Anda di halaman 1dari 23

Pelanggaran Perjanjian Hutang dan Tanggapan Akunting dari Para Manajer

Makalah ini meneliti perubahan akunting, biaya gagal bayar, dan perjanjian berbasis akunting yang dilanggar oleh 130 perusahaan yang melaporkan pelanggaran dalam laporan tahunan. Saya menemukan bahwa para manajer dari perusahaan yang mendekati gagal bayar bereaksi dengan perubahan akunting peningkatan pendapatan dan bahwa biaya gagal bayar yang dipaksakan oleh pemberi pinjaman dan fleksibilitas akunting yang tersedia bagi para manajer adalah faktor penentu penting dari tanggapan akunting para manajer. Saya juga mendokumentasikan bahwa perjanjian pinjaman pribadi adalah yang pertama dilanggar, bahwa kekayaan bersih dan pembatasan modal kerja adalah pembatasan yang paling sering dilanggar, dan bahwa dalam 52 persen kasus pemberi pinjaman mensyaratkan konsesi dari peminjam untuk menyelesaikan kegagalan bayar. ata kun!i" #erjanjian ontrak, #ilihan $kunting, #elanggaran #erjanjian. 1. Kata Pengantar etentuan surat perjanjian hutang dihipotesakan sebagai faktor penentu penting dari pilihan kebijakan akunting para manajer. %ukti empiris yang masih ada !ampur aduk. Studi pilihan akunting lintas bagian &metode penelitian yang melibatkan pengamatan dari semua populasi' umumnya mendukung Hipotesa Hutang dengan semua kondisi lain tetap sama, makin besar rasio hutang terhadap ekuitas perusahaan, makin mungkin manajer perusahaan memilih prosedur akunting peningkatan pendapatan. (amun, studi rangkaian waktu baru baru ini yang meneliti pilihan akunting para manajer ketika perusahaan nyaris melanggar pembatas perjanjian hutang memberikan hasil yang !ampur aduk )lihat *ealy dan #alepu &1++0', ,e-ond dan .iambal/o &1++0', dan ,e$ngelo, ,e$ngelo, dan Skinner &1++0'1. 2ntuk memberikan uji langsung dari dalil bahwa para manajer mengubah prosedur akunting menanggapi pembatasan perjanjian hutang yang makin ketat, saya meneliti rangkaian waktu dari pilihan akunting para manajer sebelum perusahaan melanggar pembatasan berbasis akunting dalam perjanjian hutang. Saya mendokumentasikan apakah manajer mengubah prosedur akunting, tipe mana dari prosedur akunting yang diubah oleh manajer, kapan manajer membuat perubahan ini, dan sampai batas mana perubahan ini mempengaruhi pembatasan dari perjanjian berbasis akunting.

*asilnya mengindikasikan bahwa para manajer perusahaan yang mendekati pelanggaran atas pembatasan berbasis akunting lebih mungkin untuk membuat perubahan akunting tidak wajib peningkatan pendapatan dan lebih awal mengadopsi perubahan akunting wajib peningkatan pendapatan daripada mengendalikan perusahaan, menyesuaikan dengan industri, ukuran, dan periode waktu. arena literatur tidak menyedia3kan teori pilihan kebijakan akunting yang efisien dengan tidak hadirnya manipulasi manajerial, saya mengandalkan kelompok kontrol ini untuk menyediakan tolok ukur dari pilihan kebijakan akunting yang efisien. 4iadanya sebuah kelompok kontrol yang ideal &hanya berbeda terkait dengan kedekatan kepada perjanjian', membiarkan hasilnya terbuka terhadap beberapa interpretasi. Satu interpretasi adalah bahwa para manajer membuat perubahan akunting untuk mengimbangi peningkatan dalam keketatan pembatasan berbasis akunting disaat perusahaan mereka mendekati kegagalan bayar teknis. 5ang lain adalah bahwa para manajer dari perusahaan yang gagal bayar beralih ke aturan yang paling efisien dari pilihan akunting untuk perusahaan mereka yang se!ara finansial tertekan. Sementara saya tidak bisa membedakan antara hipotesa hipotesa ini karena hipotesa yang terakhir tidak terjelaskan se!ara baik, saya dapat menguji bentuk yang lebih spesifik dari hipotesa berdasarkan efisiensi" *ipotesa Manajemen as. arena perusahaan yang gagal bayar mengalami kemerosotan dalam mengoperasikan aliran kas sebelum gagal bayar teknis &sementara perusahaan kontrol tidak', para manajer yang gagal bayar memiliki insentif untuk membuat perubahan peningkatan kas. Sementara sebagian besar dari perubahan akunting yang dibuat oleh perusahaan yang gagal bayar adalah peningkatan kas, perusahaan yang gagal bayar juga membuat jumlah yang lebih besar se!ara signifikan dari peningkatan pendapatan, perubahan akunting peningkatan non kas dibandingkan perusahaan kontrol. 6ebih lanjut, analisis lintas bagian menyiratkan bahwa para manajer dari perusahaan yang gagal bayar mengubah prosedur akunting menanggapi kemerosotan dalam kekayaan bersih dibandingkan kemerosotan dalam pengoperasian aliran kas. ,engan demikian, hipotesa manajemen kas tidak sepenuhnya menjelaskan respons akunting dari para manajer. arena prosedur pemilihan sampel saya mensyaratkan perusahaan untuk memberikan analisa berdasarkan kinerja terakhir dari pembatasan pelanggaran perjanjian hutang, tidak satupun perusahaan yang diteliti dalam studi ini menghindari pembatasan dan menghindarkan diri dari pelanggaran sepenuhnya. %ias pemilihan ini bisa berakibat dalam sampel dari perusahaan yang gagal bayar yang tidak mengubah prosedur akunting karena perusahaan perusahaan ini memerlukan efek penghasilan yang besar untuk menunda kegagalan bayar

teknis dan7atau perusahaan ini memiliki sedikit kesempatan untuk meningkatkan pendapatan melalui perubahan akunting. ,engan demikian, bias prosedur pemilihan terhadap hipotesa nol bahwa para manajer mengalih ke prosedur akunting peningkatan pendapatan pada tahun tahun disekitar saat gagal bayar. ,alam makalah ini, saya memperluas literatur sebelumnya dalam beberapa !ara. #ertama, saya menyediakan uji yang berbeda dan se!ara potensial lebih ampuh dari hipotesa berdasarkan perjanjian dengan meneliti perusahaan yang melanggar perjanjian kekayaan bersih minimum dan modal kerja daripada pembatasan de/iden )lihat *ealy dan #alepu &1++0' dan ,e$ngelo dan kawan kawan &1++0'1 dan dengan menganalisa perubahan akunting daripada akrual tidak normal )lihat ,e-ond dan .iambal/o &1++0' dan ,e$ngelo dan kawan kawan &1++0'1. 8ni adalah studi pertama untuk mendokumentasikan perubahan dalam metode akunting yang dibuat para manajer menaggapi pelanggaran perjanjian hutang. edua, saya mendokumentasikan apakah perubahan akunting sebenarnya menunda pelanggaran dari pembatasan berbasis akunting untuk satu atau lebih periode akunting. $khirnya, makalah ini memberikan bukti bahwa respons akunting dari para manajer tergantung pada apakah biaya gagal bayar dibebankan oleh kreditor, apakah manajer memiliki fleksibilitas akunting, dan apakah biaya pajak yang signifikan dikaitkan dengan perubahan akunting yang tersedia. Se!ara agregat, makalah ini memberikan bukti yang paling langsung sampai sekarang dalam mendukung hipotesa berdasarkan perjanjian dimana para manajer dari perusahaan yang mendekati kegagalan bayar teknis merespons dengan perubahan akunting peningkatan pendapatan. Studi ini disusun sebagai berikut. %agian 2 meninjau penelitian sebelumnya yang rele/an dan menjelaskan bagaimana uji empiris yang dilaksanakan dalam makalah ini berbeda dari studi lainnya. *ipotesa tambahan juga dikembangkan dalam bagian 2. %agian 3 menjelaskan prosedur pemilihan sampel untuk sampel yang gagal bayar dan sampel kontrol. Sebuah deskripsi dari pembatasan berbasis akunting yang mana yang paling sering dilanggar dan sebuah deskripsi dari biaya gagal bayar yang dibebankan pada perusahaan yang melanggar diberikan dalam bagian 0. ,alam bagian 5, saya mendokumentasikan perubahan akunting yang sukarela maupun wajib yang dibuat oleh para manajer dalam tahun tahun disekitar saat gagal bayar teknis. arena semua manajer tidak mengubah prosedur akunting di tahun tahun sekitar saat gagal bayar teknis, bagian 5 menelusuri apakah respons akunting para manajer tergantung pada biaya gagal bayar yang dibebankan oleh kreditor dan fleksibilitas akunting yang tersedia bagi manajer. Menggunakan 22 kasus, bagian 9 mendokumentasikan apakah

perubahan akunting manajer sebenarnya menunda gagal bayar teknis untuk satu atau lebih periode akunting. %agian : menyimpulkan. 2. Kaitan dengan penelitian sebelumnya *ipotesa yang sudah mapan dalam literatur akunting adalah bahwa para manajer mengubah kebijakan akunting untuk menghindari pembatasan berbasis akunting yang ditemukan dalam perjanjian hutang &misalnya, *ipotesa %erdasarkan #erjanjian'. Studi sebelumnya tidak menguji hipotesa berdasarkan perjanjian se!ara langsung. Sebaliknya, studi sebelumnya menggunakan rasio hutang terhadap ekuitas dari perusahaan sebagai wakil untuk kedekatan kepada pembatasan perjanjian dan menguji hipotesa hutang. ;hristie &1++0' menjumlahkan hasil lintas bagian yang ada dan menemukan dukungan untuk hipotesa hutang. #ara peneliti menginterpretasikan dukungan untuk hipotesa hutang sebagai bukti bahwa para manajer mengubah kebijakan akunting untuk menghindari pembatasan berbasis akunting yang ditemukan dalam perjanjian hutang. (amun, perusahaan yang diteliti dalam studi lintas bagian yang ada tidak selalu dekat kepada pembatasan perjanjian hutang mereka pada suatu waktu dalam penelitian. <atts dan =immerman &1++0' mempertanyakan apakah kaitan yang didokumentasikan antara daya ungkit dan pilihan akunting disalah3artikan oleh para peneliti sebagai akibat dari oportunisme manajerial, ketika faktanya adalah akibat dari korelasi antara sekumpulan peluang in/estasi perusahaan, kebijakan finansial, dan sekumpulan metode akunting mereka yang efisien &misalnya, *ipotesa %erdasarkan >fisiensi'. 6ebih lanjut, karena sangat mahal bagi perusahaan untuk berpindah bolak balik antar prosedur akunting, kebijakan akunting perusahaan saat ini tergantung pada riwayat pilihan kebijakan akunting dan rangkaian waktu dari /ariabel yang dihipotesakan untuk mempengaruhi kebijakan akunting )lihat Sweeney &1++2'1. ,engan demikian, studi lintas bagian tidak memberikan tes yang paling langsung maupun paling ampuh dari hubungan antara pilihan akunting dan kontrak hutang. 2ntuk menyediakan tes yang lebih ampuh, tiga studi baru baru ini meneliti rangkaian waktu dari pilihan akunting para manajer ketika perusahaan nyaris melanggar pembatasan perjanjian hutang. *asil dari studi rangkaian waktu ini !ampur aduk. *ealy dan #alepu &1++0' mendokumentasikan respons akunting dan de/iden dari perusahaan terhadap peningkatan dalam keketatan dari pembatasan de/iden. Mereka menyimpulkan bahwa perusahaan memotong de/iden tetapi tidak membuat perubahan akunting untuk menghindari pembatasan de/iden. ,e$ngelo, ,e$ngelo, dan Skinner &1++0' meneliti pilihan akunting

dari :9 perusahaan (5S> dengan kerugian yang berkelanjutan dan pengurangan de/iden, sekitar 00? diantaranya dipaksa oleh perjanjian de/iden yang mengikat. Mereka menemukan bahwa pilihan akunting para manajer terutama men!erminkan pengakuan akan kesulitan finansial perusahaan mereka &melalui akrual tidak normal negatif dan penghapusan nilai asset tidak wajib', daripada usaha untuk menggelembungkan penghasilan yang dilaporkan. ,e-ond dan .iambal/o &1++0' meneliti akrual yang tidak normal dari +0 perusahaan yang melaporkan pelanggaran perjanjian dalam laporan tahunan. ontras dengan ,e$ngelo dan kawan kawan, ,e-ond dan .iambal/o menemukan bahwa pada tahun sebelum pelanggaran, akrual tidak normal adalah positif dan signifikan. #ada tahun pelanggaran, ,e-ond dan .iambal/o menemukan beberapa bukti dari akrual tidak normal positif setelah mengontrol untuk perubahan manajemen dan kualifikasi auditor bisnis yang berfungsi bebas dari an!aman likuidasi dalam waktu dekat &going !on!ern'. ,alam makalah ini, saya memberikan uji yang berbeda dan se!ara potensial lebih ampuh dari hipotesa berdasarkan perjanjian dengan menganalisa perubahan akunting daripada akrual yang tidak normal dan dengan meneliti perusahaan yang melanggar perjanjian kekayaan bersih minimum dan modal kerja daripada pembatasan de/iden. 8nterpretasi dari bukti akrual tidak normal sulit untuk beberapa alasan" &i' perubahan dalam akrual menunjukkan korelasi serial negatif )lihat ,e!how &1++3'1@ &ii' perubahan dalam akrual berkorelasi dengan perubahan dalam tingkat aktifitas ekonomi perusahaan )lihat ,e!how, Sloan, dan Sweeney &1++3'1@ dan &iii' ukuran akrual tidak normal salah menggolongkan efek penghasilan dari beberapa perubahan akunting, seperti misalnya likuidasi 68-A. ,engan demikian, saya menganalisa perubahan akunting lebih daripada akrual tidak normal. *ealy dan #alepu &1++0' meneliti perusahaan yang nyaris melanggar pembatasan de/iden, perjanjian yang negatif. #erjanjian yang negatif menghalangi atau membatasi aktifitas in/estasi dan finansial tertentu ke!uali kondisi berbasis akunting tertentu dipenuhi )lihat Smith dan <arner &1+:+' dan 6eftwi!h &1+B3'1. Saya meneliti perusahaan yang melanggar perjanjian afirmatif, seperti misalnya pembatasan kekayaan bersih minimum dan modal kerja. #erjanjian afirmatif mensyaratkan perusahaan untuk mempertahankan tingkat yang ditentukan dari rasio berbasis akunting, saham, atau aliran &kas'. Se!ara empiris perusahaan melanggar perjanjian afirmatif@ perusahaan jarang melanggar perjanjian negatif &lihat bagian 0'. #elanggaran terhadap perjanjian afirmatif adalah sebuah Cperistiwa gagal bayarD membuat pemberi pinjaman pilihan untuk memper!epat jatuh tempo hutang )lihat ;astle &1+B0'1. (amun, pemberi pinjaman tidak mempunyai hak untuk memaksakan pembayaran hutang semata mata karena

perjanjian negatif yang mengikat. 2ntuk sebuah Cperistiwa gagal bayarD terjadi terkait dengan perjanjian negatif, manajer harus membayar de/iden atau menerbitkan hutang baru ketika perjanjian hutang membatasi tindakan sema!am itu. Aleh karena itu, seperti didiskusikan oleh *ealy dan #alepu, pelanggaran dari perjanjian afirmatif lebih mungkin daripada pelanggaran dari perjanjian negatif untuk memi!u respons akunting. Saya juga memperluas karya sebelumnya dengan mengkondisikan respons akunting yang diperkirakan pada dua asumsi yang mendasari hipotesa berdasarkan perjanjian" &i' bahwa gagal bayar teknis sangat mahal dan &ii' bahwa seorang manajer memiliki fleksibilitas akunting yang dibutuhkan untuk menanggapi gagal bayar yang berikutnya. #ada tahun tahun sebelum pelanggaran yang dilaporkan, bila gagal bayar teknis akan terjadi dibawah satu metode akunting, maka manajer diduga untuk beralih metode untuk menghindari pelanggaran. (amun, seorang manajer diperkirakan untuk beralih metode hanya jika perubahan peningkatan pendapatan tersedia dan hanya jika manajer memperkirakan pemberi pinjaman untuk membebankan biaya gagal bayar. ,engan demikian, bila hipotesa berdasarkan perjanjian memberikan sebuah interpretasi yang absah dari hasil mendasar dari makalah ini, manajer perusahaan memiliki fleksibilitas akunting dan menanggung biaya gagal bayar seharusnya lebih mungkin untuk membuat perubahan akunting peningkatan pendapatan menanggapi pengetatan pembatasan perjanjian hutang daripada manajer perusahaan yang tidak memiliki fleksibilitas akunting dan7atau tidak menanggung biaya gagal bayar. Saya juga berhipotesa bahwa para manajer mengubah ke prosedur akunting peningkatan pendapatan sementara dalam kegagalan bayar teknis. Seringnya sebuah perusahaan tetap dalam gagal bayar teknis selama beberapa tahun dan seringnya biaya gagal bayar dibebankan hanya saat perusahaan tetap dalam kondisi gagal bayar. Sebagai !ontoh, laporan tahunan Amnimedi!al tahun 1+B3 mengindikasikan bahwa Csebuah re/isi terhadap perjanjian kredit &yang dilanggar' memberikan peningkatan E? dalam tingkat bunga pada tiap kuartal perusahaan tidak memenuhi perjanjian dalam kesepakatan iniD. ,alam !ontoh lain, perjanjian restrukturisasi dari (ashua ;orporation di tahun 1+B3 men!iptakan bunga sekuritas pada semua asset perusahaan se!ara substansial untuk keuntungan para pemberi pinjaman sampai apakah &i' (ashua membayar lebih dulu sedikitnya F 1B juta dalam bentuk pinjaman dari penawaran yang sedang berlangsung atas saham modalnya atau &ii' peningkatan kekayaan bersih yang berwujud dan terkonsolidasi dari (ashua diatas tingkat pada tanggal 31 ,esember 1+B3 dengan sedikitnya F 15 juta yang mana sedikitnya F :.5 juta harus

disebabkan oleh pendapatan bersih untuk periode setelah 31 ,esember 1+B3. Aleh karena itu, manajer terus memperoleh insentif untuk mengubah prosedur akunting sementara dalam kondisi gagal bayar. 3. Prosedur pemilihan sampel 2ntuk menyediakan uji yang langsung dan ampuh dari hubungan antara perjanjian hutang dan pilihan akunting, saya mengidentifikasi suatu waktu ketika perusahaan melanggar pembatasan berbasis akunting dalam perjanjian hutang mereka dan mendokumentasikan rangkaian waktu dari pilihan akunting manajer disekitar pelanggaran ini. Se!ara ekstrim, karena kriteria pemilihan sampel saya mensyaratkan perusahaan untuk melanggar pembatasan perjanjian hutang, perusahaan yang mampu melaksanakan fleksibilitas akunting mereka untuk menghindari pembatasan dan menghindar dari pelanggaran dike!ualikan. #erusahaan yang dike!ualikan ini harus menyediakan tes yang paling ampuh, tetapi juga sulit, bila bukannya tidak mungkin, untuk mengidentifikasi. *anya perusahaan yang telah kehabisan fleksibilitas akunting mereka ada dalam sampel pelanggaran. %ias pemilihan ini se!ara potensial berakibat pada sebuah sampel dari perusahaan yang gagal bayar yang tidak mengubah prosedur akuntingnya karena fleksibilitas akunting yang tersedia kepada para manajer tidak !ukup untuk menunda atau men!egah kegagalan bayar teknis. #eraturan omisi Sekuritas dan %ursa &S>;' S3G, $turan 030B, paragraf &!'

mensyaratkan pengungkapan dari pelanggaran perjanjian yang Ceksis pada tanggal nera!a keuangan diberkaskan paling akhir dan yang mana belum diperbaiki lebih lanjutD. %ila per!epatan dari kewajiban telah dibebaskan, peraturan S>; mensyaratkan pengungkapan jumlah kewajiban dan periode pembebasan. Hugus erja 8su yang Mun!ul menerbitkan B93 30 &1+B9' menjelaskan bahwa pelanggaran perjanjian harus diungkapkan dalam !atatan kaki kepada laporan tahunan perusahaan bila sebuah Cpelanggaran terjadi atau akan terjadi tanpa modifikasi pinjamanD. 6ebih jauh, ketika pelanggaran memberikan hak kepada kreditor untuk menagih hutang, Standar $kunting -inansial (o. :B &1+B3' mensyaratkan bahwa hutang digolongkan sebagai kewajiban saat ini ke!uali surat pernyataan pembebasan tuntutan men!akup lebih dari satu tahun diberikan. 2ntuk membenarkan penggolongan hutang &yang dilanggar' sebagai jangka panjang atau untuk menjelaskan penggolongan ulang hutang sebagai kewajiban saat ini, perusahaan harus mengungkapkan informasi terkait pelanggaran perjanjian dan status surat pernyataan pembebasan tuntutan untuk pelanggaran tersebut.

,iskusi ini ditemukan di ,iskusi dan $nalisis Manajemen atau di !atatan kaki dari pernyataan finansial tahunan perusahaan. #en!arian otomatis dari laporan tahunan perusahaan melalui Sistim #enelitian $kunting Atomatis (asional &($$IS' menghasilkan :50 pelanggaran perjanjian oleh sekitar 300 perusahaan dalam tahun 1+::31++0. 2ntuk memastikan bahwa sebuah perusahaan adalah pelanggar pertama kali didalam periode 1+B031+B+, saya menge!ualikan perusahaan dalam pelanggaran sepanjang tahun 1+::31+:+. 2ntuk memastikan keseragaman lintas perusahaan berhubungan dengan relatif pentingnya beragam prosedur akunting, saya memasukkan hanya perusahaan dalam manufaktur &misalnya, industri S8; 20 sampai 3+'. Sampel akhir dari 130 perusahaan terdiri dari pelanggar pertama kali didalam periode 1+B031+B+ yang ada dalam 8ndustri 4ahunan yang ,iperluas dari ;ompustat atau %erkas #enelitian 4ahunan. #erusahaan dalam sampel akhir diselaraskan dalam waktu kejadian. 4ahun pertama pelanggaran adalah tahun kejadian 0 dalam analisa rangkaian waktu dari pilihan akunting. 4iap tiap tahun kalender dari 1+B0 sampai 1+B+ disajikan dalam sampel akhir dari tahun tahun gagal bayar. (amun, lebih dari 10 persen dari pelanggaran pertama kali terjadi di tahun kalender 1+B5 dan 1+B+ &15.0 dan 19.1 persen, berturut turut'. .uga, perusahaan sampel tidak terdistribusi se!ara merata lintas industri S8; 20 sampai 3+. Meskipun 1: industri S8; dua3 digit terwakili, industri S8; 35 dan 39 memiliki sekitar 00 persen dari perusahaan &1:.: dan 22.0 persen, berturut turut'. #engelompokan industri dan tahun kalender dari sampel gagal bayar menyerupai pengelompokan dari bisnis gagal di tahun 1+B0an seperti dilaporkan dalam ;atatan egagalan %isnis dari orporasi ,un dan %radstreet. Sebuah sampel kontrol dibentuk untuk memperhitungkan kebijakan akunting sekisaran industri. #erusahaan dalam industri yang sama menghadapi masalah kontrak dan pelaporan finansial yang serupa, dan dengan demikian diperkirakan menggunakan kebijakan akunting yang serupa. #erusahaan dalam industri yang sama juga !enderung untuk mengubah prosedur akuntingnya pada saat yang bersamaan sebagai akibat dari perubahan efek ekonomi makro dan7atau perubahan dalam aturan optimal berdasarkan ramalan dari prosedur akunting &misalnya, adopsi 68-A tahun 1+:0 disebabkan peningkatan harga input dan peralihan depresiasi industri baja di tahun 1+90an'. 8ni menyiratkan pen!o!okan perusahaan kontrol terhadap perusahaan gagal bayar berdasarkan industri dan periode waktu. #erusahaan juga !o!ok dalam ukuran karena perusahaan dalam S8; tiga3digit yang sama tetapi berbeda ukuran se!ara potensial dalam industri yang berbeda dan karena studi sebelumnya menemukan hubungan yang negatif antara ukuran perusahaan dan kemungkinan bahwa perusahaan

memakai prosedur peningkatan pendapatan )lihat <atts dan =immerman &1+B9'1. 6ebih lanjut, untuk memastikan bahwa perusahaan kontrol mewakili perusahaan yang bertahan hidup, dan bukannya perusahaan yang pada akhirnya mengajukan kebangkrutan, likuidasi, atau diambil alih, semua perusahaan kontrol diambil dari %erkas 8ndustri 4ahunan yang ,iperluas dari ;ompustat dan bukannya %erkas #enelitian dari ;ompustat. Aleh karena itu, saya membandingkan perusahaan yang gagal bayar dengan semua perusahaan lainnya pada %erkas 8ndustri dari ;ompustat dalam industri S8; tiga3digit yang sama dan memilih sebuah perusahaan kontrol untuk meminimalisasi perbedaan mutlak dalam asset total lima tahun sebelum tahun pertama gagal bayar. ebijakan akunting dari perusahaan kontrol memberikan tolok ukur untuk pilihan akunting yang efisien tanpa manipulasi manajerial. 2ntuk membantu menentukan mengapa perusahaan melanggar pembatasan berbasis akunting, saya melaporkan nilai rerata dari jumlah ukuran kinerja" pertumbuhan penjualan, marjin operasional, item tidak biasa untuk penjualan, operasional yang terhenti untuk penjualan, dan marjin penghasilan bersih. 4abel 1 melaporkan pengukuran kinerja ini untuk tahun tahun kejadian 35 sampai J2 untuk sampel pelanggaran dan kontrol. #engukuran kinerja pelanggaran dan kontrol perusahaan merosot dari tahun tahun 35 sampai 0. #engukuran kinerja untuk sampel pelanggaran merosot lebih !epat. #engukuran kinerja kedua kelompok ini menyimpang di tahun 31. Sementara pengukuran kinerja perusahaan kontrol menjadi setingkat di tahun tahun 31 sampai J2, sampel pelanggaran berlanjut mengalami penurunan pertumbuhan penjualan, marjin keuntungan operasional, dan marjin penghasilan bersih sepanjang tahun J1. emerosotan dalam marjin penghasilan bersih tidak didorong oleh kerugian tidak biasa atau operasional yang terhenti. (ilai rerata untuk item item ini adalah nol untuk semua tahun. ,engan demikian, pelanggaran perjanjian hutang akibat dari kemerosotan kinerja operasional perusahaan ditambah dengan nilai pemanfaatan yang meningkat. Iasio median &angka tengah' sampel pelanggaran dari hutang total terhadap asset total meningkat dari 5: persen di tahun 35 sampai :5 persen di tahun J1. Sementara median asset total perusahaan kontrol hampir berlipat dua, rerata asset total perusahaan yang gagal bayar tidak meningkat sepanjang tahun tahun 35 sampai J2. 4. eskripsi dari pelanggaran perjanjian dan biaya gagal bayar Sebagian besar dari perusahaan yang gagal bayar &+B persen' melaporkan pelanggaran perjanjian dalam kesepakatan pinjaman pribadi. hususnya, +0 persen dari perusahaan yang gagal bayar melaporkan pelanggaran perjanjian dalam kesepakatan pinjaman bank. *anya

tiga perusahaan yang melaporkan pelanggaran perjanjian dalam kesepakatan hutang publik. arena perusahaan sampel adalah pelanggar pertama kali, ini menyiratkan bahwa kesepakatan pinjaman pribadi adalah yang pertama dilanggar. %ila perjanjian pinjaman pribadi memiliki pembatasan yang lebih ketat daripada perjanjian pinjaman publik, kita menduga perjanjian pribadi adalah yang pertama dilanggar. #embatasan yang lebih ketat dalam perjanjian bank pribadi diperkirakan bila para bankir memiliki keuntungan komparatif dalam menangani dan membantu para manajer menangani kesulitan finansial atau bila para kreditor lain mengambil manfaat dari keahlian para bankir seperti pengawasan atas para debitor. #anel $ dalam tabel 2 melaporkan frekuensi pelanggaran dari pembatasan berbasis akunting khusus seperti diungkapkan oleh +B dari perusahaan pelanggar dalam laporan tahunan mereka. arena kebanyakan perusahaan melaporkan pelanggaran lebih dari satu perjanjian berbasis akunting, jumlah total perjanjian berbasis akunting yang dilaporkan sebagai dilanggar &1BB' melampaui jumlah perusahaan yang mengungkapkan informasi pada perjanjian berbasis akunting &+B'. #erusahaan perusahaan ini melaporkan 1B1 pelanggaran dari perjanjian afirmatif dan hanya tujuh pelanggaran dari perjanjian negatif &empat melampaui batas belanja modal dan tiga melampaui batas pinjaman'. #embatasan kekayaan bersih dan modal kerja adalah perjanjian afirmatif yang paling sering dilanggar. Iasio hutang terhadap ekuitas dan perjanjian berbasis pendapatan dilanggar kurang sering. 2ntuk mendokumentasikan biaya gagal bayar untuk sampel saya berupa 130 perusahaan, saya menggunakan diskusi yang ditemukan dalam ,iskusi dan $nalisis Manajemen dan !atatan kaki finansial dalam tahun peristiwa 0 dan J1. >nam puluh tujuh dari perusahaan yang gagal bayar mengungkapkan dalam laporan tahunan mereka bahwa pemberi pinjaman mensyaratkan konsesi untuk meme!ahkan masalah pelanggaran ini. #anel % dari tabel 2 mendokumentasikan frekuensi dari biaya gagal bayar. arena kebanyakan perusahaan melaporkan lebih dari satu tipe biaya gagal bayar, jumlah total biaya gagal bayar yang dilaporkan &10:' melampaui jumlah perusahaan yang mengungkapkan informasi atas biaya gagal bayar &9:'. %iaya gagal bayar yang paling sering dilaporkan termasuk" pengagunan yang meningkat, pembatasan terhadap pinjaman lebih lanjut, dan peningkatan suku bunga. ,alam 35 !ontoh perusahaan gagal bayar yang memberikan pemberi pinjaman bunga sekuritas dalam asset yang sebelumnya tidak dijaminkan dengan pertimbangan untuk surat bebas dari tuntutan atau perubahan terhadap perjanjian yang dilanggar. Sebagai !ontoh, di tahun 1+B2, %4 8ndustries, 8n!. memperoleh amandemen terhadap kreditnya yang beredar

dan perjanjian pinjaman berjangka untuk menghapus pelanggaran perjanjian finansial yang ada. 6aporan tahunan %4 di tahun 1+B2 menyatakan" C,alam pertimbangan untuk amandemen tersebut, #erusahaan menjanjikan agunan tambahan terdiri dari in/entaris yang diimpor, properti yang tidak dijaminkan sebelumnya, pabrik dan peralatan, saham biasa dari anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya, dan merek dagang utama yang terdaftarD. ,alam 31 kasus pemberi pinjaman membatasi pinjaman lebih lanjut dengan perusahaan yang gagal bayar, dan dalam 23 kasus pemberi pinjaman meningkatkan suku bunga. Sebagai !ontoh, di tahun 1+B9 *inderliter 8ndustries, 8n!. melanggar kebanyakan perjanjian finansial dalam perjanjian fasilitas kreditnya. #emberi pinjaman membebaskan pelanggaran perjanjian ini. ,alam pertimbangan untuk pembebasan dari tuntutan, perusahaan setuju untuk mengurangi fasilitas kredit maksimum sampai F 1B juta &dari F 23 juta' dan untuk meningkatkan suku bunga atas fasilitas kredit sampai tingkat prima ditambah 3 persen &dari tingkat prima ditambah 2 persen'. #eningkatan poin satu persen dalam bunga atas F 15 juta saldo berakibat pada peningkatan F 150,000 dalam pembayaran bunga untuk *inderliter di tahun 1+B9. *inderliter juga setuju untuk membayar biaya restrukturisasi satu kali sebesar F 112,000 kepada pemberi pinjaman untuk surat bebas dari tuntutan. %anyak dari biaya gagal bayar yang didokumentasikan dalam tabel 2 tidaklah dapat diukur. (amun, untuk 23 perusahaan yang setuju untuk meningkatkan suku bunga atas utang mereka yang gagal dibayar, biaya bunga yang naik se!ara bertahap dapat diukur. (ilai dolar dari biaya bunga yang naik bertahap berkisar dari F 30,000 sampai F 5,0:1,500. Sebagai persentase dari nilai pasar total dari ekuitas umum, biaya bunga yang naik bertahap berkisar dari 0.2 sampai 20 persen dengan rata rata &angka tengah' sama dengan 3.2 &2.0' persen. arena kebanyakan perusahaan memikul biaya gagal bayar disamping biaya bunga yang naik bertahap ini, dalam keadaan terbaik, merupakan batas bawah atas besaran dari biaya gagal bayar teknis. !. "espons akunting para manajer 2ntuk memberikan gambaran yang lengkap dari respons akunting para manajer untuk gagal bayar yang terjadi kemudian, saya meneliti beberapa pilihan dari metode akunting, perubahan akunting sukarela, perubahan dalam perkiraan, dan waktu dari adopsi perubahan akunting yang wajib. %ila para manajer sudah memilih semua prosedur akunting peningkatan pendapatan yang tersedia di tahun tahun sebelumnya, maka mereka mungkin tidak memiliki fleksibilitas akunting yang tersedia lebih lanjut untuk menghindari gagal bayar teknis yang

berikutnya. Aleh karena itu, saya pertama melaporkan pilihan akunting lima tahun sebelum tahun gagal bayar. edua, saya meneliti perubahan dalam prosedur akunting dalam tahun tahun 35 sampai J2. Saya menyajikan tes lintas bagian yang mengeksplorasi apakah para manajer membuat perubahan akunting ini sebagai tanggapan terhadap pengetatan pembatasan perjanjian hutang atau kemerosotan dalam likuiditas. Saya juga meneliti apakah tanggapan akunting para manajer tergantung pada apakah pemberi pinjaman membebankan biaya gagal bayar dan apakah para manajer memiliki fleksibilitas akunting. $khirnya, untuk memberikan bukti pendukung, saya mendokumentasikan apakah perusahaan yang gagal bayar awalnya mengadopsi metode wajib peningkatan pendapatan. 5.1. Pilihan prosedur akunting lima tahun sebelum gagal bayar 2ntuk keduanya baik sampel gagal bayar maupun sampel kontrol, saya mengumpulkan data atas metode penilaian in/entaris, metode depresiasi, perlakuan kredit pajak in/estasi &84;', dan periode amortisasi untuk biaya pensiun periode sebelumnya dari laporan tahunan dan 103 s. ,i tahun 35, B0 &:1' persen dari perusahaan gagal bayar &kontrol' menggunakan depresiasi garis lurus, :5 &:2' persen menggunakan metode penilaian in/entaris -8-A, 32 &31' persen biaya layanan pensiun sebelum pelunasan dengan angsuran untuk lebih dari 30 tahun, dan +B &+:' persen menggunakan metode pengaliran untuk 84;s. *anya frekuensi dari penggunaan depresiasi garis lurus berbeda se!ara signifikan untuk perusahaan gagal bayar dan perusahaan kontrol di tahun 35. #erusahaan gagal bayar memiliki sedikit peluang untuk meningkatkan penghasilan yang dilaporkan melalui perubahan dalam depresiasi dan metode 84;. (amun, 25 persen dari perusahaan gagal bayar menggunakan 68-A, dan beralih ke -8-A dapat se!ara potensial meningkatkan penghasilan yang dilaporkan@ dan 9B persen dari perusahaan gagal bayar dapat meningkatkan periode yang digunakan untuk melunasi dengan angsuran biaya layanan pensiun sebelumnya sampai ke maksimum diperbolehkan. !.2. Perubahan akunting sukarela !.2.1. Perubahan dalam prosedur akunting ,alam bagian ini saya membandingkan jumlah dan besaran dari perubahan akunting yang dibuat oleh sampel gagal bayar dan kontrol di tahun tahun 35 sampai J2. 2ntuk mengidentifikasi tahun tahun dimana para manajer membuat perubahan akunting, saya menggunakan !atatan kaki ;ompustat. ;atatan kaki ini mengindikasikan apakah pernyataan finansial perusahaan men!erminkan perubahan akunting, sukarela dan7atau wajib. 2ntuk setiap tahun perusahaan yang diidentifikasi, saya memba!a laporan tahunan dan

mendokumentasikan perubahan yang dibuat dan efek yang dilaporkan dari perubahan atas pendapatan bersih dan7atau penghasilan yang ditahan. #erubahan akunting sukarela yang teridentifikasi termasuk perubahan dalam aumsi akunting pensiun dan7atau metode biaya, adopsi atau perluasan 68-A, adopsi atau perluasan -8-A, perubahan metode terdepresiasi, perubahan dalam waktu penyusutan, perubahan dalam perlakuan 84;, dan jenis perubahan akunting ClainD. ,isamping perubahan akunting yang ter!atat, saya juga men!atat likuidasi dari in/entaris 68-A dan pembatalan ren!ana pensiun seperti dilaporkan dalam tahun tahun perubahan akunting dan tahun kejadian 35 dan 0. Hambar 1 menunjukkan waktu perubahan akunting sukarela yang dibuat oleh perusahaan gagal bayar dan kontrol relatif terhadap tahun pertama gagal bayar. #erubahan akunting dipe!ah pe!ah oleh peningkatan pendapatan dan penurunan pendapatan, dimana sebuah perubahan akunting yang dilaporkan untuk meningkatkan &menurunkan' penghasilan bersih, mempertahankan penghasilan, atau penjualan bersih, atau untuk menurunkan &meningkatkan' pembelanjaan digolongkan sebagai peningkatan &penurunan' penghasilan. #erusahaan yang melanggar membuat jumlah yang lebih besar dari perubahan peningkatan pendapatan dalam tahun gagal bayar daripada dalam tahun tahun disekitarnya. #erusahaan yang melanggar membuat dua atau tiga kali lebih banyak perubahan akunting peningkatan pendapatan sebagai perusahaan kontrol dalam tahun tahun kejadian 32 sampai J2. ,alam tahun tahun 0, J1, dan J2, proporsi dari perusahaan pelanggar yang membuat perubahan peningkatan pendapatan se!ara signifikan lebih besar daripada proporsi perusahaan kontrol. *asil hasil ini mendukung hipotesa berbasis perjanjian. 6ebih lanjut, hasil hasil ini konsisten dengan hipotesa bahwa manajer mengubah ke prosedur akunting peningkatan pendapatan sementara dalam gagal bayar teknis. Hambar 2 melaporkan berdasarkan tahun kejadian dan pengambilan sampel dari efek rata rata dan angka tengah &median' penghasilan setelah pajak akibat dari perubahan akunting sukarela. >fek penghasilan digembosi oleh asset total pada tahun perubahan. %ila tidak ada efek yang dilaporkan, saya mengeset efek penghasilan sama dengan nol. Saya mengkalkulasi uji3t dan uji penjumlahan peringkat <il!oKon. Meskipun dalam tahun tahun kejadian 33 sampai J2, efek penghasilan rata rata dan nilai tengah dari sampel gagal bayar adalah lebih besar daripada sampel kontrol, hanya dalam tahun tahun 33 dan J1 besaran dari efek penghasilan se!ara signifikan berbeda untuk sampel gagal bayar dan kontrol. urangnya perbedaan yang signifikan untuk tahun tahun kejadian indi/idual se!ara potensial hasil dari perusahaan gagal bayar yang memanipulasi pendapatan dalam tahun tahun kejadian yang

berbeda atau dari jumlah ke!il pengamatan untuk tiap tahun kejadian. 2ntuk mengatasi kekurangan ini, saya membandingkan perbedaan dalam besaran dari efek penghasilan kumulatif dari perubahan akunting yang dibuat dalam tahun tahun 35 sampai J2. >fek kumulatif dari perubahan akunting yang dibuat oleh perusahaan dalam sampel gagal bayar &rerata L 0.B0, nilai tengah L 0.00' se!ara signifikan lebih besar daripada efek kumulatif dari perubahan akunting yang dibuat oleh perusahaan dalam sampel kontrol &rerata L 30.02, nilai tengah L 0.00' pada tingkat 1 persen menggunakan apakah uji3t &statistik3t sama dengan 3.30' atau uji penjumlahan peringkat <il!oKon &statistik <il!oKon sama dengan 3.52'. 2ntuk menge/aluasi signifikansi ekonomi dari perubahan akunting, bagian 9 mendokumentasikan apakah untuk sub sampel dari 22 perusahaan, efek penghasilan dari perubahan akunting men!ukupi untuk menunda kegagalan bayar teknis untuk satu atau lebih periode akunting. Seperti dilaporkan dalam kolom CtotalD pada tabel 3, perusahaan gagal bayar membuat 205 perubahan akunting sukarela dan 155 &:9 persen' dari ini adalah peningkatan penghasilan. Sedangkan, perusahaan kontrol membuat 119 perubahan akunting dan hanya 9B &5+ persen' adalah peningkatan penghasilan. #roporsi dari perubahan peningkatan penghasilan yang dibuat oleh sampel pelanggaran pada tahun tahun 35 sampai J2 berbeda se!ara signifikan &pada tingkat 1 persen' dari proporsi yang dibuat oleh sampel kontrol. 4abel 3 juga melaporkan frekuensi dari perubahan akunting khusus yang dibuat oleh perusahaan pelanggar dan kontrol. arena B0 persen dari perusahaan gagal bayar menggunakan depresiasi garis lurus dan +B persen menggunakan metode pengaliran di tahun 35, perusahaan gagal bayar memiliki sedikit peluang untuk meningkatkan penghasilan yang dilaporkan melalui perubahan dalam depresiasi dan metode 84;. ,engan demikian, jumlah depresiasi dan perubahan 84; yang dibuat oleh sampel gagal bayar dan kontrol tidak berbeda se!ara signifikan dalam periode sampel. 4ipe perubahan sukarela yang khusus yang berbeda se!ara signifikan termasuk perubahan dalam asumsi pensiun dan7atau metode biaya, pembatalan pensiun, adopsi atau perluasan -8-A, likuidasi dari in/entaris 68-A, dan perubahan akunting yang dikategorikan sebagai ClainnyaD. ,engan tiadanya insentif untuk memanipulasi angka angka yang dilaporkan karena kedekatan terhadap pembatasan perjanjian hutang, para manajer dari perusahaan yang gagal bayar memiliki insentif untuk mengalihkan ke perangkat yang paling efisien dari kebijakan akunting untuk perusahaan mereka yang se!ara finansial tertekan. Sebagai !ontoh, 9+ likuidasi 68-A oleh perusahaan yang gagal bayar se!ara potensial men!erminkan keputusan optimal oleh manajer untuk menurunkan tingkat in/entaris selama periode kemerosotan

