Dosen Pengampu:
Dr. Ni Ketut Rapi, M.Pd.
Disusun Oleh:
Kelompok 3:
1. Ni Putu Nadya Nikki Utami (1413021005)
2. Komang Eri Mahayasa (1413021015)
3. Ni Kade Henny Seprina Dewi (1413021026)
Indikator
Fisika Dasar 4 1
Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner
Pembahasan
Gelombang adalah gejala rambat dari suatu getaran. Ditinjau dari sifat fisisnya
gelombang dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1. Berdasarkan Arah Getaran
a. Gelombang Tranversal, yaitu gelombang yang arah getarnya tegak lurus
terhadap arah perambatannya, misalnya gelombang pada tali dan gelombang
pada permukaan air.
b. Gelombang Longitudinal, yaitu gelombang yang arah getarnya sejajar dengan
arah perambatannya, misalnya gelombang bunyi
2. Berdasarkan Medium Perambat
a. Gelombang Mekanik, yaitu gelombang yang memerlukan medium perambatan,
misalnya bunyi dapat sampai ke telinga karena ada udara sebagai medium
perambat
b. Gelombang Elektromagnetik, yakni gelombang yang tidak memerlukan medium
perambat, misalnya cahaya matahari yang bisa sampai ke bumi walaupun antara
matahari dan bumi terdapat ruang hampa.
3. Berdasarkan Amplitudo
a. Gelombang Berjalan, yakni gelombang yang amplitudonya tetap di setiap titik
yang dilalui gelombang, misalnya gelombang pada tali yang panjang.
b. Gelombang Stasoiner (gelombang berdiri), yakni gelombang yang amplitudonya
berubah-ubah, misalnya gelombang pada senar gitar.
Pada pembahasan materi dalam makalah ini akan dibahas gelombang berdasarkan
amplitudonya, yakni gelombang berjalan dan gelombang stasioner.
Fisika Dasar 4 2
Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner
Keterangan:
1) Pada gelombang berjalan amplitudonya (A) selalu tetap karena pada gelombang
berjalan partikel atau titik-titiknya selalu tetap, sedangkan pada gelombang
stasioner titik partikel tersebut beubah-ubah karena gelombang stasioner
terbentuk dari superposisi gelombang datang dan gelombang pantul.
2) Arah rambat pada gelombang stasioner selalu sama, jika gelombang merambat
ke arah sumbu x positif maka arahnya akan selalu mengarah ke sumbu x positif
dan begitu pula sebaliknya. Sedangkan pada gelombang stasioner jika
gelombang datang mengarak ke sumbu x psitif maka gelombang pantulnya
mengarah ke sumbu x negatif, dan begitu pula sebaliknya.
3) Perbedaan fase gelombang berjalan dengan fase gelombang stasioner dapat
dilihat dari persamaannya.
Persamaan Simpangan Gelombang Berjalan:
y = ±A sin (𝑚𝒕 ± 𝒌𝒙)
Fisika Dasar 4 3
Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner
y = f(x) t=0
Di mana y adalah pergeseran transversal dari tali pada kedudukan x. Di dalam Gambar
1.a diperlihatkan bentuk gelombang yang mungkin (sebuah denyut) pada tali pada t =
0. Eksperimen memerlihatkan bahwa dengn bertambahnya waktu maka gelombang
seperti ini akan berjalan sepanjang tali tanpa merubah bentuknya, asalkan kehilangan-
kehilangan gesekan dakhil (internal frictional losses) adalah cukup kecil. Pada waktu t
maka gelombang tersebut sudah berjalan sejauh vt ke kanan, dimana v adalah besarnya
Fisika Dasar 4 4
Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner
Persamaan ini memberi bentuk gelombang yang sama di sekitar titik x = vt pada waktu
t seperti pada sekitar x = 0 pada waktu t = 0 (Gambbar 1.b)
𝒕 𝜑 = fase gelombang
𝝋=
𝑻
Fisika Dasar 4 5
Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner
Pada titik asal getaran O telah bergetar selama t sekon dan cepat rambat
gelombang v, maka lamanya titik P pada tali yang berjarak x dari O telah bergetar
adalah jarak OP dibagi v, atau 𝑥⁄𝑣 . Jadi, jika titik O telah bergetar selama t sekon,
maka titik P telah bergetar selama 𝑡𝑝 = t - 𝑥⁄𝑣. Sehingga fase getaran naik-turun di
titik P akibat gelombang dari O adalah:
𝒕𝒑 𝒕 − 𝒙⁄𝒗 𝒕𝒙
𝝋𝒑 = 𝑻 = =− Dimana vT = λ
𝑻𝑻𝒗𝑻
𝒕𝒙
𝝋𝒑 =𝑻 − 𝝀
.... (2)
Substitusikan persamaan (2) ke persamaan (1) :
Persamaan (1) y = Asin 2𝜋𝝋
𝒕𝒙
Persamaan (2) 𝝋𝒑 =𝑻 − 𝝀
Maka diperoleh:
y = Asin 2𝜋( 𝒕 − 𝒙)
𝑻𝝀
𝟐𝛑 𝟐𝛑
y = Asin (𝟐𝛑 𝒕 − 𝟐𝛑 𝒙) Dimana 𝑻 = ω dan=𝝀k
𝑻 𝝀
Fisika Dasar 4 6
Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner
𝒅𝒚 𝒅
v ==[𝑨 𝐬𝐢𝐧 (𝒕𝑚𝒕 ± 𝒌𝒙)]
𝒅𝒕𝒅
Jadi kecepatan gelombang berjalan adalah:
𝒅𝒚 𝒅
a ==[𝑚𝑨 𝒄𝒐𝒔
𝒕 (𝑚𝒕 ± 𝒌𝒙)]
𝒅𝒕𝒅
Jadi percepatan gelombang berjalan adalah:
a = −𝑚𝟐A 𝐬𝐢𝐧(𝑚𝒕 ± 𝒌𝒙)
a = −𝑚𝟐y
........... (5)
Keterangan:
y = simpangan gelombang berjalan (m)
A = amplitudo gelombang (m)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
k = 2𝜋/λ, bilangan gelombang (m−1)
2.3 Sudut Fase, Fase, dan Beda Fase Gelombang Berjalan
Fase gelombang dapat didefinisikan sebagai bagian atau tahapan gelombang.
Seperti halnya pada getaran, pada gelombang berjalan pun dikenal pengertian sudut
fase, fase, dan beda fase. Oleh karena itu untuk mengetahui persamaan sudut fase, fase
dan beda fase akan sangat diperlukan persamaan simpangan gelombang berjalan
berikut ini:
Fisika Dasar 4 7
Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner
a) Sudut fase (θ) pada gelombang berjalan adalah besarnya sudut dalam fungsi
sinus pada persamaan simpangan gelombangnya.
Jadi besar sudut fase pada gelombang berjalan adalah:
𝒕 𝒙
θ = 𝑚𝒕 ± 𝒌𝒙 = 2
𝜋( ± )
𝑻 𝝀 ........... (6)
b) Besar fase pada gelombang berjalan dapat didefinisikan sebagai perbandingan
antara waktu sesaat untuk meninggalkan titik keseimbang (titik 0) dan periode.
Dengan demikian fase gelombang dititik P dapat ditulis sebagai berikut:
𝒕
𝝋=
𝑻
𝒕𝒑 𝒕 − 𝒙⁄𝒗 𝒕𝒙
𝝋𝑝 = 𝑻 = =− Dimana vT = λ
𝑻𝑻𝒗𝑻
Jadi besarnya fase dari gelombang berjalan adalah:
𝒕 𝒙
ⱷ =± 𝑻𝝀 ............ (7)
Hubungan sudut fase dengan fase adalah:
θ= 2𝜋𝝋
𝒕 𝒙𝟏 𝒕 𝒙𝟐
𝝋𝟏=− 𝑻𝝀 𝝋𝟐=− 𝑻𝝀
∆ 𝝋 = 𝝋𝟏 − 𝝋𝟐
∆𝑥
∆𝝋 = ( 𝒕 − 𝒙𝟏) - ( 𝒕 − 𝒙𝟐) ∆𝝋 =
𝑻𝝀 𝑻𝝀 𝝀 ........ (8)
Contoh Soal:
Sebuah gelombang berjalan dinyatakan dengan persamaan y = 0,4 sin 0,6𝜋 (20t –
0,5x) dengan x dan y dalam cm dan t dalam sekon, tentukanlah:
a. Arah perambatan gelombang
b. Amplitudo gelombang
c. Frekuensi gelombang
d. Panjang gelombang
e. Sudut fase di titik x = 2cm, saat ujung gelombang bergetas selama
0,1 detik
f. Beda fase antasa titik x = 10 cm dan x = 5 cm
Jawab:
Sehingga: ω = 12𝜋
k = 0,3𝜋
Fisika Dasar 4 9
Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner
a. Dengan melihat fungsi sinus negatif dari persamaan gelombang, maka dapat
diketahui bahwa gelombang tersebut merambat ke kanan.
b. Amplitudonya:
A = 0,4 cm
c. Frekuensi:
ω = 2𝜋f
𝜔
f=
2𝜋
12𝜋
f=
2𝜋
= 6 Hz
2𝜋
d. k =
𝜆
2𝜋
0,3𝜋 =
𝜆
2𝜋
λ=
0,3π
20
= cm
3
Fisika Dasar 4 10
Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner
𝑦 = 𝑦𝑑 + 𝑦𝑝
𝒚𝒅 = 𝑨 𝐬𝐢𝐧(𝑚𝒕 − 𝒌𝒙)
𝒚𝒑 = 𝑨 𝐬𝐢𝐧(𝑚𝒕 + 𝒌𝒙)
Fisika Dasar 4 11
Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner
𝒚 = 𝟐𝑨 𝐬𝐢𝐧(𝑚𝒕) 𝐜𝐨𝐬(−𝒌𝒙)
𝒚 = 𝟐𝑨 𝐬𝐢𝐧(𝑚𝒕) 𝐜𝐨𝐬(𝒌𝒙)
...............................(9)
Fisika Dasar 4 12
Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner
𝒚𝒅 = 𝑨 𝐬𝐢𝐧(𝑚𝒕 − 𝒌𝒙)
𝒚𝒑 = −𝑨 𝐬𝐢𝐧(𝑚𝒕 + 𝒌𝒙)
𝒚 = 𝒚𝒅 + 𝒚𝒑
𝒚 = 𝟐𝑨 𝐜𝐨𝐬(𝑚𝒕) 𝐬𝐢𝐧(−𝒌𝒙)
𝒚 = 𝟐𝑨 𝐬𝐢𝐧(𝒌𝒙) 𝐜𝐨𝐬(𝑚𝒕)
........ (10)
Fisika Dasar 4 13
Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner
Keterangan:
y = simpangan gelombang berjalan (m)
A = amplitudo gelombang (m)
t = waktu eambat gelombang (sekon)
T = periode gelombang (sekon)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
k = 2𝜋/λ, bilangan gelombang (m−1)
λ = pangjang gelombang (m)
3. Energi Gelombang
Gelombang adalah suatu getaran yang merambat, dalam perambatannya
gelombang membawa energi. Dengan kata lain gelombang merupakan getaran yang
merambat dan getaran sendiri merupakan sumber gelombang (Febiola, 2015).
Gelombang membawa energi dari satu tempat ke tempat lain. Energi dipindahkan
sebagai energi getaran dari pertikel ke partikel medium tersebut.
Energi mekanio total pada gelombang adalah:
𝐄𝒎𝒆𝒌𝒂𝒏𝒊𝒌 = 𝐄𝒑 + 𝐄𝒌
𝟏
𝐄𝒎𝒂𝒌𝒔 = 𝟐 𝒌𝑨𝟐
𝒎
𝐓 = 𝟐𝛑 √
𝒌
𝒎
𝐓𝟐 = 𝟒𝝅𝟐
𝒌
𝒎
𝐤 = 𝟒𝝅𝟐
𝐓𝟐
Fisika Dasar 4 14
Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner
𝟏
𝐄𝒎𝒂𝒌𝒔 = 𝟐 𝒌𝑨𝟐
𝟏 𝒎𝟐
𝐄 =𝟒𝝅𝟐
𝟐 𝐓𝟐 𝑨
𝐄 = 𝟐𝝅𝟐 𝒎 𝑨𝟐 𝒇𝟐 ........................(11)
Pada benda 3 dimensi m dapat diganti dengan 𝜌𝑣, sehingga:
𝐄 = 𝟐𝝅𝟐 𝝆𝒗 𝑨𝟐 𝒇𝟐
.........................(12)
Pada benda panjang atau pejal m dapat diganti dengan 𝜑, sehingga:
𝐄 = 𝟐𝝅𝟐 𝝋 𝑨𝟐 𝒇𝟐
.........................(13)
dimana 𝐴 adalah amplitudo geraknya, baik secara transversal maupun
longitudinal (Giancoli, 1998). Berdasarkan persamaan di atas dapat kita simpukan
bahwa energy yang di bawa gelombang sebanding dengan kuadrat amplitude.
Keterangan:
E = Energi (J)
t = waktu (s)
A = luas alas (m )2
m = massa (kg)
T = Periode (s)
𝜌 = massa jenis (kg/m3)
f = frekuensi (Hz)
𝑣 = volume (m3)
I = 𝐞𝐧𝐞𝐫𝐠𝐢/𝐰𝐚𝐤𝐭𝐮 = 𝐝𝐚𝐲𝐚
𝐥𝐮𝐚𝐬 𝐥𝐮𝐚𝐬
Dimana daya memilki persamaan:
E
P=
t
P = 𝟐𝝅𝟐 𝒎 𝑨𝟐 𝒇𝟐
𝐭
Fisika Dasar 4 15
Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner
𝟐 𝟐
𝟐𝝅𝟐 𝒎 𝑨𝒇
I =𝐭
𝐀
𝟐 𝟐
𝟐𝝅𝟐 𝒎 𝑨 𝒇
I =
𝐀𝐭
......................... (14)
Jika gelombang merambat ke segala arah dari titik pusat gelombang (misalnya
gelombang suara), maka gelombang akan membentuk bola, maka:
I = 𝟐𝝅𝟐 𝒎 𝑨𝟐 𝒇𝟐
𝟒𝛑𝒓𝟐 𝐭 ...........................(15)
𝐼∞𝐴2
Fisika Dasar 4 16
Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner
Jika keluaran daya 𝑃 dari sumber konstan, maka intensitas berkurang sebagai
kebalikan dari kuadrat jarak dari sumber:
𝟏
𝑰∞
𝒓𝟐
Jika kita ambil dua titik dengan jarak 𝑟1dan 𝑟2 dari sumber gambar 7, maka 𝐼1 =
𝑃/4𝜋𝑟12 dan 𝐼2 = 𝑃/4𝜋𝑟22, sehingga:
𝑰𝟐 𝒓𝟏𝟐
= 𝟏
𝑰𝒓
𝟏𝟐 ......................(16)
𝑟2
Dengan demikian, sebagai contoh, jika jarak digandakan ( = 2)maka intensitas
𝑟1
diperkecil sebesar ¼ dari nilai sebelumnya: 𝐼2
1 2 1
=( ) =
𝐼1 2 4
𝑰∞𝑨𝟐
1
Akan sebanding dengan 2 sehingga
𝑟
𝟏
𝑨∞
𝒓𝟐
Jika kita ambil lagi 2 jarak yang berbeda dari sumber 𝑟1dan 𝑟2 maka
𝑨𝟐𝒓𝟏 ....................(17)
=𝒓
𝑨𝟏𝟐
Ketika gelombang dua kali lipat lebih jauh dari sumber, amplitude akan
menjadi setengahnya dan seterusnya (dengan mengabaikan peredaman yang
disebabkan oleh gesekan).
Fisika Dasar 4 17
Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner
Hal ini terjadi karena setiap gelombang selalu membawa energy dari satu tempat ke
tempat lain. Energi yang terdapat pada gelombang laut bisa bersumber dari angin dan
lainnya. Contoh lain, ketika kita melihat gelombang pada genangan air, seolah-olah
tampak bahwa gelombang tersebut membawa air keluar dari pusat lingkaran.
Demikian pula ketika kita menyaksikan gelombang laut bergerak kepantai, mungkin
kita berpikir bahwa gelombang membawa air laut menuju ke pantai. Kenyataannya
bahwa bukan seperti itu. Sebenarnya yang kita saksikan adalah setiap partikel air
tersebut bersosialisasi (bergerak naik turun) terhadap titik setimbangnya. Jadi air
hanya berfungsi sebagai medium bagi gelombang untuk merambat.
Contoh Soal :
Intensitas gelombang gempa di Haiti yang berada 106 km dari sumber gempa
adalah 8 x 106 W/m2. Hitunglah Intensitas gelombang tersebut di sebuah desa
yang berjarak 212 km dari sumber gempa.
Diketahui:
I1 = 8 x 106 W/m2
𝑟1 = 106 km = 106000 m
𝑟2 = 212 km = 212000 m
Ditanya:
I2 =.......?
Jawab:
I2 r22
=
I1 r 12
r22
I2 = (
r1 2) I1
2
106000
=( )
212000 (8 x 106 W/m2)
= 2 x 106 W/m2
Fisika Dasar 4 18
Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner
Daftar Pustaka
Febiola, Gayeta. 2015. “Makalah Gelombang”. Dalam
www.academia.edu/8222565/Makalahombang. Di akses 19 Februari 2015
Halliday, D dan Resnick. 1988. Fisika Jilid 1 Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga
Supramono, Eddy dkk. 2003. Common Text Book (Edisi Revisi) Fisika Dasar II. Malang:
Universitas Negeri Malang
Fisika Dasar 4 19