Anda di halaman 1dari 21

AKUNTANSI KEUANGAN

”LAPORAN LABA-RUGI DAN INFORMASI YANG


BERHUBUNGAN ”

KELOMPOK 3

 I Ketut Suardana (11)


 Putu Krisna Dewi (17)
 Putu Shinta Widiasih (24)
 IB Dwi Mahardika (25)
 Rosty Lende (31)
 IA Sri Wulandari Putri (37)

Ekonomi Akuntansi
Universitas Mahasaraswati
2016/2017

4.1 LAPORAN LABA-RUGI


Laporan laba-rugi (statement of income) adalah laporan yang menggambarkan
keadaan pendapatan-pendapatan dan beban-beban usaha dalam periode akuntansi suatu
perusahaan pada saat dilaporkan. Jika pendapatan lebih besar dari pada beban maka
perusahaan memperoleh laba. Sebaliknya jikan beban usahanya lebih besar dari
pendapatan maka perusahaan mengalami kerugian.
Manfaat Laporan Laba-Rugi
1. Mengevaluasi kinerja masa lalu
Jika ada pada masa kini maka laporan laba rugi perusahaan untuk bulan sebelumnya
dapat dijadikan evaluasi untuk meningkatkan pendapatan perusahaan dan meminimalkan
resiko kerugian.
2. Mengembangkan perusahaan
Dengan melihat dan mengamati laporan laba rugi pada akhir bulan, perusahaan dapat
mengantisipasi pengeluaran yang dirasa dapat diperkecil jumlahnya tanpa mengganggu
kinerja perusahaan. Ini bertujuan untuk menghinkerugian yang besar karena perusahaan
memiliki tujuan untuk mengembangkan usaha. Dalam mengembangkan perusahaan
diperlukan keahlian untuk meningkatkan pendapatan atau laba perusahaan dari bulan ke
bulan.
3. Melihat resiko
Dengan melihat resiko dapat secepatnya mencari solusi jika resiko tersbut semakin hari
semakin nyata terlihat.
4. Tolak ukur perusahaan
Tolak ukur dari laporan laba rugi ini memacu kinerja untuk bersemangat bersaing dengan
perusahaan lain yang bergerak pada bidang yang sama.
5. Menganalisa strategi perusahaan
Unyuk mengetahui strategi perusahaan tersebut dapat dilihat dari laporan laba rugi yang
dilaporkan setiap bulan. Apakah strategi tersebut cocok sehingga pendapatan perusahaan
meningkat setiap bulan atau justru strategi tersebut harus dig anti dengan strategi baru
karena tidak sesuai, yang ada hanya membuat perusahaan mengalami kerugian.
6. Profil perusahaan
Dalam dunia saham diperlukan gambaran perusahaan yang akan dibeli sahamnya. Dan
untuk melihat kinerja yang baik dari suatu perusahaan banyak pemegan saham meneliti
dari hasil laporan laba rugi dari suatu perusahaan. Karena merupakangambaran profil
suatu perusahaan, sebagian besar pemegang saham yang tidak mau mengambil
perusahaan yang profilnya tidak sesuai dengan yang mereka harapkan karena besarnya
resiko untuk gulung tikar.
4.2 FORMAT LAPORAN LABA-RUGI
Laporan Laba-Rugi Bentuk Langsung
Laporan Laba-Rugi Bentuk Langsung hanya ada dua pengelompokan:yaitu
pendapatan dan beban. Keuntungan utama format langsung terletak pada kesederhanaan
penyajian dan tidak adanya implikasi bahwa satu jenis pos pendapatan atau beban lebih
diprioritaskan dari yang lainnya.dengan demikian, format langsung menghilangkan
masalah klasifikasi yang muncul.
Laporan Laba-Rugi Bentuk Bertahap
Klasifikasi Lanjutannya meliputi:
1. Pemisahan aktifitas operasi dan non operasi perusahaan

2. Klasifikasi beban menurut fungsi,seperti barang dagang atau manufactur,penjualaan


dan administrasi

Format laporan laba rugi sebenarnya sangat sederhana. Beberapa komponen di dalam
berupa, (1)Header Laporan dan (2) isi laporan laba rugi yang berisi komponen-komponen
kegiatan usaha yang menghasilkan laba atau rugi. Beberapa perusahaan memiliki format
penyusunan laporan laba rugi yang sangat mendetail. Kedua format laba rugi memiliki kelebihan
dan kekurangan masing-masing. Di bawah ini kami berikan penjelasan lengkap dari kompenen
tersebut beserta contoh gambar laporan laba rugi sederhana.
Penjelasan:

1. Header

Header atau Kop dari laporan laba rugi berupa nama UKM atau Start Up dan jenis
usahanya, judul laporan dan periode laporan. Di beberapa format laporan laba rugi
perusahaan ada yang mencantumkan alamat dan logo perusahaan sesuai dengan kop
surat perusahaan. Meskipun terkesan sepele, header laporan juga merupakan elemen
penting laporan laba rugi. Karena header adalah bagian awal yang akan dibaca oleh
pengguna atau pembaca laporan.

2. Isi Laporan

Isi laporan adalah bagian terpenting dalam laporan keuangan. Di dalamnya memuat
komponen-komponen yang mempengaruhi laba atau rugi suatu UKM atau Start Up.
Komponen-komponen yang di dalam bagian isi laporan laba rugi secara sederhana
adalah sebagai berikut:

a. Komponen Pendapatan Usaha

Di dalam komponen ini berisi hasil kegiatan penjualan UKM dan start up yang
menghasilkan pendapatan. Selain itu di dalamnya terdapat komponen-komponen
yang mempengaruhi penjualan seperti diskon dan retur barang yang diberikan jika
UKM atau Start Up tersebut bergerak dibidang penjualan barang. Namun untuk
UKM atau Start Up yang bergerak di bidang jasa, sederhananya hanya terdapat
pendapatan jasa saja. Pendapatan lain dalam komponen bisa berupa penyewaan
aset yang dimiliki oleh UKM atau Start Up kepada orang lain.

b. Komponen Harga Pokok Penjualan

Komponen kedua dari bagian isi laporan laba rugi adalah Harga Pokok Penjualan
(HPP). HPP adalah biaya-biaya yang timbul ketika barang diproduksi. Ketika
memproduksi sebuah barang untuk dijual, biasanya UKM atau Start Up menemui
beberapa biaya-biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan produksi tersebut.
Biayanya bisa berupa listrik untuk peralatan produksi, kerusakan bahan baku, gaji
pegawai produksi, promosi marketing dan lain-lain. Hal-hal tersebut harus
diperhitungkan untuk menetapkan harga pokok penjualan dan margin penjualan
untuk menghasilkan laba pada produksi suatu barang. Dalam UKM atau Start Up
jasa, mungkin jarang ditemui adanya HPP atau bahkan tidak ada. Namun ada
beberapa UKM atau Start Up jasa menetapkan HPP berbeda untuk proyek-proyek
jasa tertentu untuk biaya-biaya seperti telekomunikasi, transportasi, tunjangan
proyek dan lain-lain.

c. Komponen Biaya

Komponen Biaya adalah komponen keempat yang ada di dalam isi laporan laba
rugi. Biaya yang ada di dalam komponen ini adalah biaya-biaya yang berbeda
yang muncul di HPP. Biaya-biaya tersebut biasanya berupa biaya listrik kantor,
biaya telpon dan internet kantor, biaya penyusutan kantor dan biaya-biaya lain
yang sifatnya administratif bukan produksi. Di bagian ini beberapa UKM dan start
up biasanya akan kebingungan memisahkan biaya-biaya tersebut. Namun seiring
perkembangan usaha yang dijalaninya, pengusaha UKM dan start up juga mampu
memisahkannya.

d. Hasil Laporan Laba Rugi

Ini adalah komponen terpenting dari laporan laba rugi. Hasil laporan laba rugi
adalah hasil pengurangan pendapatan dengan HPP dan biaya-biaya administrasi
yang ada sebelumnya. Berapapun angka yang muncul dalam hasil laporan laba
rugi harus ditunjukan. Meskipun UKM atau start up tersebut pada akhirnya
menunjukan hasil negatif atau mengalami kerugian dari usaha yang dijalaninya.

4.3 Pelaporan Pos-Pos Tidak Biasa

Tujuan : pengguna dapat mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba di


masa depan.
Dibagi ke dalam enam kategori :
1. Operasi yang dihentikan, terjadi saat,
a. Perusahaan menghilangkan : Hasil usaha, dan Aliran kas dari komponen.
b. Tidak ada keterlibatan berkelanjutan yang signifikan dalam komponen tersebut.
Jumlah yang dilaporkan “jumlah bersih setelah dikurangi pajak”. Operasi yang
dihentikan dilaporkan setelah “Pendapatan dari operasi berkelanjutan”
2. Pos-pos Luar Biasa, harus memenuhi kriteria : Bersifat tidak biasa & Kejarangan
terjadinya.
Jumlah yang dilaporkan “jumlah bersih setelah dikurangi pajak”. Pos-pos Luar Biasa
dilaporkan setelah “Pendapatan dari operasi berkelanjutan”
3. Keuntungan dan Kerugian Tidak Biasa. Pos-pos laporan keuangan yang jumlahnya
material yang tidak biasa atau jarang terjadi, tetapi tidak keduanya, harus diungkapkan
secara terpisah, tetapi disajikan di atas “laba (rugi) sebelum pos luar biasa”.
4. Perubahan Prinsip Akuntansi
a. Koreksi dan penyesuaian normal berulang
b. Pengaruh kumulatif awal tahun, bersih setelah pajak, dalam laporan laba rugi tahun
berjalan.
c. Pendekatan menjaga komparabilitas
d. Mencakup : Perubahan dari FIFO ke biaya rata-rata & Perubahan dari metode saldo
menurun ganda ke metode garis lurus.
5. Perubahan Estimasi
a. Disajikan dalam periode terjadinya perubahan, serta periode di masa depan jika
perubahan itu mempengaruhi keduanya.
b. Tidak ditangani secara retroaktif
c. Tidak dipandang sebagai kesalahan (penyesuaian periode sebelumnya) atau pos-pos
luar biasa.
d. Mencakup : Umur manfaat dan nilai sisa aktiva yang dapat disusutkan, Piutang tak
tertagih, Keusangan persediaan
6. Koreksi Kesalahan. Disebabkan oleh : Kesalahan perhitungan, Kesalahan penerapan
prinsip akuntansi, Kesalahan pengungkapan fakta
4.4 Laba Per Saham
Earning Per Share (EPS) merupakan komponen penting pertama yang
harus diperhatikan dalam analisis perusahaan. Informasi EPS suatu perusahaan
menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan untuk
semua pemegang saham perusahaan. Pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang
saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik pada Earning Per Share
(EPS), karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar
saham biasa dan menggambarkan prospek earning perusahaan di masa depan.
Besarnya Earning Per Share (EPS) suatu perusahaan. bisa diketahui dari informasi
laporan keuangan perusahaan langsung atau dapat dihitung berdasarkan laporan neraca dan
laporan rugi laba perusahaan. Earning per share atau laba per lembar saham adalah suatu
analisis yang penting di dalam laporan keuangan perusahaan. Earning per share
memberikan informasi kepada para pihak luar (ekstern) seberapa jauh kemampuan
perusahaan menghasilkan laba untuk tiap lembar yang beredar.

Sebagai indikator keberhasilan di masa yang lalu dan harapan di masa yang akan
datang, earning per share memberikan gambaran yang penting dari keberhasilan itu. Namun
demikian earning per share bukan satu-satunya alat penilai keberhasilan perusahaan. Alat ini
masih harus dikombinasikan dengan alat yang lain dan diinterpretasikan lebih jauh.

Pada umumnya dalam menanamkan modalnya investor mengharapkan manfaat yang


akan dihasilkan dalam bentuk laba per lembar saham (EPS). Sedangkan jumlah laba per
lembar saham (EPS) yang didistribusikan kepada para investor tergantung pada kebijakan
perusahaan dalam hal pembayaran deviden. Laba per lembar saham (EPS) dapat menunjukan
tingkat kesejahteraan perusahaan, jadi apabila laba per lembar saham (EPS) yang dibagikan
kepada para investor tinggi maka menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu
memberikan tingkat kesejahteraan yang baik kepada pemegang saham, sedangkan laba per
lembar saham (EPS) yang dibagikan rendah maka menandakan bahwa perusahaan tersebut
gagal memberikan kemanfaatan sebagaimana diharapkan oleh pemegang saham.
Dengan demikian, laba per lembar saham (EPS) menunjukan kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba dan mendistribusikan laba yang diraih perusahaan kepada pemegang
saham. Laba per lembar saham (EPS) dapat dijadikan sebagai indikator tingkat nilai
perusahaan. Laba per lembar saham (EPS) juga merupakan salah satu cara untuk mengukur
keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para pemiliki saham dalam perusahaan.
Penilaian Laba Perlembar Saham ( EPS )

Angka laba per lembar saham (EPS) diperoleh dari laporan keuangan yang disajikan
oleh perusahaan. Karena itu langkah pertama yang dilakukan adalah memahami laporan
keuangan yang disajikan perusahaan. Ada dua laporan keuangan yang utama yaitu neraca dan
laporan rugi laba. Neraca menunjukan posisi kekayaan, kewajiban financial dan modal
sendiri pada waktu tertentu. Laporan rugi laba menunjukan berapa penjualan yang diperoleh,
berapa biaya yang ditanggung dan berapa laba yang diperoleh perusahaan pada periode
waktu tertentu (biasanya selama 1 tahun).

Hubungan Laba perlembar Saham Terhadap Perubahan Harga Saham

Penelitian di Indonesia mengenai factor-faktor yang berhubungan dengan harga saham


sudah nbanyak dilakukan. Penelitian tentang pentingnya laporan keuangan menghasilkan bahwa
52,86% responden mengandalkan laporan keuanagn. Hasil yang lain menyatakan bahwa
informasi terpenting bagi investor dan analisis sekuritas adalah laba perlembar saham (Triyono
dan Jogiyanto,2004:24).

Dalam prakteknya, para investor di pasar modal mempunyai beberapa motif atau tujuan
dalam membeli saham bank yang telah melakukan emisi sahamnya. Motif-motif tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Memperoleh deviden berdasarkan keputusan RUPS.
2. Mengejar Capital Gain jika bermain di bursa efek.
3. Menguasai perusahaan melalui pencapaian mayoritas saham.

LABA PERSAHAM : Perhitungan dan Analisis

Laba per saham (earnings per share-EPS) sangat banyak digunakan dalam mengevaluasi
kinerja operasi dan profitabilitas suatu perusahaan. Dilusi (dilution) merupakan pengurangan laba
per saham atau peningkatan kerugian per saham yang berasal dari efek dilutive yang dikonversi
menjadi laba per saham, eksekusi opsi dan waran, atau pengeluaran saham tambahan sesuai
dengan kontrak tertentu.
Struktur Modal Sederhana

Struktur Modal Sederhana hanya terdiri atas saham biasa dan efek yang tidak dapat
dikonversi dan tidak memiliki efek dilusi yang potensial. Untuk perusahaan dengan struktur
modal sederhana, diwajibkan penyajian satu laba per saham yang dihitung sebagai berikut :

EPS = Laba operasi - Dividen saham prioritas

Rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar

Struktur Modal yang Kompleks

Perusahaan dianggap memiliki struktur modal yang kompleks jika perusahaan memiliki
efek berpotensi dilusi seperti efek yang dapat dikonversi, opsi dan waran, dan perjanjian
pengeluaran saham sejenisnya. Lebih dari 25% perusahaan yang sahamnya diperdagangkan untuk
umum memiliki efek berpotensi dilusi. Untuk perusahaan dengan struktur modal yang kompleks,
diwajibkan penyajian dua laba per saham yaitu EPS basic dna EPS diluted. Rumus perhitungan
EPS basic sama dengan rumus pada EPS basic struktur modal sederhana. Sedangkan untuk EPS
diluted : Pembilang untuk EPS diluted menyesuaikan laba bersih terhadap dampak berikutefek
yang dapat dikonversi atau opsi dieksekusi :

1 Jika saham preferen yang dikonversi menjadi saham biasanya, maka dividen saham
preferen harus dikeluarkan karena diasumsikansaham preferen tidak lagi beredar.

2 Jika obligasi yang dikonversi, beban sahambiasa, maka dividen saham bersih. Ini
dilakukan dengan menambahkan kembali jumlah bunga yang terjadi setelah dikurangi
pajak.

Perhitungan Dasar

Earning per share pada dasarnya dihitung melalui perhitungan berikut ini:

EPS = Laba operasi - Dividen saham prioritas

Rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar

Contoh:
Pada tanggal 1 januari 1991, PT "HISAM" mempunyai saham beredar 10.000 lembar saham
biasa dan 2.000 lembar saham prioritas kumulatif, tidak partisipatid 10% nominal Rp 100,00.
Setiap tahun dibayarkan dividen sahan prioritas. Pada tanggal 1 juli 1991, dijual saham baru
1.500 lembar saham biasa dan pada 1 oktober 1991 dibeli sebagai saham treasury 1.000 lembar
saham biasa. Laba tahun 1991 adalah Rp 125.000,00.

Earning per share = Rp 125.000,00 - Rp 20.000,00*)

10.500 lembar **)

EPS = Rp 10,00

*) Rp 100,00 x 2.000 lembar x 10% = Rp 20.000,00.

**) 1 januari - 30 juni = 10.000 X 6/12 = 5.000

1 juli - 30 september = 11.500 x 3/12 = 2.875

1 oktober - 31 desember = 10.500 x 3/12 = 2.625

Rata-rata saham beredar = 10.500 lembar

4.5 LAPORAN LABA DITAHAN


Laba Ditahan adalah laba dari operasi dibagikan dan menjadi tambahan penyertaan
pemegang saham. Laba Ditahan merupakan jumlah rupiah yang secara yuridis dapat
digunakan untuk pembagian dividen.
Transaksi-transaksi yang mempengaruhi R/E adalah :
a. Pembagian dividen
b. L/R bersih operasi
c. Koreksi pembukuan atas laba (rugi) tahun-tahun yang lalu
Laporan laba rugi bisa disajikan didalam laporan Laba Rugi atau terpisah dari laporan Laba
rugi. Dan laporan laba ditahan dapat disajikan di dalam Laporan Perubahan Modal,
dimana perubahan laba ditahan termasuk didalamnya.
Standar akuntansi harus membedakan antara transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang
mempengaruhi laba rugi yang akan disajikan dalam laporan laba rugi, dengan transaksi-
transaksi dan kejadian-kejadian yang mempengaruhi laba ditahan yang akan disajikan dalam
laporan Laba ditahan.
Perbedaan L/R Dan R/E:

L/R R/E

1. Elemen-elemen L/R adalah


1. Elemen-elemen yang dapat didebetkan atau dikreditkan
pendapatan, biaya, laba dan laba ke dalam R/E adalah :
a. Penutupan saldo rekening Ikhtisar L/R
rugi, elemen – elemen itu tidak dapat
Rugi laba (D)
didebetkan atau dikreditkan ke Laba Bersih (K)
b. Distribusi kepada pemegang saham (kas, property, atau
dalam R/E
saham)
Deklarasi Dividen (D)
Laba Ditahan (K)
c. Perubahan Prinsip Akuntansi
Penyesuaian retroaktif negative (rugi, biaya) (D)
Penyesuaian retroaktif Positif (Laba, pendapatam) (K)
d. Koreksi kesalahan periode sebelumnya
Penyesuaian periode sebelumnya (rugi, biaya) (D)
Penyesuaian periode sebelumnya (laba, pendapatan)
(K)
e. Penyisihan laba yang ditahan untuk tujuan-tujuan
tertentu (perluasan pabrik, pelunasan utang dll)
Pencadangan (D)
Pembatalan Cadangan (K)
f. Transaksi saham treasury
Penyesuaian negative transaksi saham treasury (D)
Laba Ditahan (K)
g. Quasi reorganisasi
Penghapusan untuk nilai buku aktiva menjadi nilai
pasar (D)
Untuk menjadikan bersaldo nol dengan mengkredit
sejumlah tertentu dati modal disetor (K)

Note : Penyesuaian periode sebelumnya adalah kesalahan yang dilakukan pada periode
sebelumnya yang dketahui dan dikoreksi pada periode sekarang, kecuali penyesuaian terhadap
perubahan umur aktiva tetap dan nilai residu, dan perubahan jumlah taksiran kerugian piutang.
Penyesuaian akan Nampak sebagai berikut :
R/E, saldo awal XXXX
Koreksi kesalahan periode sebelumnya (XXXX)
Laba ditahan setelah penyesuaian, saldo awal XXXX
Laba ditahan (R/E) sangat erat hubungannya dengan dividen. Dimana dividen adalah pembagian
laba kepada pemegang saham atas hak kepemilikan lembar saham perusahaan.
Macam-macam Dividen
1. Dividen Kas
Dividen yang paling umum dibagikan oleh PT adalah dividen kas. Yang perlu diperhatikan oleh
pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya dividen kas ialah apakah jumlah
uang yang ada mencukupi untuk pembagian dividen tersebut.
2. Dividen Aktiva Selain Kas ( Property Dividends )
Aktiva yang dibagikan bisa berbentuk surat-surat berharga perusahaan lain yang dimiliki oleh
PT, barang dagangan atau aktiva-aktiva lain. Pemegang saham akan mencatat dividen yang
diterimanya ini sebesar harga pasar aktiva tersebut
3. Dividen Utang ( Scrip Dividends )
Dividen utang timbul apabila laba tidak dibagi itu saldonya mencukupi untuk pembagian
dividen, tetapi saldo kas yang ada tidak cukup. Sehingga pimpinan PT akan mengeluarkan scrip
dividends yaitu janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu di waktu yang akan datang.
4. Dividen Likuidasi
Dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian merupakan pembagian modal. Apabila
perusahaan membagi dividen likuidasi, maka para pemegang saham harus diberitahu mengenai
berapa jumlah pembagian laba dan berapa yang merupakan pengembalian modal, sehingga para
pemegang saham bisa mengurangi rekening investasinya.
5. Dividen Saham
Dividen saham adalah pembagian tambahan saham, tanpa dipungut pembayaran kepada para
pemegang saham, sebanding dengan saham-saham yang dimilikinya.
Tiga tanggal penting dalam pembagian dividen diantaranya adalah:

Kejadian Keterangan Jurnal


Tanggal Pengumuman Dewan direksi mengumumkan R/E (D)
pembagian dividen sehingga
Tanggal Pencatatan Hutang Dividen (K)
perusahaan mempunyai
(Date of record) kewajiban mempunyai untuk Tidak diperlukan jurnal hanya
membayar dividen. diperlukan catatan memo
Tanggal pembayaran
untuk pemegang saham yang
Pada tanggal ini ditentukan
(Date of payment) berhak dalam buku pembantu
pemegang sahan yang akan
menerima pembayaran Hutang dividen (D)
dividen.
Kas (K)
Kas (atau aktiva lain)
didistribusikan kepada
pemegang saham yang berhak

Contoh soal menghitung dividen (pengaruh R/E):


PENCADANGAN LABA DITAHAN
Kadang-kadang manajemen perusahaan bermaksud menggunakan sumber-sumber perusahaan
untuk tujuan-tujuan khusus tertentu sehingga tidak dapat dibagikan dividen. Sehingga guna
memberitahukan kepada pemakai laporan tentang maksud tersebut maka dibentuk pencadangan
R/E.
Contoh:
a. Untuk perluasan perluasan pabrik dilakukan dengan mentransfer dari laba ditahan Rp 1
juta selama 5 tahun. Jurnal untuk mencatat pencadangan tersebut setiap tahun selama 5 tahun
adalah sebagai berikut :
R/E Rp 1juta (D)

- Laba ditahan yang dicadangkan untuk perluasan pabrik Rp 1juta (K)


b. Pada akhir tahun kelima saldo cadangan berjumlah Rp 5juta. Apabila perluasan pabrik telah
selesai dan pencadangan tersebut sudah tidak diperlukan, maka jumlah tersebut ditransfer
kembali ke laba ditahan :
Laba ditahan yang dicadangkan untuk perluasan pabrik Rp 5 juta (D)
- R/E Rp 5 juta (K)
QUASI REORGANISASI
Apabila perusahaan menderita rugi, rekening laba ditahan akan bersaldo negative atau deficit.
Menurut undang-undang quasi reorganisasi meliputi 3 langkah berikut ini :

a. Semua aktiva dinilai kembali pada nilainya sekarang (biasanya nilai bersih yang dapat
direalisasi) sehingga perusahaan tidak dibebani biaya yang tinggi pada tahun-tahun
berikutnya karena nilai aktiva yang terlalu tinggi.

b. Agio harus dibentuk paling tidak sama dengan jumlah deficit, dengan cara donasi dari
pemegang saham perusahaan, pengurangan nominal saham, atau cara-cara lainnya.

c. Jumlah deficit kemudian dibebankan ke agio saham hingga bersaldo nol.


Karakteristik quasi reorganisasi

1. Adanya bagian atau elemen hak-hak pemegang saham yang dicatat dengan nilai
terlalu tinggi;

2. Adanya aktiva-aktiva yang dinilai tinggi menurut ukuran yang berlaku pada waktu
itu;

3. Adanya institusi menajamen baru.


CONTOH :
Posisi modal pemegang saham PT. Liesti sebelum quasi reorganisasi adlah sebagai
berikut :
Saham biasa, 10.000lb nominal Rp 150 Rp1.500.000
Agio Saham Rp 300.000
R/E (Rp 500.000)
Jumlah modal pemegang saham Rp1.300.000
Dalam rangka quasi reorganisasi dilakukan langkah-langkah berikut ini :
a. Diadakan revaluasi (penilaian kembali) terhadap aktiva-aktiva perusahaan :
- Persediaan barang dianaikkan sebesar RP 100.000
- Intangible Assets Rp 200.000
- Aktiva tetap diturunkan Rp 100.000
Jurnal revaluasi aktiva :
Persediaan Rp 100.000
R/E Rp 200.000
Intangible Rp 200.000
Aktiva Tetap Rp 100.000
(R/E – ((Intangible + AT)-Persediaan))= 200.000

b. Nilai nominal saham diturunkan dari Rp 150/lb menjadi Rp 50


Jurnal penurunan nilai nominal saham :
Modal saham Biasa Rp 500.000
Agio Saham Biasa Rp 500.000
(10.000lb x Rp 50 = Rp 500.000)
c. Penghapusan deficit
Agio Saham biasa Rp 500.000
R/E Rp 500.000
(Nilai R/E awal)
Posisi modal pemegang saham PT. Liesti setelah quasi reorganisasi adalah sebagai
berikut :
Saham biasa, 10.000lb nominal Rp 50 Rp 500.000
Agio Saham Rp 300.000
R/E Rp 0
Jumlah modal pemegang saham Rp 800.000

