Anda di halaman 1dari 20

FISIKA DASAR 4

(Gelombang Berjalan, Gelombang Stasioner, dan Energi Gelombang)

Dosen Pengampu:
Dr. Ni Ketut Rapi, M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 3:
1. Ni Putu Nadya Nikki Utami (1413021005)
2. Komang Eri Mahayasa (1413021015)
3. Ni Kade Henny Seprina Dewi (1413021026)

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2015
Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner

Indikator

2.1 Mampu menurunkan persamaan simpangan partikel-partikel pada gelombang berjalan


harmonik
2.2 Mampu menurunkan persamaan kecepatan dan percepatan pada gelombang berjalan
harmonik
2.3 Mampu menggunakan konsep simpangan, kecepatan dan percepatan partikel pada
gelombang berjalan dalam memecahkan permasalahan

Fisika Dasar 4 1
Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner

Pembahasan
Gelombang adalah gejala rambat dari suatu getaran. Ditinjau dari sifat fisisnya
gelombang dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1. Berdasarkan Arah Getaran
a. Gelombang Tranversal, yaitu gelombang yang arah getarnya tegak lurus
terhadap arah perambatannya, misalnya gelombang pada tali dan gelombang
pada permukaan air.
b. Gelombang Longitudinal, yaitu gelombang yang arah getarnya sejajar dengan
arah perambatannya, misalnya gelombang bunyi
2. Berdasarkan Medium Perambat
a. Gelombang Mekanik, yaitu gelombang yang memerlukan medium perambatan,
misalnya bunyi dapat sampai ke telinga karena ada udara sebagai medium
perambat
b. Gelombang Elektromagnetik, yakni gelombang yang tidak memerlukan medium
perambat, misalnya cahaya matahari yang bisa sampai ke bumi walaupun antara
matahari dan bumi terdapat ruang hampa.
3. Berdasarkan Amplitudo
a. Gelombang Berjalan, yakni gelombang yang amplitudonya tetap di setiap titik
yang dilalui gelombang, misalnya gelombang pada tali yang panjang.
b. Gelombang Stasoiner (gelombang berdiri), yakni gelombang yang amplitudonya
berubah-ubah, misalnya gelombang pada senar gitar.

Pada pembahasan materi dalam makalah ini akan dibahas gelombang berdasarkan
amplitudonya, yakni gelombang berjalan dan gelombang stasioner.

1. Perbedaan Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner


Gelombang berjalan adalah gelombang yang amplitudonya tetap pada setiap titik
yang dilaluinya. Gelombang berjalan merupakan gelombang transversal atau
gelombang longitudinal yang merambat dari satu ujung ke ujung yang lain.Sedangkan
gelombang stasioner adalah gelombang yang amplitudonya berubah terhadap posisi.
Gelombang stasioner dapat terbentuk dari perpaduan atau superposisi dua gelombang
yang memiliki amplitudo, frekuensi, dan panjang gelombang yang sama, tetapi
arahnya berbeda.

Fisika Dasar 4 2
Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner

Secara umum yang membedakan gelombang berjalan dengan gelombang


stasioner adalah ampitudonya. Gelombang berjalan memiliki amplitudo yang tetap
pada tiap posisi, sedangkan gelombang stasioner memiliki amplitudo yang yang
berbeda-beda pada tiap posisi. Dan berikut adalah tabel perbedaan gelombang berjalan
dengan gelombang stassioner.

Gelombang Berjalan Gelombang Stationer


1. Amplitudonya selalu tetap 1. Amplitudonya selalu berubah
2. Arah merambat searah 2. Arah merambat berlawanan arah
3. Fase tetap 3. Fase berubah
4. Terbentuk dari gelombang 4. Terbentuk dari superposisi dua
datang atau gelombang pantul gelombang, yakni gelombang
datang dan gelombang pantul
5. Dapat merambatkan energi 5. Tidak dapat merambatkan eenergi

Keterangan:
1) Pada gelombang berjalan amplitudonya (A) selalu tetap karena pada gelombang
berjalan partikel atau titik-titiknya selalu tetap, sedangkan pada gelombang
stasioner titik partikel tersebut beubah-ubah karena gelombang stasioner
terbentuk dari superposisi gelombang datang dan gelombang pantul.
2) Arah rambat pada gelombang stasioner selalu sama, jika gelombang merambat
ke arah sumbu x positif maka arahnya akan selalu mengarah ke sumbu x positif
dan begitu pula sebaliknya. Sedangkan pada gelombang stasioner jika
gelombang datang mengarak ke sumbu x psitif maka gelombang pantulnya
mengarah ke sumbu x negatif, dan begitu pula sebaliknya.
3) Perbedaan fase gelombang berjalan dengan fase gelombang stasioner dapat
dilihat dari persamaannya.
Persamaan Simpangan Gelombang Berjalan:
y = ±A sin (𝑚𝒕 ± 𝒌𝒙)

Persamaan Simpangan Gelombang Stasioner:

𝒚 = 𝟐𝑨 𝐬𝐢𝐧(𝑚𝒕) 𝐜𝐨𝐬(𝒌𝒙) Pada ujung bebas


Pada ujung terikat
𝒚 = 𝟐𝑨 𝐜𝐨𝐬(𝑚𝒕) 𝐬𝐢𝐧(𝒌𝒙)

Fisika Dasar 4 3
Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner

Dari persamaan simpangan gelombang stasioner dapat diketahui bahwa sudut


fasenya selalu konstan, (𝜔𝑡 ± 𝑘𝑥) selalu bernilai tetap karena jika gelombang
merambat ke arah sumbu positif tandanya adalah minus, maka bertambahnya
variabel waktu (t) akan dikurang oleh pertambahan variabel x, sehingga nilainya
tetap konsta. Jika gelombang merambat ke arah sumbu x negatif, maka tanda
akan menjadi positif. Maka pertambahan nilai variabel t akan ditamban dengan
variabel x yang bernilai negatif, sehingga nilainya tetap konstan. Sedangkan
nilai dari 𝜔 dan k selalu tetap. Jadi sudut fase gelombang berjalan selalu berniai
konstan. Sedangkan pada gelombang stasioner pertambahan waktu dan
pertambahan niai x atau berkurangnya waktu atau berkurangnya nilai x akan
merubah nilai sudut fasenya.
4) Gelombang berjalan terbentuk dari sebuah gelombang datang atau sebuah
gelombang pantul, sedangkan gelombang stasioner terbentuk dari perpaduan
atau superposisi dua buah gelombang, yakni gelombang datang dan gelombang
pantul.
5) Pada gelombang berjalan terjadi perambatan energi dari satu ujung ke ujung
yang lainnya, sedangkan pada gelombang stasioner tidak dapat merambatkan
energi, melaikan energinya tersimpan dalam medium.

2. Persamaan Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner


Jika ditinjau sebuah tali yang panjang yang diregangkan di dalam arah x
sepanjang mana sebuah gelombang tranversal sedang berjalan. Pada suatu saat,
katakanlah t = 0 bentuk tali dapat dinyatakan oleh

y = f(x) t=0

Di mana y adalah pergeseran transversal dari tali pada kedudukan x. Di dalam Gambar
1.a diperlihatkan bentuk gelombang yang mungkin (sebuah denyut) pada tali pada t =
0. Eksperimen memerlihatkan bahwa dengn bertambahnya waktu maka gelombang
seperti ini akan berjalan sepanjang tali tanpa merubah bentuknya, asalkan kehilangan-
kehilangan gesekan dakhil (internal frictional losses) adalah cukup kecil. Pada waktu t
maka gelombang tersebut sudah berjalan sejauh vt ke kanan, dimana v adalah besarnya

Fisika Dasar 4 4
Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner

kecepatan gelombang, yang dianggar konstan. Maka persamaan gelombang pada


waktu t adalah (Haliiday, 1988; 614)

y = f(x - vt) t=t

Persamaan ini memberi bentuk gelombang yang sama di sekitar titik x = vt pada waktu
t seperti pada sekitar x = 0 pada waktu t = 0 (Gambbar 1.b)

Gambar 1. Gelombang Berjalan pada Tali yang Diregangkan

2.1 Simpangan Gelombang Berjalan


Pada Gambar 2, misalkan titik asal getaran 0 telah bergetar naik-turun selama t
sekon. Persamaan gelombang pada titik 0 sesuai dnegan persamaan simpangan getaran

harmonik sederhana dengan sudu fase awal ѳ0 = 0o adalah:

Gambar 2. Gelombang Berjalan

y = A sin ωt atau y = A sin


........ (1)
2πππ𝜋𝝋

𝒕 𝜑 = fase gelombang
𝝋=
𝑻
Fisika Dasar 4 5
Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner

Pada titik asal getaran O telah bergetar selama t sekon dan cepat rambat
gelombang v, maka lamanya titik P pada tali yang berjarak x dari O telah bergetar

adalah jarak OP dibagi v, atau 𝑥⁄𝑣 . Jadi, jika titik O telah bergetar selama t sekon,
maka titik P telah bergetar selama 𝑡𝑝 = t - 𝑥⁄𝑣. Sehingga fase getaran naik-turun di
titik P akibat gelombang dari O adalah:
𝒕𝒑 𝒕 − 𝒙⁄𝒗 𝒕𝒙
𝝋𝒑 = 𝑻 = =− Dimana vT = λ
𝑻𝑻𝒗𝑻

𝒕𝒙
𝝋𝒑 =𝑻 − 𝝀
.... (2)
Substitusikan persamaan (2) ke persamaan (1) :
 Persamaan (1) y = Asin 2𝜋𝝋

𝒕𝒙
 Persamaan (2) 𝝋𝒑 =𝑻 − 𝝀

Maka diperoleh:

y = Asin 2𝜋( 𝒕 − 𝒙)
𝑻𝝀

𝟐𝛑 𝟐𝛑
y = Asin (𝟐𝛑 𝒕 − 𝟐𝛑 𝒙) Dimana 𝑻 = ω dan=𝝀k
𝑻 𝝀

 Jadi simpangan gelombang berjalan adalah:

y = ±Asin (𝑚𝒕 ± 𝒌𝒙)


........... (3)
Keterangan:
y = ±Asin (𝑚𝒕 ±
𝒌𝒙)

+ : Titik asal ke atas


-: Titik asal ke bawah + : Gelombang merambat ke kiri
- : Gelombang merambat ke kanan
y = simpangan gelombang berjalan (m) ω = kecepatan sudut (rad/s)
A = amplitudo gelombang (m) k = 2𝜋/λ, bilangan gelombang (m−1)
t = waktu eambat gelombang (sekon) λ = pangjang gelombang (m)
T = periode gelombang (sekon)

Fisika Dasar 4 6
Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner

2.2 Kecepatan dan Percepatan Gelombang Berjalan


a) Kecepatan gelombang berjalan merupakan turunan pertama simpangan
terhadap waktu dari gelombang berjalan, yang memenuhi persamaan:

𝒅𝒚 𝒅
v ==[𝑨 𝐬𝐢𝐧 (𝒕𝑚𝒕 ± 𝒌𝒙)]
𝒅𝒕𝒅
 Jadi kecepatan gelombang berjalan adalah:

v = ωA cos (𝑚𝒕 ± 𝒌𝒙)


.......... (4)

b) Percepatan gelombang berjalan merupakan turunan kedua simpangan terhadap


waktu atau turunan pertama dari kecepatan terhadap waktu dari gelombang
berjalan, yang memenuhi persamaan:
𝒅𝟐 𝒚 𝒅𝟐 [
a ==𝒅𝒕𝟐𝒅𝒕𝟐 𝑨 𝐬𝐢𝐧(𝑚𝒕 ± 𝒌𝒙)]

𝒅𝒚 𝒅
a ==[𝑚𝑨 𝒄𝒐𝒔
𝒕 (𝑚𝒕 ± 𝒌𝒙)]
𝒅𝒕𝒅
 Jadi percepatan gelombang berjalan adalah:
a = −𝑚𝟐A 𝐬𝐢𝐧(𝑚𝒕 ± 𝒌𝒙)

a = −𝑚𝟐y
........... (5)
Keterangan:
y = simpangan gelombang berjalan (m)
A = amplitudo gelombang (m)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
k = 2𝜋/λ, bilangan gelombang (m−1)
2.3 Sudut Fase, Fase, dan Beda Fase Gelombang Berjalan
Fase gelombang dapat didefinisikan sebagai bagian atau tahapan gelombang.
Seperti halnya pada getaran, pada gelombang berjalan pun dikenal pengertian sudut
fase, fase, dan beda fase. Oleh karena itu untuk mengetahui persamaan sudut fase, fase
dan beda fase akan sangat diperlukan persamaan simpangan gelombang berjalan
berikut ini:

y = ±A sin (𝑚𝒕 ± 𝒌𝒙) = A sin (𝟐𝛑 𝒕 − 𝟐𝛑 𝒙) = Asin 2𝜋( 𝒕 − 𝒙)


𝑻 𝝀 𝑻𝝀

Fisika Dasar 4 7
Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner

a) Sudut fase (θ) pada gelombang berjalan adalah besarnya sudut dalam fungsi
sinus pada persamaan simpangan gelombangnya.
 Jadi besar sudut fase pada gelombang berjalan adalah:
𝒕 𝒙
θ = 𝑚𝒕 ± 𝒌𝒙 = 2
𝜋( ± )
𝑻 𝝀 ........... (6)
b) Besar fase pada gelombang berjalan dapat didefinisikan sebagai perbandingan
antara waktu sesaat untuk meninggalkan titik keseimbang (titik 0) dan periode.
Dengan demikian fase gelombang dititik P dapat ditulis sebagai berikut:

Gambar 3. Gelombang Berjalan

𝒕
𝝋=
𝑻
𝒕𝒑 𝒕 − 𝒙⁄𝒗 𝒕𝒙
𝝋𝑝 = 𝑻 = =− Dimana vT = λ
𝑻𝑻𝒗𝑻
 Jadi besarnya fase dari gelombang berjalan adalah:

𝒕 𝒙
ⱷ =± 𝑻𝝀 ............ (7)
Hubungan sudut fase dengan fase adalah:

θ= 2𝜋𝝋

c) Beda Fase Gelombang berjalan

Gambar 4. Beda Fase Gelombang Berjalan


Fisika Dasar 4 8
Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner

Pada Gambar 4, fase gelombang di A dan fase gelombang di B tidaklah


sama. Sehingga gelombang berjalan tersebut memiliki beda fase. Persamaan
beda fase pada gelombang berjalan adalah sebagai berikut:

𝒕 𝒙𝟏 𝒕 𝒙𝟐
𝝋𝟏=− 𝑻𝝀 𝝋𝟐=− 𝑻𝝀

 Jadi beda fase gelombang berjalan adalah:

∆ 𝝋 = 𝝋𝟏 − 𝝋𝟐

∆𝑥
∆𝝋 = ( 𝒕 − 𝒙𝟏) - ( 𝒕 − 𝒙𝟐) ∆𝝋 =
𝑻𝝀 𝑻𝝀 𝝀 ........ (8)

Contoh Soal:
Sebuah gelombang berjalan dinyatakan dengan persamaan y = 0,4 sin 0,6𝜋 (20t –
0,5x) dengan x dan y dalam cm dan t dalam sekon, tentukanlah:
a. Arah perambatan gelombang
b. Amplitudo gelombang
c. Frekuensi gelombang
d. Panjang gelombang
e. Sudut fase di titik x = 2cm, saat ujung gelombang bergetas selama
0,1 detik
f. Beda fase antasa titik x = 10 cm dan x = 5 cm

Jawab:

Persamaan gelombang berjalan tersebut dapat disamakan dengan:

y = A sin (ωt– kx)

y = 0,4 sin 0,6 (20t – 0,5x)

y = 0,4 sin (12𝜋t – 0,3𝜋x)

Sehingga: ω = 12𝜋

k = 0,3𝜋

Fisika Dasar 4 9
Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner

a. Dengan melihat fungsi sinus negatif dari persamaan gelombang, maka dapat
diketahui bahwa gelombang tersebut merambat ke kanan.

b. Amplitudonya:
A = 0,4 cm

c. Frekuensi:
ω = 2𝜋f
𝜔
f=
2𝜋
12𝜋
f=
2𝜋
= 6 Hz
2𝜋
d. k =
𝜆
2𝜋
0,3𝜋 =
𝜆
2𝜋
λ=
0,3π
20
= cm
3

e. Sudut fase: (x = 2 cm, dan t = 0,1 s)


(ѳ) = (12𝜋t – 0,3𝜋x)
=(12𝜋)(0,1) – (0,3𝜋)(2)
= 1,2𝜋 – 0,6𝜋
= 108ᵒ

f. Beda fase (x1 = 10 cm, dan x2 = 5 cm)


∆𝑥
𝜑=
𝜆
10−5 3
= =
20/3 4

Fisika Dasar 4 10
Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner

2.4 Simpangan Gelombang Stasioner


Simpangan pada gelombang stasioner merupakan interfrensi antara gelombang
datang dan gelombang pergi. Persamaan simpangan gelombang stasioner dapat
ditentukan dengan menjumlahkan persamaan simpangan gelombang datang (𝑦𝑑)
dengan persamaan simpangan gelombang pantul (𝑦𝑝).

𝑦 = 𝑦𝑑 + 𝑦𝑝

a. Simpangan Gelombang Stasioner pada Ujung Bebas

Gambar 5. (a) Gelombang Datang, (b) Gelombang Pantul

Simpangan gelombang datang yang mengarah ke sumbu +X adalah:

𝒚𝒅 = 𝑨 𝐬𝐢𝐧(𝑚𝒕 − 𝒌𝒙)

Simpangan gelombang pantul yang mengarah ke sumbu –X adalah:

𝒚𝒑 = 𝑨 𝐬𝐢𝐧(𝑚𝒕 + 𝒌𝒙)

Simpangan gelombang stasioner pada ujung bebas adalah:


𝒚 = 𝒚𝒅 + 𝒚𝒑

𝒚 = [𝑨 𝐬𝐢𝐧(𝑚𝒕 − 𝒌𝒙)] + [𝑨 𝐬𝐢𝐧(𝑚𝒕 + 𝒌𝒙)]

𝒚 = 𝑨 [𝐬𝐢𝐧(𝑚𝒕 − 𝒌𝒙)] + [𝐬𝐢𝐧(𝑚𝒕 + 𝒌𝒙)]

Fisika Dasar 4 11
Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner

Karena Sin α + Sin β = 2 Sin𝟏⁄𝟐(α+β)cos 𝟏⁄𝟐 (α-β)

Dimana (𝛼 + 𝛽) adalah jumlah sudut, dan (𝛼 − 𝛽) adalah selisih sudut. Maka


persamaan simpangannya adalah:

𝒚 = 𝟐𝑨 𝒔𝒊𝒏 𝟏⁄𝟐 (𝑚𝒕 − 𝒌𝒙 + 𝑚𝒕 + 𝒌𝒙) 𝒄𝒐𝒔 𝟏⁄𝟐 (𝑚𝒕 − 𝒌𝒙 − 𝑚𝒕 + 𝒌𝒙)

𝒚 = 𝟐𝑨 𝒔𝒊𝒏 𝟏⁄𝟐 (𝟐𝑚𝒕) 𝒄𝒐𝒔 𝟏⁄𝟐 (−𝟐𝒌𝒙)

𝒚 = 𝟐𝑨 𝐬𝐢𝐧(𝑚𝒕) 𝐜𝐨𝐬(−𝒌𝒙)

Karena (𝛼 − 𝛽) adalah selisih sudut, maka –kx bernilai positif.


 Jadi simpangan pada gelombang Stasioner dengan Ujung Bebas adalah:

𝒚 = 𝟐𝑨 𝐬𝐢𝐧(𝑚𝒕) 𝐜𝐨𝐬(𝒌𝒙)
...............................(9)

b. Simpangan Gelombang Stasioner pada Ujung Terikat

Gambar 6. Gelombang Stasioner pada Ujung Terikat

Persamaan simpangan pada gelombang stasioner pada ujung terikat adalah


jumlang simpangan gelombang datang dan simpangan gelombang pantul.

Fisika Dasar 4 12
Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner

Persamaan simpangan pada gelombang datang adalah:

𝒚𝒅 = 𝑨 𝐬𝐢𝐧(𝑚𝒕 − 𝒌𝒙)

Persamaan simpangan pada gelombang pantul adalah:

𝒚𝒑 = −𝑨 𝐬𝐢𝐧(𝑚𝒕 + 𝒌𝒙)

Persamaan simpangan gelombang stasioner pada ujung terikat adalah:

𝒚 = 𝒚𝒅 + 𝒚𝒑

𝒚 = [𝑨 𝐬𝐢𝐧(𝑚𝒕 − 𝒌𝒙)] -[𝑨 𝐬𝐢𝐧(𝑚𝒕 + 𝒌𝒙)]

𝒚 = 𝑨 [𝐬𝐢𝐧(𝑚𝒕 − 𝒌𝒙)] -[𝐬𝐢𝐧(𝑚𝒕 + 𝒌𝒙)]

Karena Sin α - Sin β = 2 cos 𝟏⁄𝟐(α+β) sin𝟏⁄𝟐 (α-β)

Dimana (𝛼 + 𝛽) adalah jumlah sudut, dan (𝛼 − 𝛽) adalah selisih sudut. Maka


persamaan simpangannya adalah

𝒚 = 𝟐𝑨 𝒄𝒐𝒔 𝟏⁄𝟐 (𝑚𝒕 − 𝒌𝒙 + 𝑚𝒕 + 𝒌𝒙) 𝒔𝒊𝒏 𝟏⁄𝟐 (𝑚𝒕 − 𝒌𝒙 − 𝑚𝒕 + 𝒌𝒙)

𝒚 = 𝟐𝑨 𝒄𝒐𝒔 𝟏⁄𝟐 (𝟐𝑚𝒕) 𝒔𝒊𝒏 𝟏⁄𝟐 (−𝟐𝒌𝒙)

𝒚 = 𝟐𝑨 𝐜𝐨𝐬(𝑚𝒕) 𝐬𝐢𝐧(−𝒌𝒙)

Karena (𝛼 − 𝛽) adalah selisih sudut, maka –kx bernilai positif.


 Jadi simpangan gelombang stasioner pada ujung terikat adalah:

𝒚 = 𝟐𝑨 𝐬𝐢𝐧(𝒌𝒙) 𝐜𝐨𝐬(𝑚𝒕)
........ (10)

Fisika Dasar 4 13
Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner

Keterangan:
y = simpangan gelombang berjalan (m)
A = amplitudo gelombang (m)
t = waktu eambat gelombang (sekon)
T = periode gelombang (sekon)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
k = 2𝜋/λ, bilangan gelombang (m−1)
λ = pangjang gelombang (m)

3. Energi Gelombang
Gelombang adalah suatu getaran yang merambat, dalam perambatannya
gelombang membawa energi. Dengan kata lain gelombang merupakan getaran yang
merambat dan getaran sendiri merupakan sumber gelombang (Febiola, 2015).
Gelombang membawa energi dari satu tempat ke tempat lain. Energi dipindahkan
sebagai energi getaran dari pertikel ke partikel medium tersebut.
Energi mekanio total pada gelombang adalah:

𝐄𝒎𝒆𝒌𝒂𝒏𝒊𝒌 = 𝐄𝒑 + 𝐄𝒌

Dengan energi maksimum sebesar (Halliday, 1988; 454-460):

𝟏
𝐄𝒎𝒂𝒌𝒔 = 𝟐 𝒌𝑨𝟐

Dari konsep periode dapat diketahui bahwa periode gelmobang dengan


amplitudo kecil adalah (Halliday, 1998; 460):

𝒎
𝐓 = 𝟐𝛑 √
𝒌
𝒎
𝐓𝟐 = 𝟒𝝅𝟐
𝒌

𝒎
𝐤 = 𝟒𝝅𝟐
𝐓𝟐

Fisika Dasar 4 14
Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner

Maka energi pada gelombang adalah:

𝟏
𝐄𝒎𝒂𝒌𝒔 = 𝟐 𝒌𝑨𝟐

𝟏 𝒎𝟐
𝐄 =𝟒𝝅𝟐
𝟐 𝐓𝟐 𝑨

𝐄 = 𝟐𝝅𝟐 𝒎 𝑨𝟐 𝒇𝟐 ........................(11)
Pada benda 3 dimensi m dapat diganti dengan 𝜌𝑣, sehingga:

𝐄 = 𝟐𝝅𝟐 𝝆𝒗 𝑨𝟐 𝒇𝟐
.........................(12)
Pada benda panjang atau pejal m dapat diganti dengan 𝜑, sehingga:

𝐄 = 𝟐𝝅𝟐 𝝋 𝑨𝟐 𝒇𝟐
.........................(13)
dimana 𝐴 adalah amplitudo geraknya, baik secara transversal maupun
longitudinal (Giancoli, 1998). Berdasarkan persamaan di atas dapat kita simpukan
bahwa energy yang di bawa gelombang sebanding dengan kuadrat amplitude.
Keterangan:
E = Energi (J)
t = waktu (s)
A = luas alas (m )2
m = massa (kg)
T = Periode (s)
𝜌 = massa jenis (kg/m3)
f = frekuensi (Hz)
𝑣 = volume (m3)

Intensitas 𝐼 sebuah gelombang didefinisikan sebagai daya (energy per satuan


waktu) yang dibawa melintasi daerah yang tegak lurus terhadap aliran energy:

I = 𝐞𝐧𝐞𝐫𝐠𝐢/𝐰𝐚𝐤𝐭𝐮 = 𝐝𝐚𝐲𝐚
𝐥𝐮𝐚𝐬 𝐥𝐮𝐚𝐬
Dimana daya memilki persamaan:
E
P=
t

P = 𝟐𝝅𝟐 𝒎 𝑨𝟐 𝒇𝟐
𝐭

Fisika Dasar 4 15
Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner

Maka persamaan intesitas gelombang adalah:

𝟐 𝟐
𝟐𝝅𝟐 𝒎 𝑨𝒇
I =𝐭
𝐀

𝟐 𝟐
𝟐𝝅𝟐 𝒎 𝑨 𝒇
I =
𝐀𝐭
......................... (14)

Jika gelombang merambat ke segala arah dari titik pusat gelombang (misalnya
gelombang suara), maka gelombang akan membentuk bola, maka:

I = 𝟐𝝅𝟐 𝒎 𝑨𝟐 𝒇𝟐
𝟒𝛑𝒓𝟐 𝐭 ...........................(15)

Karena energi sebanding dengan kuadrat amplitude gelombang seperti yang


baru saja kita lihat, demikian juga halnya dengan intensitas:

𝐼∞𝐴2

Pada persamaan (15)


gelombang mengalir ke luar dari
sumber ke semua arah, gelombang
tersebut merupakan gelombang tiga
dimensi. Contohnya adalah suara yang
merambat di udara terbuka, gelombang
gempa bumi dan gelombang cahaya.
Jika medium tersebut isotropic (sama
ke semua arah), gelombang dikatakan
berbentuk gelombang bola. Sementara
gelombang merambat ke luar, energy
Gambar 7. Rambat Gelombang
yang dibawanya tersebar ke area yang makin lama makin luas karena luas permukaan
bola dengan radius 𝑟 adalah 4𝜋𝑟2.

Fisika Dasar 4 16
Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner

Jika keluaran daya 𝑃 dari sumber konstan, maka intensitas berkurang sebagai
kebalikan dari kuadrat jarak dari sumber:

𝟏
𝑰∞
𝒓𝟐

Jika kita ambil dua titik dengan jarak 𝑟1dan 𝑟2 dari sumber gambar 7, maka 𝐼1 =
𝑃/4𝜋𝑟12 dan 𝐼2 = 𝑃/4𝜋𝑟22, sehingga:

𝑰𝟐 𝒓𝟏𝟐
= 𝟏
𝑰𝒓
𝟏𝟐 ......................(16)
𝑟2
Dengan demikian, sebagai contoh, jika jarak digandakan ( = 2)maka intensitas
𝑟1
diperkecil sebesar ¼ dari nilai sebelumnya: 𝐼2

1 2 1
=( ) =
𝐼1 2 4

Amplitude gelombang juga berkurang terhadap jarak. Karena kerapatan


sebanding dengan kuadrat amplitude. Seperti pada persamaan 𝐼∞𝐴2, maka amplitude
𝐴 harus mengecil sebesar 1/R sehingga

𝑰∞𝑨𝟐

1
Akan sebanding dengan 2 sehingga
𝑟
𝟏
𝑨∞
𝒓𝟐
Jika kita ambil lagi 2 jarak yang berbeda dari sumber 𝑟1dan 𝑟2 maka

𝑨𝟐𝒓𝟏 ....................(17)
=𝒓
𝑨𝟏𝟐
Ketika gelombang dua kali lipat lebih jauh dari sumber, amplitude akan
menjadi setengahnya dan seterusnya (dengan mengabaikan peredaman yang
disebabkan oleh gesekan).

Energy gelombang dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, contohnya


ketika kita mandi di air laut, kita akan merasa terhempas saat diterpa gelombang laut.

Fisika Dasar 4 17
Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner

Hal ini terjadi karena setiap gelombang selalu membawa energy dari satu tempat ke
tempat lain. Energi yang terdapat pada gelombang laut bisa bersumber dari angin dan
lainnya. Contoh lain, ketika kita melihat gelombang pada genangan air, seolah-olah
tampak bahwa gelombang tersebut membawa air keluar dari pusat lingkaran.
Demikian pula ketika kita menyaksikan gelombang laut bergerak kepantai, mungkin
kita berpikir bahwa gelombang membawa air laut menuju ke pantai. Kenyataannya
bahwa bukan seperti itu. Sebenarnya yang kita saksikan adalah setiap partikel air
tersebut bersosialisasi (bergerak naik turun) terhadap titik setimbangnya. Jadi air
hanya berfungsi sebagai medium bagi gelombang untuk merambat.

Contoh Soal :

Intensitas gelombang gempa di Haiti yang berada 106 km dari sumber gempa
adalah 8 x 106 W/m2. Hitunglah Intensitas gelombang tersebut di sebuah desa
yang berjarak 212 km dari sumber gempa.

Diketahui:

I1 = 8 x 106 W/m2

𝑟1 = 106 km = 106000 m

𝑟2 = 212 km = 212000 m

Ditanya:

I2 =.......?

Jawab:

I2 r22
=
I1 r 12

r22
I2 = (
r1 2) I1
2
106000
=( )
212000 (8 x 106 W/m2)

= 2 x 106 W/m2

Fisika Dasar 4 18
Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner

Daftar Pustaka
Febiola, Gayeta. 2015. “Makalah Gelombang”. Dalam
www.academia.edu/8222565/Makalahombang. Di akses 19 Februari 2015

Giancolli, D.C. 1998. Fisika Jilid 1 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Halliday, D dan Resnick. 1988. Fisika Jilid 1 Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga

Supramono, Eddy dkk. 2003. Common Text Book (Edisi Revisi) Fisika Dasar II. Malang:
Universitas Negeri Malang

Fisika Dasar 4 19

Anda mungkin juga menyukai