Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sosialisasi politik merupakan suatu proses bagaimana memperkenalkan sistem politik


pada seseorang dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta reaksi-reaksinya
terhadap gejala-gejala politik. Hakikat sosialisasi politik adalah proses pembelajaran,
penumbuhan, dan pewarisan nilai, keyakinan, atau prinsip yang memiliki signifikasi dengan
politik dari waktu ke waktu, dari generasi ke generasi . Sosialisasi politik dalam beberapa hal
merupakan konsep kunci sosiologi politik. Proses sosialisasi politik terjadi di dalam
masyarakat dengan melibatkan peran yang disebut agen-agen sosialisasi (agents of
socialization) diantaranya yaitu keluarga, teman, media massa, dan sekolah. Dalam proses
sosialisasi politik mereka juga berperan mentransimisikan nilai-nilai luhur Pancasila maupun
nilai-nilai yang berkaitan dengan politik secara langsung serta berkaitan dengan persoalan
sosial dan budaya dalam masyarakat. Sosialisasi politik secara khusus merupakan proses
komunikasi. Proses sosialisasi politik melibatkan pihak yang menyampaikan atau
mentransmisikan pesan atau nilai-nilai (komunikator), kemudian juga ada nilai-nilai yang
sebagian besar adalah pesan yang disosialisasikan dan ada pihak kepada siapa nilai-nilai
disampaikan (komunikan). Michael Rush dan Philip Althloff secara efektif mengetengahkan
beberapa segi penting sosialisasi politik. Pertama, sosialisasi politik secara fundamental
merupakan hasil belajar dari pengalaman. Kedua, memberikan indikasi umum hasil belajar
tingkah laku individu dalam batas- batas yang luas dan lebih khusus lagi berkenaan dengan
pengetahuan atau informasi, nilai-nilai dan sikap-sikap. Ketiga, sosialisasi politik itu tidak
perlu dibatasi sampai pada usia kanak-kanak dan masa remaja saja sekalipun pada usia
tersebut merupakan periode-periode yang paling penting dan berarti, akan tetapi sosialiasasi
itu tetap berlanjut sepanjang kehidupan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun yang akan di bahas dalam makalah ini telah dirumuskan kedalam beberapa
kriteria masalah yakni :
1. Apa itu pengertian sosialisasi ?
2. Apa saja tipe- tipe sosialisasi politik ?
3. Apa saja sarana sosialisasi politik ?
4. Apa saja metode sosialisasi politik?
5. Bagaimana perkembangan sosialisasi politik?

1.3 Tujuan
Tujuan di susunnya makalah ini adalah sebagai bahan pembelajan sosiologi politik
yang bertemakan sosialisasi politik. Disusunnya makalah ini untuk menjelaskan kepada para
pembaca apa itu sosialisasi politik dan bagaimana mekanisme nya dalam kehidupan sehari-
hari. Tujuan makalah ini juga adalah untuk memantabkan pengetahuan kita tentang
pentingnya sosialisasi politik untuk membentuk jiwa partisipatif terhadap system politik, dan
juga menumbuhkan jiwa patriotism, gotong royong dan bertanggung jawab kepada Negara.
BAB 2

PEMBAHASAN

I. Pengertian Sosialisasi Politik

Sosialisasi politik adalah merupakan suatu proses pembentukan sikap dan orientasi
politik setiap anggota masyarakat dalam menjalani kehidupan politik di dalam suatu negara.
Proses sosialisasi berlangsung selama seumur hidup dan berkesinambungan yang diperoleh
secara sengaja melalui pendidikan formal seperti sekolah dan instansi-intansi pendidikan
lainnya, nonformal, dan informal maupun secara tidak sengaja melalui kontak dan
pengalaman sehari-hari pada setiap anggota masyarakat, baik dalam kehidupan keluarga
masyarakat, berbangsa dan bernegara. Berbagai pengertian dan batasan mengenai sosialisasi
politik telah dikemukakan oleh para sarjana terkemuka, di antaranya adalah sebagai berikut.

Pengertian Sosialisasi Politik Menurut Para Ahli

1. Gabriel Almond (2000)

Sosialisasi politik merupakan proses tempat sikap-sikap dan pola tingkah laku politik
diperoleh atau dibentuk. Sosialisasi politik juga merupakan sarana bagi suatu generasi untuk
menyampaikan patokan-patokan politik dan keyakinan-keyakinan politik pada generasi
berikutnya.

