Anda di halaman 1dari 4

TUGAS II

Nama : Ade Ariansyah, S.M.


NIM : 202260015

Hari/Tanggal : Selasa, 4 Oktober 20222

Mata Kuliah : Manajemen Kuangan Lanjutan

Jurusan : Magister Manajemen

1.1 Pendahuluan
Paling kurang ada tiga jenis laporan keuangan yang paling sering dilaporkan, yakni
(1) neraca keuangan, (2) laporan laba-rugi, dan (3) laporan aliran kas (cash flow).
Laporan keuangan sangat penting bagi suatu organisasi, baik yang berorientasi laba
maupun yang nirlaba, karena memberikan input/informasi yang dapat dipakai untuk
pengambilan keputusan.Banyak pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan,
mulai dari investor atau calon investor, pemberi/calon pemberi dana, sampai manajemen
perusahaan sendiri. Laporan keuangan (lapkeu) diharapkan memberi informasi mengenai
profitabilitas, risiko, dan timing dari aliran kas yang dihasilkan organisasi/perusahaan.
Informasi tersebut akan memengaruhi harapan pihak-pihak yang berkepentingan,
dan pada gilirannya akan memengaruhi nilai perusahaan.

2.1 Laporan Keuangan


2.1.1 Neraca
Neraca keuangan perusahaan mencoba meringkaskan kekayaan perusahaan pada
waktu tertentu. Dengan demikian, neraca keuangan merupakan “snapshot” (potret) atau
gambaran kekayaan dan utang perusahaan pada suatu periode tertentu.Neraca keuangan
didasarkan pada accounting identity yang pada dasarnya menggambarkan neraca sebagai
kesamaan antara aset/harta, kewajiban, dan modal, dengan rumus sebagai berikut.

Harta = Utang + Modal


2.1.2 Laporan Laba-Rugi
Laporan laba-rugi meringkaskan aktivitas perusahaan selama periode tertentu.
Laporan laba-rugi lazimnya menyajikan ringkasan aktivitas selama satu tahun.Laporan
laba-rugi diharapkan dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan tingkat
keuntungan, risiko, fleksibilitas keuangan, dan prestasi perusahaan/organisasi secara
keseluruhan. Tingkat keuntungan mencerminkan prestasi perusahaan secara
keseluruhan. Kemampuan operasional mengacu pada kemampuan perusahaan dalam
menjaga aktivitas perusahaan berdasarkan tingkat tertentu.

2.1.3 Laporan Aliran Kas


Laporan aliran kas meringkas aliran kas masuk dan aliran kas ke luar perusahaan
untuk jangka waktu tertentu. Laporan kas diperlukan karena dalam beberapa situasi,
laporan laba-rugi tidak cukup akurat menggambarkan kondisi keuangan
perusahaan.Laporan aliran kas mempunyai dua tujuan, yakni (1) memberikan informasi
mengenai penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama periode tertentu, dan (2)
memberikan informasi mengenai efek kas dari kegiatan investasi, pendanaan, dan operasi
perusahaan selama periode tertentu.
Item-item dalam laporan aliran kas dikelompokkan ke dalam tiga bagian besar,
yakni (1) aliran kas dari kegiatan operasional, (2) aliran kas dari kegiatan investasi, dan
(3) aliran kas dari kegiatan pendanaan.
Secara singkat rumusan aliran kas (cash flow) adalah sebagai berikut.

Saldo dana awal + total penerimaan – total pengeluaran = saldo akhir

2.1.4 Analisis Laporan Keuangan


Laporan keuangan menyajikan data keuangan yang relatif mentah. Pimpinan
perusahaan, bahkan stakeholders membutuhkan informasi dengan cara
mengolah/menganalisis laporan keuangan.
Pada waktu menganalisis laporan keuangan, beberapa hal yang berikut perlu
diperhatikan.
1. Manajer keuangan perlu melihat trend (kecenderungan) atau perkembangan dalam
laporan keuangan. Jika trend menunjukkan perkembangan yang lebih baik, maka
perusahaan mungkin berada pada jalur yang tepat, atau sebaliknya.
2. Angka-angka yang berdiri sendiri akan sulit ditentukan baik atau tidaknya. Angka
pembanding diperlukan untuk melihat apakah angka tertentu itu baik atau tidak baik.
Perusahaan yang dipakai sebagai pembanding mungkin merupakan leader
(pimpinan dalam industri tertentu yang sejenis).
3. Dalam analisis perusahaan, membaca, dan menganalisis laporan keuangan dengan
hati-hati adalah sangat penting. Pernyataan-pernyataan yang melengkapi laporan
keuangan seperti diskusi srategi perusahaan, rencana ekspansi, restrukturisasi,
merupakan bagian integral yang harus dimasukkan ke dalam analisis.
4. Manajer keuangan, bahkan pimpinan perusahaan mungkin memerlukan informasi
tambahan tersebut dapat membuat analisis menjadi lebih tajam. Rasio-rasio keuangan
dihitung dengan menggabungkan angka-angka pada laporan laba-rugi. Paling kurang
dikenal lima jenis rasio keuangan yang sering digunakan, yakni sebagai berikut.
a. Rasio likuiditas, yakni rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek.
b. Rasio aktivitas, yakni rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam
menggunakan asetnya secara efisien.
c. Rasio utang/leverage, yakni rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi seluruh kewajiban/utangnya.
d. Rasio keuntungan/profitabilitas, yakni rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba.
e. Rasio pasar, yakni rasio yang mengukur kemampuan prestasi pasar relatif terhadap
nilai buku, pendapatan, dan dividen.

Rasio Perhitungan Tujuan


Rasio Likuiditas
Rasio Lancar Akitiva Lancar/Utang Lancar Melihatlikuiditas yaitu
kemapuan memenuhi
Rasio Quick (Aktiva Lancar- kewajiban jangka
Persediaan)/Utang Lancar pendek.Semakin Tinggi angka
tersebutsemakin baik
Rasio Aktivitas
Rata-rata Umur Piutang Piutang/(penjualan/365) Melihat kemampuan
perusahaan menggunakan
Perputaran Persediaan Harga Pokok asetnya dengan efektif.
Penjualan/Persediaan Semakin tinggi angka
Perputaran Aktiva Tetap Penjualan/Total perputaran semakin efektif
Penjualan/Total Aktiva Tetap aset digunakan. Semakin
Perputaran Total Aktiva tinggi rata-rata umur piutang,
Penjualan/Total Aktiva semakin tidak baik (tidak
efektif menggunakan asset)
Rasio Solvabilitas
Total Utang terhadap Total Utang/Total Aktiva Melihat Kemampuan
Total Asset (Aktiva) perusahaan memenuhi
kewajiban totalnya. Semakin
Times Interest Earned Laba Sebelum Pajak dan tinggi angka rasio Total
(TIE) Bunga Utang/ Total Aktiva, semakin
(EBIT)/Bunga beresiko (tidak baik) Semakin
Fixed Charged Coverage (EBIT + Biaya Sewa)/ tinggi angka TIE atau FCC,
(FCC) (Bunga+ Sewa) semakin kecil risiko (semakin
baik)
Rasio Profitabilitas
Profit Margin Laba Bersih/Penjualan Melihat kemapuan
perusahaan menghasilkan
Return On Asset Laba Bersih/Total Aktiva profitabilitas. Semakin tinggi
angka PM, ROA,dan ROE,
Return On Equity Laba Bersih/Modal Saham semakin baik
Rasio Pasar
PER Harga Pasar per Lembar/ Melihat seberapa jauh tujuan
Laba Bersih per Lembar kemakmuran pemegang
saham tercapai. Secara umum,
Dividend Yield Dividen per Lembar/ semakin tinggi angka PER,
Harga Pasar per Lembar Dividend Yield, dan rasio
pembayaran dividen semakin
Rasio Pembayaran Dividen per Lembar/ baik.
Dividen Laba Bersih per Lembar

2.1.5 Economic Value Added (EVA)


Metode penilaian kinerja dengan menggunakan data akuntasi, seperti yang
dibicarakan sebelumnya belum sepenuhnya sesuai dengan tujuan maksimisasi
kemakmuran pemegang saham (pemilik perusahaan). Ahli keuangan mengembangkan
konsep baru sebagai pengukur kinerja yaitu EVA dan market value added (MVA).
EVA merupakan ukuran kinerja yang menggabungkan perolehan nilai dengan
biaya untuk memeroleh nilai tambah tersebut. Pendekatan EVA secara sistematis dapat
dituliskan dengan menggunakan formula sebagai berikut.
EVA = NOPAT – biaya modal.

Karena NOPAT pada dasarnya tingkat keuntungan yang diperoleh dari modal
yang ditanam/ diinvestasikan, dan biaya modal adalah biaya dari modal yang ditanamkan,
maka NOPAT dan biaya modal dapat dituliskan sebagai berikut.
NOPAT = modal yang diinvestasikan x ROI.
Biaya modal = modal yang ditanamkan x WACC.

Oleh karena itu, EVA dapat juga dituliskan sebagai berikut.


EVA = modal yang diinvestasikan (ROIC – WACC);
di mana: ROIC = Return on Invested Capital
WACC = Weighted Average Cost of Capital

Formula di atas menunjukkan bahwa nilai tambah yang diperoleh adalah nilai
tambah bersih (net), yaitu nilai tambah yang dihasilkan dikurangi dengan biaya yang
dikeluarkan untuk memeroleh nilai tambah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai