Anda di halaman 1dari 2

Kriteria Aktiva Tetap

Menurut Munawir (2014:280) Aktiva tetap memiliki kriteria di antaranya :

1. Berwujud : maksudnya aset tersebut berupa barang berwujud fisik, bukan sesuatu yang tidak
berwujud fisik seperti goodwill, hak paten, dan lainnya. Berdasarkan wujudnya, aktiva tetap
dibagi menjadi 2, yaitu aktiva berwujud (tangible asset) dan aktiva tidak berwujud (intangible
asset).
a. Aktiva berwujud mengacu pada aset dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dulu
yang digunakan dalam proses produksi, yang tidak dimaksudkan untuk dijual kembali
dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan memiliki manfaat lebih dari satu tahun
seperti tanah, bangunan, dan peralatan.
b. Aktiva tidak berwujud merupakan aset jangka panjang yang tidak disimpan untuk dijual
dalam kegiatan bisnis perusahaan dan tidak memiliki bentuk fisik seperti hak cipta,
paten, dan goodwill.
2. Umurnya lebih dari satu tahun : maksudnya aset ini harus dapat digunakan dalam operasi lebih
dari satu tahun atau satu periode akuntansi. Jika suatu aset memiliki bentuk fisik, tetapi
manfaatnya kurang dari satu tahun maka aset tersebut tidak dapat digolongkan sebagai aset
tetap. Misalnya kertas, pensil, penghapus, dan sebagainya. Umur yang dimaksud disini yaitu
umur ekonomis, bukan umur teknis. Dimana umur ekonomis ini ialah jangka waktu
pemanfaatan suatu aset secara ekonomis oleh perusahaan.
3. Digunakan dalam operasi perusahaan : maksudnya aset ini harus dapat digunakan dalam
kegiatan operasi perusahaan untuk menghasilkan profit. Jika suatu aset memiliki umur lebih dari
satu tahun dan berwujud, tetapi rusak dan tidak dapat diperbaiki maka barang tersebut harus
segera dikeluarkan dari golongan aset tetap.
4. Tidak diperjual belikan : maksudnya aset perusahaan yang berwujud dan berumur lebih dari
satu tahun tidak dapat dijual kembali oleh perusahaan. Jika aset tersebut dibeli untuk dijual
kembali, maka barang tersebut tidak dapat digolongkan ke dalam aset tetap. Barang tersebut
termasuk ke dalam golongan persediaan.
5. Material : maksudnya aset yang berumur lebih dari satu tahun dan digunakan dalam operasi
perusahaan tetapi harga per unitnya atau harga totalnya relative tidak terlalu besar dibanding
total aset perusahaan, tidak perlu digolongkan ke dalam aset tetap. Misalnya pulpen, pensil,
meja, jam, dan sebagainya. Sebenarnya tidak terdapat ketentuan minimal suatu aset dapat
digolongkan ke dalam aset tetap, semua itu tergantung dengan kebijakan setiap perusahaan
dalam menggolongkannya.
6. Dimiliki perusahaan : maksudnya aset berwujud dan memiliki umur lebih dari satu tahun tidak
dapat digolongkan ke dalam aset tetap jika barang tersebut merupakan barang sewaan dari
perusahaan lain. Misalnya kendaraan sewaan yang digunakan untuk jangka panjang, tetap tidak
dapat dimasukkan ke dalam aset tetap.
Penggolongan Aktiva Tetap

Menurut Niswonger, et al (2013; 506) aktiva tetap digolongkan sebagai berikut :

1. Tanah : bidang terhampar yang merupakan tempat berdirinya suatu lahan yang masih kosong.
Pencatatannya berdasarkan akuntansinya harus dipisahkan apabila ada lahan yang ada di
atasnya didirikan bangunan, dari lahan itu sendiri khususnya bangunan yang dianggap sebagai
bagian dari lahan tersebut atau yang dapat mengingatkan nilai gunanya dapat digolongkan
kedalam nilai lahan.
2. Bangunan : segala bangunan yang dimiliki perusahaan baik berupa gedung, kantor, gudang,
pabrik, perumahan dan bangunan lain. Pencatatannya harus terpisah dari lahan yang menjadi
lokasi bangunan tersebut.
3. Peralatan : peralatan yang digunakan untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Merupakan alat
vital dalam proses operasi perusahaan.
4. Kendaraan : semua jenis transportasi yang digunakan dalam proses pengangkutan meliputi
mobil, truk, sepeda motor dan angkutan lainnya yang digunakan dalam kegiatan operasional
perusahaan

CARA MENENTUKAN METODE UNTUK PERUSAHAAN

Penggunaan metode depresiasi biasanya disesuaikan dengan jenis dan proses bisnis
perusahaan. Pilihan metode penyusutan tergantung pada bagaimana perusahaan mengharapkan
untuk memanfaatkan manfaat dari aset yang berumur panjang dari waktu ke waktu. Adanya
metode perhitungan ini diharapkan pebisnis dapat mudah melakukan perhitungan penyusutan
aset perusahaan, tetapi sebelumnya sesuaikan terlebih dahulu dengan jenis metode apa yang
berguna dan bermanfaat bagi perusahaan Anda.
Untuk mengefisiensi beban pajak sebelum menentukan metode penyusutan mana yang akan
digunakan, terlebih dahulu haruslah melihat kondisi dari perusahaan yang bersangkutan. Jika
kondisi perusahaan laba dan besarnya penghasilan kena pajak telah mencapai tariff pajak
tertinggi maka metode saldo menurun lebih menguntungkan. Tetapi sebaliknya jika kondisi
perusahaan rugi maka lebih baik menggunakan metode garis lurus.

Anda mungkin juga menyukai