2. Ramlan Surbakti (1992)

Sosialisasi politik merupakan proses pembentukan sikap dan orientasi politik anggota
masyarakat.

3. Kenneth P. Langton (1969)

Sosialisasi politik merupakan suatu cara masyarakat meneruskan kebudayaan politik


yang telah mengakar dan mendarah daging di negaranya.

4. Richard E. Dawson (1992)

Sosialisasi politik dapat dipandang sebagai pewarisan pengetahuan, nilai-nilai,


dan pandangan-pandangan politik dari orang tua, guru, dan sarana-sarana
sosialisasi lainnya kepada warga negara baru dan mereka yang menginjak
dewasa.

Poin-poin Penting dalam Sosialisasi Politik


Sejatinya, sosialisasi politik adalah suatu proses untuk memasyarakatkan nilai-nilai
atau budaya politik ke dalam suatu masyarakat di suatu negara.

1. Sosialisasi politik merupakan proses belajar dari pengalaman.


2. Sosialisasi politik merupakan prakondisi bagi aktivitas sosial politik.
3. Sosialisasi politik berlangsung tidak hanya pada usia dini dan remaja, tetapi tetap
berlanjut sepanjang kehidupan.
4. Sosialisasi politik memberikan hasil belajar yang berupa informasi, pengetahuan,
sikap, motif, nilai-nilai yang tidak hanya berkaitan dengan individu tetapi juga dengan
kelompok.

Menurut Ramlan Surbakti, sosialisasi politik dibagi dua, yaitu pendidikan politik dan
indoktrinasi politik. Pendidikan politik merupakan proses dialogis diantara pemberi dan
penerima pesan. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan kursus, latihan kepemimpinan,
diskusi, atau keikutsertaan dalam berbagai pretemuan. Indoktrinasi politik merupakan proses
sepihak ketika penguasa memobilisasi dan memanipulasi warga masyarakat untuk menerima
nilai, norma, dan simbol yang dianggap oleh pihak yang berkuasa sebagai ideal dan baik.

II. Tipe-tipe Sosialisasi Politik

Tipe sosialisasi merupakan bagaimana cara atau mekanisme sosialisasi politik


berlangsung di tengah-tengah masyarakat. Ada dua tipe sosialisasi politik, yakni sebagai
berikut.

1. Sosialisasi Politik Tidak Langsung

Sosialisasi politik tidak langsung pada mulanya berorientasi pada hal-hal yang bukan
politik, kemudian warga dipengaruhi untuk memiliki orientasi politik. Sosialisasi politik tidak
langsung dapat dilakukan melalui cara sebagai berikut.

1) Magang
Magang adalah suatu bentuk aktivitas sebagai sarana belajar. Magang di tempat-
tempat tertentu atau organisasi nonpolitik dapat memengaruhi orang ketika
berhubungan dengan politik.
2) Pengalihan hubungan antarindividu
Hubungan antarindividu yang pada mulanya tidak berkaitan dengan politik,
akhirnya \individu akan terpengaruh ketika berhubungan atau berorientasi
dengan kehidupan politik. Contohnya, hubungan anak dengan orang tua
nantinya akan membentuk orientasi anak ketika ia bertemu atau berhubungan
dengan pihak luar.
3) Generalisasi
Menurut tipe generalisasi, kepercayaan dan nilai-nilai yang diyakini yang
sebenarnya tidak berkaitan dengan politik dapat memengaruhi orang untuk
berorientasi pada objek politik tertentu.
2. Sosialisasi Politik Langsung

Pada tipe ini, sosialisasi politik berlangsung dalam satu tahap saja, yaitu bahwa
hal-hal yang diorientasikan dan ditransmisikan adalah hal-hal yang bersifat politik.Sosialisasi
politik langsung dapat dilakukan melalui beberapa cara, yakni sebagai
berikut.

