Anda di halaman 1dari 12

PAPER ILMIAH

TOPIK 3

Disusun Oleh :
24. Ni Putu Ari Kusmirawati (1907531172)

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2020
1) Laporan Laba-Rugi
Laporan laba-rugi merupakan laporan yang mengukur keberhasilan oprasi
perusahaan pada suatu periode waktu tertentu. Masyarakat bisnis dan investasi
menggunakan laporan laba-rugi untuk menentukan profitabilitas, nilai investasi
dan kelayakan kredit. Laporan ini menyediakan informasi yang diperlukan
investor dan kreditur memprediksi jumlah, waktu dan ketidakpastian arus kas
masa depan. Menurut Kieso dkk dalam bukunya yang berjudul Intermediate
Accounting edisi IFRS menyebutkan kegunaan dari laporan laba rugi sebagai
berikut:
a) Mengevaluasi kinerja perusahaan sebelumnya. Memeriksa pendapatan
dan beban menunjukkan bagaimana perusahaan bekerja danmemungkinkan
perbandingan kinerja perusahaan dengan pesaingnya.
b) Memberikan dasar prediksi kinerja masa depan. informasi tentang kinerja
sebelumnya dapat membantu menentukan trend penting yang jika berlanjut,
dapat memberikan informasi tentang kinerja masa depan.
c) Membantu menilai resiko atau keditakpastian pencapaian arus kas masa
depan. Informasi tentang berbagai komponen laba-rugi pendapatan, beban,
keuntungan, dan kerugian menyoroti hubungan diantara komponen tersebut.
Laporan laba-rugi juga membantu menilai resiko tidak tercapaiya tingkat arus
kas tertentu di masa depan.
2) Format Laporan Laba-Rugi
Laba Neto dihasilkan dari transaksi pendapatan, beban, keuntungan dan
kerugian. Laporan laba-rugi merangkum transaksi-transaksi tersebut. Metode
pengukuran laba, pendekatan transaksi, berfkus pada aktivitas yang terkaitlaba
yang telah telah terjadi selama periode berjalan.
Definisi penghasilan meliputi pendapatan maupun keuntungan. Pendapatan
timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal juga
dengan sebutan yang berbeda, seperti penjualan, penghasilan jasa, bunga, deviden,
dan sewa. Keuntungan mencerminkan pos lainnya yang memenuhi definisi
peghasilan dan mungkin timbul atau tidak timbul dalam aktivitas entitas yang
biasa . Keuntungan meliputi misalnya pos yang timbul dalam pengalihan asset
tidak lancar.
Definisi beban mencakup kerugian maupun beban yang timbul dalam
pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa. Sebagai contoh, Beban pokok
penjualan, pengyusutan, biaya sewa , gaji dan upah serta pajak. Kerugian
mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang mungkin timbul atau
tidak timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa.
Pembuatan laporan laba-rugi dapat dilakukan dalam 2 metode yaitu single step
dan multiple step. Berikut adalah penjelasannya:

 Multiple Step dalam laporan laba-rugi bentuk ini , baik penghasilan maupun
beban dipisah dengan cara yang terperinci, antara penghasilan dan beban
usaha dengan penghasilan dan beban diluar usaha.

 Singel Step merupakan laporan laba-rugi dimana penghasilan usaha


dan diluar usaha disusun dalam satu kelompok. Begitu juga dengan
beban-beban usaha serta diluar usaha. Laba bersih didapat dengan
mengurangi total penghasilan dengan total beban.

3) Pelaporan Pos-Pos Tidak Biasa


Pada umumnya semua unsur pendapatan dan beban yang tercakup dalam
perhitungan laba rugi bersih untuk suatu periode timbul dari aktivitas normal
perusahaan, namun adakalanya terjadi suatu kejadian atau transaksi
menimbulkan pos luar biasa. Oleh karena itu perusahaan harus mengungkapkan
jika terjadi pos luar biasa dalam laporan laba rugi yang bersangkutan. Pos luar
biasa merupakan suatu pos yang jarang terjadi sehingga diharapkan untuk tidak
terjadi secara lebih teratur, dan merupakan hasil dari luar aktivitas normal. Pos
luar biasa dalam laporan laba rugi disajikan setelah laba yang berasal dari
kegiatan normalperusahaan. Suatu kejadian atau transaksi dapat diklasifikasikan
sebagai pos luar biasa jika memenuhi 2 (dua) kriteria berikut:
a). Bersifat tidak normal, yaitu kejadian yang bersangkutan memiliki tingkat
abnormalitas yang tinggi dan tidak mempunyai hubungan dengan kegiatan
normal perusahaan.
b). Tidak sering terjadi, yaitu kejadian yang bersangkutan tidak sering terjadi
dalam kegiatan normal perusahaan. Bila hanya salah satu kriteria tersebut
terpenuhi, maka kejadian tersebut dikelompokkan sebagai penghasilan atau
beban lain-lain.
Masalahnya adalah apakah keuntungan dan kerugian yang masuk dalam pos
luar biasa tersebut akan dilaporkan dalam laporan laba rugi atau tidak. Bila akan
dilaporkan dalam laporan laba rugi, maka akan dimasukkan dalam laporan laba
tidak dibagi. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah prinsip akuntansi: Pos luar
biasa harus dipisahkan dari hasil usaha sehari-hari dan ditunjukkan secara terpisah
dalam perhitungan laba rugi, disertai pengungkapan mengenai sifat dan
jumlahnya. Dari prinsip di tersebut jelas bahwa pos luar biasa termasuk komponen
laporan laba rugi. Komponen laporan laba rugi baik sebagai pendapatan dan biaya
yang rutin terjadi maupun yang tidak biasa terjadi.

4) Laba per Lembar Saham


Perusahaan lazimnya meringkas hasil oprasi dalam satu angka penting laba
neto. Namun dunia keuangan telah menerima secara luas angka yang lebih ringkas
dan padat sebagai indicator bisnis yang paling signifikan- laba per saham / LPS
(earnings per share / EPS). Laba Per Saham adalah jumlah pendapatan yang
diperoleh dalam satu periode untuk tiap lembar saham yang beredar. Informasi
LPS digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk menentukan deviden yang akan
dibagikan. Sebagai ilustrasi, sebuah perusahaan melaporkan laba neto sebesar
$350.000. Perusahaan mengumumkan dan membayar deividen preferen sebesar
$50.000 untuk tahun ini. Jumlah rata-rata tertibang saham biasa yang beredar pada
tahun ini adalah 100.000 saham. Perusahaan menghitung laba per saham sebesar
$3.
Berikut cara mencari Laba Per Lembar Saham :

Laba Neto−Deviden Saham Preferen


LPS=
Rata−rata Tertimbang Saham Biasa yang Beredar
$ 350.000−$ 50.000
= $3
100.000
Perhatikan bahwa LPS mengukur jumlah dolar yang diterima oleh masing-
masing saham biasa. LPS tidak mempresentasikan jumlah dolar yang dibayarkan
kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Media keuangan dan analis
sekuritas juga menyoroti LPS. Oleh karena pentingnya LPS , perusahaan harus
mengungkapkan laba per saham pada lembar muka laporan laba rugi. Banyak
perusahaan memiliki struktur modal sederhana yang hanya mencakup saham
biasa. Untuk perusahaan tersebut penyajian “laba per saham” sesuai dengan
laporan laba rugi. Namun dalam banyak kasus laba per saham perusahaan
berpotensi mengalami dilusi (penurunan) di masa depan karena kontijensi yang
ada memungkinkan penerbitan saham tambahan. Singkatnya, kesederhanaan dan
ketersediaan angka LPS menyebabkan LPS digunakan secara luas. Oleh karena
pentingnya informasi yang terkandung dalam laba per saham bagi masyarakat ,
bahkan bagi masyarakat dengan pengetahuan yang baik maka perusahaan harus
membuat angka LPS sebagai ukuran yang bermakna.
Dalam menghitung laba per saham, perusahaan mengurangkan dividen
saham preferen dari laba neto jika dividen tersebut diumumkan atau dividen
tersebut kumulatif meskipun tidak diumumkan. Selain itu, setiap sejumlah yang
dialokasikan kepada kepentingan non pengendali harus dikurangi laba neto untuk
menentukan laba persaham.

5) Laporan Laba Ditahan


Pengertian Laba Ditahan Menurut Kieso (2002: 354-355) laba ditahan
merupakan laba yang ditahan untuk digunakan dalam aktivitas bisnis. Sumber
dasar laba ditahan adalah laba dari operasi. Pemegang saham menanggung risiko
terbesar dalam operasi perusahaan dan memikul setiap kerugian dan keuntungan
dari aktivitas perusahaan. Setiap laba yang tidak dibagikan kepada para pemegang
saham akan menjadi tambahan ekuitas. Apabila penahanan keuntungan tersebut
sudah dengan tujuan tertentu, maka dibentuklah cadangan. Namun apabila belum
mempunyai tujuan tertentu mengenai penggunaan laba perusahaan, maka laba
tersebut akan menjadi laba yang ditahan (retained earnings).
Maka dapat disimpulkan bahwa laba ditahan merupakan laba yang tidak
dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen. Laba ditahan ini akan
digunakan kembali oleh perusahaan sebagai penambah ekuitas untuk membiayai
aktivitas perusahaan. Laba bersih berasal dari berbagai sumber laba yang dapat
dipertimbangkan, termasuk dari operasi utama perusahaan, ditambah setiap
kegiatan yang bersifat meniadakan (seperti menghapuskan penyewaan ruang
kantor yang tidak terpakai), ditambah hasil dari pos-pos luar biasa serta transaksi
tidak biasa lainnya. Semua hal ini dapat menambah laba bersih yang kemudian
akan meningkatkan laba ditahan.
Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi
sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari
semua transaksi atau kejadian lain yang mempunyai badan usaha selama satu
periode, kecuali yang timbul dari pendapatan atau investasi pemilik (Baridwan,
2000: 55). Pengertian laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di atas
biaya biayanya dalam periode tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar
untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan
keputusan dan unsur prediksi (Harnanto, 2003: 444).
Munawir (2004: 29) mengungkapkan bahwa laporan laba ditahan suatu
perusahaan disajikan dengan cara mengurangkan laba ditahan tahun sekarang
dengan laba ditahan tahun sebelumnya. Laba ditahan itu sendiri dapat ditentukan
dengan rumus:
Laba ditahan = Laba bersih setelah pajak – dividen

Contoh Laporan laba ditahan


PT Manajemen keuangan Network melaporkan hasil-hasil berikut ini untuk
periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2018
a) Laba ditahan, 1 april 2017 Rp 3000.000
b) Laba Bersih Rp 250.000.000
c) Dividen tunai yang diumumkan Rp 50.000.000
d) Dividen Saham yang di umumkan Rp 100.000.000

Dari data-data tersebut maka dapat dibuat Laporan Laba ditahan sebagai berikut :
Manfaat Laba Ditahan
Menurut Blom dalam Riyanto (1997: 210) alasan suatu perusahaan melakukan
penahanan laba adalah:
1) Untuk stabilisasi
2) Untuk investasi
3) Untuk memperbaiki struktur finansial
Nilai laba ditahan juga akan menambah ekuitas pemilik saham di neraca
karena laba ditahan juga akan menambah ekuitas pemilik saham di neraca karena
laba ditahan ini milik pemegang saham yang berupa keuntungan yang tidak
dibagikan. Nilai laba ditahan perusahaan tergantung laba yang dihasilkan oleh
perusahaan dan juga kebijakan pembagian dividen yang diterapkan perusahaan.
Kebijakan pembagian dividen ini berbeda dari waktu ke waktu tergantung situasi
dan kondisi perusahaan itu sendiri. Jika perusahaan melihat adanya prospek yang
bagus di masa depan, maka sebagian dari keuntungan yang diperoleh tersebut
akan ditahan oleh perusahaan dalam bentuk laba ditahan untuk menambah
kebutuhan modalnya atau membiayai sebagian besar kebutuhannya sendiri.

6) Laporan Ekuitas Pemegang Saham


Laporan ekuitas pemegang saham adalah adalah laporan keuangan yang
berisikan modal saham perusahaan dan perubahan yang terjadi terhadap saham
perusahaan. Laporan ekuitas pemegang saham harus dilaporkan dalam
periodetertentu saat ada perubahan yang berkaitan dengan modal saham. Jika
perubahandalam ekuitas pemegang saham hanya terjadi pada laba bersih atau rugi
bersih dandividen, maka laporan laba ditahan saja sudah mencukupi. Akan tetapi,
saat perseroan juga mengalami perubahan dalam saham dan akun modal disetor
lainnya, biasanya disiapkan laporan ekuitas pemegang saham.
Tiga kategori berikut biasanya muncul pada kelompok ekuitas pemegang
saham :
1. Modal saham
2. Tambahan modal disetor
3. Laba ditahan
Modal saham dan tambahan modal disetor merupakan modal
kontribusi,sementara laba ditahan merupakan modal yang diperoleh
perusahaan.Laporan ekuitas pemegang saham biasanya disajikan dalam format
sebagai berikut:
1. Saldo pada awal periode
2. Penambahan
3. Pengurangan
4. Saldo pada akhir periode
Laporan ekuitas pemegang saham sering kali disiapkan dalam format kolom di
mana setiap kolom menunjukkan klasifikasi ekuitas pemegang saham utama,
perubahan dalam masing-masing klasifikasi kemudian dijelaskan di kolom
sebelah kiri dan berikan contoh tentang laporan ekuitas pemegang saham :
Kolom-kolom yang menunjukkan klasifikasi ekuitas pemegang saham antara
lain saham preferen, saham biasa, tambahan modal disetor, laba ditahan dan
saham treasuri ( treasury stock ).
Berikut penjelasan mengenai klasifikasi ekuitas pemegang saham tersebut :

a. Saham biasa merupakan saham yang menempatkan pemegangnya paling


akhir terhadap pembagian dividend an hak suara terhadap perusahaan. Hal
tersebut karena pemilik saham biasa tidak memiliki hak-hak istimewa.
b. Saham preferen merupakan saham yang pemeganggnya memiliki hak lebih
dibandingkan dengan hak pemilik saham biasa. Hal tersebut karena pemilik
saham biasa memiliki hak-hak istimewa.
c. Tambahan modal disetor merupakan investasi modal tambahan yang
dilakukan oleh para pemegang saham.
d. Laba ditahan merupakan presentase dari jumlah laba keseluruhan dalam atu
periode yang sengaja disisihkan untuk membiayai berbagai kepentingan
perusahaan jangka pendek maupun jangka panjang.
e. Saham treasury merupakan saham yang dikeluarkan perusahaan yang dibeli
kembali dan disimpan atas nama perseroan dan tidak dihentikan peredarannya
secara formal.

 Laba Rugi Komprehensif


Perusahaan memasukkan pos-pos yang tidak diakui dalam laporan laba
rugi pada sebuah ukuran yang disebut laba rugi komprehensif. Laba rugi
komprehensif mencakup semua perubahan ekuitas selama suatu periode kecuali
yang dihasilkan dari investasi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik. Oleh
karena itu, laba rugi komprehensif meliputi semua pendapatan dan keuntungan,
beban dan kerugian yang dilaporkan dalam laba neto, serta semua keuntungan dan
kerugian yang tidak diakui dalam laba neto, tetapi memengaruhi ekuitas. Pos-pos
ini disebut dengan penghasilan komprehensif lain (other comprehensive income).
IASB memutuskan bahwa perusahaan harus menunjukkan komponen
penghasilan komprehensif lain dengan salah satu cara yaitu :
 Laporan laba rugi bentuk ganda

Laporan laba rugi komprehensif bentuk ganda terdiri dari dua


laporan. Laporan pertama yaitu laporan laba rugi periode berjalan dan
laporan kedua yaitu laporan laba rugi komprehensif yang berisi laba rugi
periode berjalan dan pendapatan komprehensif lain.

 Laporan laba rugi komprehensif bentuk tunggal

Pada laporan laba rugi komprehensif bentuk tunggal, penyajian


laba rugi dan pendapatan komprehensif lain periode berjalan disajikan
dalam satu laporan laba rugi komprehensif. Laporan gabungan memiliki
keunggulan karena tidak memerlukan pembuatan laporan keuangan baru.
Namun, menjadikan laba neto sebagai sub total dalam laporan tersebut
adalah suatu kerugian. ……………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA

Zaki Baridwan. 2000 . Intermediate Accounting, Edisi ke-7. Yogyakarta: BPFE.


Harnanto. 2003. Akuntansi Keuangan Menengah. Yogyakarta: BPFE
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt dan Terry D. Warfield. 2002. Akuntansi
Intermediate, Terjemahan Emil Salim, Edisi Kesepuluh. Jakarta: Erlangga.
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt dan Terry D. Warfield. 2017. Intermediate
Accounting Volume 1 IFRS Edition. Jakarta: Salemba.
Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Padmi, Dayu. 2019. Laporan Ekuitas Pemegang Saham. Tersedia pada
https://id.scribd.com/document/402858219/Laporan-Ekuitas-Pemegang-
Saham. Diakses pada 20 Maret 2020.

Wadiyo, SE. 2019. Cara Menyajikan Pos Luar Biasa di Laporan Laba Rugi.
Tersedia pada https://manajemenkeuangan.net/bagaimana-alokasi-pos-
luar-biasa-di-laporan-laba-rugi/ . Diakses pada 22 Februari 2020

Anda mungkin juga menyukai