KELOMPOK 12
KELAS: C4
Perhitungan rugi laba harus disusun sedemikian rupa agar dapat memberikan gambaran
mengenai hasil usaha perusahaan dalam periode tertentu. Cara penyajian rugi laba
adalah sebagai berikut :
- Harus memuat secara rinci unsu-unsur pendapatan dan beban
- Seyogyanya disusun dalam bentuk urutan ke bawah
- Harus dipisahkan antara hasil dari bidang usaha lain serta pos luar biasa.
Setelah neraca tabel 1 diolah dengan analisis common size maka hasilnya seperti di tabel2
berikut:
Tabel.2
perusahaan ABC
neraca COMMON SIZE
periode 31 desember 19x1 dan 19x2 (jutaan) rupiah
aktiva 19x1 19x2 pasiva 19x1 19x2
kas 2,4% 2,8% hutang dagang 9,9% 10,1%
sekuritas 1,1% 1,7% hutang wesel 4,4% 2,3%
piutang 18,5% 20,0% hutang pajak 3,3% 3,6%
persediaan 12,7% 12,8% hutang bank 13,1% 13,7%
total aktiva lancar 34,7% 37,4% kewajiban lancar 30,6% 29,7%
Penjelasan singkat.
Penyajian dalam bentuk common size akan mempermudah pembaca laporan keuangan.
Untuk laporan neraca common base-nya/tahun dasar adalah total aktiva sedangkan laba
rugi adalah penjualan netto.
Kas dengan Angka 2,4% diperoleh dari kas sebesar 22 dibagi 919 dikalikan 100%.
Begitu juga untuk data yang lain.
Pada sisi aktiva nampaknya tidak banyak terjadi perubahan kompisisi (hanya aktiva
lancar sedikit meningkat dari tahun x2 dengan tahun x1), sementara pada sisi pasiva
nampak bahwa komponen modal sendiri meningkat cukup berarti. Yaitu dari 47,7%
menjadi 58,9% (terjadi peningkatan 11,2% sedangkan laba ditahan juga meningkat
9,7%).
Begitu juga dengan laporan laba rugi = common base /tahun dasar = penjualan netto
X1 X2
Penjualan = 1000 cs 1000/1000 = 100% = 1200, cs 1200/1200 = 100%
Hpp = 900, cs 900/1000 = 90% = 950 = cs 950/1200 = 79%
Laba = 100 = cs = 100/1000 = 10% = 250 = cs = 250/1200 = 21%
Ket.
Terjadi penurunan hpp dari 90% -79% berarti terjadi peningkatan laba baik
nominal/persentase.
X1 laba = 10%, x2 laba = 21% lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA