PENDAHULUAN
KEGIATAN BELAL.JAR 1
Aktiva tetap (bruto) Rp 700,00 Rp 700,00 Utang jangka panjang Rp 200,00 Rp 100,00
Akumulasi penyusutan ( 100,00) ( 150,00) Modal sendiri
Aktiva tetap (neto) Rp 600,00 Rp 550,00 Saham Rp 300,00 Rp 300,00
Laba yang ditahan Rp 138,00 Rp 217,00
Total Rp 919,00 Rp 878,00 Total Rp 878,00
e EKMA421 3/MODUL 2 2.3
Tabel 2.2.
Laporan Laba Rugi PT. TSR, 1/1/19X2- 31/12/19X2 (dalam jutaan rupiah)
Penjualan Rp 2.200,00
Harga pokok penjualan Rp 1.500,00
Laba kotor 700,00
Ongkos-ongkos umum, penjualan dan administrasi 400,00
Laba operasi (belum bunga dan pajak) 300,00
Bung a 56,00
Laba sebelum pajak 244,00
Pajak 78,00
Laba setelah :>a·ak 166,00
. . . total kewajiban
D eb lt- equtty ratto = - - - - - -
modal sendiri
Untuk PT. TSR pada tahun 19X2,
Debt-Equity Ratio = (100 + 261)/(517)
= 0,698
. . d labaoperasi + penyusutan
T zme znterest earne =----------
Bunga
Dengan demikian, kira-kira 7,6% dari total aktiva bisa diubah menjadi
kas dalam waktu pendek setelah dipakai melunasi kewajiban jangka
pendeknya.
Current ratio. Rasia ini mengukur seberapa jauh aktiva lancar
perusahaan bisa dipakai untuk memenuhi kewajiban lancamya. Rasia ini
dinyatakan sebagai
. aktiva lancar
C urrent ratlo= - - - - - -
Utang lancar
perusahaan yang mengambil keuntungan relatif yang cukup tinggi dari setiap
penjualan (misal penjualan meubel, perhiasan), tetapi ada pula yang
keuntungan relatifnya cukup rendah (seperti barang-barang keperluan sehari-
hari).
Rentabilitas Ekonomi. Rasio ini mengukur kemampuan aktiva
perusahaan memperoleh laba dari operasi perusahaan. Oleh karena hasil
operasi yang ingin diukur maka dipergunakan laba sebelum bunga dan pajak.
Aktiva yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan memperoleh laba
operasi adalah aktiva operasional. Kalau perusahaan mempunyai aktiva non-
operasional, aktiva ini perlu dikeluarkan dari penghitungan. Masalah yang
timbul dalam perhitungan rentabilitas ekonomi adalah apakah kita akan
menggunakan aktiva perusahaan pada awal tahun, pada akhir tahun atau rata-
rata. Apabila dimungkinkan sebaiknya dipergunakan angka rata-rata. Rasio
rentabilitas ekonomi dirumuskan sebagai
laba operasi
Rentabilitas ekonomi= - - - - - - - -
(rata - rata) aktiva
Penjualan
Perputaran aktiva = - - - - - - -
(rata- rata) aktiva
Perputaran Aktiva = 2.200/[(919 + 878)/2]
= 2,45x
e EKMA421 3/MODUL 2 2.9
Ini berarti bahwa rata-rata barang berada di gudang selama 360 hari/13,1
= 27,5 hari
Rasio-rasio nilai pasar. Rasio-rasio ini menggunakan angka yang
diperoleh dari laporan keuangan dan pasar modal. Beberapa rasio tersebut
adalah:
Price Earnings Ratio. Rasio ini membandingkan antara harga saham
(yang diperoleh dari pasar modal) dan laba per lembar saham yang diperoleh
pemilik perusahaan (disajikan dalam laporan keuangan). Rasio ini dihitung
dengan
Harga saham
Price Earnings Ratio =----------
Laba per lembar saham
Harga saham
Market to Book Value Ratio=
Nilai buku per saham
Nilai buku modal sendiri dari PT TSR adalah Rp517 juta. Dengan jumlah
lembar saham sebanyak 1.000.000 lembar maka nilai buku per saham adalah
Rp517. Dengan demikian,
Rasia ini menunjukkan bahwa nilai perusahaan melebihi 93% dari apa
yang telah dan sedang ditanamkan oleh pemilik perusahaan. Semakin tinggi
rasio ini, semakin besar tambahan wealth yang dinikmati oleh pemilik
perusahaan.
Cara kedua relatif lebih baik karena bisa mengetahui kedudukan relatif
perusahaan kita dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain. Apakah
kita berada di atas rata-rata, di bawah rata-rata atau termasuk rata-rata.
Sayangnya ada kecenderungan untuk menjadi makin sulit mengelompokkan
perusahaan ke dalam satu industri yang sama karena banyak perusahaan yang
tidak hanya menjalankan satu jenis bisnis saja.
Cara lain yang mungkin ditempuh adalah dengan membandingkan rasio-
rasio keuangan dengan kebijakan yang diambil perusahaan. Beberapa rasio
keuangan bisa dibandingkan dengan kebijakan-kebijakan seperti dalam hal,
penjualan kredit dan persediaan. Misalkan perusahaan mengambil kebijakan
kredit menjual secara kredit dengan jangka waktu 3 bulan. Dengan demikian,
periode rata-rata pengumpulan piutang seharusnya juga akan sekitar 90 hari
atau perputaran piutang sebanyak 4x dalam satu tahun. Perusahaan mungkin
juga merumuskan kebijakan persediaan barang jadi sebesar 1 bulan
penjualan. Apabila kebijakan dirumuskan seperti itu maka perputaran
persediaan barang jadi akan berkisar 12x dalam satu tahun. Sayangnya tidak
semua jenis rasio bisa dibandingkan dengan kebijakan keuangan sehingga
penggunaan perbandingan dengan rasio tahun lalu dan/atau industri lebih
sering dipergunakan.
2.12 MANA.JEMEN KEUANGAN e
Dalam hal ini Net Profit Margin adalah (Laba Setelah Pajak/Penjualan).
Perputaran Aktiva adalah (Penjualan/Total Aktiva), sedangkan
Dalam hal ini, Profit Margin adalah (Laba Sebelum Bunga dan
Paj ak/Penjualan).
Perhatikan di sini bahwa sekali lagi, ROI memusatkan pada laba setelah
paj ak, sedangkan rentabilitas ekonomi pad a lab a operasi (yaitu lab a sebelum
bunga dan pajak). Kalau kita gunakan data PT. TSR, kita akan memperoleh
bahwa,
ROI = 7,5% x 2,45
= 18,5%
e EKMA421 3/MODUL 2 2.13
sedangkan
Rentabilitas Ekonomi = 13,6% x 2,45
= 33,4%
ROI
ROE=
1 - Rasio Utang
Dengan melihat pada persamaan tersebut maka bisa dimengerti bahwa
apabila ROI konstan maka ROE akan meningkat apabila rasio utangnya
meningkat. Dalam contoh ini berarti bahwa,
ROE = 18,5%/(1 - 0,47)
= 34,8%
KEGIATAN BELAL.JAR 2
a1an
. •
Penjualan • '
~
I'
Pembayar:an Pembelian'
Penjualap kredit Aktiva Tetap
Gaji dan Biaya Aktiv.a
Tetap
Piutang Hutang
Dagang Dagang
.
Penj ualan p engump
I W. an
•
,lr
rul}at . . ... .. . . . .. - .. - .
... ---- Kas-- ·---- - - - .. -- ·- .
i ~
Dividen *
, lr Pinjarn , lr
Modal Hutang * rerrnasuk perribelian
Sendiri ketnbali saham . .
- -- -- - -
Gambar 2.1.
Arus kas perusahaan industri
Tabel 2.3.
Analisis sumber dan penggunaan dana PT "TSR"
(dalam j utaan rupiah)
Sumber dana:
(1) Laba setelah pajak Rp 166,00
(2) Penyusutan 50,00
Dana dari basil operasi Rp 216,00
(3) Berkurangnya persediaan Rp 5,00
(4) Bertambahnya utang pajak Rp 2,00
Jumlah sumber dana Rp 223,00
Penggunaan dana:
(1) Pembayaran dividen Rp 87,00
(2) Penambahan sekuritas 5,00
(3) Penambahan piutang 6,00
(4) Pengurangan utang dagang 2,00
(5) Pengurangan utang wesel 20,00
(6) Pengurangan utang j. panj ang 100,00
Jumlah penggunaan dana Rp 220,00
Penambahan dana Rp 3,00
kerja (aktiva lancar- utang lancar), yakni Rp319 juta- Rp 281 juta =
Rp 38 juta pada 19X1, sedangkan pada tabun 19X2 adalab Rp67 juta. Berarti
terjadi kenaikan sebesar Rp29 juta. Dari mana sumber modal kerja tersebut,
dan digunakan untuk apa saja modal kerja tersebut? Untuk itu, kita bisa
melakukan analisis sebagai berikut.
Tabel 2.4.
Analisis sumber dan penggunaan modal kerja PT "TSR" 19x2
(dalam j utaan rupiah)
C. PERENCANAAN KEUANGAN
Tabel 2.5.
Neraca PT TSR 31 Desember 19x2
yang Dinyatakan sebagai Persentase Penjualan
na = not aplicable
Kalau kita jumlahkan sisi aktiva tersebut maka kita akan mendapatkan
angka 14,9, sedangkan sisi pasiva menghasilkan angka 6,4. Ini berarti bahwa
kalau terjadi peningkatan penjualan sebesar Rp100 maka diperlukan
tambahan dana sebesar Rp14,9 dikurangi dengan Rp6,4 (berarti sebesar
Rp8,5). Di samping itu juga akan ada tambahan kebutuhan dana untuk
2.26 MANA.JEMEN KEUANGAN e
tambahan akti va tetap. Kekurangan dana ini diambilkan dari basil operasi,
tetapi kalau masih kurang terpaksa harus dicarikan pendanaan ekstern.
Tahun 19X3 diperkirakan penjualan mencapai (1,25 x Rp.2.200 juta) =
Rp2.750 juta, sedangkan profit margin = (300/2.200) = 13,64%. Untuk
menaksir berapa dana dari basil operasi kita perlu menempuh cara sebagai
berikut.
Tabel 2.6.
Model untuk Menaksir Laba setelah Pajak 19X3
Dalam hal ini D adalah tambahan utang yang dipergunakan pada tahun
19X3.
Karena dividen yang dibagi sebesar 50%nya maka
Laba Yang Ditahan = 0,34[375-{0,175(220+D)}]
Penyusutan keseluruhan = Penyusutan lama + penyusutan baru
= Rp50 + Rp20
= Rp70 juta
Sumber dana berasal dari (1) laba yang ditahan, (2) penyusutan, dan
(3) penambahan utang (kalau ada). Dituliskan dalam bentuk persamaan
menjadi
e EKMA421 3/MODUL 2 2.27
Tabel 2. 7.
Laporan Rugi Lab a Proforma PT TSR 19X3 (dalam j utaan)
Neraca proforma pada akhir tahun 19X3 akan nampak sebagai berikut.
Nilai aktiva tetap (net) diperoleh dari,
Nilai buku aktiva tetap lama Rp550,00
Penyusutan aktiva tetap lama Rp 50,00 (-)
Rp500,00
Tabel 2.8.
Neraca Proforma PT TSR Akhir 19X3 (dalam jutaan)
Tabel 2. 9.
Anggaran kas PT ANNA bulan Oktober s/ d Desember 1993
Untuk menyusun laporan rugi laba proforma, kita bisa lihat pada
Tabel 2.9. Kita lihat bahwa selama tiga bulan tersebut, diperkirakan
perusahaan akan memperoleh laba, meskipun dipandang dari arus kas
perusahaan tidak pernah mengalami surplus.
Untuk menyusun neraca proforma, kita perlu mengetahui terlebih dulu
neraca pada awal Oktober (atau akhir September) 1996. Misalkan neraca
tersebut adalah sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2.1 0.
e EKMA421 3/MODUL 2 2.31
Tabel 2.10.
Laporan Rugi Laba Proforma PT ANNA, Oktober s/d Desember 1996
(dalam jutaan)
Penjualan Rp 550,00
Harga pokok (80%) Rp 440,00
Laba bruto Rp 110,00
Gaji Rp 45,00
Penyusutan Rp 30,00
Laba operasi Rp 35,00
Bunga Rp 10,00
Laba sebelum pajak Rp 25,00
Tabel 2.11.
Neraca PT ANNA pada akhir September 1996 (dalam jutaan)
Saldo kas akhir Desember 1996 diketahui dari anggaran kas sebesar
Rp20 juta
Piutang bisa dihitung sebagai berikut.
Piutang awal Rp 84 juta
Tambahan piutang Rp 385 juta
------
Rp 469 juta
Pelunasan piutang Rp 315juta
Piutang akhir Rp 154 juta
Tabel 2.12.
Neraca proforma PT ANNA akhir Desember 1996 (dalam jutaan rupiah)