Anda di halaman 1dari 6

Jawaban :

1. Analisis profitabilitas

a. Return on total asset (ROA) atau bisa disebut juga tingkat kembalian atas investasi yaitu smengukur
kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Rasio ini mengukur
tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh
dana (aktiva) yang dimilikinya. Laba yang dipakai disini adalah laba ssetelah bunga tetapi sebelum pajak.
(Keown:2005)

Menurut Falikhatun dan Putri (2007:31), ROA bertujuan mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Rasio ini bisa dihitung:

ROA = Laba Bersih

Total Asset

Sedangkan menurut Mamduh dan Abdul (2009:159), analisis ROA mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dengan menggunakan total asset atau kekayaan yang dimiliki perusahaan setelah
disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai asset tersebut. Formula ROA bisa dihitung sebagai
berikut:

ROA = Laba Bersih + bunga

Total Asset rata-rata

Karena bunga tidak masuk dalam analisis ROA, maka bunga ditambahkan kembali ke laba bersih. Apabila
inging lebih tepat lagi, maka sebenarnya ada penghematan pajak yang muncul dari pengunaan bung,
karena bunga bisa dipakai sebagai pengurang pajak. Dengan demikian setelah penyesuaian pajak,
formula ROA dihitung sebagai berikut:

ROA = Laba Bersih + bunga (1-tingkat pajak)

Total Asset rata-rata

ROA berasal dari dua komponen yaitu: profit margin dan perputaran aktiva. Pemecahan ini bisa
menghasilkan analisis yang lebih tajam lagi.

ROA = profit margin x perputaran total aset

= Laba Bersih + bunga (1-tingkat pajak) x Penjualan

Penjualan Total Asset rata-rata

C. Berdasarkan laporan keuangan per tanggal 31-12-2017, Laba bersih atau Net Income PT. Waskita Karya
Persero Tbk adalah Rp. 1,713 triliun sedangkan Total Asetnya ialah sebanyak Rp. 61,433 triliun.
Berapakah jumlah ROA atau Return on Assets (Tingkat pengembalian aset) PT. Waskita Karya Persero Tbk
?

Jawab :

ROA = Laba bersih setelah Pajak / Total Aset (atau rata-rata Total Aset)

ROA = Rp. 1,713 triliun / Rp. 61,433 triliun

ROA = 2,79%

Maka ROA PT. Waskita Karya Persero Tbk dengan kode emiten WSKT ini ialah sebesar 2,79%.

e. Dalam sebuah pelaporan keuangan perbankan selain memuat berbagai macam jurnal dan neraca,
biasanya disertai juga berbagai rasio keuangan untuk mengetahui kesehatan bank secara umum. Rasio
keuangan yang biasa digunakan dalam analisis kinerja keuangan perbankan antara lain Rasio Pinjaman
terhadap Tabungan (RPT), kredit macet, Pengembalian Aset (PA), Pengembalian Ekuitas (PE), Biaya
Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO), dan Rasio Tabungan terhadap Aset (RTA). Dalam tulisan
kali ini, saya akan membahas lebih spesifik hubungan antara Pengembalian Aset ( PA ) dan
Pengembalian Ekuitas ( PE ) atau dalam istilah universalnya adalah Retrun On Assets ( ROA ) dan Return
On Equity ( ROE ).

Pertama, apakah yang dimaksud dengan ROA dan ROE itu sendiri? ROA merupakan angka yang
menunjukkan berapa besar relative laba bersih ( setelah pajak ) terhadap total aktiva. Dimana ROA sama
dengan, (Net Income )/(Total Assets)

Jadi jika suatu perusahaan mempunyai ROA yang tinggi maka perusahaan tersebut berpeluang besar
dalam meningkatkan pertumbuhan. Tetapi jika total aktiva yang digunakan perusahaan tidak
memberikan laba maka perusahaan akan mengalami kerugian dan akan menghambat pertumbuhan.

Sedangkan ROE merupakan rasio yang menunjukkan berapa persen laba bersih setelah pajak terhadap
ekuitas (modal). Dimana ROE sama dengan, (Net Income )/(Total Equity)

Perbedaan perhitungan ROA dengan ROE adalah pada angka pembaginya saja. ROE merupakan indikator
penting bagi pemilik bank, karena menunjukkan tingkat pengembalian modal atau investasi yang
ditanamkan dalam industri perbankan. Angka ROE yang semakin tinggi memberikan indikasi bagi para
pemegang saham bahwa tingkat pengembalian investasi di sektor perbankan makin tinggi. Angka ROE
yang tinggi akan menarik para pemegang saham untuk menambah modal. Tetapi angka ROE yang tinggi
pada tingkat industri, akan mengundang investor baru untuk memasuki bisnis perbankan.

Berdasarkan formula penghitungannya, dapat ditunjukkan adanya hubungan antara ROE dan ROA
sebagai mana diuraikan di bawah ini.

ROA = ( laba bersih setelah pajak ) / ( total aktiva )

ROE = ( laba bersih setelah pajak ) / ( total ekuitas )

ROE = ( laba bersih setelah pajak ) / ( total aktiva ) > ( total aktiva ) / ( ekuitas )

ROE > EM

Dimana EM adalah angka pengganda ekuitas ( equity multiplier )

EM = ( total aktiva ) / ( ekuitas )

Angka EM menunjukkan perbandingan antara total aktiva dengan total ekuitas. Makin besar angka EM
maka komponen sumber dana dalam bentuk modal sendiri untuk membiayai aktiva semakin kecil. Jika
ingin meningkatkan profitabilitas ( ROE dan ROA semakin besar ), maka bank mengalami penurunan
dalam hal likuiditas karena angka EM makin besar yakni, yang berarti kewajiban bank semakin
meningkat.

3. Analisis Aliran Kas

a. Tujuan utama dari laporan arus kas yaitu menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran
kas dalam suatu periode akuntansi yang sesuai dengan Prinsip Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2
dengan tambahan aktivitas pendanaan. Laporan arus kas harus memberikan informasi yang relevan
tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu unit usaha selama periode tertentu sebagai alat
pembayaran yang dimiliki perusahaan yang siap dipakai untuk investasi dan kegiatan operasional
perusahaan kapan pun dibutuhkan. Kas terdiri dari semua alat pembayaran yang dimiliki perusahaan
yang disimpan di dalam perusahaan dan di bank yang selalu siap digunakan.
Laporan arus kas memiliki tujuan untuk menjadi sarana evaluasi kemampuan entitas dalam
menghasilkan kas dan setara kas, waktu dan kepastian dalam menghasilkannya pada periode tertentu
dan struktur keuangan entitas (termasuk likuiditas dan solvabilitas), kemampuannya dalam memenuhi
kewajiban sehingga terlihat perbedaan biaya dan beban dalam akuntansi serta membayar deviden.
Laporan arus kas juga bisa menjadi pos yang menjadi selisih antara L/R periode berjalan dengan arus kas
neto dari kegiatan operasi (akrual) sesuai cara membuat laporan laba rugi dan membandingkan kinerja
operasi antar entitas yang berbeda karena arus kas neto yang berasal dari laporan arus kas tidak
dipengaruhi oleh perbedaan pilihan akuntansi sebagai sistem informasi dan pertimbangan manajemen,
tidak seperti basis akrual yang digunakan dalam menentukan laba atau rugi entitas. Laporan arus kas
mempermudah pengguna laporan untuk mengembangkan metode untuk menilai dan membandingkan
nilai kini arus kas masa depan antar entitas yang berbeda.

Laporan arus kas memiliki tujuan untuk menilai kemampuan entitas dalam memperoleh arus kas pada
masa depan sesuai hakikat akuntansi. Laporan keuangan arus kas lebih baik dibandingkan data akrual
karena para pengguna bisa membuat prediksi tentang jumlah, waktu dan ketidakpastian tentang arus kas
di masa depan dengan memeriksa hubungan antar pos pada laporan arus kas. Laporan arus kas juga
untuk menilai kemampuan entitas untuk membayar deviden dan memenuhi kewajiban seperti
membayar gaji karyawan, melunasi utang atau membayar deviden

B. Aliran Kas dan Hubungannya dengan Siklus Kehidupan Produk

Pada tiap tahap siklus kehidupan produk, aliran kas mempunyai pola yang berbeda- beda. Gambar
bagian atas menunjukkan hubungan antara pendapatan dengan siklus kehidupan kas, sementara gambar
bagian bawah menunjukkan hubungan aliran kas dengan siklus kehidupan produk.

Selama tahap perkenalan dan pertumbuhan, aliran kas dari operasi biasanya negatif. Hal ini
mencerminkan investasi perusahaan untuk membangun infrastruktur produk baru, seperti membangun
pabrik, melakukan promosi gencar; sementara itu aliran kas masuk dari penjualan produk masih kecil.
Penerimaan konsumen terhadap produk belum begitu luas sehingga kas yang dihasilkan juga tidak
begitu besar. Selama tahap ini kas masuk diperoleh dari pendanaan luar (dari utang, atau dari penjualan
saham baru, atau dari penyertaan oleh pemegang saham lama atau pemilik perusahaan).

Pada tahap pertumbuhan produk mulai diterima oleh konsumen dan permintaan mulai tumbuh pesat.
Pada tahap ini aliran kas masuk mulai meningkat, tetapi investasi masih diperlukan terutama untuk
investasi pada piutang dan persediaan, sebagai antisipasi penjualan produk yang lebih meningkat pada
masa-masa mendatang. Penambahan kapasitas barangkali juga dilakukan pada tahap ini. Aliran kas
bersih (net) bisa negative atau positif tergantung tingkat pertumbuhan dan besarnya investasi. Biasanya
aliran kas negative masih terjadi pada tahap ini, tetapi besarnya lebih kecil daripada pada tahap
perkenalan yang diperoleh dari dana eksternal.

Pada tahap kedewasaan, pola aliran kas berubah cukup derastis. Pada tahap ini aliran kas keluar tidak
lagi besar seperti tahap-tahap lain. Pada tahap ini tidak diperlukan investasi pada pembangunan
kapasitas, investasi hanya diperlukan untuk memelihara atau merawat pabrik. Pada tahap ini investasi
pada modal kerja mulai stabil, tidak ada peningkatan lagi. Produk mulai diterima luas oleh masyarakat
dan aliran kas masuk dari penjualan mulai meningkat. Hasilnya adalah aliran kas (net) yang positif. Pada
masa lebih lanjut pada tahap kedewasaan ini bahkan aliran kas masuk dari investasi bisa menunjukkan
nilai positif karena asset-aset yang tidak lagi diperlukan ada yang bisa dijual pada tahap ini. Aliran kas
keluar pada tahap ini terutama dari kegiatan pendanaan (financing) yaitu pembayaran dividen,
pembayaran bunga dan pokok pinjaman. Aliran kas masuk bisa dihasilkan dari investasi dan operasi akan
mengalami penurunan, sementara aliran kas keluar terutama dipakai untuk melunasi utang. Pada tahap
ini kecenderungannya adalah aliran kas (net) yang negatif.

4. Laporan keuangan proforma

a. Penyusunan laporan keuangan proforma memerlukan banyak asumsi (seperti tingkat pertumbuhan
penjualan, perilaku biaya dari sejumlah pos rekening, tingkat investasi pada modal kerja dan aktiva tetap,
dll). Manajemen ingin melihat sensitivitas laporan keuangan proforma terhadap perubahan-perubahan
asumsi dan pengaruh asumsi-asumsi terhadap laporan keuangan proforma. Penggunaan software
seperti Microsoft Excel dapat membantu penyusunan laporan keuangan proforma, sekaligus melihat
sensitivitas laporan keuangan terhadap perubahan-perubahan asumsi.

Prosedur penyusunan laporan keuangan proforma meliputi beberapa langkah berikut ini:

-Memproyeksikan penjualan untuk sejumlah periode yang akan datang.

-Memproyeksikan biaya operasional (harga pokok penjualan, biaya penjualan dan administrasi, biaya
pajak di luar bunga) dan kemudian menurunkan proyeksi pendapatan operasional.

-Memproyeksikan total aset, hutang, dan modal saham yang diperlukan untuk mendukung tingkat
operasi yang diproyeksikan pada point 1 dan 2.

-Menetukan biaya pendanaan (financing cost) dari hutang pada point 3 dan kemudian menurunkan dari
pendapatan operasional untuk memperoleh laba bersih proyeksi.

-Menurunkan laporan aliran kas dari laporan keuangan yang diproyeksikan (laporan laba-rugi dan
neraca).

B. Ada dua pendekatan yang dapat dipakai untuk memproyeksikan aset, yaitu:

-Memproyeksikan total aset, kemudian memproyeksikan neraca common size untuk mengalokasikan
total aset ke komponen-komponennya.
-Memproyeksikan aset secara individual, kemudian menjumlahkan aset-aset individual untuk
memperoleh total aset.

C. Proforma ini digunakan untuk menjadi dasar untuk membandingkan dan menganalisa informasi yang
diperlukan oleh management, investor dan kreditur mengenai asal dari bisnis tersebut. Siapa saja yang
tertarik untuk memulai suatu bisnis, persiapan dari laporan keuangan ini, baik untuk penghasilan dan
juga cashflow adalah penting sebelum anda menginvestasikan uang, waktu dan tenaga untuk bisnis ini.

Sebagai suatu bagian yang penting dalam proses perencanaan, proforma laporan keuangan ini dapat
menurunkan risiko seminimal mungkin dalam memulai operasi dari bisnis. Ini juga dapat merupakan
dasar yang dapat meyakinkan para kreditur dan investor yang menyediakan dana untuk bisnis yang baru
ini.

Proforma laporan keuangan ini haruslah dapat dipertanggung jawabkan dan akurat dan dapat menolong
agar memperoleh gambaran yang tepat untuk memulai suatu bisnis. Ini harus didasarkan pada informasi
yang dapat memberikan proyeksi yang tepat untuk memperoleh jumlah profit yang diharapkan dari
bisnis dan juga kebutuhan keuangan yang diperlukan dalam tahun pertama operasi dan sesudahnya.

Anda mungkin juga menyukai