Anda di halaman 1dari 10

TUGAS INDIVIDU

AKUNTANSI KEUANGAN
LAPORAN KEUANGAN LABA/RUGI

DISUSUN OLEH:
ST.FAISYAH PUTERI SALEH ( 000604362023 )

DOSEN PENGAJAR
PROF. DR. MUHAMMAD SU’UN, S.E., M.Si.,AK

MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2023 - 2024
A. Pengertian Laporan Laba-Rugi
Laporan laba rugi (profit and loss statement) adalah bagian dari laporan
keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang
menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga
menghasilkan suatu laba atau rugi bersih. Dikutip dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), laporan laba rugi adalah ikhtisar yang memuat perincian
pendapatan dan biaya suatu badan usaha pada periode tertentu yang
menggambarkan rugi atau laba.
Menurut Van Horne dan Wachowicz dalam buku “Fundamental of
Financial Management”, laporan laba atau rugi merupakan ringkasan
pendapatan dan biaya sebuah perusahaan, dalam waktu tertentu, dan diakhiri
dengan laba atau kerugian bersih pada periode tersebut. Laporan laba rugi bisa
dibuat dalam periode satu bulan, satu tahun, atau berdasarkan konsep
perbandingan (matching concept) yang disebut juga konsep pengaitan atau
pemadanan, antara pendapatan dan beban yang terkait. Laporan ini masuk ke
dalam empat laporan keuangan utama perusahaan dan sebagai penghubung
dua laporan neraca. Laporan laba rugi bermanfaat untuk bisnis seperti bahan
evaluasi manajemen dalam menentukan strategi bisnis, komparasi dengan
laporan sebelumnya, hingga mengetahui total pajak pada periode selanjutnya.
Laporan Rugi Laba akan menggambarkan sumber-sumber penghasilan
yang diperoleh oleh perusahaan dalam menjalankan usahanya, serta jenis-jenis
biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan-
kegiatan perusahaan. Yaitu dengan melihat atau memperhatikan selisih antara
pendapatan (revenues) dengan biaya (expenses), disini akan dapat ditetapkan
berapa jumlah laba atau kerugian yang didapat perusahaan dalam suatu
periode tertentu. Pengkategorian perusahaan di katakan laba atau rugi adalah
sebagai berikut :
 Jika pendapatan (revenues) > (lebih besar) daripada biaya (expenses)
pada periode tertentu, berarti perusahaan memperoleh laba.
 Jika pendapatan (revenues) < (lebih kecil) daripada biaya (expenses)
pada periode tertentu, berarti perusahaan menderita kerugian
1. Laba
Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. Laba
dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan
seorang investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi
biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut
(termasuk di dalamnya, biaya kesempatan).
Laba adalah salah satu hal yang paling penting dalam sebuah
perusahaan, Laba terdiri atas beberapa jenis, yaitu :
a) Laba kotor, Laba kotor adalah selisih dari hasil penjualan dengan
harga pokok penjualan
b) Laba Operasional, Laba Operasional merupakan hasil dari aktivitas-
aktivitas yang termasuk rencana perusahaan kecuali ada perubahan-
perubahan besar dalam perekonomiannya, dapat diharapkan akan
dicapai setiap tahun.
c) Laba sebelum dikurangi pajak atau EBIT (Earning Before Tax), Laba
sebelum dikurangi pajak merupakan laba operasi ditambah hasil dan
biaya diluar operasi biasa. Bagi pihak-pihak tertentu terutama dalam
hal pajak, angka ini adalah yang terpenting karena jumlah ini
menyatkan laba yang pada akhirnya dicapai perusahaan.
d) Laba Setelah Pajak Atau Laba Bersih, Laba Bersih adalah laba
setelah dikurangi berbagai pajak. Laba dipindahkan kedalam
perkiraan laba ditahan. Dari perkiraan laba ditahan ini akan diambil
sejumlah tertentu untuk dibagikan sebagai Deviden kepada para
pemegang saham
2. Rugi
Rugi adalah loss yaitu (kerugian), jumlah pengeluaran atau biaya yang
lebih besar dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dalam
asuransi dapat pula diartikan sebagai besarnya pembayaran yang harus
diberikan oleh penanggung kepada tertanggung atas terjadinya hal yang
diasuransikan. (Referensi : KBBI)
Laba/Rugi = Total pendapatan – Total beban
Perusahaan bisa memperoleh laba atau untung ketika jumlah
pendapatan lebih tinggi dibandingkan total beban. Sebaliknya, usaha jasa
kamu akan mengalami kerugian kalau nilai beban ternyata lebih besar
dibanding total pendapatan.
B. Tujuan penyusunan laporan laba/rugi
Laporan laba-rugi membantu pemakai laporan keuangan
memprediksikan arus kas masa depan dengan berbagai cara. Para kreditor
dan investor dapat menggunakan informasi yang terdapat dalam laporan
laba-rugi untuk :
 Memberikan informasi mengenai jumlah total pajak yang harus
dibayarkan.
 Memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan, apakah
memperoleh laba atau merugi.
C. Bentuk Penyajian Laba/Rugi
Susunan laporan laba-rugi dapat dibuat dengan dua bentuk yaitu sebagai
berikut:
1. All inclusive incomedan normal operating
Perbedaan pendapat mengenai apakah suatu pos disajikan dalam
laporan laba rugi atau dalam laporan laba ditahan.
a. Menurut Normal operating income
Berpendapat bahwa yang dicantumkan dalam laporan laba rugi
hanyalah pendapatan yang berasal dari kegiatan normal sedangkan
pos yang berasal dari kegiatan yang tidak biasa dicantumkan saja
dalam laporan laba ditahan. Sehingga laba di bottom line adalah laba
normal.
b. Menurut Allinclusive income
Berpendapat bahwa semua income yang berasal dari kegiatan
normal dan kegiatan insidentil dicantumkan dalam laporan laba rugi
dan hasil akhirnya saja yang dilaporkan ke laporan laba ditahan.

2. Laporan Laba Rugi Single Step


Dalam laporan laba rugi perusahaan dagang single step, pos
pendapatan kegiatan pokok dan pendapatan di luar kegiatan pokok
ditempatkan di atas laporan pada satu kelompok. Sedangkan seluruh pos
beban usaha serta biaya operasional akan ditempatkan berkelompok pula
pada bagian bawah laporan.
Selisih yang terdapat pada penghitungan total pendapatan dan total beban
akan menunjukkan laba atau rugi bersih. Jika jumlah pendapatan lebih
besar dari beban, maka perusahaan dagangmu mendapatkan laba bersih.
Sebaliknya, jika yang lebih besar adalah beban, maka yang didapatkan
adalah rugi bersih.
Laporan ini tentu memiliki kelebihan dan kekurangan, seperti di
bawah ini:
Kelebihan laporan laba rugi perusahaan dagang single step:
 Mudah dibuat.
 Mudah dibaca.
Kekurangan laporan laba rugi perusahaan dagang single step:
 Kurang detail menjelaskan gambaran laba atau rugi perusahaan
dagang.
Contoh laporan laba rugi perusahaan dagang single step:

3. Laporan Laba Rugi Multiple Step


Sesuai dengan namanya, laporan laba rugi multiple step memiliki
banyak langkah.. Tapi jangan khawatir, banyaknya langkah ini justru
memberikan hasil lebih rinci pada laporan laba rugi perusahaan
dagangmu. Banyaknya langkah tersebut dikarenakan oleh
pengelompokkan yang lebih rinci dari setiap akun pendapatan maupun
pengeluaran.
Pengelompokkan dilakukan pada pendapatan dan beban usaha pokok,
serta pendapatan dan beban di luar usaha pokok. Pengelompokkan ini bisa
memperjelas aktivitas setiap pos. Penentuan laba atau ruginya masih sama
seperti penggunaan laporan laba rugi single step.
Berikut ini kelebihan dan kekurangan laporan laba rugi multiple step:
Kelebihan laporan laba rugi perusahaan dagang multiple step:
 Bisa menunjukkan kaitan penting antar elemen sehingga kinerja
perusahaan bisa dianalisis dengan lebih baik.
 Bisa menampilkan informasi setiap elemen dalam laporan dengan
lengkap.
Kekurangan laporan laba rugi perusahaan dagang multiple step:
 Lebih rumit.
 Harus lebih teliti memasukkan setiap elemen dalam tabel.
D. Komponen dalam Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi mungkin memiliki perbedaan antara perusahaan yang
berbeda, karena pengeluaran dan pendapatan akan tergantung pada jenis
operasi atau bisnis yang dilakukan. Namun, ada beberapa item baris umum
yang biasanya terlihat di laporan laba rugi mana pun. Item laporan laba rugi
yang paling umum meliputi:

1. Pendapatan / Penjualan
Pendapatan Penjualan adalah pendapatan perusahaan dari penjualan
atau jasa, ditampilkan di bagian paling atas pernyataan. Nilai ini akan
menjadi kotor biaya yang terkait dengan pembuatan barang yang dijual
atau dalam menyediakan layanan. Beberapa perusahaan memiliki
beberapa aliran pendapatan yang menambah garis pendapatan total.
2. Harga Pokok Penjualan (HPP)
Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah item baris yang
menggabungkan biaya langsung yang terkait dengan penjualan produk
untuk menghasilkan pendapatan. Item baris ini juga dapat disebut Cost of
Sales jika perusahaan tersebut adalah bisnis jasa. Biaya langsung dapat
mencakup tenaga kerja, suku cadang, bahan, dan alokasi biaya lain seperti
depresiasi (lihat penjelasan depresiasi di bawah).
3. Laba kotor
Laba Kotor dihitung dengan mengurangkan Harga Pokok Penjualan
(atau Harga Pokok Penjualan) dari Pendapatan Penjualan.
4. Beban Pemasaran, Periklanan, dan Promosi
Sebagian besar bisnis memiliki beberapa pengeluaran terkait dengan
penjualan barang dan / atau jasa. Biaya pemasaran, periklanan, dan
promosi sering kali dikelompokkan bersama karena merupakan biaya
yang serupa, semuanya terkait dengan penjualan.
5. Beban Umum dan Administrasi (G&A)
Biaya SG&A termasuk bagian penjualan, umum, dan administrasi
yang berisi semua biaya tidak langsung lainnya yang terkait dengan
menjalankan bisnis.
6. EBITDA
Meskipun tidak ada di semua laporan, EBITDA adalah akronim dari
istilah Bahasa Inggris Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and
Amortization atau Penghasilan sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan
Amortisasi. Ini dihitung dengan mengurangi biaya SG&A (tidak termasuk
amortisasi dan depresiasi) dari laba kotor.
7. Depresiasi atau Beban Penyusutan & Amortisasi
Depresiasi dan amortisasi adalah biaya non tunai yang dibuat oleh
akuntan untuk menyebarkan biaya aset modal seperti Properti, Pabrik, dan
Peralatan (PP&E).
8. Pendapatan Operasional (atau EBIT)
Pendapatan Operasional mewakili apa yang diperoleh dari operasi
bisnis reguler. Dengan kata lain, ini adalah laba sebelum pendapatan non-
operasional, biaya non-operasional, bunga, atau pajak dikurangkan dari
pendapatan. EBIT.
9. Bunga
Beban bunga perusahaan biasanya membagi beban bunga dan
pendapatan bunga sebagai item baris terpisah dalam laporan laba rugi.
10. Biaya lainnya
Bisnis sering kali memiliki pengeluaran lain yang unik untuk
industrinya.
11. EBT (Pendapatan Sebelum Pajak)
EBT adalah singkatan dari Earnings Before Tax, juga dikenal sebagai
pendapatan sebelum pajak, dan ditemukan dengan mengurangkan beban
bunga dari Pendapatan Operasional.
12. Pajak penghasilan
Pajak Pendapatan mengacu pada pajak relevan yang dibebankan pada
pendapatan sebelum pajak.
13. Pendapatan bersih
Pendapatan bersih dihitung dengan mengurangi pajak pendapatan dari
pendapatan sebelum pajak. Ini adalah jumlah yang mengalir ke laba
ditahan di neraca, setelah dikurangi untuk setiap dividen.

E. Pembagian Laba Rugi dalam Laporan Laba Rugi


Selain unsur yang terdapat di dalam laporan laba rugi, dalam proses
penyusunan laporan ini juga ada beberapa jenis pembagian laba seperti berikut
ini:
1. Laba Kotor
Laba ini merupakan pengukuran pendapatan langsung perusahaan dari
penjualan produk di dalam satu periode akuntansi.
2. Laba Operasi
Untuk laba di laporan laba rugi ini merupakan selisih antara penjualan
dan semua biaya dan beban operasi perusahaan.
3. Laba Sebelum Pajak
Untuk laba ini adalah jumlah laba sebelum pajak penghasilan yang
ditetapkan berdasarkan standar akuntansi keuangan.
4. Laba Bersih
Ini merupakan bagian yang penting dalam laporan laba rugi karena
laba bersih biasanya menjadi indikasi dari profitabilitas perusahaan
5. Laba Operasi Berjalan
Diperoleh dari kegiatan bisnis perusahaan yang tengah berjalan setelah
pajak dan bunga. Laba operasi berjalan ini disebut juga laba sebelum pos
luar biasa.
F. Fungsi Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi menjadi hal wajib untuk dibuat dalam periode yang sudah
ditentukan oleh perusahaan terkait. Hal ini dikarenakan ada fungsi-fungsi khusus
yang bisa diberikan oleh laporan tersebut jika dilakukan perhitungan secara berkala.
1. Dijadikan Bahan Evaluasi Keuangan
Fungsi laporan laba rugi yaitu menjadikannya sebagai bahan evaluasi
keuangan dari transaksi keuangan yang berjalan selama satu bulan atau satu
tahun baik transaksi yang menghasilkan kerugian maupun laba. Akumulasi dari
total finansial tersebut yang akan menjadi laporan laba rugi perusahaan di
periode tertentu.
2. Untuk Mengetahui Perkembangan Perusahaan
Laporan laba rugi bisa menjadi indikator untuk melihat perkembangan
sebuah perusahaan. Perkembangan bisa dilihat dari kondisi keuangan di
perusahaan tersebut.
Dengan begitu, laporan laba rugi bisa dijadikan tolak ukur perkembangan.
G. Cara Menyusun Laporan Laba Rugi Perusahaan Jasa
Setelah memahami unsur yang perlu kamu masukkan dalam laporan laba
rugi, selanjutnya kamu perlu mengetahui cara penyusunannya. Ada 2 metode
yang bisa kamu gunakan ketika ingin membuat laporan laba rugi, yakni:
1. Metode Langsung
Pertama adalah metode langsung atau single step. Metode ini cocok
bagi pemula karena gampang dibuat. Oleh karena itu, kamu dapat
mempertimbangkan penggunaannya untuk usaha berskala kecil dan
menengah. Laporan laba rugi dengan metode langsung bisa kamu buat
tanpa perlu melakukan pemisahan jenis-jenis laba. Jadi, kamu bisa secara
langsung memperoleh nilai laba keseluruhan dari usaha yang dijalankan.
2. Metode Tidak Langsung
Berikutnya, kamu dapat menggunakan metode tidak langsung atau
multiple step dalam pembuatan laporan laba rugi perusahaan jasa. Metode
ini mengharuskan kamu untuk mengelompokkan pendapatan serta beban.
Ada 2 kelompok yang perlu kamu buat, yakni pendapatan serta beban dari
aktivitas operasional serta nonoperasional. Dengan cara ini, kamu bisa
menyampaikan informasi terkait laba ataupun rugi perusahaan secara lebih
detail. Jadi, kamu bisa mengetahui secara lebih jelas tingkat kesehatan
keuangan perusahaan.

Contoh kasus laporan laba/rugi Perusahaan jasa

1. Revenue atau pendapatan pada perusahan tersebut adalah sebesar Rp1.000.000,


tercermin pada kalimat pendapatan jasa servis.
2. Operational Cost atau biaya operasional tercermin sebesar Rp370.000 yang terdiri dari
beban gaji, penyusutan, asuransi, dan perlengkapan.
3. Gross Profit atau biaya operasional lainnya dari perusahaan tersebut adalah sebesar
Rp630.000 (Laba Usaha)
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa gross profit adalah Total Revenue –
Total Cost (dalam contoh laporan ini hanya ada biaya operasional saja, tidak ada biaya
administrasi dan umum)
4. Other Income dan Other Cost
Tercermin dari pendapatan bunga sebesar Rp120.000 dan Beban bunga Rp80.000
Pendapatan bunga umumnya diperoleh dari investasi sisa kas yang tersedia dan beban
bunga muncul berasal dari bunga pinjaman.
5. Net Income
Net income atau laba bersih dari laporan tersebut tercermin dari kata laba bersih sebesar
Rp710.000

Anda mungkin juga menyukai