Laporan Laba/Rugi
Laporan Laba/rugi terdiri dari :
• Pendapatan
• Biaya
• Laba/Rugi
(Laporan Laba/rugi menggambarkan kinerja usaha dalam satu periode tertentu.)
Persamaan Laporan Laba/rugi : Pendapatan - Biaya = Laba/(Rugi)
Assets
Current Assets: Kekayaan yang
bersifat likuid, artinya dapat dengan cepat menjadi uang kas dalam jangka waktu tidak lebih dari setahun.
- Kas, Surat Berharga, Piutang, Persediaan.
Fixed Assets: Kendaraan Mesin dan Peralatan, Tanah dan Bangunan
Other Assets: Aset lainnya, selain aktiva lancar dan aktiva tetap.
- Intangible assets seperti Hak Patent, Merk, dll.
Financing
Debt Capital: Sumber dana yang berasal dari pihak Kreditur.
Short-term debt: Hutang jangka pendek, yang pelunasannya maksimal 12 bulan.
Hutang dagang, hutang bunga, hutang gaji dan hutang pajak.
Long-term debt: Hutang jangka panjang, pelunasannya lebih dari 12 bulan (minimal 1 tahun)
Equity Capital: Saham yang disetor dalam perusahaan.
Preferred Stockholders: Mendapatkan dividen tetap dan hak prioritas dibanding pemegang saham biasa, apabila
perusahaan dilikuidasi.
Common Stockholders: Dividen yang diterima tidak tetap (Variabel) dan jika terjadi likuidasi pemegang saham
biasa mendapat haknya setelah kreditur, pemegang obligasi dan saham preferen.
Contoh Soal 2
Suatu pabrik membuat produk dengan harga Rp. 3.000. Biaya tetap yang diperlukan untuk operasional mesin Rp.
14 .000.000 (umur ekonomis 8 tahun), Asuransi dan Pajak Rp. 344.000, Pemeliharaan per-tahun Rp. 220.000 dan
pemeliharaan per-unit Rp. 50,-. Biaya produksi Rp. 1.100 per-unit, biaya bahan baku Rp. 950/unit.
Konsep Kuantitatif
• Menggambarkan keseluruhan (jumlah) dari aktiva lancar, dimana aktiva lancar ini sekali berputar dan dapat kembali
ke bentuk semula dalam jangka waktu pendek. (maks. 1 tahun) “Konsep ini disebut modal kerja bruto –Gross working
kapital”
Konsep Kualitatif
Merupakan selisih antara aktiva lancar diatas hutang lancar, atau merupakan sebagian dari aktiva lancar yang dapat
digunakan dalam membiayai operasional perusahaan tanpa menunggu likuiditas 2. Konsep ini disebut modal kerja
netto net working capital
Konsep Fungsional
Menitik beratkan pada fungsi dari pada dana dalam menghasilkan pendapatan (income) dari usaha pokok perusahaan
2. Menghasilkan pendapatan pada periode akuntasi dan periode yang akan datang
Aktiva Lancar
• Kas/Setara Kas • Surat – surat berharga
• Piutang • Inventori/Persediaan
Hutang Lancar
Hutang jangka pendek
• Hutang Usaha
• Hutang Pajak
• Hutang Gaji
• Hutang Bunga
• Hutang lainnya yg kurang satu tahun
IMPLIKASI
1. Perusahaan memiliki aktiva lancar diatas hutang lancar maka perusahaan memiliki net working capital
2. Penggunaan modal kerja, semakin besar current assets dapat menutupi current Liabilities, semakin besar
kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendek (semakin likuid)
3. Pada kenyataan, putaran kas masuk– cash inflows dan putaran kas keluar – cash outflows tidak selalu sinkron, tetap
perusahaan harus mempertahankan networking capital agar tetap likuid
PRINSIP PEMBELANJAAN
1. Modal diperoleh sebagai pinjaman jangka pendek digunakan untuk membiayai modal kerja
2. Modal diperoleh sebagai pinjaman jangka panjang digunakan untuk modal kerja dan Investasi
Laba perusahaan dapat meningkat dengan dua cara, yaitu :
1. Meningkatkan pendapatan dari penjualan
2. Menurunkan biaya – biaya
• Jadi risiko dapat diukur dengan menggunakan jumlah net working capital atau current ratio
• Semakin besar jumlah net working capital semakin likuid atau semakin kecil tingkat risiko
MANAJEMEN KAS
Pengertian
Kas dapat diartikan sebagai nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam waktu
dekat dapat diuangkan sebagai alat pembayaran kebutuhan finansial, yang mempunyai sifat paling tinggi likuiditasnya.
Kas meliputi: Uang tunai (kertas/logam) baik yang ada ditangan perusahaan (Cash in hand) atau ada di bank (bank),
Cek, demand deposit, money order (kas bon) dll.
Manajemen Kas Didefinisikan sebagai pengoptimasian penggunaan kas sebagai aktiva. Hal ini berarti tidak boleh
terjadi kegagalan pemakaian kas, dan pengawasan terhadap posisi kas.
Tujuan manajemen kas meliputi 2 hal: likuiditas dan earning.
Likuiditas manajemen harus secara sadar menjaga likuiditas dan jumlah kas yang harus ada dalam perusahaan.
Earning tiap pengeluaran perusahaan harus diarahkan untuk mendapatkan kemungkinan hasil yang lebih besar
dibandingkan dengan kas yang dikeluarkan. Selain itu manajemen harus menjamin pembayaran dilakukan
secara ekonomis
Perencanaan Kas
Aspek utama perencanaan kas adalah penyusunan anggaran kas. Manajer harus menyiapkan daftar kegiatan untuk
menimbulkan kas (pembelanjaan) dan kegiatan menggunakan kas (pengoperasian dan penginvestasian). Atau
membuat proyeksi Cash in flow, Cash out flow dan balance (saldo) Agar tujuan tercapai, ada 2 hal yang harus
dilakukan:
1. Menentukan sumber penerimaan kas, misal; kas dari operasi rutin, kas dari pelunasan utang jangka panjang,
investasi dari pemilik, penjualan aktiva tetap, mengeluarkan obligasi dll
2. Menentukan rencana penggunaan kas, misal; pembayaran dividen, pembayaran utang jangka panjang, pembelian
aktiva tetap, membayar gaji karyawan, dll
Berdasarkan 2 hal tadi maka manajemen dapat mengetahui seberapa besar kas yang dibutuhkan atau seberapa besar
kas yang menganggur, selanjutnya dapat ditentukan langkah selanjutnya terhadap kas yang berlebihan/menganggur
Sumber Kas
Hasil Penjualan tunai & penerimaan piutang
Penjualan aktiva tetap Penjualan atau emisi saham atau adanya penambahan modal oleh pemilik.
Pengeluaran tanda bukti hutang (wesel), hutang obligasi, hutang bank dll
Penerimaan diluar usaha perusahaan (ex: bunga)
Adanya penerimaan kas dari sewa, bunga atau dividen, hadiah, atau restitusi pajak dari periode sebelumnya.
Penggunaan Kas
Pengeluaran untuk biaya produksi (BBB, BTK, BOP)
Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek atau jangka panjang.
Pembelian aktiva tetap
Pembelian kembali saham yang beredar
Pengambilan kas dari perusahaan oleh pemilik
Pembayaran hutang jangka pendek atau panjang
Pembayaran sewa, bunga, pajak dll
Pembelian barang dagangan dengan tunai
Pembayaran biaya operasi perusahaan seperti pembayaran gaji, pembelian supplies kantor, biaya iklan, dll.
Pengeluaran kas untuk membayar deviden.
KAS MINIMUM
Contoh 1: Perusahan menetapkan bahwa Safety level of cash harus cukup untuk menutup pengeluaran selama 7 hari.
Pengeluaran kas rata-rata sehari berjumlah Rp. 600.000,00. Jadi, Safety level of cash Balance = 7 x Rp. 600.000,00 =
Rp. 4.200.000,00
Contoh 2: Selama 3 hari puncak dalam bulan Agustus pengeluaran kas perusahaan berturut-turut Rp. 750.000,00,
Rp. 800.000,00, Rp. 850.000,00.
Rata-rata pengeluaran kas = Rp. 800.000,00
Bilamana jumlah hari yang diinginkan pada periode puncak adalah 5 hari. Maka safety level of cash Balance pada
periode puncak perusahaan adalah 5 x Rp. 800.000,00 = Rp. 4.000.000,00.