KELOMPOK 3
Ekonomi Akuntansi
Universitas Mahasaraswati
2016/2017
Format laporan laba rugi sebenarnya sangat sederhana. Beberapa komponen di dalam
berupa, (1)Header Laporan dan (2) isi laporan laba rugi yang berisi komponen-komponen
kegiatan usaha yang menghasilkan laba atau rugi. Beberapa perusahaan memiliki format
penyusunan laporan laba rugi yang sangat mendetail. Kedua format laba rugi memiliki kelebihan
dan kekurangan masing-masing. Di bawah ini kami berikan penjelasan lengkap dari kompenen
tersebut beserta contoh gambar laporan laba rugi sederhana.
Penjelasan:
1. Header
Header atau Kop dari laporan laba rugi berupa nama UKM atau Start Up dan jenis
usahanya, judul laporan dan periode laporan. Di beberapa format laporan laba rugi
perusahaan ada yang mencantumkan alamat dan logo perusahaan sesuai dengan kop
surat perusahaan. Meskipun terkesan sepele, header laporan juga merupakan elemen
penting laporan laba rugi. Karena header adalah bagian awal yang akan dibaca oleh
pengguna atau pembaca laporan.
2. Isi Laporan
Isi laporan adalah bagian terpenting dalam laporan keuangan. Di dalamnya memuat
komponen-komponen yang mempengaruhi laba atau rugi suatu UKM atau Start Up.
Komponen-komponen yang di dalam bagian isi laporan laba rugi secara sederhana
adalah sebagai berikut:
Di dalam komponen ini berisi hasil kegiatan penjualan UKM dan start up yang
menghasilkan pendapatan. Selain itu di dalamnya terdapat komponen-komponen
yang mempengaruhi penjualan seperti diskon dan retur barang yang diberikan jika
UKM atau Start Up tersebut bergerak dibidang penjualan barang. Namun untuk
UKM atau Start Up yang bergerak di bidang jasa, sederhananya hanya terdapat
pendapatan jasa saja. Pendapatan lain dalam komponen bisa berupa penyewaan
aset yang dimiliki oleh UKM atau Start Up kepada orang lain.
Komponen kedua dari bagian isi laporan laba rugi adalah Harga Pokok Penjualan
(HPP). HPP adalah biaya-biaya yang timbul ketika barang diproduksi. Ketika
memproduksi sebuah barang untuk dijual, biasanya UKM atau Start Up menemui
beberapa biaya-biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan produksi tersebut.
Biayanya bisa berupa listrik untuk peralatan produksi, kerusakan bahan baku, gaji
pegawai produksi, promosi marketing dan lain-lain. Hal-hal tersebut harus
diperhitungkan untuk menetapkan harga pokok penjualan dan margin penjualan
untuk menghasilkan laba pada produksi suatu barang. Dalam UKM atau Start Up
jasa, mungkin jarang ditemui adanya HPP atau bahkan tidak ada. Namun ada
beberapa UKM atau Start Up jasa menetapkan HPP berbeda untuk proyek-proyek
jasa tertentu untuk biaya-biaya seperti telekomunikasi, transportasi, tunjangan
proyek dan lain-lain.
c. Komponen Biaya
Komponen Biaya adalah komponen keempat yang ada di dalam isi laporan laba
rugi. Biaya yang ada di dalam komponen ini adalah biaya-biaya yang berbeda
yang muncul di HPP. Biaya-biaya tersebut biasanya berupa biaya listrik kantor,
biaya telpon dan internet kantor, biaya penyusutan kantor dan biaya-biaya lain
yang sifatnya administratif bukan produksi. Di bagian ini beberapa UKM dan start
up biasanya akan kebingungan memisahkan biaya-biaya tersebut. Namun seiring
perkembangan usaha yang dijalaninya, pengusaha UKM dan start up juga mampu
memisahkannya.
Ini adalah komponen terpenting dari laporan laba rugi. Hasil laporan laba rugi
adalah hasil pengurangan pendapatan dengan HPP dan biaya-biaya administrasi
yang ada sebelumnya. Berapapun angka yang muncul dalam hasil laporan laba
rugi harus ditunjukan. Meskipun UKM atau start up tersebut pada akhirnya
menunjukan hasil negatif atau mengalami kerugian dari usaha yang dijalaninya.
Sebagai indikator keberhasilan di masa yang lalu dan harapan di masa yang akan
datang, earning per share memberikan gambaran yang penting dari keberhasilan itu. Namun
demikian earning per share bukan satu-satunya alat penilai keberhasilan perusahaan. Alat ini
masih harus dikombinasikan dengan alat yang lain dan diinterpretasikan lebih jauh.
Angka laba per lembar saham (EPS) diperoleh dari laporan keuangan yang disajikan
oleh perusahaan. Karena itu langkah pertama yang dilakukan adalah memahami laporan
keuangan yang disajikan perusahaan. Ada dua laporan keuangan yang utama yaitu neraca dan
laporan rugi laba. Neraca menunjukan posisi kekayaan, kewajiban financial dan modal
sendiri pada waktu tertentu. Laporan rugi laba menunjukan berapa penjualan yang diperoleh,
berapa biaya yang ditanggung dan berapa laba yang diperoleh perusahaan pada periode
waktu tertentu (biasanya selama 1 tahun).
Dalam prakteknya, para investor di pasar modal mempunyai beberapa motif atau tujuan
dalam membeli saham bank yang telah melakukan emisi sahamnya. Motif-motif tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Memperoleh deviden berdasarkan keputusan RUPS.
2. Mengejar Capital Gain jika bermain di bursa efek.
3. Menguasai perusahaan melalui pencapaian mayoritas saham.
Laba per saham (earnings per share-EPS) sangat banyak digunakan dalam mengevaluasi
kinerja operasi dan profitabilitas suatu perusahaan. Dilusi (dilution) merupakan pengurangan laba
per saham atau peningkatan kerugian per saham yang berasal dari efek dilutive yang dikonversi
menjadi laba per saham, eksekusi opsi dan waran, atau pengeluaran saham tambahan sesuai
dengan kontrak tertentu.
Struktur Modal Sederhana
Struktur Modal Sederhana hanya terdiri atas saham biasa dan efek yang tidak dapat
dikonversi dan tidak memiliki efek dilusi yang potensial. Untuk perusahaan dengan struktur
modal sederhana, diwajibkan penyajian satu laba per saham yang dihitung sebagai berikut :
Perusahaan dianggap memiliki struktur modal yang kompleks jika perusahaan memiliki
efek berpotensi dilusi seperti efek yang dapat dikonversi, opsi dan waran, dan perjanjian
pengeluaran saham sejenisnya. Lebih dari 25% perusahaan yang sahamnya diperdagangkan untuk
umum memiliki efek berpotensi dilusi. Untuk perusahaan dengan struktur modal yang kompleks,
diwajibkan penyajian dua laba per saham yaitu EPS basic dna EPS diluted. Rumus perhitungan
EPS basic sama dengan rumus pada EPS basic struktur modal sederhana. Sedangkan untuk EPS
diluted : Pembilang untuk EPS diluted menyesuaikan laba bersih terhadap dampak berikutefek
yang dapat dikonversi atau opsi dieksekusi :
1 Jika saham preferen yang dikonversi menjadi saham biasanya, maka dividen saham
preferen harus dikeluarkan karena diasumsikansaham preferen tidak lagi beredar.
2 Jika obligasi yang dikonversi, beban sahambiasa, maka dividen saham bersih. Ini
dilakukan dengan menambahkan kembali jumlah bunga yang terjadi setelah dikurangi
pajak.
Perhitungan Dasar
Earning per share pada dasarnya dihitung melalui perhitungan berikut ini:
Contoh:
Pada tanggal 1 januari 1991, PT "HISAM" mempunyai saham beredar 10.000 lembar saham
biasa dan 2.000 lembar saham prioritas kumulatif, tidak partisipatid 10% nominal Rp 100,00.
Setiap tahun dibayarkan dividen sahan prioritas. Pada tanggal 1 juli 1991, dijual saham baru
1.500 lembar saham biasa dan pada 1 oktober 1991 dibeli sebagai saham treasury 1.000 lembar
saham biasa. Laba tahun 1991 adalah Rp 125.000,00.
EPS = Rp 10,00
L/R R/E
Note : Penyesuaian periode sebelumnya adalah kesalahan yang dilakukan pada periode
sebelumnya yang dketahui dan dikoreksi pada periode sekarang, kecuali penyesuaian terhadap
perubahan umur aktiva tetap dan nilai residu, dan perubahan jumlah taksiran kerugian piutang.
Penyesuaian akan Nampak sebagai berikut :
R/E, saldo awal XXXX
Koreksi kesalahan periode sebelumnya (XXXX)
Laba ditahan setelah penyesuaian, saldo awal XXXX
Laba ditahan (R/E) sangat erat hubungannya dengan dividen. Dimana dividen adalah pembagian
laba kepada pemegang saham atas hak kepemilikan lembar saham perusahaan.
