Anda di halaman 1dari 11

RANGKUMAN MATA KULIAH

BAB 4

"LAPORAN LABA RUGI DAN INFORMASI TERKAIT”

KELOMPOK 5

NAMA ANGGOTA :

1. Ernia Dwi Anjani (19013010149)

2. Taris Anggie Fahriza (19013010164)

3. Diaz Rizka Canda A (19013010166)

4. Fernanda Putri Lizara S (19013010169)

5. Nihayati Arikah Firdausi (19013010250)

KELAS D

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

2020
BAB 4

LAPORAN LABA RUGI DAN INFORMASI TERKAIT

4.1 LAPORAN LABA RUGI

Laporan laba rugi (income statement) merupakan laporan yang mengukur keberhasilan
operasi perusahaan pada suatu periode waktu tertentu. Laporan ini menyediakan
informasi yang membantu investor dan kreditor memprediksikan jumlah, waktu, dan
ketidakpastian arus kas masa depan.

 Kegunaan Laporan Laba Rugi


Laporan laba rugi membantu pengguna memprediksi arus kas masa depan dengan
berbagai cara. Misalnya, para investor dan kreditor menggunakan informasi laporan
laba rugi untuk:
1. Mengevaluasi kinerja perusahaan sebelumnya
2. Memberikan dasar untuk memprediksi masa depan
3. Membantu menilai risiko atau ketidakpastian pencapaian arus kas masa depan

 Batasan Laporan Laba Rugi


Oleh karena laba neto merupakan estimasi dan mencerminkan sejumlah asumsi,
maka pengguna laporan laba rugi harus menyadari batasan tertentu terkait dengan
informasi tersebut. Beberapa batasan tersebut mencakup:
1. Perusahaan menghilangkan pos dari laporan laba rugi yang tidak dapat diukur
secara andal.
2. Jumlah laba rugi dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan,
3. Pengukuran laba melibatkan penilaian.

 Kualitas Laba
Regulator menyatakan kekhawatirannya bahwa motivasi untuk memenuhi target laba
dapat mengesampingkan praktik bisnis yang baik. Motivasi tersebut mengikis
kualitas laba dan kualitas pelaporan keuangan. Perusahaan juga menggunakan
manajemen laba untuk mengurangi laba kini untuk meningkatkan pendapatan
dimasa depan. Manajemen laba yang demikian ini memengaruhi kualitas laba secara
negatif jika praktik tersebut mendistorsi informasi sehingga mengurangi
kegunaannya dalam memprediksi laba dan arus kas masa depan. Pasar
mengandalkan kepercayaan. Ikatan antara pemegang saham dan perusahaan harus
tetap kuat. Hilangnya kepercayaan investor atau pihak-pihak lain terhadap angka-
angka yang dilaporkan dalam laporan keuangan akan merusak pasar modal.

4.2 FORMAT LAPORAN LABA RUGI

 Unsur Laporan Laba Rugi


Laba neto dihasilkan dari transaksi pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian.
Laporan laba rugi merangkum transaksi-transaksi tersebut. Metode pengukuran laba,
pendekatan transaksi (transaction approach), berfokus pada aktivitas yang terkait
laba yang telah terjadi selama periode berjalan. Dua unsur utama dari laporan laba
rugi adalah sebagai berikut:
1. Penghasilan (income). Kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk arus masuk atau penambahan aset atau penurunan
liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
pemegang saham.
2. Beban (expense). Penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi
dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya liabilitas yang
mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak terkait dengan distribusi kepada
pemegang saham.

 Pengungkapan Minimum
Pengungkapan komponen laporan laba rugi membantu pengguna untuk memahami
kinerja keuangan tahun berjalan dan memberikan dasar untuk memprediksi hasil di
masa mendatang. IFRS tidak menspesifikasi perangkat tertentu dari komponen yang
harus digunakan untuk melaporkan informasi laporan laba rugi. Namun, laporan laba
rugi paling tidak menyajikan pos-pos berikut ini:
1. Pendapatan: pemasukan manfaat ekonomi selama suatu periode yang timbul
dalam pelaksanaan aktivitas normal perusahaan.
2. Beban pajak
3. Biaya keuangan (selanjutnya disebut sebagai beban bunga)
4. Bagian dari laba atau rugi entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat
dengan menggunakan metode ekuitas
5. Jumlah tunnggal yang terdiri dari total:
1) Laba setelah pajak atau rugi operasi yang dihentikan dan
2) Laba setelah pajak atau rugi yang diakui pada pengukuran nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual atau pelepasan kelompok aset atau pelepasan
aset yang merupakan operasi dihentikan.
6. Laba bersih atau rugi bersih (kadang-kadang disebut laba neto atau rugi neto)

 Komponen Menengah Laporan Laba Rugi


Merupakan hal yang umum bagi perusahaan utnuk menyajikan beberapa atau
semua bagian dan jumlah total dalam laporan laba rugi sebagai berikut:
1. Bagian penjualan atau pendapatan
2. Bagian beban pokok penjualan
3. Beban penjualan. Laba bruto
4. Beban administrasi atau umum
5. Pendapatan dan beban lain. Laba dari operasi
6. Biaya keuangan. Laba sebelum pajak penghasilan
7. Pajak penghasilan. Laba dari operasi yang dilanjutkan
8. Operasi dihentikan. Laba neto
9. Kepentingan non pengendali
10. Laba per saham
 Laporan Laba Rugi Ringkas
Dalam beberapa kasus, laporan laba rugi tidak memungkinkan dapat memuat semua
perincian beban. Karena itu perusahaan hanya memasukkan jumlah total komponen
dalam laba rugi.

4.3 PELAPORAN DALAM LAPORAN LABA RUGI

 Laba Bruto
Laba bruto atau yang biasa disebut laba kotor, dihitung dengan mengurangi beban
pokok penjualan dari penjualan neto. Laba buto berguna untuk melaporkan
pendapatan rutin sebagai pos terpisah.
 Laba dari Operasi
Menentukan laba dari operasi dengan cara mengurangi beban penjualan dan
administrasi dan beban-beban lain dari laba bruto. Laba operasi melaporkan pos-pos
yang memengaruhi aktivitas bisnis rutin.
 Klasifikasi Beban
Perusahaan diharapkan untuk menyajikan analisis beban yang diklasifikasikan
berdasarkan sifatnya atau fungsinya. Klasifikasi beban berdasarkan sifatnya, (seperti
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, beban pengiriman, beban iklan,
imbalan kerja, beban penyusutan), adalah biaya yang mudah diterapkan karena tidak
memerlukan alokasi beban untuk fungsi yang berbeda.
Klasifikasi beban berdasar fungsinya, (seperti beban pokok penjualann, beban
penjualan, beban administrasi) adalah metode yang mengidentifikasi pemicu biaya
utama dari perusahaan sehingga membantu pengguna dalam menilai apakah jumlah
tersebut sesuai sesuai dengan pendapatan yang diperoleh. Tetapi dengan metode
ini, alokasi biaya ke berbagai macam fungsi mungkin tidak logis sehingga klasifikasi
beban bisa membingungkan.

 Keuntungan dan Kerugian


Keuntungan dan kerugian disebut juga dengan penghasilan lain. Ini merupakan hasil
bersih yang didapatkan dari kegiatan non-bisnis atau kegiatan lain perusahaan
seperti penjualan aset lama, penjualan anak perusahaan dan lain sebagainya.
 Laba Sebelum Pajak Penghasilan
Boc Hong menghitung laba sebelum pajak penghasilan dengan cara mengurangkan
beban bunga (sering disebut sebagai biaya pendanaan atau biaya keuangan) dari
laba operasi. Berdasarkan ifrs perusahaan harus melaporkan biaya pendanaannya
pada laporan laba rugi alasan kebutuhan ini adalah untuk membedakan antara
aktivitas bisnis perusahaan (bagaimana perusahaan menggunakan modal) untuk
menciptakan nilai dan aktivitas pendanaan (bagaimana perusahaan memperoleh
modal).
Beberapa perusahaan menyalin hapus pendapatan bunga dengan beban bunga dan
mengidentifikasinya sebagai biaya pendanaan neto atau beban bunga netto dan
pendapatan bunga itu sebagai pekerjaan rumah mempertimbangkan hanya beban
bunga sebagai beban pendanaan pendapatan bunga harus dilaporkan sebagai
bagian dari pendapatan dan beban.
 Laba Neto
Untuk memperoleh laba neto Boc Hong mengurangi laba sebelum pajak penghasilan
dengan pajak penghasilan Laban itu mencerminkan laba setelah semua pendapatan
dan beban selama periode yang dipertimbangkan laba neto diperhitungkan banyak
orang sebagai ukuran yang paling tinggi dari keberhasilan atau kegagalan
perusahaan untuk jangka waktu tertentu. Pajak penghasilan dilaporkan pada laporan
laba rugi tepat sebelum Laba neto karena beban ini tidak dapat dihitung sampai
semua pendapatan dan beban ditentukan.
 Alokasi Kepada Kepentingan Nonpengendali
Jika telah menyusun laporan laba rugi konsolidasi mencatatkan bahwa laba neto
dialokasikan untuk kepentingan pengendali dan kepentingan non pengendali alokasi
ini dilaporkan pada bagian bawah laporan laba rugi setelah laba neto.
 Laba Per Saham
Perusahaan lazimnya meringkas hasil operasi dalam satu angka penting Laba neto
namun dunia keuangan telah menerima secara luas angka yang lebih ringkas dan
padat sebagai indikator bisnis yang paling signifikan laba per saham atau LPS.
Perhitungan laba per saham biasanya sederhana laba per Saham adalah laba neto
dikurangi deviden saham preferen atau laba yang tersedia bagi pemegang saham
biasa dibagi dengan rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar
Banyak perusahaan memiliki struktur modal sederhana yang hanya mencakup
saham biasa untuk perusahaan tersebut penyajian laba per saham sesuai dengan
laporan laba rugi namun dalam banyak kasus laba per saham perusahaan
berpotensi mengalami difusi atau penurunan di masa depan karena yang ada
memungkinkan penerbitan saham tambahan.
 Operasi yang Dihentikan
Operasi yang dihentikan (Discontinued Operation) sebagai komponen dari entitas
yang telah dilepaskan atau dikualifikasikan sebagai dimiliki atau dijual dan
1) Merupakan Lini bisnis utama atau wilayah geografis operasi
2) Merupakan bagian dari rencana tunggal yang dikoordinasikan
bersama untuk melepaskan Lini bisnis utama atau wilayah geografis
operasi
3) Merupakan estimasi anak yang diakuisisi secara eksklusif dengan
pandangan untuk dijual kembali
Perusahaan melaporkan keuntungan atau kerugian dari pelepasan komponen bisnis
sebagai operasi yang dihentikan dalam kategori laporan laba rugi tersendiri. Selain
itu perusahaan melaporkan hasil operasi dari komponen yang telah atau akan
dilepaskan secara terpisah dari operasi yang dilanjutkan perusahaan menunjukkan
dampak operasi yang dihentikan setelah dikurangi pajak sebagai kategori yang
terpisah setelah operasi yang dilanjutkan.
 Alokasi Pajak Antarperiode
Alokasi pajak antar periode membantu pengguna laporan keuangan Lebih
memahami pengaruh pajak penghasilan pada berbagai komponen laba neto. Selain
itu alokasi pajak antar periode menghalangi pembaca laporan menggunakan
pengukuran kinerja sebelum pajak saat mengevaluasi hasil keuangan sehingga
mengakui bahwa beban pajak penghasilan adalah biaya riil.
Perusahaan menggunakan alat alokasi pajak antar periode pada laporan laba rugi
untuk item berikut :
1) Laba dari operasi yang dilanjutkan dan
2) Operasi yang dihentikan konsep umumnya adalah membiarkan pajak
mengikuti
Untuk menghitung beban pajak penghasilan yang dapat diatribusikan kelabat dari
operasi yang dilanjutkan perusahaan akan menghitung beban pajak penghasilan
yang terkait dengan transaksi pendapatan dan beban maupun pendapatan dan
beban lain yang digunakan dalam menentukan sub total laba.
 Operasi yang Dihentikan (Keuntungan)
Dalam menerapkan konsep alokasi pajak antar periode asumsikan bahwa company
memiliki laba sebelum pajak penghasilan sebesar beberapa dolar dan keuntungan
beberapa dolar dari operasi yang didistribusikan ke laba sebelum pajak penghasilan
dari transaksi pendapatan dan beban yang terkait dengan laba ini dengan
mengabaikan company mengabaikan konsekuensi pajak atas yang tidak dimasukkan
untuk menentukan laba sebelum pajak penghasilan perusahaan menunjukkan
pengaruh pajak yang terpisah yang terkait dengan keuntungan atas operasi yang
dihentikan.
 Operasi yang Dihentikan (Kerugian)
Untuk mengilustrasikan pelaporan kerugian dari operasi yang dihentikan, asumsikan
bahwa Schindler Co. memiliki laba sebelum pajak penghasilan sebesar $250.000.
Perusahaan menderita kerugian operasi yang dihentikan sebesar $100.000. dengan
mengasumsikan tarif pajak sebesar 30%, kerugian tersebut memberikan manfaat
pajak yang positif sebesar $30.000. Oleh karena itu, Schindler mengurangi kerugian
tersebut sebesar $100.000. Schindler menyajikan pajak penghasilan sebagai berikut:

Laba Sebelum penghasilan $250.000

Pajak Penghasilan $75.000

Laba dari operasi yang dilanjutkan $175.000

Kerugian dari operasi yang dihentikan $100.000

Dikurangi: Pengurangan pajak penghasilan yang berlaku $30.000 $70.000

Laba Neto $105.000


Perusahaan mungkin akan melaporkan pengaruh pajak atas pos operasi yang
dihentikan dengan cara pengungkapan catatan, seperti yang diilustrasikan berikut ini.

Laba Sebelum penghasilan $250.000

Pajak Penghasilan $75.000

Laba dari operasi yang dilanjutkan $175.000

Kerugian dari operasi yang dihentikan , dikurangi

Pengurangan pajak penghasilan yang berlaku (catatan 1) $70.000

Laba Neto $105.000

Sebagaimana yang telah ditunjukkan, perusahaan melaporkan semua pendapatan,


keuntungan, beban, dan kerugian dalam laporan laba rugi dan, pada akhir periode,
perusahaan menutupnya pada Ikhtisar Laba Rugi. Perusahaan mengklasifikasi
operasi yang diberhentikan dari komponen bisnis sebagai bagian yang terpisah
dalam laporan laba rugi, setelah “Laba dari operasi yang dilanjutkan”. Perusahaan
menyajikan pendapatan dan beban lain pada bagian yang terpisah, sebelum laba
dari operasi.
4.4 ISU PELAPORAN LAINNYA

 Perubahan Akuntansi dan Kesalahan

Perubahan Prinsip Akuntansi

Perubahan prinsip akuntansi mencakup perubahan metode pendapatan harga


persediaan dari FIFO ke biaya rata-rata, atau perubahan akuntansi untuk kontrak
kontruksi dari persentase penyelesaian menjadi metode penyelesaian kontrak.
Perusahaan mengakui perubahan prinsip akuntansi dengan membuat penyesuaian
retrospektif terhadap laporan keuangan. Penyesuain tersebut menyajikan kembali
laporan tahun-tahun sebelumnya secaara konsisten dengan prinsip yang baru
diadopsi. Perusahaan mencatat dampak kumulatif dengan adanya perubahan untuk
periode sebelumnya sebagai penyesuaian awal saldo laba tahun yang disajikan.
Dengan demikian, berdasarkan pendekatan retrospektif, perusahaan menyajikan
kembali angka laba tahun sebelumnya dengan menggunakan metode yang baru
diadopsi. Oleh karena itu, pendekatan ini mempertahankan komparabilitas
antartahun.

Perubahan Estimasi

Estimasi merupakan suatu hal yang melekat dalam proses akuntansi. Misalnya,
perusahaan mengestimasi umur manfaat dan nilai residu asset tetap, piutang tak
tertagih, persediaan yang usang, dan jumlah periode yang diharapkan memperoleh
manfaat dari pengeluaran tertentu. Perusahaan memperhitungkan perubahan
estimasi tersebut pada periode perubahan jika perubahan itu hanya memengaruhi
periode tersebut, atau pada periode perubahan dan periode mendatang jika
perubahan memengaruhi kedua periode tersebut. Perusahaan tidak menangani
perubahan estimasi secara retrospektif. Artinya, perubahan tersebut tidak dibawa
kembali untuk disesuaikan dengan tahun sebelumnya. Perubahan estimasi tidak
dianggap sebagai kesalahan.

Koreksi Kesalahan

Kesalahan terjadi sebagai akibat dari kesalahan matematis, kesalahan dalam


penerapan prinsip akuntansi, atau penyalagunaan fakta yang ada pada saat laporan
keuangan disusun. Perusahaan mengkoreksi kesalahan dengan membuat ayat jurnal
dalam akun yang tepat dan melaporkan koreksi dalam laporan keuangan. Koreksi
kesalahan diperlakukan sebagai penyesuaian periode sebelumnya, mirip dengan
perubahan prinsip akuntansi. Perusahaan mencatat koreksi kesalahan pada tahun
dimana kesalahan tersebut ditemukan. Perusahaan melaporkan kesalahan dalam
laporan keuangan sebagai penyesuaian saldo awal atas saldo laba. Jika perusahaan
menyusun laporan keuangan komparatif, maka perusahaan harus menyajikan
kembali laporan sebelumnya untuk dampak kesalahannya.

 Laporan Laba Saldo

Laba neto meningkatkan saldo laba. Rugi neto menurunkan saldo laba. Deviden
tunai dan deviden saham menurunkan saldo laba. Perubahan prinsip akuntansi dan
penyesuaian periode sebelumnya dapat meningkatkan atau mengurangi saldo laba.
Perusahaan membebankan atau mengkreditkan penyesuaian ini pada saldo awal
atas saldo laba. Hal ini tidak termasuk penyesuaian dari penentuan laba neto untuk
periode berjalan.Rekonsiliasi dari saldo awal hingga saldo akhir saldo laba
memberikan informasi tentang mengapa asset neto meningkat atau menurun selama
tahun yang bersangkutan. Hubungan antara pembagian deviden dengan laba neto
pada periode berjalan menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen terhadap
laba perusahaan.

Batasan Saldo Laba

Perusahaan sering membatasi saldo laba untuk memenuhi persyaratan kontrak,


kebijakan dewan direksi, atau kebutuhan saat ini. Umumnya perusahaan
mengungkapkan jumlah saldo laba yang dibatasi dalam catatan atas
laporankeuangan. Bagian saldo laba dapat melaporkan dua jumlah yang terpisah (1)
saldo laba bebas; (2) saldo laba dicadangkan.

 Laba Rugi Komprehensif


Perusahaan memasukkan pos – pos yang tidak diakui dalam laporan laba rugi pada
sebuah ukuran yang disebut laba rugi komprehensif. Laba rugi komprehensif
mencakup semua perubahan ekuitas selama suatu periode kecuali yang dihasilkan
dari investasi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik. Oleh karena itu, laba rugi
komprehensif meliputi : semua pendapatan dan keuntungan, beban dan kerugian
yang dilaporkan dalam laba neto, tetapi memengaruhi ekuitas. Pos – pos ini-
perubahan ekuitas nonpemilik yang tidak diakui dalam laporan laba rugi disebut
penghasilan komprehensif lain.
IASB memutuskan bahwa perusahaan harus menunjukkan komponen penghasilan
komprehensif lain dengan salah satu cara : (1) laporan laba rugi kedua, atau (2)
laporan gabungan laba rugi komprehensif.
 Laporan Perubahan Ekuitas
Ekuitas umumnya terdiri dari modal saham-biasa, premi saham-biasa, saldo laba,
dan saldo akumulasi penghasilan komprehensif lain. Laporan ini menyajikan
perubahan setiap akun ekuitas dan total ekuitas untuk periode tersebut. Pos – pos
yang disajikan dalam laporan perubahan ekuitas adalah :
1. Laba rugi komprehensif untuk periode tersebut
2. Kontribusi (penerbitan saham) dan distribusi (dividen) kepada pemilik
3. Rekonsiliasi jumlah tercatat masing – masing komponen ekuitas dari awal
hingga akhir.

Anda mungkin juga menyukai