Anda di halaman 1dari 7

KESETIMBANGAN BENDA TEGAR 

   Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk akibat pengaruh gaya atau momen gaya.
Sebenarnya benda tegar hanyalah suatu model idealisasi, karena pada dasarnya semua benda akan mengalami
perubahan bentuk apabila dipengaruhi suatu gaya atau momen gaya. Akan tetapi, Karena perubahannya sangat
kecil maka pengaruhnya terhadap keseimbangan statik dapat diabaikan.

  Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk akibat pengaruh gaya
atau momen gaya. Sebenarnya benda tegar hanyalah suatu model idealisasi. Karena pada
dasarnya semua benda akan mengalami perubahan bentuk apabila dipengaruhi oleh suatu
gaya atau momen gaya. Namun, karena perubahannya sangat kecil, pengaruhnya sehingga
dapat diabaikan.

Kesetimbangan benda penting dipelajari karena banyak bidang ilmu yang


menerapkannya. Misalnya, bidang arsitek atau teknik sipil (merancang dan mendesain
rumah kokoh), bidang olahraga, (yudo, senam, dan tinju), dan bidang medis atau terapi
(kekuatan otot untuk menjaga kesetimbangan tubuh). 

            Sesuai hukum I Newton, kesetimbangan dapat Anda bedakan menjadi dua macam, yaitu
kesetimbangan statis (kesetimbangan benda ketika dalam keadaan diam) dan
kesetimbangan dinamis (kesetimbangan benda ketika bergerak dengan kecepatan
konstan). Pada bab ini Anda akan membahas kesetimbangan statis yang terjadi pada
partikel maupun pada benda tegar.

       A. Momen Gaya

   Momen gaya merupakan salah satu bentuk usaha dengan salah satu titik sebagai titik
acuan. Misalnya anak yang bermain jungkat-jungkit, dengan titik acuan adalah poros
jungkat-jungkit. Pada katrol yang berputar karena bergesekan dengan tali yang ditarik dan
dihubungkan dengan beban.

   Momen gaya adalah hasil kali gaya dan jarak terpendek arah garis kerja terhadap titik
tumpu. Momen gaya sering disebut dengan momen putar atau torsi, diberi
lambang  (baca: tau).

Gambar:
Menarik beban menggunakan katrol

 = F . d

Satuan dari momen gaya atau torsi ini adalah N.m yang setara dengan joule.

Momen gaya yang menyebabkan putaran benda searah putaran jarum jam disebut momen
gaya positif. Sedangkan yang menyebabkan putaran benda berlawanan arah putaran jarum
jam disebut momen gaya negatif.

Titik 0 sebagai titik poros atau titik acuan.

Momen gaya oleh F1 adalah 1 = + F1 . d1

Momen gaya oleh F2 adalah 2 = – F2 . d2

Pada sistem keseimbangan rotasi benda berlaku resultan momen gaya selalu bernilai nol,
sehingga dirumuskan:

∑  = 0

Pada permainan jungkat-jungkit dapat diterapkan resultan momen gaya = nol.

∑  = 0

– F2 . d2 + F1 . d1 = 0

F1 . d1 = F2 . d2

Pada sistem keseimbangan translasi benda berlaku resultan gaya selalu bernilai nol,
sehingga dirumuskan:

∑F=0

B.Gerak Translasi dan Gerak Rotasi

Gerak translasi atau gerakan menggeser suatu benda disebabkan oleh pengaruh
gaya F pada benda tersebut. Jika jumlah gaya-gaya yang bekerja pada benda tidak sama
dengan nol, maka benda akan bergeser dengan percepatan tertentu. Secara matematis
dapat dinyatakan sebagai berikut :

Anda tentu masih ingat rumus Hukum II Newton, bukan? Berdasarkan rumus
tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut.
1.Jika gaya diperbesar, maka percepatan benda makin besar pula.

2.Jika gaya diperkecil, maka percepatan benda makin kecil pula.

3.Nilai perbandingan antara besarnya gaya dan besarnya percepatan adalah konstan, yaitu
sama dengan massa benda.

Pada gerak translasi massa benda merupakan ukuran kelembamannya/momen


inersia (sifat lembam adalah sifat mempertahankan keadaan mula-mula). Pada kehidupan
sehari-hari, kita sering menemui kenyataan bahwa menggeser benda yang massanya besar
lebih sulit dibandingkan menggeser benda yang massanya kecil. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa makin besar ukuran momen inersia suatu benda, makin sulit benda tersebut digeser
(melakukan gerak translasi).

Setelah Anda mengerti tentang sifat lembam pada sistem gerak translasi, sekarang
Anda akan mempelajarinya pada gerak rotasi. Gerak rotasi (melingkar) adalah gerakan
pada bidang datar yang lintasannya berupa lingkaran. Pada gerak rotasi, momen inersia
suatu benda bergantung kepada bentuk benda dan letak sumbu putar benda tersebut.

C.Syarat Kesetimbangan Benda

Pada umumnya benda yang sedang bergerak mengalami gerak translasi dan rotasi.
Suatu benda dikatakan setimbang apabila benda memiliki kesetimbangan translasi dan
kesetimbangan rotasi. Dengan demikian, syarat kesetimbangan benda adalah resultan gaya
dan momen gaya terhadap suatu titik sembarang sama dengan nol.

Dari macam-macam keseimbangan yang telah kita ketahui tersebut maka dapat diperjelas denga
uraian berikut ini tentang :
  1. Keseimbangan Stabil, Labil dan Indiferen ( Netral )

  2. Pada benda yang diam ( Statis ) kita mengenal 3 macam keseimbangan benda statik, ryaitu :
a. Stabil ( mantap / tetap )
b. Labil ( goyah / tidak tetap )
c. Indiferen ( sebarang / netral )
 Contoh-contoh : Untuk benda ya ng digantung.

  3. Keseimbangan stabil :
 apabila gaya yang diberikan padanya dihilangkan. Maka ia akan kedudukan semula. Sebuah papan empat
persegi panjang digantungkan pada sebuah sumbu mendatar di P ( sumbu tegak lurus papan ). Titik berat Z
dari papan terletak vertikal di bawah titik gantung P, sehingga papan dalam keadaan ini setimbang stabil. Jika
ujung A papan di putar sedikit sehingga titik beratnya semula ( Z ), maka kalau papan dilepaskan ia akan
berputar kembali kekeseimbangannya semula. Hal ini disebabkan karena adanya suatu koppel dengan gaya
berat G dan gaya tegangan tali T yang berputar kekanan. ( G = N ), sehingga papan tersebut kembali
kekeseimbangannya semula yaitu seimbang stabil.

  4. Keseimbangan labil :
Apabila gaya yang diberikan padanya dihilangkan, maka ia tidak akan dapat kembali ke kedudukan semula.
Kalau titik gantung P tadi sekarang berada vertikal di bawah titik berat Z maka papan dalam keadaan seimbang
labil Kalau ujung A papan diputar sedikit naik kekiri sehingga titik beratnya sekarang ( Z’ ) di bawah titik
beratnya semula ( Z ), maka kalau papan dilepaskan ia akan berputar turun ke bawah, sehingga akhirnya titik
beratnya akan berada vertikal di bawah titik gantung P. Hal ini disebabkan karena adanya suatu koppel dengan
gaya berat G dan gaya tekanan ( tegangan tali ) T yang berputar kekiri ( G = T ), sehingga papan turun ke
bawah dan tidak kembali lagi kekeseimbangannya semula.

  5. Keseimbangan indiferen :
Apabila gaya yang diberikan padanya dihilangkan, maka ia akan berada dalam keadaan keseimbangan, tetapi
di tempat yang berlainan. Kalau titik gantung P tadi sekarang berimpit dengan titik berat Z, maka papan dalam
keadaan ini setimbang indiferen. Kalau ujung A papan di putar naik, maka gaya berat G dan gaya tekanan T
akan tetap pada satu garis lurus seperti semula ( tidak terjadi koppel ) sehingga papan di putar bagaimanapun
juga ia akan tetap seimbang pada kedudukannya yang baru. Untuk benda yang berada di atas bidang datar.

  6. Keseimbangan stabil :
Sebuah pararel epipedum siku-siku ( balok ) diletakkan di atas bidang datar, maka ia dalam keadaan ini
seimbang stabil, gaya berat G dan gaya tekanan N yang masing-masing bertitik tangkap di Z ( titik berat balok )
dan di A terletak pada satu garis lurus. Kalau balok tersebut diputar naik sedikit dengan rusuk B sebagai
sumber.

Contoh Soal : Perhatikan gambar di bawah ini. Agar batang homogen tetap berada pada
posisi horizontal, berapakah besar gaya F yang harus diberikan ? kesetimbangan benda
tegar Pembahasan : Dari gambar diketahui bahwa panjang batang adalah 8 m. Karena
homogen, berarti gaya berat batang berada pada jarak 4 m dari poros. Karena massa
katrol diabaikan, maka besar tegangan tali akan sama dengan besar gaya F yang diberikan.
Perhatikan bahwa pada batang terdapat tiga gaya yang bekerja yaitu berat balok, berat
batang, dan tegangan tali. Perhatikan bahwa gaya berat balok dan berat batang searah
sedangkan keduanya berlawanan arah dengan tegangan tali. Dengan begitu, agar
setimbang maka berlaku : ∑τ = 0 ⇒ 100 (4) + 60 (2) − T (8) = 0 ⇒ 400 + 120 - 8T = 0 ⇒ 8T =
520 Karena T = F, maka : ⇒ 8F = 520 ⇒ F = 520⁄8 ⇒ F = 65 N. Jika sistem pada gambar di
bawah ini berada dalam keadaan setimbang, tentukan tegangan tali T1, T2, dan T3.
Diketahui massa beban 8 kg. kesetimbangan benda tegar Pembahasan : Untuk
mengerjakan soal seperti ini, kita dapat menggunakan aturan sinus sebagai berikut : T1 =
T2 = T3 sin a sin b sin c Dengan : a = sudut di hadapan T1 b = sudut di hadapan T2 c =
sudut di hadapan T3. Tinjau beban : Pada beban bekerja dua gaya yaitu gaya berat dan
tegangan tali T3. Karena dalam keadaan setimbang, maka berlaku : ∑F = 0 ⇒ W - T = 0 ⇒
T3 = W ⇒ T3 = 80 N. Dengan menggunakan aturan sinus, maka : T2 = T3 sin b sin c T2 = 80
sin 150 sin 90 T2 = 80 ½ 1 ⇒ T2 = 40 N. Selanjutnya, diperoleh tegangan tali pertama : T1
= T3 sin a sin c T2 = 80 sin 120 sin 90 T1 = 80 ½√3 1 ⇒ T1 = 40√3 N. Jadi, T1 = 40√3 N, T2 =
40 N, dan T3 = 80 N. Pada sistem kesetimbangan benda seperti pada gambar, AB adalah
batang homogen dengan panjang 80 cm dan berat 20 N. Berat beban yang digantung pada
ujung batang adalah 40 N. Tentukan besar tegangan tali BC jika AC = 60 cm.
kesetimbangan benda tegar Pembahasan : Dengan dalil Phytagoras, BC = 100 cm = 1 m.
Perhatikan gambar di atas. Tinjau batang homogen sebagai benda yang mengalami gaya.
Terdapat gaya berat balok, berat batang, dan tegangan tali dalam arah sumbu y. ∑τ = 0 ⇒
W (AB) + Wb (½AB) - T sin θ (AB) = 0 ⇒ 40 (0,8) + 20 (0,4) - T (60⁄100) (0,8) = 0 ⇒ 32 + 8 -
0,48 T = 0 ⇒ 0,48 T = 40 ⇒ T = 40⁄0,48 ⇒ T = 83,3 N. Pada batang AB yang massanya
diabaikan, digantungkan sebuah balok bermassa 10 kg. Pada jarak 2 m dari A diletakkan
balok bermassa 4 kg. Jika panjang AB = 6 m, tentukanlah besar tegangan tali T.
kesetimbangan benda tegar Pembahasan : ∑τ = 0 ⇒ W1 (AB) + W2 (2) - T sin 30 (AB) = 0 ⇒
100 (6) + 40 (2) - T (½) (6) = 0 ⇒ 600 + 80 - 3T = 0 ⇒ 3T = 680 ⇒ T = 680⁄3 ⇒ T = 226,6 N.
Sebuah balok bermassa 48 kg digantung dalam keadaan setimbang seperti pada gambar.
Tentukanlah besar tegangan tali T1. kesetimbangan benda tegar Pembahasan : Dengan
aturan sinus : T1 = W sin a sin c T2 = 480 sin 120 sin 90 T1 = 480 ½√3 1 ⇒ T1 = 240√3 N.

Sumber: http://bahanbelajarsekolah.blogspot.co.id/2015/03/soal-dan-jawaban-
kesetimbangan-benda-tegar.html
Content is Courtesy of bahanbelajarsekolah.blogspot.com
Contoh Soal : Perhatikan gambar di bawah ini. Agar batang homogen tetap berada pada
posisi horizontal, berapakah besar gaya F yang harus diberikan ? kesetimbangan benda
tegar Pembahasan : Dari gambar diketahui bahwa panjang batang adalah 8 m. Karena
homogen, berarti gaya berat batang berada pada jarak 4 m dari poros. Karena massa
katrol diabaikan, maka besar tegangan tali akan sama dengan besar gaya F yang diberikan.
Perhatikan bahwa pada batang terdapat tiga gaya yang bekerja yaitu berat balok, berat
batang, dan tegangan tali. Perhatikan bahwa gaya berat balok dan berat batang searah
sedangkan keduanya berlawanan arah dengan tegangan tali. Dengan begitu, agar
setimbang maka berlaku : ∑τ = 0 ⇒ 100 (4) + 60 (2) − T (8) = 0 ⇒ 400 + 120 - 8T = 0 ⇒ 8T =
520 Karena T = F, maka : ⇒ 8F = 520 ⇒ F = 520⁄8 ⇒ F = 65 N. Jika sistem pada gambar di
bawah ini berada dalam keadaan setimbang, tentukan tegangan tali T1, T2, dan T3.
Diketahui massa beban 8 kg. kesetimbangan benda tegar Pembahasan : Untuk
mengerjakan soal seperti ini, kita dapat menggunakan aturan sinus sebagai berikut : T1 =
T2 = T3 sin a sin b sin c Dengan : a = sudut di hadapan T1 b = sudut di hadapan T2 c =
sudut di hadapan T3. Tinjau beban : Pada beban bekerja dua gaya yaitu gaya berat dan
tegangan tali T3. Karena dalam keadaan setimbang, maka berlaku : ∑F = 0 ⇒ W - T = 0 ⇒
T3 = W ⇒ T3 = 80 N. Dengan menggunakan aturan sinus, maka : T2 = T3 sin b sin c T2 = 80
sin 150 sin 90 T2 = 80 ½ 1 ⇒ T2 = 40 N. Selanjutnya, diperoleh tegangan tali pertama : T1
= T3 sin a sin c T2 = 80 sin 120 sin 90 T1 = 80 ½√3 1 ⇒ T1 = 40√3 N. Jadi, T1 = 40√3 N, T2 =
40 N, dan T3 = 80 N. Pada sistem kesetimbangan benda seperti pada gambar, AB adalah
batang homogen dengan panjang 80 cm dan berat 20 N. Berat beban yang digantung pada
ujung batang adalah 40 N. Tentukan besar tegangan tali BC jika AC = 60 cm.
kesetimbangan benda tegar Pembahasan : Dengan dalil Phytagoras, BC = 100 cm = 1 m.
Perhatikan gambar di atas. Tinjau batang homogen sebagai benda yang mengalami gaya.
Terdapat gaya berat balok, berat batang, dan tegangan tali dalam arah sumbu y. ∑τ = 0 ⇒
W (AB) + Wb (½AB) - T sin θ (AB) = 0 ⇒ 40 (0,8) + 20 (0,4) - T (60⁄100) (0,8) = 0 ⇒ 32 + 8 -
0,48 T = 0 ⇒ 0,48 T = 40 ⇒ T = 40⁄0,48 ⇒ T = 83,3 N. Pada batang AB yang massanya
diabaikan, digantungkan sebuah balok bermassa 10 kg. Pada jarak 2 m dari A diletakkan
balok bermassa 4 kg. Jika panjang AB = 6 m, tentukanlah besar tegangan tali T.
kesetimbangan benda tegar Pembahasan : ∑τ = 0 ⇒ W1 (AB) + W2 (2) - T sin 30 (AB) = 0 ⇒
100 (6) + 40 (2) - T (½) (6) = 0 ⇒ 600 + 80 - 3T = 0 ⇒ 3T = 680 ⇒ T = 680⁄3 ⇒ T = 226,6 N.
Sebuah balok bermassa 48 kg digantung dalam keadaan setimbang seperti pada gambar.
Tentukanlah besar tegangan tali T1. kesetimbangan benda tegar Pembahasan : Dengan
aturan sinus : T1 = W sin a sin c T2 = 480 sin 120 sin 90 T1 = 480 ½√3 1 ⇒ T1 = 240√3 N.

Sumber: http://bahanbelajarsekolah.blogspot.co.id/2015/03/soal-dan-jawaban-
kesetimbangan-benda-tegar.html
Content is Courtesy of bahanbelajarsekolah.blogspot.com
Rumus-Rumus Minimal :

Momen gaya
τ = Fd
Keterangan :
F = gaya (Newton)
d = jarak (yang tegak lurus) gaya ke poros (meter)
τ = momen gaya atau torsi (Nm)

Penguraian Gaya
Fx = F cos θ
Fy = F sin θ
Keterangan :
θ = sudut antara gaya F terhadap sumbu X 

Syarat Keseimbangan Translasi


Σ Fx = 0
Σ Fy = 0

Syarat Keseimbangan Translasi dan Rotasi


Σ Fx = 0
Σ Fy = 0
Στ=0

Gaya Gesek
f=μN
Keterangan :
f = gaya gesek (N)
μ = koefisien gesekan
N = Normal Force (N)

Gaya Berat
W = mg
Keterangan :
W = berat benda (N) 
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)

Anda mungkin juga menyukai