4.6 PENYAJIAN DAN ANALISIS LAPORAN EKUITAS PEMEGANG SAHAM

Tiga kategori berikut biasanya muncul pada kelompok ekuitas pemegang saham :
1. Modal saham

2. Tambahan modal disetor (modal yang melebihi nilai dari atau nilai ditetapkan)

3. Laba ditahan

Dua kategori pertama, yaitu modal saham dan tambhan modal disetor merupakan modal
kontribusi, sementara laba ditahan merupakan modal yang diperoleh perusahaan.
1.

LAPORAN EKUITAS PEMEGANG SAHAM

Laporan ekuitas pemegang saham biasanya disajikan dalam format sebagai berikut :

1. Saldo pada awal periode

2. Penambahan

3. Pengurangan

4. Saldo pada akhir periode

ANALISIS

Beberapa rasio menggunakan jumlah yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham untuk
mengevaluasi profitabilitas dan solvensi jangka panjang terdiri dari :
1. Rasio Pengembalian atas ekuitas saham biasa

Rasio yang menunjukkan seberapa banyak dolar laba bersih yang diperoleh dari setiap
dolar yang diinvestasikan oleh pemiliknya.

2. Rasio pembayaran

3. Rasio harga laba

4. Rasio nilai buku per saham

4.7 Laporan Laba Rugi Komprehensif

Laporan laba rugi komprehensif adalah laporan yang mengukur keberhasilan kinerja
perusahaan selama periode tertentu. Informasi tentang kinerja perusahaan digunakan untuk
menilai dan memprediksi jumlah dan waktu atas keetidakpastian arus kas masa depan.
Kegunaan Laporan Laba Rugi Komprehensif

Laporan laba rugi komprehensif berguna untuk membantu pengguna laporan keuangan
memprediksi arus kas masa depan, dalam rangka menentukan profitabilitas, nilai investasi, dan
kekayaan kredit. Laporan laba rugi komprehensif sering digunakan oleh nenerapa pengguna
keuangan atara lain :

1. Investor

Ia menggunakan informasi mengenai penghasilan perusahaan d masa lalu sebagai input


penting dalam memprediksi laba dan arus kas masa depan, yang kemudian dijadikan
dasar untuk memprediksi harga saham dan deviden perusahaan di masa depan.

2. Kreditor

Dengan menggunakan informasi laba rugi masa lalu, kreditor dapat memahami
kemampuan calon debitur dalam menghasilkan arus kas masa depan yang diperlukan
untuk membayar beban bunga dan membayar pokok pinjaman.

3. Manajemen

Selain investor dan kreditor, manajemen juga berkepentingan terhadap laporan laba rugi
komprehensif. Selain itu, dibanyak perusahaan, bonus yang diberikan keada manajer
ditetntukan berdasarkan keberhasilannya dalam mencapai target laba.

4. Keterbatasan Laporan Laba Rugi Komprehensif

Beberapa keterbatasan laporan laba rugi komprehensif :

- Penghasilan atau beban yang tidak dapat diukur dengan andal, tidak dimasukkan
ke dalam laporan laba rugi komprehensif.

- Laba yang dilaporkan dipengaruhi metode akuntansi yang digunakan. Perusahaan


diperkenankan SAK untuk memilih dasar alokasi atau metode untuk menyusutka
aset tetap.

- Pengukuran penghasian dan beban melibatkan pertimbangan (judgment)


manajemen. Contohnya : ada sebuah perusahaan yang mrnyusutkan aset tetap
gedung selama 20 tahun, namun ada juga yang menyusutkan selama 15 tahun
untuk aset sejenis.

5. Kualitas Laba

Informasi kinerja perusahaan yang tecermin pada informasi laba di laporan laba rugi
komprehensif merupakan informasi yang penting dilihat oleh investor dalam
pengambilan keputusan mengenai investasi atau kredit, dan juga informasi untuk
mengevaluas kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan.
Manajemen laba merupakan tindakan mengatur waktu pengakuan pendapatan, beban
keuntungan, atau kerugian agar mencapai informasi laba tertentu yang diinginkan, tanpa
melanggar ketentuan di standar akuntansi. Biasanya, manajemen laba dilakukan dalam
bentuk menaikkan laba untuk mencapai target laba tertentu, misalnya dengan cara
mengakui pendapatan secara prematur. Atau dapat juga dilakukan dalam bentuk
menurunkan laba di periode ini, agar dapat menaikkan pendapatan di periode mendatang,
misalnya dengan cara mengakui kerugian penurunan niali piutang berlebihan dengan
asumsi yang kurang realistis.
Jadi, kualitas laba menjadi sangat penting karena dapat dipengaruhi oleh manajemen
laba. Manajemen laba dapat merusak informasi yang dihasilkan laporan keuangan dan
menjadi informasi yang menyesatkan. Lebih jauh lagi, kualitas laba yang rendah akan
merusak kepercayaan investor terhadap informasi yang tersaji di laporan keuangan.

6. Elemen Laporan Laba Rugi Komprehensif

Total laba rugi komprehensif adalah perubahan ekuitas selama satu periode yang
dihasilkan dari transaksi dan peristiwa lainnya, selain perubahan yang dihasilkan dari
transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik.
Konsep laba berkaitan langsung dengan unsur penghasilan dan beban. Menurut konsep
ini, laba hanya diperoleh apabila jumlah finansial (uang) dari aset neto pada akhir periode
(diluar dari periode dan kontribusi pemilik perusahaan) melebihi aset neto pada awal
periode.
Penghasilan dan beban didefenisikan sebagai berikut :

1. Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi, yang
menyebabkan kenaikan aset neto (ekuitas), dalam bentuk penambahan atau
pemasukan aset atau penurunan liabilitas, yang tidak berasal dari kontribusi pemilik
modal.

2. Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi, yang
menyebabkan penurunan aset neto (ekuitas), dalam bentuk arus keluar atau
berkurangnya aset atau bertambahnya liabilitas, yang bukan termasuk distribusi
kepada pemilik.

Total laba rugi komprehensif dibagi menjadi berikut :

1. Komponen “laba rugi”

Laba rugi adalah total pendapatan dikurangi beban, yang tidak termasuk dalam
komponen pendapatan komprehensif lain.

2. Komponen “pendapatan komprehensif lain”

Pendapatan ini berisi pos-pos pendapatan dan beban yang tidak diakui dalam laba
rugi, sebagaimana diisyaaratkan oleh SAK lainnya.
Perlu diingat bahwa salah satu pos yang merupakan pnghasilan atau beban dari kegiatan
operasi di suatu perusahaan mungkin menjadi pos yang tidak reguler di perusahaan lain.
Namun, perusahaan dilarang menyajikan pos penghasilan dan beban sebaagai pos luar
biasa dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas lapora keuanga. Pos yang
bersifat tidak biasa karena jarang terjadi dapat disajikan sebagai keuntungan atau
kerugian non-operasi.

Penghasilan dikelompokkan menjadi 2 unsur, yaitu :

1. Pendapatan, merupakan penghasilan yang berasal dari aktivitas operasi utama


perusahaan.

2. Keuntungan (gain), merupakan kenaikan aset neto yang berasal dari transaksi insidental
di luar transaksi perusahaan yang menghasilkan pendapatan.

Beban juga dikelompokkam nemjadi 2 unsur, yaitu :

1. Beban (expense), merupakan beban yang berasal dari aktivitas operasi utama perusahaan.
2. Kerugiaan (loss), merupakan beban yang berasal dari transaksi insidental.

Komponen pendapataan komprehensif lain, antara lain :

1. Perubahan dalam surplus revaluasi aset tetap dan aset tak berwujud.

2. Surplus revaluasi adalah selisih antara nilai revaluasi dengan nilai tercatat aset tetap dan
aset tak berwujud yang diukur menggunakan model revaluasi.

3. Keuntungan dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti yang diakui. Terdiri atas
(a) penyesuaian akibat perbedaan antara asumsi aktuarial dan kenyataan dan

(b) dampak perubahan asumsi aktuarial.

4. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari entitas
asing.

5. Kentungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuanga yang dikategorikan
sebagai tersedia untuk dijual. Keuntungan dan kerugian ini berasal dari keuntungan dan
kerugian belum terealisasi berupa selisih antara nilai tercatat aset keuangan tersedia untuk
dijual dengan wajarnya pada tanggal pelaporan keuangan.

6. Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam rangka
lindung nilai arus kas.

Anda mungkin juga menyukai