1. Pengalaman politik

Pengalaman politik adalah belajar langsung dalam kegiatan-kegiatan politik atau


kegiatan yang bersifatnya publik. Contohnya, adalah keterlibatan langsung seseorang dalam
kegiatan partai politik, serta gerakan-gerakan yang dapat memupuk pengetahuan politik
lainnya

2. Pendidikan politik

Sosialisasi politik melalui pendidikan politik adalah upaya yang secara sadar dan
sengaja serta direncanakan untuk menyampaikan, menanamkan, dan membelajarkan anak
untuk memiliki orientasi-orientasi politik tertentu. Pendidikan politik dapat dilakukan melalui
diskusi politik, kegiatan partai politik, dan pendidikan di sekolah.

3. Peniruan Perilaku

Proses ini berlangsung dengan cara mendapatkan orientasi politik dengan cara
meniru orang lain yang berada disekitarnya. Contohnya, seorang siswa akan mendukung
calon presiden tertentu karena kakaknya juga mendukung calon presiden tersebut.

4. Sosialisasi antisipatori

Sosialisasi politik dengan cara belajar bersikap dan berperilaku seperti tokoh politik
yang diidealkan. Misalnya, seorang anak belajar bersikap dan dan cara berbicara seperti
presiden karena ia memang mengidealkan peran itu.
III. Sarana Sosialisasi Politik

Sosialisasi politik juga dapat menjadi salah satu upaya dalam pemeliharaan
kebudayaan politik suatu negara. Hal tersebut terwujud melalui penyampaian kebudayaan
politik tersebut yang diturunkan dari generasi sebelumnya ke generasi penerus. Bukan hanya
memelihara kebudayaan politik suatu negara, tetapi proses sosialisasi politik juga
berkemungkinan menyebabkan adanya perubahan terhadap kebudayaan politik tersebut.
Dalam proses berlangsungnya suatu sosialisasi politik pasti diperlukan adanya sarana
sosialisasi politik untuk proses penyampaiannya. Berikut ini beberapa sarana sosialisasi
politik:

1. Keluarga

Keluarga merupakan sarana sosialisasi politik pertama yang akan dijumpai oleh setiap
orang. Melalui keluarga karakter politik setiap individu terbentuk, karena keluarga
merupakan primary group atau lembaga sosial pertama bagi setiap individu. Keluarga juga
menjadi tempat utama bagi individu untuk tumbuh dan berkembang, sehingga keluarga
menjadi salah satu sarana sosialisasi politik yang paling strategis.

Dengan adanya keluarga, kepribadian dasar serta pola tingkah laku atau sikap sosial
seorang individu terbentuk yang nantinya akan memberikan pengaruh terhadap orientasi
politik. Sebagai contoh seperti pengalaman berpartisipasi dalam pembuatan keputusan dalam
keluarga dapat meningkatkan kompetensi serta kemampuan anak dalam menentukan arah
kehidupan serta opini terhadap kehidupan politik dalam masyarakat. Pengalaman tersebut
juga dapat memberi pengaruh terhadap kecakapan atau kemampuan individu dalam
melakukan interaksi politik dalam masyarakat. Oleh sebab itu peran keluarga dalam proses
sosialisasi politik juga sangat penting.

2. Sekolah

Selain keluarga, sekolah juga merupakan tempat bagi setiap anak untuk tumbuh dan
berkembang. Oleh sebab itu, sekolah juga memiliki peranan yang penting dalam proses
sosialisasi politik. Sekolah memiliki kewajiban dalam memberikan pengetahuan mengenai
kehidupan dunia politik dan pentingnya hidup berpolitik dan bernegara, salah satu contoh
sosialisasi politik di sekolah adalah dengan adanya pendidikan kewarganegaraan. Selain itu,
sekolah juga memberikan pengetahuan dan arahan mengenai pentingnya peranan setiap
individu didalam kehidupan politik.

Melalui sekolah, individu dapat mendapatkan pandangan yang lebih konkrit dan jelas
mengenai lembaga-lembaga politik dan hubungan politik yang belum dapat didapatkan
melalui keluarga. Rasa setia terhadap negara juga tumbuh dan dibangun melalui pemberian
pengetahuan mengenai nilai, norma, simbol negara, lambang negara, dan atribut-atribut
politik negara lainnya. Selain pemberian ilmu pengetahuan dan pemahaman mengenai
kehidupan politik negara, beberapa kegiatan seperti upacara bendera, kegiatan organisasi
sekolah, dan lain sebagainya juga dapat menjadi sarana sosialisasi politik yang baik karena
dapat memberikan pengalaman yang berhubungan dengan orientasi politik.

3. Media Massa

Media massa juga merupakan salah satu sarana sosialisasi politik yang sangat
berperan aktif dalam pembentukan sikap serta pemikiran politik. Banyak sarana media massa
seperti surat kabar, internet, televisi, radio, majalah, dan lain sebagainya yang memiliki peran
besar dalam penyampaian informasi-informasi politik dengan cepat dan dalam jangkauan
yang sangat luas.

Setiap orang sekarang dapat dengan mudah mendapatkan informasi mengenai


kehidupan politik yang sedang berlangsung di suatu negara, sehingga dengan mudah pula
pandangan serta sikap seseorang akan berubah dan terbentuk berdasar pada informasi apa
yang mereka dapat dan yakini. Selain kondisi politik negara yang dengan mudah dapat
diketahui oleh masyarakat luas, media massa juga berperan aktif dalam penyebaran dan
penanaman ideologi negara kepada masyarakat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa media
massa merupakan sarana sosialisasi politik yang memiliki pengaruh paling besar di
masyarakat.

4. Partai Politik

Sarana sosialisasi politik yang paling jelas dapat melalui suatu partai politik. Melalui
partai politik seseorang dapat merasakan kehidupan politik secara langsung, dimana
pandangan positif terhadap orientasi politik oleh seseorang yang didapat dari sarana
sosialisasi politik lainnya seperti keluarga dan sekolah memiliki kemungkinan dapat berubah.
Perubahan tersebut didorong dengan pengalaman nyata atau pengalaman langsung seseorang
yang bersifat negatif didalam partai politik, sehingga kondisi tersebut akan mengubah
pandangan politiknya.

Dengan adanya partai politik sebagai salah satu sarana sosialisasi politik ini lah yang
nantinya dapat menilai baik buruknya seorang politisi, hal ini disebabkan pengalaman politik
langsung merupakan suatu langkah yang konkrit dalam dunia politik. Partai politik juga
biasanya mewakili kepentingan masyarakat, seperti kepentingan kebudayaan, kepentingan
agama, nasionalisme, dan lain sebagainya. Partai politik juga menjadi sarana bagi setiap
individu untuk mengetahui kegiatan dan kondisi politik negara, pemimpin serta kebijakan-
kebijakan baru yang akan diberlakukan. Sehingga partai politik menjadi salah satu sarana
sosialisasi politik yang penting dan memiliki peran yang aktif.

5. Pemerintah

Selain partai politik, pemerintah juga memiliki peran yang aktif sebagai salah satu
sarana sosialisasi politik. Mengapa demikian, karena sejatinya pemerintah lah yang memiliki
kepentingan langsung terhadap berlangsungnya suatu sosialisasi politik. Hal ini disebabkan
karena pemerintah juga lah yang memiliki kewajiban menjalankan sistem serta kebijakan
politik dan menjaga stabilitas politik di dalam kehidupan negara dan masyarakat.

Memiliki suatu peran aktif dalam sosialisasi politik, pemerintah sering melibatkan diri
didalam berbagai bidang seperti pendidikan dengan adanya kebijakan mengenai mata
pelajaran kewarganegaraan, melalui media massa dengan adanya banyak informasi seputar
dunia pemerintahan, dan lain sebagainya. Dengan adanya tindakan dan peran aktif
pemerintah dalam sosialisasi politik tersebutlah orientasi serta pandangan politik setiap
individu dapat terpengaruh dan berubah terhadap budaya politiknya.

6. Masyarakat, Lingkungan Pergaulan, dan Lingkungan Kerja

Sarana sosialisasi politik yang terakhir adalah masyarakat, didalam suatu masyarakat
ini dapat pula menyangkut dengan adanya lingkungan pergaulan, lingkungan kerja, dan
contoh lingkungan sosial lainnya. Karena ketiga lingkungan tersebut pasti memberi pengaruh
terhadap pembentukan pandangan seseorang terhadap dunianya termasuk didalamnya
mengenai pandangan politik yang dianut nya. Selain itu juga berpengaruh terhadap tindakan-
tindakan yang akan dianggap pantas dan tidak pantas untuk dilakukan.

Terlebih lagi, sosialisasi politik juga ditentukan oleh beberapa faktor interaksi dari
pengalaman-pengalaman yang didapat oleh setiap individu. Jadi sebagai seorang makhluk
sosial yang saling bergantung satu sama lain sudah menjadi hal wajar jika seorang individu
akan mudah terpengaruh terhadap lingkungannya, baik lingkungan masyarakat, lingkungan
pergaulan, maupun lingkungan kerjanya. Dimana hal tersebutlah yang juga berperan dalam
pembentukan karakter setiap individu dalam perkembangannya, sebagai contoh sosialisasi
politik di masyarakat seperti adanya musyawarah serta perayaan peringatan kemerdekaan,
dan lain sebagainya.

IV. Metode Sosialisasi Politik ( oleh Rush dan Althoff)


1. Imitasi

Peniruan terhadap tingkah laku individu-individu lain. Imitasi penting dalam


sosialisasi masa kanak-kanak. Pada remaja dan dewasa, imitasi lebih banyakbercampur
dengan kedua mekanisme lainnya, sehingga satu derajat peniruannya terdapat pula pada
instruksi mupun motivasi.

2. Instruksi

Peristiwa penjelasan diri seseornag dengan sengaja dapat ditempatkan dalam suatu
situasi yang intruktif sifatnya.

3. Motivasi

Sebagaimana dijelaskan Le Vine merupakan tingkah laku yang tepat yang cocok yang
dipelajari melalui proses coba-coba dan gagal (trial and error).

Jika imitasi dan instruksi merupakan tipe khusus dari pengalaman, sementara motivasi
lebih banyak diidentifikasikan dengan pengalaman pada umumnya.
Sosialisasi politik yang selanjutnya akan mempengaruhi pembentukan jati diri politik pada
seseorang dapat terjadi melalui cara langsung dan tidak langsung. Proses tidak langsung
meliputi berbagai bentuk proses sosialisasi yang pada dasarnya tidak bersifat politik tetapi
dikemudian hari berpengatuh terhadap pembentukan jati diri atau kepribadian politik.
Sosialisasi politik lnagsung menunjuk pada proses-proses pengoperan atau pembnetukan
orientasi-orientasi yang di dalam bentuk dan isinya bersifat politik.

Proses sosialisasi politik tidak langsung meliputi metode belajar berikut:

1. Pengoperasian Interpersonal
Mengasumsikan bahwa anak mengalami proses sosialisasi politik secara
eksplisitdalam keadaan sudah memiliki sejumlah pengalaman dalam hubungna-hubungan dan
pemuasan-pemuasan interpersonal.

2. Magang

Metode belajat magang ini terjadi katrna perilau dan pengalaman-pengalaman yang
diperoleh di dalam situasi-situasi non politik memberikan keahlian-keahlian dan nilai-nilai
yang pada saatnya dipergunakan secara khusus di dalam konteks yang lebih bersifat politik.

3. Generalisasi

Terjadi karena nilai-nilai social diperlakukan bagi bjek-objek politik yang lebih
spesifik dan dengan demikian membentuk sikap-sikap politik terentu.

Proses sosialisasi langsung terjadi melalui:

1) Imitasi

Merupakan mode sosiaisasi yang paling ekstensif dan banyak dialami anak sepanjang
perjalanan hidup mereka. Imitasi dapat dilakukan secara sadar dan secara tidak sadar.

2) Sosialisasi Politik Antisipatoris

Dilakukan untuk mengantisipasi peranan-peranan politik yang diinginkan atau akan


diemban oleh actor. Orang yang berharap suatu ketika menjalani pekerjaan-pekerjaan
professional atau posisi social yang tinggi biasanya sejak dini sudah mulai mengoper nilai-
nilai dan pola-pola perilaku yang berkaitan dengan peranan-peranan tersebut.

3) Pendidikan Politik

Inisiatif mengoper orientasi-orientasi politik dilakukan oleh “socialiers” daripada oleh


individu yang disosialisasi. Pendidikan politik dapat dilakukan di keluarga, sekolah, lembaga-
lembaga politik atau pemerintah dan berbagai kelompok dan organisasi yang tidak terhitung
jumlahnya. Pendidikan politik sangat penting bagi kelestarian suatu system politik. Di satu
pihak, warga Negara memerukan informasi minimaltentang hak-hak dan kewajiban yang
mereka mliki untuk dapat memasuki arena kehidupan politik. Di lain pihak, warga Negara
juga harus memperoleh pengetahuan mengenai seberapa jauh hak-hak mereka telah dipenuhi
oleh pemerintah dan jika hal ini terjadi, stabilitas politik pemerintahan dapat terpelihara.

4) Pengalaman Politik
Kebanyakan dari apa yang oleh seseorang diketahui dan diyakini sebagai politik pada
kenyataannya berasal dari pengamatan-pengamatan dan pengalamn-pengalamannya didalam
proses politik.

V. Peran dan fungsi sosialisasi politik bagi kebudayaan politik

Sosialisasi politik berperan mengembangkan serta memperkuat sikap politik di


kalangan warga masyarakat yang sadar politik, yaitu sadar akan hak dan kewajiban dalam
kehidupan bersama. Peranan tersebut meibatkan keluarga, sekolah, dan lembaga-lembaga
tertentu yang ada dalam masyarakat.

Dalam upaya pengenbangan pudaya politik sosialisasi politik sangat penting karena
dapat membentuk dan mentransmisikan kebudayaan politik suatu bangsa, serta dapat
memelihara kebudayaan politik suatu bangsa, penyampaian dari generasi tua ke generasi
muda, dapat pula sosialisasi politik dapat mengubah kebudayaan politik.

Adapun sosialisasi poltik antara lain untuk meningkatkan pengetahuan dan


pemahaman masyarakat tentang kehidupan politik, serta mendorong timbulnya partisipasi
secara maksimal dalam sistem politiknya. Hal itu sejalan dengan konsep demokrasi, yaitu
pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat yang berarti rakyat harus berpartisipasi dalam
kehidupan politik.

Fungsi sosialisasi politik antara lain sebagai berikut:

a. Memberikan politik suatu bangsa


b. Memelihara kebudayaan politik suatu bangsa
c. Mengubah kebudayaan politik suatu bangsa

Adapun dalam bukunya yang berjudul Pengantar Sosiologi Politik, Michael Rush dan
Philip Althoff mengemukakan fungsi sosialisasi sebagai berikut:

a. Melatih individu

Sosialisasi politik melatih individu dalam memasukan nilai-nilai politik yang berlaku
di dalam sebuah sistem politik. Pembelajaran mengenai pemahaman sistem politik suatu
negara pun diajarkan di bangku sekolah. Hal ini dilakukan untuk menanamkan pemahaman
kepada semua warga negara sebagai objek politik. Dalam proses pembelajaran poltik tersebut
dimungkinkan individu untuk menerima atau melakukan suatu penolakan atas tindakan
pemerintah, mematuhi hukum, melibatkan diri dalam politik, ataupun memilih dalam
pemilihan umum.

b. Memelihara sistem politik

Sosialisasi politik juga berfungsi untuk memelihara sistem politik dan pemerintahan
yang resmi. Setiap warga negara harus mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan sistem
politik. Pemahaman tersebut dapat dimulai dari hal-hal yang mudah sifatnya, seperti warna
bendera sendiri, bahasa sendiri, ataupun pem,erintah yang tengah memerintahnya seniri.
Melalui pemahaman tersebut, setiap warga negara dapat memiliki identitas kebagsaan yang
jelas.

VI. Perkembangan Sosialisasi Politik

Masa anak-anak dan masa remaja adalah masa yang paling cenderung mudah utuk di
ajarkan mengenai hal-hal baru seperti sosialisasi politik. Sosialisasi yang baik diperoleh dari
lingkungan yang baik pula itu sebabnya bahwa lingkungan merupakan faktor penting dalam
sosialisasi. Robert Lane dalam Buku Michael Rush Dan Pilliph Althof (200360)
menyatakan bahwa terdapat tiga kepercayaan politik yang dapat diletakkan melalui keluarga
yaitu :

a. Dengan doktrinasi terbuka dan indoktrinasiter tutup


b. Dengan jalan menempatkan anak dalam konteks sosial khusus
c. Dengan jalan membentuk kepribadian anak.

Beberapa para ahli yaitu Easton dan Dennis menyatakan empat tahap sosialisasi
politik dari anak-anak , yaitu :

a. Pengenalan otoritas melalui individu tertentu , seperti orang tua , anak- anak ,
presiden dan polisi
b. Perkembangan pembedaan antara otoritas internaldan yang eksternal , yaitu
antara pejabat swasta dan pejabat pemerintah
c. Pengenalan mengenai institusi-institusi politik yang impersonal , seperti
kongres, Mahkamah Agug dan pemilihan umum
d. Perkembangan pembedaan antara institusi-institusi politik .
Kemahiran yang diperoleh anak-anak mengenai kemampuan politik mereka yaitu
perasaan pada diri individu bahwa dia dapat menggunakan beberapa pengaruh dalam sistem
politik . Dalam sosialisasi politik pengaruh yang paling kuat dalam kegiatan politik itu adalah
dipengaruhi oleh agen sosialisasi yaitu keluarga . Bukti yang diperoleh mengenai peranan
keluarga didalam sosialisasi politik menyatakan bahwa anak-anak anak-anak itu secara
keseluruhan dipengaruhi oleh lingkungan .

Secara tidak langsung keluarga itu menyajikan dan juga merupakan bagian
lingkungan yang bisa menghasilkan perolehan pengetahuan, nilai , dan sikap tertentu yang
secara umum dianut oleh keluarga itu. Anak-anak yang memiliki orang tua yang aktif terlibat
dalam politik , atau terikat pada suatu partai tertentu , tampaknya menjalani tingkatan
indoktrinasi yang lebih besar atau lebih langsung , daripada anak-anak yang orang tuanya
kurang sekali berminat dalam kegiatan politik .
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sosialisasi politik merupakan satu proses untuk menanam sikap-sikap dan
nilai-nilai politik dari peringkat kanak-kanak sehingga peringkat dewasa dan setelah
dewasa pula mereka direkrutkan dengan peranan-peranan tertentu. Sosialisasi politik
juga merupakan adalah proses yang berlangsung lama dan rumit yang dihasilkan dari
usaha saling mempengaruhi di antar kepribadian individu dengan pengalaman-
pengalaman politiknya yang relevan. Dalam sosiologi politik terdapat beberapa agen
sosialisasi yaitu keluarga, teman sebaya, sekolah, media massa , pemerintah, dan
partai politik. mekanisme pelaksanaan sosialisasi ada lima yaitu Imitasi , Instruksi,
Desiminasi , Motivasi dan Penataran. Masa remaja merupakan masa peralihan dari
anak-anak menuju dewasa. Pada masa ini seseorang akan mengalami perubahan baik
di dalam maupun di luar dirinya. Oleh karena itu sosialisasi politik sangat penting
bagi remaja, dalam hal ini yaitu sosialisasi politik mengenai nilai-nilai luhur Pancasila
seperti menghormati orangtua, gotong royong, kerukunan, musyawarah, dan
tanggungjawab sebagai warga negara. Sosialisasi politik bertujuan untuk
menumbuhkan rasa patriotisme kepada masyarakat. sejak masa anak-anak hingga
dewasa dan menjadikan masyarakat lebih berpartisipasi didalam sistem politik
sehingga sistem politik di dalam negara menjadi lebih baik. Melalui sosialisasi politik,
individu-individu diharapkan mau dan mampu berpartisipasi secara bertanggung
jawab dalam kehidupan politik Oleh karena itu hakikat sosialisasi politik adalah
adalah proses pembelajaran, penumbuhan, dan pewarisan nilai, keyakinan, atau
prinsip yang memiliki signifikasi dengan politik dari waktu ke waktu, dari generasi
ke generasi.
SOSIOLOGI DAN POLITIK

Kelompok

Ni Made Kusuma Devi (1707532117)


Nyoman notiasih (1707532128)
Made Swari Praba Waloka (1707532129)
I Made Adi Saputra Karya (1707532132)
Agung Shinta Kusumawardani (1707532137)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS , UNIVERSITAS UDAYANA


PROGRAM NON REGULER
SEMESTER GANJIL 2018
DAFTAR PUSTAKA

https://materiips.com/sarana-sosialisasi-politik

https://mengakujenius.com/pengertian-sosialisasi-politik-tipe-tipe-dan-sarana/

http://www.academia.edu/36238973/Makalah_Sosialisasi_Politik

Anda mungkin juga menyukai