Anda di halaman 1dari 7

Universitas Pamulang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegraan

PERTEMUAN – 8
SOSIALISASI POLITIK DALAM IKN – PKN (bagian-2)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada modul ini akan dijelaskan mengenai, teori-teori sosialisasi politik,
tipologi sosialisasi politik dan tipologi budaya politik, teori dan tipe sosialisasi
politik dalam IKN-PKN, serta penerapan tipe budaya politik dalam IKN_PKN.
Untuk itu Anda harus mampu :
1. Memahami Konsep budaya politik dalam Kewarganegaraan;
2. Memahami Fakata Budaya Politik Di Indonesia;
3. IKN-PKN (Civic Education) Sebagai Proses Sosialisasi Politik;

B. URAIAN MATERI
1. Konsep Budaya Politik Kewarganegaraan

Dalam budaya politik kewarganegaraan, secara umum erdapat

beberapa ipe-tipe budaya politik, yang kesemuanya antara lain yaitu sebagai

berikut :

a. Budaya Politik Parokial (parochial Political Culture)

Pada tipe budaya politik parokial terdapat beberapa ciri, yang

kesemua cirinya dapat di identifikasi sebagai berikut :

1) Lingkupnya sempit dan kecil;

2) Masyarakatnya sederhana dan tradisional bahkan buta hurup,

umumnya petani dan buruh tani;

3) Spesialisasi kecil belum berkembang;

4) Pemimpin politik biasanya berperan ganda bidang ekonomi,

agama dan budaya.

Ilmu Kewarganegaraan
Page 1
Universitas Pamulang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegraan

5) Masyarakatnya cenderung tidak menaruh minat terhadap objek

politik yang luas; dan

6) Masyarakatnya tinggal di desa terpencil di mana kontak

dengan system politik kecil.

b. Budaya Politik Subjek (subject Political Culture)

Budaya politik jika dilaihat dari subjek atau pelakunya mempunyai

beberapa ciri yang dapat diidentifikasi (dikenali) antara lain sebagai

berikut:

1) Orang secara pasif patuh pada pejabat pemerintahan dan undang-

undang;

2) Tidak melibatkan diri pada politik atau golput;

3) Masyarakat mempunyai minat, perhatian, kesadaran terhadap

system politik;

4) Sangat memperhatikan dan tanggap terhadap keputusan politik,

atau output;

5) Rendah dalam input kesadaran sebagai actor politik belum tumbuh.

c. Budaya Politik Partisipan (participant Political culture)

Sebagai insan politik, kegiatan-kegiatan politik yang dapat

dilakukan sebagai wujud partisipasi politik, antara lain :

1) Membentuk organisasi politik atau menjadi anggota Lembaga

Swadaya Masyarakat (LSM) yang dapat mengontrol maupun

memberi input terhadap setiap kebijakan pemerintah;

Ilmu Kewarganegaraan
Page 2
Universitas Pamulang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegraan

2) Aktif dalam proses pemilu, seperti berkampanye, menjadi pemilih

aktif, dan menjadi anggota perwakilan rakyat;

3) Bergabung dalam kelompok-kelompok kepentingan kontemporer,

seperti unjuk rasa secara damai tidak anarkis atau merusak, petisi,

protes, dan demonstrasi.

Selain memiliki ciri-ciri budaya politik diatas, budaya politik

partisipan dapat juga ditambahkan ciri sebagai berikut :

1) Kesadaran masyarakat bahwa dirinya dan orang lain anggota aktif

dalam kehidupan politik;

2) Melibatkan diri dalam system politik sangat berarti walaupaun

hanya sekedar memberikan suara dalam pemilu;

3) Tidak menerima begitu saja terhadap keputusan, kebijakan system

politik;

4) Dapat menilai dengan penuh kesadaran baik input maupun output

bahkan posisi dirinya sendiri.

2. Budaya Politik Di Indonesia

Berbicara mengenai budaya politik di Indonesia, maka Herbert

Feith, mengatakan bahwa Indonesia memiliki 2 budaya politik yang

dominan :

1) Aristokrasi Jawa;

2) Wiraswasta Islam

Menururt Clifford Geertz, Indonesia memiliki 3 sub budaya yaitu

sebagai berikut :

Ilmu Kewarganegaraan
Page 3
Universitas Pamulang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegraan

1) Santri : pemeluk agama islam yang taat yang terdiri dari

pedagang di kota dan petani yang berkecukupan;

2) Abangan : yang terdiri dari petani kecil;

3) Priyayi : golongan yang masih memiliki pandangan hindu

budha, yang kebanyakan dari golongan terpelajar, golongan

atas penduduk kota terutama golongan pegawai.

Berbeda dengan Clifford Geertz mengenai budaya politik yang

berlaku di Indonesia, Afan Gaffar, membedakan budaya politik indonesia

kedalam 3 ciri yang dominan :

1) Hirarki yang tegar/ketat

Yaitu adanya pemilahan tegas antar penguasa (wong

Gedhe) dengan Rakyat kebanyakan ( wong cilik).

2) Kecendrungan Patronage

Dalam hal ini terdapat hubungan antara orang berkuasa

dan rakyat biasa seperti majikan, majikan dengan buruh.

3) Kecendrungan Neo Patrimonialistik

yaitu perilaku negara masih memperlihatkan tradisi dan

budaya politik yang berkarakter patrimonial.

Menurut Max Weber, dalam negara yang patrimonialistik

penyelenggaraan pemerintahan berada dibawah kontrol langsung

pimpinan negara. Menurutnya karakteristik negara patrimonialistik adalah

1. Cenderung mempertukarkan sumber daya yang dimiliki seseorang

penguasa kepada teman-temannya.

Ilmu Kewarganegaraan
Page 4
Universitas Pamulang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegraan

2. Kebijakan sering kali lebih bersifat partikularistik dari pada bersifat

universalistik.

3. Rule of Law lebih bersifat sekunder bila dibandingkan dengan

kekuasaan penguasa (rule of man).

4. Penguasa politik sering kali mengaburkan antara kepentingan

umum dan kepentingan publik.

Di masa Orde Baru, kekuasaan patrimonialistik telah

menyebabkan kekuasaan tak terkontrol sehingga negara menjadi sangat

kuat sehingga peluang tumbuhnya civil society terhambat. Contoh

budaya politik Neo Patrimonialistik adalah :

a. Proyek di pegang pejabat.

b. Promosi jabatan tidak melalui prosedur yang berlaku ( surat sakti).

c. Anak pejabat menjadi pengusaha besar, memamfaatkan

kekuasaan orang tuanya dan mendapatkan perlakuan istimewa.

d. Anak pejabat memegang posisi strategis baik di pemerintahan

maupun politik.

3. Memahami konsep IKN-PKN sebagai proses sosiali politik

IKN-PKN (civic education) merupakan bagian daripada proses

sosialisasi politik. Menurut Greenstein, sosisalisasi politik diartikan

sebagai keseluruhan belajar poliitik baik formal maupun informal,

disengaja maupun tidak (Political socialization is all political learning

formal and informal delibrate and unplaned). Sejalan dengan pendapat

Greenstein diatas, maka PKN tersebut merupakan jenis sosialsiasi politik

Ilmu Kewarganegaraan
Page 5
Universitas Pamulang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegraan

yang dilakukan secara formal di lembaga pendidikan formal yang ada di

Indonesia.

Menurut Renshon, (1977:191) PKN sebagai pendidikan politik

berarti menyangkut belajar dan mengajar tentang politik dan aktor politik.

Dalam hal tertentu pendidikan politik sangat memperhatikan tentang

distribusi (Pembagian) kekuasaan untuk memajukan rakyat. Sedangkan

menurut James Coleman PKN (Civic Training ) sebagai bagian

pendidikan politik akan menekankan bagaimana mewujudkan

warganegara yang baik, dalam arti mampu berpartisisfasi dalam

kehidupan politiknya, atau kehidupan politik nasionalnya (We Call Civis

training det park of political education that emphasiz how agood citizen

participatis in political live of his or her nation).

Dengan demikian tampak jelas bahwa PKN merupakan bagian

sosialisasi politik yang formal dan direncanakan (Pendidikan politik) yang

akan menekankan pada kemamuan berpartisifasi warganegara dalam

kehidupan poliitik nasionalnya dalam rangka memajukan rakyat.

Ilmu Kewarganegaraan
Page 6
Universitas Pamulang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegraan

C. SOAL LATIHAN/ TUGAS


1. Menurut analisa anda budaya politik apakah yang berkembang dalam peraktik
yang berkembang dan membudaya di Indonesia ?
2. Apa yang dimaksud budaya politik yang dominan di Indonesia meurut Herbert
Feith, berupa Aristokrasi Jawa dan Wiraswasta Islam. Jelaskan !
3. Seperti apakah konsep IKN-PKN sebagai proses sosiali politik disekolah.
Coba anda tunjukan seperti apa contoh pelaksanaan sosialisasi tersebut
minimal 3 !

B. REFERENSI
Buku
Baehaqi Arif, Dikdik, Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta, Universitas
Ahmad Dahlan, 2011.
Cholisin, Dkk. Ilmu Kewarganegraan. Jakarta, Universitas Terbuka, 2007
Hamid Darnadi. Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di
Perguruan Tinggi. Bandung, Alfabeta, 2013
Hechael, Muhamad. Identitas Nasional Dalam Buku Sejarah Untuk
SMP. Jakarta, Universitas Indonesia, 2012
Kaelan. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta, Paradigma, 2000
Komarudin Hidayat dan Azyumardi Azra. Pendidikan Kewarganegaraan
(Civic Education). Jakarta, Kencana Prenada Media Group. 2003
Rahmatullah. Pendidikan Kewarganegaraan. Makasar,
Universitas Hasanudin, 2011
Sajidiman, Djunaedi. Pendidikan Kewarganegaraan. Cianjur, Unuversitas
Suryakancana, 2011
Santoso, Djoko. Materi Ajar Mata Kuliah Pendidikan Pancasila. Jakarta,
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013
Sunarso. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta, Universitas Negeri
Yogyakarta, 2008
Sunarso. Pendidikan Kewarganegaraan Buku Pegangan
Mahasiswa. Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta

Ilmu Kewarganegaraan
Page 7

Anda mungkin juga menyukai