangan


stabil jika suatu benda diberi gangguan tersebut dihilangkan maka benda akan kembali
keposisi semula.Kesetimbangan stabil ditandai dengan naiknya titik suatu benda diganggu
(Tippler.A.Paul. 1998).

4.3.2 Kesetimbangan labil

Kesetimbangan labil adalah kesetimbangan benda yang jika gangguan


dihilangkan,benda tidak kembali ke kedudukan semula,tetapi mengalami perubahan
kedudukan.Kesetimbangan labil ditandai dengan turunnya titik berat suatu benda diganggu
(Tippler.A.Paul. 1998).

4.3.3 Keseimbangan indenferensi [netral]

Kesetimbangan idenferensi adalah kesetimbangan benda yang jika pada benda


dilakukan gangguan, maka titik berat benda selalu terdapat dalam suatu garis lurus.
Kesetimbangan netral ditandai dengan tidak perubahnya ketinggihan titik benda walaupun
ada gangg uan pada benda (Tippler.A.Paul. 1998).

Hukum 1 Newton menyatahkan bahwa ‘’sebuah benda dalam keadaan diam,atau


bergerak sepanjng garis lurus dengan laju tetap,kecuali dipaksa untuk mengubah keadaan
oleh gaya-gaya yang diberikan kepadanya’’Kecenderungan dari sebuah benda untuk tetap
bergerak terjadi akibat suatu sifat yang inersia. Pada saat sebuah benda tidak dikenai gaya
jumlah vektornya sama dengan nol,dikatakan bahwa benda tersebut dalam kesetimbangan
[equilibrium].Syarat pertama denda dalam keadaan setimbang adalah F = 0 atau ∑F = 0

Ada 2 syarat agar benda dalam kesetimbangan adalah sebagai berikut:

1. Jumlah vektor semua gaya eksternal yang beraksi pada benda harus sama dengan nol
2. Jumlah vektor semua eksternal yang beraksi pda benda yanag diukur terhadap sembarang
titik yang mungkin harus sama dengan nol

Berat W yang suatu benda yang diperluas sama dengan jumlah vektor gaya-gaya gravitasi yang
beraksi pada elemen-elemen individual [atom-atom] benda-benda bersangkutan.Suatu gaya tunggal
W yang secara efektik beraksi pada suatu titik tunggal disebut titik berat.Berat W beraksi pada
pusat massa benda,yang ekuivalen dengan anggapan bahwa titik berat terdapat pada pusat
massa.Ini membuktikan bahwa anggapan ini berlaku pada percepatan G akibat gaya gravitasi
bernilai konstan pada suatu benda (Tippler.A.Paul. 1998).

Jumlah nila[ yang bertindak pada sebuah benda adalah nol,benda itu akan tetap rehat.Sebuah
benda yang tetap rehat dan tidak cenderung untuk mulai berputar dikatakan dalam kesetimbangan
statis.Jadi syarat-syarat berikut harus dipenuhi agar sebuah benda berada dalam keadaan
kesetimbangan statik.Syarat untuk kesetimbangan statik sebuah benda agar berada dalam keadaan
kesetimbangan statik adalah jumlah semua vektor yang bertindak pada benda it harus nol dan
jumlah momen gaya yang dikenakan pada benda harus nol.Dalam menerapkan semus syarat harus
dihitung pada titik yang sama.Bagaimanapun,jika benda dalam kesetimbangan statik,tidaklah
menjadi masalah dimana titk ini terletak (Halliday.1995).

Pada gambar 1. Sebagai ilustrasi ada dua orang mengerjakan gaya pada mobil yang diam
pada lumpur dengan masing-masing gaya FA dan FB, Setiap gaya mempunyai arah yang
diperlihatkan anak panah dan nmempunyai besar yang proporsional dengan Panjang anak panah.
Gambar 1.

Total gaya yang dikerjakan oleh dua orang tersebut dapat ditentukan dengan menjumlahkan kedua
vector tersebut. Diagonal pada jajaran genjang pada gambar diatas disebut sebagai resultan vektor,
FR. Dimana besar dan arah vector merupakan kombinasi dari vektor FAdan FB.Karena mobil tidak
lagi bergerak, sehingga jumlah vektor gaya yang bekerja adalah nol. Gesekan antara mobil dan
lumpur adalah sama dengan resultan gaya FR. Gaya yang sama besar dan berlawanan arah disebut
sebagai penyeimbang, FE. Gaya ini mempunyai besar yang sama dengan resulangnya FR dan
mempunyai arah yang berlawanan dengan arah resultan gaya.

Kesetimbangan biasa terjadi pada :Benda yang diam (statik), contoh : semua bangunan gedung,
jembatan, pelabuhan, dan lain-lain. Benda yang bergerak lurus beraturan (dinamik), contoh : gerak
meteor di ruang hampa, gerak kereta api di luar kota, elektron mengelilingi inti atom, dan lain-lain.
Benda tegar adalah benda yang tidak berubah bentuknya karena pengaruh gaya dari luar (Tim
Penyusun.2019).

Kesetimbangan benda tegar dibedakan menjadi dua:

- Kesetimbangan partikel
- Kesetimbangan benda
- Kesetimbangan Partikel

Partikel adalah benda yang ukurannya dapat diabaikan dan hanya mengalami gerak translasi (tidak
mengalami gerak rotasi). Syarat kesetimbangan partikel SF = 0 à SFx = 0 (sumbu X)

SFy = 0 (sumbu Y) (1.5)

Kesetimbangan Benda, Syarat kesetimbangan benda: SFx = 0, SFy = 0, tS = 0. Momen gaya


merupakan besaran vektor yang nilainya sama dengan hasil kali antara gaya dengan jarak dari titik
poros arah tegak lurus garis kerja gaya. Dirumuskan:

t=F.d (1.6)

Putaran momen gaya yang searah dengan putaran jarum jam disebut momen gaya positif, sedang
yang berlawanan putaran jarum jam disebut momen gaya negatif. Momen kopel adalah momen
gaya yang diakibatkan pasangan dua gaya yang sama besarnya dan arahnya berlawanan tetapi tidak
segaris kerja. Benda yang dikenai momen kopel akan bergerak rotasi terus menerus
(Halliday.1995).

Jika pada suatu benda bekerja hanya satu gaya, maka benda akan dipercepatsearah dengan
arah gaya yang bekerja. Jika dua buah gaya bekerja pada sebuah bendatanpa mengalami percepatan
maka dikatakan bahwa gaya berada dalam kesetimbangan.Dua gaya yang berada dalam
kesetimbangan harus memenubi tiga persyaratan, yaitu: (1) harus mempunyai ukuran yang sama,
(2) bekerja dalam arah yang berlawanan, dan (3) garis aksi kedua gaya tersebut harus melewati satu
titik. Dua buahgaya tersebut dikatakan concurrent.Tiga buah gaya bekerja pada benda dikatakan
dalam kesetimbangan (equilibrium) jika memenuhi sejumlah kondisi, yaitu: (1) gaya harus berada
pada bidangyang sama - coplanar, (2) garis aksi gaya melalui satu titik - concurrent, dan (3)
jikaarah gaya dinyatakan dengan arah panah dan besar gaya dinyatakan dengan panjanggaris, maka
gaya-gaya tersebut harus membentuk segitiga gaya – triangle. Benda dikatakan mencapai
kesetimbangan jika benda tersebut dalam keadaan diam/statis atau dalam keadaan bergerak
beraturan/dinamis. Arah resultan gaya adalah arah dari sebuah gaya yang nilainya lebih besar dari
gaya yang lainnya. Secara matematis, resultan gaya ditulis :

R = F1 + F2 + F3 + … + F n (1.7)

dengan:

R = resultan gaya
F = gaya yang dijumlahkan
n = banyaknya gaya
Untuk mempermudah perhitungan, berikan tanda positif untuk gaya yang mengarah ke kanan dan
ke atas, serta tanda negatif untuk gaya yang mengarah ke kiri dan ke bawah. Misalkan, pada saat
mendorong lemari dengan arah berlawanan, gaya yang kita berikan adalah F1 = 22 N mengarah ke
kiri. Sementara, gaya yang teman kita berikan adalah F2 = 20 N mengarah ke kanan.Sehingga,
resultan gaya itu adalah

R = F1 + F2
= (-22 N) + 20 N
= (-2 N)

Diperoleh resultan gaya (-2 N). Artinya, besar resultan gaya adalah 2 N dan arahnya sama dengan
arah F1, yaitu ke kiri. Benda berada pada keadaan seimbang atau benda tidak akan bergerak (diam).
Jika resultan gaya (R) yang bekerja pada suatu benda sama dengan nol (Halliday.1995).

Gaya adalah suatu pengaruh pada sebuah benda yang menyebabkan benda mengubah
kecepatannya, artinya dipercepat. Arah gaya adalah arah percepatan yang disebabkannya jika gaya
itu adalah satu-satunya gaya bekerja pada benda tersebut. Besarnya gaya adalah hasil kali massa
benda dan besarnya percepatan yang dihasilkan gaya. Secara eksperimen telah ditemukan bahwa
jika dua atau lebih gaya bekerja pada benda yang sama, percepatan benda adalah sama seperti jika
benda dikenai gaya tunggal yang sama dengan penjumlahan vektor gaya-gaya itu sendiri. Artinya,
gaya-gaya dijumlahkan sebagai vektor-vektor. Sebuah kerangka acuan dimana hukum-hukum
Newton berlaku dinamakan kerangka acuan inersia. Setiap kerangka acuan yang bergerak dengan
kecepatan konstan relatif terhadap kerangka acuan inersia merupakan sebuah kerangka acuan
inersia juga. Sebuah kerangka acuan yang dipercepat relatif terhadap kerangka inersia bukan
kerangka acuan inersia. Sebuah kerangka acuan yang diikatkan ke bumi hampir berprilaku sebagai
kerangka acuan inersia (Anonym .2001).

Metode pemecahan persoalan umum untuk memecahkan soal dengan menggunakan


hukum-hukum Newton mencakup langkah-langkah berikut ini :
1. Gambarkan diagram dengan rapi.
2. Isolasi benda (partikel) yang ditanyakan dan gambarlah diagram benda bebas, yang
menunjukkan tiap gaya eksternal yang bekerja pada benda. Gambarlah diagram benda bebas
terpisah untuk tiap benda yang ditanyakan.
3. Pilihlah sistem koordinat yang mudah untuk tiap benda dan terapkan hukum kedua Newton
dalam bentuk komponen.
4. Pecahkan persamaan yang dihasilkan untuk besaran yang tak diketahui dengan
menggunakan informasi tambahan yang dapat diperoleh (Anonym .2001).

Berat suatu benda adalah gaya yang bekerja pada benda yang disebabkan oleh tarikan
bumi. Benda dipercepat ke bumi dengan percepatan 9,81 m/s2. Pada tiap titik di ruang, percepatan
ini sama untuk semua benda, tak bergantung pada massanya. Kita namakan nilai percepatan ini g,
dengan menggunakan a=g. Karena g adalah sama untuk semua benda disuatu titik, kita dapat
menyimpulkan bahwa berat benda sebandiung dengan massanya. Vektor g adalah gaya persatuan
massa yang dilakukan bumi untuk setiap benda dan dinamakan medan gravitasi bumi (Anonym
.2001).

Jika sebuah balok ditempatkan pada bidang miring kasar, maka pada balok akan bekerja gaya
gesekan yang arahnya berlawanan dengan arah gerak balok. Dari ilustrasi pada gambar di atas,
terlihat komponen gaya yang menyebabkan benda bergerak (mg sin θ) dan komponen gaya
gesekan yang menghambat gerakan benda (Fg). Dalam hal ini terdapat dua macam kondisi,
yaitu: dan komponen gaya gesekan yang menghambat gerakan benda (Fg). Dalam hal ini terdapat
dua macam kondisi dan komponen gaya gesekan yang menghambat gerakan benda (Fg). Dalam
hal ini terdapat dua macam kondisi (Anonym .2001).

Menurut Hukum II Newton percepatan ditimbulkan oleh resultan gaya yang bekerja dan
searah dengan arah geraknya. Maka dari gambar di atas diperoleh :
ΣF = m g Sin θ (1.8)

mg Sin θ merupakan komponen gaya berat pada bidang miring, yang membuat benda mengalami
percepatan.
Percepatan benda sepanjang bidang miring adalah:
ma = m g Sin θ atau
a = g Sin θ
g = percepatan gravitasi
θ = sudut kemiringan bidang
Menurut Hukum l Newton menyatakan bahwa “sebuah benda tetap dalam keadan diam,
atau bergerak sepanjang garis lurus dengan laju tetap, kecuali bila dipaksa untuk mengubah
keadan oleh gaya-gaya yang di berikan kepadanya”. Kecenderungan dari sebuah benda untuk tetap
bergerak terjadi akibat suatu sifat yang inersia. Pada saat sebuah benda tidak dikenai gaya, atau
dikenai gaya yang jumlah vektornya sama dengan nol, dikatakan bahwa benda tersebut dalam
kesetimbangan (equilibrium). Syarat pertama benda dalam keadaan setimbang adalah F = 0 atau
∑Fy = 0

Ada 2 syarat agar benda dalam kesetimbangan adalah sebagai berikut:

1. Jumlah vector semua gaya eksternal yang beraksi pada benda harus sama dengan nol.

2. Jumlah vector semua torsi ekstrnal yang beraksi pada benda diukur terhadap sembarang titik
yang mungkin harus sama dengan nol.

Berat W suatu benda yang diperluas sama dengan jumlah vector gaya-gaya gravitasi yang beraksi
pada elemen-elemen individual (atom-atom) benda-benda bersangkutan. Suatu gaya tunggal W
yang secara efektip beraksi pada suatu titik tunggal di sebut titik berat (pusat gaya berat) benda.
Berat W beraksi pada pusat massa benda,yang ekuivalen dengan anggapan bahwa titik berat
terletak pada pusat massa. Ini membuktikan bahwa anggapan ini berlaku pada asalkan percepatan
G akibat gaya gravitasi bernilai konstan pada suatu benda (Sudarjo, 1986.).

Jumlah kakas-kakas yang bertindak padasebuah benda adalah nol, benda itu akan tetap
rehat. Sebuah benda yang tetap rehat dan tidak cenderung untuk mulai berputar dikatakan dalam
kesetimbangan statis. Jadi syarat – syarat berikut harus dipenuhi agar sebuah benda berada berada
dalam kesetimbangan statik. Syarat untuk kesetimbangan statik untuk sebuah benda agar berada
dalam kesetimbangan statik adalah bahwa jumlah vektor semua kakas yang bertindak pada benda
itu harus nol dan jumlah momen gaya yang dikenakan pada benda harus nol. Dalam menerapkan
syarat terka semua torka harus dihitung terhadap titik yang sama. Bagaimanapun, jika benda dalam
kesetimbangan statik, tidaklah menjadi masalah dimana titik ini terletak (Sudarjo, 1986).
V. Prosedur

5.1 Katrol besar dan katrol kecil diletakkan pada papan statik beserta dynamometer

5.2 Benang diikatkan pada bagian bawah pegas berskala dan massa hanger pada bagian bawah katrol
kecil

5.3 Pada massa hanger bagian atas diberikan beban sebesar 30 gram dan pada massa hanger bagian
bawah diberikan

beban sebesar 50 gram

5.4 Katrol dan pegas berslaka diatur agar ketiga benang tepat berada pada pusat roda gaya yang
berfungsi melihat

perubahan sudut yang terbentuk.


VI. Tabel Pengamatan

Tanggal Percobaan : 23 Agustus 2019 Kelompok : 2 (dua)

Nama : Brigitta D. Sara NIM : 19101103027

No. M1 (kg) M2(kg) F1(N) F2(N) FE 1 2 E

1. 0.03 kg 0.05 kg 0.294 N 0.49 N 0.5 N 69° 340° 197°

2. 0.04 kg 0.06 kg 0.392 N 0.588 N 0.6 N 71° 344° 195°

3. 0.05 kg 0.07 kg 0.49 N 0.686 N 0.7 N 67° 334° 201°

4. 0.06 kg 0.08 kg 0.588 N 0.784 N 0.8 N 69° 333° 200°

5. 0.07 kg 0.09 kg 0.686 N 0.882 N 0.9 N 70° 332° 199°

6. 0.08 kg 0.1 kg 0.784 N 0.98 N 1.0 N 71° 331° 198°

7. 0.09 kg 0.11 kg 0.882 N 1.078 N 1.1 N 69° 328° 201°

8. 0.1 kg 0.12 kg 0.98 N 1.176 N 1,2 N 70° 328° 200°

Ket : g (gravitasi) : 9.8 𝑚⁄ 2


𝑠
NST Pengukuran gaya : 0.1 N = ∆𝐹 = 0.05 𝑁
𝜋
NST Pengukuran sudut : 1° = ∆𝜃 = 0.5° = 360° = 8,73 × 10−3

NST Pengukuran massa : 0.1 𝑘𝑔 = ∆𝑚 = 0.05𝑘𝑔

Konversi massa : 1 gr = 10−3


VII. Penutup
7.1 Kesimpulan

7.1.1 Setelah melakukan praktikum ini, praktikan bisa menghitung resultan gaya yang bekerja
pada suatu benda menggunakan konsep vektor dengan mentukan total keseluruhan gaya yang
bekerja pada benda juga memperhatikan arah dari masing-masing gaya.

7.1.2 Setelah melakukan praktikum ini, praktikan bisa melihat perbandingan gaya yang
dihasilkan saat pengukuran langsung dan saat menghitung menggunakan rumus-rumus yang
ada.

7.2 Saran

Dalam praktikum ini tentang “Resultan dan Kesetimbangan Gaya-gaya” praktikan lebih
teliti dalam melakukan percobaan ini agar data yang akan dikelolah nantinya dapat sesuai dengan
yang di inginkan.

Dalam praktikum ini praktikan sangat mengharapkan alat- alat dan kondisi laboratorium di
jaga kebersihannya. Juga jika ada alat- alat yang suda rusak mohon di ganti agar dapat
menghasilkan data yang lebih akurat dan kondisi laboratorium mohon di renovasi agar tercipta
laboratorium yang bersih, aman dan steril. Sehingga praktikum dapat berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Anonym .2001. Macam-macam Kesetimbangan. Jakarta : Erlangga

Halliday.1995.Dasar-dasar Fisika. Bandung: Binarupa Aksara Publisher

Sudarjo, 1986. Fisika Mekanis dan Termodinamika. Yogyakarta: UGM

Tippler.A.Paul. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga

Tim Penyusun.2019. Penuntun Praktikum Fisika Dasar, FMIPA. Manado: Universitas Sam
Ratulangi.

Anda mungkin juga menyukai