Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 11

ROTASI BENDA TEGAR

Nama : ALDA YUDITYA NINGSI


Nim : 202152126
Kelas : C

JURUSAN/PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER


STMIK BINA BANGSA
KENDARI
2021
A. Pengertian rotasi benda tegar
Kesetimbangan benda tegar adalah kondisi di mana momentum benda sama dengan nol. Artinya
jika awalnya benda tegar tersebut diam, makai a akan tetap diam. Namun jika awalnya benda tegar tersebut
bergerak dengan kecepatan konstan, maka ia akan bergerak dengan kecepatan konstan.

Sedangkan benda tegar sendiri adalah benda yang bentuknya (geometrinya) akan selalu tetap
sekalipun dikenakan gaya. Jadi sekalipun dia bergerak translasi atau rotasi bentuknya tidak akan berubah,
contohnya meja, kursi, bola, dll.

Perlu diperhatikan bahwa momentum terbagi menjadi dua, yakni momentum linear dan momentum
angular. Pertama-tama kita meninjau momentum linear p = 0. Momentum linear dan impuls dihubungkan
oleh persamaan:

∑F · Δt= Δp

atau dapat juga ditulis menjadi

∑F = Δp/Δt

karena p konstan maka akibatnya Δp sama dengan 0. Sehingga ∑F = 0.

Kemudian dengan cara yang sama kita meninjau momentum angular L. Momentum angular dan
impuls angular dihubungkan oleh persamaan

∑Τ · Δτ= ΔL

atau dapat juga ditulis menjadi

∑Τ = ΔL/Δτ

Karena L konstan maka akibatnya ΔL sama dengan nol. Sehingga ∑Τ = 0.

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa suatu benda/sistem dikatakan setimbang jika ia memenuhi dua
syarat berikut:

∑F = 0 ∑Τ = 0

Pada sistem partikel, benda dianggap sebagai suatu titik materi. Semua gaya yang bekerja pada
benda dianggap bekerja pada titik materi tersebut, sehingga gaya yang bekerja pada partikel hanya
menyebabkan gerak translasi (tidak menyebabkan gerak rotasi).

Oleh karena itu, syarat yang berlaku bagi keseimbangan sistem partikel hanyalah keseimbangan
translasi atau ∑F = 0; ∑Fx = 0 ; ∑Fy = 0 ∑F = 0 yang berarti benda terus diam atau benda bergerak lurus
beraturan.

Keseimbangan yang dimaksud di sini adalah keseimbangan statis sitem partikel, yang berarti ∑F =
0 dan benda terus diam. Jika ∑F = 0 tetapi benda terus bergerak lurus beraturan, ini adalah keseimbangan
kinetis.

Beberapa contoh aplikasi keseimbangan statis benda tegar dalam kehidupan sehari-hari adalah
seprang petani memegang bambu tepat di tengah-tengah.

Akibatnya, gaya berat bambu pada setiap sisi sama besar. Gaya ini menimbulkan momen gaya pada
sumbu putar (tubuh petani) sama besar dengan arah berlawanan, sehingga terjadi keseimbangan rotasi. Ini
menyebabkan petani lebih mudah membawa kedua keranjangnya
B. jenis – jenis

Jenis-jenis Keseimbangan Benda Tegar Secara umum keseiimbangan benda tegar dapat
dikelompokkan menjadi dua, yakni keseimbangan dinamis (benda yang bergerak baik secara
translasi/linear ataupun secara angular dan keseimbangan statis (benda yang betul-betul diam).

Keseimbangan statis itu sendiri dikelompokkan menjadi 2, yaitu :

Keseimbangan stabil, terjadi apabila suatu benda diberikan gaya maka posisinya akan berubah.
Namun bila gaya tersebut dihilangkan maka posisinya akan kembali ke titik semula.

Contoh keseimbangan stabil: kelereng di dasar mangkok ½ lingkaran. Ketika kelerang diberi
gangguan (gaya) sehingga posisinya menjadi naik, namun ketika gaya tersebut dihilangkan maka posisi
kelereng akan kembali ke dasar mangkok.

Keseimbangan labil (tidak stabil), terjadi apabila suatu benda diberikan gaya maka posisinya akan
berubah. Namun bila gaya tersebut dihilangkan maka posisinya tidak akan kembali ke titik semula.

Sedangkan contoh keseimbangan labil: kelereng yang diam di puncak mangkok ½ lingkaran yang
terbalik. Ketika kelereng diberi gangguan sedikit, maka ia akan jatuh ke bawah, dan tidak akan kembali ke
posisi semula.

Contoh keseimbangan netral: kelereng yang ada di atas lantai. Ketika kelereng diberi gangguan,
maka posisinya akan bergeser. Namun titik beratnya tidak akan berpindah secara vertikal.

Momen Kopel Momen kopel adalah pasangan gaya yang besarnya sama, tetapi berlawanan arah. Kopel
yang bekerja pada suatu benda akan menyebabkan terbentuknya momen kopel. Secara matematis, momen
kopel dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:

M = momen kopel (Nm);

F = gaya (N); dan


d = panjang lengan gaya (m).

Oleh karena memiliki besar dan arah, maka momen kopel termasuk dalam besaran vektor. Untuk itu,
Quipperian harus memperhatikan kecenderungan benda saat berputar. Cara termudahnya dengan membuat
perjanjian tanda seperti berikut.

Momen kopel bernilai negatif jika berputar searah putaran jarum jam. Momen kopel bernilai positif jika
berlawanan dengan arah putaran jarum jam. Jika beberapa momen kopel bekerja pada suatu bidang,
persamaannya menjadi:

Titik Berat

Pada prinsipnya, sebuah benda terdiri dari banyak partikel di mana setiap partikel memiliki berat. Resultan
seluruh berat partikel di dalam benda disebut sebagai berat benda. Berat benda bekerja melalui satu titik
tunggal yang disebut titik berat (titik gravitasi). Untuk benda yang ukurannya tidak terlalu besar, titik berat
hampir berimpit dengan pusat massanya. Perhatikan ilustrasi berikut. Adapun koordinat titik beratnya (w)
dirumuskan sebagai berikut.

Titik berat benda berdimensi satu

Secara matematis, dirumuskan sebagai berikut.

Untuk benda homogen berbentuk garis, titik beratnya bisa dilihat di tabel berikut.

Titik berat benda berdimensi dua (luas)

Secara matematis, dirumuskan sebagai berikut.

Untuk benda homogen berbentuk bidang, titik beratnya bisa dilihat di tabel berikut.
SOAL

1.

Sebuah silinder bermassa 5 kg dengan jari-jari 50 cm berada dalam celah lantai miring seperti
ditunjukkan gambar. Sudut kemiringan salah satu sisi lantai adalah θ (tan θ = ¾). Jika silinder ditarik
dengan gaya horizontal F = 90 N dan momen inersia relatif terhadap titik A adalah 2,0 kgm 2,
percepatan sudut sesaat silinder relatif terhadap titik A adalah
PEMBAHASAN
Menggambarkan gaya – gaya yang terlibat pada benda

Momen gaya τ = F R Sin θ


Dengan ketentuan: Searah jarum jam negatif, berlawanan jarum jam positif
Jumlah Momen gaya pada titik A (gaya di titik itu bernilai τ N = 0)
Στ = τF + τW
Στ = F R sin θF – w R sin θw
Στ = F R sin θ – w R sin (90 – θ)
Στ = F R sin θ – w R Cos θ
Dari soal:
tan θ = ¾ maka sin θ = 3/5 dan cos θ = 4/5
m = 5 kg maka w = 50 N
F = 90 N
R = 0,5 meter
Στ = F R sin θ – w R Cos θ
Στ = 90 0,5 3/5 – 50 0,5 4/5
Στ = 27 – 20
Στ = 7 Nm
Hubungan dengan momen inersia, I
Στ = I α
7 = 2α
α = 3,5 rad/s2

2. Dua bola masing masing massanya m1 = 2 kg dan m2 = 3 kg di hubungkan dengan batang


ringan tak bermassa seperti pada gambar.
Jika sistem bola diputar pada sumbu di titik a maka besar momen inersia sistem bola
adalah….

PEMBAHASAN

r1 = 0,2 m
r2 = 0,3 m
Menentukan momen inersia total
I=m1 r12+ m2 r12
I=2(0,2)2 +3(0,3)2
I=0,08+0,27
I=0,35 kg.m2

3. Batang homogen bermassa m, dalam kondisi setimbang sepeti pada gambar.

Dengan percepatan gravitasi g, besar torsi yang dialami tiang penumpu terhadap titik
tancapnya, A adalah ….

PEMBAHASAN

Dengan percepatan gravitasi g, besar torsi yang dialami tiang penumpu terhadap titik
tancapnya, A adalah ….
4. Gaya F1 , F2 , F3 bekerja pada batang ABCD seperti pada gambar!

Jika massa batang diabaikan, maka nilai momen gaya terhadap titik A adalah…
PEMBAHASAN
5. sistem katrol sepeti pada gambar, katrol tanpa silinder pejal homogen yang dapat berotasi tanpa
gesekan terhadap sumbunya yang tetap. Massa beban m 1 = m, massa katrol M = 2m, massa beban m2
= 3 m dan diameter katrol d. Bila percepatan gravitasi g dan sistem bergerak tanpa pengaruh
luar ,percepatan sudut rotasi katrol sebesar.

PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai