BAB 4
“LAPORAN LABA RUGI DAN INFORMASI TERKAIT”
AKUNTANSI
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini
tentang Laporan Laba Rugi dan Informasi Terkait.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Ibu Astrini Aning
Widoretno, SA.,M.Ak. selaku Dosen mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1.
Makalah ini juga bertujuan agar dapat mempelajari bagaimana penggunaan dan batasan
laporan laba rugi beserta informasi yang terkait dalam dunia akuntansi ini.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari anda
demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
1
BAB 4
Laporan Laba Rugi dan Informasi Terkait
➢ LAPORAN LABA RUGI
Laporan laba rugi (income statement) merupakan laporan yang mengukur keberhasilan
operasi perusahaan pada suatu periode waktu tertentu. Masyarakat bisnis dan investasi
menggunakan laporan laba rugi untuk menentukan profitabilitas, nilai investasi, dan kelayakan kredit.
Laporan ini juga membantu investor dan kreditor memprediksikan jumlah, waktu, dan ketidakpastian
arus kas masa depan.
• Kegunaan Laporan Laba Rugi
1. Mengevaluasi kinerja perusahaan sebelumnya. Memeriksa pendapatan dan beban
menunjukkan bagaimana perusahaan bekerja dan memungkinkan perbandingan kinerja
perusahaan dengan pesaingnya.
2. Memberikan dasar untuk memprediksi kinerja masa depan. Informasi tentang kinerja
sebelumnya dapat membantu menentukan trend penting, yang jika berlanjut dapat
memberikan informasi tentang kinerja masa depan.
3. Membantu menilai risiko atau ketidakpastian pencapaian arus kas masa depan. Informasi
tentang berbagai komponen laba rugi—pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian—
menyoroti hubungan di antara komponen tersebut. Laporan laba rugi juga membantu menilai
risiko tidak tercapainya tingkat arus kas tertentu di masa depan.
Ringkasnya, informasi laporan laba rugi membantu pengguna mengevaluasi kinerja masa
lalu. Laporan laba rugi juga memberikan wawasan mengenai kemungkinan pencapaian tingkat arus
kas tertentu di masa depan.
• Batasan Laporan Laba Rugi
1. Perusahaan menghilangkan pos dari laporan laba rugi yang tidak dapat diukur secara andal.
Praktik terkini melarang pengakuan pos tertentu dari penentuan laba rugi meskipun dampak
dari pos ini mungkin dapat memengaruhi kinerja perusahaan.
2. Jumlah laba rugi dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan. Satu perusahaan
mungkin menyusutkan asset tetap secara cepat; perusahaan lain memilih penyusutan garis
lurus. Dengan asumsi semua faktor adalah sama, perusahaan pertama akan melaporkan laba
yang lebih rendah.
3. Pengukuran laba melibatkan penilaian. Misalnya, satu perusahaan dengan itikad baik akan
dapat mengestimasikan umur manfaat asset menjadi 20 tahun, sementara perusahaan lain
mengestimasikan umur manfaat asset yang sama selama 15 tahun.
Perusahaan juga menggunakan manajemen laba untuk mengurangi laba kini untuk
meningkatkan pendapatan di masa depan. Kasus klasik adalah penggunaan cadangan “ cookie jar”.
Perusahaan membuat cadangan tersebut dengan menggunakan asumsi yang tidak realistis untuk
memperkirakan liabilitas pada pos seperti kerugian pinjaman, biaya restrukturisasi, dan
pengembalian atas garansi. Perusahaan kemudian mengurangi cadangan ini untuk meningkatkan
pendapatan yang dilaporkan di masa depan. Manajemen laba yang demikian ini memengaruhi
kualitas laba (quality of earnings) secara negative jika praktik tersebut mendistorsi informasi sehingga
mengurangi kegunaannya dalam memprediksi laba dan arus kas masa depan.
Laba neto dihasilkan dari transaksi pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian. Laporan
laba rugi merangkum transaksi-transaksi tersebut. Metode pengukuran laba, pendekatan transaksi
(transaction approach), berfokus pada aktivitas yang terkait laba yang telah terjadi selama periode
berjalan. Laporan laba rugi lebih lanjut dapat mengklasifikasikan pendapatan berdasarkan
pelanggan, lini produk, atau fungsi berdasarkan operasi dan non operasi, serta dilanjutkan atau
dihentikan. Dua unsur utama dari laporan laba rugi adalah sebagai berikut.
Definisi beban mencakup kerugian maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas
perusahaan yang biasa. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa
meliputi, sebagai contoh, beban pokok penjualan, penyusutan, sewa, gaji dan upah, serta pajak.
Kerugian mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang mungkin timbul atau mungkin
tidak timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa.
Ketika keuntungan dan kerugian dilaporkan pada laporan laba rugi, maka umumnya akan
diungkapkan secara terpisah karena pengetahuan tentang pos tersebut berguna untuk menilai arus
kas masa depan. Kita tidak bisa terlalu menekankan pentingnya pelaporan unsur -unsur ini.
Kebanyakan pengambil keputusan berpendapat bahwa beberapa bagian laporan keuangan lebih
berguna dibanding bagian lain secara keseluruhan.
❖ Pengungkapan Minimum
IFRS tidak menspesifikkan perangkat tertentu dari komponen yang harus digunakan untuk
melaporkan informasi laporan laba rugi. Namun, laporan laba rugi paling tidak menyajikan pos-pos
berikut ini.
3
▪ Pendapatan: pemasukan manfaat ekonomi selama suatu periode yang timbul dalam
pelaksanaan aktivitas normal perusahaan.
▪ Beban pajak.
▪ Biaya keuangan.
▪ Bagian dari laba atau rugi entitas asosiasi dan ventura bersama.
▪ Jumlah tunggal yang terdiri dari total:
i. Laba setelah pajak atau rugi operasi yang dihentikan, dan
ii. Laba setelah pajak atau rugi yang diakui pada pengukuran nilai wajar dikurangi biaya
untuk menjual atau pelepasan kelompok asset
▪ Laba bersih atau rugi bersih (kadang-kadang disebut laba neto atau rugi neto).
Selain itu, IRFS menyatakan bahwa pos, judul, dan subtotal tambahan harus disajikan pada
lembar muka laporan laba rugi jika penyajian tersebut relevan terhadap pemahaman kinerja
keuangan perusahaan.
5
Sedangkan di bawah ini adalah laporan laba rugi yang telah diringkas.
Sedangkan gambar di bawah ini menunjukkan contoh daftar pendukung, referensi silang sebagai
catatan D dan perincian beban penjualan.
6
➢ PELAPORAN DALAM LAPORAN LABA RUGI
❖ Laba Bruto
Dapat dihitung dengan mengurangi beban pokok penjualan dari pendapatan penjualan neto.
Perusahaan akan mengungkapkan pendapatan tidak biasa atau insidental sebagai pendapatan dan
beban lainnya sehingga anais akan lebih mudah memahami dan menilai trend pendapatan dari
operasi yang dilanjutkan.
❖ Laba dari Operasi
Dihitung dengan mengurangi beban penjualan dan administrasi sebagaimana pen dapatan dan
beban lainnya dari laba bruto.
❖ Klasifikasi Beban
• Berdasarkan sifatnya
Berdasarkan sifat misalnya bahan baku, tenaga kerja langsung, beban pengiriman, beban
iklan, imbalan kerja, beban penyusutan, dan beban amortisasi. Keuntungan dari metode sifat
beban adalah mudah diterapkan karena tidak memerlukan alokasi beban untuk fungsi yang
berbeda. Pada metode ini, laporan laba ruginya menyajikan masing-masing pos beban, tetapi
tidak mengklasifikasikan beban tersebut menjadi beberapa sub total.
• Berdasarkan fungsinya
Klasifikasi beban berdasarkan fungsinya, misalnya beban pokok penjualan, beban penjualan,
dan beban administrasi. Keuntungan metode fungsi beban adalah lebih relevan karena
mengidentifikasi pemicu biaya utama dari perusahaan sehingga membantu pengguna dalam
menilai apakah jumlah tersebut sesuai dengan pendapatan yang diperoleh.
❖ Keuntungan dan Kerugian
Mengembangkan kerangka dasar untuk pelaporan keuntungan dan kerugian sangat penting
untuk memastikan informasi laba yang andal. IASB menyatakan bahwa pendapatan dan beban serta
penghasilan dan beban lainnya harus dilaporkan sebagai bagian dari laba operasi. Namun,
perusahaan dapat memberikan tambahan baris, judul, dan subtotal ketika penyajian pos tersebut
relevan dengan pemahaman kinerja keuangan entitas. IFRS menunjukkan pos tambahan yang
mungkin memerlukan pengungkapan dalam laporan laba rugi untuk membantu pengguna dalam
memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan. Contoh pos tidak biasa adalah :
• Kerugian atas penghapusan persediaan ke nilai realisasi neto, atau nilai aset tetap ke jumlah
terpulihkan, dan pembalikan dari penghapusan tersebut.
• Kerugian atas restrukturisasi dari aktivitas perusahaan serta pembalikan dari penyisihan
untuk beban restrukturisasi tersebut.
• Keuntungan atau kerugian atas pelepasan pos aset tetap.
• Penyelesaian tuntutan hukum.
• Pembalikan lain atas liabilitas.
Dengan kata lain, beban pajak terkait penghasilan dari operasi berkelanjutan tidak memperhitungkan
konsekuensi pajak pos-pos yang memang dikeluarkan dalam penentuan “Penghasilan dari operasi
berkelanjutan.”
Perusahaan membebankan penyesuaian pada saldo awal atas saldo laba. Rekonsiliasi dari saldo
awal hingga saldo akhir memberikan informasi tentang mengapa aset neto meningkat atau
menurun selama periode bersangkutan.
Batasan saldo laba
Perusahaan membatasi saldo laba dalam catatan atas laporan keuangan untuk memenuhi
persyaratan kontrak, kebijakan dewan direksi, atau kebutuhan saat ini. Perusahaan memindahkan
jumlah saldo laba yang dibatasi kea kun berjudul saldo laba dicadangkan.
❖ Laba Rugi Komprehensif
Mencakup semua perubahan ekuitas selama stu periode kecuali yang dihasilkan dari investasi
oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik. Oleh karena itu, laba rugi meliputi semua pendapatan dan
keuntungan, beban dan kerugian yang dilaporkan dalam laba neto, tetapi memengaruhi ekuitas.
Perusahaan harus menunjukkan komponen penghasilan komprehensif dengan salah satu cara yaitu
laporan laba rugi kedua atau laporan gabungan laba rugi komprehensif.
Laporan laba rugi kedua
Pelaporan laba rugi komprehensif dalam laporan keuangan tersendiri menunjukkan bahwa
keuntungan dan kerugian diidentifikasi sebagai penghasilan komprehensif lain memiliki status yang
sama sebagai keuntungan dan kerugian tradisional. Dengan menempatkan laba neto sebagai titik
awal dalam laporan laba rugi komprehensif, berarti menekankan hubungan laporan tersebut dengan
laporan laba rugi tradisional.
Laporan laba rugi komprehensif
Dalam pendekatan ini, laba neto tradisional adalah subtotal dengan total laba rugi komprehensif
ditunjukkan sebagai total akhir. Laporan gabungan memiliki keunggulan karena tidak memerlukan
pembuatan laporan keuangan baru. Namun, menjadikan laba neto sebagai subtotal adalah kerugian
❖ Laporan Perubahan Ekuitas
Perusahaan juga diwajibkan untuk menyajikan laporan perubahan ekuitas. Ekuitas umumnya
terdiri dari modal saham biasa, premi saham biasa, saldo laba, dan saldo akumulaso penghasilan
komprehensif lain. Laporan ini menyajikan perubahan akun ekuitas dan total ekuitas untuk periode
tersebut. Pos-pos yang disajikan dalam laporan perubahan ekuitas adalah
a. Laba rugi komprehensif
b. Kontribusi (penerbitan saham) dan distribusi (dividen) kepada pemilik
c. Rekonsiliasi jumlah tercatat masing-masing komponen ekuitas dari awal hingga akhir periode.
9
➢ LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
Boc Hong dalam menghitung laba penghasilan sebelum pajak dengan cara mengurangi beban
bunga dari laba operasi. Berdasarkan IFRS, perusahaan harus melaporkan biaya pendanaan pada
laba rugi untuk membedakan antara aktivitas bisnis perusahaan dan aktivitas pendanaan. Pada
sebagian kasus biaya pendanaan mencakup beban bunga dalam situasi lain perusahaan akan saling
hapus terhadap beban bunga dengan pendapatan bunga. Nilai laba ini akan menunjukkan berapa
banyak laba yang diterima perusahaan dari kegiatan operasionalnya tanpa embel-embel biaya
pajak. Oleh karena itu, laba sebelum pajak sering juga disebut sebagai laba operasional .
Perlu diingat pula bahwa pajak bukanlah bagian dari aktivitas operasional perusahaan sehingga
perhitungan pajak harus dikeluarkan dari analisis profitabilitas. Selain itu, setiap negara punya
kebijakan pajak yang berbeda sehingga jika analisis profitabilitas perusahaan antar negara dengan
perhitungan pajak, maka akan terjadi bias analisa. Perhitungan laba sebelum pajak berguna bagi
para analis sebagai bahan evaluasi kinerja operasional perusahaan. Tanpa memasukkan elemen
pajak, maka akan membantu meminimalkan variabel-variabel yang mungkin berbeda-beda di
antara satu perusahaan dengan perusahaan lain. Dengan kata lain untuk memfokuskan analisis
pada profitabilitas operasional sebagai ukuran kinerja. Begitupun bagi investor, perhitungan laba
sebelum pajak berguna untuk melihat seberapa berhasil kegiatan operasional inti yang sudah
dilakukan perusahaan. Selain itu juga untuk menilai kondisi kesehatan dari perusahaan tersebut .
❖ Laba Neto
Untuk memperoleh laba neto, Boc Hong mengurangi laba sebelu pajak penghasilan dengan pajak
penghasian. Laba neto mencerminkan laba setelahh semua pendapatan dan beban selama periode
yang diperhitungkan. Pajak penghasilan dilaporkan pada laporan laba rugi tepat sebelum laba neto
karena beban ini tidak dapat dihitung sampai semua pendapatan dan beban ditentukan.
❖ Alokasi Kepada Kepentingan Non Pengendali
Jika saham suatu perusahaan dimiliki seluruhnya oleh satu pihak maka perusahaan tersebut
dimiliki sepenuhnya, dan jika saham perusahan 50% atau lebih dimiliki suatu pihak maka perusahaan
tersebut dibagi menjadi dua kelompok : 1. Kepentingan mayoritas diwakili oleh pemegang saham
yang memiliki hak pengendali, dan 2. kepentingan nonpengendali yang diwakili oleh pemegang
saham yang bukan dari bagian kelompok pengendali. IFRS mensyaratkan bahwa laporan bahwa
laba neto dialokasikan untuk kepentingan pengendali dan nonpengendali. Alokasi ini dilaporkan pada
bagian bawah laporan keuangan seperti pada contoh berikut:
Laba neto $164.489
Didistribusikan kepada:
Pemegan saham xxx $120.000
Kepentingan nonpengendali 44.489
Jumlah ini akan disajikan sebagai alokasi dari laba neto atau rugi neto,bukan sebgai pos pendaptan
atau beban.
❖ Laba Per Saham
Laba per saham (LPS) adalah laba neto dikurangi dikurangi deviden saham perferen (laba yang
tersedia bagi pemegang saham biasa), dibagi dengan rata – rata tertimbang saham yang beredar
Laba Neto – Deviden Saham preferen
= laba persaham
10
Rata – rata tertimbang saham biasa yang beredar
❖ Operasi yang dihentikan
IASB mendefinisikan operasi yang dihentikan (discontinued operation) sebagai komponen dari
entitas yang telah dilepaskan, atau diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual, dan:
1. Merupakan lini bisnis utama atau wilayah geografis operasi, atau
2. Merupakan bagian dari rencana tunggal yang dikoordinasikan bersama un tuk melepaskan
bisnis utama atau wilayah geografis operasi, atau
3. Merupakan entitas anak yang diakuisisi secara eksklusif dengan pandangan untuk dijual
kembali.
Perusahaan melaporkan keuntungan atau kerugian dari pelepasan komponen bisnis sebagai
operasi yang dihentikan (dalam kategori laporan laba rugi tersendiri).selain itu, perusahaan
melaporkan hasiloperasi dari komponen yang telah atau akan dilepaskan secar terpisah dari operasi
yang dilanjutkan. Perusahaan menunjukan dampak operasi yang dihentikan sete lah dikurangi pajak
sebgai kategori yang telah terpisah.
Untuk mengilustrasikan, Multiplex Products, Inc., perusahaan yang sangat terdiversifikasi,
memutuskan untuk menghentikan divisi elektroniknya. Selama tahun berjalan, divisi elektronik
mengalami kerugin $300.000(setelah dikurangi pajak). Multiplex menjual divisi pada akhir tahun
dengan kerugian sebesar $500.000 (setelah dikurangi pajak)
Laba dari operasi dilanjutkan $20.000.000
Operasi dihentikan
Kerugian dari operasi divisi elektronik yang $300.000
dihentikan (setelah pajak)
Kerugian dari pelepasan divisi elektonik (setelah 500.000 (800.000)
pajak)
$19.200.000
11
DAFTAR PUSTAKA
Kieso, Donald E, Jerry J. Weygandt, and Terry D. Warfield. 2011. Akuntansi Keuangan
Menengah. Terjemahan Nia Pramita Sari, Muhammad Rifai. 2017. Jakarta: Salemba Empat.
12