Macam-macam Dividen
1. Dividen Kas
Dividen yang paling umum dibagikan oleh PT adalah dividen kas. Yang perlu diperhatikan oleh
pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya dividen kas ialah apakah jumlah
uang yang ada mencukupi untuk pembagian dividen tersebut.
2. Dividen Aktiva Selain Kas ( Property Dividends )
Aktiva yang dibagikan bisa berbentuk surat-surat berharga perusahaan lain yang dimiliki oleh
PT, barang dagangan atau aktiva-aktiva lain. Pemegang saham akan mencatat dividen yang
diterimanya ini sebesar harga pasar aktiva tersebut
3. Dividen Utang ( Scrip Dividends )
Dividen utang timbul apabila laba tidak dibagi itu saldonya mencukupi untuk pembagian
dividen, tetapi saldo kas yang ada tidak cukup. Sehingga pimpinan PT akan mengeluarkan scrip
dividends yaitu janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu di waktu yang akan datang.
4. Dividen Likuidasi
Dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian merupakan pembagian modal. Apabila
perusahaan membagi dividen likuidasi, maka para pemegang saham harus diberitahu mengenai
berapa jumlah pembagian laba dan berapa yang merupakan pengembalian modal, sehingga para
pemegang saham bisa mengurangi rekening investasinya.
5. Dividen Saham
Dividen saham adalah pembagian tambahan saham, tanpa dipungut pembayaran kepada para
pemegang saham, sebanding dengan saham-saham yang dimilikinya.
Tiga tanggal penting dalam pembagian dividen diantaranya adalah:
a. Semua aktiva dinilai kembali pada nilainya sekarang (biasanya nilai bersih yang dapat
direalisasi) sehingga perusahaan tidak dibebani biaya yang tinggi pada tahun-tahun
berikutnya karena nilai aktiva yang terlalu tinggi.
b. Agio harus dibentuk paling tidak sama dengan jumlah deficit, dengan cara donasi dari
pemegang saham perusahaan, pengurangan nominal saham, atau cara-cara lainnya.
1. Adanya bagian atau elemen hak-hak pemegang saham yang dicatat dengan nilai
terlalu tinggi;
2. Adanya aktiva-aktiva yang dinilai tinggi menurut ukuran yang berlaku pada waktu
itu;
Tiga kategori berikut biasanya muncul pada kelompok ekuitas pemegang saham :
1. Modal saham
2. Tambahan modal disetor (modal yang melebihi nilai dari atau nilai ditetapkan)
3. Laba ditahan
Dua kategori pertama, yaitu modal saham dan tambhan modal disetor merupakan modal
kontribusi, sementara laba ditahan merupakan modal yang diperoleh perusahaan.
1.
Laporan ekuitas pemegang saham biasanya disajikan dalam format sebagai berikut :
2. Penambahan
3. Pengurangan
ANALISIS
Beberapa rasio menggunakan jumlah yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham untuk
mengevaluasi profitabilitas dan solvensi jangka panjang terdiri dari :
1. Rasio Pengembalian atas ekuitas saham biasa
Rasio yang menunjukkan seberapa banyak dolar laba bersih yang diperoleh dari setiap
dolar yang diinvestasikan oleh pemiliknya.
2. Rasio pembayaran
Laporan laba rugi komprehensif adalah laporan yang mengukur keberhasilan kinerja
perusahaan selama periode tertentu. Informasi tentang kinerja perusahaan digunakan untuk
menilai dan memprediksi jumlah dan waktu atas keetidakpastian arus kas masa depan.
Kegunaan Laporan Laba Rugi Komprehensif
Laporan laba rugi komprehensif berguna untuk membantu pengguna laporan keuangan
memprediksi arus kas masa depan, dalam rangka menentukan profitabilitas, nilai investasi, dan
kekayaan kredit. Laporan laba rugi komprehensif sering digunakan oleh nenerapa pengguna
keuangan atara lain :
1. Investor
2. Kreditor
Dengan menggunakan informasi laba rugi masa lalu, kreditor dapat memahami
kemampuan calon debitur dalam menghasilkan arus kas masa depan yang diperlukan
untuk membayar beban bunga dan membayar pokok pinjaman.
3. Manajemen
Selain investor dan kreditor, manajemen juga berkepentingan terhadap laporan laba rugi
komprehensif. Selain itu, dibanyak perusahaan, bonus yang diberikan keada manajer
ditetntukan berdasarkan keberhasilannya dalam mencapai target laba.
- Penghasilan atau beban yang tidak dapat diukur dengan andal, tidak dimasukkan
ke dalam laporan laba rugi komprehensif.
5. Kualitas Laba
Informasi kinerja perusahaan yang tecermin pada informasi laba di laporan laba rugi
komprehensif merupakan informasi yang penting dilihat oleh investor dalam
pengambilan keputusan mengenai investasi atau kredit, dan juga informasi untuk
mengevaluas kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan.
Manajemen laba merupakan tindakan mengatur waktu pengakuan pendapatan, beban
keuntungan, atau kerugian agar mencapai informasi laba tertentu yang diinginkan, tanpa
melanggar ketentuan di standar akuntansi. Biasanya, manajemen laba dilakukan dalam
bentuk menaikkan laba untuk mencapai target laba tertentu, misalnya dengan cara
mengakui pendapatan secara prematur. Atau dapat juga dilakukan dalam bentuk
menurunkan laba di periode ini, agar dapat menaikkan pendapatan di periode mendatang,
misalnya dengan cara mengakui kerugian penurunan niali piutang berlebihan dengan
asumsi yang kurang realistis.
Jadi, kualitas laba menjadi sangat penting karena dapat dipengaruhi oleh manajemen
laba. Manajemen laba dapat merusak informasi yang dihasilkan laporan keuangan dan
menjadi informasi yang menyesatkan. Lebih jauh lagi, kualitas laba yang rendah akan
merusak kepercayaan investor terhadap informasi yang tersaji di laporan keuangan.
Total laba rugi komprehensif adalah perubahan ekuitas selama satu periode yang
dihasilkan dari transaksi dan peristiwa lainnya, selain perubahan yang dihasilkan dari
transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik.
Konsep laba berkaitan langsung dengan unsur penghasilan dan beban. Menurut konsep
ini, laba hanya diperoleh apabila jumlah finansial (uang) dari aset neto pada akhir periode
(diluar dari periode dan kontribusi pemilik perusahaan) melebihi aset neto pada awal
periode.
Penghasilan dan beban didefenisikan sebagai berikut :
1. Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi, yang
menyebabkan kenaikan aset neto (ekuitas), dalam bentuk penambahan atau
pemasukan aset atau penurunan liabilitas, yang tidak berasal dari kontribusi pemilik
modal.
2. Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi, yang
menyebabkan penurunan aset neto (ekuitas), dalam bentuk arus keluar atau
berkurangnya aset atau bertambahnya liabilitas, yang bukan termasuk distribusi
kepada pemilik.
Laba rugi adalah total pendapatan dikurangi beban, yang tidak termasuk dalam
komponen pendapatan komprehensif lain.
Pendapatan ini berisi pos-pos pendapatan dan beban yang tidak diakui dalam laba
rugi, sebagaimana diisyaaratkan oleh SAK lainnya.
Perlu diingat bahwa salah satu pos yang merupakan pnghasilan atau beban dari kegiatan
operasi di suatu perusahaan mungkin menjadi pos yang tidak reguler di perusahaan lain.
Namun, perusahaan dilarang menyajikan pos penghasilan dan beban sebaagai pos luar
biasa dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas lapora keuanga. Pos yang
bersifat tidak biasa karena jarang terjadi dapat disajikan sebagai keuntungan atau
kerugian non-operasi.
2. Keuntungan (gain), merupakan kenaikan aset neto yang berasal dari transaksi insidental
di luar transaksi perusahaan yang menghasilkan pendapatan.
1. Beban (expense), merupakan beban yang berasal dari aktivitas operasi utama perusahaan.
2. Kerugiaan (loss), merupakan beban yang berasal dari transaksi insidental.
1. Perubahan dalam surplus revaluasi aset tetap dan aset tak berwujud.
2. Surplus revaluasi adalah selisih antara nilai revaluasi dengan nilai tercatat aset tetap dan
aset tak berwujud yang diukur menggunakan model revaluasi.
3. Keuntungan dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti yang diakui. Terdiri atas
(a) penyesuaian akibat perbedaan antara asumsi aktuarial dan kenyataan dan
4. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari entitas
asing.
5. Kentungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuanga yang dikategorikan
sebagai tersedia untuk dijual. Keuntungan dan kerugian ini berasal dari keuntungan dan
kerugian belum terealisasi berupa selisih antara nilai tercatat aset keuangan tersedia untuk
dijual dengan wajarnya pada tanggal pelaporan keuangan.
6. Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam rangka
lindung nilai arus kas.