pertumbuhan penjualan. -akta bahwa sampel pelanggaran se!ara signifikan memiliki jumlah yang lebih besar likuidasi in/entaris 68-A daripada sampel kontrol se!ara potensial dijelaskan oleh fakta bahwa pertumbuhan penjualan perusahaan gagal bayar merosot lebih !epat daripada perusahaan kontrol &lihat tabel 1'. Sama juga, 93 perubahan yang terkait pensiun oleh perusahaan yang gagal bayar se!ara potensial men!erminkan kontrak ulang optimal dari tunjangan pensiun antara perusahaan yang se!ara finansial tertekan dan para pegawai mereka. #erubahan terkait 68-A dan terkait pensiun ini tidak hanya meningkatkan penghasilan yang dilaporkan, tetapi juga menurunkan aliran kas. emerosotan dalam posisi likuiditas dari perusahaan yang gagal bayar di tahun tahun dari 35 sampai 0 &lihat tabel 1' se!ara potensial memoti/asi para manajer untuk membuat perubahan yang terkait 68-A dan yang terkait pensiun. #anel % dari tabel 3 melaporkan perubahan akunting yang digolongkan oleh efek aliran kas mereka yang diperkirakan. ategori Ctidak meningkatD termasuk adopsi atau ategori CmeningkatD meliputi perluasan -8-A, perubahan terkait depresiasi, perubahan dalam metode untuk in/estasi kredit pajak, dan kebanyakan dari perubahan akunting Cyang lainD. perubahan dalam asumsi pensiun dan7atau metode biaya, pembatalan ren!ana pensiun, adopsi atau perluasan 68-A, dan likuidasi 68-A. #erusahaan yang melanggar membuat jumlah yang lebih besar se!ara signifikan dari perubahan akunting peningkatan kas dan bukan peningkatan kas daripada perusahaan kontrol. -rekuensi yang lebih besar dari perubahan akunting peningkatan penghasilan, bukan peningkatan kas yang dibuat oleh sampel pelanggar adalah konsisten dengan hipotesa bahwa para manajer dari perusahaan pelanggar membuat beberapa perubahan akunting untuk memperke!il kemungkinan pelanggaran teknis. -rekuensi yang lebih besar dari perubahan akunting peningkatan penghasilan, peningkatan kas yang dibuat oleh sampel pelanggar adalah konsisten dengan dua hipotesa" &i' para manajer dari perusahaan pelanggar membuat beberapa perubahan akunting untuk memperke!il kemungkinan pelanggaran teknis, dan &ii' para manajer dari perusahaan pelanggar membuat beberapa perubahan akunting untuk mengimbangi penurunan dalam likuiditas. 5.2.2. Analisis lintas bagian dari perubahan akunting sukarela 2ntuk membantu membedakan antar hipotesa alternatif ini, saya meneliti hubungan antara besaran dari efek penghasilan akibat dari perubahan akunting dan peningkatan dalam keketatan pembatasan perjanjian hutang dan kemerosotan dalam likuiditas. %ila para manajer mengubah prosedur akunting karena pengetatan pembatasan perjanjian hutang dan7atau

kemerosotan dalam likuiditas, maka besaran dari efek penghasilan akibat dari perubahan akunting seharusnya se!ara langsung terkait dengan besaran dari perubahan dalam keketatan dari pembatasan perjanjian hutang dan7atau kemerosotan dalam likuiditas. 2ntuk menyelidiki efek marjinal dari dua motif atas keputusan akunting para manajer ini, saya memperkirakan regresi berikut ini" &MM.-AIM26$MM' dimana >ffe!tft adalah besaran dari efek penghasilan akibat dari sebuah perubahan akunting oleh perusahaan j dalam tahun t. 4iap tiap perubahan akunting yang dibuat oleh perusahaan j diperlakukan sebagai sebuah pengamatan yang terpisah. Iegresi diperkirakan menggunakan data dalam tahun dari perubahan akunting. 8ntersepsi dan peubah kemiringan &slope dummies' digunakan untuk menetapkan apakah para manajer dari perusahaan gagal bayar dan kontrol menanggapi se!ara berbeda terhadap pengetatan pembatasan perjanjian hutang dan7atau penurunan dalam posisi likuiditas perusahaan. ,jdefault sama dengan satu untuk perusahaan dalam sampel gagal bayar dan nol untuk perusahaan kontrol. arena mayoritas dari perusahaan yang gagal bayar melanggar perjanjian kekayaan bersih &lihat tabel 2', perubahan dalam kekayaan bersih dinormalkan oleh asset total &N(et <orthjt' wakil untuk peningkatan dalam keketatan dari pembatasan perjanjian hutang perusahaan. Makin besar penurunan dalam kekayaan bersih, makin besar efek penghasilan akibat dari perubahan akunting peningkatan penghasilan yang diperlukan untuk mengimbangi keketatan yang meningkat dari pembatasan perjanjian hutang. (amun, penurunan dalam kekayaan bersih juga menandakan penurunan dalam kinerja perusahaan. ,engan demikian, hubungan negatif antara >ffe!tjt dan N(et<orthjt konsisten dengan para manajer mengubah ke prosedur akunting peningkatan pendapatan untuk CmelonggarkanD pembatasan perjanjian hutang yang makin ketat dan7atau untuk mengimbangi kinerja perusahaan yang buruk. 8nsentif manajer untuk mengimbangi kinerja yang buruk mun!ul dari apakah kontrak kompensasi berbasis penghasilan )lihat *ealy &1+B5'1 atau dari manfaat yang dikaitkan dengan pelaporan dengan mulus penghasilan yang meningkat per saham )lihat %arth, >lliott, dan -inn &1++3'1. 8nsentif ini memikat para manajer untuk membuat perubahan peningkatan pendapatan hanya ketika penghasilan per saham adalah positif. etika penghasilan per saham adalah negatif, para manajer memiliki insentif untuk mengambil sebuah Cmandi penghasilanD. Median penghasilan sampel yang gagal bayar adalah negatif dalam tahun tahun 31 sampai J1 &lihat tabel 1'. ,engan demikian, dalam tahun tahun 31 sampai J1 insentif para

manajer untuk membuat perubahan akunting peningkatan pendapatan harus mun!ul dari pengetatan pembatasan perjanjian hutang dan ketakutan akan kehilangan pekerjaan mereka. Hilson &1+B+' mendokumentasikan bahwa ketika perusahaan apakah dalam kondisi gagal bayar, bangkrut, atau merestrukturisasi hutang untuk menghindari kebangkrutan, 52 persen dari perusahaan mengalami perubahan manajemen senior. Hilson menambahkan bahwa ini lebih besar dari dua kali frekuensi penjualan in/entaris &turno/er' dalam perusahaan dengan kinerja operasional yang serupa yang tidak dalam kondisi gagal bayar, bangkrut, atau merestrukturisasi hutang untuk menghindari kebangkrutan. ,engan demikian, gagal bayar meningkatkan kemungkinan para manajer kehilangan pekerjaan mereka. #erubahan dalam pengoperasian aliran kas ternormalisasi oleh asset total &N6iOuidityjt' digunakan sebagai wakil untuk perubahan dalam sebuah posisi likuiditas perusahaan. Makin besar kemerosotan dalam pengoperasian aliran kas, makin besar efek penghasilan akibat dari perubahan akunting peningkatan kas yang diperlukan untuk mengimbangi kemerosotan dalam likuiditas. ,engan demikian, hubungan negatif antara >ffe!t jt dan N6iOuidityjt bisa diperkirakan. arena hubungan antara >ffe!t jt dan N6iOuidityjt hanya bisa diperkirakan bila perubahan akunting memiliki efek aliran kas, N6iOuidity jt dikalikan dengan sebuah /ariabel peubah &dummy', ,!ashflow. ,!ashflow sama dengan satu bila obser/asi perubahan akunting diduga memiliki efek aliran kas positif &misalnya, perubahan terkait pensiun dan terkait 68-A' dan nol bila sebaliknya. *asilnya disajikan dalam tabel 0. Sementara perusahaan kontrol tidak, perusahaan gagal bayar membuat perubahan akunting peningkatan pendapatan dalam periode waktu yang diteliti &misalnya, a0 se!ara tidak signifikan berbeda dari nol pada tingkat kon/ensional@ a0 J a1 se!ara signifikan positif pada tingkat 1 persen'. (amun, setelah pengontrolan untuk efek marjinal dari perubahan dalam kekayaan bersih dan pengoperasian aliran kas, efek penghasilan rata rata akibat dari perubahan akunting indi/idual yang dibuat oleh perusahaan gagal bayar tidak se!ara signifikan lebih besar daripada efek penghasilan rata rata akibat dari perubahan akunting indi/idual yang dibuat oleh perusahaan kontrol &misalnya, a 1 tidaklah se!ara signifikan berbeda dari nol pada tingkat kon/ensional'. Sementara para manajer dari perusahaan gagal bayar menanggapi perubahan dalam kekayaan bersih, para manajer dari perusahaan kontrol tidak &misalnya, a2 J a3 se!ara signifikan negatif, a2 tidak se!ara signifikan berbeda dari nol pada tingkat kon/ensional'. (amun, perusahaan gagal bayar tidak merespons dalam !ara yang se!ara signifikan berbeda untuk mengubah dalam kekayaan bersih daripada perusahaan kontrol &misalnya, a3 tidak se!ara signifikan berbeda dari nol

pada tingkat kon/ensional'. *asil yang disajikan dalam tabel 0 juga gagal mendukung hipotesa bahwa para manajer dari perusahaan gagal bayar dan kontrol merespons perubahan dalam aliran kas operasional &misalnya, a0 dan a0 J a5 se!ara tidak signifikan berbeda dari nol pada tingkat kon/ensional'. Se!ara ringkas, hasil yang disajikan dalam tabel 0 gagal untuk memberikan bukti yang meyakinkan bahwa para manajer dari perusahaan yang gagal bayar membuat perubahan akunting peningkatan pendapatan untuk mengimbangi pengetatan pembatasan perjanjian hutang. Meskipun perusahaan mereka makin dekat untuk melanggar perjanjian kekayaan bersih, para manajer dari perusahaan yang gagal bayar tidak merespons lebih terhadap kemerosotan dalam kekayaan bersih daripada manajer dari perusahaan kontrol. ,isamping itu, tabel 0 tidak memberikan bukti untuk mendukung dalil bahwa perbedaan dalam jumlah dan besaran dari perubahan peningkatan pendapatan yang dibuat oleh sampel gagal bayar dan kontrol dijelaskan oleh perbedaan dalam keadaan aliran kas mereka. (amun untuk spesifikasi dari persamaan &1' untuk memberikan tes yang ampuh dari hubungan antara keputusan akunting para manajer dan pengetatan pembatasan, para manajer harus merespons se!ara sejaman terhadap perubahan dalam pengetatan pembatasan perjanjian hutang dan likuiditas. %ila para manajer mengantisipasi perubahan dalam kondisi perusahaan atau bila manajer merespons dalam !ara yang ketinggalan jaman terhadap perubahan dalam kondisi perusahaan, maka spesifikasi ini kurang ampuh. Mengingat sangat mahal untuk mengubah prosedur akunting, ke!il kemungkinan bahwa manajer merespons dalam !ara yang sepenuhnya sejaman terhadap perubahan dalam situasi perusahaan )lihat Sweeney &1++2'1. 5.2.3. #iaya gagal bayar dan $leksibilitas akunting *anya 53 dari 130 perusahaan gagal bayar membuat perubahan akunting dalam tahun tahun yang diteliti. Saya berhipotesa bahwa respons akunting para manajer tergantung pada apakah biaya gagal bayar dibebankan oleh kreditor dan apakah para manajer memiliki fleksibilitas akunting yang tersedia. 2ntuk menguji hipotesa ini, saya membandingkan respons akunting dari perusahaan gagal bayar yang memiliki fleksibilitas akunting dan memikul biaya gagal bayar terhadap respons akunting dari perusahaan gagal bayar yang tidak memiliki fleksibilitas akunting dan7atau memikul biaya gagal bayar. >fek penghasilan kumulatif rata rata dari semua perubahan akunting yang dibuat dalam tahun tahun 31 sampai J1 oleh 50 perusahaan yang memikul biaya gagal bayar dan memiliki fleksibilitas akunting adalah 1.+5 persen dari asset total, sementara efek kumulatif rata rata untuk :9 perusahaan

yang tidak memikul biaya gagal bayar dan7atau tidak memiliki fleksibilitas akunting hanyalah 0.39 persen dari asset total. #erbedaan dalam rata rata se!ara statistik signifikan pada tingkat 2 persen menggunakan tes berekor dua &statistik3t sama dengan 2.02'. Saya juga mengkalkulasi statistik !hi3kuadrat untuk menguji independensi dari respons akunting perusahaan &mengubah ke prosedur peningkatan pendapatan' dan apakah perusahaan memiliki fleksibilitas akunting dan memikul biaya gagal bayar. 4es !hi3kuadrat menolak kosongnya independensi pada tingkat 5 persen. *asil ini mendukung hipotesa bahwa para manajer perusahaan yang memiliki fleksibilitas akunting dan memikul biaya gagal bayar lebih mungkin untuk membuat perubahan akunting peningkatan pendapatan sebagai respons terhadap pengetatan pembatasan perjanjian hutang daripada manajer perusahaan yang tidak memiliki fleksibilitas akunting dan7atau tidak memikul biaya gagal bayar. !.3. Perubahan akunting %ajib #erubahan akunting wajib juga diteliti karena manajer memiliki pertimbangan terhadap waktu dari pengadopsian mereka. #erubahan wajib yang di!atat meliputi" S-$S 13 &kapitalisasi dari sewa', S-$S 30 &kapitalisasi bunga', S-$S 03 &absen yang dikompensasi', S-$S 52 &penukaran mata uang asing', S-$S B9 &biaya pengembangan dari perangkat lunak komputer', S-$S B: dan BB &akunting pensiun', dan S-$S +9 &pajak penghasilan'. 4idak ada perbedaan yang signifikan antara proporsi perusahaan gagal bayar dan kontrol yang mengadopsi metode wajib khusus dalam tahun tahun sampel. Sampel gagal bayar mengadopsi 10B metode akunting wajib dalam tahun tahun 35 sampai J2 dan sampel kontrol mengadopsi 100. 2ntuk kedua sampel &kurang lebih' 50 persen dari metode yang diadopsi adalah peningkatan pendapatan. industri dan periode waktu. 2ntuk memberikan bukti yang mendukung bahwa para manajer dari perusahaan gagal bayar mengubah keputusan akunting mereka merespons gagal bayar teknis berikutnya, saya mendokumentasikan apakah para manajer dari perusahaan yang gagal bayar memper!epat &menunda' pengadopsian dari perubahan akunting wajib yang meningkatkan &menurunkan' penghasilan. Saya menggolongkan tiap perubahan wajib berdasarkan efek penghasilannya dan berdasarkan waktu pengadopsiannya. Metode wajib yang diadopsi sebelum tanggal efektif dari #ernyataan Standar $kunting -inansial &S-$S' dianggap sebagai adopsi awal. Saya menyusun tabel 2K2 dan mengkalkulasi statistik !hi3kuadrat. Statistik !hi3kuadrat yang emiripan dalam metode wajib khusus yang diadopsi oleh perusahaan gagal bayar dan kontrol tidak mengejutkan karena sampel di!o!okkan dengan

disajikan dalam tabel 5, panel $ dan %, menguji hipotesa nol bahwa tidak ada hubungan antara waktu pengadopsian dari perubahan wajib dan efek penghasilan akibat dari perubahan ini. #ada panel $ statistik !hi3kuadrat untuk sampel pelanggaran adalah :.09, signifikan pada tingkat 0.01. 8ni menyiratkan bahwa perusahaan gagal bayar memper!epat &menunda' pengadopsian dari metode wajib peningkatan &penurunan' pendapatan. 2ntuk perbandingan, panel % dari tabel 5 menyajikan statistik !hi3kuadrat untuk sampel kontrol. Statistik !hi3 kuadrat hanya 0.009, tidak signifikan pada tingkat kon/ensional. ,engan demikian, untuk perusahaan kontrol tidak ada hubungan yang signifikan antara adopsi awal dari metode wajib dan efek penghasilan dari metode tersebut. *asil hasil ini memberikan bukti yang mendukung bahwa para manajer dari perusahaan yang gagal bayar mengubah keputusan akunting mereka menanggapi gagal bayar teknis berikutnya. &. Analisa kasus 2ntuk mendokumentasikan apakah perubahan akunting sebenarnya menunda kegagalan bayar, dalam bagian ini saya meneliti 22 perusahaan gagal bayar se!ara rin!i. #erusahaan yang diteliti mengungkapkan dalam laporan tahunan mereka tingkat pemi!u atau batas dari pembatasan berbasis akunting yang dilanggar. ,alam bagian ini, saya juga meneliti keputusan para manajer untuk tidak mengadopsi -8-A. #enelitian yang rin!i ini mendokumentasikan pertukaran yang dihadapi manajer antara biaya pajak dari pengadopsian -8-A dan manfaat dari menunda gagal bayar teknis melalui pengadopsian -8-A. ,alam bagian ini, saya berfokus pada keputusan akunting dari para manajer dalam tahun tahun kejadian 31 sampai J1. arena batasan yang dilanggar dalam tahun kejadian 0 tidak harus sama dengan batasan se!ara efektif dalam tahun tahun sebelumnya, analisa sebelum tahun 31 tidaklah tepat. (amun, mungkin bahwa sebelum tahun kejadian 0, para manajer dari perusahaan ini menunda gagal bayar teknis untuk satu atau lebih periode akunting. ,engan demikian, jumlah perusahaan yang ditemukan menunda gagal bayar teknis dalam tahun 0 ada dalam batas bawah dari jumlah total perusahaan yang sebenarnya menunda gagal bayar teknis. 4abel 9 meringkaskan penelitian saya dari perusahaan perusahaan ini. #anel $ menyediakan statistik agregat. arena perusahaan perusahaan ini melaporkan batasan dari pembatasan berbasis akunting yang dilanggar, saya dapat mengkalkulasi efek penghasilan yang diperlukan untuk menunda gagal bayar teknis. Iata rata efek yang dipersyaratkan adalah 21.B persen dari asset total, sementara efek penghasilan rata rata dari keputusan

manajer dalam tahun tahun 31 sampai J1 hanyalah 1.9 persen dari asset total. Seperti dilaporkan dalam panel $, perusahaan yang tidak membuat perubahan akunting pada tahun tahun 31 sampai J1 memerlukan penghasilan setara dengan 25 persen dari asset total untuk menunda gagal bayar teknis, sedangkan perusahaan yang membuat perubahan akunting memerlukan 1+.9 persen dan perusahaan yang menunda gagal bayar teknis memerlukan hanya 0.+ persen. %ukti ini menyiratkan bahwa hanya perusahaan dengan efek penghasilan yang diperlukan ke!il saja yang sebenarnya menunda gagal bayar teknis untuk satu atau lebih kuartal melalui perubahan akunting. #anel % dari tabel 9 memberikan detil atas perusahaan indi/idual. ,ua belas dari 22 perusahaan membuat perubahan akunting peningkatan pendapatan dalam tahun tahun kejadian 31 sampai J1. *anya satu perusahaan yang membuat perubahan penurunan pendapatan dalam tahun tahun kejadian 31 sampai J1. *asilnya menunjukkan bahwa lima perusahaan menunda gagal bayar teknis untuk satu atau lebih kuartal. $liran kas se!ara potensial meningkat karena perubahan akunting untuk lima perusahaan &bukan lima yang sama yang menunda gagal bayar teknis', dan untuk tiga perusahaan keputusan para manajer se!ara potensial menurunkan aliran kas &melalui peningkatan pajak'. eputusan para manajer tidak memiliki efek yang signifikan atas aliran kas atau waktu dari gagal bayar teknis untuk enam perusahaan yang tersisa yang membuat perubahan akunting dalam tahun tahun kejadian 31 sampai J1. arakter miring dalam tabel 9 adalah tujuh !ontoh dimana para manajer seharusnya bisa beralih ke prosedur akunting peningkatan pendapatan, tetapi memilih tidak untuk mengalihkannya. >nam dari tujuh terlibat dalam pengadopsian -8-A. ,alam empat !ontoh pengalihan ke -8-A akan memerlukan biaya pajak yang signifikan dan pemberi pinjaman membebankan biaya gagal bayar minimal. ,alam satu !ontoh, pengalihan ke -8-A tidak akan meningkatkan kekayaan bersih yang !ukup untuk menunda gagal bayar teknis. Maka, manajer memilih tidak untuk beralih. ,an dalam !ontoh lain, pengalihan ke -8-A akan menurunkan penghasilan yang dilaporkan. asus terakhir melibatkan pengalihan yang mungkin ke depresiasi garis lurus untuk menunda gagal bayar teknis dari sebuah perjanjian modal kerja. (amun, pengalihan ke depresiasi garis lurus se!ara potensial menurunkan asset saat ini melalui efeknya pada pekerjaan3dalam3proses dan in/entaris barang jadi. ,engan demikian, dalam tiap !ontoh keputusan para manajer untuk tidak mengalihkan prosedur akunting adalah rasional, apakah karena, faktanya, pengalihan tidak akan menunda gagal bayar atau karena pengalihan memerlukan biaya pajak yang signifikan.

Se!ara keseluruhan bukti kasus mengindikasikan bahwa keputusan para manajer dipengaruhi oleh pertimbangan aliran kas. ,alam empat !ontoh para manajer seharusnya bisa menunda gagal bayar teknis, tetapi pengalihan ke -8-A akan berakibat pada hilangnya pengembalian pajak dan kas ke perusahaan. ,engan demikian, para manajer memilih tidak beralih ke -8-A untuk menunda gagal bayar teknis. 6ima perusahaan menunda gagal bayar teknis untuk satu atau lebih kuartal melalui keputusan akunting para manajer, tetapi tidak satupun dari keputusan ini berakibat pada efek aliran kas negatif &misalnya, tidak ada peningkatan pajak'. '. "ingkasan dan kesimpulan Sebuah hipotesa yang sudah mapan dalam literatur akunting adalah bahwa para manajer mengubah kebijakan akunting untuk menghindari pembatasan berbasis akunting yang ditemukan dalam perjanjian hutang. %ukti empiris yang masih ada !ampur aduk. ,engan meneliti rangkaian waktu dari keputusan akunting para manajer sebelum dan sesudah perusahaan melanggar pembatasan berbasis akunting yang ditemukan dalam perjanjian hutang, makalah ini memberikan hubungan yang langsung antara perubahan akunting dan kedekatan ke pembatasan perjanjian hutang. Saya mendokumentasikan bahwa para manajer dari perusahaan yang gagal bayar membuat jumlah yang lebih besar dari perubahan akunting peningkatan pendapatan relatif terhadap manajer dari perusahaan kontrol, sesuai dengan industri, ukuran, dan periode waktu. ,alam perbandingan dengan para manajer dari perusahaan kontrol, manajer dari perusahaan yang gagal bayar membuat jumlah yang lebih besar dari perubahan akunting peningkatan kas dan peningkatan non kas pada tahun tahun disekitar gagal bayar teknis. (amun, analisa lintas bidang dari perubahan akunting indi/idual gagal untuk memberikan bukti yang konklusif bahwa manajer dari perusahaan yang gagal bayar membuat perubahan akunting peningkatan pendapatan untuk mengimbangi pengetatan pembatasan perjanjian hutang. Meskipun perusahaan mereka makin dekat untuk melanggar perjanjian kekayaan bersih, manajer dari perusahaan yang gagal bayar tidak merespons lebih terhadap kemerosotan dalam kekayaan bersih daripada manajer dari perusahaan kontrol. Melalui analisa kasus, saya meneliti apakah perubahan akunting menunda gagal bayar teknis, dan saya mendokumentasikan apakah para manajer menimbang konsekuensi aliran kas dari prosedur akunting yang berubah terhadap manfaat dari gagal bayar teknis yang tertunda. #ada 5 dari 22 kasus yang diteliti efek penghasilan dari perubahan akunting adalah

memadai untuk menunda gagal bayar teknis untuk satu atau lebih periode akunting. Manajer memilih untuk mengalihkan prosedur akunting dan menunda gagal bayar teknis ketika tidak ada efek aliran kas negatif yang signifikan dikaitkan dengan pengalihan akunting. etika pengalihan menunda gagal bayar teknis, tetapi memerlukan aliran kas &pajak' yang signifikan, manajer tidak mengalihkan prosedur akunting. ,engan demikian, bukti kasus konsisten dengan manajer yang bertindak se!ara rasional berkaitan dengan pilihan metode akunting dan efek aliran kas yang terkait. Se!ara agregat, makalah ini memberikan bukti langsung yang mendukung hipotesa berbasis perjanjian bahwa para manajer dari perusahaan yang mendekati gagal bayar teknis merespons dengan perubahan akunting peningkatan pendapatan. 6ebih jauh, makalah ini memperluas literature yang ada dengan menyediakan bukti bahwa respons akunting dari para manajer tergantung pada apakah biaya gagal bayar dibebankan oleh kreditor, apakah para manajer memiliki fleksibilitas akunting, dan apakah biaya pajak yang signifikan dikaitkan dengan perubahan akunting yang tersedia.

Anda mungkin juga menyukai