Anda di halaman 1dari 5

Dalam KBM sendiri banyak model pembelajaran yang bisa digunakan, salah

satunya adalah model pembelajaran kolaboratif. Model pembelajaran ini cukup


populer dipakai dalam aktivitas KBM selama ini karena mampu melibatkan seluruh
siswa secara aktif dan interaktif.

Model pembelajaran kolaboratif setidaknya membawa dua manfaat penting dalam


proses pembelajaran yaitu:

1. Realisasi praktek, bahwa hidup di luar kelas memerlukan aktivitas kolaboratif dalam
kehidupan di dunia nyata;

2. Menumbuhkan kesadaran berinteraksi sosial dalam upaya mewujudkan


pembelajaran bermakna.

Apa Itu Model Pembelajaran Kolaboratif ?

Model pembelajaran kolaboratif menurut Gokhale,

merupakan model pengajaran dimana siswa dalam sebuah kelompok yang


memiliki tingkat kecakapan beragam bekerjasama dalam kelompok kecil untuk
mencapai tujuan bersama.
Model pembelajaran kolaboratif termasuk pembelajaran yang berpusat pada murid
atau Student Centered Learning (SCL). Sehingga peran dan keaktifan murid
berperan penting dalam kelancaran proses KBM.

Pembelajaran kolaboratif tidak hanya membuat para siswa bisa saling bekerjasama,
lebih dari itu model pembelajaran ini memungkinkan tumbuhnya sikap saling peduli,
memahami dan bergantung secara positif untuk mencapai kesuksesan.

Pembelajaran kolaboratif akan memunculkan pengetahuan yang lebih bermakna


dibandingkan pembelajaran individual. Karena esensinya model pembelajaran ini
mengutamakan proses dibandingkan hasil.

Asumsi Pembelajaran Kolaboratif

Metode kolaboratif seperti yang dikemukakan Smith & MacGregor, 1992),


didasarkan pada asumsi-asumsi mengenai proses belajar siswa, diantaranya:
1.  Belajar itu aktif dan konstruktif

Untuk mempelajari konsep dan materi pelajaran, siswa harus terlibat secara aktif
dengan bahan itu. Siswa perlu mengintegrasikan bahan baru ini dengan
pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Siswa membangun makna atau
mencipta sesuatu yang baru dari bahan materi yang dipelajari.

2.  Belajar itu bergantung konteks

Kegiatan pembelajaran kolaboratif menghadapkan siswa pada tugas atau masalah


yang terkait dengan konteks yang sudah dikenal siswa. Sehingga belajar selalui
diawali dari konteks masalah bukan dari gagasan maupun konsep masalah. Dengan
itu siswa bisa terlibat langsung dalam penyelesaian tugas atau pemecahan masalah
itu.

3.  Siswa itu beraneka latar belakang

Setiap murid memiliki perbedaan dalam banyak hal, seperti latarbelakang, gaya
belajar, pengalaman, dan cara berpikir. Perbedaan-perbedaan itu menjadi hal yang
lumrah dan diterima dalam kegiatan kerjasama, dan bahkan diperlukan untuk
meningkatkan kualitas pencapaian hasil bersama dalam proses KBM .

4.  Belajar itu bersifat sosial

Belajar dalam model pembelajaran kolaborasi merupakan proses interaksi sosial


yang di dalamnya setiap murid membangun makna yang bisa diterima bersama.
Pembelajaran kolaborasi melibatkan banyak aktivitas bersama yang memunculkan
adanya stimulasi sosial untuk memecahkan masalah bersama. Banyak aktivitas
berkaitan dengan eksplorasi, feedback, penilaian, dan penciptaan pemahaman
baru.

Dengan asumsi tersebut membuat peran pembelajaran kolaboratif penting dalam


aktivitas KBM tatap muka, karena guru dan siswa menjadi subjek aktif dalam
pembelajaran.

7 Game Berkelompok Mengasyikan untuk Mengisi Pembelajaran di Kelas


Memainkan game berkelompok dalam kelas bukan hanya menyenangkan, tetapi juga bisa
melatih kekompakan, meningkatkan daya ingat, melatih konsentrasi dan menghilangkan rasa
jenuh.

kejarpenaEpin Supini
Dalam praktik pembelajaran kolaboratif, guru sendiri perlu memperhatikan prinsip-
prinsip pembelajaran kolaboratif seperti:

1. Perbanyak melatih keterampilan kerja sama, aplikatif, dan keterampilan


memecahkan masalah untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Kegiatan kelas ditingkatkan untuk melaksanakan kelompok yang kohesif dan


kompak.

3. Setiap individu diberi tanggung jawab untuk kegiatan belajar dan tugas masing-
masing yang spesifik.

Manfaat Pembelajaran Kolaboratif

Berikut beberapa manfaat dari pembelajaran kolaboratif:

1. Memupuk rasa kebersamaan dan peduli antarsiswa, sehingga masing-masing


merasa bertanggung jawab atas kelompoknya.

2. Meningkatkan pengetahuan anggota kelompok karena interaksi dalam kelompok


merupakan faktor berpengaruh terhadap penguasaan konsep.

3. Murid belajar memecahkan masalah bersama dalam kelompok.

4. Meningkatkan keberanian untuk berpendapat dan menyampaikan ide.

5. Memupuk rasa tanggung jawab siswa dalam mencapai suatu tujuan bersama.

Adapun ketika model pembelajaran kolaboratif diterapkan setidaknya perlu


memperhatikam sejumlah faktor, seperti fungsi dan peran murid saat KBM.

Anda mungkin juga menyukai